• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis dan Persepsi Petani Terhadap Pemakaian Pestisida dan Pupuk Pada Tanaman Cabai di Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis dan Persepsi Petani Terhadap Pemakaian Pestisida dan Pupuk Pada Tanaman Cabai di Kabupaten Karo"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Cabai, Pestisida dan Pupuk 2.1.1. Cabai

Menurut Samadi (1997) tanaman cabai (Capsicum annum L) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang tergolong pada tanaman semusim. Adapun klasifikasi tanaman cabai adalah sebagai berikut

Kingdom = Plantae

Divisi = Spermatophyta Subdivisi = Angiospermae Kelas = Dicotyledoneae Upakelas = Sympetalae

Ordo = Tubiflorae (Solanales) Famili = Solanaceae

Genus = Capsicum

Spesies = Capsicum annum L

(2)

2.1.2. Pestisida

Pestisida secara umum berarti pembunuh hama (pest: hama dan cide: membunuh). Pestisida adalah semua zat kimia atau bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk beberapa tujuan berikut :

1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman, bagian tanaman, atau hasil-hasil pertanian.

2. Memberantas rerumputan.

3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan.

4. Mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman (tetapi tidak termasuk dalam golongan pupuk).

5. Memberantas atau mencegah hama-hama luar pada hewan piaraan dan ternak. 6. Memberantas hama-hama air.

7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik dalam rumah tangga, bangunan, dan alat-alat angkutan.

8. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang bisa menyebabkan penyakit pada manusia.

Pestisida berdasarkan hama sasaran dapat digolongkan menjadi beberapa jenis, yaitu :

1. Insektisida

(3)

2. Nematisida

Nematisida adalah jenis pestisida untuk membasmi hama cacing. Hama ini sering merusak bagian umbi tanaman atau akar. Contohnya adalah oksamil dan natrium metam.

3. Rodentisida

Rodentisida adalah pestisida yang digunakan untuk memberantas binatang pengerat, contohnya adalah tikus. Contoh rodentisida adalah warangan (senyawa arsen) dan thalium sulfat.

4. Herbisida

Herbisida adalah pestisida untuk membasmi tumbuhan liar atau gulma pengganggu tanaman. Contohnya adalah amonium sulfonat, pentaklorefenol, gramoxone dan totacol.

5. Fungisida

Fungisida merupakan jenis pestisida yang digunakan untuk memberantas fungi atau jamur. Contohnya adalah natrium dikromat, timbel (I) oksida, tembaga oksiklorida dan carbendazim.

(4)

Dalam pengendalian OPT secara kimiawi, sebaiknya dipilih pestisida yang memiliki sifat selektif, selektivitas pestisida adalah pengaruh maksimum suatu jenis pestisida terhadap organisme sasaran, dengan pengaruh minimum terhadap manusia, hewan, serangga berguna dan kualitas lingkungan hidup. Selektivitas pestisida dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu (1) selektivitas fisiologi dan (2) selektivitas ekologi, yaitu selektivitas penggunaan pestisida yang berdasarkan pada pengetahuan ekologi OPT. Contoh selektivitas ekologi: aplikasi pestisida berdasarkan Ambang Ekonomi (Ambang Pengendalian) hama, penggunaan pestisida sistemik, perlakuan benih dan sebagainya. Dengan demikian, pestisida yang berspektrum lebar dapat digunakan secara selektif (selektivitas ekologi). Namun demikian, dalam kaitan dengan Konsepsi PHT, yang diinginkan adalah penggabungan keduanya, yaitu penggunaan pestisida selektif (fisiologi) dan secara ekologi juga selektif.

Berdasarkan konsepsi PHT, pestisida hanya digunakan kalau memang benar-benar diperlukan (sesuai dengan hasil pengamatan egroekosistem). Selain itu, penggunaannya harus berhati-hati dan sekecil mungkin gangguannya terhadap lingkungan. Secara umum, penggunaan pestisida harus mengikuti lima kaidah, yaitu:

1. Tepat Sasaran

(5)

2. Tepat Jenis

Setelah diketahui OPT sasaran yang akan dikendalikan dan jenis pestisida yang sesuai, maka perlu dilakukan pemilihan jenis pestisida yang tepat. Contoh: Untuk mengendalikan ulat grayak (Spodoptera litura), digunakan insektisida Lufenuron, Sihalotrin, dsb.

3. Tepat Waktu

Penggunaan pestisida berdasarkan konsepsi PHT harus dilakukan berdasarkan hasil pemantauan/pengamatan rutin, yaitu jika populasi hama atau kerusakan yang ditimbulkannya telah mencapai Ambang Ekonomi (Ambang Pengendalian). Hal ini disebabkan karena keberadaan hama atau penyakit pada pertanaman belum tentu secara ekonomis akan menimbulkan kerugian. Penyemprotan pestisida dilakukan pada pagi hari tetapi sebaiknya dilakukan pada sore hari, karena pada umumnya OPT (Khususnya serangga hama) pada tanaman cabai aktif pada sore/malam hari.

4. Tepat Dosis/Konsentrasi

(6)

5. Tepat cara penggunaan

Keberhasilan pengendalian OPT ditentukan pula oleh cara penggunaan atau penyemprotan pestisida. Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat melakukan penyemprotan pestisida adalah sebagai berikut :

a. Peralatan Semprot

Yang dimaksud dengan peralatan semprot adalah : sprayer, alat semprot, dan alat pelindung keamanan penyemprotan. Sprayer yang baik adalah ukuran butiran semprot berdiameter antara 100-150 mikron, sedangkan alat semprot minimal memiliki tekanan sebesar 3 atmosfir, dan tidak bocor.

b. Keadaan Cuaca

Yang dimaksud dengan keadaan cuaca adalah intensitas sinar matahari, kecepatan angin dan kelembaban udara. Penyemprotan sebaiknya dilakukan jika keadaan cuaca cerah, kelembaban udara di bawah 70% dengan kecepatan angin sekitar 4-6 km/jam.

c. Cara Penyemprotan

Cara penyemprotan yang baik dilakukan dengan cara tidak melawan arah angin, kecepatan jalan penyemprotan sekitar 4 km/jam dan jarak sprayer dengan bidang semprot atau tanaman sekitar 30 cm.

(7)

2.1.3. Pupuk

Pemupukan adalah penambahan hara ke dalam media tumbuh tanaman seperti tanah dan air untuk mendukung pertumbuhan maksimum tanaman apabila jumlah hara tersebut tidak dapat dipenuhi dari dalam media tumbuh. Salah satu filosofi pemupukan adalah tingkat kecukupan bagi tanaman (crop sufficiency level) yang banyak diaplikasikan oleh berbagai negara dalam rangka membangun rekomendasi pemupukan dengan keramahan lingkungan (environmentally friendliness) yang tinggi. Dampak negatif aplikasi pemupukan terhadap tanaman, terhadap manusia maupun terhadap lingkungan akan timbul apabila implementasi filosofi pemupukan tidak diterapkan secara baik dan benar.

Salah satu jenis pupuk yang sering digunakan petani sayuran ialah pupuk anorganik. Pupuk ini digunakan karena penggunaannya yang lebih praktis dan mudah diperoleh di toko-toko pupuk. Adapun jenis pupuk anorganik yang sering digunakan petani sayuran antara lain seperti :

1. ZA ( Zwavelzure ammoniak)

a. ZA mengandung + 21 % zat lemas b. Mudah hancur dalam air

c. Agak mudah hanyut

d. Tak mudah dihanyutkanoleh air hujan

(8)

2. Ureum atau Urea

a. Mengandung zat lemas 45%-46% b. Mudah hancur dalam air

c. Agak mudah hanyut

d. Cepat pengaruhnya terhadap tanaman e. Mudah menarik air dari dalam udara

f. Cara pemupukan ; pupuk harus dibenamkan ke dalam tanah g. Pupuk ini biasa dipakai untuk memupuk sayuran.

3. Sendawa Chili ( Chilisalpeter)

a. Mengandung zat lemas + 15% b. Mudah hancur dalam air c. Mudah hanyut akibat air hujan d. Cepat pengaruhnya terhadap tanaman

e. Dapat menyebabkan zat kapur di dalam tanah hanyut, sehingga tanah menjadi padat.

f. Baik untuk tanaman sayuran. 4. DS ( Dubbel Super- Posphat)

a. Mengandung 34%- 38% asam phosphor. b. Agak mudah hanyut dalam air

(9)

5. Phosphat Cirebon

a. Mengandung asam phosphor 25%-28% b. Tidak mudah hancur dalam air

c. Tak mudah dihanyutkan oleh air hujan, tetapi harus dibenamkan di dalam tanah (AAK, 1992).

Saat ini tanah yang terkontaminasi bahan kimia dari aplikasi pemupukan anorganik berlebihan dan aplikasi pestisida tidak sesuai anjuran, semakin tersebar dan meluas di seluruh wilayah Indonesia. Upaya-upaya tertentu diperlukan untuk mencegah kerusakan tanah dan pencemaran lingkungan (polusi, pencemaran air dan eutrofikasi) di sekitar wilayah usahatani sayuran oleh unsur kimia yang berlebihan saat diaplikasi dalam usaha budidaya. Perkembangan harga pupuk yang semakin meningkat, mengharuskan petani dan pemangku kepentingan menerapkan aplikasi pemupukan yang lebih efisien dan efektif.

(10)

Kuantitas dan kualitas hasil cabe antara lain dipengaruhi oleh ketersediaan dan keseimbangan hara didalam tanah. Takaran pupuk anorganik dan pupuk organik anjuran untuk tanaman cabai per hektar adalah 200 kg urea; 500 kg ZA; 300 kg SP-36; 300 kg KCl; 20 kg Borate dan pupuk kandang 15 ton serta dolomit 1,5 ton. Untuk lebih jelasnya anjuran penggunaan pupuk dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1. Takaran Pupuk Anjuran untuk Tanaman Cabai per Hektar

Jenis Pupuk Waktu Pemberian

0 HST 30 HST 60 HST

Urea (kg) 50 50 100

ZA (kg) 100 200 200

SP-36 (kg) 300 - -

KCL (kg) 50 100 150

Borate (kg) - 20 -

Dolomit (ton) 1,5 - -

Pupuk Kandang (ton) 15 - -

Sumber: Balai Penelitian Tanah, 2007

(11)

2.2.Landasan Teori 2.2.1. Sikap Petani

Menurut Ahmadi (1999), sikap dapat dibedakan sebagai berikut: sikap positif, sikap positif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, menerima, mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada. Dan sikap negatif, sikap negatif yaitu sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada. Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan seseorang. Sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap obyek atau situasi.

(12)

2.2.2. Luas Lahan

Petani yang mengusahakan luas lahan yang lebih tinggi akan lebih mudah merespon metode-metode penyuluhan pertanian karena mereka ingin memperoleh hasil-hasil pertanian yang lebih meningkat dari sebelumnya. Petani yang sudah lebih lama bertani memiliki pengalaman yang lebih banyak dari pada petani pemula, sehingga sudah dapat membuat perbandingan dalam mengambil keputusan terhadap anjuran penyuluh. Petani yang berusia lanjut berumur lebih dari 50 tahun biasanya fanatik terhadap tradisi dan sulit untuk diberikan pngertian-pengertian yang dapat mengubah cara berfikir, cara bekerja dan cara hidupnya. Mereka ini bersikap apatis terhadap adanya teknologi baru (Kartasapoetra, 1991).

2.2.3. Pendidikan

(13)

Seseorang yang pernah mengenyam pendidikan formal diperkirakan akan lebih mudah menerima dan mengerti tentang pesan-pesan yang disampaikan (Budioro B, 2002).

2.2.4. Lama Berusaha Tani

Pengalaman seseorang dalam berusaha tani berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Lamanya berusaha tani untuk setiap orang berbeda-beda, oleh karena itu lamanya berusaha tani dapat dijadikan bahan pertimbangan agar tidak melakukan kesalahan yang sama sehingga dapat dilakukan hal yang baik untuk waktu berikutnya (Anonimous, 2013).

Lama waktu berusaha tani seseorang dipengaruhi oleh seseorang tersebut. Seseorang yang tidak dalam keadaan cacat atau sakit secara normal mempunyai kemampuan untuk berusaha tani. Pengalaman berusaha tani biasanya dihubungkan dengan lamanya seseorang berusaha tani dalam bidang tertentu, hal ini disebabkan karena semakin lama orang tersebut bekerja, berarti pengalaman berusaha tani tinggi sehingga secara langsung akan mempengaruhi peningkatan produksi (Suwita, 2011).

2.3.Penelitian Terdahulu

(14)

Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu Peneliti/

Judul Identifikasi Masalah Metode Analisis Hasil Penelitian otua (2005)/

sebagaian besar pada kategori sedang (76,6 %)

2.Sikap responden pestisida dan penggunaannya

sebagian besar pada kategori sedang (70,0 %)

3.Tindakan responden dalam penggunaan pestisida sebagian besar pada kategori sedang (71,7).

4.Tingkat keracunan pestisida berdasarkan tingkat sosial ekonomi rendah, mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi serta mempunyai persepsi dan pengetahuan yang

baik dalam

penggunaan pestisida pada lingkungannya. 2.Tingkat Sosisal

(15)

tingkat sosial

1.Tingkat keracunan pestisida pada petani di

Desa Srimahi

2.Berdasarkan faktor internal petani jenis kelamin laki-laki, dengan lama bekerja ≥ 5 tahun, dengan pengetahuan kurang, namun mempunyai lama kontak yang kurang, sikap yang baik dan tata cara yang baik. mempunyai hasil yang kurang baik

(16)

petani di daerah penelitian?

tidak ada hubungan faktor eksternal terhadap tingkat keracunan petani.

2.4.Kerangka Pemikiran

Usahatani cabai adalah kegiatan yang banyak dilakukan petani cabai di daerah Kabupaten Karo Khususnya Kecamatan Simpang Empat, Tiga Panah Dan Barusjahe. Dalam pembudidayaan tanaman cabai, petani masih banyak menggunakan pestisida untuk mengendalikan hama, penyakit dan gulma. Pestisida merupakan salah satu faktor produksi usaha tani tanaman cabai. Tujuan petani menggunakan pestisida pada tanaman cabai karena petani menganggap pestisida dapat mempertahankan produksi tanaman cabai mereka meski ada serangan gulma dan serangga, untuk itu perlu menganalisis sikap petani tentang pengetahuan penggunaan pestisida pada tanaman cabai.

Pupuk juga berperan dalam pembudidayaan tanaman cabai. Untuk memberikan hasil panen yang bagus dan tinggi petani menggunakan pupuk yang bagus dan cepat dalam memberikan pupuk. Salah satunya pupuk anorganik. Pupuk digunakan karena penggunaannya yang lebih praktis dan mudah diperoleh di toko-toko pupuk.

(17)

Sikap dan pengetahuan petani tentang penggunaan pestisida dan pupuk yang berlebihan masih dianggap tidak terlalu penting. Bagi petani kalau tidak menggunakan pestisida, tanaman sayuran akan terkena penyakit dan hama. Begitu juga dengan pupuk, kalau tidak menggunakan pupuk yang cepat mengahsilakn panen maka sayuran tidak jadi (tidak memuaskan).

Secara sistematika kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan:

: Menyatakan Hubungan

Sikap petani

Penggunaan Pestisida

Faktor-faktor yang mempengaruhi: - Luas Lahan Pestisida

- Lama Pendidikan Pestisida - Lama Berusahatani Pestisida

Upaya menanggulangi penggunaan pestisida

Penggunaan Pupuk Usahatani cabai

Faktor-faktor yang mempengaruhi: - Luas Lahan Pupuk

(18)

2.5.Hipotesis Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah, uraian penelitian terdahulu dan landasan teori diatas maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu:

1. Aplikasi pestisida yang dilakukan petani pada tanaman cabai (Capsicum annum L) tidak sesuai standar.

2. Aplikasi pupuk yang dilakukan petani pada tanaman cabai (Capsicum annum L) tidak sesuai standar.

3. Sikap petani terhadap penggunaan pestisida pada tanaman cabai (Capsicum annum L) di daerah penelitian adalah positif.

4. Sikap petani terhadap penggunaan pupuk pada tanaman cabai (Capsicum annum L) di daerah penelitian adalah positif.

5. Luas lahan, lama pendidikan, dan lama berusahatani berpengaruh nyata terhadap penggunaan pestisida pada tanaman cabai (Capsicum annum L). 6. Luas lahan, lama pendidikan, dan lama berusahatani berpengaruh nyata

terhadap penggunaan pupuk pada tanaman cabai (Capsicum annum L).

Gambar

Tabel 2.1. Takaran Pupuk Anjuran untuk Tanaman Cabai per Hektar
Tabel 2.2. Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gambar 6, didapatkan bahwa pada frekuensi 30 GHz dengan jari – jari titik hujan 1 mm dan ukuran cubic sphere adalah 0.5 mm diperoleh hasil penyerapan daya rata – rata

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan pendampingan berbasis MGMP dalam upaya meningkatkan kompetensi guru dalam

Regresi logistik digunakan untuk menguji hubungan antara kondisi keuangan, opinion shopping , ukuran perusahaan, opini audit tahun sebelumnya, auditor client tenure dan

Metode Economic Order Quantity atau EOQ merupakan metode yang akan digunakan di dalam sistem untuk menentukan kapan Toko Keisya Salon melakukan pemesanan barang

organisasi, Pelatihan dan Keberuntungan. Pengawasan sangat diperlukan karena pada dasarnya manusia akan melakukan tindakan yang negatif bila dirinya tidak diawasi oleh

Kedua, kedatangan kereta api dari WO menuju ke WR harus terlebih dahulu melihat bahwa pada jalur yang menghubungkan WR dengan GDG harus dalam keadaan idle, ini dimaksudkan

&aaa!!$d$m a!!$d$m altında altında bulunan bulunan D D blok blok konut konut inşaatı inşaatı 1 1 nolu nolu !akedişi !akedişi ekte ekte 'unulmaktadır" (u

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh luas lahan, umur tanaman, pupuk, pestisida, usia petani, tenaga kerja, pendapatan petani dan variabel dummy terhadap hasil