• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP TINGKAT KREATIVITAS, KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DAN SIKAP SISWA SMP DI AEK KANOPAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP TINGKAT KREATIVITAS, KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DAN SIKAP SISWA SMP DI AEK KANOPAN."

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

NURAINI. NIM 0809725013. Pengaruh Penerapan Pendekatan Open-Ended Terhadap Tingkat Kreativitas, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dan Sikap Siswa SMP Di Aek Kanopan. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2012.

(8)

ii

ABSTRACT

NURAINI. NIM 0809725013. Learning Effect of Open-Ended Approach Against The Creativity, Problem Solving Ability of Mathematics and Student Attitudes Junior High School In Aek Kanopan. Thesis. Field: Mathematics Education Graduate Studies Program, State University of Medan, 2012.

This study was aimed to examine: (1) creative math students learning process open-ended approach. (2) mathematical problem-solving ability of students to the learning process open-ended approach. (3) students' attitudes toward the object of learning mathematics open-ended approach. (4) examine the interaction between learning with student ability to creativity skills. (5) examine the interaction between learning with student ability to problem-solving abilities. This study is a quasi-experimental research. The study population was students of SMP Negeri 1 Kualuh Hulu accredited B. Random sampling is done by randomizing the class. The instrument used consisted of: (1) test the ability to think creatively. (2) test problem-solving skills, with the subject of Prism and pyramid and (3) student attitude questionnaire. The tests used to obtain a description of the data is shaped. The data in this study were analyzed using descriptive statistical analysis and inferential analysis. Descriptive analysis is intended to describe the learning process students with open-ended approach. Inferential analysis of data performed by analysis of covariance (ANAKOVA). The results showed that: ( 1) there are influence of open-ended approach to mathematics creativity ( 2) there are influence of open-ended approach to mathematics problem solving ability,(3) there are influence of open-ended approach to student attitude,(4) there are no an interaction between learning with student ability to creativity ability (5) there are no an interaction between learning with student ability to problem-solving ability. Based on the results of this study, the researchers suggest open-ended approach to learning alternatives to enhance creativity, problem solving in mathematics and students' attitudes.

(9)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang tertentu pada Allah SWT atas berkat rahmat taufik,

hidayah dan inayahNya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini pada Program

Studi pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana UNIMED Kelas B

Semester 6 Tahun Akademik 2012/2013. Tugas akhir ini berupa tesis yang

berhubungan dengan Pendidikan Matematika yang berjudul “Pengaruh

Pendekatan Open-Ended Terhadap Tingkat Kreativitas, Kemampuan Pemecahan Masalah, dan Sikap Siswa SMP Negeri 1 Aek Kanopan”. Pada penulisan tesis ini, penulis mendapat sumber dari dosen pengampuh mata kuliah

metodologi penelitian pendidikan matematika, dosen pembimbing, para dosen

nara sumber penulisan tesis, para dosen mata kuliah dan bersumber dari

mengakses internet, serta bersumber dari buku-buku yang relevan.

Ucapan terimakasih penulis kepada Bapak Prof. Dr. Belfrik Manullang,

M.Pd. selaku Direktur Program pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah

memberikan kesempatan bagi penulis. Rasa hormat yang setinggi-tingginya dan

trimaksih kepada Bapak Dr. Edi Syahputra ketua Prodi Pendidikan Matematika

Pasca Sarjana UNIMED, M. Pd, Bapak Prof. Sahat Saragih, M.Pd selaku

pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M. Pd selaku dosen pembimbing II

yang telah membelajarkan dan memberikan bimbingan sejak awal penelitian ini,

dengan penuh kesabaran tanpa pernah merasa lelah sampai selesainya penelitian

ini. Kebijakan dan kemurahan beliau, telah membuat penulis mengerti bagaimana

prosedur suatu penelitian yang baik, bagaimana tulisan dapat menyatu antara satu

bagian dengan bagian yang lain sehingga satu sama lain saling terkait dan itu

menjadi bekal akademik penulis dimasa yang akan datang. Sungguh suatu

anugerah bagi penulis karena Beliau senantiasa meluangkan waktu untuk

mewariskan ilmu, memberikan pengarahan dan bimbingan dengan tulus.

Terimakasih dan rasa hormat yang sangat besar kepada Bapak

Dr. Hasratuddin, M.Pd. selaku nara sumber I dan selaku Sekretasris Program

(10)

iv

Medan, Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku nara sumber II dan Bapak Syarifuddin,

M.Sc., Ph.D selaku nara sumber III yang memberi masukan yang sangat berguna

dalam penyempurnaan penelitian ini. Beliau juga memberi motivasi dan semangat

pada penulis sehingga penulis merasa bertanggung jawab untuk membuat hasil

penelitian ini lebih baik dan tepat pada waktunya. Dan Bapak Prof. Dian

Armanto, M.Pd., M.A., M.Sc., Ph.D selaku Dosen Evalusi Pembelajaran yang

banyak memberi ilmu dan masukan serta saran yang sangat berarti bagi penelitian

ini, sehingga penulis merasa penelitian dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan rasa hormat dan terimakasih kepada bapak dan Ibu

dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang sangat banyak memberi ilmu

pengetahuan bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan

dengan baik.Bapak Drs. Ramli Siregar selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1Aek

Kanopan yang telah memberikan izin pada penulis dalam pelaksanaan penelitian

dan pengambilan data. Terimakasih juga kepada guru matematika SMP Negeri

1Aek Kanopan, yang telah memberikan waktu, tenaga dan memberi masukan

dalam penyempurnaan perangkat pembelajaran serta membantu pelaksanaan

penelitian sehingga dapat terlaksana dengan baik.

Terimakasih penulis sampaikan bagi rekan-rekan mahasiswa

Pascasarjana Universitas Negeri Medan, khususnya mahasiswa Prodi Pendidikan

Matematika angkatan XV tahun 2009, yang turut membantu penulis dalam

perkuliahan dan dalam penyelesaian tesis ini. Teristimewa kepada teman penulis

Machrani Adi Putri, Swito Setiadi dan Hammi Fadilah Nasution yang banyak

(11)

Terimakasih yang setulus-tulusnya kepada orang tua dan keluarga yang

memeberi dorongan kepada penulis agar mau menuntut ilmu yang

setinggi-tingginya dan dapat diabdikan bagi keluarga, masyarakat, dunia pendidikan,

negara dan Allah SWT. Suami dan Anak-anak saya yang tercinta yang tulus

memberikan dorongan moral, material dan doa serta semangat selama penulis

menyelesaikan perkuliahan. Inilah perjuangan dan hasil karya terbaik penulis

dengan bantuan Allah SWT, dipersembahkan buat anak dan suami yang sangat

saya banggakan dan kepada semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu

yang telah membantu penyelesaian tulisan ini. Untuk jasa-jasa tersebut diatas

Kiranya Allah SWT membalas dengan berlipat ganda.

Dalam penulisan tesis ini penulis telah berusaha sekuat tenaga untuk

menyempurnakan, baik penulisan maupun isi, namun penulis bersedia menerima

dengan hati terbuka usul dan saran yang membangun untuk lebih baik penulisan

dan isi tesis ini. Akhirnya, semoga tesis ini bemanfaat. Amin

Medan, Juli 2012

Penulis,

(12)
(13)

2.9 Mengembangkan Rencana Pembelajaran ………60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Tentang Kemampuan Kreativitas ... 120

4.1.1 Deskripsi Kemampuan Kreativitas Saat Proses Pembelajaran .... 121

4.1.1.1 Deskripsi Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif ... 121

4.1.1.2 Deskripsi Postest Kemampuan Berpikir Kreatif ... 122

4.1.2 Uji Normalitas Data ... 124

4.1.2.1 Uji Normalitas Data Pretest ... 124

4.1.2.2 Uji Normalitas Data Postest ... 125

4.1.3 UJi Homogenitas Data ... 126

4.1.4 Model Regresi Linier ... 127

4.1.4.1 Uji Independensi dan Uji Linieritas ... 127

4.1.4.1.1 Uji Independensi Kelas Eksperimen ... 128

4.1.4.1.2 Uji Linieritas Persamaan Regresi Kelas Eksperimen ... 129

4.1.4.1.3 Uji Independensi Kelas Kontrol ... 129

(14)

viii

4.1.4.2. Uji Kesamaan Dua Model Regresi ... 131

4.1.4.3. Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Linier ... 132

4.1.4.4. Analisis Kovarians dengan Modifikasi Analisis Varians ... 132

4.2 Hasil Penelitian tentang Kemampuan Pemecahan Masalah ... 134

4.2.1 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah ... 134

4.2.1.1 Deskripsi Pretest Kemampuan Pemecahan Masalah ... 134

4.2.1.2 Postest Kemampuan Pemecahan Masalah ... 135

4.2.2 Uji Normalitas Data ... 137

4.2.3 Uji Normalitas Data Pretest ... 137

4.2.4 Uji Normalitas Data Postest ... 138

4.2.5. UJi Homogenitas Data ... 139

4.2.6 Model Regresi Linier ... 140

4.2.6.1. Uji Independensi dan Uji Linieritas ... 141

4.2.6.1.1. Uji Independensi Kelas Eksperimen ... 141

4.2.6.1.2. Uji Linieritas Persamaan Regresi Kelas Eksperimen ... 142

4.2.6.1.3. Uji Independensi Kelas Kontrol ... 143

4.2.6.1.4 Uji Linieritas Persamaan Regresi Kelas Kontrol ... 144

4.2.6.2. Uji Kesamaan Dua Model Regresi ... 145

4.2.6.3. Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Linier ... 145

4.2.6.4. Analisis Kovarians dengan Modifikasi Analisis Varians ... 146

4.3 Hasil Penelitian tentang Sikap ... 149

4.3.1 Deskripsi Pretest Sikap ... 149

4.3.2 Postest Sikap ... 150

4.3.3 Uji Normalitas Data ... 151

4.3.3.1 Uji Normalitas Data Pretest ... 152

4.3.3.2 Uji Normalitas Data Postest ... 152

4.3.4 UJi Homogenitas Data ... 153

4.3.5 Model Regresi Linier ... 155

4.3.5.1 Uji Independensi dan Uji Linieritas ... 155

4.3.5.1.1 Uji Independensi Kelas Eksperimen ... 155

(15)

4.3.5.1.3 Uji Independensi Kelas Kontrol ... 158

4.3.5.1.4 Uji Linieritas Persamaan Regresi Kelas Kontrol ... 160

4.3.5.2 Uji Kesamaan Dua Model Regresi ... 161

4.3.5.3 Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Linier ... 162

4.3.5.4 Analisis Kovarians dengan Modifikasi Analisis Varians ... 163

4.4. Interaksi Antara Pembelajaran Dengan Menggunakan Open-Ended Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah. ... 165

4.5 Interaksi Antara Pembelajaran Dengan Menggunakan Open-Ended Terhadap Kemampuan Kreativitas. ... 168

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 171

4.6.1. Faktor Pembelajaran ... 171

4.6.2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika ... 179

4.6.3 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ... 182

4.7 Keterbatasan Penelitian ... 185

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 187

5.2 Implikasi ... 189

5.2. Saran ... 191

DAFTAR PUSTAKA ... 194

(16)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran open-ended dan pembelajaran

Biasa ... 54

Tabel 2.2 Syntaks Pendekatan Open-Ended ... 64

Tabel 3.1 Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian ... 81

Tabel 3.2 Daftar Nama-Nama Sekolah Di Aek Kanopan... 82

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kemampuan Kreativitas ... 95

Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Kreativitas ... 96

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kemampuan Pemecahan Masalah ... 98

Tabel 3.6 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah .. 99

Tabel 3.7 Rancangan Analisis Data Untuk Anakova ... 103

Tabel 3.8 Weiner Tentang Keteraitan Antara variabel Bebas dan Terikat ... 104

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Kemampuan Kreativitas ... 134

Tabel 4.2 Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan Pemecahan Masalah ... 147

Tabel 4.3 Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan Pemecahan Masalah (SPSS 15) ... 148

Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada Taraf Signifikan 5% ... 149

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Varians Pretest Sikap (SPSS 15) ... 154

Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Varians Postest Sikap (SPSS15) .... 154

Tabel 4.7 Analisis Varians Untuk Uji Independensi Kemampuan Sikap Kelas Eksperimen ... 156

Tabel 4.8 Analisis Varians Untuk Uji Independensi Kemampuan Sikap Matematika Kelas Eksperimen (SPSS 15) ... 156

(17)

Kelas Eksperimen ... 157

Tabel 4.10 Analisis Varians Untuk Uji Independensi Kemampuan

Sikap Kelas Kontrol ... 158

Tabel 4.11 Analisis Varians Untuk Uji Independensi Kemampuan

Sikap Matematika Kelas Kontrol (SPSS 15) ... 159

Tabel 4.12 Koefisien Analisis Varians Untuk Uji Independensi

Kemampuan Sikap Kelas Kontrol (SPSS 15) ... 159

Tabel 4.13 Analisis Varians Untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan

Sikap Kelas Kontrol ... 160

Tabel 4.14 Analisis Kovarians Untuk Kesamaan Dua Model Regresi

Sikap (SPSS 15) ... 162

Tabel 4.15 Koefisien Analisis Kovarians Untuk Kesamaan Dua Model

Regresi Sikap (SPSS 15) ... 162

Tabel 4.16 Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan

Sikap ... 164

Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

Kemampuan Sikap Matematika pada Taraf

Signifikan 5% ... 165

Tabel 4.18 Rangkuman Uji Anova Dua Jalur Kemampuan Kreativitas

Berdasarkan ... 166

Tabel 4.19 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

Kemampuan Kreativitas pada Taraf Signifikan 5% ... 168

Tabel 4.20 Rangkuman Uji Anova Dua Jalur Kemampuan Pemecahan

Masalah ... 169

Tabel 4.21` Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

Kemampuan Pemecahan Masalah pada Taraf

(18)

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1. Skor Rata-Rata Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .... 122

Gambar 4. 2. Skor Rata-Rata Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 124

Gambar 4.3 .Skor Rata-Rata Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .... 135

Gambar 4.4. Skor Rata-Rata Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol .... 136

Gambar 4.5. Skor Rata-Rata Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .... 150

Gambar 4.6. Skor Rata-Rata Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol .... 150

Gambar 4.7. Interaksi Pendekatan Pembelajaran dan kemampuan Awal

Terhadap Kreativitas ... 167

Gambar 4.7. Interaksi Pendekatan Pembelajaran dan kemampuan Awal

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) Dan Lembar

Aktivitas Siswa (Las) Dengan Pendekatan Open-Ended

(Kelas Eksperimen) ... 199

Lampiran A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (rpp) dan Lembar

Aktivitas Siswa (las) Dengan Pendekatan Biasa

Kelas Kontrol) ... 237

Lampiran B.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kreativitas ... 256

Lampiran B.2 Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Berpikir Kreatif . 258

Lampiran B.3 Butir Soal Kemampuan Kreativitas ... 261

Lampiran B.4 Kriteria Jawaban Tes Kreativitas... 263

Lampiran B.5 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan

Masalah ... 265

Lampiran B.6 Rubrik PenilaianTes Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika ... 267

Lampiran B.7 Butir Soal Kemampuan Pemecahan Masalah... 269

Lampiran B.8 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Pemecaha

Masalah ... 271

Lampiran B.9 Kisi-Kisi / Kerangka Acuan Sikap Siswa Terhadap

Matematika ... 273

Lampiran B.10 Butir Instrumen Dari Masing-Masing Ubahan Dalam

Bentuk ... 274

Lampiran C.1 Data Hasil Uji Coba Instrumen ... 276

Lampiran C.2 Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran ... 279

Lampiran C.3 Lembar Validasi Rencana Aktivitas Siswa (Las) ... 281

Lampiran C.4 Lembar Validasi Tes Kreativitas (Berfikir Kreatif)

Matematika ... 283

(20)

xiv

Lampiran C.6 Lembar Validasi Tes Skala Sikap ... 287

Lampiran D.1 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) ... 289

Lampiran D.2 Hasil Validasi LAS ... 290

Lampiran D.3 Hasil validasi Perangkat Pembelajaran ... 291

Lampiran D.4 Hasil Validasi tes Kemampuan Kreativitas ... 292

Lampiran D.5 Hasil Validasi tes Kemampuan Pemecahan Masalah . 293 Lampiran D.6 Hasil validasi Sikap Siswaa Terhadap Matematika .... 294

Lampiran D.7 Hasil Uji Coba Rencana Pelaksanaan Pembelajaran....295

Lampiran E.1 Hasil Uji Coba Instrumen Tes Kreativitas...296

Lampiran E.2 Hasil Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 307

Lampiran E.3 Daftar perhitungan Uji Coba Sikap Siswa Terhadap Matematika Kelas VIII SMP N 3 Kualuh Hulu Menggunakan Excel ... 317

Lampiran E.4 Perhitungan Validitas, Reliabilitas Sikap Siswa Dengan Program Spss 15.00 ... 320

Lampiran E.5 Deskripsi Hasil Pretes Kreatifitas Di Kelas Kontrol .... 327

Lampiran E.6 Deskripsi Hasil Pretes Kreatifitas Di Kelas Eksperimen ... 329

Lampiran E.7 Deskripsi Hasil Pretes kemampuan Pemecahan Masalah Di Kelas Kontrol ... 331

Lampiran E.8 Deskripsi Hasil Pretes kemampuan Pemecahan Masalah Di Kelas Eksperimen ... 334

Lampiran E.9 Deskripsi Hasil Pretes Sikap Di Kelas Kontrol ... 337

Lampiran E.10 Deskripsi Hasil Pretes Sikap Di Kelas Eksperimen ... 339

Lampiran E.11 Deskripsi Hasil Postes Kreatifitas Di Kelas Kontrol .... 341

Lampiran E.12 Deskripsi Hasil Postes Kreatifitas Di Kelas Eksperimen ... 343

(21)

Lampiran E.14 Deskripsi Hasil Postes kemampuan Pemecahan Masalah

Di Kelas Eksperimen ... 348

Lampiran E.15 Deskripsi Hasil Postes Sikap Di Kelas Kontrol ... 351

Lampiran E.16 Deskripsi Hasil Postes Sikap Di Kelas Eksperimen .... 352

Lampiran E.17 Data Gain Kemampuan Pemecahan Masalah ... 354

Lampiran E.18 Data Gain Kemampuan Kreativitas ... 356

Lampiran E.19 Perhitungan Normalitas Pretes Kreativitas Kelas

Kontrol ... 358

Lampiran E.20 Perhitungan Normalitas Pretes Kreativitas Kelas

Eksperimen ... 359

Lampiran E.21 Perhitungan Normalitas Pretes Pemecahan Masalah Kelas

Kontrol ... 360

Lampiran E.22 Perhitungan Normalitas Pretes Pemecahan Masalah Kelas

Eksperimen ... 361

Lampiran E.23 Perhitungan Normalitas Pretes Sikap Kelas Kontrol ... 362

Lampiran E.24 Perhitungan Normalitas Pretes Sikap Kelas

Eksperimen ... 363

Lampiran E.25 Perhitungan Normalitas Postes Kreativitas Kelas

Kontrol ... 364

Lampiran E.26 Perhitungan Normalitas Postes Kreativitas Kelas

Eksperimen ... 365

Lampiran E.27 Perhitungan Normalitas Postes Kemampuan Pemecahan

Masalah Kelas Kontrol ... 367

Lampiran E.28 Perhitungan Normalitas Postes Pemecahan Masalah

Kelas Eksperimen ... 368

Lampiran E.29 Perhitungan Normalitas Postes Sikap Kelas

Kontrol ... 369

Lampiran E.30 Perhitungan Normalitas Postes Sikap Kelas

Eksperimen.. ... 370

(22)

xvi

Dan Kelas Eksperimen Menggunakan Program

Spss 15.00 ... 371

Lampiran E.32 Perhitungan Normalitas Pretes Kemampuan

Pemecahan Masalah Kelas Kontrol Dan Kelas

Eksperimen Menggunakan Program Spss 15.00 ... 377

Lampiran E.33 Perhitungan Normalitas Pretes Sikap Kelas Kontrol Dan

Kelas Eksperimen Menggunakan Program

Spss 15.00 ... 383

Lampiran E.34 Perhitungan Normalitas Postes Kreativitas Kelas Kontrol

Dan Kelas Eksperimen Menggunakan Program

Spss 15.00 ... 385

Lampiran E.35 Perhitungan Normalitas Postes Pemecahan Masalah

Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen Menggunakan

Program Spss 15.00 ... 390

Lampiran E.36 Perhitungan Normalitas Postes Sikap Kelas Kontrol

Dan Kelas Eksperimen Menggunakan Program

Spss 15.00 ... 396

Lampiran E.37 Perhitungan Homogenitas Pretes Kemampuan Kreativitas

Menggunakan Program Spss 15.00 ... 398

Lampiran E.38 Perhitungan Homogenitas Pretes Kemampuan

Pemecahan Masalah Menggunakan Program Spss 15.00 ... 400 Lampiran E.39 Perhitungan Homogenitas Pretes Sikap Menggunakan

Program Spss 15.00 ... 402

Lampiran E.40 Perhitungan Homogenitas Postes Kreativitas

Menggunakan Program Spss 15.00 ... 404 Lampiran E.41 Perhitungan Homogenitas Postes Kemampuan

Pemecahan Masalah Menggunakan Program Spss 15.00 ... 406

Lampiran E.42 Perhitungan Homogenitas Postes Sikap Menggunakan

(23)

Lampiran E.43 Perhitungan Uji Independensi Kemampuan Kreativitas

Kelas Kontrol ... 410

Lampiran E.44 Perhitungan Uji Independensi Kemampuan Kreativitas

Kelas Eksperimen ... 413

Lampiran E.45 Perhitungan Uji Independensi Kemampuan Pemecahan

Masalah Kelas Kontrol ... 416

Lampiran E.46 Perhitungan Uji Independensi Kemampuan Pemecahan

Masalah Kelas Eksperimen ... 419

Lampiran E.47 Perhitungan Uji Independensi Sikap Kelas Kontrol ... 422

Lampiran E.48 Perhitungan Uji Independensi Sikap Kelas Eks ... 424

Lampiran E.49 Perhitungan Uji Linieritas Kemampuan Kreativitas Kelas

Kontrol ... 427

Lampiran E.50 Perhitungan Uji Linieritas Kemampuan Kreativitas Kelas

Eksperimen ... 430

Lampiran E.51 Perhitungan Uji Linieritas Kemampuan Pemecahan

Masalah Kelas Kontrol ... 433

Lampiran E.52 Perhitungan Uji Linieritas Kemampuan Pemecahan

Masalah Kelas Eksperimen ... 436

Lampiran E.53 Perhitungan Uji Linieritas Sikap Kelas Kontrol ... 439

Lampiran E.54 Perhitungan Uji Linieritas Sikap Kelas Eksperimen .... 442

Lampiran E.55 Perhitungan Uji Kesamaan Dua Model Regresi

Kemampuan Kreativitas Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ... 445

Lampiran E.56 Perhitungan Uji Kesamaan Dua Model Regresi

Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol

Dan Kelas Eksperimen ... 451

Lampiran E.57 Perhitungan Uji Kesamaan Dua Model Regresi Sikap Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ... 456 Lampiran E.58 Perhitungan Uji Kesejajaran Dua Model Regresi

Kemampuan Kreativitas Kelas Kontrol Dan

(24)

xviii

Lampiran E.59 Perhitungan Uji Kesejajaran Dua Model Regresi

Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol

Dan Kelas Eksperimen ... 468

Lampiran E.60 Perhitungan Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Sikap

Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ... 475

Lampiran E.61 Data Siswa Kelompok Eksperimen Berdasarkan

Kemampuan ... 481

Lampiran E.62 Data Siswa Kelompok Kontrol Berdasarkan

Kemampuan ... 482

Lampiran E.63 Perhitungan Normalitas dan Homogenitas Data

Kemampuan Awal Matematika Siswa ... 483

Lampiran E.64 Hasil Banyaknya Jawaban Siswa Pada Lembar

(25)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau menemukan

sesuatu ynag baru, dan atau memodifikasi sesuatu yang sudah ada sehingga

manfaatnya bernilai lebih dibanding sebelumnya. Manusia kreatif sangat

dibutuhkan dalam mengantisipasi dan merespon secara efektif ketidakmenentuan

perubahan saat ini. Perkembangan kebudayaan dan peradaban juga terjadi berkat

kreativitas orang-orang yang istimewa dalam berbagai sektor kehidupan seperti

politik, ekonomi, militer, teknologi, pendidikan, agama, kesenian, dan lain-lain.

Kreativitas siswa dimungkinkan tumbuh dan berkembang dengan baik, apabila

lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan sekolah, turut menunjang

mereka dalam mengekpresikan kreativitasnya.

Menurut Munandar (1999:45) :

“Kreativitas penting dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak. Alasan pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Kedua, kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Pemikiran kreatif perlu dilatih, karena membuat anak lancar dan luwes (fleksibel) dalam berpikir, maupun melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang, dan mampu melahirkan banyak gagasan. Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan kepuasan individu. Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya”.

Karya-karya kreatif dalam berbagai sektor kehidupan tersebut penting

peranannya karena sebagian besar dapat menjadi solusi dari

permasalahan-permasalahan yang ada di dunia. Oleh karenannya kreativitas menjadi penting

(26)

2

sifatnya dalam menghadapi perubahan dan perkembangan dunia yang sangat pesat

saat ini.

Hal ini juga diperkuat dengan adanya pernyataan bahwa proses

pembelajaran yang harus dikembangkan guru dalam Kurikulum 2004 atau lebih

dikenal Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang mulai diterapkan serentak

pada tahun ajaran 2004/2005, salah satu di antaranya menekankan pada upaya

pengembangan kreativitas siswa secara optimal.

Djunaedi (2005) menyatakan bahwa :

“Begitu pentingnya pengembangan kreativitas siswa dapat diamati dari bergesernya peran guru, yang semula seringkali mendominasi kelas kini harus lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil peran lebih aktif dan kreatif. Ini dilakukan dalam suasana yang menyenangkan (learning must be enjoy). Suasana belajar yang menyenangkan menyebabkan proses pembelajaran lebih efektif, karena bagaimanapun akan sulit membangun pemahaman yang baik pada para siswa, jika fisik dan psikisnya dalam keadaan tertekan”.

Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa guru mempunyai peran

penting dalam menciptakan lingkungan di dalam kelas, yang merangsang siswa

untuk belajar secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran sehingga pada

gilirannya dapat mencapai tujuan yang telah dicanangkan. Juga demikian

pentingnya peranan guru untuk menciptakan suasana yang menyenangkan

sehingga siswa dapat merasakan belajar dengan suasana yang menyenangkan

tidak merasa tertekan atau ketakutan yang hal ini menyebabkan siswa merasa

nyaman yang mengakibatkan proses pembelajaran lebih efektif dalam mencapai

tujuan yang diharapkan tentunya.

Pembelajaran matematika memiliki fungsi sebagai sarana untuk

mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis, kreatif, dan bekerja sama yang

(27)

pembelajaran matematika siswa dapat mengembangkan aktivitas kreatif yang

melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran

orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

Dari pernyataan di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa

pembelajaran matematika memiliki sumbangan yang penting untuk perkembangan

kemampuan berpikir kreatif dalam diri setiap individu siswa dan mengembangkan

pemikiran orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi (memperkirakan sesatu

kemungkinan) juga mengembang rasa ingin mencoba melakukan sesuatu. Hal ini

membekali siswa yang kelak berguna bagi mereka untuk menghadapi dunia nyata

yang menuntut tanggung jawab besar seiring dengan perkembangan dunia ini

yang sangat menuntut sumber daya manusia yang berkualitas.

Kreativitas sering menjadi topik yang diabaikan dalam pengajaran

matematika. Umumnya orang yang beranggapan bahwa kreativitas dan

matematika tidak ada kaitannya satu sama lain. Guru matematika juga biasanya

berpikir bahwa hanya logika yang paling pertama diperlukan dalam matematika,

dan bahwa kreativitas tidak penting dalam belajar matematika. Padahal dilain

pihak seorang matematikawan yang mengembangkan produk atau hasil baru tidak

dapat diabaikan potensi kreatifnya. Seperti yang dipaparkan dalam CBN Channel

(2006) bahwa :

(28)

4

Pentingnya pengembangan kreativitas bagi siswa sekolah juga telah

tertulis dalam tujuan pendidikan nasional Indonesia dan kurikulum terbaru tahun

2004 khususnya untuk pembelajaran matematika yang berbasis kompetensi dan

telah disempurnakan pada penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) di setiap sekolah setingkat SD, SMP, dan SMA, akan membuat guru

semakin berkreasi, karena para guru dituntut harus mampu merencanakan sendiri

materi pelajarannya untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Hanya

saja, sebagian besar guru belum terbiasa untuk melekukan pengembangan

model-model pembelajaran yang menuntut kreativitas . Akan tetapi pada praktek di

lapangan pengembangan kreativitas masih terabaikan. Hal tersebut sesuai dengan

pernyataan Munandar (dalam Mina, 2006:6) bahwa :

“Pada beberapa kasus sekolah cenderung menghambat kreativitas, antara lain dengan mengembangkan kekakuan imajinasi. Kasus tersebut sampai saat ini masih terjadi dalam sistem belajar di Indonesia dikarenakan kurangnya perhatian terhadap masalah kreativitas dan penggaliannya khususnya dalam matematika”.

Dari beberapa kutipan di atas menjelaskan pentingnya arti dan peranan

pendidikan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa namun

pada kenyataannya tingkat kreativitas anak-anak Indonesia dibandingkan

negara-negara lain berada pada tingkat yang rendah. Hal ini sesuai dengan yang

dipaparkan oleh Djunaedi (2005) bahwa :

“Hasil penelitian yang dilakukan Hans Jellen dari Universitas Utah, AS dan Klaus Urban dari Universitas Hannover, Jerman bulan Agustus 1987 terhadap anak-anak berusia 10 tahun (dengan sampel 50 anak-anak di Jakarta) menunjukkan, tingkat kreativitas anak-anak Indonesia adalah yang terendah diantara anak-anak sesusianya dari 8 negara lainnya. Berturut-turut dari skor tertinggi sampai terendah adalah Filipina, AS, Inggris, Jerman, India, RRC, Kamerun, Zulu dan Indonesia”.

Kenyataan ini menjadikan impian Indonesia untuk menguasai ilmu

(29)

besar siswa. Padahal metematika merupakan aspek yang sangat penting dalam

penguasaan Iptek.

Nugroho (2003) menyatakan bahwa :

“Penguasaan matematika siswa Indonesia berada pada peringkat dua terbawah (rangking 39 dari 41 negara). Keterampilan matematika yang dikuasai hanya mampu menyelesaikan satu langkah persoalan matematika”.

Selain itu juga hasil wawancara guru bidang studi matematika (Nevi

Maharani, 24 Juli 2007 dalam Eden Mina , 2006) yang menyatakan bahwa :

“Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika yang membutuhkan penalaran dan pemahaman, jika soal yang diberikan sedikit bervariasi maka siswa sulit mengerjakannya. Hal ini disebabkan kurangnya kreativitas siswa dalam berpikir untuk menyelesaikan soal serta kebiasaan belajar siswa yang kurang baik”.

Dari pernyataan di atas perlu dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kreatif matematika siswa, mengingat urgensi dan makna

penguasaan matematika bagi masa depan bangsa, maka anak-anak berbakat

dibidang matematika perlu mendapat perhatian khusus agar mereka dapat menjadi

lokomotif pendorong penguasaan matematika.

Beragam metode pembelajaran telah dikembangkan oleh para praktisi dan

peneliti pendidikan dalam upaya mengatasi dan mengeliminasi masalah

pendidikan yang terjadi di lapangan. Dalam upaya meningkatkan kemampuan

berpikir kreatif diperlukan suatu cara pembelajaran dan lingkungan yang kondusif

bagi perkembangan kemampuan tersebut. Impelementasi kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP) sebenarnya membutuhkan penciptaan iklim pendidikam yang

memungkinkan tumbuhnya kreativitas bagi setiap guru, mulai dari rumah, di

(30)

6

guru yang semula sebagai pusat informasi dan kini menjadi fasilitator, moderator,

dan insfirator dalam pembelajaran.

Namun dalam kenyataannya, seringkali siswa menjadi korban dan

dianggap sebagai sumber penyebab kesulitan belajar. Padahal mungkin saja

kesulitan itu bersumber dari luar diri siswa, misalnya proses pembelajaran yang

terkait dengan kurikulum, cara penyajian materi pelajaran, dan pendekatan

pembelajaran yang digunakan oleh guru. Hal ini dapat mengakibatkan

kemampuan kreativitas matematika dan kemampuan pemecahan masalah serta

sikap siswa terhadap matematika cukup memprihatinkan. Ada yang merasa takut,

ada yang merasa bosan dan bahkan ada yang alergi pada mata pelajaran

matematika. Akibatya siswa tidak mampu melakukan sendiri apa yang harus

dilakukan dan otomatis tidak mampu mengembangkan sesuatu yang harus

dikembangkan, sehingga kemampuan kreativitas matematika siswa sangat rendah

kualitasnya.

Berdasarkan hasil opservasi nilai siswa dan wawancara terhadap guru

matematika SMP Negeri 1 Aek Kanopan, kecamatan kualuh hulu Labuhanbatu

Utara, para siswa sering mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika

khususnya pada materi bangun ruang atau dimensi tiga yaitu bangun ruang

(prisma dan limas). Bangun ruang merupakam salah satu materi yang sulit

dipahami oleh siswa karena terdapat berbagai macam bentuk bangun ruang,

sementara metode atau pendekatan pembelajaran yang digunakan guru masih

bersifat biasa. Pernyataan ini diungkapkan oleh ibu watini selaku guru mata

pelajaran matematika di SMP Negeri 1 Aek Kanopan, kecamatan Kualuh Hulu

(31)

dilihat dari contoh soal dalam menentukan panjang, lebar, atau tinggi yang

mungkin jika luas dan satu ukuran lainnya dari suatu prisma persegi panjang

diketahui. Seperti soal berikut ini, sebuah prisma persegi panjang diketahui

volumenya 240 cm3, jika panjang balok tersebut 6 cm, tentukan ukuran lebar dan

tinggi yang mungkin terjadi dari prisma persegi panjang tersebut. Dalam

menyelesaikan soal ini siswa tidak mampu, keadaan ini terjadi karena rendahnya

kreativitas matematika yang dimiliki siswa, sehingga tidak mampu memberi

jawaban yang beragam atau bervariasi atau cendrung hanya terpaku satu jawaban

saja.

Hingga saat ini, pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kreativitas

belum begitu membudaya di kelas, guru selalu terfokus hanya pada penyelesaian

tunggal dari suatu soal yang diberikan. Kebanyakan siswa terbiasa melakukan

kegiatan belajar menyelesaikan suatu masalah berupa menghapal langkah-langkah

untuk mendapatkan hanya satu jawaban saja. Sehingga kreativitas matematika

siswa belum berkembang sebagaimana yang diharapkan.

Kemampuan yang tak kalah pentingnya adalah kemampuan pemecahan

masalah, karena dalam hidup dan kehidupan ini, tiada satu orang pun yang tidak

menghadapi suatu masalah, yang tentu saja membutuhkan suatu kemampuan

pemecaham masalah. Demikian halnya dalam pembelajaran matematika para

siswa juga menghadapi suatu masalah, oleh karenanya perlu dilatih untuk

(32)

8

Hal di atas sesuai dengan tujuan matematika di jenjang pendidikan dasar

dan pendidikan tingkat menengah pada kurikulum 2004 atau Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang diyatakan sebagai berikut:

• Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya

melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan

kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi.

• Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan

penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinilitas, rasa

ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

• Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.

• Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau

mengkomunikasikan gagasan antara antara lain melalui pembicaraan lisan,

catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Problem solving is the heart of matematics yang berarti jantungnya

matematika adalah pemecahan masalah. Oleh karena itu, matematika bersifat

dinamis dan fleksibel, selalu tumbuh dan berkembang. Banyak negara yang telah

menempatkan pemecahan masalah sebagai ruhnya pembelajaran matematika.

Sebagai contoh kemampuan siswa dalam pemecahan masalah dijadikan sentral

dalam pengajaran matematika di Amerika Serikat sejak tahun 1980-an

(Ruseffendi, 2006:80) dan kemudian juga diberlakukan pada pembelajaran

matematika sekolah dasar dan menengah di Singapura (Kaur, 2004). Oleh karena

kemampuan pemecahan masalah merupakan hal yang penting, NCTM (National

(33)

matematika.

Dalam belajar matematika kemampuan pemecahan masalah merupakan

hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat . Oleh karenanya guru matematika

berkewajiban membekali siswa dengan kemampuan menyelasaikan masalah”.

Sejalan dengan hal tersebut, kurikulum 2006 menempatkan pemecahan masalah

matematika sebagai kemampuan yang dituju pada hampir setiap Standar

Kompetensi di semua Tingkatan Satuan Pendidikan ( SD, SMP, dan SMA).

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan yang ingin dicapai

melalui pembelajaran matematika di jenjang SMP adalah: (1) memahami konsep

matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep

atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat, dalam pemecahan masalah;

(2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi

kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan

model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomukasikan gagasan

dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau

masalah, dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan

masalah (Depdiknas, 2006:346).

Berdasarkan tujuan tersebut tampak bahwa arah atau orientasi

(34)

10

Kemampuan ini sangat berguna bagi siswa pada saat mendalami matematika

maupun dalam kehidupan sehari-hari, bukan saja bagi mereka yang mendalami

matematika, tetapi juga yang akan menerapkannya baik dalam bidang lain

(Ruseffendi, dalam Nurardiyati, 2006:3). Implikasi dari hal itu, selama belajar

matematika semestinya siswa dilatih untuk memecahkan masalah matematika.

Namun demikian kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di

sekolah-sekolah masih rendah. Hal ini sesuai dengan hasil penilitian yang dilakukan oleh

Utari ( Nurardiyati, 2006:3) terhadap siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di

kota Bandung, secara umum kemampuan pemecahan masalah siswa kelas XI

masih belum memuaskan sekitar 30%-50% dari skor ideal.

Demikian juga yang dialami oleh ibu Watini, sangat dirasakan bahwa

siswa-siswi yang diajar masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah

matematika. Seperti soal berikut ini: Sebuah bak mandi akan dilapisi dengan

keramik ukuran 20 cm x 20 cm. Bak mandi tersebut berbentuk prisma persegi

panjang sisi alasnya adalah 1 m dan 80 cm dan tingginya adalah 1,2 m. Hitunglah

banyaknya keramik yang dibutuhkan untuk melapisi bak mandi dari dalam dan

luar dengan ketebalan dinding 10 cm serta sebelah luar hanya satu sisi saja. Dalam

menyelesaikan masalah seperti ini banyak siswa mengalami kesulitan. Hal ini

terjadi karena kemampuan memecahkan masalah matematika siswa masih

rendah.

Selain kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah, tak

kalahpentingnya adalah sikap yang harus dimiliki siswa terhadap matematika.

Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 dijelaskan bahwa Pendidikan

(35)

bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik, agar menjadi

manuasia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yng Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab. Rumusan tujuan pendidikan diatas sarat

dengan pembentukan sikap. Dengan demikian, tidaklah lengkap manakala dalam

strategi pembelajaran tidak membahas strategi pembelajaran yang berhubungan

dengan sikap dan nilai ( Wina Sanjaya, 2009:14). Demikian juga tujuan

pendidikan matematika antara lain penekanannya pada pembentukan sikap

siswa. Dengan kata lain, dalam proses pembelajaran matematika perlu

diperhatikan sikap positif siswa terhadap matematika. Menurut Djadir (Haji,

2005), sikap positif terhadap matematika perlu diperhatikan karena berkorelasi

positif dengan prestasi belajar matematika

Siswa yang menyukai matematika, prestasinya cendrung tinggi dan

sebaliknya siswa yang tidak menyukai matematika prestasinya cendrung rendah.

Sikap merupakan salah satu komponen dari aspek afektif, yang merupakan

kecendrungan seseorang merespon secara positif atau negative suatu objek,

situasi, konsep, atau kelompok individu. Hal yang sama juga dikemukakan oleh

Thorndike dan Hagen (Haji, 2005), yang menyatakan sikap sebagai suatu

kecendrungan untuk menerima atau menolak kelompok-kelompok individu, atau

institusi sosial tertentu. Atiken (Ma, 1997) melukiskan sikap kecendrungan

sesorang untuk merespon secara positif atau negative suatu objek, situasi, konsep

atau orang lain. Matematika dapat diartikan sebagai suatu konsep atau ide abstrak

(36)

12

disikapi oleh siswa berbeda-beda, mungkin menerima dengan baik atau

sebaliknya. Dengan demikian, sikap siswa terhadap matematika adalah

kecendrungan seseorang untuk menerima (suka) atau menolak (tidak suka)

terhadap konsep atau objek matematika. al yang sama dikemukakan oleh Neale

(Ma, 1997) yang melukiskan sikap sebagai ukuran suka atau tidak suka seseorang

tentang matematika, yaitu kecendrungan seseorang untuk menerima atau menolak

kegiatan matematika. Siswa yang menerima matematika, berarati bersikap

positif, sedangkan siswa yang menolak matematika berarti bersikap negatif.

Pada kenyataan siswa masih banyak yang bersikap negatif terhadap

matematika. Hal ini dialami sendiri oleh penulis dimana siswa merasa enggan

belajar matematika, bila diberi soal matematika tidak bersungguh-sungguh

mengerjakannya, enggan untuk berdikusi dengan temannya, tidak mengerjakan

pekerjaan rumah yang diberikan guru, dan lain-lain.

Tentu saja hal itu sangat erat hubungannya dengan bagaimana cara

seorang guru melakukan kegiatan pembelajaran yang sangat menuntut kompetensi

guru dalam memilih pendekatan yang sesuai, efektif, dan efisien dalam mencapai

tujuan pembelajaran yang telah dicanangkan yaitu siswa dapat menyelesaikan

masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, siswa memiki kreativitas

dan siswa memiliki sikap yang positif terhadap matematika.

Salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang dapat

memberikan keleluasaan untuk berpikir secara aktif, kreatif dan kemampuan

pemecahan masalah serta sikap positif adalah pendekatan open-ended.

Pernyataan ini di dasari oleh pendapat Heddens dan Speer (dalam Mina, 2006 : 6)

(37)

membantu siswa melakukan pemecahan masalah secara kreatif dan menghargai keragaman berpikir yang mungkin timbul selama proses pemecahan masalah”.

Pendapat ini juga didukung oleh Shimada buku Strategi Pembelajaran

Matematika Kontemporer (2001 : 113) adalah :

“Pendekatan open-ended merupakan pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang lebih dari satu. Pendekatan ini memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman menemukan, mengenali dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik. Dalam prosesnya pembelajaran-pembelajaran ini menggunakan sosal-soal open-ended sebagai alat pembelajarannya”.

Hal ini juga diperkuat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurdin

(2006) seorang dosen jurusan Matematika FMIPA UNM Makasar dan Kandidat

Doktor Program Studi Pendidikan Matematika UNESA Surabaya (dalam Jurnal

Pendidikan dan siswa kelas II SMA Negeri 3 Makasar pada umumnya masih jauh

dari harapan, dimana persepsi siswa tentang matematika masih dalam taraf jelek,

kreativitas belajar matematika yang masih dalam taraf kurang kreatif, serta hasil

belajar matematika masih berada pada taraf rendah. Salah satu faktor penyebab

rendahnya hasil belajar matematika siswa, jeleknya persepsi siswa tentang

matematika, dan kurangnya kreativitas belajar matematika siswa adalah

penggunaan metode dan pendekatan mengajar guru yang kurang bervariasi.

Penggunaan metode dan pendekatan mengajar yang monoton yang

mengakibatkan siswa cepat merasa bosan dalam belajar, kurang termotivasi dan

kreatif dalam belajar, dan akhirnya berdampak pada hasil belajar matematika yang

rendah. Salah satu solusi yang dapat ditempuh oleh guru matematika adalah

dengan menyelipkan informasi-informasi yang tepat kepada siswa tentang

(38)

14

yang baik dan positif dikalangan siswa. Sedangkan untuk menumbuhkan

kreativitas belajar matematika dilakalangan siswa dapat dilakukan dengan

menerapkan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang dapat memancing

kreativitas matematika siswa, seperti pendekatan open-ended.

Berdasarkan kenyataan bahwa tingkat kemampuan kreativitas anak-anak

Indonesia yang masih rendah serta arti dan peranan penting kreativitas dalam

kehidupan, kemampauan pemecahan masalah masih rendah dan sikap siswa yang

negatif, dengan demikian perlu untuk memberikan sebuah lingkungan belajar bagi

siswa-siswa sekolah yang dapat mengembangkan kemampuan kreatif,

kemampuan pemecahan masalah, dan sikap mereka. Mengacu pada pendapat

bahwa pendekatan open-ended adalah pendekatan yang dapat memberikan

kesempatan siswa berperan aktif dan mendorong cara berpikir siswa maka dapat

diperkirakan bahwa pendekatan ini dapat menjadi fasilitator dalam

mengembangkan, merangsang kemampuan berpikir kreatif siswa , kemamampuan

memcahkan masalah dan sikap siswa. Dengan harapan tersebut maka

pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended dipilih dalam penelitian

ini untuk dilihat kemampuan kreativitas, kemampuan pemecahan masalah, dan

sikap siswa terhadap objek matematika lebih baik dibanding dengan ekspositori.

Dengan meminimalisasi keterbatasan-keterbatasan pada penelitian ini,

baik terhadap analisis statistik yang digunakan (kualitatif dan kuantitatif),

pemilihan subjek penelitian (seluruh karakteristik populasi), dan topik materi yang

sifatnya lebih formal pada jenjang pendidikan sekolah ( Sekolah Menengah

Pertama), dirasakan perlu dilakukan dalam penelitian ini. Ditinjau dari objek

(39)

akibatnya perlu memperhatikan hirarki dalam belajar matematika. Setiap siswa

mempunyai kemampuan yang berbeda dalam belajar matematika. Menurut

Ruseffendi (1991), perbedaan kemampuan yang dimiliki siswa bukan

semata-mata merupakan bawaan dari lahir, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh penerapan

pendekatan pembelajaran dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu pemilihan

pendekatan pembelajaran menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan artinya

pemilihan pendekatan pembelajaran harus dapat mengakomodasi kemampuan

matematika siswa yang heterogen sehingga dapat memaksimalkan kemampuan

matematika siswa. Bagi siswa yang memiliki kemampuan sedang atau rendah,

apabila pendekatan pembembelajaran yang digunakan guru menarik, sesuai

dengan tingkat kemampuan siswa maka siswa dapat mengakomodasi materi

pelajaran yang disajikan oleh guru. (Saragih, 2007)

Sehubungan dengan penomena di atas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Pendekatan Open-Ended Terhadap Tingkat

Kreativitas, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dan Sikap Siswa

SMP Di Aek Kanopan”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan bahwa

masalah-masalah kurang berhasilnya siswa dalam pembelajaran matematika di

sekolah disebabkan, antara lain:

1. Siswa jarang dituntut untuk mencoba memecahkan masalah dengan

(40)

16

2. Proses pembelajaran yang kurang menunjang siswa untuk

mengekspresikan berfikir kreatif

3. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan matematika

yang membutuhkan kreativitas dalam berpikir.

4. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang berbeda

dari contoh yang telah diberikan.

5. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa rendah.

6. Kemampuan guru menggunakan pendekatan pembelajaran selain

pembelajaran ekspositori masih kurang.

7. Sikap siswa yang masih kurang baik terhadap objek matematika.

1.3 Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang tercakup dalam identifikasi

masalah di atas, agar penelitian ini lebih fokus dan mencapai tujuan, maka penulis

membatasi

1. Kreativitas matematika siswa masih rendah.

2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah.

3. Penerapan pendekatan pembelajaran open-ended atau pembelajaran biasa

dalam proses pembelajaran matematika.

4. Sikap siswa terhadap objek matematika masih kurang baik.

5. Interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan matematika siswa

(tinggi, sedang, rendah) terhadap kreativitas.

6. Interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan matematika siswa

(41)

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah yang sudah

dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penilitan ini

adalah

1. Apakah terdapat pengaruh penerapan pendekatan open-ended terhadap

kreativitas matematika?

2. Apakah terdapat pengaruh penerapan pendekatan open-ended terhadap

kemampuan pemecahan masalah matematika?

3. Apakah terdapat pengaruh penerapan pendekatan open-ended terhadap

sikap siswa?

4. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan

matematika siswa (tinggi, sedang, rendah) terhadap kemampuan

pemecahan masalah?

5. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dengan

kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah) terhadap

kreativitas?

1.5 Tujuan Penelitian

Dalam melakukan sesuatu tentu saja ada tujuan yang akan dicapai.

Demikian juga dalam penelitian ini, sesuai dengan latar belakang dan rumusan

masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan open-ended

(42)

18

2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan open-ended

terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika.

3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan open-ended

terhadap sikap siswa.

4. Untuk mengetahui tidak terdapat interaksi antara pembelajaran

dengan kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah)

terhadap kemampuan kreativitas.

5. Untuk mengetahui tidak terdapat interaksi antara pembelajaran

dengan kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah)

terhadap kemampuan pemecahan masalah.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini penting untuk dilakukan, secara praktis apabila

pembelajaran melalui pendekatan open-ended ini dalam penelitian

berpengaruh positif terhadap kreativitas matematik, kemampuan pemecahan

masalah matematika siswa, dan sikap siswa, maka hasil penelitian ini dapat

bermanfaat bagi sekolah (guru dan siswa), sedangkan secara teoritis akan

bermanfaat bagi peneliti dan pengembangan keilmuan. Adapun rincian mafaat

penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh penerapan pendekatan open-ended terhadap

kreativitas matematika.

2. Mengetahui pengaruh penerapan pendekatan open-ended terhadap

(43)

siswa.

4. Mengetahui tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan

matematika siswa (tinggi, sedang, rendah) terhadap kemampuan pemecahan

masalah.

5. Mengetahui tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan

matematika siswa (tinggi, sedang, rendah) terhadap kreativitas.

1.7 Asumsi dan Keterbataasan.

Penelitian ini diadakan di sekolah yaitu SMP Negeri 1 Kualuh Hulu Aek

Kanopan. Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa siswa yang menjadi subjek

penelaitian adalah sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran dan

dalam menyelesaikan tes kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah

matematika pada materi pelajaran prisma dan limas. Kegiatan pembelajaran

dilakukan dengan berkelompok dan setiap siswa berperan aktif dalam kegiatan

kelompok tersebut, bukan didominasi oleh hanya satu atau dua orang anggota

saja.

Dalam penerapan pendekatan open-ended ini yang berorientasi

meningkatkan kreativitas, kemampuan pemecahan masalah, dan sikap terhadap

objek matematika dengan materi prisma dan limas. Menelaah interaksi antara

pembelajaran dengan kemampuan matematika siswa terhadap kemampuan

pemecahan masalah dan kreativitas. Peneliti sebagai motivator, moderator, dan

fasilitator serta evaluator dalam pembelajaran yang berpedoman pada Rencana

(44)

open-20

ended. Demikian juga untuk soal tes kreativitas dan kemampuan pemecahan

masalah (pretes = postes) disesuaikan dengan alur pendekatan open-ended.

Namun untuk perangkat-perangkat yang lain misalnya remedial, pengayaan dan

(45)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisa data diperoleh simpulan secara umum yaitu

terdapat pengaruh penerapan pendekatan open-ended terhadap kreativitas,

kemampuan pemecahan masalah matematika dan sikap. Dari simpulan umum

diperoleh simpulan-simpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh penerapan pendekatan open-ended terhadap kreativitas

matematika. Hasil penelitian menunjukkan analisis varians kpersamaan

regresi untuk pembelajaran dengan pendekatan open-ended yaemampuan

berpikir kreatif yaitu 141,71 lebih besar dari 3,92. Konstanta itu 7,547

sedangkan pembelajaran biasa 2,699. Secara deskriptif diperoleh

rata-rata kelompok eksperimen aspek fluency mengalami peningkatan 1,73,

aspek flexibility mengalami peningkatan 0,50, aspek elaboration

mengalami peningkatan 1,15, aspek originality mengalami peningkatan

1,42, untuk keseluruhan aspek mengalami peningkatan 4,80. Sedangkan

kelompok kontrol aspek fluency mengalami peningkatan 0,613, aspek

flexibility mengalami peningkatan 0,53, aspek elaboration mengalami

peningkatan 0,33, aspek originality mengalami peningkatan 0,88,

sedangkan keseluruhan aspek mengalami peningkatan 2,36.

2. Terdapat pengaruh penerapan pendekatan open-ended terhadap kemampuan

(46)

188

varians kemampuan pemecahan masalah 26,69 lebih besar dari 4,00.

Konstanta persamaan regresi untuk pembelajaran dengan pendekatan

open-ended yaitu 42,74 sedangkan pembelajaran biasa 22,18. Secara deskriptif

diperoleh rata-rata kelompok eksperimen aspek memahami masalah

mengalami peningkatan 12,50, aspek merencanakan pemecahan mengalami

peningkatan 12,50, aspek melakukan perhitungan mengalami peningkatan

12,40, aspek memeriksa kembali mengalami peningkatan10,10, sedangkan

keseluruhan aspek mengalami peningkatan 47,70. Sedangkan kelompok

kontrol aspek memahami masalah mengalami peningkatan 7,60, aspek

merencanakan pemecahan mengalami peningkatan 9,50, aspek melakukan

perhitungan mengalami peningkatan 9,80, aspek memeriksa kembali

mengalami peningkatan 10,10, sedangkan keseluruhan aspek mengalami

peningkatan 36,10.

3. Terdapat pengaruh penerapan pendekatan open-ended terhadap sikap siswa.

Hasil penelitian menunjukkan analisis varians sikap 4,93223 lebih besar dari

4,00. Konstanta persamaan regresi untuk pembelajaran dengan pendekatan

open-ended yaitu 76,59 sedangkan pembelajaran biasa 62,70. Secara

deskriptif diperoleh rata-rata kelompok eksperimen sikap mengalami

peningkatan 33,50, Sedangkan kelompok kontrol sikap peningkatan 17,30.

4. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan

kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah) terhadap

kemampuan kreativitas siswa. Hal ini ditunjukkan dengan perhitungan

(47)

dibandingkan dengan α = 0.05 atau P-value > α. Diinterpretasikan bahwa

siswa dengan kemampuan matematika sedang dan tinggi memperoleh

manfaat yang paling besar dalam pembelajaran dengan pendekatan

open-ended, jika dibandingkan dengan siswa berkemampuan rendah.

5. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan

kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah) terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa. Hal ini ditunjukan dengan

perhitungan anova dua jalur didapat F= 1.427 dengan P-value = 0.244

lebih besar jika dibandingkan dengan α = 0.05 atau P-value > α.

Diinterpretasikan bahwa siswa dengan kemampuan matematika sedang dan

tinggi memperoleh manfaat yang paling besar dalam pembelajaran dengan

pendekatan open-ended, jika dibandingkan dengan siswa berkemampuan

rendah.

5.2 Implikasi

Fokus utama pada penelitian ini adalah menelaah pengaruh pembelajaran

melalui pendekatan open-ended terhadap tingkat kreativitas, kemampuan

pemecahan masalah matematika dan sikap siswa SMP Di Aek Kanopan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pendekatan open-ended secara signifkan

mempengaruhi kreativitas, kemampuan pemecahan masalah matematika dan

sikap siswa. Pembelajaran dengan menggunakan open-ended merupakan solusi

yang bijak bagi guru untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

(48)

190

pembelajaran adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu

permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang lebih dari satu cara.

Pendekatan ini memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh

pengetahuan, pengalaman menemukan, mengenali dan memecahkan masalah

dengan beberapa teknik. Dalam prosesnya pembelajaran ini menggunakan

soal-soal open-ended sebagai alat pembelajarannya. Dalam pendekatan open-ended

terdapat keragaman dalam penyelesaian ataupun metoda penyelesaiannya. Karena

pendekatan ini memberi keleluasaan kepada siswa untuk mengemukakan jawaban

secara aktif dan kreatif, hal ini yang memungkinkan siswa membangun kreativitas

dalam menyelesaikan soal-soal yang dihadapinya sehingga tingkat kreativitas

siswa akan lebih baik. Dalam proses penyelesaian masalah dilakukan dalam

kelompok diskusi dengan teman sesama kelompok, dan mempresentasikan hasil

diskusi sehingga siswa berani mengemukan pendapat, bertanya atau, memberi

saran pada kelompok lainnya. Keterlibatan siswa secara langsung dalam proses

pembelajaran lebih menyenangkan, merasa dihargai, lebih bebas sehingga sikap

siswa lebih positif dan efektivitas pembelajaran dapat tercapai.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam

meningkatkan mutu pendidikan karena sesuai dengan kondisi pendidikan

menengah saat ini. Berikut ini beberapa implikasi yang perlu mendapat perhatian

bagi guru sebagai akibat dari proses pembelajaran dengan pendekatan open-ended

anatara lain:

1. Mampu mempengaruhi kreativitas, kemampuan pemecahan masalah

(49)

2. Mampu mempengaruhi sikap siswa terhadap objek matematika menjadi lebih

positif.

3. Diskusi yang merupakan salah satu sarana bagi siswa untuk meningkatkan

kemampuan kreativitas, kemampuan pemecahan masalah dan sikap siswa,

karena kegiatan diskusi mampu menimbulkan suasana belajar yang dinamis,

demokratis dan dapat menumbuhkan rasa senang terhadap matematika.

4. Peran guru sebagai teman dalam belajar, motivator, mediator dan fasilitator

membawa konsekuensi bagi guru mengetahui kelemahan dan kekuatan dari

bahan ajar serta karakteristik siswa. Jika hal ini dilakukan berkesinambungan

dan disosialisasi kepada sesame guru maka akan member dampak positif

terhadap perkembangan pendidikan dimasa yang akan dating.

5.3. Saran

Dalam melaksanakan penelitian pembelajaran dengan pendekatan

open-ended yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran terdapat hal-hal penting

untuk diperhatikan dan dilakukan perbaikan. Untuk itu peneliti menyarankan

beberapa hal berikut :

1. Guru matematika

a. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended pada pembelajaran

matematika yang menekankan kemampuan berpikir kreatif, pemecahan

masalah matematika dan sikap siswa dapat dijadikan sebagai alternatif

dalam melaksanakan pembelajaran matematika yang innovatif dan m

(50)

192

b. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan dapat dijadikan acuan untuk

perbandingan bagi guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran

matematika yang pembelajarannya dengan pendekatan open-ended pada

pokok bahasan prisma dan limas atau pokok bahasan yang lain.

c. Guru diharapkan senantiasa berusaha menambah wawasan tentang

teori-teori pembelajaran, pendekatan, dan model pembelajaran yang innovatif

agar dapat melaksanakannya dalam pembelajaran matematika sehingga

pembelajaran biasa dapat ditinggalkan sebagai upaya peningkatan proses

belajar siswa yang melibatkan siswa secara aktif dan kratif serta belajar

yang bermakna.

2. Lembaga Pendidikan

a. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended dengan menekankan

kemampuan kreativitas dan pemecahan masalah matematika masih sangat

asing bagi guru maupun siswa, oleh karenanya perlu disosialisasikan oleh

sekolah atau lembaga terkait dengan harapan dapat meningkatkan hasil

belajar matematika siswa, khususnya meningkatkan kemampuan berpikir

kreatif, pemecahan masalah matematika, dan sikap siswa.

b. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended dapat dijadikan sebagai

salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif,

pemecahan masalah matematika dan sikap siswa pada pokok bahasan

prisma dan limas sehingga dapat dijadikan masukan bagi sekolah untuk

dikembangkan sebagai strategi pembelajaran yang efektif untuk pokok

(51)

3. Peneliti

a. Melakukan penelitian lanjutan yang mengkaji aspek lain secara terperinci

dan benar-benar diperhatikan kelengkapan pembelajaran agar aspek yang

belum terungkap dalam penelitian ini diperoleh secara terungkap secara

maksimal

b. Proses meringkas atau merangkum untuk mendapatkan kesimpulan

konsep matematis yang telah dipelajari dan dilanjutkan dengan evaluasi

untuk memperkuat pemahaman sebaiknya dilakukan pada pembelajaran

setiap materi yang diajarkan.

c. Untuk peneliti lanjutan dengan pembelajaran dengan pendekatan

open-ended dalam meningkatkan kemampuan matematika dapat melakukan dalam jumlah sampel yang lebih banyak, yang berasal dari satu atau

(52)

194

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Edisi Revisi

V. Jakarta: Rineka Cipta.

Badger, E. dan Brenda, T. (1992). “Open-Ended Question in Reading Practical

Assessment, Research & Evaluation. 3 (4)

Berenson, B.S. dan Garter, G.S. (1995). “Changing Assessment Practices”. School

Science Mathematics. 95 (4).

Baroody, A.J. (1993), Problem Solving, Reasoning and Communicating, K-8

(Helping Children Think Mathematically), New York Mac Milan: Publishing Company.

CBN Channel, (2006), Menstimulasi Kreativitas Anak,

wap.cbn.net.id/News@CyberWomenNewsno=1173&kategori=Moher=Kat

nama=CyberWomen-12k.

Cropley, A.J (1992). More Ways than One: Fostering Creativity. Norwood, New

Jersey: Ablex Publishing Co.

Departemen Pendidikan Nasional (2001). Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Diknas.

Departemen Pendidikan Nasional (2006). Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Diknas.

Djaali, H,(2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Djunaedi D., (2005), Memacu Kreativitas Siswa dalam Belajar,

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0205/24/1106.htm. Fajar

Shadig, (2008)

Feldmann, M.B. (2001). Open-Ended Math Project. EDU658. [Online]. Tersedia:

Http://www.nku.edu/~mathed/fifthgradeproblp.pdf.

Grai, D. (2000). Creativity and Mathematics [Online]. Tersedia:

(53)

Hancock, C.L (1995). “Enhancing Mathematics Learning with Open-Ended

Questions.”Assessment Standard for School Mathematics. 86 (9)

Hasrattudin, (2009). Prosiding Konferensi Nasional Pendidikan Matematika III. UNIMED. [ Medan, 23-25 Juli 2009]

Harris, R. (1998). “Introduction to Creative Thinking”[Online]. Tersedia:

http://www.Virtualsalt.com [20 Desember 2004].

Hashimoto, Y. (1997). “The Method of Fostering Creativity through

Mathematical Problem Solving.” ZDM: International Reviews on

Mathematical Education. 29 (3), 86-87

Haylock, D.W. (1997). “Recognising Mathematical Creativity in Schoolchildren”. ZDM: International Reviews on Mathematical Education. 29 (3), 68-73

Hu, Weiping dan Adey, Philip (2002). “A Scientific Creativity Test for Secondary

School Students.” International Journal of Science Education. 24 (4),

389-403

Hudojo, H., (2002), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika,

Universitas Neger Malang, Jakarta.

I Gusti Ngurah Japa, (2008) Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan

(JPPP), Lembaga Penelitian Undiksha.

http://www.freewebs.com/santyasa/Lemlit/PDF_Files/PENDIDIKAN/APRIL_2008/ IGN_Japa.pdf.

Kartiko, S., (2009). Analysis of Covariance (ANACOVA). Program Studi

Statistika FMIPA- Universitas Gajah Mada.

Karnoto (1996). Mengenal Analisis Tes (Pengantar ke Program Komputer

ANATES). Bandung: FIP IKIP Bandung. Ma, 1997

Marzuki, A.(2006). Implementasi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative

Learning) Dalam Upaya meningkatkan kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa. Tesis tidak diterbitkan. Bandung PPS Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Mina, E., (2006), Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan

Open-Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa, Tesis PPS UPI, Bandung.

Munandar, S.C.U. (1999) Kreativitas dan Keberbakatan, Strategi Mewujudkan

(54)

196

Munandar (1992) (

http://www.masbied.com/2010/03/20/meningkatkan-kreativitas-anak-dalam-belajar-matematika)

Munandar, S.C.U., Munandar A.S. dan Semiawan, C. (1990). Memupuk

Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta: PT. Gramedia.

NCTM, (1997). The Open-Ended Approach: A New Proposal For Teaching

Mathematics. Reston, Virginia.

Nohda, N. (2000). “Learning and Teaching through Open-Ended Approach

Methods,” dalam T. Nakahara dan M. Koyama (Eds). Proceeding of the

24th of the International Group for the Psychology of Mathematics Education. Hiroshima: Hiroshima University.

Nohda, N (2001). A study of Open-Approach Method in School Mathematics Teaching-Focusing on Mathematical Problem Solving Activities [Online]

Tersedia: http://www.nku.edu/~Sheffeld/wga1.htm [ 25 September 2005).

Nugroho, (2003), Meningkatkan Koneksi Matematika Siswa Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama dengan Metode Inkuiri, http://www.pikiran-rakyat.com/edu /2003/1385.htm.

Nurdin, (2006), Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,

http://www.depdiknas.go.id/jurnal/63/editorial%20J63.htm.

Oakley, (2004), A Theory Of Education, Ithaca: Cornell University Press

Parwati, (2005).

Panjaitan, A.(2008). Evaluasi Pembelajaran. Medan: Pascasarjana UNIMED.

Pehkonen, E. (1992). “Using Problem-Field as a Method of Change". Mathematics Educators. 3 (1), 3-6

Pehkonen, E (1997). “Fostering Mathematical Creativity”. International Review

on Mathematical Education. 29 (3) [Online]. Tersedia; http://www.fiz-kar/sruhe.de/fiz/publications/zdm973a.html

Pehkonen, E. (1995). “On Pupil’s Reactions to the Use Open-Ended Problem in

Mathematics”. Nordic Studies in Mathematics Education 3 (4), 43-57

Poincare, H. (1952). “Mathematical Creation,” dalam B. Ghiselin (Ed..), The

Gambar

Gambar 4.1. Skor Rata-Rata Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .... 122

Referensi

Dokumen terkait

“ Manakah yang lebih baik antara metode pembelajaran discovery learning dan konvensional dalam peningkatan hasil belajar passing sepakbola siswa kelas. VIII di

[r]

O 3 : Postest yang dilaksanakan pada kelas eksperimen (discovery learning) X2 :Perlakuan atau treatmen (perlakuan yang menggunakan

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA DI JEPARA PADA MATERI BILANGAN KUANTUM DAN KONFIGURASI ELEKTRON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MULTIPLE CHOICES.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Jadi total biaya persediaan bahan baku yang dikeluarkan pada Gerai Zee Chicken Cetar selama satu tahun adalah: Rp 35.703.019,24 dan terjadi Besaran selisih sebesar (Rp 40.896.000

Dalam penelitian ini akan menggunakan bioreaktor hibrid anaerob dua tahap dengan substrat limbah cair sagu bermedia batu untuk menurunkan senyawa organik yang

Although various sources had estimated the country’s annual deforestation rates between 0.6 million and 1.2 million hectares, a mapping effort carried out with support from the

Nama Pekerjaan : Survey Toponimi Pembangunan Geodatabase Bidang Kebinamargaan dan Pengairan Kabupaten Muara Enim Tahun 2015 meliputi Kecamatan SDU, SDT, dan