• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

Ence Surahman, 2013

PENGARUH PENGGUNAAN SHORT MESSAGE SERVICE (SMS)

TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM

PROSES PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN

KOMUNIKASI DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan

Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Konsentrasi Pendidikan Guru TIK

Oleh :

Ence Surahman

0800201

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Ence Surahman, 2013

LEMBAR PENGESAHAN

Ence Surahman 0800201

PENGARUH PENGGUNAAN SHORT MESSAGE SERVICE (SMS) TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM

PROSES PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI SMP KARTIKA XIX-2 BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

PEMBIMBING I

Dr. Deni Darmawan, M.Si NIP 19711228 199802 1 001

PEMBIMBING II

Dr. Cepi Riyana, M.Pd NIP 19751230 200112 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

(3)

Ence Surahman, 2013

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengaruh

Penggunaan Short Message Service (SMS) Terhadap Peningkatan Motivasi

Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran Teknologi Informasi dan

Komunikasi Di SMP Kartika XIX-2 Bandung” beserta seluruh isinya adalah

benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau

pengutipan dengan cara-cara yang tidak berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan diatas, saya bersedia menanggung resiko atau sanksi yang

dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran diatas etika

keilmuan dalam karya saya atau klaim terhadap karya saya ini.

Bandung, 17 Januari 2013 Yang Membuat Pernyataan

(4)

Ence Surahman, 2013

ABSTRAK

Ence Surahman (0800201), skripsi ini berjudul “Pengaruh Penggunaan Short

Message Service (SMS) terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dalam Proses

Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Di SMP Kartika XIX-2 Bandung”.

Skripsi, Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 2013.

Penelitian ini bertolak pada rumusan masalah umum, yaitu “Bagaimana pengaruh penggunaan Short Message Service (SMS) terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP Kartika XIX-2 Bandung?”.

Secara lebih khusus, rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : 1) Bagaimana pengaruh desain konten Short Message Services (SMS) terhadap peningkatan motivasi belajar siswa. 2) Bagaimana pengaruh persepsi siswa tentang penggunaan Short

Message Services (SMS) terhadap peningkatan motivasi belajar siswa. 3) Bagaimana

pengaruh penggunaan Short Message Services (SMS) terhadap peningkatan motivasi belajar siswa pada aspek sikap (attitude). 4) Bagaimana pengaruh dari penggunaan

Short Message Services (SMS) terhadap peningkatan motivasi belajar siswa pada

aspek semangat belajar. 5) dan Bagaimana pengaruh dari penggunaan Short Message

Services (SMS) terhadap peningkatan motivasi belajar siswa pada aspek responsif.

Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan teknik pengumpulan data menggunakan instrumen angket, instrumen tes dan wawancara tidak terstruktur. Sampel penelitian yang digunakan adalah siswa kelas VIII SMP Kartika XIX-2 Bandung kelas B dan C yang berjumlah 66 orang. Pengolahan data dilakukan dengan langkah : 1) uji validitas dan reliabilitas, 2) uji normalitas, 3) uji homogenitas 4) uji hipotesis, dan 5) penarikan kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan Short Message Services (SMS) berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP Kartika XIX-2 Bandung. Adapun kesimpulan khususnya adalah penggunaan Short Message Service (SMS) ditinjau dari aspek desain konten berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar siswa. Penggunaan Short Message

Service (SMS) ditinjau dari aspek persepsi berpengaruh terhadap peningkatan motivasi

belajar siswa. Penggunaan Short Message Service (SMS) ditinjau dari aspek sikap

(attitude) berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar siswa. Penggunaan Short Message Service (SMS) ditinjau dari aspek semangat belajar berpengaruh

terhadap peningkatan motivasi belajar siswa. Penggunaan Short Message Service

(SMS) ditinjau dari aspek responsif berpengaruh terhadap peningkatan motivasi

belajar siswa.

(5)

Ence Surahman, 2013

ABSTRACT

Ence Surahman (0800201), the title of this script is “The Influence of Sending Short Message Service (SMS) to raising student learning motivation on instruction process on Information Communication and Technology subject matter in Junior High School Kartika XIX-2 Bandung”.

Script on Departement of Curriculum and Educational Technology, Faculty of Science Education, Indonesia University of Education, Bandung 2013.

This research based on general problem analyze, that is how the infulence of Sending Short Message Service (SMS) to raising student learning motivation on instruction process on Information Communication and Technology Subject Matter in Junior High School Kartika XIX-2 Bandung.

The Specific the problem analyze on this research is : 1) how the infulence of content design Short Message Service (SMS) to raising student learning motivation. 2) how the infulence of student perception on using Short Message Service (SMS) to raising student learning motivation 3) how the infulence of Sending Short Message Service (SMS) to raising student learning motivation on attitude aspect. 4) how the infulence of Sending Short Message Service (SMS) to raising student learning motivation on learning spirit aspect, and 5) how the infulence of Sending Short Message Service (SMS) to raising student learning motivation on responsive aspect.

The Research use experiment quasy methode with data collecting use angket instument, test instrument and interview unstructure. The sample of this research is student class VIII in Junior High School Kartika XIX-2 Bandung class B and C as 66 students. Data processing do with five steps: 1) validity and realibility test, 2) normalitas test, 3) homogenitas test, 4) hipotesis test, and 5) result collecting.

Based on the result of this research \, the summared that using Short Message Service (SMS) given infulence to raising student learning motivation on instruction process on Information Communication and Technology subject matter in Junior High School Kartika XIX-2 Bandung. and the spesific summary is using Short Message Service (SMS) view on content design aspect given infulence to raising student learning motivation, using Short Message Service (SMS) view on perception aspect given infulence to raising student learning motivation, using Short Message Service (SMS) view on attitude aspect given infulence to raising student learning motivation, using Short Message Service (SMS) view on learning spirit aspect given infulence to raising student learning motivation, and using Short Message Service (SMS) view on responsive aspect given infulence to raising student learning motivation.

.

(6)

Ence Surahman, 2013

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Indentifikasi Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Definisi Operasonal ... 10

BAB II STUDI PUSTAKA ... 12

A. Pembelajaran ... 12

B. Motivasi Belajar ... 15

C. Short Message Service (SMS)... 19

1. SMS Sebagai Media Pembelajaran ... 21

2. SMS Sebagai Bagian Dari Mobile Learning ... 27

(7)

Ence Surahman, 2013

E. Asumsi Dan Hipotesis Penelitian ... 44

1. Asumsi ... 44

2. Hipotesis ... 45

BAB III METODE PENELITIAN... 48

A. Pendekatan penelitian... 48

B. Metode penelitian... 48

C. Variabel Penelitian ... 50

D. Desain Penelitian ... 51

E. Partisipan Penelitian ... 53

F. Teknik pengumpulan data... 54

G. Teknik Uji Instrumen ... 56

1. Uji Validitas... 59

2. Uji Reliabilitas... 60

H. Teknik Analisis data... 61

I. Prosedur Penelitian ... 64

BAB VI DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .. 66

A. Uji Coba Instrumen...66

1. Validitas Instrumen...66

2. Reliabilitas Instrumen...70

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 73

C. Pengujian Hipotesis... 92

1. Normalitas Data... 92

(8)

xi

Ence Surahman, 2013

3. Uji Hipotesis... 94

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 103

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI...111

A. Simpulan ... 111

B. Rekomendasi ... 112

DAFTAR PUSTAKA ... 115

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 118

(9)

Ence Surahman, 2013

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Hubungan Antar Variabel Penelitian………

50

Tabel 3.2 Desain Penelitian……….……….

51

Tabel 3.3 Sampel Penelitian ...

54

Tabel 3.4 Skala Likert………..……….

55

Tabel 3.5 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

... 63

Tabel 4.1 Data Hasil Uji Coba Angket…..………...

67

Tabel 4.2 Data Hasil Uji Coba Soal………..

69

Tabel 4.3 Uji Reliabilitas Angket….………..………..

70

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Soal ...

71

Tabel 4.5 Tingkat Kesukaran Soal………

(10)

xiii

Ence Surahman, 2013

Tabel 4.6 Hasil Angket Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...

73

Tabel 4.7 Persentase Perbandingan Hasil Angket Kelas Eksperimen dan Kontrol.

74

Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa………...………

90

Tabel 4.9 Nilai Rata-Rata Soal Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas

Kontrol ...

91

Tabel 4.10 Normalitas Data Soal ...

93

Tabel 4.11 Homogenitas Data Soal ...

94

Tabel 4.12 Uji Hipotesis Umum…….………...…………

95

Tabel 4.13 Uji Hipotesis Pertama………...………...

96

Tabel 4.14 Uji Hipotesis Kedua...………...………...

98

Tabel 4.15 Uji Hipotesis Ketiga...………...………...

99

Tabel 4.16 Uji Hipotesis Keempat...………...…………...

(11)

Ence Surahman, 2013

Tabel 4.17 Uji Hipotesis

(12)

Ence Surahman, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai upaya sadar dan terencana yang diselenggarakan oleh

pemerintah berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan

bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional).

Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan

pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen

pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib

belajar sembilan tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk

meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah pikir,

olah rasa dan olah raga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan

global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan

lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam

Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui

penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan

secara terencana, terarah, dan berkesinambungan. (Lampiran Peraturan

(13)

Ence Surahman, 2013

Sementara itu perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang

semakin cepat masuk kedalam setiap lini kehidupan manusia, baik pada bidang

bisnis, pemerintahan, hiburan, pariwisata, teknologi dan juga bidang pendidikan

telah banyak terlihat dan dapat kita amati juga kita rasakan.

Dalam dunia pendidikan misalnya adanya system informasi pendidikan,

informasi penerimaan siswa/mahasiswa baru, informasi open recrutment guru dan

dosen serta karyawan, jaringan pendidikan nasional (Jardiknas) yang

menghubungkan pemerintah pusat dengan sekolah sampai pada unit terendah,

selain itu dalam proses pembelajaran dikenal dengan istilah sistem pembelajaran

jarak jauh (distance learning) yang memanfaatkan internet sebagai medianya.

Dengan adanya inovasi sistem pembelajaran secara online (electronic learning),

telah memberikan kemudahan layanan proses pendidikan bagi masyarakat yang

secara geografis mengalami kesulitan dalam mengakses layanan pendidikan.

Namun, kenyataan dilapangan menunjukan bahwa, untuk memaksimalkan

sistem pembelajaran jarak jauh ini, masih terkendala dengan beberapa fasilitas

lain yang diperlukan, diantaranya ketersediaan layanan internet yang masih

belum merata. Khususnya di wilayah pedalaman, kita masih menemukan di

beberapa tempat yang belum tersedia layanan internet dengan mudah dan murah.

Maka hal ini juga ternyata menjadi salah satu permasalahan yang cukup urgen

untuk segera dicarikan solusinya.

Di satu sisi, sekalipun masih terdapat keterbatasan jasa layanan internet

murah dan mudah, sementara perkembangan perangkat mobile, semacam PDA,

(14)

3

Ence Surahman, 2013

perkembangan yang sangat cepat, bahkan masyarakat di pedesaan saja mayoritas

masyarakat sudah memiliki perangkat yang mobile ini.

Sementara itu, teknologi telephone seluler khususnya telephone gengam

perkembangannya sangat cepat dan mampu melakukan penetrasi sampai ke

pelosok wilayah yang mungkin belum terjangkau internet yang secara jaringan

kabel langsung. Kondisi ini merupakan peluang yang bisa dimanfaatkan untuk

proses pembelajaran. Terlebih kondisi dilapangan menunjukan bahwa kebanyakan

dari para pengguna handphone hanya baru digunakan untuk proses komunikasi

saja (SMS dan telefon). Padahal fitur-fitur yang tersedia sangatlah banyak.

Berdasarkan hasil survey pada tanggal 26 April 2012 di SMP Kartika

XIX-2 Bandung, dari sejumlah sampel survey yang di teliti siswa SMP 100%

sudah memiliki handphone, rata-rata mereka sudah mulai memiliki handphone

pada usia 9-11 tahun, artinya sejak kelas 4 SD mereka sudah memiliki handphone.

Banyak dari jumlah responden yang peneliti survey ada 9,37% yang sudah

memiliki blackberry dan 13,11% Android, simbian 29,50% sisanya menggunakan

aplikasi handphone biasa. Dari sejumlah responden tersebut 86,88% memiliki

akun jejaring sosial, dimana 98,11 % itu akun facebook, 50,94 % twiiter.

Penelitian tentang mobile learning sudah dilakukan oleh beberapa peneliti

baik di Indonesia ataupun di luar negeri, namun yang secara khusus meneliti

tentang pemanfaatan Short Message Service (SMS) masih terbilang jarang yang

melakukankannya. Padahal realita dilapangan handphone kebanyakan digunakan

untuk keperluan berkirim pesan dan telefon. Peluang ini dalam padangan peneliti

(15)

Ence Surahman, 2013

siswa hanya di gunakan untuk keperluan SMS dan telefon, maka akan lebih baik

dan berdaya guna jika di manfaatkan untuk aktivitas pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian Arif Prayoga Mahasiswa Program Ilmu

Komputer Universitas Pendidikan Indonesia yang berjudul “Pembangunan system

penyampaian dan pengaksesan konten pembelajaran menggunakan layanan SMS” disimpulkan bahwa system pengaksesan dan penyampaian pesan konten

pendukung pembelajaran memberikan kemudahan bagi pihak siswa untuk

mengakses dan menerima konten pendukung pembelajaran dan informasi seputar

kegiatan sekolah yang mereka butuhkan karena dapat dilakukan tanpa dibatasi

waktu dan tempat.

Penelitian yang lain yang dilakukan oleh Muhamad Said Hasibuan, Eko

Budi Prakoso dan Isnaini Bastari Mahasiswa Teknik Informatika STMIK

Darmajaya yang dipublikasikan pada Seminar Nasional Aplikasi Teknologi

Informasi (SNATI) di Yogyakarta pada 17 Juli 2006 dengan judul “Desain dan

Implementasi Penggunaan SMS untuk Kegiatan Akademik; Studi Kasus STMIK

Darmajaya”. Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut adalah aplikasi berbasis SMS dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam proses akademik,

juga dapat lebih meningkatkan keefektifan, keakuratan dan kecepatan proses

kegiatan akademik dan pembelajaran.

Penelitian yang lainnya dilakukan oleh Harvinder Kaur Dharam Singh

Mahasiswa Open University Malaysia, Malaysia berjudul “Effectiveness of 5 –

Category Pedagogical Model for Mobile Learning Using SMS”. Kesimpulannya

(16)

5

Ence Surahman, 2013

memberikan pengalaman belajar di Open University Of Malaysia. Penelitian

berikutnya dilakukan oleh Simon So dari Hong Kong Intitue of Education, Hong

Kong yang di publish di Journal of Education Technology Development and

Exchange tahun 2009, dengan Judul ”The Development of a SMS based Teaching

and Learning System”. Kesimpulannya adalah system pembelajaran dengan

kerangka kerja alat, tutor dan tutee mendukung proses pembelajaran.

Dari beberapa hasil penelitian di atas disimpulkan bahwa penggunaan

SMS untuk mendukung proses pembelajaran terbukti efektif. Maka dari itu saya

mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh penggunaan Short

Message Service (SMS) terhadap peningkatan motivasi belajar siswa pada proses

pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi di SMP Kartika XIX-2

Bandung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pengalaman peneliti selama melakukan program latihan

profesi (PLP), peneliti menemukan beberapa masalah yang sangat krusial selama

belajar, diantaranya tidak adanya sarana belajar siswa yang memadai untuk mata

pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi, hal ini dikarenakan komputer

yang sejumlah 8 unit, tidak bisa digunakan mengingat tidak ada ruangan khusus

yang bisa kami gunakan sebagai laboratorium komputer.

Pemasalahan lain yang ditemukan terjadi dalam diri siswa, setiap kali

pertemuan penelitian selalu menanyakan siswa yang membaca buku pelajaran

TIK dalam selang waktu satu minggu dari pertemuan sebelumnya yang

(17)

Ence Surahman, 2013

menunjukan bahwa motivasi belajar siswa yang sangat renda yang memerlukan

perlakuan tertentu untuk mengatasinya agar tidak berlarut. Karena bagaimana pun

kondisi dan zamannya kemampuan membaca seseorang menjadi salah satu tolok

ukur tingkat keluasan wawasan dirinya. Semakin banyak orang membaca maka

akan semakian banyak informasi dan wawasan baru yang ia miliki.

Di sisi lain, terdapat peluang yang bisa dimanfaatkan, dimana 100 % siswa

dikelas memiliki handphone, maka media handphone peneliti rasa bisa

dioptimalkan fungsinya, selain untuk kepentingan SMS dan telefon tapi juga

untuk mendukung proses pembelajaran. Hal ini yang akan menjadi latar belakang

dirasa perlunya memanfaatkan media handphone untuk menunjang, mendukung

bahkan membantu proses pembelajaran siswa disekolah dan diluar sekolah.

Setidaknya bisa meningkatkan motivasi belajar siswa.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan sebuah pokok

permasalahan, yaitu: “Bagaimana pengaruh penggunaan Short Message Service

(SMS) terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP Kartika XIX-2 Bandung?”. Kemudian dari pokok permasalahan di atas, ditentukan rumusan masalah yang

lebih khusus, antara lain:

1. Bagaimana pengaruh desain konten Short Message Service (SMS) terhadap

peningkatan motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran Teknologi

(18)

7

Ence Surahman, 2013

2. Bagaimana pengaruh persepsi siswa tentang penggunaan Short Message

Service (SMS) terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dalam proses

pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP Kartika

XIX-2 Bandung.

3. Bagaimana pengaruh penggunaan Short Message Service (SMS) terhadap

peningkatan motivasi belajar siswa pada aspek sikap (attitude), dalam

proses pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP

Kartika XIX-2 Bandung?”.

4. Bagaimana pengaruh penggunaan Short Message Service (SMS) terhadap

peningkatan motivasi belajar siswa pada aspek semangat belajar, dalam

proses pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP

Kartika XIX-2 Bandung?”.

5. Bagaimana pengaruh penggunaan Short Message Service (SMS) terhadap

peningkatan motivasi belajar siswa pada aspek responsif, dalam proses

pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP Kartika

XIX-2 Bandung?”.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah apa yang hendak dicapai dari penelitian yang

dilakukan. Meliputi tujuan umum dan tujuan khusus. Sebagaimana menurut

Sugiyono (2010:5) tujuan penelitian ada tiga macam yakni penemuan

terhadap data dan informasi yang belum pernah ditemukan peneliti

(19)

Ence Surahman, 2013

terhadap informasi atau pengetahuan tertentu dan pengembangan yakni

memperdalam dan memperluas pengetahuan yang telah ada.

Adapun tujuan penelitian ini diantaranya :

1. Mengetahui pengaruh desain konten Short Message Service (SMS)

terhadap peningkatan motivasi belajar siswa pada proses pembelajaran

Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP Kartika XIX-2 Bandung.

2. Mengetahui persepsi siswa terhadap penggunaan Short Message Service

(SMS) terhadap peningkatan motivasi belajar siswa pada proses

pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP Kartika

XIX-2 Bandung.

3. Mengetahui pengaruh penggunaan Short Message Service (SMS) terhadap

peningkatan motivasi belajar siswa pada aspek sikat (attitude), dalam

proses pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP Kartika

XIX-2 Bandung.

4. Mengetahui pengaruh penggunaan Short Message Service (SMS) terhadap

peningkatan motivasi belajar siswa pada aspek semangat belajar, dalam

proses pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP Kartika

XIX-2 Bandung.

5. Mengetahui pengaruh penggunaan Short Message Service (SMS) terhadap

peningkatan motivasi belajar siswa pada aspek responsif, dalam proses

pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMP Kartika

(20)

9

Ence Surahman, 2013

E. Manfaat Penelitian

Manfaaat penelitian adalah kegunaan dari hasil penelitian yang telah

dilakukan. Adapun manfaat penelitian ini dibedakan dari sisi manfaat secara

umum dan khusus.

1. Manfaat Teoritis

Dari penelitian ini diharapkan memberikan sumbangsih pemikiran

baru sebagai bahan kajian terhadap pengembangan model pembelajaran di

era informasi dengan memaksimalkan fungsi telfon gengam siswa melalui

fitur Short Message Service (SMS) untuk proses pembelajaran. Selain itu

hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti lain

yang melakukan penelitian serupa.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang banyak

kepada semua pihak, baik peneliti, guru mata pelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) disemua sekolah, pihak jurusan,

sekolah, para pengambil kebijakan mulai dari kepala dinas cabang,

sampai pusat baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Manfaat praktis lainnya adalah memaksimalkan fungsi handphone

para siswa pada fitur Short Message Service (SMS) dalam menunjang

proses pembelajaran. Selain itu juga bisa bermanfaat untuk memecahkan

(21)

Ence Surahman, 2013

F. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pengertian yang digunakan terhadap beberapa

hal yang terkait dengan variabel penelitian. Definisi operasional di buat

bertujuan agar tidak menimbulkan keambiguan dalam memahami

variabel-variabel dalam penelitian, selain itu untuk mempermudah pengembangan

instrumen penelitian yang dikembangkan dari variabel-variabel penelitiannya.

Berikut ini beberapa istilah yang terdapat di dalam penelitian yang perlu

didefinisikan:

1. Short Message Service (SMS)

SMS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah SMS yang dikirimkan

secara berkala kepada sampel dalam kelompok eksperimen. Berisi SMS

pengingat untuk belajar, tugas rumah, rencana materi pertemuan berikutnya,

tugas baca bahan ajar di buku panduan dan bahan sumber belajar lainnya.

2. Motivasi Belajar

Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah motivasi

siswa dalam mempersiapkan segala sesuatu untuk pertemuan pembelajaran

dikelas. Motivasi yang dimaksud khususnya pada aspek sikap (attitude),

semangat belajar dan respon siswa terhadap mata pelajaran Teknologi

Informasi dan Komunikasi.

3. Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi

Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah salah satu

mata pelajaran yang diterapkan guna mempersiapkan generasi yang terampil

(22)

sehari-11

Ence Surahman, 2013

hari. Dalam konteks penelitian ini siswa diharapkan mampu mengenali,

mengetahui fungsi dan kegunaan menu dan ikon yang terdapat dalam

(23)

Ence Surahman, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan

dalam suatu penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kuantitatif. Pendekatan penelitian ini digunakan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan.

Sugiyono (2011:14) menjelaskan:

Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakann instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Adapun pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang

memungkinkan dilakukan pencatatan dan penganalisaan data hasil penelitian

secara eksak dalam bentuk angka atau perhitungan statistik.

B. Metode Penelitian

Menurut Winarmo Surachmad (1998:131), “metode merupakan suatu cara

utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk

menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat-alat

tertentu”. Sementara itu menurut Sugiyono (2010:3) yang dinamakan metode

penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu. Lebih jelasnya beliau memaparkan bahwa terdapat empat

(24)

49

Ence Surahman, 2013

penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, raitu rasional, empiris dan

sistematis. Yang kedua rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan

dengan cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.

Ciri berikutnya empiris berarti cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh

indra manusia, sehingga orang dapat mengamati dan mengetahui cara yang

digunakan. Yang ke empat yakni sistematis artinya proses yang digunakan

dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat

logis.

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen. Yaitu bentuk eksperimen

yang tidak melakukan penugasan random (random assigment). Sebagaimana

pendapat Muhammad Ali (1993:140) “Kuasi eksperimen hampir sama dengan

eksperimen sebenarnya, perbedaannya terletak pada penggunaan subjek yaitu

kuasi eksperimen tidak dilakukan penugasan random, melainkan dengan

menggunakan kelompok yang sudah ada”.

Metode kuasi eksperimen ini dipilih mengingat karakteristik variabel

peneliti yang bersifat ingin mengetahui dan memperoleh informasi terhadap

suatu metode yang diterapkan, yaitu bagaimana pengaruh penggunaan Short

Message Service (SMS) terhadap peningkatan motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Penggunaan metode kuasi eksperimen ini didasarkan atas pertimbangan

agar dalam pelaksanaan penelitian, siswa tidak merasa sedang diteliti dan

(25)

Ence Surahman, 2013

demikain diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap tingkat kevalidan

hasil penelitian.

Penelitian ini dilakukan para dua kelompok siswa, yaitu kelompok

eksperimen yang menggunakan Short Message Service (SMS) dan kelompok

kontrol yang tidak diberikan perlakukan.

C. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yakni variabel bebas dan variabel

terikat. Penggunaan Short Message Service (SMS) di kelas Eksperimen dan

tanpa perlakuan apapun di kelas kontrol ditempatkan sebagai variabel bebas.

Sedangkan motivasi belajar siswa ditempatkan sebagai variabel terikat.

Hubungan antar variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Motivasi Belajar (Y) X1Y1 X2Y2

Keterangan:

X : Variabel bebas yakni penggunaan Short Message Service (SMS)

Y : Variabel terikat (motivasi belajar)

XIY1 : Peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan Short

Message Service (SMS)

X2Y2 : Peningkatan motivasi belajar siswa tanpa menggunakan Short Message

(26)

51

Ence Surahman, 2013

D. Desain Penelitian

Sementara itu desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Desain Kelompok Kontrol Pre Test-Post Test (Pre Test-Post Test Control Group

Design). Dalam penelitian ini subjek penelitian dikelompokan menjadi dua

kelompok penelitian yang mendapatkan perlakukan berbeda. Masing-masing

kelompok mendapatkan pre test (T1) dan post test (T2) untuk instrumen soal.

Sementara untuk instrumen angket hanya diberikan pada saat setelah diberikan

perlakuan. Hal ini dilakukan karena tujuan pemberian angket untuk mengukur

persepsi dan motivasi siswa setelah mendapatkan kiriman Short Message Service

(SMS). Tabel desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Desain Penelitian

Kelompok Pre Test Perlakukan Post Test

Eksperimen T1 X1 T2

Kontrol T1 - T2

Keterangan:

T1= Pre Test soal

T2= Post Test soal

X1= Perlakukan dikelas eksperimen (menggunakan Short Message Service

(SMS))

Hal pertama yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah menetapkan

kelompok yang akan dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan sebagai

kelompok kontrol, sekaligus pendataan no handphone dan alamat email

masing-masing subjek penelitian. Kelompok yang menggunakan Short Message Service

(SMS) ditetapkan sebagai kelompok eksperimen, sedangkan kelompok yang tanpa

(27)

Ence Surahman, 2013

Sebelum diberi perlakuakn (X), kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol diberikan pre test soal terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan dengan

memberikan perlakukan pada kelompok eksperimen yang menggunakan Short

Message Service (SMS) dan kelompok kontrol tanpa pengiriman SMS. Proses

berikutnya adalah kedua kelompok diberikan post test dengan soal yang sama

yang diberikan pada saat pre test. Sementara itu kedua kelas diberikan angket

isian yang berkaitan dengan pengukuran motivasi belajar masing-masing. Baik

pada kelas eksperimen yang telah di berikan kiriman SMS ataupun dikelas kontrol

yang tanpa diberikan kiriman SMS. Hasil post test soal akan dibandingkan dengan

skor pre test soal. Sementara itu hasil angket akan dijadikan bahan pengukuran

pengaruh pengunaan SMS terhadap peningkatan motivasi belajar masing-masing.

Walaupun yang kelas kontrol tanpa diberikan kiriman SMS. Gain antara pre test

dan post test akan dijadikan bahan untuk menjawab hipotesis dan rumusan

masalah dalam penelitian ini.

Sementara itu analisis penelitiannya menggunakan analisis korelasional.

Hal ini dikarenakan dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti yakni

variabel penggunaan Short Message Service (SMS) sebagai variabel bebas dengan

motivasi belajar sebagai variabel terikat. Menurut Ali (2011:201) analisis korelasi

adalah analisis yang digunakan untuk mencari hubungan antara variabel baik yang

bersifat simetris atau kesejalanan, dalam arti variabel bergerak sejalan (berkorelasi

positif) atau berlawanan arah (berkorelasi negatif) antara satu variabel dengan

variabel yang lain.

Dalam penelitian ini juga akan dilihat hasilnya apakah ada hubungan yang

signifikan atau tidak antara penggunaan Short Message Service (SMS) dengan

motivasi belajar siswa. Artinya jika variabel bergerak searah berarti ada korelasi

(28)

53

Ence Surahman, 2013

E. Partisipan Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama

(SMP) Kartika XIX-2 Bandung, JL.Pak Gatot Raya No.73 S KPAD

Keluarahan Geger Kalong Kecamatan Sukasari Bandung 40153.

2. Populasi Penelitian

Menurut Sukardi (2003) yang dimaksud dengan populasi adalah semua

anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa atau benda yang tinggal

bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari

hasil akhir suatu penelitian. Bertitik tolak pada pengertian di atas, maka

populasi dalam penelitian ini yakni siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Kartika XIX-2 Bandung kelas IX berjumlah 142 siswa.

3. Sampel Penelitian

Sementara itu sampel menurut Sugiyono (2010:118) adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sementara

menurut Sukardi (2003:54) sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang

dipilih untuk sumber data, dimana pemilihannya harus memenuhi dua syarat

yaitu jumlah sampel yang mencukupi dan profil sampel yang dipilih harus

mewakili.

Adapun sampel penelitiannya akan dipilih dengan menggunakan teknik

sampling probability sampling yakni teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk

(29)

Ence Surahman, 2013

acak (simple random sampling) dari keempat kelas dengan proporsi tiap kelas

yang sama. Jumlah total sampel yang diambil sebanyak 66 siswa untuk di bagi

menjadi dua kelas, yakni kelas eksperimen sebanyak 33 siswa dan kelas kontrol

sebanyak 33 siswa.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Kelompok

1 VIII B 33 Eksperimen

2 VIII C 33 Kontrol

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Angket

Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah dengan

pemberian angket kepada para subjek penelitian yakni siswa yang sudah dipilih

sebagai sampel penelitian. Menurut Arikunto (2009:102), angket merupakan

daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang

yang diberi tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan

pengguna.

Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket

tertutup, dimana jawaban telah disediakan sehingga responden hanya tinggal

memilih. Dengan angket ini diharapkan peneliti dapat menggali banyak

informasi secara luas dari subjek yang berkaitan secara langsung dengan

(30)

55

Ence Surahman, 2013

Sementara itu skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala

likert. Menurut Nana Syaodih (2010:238) :

Model Likert menggunakan skala deskriptif (SS, S, R, TS, STS). Dasar dari skala deskriptif ini adalah respon seseorang terhadap sesuatu dapat dinyatakan dengan pernyataan persetujuan (setuju-tidak setuju) terhadap sesuatu objek.

Berikut gambar rentang skala pada model Likert dalam penelitian ini

Tabel 3.4

Rentang Skala Likert

Pernyataan sikap

Sangat

setuju Setuju Ragu-ragu

Tidak

Menurut Ali (2011:121) wawancara digunakan untuk mengumpulkan data

yang berskala nominal dan data kualitatif dalam riset yang melibatkan subjek

manusia. Adapun tujuan utama teknik pengumpulan data melalui wawancara ini

adalah untuk mengetahui jawaban yang lebih mendalam dari permalasalahan

penelitian.

Adapun wawancara yang dilakukan adalah wawancara terstruktur.

Menurut Sugiyono (2011:194), wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik

pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan

pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu pengumpul data

telah menyiapkan instrumen penelitain berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis

yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.

(31)

Ence Surahman, 2013

Hasil belajar siswa di dengan menggunakan soal yang diberikan pada saat pre

test dan post test. Teknisnya baik kelas kontrol ataupun kelas eksperimen

diberikan soal yang sama, yang sudah divaliditas dan diketahui derajat

reliabilitasnya. Yakni dengan dilakukan uji soal. Setelah didapatkan soal yang

valid dan reliabel, baru di gunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar siswa.

Setelah anggota sampel baik kelas eksperimen ataupun kelas kontrol

diberikan pre test, selanjutnya dilakukan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan metode yang sama dan tidak dibedakan. Tahap berikutnya adalah

pemberian perlakuan, yakni untuk kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan

di kirim Short Message Service (SMS) motivasi belajar. Sementara dikelas

kontrol tidak diberikan perlakukan apapun.

Pada pertemuan berikutnya dilakukan post test dengan menggunakan soal

yang sama ketika waktu pre test untuk melihat gain skor masing-masing anggota

sampel baik dikelas eksperimen ataupun kelas kontrol. Hasilnya dianalisis sebagai

data pendukung untuk mengukur pengaruh penggunaan Short Message Service

(SMS) terhadap peningkatan motivasi belajar yang dibuktikan dengan peningkatan

skor hasil belajar.

G. Teknik Uji Instrumen

Menurut Arikunto (2006:160) “instrumen penelitian adalah alat dan

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

(32)

57

Ence Surahman, 2013

Dalam sebuah proses penelitian, seorang peneliti harus cermat menyusun

instrumen penelitian, karena keberhasilan sebuah penelitian sangat bergantung

kepada kualitas instrumen penelitiannya, sebab data yang diperlukan untuk

menjawab permasalahan penelitian diperoleh melalui instrumen penelitian. Hal

ini senada dengan ungkapan Nana Sudjana dan Ibrahim (2007:96) “instrumen

sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian

rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya”.

Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2007:96) dalam menyusun

instrumen penelitian ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain:

1. Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indikator variabel, harus jelas dan spesifik sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis instrumen yang akan digunakan,

2. Sumber data/informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam instrumen penelitian.

3. Keterandalan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data baik dari keajegan, kesahihah maupun objektivitasnya.

4. Jenis data yang diharapkan dari penggunaan isntrumen harus jela, sehingga peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna pemecahan masalah penelitina.

5. Mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan.

Adapun langkah-langkah yang akan ditempuh oleh peneliti dalam

menyusun instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Analisis variabel penelitian, yakni mengkaji variabel menjadi sub

variabel dan mengembangkan indikator setiap sub variabel penelitian

sejelas-jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa di ukur dan bisa

menghasilkan data yang dibutuhkan peneliti.

2. Menetapkan jenis instrumen yang akan digunakan untuk mengukur

(33)

Ence Surahman, 2013

3. Seteah menetapkan jenis instrumen, peneliti menyusun kisi-kisi

instrumen. Kisi-kisi ini berupa jenis pertanyaan, jumlah pertanyaan

dan waktu yang dibutuhkan.

4. Berdasarkan kisi-kisi tersebut lalu peneliti menyusun item atau

pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah

ditentukan dalam kisi-kisi.

5. Instrumen yang telah dibuat, di uji coba untuk melihat validitas,

reliabilitas dan keterbacaannya.

6. Setelah di uji coba baru kemudian di gunakan untuk mendapatkan

data dari objek penelitiannya.

Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yakni

instrumen yang akan digunakan pada saat pretest dan saat postest yakni

instrumen yang di buat untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa pada

mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi antara sebelum dan sesudah

diberikan perlakuan melalui penggunaan Short Message Service (SMS).

Instrumen pretest dan post test sengaja disamakan untuk mengetahui

signifikansi perubahan motivasi belajar siswa kelas eksperimen antara sebelum

diberikan perlakuan dengan program Short Message Service (SMS) dengan

setelah diberikan perlakukan. Sehingga pada saat post test peneliti bisa

mendapatkan hasilnya untuk diolah dan di tarik kesimpulannya sebagaimana

yang di rumuskan dalam rumusan masalah dan pengajuan hipotesis.

Sebuah instrumen dikatakan baik jika instrumen tersebut mampu

(34)

59

Ence Surahman, 2013

secara tepat. Terdapat dua persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh

instrument penelitian, yaitu validitas dan reliabilitas. Dalam penelitian ini, teknik

uji instrumen yang akan digunakan yaitu:

1. Uji Validitas

Uji validitas berkaitan dengan ketepatan atau kesesuaian alat ukur

terhadap konsep yang akan diukur, sehingga alat ukur benar-benar dapat

mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pada penelitian ini, uji validitas dari instrumen angket menggunakan

teknik uji validitas empirical validity, dimana angket yang digunakan diujikan

kepada sampel yang bukan sampel penelitian kemudian skor-skor yang diperoleh

dari angket tersebut dihitung menggunakan rumus koefisien korelasi product

moment dari Karl Pearson dalam Arikunto. Adapun perhitungannya

menggunakan rumus koefisien korelasi product moment dari karl pearson, yaitu:

(Sumber: Zainal Arifin, 2011:254)

Keterangan :

: koefisien korelasi antara variabel X dan Y

: jumlah responden

: jumlah jawaban item

(35)

Ence Surahman, 2013

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah ketetapan/keajegan alat tersebut dalam mengukur

apa yang diukurnya. Artinya kapanpun alat itu digunakan maka akan memberikan

hasil ukur yang sama. (Sudjana dan Ibrahim, 2001:120-121).

Metode uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

reliabilitas internal consistency method dengan menggunakan Cronbach’s Alpha.

Menurut Ronny S Kountur (2003:158) “Cronbach alpha (α) merupakan teknik

pengujian reliabilitas suatu tes atau angket yang paling sering digunakan oleh

karena dapat digunakan pada tes-tes atau angket-angket yang jawaban atau

tanggapannya berupa pilihan. Pilihannya dapat terdiri atas dua pilihan atau lebih

dari dua pilihan”.

Menurut Arikunto (2006:196) “rumus alpha digunakan untuk mencari

reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal

bentuk uraian”.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam mencari reliabilitas dengan

menggunakan Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:

a.Mencari varians total

(Sumber: Suharsimi Arkunto 2006:196)

Keterangan :

: varians total

: jumlah kuadrat skor total setiap responden

(36)

61

Ence Surahman, 2013

: jumlah responden uji coba

b.Mencari harga-harga varians setiap item

(Sumber: Suharsimi Arkunto 2006:196)

Keterangan :

: varians butir setiap varians

: jumlah kuadrat jawaban responden pada setiap varians

: jumlah kuadrat skor seluruh responden dari setiap item

: jumlah responden uji coba

c.Rumus Alpha

(Sumber: Suharsimi Arkunto 2006:196)

Keterangan :

: reliabilitas instrumen

: banyaknya butir item

: jumlah varians item

: varians total

H. Teknik Analisis Data

Menurut Arikunto (2006:235) “secara garis besar, pekerjaan analisis data

(37)

Ence Surahman, 2013

pendekatan penelitian.” Sedangkan menurut Sambas Ali dan Maman

Abdurrahman (2007:52) adalah :

Cara melaksanakan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah data tersebut menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat-sifat datanya dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian, baik berkaitan dengan deskripsi data maupun untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik populasi (parameter) berdasarkan data yang diperoleh dari sampel (statistik)

Penelitian ini untuk menguji hubungan dua variabel, peneliti menggunakan

teknik korelasi tata jenjang atau rank correlation atau sering juga disebut dengan

uji korelasi Rank Spearman. Alasan peneliti menggunakan teknik ini karena data

yang diperoleh berupa data ordinal yang diperoleh dari instrumen dengan

menggunakan jenis skala likert. Seperti yang diungkapkan oleh Sambas Ali dan

Maman Abdurrahman (2007:57) bahwa “Skala Likert merupakan jenis skala

pengukuran yang menyediakan data berbentuk ordinal.” Hal ini senada dengan

yang diungkapkan oleh Nana Sudjana dan Ibrahim (2007:149) “Korelasi tata

jenjang yang dikembangkan oleh Spearman dengan notasi rho atau ρ. Korelasi ini

tidak menggunakan data interval tapi dalam skala ordinal”. Adapun rumus yang

digunakan adalah :

Uji Korelasi Rank Spearman :

Keterangan :

: koefisien korelasi Rank Spearman

(38)

63

Ence Surahman, 2013

: jumlah kuadrat dari selisih rank variabel X dengan rank

variabel Y

Kemudian setelah mendapatkan nilai koefisien korelasi (ρ) nilainya

disubtitusikan pada rumus uji-t.

Keterangan :

: uji signifikansi korelasi

: koefisien korelasi Rank Spearman

: banyaknya ukuran sampel

Setelah mendapatkan nilai t hitung dari uji signifikansi korelasi, kemudian

hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai t tabel. Setelah itu dilakukan

pengujian terhadap hipotesis penelitian.

Jika, t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima dan apabila t

hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Untuk Mengidentifikasi tinggi

rendahnya koefisien korelasi atau memberikan interpretasi koefisien korelasi

digunakan tabel kriteria pedoman untuk koefisien korelasi sesuai dengan yang ada

dalam buku sugiyono (2008:257).

Tabel 3.5

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

(39)

Ence Surahman, 2013

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Sumber: Sugiyono (2008:257)

I. Prosedur Penelitian

Tahapan pelaksanaan penelitian dimulai dari awal persiapan penelitian

hingga penyusunan laporan akhir penelitian:

1. Pembuatan rancangan penelitian

Langkah-langkah perancangan penelitian adalah sebagai berikut:

a. Membuat proposal penelitian

b. Melakukan studi observasi ketempat penelitian

c. Menyusun instrumen penelitian

2. Pelaksanaan penelitian

Adapun langkah-langkah tahap pelaksanaan penelitian diantaranya:

a. Membagi dua kelompok sampel yaitu kelompok eksperimen dengan

menggunakan Short Message Service (SMS) pengingat dan kelompok

kontrol dengan tidak menggunakan Short Message Service (SMS)

pengingat

b. Memberikan angket motivasi pre-treatment kepada kedua kelompok

sampel

c. Memberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen

d. Memberikan angket motivasi post-treatment kepada kedua kelas

sampel

(40)

65

Ence Surahman, 2013

Pengaruh Penggunaan Short Message Service (SMS) Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Dalam Proses Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi Di SMP Kartika XIX-2 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Menarik kesimpulan dengan menggunakan pengolahan data

berdasarkan hasil pre-test dan post-test dan menyimpulkan hasilnya

sesuai hipotesis

3. Pembuatan laporan akhir

Pada tahapan ini peneliti membuat laporan sebagaimana data yang

telah di hasilkan dan dianalisi.

(41)

Ence Surahman, 2013

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

1. Kesimpulan Umum

Penggunaan Short Message Service (SMS) dapat meningkatkan motivasi

belajar siswa, hal ini ditunjukan berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada

siswa dikelas eksperimen yang memiliki skor rata-rata yang berbeda dengan skor

rata-rata dikelas kontrol. Selain itu dibuktikan dengan data pendukung berupa

peningkatan skor rata-rata hasil belajar siswa. Dimana rata-rata pretest siswa kelas

eksperimen sebelum diberikan perlakuan penggunaan Short Message Service

(SMS) adalah 6,42, akan tetapi setelah diberikan diberi perlakuan (posttest)

rata-rata skor hasil belajar siswa terjadi peningkatan menjadi 12.32 ini berarti gain

rata-rata skor posttest dan pretes kelas eksperimen adalah sebesar 4.78. Sedangkan

rata-rata skor hasil belajar siswa sebelum diberikan perlakuan (pretest) kelas

kontrol adalah 8.30, akan tetapi setelah diberi perlakuan (posttest) rata-rata skor

hasil belajar siswa terjadi penurunan menjadi 7,09, ini berarti gain rata-rata skor

postes dan pretes kelas kontrol adalah sebesar -1,21.

2. Simpulan Khusus

Secara rinci, kesimpulan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Penggunaan Short Message Service (SMS) ditinjau dari aspek desain konten

(content design), berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar siswa

dalam proses pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di

(42)

112

Ence Surahman, 2013

b. Penggunaan Short Message Service (SMS) ditinjau dari aspek persepsi

(perception) siswa setelah mendapatkan kiriman Short Message Service

(SMS) berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar dalam proses

pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMP Kartika

XIX-2 Bandung.

c. Penggunaan Short Message Service (SMS) ditinjau dari aspek sikap

(attitude) berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dalam

proses pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMP

Kartika XIX-2 Bandung.

d. Penggunaan Short Message Service (SMS) ditinjau dari aspek semangat

belajar berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dalam

proses pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMP

Kartika XIX-2 Bandung.

e. Penggunaan Short Message Service (SMS) ditinjau dari aspek responsif

berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar siswa dalam proses

pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMP Kartika

XIX-2 Bandung.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dan dari simpulan

yang telah dijelaskan di atas, penulis memiliki beberapa rekomendasi yang dapat

dijadikan sebagai bahan pertimbangan, masukan dan saran sebagai berikut:

(43)

Ence Surahman, 2013

Berdasarkan hasil temuan diatas bahwa penggunaan Short Message Service

(SMS) dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, maka para guru disarakan

untuk lebih kreatif dalam mengemas isi pesan yang disampaikannya, sehingga

para siswa senantiasa tertarik dengan kiriman pesan yang diberikan sebagai upaya

untuk menyampaikan informasi dan memberikan intruksi serta dorongan motivasi

belajar siswa.

2. Bagi Pihak Sekolah

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar hendaknya di tunjang dengan

dukungan media dan sarana komunikasi efektif antara siswa dengan guru,

berdasarkan temuan dalam penelitian diatas disarankan pihak sekolah memiliki

sistem Short Message Service gateway yang bisa digunakan untuk penyampai

pesan kepada siswa guna mengondisikan siswa agar termotivasi untuk belajar

mandiri. Selain itu temuan diatas juga bisa digunakan oleh semua guru untuk

semua mata pelajaran. Bahkan pihak sekolah bisa memanfaatkannya untuk

menyampaikan pesan bukan hanya kepada siswa tetapi juga kepada guru sebagai

objek pengirimannya.

3. Bagi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi disiplin ilmu

Teknologi Pendidikan lebih spesifiknya dalam pemanfaatan Teknologi Informasi

dan Komunikasi (TIK) dalam rangka menunjang keberhasilan tujuan kegiatan

pembelajaran. Temuan ini bisa dijadikan salahsatu referensi untuk terus

(44)

114

Ence Surahman, 2013

atau bahkan jurusan sebaiknya menggunakan hasil temuan ini untuk

menyampaikan pesannya kepada mahasiswa dan juga dosen.

4. Bagi Pengambil Kebijakan (Kepala Dinas, Pengawas Pendidikan)

Hasil temuan dari penelitian diatas bisa menjadi bahan pertimbangan para

pengambil kebijakan baik kepala dinas cabang sampai pusat dalam rangka

membuat sebuah kebijakan untuk membuat dan menggunakan hasil temuan diatas

agar di turunkan menjadi sebuah program pendidikan, dimana seluruh satuan

pendidikan diberikan fasilitas, sarana dan anggaran untuk menggunakan konsen

dan hasil temuan dalam penelitian diatas.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai studi pustaka bagi peneliti

selanjutnya yang berminat untuk melakukan penelitian tentang penggunaan Short

Message Service (SMS) dalam mendukung suksesnya kegiatan pembelajaran dan

diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk lebih kreatif dalam mengemas konten

pesan yang disampaikan kepada siswa. Kemudian pemilihan sistem yang lebih

(45)

Ence Surahman, 2013

DAFTAR PUSTAKA

_,”Global System for Mobile Communication”<

http://id.wikipedia.org/wiki/GSM>. 07 November 2012.

_, “Wireless Application Protocol” <http://id.wikipedia.org/wiki/WAP>. 07 Nopember 2012.

_, “GPRS” <(http://id.wikipedia.org/wiki/GPRS>. 07 Nopember 2012.

_, “Bluetooth” <http://id.wikipedia.org/wiki/Bluetooth>. 07 Nopember 2012.

_, “Wi-Fi” <http://id.wikipedia.org/wiki/WiFi>. 07 November 2012.

Ahmadi, Candra. Dkk. (2010). Aplikasi Mobile Learning Berbasis Moodle Dan

Mle Pada Pembelajaran Kedokteran. T.p. Yograkarta. Hasil Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2010 (SNATI 2010) ISSN: 1907-5022

Ali, Muhammad. (2011). Memahami riset perilaku dan sosial. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.

Ali, Sambas dan Abdurahman, Maman. (2007). Analisis Korelasi Regresi dan

Jalur Dalam Penelitian. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek

Edisi Revisi 2010. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta. PT Rineka Cipta.

Arifin, Zaenal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Baharudin dan Wahyuni, E.N. (2010). Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Brophy, J. (2004). Motivating Student to Learn (2nded). London : Lawrence.

Erlbaum Associates, Publishers.

Damayanti dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Darmawan, Deni. 2007. Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung. Arum Mandiri Press.

(46)

116

Ence Surahman, 2013

Keegan, Desmond. t.t. Mobile learning: a practical guide. _. _

Kementerian Pendidikan Nasional. (2006). Lampiran Peraturan Kementerian

Pendidikan Nasional No.22 Tahun 2006. Jakarta: Kemendiknas.

Kementerian Pendidikan Nasional. (2003). Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasional No 20 Tahun 2003. Jakarta: Kemendiknas.

Kaur. (2011). “Effectiveness of 5 –Category Pedagogical Model for Mobile

Learning Using SMS”. Journal of Educational Media and Technology. 5 (1). 25-38.

Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Prayoga, Arif. (2009). Pembangunan Sistem Penyampaian dan Pengaksesan

Konten Pendukung Pembelajaran Menggunakan Layanan SMS. Skripsi

Sarjana FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

Rodiansyah, Fajar dkk. (2009). Studi Komparasi Antara Hasil Pembelajaran

Berbasis Komputer Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dengan Metode Konvensional. Tidak Diterbitkan.

Said, Budi, dan Bastari. (2006). Desain dan Implementasi Penggunaan SMS untuk

Kegiatan Akademik: Studi Kasus STIMIK Darmajaya. Makalah pada

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, Yogyakarta.

Sadiman dkk. (2003). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raya Grafindo Persada.

Sagala. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media.

Santoso, Singgih. (2003). SPSS Statisti Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Santrock. (2007) . Adolescence 12th edition . McGraw-Hill. _.

So, Simon. (2009). ”The Development of a SMS based Teaching and Learning

System”. Journal of Education Technology Development and Exchange.

2(1). 113-124.

(47)

Ence Surahman, 2013

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2002). Media Pengajaran. Bandung. Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Syaodih, Nana (2007). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda Karya.

Tamimudin, Muhammad. “Mengenal Mobile Learning”.

<http://mtamim.files.wordpress.com/2008/12/mlearn_tamim.pdf >. Oktober 2012.

Uno. (2007). Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Soal ................................................................................
Tabel 4.17 Uji Hipotesis
Tabel 3.1 Hubungan Antar Variabel Penelitian
Tabel 3.2 Desain Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu kegiatan yang menonjol di perairan Danau Toba dan patut diduga memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap penurunan kualitas dan peningkatan kesuburan

Menurut Suma’mur, 1995, kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak terduga maksudnya yaitu di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur

Dengan semakin meningkatnya tingkat kecacatan produk yang terjadi di PT Ocean Asia Industry dalam setiap bulannya bahkan dalam setiap tahunnya, serta dengan meningkatnya

Mental mempunyai pengertian yang sama dengan jiwa, nyawa, sukma, roh, dan semangat. Ilmu kesehatan mental merupakan ilmu kesehatan jiwa yang memasalahkan

Kajian opsi parsipasi masyarakat dan jender pada area prioritas dilaksanakan dengan melakukan FGD ( Focus Group Discussion ) di Dusun Rejosari Kecamatan Kemadang. FGD

Khas pada bangunan periode ini adalah bangunan berlantai banyak (Vertikalisme) dengan bentangan-bentang lebar, dan banyak menggunakan kaca pada eksteriornya,

Tema-tema perempuan dalam media antara lain adalah; a) Perempuan berada pada posisi yang minority dan underrepresented; b) Perempuan dan laki- laki ditampilkan

segregasi pada lempeng benua dengan dapur magma dalam (A) Busur magmatik: lempeng benua dengan dapur magma tengah (B) Busur kepulauan dan busur magmatik dangkal MOR