PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TS-TS)
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR MATA PELAJARAN DASAR KOMPETENSI KEJURUAN TEKNIK GAMBAR
BANGUNAN (DKKTGB) PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
SMK NEGERI 3 SIBOLGA TAHUN AJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH :
BOY PANCE SIMANUNGKALIT NIM. 508 311 011
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
FAKULTAS TEKNIK
i
ABSTRAK
Boy Pance Simanungkalit, Nim. 508311011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Belajar Mata Pelajarnan Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar Bangunan (DKKTGB) Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 3 Sibolga Tahun Ajaran 2013/2014. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar mata pelajarnan Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar Bangunan (DKKTGB) pada siswa kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 3 Sibolga melalui model pembelajaran koopetarif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa 31 orang.
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus pada siklus I terdiri dari dua kali pertemuan dan siklus II terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observating), dan refleksi (reflecting). Teknik pengumpulan data dengan observasi dan tes hasil belajar.
ii
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang lebih mulia yang dapat penulis katakan selain
mengucapkan Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan
karunia-Nya, yang memberikan penulis kesehatan dan kesempatan sehingga penulis dapat
menyusun skripsi yang berjudu Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Two Stay Two Stray (TS-TS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas
Belajar pada Mata Pelajarnan Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar
Bangunan (DKKTGB) Pada Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar
Bangunan SMK Negeri 3 Sibolga Tahun Ajaran 2013/2014 dapat diselesaiakan.
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagai persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Pendidikan Teknik
Bangunan-Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari yang diharapkan dalam teknik penulisan maupun materi dalam materi,
akan tetapai berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis dengan segala ketulusan
hati dan penuh penghargaan mengucapkan banyak terima kasih kepada:
Dalam proses penyusunan proposal ini, penulis banyak mendapat
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik materi, dukungan moril dan
imformasi. Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terima ksasih
iii
1. Drs. Nono Sebayang, ST., M.Pd, sebagai Ketua Program Studi Jurusan
Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan
dan sekaligus sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan
arahan, bimbingan dan masukan yang sangat bermamfaat selama
penulisan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Tunggul Tambunan, ST.,M.Si, Bapak Drs. Sempurna
paranginangin, M.Pd, Bapak Drs. Edim Sinuraya. ST. M.Pd selaku
narasumber yang telah memberikan banyak saran dan masukan demi
perbaikan skripsi ini.
3. Drs. Asri Lubis ST.,M.Pd, sebagai ketua jurusan Pendidikan Teknik
Bangunan Universitas Negeri Medan.
4. Drs. Tunggul Tambunan, ST.,M.Si, sebagai dosen pembimbing akademik,
yang memberikan arahan-arahan dalam masalah perkuliahan.
5. Prof. Dr. Abdul Hamid K. M.Pd, sebagai Dekan Fakultas Teknik
6. Kepada kepala sekolah dan beserta staf guru SMK NEGERI 3 SIBOLGA
yang telah memberikan izin untuk melakukan observasi dan penelitan.
7. Kedua Orang Tua penulis Drs. Pandapotan Simanungkalit dan Roslince
Sihombing A.Md yang telah banyak memberikan materi, nasehat dan
bimbingan serta mengajari selalu untuk bersyukur kepada Tuhan.
8. Tidak lupa penulis berterima kasih kepada kakek dan sekaligus mantan
dosen penulis Drs. Halomoan Silalahi yang memberikan banyak
bimbingan dan arahan pada waktu kuliah dan penulisan skripsi ini.
9. Abang Rio Andra Simanungkalit ST. Spd, kaka Ipar Kunera Lastika
iv
penulis Lilis Handayani Simanungkalit S.Pd, Rovina Simanungkalit
Am.Keb , Lamhisar Simanungkalit dan Suganda Putra Simanungkalit.
10.Kekasih penulis Agnes Elisabet Tarihoran S.Sos yang telah memberikan
motifasi dalam penulisan skripsi ini.
11.Mantan Kekasih penulis Bernadeth Yunietha Simanjuntak S.Kep. Ners,
yang telah memberikan sumbangan pinjaman laptop dalam penulisan
skripsi ini.
12.Rekan-rekan mahasiswa Teknik Bangunan stambuk 2008 dan para
senior-senior yang banyak memberikan informasi dan masukan demi
penyempurnaan laporan ini.
Penenulis berusaha menyelesaiakan skripsi ini dengan semaksimal
mungkin. Namun penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi isi
maupun teknik penulisan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan
saran yang membangun untuk perbaikan. Akhir kata semoga skirpsi ini berguna
bagi setiap pembacanya.
Medan, September 2013 Penulis
v
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ……….……… i
KATA PENGANTAR………... ii
DAFTAR ISI …...……… v
DAFTAR TABEL .……… viii
DAFTAR GAMBAR………... ix
DAFTAR LAMPIRAN ……… x
BAB I. PENDAHULUAN ……… 1
A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Identifikasi Masalah ………... 11
C. Pembatasan Masalah ………. 12
D. Rumusan masalah ………... 12
E. Tujuan penelitian ……… 13
F. Manfaat penelitian ……….. 13
BAB 11. KERANGKA TEORITIS………. 15
A. Hakikat Hasil Belajar DKKTGB………. 15
1. Hakekat Belajar ..………18
2. Hakekat Hasil Belakar………. 18
3. Cara Penilaian Hasil Belaja………. 23
B. Hakekat Aktivitas Belajar DKKTGB……… 26
1. Karakteristik Aktivitas Belajar ………29
2. Faktor-faktor Yang Memepengaruhi Aktivitas Belajar……… 31
3. Cara Penilaian Aktivitas Belajar………. 32
vi
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ……… 35
2. Model Pembelajaran Kooperatif TS-TS………. ………….... 42
2.1. Pengertian Pembelajaran Two Stay Two Stray……….…… 42
2.2. Ciri-ciri dan Prinsip Penggunaan Two Stay Two Stray………… 43
2.3. Kelebihan dan Kekurangan Two Stay Two Stray………….…… 44
2.4. Cara Mengevaluasi Two Stay Two Stray……….…… 46
B. Penelitian Yang Relevan ……… 51
C. Materi Pelajaran DKKTGB……… 54
D. Kerangkan Berpikir ……… 65
E. Hipotesis Tindakan ……… 66
BAB 111. METODOLOGI PENELITIAN ……… 68
A. Tempat dan Waktu penelitian ……… 68
B. Subyek Penelitian ……… 68
C. Defenisi Operasional ……….. 68
D. Prosedur Penelitian ……… 69
E. Kegiatan Penelitian ……… 71
F. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ……… 80
1. Tes ……….. 80
2. Observasi ……… 81
3. Uji Coba Instrumen Penelitian ……… 83
vii
H. Teknik Analisis Data……… 88
I. Indikator Kinerja………. 89
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN…. ……… 91
A. Siklus Pertama (Dua Pertemuan)……… 91
1. Perencanaan (Planing)………... 91
2. Pelaksanaan (Akting)……… 91
3. Tahap Pengamatan (Observation)……….. 94
3.1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I……….. 94
3.2. Hasil Belajar Siswa Siklus I……….. 96
4. Tahap Refleksi dan Perencanaan Ulang……… 99
B. Siklus Kedua (Dua Pertemuan) ……… 100
1. Perencanaan (Planing)………..……. 100
2. Pelaksanaan (Akting)……….. .. 100
3. Tahap Pengamatan (Observation)………. 101
3.1. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II………101
3.2. Hasil Belajar Siswa Siklus II………103
4. Tahap Refleksi dan Perencanaan Ulang……… ..105
C. Uji Hipotesis Penelitian ……….. 109
D. Temuan Penelitian ……… 110
E. Keterbatasan Penelitian……… 111
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …..……… 112
A. Kesimpulan……… 112
B. Saran……….. 112
DAFTAR PUSTAKA ……… 114
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan
datang (UUR.I.N0. 2 Tahun 1989, Bab I, Pasal I). Dengan pendidikan manusia
dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya, yaitu mengubah tingkah laku ke
arah yang lebih baik. Pendidikan juga dapat mencetak manusia menjadi sumber
daya yang handal dan terampil. Perubahan tingkah laku tersebut merupakan suatu
rangkaian kegiatan komunikasi yang dilakukan antar manusia dengan pendidikan
sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh dalam bidang
keterampilan. Selain itu dalam dunia pendidikan, proses belajar mengajar
merupakan proses yang merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan.
Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap, mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pendidikan harus mampu mempersiapkan warga negara agar dapat berperan aktif
dalam seluruh lapangan kehidupan, cerdas, aktif, kreatif, terampil, jujur,
berdisiplin dan bermoral tinggi, demokratis dan toleran dengan mengutamakan
2
Pendidikan yang berkualiatas mempersiapkan manusia Indonesia untuk
mampu bersaing, bermitra dan mandiri atas jati dirinya guna menghadapi era
globalisasi. Era globalisasi menuntut kualitas sumber daya manusia yang tangguh,
kreatif, dan mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sejalan
dengan tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yakni :
1. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta
mengembangkan sikap professional,
2. Menyiapkan siswa agar mampu memiliki karier, mampu berkompetensi
dan mampu mengembangkan diri,
3. Menyiapkan tenaga kerja menegah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industry pada saat ini maupun pada saat yang akan dating, dan
4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga Negara yang produktif, adaptif dan kreatif (Anonymous, 2008).
Dari tujuan diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan SMK adalah
menyiapkan sisiwa agar dapat memasuki dunia kerja dan memiliki kemampuan
yang baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, UNESCO dalam Wina sanjaya (2006)
telah mengemukakan empat pilar pembelajran yang terdiri dari learning two
know/learning to learn (belajar yang tidak hanya berorientasi pada produk atau
hasil, tetapi harus berorientasi kepada proses), learning to do (belajar untuk
berbuat), learning to be (belajar untuk mengaktualisasikan diri sendiri), learning
to live together (belajar untuk bekerja sama). Keempat pilar tersebut perlu
dikembangkan dilembaga formal termasuk di SMK dalam upaya mewujutkan
pendidikan yang bermutu.
Keempat pilar tersebut memang sangat berpengaruh dalam pendidikan
khususnya di SMK. Terlebih pada pilar learning to do (belajar untuk berbuat).
Kenapa ? Karena pada pilar learning to do, belajar bukan sekedar mendengar dan
3
dengan tujuan akhir penguasaan kompetensi yang sangat diperlukan dalam era
persaingan global. Dengan demikian, learning to do, adalah proses pembelajaran
untuk memberikan sebuah pengalaman, tidak sekedar menerima pelajaran
melainkan malakukan sesuatu yang mampu memberikan atau melatih skill siswa.
Dalam pembelajaran siswa berperan aktif sebagai pembelajar dan fungsi guru
lebih sebagai fasilitator dan dinamisator. Sasaran adalah siswa diharapkan mampu
berpikir kritis, analitis dan argumentative serta tidak membosankan.
Selanjutnya untuk dapat mewujutkan learning to do tersebut di dalam
kelas, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah guru seharusnya lebih kreatif
dalam menyajikan pelajaran yang mampu merangsang siswa untuk lebih aktif
dalam mengikuti proses belajar mengajar didalam kelas. Salain itu guru sebaiknya
melatih kemampuan-kemampuan yang dimikili siswa, baik itu kemampuan yang
sudah muncul dalam diri siswa ataupun yang masih tersimpan karena takut
mengeluarkannya, salah satunya contohnya adalah kemampuan berkomunikasi
dan berani mengeluarkan pendapatnya di depan kelas.
Pada kenyataan yang terjadi di lapangan tidak jarang guru cenderung
mengabaikan mengabaikan pilar tersebut. Guru hanya berorientasi pada hasil yang
ingin dicapai dalam kelas, yaitu nilai yang diperoleh siswa baik. Guru juga juga
selalu berfikir hanya untuk menghabiskan kontrak belajar atau materi ajar yang
ditetapkan disekolah tersebut tampa menghiraukan atau memperhatikan proses
belajar yang disajikan guru tersebut di dalam kelas. Selain itu dalam penyajian
pembelajaran, guru sering tidak menciptakan sebuah suasana yang dampak dapat
4
bias mendengar ceramah-ceramah guru dan mencatat setiap catatan yang
diberikan oleh guru.
Banyak yang dapat dilakukan guru untuk bisa memunculkan pilar
tersebut dalam proses pembelajaran, salah satunya pimilahan model pembelajaran
yang baik. Dengan pemilihan model pembelajaran yang baik diharapkan siswa
dapat menerima pelajaran secara optimal. Di dalam sebuah makalah tentang
Model-Model Pembelajaran Efektif Dalam Implementasi KTSP dituliskan bahwa
pada umumnya seorang itu dapat menerima pelajaran 10% dari apa yang dibaca,
20% dari apa yang didengar, 30% dari apa yang dilihat, 50% dari apa yang di lihat
dan didengar, 70% dari apa yang dikatakan, dan 90% dari apa yang dikatakan dan
dilakukan (Yuniar, 2008). Selanjutnya dapat dibayangkan apa yang terjadi jika
seorang guru terlalu banyak atau hanya menggunakan metodel ceramah saja
dalam proses belajar mengajar tampa memberikan variasi-variasi pada kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan di dalam kelas.
Sebagian besar siswa beranggapan bahwa belajar adalah suatu aktifitas
yang sangat membosankan dan kurang menyenangkan, hal ini disebapkan siswa
hanya harus duduk dengan rapi, mendengarkan dan mengikuti pelajaran yang
disajikan oleh guru. Kegiatan seperti ini sudah dianggap siswa sebagai rutinitas
yang garus dilakukan siswa setiap hari. Bukan tidak jarang siswa menganggap
bahwa belajar belajar merupakan salah satu beban hidup mereka bukan sebagai
proses untuk memperdalam ilmu. Untuk itu guru diharapkan guru berupaya
membangkitkan partisipasi siswa agar siswa lebih bias aktif dan kreatif dalam
5
Rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar
merupakan hal yang sangat sering ditemukan dan merupakan hal yang dapat
menghambat ketercapainya proses pembelajaran. Sikap siswa yang pakum dan
pasif pada proses belajar mengajar dapat mengakibatkan beberapa hal yang dapat
merugikan pihak siswa itu sendiri. Bagi siswa selain kurang terlatihnya
kemampuan dalam berpendapat hal ini mengakibatkan kejenuhan dalam belajar,
atau bahkan berdampak pada kurangnya ilmu pengetahuan disampaikan oleh guru
pada siswa itu sendiri saat proses belajar mengajar.
Dilain pihak guru juga akan merasakan suatu keganjilan dalam proses
belajar mengajar dikarenakan pencapaian yang masih kurang maksimal, selain itu
guru merasa ragu apakah materi yang diberikan sudah dapat diterima siswa serta
dimengerti oleh siswa. Bagi guru hal ini sangat membutuhkan dorongan-dorongan
disaat penyampain materi, yakni berupa motivasi, pertanyaan-pertanyaan,
pendapat-pendapat, atau belajar nyata (yang berkaitan dengan masyarakat/
sekitar).
Dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan yang berkualitas pemerintah
Indonesia telah melakukan perubahan. Kunandar (2007:55) menyatakan
pentingnya suatu perubahan, dimana perubahan-perubahan yang telah dilakukan
diantaranya: (1) Peningkatan kualitas guru, (2) Perbaikan metode pembelajaran,
(3) Penyediaan bahan-bahan pembelajaran, (4) Pengembangan media-media
pendidikan, dan (5) Pengadaan alat-alat laboratorium. Namun berbagai usaha
yang telah dilakukan pemerintah, pihak sekolah masih mengalami kesulitan untuk
mencapai tingkat keberhasilan pendidikan. Salah satu masalah masalah yang
6
Dalam hal ini SMK dibekali dengan Kompetensi Kejuruan sesuai jurusan
masing-masing, dimana salah satu salah satu dari Kompetensi Kejuruan tersebut
adalah Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung (MIBG). Mengidentifikasi Ilmu
Bangunan Gedung (MIBG) adalah penguasaan pada penguasaan toeritis,
keterampilan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembuatan maupun perbaikan
bangunan. Dalam penyelenggaraan pembangunan gedung harus ekonomis dan
memenuhi persyaratan tentang bahan, konstruksi maupun pelaksanaannya.
Mengidentifikasi Ilmu Bangunan Gedung merupakan ilmu yang membutuhkan
banyak hapalan dan dapat membaca gambar karena dalam mata pelajaran ini
siswa diajarkan mempelajari dasar-dasar mengenai perencanaan dan pelaksanaan
dalam pembuatan dan perencanaan bangunan, serta mata pelajaran ini merupakan
mata pelajaran dasar yang sangat penting untuk dapat dipelajari siswa SMK
program keahlian Teknik Gambar Bangunan. Untuk itu perlu keseriusan dari
siswa untuk lebih giat dan termotivasi untuk mempelajari mata perlajaran Ilmu
Bangunan Gedung. Semakin banyak siswa dapat mencapai tingkat pemahaman
dan penguasaan materi, makan semakin tinggi keberhasilan dari pengajaran
tersebut.
Berdasarkan tiga sumber informasi yang didapat dari sekolah, yakni;
analisis dokumen (DKN), wawancara dengan guru mata diklat, dan observasi
yang dilakukan pada tangal 12 dan 13 November 2012 dikelas X program
keahlian gambar bangunan SMK Negeri 3 Sibolga. Menunjukkan pembelajaran di
kelas masih berpusat pada guru atau teacher center artinya, guru menjelaskan
materi di depan kelas dengan metode ceramah. Dimana aktivitas guru sebagian
7
duduk mendengarkan, mencatat materi yang disampaikan guru, sehingga siswa
tidak termotivasi untuk berperan aktif dalam belajar dan menemukan pengalaman
sendiri.
Dalam proses pembelajaran tersebut, siswa masih kurang berperan aktif
dalam proses belajar dan bayak juga siswa yang tidak berani menjawab maupun
mengajukan pertanyaan pada guru, hal ini berdampak pada saat guru memberikan
pertanyaan hanya beberapa siswa yang berani untuk menjawab dan ketika guru
memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya, sebagian besar siswa
memilih untuk diam, karena itu tidak terjadinya interkasi yang baik pada proses
belajar mengengajar tersebut. Akibatnya beberapa siswa ada yang bercanda
dengan teman, ada siswa yang mengantuk dan melamun. Interaksi antar siswa dan
antara guru dengan siswa relatif masih kurang. Hal ini menunjukkan sikap dan
motivasi siswa dalam pembelajaran masih rendah dan akibat nya penguasaan
materi pada saat proses belajar masih rendah.
Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil tes belajar mata palajaran Dasar
Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar Bangunan (DKKTGB) dasar kompetensi
(MIBG) belum optimal sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang
di tetapkan sekolah yaitu 70. Berikut daftar kumpulan nilai akhir semester mata
pelajaran MIBG kelas X program keahlian teknik gambar bangunan 3 tahun
terkahir yaitu Tahun Ajaran 2009/2010, 2010/2011 dan 2011/2012, diperoleh
8
Tabel 1. Daftar Hasil Belajar Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar Bangunan Semester Ganjil SMK Negeri 3 Sibolga Kelas X.
T.A NILAI Absolut %
Dari tabel di atas dapat dilihat hasil belajar DKKTGB masih rendah pada 3
tahun terakhir yaitu pada Tahun Ajaran 2009/2010 dengan persentase (34,48%
belum tuntas, 20,68% tuntas, 27,58% baik, 17,24% sangat baik ), Tahun Ajaran
2010/2011 dengan persentase (50% belum tuntas, 46,66% tuntas, 3,34% baik dan
0% sangat baik) dan pada Tahun Ajaran 2011/2012 dengan persentase (25%
belum tuntas, 41,66% tuntas, 25% baik dan 8,33% sangat baik).
Berdasarkan KKM mata palajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik
Gambar Bangunan (DKKTGB) dasar kompetensi (MIBG) kelas X SMK Negeri
9
Selanjutnya dapat juga diketahui secara klasikal dapat tercapai, dilihat dari
persentase siswa yang sudah tuntas dalam belajar dapat dirumuskan Presentase
Ketuntasan Klasikal (PKK) = x 100.
Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar, jika kelas mencapai ≥ 75% maka
ketuntasan belajar secara klasical telah tercapai (Suryosobroto, 2009:64). Dari
hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, diperoleh data hasil belajar
DKKTGB masih rendah, diamana masih terdapat siswa yang belum mencapai
KKM, hal ini dikarenakan rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam proses belajar
mengajar sehingga hasil belajar juga rendah.
Di sisi lain menurut Windura (2008) rendahnya hasil belajar ditentukan
oleh berbagai faktor antara lain: (1) tidak konsentrasi, (2) tidak paham apa yang
dipelajari, (3) mudah lupa, (4) jenuh, (5) belajar monoton dan individual.
Kemampuan belajar siswa yang rendah dapat mempengaruhi rendahnya
hasil belajar siswa. Guru yang tidak memperhatikan kemampuan siswa dalam
mempelajari ilmu yang mendasari pembelajaran yang akan dilanjutkan pada
pembelajaran yang berkesinambungan. Kemungkinan akan menjadi hal yang
kurang baik jika siswa tidak diatasi untuk memahami pengetahuan dasar yang
akan digunakan pada pembelajaran selanjutnya.
Dari pendapat tersebut diatas, siswa yang cenderung pasif di kelas akibat
dari kekurang pahamannya terhadap apa yang dipelajari. Hal ini akibat proses
belajar mengajar masih masih berpusat pada guru, sedangkan siswa hanya
10
mencerna materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Akibatnya siswa menjadi
pasif dan kurang termotivasi dalam proses belajar mengajar.
Berdasarkan kondisi yang dikemukakan di atas, maka perlu diterapkan
model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sejalan dengan
observasi yang telah dilakukan bahwa model pembelajaran yang dilakukan oleh
guru masih berpusat kepada guru sehingga kegiatan belajar mengajar belum
menekankan keaktifan dan partisipasi siswa, sehingga siswa tidak termotivasi
untuk berperan aktif dalam belajar dan menemukan pengalaman dalam belajar.
Sesuai dengan kenyataan di atas penulis menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe two stay two stray dalam proses pembelajara. Model Two Stay Two
Stray (TS-TS) ini merupakan model pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray (TS-TS) yang
dikembangkan oleh Spencer Kagan pada tahun 1992, yaitu model pembelajaran
kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan
hasil dan informasi ke kelompok lain (Anita Lie, 2008:61). Dengan demikian
siswa belajar tidak hanya mendengar, guru tidak menerangkan saja. Namun,
memeningkatkan keaktifan siswa didalam proses belajar mengajar, sehingga dapat
memberikan pengaruh dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) diharapkan
proses pembelajaran nantinya akan menjadi lebih menarik, menyenangkan serta
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang meliputi aspek performance
guru, fasilitas pembelajaran dalam kelas, iklim kelas, sikap ilmiah siswa dan
11
Berdasarkan uraian di atas, penulis melakukan penelitian tindakan kelas
yang berjudul: “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) Untuk Meningkatkan Hasil belajar dan aktifitas belajar Mata Pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar Bangunan (DKKTGB) pada kelas X Progran Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 3 Sibolga Tahun Ajaran 2013/2014".
B . Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi pokok-pokok masalah
sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih bersifat
kompensional, yaitu pembelajaran yang menggunakan metode ceramah
sehingga proses belajar mengajar berpusat pada guru atau teacher center.
2. Penerapan model pembelajaran di kelas belum Variatif.
3. Siswa cenderung pasif dan kurang tertarik mempelajari Ilmu Bangunan
Gedung pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Gamabar
Bangunan (DKKTGB).
4. Rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan
Teknik Gambar Bangunan (DKKTGB).
5. Kurangnya minat belajar mengakibatkan aktivitas belajar siswa menurun,
khususnya pada pada mata pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik
Gamabar Bangunan (DKKTGB).
6. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray
(TS-TS) diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran
12
C . Pembatasan Masalah
Guna memberi ruang lingkup yang jelas dan terarah, mengingat begitu
luas dan kompleksnya permasalahan, maka perlu dibuat suatu pembatasan
masalah yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian ini difokuskan untuk meningkatkan hasil belajar pada mata
pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar Bangunan
(DKKTGB) kelas X SMK Negeri 3 Sibolga Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Penelitian ini hanya dilaksanakan untuk materi pembelajaran
mengidentifikasi ilmu bangunan gedung pada sub kompetensi menentukan
jenis pondasi yang tepat untuk bangunan sesuai dengan jenis tanahnya.
3. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X program keahlian teknik
gambar bangunan SMK Negeri 3 Sibolga Tahun Ajaran 2013/2014.
D . Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan diatas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penerapan pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar Kompetensi
Kejuruan Teknik Gambar Bangunan (DKKTGB) kelas X SMK Negeri 3
Sibolga ?.
2. Apakah penerapan pembelajaran Two Stay Two Stray (TS-TS) dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Dasar
Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar Bangunan (DKKTGB) kelas X
13
E . Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah seperti yang disebutkan di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh penerpan pembelajaran Two Stay Two Stray
(TS-TS) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Dasar
Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar Bangunan (DKKTGB) kelas X
SMK Negeri 3 Sibolga.
2. Untuk mengetahui pengaruh penerpan pembelajaran Two Stay Two Stray
(TS-TS) terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Dasar
Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar Bangunan (DKKTGB) kelas X
SMK Negeri 3 Sibolga.
F . Manfaat Penelitian.
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat kepada :
1. Bagi siswa: Sebagai model pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar.
2. Guru
a. Untuk memperbaiki pembelajaran, perbaikan ini akan menimbulkan
rasa puas bagi guru karena sudah melakukan sesuatu untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Untuk dapat berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan sendiri dan membuat guru lebih percaya diri.
c. Sebagai bahan informasi untuk memilih alternative dan model
pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan serta
meningkatkan kompetensi guru dalam merancang atau mendesain
14
3. Sekolah: Sebagai masukan dalam pembinaan dan peningkatan mutu
pendidikan.
4. Penulis: Dapat memberikan pengalaman langsung kepada penulis dalam
pembelajaran dikelas dan dapat menerapkannya sebagai calon
112 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan,
yaitu :
1. Rata-rata hasil belajar siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran
Koperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) adalah mengalami peningkatan,
yaitu dari siklus I dengan rata-rata 68,27 meningkat menjadi 85,60 pada siklus
II. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran Koperatif tipe Two Stay
Two Stray (TS-TS) dapat mengkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
menggambar teknik dasar kelas X Program Keahlian Teknik Gambar
Bangunan SMK Negeri 3 Sibolga Tahun Ajaran 2013/2014.
2. Penerapan model pembelajaran Koperatif tipe Two Stay Two Stray (TS-TS)
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran DKKTGB.
Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa pada siklus I dengan penilaian
69,38% mengalami peningkatan pada siklus II yaitu dengan nilai rata-rata
82,03%.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, disarankan bahwa:
1. Bagi guru menggambar teknik dasar yang ingin menerapkan Koperatif tipe
Two Stay Two Stray (TS-TS) sebaiknya benar-benar mengawasi siswa dalam
113
masalah dalam proses diskusi akan malas dan kurang kerjasama antar sesama
kelompok.
2. Bagi para peneliti yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe Two Stay Two Stray (TS-TS), untuk lebih memperhatikan penggunaan
alokasi waktu yang tepat sesuai dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.
3. Karena kegiatan ini sangat bermamfaat khususnya bagi guru dan siswa, maka
diharapkan kegiatan ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam
pelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Gambar Bangunan
(DKKTGB).
4. Sebaiknya guru mendorong keberanian siswa dalam menjawab dan
mengajukan pertanyaan.
5. Pada saat pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray (TS-TS) ini sebaiknya keaktifan siswa lebih diperhatikan lagi dan
114
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara ________________. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Darsono dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Dimyanti. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar & Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bachri. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Hamalik, Oemar.2002. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Heinz Frick. 1980. Ilmu Konstruksi Bangunan 1. Yogyakarta: Kanisiun
Hakim, Thursan, 2000. Belajar Secara Efektif. Jakarta : Puspa Swara
Kamus besar bahasa Indonesia pusat bahasa 2008. Jakarta : PT. gramedia pustaka utama.
Kunandar. 2007. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers
Key, Van der. http: jurnal evaluasi-kooperatif.TS-TS. blogspot.
Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana.
Lubis, Deni. D. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Pengetahuan Dasar Teknik Bangunan (PDTB) Di Kelas X Prpgram Keahlian Teknik Gambar Bangunana Smk Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi FAKULTAS TEKNIK. Unimed. Medan
Moedjiono dan Damyanti. 1991. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta: Grasindo
Pasaribu, Virgo. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Dalam Meningkatkan Aktifitas Dan Hasil Belajar Dasar Kompetensi Kejuruan Siswa Kelas X Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Smk Negeri 1 Lubuk Pakam. Skripsi FAKULTAS TEKNIK. Unimed. Medan
115
Sardiman, A.M. 2008. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada
______________. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Solihatin, Etin. 2008. Cooperatif Learning. Jakarta: Bumi Aksara Sudjana. 2002. Metode Statika, Tarsindo. Bandung
Suryadi, Ahcmad. www. jurnal-penelitian-makalah.co.id. diakses tanggal 19 Mei 2013 Suryabrata, Sumadi. 1991. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Suryosubroto. 2006. Proses Belajar-Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful Bahri, Djamarah. 2005. Guru dan Anak Didik. Jakarta: Rineka Cipta.
Slameto. 2003. Belajar Dan Factor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Asti