iv
ABSTRAK
PENGARUH AROMATERAPI MINYAK ESENSIAL
PEPPERMINT
(
Mentha piperita
)
TERHADAP PENINGKATAN MEMORI JANGKA PENDEK
Tria Monika Dewi, 1210002,
Pembimbing I : Dr. Iwan Budiman, dr., MS, MM, MKes, AIF. Pembimbing II : dr. Ellya Rosa Delima,M.Kes.
Memori merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan oleh siapapun, apapun pekerjaan maupun kegiatan yang dilakukan. Banyak cara dilakukan untuk membantu meningkatkan memori seperti penggunaan obat-obat kimia, namun hal tersebut memiliki banyak efek samping sehingga banyak dikembangkan penggunaan aromaterapi minyak esensial yang berasal dari tanaman, salah satunya peppermint. Minyak esensial peppermint memiliki senyawa aktif menthol dan menthone yang dapat merangsang sistem limbik untuk merangsang sistem saraf simpatis dan mensekresikan norepinefrin, serotonin, dan dopamin yang bersifat stimulan sehingga dapat meningkatkan memori jangka pendek.
Tujuan penelitian untuk melihat apakah peppermint meningkatkan memori jangka pendek.
Desain penelitian bersifat eksperimental semu, dengan rancangan pre-test dan
post-test terhadap 30 wanita berusia 18-25 tahun. Data yang diukur adalah skor (jumlah kata yang dapat diingat dikali empat) dari tes memori jangka pendek sebelum dan sesudah menghirup aromaterapi minyak esensial peppermint. Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan(α=0,05).
Hasil penelitian rerata skor sesudah menghirup aromaterapi minyak esensial
peppermint 82.93 ± 12.470lebih besar dibandingkan dengan sebelum menghirup aromaterapi minyak esensial peppermint 58.80 ± 16.245 (p<0.01).
Simpulan penelitian aromaterapi minyak esensial peppermint (Mentha piperita) meningkatkan memori jangka pendek.
v
ABSTRACT
THE EFFECT OF AROMATHERAPY ESSENTIAL OIL OF
PEPPERMINT (Mentha piperita) TO IMPROVE
SHORT-TERM MEMORY
developed. Peppermint essential oil possesses active compounds menthol and menthone that can stimulate limbic system to activate sympathetic nervous system and secretes norepinephrine, serotonin, and dopamine which are stimulants that can improve short-term memory.The aim of this research was to determine whether peppermint improves short-term memory.
The design of this study was quasi experimental, by using pre-test and post-test method, which was conducted towards women with the age of 18 to 25 years old. The data that was measured was the words that can be memorized from the short-term memory test, before and after inhaling the peppermint essential oil
aromatherapy multiplied by four. Data analysis was using paired "t" test (α =
0.05).
The result of this study there are more average scores after inhaling the
peppermint essential oil aromatherapy 82.93 ± 12.470 compared to before inhaling the peppermint essential oil aromatherapy 58.80 ± 16.245 (p<0.01). The conclusion the aromatherapy essential oil of peppermint (Mentha piperita) improve short-term memory.
viii
1.2 Identifikasi Masalah ... 1
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2
1.4 Manfaat Penelitian ... 2
1.4.1 Manfaat Akademis ... 2
1.4.2 Manfaat Praktis ... 2
1.5 Kerangka Pemikiran ... 2
1.6 Hipotesis Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Memori ... 6
2.1.1 Memori Positif dan Negatif (“Sensitasi” atau “Habituasi” Penjalaran Sinaptik)... 6
2.1.2 Klasifikasi Memori Berdasarkan Waktu ... 6
ix
2.1.4 Proses Memori ... 9
2.1.5 Proses Konsolidasi Memori ... 10
2.1.6 Penyimpanan Memori... 10
2.1.7 Dasar Molekular Memori ... 11
2.1.8 Neurotransmiter pada Aktivitas Otak ... 12
2.2 Peranan Otak Dalam Memori ... 14
2.2.1 Sistem Limbik ... 14
2.2.2 Hipokampus ... 15
2.2.3 Amigdala ... 17
2.2.4 Hipotalamus ... 18
2.3 Proses Menghidu ... 18
2.4 Aromaterapi dan Minyak Esensial ... 22
2.4.1 Definisi Aromaterapi dan Minyak Esensial ... 22
2.4.2 Sejarah Aromaterapi ... 23
2.4.3 Manfaat ... 24
2.4.4 Komponen Minyak Esensial ... 26
2.4.5 Cara Pemakaian Minyak Esensial ... 28
2.4.6 Mekanisme Kerja Aromaterapi ... 30
2.5 Peppermint (Mentha piperita) ... 31
2.5.1 Taksonomi ... 30
2.5.2 Deskripsi Tanaman Peppermint ... 31
2.5.3 Sejarah Peppermint... 31
2.5.4 Kandungan Kimia ... 32
2.5.5 Manfaat dan Indikasi ... 33
2.5.6 Efek Samping dan Kontraindikasi ... 35
2.5.7 Pengaruh Minyak Peppermint terhadap Memori Jangka Pendek ... 35
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 37
3.1 Bahan dan Subjek Penelitian ... 37
3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 37
x
3.1.3 Waktu dan Tempat Penelitian... 38
3.2 Metode Penelitian ... 38
3.2.1 Desain Penelitian ... 38
3.2.2 Data yang Diukur... 38
3.2.3 Analisis Data... 38
3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 39
3.3.1 Variabel Independen dan Variable Dependen ... 39
3.3.2. Definisi Operasional ... 39
3.4. Prosedur Kerja ... 39
3.4.1 Persiapan Subjek Penelitian... 39
3.4.2 Prosedur Penelitian ... 40
3.5. Metode Analitik ... 41
3.6 Aspek Etik Penelitian ... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 42
4.1 Hasil dan Pembahasan ... 42
4.2 Pembahasan ... 43
4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 45
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 4
Gambar 2.1 Sistem Limbik ... 14
Gambar 2.2 Hipokampus ... 16
Gambar 2.3 Sel Olfaktorius... 19
Gambar 2.4 Aktivasi Reseptor Sel Olfaktorius... 20
Gambar 2.5 Jaras Olfaktorius... ... 21
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Surat Pernyataan Persetujuan untuk Ikut Serta dalam
Penelitian (Informed Consent) ...49
Lampiran 2 Soal Tes Memori Jangka Pendek ………. 50
Lampiran 3 Data Hasil Pengolahan SPSS Tes Memori Jangka Pendek
Sebelum dan Sesudah Perlakuan ……….………... 51
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Memori merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan oleh siapapun, apapun pekerjaan maupun kegiatan yang dilakukan. Salah satu kegiatan yang memerlukan daya ingat atau memori yang baik adalah belajar. Otak mengingat dengan lebih baik jika hal itu dianggap penting atau menarik sehingga para pelajar maupun mahasiswa membutuhkan strategi untuk membantu meningkatkan memori (Harianti, 2008).
Berbagai cara dilakukan untuk membantu meningkatkan memori, salah satunya adalah dengan menggunakan obat-obatan kimia, namun hal tersebut memiliki beberapa efek samping yang berbahaya, sehingga banyak dikembangkan penggunaan aromaterapi minyak esensial yang berasal dari tanaman. Aromaterapi banyak digunakan oleh masyarakat untuk keperluan tertentu, baik untuk kesehatan fisik, relaksasi dan menghilangkan stres, mengontrol emosi, meningkatkan konsentrasi, dan tak jarang juga digunakan untuk membantu mengingat dengan cepat (Price & Price, 1999).
Salah satu aromaterapi yang umum digunakan adalah aromaterapi peppermint. Minyak esensial peppermint merupakan minyak yang dapat membantu merangsang pikiran dan tubuh sehingga peppermint merupakan pilihan yang sangat baik untuk mengurangi kelelahan mental dan fisik. Peppermint memiliki manfaat untuk meningkatkan kerja otak seperti meningkatkan memori jangka pendek, konsentrasi, fokus, dan kewaspadaan. Manfaat lain dari peppermint
2
1.2Identifikasi Masalah
Apakah peppermint meningkatkan memori jangka pendek
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
Ingin mengetahui apakah peppermint meningkatkan memori jangka pendek.
1.4Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan bagi masyarakat. Manfaat-manfaat tersebut terbagi menjadi manfaat akademis dan manfaat praktis.
1.4.1 Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan mengenai manfaat aromaterapi, khususnya minyak esensial peppermint sebagai salah satu terapi untuk meningkatkan memori jangka pendek.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai berbagai manfaat penggunaan minyak esensial peppermint sebagai aromaterapi dalam kehidupan sehari-hari.
1.5Kerangka Pemikiran
3
akan ditangkap oleh reseptor penciuman di hidung yang berhubungan dengan bulbus olfaktorius dan juga melalui saluran pernafasan masuk ke sistem peredaran darah melewati alveolus dan merangsang hipotalamus. Bulbus olfaktorius akan meneruskan impuls saraf ke traktus olfaktorius yang bekerja langsung pada sistem limbik, yaitu hipokampus sebagai pusat memori, hipotalamus, dan amigdala sebagai pusat emosi (Price & Price, 1999). Amigdala mengirim informasi penciuman ke hipotalamus dan kortek orbitofrontal dimana hal tersebut sangat terkait dengan wilayah tempat penyimpanan memori di otak yaitu otak bagian depan (Ghasani & E, 2010).
Rangsangan pada hipotalamus juga menyebabkan sekresi serotonin, norepinefrin, dan dopamin yang bersifat stimulan sehingga dapat meningkatkan
4
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
1.6Hipotesis Penelitian
46
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa aromaterapi minyak esensial
peppermint (Mentha piperita) meningkatkan memori jangka pendek.
5.2 Saran
1. Aromaterapi minyak esensial peppermint dapat digunakan untuk meningkatkan produktivitas seseorang baik dalam bekerja di kantor, membantu belajar sebagai mahasiswa, dan beraktivitas sehari-hari, dengan memperhatikan kenyamanan dan efek samping pada pengguna.
47
DAFTAR PUSTAKA
Fonareva L. (2013). Physiological, Cognitive, and Expectancy Effects of Aromatherapy Following Acute Stress. Student Scholar Archive.
Ganong WF. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (22nd ed.). Jakarta: EGC.
Gaware VM., Nagare, R., Dhamak, K. B., Khadse, A. N., Kotade, K. B., & Kashid, V. A. (2013). Aromatherapy Art or Science. International Journal of Biomedical Research.
Ghasani A. & E MB. (2010). Efektivitas Aroma Peppermint Untuk Meningkatkan Performansi Memori Jangka Pendek Pada Mahasiswa.
Guyton AC. & Hall JE. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11th ed.). Jakarta: EGC.
Health Benefits of Peppermint Oil. (2013). Retrieved 2015, from www.organicfacts.net:http://www.organicfacts.net/organic-oils/natural-essential-oils/health-benefits-of-peppermint-oil.html.
Jaelani. (2009). Aromaterapi. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Jimbo D, K Y. (2009, December 9). Effect of aromatherapy on patients with Alzheimer's disease. Retrieved October 2015, from NCBI: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20377818
Karges B. & Linda. (n.d.). Pep up with Peppermint : The Sent and Taste of Mint Impact Motivation and Memory.
Koensoemardiyah. (2010). A to Z Minyak Atsiri untuk Industri Makanan, Kosmetik, dan Aromaterapi. Yogyakarta: ANDI.
McGuinness H. (2003). Aromatherapy Therapy Basics (2nd ed.). London.
Natuurlijkerwijs. (2013). Retrieved 2015, from www.natuurlijkerwijs.com:http://www.natuurlijkewijs.com/english/Pepper mint.htm.
48
Primadiati R. (2002). Aromaterapi Perawatan Alami untuk Sehat dan Cantik.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Samarth RM., Panwar M., Kumar M., & Kumar A. (2007). Protective effects of Mentha piperita Linn on benzo(a)pyrene-induced lung carciogenecity and mutagenicity in Swiss albino mice. Mutagenesis.
Sherwood L. (2013). Human Physiology From Cells to System (8th ed.). Toronto: Cengange.
Thorgrimsen L., Spector A., Wiles A., & Orrell M. (2003). Aromatherapy for dementia. Cochrane Database. Retrieved from Cochrane Database Syst Rev.
Tortora G., & Derrickson B. (2009). Principles Anatomy and Physiology. USA: John Wiley and Sons.
Wibowo D. (2008). Neuroanatomi untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang: Bayumedia Publishing.