ABSTRACT
This study aimed to analyze the effect of the application of environmental management accounting to corporate social responsibility with stakeholders as an intervening variable.
Data collection methods used in this research is purposive sampling. There are 16 companies that the population of the Indonesian Textile Association. The raw data is processed with Microsoft Excel, followed by descriptive statistical processing, estimating model of path analysis, and hypothesis test using SPSS 19.0 for Windows. The analysis showed that the simultaneous implementation of environmental management accounting effect on stakeholders at 9.11%, environmental management accounting does not significantly influence corporate social responsibility with a percentage of 4.39% influence, stakeholder significant effect on the corporate social responsibility of 7.95% and final testing states that environmental management accounting does not significantly influence corporate social responsibility with stakeholders as an intervening variable, with a total effect of only 1.00%.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan akuntansi manajemen lingkungan terhadap corporate social responsibility dengan stakeholder sebagai variabel intervening.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Terdapat 16 perusahaan yang pada populasi Asosiasi Pertekstilan Indonesia. Data mentah diolah dengan Microsoft Excel yang dilanjutkan dengan pengolahan statistik deskriptif, pengestimasian model analisis jalur, dan uji hipotesis dengan menggunakan SPSS 19.0 for Windows.
Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan penerapan akuntansi manajemen lingkungan berpengaruh terhadap stakeholder sebesar 9,11%, akuntansi manajemen lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap corporate social responsibility dengan persentase pengaruh sebesar 4,39%, stakeholder berpengaruh signifikan terhadap corporate social responsibility sebesar 7,95% dan pengujian terakhir menyatakan bahwa akuntansi manajemen lingkungan tidak berpengaruh signifikan terhadap corporate social responsibility dengan stakeholder sebagai variabel intervening, dengan total pengaruh hanya sebesar 1,00%.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRACT ... viii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Kegunaan Penelitian ... 6
2.1.1. Akuntansi Manajemen Lingkungan ... 7
2.1.1.1. Manfaat Akuntansi Manajemen Lingkungan ... 12
2.1.2. Stakeholder ... 14
2.1.2.1 Teori Legitimasi ... 17
2.1.2.2 Hubungan Stakeholder dengan Lingkungan Bisnis 20
2.1.3. Social Responsibility ... ... 22
2.1.3.1 Prinsip Social Responsibility ... ... 24
2.1.3.2. Pengertian Corporate Social Responsibility ... 26
2.2. Pengembangan Hipotesis ... 27
2.2.1 Akuntansi Manajemen Lingkungan dan Stakeholder ... 27
2.2.2. Stakeholder dan Corporate Social Responsibility ... .. 29
2.2.3. Akuntansi Manajemen Lingkungan dan Corporate Social Responsibility ... ... 32
2.2.4. Akuntansi Manajemen Lingkungan, Stakeholder, dan Corporate Social Responsibility ... 33
2.3. Model Penelitian …. ... 35
BAB III Metode Penelitian 3.1. Objek Penelitian ... 36
3.1.1. Sejarah Perusahaan ... 36
3.2. Definisi Operasional ... 38
3.2.1. Akuntansi Manajemen Lingkungan ... 38
3.2.3. Corporate Social Responsibility ... 40
3.3. Populasi dan Sampel ... 41
3.3.1 Populasi ... 41
3.3.2 Sampel ... 41
3.4 Metode Pengumpulan Data ... 43
3.5. Metode Analisis Data ... 44
3.5.1. Uji Validitas ... 44
3.5.2. Uji Reabilitas Data ... 44
3.5.3. Uji Asumsi Klasik ... 45
3.5.3.1. Uji Normalitas ... 46
3.5.4. Uji Analisis Jalur ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengumpulan Data ... 48
4.2. Profil Responden ... 49
4.3. Uji Validitas ... 52
4.4. Uji Reabilitas ... 55
4.5. Analisis Deskriptif Data Penelitian ... 56
4.5.1. Akuntansi Manajemen Lingkungan (X) ... 57
4.5.2. Stakeholder (Y) ... 60
4.5.3. Corporate Social Responsibility ... 65
4.6.1. Uji Normalitas ... 71
4.6.2. Analisis Jalur : Pengaruh Akuntansi Manajemen Lingkungan
(X) Terhadap Stakeholder (Y) ... 72
4.6.2.1 Pengujian Hipotesis ... 74
4.7. Analisis Jalur Sub Struktur 2 : Pengaruh Stakeholder (Y)
Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) (Z) ... 75
4.7.1. Uji Asumsi Dasar : Uji Normalitas ... 75
4.7.2. Analisis Jalur : Pengaruh Stakeholder (Y) Terhadap
Corporate Social Responsibility (CSR) (Z) ... 76
4.7.2.1. Pengujian Hipotesis ... 78
4.8. Analisis Jalur Sub Struktur 3 : Pengaruh Akuntansi
Manajemen Lingkungan(X) Terhadap Corporate Social
Responsibility (CSR) (Z) ……… 79
4.8.1 Uji Asumsi Dasar : Uji Normalitas ……… 79
4.8.2. Analisis Jalur : Pengaruh Akuntansi Manajemen Lingkungan
(X) Terhadap Corporate Social Responsibility (CSR) (Z) 80
4.8.2.1 Pengujian Hipotesis ……… 82
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan ... 85
5.2. Saran ... 86
DAFTAR PUSTAKA ... 88
LAMPIRAN ... 90
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Manfaat dan Keuntungan Akuntansi Manajemen Lingkungan ... 14
Gambar 2.2 Daerah Legitimacy Gap ... 18
Gambar 2.3 Linkage Stakeholder dan Perusahaan ... 20
Gambar 2.4 Model Penelitian ... 34
Gambar 4.1 Rentang Interval Akuntansi Manajemen Lingkungan ... 58
Gambar 4.2 Rentang Interval Stakeholder ... 62
Gambar 4.3 Rentang Interval Corporate Social Responsibility ... 67
Gambar 4.4 Konsep Diagram Sub Struktur 1 ... 72
Gambar 4.5 Diagram Path Antara Akuntansi Manajemen Lingkungan dan Stakeholder ... 73
Gambar 4.6 Konsep Diagram Sub Struktur 2 ... 76
Gambar 4.7 Diagram Path Antara Stakeholder dengan Corporate Social Responsibility ... 77
Gambar 4.8 Konsep Diagram Sub Struktur 3 ... 79
Gambar 4.9 Diagram Path Antara Akuntansi Manajemen Lingkungan dan Corporate Social Responsibility ... 80
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Apakah Akuntansi Manajemen Lingkungan ... 8
Tabel 2.2 Interest Stakeholder terhadap Perusahaan ... 21
Tabel 3.1 Perusahaan yang terdaftar di API di Kabupaten Bandung Barat ... 42
Tabel 4.1 Hasil Pengumpulan Data ... 48
Tabel 4.2 Karaktersitik Responden Berdasarkan Usia ... 49
Tabel 4.3 Karaktersitik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49
Tabel 4.4 Karaktersitik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 50
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 50
Tabel 4.6 Karaktersitik Responden Berdasarkan Divisi ... 51
Tabel 4.7 Karaktersitik Responden Berdasarkan Jabatan ... 51
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Akuntansi Manajemen Lingkungan (X) ... 52
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Stakeholder (Y) ... 53
Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Corporate Social Responsibility (Z) ... 54
Tabel 4.11 Hasil Uji Reabilitas Kuesioner Penelitian ... 56
Tabel 4.12 Skor Jawaban Terhadap Item- Item Pertanyaan Variabel Akuntansi Manajemen Lingkungan (X) ... 57
Tabel 4.14. Skor Jawaban Terhadap Item – Item Pertanyaan Variabel Stakeholder 60
Tabel 4.15 Tanggapan Responden tentang Variabel Stakeholder ... 63
Tabel 4.16 Skor Jawaban Terhadap Item – Item pertanyaan Variabel Corporate Social Responsibility ... 65
Tabel 4.17 Tanggapan Responden tentang Variabel Corporate Social Responsibility (Z) ... 67
Tabel 4.18 Hasil Uji Normalitas ... 71
Tabel 4.19 Hasil Uji Normalitas ... 75
Tabel 4.20 Hasil Uji Normalitas ... 79
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A ……….. 90
Lampiran B ……….. 91
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Tantangan dalam dunia industri maupun perdagangan sedemikian pesat.
Hal ini menuntut adanya strategi efektif dalam mengembangkan industri, sehingga
dapat bersaing dengan negara-negara lain yang lebih maju. Pembangunan terfokus
pada pemenuhan kebutuhan saat ini tanpa mengesampingkan kebutuhan mendatang
yang mana hal ini dikaitkan dengan kelestarian dan kesehatan lingkungan alam.
Perkembangan bisnis tekstil dan produk tekstil (TPT) di Indonesia
mengalami perkembangan tren positif, salah satunya adalah produk pewarna tekstil.
Ini ditandai dengan banyaknya merek produk pewarna tekstil yang beredar di pasar
Indonesia, baik produk lokal maupun produk impor. Agresifnya produk pewarna
tekstil impor telah merambah di pasar-pasar pusat tekstil di Indonesia. Beberapa
produsen pewarna tekstil baik lokal maupun asing bersaing dalam meraih pasar
Indonesia karena pangsa pasar yang besar.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mendukung kegiatan
perindustrian, tentunya perusahaan industri seharusnya melakukan kegiatan produksi
yang bersifat ramah lingkungan. Menurut badan pusat statistik, pada tahun 2014
tercatat sebanyak 70 industri tekstil di Bandung. Dengan berbagai macam limbah
yang dihasilkan dari kegiatan produksi industri tekstil seperti limbah cair,padat dan
BAB I PENDAHULUAN 2
dan perusahaan itu sendiri, karena lingkungan merupakan faktor yang mendukung
kegiatan perindustrian, maka perusahaan harus mengurangi pencemaran lingkungan
dari kegiatan produksi, atau setidaknya meminimalisir dampak negatif yang
ditimbulkan oleh perusahaan sehingga lingkungan terjaga dan pihak masyarakat
merasa nyaman dengan kehadiran perusahaan di tengah-tengah mereka.
Perusahaan yang hanya memberikan perhatian pada manajemen dan
pemilik modal, kini harus melihat kesisi baru yakni tanggung jawab perusahaan
terhadap stakeholder, hal ini berkaitan dengan adanya kesadaran suatu perusahaan
atau institusi untuk tidak hanya menghasilkan laba setinggi-tingginya, tetapi juga
bagaimana laba tersebut dapat memberikan manfaat kepada masyarakat. Semakin
berkembangnya kegiatan perusahaan dalam menghasilkan laba secara otomatis
menimbulkan konsekuensi lingkungan hidup di sekitarnya. Dalam hal ini,
perkembangan industri tekstil dapat mengancam lingkungan sekitarnya dengan
limbah-limbah yang dihasilkan berupa limbah padat, cair dan gas melalui proses
produksi.
Lingkungan merupakan suatu hal yang harus diperhatikan bagi
perusahaan karena merupakan sebuah tanggung jawab perusahaan kepada
masyarakat untuk tetap menjaga lingkungan dari pencemaran yang disebabkan oleh
limbah-limbah perusahaan.. Perusahaan perlu menetapkan kebijakan yang berfokus
pada hal-hal yang cenderung berhubungan langsung dengan dampak langsung dari
proses bisnis suatu perusahaan seperti membersihkan polusi yang ada dan mencoba
untuk mengulangi polusi dari sumber titik pembuangan, kemudian strategi
BAB I PENDAHULUAN 3
meminimalkan jumlah polusi yang dihasilkan (Purwanto,2007). Akuntansi
manajemen lingkungan dapat membantu organisasi untuk menghadapi tanggung
jawab sosial dan berperan penting dalam mengidentifikasi manfaat lingkungan dan
ekonomi dari aktivitas suatu organisasi (Burritt et al., 2002).
Ikhsan (2009), akuntansi manajemen lingkungan merupakan salah satu
sub sistem dari akuntansi lingkungan yang menjelaskan sejumlah persoalan
mengenai persoalan penguantifikasian dampak-dampak bisnis perusahaan ke
sejumlah unit moneter. Akuntansi manajemen lingkungan juga dapat digunakan
sebagai suatu tolak ukur dalam kinerja lingkungan, melayani manajer bisnis dalam
mengambil sejumlah keputusan modal investasi, penentuan pembiayaan,
proses/keputusan desain produk, evaluasi kinerja dan sejumlah besar keputusan
bisnis masa depan lainnya.
Dalam hubungannya dengan stakeholder, informasi akuntansi manajemen
lingkungan dapat digunakan pada kebanyakan jenis-jenis dari aktivitas manajemen
atau pengambilan keputusan dalam satu organisasi, terutama sekali bermanfaat
dalam aktivitas manajemen lingkungan yang proaktif. Dengan informasi yang
dihasilkan akuntansi manajemen lingkungan, dapat meningkatkan citra perusahaan
pada stakeholders, pelanggan, masyarakat lokal, karyawan, dan pemerintah (Ikhsan,
2009).
Hadi (2009), mengemukakan bahwa perusahaan merupakan bagian dari
masyarakat yang lebih luas (stakeholder), sehingga eksistensinya tak dapat
dipisahkan dengan kepentingan stakeholder, baik dari sisi fisik maupun psikis.
BAB I PENDAHULUAN 4
orang-perorang maupun kelompok. Dampak negatif yang ditimbulkan perusahaan
ditengah-tengah masyarakat, menimbulkan tuntutan stakeholder terhadap perusahaan
untuk melakukan tanggung jawab sosial. Pada sisi tanggungjawab perusahaan secara
ethic, perusahaan berkewajiban melakukan aktivitas bisnis didasarkan etika bisnis
yang sehat. Dengan adanya tuntutan tersebut, perusahaan harus mengembalikan
sebagian keuntungan yang diperoleh untuk kesejahteraan masyarakat, perbaikan
kerusakan yang ditimbulkan, serta memberikan nilai timbal balik kepada para
pemangku kepentingan. Dengan demikian, perusahaan harus melakukan tindakan
tanggungjawab sosial dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari operasionalnya.
Penerapan akuntansi manajemen lingkungan dalam perusahaan yang
membantu organisasi dalam mengidentifikasi manfaat lingkungan tentunya tidak
terlepas dari pengaruh stakeholder sebuah organisasi. Stakeholder adalah kelompok
atau individu yang memengaruhi dan atau dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan
tertentu. Sedangkan Biset (1998) mendefinisikan stakeholder sebagai orang dengan
suatu kepentingan atau perhatian pada permasalahan. Stakeholder dalam hal ini juga
dapat disebut sebagai pemangku kepentingan. Keberadaan perusahaan di tengah
lingkungan memiliki dampak positif maupun negatif. Khusus dampak negatif
(negative externalities) memicu reaksi dan protes stakeholder, sehingga perlu
penyeimbangan lewat peran social responsibility sebagai salah satu strategi
legitimasi perusahaan .
Dengan penerapan akuntansi manajemen lingkungan dalam
mengidentifikasi manfaat lingkungan, hal tersebut membuat perusahaan lebih
BAB I PENDAHULUAN 5
perusahaan melakukan corporate social responsibility. Pelaksanaan aktivitas
corporate social responsibility tentunya juga tidak terlepas dari pihak stakeholder
yang juga merupakan pihak yang memiliki hubungan serta kepentingan terhadap
perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, penerapan akuntansi manajemen lingkungan
memiliki dampak positif terhadap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan sehingga
penulis tertarik melakukan suatu penelitian yang berjudul. Pengaruh Akuntansi
Manajemen Lingkungan Terhadap Social Responsibility dengan Stakeholder sebagai
Variabel Intervening.
1.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas maka penulis
mengidentifikasi masalah-masalah yang akan dibahas pada penelitian ini sebagai
berikut:
1. Bagaimana pengaruh penerapan akuntansi manajemen lingkungan terhadap
pihak stakeholder?
2. Bagaimana pengaruh akuntansi manajemen lingkungan terhadap corporate social
responsibility?
3. Bagaimana pengaruh stakeholder terhadap corporate social responsibility?
4. Bagaimana pengaruh akuntansi manajemen lingkungan terhadap corporate social
BAB I PENDAHULUAN 6
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Tujuan pertama untuk mengetahui pengaruh penerapan akuntansi manajemen
lingkungan terhadap pihak stakeholder
2. Setelah tujuan pertama memiliki pengaruh positif, maka tujuan kedua untuk
mengetahui pengaruh stakeholder melakukan social responsibility
3. Jika penerapan akuntansi manajemen lingkungan memiliki pengaruh positif
terhadap stakeholder dan stakeholder berpengaruh positif terhadap social
responsibility, maka peneliti membuktikan adanya hubungan tak langsung antara
akuntansi manajemen lingkungan dengan corporate social responsibility
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan kontribusi yang menjelaskan bahwa
perusahaan yang menerapkan akuntansi manajemen lingkungan di dalam prakteknya,
dapat mempengaruhi perusahaan untuk melakukan perluasan tanggung jawab dalam
bentuk social responsibility dengan memperhatikan kepentingan stakeholder.
Kontribusi riset yang dimaksud menjelaskan bahwa hubungan perusahaan
terhadap stakeholder, tercipta dalam penerapan akuntansi manajemen lingkungan
dan membuktikan bahwa dengan penerapan tersebut, akan mempengaruhi kegiatan
corporate social responsibility, mempunyai kontribusi teori yaitu menerapkan teori
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil analisa dan pengolahan data pada penelitian tentang “Pengaruh
Akuntansi Manajemen Lingkungan Terhadap Social Responsibility dengan
Stakeholder sebagai Variabel Intervening”, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penerapan akuntansi manajemen lingkungan berpengaruh signifikan terhadap
pihak stakeholder, dengan persentase pengaruh sebesar 9,11%; artinya bahwa
penerapan akuntansi manajemen lingkungan memiliki manfaat terhadap semua
pihak, termasuk pihak stakeholder dilihat dari kepuasan dan kontribusi
stakeholder. Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, Jayanti dan
Mutmainah (2013), terdapat kesamaan terhadap pengaruh akuntansi manajemen
lingkungan terhadap stakeholder.
2. Penerapan akuntansi manajemen lingkungan tidak berpengaruh signifikan
terhadap corporate social responsibility, artinya bahwa penerapan akuntansi
manajemen lingkungan tidak dapat mempengaruhi kegiatan perusahaan untuk
melakukan corporate social responsibility, yang merupakan perluasan tanggung
jawab perusahaan terhadap masyarakat luas.
3. Stakeholder berpengaruh signifikan terhadap corporate social responsibility,
dengan persentase pengaruh sebesar 7,95%; artinya bahwa stakeholder memiliki
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 86
dampak negatif yang ditimbulkan oleh kegiatan produksi perusahaan terhadap
lingkungannya. Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, Carlson dan
Högsten (2011) stakeholder terdapat kesamaan dalam hipotesis , yaitu
stakeholder memiliki pengaruh terhadap corporate social responsibility
4. Akuntansi Manajemen Lingkungan (X) tidak berpengaruh signifikan terhadap
Corporate Social Responsibility (CSR) (Z) dengan Stakeholder (Y) sebagai
Intervening, dengan total pengaruh hanya sebesar 1,00%.
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan, penulis mencoba untuk
memberikan beberapa saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak lain.
Adapun saran yang diberikan penulis sebagai berikut:
1. Perusahaan diharapkan dapat menerapkan akuntansi manajemen lingkungan dan
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan dari kegiatan produksi, sehingga
citra perusahaan di mata stakeholder meningkat. Perusahaan yang telah
melakukan akuntansi manajemen lingkungan juga diharapkan untuk menunjukan
legitimasinya terhadap stakeholder lewat kegiatan corporate social
responsibility, tidak hanya menanggulangi permasalahan limbah di dalam
perusahaan tetapi juga bersosialisasi dengan stakeholder eksternal perusahaan.
2. Untuk peneliti selanjutnya yang ingin membahas mengenai permasalahan
akuntansi manajemen lingkungan, dapat memilih sampel yang telah menerapkan
PROPER atau ISO 14000, sehingga terdapat kemudahan untuk mencari data dan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 87
5.3 Keterbatasan
Dalam penelitian ini, masih ada keterbatasan yang dapat dipelajari bagi
peneliti selanjutnya, antara lain:
1. Dalam penelitian ini, masih sedikitnya penelitian terdahulu sehingga peneliti sulit
dalam menemukan referensi – referensi teori.
2. Perusahaan yang menjadi sampel, diharapkan perusahaan yang terdaftar dalam
PROPER dan terbuka dalam permasalahan limbah, karena peneliti mengalami
DAFTAR PUSTAKA
Ardianto, Elvinaro. (2011). Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Ardila, A.A. (2013). Skripsi: Analisis Perspektif Stakeholder terhadap Implementasi Corporate Social Responsibility. Makassar: Univesitas Hasanuddin.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta.
Azwar, Saifuddin. (2000). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Bennet, M. and James, P. (1998). The Green Bottom Line – Environmental Accounting for Management: Current Practice and Future Trends.Sheffield: Greenleaf Publishing.
Bramono, Eduardus. (2013). Skripsi: Tanggung Jawab Sosial dan Profitabilitas Perusahaan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Burritt, R.L., Hahn, T. and Schaltegger, S. (2002). Towads a comprehensive framework for environmental management accounting – links between business actors and environmental management accounting tools, Australian Accounting Review, Vol. 12 No. 2, pp. 39-50.
David, Crowther. (2008). Corporate Social Responsibility. Guler aras & Ventus Publishing. APS.
Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Hadi, Nor. (2011). Corporate Social Responsibility. Yogyakarta: Graha Ilmu.
IFAC—International Federation of Accountants. (2005). International Guidance Document: Environmental Management Accounting. New York: IFAC.
Ikhsan, Arfan. (2009). Akuntansi Manajemen Lingkungan. Yogyakarta: GRAHA ILMU.
DAFTAR PUSTAKA 89
Jayanti, Dwi dan Mutmainah, Siti. (2013). Analysis of Relationship Among Stakeholder Pressures, Environmental Management Accounting Use, Strategy, And Innovation: An Empirical Evidence From Indonesia.
Kasali, Rheinald. (2005). Manajemen Public Relations. Jakarta: GHALIA INDONESIA.
Kotler dan Lee. (2005). Corporate Social Responsibility: Doing The Most Goods for your company. New jersey : John wily & Sons Inc.
Kurniati et al. (2010). Implementing Environmental Management Accounting (EMA) in Improving Eco-Efficiency on Corporate Activities: Case Study on Sugarcane.Journal of applied Science in Environmental Sanitation. Vol5,No.4.Hal.403-410.
O’Donovan. 2002. Environmental Disclosure in the Annual Report Extending the Aplicability and Predictive Power of Legitimacy Theory. Accounting, auditing, & accountability journal. Vol.15 No.3. PP.344-371.
Pratiwi, M.A. (2010). Pengaruh Stakeholder Terhadap Tanggungjawab Sosial Pada PT.PLN (Persero) Apj Sidoarjo.Skripsi Sarjana Ekonomi, Program Sarjana
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Surabaya (tidak
dipublikasikan).
Sueb, Memed. (2001). Pengaruh Biaya Sosial terhadap Kinerja Sosial, Keuangan Perusahaan Terbuka di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi IV. Bandung, 30-31 Agustus.
Sugiyono. (2008). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA.
Supomo, S. (2004). Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Prinsip GCG. Republika, 20 Oktober.