• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS METODE IMAGINATIVE LEARNING DIBANTU DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP PEMBELAJARAN KAIWA PADA MAHASISWA TINGKAT II JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UPI TAHUN AJARAN 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS METODE IMAGINATIVE LEARNING DIBANTU DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP PEMBELAJARAN KAIWA PADA MAHASISWA TINGKAT II JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UPI TAHUN AJARAN 2013/2014."

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

[Type text]

EFEKTIVITAS METODE IMAGINATIVE LEARNING DIBANTU DENGAN MEDIA

GAMBAR TERHADAP PEMBELAJARAN KAIWA PADA MAHASISWA TINGKAT II

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UPI TAHUN AJARAN 2013/2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh: Paryono 0807384

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

(2)

[Type text]

(3)

ABSTRAKSI

EFEKTIVITAS METODE IMAGINATIVE LEARNING DIBANTU DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP PEMBELAJARAN KAIWA PADA TINGKAT II JURUSAN

PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UPI TAHUN AJARAN 2013/2014

Paryono

0807384

Tujuan penelitian ini adalah adalah untuk meneliti bagaimana keefektifan penggunaan metode imaginative learning dibantu dengan media gambar pada pembelajaran kaiwa pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2013/2014.

Penelitian ini menggunakan metode “Pre-Experimental” dengan desain eksperimen yang digunakan adalah “One Group Pretest-Posttest Design”. Sampel atau sumber data penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan bahasa Jepang UPI Bandung tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 20 orang. Uji coba kegiatan pembelajaran kaiwa dengan menggunakan metode imaginative learning dilaksanakan selama tiga kali pertemuan.

Berdasarkan hasil dari pretest yang telah dilaksanakan, diketahui hasil rata-rata peserta didik adalah 3.05, sedangkan hasil dari post-test nilai rata-rata peserta didik adalah 4.00. Dari hasil tersebut diketahui ada peningkatan nilai rata-rata pada peserta didik sebesar 0.95. Berdasarkan perhitungan diperoleh thitung sebesar 6.013, dimana nilai tersebut lebih besar daripada nilai signifikansi ttabel 2.24 pada taraf 5% dan 3.25 pada taraf 1% pada nilai db=9. Berdasarkan dari hasil angket, peneliti dapat menyimpulkan bahwa permasalahan utama yang dialami peserta didik dalam proses penelitian adalah suasana kelas yang kurang kondusif, penguasaan kosakata yang kurang dan waktu yang relative singkat. Namun dari hasil angket juga dapat diketahui bahwa secara umum penggunaan metode imaginative learning pada pembelajaran kaiwa mendapatkan respon yang positif. Maka penggunaan metode imaginative learning dibantu dengan media gambar pada pembelajaran kaiwa pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2013/2014 dapat dikatakan efektif.

(4)

DAFTAR ISI

Abstraksi……… i

Abstraction……… ii

纏め………. iii

Sinopsis……….. iv

Kata Pengantar……….. xi

Daftar Isi……… xiv

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah……… 1

2. Rumusan dan Batasan Masalah……… 5

3. Tujuan Penelitian……….. 6

(5)

5. Anggapan Dasar Penelitian……….. 7

6. Hipotesi……….... 8

7. Metodologi Penelitian………...… 9

8. Sistematika Penulisan……… 12

BAB II LANDASAN TEORITIS 1. Efektivitas……….………….… 13

2. Imaginative Learning……… 14

a. Pengertian pembelajaran……… 14

b. Pengertian imajinasi……….. 17

c. Kelebihan imaginative learning……… 20

d. Kelemahan imaginative learning……… 21

e. Langkah-langkah metode pembelajaran imajinasi……….. 22

(6)

4. Media Sebagai Alat Bantu Pembelajaran……… 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Metode Penelitian……….. 38

2. Desain Penelitian……… 41

3. Sampling dan Penelitian……… 44

A. Tempat dan waktu penelitian……… 44

B. Populasi………. 44

C. Sampel……….. 45

4. Prosedur Sampling………. 45

5. Instrumen Penelitian……… 46

A. Tes……….. 47

B. Angket……… 54

(7)

1. Tahap awal……….. 56

2. Tahap pelaksanaan……….. 57

3. Tahap akhir………. 58

7. Teknik Pengolahan Data………. 58

8. Variabel Penelitian……….. 63

9. Tahap-tahap Penelitian……… 63

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 1. Laporan Eksperimen……… 66

2. Analisis Data……… 67

A. Analisis Data Tes……… 67

B. Pengolahan Data Angket……… 71

3. Pembahasan………. 81

(8)

1. Kesimpulan………. 86

2. Rekomendasi……… 88

DAFTAR PUSTAKA……… 90

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dimulai sejak dari dalam kandungan sampai akhir ayat, manusia memperoleh pendidikan dari berbagai macam sumber, baik orang tua, lingkungan, maupun sekolah adalah sumber-sumber seseorang untuk memperoleh pendidikan. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya dalam upaya memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkannya (KBBI, 1994:197). Sedangkan menurut UU. No 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS, yakni: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Hal tersebut pun sependapat dengan pernyataan John Dewey yang mengatakan, “Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia” (1917: 51).

(10)

informasi yang ingin disampaikan kepada orang lain. Oleh karena itu, mempelajari bahasa merupakan hal yang penting, salah satunya adalah mempelajari bahasa asing. Menghadapi era globalisasi, bahasa asing dapat digunakan untuk berkomunikasi dan menjalin kerjasama dengan orang-orang dari negara lain. Seperti halnya bahasa Inggris, dalam beberapa tahun belakangan ini bahasa Jepang juga telah mulai banyak digemari dan dipelajari di Indonesia sebagai bahasa asing.

(11)

berbicara, sedangkan keterampilan yang relatif sukar dan paling sukar adalah keterampilan membaca dan menulis.

Keterampilan berbicara sendiri merupakan keterampilan mengungkapkan pendapat atau pikiran dan perasaan kepada seseorang atau kelompok secara lisan, baik secara berhadap-hadapan ataupun dengan jarak jauh. Moris dalam Novia (2002) menyatakan bahwa berbicara merupakan alat komunikasi yang alami antara anggota masyarakat untuk mengungkapkan pikiran dan sebagai sebuah tingkah laku sosial.

Keterampilan berbicara atau khususnya kaiwa dalam bahasa jepang pada dasarnya akan dikuasai salah satunya karena bakat dan minat seseorang. Contohnya, yaitu jika seseorang memiliki bakat dan minat yang besar terhadap hal tersebut, maka dia akan pandai berbicara. Meskipun keterampilan berbicara sering dianggap hal yang mudah diantara keempat aspek keterampilan berbahasa, khususnya bahasa asing bagi peserta didik, namun untuk menguasai keterampilan tersebut, terutama dalam bahasa asing diperlukan konsentrasi tinggi. Tetapi pada kenyataannya keterampilan berbicara peserta didik hanya diterapkan pada teorinya saja, namun pada prakteknya masih dirasakan kurang efektif. Hal ini disebabkan karena pada saat pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Jepang, para peserta didik hanya difokuskan pada materi yang sebatas teori, sedangkan pada prateknya masih kurang.

(12)

dan kurang bervariasi, hal ini disebabkan sang pengajar hanya terfokus pada buku teks saja. Dalam dunia pendidikan adanya berbagai macam metode pengajaran sebagai upaya pemecahan masalah, pengajaran bisa dijadikan alternatif sehingga peserta didik tidak mengeluh dan tidak merasa bosan. Cangelosi menyatakan bahwa salah satu ciri penting pengajar profesional adalah memiliki berbagai keahlian dan pengetahuan dalam menjalankan proses pengajaran dan pembelajaran yang efektif serta perlu diwujudkan dalam setiap tingkah lakunya, (1993:22). Semua ini dapat dicapai apabila pendidik dapat mengelola kelas secara efektif. Karena pengelolaan kelas efektif akan menghasilkan hasil pembelajaraan yang efektif pula.

Peserta didik merupakan subjek utama dalam proses pembelajaran. Sedangkan pengajar hanya sebagai fasilitator yang dituntut untuk bisa menciptakan inovasi-inovasi baru yang lebih kreatif dalam proses belajar dan mengajar di dalam kelas. Adanya metode pembelajaran yang inovatif secara tepat guna merupakan hal positif yang dapat mendorong para peserta didik untuk menciptakan suasana yang dinamis dalam proses pembelajaran, salah satunya adalah dengan metode imaginative learning atau pembelajaran secara imajinatif atau suatu metode pembelajaran yang memfokuskan para peserta didiknya untuk lebih menggunakan imajinasi mereka.

(13)

Dengan dilatarbelakangi pemaparan-pemaparan di atas maka pada skripsi ini diberi judul :

EFEKTIVITAS METODE IMAGINATIVE LEARNING DIBANTU

DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP PEMBELAJARAN KAIWA PADA

MAHASISWA TINGKAT II JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG UPI

TAHUN AJARAN 2013/2014”.

2. Rumusan dan Batasan Masalah

“Masalah perlu dirumuskan secara jelas karena dengan perumusan yang jelas,

peneliti diharapkan dapat mengetahui variabel apa yang akan diukur dan apakah ada alat-alat ukur yang sesuai untuk mencapai tujuan penelitian” (Riyanto, 2001:6).

A. Rumusan Masalah

Masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Sejauh mana kemampuan mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan bahasa Jepang UPI 2013/2014 dalam mengembangkan kemampuan kaiwa sebelum dan sesudah menggunakan metode imaginative learning yang dibantu dengan media gambar?

2. Bagaimana tanggapan peserta didik terhadap metode imaginative learning dibantu dengan media gambar pada pembelajaran kaiwa?

(14)

Agar ada batasan yang jelas mengenai permasalahan dalam penelitian ini, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman, maka penulis membatasi masalah ini pada hal-hal berikut, yaitu:

1. Penelitian ini hanya meniliti efektivitas metode imaginative learning dibantu dengan media gambar terhadap pembelajaran kaiwa pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan bahasa Jepang UPI 2013/2014. 2. Penelitian ini meneliti tentang tanggapan mahasiswa tingkat II Jurusan

Pendidikan bahasa Jepang UPI 2013/2014 terhadap efektivitas metode imaginative learning dibantu dengan media gambar terhadap pembelajaran kaiwa.

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab seluruh permasalahan penelitian yang telah dirumuskan di atas, diantaranya adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan bahasa Jepang UPI 2013/2014 sebelum dan sesudah menggunakan metode imaginative learning dibantu dengan media gambar pada pembelajaran kaiwa.

(15)

4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat atau kontribusi nyata khususnya bagi pengajar maupun peserta didik bahasa Jepang. Adapun manfaat penelitian secara khusus sebagai berikut: a. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam membuat kaiwa dengan mengembangkan imajinasi yang dimilikinya.

b. Bagi pengajar pada bidang studi bahasa Jepang, diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran kaiwa dengan mengembangkan metode imaginative learning.

c. Bagi lembaga penyelenggara pendidikan, diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan peserta didik dalam menimba ilmu di lembaga tersebut terkait penerapannya dalam pembelajaran bahasa Jepang dengan menggunakan metode imaginative learning.

5. Anggapan Dasar Penelitian

Menurut Surakhmad (2006), “anggapan dasar adalah sebuah titik tolak

(16)

yang dibantu dengan media gambar dalam meningkatkan kemampuan kaiwa mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2013/2014.

“Anggapan dasar adalah suatu teori yang dijadikan kerangka berpikir oleh

peneliti yang telah diyakini kebenarannya” dalam Winarti (Danasasmita dan Sutedi, 1996: 13). Anggapan dasar penelitian ini adalah penggunaan metode imaginative learning dengan menggunakan media gambardalam pembelajaran kaiwa akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar peserta didik.

6. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010:71). Hipotesis dari penelitian ini adalah:

Ho : Pembelajaran dengan menggunakan metode imaginative learning dibantu dengan media gambar tidak memberikan pengaruh yang signifikan.

(17)

7. Metodologi Penelitian

“metodologi penelitian” berasal dari kata “metode” yang artinya cara tepat

untuk melakukan sesuatu; dan “logos” yang artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi metodologi artinya cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan “penelitian” adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya. (Narbuko & Achmadi, 2009:1).

a. Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan (Sugiyono, 1997: 2).

(18)

Pada penelitian ini penulis memutuskan untuk menggunakan metode Pre Eksperimental Design jenis One-Group Pre-test-Post-test Design, yaitu satu kelompok eksperimen diukur variabel dependennya (pre-test), kemudian diberikan stimulus, dan diukur variabel dependennya (post-test), tanpa ada kelompok pembanding (Prasetyo & Jannah, 2005: 76).

Pada One-Group Pre-test-Post-test Design ini terdapat pre-test, sebelum diberikan perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberikan perlakuan. Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:

O1 = nilai pre-test (sebelum diberi perlakuan)

1. O2 = nilai post-test (setelah diberi perlakuan) X = treatment atau perlakuan

Pengaruh treatment terhadap hasil belajar kaiwa peserta didik = (O2 -O1) (Sugiyono, 1997: 75).

b. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 1997: 57). Sedangkan menurut Santoso dan Tjiptono (2002:79) Populasi merupakan

sekumpulan orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau

beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus.

(19)

Populasi yang akan diteliti harus didefinisikan dengan jelas sebelum penelitian

dilakukan.

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang tahun ajaran 2013/2014.

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 1997: 57). Maka yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 orang mahasiswa bahasa Jepang yang berasal dari kelas 2B tahun ajaran 2013/2014.

Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara Teknik Purposif, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan peneliti itu sendiri, dengan maksud atau tujuan tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah (Sutedi, 2009: 181).

c. Instrumen Penelitian

Menurut Wawan Danasasmita dan Dedi Sutedi (2005: 36), “instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian baik berupa data kualitatif maupun data kuantitatif”.

(20)

Pada penelitian ini akan menggunakan instrumen penelitian sebagai berikut:

a. Tes

Tes adalah sebuah instrumen yang digunakan untuk menguji kemampuan peserta didik setelah diberikannya treatment.

Menurut Danasasmita (2009: 113), “tes merupakan serangkaian soal

yang harus dijawab oleh pembelajar. Tes dibagi menjadi dua, yaitu:

Pretest

Pretest diberikan pada para peserta didik untuk mengetahui sejauh mana kemampuan mereka terhadap kaiwa sebelum diberi penjelesan mengenai metode imaginative learning.

Posttest

Posttest adalah tes yang dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik pada kaiwa setelah diterapkannya metode imaginative learning.

b. Angket

Angket digunakan untuk mengetahui respon para peserta didik terhadap pembelajaran kaiwa dengan menggunakan imaginative learning.

(21)

Skripsi ini disusun dengan sistematika

Bab I Pada bab pendahuluan di dalamnya diuraikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian, anggapan dasar penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Pada bab ini akan menguraikan mengenai landasan teori dan

tinjauan tentang pembelajaran kaiwa dengan metode imaginative learning yang dibantu dengan media gambar.

Bab III Pada bab ini menguraikan metode penelitian, objek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengelolahan data.

Bab IV Pada bab ini menguraikan mengenai metode penelitian, objek penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik pengelolahan data. Bab V Pada ini menguraikan mengenai kesimpulan dan rekomendasi untuk

(22)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau

jalan yang ditempuh. Secara etimologis, metode berasal dari kata 'met' dan 'hodes' yang berarti melalui. Sedangkan istilah metode adalah jalan atau cara yang harus ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Sehingga dua hal penting yang terdapat dalam sebuah metode adalah cara melakukan sesuatu dan rencana dalam pelaksanaan.

Rosdy Ruslan (2003: 24) mengatakan bahwa metode merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis) untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk menemukan jawaban yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan termasuk keabsahannya.

(23)

Sedangkan metode pembelajaran sendiri dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Nana Sudjana (2005: 76), “Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran”.

M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan, “Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan.

Berdasarkan berbagai pengertian mengenai metode pembelajaran yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang pengajar agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik untuk mencapai tujuan yang diharapkannya.

(24)

Dalam kegiatan penelitian metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan (Sutedi, 2009: 53). Menurut Ali (1985: 21).

Menurut Sugiyono (1997: 1), “Metode penelitian adalah cara untuk melakukan sebuah penelitian agar memperoleh hasil penelitian yang tepat dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan”. Sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-Experimental. Menurut Sugiyono (2011: 109), karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel yang tidak dipilih secara random.

(25)

pre-experiment adalah untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan penggunaan metode imaginative learning terhadap pembelajaran kaiwa.

2. Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2011: 108-109), terdapat beberapa bentuk desain eksperimen yang dapat digunakan dalam penelitian bisnis, yaitu: pre-experimental design, true experimental design, factorial design, dan quasi experimental design. Hal ini dapat digambarkan seperti gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1.

(26)

Sumber: Sugiyono (2011: 109)

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pretest-Posttest (pretes-postes kelompok tunggal). Di dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum eksperimen yang disebut pretest (O1) dan setelah eksperimen yang disebut posttest (O2).

Gambar 3.2.

Macam - macam Desain Eksperimen

(27)

Pre-One Group Pretest-Posttest

Sumber: Emzir (2010: 97)

Tabel 3.1.

Tipe dan Karakter Desain Eksperimen

Tipe Eksperimen Desain Eksperimen Karakteristik

(28)

Adapun tahapan yang ditempuh dalam prosedur penelitian dengan menggunakan pra eksperimen ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap pertama, pada pelaksanaan pre-test, peserta didik terlebih dahulu diberi tes untuk mengetahui kemampuan mereka dalam chukyuu kaiwa sebelum diberlakukan perlakuan (treatment).

2. Tahap kedua, pelaksanaan treatment, setelah peserta didik diberikan pre-test, kemudian diberikan perlakuan atau treatment agar peserta didik dapat menerapkan metode belajar. Adapun treatment yang dilakukan sebanyak tiga kali dalam memberikan pengajaran tentang penggunaan imaginative learning dalam pembelajaran chukyuu kaiwa.

3. Tahap ketiga atau tahap terakhir, pelaksanaan post-test, pada proses akhir dari eksperimen ini adalah adanya tes akhir yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik setelah diberikan treatment.

3. Sampling dan Penelitian

(29)

Penelitian ini akan dilakukan di kelas 2B Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI sebanyak lima kali pada tanggal 13-20 Mei 2014. Diantaranya satu kali pre-test, tiga kali pemberian treatment, dan satu kali post-test.

B. Populasi

Populasi adalah kelompok besar yang menjadi lingkup penelitian. Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang dianggap mewakili seluruh karakter populasi tersebut. Menurut Sudjana (dalam Purwanto, 2010: 241), populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung maupun hasil mengukur baik kualitatif maupun kuantitatif dari karakteristik mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas. Sama halnya dengan pendapat Margono (2009: 118), Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Populasi dalam penelitian ini adalah kelas 2B Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2013/2014.

(30)

Untuk memenuhi syarat sebuah penelitian, sampel yang dipergunakan harus mengambil bagian dari jumlah yang dipilih sebagai sumber data. Sampel berarti contoh, karena contoh mempunyai ciri yang sama dengan keseluruhan yang menjadi sumbernya. Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti (Akdon, 2008: 96). Sebagian ahli mengungkapkan sampel adalah sebagai bagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu (Margono, 2009: 121). Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 20 orang mahasiswa yang berasal dari kelas 2B Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI.

4. Prosedur Sampling

(31)

5. Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu. Instrumen penelitian adalah alat bantu pengumpulan dan pengelolahan data tentang variabel-variabel yang diteliti (Subana dan Sudrajat, 2005: 127).

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Akdon, 2008: 148). Karakteristik instrumen yang baik sebagai alat evaluasi haruslah memenuhi sifat validitas dan reliabilitas.

Menurut Margono (2009: 155-156), instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya. Data yang salah atau tidak menggambarkan data empiris bisa menyesatkan peneliti, sehingga kesimpulan penelitian yang ditarik/dibuat peneliti bisa keliru. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun instrumen penelitian, antara lain:

(32)

2) Sumber data/informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu, sehingga bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam instrumen penelitian. 3) Keterampilan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data

baik dari keajegan, kesahihan maupun objektifitasnya.

4) Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga peneliti dapat memperkirakan cara analisis data guna pemecahan masalah penelitian.

5) Mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan.

Instrumen merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan peneliti an. Hal ini karena perolehan suatu informasi atau data relevan atau tidaknya, tergantung pada alat ukur tersebut. Oleh karena itu, alat ukur penelitian harus memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai.

A. Tes

(33)

dan dikembangkan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Kemudian tes tersebut digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik.

Tes merupakan alat ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah selesai satu satuan program pengajaran tertentu (Sutedi, 2009: 157). Sedangkan menurut Danasasmita (2009: 113), tes merupakan serangkaian soal yang harus dijawab oleh pembelajar.

Tes yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pre-test dan post-test. Pre-test berguna untuk mengukur kemampuan awal sebelum treatment diberikan. Sedangkan post-test berguna untuk mengukur kemampuan setelah treatment diberikan.

Lembar Penilaian Kemampuan Berbicara

Siswa

Komponen Penilaian Total

Nilai

Penggunaan Bahasa Lisan Penampilan

LI SB Diksi Ekspresi Volume KF Sikap

Keterangan:

(34)

SB = Struktur Bahasa

KF = Kefasihan

Skala penilaian

5 Baik Sekali

4 Baik

3 Cukup

2 Kurang

1 Kurang Sekali

Data yang diambil dari hasil pre-test dan post-test diolah berdasarkan kriteria penilaian sebagai berikut:

(35)

a. Penggunaan Bahasa Lisan

- Lafal dan Intonasi - Struktur Bahasa - Diksi

b. Penampilan

- Ekspresi - Volume suara - Kefasihan - Sikap

2. Arti skala secara umum:

1= sangat kurang 2 = kurang 3 = cukup

4 = baik 5=sangat baik

(36)

Untuk mempermudah proses evaluasi, dapat dilihat dalam deskripsi lebih lengkap mengenai skala penilaian aspek keterampilan berbicara berikut ini:

a. Lafal dan intonasi

5. pelafalan bunyi bahasa jelas, tidak ada pengaruh bahasa ibu serta intonasi tepat atau sempurna.

4. Tidak ada kesalahan/penyimpangan yang berarti dalam pelafalan dan intonasi penutur mendekati sempurna.

3. terdapat sedikit kesalahan pelafalan dan intonasi, namun secara kebahasan masih dapat dipahami.

2. kesalahan pelafalan dan intonasi cukup sering dan terasa mengganggu.

1. terdapat banyak kesalahan dalam pelafalan dan intonasi bahasa lisan.

b. Struktur bahasa

5. penggunaan struktur kalimat sangat tepat, tidak ada penyimpangan dari kaidah bahasa.

(37)

3. terdapat beberapa kesalahan atau penyimpangan tetapi tidak merusak bahasa.

2. terdapat cukup banyak kesalahan tata bahasa.

1. banyak sekali penyimpangan dalam penggunaan tata bahasa.

c. Diksi

5. Kata yang digunakan dipilih secara tepat dan bervariasi sesuai dengan situasi, kondisi, dan status pendengar sehingga tidak ada yang janggal.

4. Kata-kata yang digunakan umumnya sudah tepat dan bervariasi, hanya sekali-kali ada kata-kata yang kurang cocok.

3. Kata-kata yang digunakan sudah cukup baik hanya kurang variatif.

2. Agak banyak menggunakan kata-kata yang kurang tepat

1. Kata-kata yang digunakan banyak sekali yang tidak tepat dan tidak sesuai.

d. Ekspresi

(38)

4. Ekpresi yang diperlihatkan saat berbicara saat berbicara atau melakukan percakapan cukup bagus dan sesuai dengan isi percakapan.

3. Ekspresi yang diperlihatkan tidak sesuai dengan isi percakapan.

2. Ekspresi hampir tidak ada atau hanya ada sedikit gerak-gerik tanpa disertai mimik.

1. Ekspresi datar atau tidak ada sama sekali gerak-gerik dan mimic.

e. Volume suara

5. Suaranya sangat jelas dan pengaturan volumenya sangat sesuai dengan kondisi dan isi pembicaraan

4. pengaturan suara cukup jelas hanya dijumpai sekali-kali ketidak-sesuaian.

3. Volume suara cukup baik, walau masih banyak penyesuaian suara.

2. Pengaturan volume kurang baik, sehingga kata-kata yang diucapkan kurang jelas terdengar.

1. Suara terlalu lemah atau kurang jelas, dan sama sekali tidak terdengar oleh seluruh peserta.

(39)

5. Pembicaraanya sangat lancar, baik dari segi penguasaan yang tidak berarti.

4. Pembicaraannya lancar, hanya ada beberapa gangguan yang kurang berarti.

3. Pembicaraanya cukup lancar, namun cukup sering berhenti.

2. Pembicaraannya kurang lancar.

1. Pembicaraannya sangat tidak benar, banyak diam dan gugup.

g. Sikap

5. Sikap terhadap lawan bicara sangat tepat dan benar ketika melakukan pembicaraan. Apakah mereka saling menimpali dan saling merespon kepada lawan percakapannya.

4. SIkap terhadap lawan bicara tepat dan benar ketika melakukan percakapan.

3. Sikap terhadap lawan bicara atau tik-toknya cukup tepat dan benar.

(40)

1. Sikap terhadap lawan bicara atau tik-toknya tidak tepat dan salah satu penyebabnya adalah sangat tergesa-gesa atau lupa dialog.

B. Angket

Angket adalah salah satu instrumen pengumpul data penelitian yang dilengkapi oleh responden.

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010:152). Selanjutnya Arikunto menyebutkan bahwa berdasarkan dari cara menjawabnya, angket dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. angket terbuka, yang memberikan kesempatan pada responden untuk menjawab dengan kalimat sendiri;

2. angket tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.

Pada penelitian ini angket akan diberikan pada akhir kegiatan penelitian. Jenis angket yang akan digunakan adalah angket tertutup. Sedangkan pengelolahan data angket menggunakan perhitungan jumlah jawaban responden yaitu:

(41)

X = Jawaban pertanyaan

N = Jumlah responden

F = Frekwensi jawaban dari setiap responden

6. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: 1. Tahap Awal (Persiapan penelitian)

a. Identifikasi Masalah

Dilakukan bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kondisi atau masalah yang dialami peserta didik dalam mempelajari kaiwa. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan studi pustaka mengenai teori yang melandasi penelitian. Selain itu, dilakukan penentuan sampel penelititan.

b. Menyusun Instrumen Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun instrumen penelitian adalah sebagai berikut:

(42)

2) Penyusunan soal pre-test dan post-test 3) Penyusunan angket

4) Penyusunan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 5) Mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melaksanakan Tes Awal (Pre-test)

Pre-test dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan kaiwa peserta didik, sebelum diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode imaginative learning.

Dalam proses pelaksanaannya, peneliti hanya akan memberikan sebuah tema pada para peserta didik, kemudian para peserta didik yang sudah dibentuk ke dalam beberapa kelompok tersebut, diperintahkan untuk membuat percakapan mengenai tema yang sudah diberikan.

b. Proses Pembelajaran

(43)

pre-test, agar para peserta didik dapat mengembangkan imaji mereka dan lebih mengkhususkan serta lebih terarah dalam membuat percakapan.

c. Melaksanakan Tes Akhir (Post-test)

Post-test dilakukan untuk mengetahui tingkat perubahan peserta didik dalam pembelajaran kaiwa setelah diterapkan metode imaginative learning.

Pada proses post-test ini, peserta didik diminta untuk membuat percakapan mengenai judul-judul yang diberikan yang tentu saja masih berhubungan dengan yang sudah mereka dapatkan pada proses treatment.

d. Memberikan angket

Angket diberikan kepada para peserta didik guna mengetahui tanggapan atau feedback dari peserta didik kepada peneliti.

3. Tahap Akhir

(44)

dapat ditarik kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Kemudian dilanjutkan dengan menulis laporan hasil penelitian.

7. Teknik Pengelolahan Data

1) Membuat tabel persiapan untuk menilai thtiung

Tabel 3.4

Persiapan untuk Menghitung Nilai thitung

No. Nama X

(pre-test)

Y

(post-test)

D

(gain)

d2

(1) (2) (3) (4) (5)

M

Keterangan:

(45)

Kolom (2) diisi dengan nilai pre-test

Kolom (3) diisi dengan nilai post-test

Kolom (4) diisi dengan nilai gain antara pre-test dan post-test

Kolom (5) diisi dengan pengkuadratan angka-angka pada kolom (4)

Isi baris ∑ (sigma) adalah jumlah dari kolom (2), (3), (4), dan (5)

M (mean) adalah nilai rata-rata dari kolom (2), (3), dan (4) 2) Mencari nilai rata-rata (mean) kedua variabel dengan rumus:

dan

Keterangan:

Mx : mean hasil pre-test My : mean hasil post-test

∑x : jumlah seluruh nilai pre-test ∑y : jumlah seluruh nilai post-test N : jumlah sampel

(Sutedi, 2009: 218)

(46)

4) Mencari mean gain (Md) antara pre-test dan post-test dengan rumus:

Keterangan:

Md : meangain atau selisih antara pre-test dan post-test ∑d : jumlah gain secara keseluruhan

N : jumlah sampel

5) Menghitung nilai kuadrat deviasi

Keterangan:

∑x2d : jumlah kuadrat deviasi ∑d2

: jumlah gain setelah dikuadratkan ∑d : jumlah gain

(47)

Keterangan:

Md : mean gain atau selisih antara post-test dan pre-test ∑x2d : jumlah kuadrat deviasi

N : jumlah sampel 7) Pengujian hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan thitung. Setelah mendapatkan nilai thitung,

maka langkah yang dilakukan untuk menguji hipotesis adalah dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Uji hipotesis yang berlaku adalah:

1. thitung>ttabel maka Hk diterima sedangkan Ho ditolak

2. thitung<ttabel maka Hk ditolak sedangkan Ho diterima

Menguji kebenaran dua hipotesa tersebut dengan cara membandingkan besarnya thitung dan ttabel, dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan

dengan menggunakan rumus :

(48)

Setelah menentukan db, maka diperoleh nilai ttabel pada taraf signifikansi

5% dan 1%.

8) Pengelolahan data angket

Untuk mengolah data angket dapat dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) menjumlahkan setiap jawaban angket 2) menyusun frekuensi jawaban

3) membuat tabel frekuensi

4) menghitung persentasi frekuensi dari setiap jawaban dengan rumus sebagai berikut:

P = x 100%

Keterangan:

P: persentase frekuensi dari setiap jawaban responden f: frekuensi dari setiap jawaban responden

n: jumlah responden

(49)

Klasifikasi Perhitungan Persentasi Tiap Kategori

Interval Keterangan

0,00% Tak seorangpun

01,00% - 05,00% Hampir tidak ada 06,00% - 25,00% Sebagian kecil

26,00% - 49,00% Hampir setengahnya

50,00% Setengahnya

51,00% - 75,00% Lebih dari setengahnya 76,00% - 95,00% Sebagian besar 96,00% - 99,00% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

(Anas Sudjiono, 2001: 40-41)

8. Variabel Penelitian

(50)

9. Tahap-tahap Penelitian

a. Analisis bahan ajar

Analisis bahan ajar diperuntukan untuk mengetahui materi ajar yang akan diajarkan pada peserta didik.

b. Penyusunan RPP

Dari analisis bahan ajar, maka dibuat RPP oleh peneliti yang disesuaikan dengan metode imaginative learning dan media gambar.

c. Memberikan Pretest

Pretest dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik dan sekaligus pengumpulan data awal sebelum diberlakukannya treatment.

d. Memberikan Treatment

Treatment diberikan untuk menguji pengaruh metode imaginative learning pada hasil belajar peserta didik.

(51)

Post-test dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan metode imaginative learning pada hasil belajar peserta didik dan sekaligus untuk pengumpulan data akhir.

f. Memberikan Angket

Angket diberikan untuk mengetahui respon atau feedback dari peserta didik kepada peneliti mengenai penerapan metode imaginative learning pada hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran kaiwa.

g. Pengolahan data

Pengelolahan dilakukan sesuai dengan teknik pengelolahan data yang sudah dipaparkan sebelumnya.

h. Kesimpulan

(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

1. Kesimpulan

Semua permasalahan yang terangkum pada bab I tepatnya pada bagian rumusan masalah akan dipaparkan beserta jawaban untuk setiap permasalahan pada bab ini. Jawaban-jawaban yang akan dipaparkan bersumber sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.

Pertanyaan pertama dalam rumusan masalah adalah “Sejauh mana kemampuan mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan bahasa Jepang UPI 2013/2014 dalam mengembangkan kemampuan kaiwa sebelum dan sesudah menggunakan metode imaginative learning yang dibantu dengan media gambar”.

Setelah keseluruhan rangkaian penelitian selesai dilaksanakan maka didapatkanlah hasil sebagai berikut :

(53)

sebagai treatment sebanyak tiga kali pertemuan, didapat rata-rata nilai para peserta didik adalah 4.00.

b. Berdasarkan hasil penghitungan untuk menguji hipotesis, thitung yang diperoleh yaitu sebesar 6.013 menunjukkan angka yang lebih besar dibandingkan nilai ttabel (db = 9) baik pada taraf signifikan 5% yaitu 2.26 maupun pada taraf

signifikan 1% yaitu 3.25. Dengan demikian, nilai thitung ini lebih besar daripada nilai ttabel sehingga Ho ditolak karena terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran kaiwa sebelum dan sesudah menggunakan metode imaginative learning. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis kerja (Hk) yang diajukan oleh peneliti diterima.

Setelah dihitung margin yang cukup signifikan dimana jumlah nilai pre-test seluruh sampel adalah 30.5, sedangkan setelah pemberian treatment jumlah seluruh nilai sampel meningkat menjadi 40.0. Melihat dari angka-angka tersebut dapat menjawab bahwa ada perbedaan yang cukup signifikan dari seluruh jumlah yang didapat oleh sampel pada saat pre-test dan pada saat setelah post-test berlangsung dimana didapat meangain sebesar 9.5.

(54)

didik setelah mendapatkan treatment meningkat dibandingkan dengan kemampuan peserta didik sebelum diberikan treatment.

Berdasarkan persentase angket yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memberikan respon positif terhadap penggunaan metode imaginative learning dalam pembelajaran kaiwa. Hal tersebut dapat terlihat dari persentase peserta didik yang lebih dari setengahnya menganggap bahwa penggunaan metode imaginative learning yang dibantu dengan media gambar dirasakan cukup memadai dan cukup efektif. Dari pemaparan tersebut peneliti menyimpulkan bahwa permasalahan kedua dalam rumusan masalah pun dapat terjawab.

2. Rekomendasi

1. Penggunaan metode imaginative learning dapat dijadikan sebagai salah satu masukan alternatif metode pembelajaran bahasa Jepang. Penggunaan metode imaginative learning dengan menggunakan media gambar diharapkan dapat meningkatkan minat belajar peserta didik dan membuat belajar mengajar lebih menyenangkan.

(55)

kegiatan belajar mengajar. Persiapan tersebut mencakup kemampuan pendidik menggunakan metode tersebut dan persiapan media sebagai alat penunjangnya. Sehingga dalam penggunaanya metode ini dapat memberikan manfaat yang besar dalam pembelajaran, khususnya dalam kaiwa.

3. Penggunaan metode imaginative learning dengan menggunakan media gambar memerlukan sarana dan prasarana untuk menunjang. Ruang belajar sebagai sarana proses pembelajaran diharapkan memiliki kapasitas yang sesuai. Adapun prasarana yang menunjang pelaksanaanya adalah beberapa gambar yang memiliki kualitas yang memadai agar mudah dimengerti oleh peserta didik. Dengan sarana dan prasarana yang menunjang, diharapkan kegiatan belajar mengajar pun dapat berjalan secara efektif.

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Eka Cipta.

Cangelosi, J. S. (1993;). Classroom management strategies: Gaining and maintaining students' cooperation (5th ed.). New York: John Wiley & Sons.

Chaer, Abdul. 2003. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.

Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi. (2009). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Danasasmita, Wawan. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Jepang. Bandung : Rizki Press.

Depdiknas. 1994. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.

Dewey, John. 1938. Experience and Education. New York: Macmillan

Egan, Kieran. 2005. An Imaginative Learning For Teaching. Jakarta : PT Indeks.

(57)

Jannah., Lina Miftahul., dan Prasetyo B. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

John Wiley & Sons. 1986. Webster's New World Dictionary. Ohio, the World Publishing Company

Junko, Houjou. 1984. Nihongo Kyouiku Jiten. Tokyo

Mudjiono dan Dimyati. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.

Novia, T. 2002. Strategy to improve student's ability in speaking. Makalah Tugas Akhir S1. Padang: UNP Padang.

Sugiyono. 1997. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Sutedi, Dedi. 2009. Pengantar Penelitian Bahasa Jepang (Diklat Kuliah), program pendidikan bahasa Jepang FPBS UPI.

Silberman, Melvin. 2009. Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Jakarta: Pustaka Insan Madani.

(58)

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

(59)
(60)

ANGKET

1. Apakah anda tertarik mempelajari kaiwa?

a. Tertarik b. Agak tertarik c. Tidak tertarik 2. Menurut anda seberapa pentingkah mempelajari kaiwa? a. Sangat penting b.Cukup penting c. Tidak penting

3. Selama memepelajari kaiwa apakah anda sering menemukan kesulitan yang mengganggu? a. Sering c. Jarang d. Tidak pernah

4. Jika terdapat kesulitan dalam memplejari kaiwa, bagaimanakah anda mengatasinya? a. Bertanya kepada dosen

b. Bertanya kepada kakak tingkat c. Bertanya kepada teman sekelas

5. Dengan menggunakan metode imaginative learning yang dibantu dengan media gambar ketika proses pembelajaran berlangsung, apakah anda mengalami kesulitan dalam mempelajari

kaiwa?

a. Ya c. Kadang-kadang d. Tidak

6. Jika jawaban anda “Selalu” dan “Sering”, kesulitan apa yang anda hadapi? a. Waktu belajar yang terlalu singkat

b. Situasi kelas yang kurang kondusif

c. Pengetahuan kosakata yang dimiliki sedikit

(61)

a. Sangat memadai b. Cukup memadai c. Tidak memadai

8. Apakah dengan menggunakan metode imaginative learning membantu anda dalam mempelajari kaiwa?

a.Sangat membantu b. Cukup membantu c. Tidak

9. Apakah anda menyukai penerapan metode imaginative learning dalam mempelajari kaiwa? a. Suka c. Biasa saja d. Tidak suka

10. Bagaimana menurut anda tentang penggunaan metode imaginativelearning dalam pembelajaran kaiwa?

Gambar

Gambar 3.2.
Tabel 3.1.
Tabel 3.4

Referensi

Dokumen terkait

Dimana dalam pemilihan kepala desa, para wirausahawan (elit ekonomi) desa ikut mengarahkan masyarakat untuk memilih salah satu calon kepala desa, yang memiliki

Penelitian mengenai hubungan kadar low-density lipoprotein cholesterol (LDL-C) dengan stroke akut masih sangat sedikit, dengan hasil yang tidak konsisten.. Penelitian

Pengaruh penguasaan kosakata terhadap kemampuan menyimak bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Kepercayaan Konsumen terhadap Kepuasan Pelanggan di Warung Bakso Sabar Menanti Medan. 2013.Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap

( ix + 25 + lampiran ) Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil penjualan adalah kegiatan pemasaran, karena dengan kegiatan pemasaran diharapkan apa yang dihasilkan perusahaan

Lokasi Usaha Kuliner Nasi Padang.. Meja

HUBUNGAN MOTOR ABILITY DENGAN KETERAMPILAN TEKNIK DASAR (PASSING_STOPPING, DRIBBLING DAN SHOOTING) PADA CABANG OLAHRAGA FUTSAL.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Kata Kunci : STRATEGI PEMASARAN, PT MAGNA DWI ANITA TOUR (x + 43+2 lampiran) Banyaknya produk yang ditawarkan oleh berbagai macam produsen baik itu untuk produk barang maupun