ABSTRAK
NURAINI. NIM 0809725013. Pengaruh Penerapan Pendekatan Open-Ended Terhadap Tingkat Kreativitas, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Dan Sikap Siswa SMP Di Aek Kanopan. Tesis. Medan: Program Studi Pendidikan Matematika Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2012.
ii
ABSTRACT
NURAINI. NIM 0809725013. Learning Effect of Open-Ended Approach Against The Creativity, Problem Solving Ability of Mathematics and Student Attitudes Junior High School In Aek Kanopan. Thesis. Field: Mathematics Education Graduate Studies Program, State University of Medan, 2012.
This study was aimed to examine: (1) creative math students learning process open-ended approach. (2) mathematical problem-solving ability of students to the learning process open-ended approach. (3) students' attitudes toward the object of learning mathematics open-ended approach. (4) examine the interaction between learning with student ability to creativity skills. (5) examine the interaction between learning with student ability to problem-solving abilities. This study is a quasi-experimental research. The study population was students of SMP Negeri 1 Kualuh Hulu accredited B. Random sampling is done by randomizing the class. The instrument used consisted of: (1) test the ability to think creatively. (2) test problem-solving skills, with the subject of Prism and pyramid and (3) student attitude questionnaire. The tests used to obtain a description of the data is shaped. The data in this study were analyzed using descriptive statistical analysis and inferential analysis. Descriptive analysis is intended to describe the learning process students with open-ended approach. Inferential analysis of data performed by analysis of covariance (ANAKOVA). The results showed that: ( 1) there are influence of open-ended approach to mathematics creativity ( 2) there are influence of open-ended approach to mathematics problem solving ability,(3) there are influence of open-ended approach to student attitude,(4) there are no an interaction between learning with student ability to creativity ability (5) there are no an interaction between learning with student ability to problem-solving ability. Based on the results of this study, the researchers suggest open-ended approach to learning alternatives to enhance creativity, problem solving in mathematics and students' attitudes.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tertentu pada Allah SWT atas berkat rahmat taufik,
hidayah dan inayahNya, penulis dapat menyelesaikan tesis ini pada Program
Studi pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana UNIMED Kelas B
Semester 6 Tahun Akademik 2012/2013. Tugas akhir ini berupa tesis yang
berhubungan dengan Pendidikan Matematika yang berjudul “Pengaruh
Pendekatan Open-Ended Terhadap Tingkat Kreativitas, Kemampuan Pemecahan Masalah, dan Sikap Siswa SMP Negeri 1 Aek Kanopan”. Pada penulisan tesis ini, penulis mendapat sumber dari dosen pengampuh mata kuliah
metodologi penelitian pendidikan matematika, dosen pembimbing, para dosen
nara sumber penulisan tesis, para dosen mata kuliah dan bersumber dari
mengakses internet, serta bersumber dari buku-buku yang relevan.
Ucapan terimakasih penulis kepada Bapak Prof. Dr. Belfrik Manullang,
M.Pd. selaku Direktur Program pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah
memberikan kesempatan bagi penulis. Rasa hormat yang setinggi-tingginya dan
trimaksih kepada Bapak Dr. Edi Syahputra ketua Prodi Pendidikan Matematika
Pasca Sarjana UNIMED, M. Pd, Bapak Prof. Sahat Saragih, M.Pd selaku
pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M. Pd selaku dosen pembimbing II
yang telah membelajarkan dan memberikan bimbingan sejak awal penelitian ini,
dengan penuh kesabaran tanpa pernah merasa lelah sampai selesainya penelitian
ini. Kebijakan dan kemurahan beliau, telah membuat penulis mengerti bagaimana
prosedur suatu penelitian yang baik, bagaimana tulisan dapat menyatu antara satu
bagian dengan bagian yang lain sehingga satu sama lain saling terkait dan itu
menjadi bekal akademik penulis dimasa yang akan datang. Sungguh suatu
anugerah bagi penulis karena Beliau senantiasa meluangkan waktu untuk
mewariskan ilmu, memberikan pengarahan dan bimbingan dengan tulus.
Terimakasih dan rasa hormat yang sangat besar kepada Bapak
Dr. Hasratuddin, M.Pd. selaku nara sumber I dan selaku Sekretasris Program
iv
Medan, Ibu Dr. Izwita Dewi, M.Pd selaku nara sumber II dan Bapak Syarifuddin,
M.Sc., Ph.D selaku nara sumber III yang memberi masukan yang sangat berguna
dalam penyempurnaan penelitian ini. Beliau juga memberi motivasi dan semangat
pada penulis sehingga penulis merasa bertanggung jawab untuk membuat hasil
penelitian ini lebih baik dan tepat pada waktunya. Dan Bapak Prof. Dian
Armanto, M.Pd., M.A., M.Sc., Ph.D selaku Dosen Evalusi Pembelajaran yang
banyak memberi ilmu dan masukan serta saran yang sangat berarti bagi penelitian
ini, sehingga penulis merasa penelitian dapat diselesaikan dengan baik.
Penulis mengucapkan rasa hormat dan terimakasih kepada bapak dan Ibu
dosen Program Studi Pendidikan Matematika yang sangat banyak memberi ilmu
pengetahuan bagi penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan
dengan baik.Bapak Drs. Ramli Siregar selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1Aek
Kanopan yang telah memberikan izin pada penulis dalam pelaksanaan penelitian
dan pengambilan data. Terimakasih juga kepada guru matematika SMP Negeri
1Aek Kanopan, yang telah memberikan waktu, tenaga dan memberi masukan
dalam penyempurnaan perangkat pembelajaran serta membantu pelaksanaan
penelitian sehingga dapat terlaksana dengan baik.
Terimakasih penulis sampaikan bagi rekan-rekan mahasiswa
Pascasarjana Universitas Negeri Medan, khususnya mahasiswa Prodi Pendidikan
Matematika angkatan XV tahun 2009, yang turut membantu penulis dalam
perkuliahan dan dalam penyelesaian tesis ini. Teristimewa kepada teman penulis
Machrani Adi Putri, Swito Setiadi dan Hammi Fadilah Nasution yang banyak
Terimakasih yang setulus-tulusnya kepada orang tua dan keluarga yang
memeberi dorongan kepada penulis agar mau menuntut ilmu yang
setinggi-tingginya dan dapat diabdikan bagi keluarga, masyarakat, dunia pendidikan,
negara dan Allah SWT. Suami dan Anak-anak saya yang tercinta yang tulus
memberikan dorongan moral, material dan doa serta semangat selama penulis
menyelesaikan perkuliahan. Inilah perjuangan dan hasil karya terbaik penulis
dengan bantuan Allah SWT, dipersembahkan buat anak dan suami yang sangat
saya banggakan dan kepada semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu
yang telah membantu penyelesaian tulisan ini. Untuk jasa-jasa tersebut diatas
Kiranya Allah SWT membalas dengan berlipat ganda.
Dalam penulisan tesis ini penulis telah berusaha sekuat tenaga untuk
menyempurnakan, baik penulisan maupun isi, namun penulis bersedia menerima
dengan hati terbuka usul dan saran yang membangun untuk lebih baik penulisan
dan isi tesis ini. Akhirnya, semoga tesis ini bemanfaat. Amin
Medan, Juli 2012
Penulis,
2.9 Mengembangkan Rencana Pembelajaran ………60
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Tentang Kemampuan Kreativitas ... 120
4.1.1 Deskripsi Kemampuan Kreativitas Saat Proses Pembelajaran .... 121
4.1.1.1 Deskripsi Pretest Kemampuan Berpikir Kreatif ... 121
4.1.1.2 Deskripsi Postest Kemampuan Berpikir Kreatif ... 122
4.1.2 Uji Normalitas Data ... 124
4.1.2.1 Uji Normalitas Data Pretest ... 124
4.1.2.2 Uji Normalitas Data Postest ... 125
4.1.3 UJi Homogenitas Data ... 126
4.1.4 Model Regresi Linier ... 127
4.1.4.1 Uji Independensi dan Uji Linieritas ... 127
4.1.4.1.1 Uji Independensi Kelas Eksperimen ... 128
4.1.4.1.2 Uji Linieritas Persamaan Regresi Kelas Eksperimen ... 129
4.1.4.1.3 Uji Independensi Kelas Kontrol ... 129
viii
4.1.4.2. Uji Kesamaan Dua Model Regresi ... 131
4.1.4.3. Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Linier ... 132
4.1.4.4. Analisis Kovarians dengan Modifikasi Analisis Varians ... 132
4.2 Hasil Penelitian tentang Kemampuan Pemecahan Masalah ... 134
4.2.1 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah ... 134
4.2.1.1 Deskripsi Pretest Kemampuan Pemecahan Masalah ... 134
4.2.1.2 Postest Kemampuan Pemecahan Masalah ... 135
4.2.2 Uji Normalitas Data ... 137
4.2.3 Uji Normalitas Data Pretest ... 137
4.2.4 Uji Normalitas Data Postest ... 138
4.2.5. UJi Homogenitas Data ... 139
4.2.6 Model Regresi Linier ... 140
4.2.6.1. Uji Independensi dan Uji Linieritas ... 141
4.2.6.1.1. Uji Independensi Kelas Eksperimen ... 141
4.2.6.1.2. Uji Linieritas Persamaan Regresi Kelas Eksperimen ... 142
4.2.6.1.3. Uji Independensi Kelas Kontrol ... 143
4.2.6.1.4 Uji Linieritas Persamaan Regresi Kelas Kontrol ... 144
4.2.6.2. Uji Kesamaan Dua Model Regresi ... 145
4.2.6.3. Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Linier ... 145
4.2.6.4. Analisis Kovarians dengan Modifikasi Analisis Varians ... 146
4.3 Hasil Penelitian tentang Sikap ... 149
4.3.1 Deskripsi Pretest Sikap ... 149
4.3.2 Postest Sikap ... 150
4.3.3 Uji Normalitas Data ... 151
4.3.3.1 Uji Normalitas Data Pretest ... 152
4.3.3.2 Uji Normalitas Data Postest ... 152
4.3.4 UJi Homogenitas Data ... 153
4.3.5 Model Regresi Linier ... 155
4.3.5.1 Uji Independensi dan Uji Linieritas ... 155
4.3.5.1.1 Uji Independensi Kelas Eksperimen ... 155
4.3.5.1.3 Uji Independensi Kelas Kontrol ... 158
4.3.5.1.4 Uji Linieritas Persamaan Regresi Kelas Kontrol ... 160
4.3.5.2 Uji Kesamaan Dua Model Regresi ... 161
4.3.5.3 Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Linier ... 162
4.3.5.4 Analisis Kovarians dengan Modifikasi Analisis Varians ... 163
4.4. Interaksi Antara Pembelajaran Dengan Menggunakan Open-Ended Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah. ... 165
4.5 Interaksi Antara Pembelajaran Dengan Menggunakan Open-Ended Terhadap Kemampuan Kreativitas. ... 168
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian ... 171
4.6.1. Faktor Pembelajaran ... 171
4.6.2. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika ... 179
4.6.3 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ... 182
4.7 Keterbatasan Penelitian ... 185
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 187
5.2 Implikasi ... 189
5.2. Saran ... 191
DAFTAR PUSTAKA ... 194
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Pembelajaran open-ended dan pembelajaran
Biasa ... 54
Tabel 2.2 Syntaks Pendekatan Open-Ended ... 64
Tabel 3.1 Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian ... 81
Tabel 3.2 Daftar Nama-Nama Sekolah Di Aek Kanopan... 82
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kemampuan Kreativitas ... 95
Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Kreativitas ... 96
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kemampuan Pemecahan Masalah ... 98
Tabel 3.6 Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah .. 99
Tabel 3.7 Rancangan Analisis Data Untuk Anakova ... 103
Tabel 3.8 Weiner Tentang Keteraitan Antara variabel Bebas dan Terikat ... 104
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Kemampuan Kreativitas ... 134
Tabel 4.2 Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan Pemecahan Masalah ... 147
Tabel 4.3 Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan Pemecahan Masalah (SPSS 15) ... 148
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika pada Taraf Signifikan 5% ... 149
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Varians Pretest Sikap (SPSS 15) ... 154
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Varians Postest Sikap (SPSS15) .... 154
Tabel 4.7 Analisis Varians Untuk Uji Independensi Kemampuan Sikap Kelas Eksperimen ... 156
Tabel 4.8 Analisis Varians Untuk Uji Independensi Kemampuan Sikap Matematika Kelas Eksperimen (SPSS 15) ... 156
Kelas Eksperimen ... 157
Tabel 4.10 Analisis Varians Untuk Uji Independensi Kemampuan
Sikap Kelas Kontrol ... 158
Tabel 4.11 Analisis Varians Untuk Uji Independensi Kemampuan
Sikap Matematika Kelas Kontrol (SPSS 15) ... 159
Tabel 4.12 Koefisien Analisis Varians Untuk Uji Independensi
Kemampuan Sikap Kelas Kontrol (SPSS 15) ... 159
Tabel 4.13 Analisis Varians Untuk Uji Linieritas Regresi Kemampuan
Sikap Kelas Kontrol ... 160
Tabel 4.14 Analisis Kovarians Untuk Kesamaan Dua Model Regresi
Sikap (SPSS 15) ... 162
Tabel 4.15 Koefisien Analisis Kovarians Untuk Kesamaan Dua Model
Regresi Sikap (SPSS 15) ... 162
Tabel 4.16 Analisis Kovarians untuk Rancangan Lengkap Kemampuan
Sikap ... 164
Tabel 4.17 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
Kemampuan Sikap Matematika pada Taraf
Signifikan 5% ... 165
Tabel 4.18 Rangkuman Uji Anova Dua Jalur Kemampuan Kreativitas
Berdasarkan ... 166
Tabel 4.19 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
Kemampuan Kreativitas pada Taraf Signifikan 5% ... 168
Tabel 4.20 Rangkuman Uji Anova Dua Jalur Kemampuan Pemecahan
Masalah ... 169
Tabel 4.21` Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
Kemampuan Pemecahan Masalah pada Taraf
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1. Skor Rata-Rata Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .... 122
Gambar 4. 2. Skor Rata-Rata Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 124
Gambar 4.3 .Skor Rata-Rata Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .... 135
Gambar 4.4. Skor Rata-Rata Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol .... 136
Gambar 4.5. Skor Rata-Rata Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .... 150
Gambar 4.6. Skor Rata-Rata Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol .... 150
Gambar 4.7. Interaksi Pendekatan Pembelajaran dan kemampuan Awal
Terhadap Kreativitas ... 167
Gambar 4.7. Interaksi Pendekatan Pembelajaran dan kemampuan Awal
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) Dan Lembar
Aktivitas Siswa (Las) Dengan Pendekatan Open-Ended
(Kelas Eksperimen) ... 199
Lampiran A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (rpp) dan Lembar
Aktivitas Siswa (las) Dengan Pendekatan Biasa
Kelas Kontrol) ... 237
Lampiran B.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kreativitas ... 256
Lampiran B.2 Rubrik Penilaian Tes Kemampuan Berpikir Kreatif . 258
Lampiran B.3 Butir Soal Kemampuan Kreativitas ... 261
Lampiran B.4 Kriteria Jawaban Tes Kreativitas... 263
Lampiran B.5 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan
Masalah ... 265
Lampiran B.6 Rubrik PenilaianTes Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika ... 267
Lampiran B.7 Butir Soal Kemampuan Pemecahan Masalah... 269
Lampiran B.8 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Pemecaha
Masalah ... 271
Lampiran B.9 Kisi-Kisi / Kerangka Acuan Sikap Siswa Terhadap
Matematika ... 273
Lampiran B.10 Butir Instrumen Dari Masing-Masing Ubahan Dalam
Bentuk ... 274
Lampiran C.1 Data Hasil Uji Coba Instrumen ... 276
Lampiran C.2 Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran ... 279
Lampiran C.3 Lembar Validasi Rencana Aktivitas Siswa (Las) ... 281
Lampiran C.4 Lembar Validasi Tes Kreativitas (Berfikir Kreatif)
Matematika ... 283
xiv
Lampiran C.6 Lembar Validasi Tes Skala Sikap ... 287
Lampiran D.1 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp) ... 289
Lampiran D.2 Hasil Validasi LAS ... 290
Lampiran D.3 Hasil validasi Perangkat Pembelajaran ... 291
Lampiran D.4 Hasil Validasi tes Kemampuan Kreativitas ... 292
Lampiran D.5 Hasil Validasi tes Kemampuan Pemecahan Masalah . 293 Lampiran D.6 Hasil validasi Sikap Siswaa Terhadap Matematika .... 294
Lampiran D.7 Hasil Uji Coba Rencana Pelaksanaan Pembelajaran....295
Lampiran E.1 Hasil Uji Coba Instrumen Tes Kreativitas...296
Lampiran E.2 Hasil Uji Coba Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 307
Lampiran E.3 Daftar perhitungan Uji Coba Sikap Siswa Terhadap Matematika Kelas VIII SMP N 3 Kualuh Hulu Menggunakan Excel ... 317
Lampiran E.4 Perhitungan Validitas, Reliabilitas Sikap Siswa Dengan Program Spss 15.00 ... 320
Lampiran E.5 Deskripsi Hasil Pretes Kreatifitas Di Kelas Kontrol .... 327
Lampiran E.6 Deskripsi Hasil Pretes Kreatifitas Di Kelas Eksperimen ... 329
Lampiran E.7 Deskripsi Hasil Pretes kemampuan Pemecahan Masalah Di Kelas Kontrol ... 331
Lampiran E.8 Deskripsi Hasil Pretes kemampuan Pemecahan Masalah Di Kelas Eksperimen ... 334
Lampiran E.9 Deskripsi Hasil Pretes Sikap Di Kelas Kontrol ... 337
Lampiran E.10 Deskripsi Hasil Pretes Sikap Di Kelas Eksperimen ... 339
Lampiran E.11 Deskripsi Hasil Postes Kreatifitas Di Kelas Kontrol .... 341
Lampiran E.12 Deskripsi Hasil Postes Kreatifitas Di Kelas Eksperimen ... 343
Lampiran E.14 Deskripsi Hasil Postes kemampuan Pemecahan Masalah
Di Kelas Eksperimen ... 348
Lampiran E.15 Deskripsi Hasil Postes Sikap Di Kelas Kontrol ... 351
Lampiran E.16 Deskripsi Hasil Postes Sikap Di Kelas Eksperimen .... 352
Lampiran E.17 Data Gain Kemampuan Pemecahan Masalah ... 354
Lampiran E.18 Data Gain Kemampuan Kreativitas ... 356
Lampiran E.19 Perhitungan Normalitas Pretes Kreativitas Kelas
Kontrol ... 358
Lampiran E.20 Perhitungan Normalitas Pretes Kreativitas Kelas
Eksperimen ... 359
Lampiran E.21 Perhitungan Normalitas Pretes Pemecahan Masalah Kelas
Kontrol ... 360
Lampiran E.22 Perhitungan Normalitas Pretes Pemecahan Masalah Kelas
Eksperimen ... 361
Lampiran E.23 Perhitungan Normalitas Pretes Sikap Kelas Kontrol ... 362
Lampiran E.24 Perhitungan Normalitas Pretes Sikap Kelas
Eksperimen ... 363
Lampiran E.25 Perhitungan Normalitas Postes Kreativitas Kelas
Kontrol ... 364
Lampiran E.26 Perhitungan Normalitas Postes Kreativitas Kelas
Eksperimen ... 365
Lampiran E.27 Perhitungan Normalitas Postes Kemampuan Pemecahan
Masalah Kelas Kontrol ... 367
Lampiran E.28 Perhitungan Normalitas Postes Pemecahan Masalah
Kelas Eksperimen ... 368
Lampiran E.29 Perhitungan Normalitas Postes Sikap Kelas
Kontrol ... 369
Lampiran E.30 Perhitungan Normalitas Postes Sikap Kelas
Eksperimen.. ... 370
xvi
Dan Kelas Eksperimen Menggunakan Program
Spss 15.00 ... 371
Lampiran E.32 Perhitungan Normalitas Pretes Kemampuan
Pemecahan Masalah Kelas Kontrol Dan Kelas
Eksperimen Menggunakan Program Spss 15.00 ... 377
Lampiran E.33 Perhitungan Normalitas Pretes Sikap Kelas Kontrol Dan
Kelas Eksperimen Menggunakan Program
Spss 15.00 ... 383
Lampiran E.34 Perhitungan Normalitas Postes Kreativitas Kelas Kontrol
Dan Kelas Eksperimen Menggunakan Program
Spss 15.00 ... 385
Lampiran E.35 Perhitungan Normalitas Postes Pemecahan Masalah
Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen Menggunakan
Program Spss 15.00 ... 390
Lampiran E.36 Perhitungan Normalitas Postes Sikap Kelas Kontrol
Dan Kelas Eksperimen Menggunakan Program
Spss 15.00 ... 396
Lampiran E.37 Perhitungan Homogenitas Pretes Kemampuan Kreativitas
Menggunakan Program Spss 15.00 ... 398
Lampiran E.38 Perhitungan Homogenitas Pretes Kemampuan
Pemecahan Masalah Menggunakan Program Spss 15.00 ... 400 Lampiran E.39 Perhitungan Homogenitas Pretes Sikap Menggunakan
Program Spss 15.00 ... 402
Lampiran E.40 Perhitungan Homogenitas Postes Kreativitas
Menggunakan Program Spss 15.00 ... 404 Lampiran E.41 Perhitungan Homogenitas Postes Kemampuan
Pemecahan Masalah Menggunakan Program Spss 15.00 ... 406
Lampiran E.42 Perhitungan Homogenitas Postes Sikap Menggunakan
Lampiran E.43 Perhitungan Uji Independensi Kemampuan Kreativitas
Kelas Kontrol ... 410
Lampiran E.44 Perhitungan Uji Independensi Kemampuan Kreativitas
Kelas Eksperimen ... 413
Lampiran E.45 Perhitungan Uji Independensi Kemampuan Pemecahan
Masalah Kelas Kontrol ... 416
Lampiran E.46 Perhitungan Uji Independensi Kemampuan Pemecahan
Masalah Kelas Eksperimen ... 419
Lampiran E.47 Perhitungan Uji Independensi Sikap Kelas Kontrol ... 422
Lampiran E.48 Perhitungan Uji Independensi Sikap Kelas Eks ... 424
Lampiran E.49 Perhitungan Uji Linieritas Kemampuan Kreativitas Kelas
Kontrol ... 427
Lampiran E.50 Perhitungan Uji Linieritas Kemampuan Kreativitas Kelas
Eksperimen ... 430
Lampiran E.51 Perhitungan Uji Linieritas Kemampuan Pemecahan
Masalah Kelas Kontrol ... 433
Lampiran E.52 Perhitungan Uji Linieritas Kemampuan Pemecahan
Masalah Kelas Eksperimen ... 436
Lampiran E.53 Perhitungan Uji Linieritas Sikap Kelas Kontrol ... 439
Lampiran E.54 Perhitungan Uji Linieritas Sikap Kelas Eksperimen .... 442
Lampiran E.55 Perhitungan Uji Kesamaan Dua Model Regresi
Kemampuan Kreativitas Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ... 445
Lampiran E.56 Perhitungan Uji Kesamaan Dua Model Regresi
Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol
Dan Kelas Eksperimen ... 451
Lampiran E.57 Perhitungan Uji Kesamaan Dua Model Regresi Sikap Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ... 456 Lampiran E.58 Perhitungan Uji Kesejajaran Dua Model Regresi
Kemampuan Kreativitas Kelas Kontrol Dan
xviii
Lampiran E.59 Perhitungan Uji Kesejajaran Dua Model Regresi
Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol
Dan Kelas Eksperimen ... 468
Lampiran E.60 Perhitungan Uji Kesejajaran Dua Model Regresi Sikap
Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ... 475
Lampiran E.61 Data Siswa Kelompok Eksperimen Berdasarkan
Kemampuan ... 481
Lampiran E.62 Data Siswa Kelompok Kontrol Berdasarkan
Kemampuan ... 482
Lampiran E.63 Perhitungan Normalitas dan Homogenitas Data
Kemampuan Awal Matematika Siswa ... 483
Lampiran E.64 Hasil Banyaknya Jawaban Siswa Pada Lembar
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau menemukan
sesuatu ynag baru, dan atau memodifikasi sesuatu yang sudah ada sehingga
manfaatnya bernilai lebih dibanding sebelumnya. Manusia kreatif sangat
dibutuhkan dalam mengantisipasi dan merespon secara efektif ketidakmenentuan
perubahan saat ini. Perkembangan kebudayaan dan peradaban juga terjadi berkat
kreativitas orang-orang yang istimewa dalam berbagai sektor kehidupan seperti
politik, ekonomi, militer, teknologi, pendidikan, agama, kesenian, dan lain-lain.
Kreativitas siswa dimungkinkan tumbuh dan berkembang dengan baik, apabila
lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan sekolah, turut menunjang
mereka dalam mengekpresikan kreativitasnya.
Menurut Munandar (1999:45) :
“Kreativitas penting dipupuk dan dikembangkan dalam diri anak. Alasan pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan dirinya, dan perwujudan diri termasuk salah satu kebutuhan pokok dalam hidup manusia. Kedua, kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Pemikiran kreatif perlu dilatih, karena membuat anak lancar dan luwes (fleksibel) dalam berpikir, maupun melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang, dan mampu melahirkan banyak gagasan. Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat, tetapi juga memberikan kepuasan individu. Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya”.
Karya-karya kreatif dalam berbagai sektor kehidupan tersebut penting
peranannya karena sebagian besar dapat menjadi solusi dari
permasalahan-permasalahan yang ada di dunia. Oleh karenannya kreativitas menjadi penting
2
sifatnya dalam menghadapi perubahan dan perkembangan dunia yang sangat pesat
saat ini.
Hal ini juga diperkuat dengan adanya pernyataan bahwa proses
pembelajaran yang harus dikembangkan guru dalam Kurikulum 2004 atau lebih
dikenal Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang mulai diterapkan serentak
pada tahun ajaran 2004/2005, salah satu di antaranya menekankan pada upaya
pengembangan kreativitas siswa secara optimal.
Djunaedi (2005) menyatakan bahwa :
“Begitu pentingnya pengembangan kreativitas siswa dapat diamati dari bergesernya peran guru, yang semula seringkali mendominasi kelas kini harus lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengambil peran lebih aktif dan kreatif. Ini dilakukan dalam suasana yang menyenangkan (learning must be enjoy). Suasana belajar yang menyenangkan menyebabkan proses pembelajaran lebih efektif, karena bagaimanapun akan sulit membangun pemahaman yang baik pada para siswa, jika fisik dan psikisnya dalam keadaan tertekan”.
Dari pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa guru mempunyai peran
penting dalam menciptakan lingkungan di dalam kelas, yang merangsang siswa
untuk belajar secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran sehingga pada
gilirannya dapat mencapai tujuan yang telah dicanangkan. Juga demikian
pentingnya peranan guru untuk menciptakan suasana yang menyenangkan
sehingga siswa dapat merasakan belajar dengan suasana yang menyenangkan
tidak merasa tertekan atau ketakutan yang hal ini menyebabkan siswa merasa
nyaman yang mengakibatkan proses pembelajaran lebih efektif dalam mencapai
tujuan yang diharapkan tentunya.
Pembelajaran matematika memiliki fungsi sebagai sarana untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, logis, kreatif, dan bekerja sama yang
pembelajaran matematika siswa dapat mengembangkan aktivitas kreatif yang
melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran
orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
Dari pernyataan di atas dapat diambil suatu pengertian bahwa
pembelajaran matematika memiliki sumbangan yang penting untuk perkembangan
kemampuan berpikir kreatif dalam diri setiap individu siswa dan mengembangkan
pemikiran orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi (memperkirakan sesatu
kemungkinan) juga mengembang rasa ingin mencoba melakukan sesuatu. Hal ini
membekali siswa yang kelak berguna bagi mereka untuk menghadapi dunia nyata
yang menuntut tanggung jawab besar seiring dengan perkembangan dunia ini
yang sangat menuntut sumber daya manusia yang berkualitas.
Kreativitas sering menjadi topik yang diabaikan dalam pengajaran
matematika. Umumnya orang yang beranggapan bahwa kreativitas dan
matematika tidak ada kaitannya satu sama lain. Guru matematika juga biasanya
berpikir bahwa hanya logika yang paling pertama diperlukan dalam matematika,
dan bahwa kreativitas tidak penting dalam belajar matematika. Padahal dilain
pihak seorang matematikawan yang mengembangkan produk atau hasil baru tidak
dapat diabaikan potensi kreatifnya. Seperti yang dipaparkan dalam CBN Channel
(2006) bahwa :
4
Pentingnya pengembangan kreativitas bagi siswa sekolah juga telah
tertulis dalam tujuan pendidikan nasional Indonesia dan kurikulum terbaru tahun
2004 khususnya untuk pembelajaran matematika yang berbasis kompetensi dan
telah disempurnakan pada penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) di setiap sekolah setingkat SD, SMP, dan SMA, akan membuat guru
semakin berkreasi, karena para guru dituntut harus mampu merencanakan sendiri
materi pelajarannya untuk mencapai kompetensi yang telah ditetapkan. Hanya
saja, sebagian besar guru belum terbiasa untuk melekukan pengembangan
model-model pembelajaran yang menuntut kreativitas . Akan tetapi pada praktek di
lapangan pengembangan kreativitas masih terabaikan. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Munandar (dalam Mina, 2006:6) bahwa :
“Pada beberapa kasus sekolah cenderung menghambat kreativitas, antara lain dengan mengembangkan kekakuan imajinasi. Kasus tersebut sampai saat ini masih terjadi dalam sistem belajar di Indonesia dikarenakan kurangnya perhatian terhadap masalah kreativitas dan penggaliannya khususnya dalam matematika”.
Dari beberapa kutipan di atas menjelaskan pentingnya arti dan peranan
pendidikan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa namun
pada kenyataannya tingkat kreativitas anak-anak Indonesia dibandingkan
negara-negara lain berada pada tingkat yang rendah. Hal ini sesuai dengan yang
dipaparkan oleh Djunaedi (2005) bahwa :
“Hasil penelitian yang dilakukan Hans Jellen dari Universitas Utah, AS dan Klaus Urban dari Universitas Hannover, Jerman bulan Agustus 1987 terhadap anak-anak berusia 10 tahun (dengan sampel 50 anak-anak di Jakarta) menunjukkan, tingkat kreativitas anak-anak Indonesia adalah yang terendah diantara anak-anak sesusianya dari 8 negara lainnya. Berturut-turut dari skor tertinggi sampai terendah adalah Filipina, AS, Inggris, Jerman, India, RRC, Kamerun, Zulu dan Indonesia”.
Kenyataan ini menjadikan impian Indonesia untuk menguasai ilmu
besar siswa. Padahal metematika merupakan aspek yang sangat penting dalam
penguasaan Iptek.
Nugroho (2003) menyatakan bahwa :
“Penguasaan matematika siswa Indonesia berada pada peringkat dua terbawah (rangking 39 dari 41 negara). Keterampilan matematika yang dikuasai hanya mampu menyelesaikan satu langkah persoalan matematika”.
Selain itu juga hasil wawancara guru bidang studi matematika (Nevi
Maharani, 24 Juli 2007 dalam Eden Mina , 2006) yang menyatakan bahwa :
“Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika yang membutuhkan penalaran dan pemahaman, jika soal yang diberikan sedikit bervariasi maka siswa sulit mengerjakannya. Hal ini disebabkan kurangnya kreativitas siswa dalam berpikir untuk menyelesaikan soal serta kebiasaan belajar siswa yang kurang baik”.
Dari pernyataan di atas perlu dilakukan suatu usaha untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kreatif matematika siswa, mengingat urgensi dan makna
penguasaan matematika bagi masa depan bangsa, maka anak-anak berbakat
dibidang matematika perlu mendapat perhatian khusus agar mereka dapat menjadi
lokomotif pendorong penguasaan matematika.
Beragam metode pembelajaran telah dikembangkan oleh para praktisi dan
peneliti pendidikan dalam upaya mengatasi dan mengeliminasi masalah
pendidikan yang terjadi di lapangan. Dalam upaya meningkatkan kemampuan
berpikir kreatif diperlukan suatu cara pembelajaran dan lingkungan yang kondusif
bagi perkembangan kemampuan tersebut. Impelementasi kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) sebenarnya membutuhkan penciptaan iklim pendidikam yang
memungkinkan tumbuhnya kreativitas bagi setiap guru, mulai dari rumah, di
6
guru yang semula sebagai pusat informasi dan kini menjadi fasilitator, moderator,
dan insfirator dalam pembelajaran.
Namun dalam kenyataannya, seringkali siswa menjadi korban dan
dianggap sebagai sumber penyebab kesulitan belajar. Padahal mungkin saja
kesulitan itu bersumber dari luar diri siswa, misalnya proses pembelajaran yang
terkait dengan kurikulum, cara penyajian materi pelajaran, dan pendekatan
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Hal ini dapat mengakibatkan
kemampuan kreativitas matematika dan kemampuan pemecahan masalah serta
sikap siswa terhadap matematika cukup memprihatinkan. Ada yang merasa takut,
ada yang merasa bosan dan bahkan ada yang alergi pada mata pelajaran
matematika. Akibatya siswa tidak mampu melakukan sendiri apa yang harus
dilakukan dan otomatis tidak mampu mengembangkan sesuatu yang harus
dikembangkan, sehingga kemampuan kreativitas matematika siswa sangat rendah
kualitasnya.
Berdasarkan hasil opservasi nilai siswa dan wawancara terhadap guru
matematika SMP Negeri 1 Aek Kanopan, kecamatan kualuh hulu Labuhanbatu
Utara, para siswa sering mengalami kesulitan dalam pembelajaran matematika
khususnya pada materi bangun ruang atau dimensi tiga yaitu bangun ruang
(prisma dan limas). Bangun ruang merupakam salah satu materi yang sulit
dipahami oleh siswa karena terdapat berbagai macam bentuk bangun ruang,
sementara metode atau pendekatan pembelajaran yang digunakan guru masih
bersifat biasa. Pernyataan ini diungkapkan oleh ibu watini selaku guru mata
pelajaran matematika di SMP Negeri 1 Aek Kanopan, kecamatan Kualuh Hulu
dilihat dari contoh soal dalam menentukan panjang, lebar, atau tinggi yang
mungkin jika luas dan satu ukuran lainnya dari suatu prisma persegi panjang
diketahui. Seperti soal berikut ini, sebuah prisma persegi panjang diketahui
volumenya 240 cm3, jika panjang balok tersebut 6 cm, tentukan ukuran lebar dan
tinggi yang mungkin terjadi dari prisma persegi panjang tersebut. Dalam
menyelesaikan soal ini siswa tidak mampu, keadaan ini terjadi karena rendahnya
kreativitas matematika yang dimiliki siswa, sehingga tidak mampu memberi
jawaban yang beragam atau bervariasi atau cendrung hanya terpaku satu jawaban
saja.
Hingga saat ini, pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kreativitas
belum begitu membudaya di kelas, guru selalu terfokus hanya pada penyelesaian
tunggal dari suatu soal yang diberikan. Kebanyakan siswa terbiasa melakukan
kegiatan belajar menyelesaikan suatu masalah berupa menghapal langkah-langkah
untuk mendapatkan hanya satu jawaban saja. Sehingga kreativitas matematika
siswa belum berkembang sebagaimana yang diharapkan.
Kemampuan yang tak kalah pentingnya adalah kemampuan pemecahan
masalah, karena dalam hidup dan kehidupan ini, tiada satu orang pun yang tidak
menghadapi suatu masalah, yang tentu saja membutuhkan suatu kemampuan
pemecaham masalah. Demikian halnya dalam pembelajaran matematika para
siswa juga menghadapi suatu masalah, oleh karenanya perlu dilatih untuk
8
Hal di atas sesuai dengan tujuan matematika di jenjang pendidikan dasar
dan pendidikan tingkat menengah pada kurikulum 2004 atau Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 yang diyatakan sebagai berikut:
• Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjukkan
kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi.
• Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinilitas, rasa
ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.
• Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.
• Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan antara antara lain melalui pembicaraan lisan,
catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Problem solving is the heart of matematics yang berarti jantungnya
matematika adalah pemecahan masalah. Oleh karena itu, matematika bersifat
dinamis dan fleksibel, selalu tumbuh dan berkembang. Banyak negara yang telah
menempatkan pemecahan masalah sebagai ruhnya pembelajaran matematika.
Sebagai contoh kemampuan siswa dalam pemecahan masalah dijadikan sentral
dalam pengajaran matematika di Amerika Serikat sejak tahun 1980-an
(Ruseffendi, 2006:80) dan kemudian juga diberlakukan pada pembelajaran
matematika sekolah dasar dan menengah di Singapura (Kaur, 2004). Oleh karena
kemampuan pemecahan masalah merupakan hal yang penting, NCTM (National
matematika.
Dalam belajar matematika kemampuan pemecahan masalah merupakan
hal yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat . Oleh karenanya guru matematika
berkewajiban membekali siswa dengan kemampuan menyelasaikan masalah”.
Sejalan dengan hal tersebut, kurikulum 2006 menempatkan pemecahan masalah
matematika sebagai kemampuan yang dituju pada hampir setiap Standar
Kompetensi di semua Tingkatan Satuan Pendidikan ( SD, SMP, dan SMA).
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tujuan yang ingin dicapai
melalui pembelajaran matematika di jenjang SMP adalah: (1) memahami konsep
matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep
atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat, dalam pemecahan masalah;
(2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi
kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomukasikan gagasan
dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau
masalah, dan (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah (Depdiknas, 2006:346).
Berdasarkan tujuan tersebut tampak bahwa arah atau orientasi
10
Kemampuan ini sangat berguna bagi siswa pada saat mendalami matematika
maupun dalam kehidupan sehari-hari, bukan saja bagi mereka yang mendalami
matematika, tetapi juga yang akan menerapkannya baik dalam bidang lain
(Ruseffendi, dalam Nurardiyati, 2006:3). Implikasi dari hal itu, selama belajar
matematika semestinya siswa dilatih untuk memecahkan masalah matematika.
Namun demikian kemampuan pemecahan masalah matematika siswa di
sekolah-sekolah masih rendah. Hal ini sesuai dengan hasil penilitian yang dilakukan oleh
Utari ( Nurardiyati, 2006:3) terhadap siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di
kota Bandung, secara umum kemampuan pemecahan masalah siswa kelas XI
masih belum memuaskan sekitar 30%-50% dari skor ideal.
Demikian juga yang dialami oleh ibu Watini, sangat dirasakan bahwa
siswa-siswi yang diajar masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah
matematika. Seperti soal berikut ini: Sebuah bak mandi akan dilapisi dengan
keramik ukuran 20 cm x 20 cm. Bak mandi tersebut berbentuk prisma persegi
panjang sisi alasnya adalah 1 m dan 80 cm dan tingginya adalah 1,2 m. Hitunglah
banyaknya keramik yang dibutuhkan untuk melapisi bak mandi dari dalam dan
luar dengan ketebalan dinding 10 cm serta sebelah luar hanya satu sisi saja. Dalam
menyelesaikan masalah seperti ini banyak siswa mengalami kesulitan. Hal ini
terjadi karena kemampuan memecahkan masalah matematika siswa masih
rendah.
Selain kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah, tak
kalahpentingnya adalah sikap yang harus dimiliki siswa terhadap matematika.
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 dijelaskan bahwa Pendidikan
bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik, agar menjadi
manuasia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yng Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Rumusan tujuan pendidikan diatas sarat
dengan pembentukan sikap. Dengan demikian, tidaklah lengkap manakala dalam
strategi pembelajaran tidak membahas strategi pembelajaran yang berhubungan
dengan sikap dan nilai ( Wina Sanjaya, 2009:14). Demikian juga tujuan
pendidikan matematika antara lain penekanannya pada pembentukan sikap
siswa. Dengan kata lain, dalam proses pembelajaran matematika perlu
diperhatikan sikap positif siswa terhadap matematika. Menurut Djadir (Haji,
2005), sikap positif terhadap matematika perlu diperhatikan karena berkorelasi
positif dengan prestasi belajar matematika
Siswa yang menyukai matematika, prestasinya cendrung tinggi dan
sebaliknya siswa yang tidak menyukai matematika prestasinya cendrung rendah.
Sikap merupakan salah satu komponen dari aspek afektif, yang merupakan
kecendrungan seseorang merespon secara positif atau negative suatu objek,
situasi, konsep, atau kelompok individu. Hal yang sama juga dikemukakan oleh
Thorndike dan Hagen (Haji, 2005), yang menyatakan sikap sebagai suatu
kecendrungan untuk menerima atau menolak kelompok-kelompok individu, atau
institusi sosial tertentu. Atiken (Ma, 1997) melukiskan sikap kecendrungan
sesorang untuk merespon secara positif atau negative suatu objek, situasi, konsep
atau orang lain. Matematika dapat diartikan sebagai suatu konsep atau ide abstrak
12
disikapi oleh siswa berbeda-beda, mungkin menerima dengan baik atau
sebaliknya. Dengan demikian, sikap siswa terhadap matematika adalah
kecendrungan seseorang untuk menerima (suka) atau menolak (tidak suka)
terhadap konsep atau objek matematika. al yang sama dikemukakan oleh Neale
(Ma, 1997) yang melukiskan sikap sebagai ukuran suka atau tidak suka seseorang
tentang matematika, yaitu kecendrungan seseorang untuk menerima atau menolak
kegiatan matematika. Siswa yang menerima matematika, berarati bersikap
positif, sedangkan siswa yang menolak matematika berarti bersikap negatif.
Pada kenyataan siswa masih banyak yang bersikap negatif terhadap
matematika. Hal ini dialami sendiri oleh penulis dimana siswa merasa enggan
belajar matematika, bila diberi soal matematika tidak bersungguh-sungguh
mengerjakannya, enggan untuk berdikusi dengan temannya, tidak mengerjakan
pekerjaan rumah yang diberikan guru, dan lain-lain.
Tentu saja hal itu sangat erat hubungannya dengan bagaimana cara
seorang guru melakukan kegiatan pembelajaran yang sangat menuntut kompetensi
guru dalam memilih pendekatan yang sesuai, efektif, dan efisien dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dicanangkan yaitu siswa dapat menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, siswa memiki kreativitas
dan siswa memiliki sikap yang positif terhadap matematika.
Salah satu pendekatan dalam pembelajaran matematika yang dapat
memberikan keleluasaan untuk berpikir secara aktif, kreatif dan kemampuan
pemecahan masalah serta sikap positif adalah pendekatan open-ended.
Pernyataan ini di dasari oleh pendapat Heddens dan Speer (dalam Mina, 2006 : 6)
membantu siswa melakukan pemecahan masalah secara kreatif dan menghargai keragaman berpikir yang mungkin timbul selama proses pemecahan masalah”.
Pendapat ini juga didukung oleh Shimada buku Strategi Pembelajaran
Matematika Kontemporer (2001 : 113) adalah :
“Pendekatan open-ended merupakan pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang lebih dari satu. Pendekatan ini memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh pengetahuan, pengalaman menemukan, mengenali dan memecahkan masalah dengan beberapa teknik. Dalam prosesnya pembelajaran-pembelajaran ini menggunakan sosal-soal open-ended sebagai alat pembelajarannya”.
Hal ini juga diperkuat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurdin
(2006) seorang dosen jurusan Matematika FMIPA UNM Makasar dan Kandidat
Doktor Program Studi Pendidikan Matematika UNESA Surabaya (dalam Jurnal
Pendidikan dan siswa kelas II SMA Negeri 3 Makasar pada umumnya masih jauh
dari harapan, dimana persepsi siswa tentang matematika masih dalam taraf jelek,
kreativitas belajar matematika yang masih dalam taraf kurang kreatif, serta hasil
belajar matematika masih berada pada taraf rendah. Salah satu faktor penyebab
rendahnya hasil belajar matematika siswa, jeleknya persepsi siswa tentang
matematika, dan kurangnya kreativitas belajar matematika siswa adalah
penggunaan metode dan pendekatan mengajar guru yang kurang bervariasi.
Penggunaan metode dan pendekatan mengajar yang monoton yang
mengakibatkan siswa cepat merasa bosan dalam belajar, kurang termotivasi dan
kreatif dalam belajar, dan akhirnya berdampak pada hasil belajar matematika yang
rendah. Salah satu solusi yang dapat ditempuh oleh guru matematika adalah
dengan menyelipkan informasi-informasi yang tepat kepada siswa tentang
14
yang baik dan positif dikalangan siswa. Sedangkan untuk menumbuhkan
kreativitas belajar matematika dilakalangan siswa dapat dilakukan dengan
menerapkan pendekatan-pendekatan pembelajaran yang dapat memancing
kreativitas matematika siswa, seperti pendekatan open-ended.
Berdasarkan kenyataan bahwa tingkat kemampuan kreativitas anak-anak
Indonesia yang masih rendah serta arti dan peranan penting kreativitas dalam
kehidupan, kemampauan pemecahan masalah masih rendah dan sikap siswa yang
negatif, dengan demikian perlu untuk memberikan sebuah lingkungan belajar bagi
siswa-siswa sekolah yang dapat mengembangkan kemampuan kreatif,
kemampuan pemecahan masalah, dan sikap mereka. Mengacu pada pendapat
bahwa pendekatan open-ended adalah pendekatan yang dapat memberikan
kesempatan siswa berperan aktif dan mendorong cara berpikir siswa maka dapat
diperkirakan bahwa pendekatan ini dapat menjadi fasilitator dalam
mengembangkan, merangsang kemampuan berpikir kreatif siswa , kemamampuan
memcahkan masalah dan sikap siswa. Dengan harapan tersebut maka
pembelajaran matematika dengan pendekatan open-ended dipilih dalam penelitian
ini untuk dilihat kemampuan kreativitas, kemampuan pemecahan masalah, dan
sikap siswa terhadap objek matematika lebih baik dibanding dengan ekspositori.
Dengan meminimalisasi keterbatasan-keterbatasan pada penelitian ini,
baik terhadap analisis statistik yang digunakan (kualitatif dan kuantitatif),
pemilihan subjek penelitian (seluruh karakteristik populasi), dan topik materi yang
sifatnya lebih formal pada jenjang pendidikan sekolah ( Sekolah Menengah
Pertama), dirasakan perlu dilakukan dalam penelitian ini. Ditinjau dari objek
akibatnya perlu memperhatikan hirarki dalam belajar matematika. Setiap siswa
mempunyai kemampuan yang berbeda dalam belajar matematika. Menurut
Ruseffendi (1991), perbedaan kemampuan yang dimiliki siswa bukan
semata-mata merupakan bawaan dari lahir, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh penerapan
pendekatan pembelajaran dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu pemilihan
pendekatan pembelajaran menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan artinya
pemilihan pendekatan pembelajaran harus dapat mengakomodasi kemampuan
matematika siswa yang heterogen sehingga dapat memaksimalkan kemampuan
matematika siswa. Bagi siswa yang memiliki kemampuan sedang atau rendah,
apabila pendekatan pembembelajaran yang digunakan guru menarik, sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa maka siswa dapat mengakomodasi materi
pelajaran yang disajikan oleh guru. (Saragih, 2007)
Sehubungan dengan penomena di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Pendekatan Open-Ended Terhadap Tingkat
Kreativitas, Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika dan Sikap Siswa
SMP Di Aek Kanopan”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan bahwa
masalah-masalah kurang berhasilnya siswa dalam pembelajaran matematika di
sekolah disebabkan, antara lain:
1. Siswa jarang dituntut untuk mencoba memecahkan masalah dengan
16
2. Proses pembelajaran yang kurang menunjang siswa untuk
mengekspresikan berfikir kreatif
3. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan matematika
yang membutuhkan kreativitas dalam berpikir.
4. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang berbeda
dari contoh yang telah diberikan.
5. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa rendah.
6. Kemampuan guru menggunakan pendekatan pembelajaran selain
pembelajaran ekspositori masih kurang.
7. Sikap siswa yang masih kurang baik terhadap objek matematika.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang tercakup dalam identifikasi
masalah di atas, agar penelitian ini lebih fokus dan mencapai tujuan, maka penulis
membatasi
1. Kreativitas matematika siswa masih rendah.
2. Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa masih rendah.
3. Penerapan pendekatan pembelajaran open-ended atau pembelajaran biasa
dalam proses pembelajaran matematika.
4. Sikap siswa terhadap objek matematika masih kurang baik.
5. Interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan matematika siswa
(tinggi, sedang, rendah) terhadap kreativitas.
6. Interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan matematika siswa
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah yang sudah
dikemukakan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penilitan ini
adalah
1. Apakah terdapat pengaruh penerapan pendekatan open-ended terhadap
kreativitas matematika?
2. Apakah terdapat pengaruh penerapan pendekatan open-ended terhadap
kemampuan pemecahan masalah matematika?
3. Apakah terdapat pengaruh penerapan pendekatan open-ended terhadap
sikap siswa?
4. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan
matematika siswa (tinggi, sedang, rendah) terhadap kemampuan
pemecahan masalah?
5. Apakah terdapat interaksi antara pembelajaran dengan
kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah) terhadap
kreativitas?
1.5 Tujuan Penelitian
Dalam melakukan sesuatu tentu saja ada tujuan yang akan dicapai.
Demikian juga dalam penelitian ini, sesuai dengan latar belakang dan rumusan
masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan open-ended
18
2. Untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan open-ended
terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika.
3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan open-ended
terhadap sikap siswa.
4. Untuk mengetahui tidak terdapat interaksi antara pembelajaran
dengan kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah)
terhadap kemampuan kreativitas.
5. Untuk mengetahui tidak terdapat interaksi antara pembelajaran
dengan kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah)
terhadap kemampuan pemecahan masalah.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini penting untuk dilakukan, secara praktis apabila
pembelajaran melalui pendekatan open-ended ini dalam penelitian
berpengaruh positif terhadap kreativitas matematik, kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa, dan sikap siswa, maka hasil penelitian ini dapat
bermanfaat bagi sekolah (guru dan siswa), sedangkan secara teoritis akan
bermanfaat bagi peneliti dan pengembangan keilmuan. Adapun rincian mafaat
penelitian ini, adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh penerapan pendekatan open-ended terhadap
kreativitas matematika.
2. Mengetahui pengaruh penerapan pendekatan open-ended terhadap
siswa.
4. Mengetahui tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan
matematika siswa (tinggi, sedang, rendah) terhadap kemampuan pemecahan
masalah.
5. Mengetahui tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan
matematika siswa (tinggi, sedang, rendah) terhadap kreativitas.
1.7 Asumsi dan Keterbataasan.
Penelitian ini diadakan di sekolah yaitu SMP Negeri 1 Kualuh Hulu Aek
Kanopan. Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa siswa yang menjadi subjek
penelaitian adalah sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran dan
dalam menyelesaikan tes kreativitas dan kemampuan pemecahan masalah
matematika pada materi pelajaran prisma dan limas. Kegiatan pembelajaran
dilakukan dengan berkelompok dan setiap siswa berperan aktif dalam kegiatan
kelompok tersebut, bukan didominasi oleh hanya satu atau dua orang anggota
saja.
Dalam penerapan pendekatan open-ended ini yang berorientasi
meningkatkan kreativitas, kemampuan pemecahan masalah, dan sikap terhadap
objek matematika dengan materi prisma dan limas. Menelaah interaksi antara
pembelajaran dengan kemampuan matematika siswa terhadap kemampuan
pemecahan masalah dan kreativitas. Peneliti sebagai motivator, moderator, dan
fasilitator serta evaluator dalam pembelajaran yang berpedoman pada Rencana
open-20
ended. Demikian juga untuk soal tes kreativitas dan kemampuan pemecahan
masalah (pretes = postes) disesuaikan dengan alur pendekatan open-ended.
Namun untuk perangkat-perangkat yang lain misalnya remedial, pengayaan dan
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil analisa data diperoleh simpulan secara umum yaitu
terdapat pengaruh penerapan pendekatan open-ended terhadap kreativitas,
kemampuan pemecahan masalah matematika dan sikap. Dari simpulan umum
diperoleh simpulan-simpulan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh penerapan pendekatan open-ended terhadap kreativitas
matematika. Hasil penelitian menunjukkan analisis varians kpersamaan
regresi untuk pembelajaran dengan pendekatan open-ended yaemampuan
berpikir kreatif yaitu 141,71 lebih besar dari 3,92. Konstanta itu 7,547
sedangkan pembelajaran biasa 2,699. Secara deskriptif diperoleh
rata-rata kelompok eksperimen aspek fluency mengalami peningkatan 1,73,
aspek flexibility mengalami peningkatan 0,50, aspek elaboration
mengalami peningkatan 1,15, aspek originality mengalami peningkatan
1,42, untuk keseluruhan aspek mengalami peningkatan 4,80. Sedangkan
kelompok kontrol aspek fluency mengalami peningkatan 0,613, aspek
flexibility mengalami peningkatan 0,53, aspek elaboration mengalami
peningkatan 0,33, aspek originality mengalami peningkatan 0,88,
sedangkan keseluruhan aspek mengalami peningkatan 2,36.
2. Terdapat pengaruh penerapan pendekatan open-ended terhadap kemampuan
188
varians kemampuan pemecahan masalah 26,69 lebih besar dari 4,00.
Konstanta persamaan regresi untuk pembelajaran dengan pendekatan
open-ended yaitu 42,74 sedangkan pembelajaran biasa 22,18. Secara deskriptif
diperoleh rata-rata kelompok eksperimen aspek memahami masalah
mengalami peningkatan 12,50, aspek merencanakan pemecahan mengalami
peningkatan 12,50, aspek melakukan perhitungan mengalami peningkatan
12,40, aspek memeriksa kembali mengalami peningkatan10,10, sedangkan
keseluruhan aspek mengalami peningkatan 47,70. Sedangkan kelompok
kontrol aspek memahami masalah mengalami peningkatan 7,60, aspek
merencanakan pemecahan mengalami peningkatan 9,50, aspek melakukan
perhitungan mengalami peningkatan 9,80, aspek memeriksa kembali
mengalami peningkatan 10,10, sedangkan keseluruhan aspek mengalami
peningkatan 36,10.
3. Terdapat pengaruh penerapan pendekatan open-ended terhadap sikap siswa.
Hasil penelitian menunjukkan analisis varians sikap 4,93223 lebih besar dari
4,00. Konstanta persamaan regresi untuk pembelajaran dengan pendekatan
open-ended yaitu 76,59 sedangkan pembelajaran biasa 62,70. Secara
deskriptif diperoleh rata-rata kelompok eksperimen sikap mengalami
peningkatan 33,50, Sedangkan kelompok kontrol sikap peningkatan 17,30.
4. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan
kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah) terhadap
kemampuan kreativitas siswa. Hal ini ditunjukkan dengan perhitungan
dibandingkan dengan α = 0.05 atau P-value > α. Diinterpretasikan bahwa
siswa dengan kemampuan matematika sedang dan tinggi memperoleh
manfaat yang paling besar dalam pembelajaran dengan pendekatan
open-ended, jika dibandingkan dengan siswa berkemampuan rendah.
5. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan
kemampuan matematika siswa (tinggi, sedang, rendah) terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa. Hal ini ditunjukan dengan
perhitungan anova dua jalur didapat F= 1.427 dengan P-value = 0.244
lebih besar jika dibandingkan dengan α = 0.05 atau P-value > α.
Diinterpretasikan bahwa siswa dengan kemampuan matematika sedang dan
tinggi memperoleh manfaat yang paling besar dalam pembelajaran dengan
pendekatan open-ended, jika dibandingkan dengan siswa berkemampuan
rendah.
5.2 Implikasi
Fokus utama pada penelitian ini adalah menelaah pengaruh pembelajaran
melalui pendekatan open-ended terhadap tingkat kreativitas, kemampuan
pemecahan masalah matematika dan sikap siswa SMP Di Aek Kanopan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pendekatan open-ended secara signifkan
mempengaruhi kreativitas, kemampuan pemecahan masalah matematika dan
sikap siswa. Pembelajaran dengan menggunakan open-ended merupakan solusi
yang bijak bagi guru untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
190
pembelajaran adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan suatu
permasalahan yang memiliki metode atau penyelesaian yang lebih dari satu cara.
Pendekatan ini memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh
pengetahuan, pengalaman menemukan, mengenali dan memecahkan masalah
dengan beberapa teknik. Dalam prosesnya pembelajaran ini menggunakan
soal-soal open-ended sebagai alat pembelajarannya. Dalam pendekatan open-ended
terdapat keragaman dalam penyelesaian ataupun metoda penyelesaiannya. Karena
pendekatan ini memberi keleluasaan kepada siswa untuk mengemukakan jawaban
secara aktif dan kreatif, hal ini yang memungkinkan siswa membangun kreativitas
dalam menyelesaikan soal-soal yang dihadapinya sehingga tingkat kreativitas
siswa akan lebih baik. Dalam proses penyelesaian masalah dilakukan dalam
kelompok diskusi dengan teman sesama kelompok, dan mempresentasikan hasil
diskusi sehingga siswa berani mengemukan pendapat, bertanya atau, memberi
saran pada kelompok lainnya. Keterlibatan siswa secara langsung dalam proses
pembelajaran lebih menyenangkan, merasa dihargai, lebih bebas sehingga sikap
siswa lebih positif dan efektivitas pembelajaran dapat tercapai.
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam
meningkatkan mutu pendidikan karena sesuai dengan kondisi pendidikan
menengah saat ini. Berikut ini beberapa implikasi yang perlu mendapat perhatian
bagi guru sebagai akibat dari proses pembelajaran dengan pendekatan open-ended
anatara lain:
1. Mampu mempengaruhi kreativitas, kemampuan pemecahan masalah
2. Mampu mempengaruhi sikap siswa terhadap objek matematika menjadi lebih
positif.
3. Diskusi yang merupakan salah satu sarana bagi siswa untuk meningkatkan
kemampuan kreativitas, kemampuan pemecahan masalah dan sikap siswa,
karena kegiatan diskusi mampu menimbulkan suasana belajar yang dinamis,
demokratis dan dapat menumbuhkan rasa senang terhadap matematika.
4. Peran guru sebagai teman dalam belajar, motivator, mediator dan fasilitator
membawa konsekuensi bagi guru mengetahui kelemahan dan kekuatan dari
bahan ajar serta karakteristik siswa. Jika hal ini dilakukan berkesinambungan
dan disosialisasi kepada sesame guru maka akan member dampak positif
terhadap perkembangan pendidikan dimasa yang akan dating.
5.3. Saran
Dalam melaksanakan penelitian pembelajaran dengan pendekatan
open-ended yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran terdapat hal-hal penting
untuk diperhatikan dan dilakukan perbaikan. Untuk itu peneliti menyarankan
beberapa hal berikut :
1. Guru matematika
a. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended pada pembelajaran
matematika yang menekankan kemampuan berpikir kreatif, pemecahan
masalah matematika dan sikap siswa dapat dijadikan sebagai alternatif
dalam melaksanakan pembelajaran matematika yang innovatif dan m
192
b. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan dapat dijadikan acuan untuk
perbandingan bagi guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran
matematika yang pembelajarannya dengan pendekatan open-ended pada
pokok bahasan prisma dan limas atau pokok bahasan yang lain.
c. Guru diharapkan senantiasa berusaha menambah wawasan tentang
teori-teori pembelajaran, pendekatan, dan model pembelajaran yang innovatif
agar dapat melaksanakannya dalam pembelajaran matematika sehingga
pembelajaran biasa dapat ditinggalkan sebagai upaya peningkatan proses
belajar siswa yang melibatkan siswa secara aktif dan kratif serta belajar
yang bermakna.
2. Lembaga Pendidikan
a. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended dengan menekankan
kemampuan kreativitas dan pemecahan masalah matematika masih sangat
asing bagi guru maupun siswa, oleh karenanya perlu disosialisasikan oleh
sekolah atau lembaga terkait dengan harapan dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa, khususnya meningkatkan kemampuan berpikir
kreatif, pemecahan masalah matematika, dan sikap siswa.
b. Pembelajaran dengan pendekatan open-ended dapat dijadikan sebagai
salah satu alternatif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif,
pemecahan masalah matematika dan sikap siswa pada pokok bahasan
prisma dan limas sehingga dapat dijadikan masukan bagi sekolah untuk
dikembangkan sebagai strategi pembelajaran yang efektif untuk pokok
3. Peneliti
a. Melakukan penelitian lanjutan yang mengkaji aspek lain secara terperinci
dan benar-benar diperhatikan kelengkapan pembelajaran agar aspek yang
belum terungkap dalam penelitian ini diperoleh secara terungkap secara
maksimal
b. Proses meringkas atau merangkum untuk mendapatkan kesimpulan
konsep matematis yang telah dipelajari dan dilanjutkan dengan evaluasi
untuk memperkuat pemahaman sebaiknya dilakukan pada pembelajaran
setiap materi yang diajarkan.
c. Untuk peneliti lanjutan dengan pembelajaran dengan pendekatan
open-ended dalam meningkatkan kemampuan matematika dapat melakukan dalam jumlah sampel yang lebih banyak, yang berasal dari satu atau
194
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktek. Edisi Revisi
V. Jakarta: Rineka Cipta.
Badger, E. dan Brenda, T. (1992). “Open-Ended Question in Reading” Practical
Assessment, Research & Evaluation. 3 (4)
Berenson, B.S. dan Garter, G.S. (1995). “Changing Assessment Practices”. School
Science Mathematics. 95 (4).
Baroody, A.J. (1993), Problem Solving, Reasoning and Communicating, K-8
(Helping Children Think Mathematically), New York Mac Milan: Publishing Company.
CBN Channel, (2006), Menstimulasi Kreativitas Anak,
wap.cbn.net.id/News@CyberWomenNewsno=1173&kategori=Moher=Kat
nama=CyberWomen-12k.
Cropley, A.J (1992). More Ways than One: Fostering Creativity. Norwood, New
Jersey: Ablex Publishing Co.
Departemen Pendidikan Nasional (2001). Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Diknas.
Departemen Pendidikan Nasional (2006). Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Matematika. Jakarta: Diknas.
Djaali, H,(2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Djunaedi D., (2005), Memacu Kreativitas Siswa dalam Belajar,
http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0205/24/1106.htm. Fajar
Shadig, (2008)
Feldmann, M.B. (2001). Open-Ended Math Project. EDU658. [Online]. Tersedia:
Http://www.nku.edu/~mathed/fifthgradeproblp.pdf.
Grai, D. (2000). Creativity and Mathematics [Online]. Tersedia:
Hancock, C.L (1995). “Enhancing Mathematics Learning with Open-Ended
Questions.”Assessment Standard for School Mathematics. 86 (9)
Hasrattudin, (2009). Prosiding Konferensi Nasional Pendidikan Matematika III. UNIMED. [ Medan, 23-25 Juli 2009]
Harris, R. (1998). “Introduction to Creative Thinking”[Online]. Tersedia:
http://www.Virtualsalt.com [20 Desember 2004].
Hashimoto, Y. (1997). “The Method of Fostering Creativity through
Mathematical Problem Solving.” ZDM: International Reviews on
Mathematical Education. 29 (3), 86-87
Haylock, D.W. (1997). “Recognising Mathematical Creativity in Schoolchildren”. ZDM: International Reviews on Mathematical Education. 29 (3), 68-73
Hu, Weiping dan Adey, Philip (2002). “A Scientific Creativity Test for Secondary
School Students.” International Journal of Science Education. 24 (4),
389-403
Hudojo, H., (2002), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika,
Universitas Neger Malang, Jakarta.
I Gusti Ngurah Japa, (2008) Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
(JPPP), Lembaga Penelitian Undiksha.
http://www.freewebs.com/santyasa/Lemlit/PDF_Files/PENDIDIKAN/APRIL_2008/ IGN_Japa.pdf.
Kartiko, S., (2009). Analysis of Covariance (ANACOVA). Program Studi
Statistika FMIPA- Universitas Gajah Mada.
Karnoto (1996). Mengenal Analisis Tes (Pengantar ke Program Komputer
ANATES). Bandung: FIP IKIP Bandung. Ma, 1997
Marzuki, A.(2006). Implementasi Pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning) Dalam Upaya meningkatkan kemampuan Koneksi dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa. Tesis tidak diterbitkan. Bandung PPS Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Mina, E., (2006), Pengaruh Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan
Open-Ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematika Siswa, Tesis PPS UPI, Bandung.
Munandar, S.C.U. (1999) Kreativitas dan Keberbakatan, Strategi Mewujudkan
196
Munandar (1992) (
http://www.masbied.com/2010/03/20/meningkatkan-kreativitas-anak-dalam-belajar-matematika)
Munandar, S.C.U., Munandar A.S. dan Semiawan, C. (1990). Memupuk
Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. Jakarta: PT. Gramedia.
NCTM, (1997). The Open-Ended Approach: A New Proposal For Teaching
Mathematics. Reston, Virginia.
Nohda, N. (2000). “Learning and Teaching through Open-Ended Approach
Methods,” dalam T. Nakahara dan M. Koyama (Eds). Proceeding of the
24th of the International Group for the Psychology of Mathematics Education. Hiroshima: Hiroshima University.
Nohda, N (2001). A study of Open-Approach Method in School Mathematics Teaching-Focusing on Mathematical Problem Solving Activities [Online]
Tersedia: http://www.nku.edu/~Sheffeld/wga1.htm [ 25 September 2005).
Nugroho, (2003), Meningkatkan Koneksi Matematika Siswa Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama dengan Metode Inkuiri, http://www.pikiran-rakyat.com/edu /2003/1385.htm.
Nurdin, (2006), Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,
http://www.depdiknas.go.id/jurnal/63/editorial%20J63.htm.
Oakley, (2004), A Theory Of Education, Ithaca: Cornell University Press
Parwati, (2005).
Panjaitan, A.(2008). Evaluasi Pembelajaran. Medan: Pascasarjana UNIMED.
Pehkonen, E. (1992). “Using Problem-Field as a Method of Change". Mathematics Educators. 3 (1), 3-6
Pehkonen, E (1997). “Fostering Mathematical Creativity”. International Review
on Mathematical Education. 29 (3) [Online]. Tersedia; http://www.fiz-kar/sruhe.de/fiz/publications/zdm973a.html
Pehkonen, E. (1995). “On Pupil’s Reactions to the Use Open-Ended Problem in
Mathematics”. Nordic Studies in Mathematics Education 3 (4), 43-57
Poincare, H. (1952). “Mathematical Creation,” dalam B. Ghiselin (Ed..), The