54 BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Profil dan Sejarah Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat
Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu unsur Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Provinsi Jawa Barat yang mempunyai Tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang permukiman dan perumahan berdasarkan asas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan, serta kebijakan teknis urusan bidang permukiman dan perumahan yang meliputi tata permukiman dan perumahan.
Sejarah Disperkim berhubungan erat dengan Sejarah Pekerjaan Umum (PU). Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu Dinas yang bergerak dalam bidang Ke-Cipta Karyaan, sebelumnya Dinas Tata Ruang dan Permukiman Provinsi Jawa Barat (DISTARKIM) sampai pada tahun 2009 berubah menjadi Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat (DISKIMRUM) berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 41 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada di lingkungan Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2017, berdasarkan dengan Peraturan Gubernur Nomor 53 Tahun 2016 nama Dinas Permukiman dan Perumahan Provinsi Jawa Barat diganti lagi menjadi Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat (DISPERKIM).
4.1.1 Logo Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat
Gambar 4.1
Logo Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Sumber: website http://disperkim.jabarprov.go.id/
4.1.2 Tupoksi Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 53 tahun 2016 tentang tugas pokok, fungsi Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Jawa Barat yaitu melaksanakan urusan pemerintahan bidang perumahan dan kawasan permukiman serta bidang pertanahan, meliputi perumahan, infrastruktur permukiman, kawasan permukiman dan pertanahan yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi, melaksanakan tugas dekonsentrasi dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya berdasarkan keputusan perundang-undangan.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dinas mempunyai fungsi:
1. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis perumahan dan kawasan permukiman serta pertanahan yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi.
2. Penyelenggaraan pengaturan, pembinaan, pembangunan, pengawasan dan pengendalian perumahan dan kawasan permukiman serta pertanahan yang menjadi kewenangan Daerah Provinsi.
3. Penyelenggaraan administrasi Dinas.
4. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas.
5. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
4.1.3 Struktur Oraganisasi
Gambar 4.2
Struktur Organisasi DISPERKIM Provinsi Jawa Barat
4.1.4 Tugas Pokok dan Fungsi DISPERKIM A. Tugas Pokok
Melaksanakan urusan pemerintahan di bidang perumahan dan kawasan permukiman meliputi perumahan, kawasan permukiman, prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU), sertifikasi, kualifikasi, klasifikasi dan registrasi bidang perumahan dan kawasan permukiman dan bidang pertanahan
SEKERTARIAT KEPALA DINAS
SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN
UMUM SUB BAGIAN
KEUANGAN DAN ASET SUB BAGIAN
PERENCANAAN DAN PELAPORAN
BIDANG PERUMAHAN
SEKSI RUMAH UMUM
SEKSI RUMAH KHUSUS DAN
SWADAYA
SEKSI PENYEDIAAN AIR MINUM BIDANG INFRASTRUKTUR DAN
PEMUKIMAN
SEKSI PENYELENGGARAAN BANGUNAN GEDUNG
SEKSI PERSAMPAHAN
SEKSI DRAINASE DAN AIR
LIMBAH
BIDANG KAWASAN PERMUKIMAN
BIDANG PERTANAHAN
SEKSI PENATAAN KAWASAN PERKOTAAN
SEKSI PERENCANAAN PENGADAAN TANAH
SEKSI PENATAAN KAWASAN
PERMUKIMAN PERDESAAN
SEKSI PENATAGUNAAN
TANAH
SEKSI SARANA PRASARA
PERMUKIMAN
SEKSI
DATA DAN INFORMASI
meliputi izin lokasi, pengadaan tanah untuk kepentingan umum, sengketa tanah garapan, ganti kerugian dan santunan tanah untuk pembangunan, subyek dan obyek redistribusi tanah serta ganti kerugian tanah kelebihan maksimum dan tanah absentee, tanah ulayat, tanah kosong dan penggunaan tanah yang menjadi kewenangan provinsi, melaksanakan tugas dekonsentrasi sampai dengan dibentuk Sekretariat Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya.
B. Fungsi
Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan perumusan kebijakan teknis di bidang perumahan dan kawasan permukiman yang menjadi kewenangan Provinsi.
b. Penyelenggaraan kebijakan teknis di bidang perumahan dan kawasan permukiman yang menjadi kewenangan Provinsi.
c. Penyelenggaraan administrasi Dinas.
d. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas.
e. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Adapun fungsi dari Sekretariat dan Bidang pada Dinas Perumahan dan Permukiman adalah sebagai berikut:
1. Sekertariat
Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan administrasi dinas, meliputi perencanaan dan pelaporan, keuangan dan aset, serta kepegawaian dan umum, membantu Kepala Dinas mengkoordinasikan Bidang-bidang.
Adapun fungsi sekretariat yaitu:
a. Penyelenggaraan koordinasi dan menghimpun bahan kebijakan teknis di bidang perumahan dan kawasan permukiman yang dilaksanakan oleh Bidang-Bidang.
b. Penyelenggaraan perencanaan dan pelaporan, pengadministrasian keuangan dan aset, kepegawaian dan umum.
c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas.
d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
2. Bidang Perumahan
Bidang Perumahan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan di Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Sub Urusan perumahan meliputi Rumah Umum, Rumah Khusus dan Swadaya, serta Penyelenggaraan Bangunan Gedung. Adapun fungsi bidang perumahan yaitu:
a. Penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang perumahan dan kawasan permukiman aspek rumah umum, rumah khusus dan swadaya serta penyelenggaraan bangunan gedung.
b. Penyelenggaraan penyusunan bahan kebijakan, pembinaan, pembangunan, pengawasan dan pengendalian aspek rumah umum, rumah khusus dan swadaya serta penyelenggaraan bangunan gedung.
c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Perumahan.
d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
3. Bidang Infrastruktur Permukiman
Bidang Infrastruktur Permukiman mempunyai tugas pokok menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Sub Urusan Prasarana, Sarana, dan Utilitas Permukiman meliputi penyediaan prasarana air minum, penyehatan lingkungan permukiman, dan penyelenggaraan bangunan gedung. Adapun fungsi bidang infrastruktur permukiman yaitu:
a. Penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang perumahan dan kawasan permukiman aspek penyediaan prasarana air minum, penyehatan lingkungan permukiman dan penyelenggaraan bangunan gedung.
b. Penyelenggaraan penyusunan bahan kebijakan, pembinaan, pembangunan, pengawasan dan pengendalian aspek penyediaan
prasarana air minum, penyehatan lingkungan permukiman dan penyelenggaraan bangunan gedung.
c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Infrastruktur Permukiman.
d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
4. Bidang Kawasan Permukiman
Bidang Kawasan Permukiman mempunyai tugas pokok menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Sub Urusan Kawasan Permukiman meliputi Penataan Kawasan Permukiman Perkotaan, Penataan Kawasan Permukiman Perdesaan, dan Sarana Kawasan Permukiman. Adapun fungsi bidang kawasan permukiman yaitu:
a. Penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang perumahan dan kawasan permukiman aspek Penataan Kawasan Permukiman Perkotaan, Penataan Kawasan Permukiman Perdesaan dan Sarana Kawasan Permukiman.
b. Penyelenggaraan penyusunan bahan kebijakan, pembinaan, pembangunan, pengawasan dan pengendalian aspek penataan kawasan permukiman perkotaan, penataan kawasan permukiman perdesaan dan sarana kawasan permukiman.
c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Kawasan Permukiman; Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsiny.
5. Bidang Pertanahan
Bidang Pertanahan mempunyai tugas pokok menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di Bidang Pertanahan meliputi Perencanaan Pengadaan Tanah, Penatagunaan Tanah, serta Data dan Informasi. Adapun fungsi bidang pertanahan yaitu:
a. Penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang pertanahan aspek perencanaan pengadaan tanah, penatagunaan tanah serta data dan informasi.
b. Penyelenggaraan penyusunan bahan kebijakan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian aspek perencanaan pengadaan tanah, penatagunaan tanah serta data dan informasi.
c. Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Bidang Pertanahan.
d. Penyelenggaraan fungsi lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
4.2 Jenis dan Metode Penelitian
Penggunaan metode penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian.
Pengunaan metode ini digunakan untuk menguji kebenaran, menentukan data penilaian, menemukan dan mengembangkan sebuah pengetahuan serta mengkaji kebenaran suatu pengetahuan sehingga memperolah hasil yang diharapkan.
Menurut Sugiyono (2017: 117) mendefinisikan metode penelitian adalah sebagai berikut:
“Issues relating to decisions regarding the purpose of study (exploratory, descriptive, hypothesis testing), its location (the study setting), the type it should conform to (type of investigation), the extent to which it is manipulated and controlled by the researcher (extent of researcher interference), its temporal aspects (time horizon),and the level at which the data will be analyzed (unit of analysis).”
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat dijelaskan bahwa data yang diperoleh melalui penelitian ini adalah data rasional, empiris dan sistematis. Valid menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
Data yang diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi suatu masalah. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Metode ini digunakan karena pada pelaksanaannya meliputi data, analisis, serta interprestasi tentang arti dan data yang diperoleh, serta mengungkapkan pengaruh antar variabel dan dinyatakan dalam angka serta menjelaskannya dengan membandingkan dengan teori-teori yang telah ada dan menggunakan teknik analisis data sesuai dengan variabel penelitian. Dengan menggunakan metode
kuantitatif ini dikarenakan penulis akan melakukan penelitian dengan mencari kebenaran apakah terdapat pengaruh gaya kepemimpinan demokratis dan kepuasan kerja terhadap kinerja pada pegawai Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat.
4.2.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian dengan mengambil objek penelitian pada pegawai Dinas Perumahan dan Permukiman (DISPERKIM) Provinsi Jawa Barat yang berada di Jalan Kawaluyaan Indah No 4, Jatisari Kecamatan Buahbatu Kota Bandung. Adapun penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan demokratis dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai pada Dinas Perumahan dan Pemukiman (DISPERKIM) Provinsi Jawa Barat. Sedangkan waktu penelitian yang dilaksanakan pada bulan November 2019 sampai dengan bulan Desember 2019 sejak izin melakukan penelitian dikeluarkan oleh pihak universitas. Waktu selama lebih kurang dua bulan digunkan oleh peneliti untuk mengumpulkan data, mengolah data, dan mencari informasi yang dibutuhkan baik yang bersumber dari objek penelitian, jurnal, maupun literasi lainnya, sehingga hasil akhirnya berupa tugas akhir yang sesuai dengan kriteria.
4.3 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 (dua) sumber, yang diantaranya sebagai berikut:
1. Data Primer
Menurut Sekaran (2017: 130) data primer mengacu pada informasi yang diperoleh langsung (dari tangan pertama) oleh peneliti terkait dengan variabel keterkaitan untuk tujuan tertentu dari studi. Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama. Dalam penelitian ini data primer diperoleh oleh penulis dari hasil wawancara dan penyebaran kuesioner kepada pegawai Dinas Perumahan dan Permukiman (DISPERKIM) Provinsi Jawa Barat.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder ini disebut juga dengan data tangan kedua. Data sekunder biasanya berwujud data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia. Menurut Sugiyono (2016), sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.Sumber ini diharapkan dapat memberikan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya untuk digunakan sebagai bahan penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari buku-buku, jurnal dan catatan lainnya yang berkaitan erat dengan masalah yang sedang diteliti.
4.4 Populasi dan Sampel
Penelitian yang dilakukan menentukan objek yang harus diteliti sehingga masalah dapat dipecahkan. Populasi dan sampel dalam penelitian ini perlu ditetapkan dengan tujuan agar penelitian yang dilakukan benar-benar mendapatkan data sesuai yang diharapkan.
4.4.1 Populasi
Menurut Corper et.,al (2014) menyatakan bahwa: “Population is the total collection of element about which we wish to make some inference. A population element is the subject on wich measurement is being taken. It is a until of study.”
Populasi adalah keseluruhan elemen yang akan dijadikan wilayah generalisasi.
Elemen populasi adalah keseluruhan subyek yang akan diukur, yang merupakan unit yang diteliti.
Dalam hal ini populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh penulis untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek dan subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek ini. Pada
tahap ini populasinya adalah seluruh pegawai Dinas Perumahan dan Pemukiman (DISPERKIM) Provinsi Jawa Barat yang berjumlah 177 pegawai.
4.4.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti oleh peneliti.
Menurut Sugiyono (2017:81) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin diteliti oleh peneliti.
Menurut Sugiyono (2017:81) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnyakaena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Dalam penelitian ini penulis mempersempit populasi yaitu jumlah seluruh karyawan sebanyak 177 pegawai dengan menghitung ukuran sampel yang dilakukan dengan menggunakan teknik Slovin. Adapun penelitian ini menggunakan rumus Slovin karena dalam penarikan sampel, jumlahnya harus representative agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan dan perhitungannya pun tidak memerlukan tabel jumlah sampel, namun dapat dilakukan dengan rumus dan perhitungan sederhana.
Rumus Slovin untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :
𝑛 = N
1 + (N x 𝑒2) Keterangan :
n = Jumlah sampel N = jumlah populasi
e = Presentase kelonggaran ketelitian keselahan pengambilan sampel yang masih bisa ditolerir, e = 0,10
Maka :
𝑛 = N
1 + (N x 𝑒2)
= 177
1 + (177 x 0,102) = 177
1 + 1,77 = 177
2,77= 64 Responden
Berdasarkan perhitungan dihalaman sebelumnya sampel yang menjadi responden dalam penelitian ini di sesuaikan menjadi sebanyak 64 orang pegawai dari seluruh total pegawai Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat (DISPERKIM), hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam pengolahan data dan untukhasil pengujian yang lebih baik. Sampel berdasarkan teknik probability sampling, simple random sampling, dimana peneliti memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu sendiri (Sugiyono, 2014:118).
4.5 Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian (Sugiyono, 2018: 137). Pengumpulan data dalam penilaian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk pembahasan data yang digunakan dalam penelitian. Terdapat beberapa teknik dalam pengumpulan data yaitu:
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penulis melakukan penelitian secara langsung ke Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Jawa Barat. Adapun cara yang dilakukan adalah:
a. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan fenomena atau permasalahan yang harus diteliti dan bila peneliti ingin mengetahui hal-hal mendalam yang bisa didapatkan dari responden dan jumlah responden kecil atau sedikit (Sugiyono, 2018: 214).
b. Kuesioner
Kuesioner merupakan daftar pernyataan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya dimana responden akan mencatat jawaban mereka, biasanya dengan alternatif yang didefinisikan dengan jelas (Sekaran, 2017: 170).
2. Studi Kepustakaan (Library Research)
Studi kepustakan adalah pengumpulan data atau informasi yang dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari literature atau sumber-sumber yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan dapat diperoleh dari data sekunder yaitu literatur, buku-buku yang berkaitan dengan objek yang ditliti dan bertujuan untuk mengetahui teori yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti serta jurnal dan hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik permasalahan yang diteliti.
4.6 Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2018: 102) yang dimaksud dengan instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam dan sosiak yang diamati. Jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian tergantung pada jumlah variabel yang akan diteliti. Instrumen penelitian yang lazim digunakan dalam penelitian adalah beberapa daftar pertanyaan atau pernyataan kuesioner yang diberikan kepada masing-masing responden yang menjadi sampel dan populasi dalam penelitian.
4.6.1 Uji Validitas
Uji validitas menurut Sekaran (2017:53) digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner, suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menguji bahwa terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji mana item kuesioner yang valid dan mana yang tidak sah.
Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini digunakan analisis item yaitu mengkoreksi skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah dari tiap skor butir. Jika ada item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut tidak akan diteliti lebih lanjut. Syarat yang harus dipenuhi menurut Sugiyono (2018:178) yaitu:
a. Jika r > 0,3 maka item-item tersebut dinyatakan valid.
b. Jika r < 0,3 maka item-item tersebut dinyatakan tidak valid.
Dalam mencari nilai korelasi penelitian ini menggunakan rumus Pearson Product Moment dengan rumus sebagai berikut:
𝑟𝑥𝑦 = 𝑁 ∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
√[𝑁∑𝑋2 − (∑𝑋)2] [𝑁∑𝑌2 − (∑𝑌)2]
Keterangan:
rxy : Koefesien r product moment
r : Koefisien validitas item yang dicari
x : Skor yang diperoleh dari subjek dalam tiap item y : Skor total instrument
n : Jumlah responden dalam uji instrument
∑x : Jumlah hasil pengamatan variabel X
∑y : Jumlah hasil pengamatan variabel Y
∑xy : Jumlah hasil kali dari pengamatan variable X dan Variabel Y
∑x2 : Jumlah kuadran pada masing-masing X
∑y2 : Jumlah kuadran pada masing-masing Y Dasar pengambilan keputusan:
a. Jika rhitung > rtabel maka instrument atau item pernyataan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid)
b. Jika rhitung < rtabel maka instrument atau item pernyataan tidak berkolerasi signifikan terhadap skor total (dinayatakan tidak valid)
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS (Statistical Package For The Social Sciences). Tujuannya adalah untuk menilai kevalidan masing-masing butir pernyataan yang dapat dilihat dari Corrected Item Total Corelation masing-masing butir pernyataan. Suatu butir pernyataan dikatakan valid jika nilai rhitung yang merupakan nilai dari Corrected Item Total Corelation >
0,3.
4.6.2 Uji Reliabilitas
Uji reabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur bisa dipercaya atau dengan kata lain menjukkan sejauh mana hasil pengukuran tersebut tetap konsisten jika dapat dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama. Uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pernyataan-pernyataan yang sudah memenuhi uji validitas dan tidak memenuhi, maka tidak perlu diteruskan untuk uji reabilitas. Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi atau ketepatan data dalam interval waktu tertentu (Sugiyono, 2018:173). Pengertian reabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya dan jika hasil pengukuran yang dilakukan relatif sama maka pengukuran tersebut diaanggap memiliki tingkat reabilitas yang baik.
Menurut Ghozali (2013:47) suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Jadi uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap pernyataan yang sama menggunakan alat ukur yang sama pula.
Ghozali (2013:48) mengemukakan suatu konstruk atau variabel dapat dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70. Uji reliabel dilakukan dengan uji Cronbach Alpha, rumus Cronbach Alpha adalah sebagai berikut :
𝑎 = ( 𝐾
𝐾 − 1) (𝑠2𝑟− ∑𝑠2𝑖 𝑠2𝑥 )
Keterangan :
a : Koefisien reliabilitas Cronbach Alpha K : Jumlah item pertanyaan yang diuji
∑s_i^2 : Jumlah varians skor item
s_x^2 : Varians skor-skor test (seluruh item K) 4.6.3 Variabel Penelitian
Sedangkan menurut Uma Sekaran (2011:67) variabel adalah atribut atribut penelitian yang akan diuji oleh peneliti. Sugiyono (2017: 59) menyatakan pengertian variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari nilai dari objek maupun kegiatan yang mempunyai variasi tertentu lalu diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
a. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas adalah variabel yang menyebabkan atau yang mempengaruhi faktor-faktor yang diukur dan dipilih untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamati. Sekaran (2017:
79) mendefinisikan variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan (X1) dan kepuasan kerja (X2).
b. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat adalah faktor-faktor yang diobeservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul
atau tidak muncul dan berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh penulis. Sekaran (2017: 78) variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja pegawai (Y).
4.6.4 Unit Analisis
Menurut Sekaran (2017: 119) unit analisis merupakan tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap analisis data selanjutnya. Unit analisis adalah sesuatu yang berkaitan dengan komponen yang diteliti. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa unit analisis adalah daya yang dikumpulkan sebagai tahap analisis selanjutnya. Maka unit analisis dalam penelitian ini adalah Pegawai pada Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Jawa Barat.
4.6.5 Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel diperlukan penulis untuk mempermudah dalam mengukur dan memahami variabel-variabel penelitian. Berdasarkan pengertian dari keempat variabel yang akan diteliti menetapkan sub variabel, kemudian dikembangkan menjadi indikator-indikator yang dijadikan sebagai item-item pertanyaan atau pernyataan yang akan digunakan dalam membuat kuesioner. Agar lebih jelas operasionalisasi variabel, maka dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Dimensi Indikator Skala
Gaya Kepemimpinan Demokratis (X1)
Gaya kepemimpinan demokratis merupakan gaya kepemimpinan dalam melaksanakan tugasnya, seorang pemimpin yang demokratis mau
menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan masukan dari seluruh anggota
Keputusan dibuat bersama
Terlibat bersama-sama dalam membuat dan pengambilan keputusan.
Ordinal Melakulan aktivitas bersama demi
pencapaian suatu tujuan organisasi.
Menghargai potensi bawahan
Menghargai setiap potensi bawahan.
Memberikan penghargaan kepada bawahan yang berprestasi.
Mendengar Mendengar kritik dari bawahan.
Variabel Dimensi Indikator Skala organisasi (Rivai, 2014:
257).
kritik, saran dan pendapat dari
bawahan
Mendengar saran dari bawahan.
Mendengar pendapat dari bawahan.
Melakukan kerjasama dengan bawahan
Mampu bekerja sama dengan bawahan dalam pencapaian tujuan organisasi.
Pemimpin terjun langsung kelapangan untuk menjalankan tugas dan mengontrol bawahan.
Kepuasan Kerja (X2)
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal (Mila Badriyah, 2015: 227)
Upah Besarnya gaji yang diterima.
Ordinal Promosi Kesempatan untuk naik jabatan.
Supervisi Kepuasan seseorang terhadap atasannya.
Tunjangan tambahan
Asuransi, liburan dan fasilitas lainnya.
Penghargaan Penghargaan yang diberikan berdasarkan hasil.
Prosedur dan peraturan kerja
Prosedur dan peraturan di tempat kerja.
Rekan kerja Hubungan sesame rekan kerja.
Pekerjaan itu sendiri
Kesempatan untuk berkreasi dan variasi dari tugas yang diberikan.
Komonikasi Komunikasi berlangsung dengan baik dalam pekerjaan.
Kinerja Pegawai (Y)
Kinerja adalah prestasi yang merupakan hasil dari implementasi rencana kerja yang dibuat oleh intuisi yang dilaksanakan oleh pimpinan dan karyawan (SDM) yang bekerja di instansi baik pemerintah ataupun perusahaan (Bisnis) untuk mencapai tujuan organisasi (Abdullah, 2014: 4)
Kualitas Seberapa jauh proses aktivitas mendekati sempurna.
Ordinal Kuantiti Jumlah kegiatan yang telah
diselesaika.
Ketepatan Waktu
Sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan tepat waktu.
Efektivitas Biaya
Sejauh mana penggunaan sumber daya manusia dimaksimalkan untuk mencapai hasil yang tertinggi.
Pengawan
Sejauh mana seorang pegawai dapat melaksanakan fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang supervisi.
Dampak Interpersonal
Sejauh mana pegawai memelihara harga diri, nama baik dan kerja sama diantara rekan kerja dan bawahan.
Pada operasionalisasi variabel diatas, semua variabel menggunakan skala Ordinal. Skala Ordinal menurut Sekaran (2017: 20) adalah sebagai berikut:
“Skala yang tidak hanya mengkategorikan perbedaan kualitatif dalam variabel ketertarikan, tetapi juga memungkinkan untuk mengurutkan peringkat dari kategori tersebut dengan cara yang efektif.”
Berdasarkan definisi diatas, maka skala yang digunakan adalah skala ordinal dengan tujuan untuk memungkinkan mengurutkan peringkat dari kategori tersebut dengan cara yang efektif. Pada setiap variabel tersebut diukur pada pengukur dalam bentuk kuesioner yang berskala ordinal.
4.7 Metode Analisis Data
Menurut Sugiyono (2016:147) analisis data adalah: "Kegiatan setelah data dari seluruh responden atau data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah; mengelompokan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk hipotesis yang telah diajukan".
Dari hasil pengumpulan data, penulis mencoba mengolah data tersebut dan menyajikanya dalam bentuk tabel kemudian dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Menurut Ajuar, dkk (2014:85) maksud dari analisis kuantitatif adalah analisis data terhadap data yang mengandung angka atau numerik tertentu.
Analisis data kuantitatif biasanya menggunakan statistik yang beragam, baik statistik deskriptif maupun statistik inferensial, statistik parametrik maupun statistik nonparametrik. Umumnya analaisis ini digunakan pada saat peneliti menggunakan pendekatan penelitian survey, dan penelitian eksperimen.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputerisasi program Microsoft excel dan Program SPSS (Statistical Product and Service Solution).
4.7.1 Teknik Metode Analisis
Kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data dari tiap variabel yang diteliti,
melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah dilakukan.
Berdasarkan jawaban responden yang ditabulasikan dalam bentuk kuantitatif, maka dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistik inferensial. Pada statistik inferensial data dapat dibedakan menjadi statistik parametris dan non parametris. Statistik parametris digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal dari populasi yang bebas distribusi (Sugiyono, 2018:
147). Analisi data yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
4.7.2 Analisis Deskriptif
Arikunto (2015: 3) mendefinisikan metode deskriptif adalah metode penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan penelitian. Pengertian deskriptif menurut Sugiyono (2018: 35) adalah penelitian yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaban variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih.
Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan mengenai fakta-fakta yang ada secara faktual dan sistematis. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut:hasil pengoperasian variabel disusun dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan (kuesioner/angket). Dimana gaya kepemimpinan (X1) Kepuasan Kerja (X2) dan Kinerja Pegawai (Y) setiap item dari kuesioner tersebut memiliki lima jawaban dengan bobot nilai yang berbeda. Setiap pilihan jawaban akan diberikan skor, maka responden harus menggambarkan, mendukung pernyataan (item positif) atau tidak mendukung pernyataan. Skor atas pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan untuk pernyataan positif dan negatif adalah pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Skala Likert
No Alternatif Jawaban Bobot Nilai Positif Negatif
1. SS (Sangat Setuju) 5 1
2. S (Setuju) 4 2
3. CS (Cukup Setuju) 3 3
4. TS (Tidak Setuju) 2 4
5. STS (Sangat Tidak Setuju) 1 5 Sumber: Sugiyono (2018: 94)
Setiap pernyataan-pernyataan yang berhubungan dengan kedua variabel diatas (variabel bebas dan terikat) dalam operasionalisasi variabel ini semua variabel diukur oleh instrument pengukur dalam bentuk kuesioner yang memenuhi pernyataan-pernyataan tipe skala likert. Selanjutnya dicari rata-rata dari setiap responden untuk memudahkan penilaian dari rata-rata tersebut maka digunakan interval untuk menentukan panjang kelas interval, Menurut Sudjana (2013:79) panjang kelas interval diperoleh sebagai berikut.
𝑃 = 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙 Keterangan:
P = Panjang kelas interval
Rentang = Nilai tertinggi – Nilai terendah Banyaknya kelas = 5
Berdasarkan rumus diatas maka panjang interval adalah:
𝑃 =(5 − 1)
5 = 0,8
Maka interval kriteria rata-rata adalah pada Tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 Skala Interval
Interval Interprestasi 1,00 – 1,79 Sangat Tidak Baik 1,80 – 2,59 Tidak Baik 2,60 – 3,59 Cukup Baik
3,60 – 4,19 Baik
4,20 – 5,00 Sangat Baik Sumber: Sudjana (2013: 79)
Untuk pengilahan data digunakan alat bantu statistik dimana alat tersebut dapat memudahkan penafsiran untuk menganalisa apakah ada hubungan antara variabel X terhadap variabel Y dan seberapa besar pengaruhnya, maka akhirnya akan diperoleh suatu pedoman untuk menarik kesimpulan.
4.7.3 Analisis Verifikatif
Analisis verivikatif adalah suatu penelitian yang ditunjukkan untuk menguji teori dan penelitian akan menghasilkan informasi ilmiah baru yaitu status hipotesis yang berupa kesimpulan apakah suatu hipotesis diterima atau ditolak (2018: 54.) Nazir (2011:91) metode verifikatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antar variabel melalui suatu pengujian hipotesis melalui suatu perhitungan ststistik sehingga dapat dihasilkan pembuktian yang menunjukan hipotesis ditolak atau diterima.
Baerdasarkan pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa metode verivikatif digunakan untuk menguji kebenaran antara teori dengan hipotesis yang telah dikemukakan para ahli mengenai keterkaitan antara gaya kepemimpinan dan kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai.
4.7.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan independen terdistribusi normal atau tidak (Ghozali, 2013). Suatu model regresi yang baik adalah data yang terdistribusi normal atau mendekati normal. Uji normalitas dilakukan dengan mengamati dan melakukan
uji Z-Score, dengan mengkonversi nilai per variabel yang ada didalam tabulasi data menjadi nilai standardized (Z-Score). Dasar kriteria pengujian:
1. Untuk sampel data yang < 80 dinyatakan outlier apabila nilai Z-Score yang dihasilkan lebih besar atau sama dengan 2,5.
2. Untuk sampel data yang > 80 dinyatakan outlier apabila nilai Z-Score yang dihasilkan berkisar antara 3 sampai dengan 4.
Jika data outlier yang muncul itu ternyata adalah data yang mewakili atau representasi dari populasi yang kita teliti maka data boleh tetap dipertahankan dan dikatakan berdistribusi normal, namun jika data outlier yang muncul itu ternyata adalah bukan data yang mewakili atau tidak representasi dari populasi yang kita teliti maka data dapat dihapuskan sehingga data bisa berdistribusi dengan normal.
4.7.3.2 Analisis Korelasi
Menurut arikunto (2013: 313) korelasi adalah suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbea agar menentukan tingkat hubungan antar variabel. Penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan itu. Nilai korelasi berkisar antara 0 sampai 1 atau 0 sampai -1 tanda positif dan negatifnya angka menunjukkan arah hubungan dimana tanda positif menunjukkan arah perubahan yang sama seperti jika satu variabel naik maka variabel yang lainnya akan naik.
Sedangkan negatif menunjukkan arah yang berlawanan dimana jika satu variabel turun maka variabel lain akan turun.
Dalam penelitian ini dilakukan menggunakan analisis korelasi rank spearman karena ketiga variabel diukur dalam skala ordinal serta untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan antar variabel independen yaitu beban gaya kepemimpinan demokratis dan kepuasan kerja secara parsial dengan menggunakan bantuan alat ukur SPSS. Menurut Sugiyono (2017:184) analisis kuat atau lemahnya korelasi ini dapat digunakan sebagai pedoman seperti tertera pada Tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2018: 184)
Untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X dan Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut:
𝐾𝐷 = 𝑟2𝑥 100%
Keterangan:
KD = Nilai koefisien determinan r = Nilai koefisien korelasi
pengujian lanjutan yaitu uji signifikan yang berfungsi apabila penulis ingin mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi person tersebut diuji dengan uji signifikan dengan rumus:
𝑡
ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=𝑟 √𝑛−2√1− 𝑟2
Keterangan:
thitung = Nilai t
r = Nilai koefisien korelasi
n = Jumlah sampel
4.7.3.3 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai satu. Nilai R square atau koefisien determinasi r2 dapat dilihat dari
hasil pengolahan data bagian model summary. Nilai koefisien determinasi adalah 0 < r2 <1. Adapun rumus koefisien determinasi adalah:
Kd = r2 x 100%
Keterangan :
Kd : Koefisien determinasi r2 : Koefisien korelasi 4.7.4 Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dinyatakan jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris (Sugiyono, 2018:64). Pengujian hipotesis bertujuan untuk menguji kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan pada bagian sebelumnya.
Penolakan dan penerimaan hipotesis sangat bergantung pada hasil penyelidikan 4.7.4.1 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T)
Uji t pada dasarnya menunjukan apakah pengaruh dari masing-masing variabel independen yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Uji ini dilakukan untuk membandingkan nilai thitung dengan ttabel. Nilai thitung dapat dilihat dari hasil pengolahan data bagian coefficients.
Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan Uji t adalah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesis, uji hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1):
H0 : b1 >0, artinya terdapat pengaruh positif antara gaya kepemimpinan demokratis terhadap kinerja pegawai Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Jawa Barat.
Ha : b1 ≤ 0, artinya terdapat pengaruh negatif antara gaya kepemimpinan demokratis terhadap kinerja pegawai Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Jawa Barat.
H0 : b2 >0, artinya terdapat pengaruh positif antara kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Jawa Barat.
Ha : b2 ≤ 0, artinya terdapat pengaruh negatif antara kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Jawa Barat.
b. Menentukan taraf nyata, taraf nyata yang digunakan adalah a = 0,05. Nilai thitung dibandingkan ttabel dengan ketentuan sebagai berikut :
Kriteria dalam menguji signifikansi hubungan adalah :
1. Jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima, artinya terdapat pengaruh negatif antara gaya kepemimpinan demokratis terhadap kepuasan kerja pegawai Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Jawa Barat.
2. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat pengaruh positif gaya kepemimpinan demokratis terhadap kinerja pegawai Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Jawa Barat.
3. Jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima, artinya terdapat pengaruh negatif antara kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Jawa Barat.
4. Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat pengaruh positif antara kepuasan kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Jawa Barat.
Untuk menghitung thitung dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS yang dilihat dari hasil pengolahan data bagian coefficients.
Untuk mencari ttabel dapat dihitung terlebih dahulu tingkat keabsahannya dengan rumus :
df = n – 2 Keterangan :
df : Tingkat kebebasan n : Jumlah responden
2 : Jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian 4.8 Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilakukan oleh peneliti selama melakukan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Melakukan studi pustaka dengan menggunakan literatur-literatur yang terkait dengan objek penelitian yaitu gaya kepemimpinan demokratis, kepuasan kerja dan kinerja pada pegawai.
2. Menentukan masalah yang akan diteliti serta menentukan gaya kepemimpinan demokratis (X1) kepuasan kerja (X2) dan kinerja pegawai (Y).
3. Melakukan pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner pada pegawai di Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Jawa Barat.
4. Mengolah data yang telah terkumpul dengan melakukan klasifikasi responden berdasarkan data diri yang tertera pada kuesioner.
5. Melakukan pengujian keabsahan data, asumsi klasik dan pengujian hipotesis.
6. Melakukan pembahasan mengenai hasil penelitian yang telah diuji sebelumnya.
7. Memberikan kesimpulan dari hasil penelitian.