• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan di antara tugas-tugas di atas. Dalam hal ini peranan Bank Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan di antara tugas-tugas di atas. Dalam hal ini peranan Bank Indonesia"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank sebagai lembaga utama di bidang keuangan diharapkan dapat menjaga kepercayaan masyarakat atas simpanan yang ditanamkan kepadanya. Mengingat tugas tersebut memiliki sifat yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, pengaturan atas industri perbankan nasional mutlak diperlukan untuk menjaga keseimbangan di antara tugas-tugas di atas. Dalam hal ini peranan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan sebagai otoritas perbankan nasional di tanah air menjadi sangat strategis. Oleh karena itu, menurut Shelagh Heffernan, bahwa bank adalah salah satu pemangku regulasi tertinggi karena kegagalan bank akan menimbulkan biaya sosial yang tinggi berupa hilangnya peran bank sebagai lembaga intermediasi dan transmisi dalam sistem pembayaran.1

Kegiatan usaha perbankan di Indonesia didasarkan pada asas demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Prinsip tersebut digunakan dalam pelaksanaan fungsi perbankan sebagai lembaga penghimpun dana dan penyalur dana masyarakat.2 Perbankan menyediakan fasilitas berupa suatu jasa yang memiliki dua tujuan : pertama, sebagai lembaga yang menyediakan alat pembayaran yang efisien bagi nasabah berupa uang tunai, tabungan, kartu Anjungan Tunai Mandiri/Automated Teller Machine (selanjutnya disebut ATM),

1 I Jonker Sihombing, Penjaminan Simpanan Nasabah Perbankan, PT. Alumni, Bandung, 2010, hlm. 2

2 I Wayan Sudirman, Manajemen Perbankan, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2013, hlm.

16.

(2)

kartu debet, kartu kredit, cek dan bilyet giro. Kedua, sebagai sarana untuk meningkatkan arus dana investasi kepada pemanfaatan yang lebih produktif, yaitu dengan menampung dana tabungan milik nasabah kemudian menyalurkannya dalam bentuk pinjaman kepada pihak yang membutuhkan dana..

Fasilitas bank berupa ATM (Anjungan Tunai Mandiri) merupakan sarana teknologi yang dapat melayani kebutuhan nasabah secara otomatis setiap saat (24 jam) dan 7 hari dalam seminggu termasuk hari libur.3 Namun dibalik kemudahan dan keamanan teknologi mesin ATM ternyata masih terdapat kelemahan.

Kenyataan yang terjadi di lapangan, masyarakat dikejutkan dengan hilangnya sejumlah dana nasabah melalui mesin ATM tanpa diketahui siapa dan kapan transaksi tersebut dilakukan sedangkan nasabah pemilik kartu tidak merasa melakukan transaksi yang dimaksud.

Nasabah sebagai konsumen wajib mendapat perlindungan hukum atas pemanfaatan produk jasa yang ditawarkan oleh bank. Perlindungan hukum merupakan suatu upaya dalam mempertahankan serta memelihara kepercayaan masyarakat luas khususnya nasabah. Permasalahan hilangnya dana nasabah tersebut merupakan akibat kurangnya perlindungan bank terhadap para nasabahnya.4 Kerugian dapat terjadi baik pada pelaku transaksi maupun pada orang lain yang tidak pernah melakukan transaksi, misalnya dalam hal ini pencurian dana nasabah bank melalui modus skimmer (penggandaan kartu Anjungan Tunai Mandiri/ATM). Pencurian dana nasabah bank melalui modus

3 Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008, hlm. 182.

4 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, edisi ke-2, Kencana, Jakarta, 2013, hlm 146

(3)

penggandaan kartu ATM merupakan salah satu kejahatan teknologi di bidang perbankan.

Skimming merupakan suatu aktivitas menggandakan informasi yang terdapat

dalam pita magnetik (magnetic stripe) yang terdapat pada kartu kredit maupun ATM/debit secara ilegal. Alat yang digunakan untuk skimming berupa skimmer (alat pencuri data nasabah) yang dipasang pada mulut ATM saat melakukan tindakan kejahatan. Setelah data nasabah didapat, uang nasabah yang menjadi korban akan tertransfer pada kartu ATM pelaku. Satu skimmer bisa menyimpan data sampai 2000 kartu dan ironinya skimmer ternyata dijual bebas disejumlah pertokoan dengan harga Rp 1,5 Juta rupiah.5

Terdapat beberapa kasus terkait dengan perbuatan skimming terhadap kartu ATM nasabah bank, yang berawal dari nasabah melaporkan ke pihak Bank atau nasabah melaporkan langsung ke pihak kepolisian setempat. Beberapa kasus skimming ini juga telah diputus secara pidana. Dapat dilihat dari Putusan Hakim

Pengadilan Negeri nomor 239/Pid.Sus/2021/PN.Dps, Terdakwa yang bernama Putu Rediarsa dinyatakan bersalah oleh Hakim Pengadilan Negeri Denpasar akibat tindak pidana yang dilakukan yakni perbuatan skimming.

Perbuatan Terdakwa diketahui berawal dari Petugas Kepolisian Direktorat Reskrimsus Polda Bali memperoleh informasi dari pihak Bank BNI Denpasar terkait adanya laporan dari beberapa nasabah Bank BNI yang telah kehilangan uang pada masing-masing rekening beberapa nasabah berdasarkan mutasi rekening dari beberapa nasabah di ketahui bahwa telah terjadi transaksi berupa

5 Dewi Mustari, Cyber Crime: Penggunaan Skimmer Terhadap Pembobolan Atm, Faktor Exacta, 8(3): 261-265, 2015, diakses pada tanggal 23 April 2021.

(4)

penarikan tunai dan transfer atas masing-masing rekening dari beberapa nasabah Bank BNI Tbk di beberapa mesin ATM di wilayah Kabupaten Badung dan waktu yang berbeda-beda. Kemudian, di masing-masing ATM tersebut, dilakukan pengecekan terhadap Elektrik Jurnal, data rekaman camera capture (Snapshot) dan data rekaman CCTV oleh Pihak Kepolisian dan Petugas Bank BNI yang akhirnya berhasil menangkap Terdakwa.

Terdakwa dalam hal ini telah menggunakan 19 (sembilan belas) kartu berisi magnetic stripe yang bertuliskan “RBS Travel Card” di 7 (tujuh) mesin ATM Bank BNI di seputaran daerah Kuta, Kabupaten Badung dan yang berhasil dipergunakan untuk melakukan transaksi sebanyak 8 (delapan) kartu bertuliskan

”RBS Travel card“ di 4 (empat) mesin ATM Bank BNI dengan total hasil transaksi penarikan sebesar Rp. 24.000.000,- (dua puluh empat juta rupiah).

Hakim dalam menjatuhkan putusan dengan menggunakan Pasal 30 Ayat (1) jo Pasal 46 Ayat (1) UU RI No. 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang Undang R.I. No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) jo Pasal 55 KUHP. Namun, perkara ini tidak memberikan tanggung jawab terhadap Bank untuk membayar ganti kerugian kepada nasabah tersebut.

Terdapat juga Putusan Hakim Pengadilan Negeri Balikpapan Nomor 106/Pdt.G/2018/PN.Bpp, dalam perkara ini Penggugat yakni Yeni Yulianti Samti merupakan nasabah Bank Mandiri dan Tergugat adalah PT. Bank Mandiri, Tbk.

Pusat Jakartacq PT. Bank Mandiri Tbk Cabang Balikpapan. Gugatan ini berawal dari Penggugat yang mengecek saldo rekening melalui m-Banking Mandiri, yang ternyata telah terjadi transaksi sebesar Rp. 4.592.500,00;- (empat juta lima ratus

(5)

sembilan puluh dua ribu lima ratus rupiah). Kemudian melaporkan ke pihak Tergugat, kemudian melakukan pengecekan dan membenarkan adanya transaksi yang dilakukan oleh Penggugat. Namun, Penggugat merasa tidak pernah melakukan transaksi sebesar itu. Sehingga Penggugat meminta untuk dilakukan pengecekan lewat CCTV yang terdapat di mesin ATM.

Namun dalam kurun waktu yang lama, Tergugat masih belum juga memberikan informasi selanjutnya kepada Penggugat terkait aduannya tersebut.

Sehingga Penggugat melakukan somasi terhadap Tergugat dan tidak ditanggapi, Penggugat beranggapan bahwa Tergugat tidak bertanggung jawab terhadap kerugian yang diterima oleh Penggugat. Maka, Penggugat mengajukan gugatan perbuatan melawan hukum untuk membayar ganti kerugian materiil secara tunai sebesar Rp. 55.592.500.00,- (lima puluh lima juta lima ratus Sembilan puluh dua ribu lima ratus rupiah). Hakim dalam putusannya, menerima sebagian gugatan Penggugat dan menghukum Tergugat untuk membayar ganti kerugian Penggugat sebesar Rp. 55.592.500.00,- (lima puluh lima juta lima ratus Sembilan puluh dua ribu lima ratus rupiah).

Apabila dilihat dari 2 (dua) putusan diatas, terdapat perbedaan terkait dengan tanggung jawab Bank dalam melindungi nasabah yang mengalami kerugian akibat perbuatan skimming. Dari 2 (dua) putusan diatas, jalur yang ditempuh oleh nasabah tentu berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa masih belum adanya kepastian hukum terhadap perlindungan nasabah yang mengalami kerugian akibat perbuatan skimming. Secara pidana, dapat dilihat bahwa Bank hanya membantu dalam menangani permasalahan yang diterima oleh nasabah

(6)

namun untuk mengganti kerugiannya tidak terdapat kewajiban dalam putusan tersebut. Secara keperdataan, dengan adanya putusan hakim tersebut Bank dapat membayar ganti rugi terhadap nasabah yang mengalami kerugian. Namun, butuh proses yang panjang untuk meminta pertanggung jawaban Bank apabila mengalami kerugian akibat perbuata skimming ini.

Berdasarkan kasus-kasus tersebut, menunjukkan bahwa perbuatan skimming ini selalu ada dan berkembang. Dalam posisi tersebut nasabah tentu dirugikan dengan adanya kejahatan skimming tersebut, lemahnya posisi nasabah selaku konsumen disebabkan antara lain oleh kurangnya pemahaman hukum yang dimiliki oleh mereka, perangkat hukum yang ada belum bisa memberikan rasa aman, dan peraturan-peraturan yang ada kurang memadai untuk secara langsung melindungi kepentingan dan hak-hak nasabah. Oleh karena itu, perlu adanya perlindungan hukum bagi nasabah dalam dunia perbankan sebagai bagian dari penegakan hukum.

Perlindungan dana nasabah perbankan di Indonesia pada hakikatnya telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan. Tanggungjawab bank terhadap nasabah khususnya mengalami kehilangan dana juga diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan. Prinsip perlindungan yang dimuat dalam peraturan tersebut yaitu transparansi, perlakuan adil, keandalan, kerahasiaan dan keamanan data atau informasi konsumen, dan penanganan pengaduan serta penyelesaian sengketa konsumen secara sederhana, cepat dan biaya ringan.

(7)

Kemudian diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, yang mewajibkan kesetaraan antara Pelaku Usaha dalam hal ini bank dengan konsumen yaitu nasabah.6

Hal ini penting bagi penulis, untuk mengkaji hal ini lebih dalam guna dapat menjadi referensi pengetahuan untuk dipahami dalam menunjang praktik perbankan yang ada di Indonesia. Dalam penelitian ini, yang menjadi pokok pembahasan adalah mengkaji terkait 2 (dua) putusan hakim dalam menilai pertanggungjawaban bank terhadap kerugian nasabah akibat perbuatan skimming.

Perlu adanya kajian dan pembahasan secara khusus terhadap kasus-kasus perbuatan skimming ini. Apabila ditinjau dari perbuatan skimming yang merugikan nasabah Bank, seharusnya Bank juga memiliki tanggung jawab terhadap kerugian yang dialami oleh nasabah itu sendiri. Apabila dilihat secara keperdataan, dengan adanya perikatan antara nasabah dengan Bank, maka dalam hal ini posisi Bank juga seharusnya memiliki pertanggungjawabannya. Namun, secara praktiknya seringkali pihak Bank terkesan tidak bertanggung jawab atas adanya permasalahan ini. Sehingga nasabah lebih memilih untuk melaporkan permasalahan ini secara pidana, dibanding untuk meminta pertanggungjawaban bank. Dikarenakan, Bank dengan ada masalah seperti tidak ingin terlibat dalam penyelesaiannya, tentunya apabila ada ganti rugi akan merugikan Bank tersebut.

Dalam perkembangannya, kasus ini masih tetap ada dan terus berkembang, belum ada pertanggungjawaban Bank terhadap nasabah yang dirugikan. Oleh karena itu, Penulis tertarik untuk melakukan penelitian terhadap kasus

6 Komang Juniawan, Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Korban Kejahatan Penggandaan Kartu ATM pada Bank Swasta Nasional di Denpasar, Disertasi S2, Fakultas Hukum Universitas Udayana, Denpasar, 2013, hlm. 2.

(8)

penggandaan kartu ATM (skimming) tersebut dengan menyesuaikan perkembangan saat ini. Dengan mengangkat judul penelitian “ANALISIS PERBANDINGAN PUTUSAN HAKIM NOMOR 106/PDT.G/2018/PN.BPP DAN PUTUSAN HAKIM NOMOR 239/PID.SUS/2021/PN.DPS TERHADAP TINDAKAN SKIMMING YANG MERUGIKAN NASABAH BANK”

B. Rumusan Masalah

Berkaitan dengan penelitian yang akan diteliti, Penulis membahas topik permasalahan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pertimbangan putusan hakim Nomor 106/Pdt.G/2018/PN.Bpp dan Nomor 239/Pid.Sus/2021/PN.Dps terhadap kasus tindakan skimming yang merugikan nasabah bank ?

2. Bagaimana putusan hakim dalam perspektif perlindungan hukum terhadap nasabah yang dirugikan akibat tindakan skimming ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan memahami pertimbangan putusan hakim terhadap kasus terkait dengan perbuatan skimming yang merugikan nasabah bank 2. Untuk mengetahui dan memahami putusan hakim dalam perspektif

perlindungan hukum terhadap nasabah yang dirugikan akibat tindakan skimming.

(9)

D. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis, penelitian hukum ini selain sebagai syarat akademik untuk

memperoleh gelar kesarjanaan S1 dibidang Ilmu Hukum, juga mampu mengetahui dan memahami peengaturan terkait perlindungan hukum terhadap nasabah yang mengalami kerugian akibat perbuatan skimming.

2. Bagi Masyarakat, penelitian ini diharapkan mampu memberikan suatu gambaran yang konkret dan pengetahuan ilmiah mengenai pengaturan perlindungan hukum terhadap nasabah yang mengalami kerugian akibat perbuatan skimming.

3. Bagi Instansi terkait, penelitian ini diharapkan dapat mampu menjadi bahan evaluasi kedepan dengan mempelajari penelitian ini. Guna mengevaluasi terkait dengan sistem dan penegakan hukum perbankan atas adanya perbuatan tindakan skimming.

E. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian yang dilakukan ini adalah sebagai berikut : 1. Kegunaan Teoritis

Manfaat Teoritis hasil penulisan ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu hukum, pembaruan nasional nasional pada umumnya, dan memberikan tambahan referensi kepentingan mahasiswa hukum yang bersifat akademis dan sebagai tambahan bagi perpustakaan.

(10)

2. Kegunaan Praktis

Penulis berharap hasil penelitian ini secara praktis dapat bermanfaat serta memberikan gambaran yang dapat di sumbangkan pada masyarakat luas sehingga masyarakat menyadari dan mengetahui terkait peranan Bank dalam memberikan perlindungan terhadap nasabah.

F. Metode Penelitian a. Metode Pendekatan

Metode pendekatan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum yuridis normatif (normatif legal research) yaitu penelitian yang difokuskan untuk mengkaji penerapan-penerapan produk hukum berupa peraturan perundang-undangan atau norma-norma dalam hukum positif yang berlaku. Penelitian yuridis normatif dilakukan dengan cara mengkaji dan menganalisis substansi peraturan perundang-undangan, literatur-literatur yang bersifat teoritis atas pokok permasalahan dengan asas-asas dan norma hukum yang ada.7

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian hukum adalah terdapat beberapa pendekatan yaitu melalui pendekatan perundang-undangan (Statute Approach), pendekatan kasus (Case Approach), pendekatan historis (Historical Approach), pendekatan perbandingan (Comparative Approach) dan pendekatan konseptual (Conceptual Approach).8 Dari kelima pendekatan

7 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta, 2014, hlm.

60.

8 Ibid., hlm. 93

(11)

tersebut, pendekatan yang paling relevan dengan penelitian hukum ini adalah pendekatan kasus dan pendekatan konseptual.

1) Pendekatan kasus adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara melakukan telaah terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah menjadi putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Dalam penelitian in, kasus yang diteliti terkait dengan penyelesaian perkara tindakan skimming yang merugikan nasabah dalam Putusan Hakim Nomor Putusan Hakim Nomor 106/Pdt.G/2018/Pn.Bpp Dan Putusan Hakim Nomor 239/Pid.Sus/2021/Pn.Dps.

2) Pendekatan Konseptual, adalah Pendekatan yang beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum. Pendekatan ini menjadi penting sebab pemahaman terhadap pandangan/doktrin yang berkembang dalam ilmu hukum dapat menjadi pijakan untuk membangun argumentasi hukum ketika menyelesaikan isu hukum yang dihadapi. Digunakannya pendekatan konseptual (Conceptual Approach) ini untuk menganalisis kerangka berfikir atau kerangka konseptual yang sesuai dengan penelitian ini.

Berkaitan dengan pendekatan konseptual digunakan untuk menganalisis dan membangun kerangka konseptual mengenai tindakan skimming yang merugikan nasabah.

b. Bahan Hukum

(12)

Bahan hukum adalah bagian terpenting dalam penelitian hukum. tanpa bahan hukum tidak mungkin dapat ditemukan jawaban atas isu hukum yang diketengahkan.9 Adapun bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Bahan hukum primer, merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif, artinya mempunyai otoritas. Bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim.10 Adapun bahan hukum primer dalam penelitian adalah sebagai berikut :

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 b. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

c. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

d. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan

e. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

f. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia

g. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan.

9 Dyah Ochtorina Susanti & A’an Efendi, Penelitian Hukum (Legal Research), Sinar Grafika, Jakarta, 2018, hlm. 48.

10 Peter Mahmud Marzuki, Op.Cit., hlm 181.

(13)

h. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

i. Putusan Hakim Pengadilan Negeri Balikpapan Nomor 106/Pdt.G/2018/PN.Bpp

j. Putusan Hakim Pengadilan Negeri Denpasar Nomor 239/Pid.Sus/2021/PN.Dps

2) Bahan hukum sekunder, adalah buku-buku hukum termasuk skripsi, tesis, dan disertasi hukum serta jurnal-jurnal hukum (termasuk yang online). Kegunaan bahan hukum sekunder adalah memberikan kepada

peneliti semacam petunjuk ke arah mana peneliti melangkah.11 Dalam penelitian ini, data sekunder yang dimaksud berupa jurnal, artikel, buku, skripsi, tesis dan disertasi yang berkaitan dengan permasalahan tindakan skimming.

3) Bahan hukum tersier, adalah sebagai penunjang dari sumber hukum primer dan sekunder, sumber bahan non hukum dapat berupa internet, ataupun laporan-laporan penelitian non hukum dan jurnal-jurnal non hukum sepanjang mempunyai relevansi dengan topik penulisan skripsi.12 Dalam penelitian ini, data tersier yang digunakan berupa kamus hukum, berita, dan koran yang memiliki relevansinya dengan permasalahan tindakan skimming.

c. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

11 Ibid., hlm. 196

12 Ibid., hlm. 183-184

(14)

Teknik pengumpulan bahan hukum dalam penelitian hukum ini adalah menggunakan teknik kepustakaan, dari berbagai sumber pustaka dan dilakukan dengan cara menelusuri baik berupa Peraturan Perundang- Undangan, buku-buku, jurnal majalah dari media cetak maupun media online (situs internet) yang dapat mendukung pengkajian masalah yang diteliti.

Dengan menggunakan metode pendekatan Yuridis-Normatif, yaitu dititkberatkan pada pengunaan dan kepustakaan atau data sekunder yang berupa bahan hukum primer, sekunder dan tersier yang ditunjang oleh data primer, metode pendekatan ini digunakan dengan mengingat bahwa permasalahan yang diteliti berkisar pada peraturan perundangan yaitu hubungan peraturan satu dengan peraturan lainnya serta kaitannya dengan penerapan dalam praktek.

d. Teknik Analisa Data

Analisa bahan hukum merupakan suatu metode yang digunakan untuk menemukan jawaban atas permasalahan, proses analisis bahan hukum merupakan proses menemukan jawaban dari pokok permasalahan yang timbul dari fakta hukum, proses tersebut dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu :13

Analisis dilakukan dengan melakukan telaah terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan isu yang dihadapi yang telah menjadi putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap yaitu :

13 Ibid. Hlm. 213

(15)

a. Putusan Hakim Pengadilan Negeri Balikpapan Nomor 106/Pdt.G/2018/PN.Bpp

b. Putusan Hakim Pengadilan Negeri Denpasar Nomor 239/Pid.Sus/2021/PN.Dps

Kemudian menginventarisasi dan mengidentifikasi peraturan perundangundangan, selanjutnya dilakukan analisis terhadap kasus terkait dan peraturan perundang-undangan tersebut dengan melakukan penafsiran terhadap undangundang, untuk kemudian ditarik kesimpulan dari hasil analisis tersebut. Setelah itu, memberikan preskripsi berdasarkan argumentasi yang telah dibangun di dalam kesimpulan.

G. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan latar belakang yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diangkat oleh peneliti, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kegunaan penelitian, dan metode penelitian serta sistematika penelitian dari penelitian ini, sehingga dapat memudahkan para pembaca dalam memahami penelitian ini..

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini, menguraikan lebih dalam dan sistematis mengenai teori- teori maupun kaidah-kaidah yang bersumber dari undang-undang, buku atau literatur yang berhubungan dengan obyek penelitian.

(16)

BAB III: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, merupakan inti atau pokok dari penulisan hukum yang dilakukan oleh Penulis. Pada bab ini berisi hasil analisis penulis yang telah dipaparkan dengan membaginya kedalam dua sub bab yang masing-masing berkaitan dengan permasalahan yaitu Bagaimana perlindungan hukum terhadap nasabah didalam putusan-putusan terkait dengan perbuatan skimming ? dan Bagaimana putusan hakim dalam perspektif perlindungan hukum terhadap nasabah yang dirugikan akibat perbuatan skimming ?

BAB IV: PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian serta saran- saran yang perlu disampaikan terkait dengan permasalahan yang telah diteliti.

Referensi

Dokumen terkait

[r]

serta Pengharmonisasian, Pembulatan, dan Pemantapan Konsepsi.Lebih lanjut substansi yang sama yakni tentang tahapan perencanaan, penyusunan, pembahasan, pengesahan atau

Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Selain itu, komunikasi bukan hanya berfungsi sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi juga merupakan kegiatan individu dan kelompok dalam tukar menukar data, fakta, dan

Mengacu pada rumusan masalah yang akan di urai melalui karya tulis ini tidak lepas dari ruang lingkup permasalahan di atas, yaitu Bagaimana menumbuhkan &

Berdasarkan jawaban responden yang terdiri dari inspektorat berbagai daerah kota dan kabupaten di Provinsi Sumatera Utara diperoleh berbagai kelemahan pengendalian

Prospek pengembangan usaha pembibitan jeruk siam di Desa Bangorejo Kecamatan bangorejo Kabupaten Banyuwangi dilakukan dengan menganalisis faktor-faktor internal dan

Secara praktis hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yakni pelaksanaan pembelajaran kitab Nadzam Hidayatus Shibyan (Syifaul