AGIHAN KADAR BESI (FE) PADA SUMUR GALI
DI KELURAHAN PEKAN BESITANG
KECAMATAN BESITANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Yenni Farida Tarigan
3103131082
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
vi
ABSTRAK
Yenni Farida, 3103131082. Agihan Kadar Besi (Fe) pada Sumur Gali di Kelurahan Pekan Besitang Kecamatan Besitang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Kadar besi (Fe) pada sumur gali di Kelurahan Pekan Besitang dan (2) Peta agihan kadar besi (Fe) pada sumur gali di Kelurahan Pekan Besitang.
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 di Kelurahan Pekan Besitang Kecamatan Besitang. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan air sumur gali milik penduduk Kelurahan Pekan Besitang dengan sampel sebanyak 27 air sumur gali yang diambil dengan teknik Sistematis Random Sampling dengan sistem grid 1x1 cm pada peta administasi skala 1:40000. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah berupa observasi lapangan, studi dokumenter dan teknik pengukuran kemudian dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) Kadar besi (Fe) pada sumur gali di Kelurahan Pekan Besitang bervariasi mulai 0,014 sampai dengan 8,129 mg/lt. Kadar besi (Fe) tertinggi pada air sumur gali terdapat di Lingkungan II dengan nilai 8,129 mg/lt, sedangkan untuk kadar besi (Fe) terendah pada air sumur gali terdapat di Lingkungan X dengan nilai 0,014 mg/lt. Dari 27 air sumur gali terdapat 16 atau 59% air sumur gali yang tergolong tidak baik karena tidak memenuhi syarat air bersih karena sudah melebihi ambang batas kadar besi (Fe) yang ditetapkan oleh pemerintah dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/Per IV/2010 yaitu 0,3 mg/lt. (2) Kadar besi (Fe) di Kelurahan pekan Besitang tertinggi 8,12 mg/lt terletak pada koordinat 9809’48,81” dan 402’20,47” dimana arah sebaran kontur besi (Fe) mengarah ke Timur, Timur Laut, Tenggara Barat Daya, dan Barat. Sebaran kadar besi (Fe) paling rapat terletek di Timur dan sebaran kadar besi (Fe) yang agak jarang terletak di Barat.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Adapun judul skripsi
ini adalah : Agihan Kadar Besi (Fe) pada Sumur Gali di Kelurahan Pekan Besitang Kecamatan
Besitang. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, mulai dari penyusunan proposal
penelitian, pelaksanaa sampai dengan penyusunan skripsi, antara lain :
1. Bapak, Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik M.Si selaku Rektor Universtas Negeri Medan beserta
staffnya.
2. Bapak Dr. Restu M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta staffnya.
3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan, M.Si selaku Ketua Jur selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Geografi.
4. Ibu Dra. Asnidar, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi.
5. Bapak Drs. Nahor M. Simanungkalit, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
banyak membantu, meluangkan waktu dan memberikan bimbingan.
6. Ibu Dra. Tumiar Sidauruk, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Geografi yang telah memberikan ilmu yang
8. Kedua orangtua saya, J. Tarigan dan M.br Bangun yang tidak lelah memberi bantuan baik
moral maupun material kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Skripsi ini saya persembahkan khusus bagi orangtua saya.
9. Adik-adik penulis Remando Tarigan, Riska Ulina Tarigan dan Feby Oktavia Tarigan, terima
kasih buat dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini.
10. Untuk Bartolomeus Pardamean Sitanggang yang selalu memberikan dukungan dan
semangat, terima kasih buat doa dan perhatiannya selama ini.
11. Sahabat-sahabat terbaik penulis di Jurusan Geografi Dwi Isnainy Ritonga, Elizabeth May,
Giovanni Silviana Gultom, Ira Chatalia Sembiring, Nelvia M. Sari Gea yang selama ini telah
menjadi seperti keluarga penulis, terima kasih.
12. Buat teman-teman Jurusan Pendidikan Geografi Stambuk 2010 kelas A, B dan C Reguler, A
dan B Ekstensi. Terima kasih atas motivasinya.
Penulis berusaha untuk mencapai hasil yang semaksimal mungkin, akan tetapi mengingat
keterbatasan kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, maka penulis menyadari
bahwa hasilnya kurang sempurna. Oleh karena itu penulis harapkan masukan demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca
khususnya Jurusan Pendidikan Geografi.
Medan, Desember 2014
i
DAFTAR ISI
HAL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iii
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
B. Penelitian Yang Relevan ... 27
C. Kerangka Berfikir... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 33
A. Lokasi Penelitian ... 33
B. Populasi dan Sampel ... 33
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 35
D. Teknik Pengumpulan Data ... 36
E. Teknik Analisis Data ... 39
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 40
A. Kondisi Fisik ... 39
B. Kondisi Non Fisik ... 47
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Hasil Penelitian ... 51
ii
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 73
A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 75
DAFTAR TABEL
No. Uraian Hal
1. Persebaran Sampel Menurut Lingkungan di Kelurahan
Pekan Besitang Kecamatan Besitang ... 34
2. Alat dan Bahan ... 38
3. Rata–Rata Curah Hujan Tahunan Kelurahan Pekan Besitang ... .44
4. Klasifikasi Tipe Iklim Menurut Schmidth-Ferguson ... 45
5. Sarana Pendidikan di Kelurahan Pekan Besitang tahun 2012 ... 48
6. Mata Pencaharian Penduduk di Kelurahan Pekan Besitang ... 49
7. Kondisi Bangunan Sumur di Kelurahan Pekan Besitang Kecamatan Besitang ... 52
8. Cara Pembuangan Limbah, Jarak Sumur Dengan Septi Tank, Tempat Pembuangan Sampah, Parit dan Kandang ... 53
9.Kadar Besi (Fe) pada Sumur Gali di Kelurahan Pekan Besitang Kecamatan Besitang ... 55
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Hal
1. Sumur Gali Tanpa Pompa Tangan ... 15
2. Skema Kerangka Berpikir ... 32
3. Peta Administrasi Kelurahan Pekan Besitang ... 41
4. Peta Jenis Tanah Kelurahan Pekan Besitang ... 46
5. Peta Titik Sampel Kelurahan Pekan Besitang ... 57
6. Peta Kadar Besi (Fe) Kelurahan Pekan Besitang ... 58
7. Peta Kadar Besi (Fe) Kelurahan Pekan Besitang ... 59
8. Peta Kontur dan Arah Aliran Airtanah Kelurahan Pekan Besitang ... 61
9. Peta Sebaran Kadar Besi (Fe) Kelurahan Pekan Besitang ... 63
10. Peta Sebaran Kadar Besi (Fe) dan Kontur Arah Aliran Airtanah Kelurahan Pekan Besitang ... 65
i
DAFTAR LAMPIRAN
No. Uraian Hal
1. Hasil Pengkuran ... 77
2. Data Curah Hujan ... 78
3. Hasil Analisis Laboratorium ... 79
4. Foto Penelitian Lapangan ... 80
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.Tidak ada satu pun makhluk
hidup yang ada di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Di dalam tubuh makhluk hidup baik
pada tubuh tumbuh-tumbuhan, hewan termasuk di dalamnya pada tubuh manusia terkandung
sejumlah air (Manik, 2009 : 131).
Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak ada yang dapat
bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Selain itu, air juga dipergunakan untuk
kebutuhan rumah tangga seperti, memasak, mencuci, mandi, sikat gigi dan lain-lain. Air juga
digunakan untuk keperluan industri, pertanian, pemadaman kebakaran, tempat rekreasi,
transportasi, dan lain-lain. (Chandra, 2006 : 39).
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010 tentang
persyaratan kualitas air minum, disebutkan bahwa air yang dipergunakan harus memenuhi syarat
kesehatan. Air yang bersih adalah air yang tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna. Agar
dapat mencapai persyaratan kesehatan haruslah dapat memenuhi kualitas dan kuantitas. Syarat
kualitas yang harus dimiliki adalah bebas dari mikroorganisme dan bebas dari bahan kimia yang
dapat membahayakan kesehatan dan syarat kuantitas air harus selalu tersedia untuk memenuhi
kebutuhan hidup.
Untuk memenuhi kebutuhan air dapat diperoleh dari dalam tanah, air permukaan, atau
langsung dari air hujan. Sumber air merupakan salah satu kompenen utama yang ada pada suatu
akan berfungsi (Sutrisno dalam Nasution, 2013). Pemenuhan kebutuhan akan air salah satunya
dapat diambil dari airtanah, baik berupa sumur gali atau sumur bor.
Airtanah mengalami kontak dengan berbagai macam mineral yang terdapat di dalam
bumi. Hal ini berkaitan dengan struktur geologi /bentuk batuan sebagai hasil dari proses
deformasi. Hampir secara keseluruhan daerah Pekan Besitang merupakan dataran alluvial muda
yang terbentuk pada awal Pliosen.
Proses geologi di Pekan besitang masih berjalan hingga saat ini, sungai-sungai yang
mengalir sekarang mengerosi batuan yang ada di bagian hulunya membawa bahan rombakan
yang kemudian diendapkan sebagai endapan alluvial di bagian hilirnya. Pada umunya
material-material yang kasar diendapkan di tepi-tepi sungai itu sendiri, sedangkan material-material-material-material yang
halus seperti lumpur dan lempung diendapkan lebih jauh ke hilir.
Bahan mineral tanah merupakan bahan anorganik tanah yang terdiri dari berbagai ukuran,
komposisi dan jenis mineral. Mineral tanah berasal dari hasil pelapukan batuan-batuan menjadi
bahan induk tanah. Pada umunya batuan dari bahan induk tanah mengalami proses pelapukan
dan menghasilkan regolit. Pelapukan lebih lanjut menghasilkan tanah dengan tekstur masih
kasar. Bahan induk yang bersifat masam, menghasilkan tanah yang mempunyai kandungan
kalsium, besi dan mangan yang rendah.
Airtanah berasal dari air permukan yang meresap ke dalam tanah sehingga lumpur dan
sebagian mikroorganisme akan tertahan, tapi airtanah lebih banyak mengandung kation dan
anion terlarut dan beberapa senyawa anorganik. Ion-ion yang sering dijumpai pada airtanah
adalah besi. Besi merupakan unsur makro dalam air. Konsentrasi besi dalam airtanah biasanya
Besi dalam air dapat menyebabkan warna air berubah menjadi kuning-kecokelatan
setelah beberapa saat kontak dengan udara. Selain warna, kandungan besi yang tinggi juga dapat
menyebabkan bau yang kurang enak dan menyebabkan warna kuning pada dinding bak/ember
tampungan air serta bercak-bercak kuning pada pakaian. Selain dari masalah fisik yang
ditimbulkan besi, ada juga masalah kesehatan yang akan timbul bila kadar besi dalam air lebih
dari yang sudah ditetapkan dan dikonsumsi dalam jangka panjang yaitu, cenderung menimbulkan
rasa mual apabila dikonsumsi, menyebabkan terjadinya iritasi pada mata dan kulit serta merusak
dinding usus (Slamet, 1994).
Air yang dapat dikonsumsi sebagai air minum adalah air yang telah memenuhi standar
kesehatan. Di Indonesia, standar kualitas air minum diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 82
tahun 2001. Sebagian masyarakat Indonesia masih menggunakan air sumur untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Air sumur diklasifikasikan sebagai air kelas satu, yang artinya digunakan
untuk air baku sebagai air minum dan atau peruntukkan lainnya yang mempersyaratkan
persyaratan yang sama dengan kegunaan air tersebut.
Di dalam air sumur terkandung ion-ion logam, diantaranya besi (Fe) yang kadarnya harus
memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Oleh karena itu menurut
Keputusan Menteri Kesehatan RI No.492/MENKES/PER/IV/2010, kadar (Fe) dalam air minum
maksimum yang dibolehkan adalah 0,3 mg/lt.
Pekan Besitang merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Besitang, Kabupaten
Langkat, yang terdiri dari 11 lingkungan. Dari data Kantor Kelurahan 2012, diketahui bahwa
jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 1.826 kepala keluarga. Kelurahan Pekan Besitang
sebagian besar wilayahnya merupakan daerah pemukiman dan perkebunan, serta sebagian kecil
sehari-hari dalam hal sumber daya air, penduduk di Kelurahan Pekan Besitang sebagian telah
menggunakan fasilitas air bersih sumur bor dan pelayanan air bersih dari Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM), namun ada juga penduduk yang masih menggunakan sumur gali atau sumur
dangkal sebagai sumber air bersih, salah satu alasannya karena pelayanan air bersih dari PDAM
belum sepenuhnya menjangkau seluruh daerah di Kelurahan Pekan Besitang, sedangkan
penggunaan sumur bor tidak memungkinkan dari segi biaya bagi sebagian penduduk kecil. Di
antara sumur gali yang terdapat di Kelurahan Pekan Besitang terdapat beberapa sumur gali yang
setiap sumurnya digunakan oleh 2 sampai 3 rumah tangga.
Sumur adalah bangunan penyadap airtanah yang dilengkapi dengan pompa, mesin
penggerak dan peralatan lainnya (PERDA No. 7, 2004). Sumur gali adalah satu konstruksi sumur
yang paling umum dan luas dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan
rumah-rumah perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7-10 meter dari permukaan
tanah (Suryana, 2013). Sumur gali menyediakan airtanah preatik yang berasal dari lapisan tanah
yang relatif dekat dari permukaan tanah.
Pada kelurahan Pekan Besitang saat peneliti melakukan survey ke beberapa rumah
penduduk, peneliti menemukan bahwa air sumur tersebut tidak jernih (keruh), berbau besi
(karat), dan menimbulkan kerak pada dinding bak atau ember tampungan air sumur gali, serta
pada pakaian yang berwarna putih akan meninggalkan noda kuning-kekuningan. Sementara
sumber air masyarakat pada kelurahan ini adalah dari sumur tersebut. Hal ini tentu akan
berdampak buruk bagi kesehatan penduduk. Oleh karena itu perlu peninjauan ulang masalah
kelayakan air sumur atau air tanah di Kelurahan Pekan Besitang tentang bagaimana kualitas air
tersebut telah memenuhi standar yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No. 82 tahun
2001.
B. Identifikasi Masalah
Yang menjadi indentifikasi dari penelitian ini adalah pemanfaatan sumber daya air yang
begitu vital bagi masyarakat,maka air yang digunakan harus bebas dari bahan beracun dan bahan
pencemar. Salah satu sumber air yang dimanfaatkan oleh penduduk di Kelurahan Pekan Besitang
adalah sumur gali. Maka sangat penting untuk ditinjau kondisi sumur yang digunakan oleh
penduduk dan kualitas air yang di konsumsi oleh penduduk berkaitan dengan parameter fisik,
kimia dan biologi. Indikator untuk menentukan kualitas fisik air meliputi tingkat kejernihan air
(kekeruhan), perubahan suhu, warna, bau dan rasa.Indikator untuk menentukan kualitas kimia
meliputi pH, OD, BOD5, COD,nitrat, nitrit dan unsur logam (Fe,Pb, As, Cd, Hg, Cr, Ni, Ca, Mg,
Co ). Yang akan dibandingkan dengan baku mutu air Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001
sehingga dapat di simpulkan apakah air sumur di Kelurahan Pekan Besitang masih layak
dikonsumsi atau tidak.
C. Pembatasan Masalah
Mengingat begitu luasnya permasalah kualitas air, maka peneliti membatasi penelitian ini
dengan mengkaji aspek kimia. Aspek kimia yang akan di kaji adalah unsur besi (Fe). Peneliti
memilih besi (Fe) sebagai parameter kimia karena bila air mengandung besi melebihi kadar yang
ditentukan maka pengaruhnya secara fisik akan langsung terlihat dan bila dikonsumsi secara
terus menerus dalam jangka panjang akan sangat berbahaya bagi kesehatan. Setelah diketahui
D. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah:
1. Berapa kadar besi (Fe) pada sumur gali di Kelurahan Pekan Besitang, Kecamatan Besitang ?
2. Bagaimana agihan kadar besi (Fe) pada airtanah preatik dangkal yang terdapat di Kelurahan
Pekan Besitang, Kecamatan Besitang?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui kadar besi (Fe) pada sumur gali di Kelurahan Pekan Besitang, Kecamatan
Besitang.
2. Mengetahui agihan kadar besi (Fe) pada airtanah preatik dangkal yang terdapat di Kelurahan
Pekan Besitang, Kecamatan Besitang.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, yaitu :
1. Sebagai pengetahuan dan informasi kepada Dinas Kesehatan kota di Kelurahan Pekan
Besitang maupuninstansi terkait.
2. Sebagai bahan penyuluhan bagi masyarakat tentang akibat dari konsumsisecara berlebihan air
minum yang mengandung besi (Fe).
3. Dapat digunakan sebagai informasi penelitian lanjutan danmengembangkan ilmupengetahuan
4. Dapat memberikan pengetahuan tambahan kepada peneliti mengenaikajian tulisan ilmiah yang
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan penelitian dapat diambil kesimpulan antara lain :
1. Air sumur gali pada daerah penelitian mengandung kadar besi (Fe) berkisar antara
0,014 – 8,129 mg/lt.
2. Agihan kadar besi (Fe) di mulai dari 0,014 – 8,129 mg/lt . Kadar besi (Fe) terendah
pada air sumur gali terdapat di Lingkungan X dengan nilai 0,014 mg/lt, sedangkan
untuk kadar besi (Fe) tertinggi pada air sumur gali terdapat di Lingkungan II degan
nilai 8,129 mg/lt. Untuk sebaran besi yang hampir keseluruhan wilayahnya berkadar
> 0,3 mg adalah di lingkungan 1 dan 3, dan untuk wilayah yang hampir keseluruhan
wilayahnya berkadar < 0,3 mg adalah lingkungan 6 dan 7. Secara keseluruhan 16 atau
59% air sumur gali di identifikasi tidak layak konsumsi karena melebihi ambang
batas kadar besi yang sudah ditetapkan.
B. Saran
Dari kesimpulan di atas, maka penulis memberi beberapa saran antara lain:
1. Memberikan penyuluhan kepada penduduk yang memiliki air sumur yang kadar besi
(Fe) melebihi ambang batas maksimum untuk melakukan penyaringan atau filtrasi
2. Diharapkan adanya perhatian pemerintah untuk mengadakan solusi untuk mencari
sumber air yang lain agar penduduk tidak tergantung kepada air tanah dangkal (air
Daftar Pustaka
Arsyad, S. 2006. Konservasi Tanah Dan Air. Bogor: IPB Press
Asmadi, el at. 2011. Teknologi Pengelolaan Air Minum. Yogyakarta: Gosyen Publishing
Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC
Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius
Elfayetti dan Pinem. 2011. Geografi Tanah. Medan: Universitas Negeri Medan
Manik, Karden Eddy Sontang. 2009. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan
Nasution. 2013. Peta Persebaran Unsur Besi (Fe) Pada Sumur Gali Di Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli , Kota Medan. Skripsi. Medan : Jurusan Pendidikan Goegrafi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
Ompusunggu. 2009. Analisis Kandungan Nitrat Air Sumur Gali Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Di Desa Namo Bintang, Kacamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009. Skripsi. Medan : Universitas Sumatera Utara
Peraturan Daerah No. 7 tahun 2004
Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001
Peraturan Pemerintah Kesehatan RI No. 416 tahun 1990
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/MenKes/Per IV/2010
Seyhan, Ersin. 1977. Dasar – Dasar Hidrologi. Yogyakarta: UGM Press
Simanungkalit, Nahor. 2011. Hidrologi. Medan: Universitas Negeri Medan
Sumantri, Arif. 2010. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Kencana
Suryana. 2013. Analisis Kualitas Air Sumur Dangkal DiKecamatan Biringkanayya Kota Makassar. Skripsi. Makassar: UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
Sutrisno, Totok. et al. 2002. Teknologi Penyedian Air Bersih. Jakarta: Rineka Cipta
Tuka, Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi.Jakarta: Bumi Aksara