• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konstruksi dan Makna Jodoushi Dantei dalam Novel Tobu ga Gotoku volume 1 - 10 karya Ryoutarou Shiba.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Konstruksi dan Makna Jodoushi Dantei dalam Novel Tobu ga Gotoku volume 1 - 10 karya Ryoutarou Shiba."

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

KONSTRUKSI DAN MAKNA JODOUSHI DANTEI

DALAM NOVEL TOBU GA GOTOKU VOLUME 1-10

KARYA RYOUTAROU SHIBA

DWIKA YANTI MNUNE

1201705034

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat

dan karunia-Nyalah penelitian yang berjudul “Jodoushi Dantei dalam Novel Tobu ga

Gotoku Volume 1-10 Karya Ryoutarou Shiba” dapat diselesaikan tepat pada waktunya

dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat kelulusan dalam meraih gelar sarjana

(strata satu) pada Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas

Udayana.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan pada Renny Anggraeny, S.S., M.Pd

selaku pembimbing pertama dan I Nyoman Rauh Artana, S.S., M.Hum selaku

pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan, saran dan semangat yang

sangat berarti bagi penulis, sehinggga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar dan

baik.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan pada Rektor Universitas Udayana

Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD atas fasilitas dan kesempatan yang

diberikan kepada penulis selama mengikuti dan menyelesaikan pendidikan S1 di

Universitas Udayana. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada

Prof. Dr. Ni Luh Sutjiati Beratha, M.A selaku Dekan Fakultas Sastra dan Budaya

Universitas Udayana yang telah memberikan izin menggunakan fasilitas dalam

(4)

pembimbing akademik Ni Luh Putu Ari Sulatri, S.S., M.Si atas semangat dan dorongan

yang selalu diberikan, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya serta

staf dosen Program Studi Sastra Jepang Universitas Udayana atas pengetahuan dan

bimbingannya yang sangat berguna selama menempuh pendidikan S1 pada Program

Studi Sastra Jepang.

Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih

kepada kedua orang tua tercinta, Yacobis Mnune, S.H dan Dra. Ni Ketut Narti, M.M

yang selalu memberikan motivasi dan semangat yang luar biasa kepada penulis serta

Jemmy, Dewi, Ano, dan Ari selaku kakak dan adik-adik terbaik yang juga selalu

memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Eka Meri dan Melda selaku

teman-teman seperjuangan penulis selama mengikuti perkuliahan tingkat awal hingga

sekarang, Mbok Rus yang bersedia meminjamkan buku referensi dan sumber data

dalam menunjang penulisan skripsi ini, seluruh teman-teman angkatan 2012 Take Dai

Kazoku ‘Keluarga Besar Bambu’ atas kebersamaan, pengalaman dan doanya, serta

semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik dalam segi penulisan

maupun isi dalam skripsi ini. Oleh karena hal itu, tidak ada selain kritik dan saran-saran

yang membangun dari semua pihak yang dibutuhkan penulis dalam menyempurnakan

penelitian ini. Harapan penulis lainnya yaitu semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan

(5)

Denpasar, 5 April 2016

(6)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Konstruksi dan Makna Jodoushi Dantei dalam Novel Tobu ga Gotoku Volume 1-10 Karya Ryoutarou Shiba” ini bertujuan untuk meneliti konstruksi dan makna dari jodoushi dantei da, no da, wake da, mono da, ~ni chigainai, hazu da, ~ni hokanaranai, dan ~ni suginai pada kalimat-kalimat yang terdapat dalam Novel Tobu ga Gotoku Volume 1-10 Karya Ryoutarou Shiba. Analisis konstruksi jodoushi dantei menggunakan teori sintaksis Verhaar (2012) dan Makino&Tsutsui (1989&1995), analisis makna menggunakan teori Chaer (2007), Makino&Tsutsui (1989&1995), dan Sakata&Kuromachi (1993). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jodoushi dantei da berkonstruksi dengan adjektiva, X wa Y dan X wa Y ga~. Jodoushi dantei no da berkonstruksi dengan verba, adjektiva dan adjektiva-na akar kata nomina. Jodoushi dantei wake da berkonstruksi dengan verba dan nomina. Jodoushi dantei mono da berkonstruksi dengan verba dan adjektiva. Jodoushi dantei ~ni chigainai berkonstruksi dengan verba, adjektiva, nomina dan adjektiva-na akar kata nomina. Jodoushi dantei hazu da berkonstruksi dengan verba, adjektiva dan nomina. Jodoushi dantei ~ni hokanaranai memiliki konstruksi nomina wa + nomina. Jodoushi dantei ~ni suginai berkonstruksi dengan verba, nomina dan nomor. Dari segi maknanya, jodoushi dantei da mengandung makna anggapan simpulan positif mengenai suatu pengutaraan dan ketetapan atau kepastian. Jodoushi dantei no da mengandung makna penafsiran seragam berbeda dari bentuk pengungkapannya, simpulan berdasarkan keadaan dan menjelaskan atau meminta penjelasan informasi seolah-olah kepentingan umum. Jodoushi dantei wake da mengandung makna simpulan secara logis dengan dugaan dan alasan. Jodoushi dantei mono da mengandung makna menjelaskan perasaan hati dalam konteks informal. Jodoushi dantei ~ni chigainai mengandung makna argumen secara objektif dan menjelaskan keyakinan mengenai suatu kenyataan. Jodoushi dantei hazu da mengandung makna fakta dugaan berdasarkan alasan dan harapan terjadinya sesuatu. Jodoushi dantei ~ni hokanaranai mengandung makna asal simpulan sehingga menjadi sebab dan alasan. Jodoushi dantei ~ni suginai mengandung makna simpulan tidak keluar dari ruang lingkup dan sesuatu atau seseorang tidak lebih dari jumlah.

(7)

要旨 (2007) Makino&Tsutsui (1989&1995) 坂田 倉持 (1993) 文脈的 意味

(8)

DAFTAR ISI

1.5 Ruang Lingkup Penelitian………. 6

1.6 Sumber Data………....…………..… 6

1.7 Metode dan Teknik Penelitian………... 6

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data …………... 7

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data……….… 7

1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data... 8

(9)

2.3 Kerangka Teori………....………... 35

BAB III KONSTRUKSI JODOUSHI DANTEI DA, NO DA, WAKE DA,

MONO DA, ~NI CHIGAINAI, HAZU DA, ~NI HOKANARANAI,

DAN ~NI SUGINAI

3.1 Konstruksi Jodoushi Dantei Da

3.1.1 X wa Y dengan Jodoushi Dantei Da ………. 39

3.1.2 Penggabungan Adjektiva dengan Jodoushi

Dantei Da ………. . 41

3.1.3 X wa Y ga~ dengan Jodoushi Dantei Da ………….... 43

3.2 Konstruksi Jodoushi Dantei No Da

3.2.1 Penggabungan Verba dengan Jodoushi

Dantei No Da .……… 44

3.2.1.1 Penggabungan Godan Doushi dengan

Jodoushi Dantei No Da ..……….… 44

3.2.1.2 Penggabungan Ichidan Doushi dengan

Jodoushi Dantei No Da ..……….. 47

3.2.2 Penggabungan Adjektiva dengan Jodoushi

Dantei No Da ..……… 50

3.2.3 Penggabungan Adjektiva akar kata Nomina dengan

(10)

3.3 Konstruksi Jodoushi Dantei Wake Da

3.3.1 Penggabungan Verba dengan Jodoushi

Dantei Wake Da... 53

3.3.1.1 Penggabungan Godan Doushi dengan Jodoushi

Dantei Wake Da ..………..…………. 53

3.3.2 Penggabungan Nomina dengan Jodoushi

Dantei Wake Da.. ……..…………..………. 55

3.4 Konstruksi Jodoushi Dantei Mono Da

3.4.1 Penggabungan Verba dengan Jodoushi

Dantei Mono Da..………. 57

3.4.1.1 Penggabungan Godan Doushi dengan

Jodoushi Dantei Mono Da ..…………..……. 57

3.4.1.2 Penggabungan Henkaku Doushi dengan

Jodoushi Dantei Mono Da..………..………. 59

3.4.2 Penggabungan Adjektiva dengan Jodoushi

Dantei Mono Da ….…………..……….………. 60

3.5 Konstruksi Jodoushi Dantei ~Ni Chigainai

3.5.1 Penggabungan Verba dengan Jodoushi Dantei

~Ni Chigainai ..…… ……..…………..………... 62

(11)

3.5.1.2 Penggabungan Ichidan Doushi dengan

Jodoushi Dantei ~Ni Chigainai..………..….. 64

3.5.1.3 Penggabungan Henkaku Doushi dengan

Jodoushi Dantei ~Ni Chigainai..……….…… 65

3.5.2 Penggabungan Adjektiva dengan Jodoushi Dantei

~Ni Chigainai..………..……... 66

3.5.3 Penggabungan Adjektiva akar kata Nomina dengan

Jodoushi Dantei ~Ni Chigainai ..………...…….. 67

3.5.4 Penggabungan Nomina dengan Jodoushi Dantei

~Ni Chigainai..………...…... 68

3.6 Konstruksi Jodoushi Dantei Hazu Da

3.6.1 Penggabungan Verba dengan Jodoushi Dantei

Hazu Da ..………..…………..……..…... 70

3.6.1.1 Penggabungan Godan Doushi dengan

Jodoushi Dantei Hazu Da .……….. 70

3.6.1.2 Penggabungan Ichidan Doushi dengan

Jodoushi Dantei Hazu Da ... 71

3.6.2 Penggabungan Adjektiva dengan Jodoushi Dantei

(12)

3.7 Konstruksi Jodoushi Dantei ~Ni Hokanaranai

3.7.1 Penggabungan Nomina dengan Jodoushi Dantei

~Ni Hokanaranai …………..……... 76

3.8 Konstruksi Jodoushi Dantei ~Ni Suginai 3.8.1 Penggabungan Verba dengan Jodoushi Dantei ~Ni Suginai..………..……….………..…... 77

3.8.1.1 Penggabungan Godan Doushi dengan Jodoushi Dantei ~Ni Suginai ..……..………. 77

3.8.1.2 Penggabungan Ichidan Doushi dengan Jodoushi Dantei ~Ni Suginai .………..…….. 79

3.8.2 Penggabungan Nomor/Pencacah dengan Jodoushi Dantei ~Ni Suginai..……..………..……….. 80

3.8.3 Penggabungan Nomina dengan Jodoushi Dantei ~Ni Suginai..………..…………..………. 81

BAB IV MAKNA JODOUSHI DANTEI DA, NO DA, WAKE DA, MONO DA, ~NI CHIGAINAI, HAZU DA, ~NI HOKANARAI, DAN ~NI SUGINAI 4.1 Makna Jodoushi Dantei Da …..…………..………..…... 84

4.2 Makna Jodoushi Dantei No Da …..…………..………..… 88

4.3 Makna Jodoushi Dantei Wake Da …..…………..………. 93

(13)

4.5 Makna Jodoushi Dantei ~Ni Chigainai …..…………..……….. 99

4.6 Makna Jodoushi Dantei Hazu Da …..…………..………... 102

4.7 Makna Jodoushi Dantei ~Ni Hokanaranai …..…………..……. 105

4.8 Makna Jodoushi Dantei ~Ni Suginai …..…………..………….. 106

4.9 Subtitusi Jodoushi Dantei Da, No Da, Wake Da, Mono Da,

~Ni Chigainai, Hazu Da, ~Ni Hokanaranai, ~Ni Suginai …..… 111

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan …………..………..…...…………..……… 128

5.2 Saran …………..…………...…………..………..…...…… 136

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR KAMUS

CURRICULUM VITAE

DATA VERIFIKATOR

(14)

DAFTAR SINGKATAN

AKU : Akusatif

ADBJG : A Dictionary of Basic Japanese Grammar

ADIJG : A Dictionary of Intermediate Japanese Grammar

BTK AND : Bentuk Pengandaian

BTK-NEG : Bentuk Negatif

BTK-FOR : Bentuk Formal

BTK-AJKN : Bentuk Ajakan

DAT : Datif

GEN : Genetif

JD : Jodoushi Dantei

KOP : Kopula

LOK : Lokatif

NOM : Nominatif

PAR : Partikel

SKM : Sakata dan Kuromachi

SHU : Shuujoshi atau partikel akhir

TGG : Tobu Ga Gotoku

(15)

DAFTAR SIMBOL

‘ ’ : Simbol yang menunjukkan terjemahan bebas

“ ” : Simbol yang menunjukkan petikan langsung yang berasal dari sumber tertulis, judul skripsi dan kata atau frase dalam analisis

~ : Simbol menunjukkan bentuk (pola)

( ) : Simbol menunjukkan data dan tambahan keterangan

) : Simbol yang menunjukkan contoh kalimat dari buku-buku

referensi

/ : Simbol yang menunjukkan kata (atau)

(16)
(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

(2007:118), menyatakan bahwa jodoushi apabila dipadankan ke dalam bahasa

Indonesia memiliki arti ‘verba bantu’. Sedangkan, dantei dalam padanan bahasa

Indonesia memiliki arti ‘simpulan, ketetapan atau kepastian’ (Matsuura, 2005:134).

Secara harfiah, jodoushi dantei adalah verba bantu yang digunakan ketika menyatakan

suatu simpulan, ketetapan atau kepastian dari suatu pernyataan.

Sakata dan Kuromachi (1993:113), menyatakan bahwa jodoushi dantei ada

delapan di antaranya yaitu da, no da, wake da, mono da, ~ni chigainai, hazu da, ~ni

hokanaranai, dan ~ni suginai. Dalam sebuah kalimat bahasa Jepang, jodoushi dantei

sering digunakan, namun kurangnya pengetahuan dengan adanya jodoushi dantei yang

memiliki makna yang hampir sama ketika dipadankan ke dalam bahasa Indonesia,

membuat para pembelajar bahasa Jepang kurang paham dengan penggunaan jodoushi

dantei tersebut dalam memahami dapat atau tidaknya jodoushi dantei ini saling

menggantikan satu sama lain ketika terdapat dalam sebuah konteks kalimat.

Berikut adalah contoh kalimat yang menggunakan beberapa jodoushi dantei

(18)

1) あ 人 田中さ 弟さ

‘Tidak diragukan lagi orang itu adalah adik saudara Tanaka.’

(SKM, 1993:128)

‘Kemarin, karena sudah mengangkat telepon, dia seharusnya tahu.’

(SKM, 1993:129)

‘Tak heran meskipun hanya anak-anak, menghabiskan lebih dari seratus ribu, kalau begitu gaji yang sekarang membuat kehidupan cukup menderita.’

(19)

3

Pada kalimat 1) penggunaan jodoushi dantei ~ni chigainai memberikan makna

kepastian bahwa orang tersebut adalah adik dari saudara Tanaka. Pada kalimat 2)

penggunaan jodoushi dantei hazu da memberikan makna simpulan bahwa seharusnya

dia tahu, karena kemarin sudah mengangkat telepon. Pada kalimat 3) penggunaan

jodoushi dantei wake da memberikan makna simpulan bahwa kehidupan menjadi

cukup menderita karena hanya ana-anak saja dapat menghabiskan uang lebih dari

seratus ribu. Dari ketiga kalimat tersebut, dapat dilihat bahwa penggunaan jodoushi

dantei ~ni chigainai, hazu da, dan wake da memiliki makna yang serupa yaitu

mengenai simpulan atau kepastian dari suatu pernyataan. Pada kalimat 2) dan 3),

meskipun sama-sama memberikan makna simpulan, secara konteksnya, simpulan pada

kalimat 2) diperoleh secara objektif berdasarkan informasi yang dapat dipercaya,

sedangkan simpulan pada kalimat 3) diperoleh secara subjektif berdasarkan

perhitungan dasar atas apa yang didengar/dibaca. Selain itu, penggunaan ketiga

jodoushi dantei tersebut juga memiliki makna yang serupa dengan jodoushi dantei da,

no da, mono da, ~ni hokanaranai, dan ~ni suginai.

Alasan dipilihnya jodoushi dantei da, no da, wake da, mono da, ~ni chigainai,

hazu da, ~ni hokanaranai, dan ~ni suginai yang terdapat dalam novel Tobu ga Gotoku

volume 1-10 karya Ryoutarou Shiba sebagai objek penelitian, karena pada novel

tersebut terdapat data-data yang dapat mendukung penelitian ini. Alasan lainnya, ke

(20)

memiliki makna yang serupa yaitu mengenai simpulan, kepastian atau ketetapan

apabila diletakkan pada sebuah konteks kalimat.

Untuk lebih jelas mengetahui penggunaan jodoushi dantei, penelitian ini

menjelaskan mengenai konstruksi dan makna yang di dalamnya terkandung subtitusi

atau saling menggantikan antar-jodoushi dantei dalam novel Tobu ga Gotoku volume

1-10 karya Ryoutarou Shiba. Penelitian dilakukan agar dapat memudahkan

pemahaman bagi pembelajar bahasa Jepang memahami ilmu bahasa atau linguistik

bahasa Jepang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, masalah yang dibahas dalam

penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagaimanakah konstruksi kalimat yang mengandung jodoushi dantei dalam novel

Tobu ga Gotoku volume 1-10 karya Ryoutarou Shiba?

2. Bagaimanakah makna dan subtitusi jodoushi dantei dalam novel Tobu ga Gotoku

volume 1-10 karya Ryoutarou Shiba?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu

(21)

5

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menambah pemahaman dan

referensi penelitian mengenai jodoushi dantei da, no da, wake da, mono da, ~ni

chigainai, hazu da, ~ni hokanaranai, dan ~ni suginai dalam kalimat bahasa Jepang.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui konstruksi kalimat yang mengandung jodoushi dantei dalam novel

Tobu ga Gotoku volume 1-10 karya Ryoutarou Shiba.

2. Mengetahui makna dan subtitusi jodoushi dantei dalam novel Tobu ga Gotoku

volume 1-10 karya Ryoutarou Shiba.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan melalui penelitian ini terbagi atas dua manfaat

yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis, di antaranya:

1.4.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi penelitian dan

menambah kajian pustaka mengenai konstruksi kalimat, makna serta subtitusi jodoushi

dantei bagi penelitian berikutnya di masa yang akan datang.

1.4.2 Manfaat Praktis

(22)

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini hanya dibatasi pada penelitian yang meliputi

konstruksi kalimat, makna serta subtitusi jodoushi dantei dalam novel Tobu ga Gotoku

karya Ryoutarou Shiba. Pada penelitian ini menggunakan 10 buah novel Tobu ga

Gotoku yaitu volume 1-10.

1.6 Sumber Data

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari sumber data primer

dan sumber data sekunder. Sumber data primer berupa novel bahasa Jepang yang

berjudul Tobu ga Gotoku karya Ryoutarou Shiba. Novel yang digunakan terdiri dari 10

volume dengan tebal buku tiga ribu dua ratus lima puluh enam laman, diterbitkan oleh

Koudansha Bunko pada tahun 1980 di Jepang. Sumber data sekunder berupa

buku-buku referensi seperti buku-buku Jodoushi wo Chuushin ni tsuite, A Dictionary of Japanese

Grammar, Pengantar Linguistik Jepang, Gramatika Bahasa Jepang Modern dan

Asas-asas Linguistik Umum.

1.7 Metode dan Teknik Penelitian

Metode dan teknik yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode dan teknik

pengumpulan data, metode dan teknik analisis data dan metode dan teknik penyajian

(23)

7

1.7.1 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode simak. Metode simak adalah metode yang dilakukan dengan cara

menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1993:133). Penggunaan dari metode ini

yaitu menyimak penggunaan kalimat bahasa Jepang yang mengandung jodoushi dantei

dalam novel yang berjudul Tobu ga Gotoku volume 1-10 karya Ryoutarou Shiba.

Teknik lanjutan adalah teknik catat. Teknik catat menurut Sudaryanto (1993:135)

adalah teknik yang dilakukan dengan mencatat menggunakan alat tulis tertentu,

kemudian dilanjutkan dengan pengklasifikasian data. Teknik catat yang digunakan

dalam penelitian ini adalah mencatat kalimat bahasa Jepang yang di dalamnya terdapat

jodoushi dantei. Setelah data-data terkumpul, dilanjutkan dengan pengklasifikasian

data dengan mengklasifikasikan kalimat-kalimat yang mengandung jodoushi dantei.

1.7.2 Metode dan Teknik Analisis Data

Setelah data-data telah terkumpul, dilanjutkan dengan tahap analisis data

dengan menggunakan metode agih. Metode agih adalah metode yang alat penentunya

justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Alat penentu dalam rangka

kerja metode agih itu, selalu berupa bagian atau unsur dari bahasa objek sasaran

penelitian itu sendiri, seperti kata (kata ingkar, prepososi, adverbia, dsb.), fungsi

sintaksis (subjek, objek, predikat, dsb.), klausa, silabe kata, titinada dan yang lain

(24)

Ryoutarou Shiba menjadi alat penentu yang berupa unsur dari bahasa sasaran penelitian

ini.

Adapun teknik dasar dari metode agih yang digunakan adalah teknik bagi unsur

langsung yaitu membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur,

dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian yang langsung

membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto, 1993:31). Penggunaan dari

teknik ini yaitu data-data yang terkait dengan jodoushi dantei dibagi satuan

kebahasaannya menjadi beberapa bagian atau unsur yang membentuk satuan lingual.

Selanjutnya menggunakan metode deskriptif yaitu dengan menguraikan data-data yang

terkait dengan jodoushi dantei dalam novel Tobu ga Gotoku volume 1-10 karya

Ryoutarou Shiba sehingga lebih mudah untuk dipahami.

1.7.3 Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data

Setelah data-data dianalisis, tahapan selanjutnya yaitu penyajian hasil analisis

data. Dalam tahapan penyajian hasil analisis data terdapat metode dan teknik yaitu

metode informal dan teknik informal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu metode informal yang cara penyajiannya melalui kata-kata biasa berupa tulisan

dan tidak menggunakan bentuk angka ataupun bagan/statistik (Sudaryanto, 1993:145).

Teknik yang digunakan selanjutnya yaitu teknik infomal (Sudaryanto, 1993:156) yaitu

hasil analisis data berupa kontruksi dan makna jodoushi dantei dalam novel Tobu ga

Gotoku volume 1-10 karya Ryoutarou Shiba yang disajikan dalam kata-kata dalam

(25)
(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI

2.1 Kajian Pustaka

Adapun kajian pustaka dari penelitian sebelumnya yang relevan digunakan

sebagai acuan untuk penelitian ini, sebagai berikut:

Rusprianti (2014) dalam penelitiannya yang berjudul “Bentuk, Fungsi dan

Makna Jodoushi ~nakerebanaranai, ~beki da, dan ~zaru wo enai dalam novel Tobu

ga Gotoku Volume 1-10 karya Ryoutarou Shiba”, dalam tahap pengumpulan data

menggunakan metode simak dan teknik lanjutan yaitu teknik catat. Selanjutnya, pada

tahap analisis data menggunakan metode deskriptif dan teknik ganti yang dilanjutkan

pada tahap terakhir yaitu tahap penyajian hasil analisis data yang menggunakan metode

dan teknik informal. Teori yang digunakan pada penelitian Rusprianti yaitu teori

makna Pateda (2001) dan Chaer (2007) dengan mengacu pada konsep yang

dikemukakan oleh Sakata dan Kuromaci (1993), Makino dan Tsutsui (1989&1995).

Hasil penelitian dari Rusprianti menunjukkan bahwa jodoushi

~nakerebanaranai mengandung makna keharusan yang didasari oleh kewajiban untuk

melakukan suatu hal, kewajiban yang menyatakan suatu pandangan umum dalam

masyarakat maupun kewajiban diri sendiri. Jodoushi ~beki da mengandung makna

(27)

10

makna yang timbul bukan hanya makna mengenai pengharapan saja, namun dapat

memiliki makna nasehat atau perintah. Jodoushi ~zaru wo enai mengandung makna

keharusan yang wajib dilakukan ketika tidak ada pilihan lainnya sehingga terkesan

adanya suatu keterpaksaan. Penelitian ini dengan penelitian Rusprianti memiliki

kesamaan sumber data, teori yang berlandaskan pada konsep Sakata dan Kuromachi

(1993) dan meneliti tentang penggunaan jodoushi. Namun, penelitian ini difokuskan

pada jodoushi dantei, sedangkan penelitian Rusprianti difokuskan kepada jodoushi

~nakerebanaranai, ~beki da, dan ~zaru wo enai yang termasuk ke dalam jodoushi

handan no hitsuzen teki na kiketsu. Adapun kelebihan dari penelitian ini yaitu

memaparkan mengenai penggunaan seperti subtitusi dari jodoushi dantei. Manfaat

penelitian Rusprianti bagi penelitian ini yaitu memberikan pemahaman dalam

menerapkan teori yang berlandaskan pada konsep Sakata dan Kuromachi (1993).

Sulatri (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Penggunaan

~darou dan ~kamoshirenai dalam novel Noruwei no Mori karya Haruki Murakami”,

dalam tahap pengumpulan data menggunakan metode simak dan teknik lanjutan yaitu

teknik sadap dan teknik catat. Selanjutnya pada tahap analisis data menggunakan

metode agih (metode distribusional), teknik ganti sebagai teknik dasar dan teknik

lanjutan yang bersifat deskriptif. Pada tahap penyajian hasil analisis data menggunakan

metode formal dan informal. Teori yang digunakan pada penelitian Sulatri mengacu

(28)

Hasil penelitian dari penelitian Sulatri yaitu, jodoushi ~darou dapat digunakan

untuk menyatakan dugaan (suiryou), konfirmasi (kakunin) dan untuk menguatkan

perasaan, sedangkan jodoushi ~kamoshirenai digunakan untuk menyatakan dugaan,

kemungkinan yang rendah dan ketika pembicara tidak yakin atas apa yang dikatakan.

Penelitian ini dengan penelitian Sulatri memiliki kesamaan pada metode analisis data

yaitu menggunakan metode agih dan kesamaan dalam meneliti tentang penggunaan

jodoushi, sedangkan pada objek penelitian dan teori yang digunakan berbeda.

Kelebihan penelitian ini yaitu jodoushi dantei yang digunakan lebih bervariasi

sehingga pemaparan mengenai penggunaan seperti subtitusi antar-jodoushi dantei

lebih beragam. Manfaat penelitian Sulatri bagi penelitian ini yaitu memberikan

pemahaman dalam menerapkan metode analisis data yang menggunakan metode agih.

Diahantari (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan Verba

Bantu ~te shimau pada Novel Kokoro Karya Natsume Souseki”, pada tahap

pengumpulan data menggunakan metode simak dan teknik lanjutan yaitu teknik sadap

dan teknik catat. Selanjutnya pada tahap analisis data menggunakan metode agih

dengan teknik dasar yaitu teknik bagi unsur langsung dan teknik lanjutan yaitu teknik

sisip kemudian menggunakan metode deskriptif. Pada tahap penyajian hasil analisis

data menggunakan metode formal dan informal. Teori yang digunakan adalah

Takayuki (1998), Iori Isao dkk (2000), Ichikawa (2005), Tanaka (2007) dan

Tomomatsu (2010) dan teori yang mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh

(29)

12

Hasil penelitian yang dilakukan Diahantari adalah verba bantu ~te shimau dapat

digunakan untuk menekankan penyelesaian suatu tindakan, penyesalan seseorang

tentang apa yang dilakukan atau penyesalan tentang tindakan seseorang atau sesuatu

yang telah terjadi, menyampaikan kejadian diluar dugaan atau yang tidak diduga oleh

pembicara, menjelaskan atau memberi alasan, menyatakan peristiwa atau hal di masa

depan, menyatakan kesulitan atau kesusahan pembicara dan menyatakan kegagalan

pembicara. ~Te shimau juga memiliki makna penyelesaian dan penyesalan sesuai

konteks kalimatnya. Penelitian Diahantari dengan penelitian ini sama-sama

menggunakan teori yang mengacu pada pendapat Makino dan Tsutsui, sedangkan

objek penelitian dan teori yang digunakan dalam menganalisis fungsi berbeda.

Kelebihan dari penelitian ini yaitu memaparkan subtitusi atau saling menggantikan

antar-jodoushi dantei. Manfaat penelitian Diahantari bagi penelitian ini yaitu

memberikan pemahaman dalam menerapkan teori yang mengacu pada pendapat

Makino dan Tsutsui.

2.2 Konsep

Dalam penelitian ini digunakan beberapa konsep yang nantinya memudahkan

dalam penyampaian hasil penelitian. Konsep-konsep tersebut meliputi hinshi bunrui

‘kelas kata’, jodoushi, jenis jodoushi, jodoushi dantei, dan konstruksi jodoushi dantei.

2.2.1 Hinshi bunrui

(30)

yang termasuk jiritsugo yaitu meishi ‘nomina’, doushi ‘verba’, keiyoushi/i-keiyoushi

‘adjektiva-i’, keiyoudoushi/na keiyoushi ‘adjektiva-na’, fukushi ‘adverbia’, rentaishi

‘prenomina’, setsuzokushi ‘konjungsi’, dan kandoushi ‘interjeksi’, sedangkan yang

termasuk ke dalam fuzokugo yaitu joshi ‘partikel’ dan jodoushi ‘verba bantu’

(Sudjianto dan Dahidi, 2004:148-149).

2.2.2 Jodoushi

Jodoushi diterjemahkan menjadi verba bantu dengan kanji yang membentuk

jodoushi yaitu jo pada jodoushi dapat dibaca tasukeru yang memilki arti bantu,

membantu atau menolong. Sedangkan doushi pada jodoushi memiliki arti verba atau

kata kerja (Sudjianto, 2007:118-119). Menurut Yasuo dalam Sudjianto (1985:193)

jodoushi adalah salah satu kelas kata yang bersama-sama dengan partikel termasuk

pada kelompok fuzokugo. Penggunaan jodoushi dapat mengalami perubahan dan

dipakai setelah nomina, verba, adjektiva-i, adjektiva-na, dan sebagainya.

2.2.2.1 Jenis jodoushi

Jodoushi menurut Sakata dan Kuromachi (1993:113-133) digolongkan menjadi tujuh

belas jenis yaitu:

1. Ukemi wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi dua yaitu reru dan rareru.

2. Sieki wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi seru dan saseru.

3. Kibou/yokkyuu wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi tiga yaitu

(31)

14

4. Kanou wo arawasu ii kata terbagi menjadi tiga yaitu (reru)/rareru kanou

doushi, koto ga dekiru, dan uru/eru.

5. Youtai wo arawasu ii kata yaitu souda.

6. Hikyou wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi tiga yaitu youda, mitaida,

dan gotoki/gotoku

7. Handan no hitsuzen teki na kiketsu wo arawasu ii kata yang terbagi

menjadi empat yaitu nakerebanaranai/nakerebaikenai, zaru wo enai,

wake ni wa ikanai, dan beki da.

8. Dantei wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi delapan di antaranya yaitu

da, no da, wake da, mono da, ~ni chigainai, hazu da, ~ni hokanaranai,

dan ~ni suginai.

9. Kako/kanryou oyobi wo jitsugen kakutei no jitai wo arawasu ii kata yaitu

ta.

10. Futei wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi dua yaitu nai dan nu (n)/zu.

11. Ishi wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi tiga yaitu u/you, mai, dan

tsumori da.

12.Denbun wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi tiga yaitu souda, to iu

koto da/to no koto da, dan ndatte.

13.Suiryou/suitei/Suisoku nado wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi tujuh

(32)

15.Kankoku wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi tiga yaitu houga ii, ~tara

douka, dan koto da.

16.Kyouka/kyoyou oyobi kinshi wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi tiga

yaitu ~te (mo) ii/~te (mo) kamawanai, ~te wa ikenai/~te wa naranai, dan

bekarazu.

17.Irai/youkyuu wo arawasu ii kata yang terbagi menjadi dua yaitu ~te kure

~te kurenaika ~te moraenaika, dan ~se (sase) te kure ~se (sase) te

kurenaika ~se (sase) te moraenaika ~se (sase) te morau.

Pada penelitian ini difokuskan pada jodoushi atau verba bantu yang termasuk jenis

dantei pada point ke delapan.

2.2.2.2 Jodoushi Dantei

Menurut Sakata dan Kuromachi (1993:113), jodoushi dantei digunakan ketika

menyatakan simpulan, kepastian atau ketetapan akan suatu pernyataan. Jodoushi dantei

dibagi atas jodoushi dantei da, no da, wake da, mono da, ~ni chigainai, hazu da, ~ni

hokanaranai, dan ~ni suginai. Berikut penjelasan dari ke delapan jodoushi dantei,

sebagai berikut:

1. Jodoushi Dantei Da

Sakata dan Kuromachi, 1993:113-114 menyatakan bahwa:

一般 文表現 用い 場合 叙述 柄 い 肯定的

断定判断 表

(33)

16

‘Pada umumnya, situasi yang digunakan pada ungkapan kalimat menjelaskan anggapan simpulan positif suatu pengutaraan.’

Berdasarkan konsep tersebut, jodoushi dantei da menyatakan suatu anggapan

simpulan positif mengenai suatu pengutaraan. Selain itu, jodoushi dantei da merupakan

jenis verba mengenai ketetapan dan kepastian, sehingga salah satu makna yang timbul

yaitu makna mengenai ketetapan atau kepastian akan suatu hal.

2. Jodoushi Dantei No Da

Sakata dan Kuromachi (1993:118), menyatakan bahwa:

表現形式 異 統一的 解釈 与え 場面や文脈

自分自身 対 納得 あ 相手 対 明 得 あ

場合 勧告 命令 意 帯び

Hyougen keishiki ni yotte kotonari, touitsu-tekina kaishaku wo ataeru. Bamen ya bunmyaku ni yori, jibun jishin ni taishite wa nattoku deattari, aite ni taishite wa setsumei settoku deattari shi, baai ni yotte wa kankoku/meirei no i wo obitari nado suru.

‘Memberikan penafsiran seragam, berbeda menurut bentuk pengungkapannya. Berdasarkan keadaan, terdapat maksud perintah dan nasihat. Berdasarkan konteks dan suasananya, adanya persuasi atau penjelasan terhadap lawan bicara dan adanya persetujuan diri sendiri.’

Makino dan Tsutsui (1989:325), juga menambahkan bahwa:

(34)

‘Akhir kalimat yang menunjukkan bahwa pembicara menjelaskan atau meminta penjelasan tentang informasi bersama dengan pendengar, atau berbicara tentang suatu emosional, seolah-olah itu kepentingan umum untuk pembicara dan pendengar.’

Berdasarkan konsep tersebut, jodoushi dantei no da memiliki makna

memberikan penafsiran seragam, berbeda dari bentuk pengungkapannya, memberikan

simpulan berdasarkan keadaan yang menyatakan maksud perintah, nasihat, adanya

persuasi atau penjelasan terhadap lawan bicara dan persetujuan diri sendiri. Selain itu,

jodoushi dantei no da juga memiliki makna menjelaskan atau meminta informasi

seolah-olah untuk kepentingan umum.

3. Jodoushi Dantei Wake Da

Sakata dan Kuromachi (1993:123), menyatakan bahwa:

文的 要素 受け わけ 成 行 や 理

必然的 そ う 結論 いう判断 表 用い

そ う 結論 至 理 付け や推論 過程 述

多い

Bun-tekina youso wo ukeru ‘wake da’ wa koto no nariyuki ya mono no douri

nado kara hitsuzen-teki ni sono youna ketsuron ni tassuru to iu handan wo arawasu no ni mochiiru. Shitagatte, sono youna ketsuron ni itaru riyuu tsuketa ya suiron no katei ga tomoni noberareru koto ga ooi.

(35)

18

Makino dan Tsutsui (1989:531), juga menambahkan bahwa:

The speaker’s conclusion obtained through deductive, logical judgment or calculation on the basis of what he has heard or read.

‘Simpulan pembicara diperoleh melalui deduktif, penilaian logis atau perhitungan atas dasar apa yang telah didengar atau dibaca.’

Contohnya:

Berdasarkan konsep tersebut, jodoushi dantei wake da dalam penelitian ini

memiliki makna menjelaskan simpulan secara logis dengan mengungkapkan dugaan

dan alasan.

4. Jodoushi Dantei Mono Da

Sakata dan Kuromachi (1993:125-126), menyatakan bahwa:

何 柄 け あ 思い至

あ 意識 心中 わい いう話 手 気持 表

用い ま 意外 実 接 感 驚 や 心 動

う 接 発 詠嘆 過去 振 返 壊旧 情

(36)

kokoro wo ugokasareru youna dekigoto ni sesshite hassuru eitan, kako wo furikaette no kaikyuu no jyou nado, shuju no shinjyou no komerareru youhou ga aru.

Mono da digunakan untuk menjelaskan perasaan pembicara yang timbul pada isi hati, sampai berpikir pada suatu hal sebagai pemicunya hal tersebut. Pada pemakaiannya juga dimasukkan bermacam-macam perasaan hati seperti nostalgia dengan melihat kembali ke masa lampau, mengeluarkan suara kagum dengan menerima peristiwa yang menyentuh perasaan, merasa terkejut dengan menerima fakta yang diluar dugaan, dan lain-lain.’

Makino dan Tsutsui (1989: 257&260), juga menambahkan bahwa:

When mono indicates a reason or an excuse it is used only in very informal

‘Sesekali harus mendengar hal yang dikatakan orang tua.’

Berdasarkan konsep tersebut, jodoushi dantei mono da memiliki makna

menjelaskan suatu perasaan yang timbul pada isi hati hingga berpikir pada pemicu dari

suatu hal yang di dalamnya terdapat penjelasan mengenai perasaan hati seperti

nostalgia, perasaan yang menyentuh perasaan, perasaan terkejut, dan lain-lain. Selain

itu jodoushi dantei mono da juga memiliki makna menunjukkan suatu alasan yang

digunakan dalam bentuk informal. Oleh karena itu, makna jodoushi dantei mono da

(37)

20

perasaan nostalgia, peristiwa yang menyentuh perasaan dan perasaan terkejut dalam

konteks informal.

5. Jodoushi Dantei ~Ni Chigainai

Sakata dan Kuromachi (1993:127), menyatakan bahwa:

~ い い 必 客観的 論拠 得 い あ

実 判断 そ 確言 意 表 用い

‘~Ni chigainai’ wa, kanarazushimo kakkantekina ronkyo wa ete inakute mo, aru koto wo jijitsu da to handan shi, sore wo kakugen suru i wo arawasu no ni mochiirareru.

‘Pola ~ni chigainai meskipun tidak selalu memperoleh suatu dasar argumen secara objektif, namun digunakan untuk menjelaskan maksud secara yakin dan anggapan mengenai suatu kenyataan.’

Makino dan Tsutsui (1989: 257&260), juga menambahkan bahwa:

The speaker is convinced that there is no mistake on his part in guessing something.

‘Pembicara yakin bahwa tidak ada kesalahan dalam menebak sesuatu.’ Contohnya: melakukan kebohongan JD

‘Tidak diragukan lagi mengenai peristiwa itu, dia berbohong.’

Berdasarkan konsep tersebut, jodoushi dantei ~ni chigainai memiliki makna

menyatakan suatu dasar argumen yang diperoleh secara objektif/umum. Selain itu,

(38)

6. Jodoushi Dantei Hazu Da

Sakata dan Kuromachi (1993:129), menyatakan bahwa:

何 根拠 基 い あ 実現 当然

え 態 あ い あ 柄 点 見

実 推論 結果 表 用い

‘Hazu da’ wa, nanraka no konkyo ni motozuite, aru koto no jitsugen ga touzen no koto to shite toraerareru jitai da, aruiwa, aru kotogara ga donna ten kara mite mo jijitsu da to suiron shita kekka wo arawasu no ni mochiirareru. Hazu da digunakan untuk menunjukkan hasil dari fakta dugaan yang dilihat dari bagaimana titik suatu hal atau kondisi yang ditangkap sebagai hal sewajarnya berdasarkan suatu alasan.’

Makino dan Tsutsui (1989: 133), juga menambahkan bahwa:

A dependent noun which expresses the speaker’s expectation that something will take place or took place or that someone or something is or was in some state.

‘Kata benda yang menyatakan harapan pembicara bahwa sesuatu akan terjadi atau berlangsung atau bahwa seseorang atau sesuatu berada di beberapa situasi/keadaan.’

‘Mengenai taraf ini, anak-anak juga seharusnya mengerti.’

Berdasarkan konsep tersebut, jodoushi dantei hazu da memiliki makna

menunjukkan hasil dari fakta dugaan berdasarkan suatu alasan dan makna menyatakan

(39)

22

7. Jodoushi Dantei ~Ni Hokanaranai

Sakata dan Kuromachi (1993:132), menyatakan bahwa:

~ ほ い 原因や理 何 あ あ い そ

必然的 結論 導 出 い 判断 表

~Ni hokanaranai wa genin ya riyuu ga nan dearu ka, aruiwa, sorekara hitsuzen-teki ni donna ketsuron ga michibiki dasareru ka nado ni tsuite no handan wo arawasu.

‘Pola ~ni hokanaranai digunakan ketika menjelaskan anggapan mengenai asal simpulan yang bagaimana atau apa, sehingga menjadi sebab dan alasan.’

Makino dan Tsutsui (1995:245), juga menambahkan bahwa:

A phrase that is used to indicate that an action / state mentioned in the topic phrase or clause is nothing but something.

‘Sebuah frase yang digunakan untuk menunjukkan bahwa sebuah aksi/ situasi/keadaan yang disebutkan dalam kalimat topik atau klausa hanyalah sesuatu.’

‘Keberhasilan dia hari ini hanya menjadi hasil usahanya dalam banyak tahun.’

Berdasarkan konsep tersebut, jodoushi dantei ~ni hokanaranai memiliki makna

menjelaskan simpulan sehingga menjadi sebab dan alasan. Selain itu, penggunaannya

(40)

8. Jodoushi Dantei ~Ni Suginai

Sakata dan Kuromachi (1993:133), menyatakan bahwa:

~ い そ 程度 範囲 出 い 言う意 特

問題 ほ い い い 決

十分 ま 満足 い いう気持

態 そう え いう判断 表

~Ni suginaiwa, ‘sono teido hani wo denai’ to iu i de, ‘tokuni mondai ni suru hodo no koto wa nai’ toka ‘taishita koto wa nai’, ‘kesshite jyuubun na, mata, manzoku dekiru mono dewanai’ nado to iu kimochi wo komete, jitai wo sou toraeru to iu handan wo arawasu.

‘Pola ~ni suginai digunakan ketika menunjukkan simpulan yang ditangkap dari suatu anggapan, dengan memasukkan perasaan seperti ‘tidak pernah cukup selanjutnya tidak dapat puas hati’, ‘tidak seberapa’, ‘khususnya tidak cukup untuk masalah’ dengan maksud yang dikatakan ‘tidak keluar dari ruang lingkup atau tingkatan itu.’

Makino dan Tsutsui (1995:271), juga menambahkan bahwa:

Something or someone is nothing more than what is stated in terms of amount, degree, status, significance, etc.

‘Sesuatu atau seseorang tidak lebih dari apa yang dinyatakan dalam hal jumlah, derajat, status, signifikansi, dan lain-lain.’ terjadi dalam waktu dekat.’

Berdasarkan konsep tersebut, jodoushi dantei ~ni suginai memiliki makna

(41)

24

2.2.2.3 Konstruksi Jodoushi Dantei

Dalam segi kategori sintaksis atau yang disebut dengan kelas kata, hubungan

gramatikal antar-kata dalam kalimat terdapat nomina, verba, adjektiva, adverbial,

adposisi, dan lain sebagainya (Verhaar, 2012:170). Selain itu, dalam membentuk

sebuah kalimat terdapat juga pembentukkan atau konstruksi di dalamnya. Konstruksi

menurut Makino dan Tsutsui (1989), menyatakan bahwa:

1. Jodoushi Dantei Da

Makino dan Tsutsui (1989:18) menyatakan pembentukan dari verba bantu da

yaitu:

a. X wa Y + da

Contoh:

12) 中 学生

Tanaka-san wa gakusei da/desu. Saudara Tanaka TOP mahasiswa JD

‘Tanaka adalah seorang mahasiswa.’

b. Subjek + adjektiva (i/na) bentuk biasa + da

Contoh:

13) 山川 元気

Yamakawa-san wa genki da. Saudara Yamakawa TOP sehat JD

‘Saudara Yamakawa sehat.’

(42)

Contoh:

14) 本 テニス 手

Honda-san wa tenisu ga jyouzu da. Saudara Honda TOP tenis NOM pandai JD

‘Saudara Honda pandai bermain tenis.’

Dalam hal ini, X berarti pernyataan/argumen pertama yang diakhiri dengan kategori

nomina dan Y berarti pernyataan/argumen kedua yang diakhiri dengan kategori

nomina.

2. Jodoushi Dantei No Da

Makino dan Tsutsui (1989:325-326) menyatakan pembentukan dari verba bantu

no da yaitu:

a. Verba bentuk biasa + no da

Contoh:

15) 日本語 勉強 い

Nihon go wo benkyoushite iru no da. Bahasa Jepang AKU belajar JD

‘Kenyataannya (saya) sedang belajar bahasa Jepang.’

b. Adjektiva (i) bentuk biasa + no da

Contoh:

16) あ ビ 高

Ano biiru wa takakatta no da. Itu bangunan TOP tinggi JD

‘Kenyataannya bangunan itu tinggi.’

(43)

26

Makino dan Tsutsui (1989:532) menyatakan pembentukan dari verba bantu

~wake da yaitu:

a. Verba bentuk biasa + wake da

Contoh:

18) A: 毎日 時間 日本語

Mainichi san-jikan mo nihongo wo Setiap hari tiga jam juga bahasa Jepang AKU

勉強 い

benkyou shite iru n desu ka. belajar NOM KOP

‘Apakah (anda) juga telah belajar bahasa Jepang tiga jam setiap hari ?’

B: 出来 わけ

Yoku dekiru wake desu ne.

Dengan baik bisa JD SHU

‘Tak heran (anda) bisa dengan baik ya.’

b. Adjektiva (i) + wake da

Contoh:

19) 昨日 時間 寝 い い

(44)

理 眠い わけ douri de nemui wake da. alasan KOP mengantuk JD

‘Kemarin tidur hanya tiga jam. Tidak heran alasannya saya mengantuk.’

c. Adjektiva (na) stem nomina na/datta + wake da

(45)

28

4. Jodoushi Dantei Mono Da

Makino dan Tsutsui (1989:258-259) menyatakan pembentukan dari verba bantu

mono da yaitu:

‘Karena dahulu sering menonton film.’

b. Verba bentuk masu tai + mono da

‘Bagaimana mungkin ingin tinggal sekali lagi di rumah bagus seperti ini.’

c. Adjektiva (i/ na) bentuk biasa + mono (da)

Contoh:

24) A : う 行 い ?

Doushite ikanai no ? ‘Mengapa tidak datang ?’

(46)

‘Karena saya sibuk.’

5. Jodoushi Dantei ~Ni Chigainai

Makino dan Tsutsui (1989:305) menyatakan pembentukan dari verba bantu ~ni

chigainai yaitu:

a. Verba bentuk biasa + ni chigainai

Contoh:

b. Adjektiva (i) bentuk biasa + ni chigainai

(47)

30

‘Tidak diragukan lagi itu pasti Saudara Thompson.’

6. Jodoushi Dantei Hazu Da

Makino dan Tsutsui (1989:133-134) menyatakan pembentukan dari verba bantu

hazu da yaitu:

‘Profesor Ono seharusnya tahu Sandra.’

b. Adjektiva (i) bentuk biasa + hazu da

Contoh:

30) あ 本 高

Ano hon wa takakatta hazu da. Itu buku TOP mahal JD

(48)

Contoh:

31) そ アパ い

Sono apaato wa kirei na hazu da. Itu apartemen TOP bersih JD

‘Apartemen itu seharusnya bersih.’

d. Nomina no/datta + hazu da

Contoh:

32) カ ソン 昔 先生

Kaaruson san wa mukashi sensei datta hazu da. Saudara Carlson TOP dulu guru KOP JD

‘Saudara Carlson seharusnya dulu adalah guru.’

7. Jodoushi Dantei ~Ni Hokanaranai

Makino dan Tsutsui (1995:246-247) menyatakan pembentukkan dari verba

bantu ~ni hokanaranai yaitu:

a. (Nomina wa) nomina + ni hokanaranai

(49)

32

ほ い

kara ni hokanaranai. NOM JD

‘Alasan bekerja tidak lain karena ingin uang.’

c. ~wa~koto + ni hokanaranai

‘Membaca tidak lain adalah sebuah dialog dengan penulis.’

8. Jodoushi Dantei ~Ni Suginai

Makino dan Tsutsui (1995:272) menyatakan pembentukkan dari verba bantu ~

ni suginai yaitu:

(50)

Contoh:

37) 数 あ 中 ほ Kore wa suu aru naka no hon Ini TOP jumlah ada dalam GEN buku

一例 い

no ichirei ni suginai. GEN sebuah contoh JD

‘Ini tidak lebih dari sebuah contoh diantara banyak jumlah yang ada dalam buku.’

c. Verba bentuk biasa (dake) + ni suginai

Contoh:

38) 彼 人 意見

Kare wa (tada) hito no iken wo Dia TOP hanya orang GEN pendapat AKU

受け売 い け い

ukeuri shite iru (dake) ni suginai.

membeo hanya JD

‘Dia tidak lebih hanya membeo pada pendapat orang.’

Berdasarkan pemaparan dari konsep Makino&Tsutsui (1989&1995) dan

Sakata&Kuromachi (1993), terdapat kesamaan dalam menjelaskan simpulan, baik

simpulan secara objektif maupun simpulan secara subjektif. Sedangkan, pada konsep

Makino&Tsutsui (1989&1995), selain menjelaskan makna simpulan, jodoushi dantei

juga memiliki makna mengenai ketetapan atau kepastian. Pada konsep

(51)

34

2.3 Kerangka Teori

Adapun teori-teori yang digunakan dalam menganalisis jodoushi dantei yang

terdapat dalam novel Tobu ga Gotoku karya Ryoutarou Shiba volume 1-10 yaitu:

2.3.1 Sintaksis

Teori sintaksis yang digunakan dalam penelitian ini untuk menganalisis fungsi

berupa konstruksi jodoushi dantei dalam novel Tobu ga Gotoku volume 1-10 karya

Ryoutarou Shiba. Verhaar (2012:161-163) menyatakan bahwa ruang lingkup cabang

ilmu sintaksis adalah hubungan gramatikal antar-kata dalam sebuah kalimat. Dalam

menganalisis klausa secara sintaksis ada tiga cara yaitu yang pertama adalah

menganalisis fungsi-fungsinya. Fungsi tersebut adalah subjek, predikat objek yang ada

dalam sebuah kalimat. Kedua adalah menganalisis peran-perannya. Peran tersebut

adalah peran penerima ‘pengalam’, yang menerima dan lain sebagainya. Ketiga adalah

menganalisis kategori-kategorinya. Kategorinya adalah nomina, verba, prenomina,

preposisi, dan lain sebagainya. Berdasarkan pada pemaparan tersebut, dapat dipahami

bahwa jodoushi atau verba bantu termasuk pada kategori gramatikal. Oleh karena hal

tersebut, pada penelitian ini menggunakan teori sintaksis karena kategori gramatikal

termasuk dalam kajian sintaksis. Teori sintaksis pada penelitian ini mengacu pada

pendapat yang dikemukakan oleh Makino dan Tsutsui (1989&1995) mengenai

(52)

2.3.2 Semantik

Teori semantik yang digunakan dalam penelitian ini untuk membahas makna

jodoushi dantei dalam novel Tobu ga Gotoku volume 1-10 karya Ryoutarou Shiba.

Chaer (2007:284-285) menyatakan bahwa status tataran semantik dengan tataran

fonologi, morfologi, dan sintaksis tidak sama, sebab secara hierarkial satuan bahasa

dibangun oleh kalimat, satuan kalimat dibangun oleh klausa, satuan klausa dibangun

oleh frase, satuan frase dibangun oleh kata, satuan kata dibangun oleh morfem, satuan

morfem dibangun oleh fonem, dan akhirnya satuan fonem dibangun oleh fon atau bunyi.

Semantik dengan objeknya makna, berada di seluruh atau di semua tataran yang

bangun-membangun ini: makna berada di dalam tataran fonologi, morfologi, dan

sintaksis. Chaer (2007:289-296) membagi makna tersebut dalam 13 jenis yaitu makna

leksikal, makna gramatikal, makna kontekstual, makna referensial, makna

non-referensial, makna denotatif, makna konotatif, makna konseptual, makna asosiatif,

makna kata, makna istilah, makna idiom, dan makna peribahasa. Dalam penelitian ini,

menggunakan makna kontekstual dari teori semantik Chaer (2007) yang mengacu pada

konsep yang dikemukakan oleh Sakata&Kuromachi (1993) dan Makino&Tsutsui

(1989&1995).

Chaer (2007, 288&290) yang menyatakan bahwa makna kontekstual adalah

makna sebuah leksem atau kata-kata yang berada di dalam satu konteks. Kita baru

dapat menentukkan makna sebuah kata apabila kata itu sudah berada dalam konteks

(53)

36

Contoh:

39) Adik jatuh dari sepeda

40) Dia jatuh dalam ujian yang lalu

41) Dia jatuh cinta pada adikku

42) Kalau harganya jatuh lagi kita akan bangkrut

Pada contoh kalimat tersebut, terdapat beberapa contoh yang menggunakan

kata jatuh dengan makna yang berbeda-beda. Dengan adanya pendapat yang telah

dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap ujaran atau kata-kata akan

memiliki makna yang berbeda-beda sesuai dengan waktu, tempat dan lingkungan dari

Referensi

Dokumen terkait

Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya, yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran yang bermanfaat untuk peneliti dan

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan prinsip-prinsip manajemen proyek pada proyek pembangunan Villa Bali Air agar sumber daya yang digunakan tidak

Hormon alami yang biasa digunakan untuk induaksi pemijahan adalah ekstrak hipofisis sehingga pemijahan induksi menggunakan teknik ini dikenal

magneticstirrer, labu lemak, kertas saring, tanur, oven listrik, cawan porselen, dan desikator. Alat yang digunakan antara lain adalah untuk analisis kandungan kimia yaitu

Dia dikirim untuk menolong Nobita agar keturunan Nobita dapat menikmati kesuksesannya daripada harus menderita dari utang finansial yang akan terjadi pada masa depan yang

Hari/Tgl Wkt Mata Kuliah Kls Dosen Ruang Mata Kuliah Kls Dosen Ruang Mata Kuliah Kls Dosen Ruang Satgas SENIN 07.00 Pengantar Akuntansi II &Prak M1 Moh.. Cholid

REGISTER TGL PENINDAKAN FORM NAMA ALAMAT PASAL BRNG BUKTI KENDARAAN JENIS NOPOL DENDA PERKARA SUBSIDER BIAYA PERKARA NOMOR 1 4191334 28/07/2017 Merah AJI DYANSYAH DAYA SAKTI 288

Persamaan penelitian yang dilakukan Nidia dengan penelitian yang berjudul Pengaruh Kualitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Kepuasan Pasien Peserta BPJS di Rumah Sakit