• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Tata Letak Lantai Produksi Menggunakan Grouping Technology dengan Mempertimbangkan Faktor-Faktor Produksi (Urutan Proses, Volume Produksi, Kapasitas Alat Material Handling, dan Alternatif Routing) di PT Indta Pramatajaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Usulan Tata Letak Lantai Produksi Menggunakan Grouping Technology dengan Mempertimbangkan Faktor-Faktor Produksi (Urutan Proses, Volume Produksi, Kapasitas Alat Material Handling, dan Alternatif Routing) di PT Indta Pramatajaya."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PT Indta Pramatajaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur pembuatan sparepart mobil dan motor. Bahan produksi yang digunakan oleh perusahaan semuanya adalah logam seperti pada pedal, bracket, plate oil, sproket dan lain-lain. Saat ini perusahaan menggunakan tata letak dengan metode by process, yaitu pengelompokan mesin yang memiliki jenis atau karakteristik yang sama kemudian diletakkan dalam satu lokasi. Penggunaan alat material handling yang disediakan perusahaan untuk lantai produksi saat ini adalah hand pallet. Seiring berjalannya waktu, produk yang dibuat oleh perusahaan mengalami perubahan dari segi ukuran dan desain. Berpengaruh pada pergantian urutan proses pembuatan produk, aliran material yang menjadi tidak beraturan, sehingga jarak perpindahan menjadi lebih jauh, Ongkos Material Handling (OMH) menjadi lebih tinggi, dan manufacturing lead time menjadi lebih lama. Hal itu kemudian akan berdampak pada kalahnya daya saing dengan perusahaan lainnya.

Dalam mengatasi permasalahan tersebut, penulis mengusulkan adanya perbaikan tata letak lantai produksi dengan menggunakan metode by process dan by Grouping Technology (GT). Perbedaan by process yang diusulkan dengan yang dipakai perusahaan saat ini ialah penaruhan tata letak yang masih bersebelahan, sedangkan by GT bertujuan untuk mengelompokkan mesin menjadi dua atau lebih sel manufaktur. Metode by GT dilakukan dengan pertimbangan faktor-faktor produksi seperti urutan proses, volume produksi, kapasitas alat material handling, dan alternatif routing yang sudah dikembangkan oleh Kumar dan Sharma (2014). Pembagian mesin ke dalam setiap sel manufaktur dilanjutkan dengan membuat skenario duplikasi, non-duplikasi, dan optimisasi. Setelah itu setiap metode dan skenario dihitung berdasarkan kebutuhan jumlah mesin dan kebutuhan luas lantai produksinya yang dilihat juga dari perhitungan frekuensi perpindahan antar mesin dan OMH-nya masing-masing. Dari hasil perhitungan OMH setiap metode dan skenario tersebut maka selanjutnya dibuatlah skala prioritas berdasarkan aliran inflow dan outflow. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan Allocation Relationship Diagram (ARD) dan menghitung revisi OMH. Berdasarkan revisi OMH tersebut dipilihlah skenario non-duplikasi dan aliran outflow yang menghasilkan OMH termurah, kemudian dibuat tata letak usulan tersebut. Hasil dari tata letak usulan yang sudah dibuat maka akan dibandingkan dengan tata letak yang digunakan perusahaan saat ini.

(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI ... iii

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-2 1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi... 1-2 1.4 Perumusan Masalah ... 1-3 1.5 Tujuan Penelitian ... 1-3 1.6 Sistematika Penulisan ... 1-3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

(3)

2.8 Ukuran Jarak ... 2-8 2.8.1 Jarak Euclidean... 2-9 2.8.2 Jarak Rectilinear ... 2-9 2.8.3 Square Euclidean ... 2-9 2.8.4 Aisle ... 2-9 2.8.5 Adjacency... 2-9 2.9 Material Handling ... 2-10 2.10 Grouping Technology (GT)... 2-11 2.10.1 Keuntungan Grouping Technology (GT) ... 2-11 2.10.2 Metode dalam Grouping Technology (GT) ... 2-12 2.11 Pembentukan Sel Manufaktur dengan Mempertimbangkan

Faktor-faktor Produksi ... 2-13 2.12 Jaccard Similiarity Coefficient ... 2-14

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Penelitian Pendahuluan... 3-1 3.2 Identifikasi Masalah ... 3-1 3.3 Batasan Masalah dan Asumsi ... 3-1 3.4 Perumusan Masalah ... 3-1 3.5 Menentukan Tujuan Penelitian ... 3-1 3.6 Studi Literatur ... 3-4 3.7 Penentuan Metode Penyelesaian Masalah ... 3-4 3.8 Pengumpulan Data ... 3-4 3.9 Pengolahan Data ... 3-5 3.10 Analisis ... 3-9 3.11 Selesai ... 3-9

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

(4)

4.2.2 Jam Kerja Efektif ... 4-2 4.2 Data Produksi ... 4-3 4.2.1 Data Produk/Komponen ... 4-3 4.2.2 Operation Process Chart ... 4-4 4.2.3 Data Urutan Proses dan Alternatif Routing ... 4-5 4.2.4 Data Jumlah dan Ukuran Mesin ... 4-6 4.2.5 Alat Material Handling ... 4-6 4.2.6 Tata Letak Aktual ... 4-7

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

5.1 Pengolahan Data ... 5-1 5.1.1 Matriks Awal Perusahaan ... 5-1 5.1.2 Metode GT Dengan Memperhitungkan Faktor Produksi ... 5-3 5.1.2.1 Inisialisasi Data... 5-3 5.1.2.2 Menghitung Biaya Mesin x Volume Produksi ... 5-5 5.1.2.3 Menghitung Biaya Moves x Volume Produksi ... 5-5 5.1.2.4 Memisahkan Alternatif Routing ... 5-7 5.1.2.5 Menghitung Commonality Score ... 5-8 5.1.2.6 Mengelompokkan Mesin yang Memiliki

Commonality Score Tertinggi ... 5-8 5.1.2.7 Memilih Kombinasi Clustering ... 5-10 5.1.2.8 Membuat Dendogram ... 5-10 5.1.2.9 Mengelompokkan Parts ... 5-11 5.1.2.10 Matriks Akhir ... 5-12 5.1.3 Perhitungan Kebutuhan Jumlah Mesin ... 5-12 5.1.4 Perhitungan Kebutuhan Luas Lantai Produksi ... 5-18 5.1.4.1 Kebutuhan Luas Lantai Produksi By Process ... 5-18 5.1.4.2 Kebutuhan Luas Lantai Produksi Skenario

Non-Duplikasi ... 5-19 5.1.4.3 Kebutuhan Luas Lantai Produksi Skenario

(5)

5.1.4.4 Kebutuhan Luas Lantai Produksi Skenario

(6)

5.1.9 Activity Allocation Diagram (AAD)... 5-60 5.1.10 Perhitungan OMH Aktual ... 5-61 5.1.11 Perhitungan OMH Usulan ... 5-62 5.1.12 Rangkuman OMH Aktual Vs Usulan ... 5-63 5.2 Analisis ... 5-64 5.2.1 Analisis Kebutuhan Jumlah Mesin ... 5-64 5.2.2 Analisis Pembentukan dan Pemilihan ARD ... 5-65 5.2.3 Analisis Tata Letak Aktual ... 5-67 5.2.4 Analisis Tata Letak Usulan... 5-67 5.2.5 Analisis Aliran ... 5-68

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

4.1 Data produk 4-3

4.2 Urutan Proses dan Alternatif Routing 4-5

4.3 Data Jumlah dan Ukuran Mesin 4-6

5.1 Matriks Awal Perusahaan 5-1

5.2 Keterangan Matriks Parts 5-2

5.3 Keterangan Matriks Mesin 5-2

5.4 Inisialisasi Data 5-3

5.5 Biaya Matriks Mesin x Volume Produksi 5-5 5.6 Biaya Matriks Moves x Volume Produksi 5-5

5.7 Matriks Total 5-6

5.8 Matriks Total Kombinasi 1 5-7

5.9 Commonality Score Iterasi 1 Kombinasi 1 5-8

5.10 Data Baru Matriks Iterasi 1 Kombinasi 1 5-9

5.11 Total Biaya Exceptional 5-10

5.12 Machines Grouping 5-11

5.13 Part Grouping 5-11

5.14 Matriks Akhir 5-12

5.15 Ringkasan Kebutuhan Jumlah Mesin 5-13

5.16 Jumlah Mesin By Process 5-14

5.17 Jumlah Mesin Non Duplikasi 5-15

5.18 Jumlah Mesin Duplikasi 5-16

5.19 Jumlah Mesin Optimisasi 5-17

5.20 Kebutuhan Luas Lantai By Process 5-18

5.21 Kebutuhan Luas Lantai Non-Duplikasi 5-19

5.22 Kebutuhan Luas Lantai Duplikasi 5-20

5.23 Kebutuhan Luas Lantai Optimisasi 5-21

(8)

5.25 FTC Jarak By Process 5-22

5.26 FTC OMH By Process 5-23

5.27 Perhitungan OMH per Meter 5-23

5.28 FTC Frekuensi Antar Sel Non-Duplikasi 5-24

5.29 FTC Jarak Antar Sel Non-Duplikasi 5-24

5.30 FTC OMH Antar Sel Non-Duplikasi 5-24

5.31 FTC Frekuensi Antar Departemen Non-Duplikasi 5-25 5.32 FTC Jarak Antar Departemen Non-Duplikasi 5-25 5.33 FTC OMH Antar Departemen Non-Duplikasi 5-25

5.34 FTC Frekuensi Antar Sel Duplikasi 5-26

5.35 FTC Jarak Antar Sel Duplikasi 5-26

5.36 FTC OMH Antar Sel Duplikasi 5-26

5.37 FTC Frekuensi Antar Departemen Duplikasi 5-27 5.38 FTC Jarak Antar Departemen Duplikasi 5-27

5.39 FTC OMH Antar Departemen Duplikasi 5-27

5.40 FTC Frekuensi Antar Sel Optimisasi 5-28

5.41 FTC Jarak Antar Sel Optimisasi 5-28

5.42 FTC OMH Antar Sel Optimisasi 5-28

5.43 FTC Frekuensi Antar Departemen Optimisasi 5-29 5.44 FTC Jarak Antar Departemen Optimisasi 5-29

5.45 FTC OMH Antar Departemen Optimisasi 5-29

5.46 Inflow Chart By Process 5-30

5.47 Skala Prioritas Inflow By Process 5-31

5.48 Outflow Chart By Process 5-31

5.49 Skala Prioritas Outflow By Process 5-32

(9)

5.56 Skala Prioritas Outflow Antar Sel Non-Duplikasi 5-34 5.57 Skala Prioritas Outflow Antar Departemen Non-Duplikasi 5-35

5.58 Inflow Chart Antar Sel Duplikasi 5-35

5.59 Inflow Chart Antar Departemen Duplikasi 5-36 5.60 Skala Prioritas Inflow Antar Sel Duplikasi 5-36 5.61 Skala Prioritas Inflow Antar Departemen Duplikasi 5-36

5.62 Outflow Chart Antar Sel Duplikasi 5-37

5.63 Outflow Chart Antar Departemen Duplikasi 5-37 5.64 Skala Prioritas Outflow Antar Sel Duplikasi 5-37 5.65 Skala Prioritas Outflow Antar Departemen Duplikasi 5-38

5.66 Inflow Chart Antar Sel Optimisasi 5-38

5.67 Inflow Chart Antar Departemen Optimisasi 5-39 5.68 Skala Prioritas Inflow Antar Sel Optimisasi 5-39 5.69 Skala Prioritas Inflow Antar Departemen Optimisasi 5-39

5.70 Outflow Chart Antar Sel Optimisasi 5-40

5.71 Outflow Chart Antar Departemen Optimisasi 5-40 5.72 Skala Prioritas Outflow Antar Sel Optimisasi 5-40 5.73 Skala Prioritas Outflow Antar Departemen Optimisasi 5-41

5.74 FTC Jarak Baru Inflow By Process 5-50

5.75 FTC OMH Baru Inflow By Process 5-51

5.76 FTC Jarak Baru Outflow By Process 5-52

5.77 FTC OMH Baru Outflow By Process 5-52

5.78 FTC Jarak Baru Inflow Non-Duplikasi 5-53

5.79 FTC OMH Baru Inflow Non-Duplikasi 5-53

5.80 FTC Jarak Baru Outflow Non-Duplikasi 5-54

5.81 FTC OMH Baru Outflow Non-Duplikasi 5-54

5.82 FTC Jarak Baru Inflow Duplikasi 5-55

5.83 FTC OMH Baru Inflow Duplikasi 5-55

5.84 FTC Jarak Baru Outflow Duplikasi 5-56

5.85 FTC OMH Baru Outflow Duplikasi 5-56

(10)

5.87 FTC OMH Baru Inflow Optimisasi 5-57

5.88 FTC Jarak Baru Outflow Optimisasi 5-58

5.89 FTC OMH Baru Outflow Optimisasi 5-58

5.90 Ringkasan OMH Baru 5-59

5.91 FTC Jarak Aktual 5-61

5.92 FTC OMH Aktual 5-62

5.93 FTC Jarak Usulan 5-62

5.94 FTC OMH Usulan 5-62

5.95 OMH Aktual Vs Usulan 5-63

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Hirarki Perencanaan Fasilitas (Tompkins, 1996) 2-2

2.2 Pola Aliran Umum (Francis, 1992) 2-4

2.3 Tipe-tipe Tata Letak (Tompkins, 1996) 2-5

2.4 Product Layout 2-6

2.5 Process Layout 2-6

2.6 Grouping Technology 2-7

2.7 Fixed Layout 2-8

3.1 Flowchart Penelitian 3-2

3.2 Flowchart Pengolahan Data 3-5

3.3 Flowchart Metode Clustering by GT 3-7

4.1 Struktur Organisasi Perusahaan 4-2

4.2 OPC Body Inner B Comp KZRA 4-4

4.3 Tata Letak Awal Perusahaan 4-7

5.1 Dendogram Commonality Score 5-10

5.2 ARD Inflow By Process 5-42

5.3 ARD Outflow By Process 5-43

5.4 ARD Inflow Antar Sel Non-Duplikasi 5-43

5.5 ARD Inflow Antar Departemen Non-Duplikasi 5-44 5.6 ARD Outflow Antar Sel Non-Duplikasi 5-44 5.7 ARD Outflow Antar Departemen Non-Duplikasi 5-45

5.8 ARD Inflow Antar Sel Duplikasi 5-46

5.9 ARD Inflow Antar Departemen Duplikasi 5-46

5.10 ARD Outflow Antar Sel Duplikasi 5-47

5.11 ARD Outflow Antar Departemen Duplikasi 5-47

5.12 ARD Inflow Antar Sel Optimisasi 5-48

(12)

5.14 ARD Outflow Antar Sel Optimisasi 5-49 5.15 ARD Outflow Antar Departemen Optimisasi 5-49

5.16 Contoh Perhitungan Jarak Baru 5-50

5.17 AAD Usulan 5-60

5.18 Contoh Perhitungan Aisle Distance 5-61

5.19 Grafik OMH ARD 5-65

5.20 Grafik OMH aktual vs OMH Usulan 5-67

5.21 Analisis Aliran Aktual 1 5-68

5.22 Analisis Aliran Aktual 2 5-69

5.23 Analisis Aliran Aktual 3 5-70

5.24 Analisis Aliran Usulan 1 5-71

5.25 Analisis Aliran Usulan 2 5-72

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

A Operation Process Chart (OPC) A-1

B Perhitungan Frekuensi B-1

(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan menginginkan biaya produksi sekecil mungkin, untuk mencapai maksud tersebut maka harus mempertimbangkan segala faktor dengan baik dan sesuai standar yang diinginkan. Salah satunya faktor perpindahan material dari satu tempat proses produksi ke tempat proses produksi yang lain, berpengaruh pada ongkos yang timbul akibat adanya aktivitas material. Untuk meminimalkan Ongkos Material Handling (OMH) membutuhkan perencanaan yang baik.

PT Indta Pratamajaya adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi sparepart dan bahan utama pembuatan tersebut ialah logam. Sedangkan produksi yang dilakukan berdasarkan job order atau pesanan dari konsumen. Untuk penyusunan mesin pada lantai produksi, perusahaan mengelompokannya berdasarkan fungsi dan jenis yang sama, serta untuk mesin yang berukuran besar tidak dilakukan pemindahan, dimana perpindahan bahan dilakukan menggunakan alat material handling yaitu hand pallet.

Berdasarkan tata letak fasilitas produksi saat ini, perusahaan menghasilkan produk-produk yang mengalami perubahan ukuran dan desain. Pengaruhnya urutan proses berubah, kemudian proses aliran bahan yang terjadi membuat perpindahan bahan menjadi tidak efisien dan jarak perpindahan material menjadi lebih jauh, pengaruhnya ongkos produksi menjadi lebih mahal, lead time menjadi lebih tinggi, dan daya saing perusahaan akan kalah dengan yang lain.

(15)

BAB 1 Pendahuluan 1-2

1.2 Identifikasi Masalah

Setelah penulis melakukan pengamatan langsung dan wawancara pada pihak perusahaan, didapatkan masalah pada penyesuaian tata letak lantai produksi yang belum disesuaikan dengan urutan proses produk-produk yang dipesan konsumen saat ini. Namun pengaruhnya pada aliran material handling menjadi tidak beraturan, waktu produksi menjadi lebih

lama atau tidak optimal, dan OMH menjadi tinggi, maka lama kelamaan perusahaan akan kalah dalam persaingan industri saat ini.

1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi

Dikarenakan luasnya ruang lingkup penelitian yang bisa dilakukan, pihak peneliti menetapkan beberapa batasan dan asumsi. Adapun batasan masalah yang akan diteliti meliputi.

1. Perancangan tata letak yang dilakukan berdasarkan OMH tanpa mempertimbangkan faktor lingkungan fisik perusahaan.

2. Data produksi yang diamati adalah produk yang diproduksi pada bulan September 2015 sampai dengan September 2016.

Beberapa asumsi yang akan digunakan adalah sebagai berikut. 1. Tidak adanya penambahan lahan pada area produksi.

2. Jumlah mesin pada lantai produksi tidak berubah, bila melebihi jumlah mesin yang ada saat ini.

3. Data waktu proses produksi sudah baku.

1.4 Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan menjadi ruang lingkup penulis sesuai dengan identifikasi masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana keadaan tata letak lantai produksi saat ini?

2. Bagaimana usulan tata letak lantai produksi yang sebaiknya digunakan perusahaan ?

(16)

BAB 1 Pendahuluan 1-3

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Menjelaskan keadaan tata letak lantai produksi saat ini.

2. Memberikan usulan tata letak yang sebaiknya diterapkan perusahaan. 3. Mengemukakan kelebihan tata letak usulan dibandingkan dengan tata

letak saat ini.

1.6 Sistematika Penulisan

Secara garis besar sistematika penulisan laporan tugas akhir pada penelitian ini terdiri dari 6 bab, dimana susunan dari masing-masing bab adalah sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan asumsi, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 STUDI LITERATUR

Bab ini berisikan teori-teori yang relevan yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan serta merupakan dasar teoritis dan memberikan konsep pemecahan masalah yang digunakan pada permasalahan yang terjadi dalam perusahaan. Teori yang digunakan mengenai perancangan tata letak dengan by GT dan by process.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

(17)

BAB 1 Pendahuluan 1-4

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisikan data-data dari perusahaan tempat penulis mengamati, yaitu sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan data-data lain yang berkaitan dengan penelitian.

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini berisikan hasil pengolahan data terhadap data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya oleh penulis, kemudian dilakukan analisis terhadap hasil pengolahan data yang sudah disesuaikan dengan teori yang berlaku berdasarkan keadaan di perusahaan.

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

(18)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sesuai dengan tujuan penelitian bahwa :

1. PT Indta Pramatajaya adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang sparepart otomotif, dengan menggunakan penerapan tata letak by process.

Layout perusahaan saat ini sudah lama tidak dilakukan re-layout sehingga

jarak perpindahan barang yang ada menjadi jauh dan berdampak pada ongkos material handling (OMH) menjadi tinggi. Pengaruh dari OMH yang tinggi

mengakibatkan ongkos produksi dan harga jual ikut tinggi, maka dapat menurunkan daya saing perusahaan dari segi harga dengan perusahaan yang serupa. Dari perhitungan OMH yang dihasilkan tata letak saat ini yaitu sebesar Rp5,145,644.523 per bulan.

2. Metode yang diusulkan oleh penulis dalam pembuatan tata letak adalah dengan metode by process dan by grouping technology (GT). Metode by GT ini dilakukan dengan mengelompokkan beberapa mesin yang memiliki kemiripan secara prosesnya serta pengaruh dari faktor-faktor produksi, kemudian pengaruh lainya adalah dengan melihat hubungan frekuensi antara mesin yang tinggi ditaruh secara berdekatan. Hasil yang didapat setelah melakukan perhitungan data didapatlah OMH dari tata letak usulan yaitu sebesar Rp3,854,243.365 per bulan, dengan skenario non-duplikasi serta aliran outflow.

3. Perbandingan dari tata letak aktual dengan tata letak usulan memberikan selisih atau penghematan sebesar Rp1,291,401.157 per bulan atau sebesar 25.10%. Hal tersebut dipengaruhi oleh jarak tempuh perpindahan material yang menjadi lebih pendek dan berpengaruh pada waktu perpindahan serta lead time menjadi lebih singkat. Sehingga daya saing dari perusahaan akan

(19)

BAB 6 Kesimpulan dan Saran 6-2

6.2 Saran

6.2.1 Saran Untuk Perusahaan

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis, maka disarankan perusahaan untuk melakukan relokasi (re-layout) pada tata letak lantai produksi. Seperti perhitungan hasil yang sudah dilakukan pembuatan tata letak dapat menggunakan metode GT untuk mengurangi jarak aliran material dibandingkan dengan metode by process.

6.2.2 Saran Untuk Penelitian Selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibuat oleh penulis, maka saran yang dapat diusulkan untuk penelitian yang selanjutnya adalah:

1. Pada penelitian ini penulis hanya membandingkan tata letak usulan metode by GT dengan metode by process. Sebab itu penelitian selanjutnya dapat dilakukan perbandingan dengan metode lainnya. Dapat juga penelitian selanjutnya menambahkan atau memperhitungkan faktor produksi lainnya agar lebih mengkrucut/akurat lagi.

(20)

USULAN TATA LETAK LANTAI PRODUKSI

MENGGUNAKAN GROUPING TECHNOLOGY DENGAN

MEMPERTIMBANGKAN FAKTOR PRODUKSI (URUTAN

PROSES, VOLUME PRODUKSI, KAPASITAS ALAT

MATERIAL HANDLING, DAN ALTERNATIF ROUTING)

DI PT INDTA PRAMATAJAYA

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi persyaratan Akademik dalam mencapai gelar

Sarjana Strata - 1 (S-1) pada Program Studi Teknik Industri,

Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha Bandung

Disusun Oleh : Nama : Rainer Wong

NRP : 1223102

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI-FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(21)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat serta kasih karunia-Nya yang senantiasa selalu ada dalam penulisan tugas akhir ini sehingga dapat berjalan baik dan lancar. Tugas Akhir ini disusun untuk pemenuhan persyaratan akademik untuk mencapai gelar sarjana Strata Satu pada Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha.

Penyusunan Tugas Akhir ini penulis banyak mendapat saran, bantuan, bimbingan, dukungan, nasihat, serta doa dari berbagai pihak. Dengan itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus, yang telah memberikan hikmat dan kesehatan sehingga penelitian ini dapat selesai dengan baik.

2. Orang Tua yang selalu memberikan doa dan dukungan, pada saat penulis menyelesaikan tugas akhir ini maupun dalam kehidupan sehari-harinya. 3. Bapak Santoso S.T., M.T. selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga, kesabaran dan pikiran serta memberikan pengarahan dan bimbingannya dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 4. Bapak Iman selaku manajer di PT Indta Pramatajaya yang telah

membimbing selama penulis berada di perusahaan.

5. Bapak Alfa selaku staf kepala produksi di PT Indta Pramatajaya yang telah membimbing selama penulis berada di perusahaan.

6. Ibu Christina, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha.

7. Ibu Kartika, S.T., M.T. selaku Ketua KBK system produksi Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha.

8. Ibu Vivi Arisandhy, S.T., M.T. selaku narasumber pada saat seminar proposal tugas akhir yang telah memberi masukan untuk tugas akhir yang dilakukan.

(22)

10.Bapak David Try Liputra, S.T., M.T. selaku narasumber pada saat seminar proposal tugas akhir yang telah memberi masukan untuk tugas akhir yang dilakukan.

11.Ibu Ir. Christina Wirawan, S.T., M.T. selaku dosen wali yang membimbing dalam pengambilan mata kuliah selama melakukan studi. 12.Seluruh Dosen Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha, yang telah

mengajar, mendidik, dan membagi ilmu serta pengalaman kepada penulis. 13.Teman-teman Teknik Industri angkatan 2012 yang telah mendukung dan

memberi masukan pada penulis.

14.Penulis berterima kasih juga kepada sahabat-sahabat yang sudah mendukung, terkhususkan kepada Billy Saputra, S.T., Yoshua Yubal S.T., dan Valentino Gautama S.T. yang memberikan waktu khusus untuk membimbing serta membantu penulis dalam pengerjaan selama ini.

15.Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu selama kegiatan magang ini dilakukan.

Penulis menyadari dalam penulisan tugas akhir ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran untuk tugas akhir ini. Besar harapan penulis agar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terima kasih.

Bandung, 20 Desember 2016

Gambar

Gambar
Grafik OMH ARD

Referensi

Dokumen terkait

Kata Kunci: Tata Letak, Lantai Produksi, Perhitungan Proporsi, Penambahan Mesin Produksi, Gudang Barang Jadi,

Dimana menekan ongkos material handling dapat dilakukan dengan cara menghapus langkah transportasi yang tidak perlu ataupun dengan meminimasi jarak antar

Berdasarkan perhitungan yang diperoleh dengan menggunakan program WinQsb dapat disimpulkan bahwa usulan perbaikan tata letak fasilitas dapat menurunkan biaya perpindahan

Dengan didapatnya tata letak usulan untuk kelompok mesin machining dan area coran, selanjutnya dilanjutkan dengan merancangan tata letak final dari lantai

Langkah awal yang dilakukan dalam perancangan tata letak usulan secara grafik adalah dengan memperhatikan momen material handling dan aliran material pada lantai

XYZ mempunyai tata letak pabrik dan sistem material handling yang baik namun terdapat masalah yang menyebabkan tata letak pabrik tersebut menjadi berantakan yang diantaranya

Dari kedua algoritma tersebut, tata letak yang optimal akan dipilih sebagai tata letak usulan berdasarkan nilai total momen perpindahan yang lebih rendah, ongkos material

Metode ini menghasilkan tata letak fasilitas usulan yang memiliki jarak perpindahan material yang lebih kecil dari tata letak fasilitas lantai produksi yang