• Tidak ada hasil yang ditemukan

REVISI RENCANA STRATEGIS LLDIKTI WILAYAH VIII TAHUN DENPASAR 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "REVISI RENCANA STRATEGIS LLDIKTI WILAYAH VIII TAHUN DENPASAR 2021"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

REVISI RENCANA STRATEGIS LLDIKTI WILAYAH VIII

TAHUN 2020 – 2024 DENPASAR

2021

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya revisi Rencana Strategis (Renstra) Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah VIII periode 2020-2024, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Renstra ini merupakan rencana dari LLDIKTI Wilayah VIII untuk lima tahun ke depan yang disusun dengan mengacu pada berbagai dokumen, yakni Undang – Undang No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024, serta Peraturan Menteri Pendidikan No. 34 Tahun 2020 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi.

Tujuan revisi renstra ini adalah sebagai tindak lanjut dari perkembangan dan capaian target yang tercantum dengan penyesuaian terhadap renstra Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta sebagai tindak lanjut dari arahan eselon I agar ada penyelarasan dengan renstra diatasnya dengan melengkapi indikator kinerja tujuan dan indikator kinerja sasaran. Renstra yang telah disusun ini tak banyak artinya jika tidak ditindaklanjuti dengan pelaksanaan yang professional, inovatif dan motivasi yang tinggi dari setiap pelaku kegiatan di lingkungan LLDIKTI Wilayah VIII.

Penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan kepada semua pihak yang telah berkonstribusi dalam pelaksanaan revisi Renstra LLDIKTI Wilayah VIII periode tahun 2020-2024.

Kami mengajak semua pihak untuk berkomitmen kuat guna mensukseskan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Arah Kebijakan, Strategi dan upaya yang telah digariskan dalam Renstra ini. Terima kasih.

Denpasar, April 2021

Kepala LLDIKTI Wilayah VIII

Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M.Si NIP. 196002091987031002

(3)

2 DAFTAR ISI

DAFTAR ISI 2

DAFTAR TABEL 3

DAFTAR GAMBAR 4

BAB I PENDAHULUAN 5

1.1. Kondisi Umum Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VIII 5 1.2 . Permasalahan Dan Potensi Pembangunan LLDIKTI Wilayah VIII 6

1.3 . Tantangan Pembangunan LLDIKTI Wilayah VIII 7

BAB II VISI, MISI, TUJUAN & SASARAN STRATEGIS 8

2.1. Visi 8

2.2. Misi 7

2.3. Tata Nilai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 11

2.4. Tujuan dan Indikator Kinerja Tujuan 14

2.5. Sasaran dan Indikator Kinerja Sasaran 15

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA

KELEMBAGAAN 17

3.1 Strategi Kebijakan 17

3.2 Arah Kebijakan 17

3.3 Landasan Regulasi 17

3.4 Kerangka Kelembagaan 19

3.5 Garis Besar Kebijakan Mutu 19

3.5.1 Pernyataan Mutu 19

3.5.2 Isi Kebijakan 19

3.5.3 Model Manajemen Mutu 20

3.6 Organisasi Unit Penjaminan Mutu LLDIKTI Wilayah VIII 22

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 24

4.1 Target Kinerja 24

4.2 Kerangka Pendanaan 32

BAB V PENUTUP 35

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tujuan dan Indikator Kinerja Tujuan ...……….………15

Tabel 2.2 Indikator Kinerja Sasaran... ………16

Tabel 4.1 Sasaran Kegiatan, Indikator Kegiatan dan Target Kinerja.……… 24

Tabel 4.2 Kerangka Pendanaan Renstra LLDIKTI Wilayah VIII 2020.……… 24

Tabel 4.3 Kerangka Pendanaan Renstra LLDIKTI Wilayah VIII 2021-2024……… 24

(5)

4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Profil Pelajar Pancasila... ……….……….8 Gambar 2.2. Struktur Organisasi LLDIKTI Wilayah VIII ……….……….19

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VIII

Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VIII dan selanjutnya disingkat dengan LLDIKTI Wil. VIII adalah merupakan satuan kerja di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi (Dikti) di wilayah kerja (Bali & NTB), yang dipimpin oleh seorang Kepala Lembaga dan bertanggung jawab kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi, maka tugas pokok LLDIKTI adalah menyelenggarakan fungsi: (a). pelaksanaan pemetaan mutu pendidikan tinggi di wilayah kerjanya; (b). pelaksanaan fasilitasi peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi di wilayah kerjanya; (c). pelaksanaan fasilitasi peningkatan mutu pengelolaan perguruan tinggi di wilayah kerjanya; (d). pelaksanaan fasilitasi kesiapan perguruan tinggi dalam penjaminan mutu eksternal di wilayah kerjanya; (e). pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan fasilitasi peningkatan mutu perguruan tinggi di wilayah kerjanya; (f). pengelolaan data dan informasi di bidang mutu pendidikan tinggi di wilayah kerjanya; dan (g). pelaksanaan administrasi LLDIKTI

Dalam rangka meningkatkan peran dan tanggung jawab perguruan tinggi (PT) melaksanakan pendidikan nasional, maka dipandang perlu dikembangkan kemampuan PT berlandaskan pola pendidikan nasional dengan memperhatikan ciri-ciri khas masing-masing PT.

Selanjutnya untuk mencapai maksud tersebut di atas, dipandang perlu dilaksanakan peningkatan dan pengembangan PT sesuai dengan pertumbuhan dan pengembangan PT.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2020, Wilayah Kerja LLDIKTI terbagi menjadi 16 (lima belas) wilayah, yaitu:

1. LLDIKTI Wilayah I di Medan (Sumatra Utara);

2. LLDIKTI Wilayah II di Palembang (Sumatra Selatan, Lampung dan Bengkulu);

3. LLDIKTI Wilayah III di Jakarta (Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta);

4. LLDIKTI Wilayah IV di Bandung (Jawa Barat dan Banten);

5. LLDIKTI Wilayah V di Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta);

6. LLDIKTI Wilayah VI di Semarang (Jawa Tengah);

7. LLDIKTI Wilayah VII di Surabaya (Jawa Timur);

(7)

6

8. LLDIKTI Wilayah VIII di Denpasar (Bali & NTB);

9. LLDIKTI Wilayah IX di Ujung Pandang (Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara);

10. LLDIKTI Wilayah X di Padang (Sumatra Barat, Riau dan Jambi);

11. LLDIKTI Wilayah XI di Banjarmasin (Kalimantan Selatan, kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah);

12. LLDIKTI Wilayah XII di Ambon (Maluku, Maluku Utara);

13. LLDIKTI Wilayah XIII di Daerah Istimewa Aceh 14. LLDIKTI Wilayah XIV di Papua.

15. LLDIKTI Wilayah XV di Kupang.

16. LLDIKTI Wilayah XVI di Gorontalo

Selanjutnya sebagai gambaran perjalanan wilayah kerja LLDIKTI VIII (d/h Kopertis VIII), yakni ketika baru mulai berdiri hanya menaungi 17 PT yang tersebar di 3 provinsi. Tujuh belas PT tersebut berada di Provinsi Bali sebanyak 10 PT, di Provinsi Nusa Tenggara Barat 4 PT dan di Provinsi Nusa Tenggara Timur 3 PT. Setelah berjalan kurang lebih 36 tahun, terjadi perubahan jumlah perguruan Tinggi, yakni menjadi 161 PTS dengan penyebaran di Provinsi Bali sebanyak 58 PT, di Provinsi Nusa Tenggara Barat sebanyak 51 PT dan Provinsi Nusa Tenggara Timur sebanyak 52 PT. Namun sejak terbentuknya LLDIKTI Wil. XV mulai April 2019, maka jumlah PT yang dilayani LLDIKTI Wil VIII menurun menjadi hanya 105 Perguruan Tinggi Swasta di Provinsi Bali dan NTB.

1.2 Permasalahan dan Potensi Pembangunan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VIII

Sebagaimana telah disebutkan di atas, bahwa LLDIKTI VIII yang meliputi wilayah kerja Propinsi Bali dan Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sampai dengan tahun 2021 melayani 105 PT. Seluruh PT tersebut terdiri dari 29 (dua puluh sembilan) Universitas, 9 (delapan) Institut, 5 (lima) Politeknik, 49 (empat puluh sembilan) Sekolah Tinggi, 11 (sebelas) Akademi dan 2 (dua) Akademi Komunitas, dengan rincian 54 PTS berada di Provinsi Bali dan 51 PTS berada di Provinsi NTB.

Jumlah dosen PNS dpk LLDIKTI Wil. VIII sebanyak 607 orang dan dosen yayasan sebanyak 2.613 orang dengan sebaran 22 orang bekualifikasi Guru Besar (Profesor), 299 orang berkualifikasi Lektor Kepala, 250 orang berkualifikasi Lektor dan 33 orang berkualifikasi assisten ahli dan tenaga pengajar sebanyak 3 orang. Informasi mengenai jenjang pendidikan dosen, yaitu sebanyak 535 orang sudah menyelesaikan pendidikan tingkat Doktor (S3), 8.046

(8)

orang Magister (S2), 536 orang sarjana (S1), 29 orang sarjana (D4), dan masih 3 orang diploma (D3) Sedangkan untuk pendidikan SP1 sebanyak 31 orang dan 41 orang berpendidikan profesi.

Jumlah penerima tunjangan sertifikasi dosen (serdos) sampai tahun 2020 sebanyak 3.161 orang yang terdiri dari PNS dpk sebanyak 549 orang dan Dosen Tetap yayasan Sebanyak 2.612 orang, sedangkan jumlah dosen yang sedang studi lanjut sebanyak 84 orang dengan sebaran studi di luar negeri sebanyak 80 orang dan dalam negeri 64 orang.

Kondisi akreditasi institusi dan program studi Dari 105 PT yang ada di lingkungan LLDIKTI Wilayah VIII dapat digambarkan kondisi akreditasi institusi dan program studi sampai tahun 2020 sebagai berikut : sebanyak 72 PT sudah terakreditasi institusi dengan nilai B sebanyak 20 PT, nilai C sebanyak 36 PT, nilai baik 13 PT dan nilai baik sekali sebanyak 3 PT sedangkan yang belum terakreditasi sebanyak 33 PT. Program studi yang di lingkungan LLDIKTI Wilayah VIII sebanyak 504 dengan rincian akreditasi sebagai berikut nilai A sebanyak 24 Prodi, nilai B sebanyak 275 Prodi dan nilai C sebanyak 176 Prodi, dan dengan akreditasi baik sebanyak 29 Prodi.

1.3 Tantangan Pembangunan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah VIII

Memperhatikan cakupan wilayah kerja LLDIKTI Wil. VIII yang meliputi 2 (dua) provinsi dengan kondisi geografis tersebar di 3 pulau (Bali, Lombok dan Sumbawa), mengakibatkan adanya timbul beberepa permasalahan, seperti:

1. Keberadaan PT di lingkungan LLDIKTI Wil. VIII terutama di wilayah provinsi NTB yang terbagi dua pulau yaitu pulau Lombok dan pulau Sumbawa sehingga dalam melaksanakan fasilitasi peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi di wilayah tersebut membutuhkan waktu yang lebih panjang dan biaya yang lebih tinggi dibandingkan PT yang sebarannya pada satu provinsi dan satu pulau.

2. Kultur masyarakat di masing masing provinsi relatif berbeda dan memiliki ciri yang khas, sehingga dalam melaksanakan fasilitasi peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi diperlukan beragam strategi, upaya dan pendekatan.

3. Kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia sebagai motor utama penyelenggara pendidikan tinggi masih memerlukan peningkatan dalam mutu penyelengaraan pendidikan Tinggi.

(9)

8

BAB II

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

2.1 Visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Sebagai kementerian yang mengemban amanat mengendalikan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui ikhtiar bersama semua anak bangsa untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memajukan kebudayaan, maka Kemendikbud dalam menentukan visi kementerian berdasarkan pada capaian kinerja, potensi dan permasalahan, Visi Presiden pada RPJMN Tahun 2020-2024, serta Visi Indonesia 2045. Adapun Visi Kemendikbud 2020-2024 adalah:

Visi tersebut di atas menggambarkan komitmen Kemendikbud mendukung terwujudnya visi dan misi Presiden melalui pelaksanaan tugas dan kewenangan yang dimiliki secara konsisten, bertanggung jawab, dapat dipercaya, dengan mengedepankan profesionalitas dan integritas. Oleh karena itu, perumusan kebijakan dan pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan dan kebudayaan akan mengedepankan inovasi guna mencapai kemajuan dan kemandirian Indonesia. Sesuai dengan kepribadian bangsa yang berlandaskan gotong royong, Kemendikbud dan seluruh pemangku kepentingan pendidikan dan kebudayaan, bekerja bersama untuk memajukan pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan Visi dan Misi Presiden tersebut.

Gambar 1. Profil Pelajar Pancasila

Sejalan dengan perwujudan visi dan misi Presiden tersebut, Kemendikbud sesuai dengan tugas dan kewenangannya, juga berkomitmen untuk menciptakan Pelajar Pancasila. Pelajar

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung Visi dan Misi Presiden untuk mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebinekaan global

(10)

Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama:

beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif, seperti ditunjukkan oleh Gambar 1. di atas.

Keenam ciri tersebut dijabarkan sebagai berikut:

(1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia

Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.

(2) Berkebinekaan global

Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen kunci dari berkebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.

(3) Bergotong royong

Pelajar Indonesia memiliki kemampuan bergotong royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.

(4) Mandiri

Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.

(5) Bernalar kritis

Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil keputusan.

(11)

10 (6) Kreatif

Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.

Keenam karakteristik ini terwujud melalui penumbuhkembangan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila yang adalah pondasi bagi segala arahan pembangunan nasional. Dengan identitas budaya Indonesia dan nilai-nilai Pancasila yang berakar dalam, masyarakat Indonesia ke depan akan menjadi masyarakat terbuka yang berkewargaan global, dapat menerima dan memanfaatkan keragaman sumber, pengalaman, serta nilai-nilai dari beragam budaya yang ada di dunia, namun sekaligus tidak kehilangan ciri dan identitas khasnya.

Dalam kurun waktu 2020-2024, Kemendikbud sebagai kementerian yang membantu Presiden dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pendidikan dan kebudayaan, sejalan dengan pelaksanaan misi Nawacita dan pencapaian sasaran Visi Indonesia 2045 berupaya melakukan transformasi yang berkelanjutan di bidang pendidikan dan kebudayaan di Indonesia. Ini didasarkan pada keyakinan bahwa dalam menghadapi tantangan Abad 21, perlu melakukan transformasi dan perbaikan signifikan di bidang pendidikan dan kebudayaan Indonesia. Dalam rangka mencapai visi pembangunan bidang pendidikan Kemendikbud akan terus meningkatkan pembinaan dan pengawasan atas pelaksanaan pembangunan pendidikan dasar dan menengah yang dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Selain itu, Kemendikbud juga melaksanakan pembangunan pendidikan tinggi di seluruh wilayah Indonesia. Agar terwujud masyarakat Indonesia yang merupakan pembelajar seumur hidup, layanan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi perlu diperluas tanpa pembedaan atas faktor apapun. Satuan pendidikan, keluarga, masyarakat, dan sektor swasta bersama-sama dalam mengupayakan pengembangan potensi peserta didik lewat olah hati, pikir, rasa dan raga yang seimbang demi terwujudnya insan-insan yang berketuhanan dan berakhlak mulia. Hal tersebut tidak dapat terjadi tanpa komitmen semua pemangku kepentingan pendidikan, baik yang berada dalam pemerintahan maupun masyarakat luas, dalam mengelola dan membiayai pembangunan pendidikan dan kebudayaan.

Dalam rangka mencapai visi pembangunan bidang kebudayaan, Kemendikbud terus memperkuat ketahanan budaya Indonesia dan menggali potensi kebudayaan untuk membangun kesejahteraan bangsa. Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, Kemendikbud memberikan kepastian landasan hukum untuk meningkatkan ketahanan

(12)

budaya bangsa melalui revitalisasi nilai-nilai, tradisi, dan sejarah Indonesia. Dengan demikian, jati diri dan kepercayaan diri bangsa terus kokoh dalam menghadapi pengaruh dan dampak masuknya budaya-budaya eksternal ke Indonesia. Semakin maraknya industri kreatif berbasis budaya menjadi kesempatan sekaligus tantangan.

Berbagai aktivitas kebudayaan melalui sektor industri kreatif dan pariwisata menyokong pembangunan ekonomi, stabilitas sosial, dan kelestarian lingkungan hidup. Sinergi antara kebudayaan dan industri membangun insan-insan Indonesia yang adaptif dalam menghadapi perubahan zaman dan sanggup berinteraksi di tataran lokal maupun global tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisional dan kebudayaannya. Di sisi lain, kondisi SDM di bidang kebudayaan, yang merupakan komponen pokok bagi pembangunan berkelanjutan, masih perlu diperkuat. Pelestarian berbagai warisan budaya baik yang bersifat benda maupun tak benda perlu disokong secara holistik integratif, antara lain melalui pengelolaan cagar budaya, pelestarian bahasa daerah, dan peningkatan diplomasi budaya agar budaya Indonesia lebih dikenal di kancah internasional.

2.2 Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Untuk mendukung pencapaian Visi Presiden, Kemendikbud sesuai tugas dan kewenangannya, melaksanakan Misi Presiden yang dikenal sebagai Nawacita kedua, yaitu menjabarkan misi, yaitu:

1. Mewujudkan pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi, merata dan berkelanjutan, didukung oleh infrastruktur dan teknologi.

2. Mewujudkan pelestarian dan pemajuan kebudayaan serta pengembangan bahasa dan sastra.

3. Mengoptimalkan peran serta seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung transformasi dan reformasi pengelolaan pendidikan dan kebudayaan.

2.3 Tata Nilai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Pelaksanaan misi dan pencapaian visi memerlukan penerapan tata nilai yang sesuai dan mendukung. Tata nilai merupakan dasar sekaligus arah bagi sikap dan perilaku seluruh pegawai Kemendikbud dalam menjalankan tugas membangun pendidikan dan kebudayaan. Tata nilai yang diutamakan pada Renstra Kemendikbud 2020-2024 ini adalah sebagai berikut:

1. Integritas

Pada nilai integritas terkandung makna keselarasan antara pikiran, perkataan, dan perbuatan.

Sesuai dengan nilai integritas, pegawai Kemendikbud diharapkan konsisten dan teguh dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan, terutama dalam hal kejujuran dan kebenaran dalam tindakan dan mengemban kepercayaan.

Adapun indikator yang mencerminkan nilai integritas adalah:

(13)

12

a. Konsisten dan teguh dalam menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dalam tindakan;

b. Jujur dalam segala tindakan;

c. Menghindari benturan kepentingan;

d. Berpikiran positif, arif, dan bijaksana dalam melaksanakan tugas dan fungsi;

e. Mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku;

f. Tidak melakukan tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme;

g. Tidak melanggar sumpah dan janji pegawai/jabatan;

h. Tidak melakukan perbuatan rekayasa atau manipulasi; dan

i. Tidak menerima pemberian (gratifikasi) dalam bentuk apapun di luar ketentuan.

2. Kreatif dan Inovatif

Nilai kreatif dan inovatif bermakna memiliki daya cipta, kemampuan untuk menciptakan hal baru yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. Hal baru tersebut dapat berupa gagasan, metode, atau alat. Indikator dari nilai kreatif dan inovatif adalah:

a. Memiliki pola pikir, cara pandang, dan pendekatan yang variatif terhadap setiap permasalahan, serta mampu menghasilkan karya baru:

b. Selalu melakukan penyempurnaan dan perbaikan berkala dan berkelanjutan:

c. Bersikap terbuka dalam menerima ide-ide baru yang konstruktif;

d. Berani mengambil terobosan dan solusi dalam memecahkan masalah;

e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam bekerja secara efektif dan efisien;

f. Tidak merasa cepat puas dengan hasil yang dicapai;

g. Tidak bersikap tertutup terhadap ide-ide pengembangan; dan h. Tidak monoton;

3. Inisiatif

Inisiatif adalah kemampuan bertindak melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut dari pekerjaan. Pegawai Kemendikbud sewajarnya melakukan sesuatu tanpa menunggu perintah lebih dahulu dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil pekerjaan, dan menciptakan peluang baru atau menghindari timbulnya masalah. Indikator dari nilai inisiatif adalah:

a. Responsif melayani kebutuhan pemangku kepentingan;

b. Bersikap proaktif terhadap kebutuhan organisasi;

c. Memiliki dorongan untuk mengidentifikasi masalah atau peluang dan mampu mengambil tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah;

d. Tidak hanya mengerjakan tugas yang diminta oleh atasan; dan

(14)

e. Tidak sekedar mencari suara terbanyak, berlindung dari kegagalan, berargumentasi bahwa apa yang Anda lakukan telah disetujui oleh semua anggota tim.

4. Pembelajar

Pada nilai pembelajar terkandung ikhtiar untuk selalu berusaha mengembangkan kompetensi dan profesionalisme. Pegawai Kemendikbud harus berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan, dan pengalaman, serta mampu mengambil hikmah dan pelajaran atas setiap kejadian. Indikator yang menunjukkan nilai pembelajar adalah:

a. Berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan memperluas wawasan, pengetahuan, dan pengalaman;

b. Mengambil hikmah dari setiap kesalahan dan menjadikannya pelajaran;

c. Berbagi pengetahuan/pengalaman dengan rekan kerja;

d. Memanfaatkan waktu dengan baik;

e. Suka mempelajari hal yang baru; dan f. Rajin belajar/bertanya/berdiskusi.

5. Menjunjung Meritokrasi

Nilai menjunjung meritokrasi berarti menjunjung tinggi keadilan dalam pemberian penghargaan bagi karyawan yang kompeten. Pegawai Kemendikbud perlu memiliki pandangan yang memberi peluang kepada orang untuk maju berdasarkan kelayakan dan kecakapannya. Indikator yang mencerminkan nilai ini adalah:

a. Berkompetisi secara profesional;

b. Memberikan kesempatan yang setara dalam mengembangkan kompetensi pegawai;

c. Memberikan penghargaan dan hukuman secara proporsional sesuai kinerja;

d. Tidak sewenang-wenang;

e. Tidak mementingkan diri sendiri;

f. Menduduki jabatan sesuai dengan kompetensinya; dan

g. Mendapatkan promosi bukan karena kedekatan/primordialisme.

6. Terlibat Aktif

Nilai terlibat aktif bermakna senantiasa berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Pegawai Kemendikbud semestinya suka berusaha mencapai tujuan bersama serta memberikan dorongan, agar pihak lain tergerak untuk menghasilkan karya terbaiknya. Nilai terlibat aktif terlihat dari indikator:

(15)

14

a. Terlibat langsung dalam setiap kegiatan untuk mendukung visi dan misi kementerian;

b. Memberikan dukungan kepada rekan kerja;

c. Peduli dengan aktivitas lingkungan sekitar (tidak apatis); dan d. Tidak bersifat pasif, sekedar menunggu perintah.

7. Tanpa Pamrih

Nilai tanpa pamrih memiliki arti bekerja dengan tulus ikhlas dan penuh dedikasi. Pegawai Kemendikbud, yang memiliki nilai tanpa pamrih, tidak memiliki maksud yang tersembunyi untuk memenuhi keinginan dan memperoleh keuntungan pribadi. Sebaliknya pegawai Kemendikbud memberikan inspirasi, dorongan, dan semangat bagi pihak lain untuk suka berusaha menghasilkan karya terbaiknya sesuai dengan tujuan bersama. Indikator nilai tanpa pamrih adalah:

a. Penuh komitmen dalam melaksanakan pekerjaan;

b. Rela membantu pekerjaan rekan kerja lainnya;

c. Menunjukkan perilaku 4S (senyum, sapa, sopan, dan santun);

d. Tidak melakukan pekerjaan dengan terpaksa; dan e. Tidak berburuk sangka kepada rekan kerja.

Peningkatan internalisasi ketujuh nilai di atas di antara pegawai Kemendikbud semakin dirasakan urgensinya untuk memastikan pembangunan pendidikan dan kebudayaan sesuai dengan Visi Pendidikan dan Kebudayaan 2020-2024 didukung oleh kinerja Kemendikbud yang prima.

2.4 Tujuan dan Indikator Kinerja Tujuan

Tujuan LLDIKTI Wilayah VIII Denpasar merupakan turunan sasaran strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai berikut:

1. Peningkatan pemerataan layanan pendidikan bermutu;

2. Peningkatan kualitas pembelajaran dan relevansi pendidikan;

3. Penguatan karakter peserta didik (mahasiswa); dan

4. Penguatan sistem tata kelola pendidikan dan kebudayaan yang partisipatif, transparan, dan akuntabel

Indikator Kinerja Tujuan LLDIKTI Wilayah VIII Denpasar merupakan turunan dari Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang disesuaikan dengan tugas dan fungsi LLDIKTI Wilayah VIII Denpasar yang terlihat pada tabel 2.1.berikut:

(16)

Tabel 2.1 Indikator Kinerja Tujuan LLDIKTI Wilayah VIII Denpasar

No Tujuan Indikator Kinerja Tujuan Satuan Target

2024

1

Peningkatan pemerataan layanan pendidikan bermutu

Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan

Tinggi % 37,63

2

Peningkatan kualitas pembelajaran dan relevansi pendidikan

Persentase lulusan pendidikan vokasi yang mendapatkan pekerjaan dalam 1 tahun setelah kelulusan

% 52,60

3 Persentase lulusan PT yang langsung bekerja

dalam jangka waktu 1 tahun setelah kelulusan % 66,70

4 Persentase dosen yang memiliki pengalaman

bekerja atau tersertifikasi di industri % 80,0 5 Penguatan karakter

peserta didik

(mahasiswa)

Persentase tingkat pengamalan nilai-nilai

Pancasila % 40

6 Persentase tingkat pemahaman konsep

Merdeka Belajar % 40

7 Penguatan sistem tata kelola pendidikan dan kebudayaan yang partisipatif, transparan, dan akuntabel

Opini laporan keuangan Opini WTP

8 Indeks kepuasan pemangku kepentingan Indeks 84

9

Indeks Reformasi Birokrasi

Indeks 91

2.5 Sasaran dan Indikator Kinerja Sasaran

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian dimaksud setiap sasaran diukur dengan menggunakan Indikator Kinerja Sasaran.

Adapun sasaran kegiatan LLDIKTI wilayah VIII Denpasar antara lain:

1. Meningkatnya tata kelola LLDIKTI

2. Meningkatnya kualitas layanan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) 3. Meningkatnya efektivitas sosialisasi kebijakan pendidikan tinggi

4. Meningkatnya inovasi perguruan tinggi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan

(17)

16

Sementara itu, dalam rangka mencapai sasaran-sasaran kegiatan tersebut, telah ditetapkan 7 (tujuh) indikator kinerja sasaran di lingkungan LLDIKTI VIII Denpasar yang merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU). Adapun 7 (tujuh) rincian Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah sebagai terlihat pada Tabel 2.2 sebagai berikut:

Tabel 2.2 Indikator Kinerja Sasaran LLDIKTI Wilayah VIII Denpasar

No Indikator Kinerja Utama Sasaran Kegiatan

1 Rata-rata prediksi SAKIP Satker minimal BB

Meningkatnya tata kelola LLDIKTI

2 Rata-rata nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA- KL Satker minimal 80

3 Persentase layanan LLDIKTI yang tepat waktu.

Meningkatnya kualitas layanan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI)

4

Persentase PTS dengan peringkat akreditasi unggul, mempunyai lebih dari 3.000 (tiga ribu) mahasiswa yang terdaftar, atau meningkatkan mutu dengan cara konsolidasi dengan PTS lain.

5

Persentase PTS yang memiliki lebih dari 30% (tiga puluh persen) lulusan S1 dan D4/D3/D2 yang menghabiskan paling sedikit 20 (dua puluh) sks berkegiatan di luar kampus; atau meraih prestasi paling rendah tingkat nasional.

Meningkatnya efektivitas sosialisasi kebijakan pendidikan tinggi 6 Persentase PTS yang implementasi kebijakan

antiintoleransi, antikekerasan seksual, antiperundungan, dan antikorupsi.

7

Persentase PTS yang berhasil meningkatkan kinerja dengan meningkatkan jumlah dosen yang berkegiatan tridarma di luar kampus dan jumlah program studi yang bekerja sama dengan mitra.

Meningkatnya inovasi

perguruan tinggi dalam rangka meningkatkan mutu

pendidikan

(18)

17

BAB III

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, LANDASAN REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana PemeLLDIKTI Wil. VIII mencapai tujuan dan sasaran dengan efektif dan efisien.

Strategi harus dijadikan salah satu rujukan penting dalam pembangunan pendidikan (strategy focussed- management).

3.1 Strategi Kebijakan

Tugas pokok dan fungsi LLDIKTI Wil. VIII yakni melaksanakan fasilitasi peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi di wilayah kerjanya. Strategi kebijakan diantaranya:

1. Peningkatan kualitas pembelajaran dan kemahasiswaan Perguruan Tinggi;

2. Peningkatan kualitas PT sehat agar tercipta atmosfir akademik yang kondusif;

3. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia Perguruan Tinggi;

4. Peningkatan jumlah penelitian, publikasi nasional dan internasional bagi tenaga edukatif;

5. Peningkatan inovasi dan kreatifitas mahasiswa menuju kemandirian; dan

6. Mewujudkan tata kelola yang akuntabel, transparan serta kualitas layanan dan dukungan yang tinggi pada PT di lingkungan LLDIKTI Wil. VIII.

3.2 Arah Kebijakan

1. Meningkatkan kualitas wawasan dan pemahaman penyelenggara pendidikan tinggi di PT terhadap berbagai kebijakan dan regulasi yang diterbitkan oleh pemerintah;

2. Meningkatkan ketaat-asasan penyelenggara pendidikan tinggi di PT dalam rangka meminimumkan penyimpangan maupun pelanggaran terhadap regulasi;

3. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian seluruh elemen penyelenggara pendidikan tinggi, dalam upaya peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan di wilayah kerja LLDIKTI Wil. VIII.

3.3 Landasan Regulasi

Untuk mewujudkan rencana strategis (renstra) menjadi dasar merumuskan kegiatan operasional teknis, maka acuan utama adalah peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti berikut ini.

1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

(19)

18

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;

4. Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;

5. Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2009 tentang Tunjangan Guru dan Dosen;

6. Peraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2009 tentang Dosen;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2005 tentang Perubahan atas PP Nomor 29 Tahun 1997 tentang PNS yang menduduki jabatan rangkap;

8. Permenristekdikti Nomor 62 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi;

9. Permenristekdikti Nomor 59 Tahun 2018 tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi, dan Sertifikat Profesi Pendidikan Tinggi;

10. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

11. Permendikbud Nomor 5 Tahun 2020 tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi;

12. Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan dan Pembubaran PTN serta Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin PT;

13. Permenristekdikti Nomor 13 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kemristekdikti Tahun 2020-2024;

14. Permenristekdikti Nomor 26 Tahun 2015 tentang Registrasi Pendidik pada Perguruan Tinggi;

15. Permenristekdikti Nomor 15 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi;

16. Permenristekdikti Nomor 32 Tahun 2019 tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Type B;

17. Keputusan MenristekDikti Nomor 841/M/KPT.KP/2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Kepala LLDIKTI Wil. VIII (Bali & NTB) Periode Tahun 2018-2022;

18. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2020 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi; dan 19. Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 754/P/2020 Tentang Indikator

Kinerja Utama Perguruan Tinggi Negeri Dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Di Lingkungan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2020.

(20)

19 3.4 Kerangka Kelembagaan

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2020 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi, susunan organisasi LLDIKTI Wil. VIII adalah sebagai berikut:

STRUKTUR ORGANISASI LLDIKTI WILAYAH VIII

Gambar 2. Struktur Organisasi LLDIKTI Wilayah VIII

3.5 Garis Besar Kebijakan Mutu 3.5.1 Pernyataan Mutu

Pernyataan Mutu LLDIKTI Wil. VIII sebagai berikut.

“LLDIKTI Wil. VIII berkomitmen dan konsisten untuk memberi layanan yang berkualitas menuju perguruan tinggi yang sehat”

3.5.2 Isi Kebijakan

LLDIKTI Wil. VIII berkomitmen kuat untuk memenuhi kebutuhkan stakeholder dengan mengimplementasikan sistem manajemen mutu melalui perbaikan berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan tersebut, manajemen akan:

(21)

20

a. meningkatkan kepuasan stakeholders melalui peningkatan mutu kegiatan administrasi serta pelayanan yang memadai;

b. menyediakan personel dengan kualifikasi dan kompetensi yang sesuai untuk memberikan kontribusi optimal pada pelayanan untuk fasilitasi peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan tinggi di wilayah kerja;

c. meningkatkan mutu serta manajemen lembaga melalui perbaikan tata cara kerja dan tata kelola organisasi ke arah efisiensi dan efektivitas;

d. meningkatkan kerjasama dengan lembaga terkait sebagai bagian pengembangan dan peningkatan mutu organisasi serta promosi organisasi;

e. menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai untuk menunjang kegiatan administrasi serta pelayanan fasilitasi peningkatan mutu pengelolaan perguruan tinggi di wilayah kerja;

f. memperbaiki dan mengembangkan pengelolaan data dan informasi dalam menunjang pertanggungjawaban kegiatan administrasi serta pelayanan dalam rangka pemetaan mutu pendidikan tinggi di wilayah kerja.

3.5.3 Model Manajemen Mutu

Sistem manajemen mutu LLDIKTI Wil. VIII dirancang, dilaksanakan, dan ditingkatkan mutunya secara berkelanjutan. Pendekatan yang digunakan mengacu pada Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan dan Evaluasi Peta Proses Bisnis dan Standar Operasional Prosedur di Lingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Dalam hal ini setiap LLDIKTI wajib menyusun Peta Proses Bisnis dan SOP. Pendekatan yang digunakan dan menjadi dasar penyusunan Proses Bisnis tersebut adalah manajemen proses bisnis. Menurut pendekatan ini, penyusunan proses bisnis merupakan suatu siklus. Siklus dimaksud adalah sebagai berikut.

(22)

21

Dalam siklus tersebut, penyusunan proses bisnis diawali dengan aktivitas Analisis Kebutuhan, yang kemudian dilanjutkan dengan aktivitas Perancangan dengan menggunakan Pemodelan Proses. Apabila penyusunan dan pengembangan model telah selesai dan telah mememuhi prinsip-prinsip penyusunan, maka Proses Bisnis harus dapat terimplementasi dengan baik untuk dapat diketahui manfaat dan keberhasilannya. Setelah teruji dan memenuhi kriteria yang diharapkan selama implementasi, selanjutnya dilakukan penetapan sesuai ketentuan yang berlaku dan pemberlakuan di Unit Kerja. Pemberlakuan dilakukan dengan dukungan infrastruktur teknologi informasi yang memadai. Selanjutnya Proses Bisnis yang terbentuk dilakukan pemantauan secara berkesinambungan dan evaluasi berdasarkan fakta-fakta yang ada untuk mengukur efektivitas dan kehandalannya.

Peta Proses Bisnis tersebut digunakan oleh LLDIKTI Wil. VIII untuk dasar penataan organisasi, penyusunan dan perbaikan SOP, standar pelayanan publik dan analisis jabatan. Penyusunan SOP dilakukan berdasarkan prinsip efisiensi dan efektifitas, berorientasi pada pelanggan, kejelasan dan kemudahan, keselarasan, keterukuran, dinamis, kepatuhan dan kepastian hukum. Penyusunan SOP dilakukan melalui tahapan: a. persiapan; b. identifikasi kebutuhan; c. analisis kebutuhan; d.

penulisan; e. verifikasi dan uji coba; f. pelaksanaan; g. sosialisasi; h. pelatihan dan pemahaman; dan i. pemantauan dan evaluasi seperti siklus berikut.

(23)

22

Pemantauan dan evaluasi Peta Proses Bisnis dan SOP pada LLDIKTI Wil. VIII dilakukan oleh Unit Kerja yang memiliki tugas dan fungsi organisasi dan tata laksana, dalam hal ini oleh Tim Penjaminan Mutu LLDIKTI Wil. VIII. Pemantauan dan evaluasi Peta Proses Bisnis dan SOP dimaksud dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun. Hasil Pemantauan dan Evaluasi Peta Proses Bisnis dan SOP menjadi dasar untuk melakukan penyempurnaan Peta Proses Bisnis dan SOP.

3.6 Organisasi Unit Penjaminan Mutu LLDIKTI Wilayah VIII

Kedudukan Unit Penjaminan Mutu LLDIKTI Wil. VIII, dalam stutur organisasai LLDIKTI Wil. VIII diletakkan di bawah koordinasi Bagian Akademik, Kemahasiswaan, dan Sumber Daya. Unit Penjaminan Mutu LLDIKTI Wil. VIII secara internal bertugas memberikan masukan tentang fasilitasi mutu internal kepada Sekretaris Pelaksana LLDIKTI Wil. VIII melalui Kepala Bagian Akademik Kemahasiswaan dan Sumber Daya pada input dan proses dalam pengambilan kebijakan peningkatan mutu layanan LLDIKTI Wil. VIII. Secara eksternal, Unit Penjaminan Mutu LLDIKTI Wil. VIII bertugas

(24)

23

memberikan masukan kepada Kepala LLDIKTI Wil. VIII khususnya pada implementasi peningkatan kualitas SPMI dan SPME di setiap Perguruan Tinggi di lingkungan LLDIKTI Wil. VIII. Menyusun dan memberikan rekomendasi kepada Kepala LLDIKTI Wil. VIII tentang penjaminan dan peningkatan mutu dalam aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi (pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat), serta memfasilitasi dan mendampingi Program Studi dalam mempersiapkan dokumen dan visitasi untuk pengajuan status Akreditasi.

(25)

24 BAB IV

TARGET KINERJA

DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1 Target Kinerja Tahun 2020 - 2024

Berdasarkan sasaran strategis yang telah ditetapkan pada periode 2020-2024 selanjutnya sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 754/P/2020 Tentang Indikator Kinerja Utama Perguruan Tinggi Negeri Dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Di Lingkungan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2020maka ditetapkan juga Indikator Kinerja Utama (IKU) untuk menggambarkan tingkat ketercapaian indikator sasaran strategis tersebut. Secara lebih rinci IKU LLDIKTI Wilayah VIII Denpasar dan target yang akan dicapai pada periode 2020-2024, sebagaimana tercermin pada Lampiran II Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 754/P/2020 sebagai berikut:.

Tabel 4.1 Sasaran Kegiatan, Indikator Kegiatan dan Target Kinerja LLDIKTI Wilayah VIII Denpasar

Sasaran kegiatan/Indikator Kinerja Kegiatan TARGET (%)

2020 2021 2022 2023 2024 [SK 1] Meningkatnya tata kelola LLDIKTI

[IKK 1.1] Predikat SAKIP A A A A A

[IKK 1.2] Nilai Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-K/L

85 85 87 89 91

[S 1] Meningkatnya kualitas layanan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) [IKU 1.1] Persentase layanan LLDIKTI yang tepat

waktu.

95,24 95,24 95,24 95,24 95,24

[IKU 1.2] Persentase PTS dengan peringkat akreditasi unggul, mempunyai lebih dari 3.000 (tiga ribu)

mahasiswa yang terdaftar, atau meningkatkan mutu dengan cara konsolidasi dengan PTS lain

81,48 83,33 87,04 92,59 100

[S 2] Meningkatnya efektivitas sosialisasi kebijakan pendidikan tinggi [IKU 2.1] Persentase PTS yang memiliki lebih dari 30%

(tiga puluh persen) lulusan S1 dan D4/D3/D2 yang menghabiskan paling sedikit 20 (dua puluh) sks

9,26 10,19 11,2 12,33 13,56

(26)

25

berkegiatan di luar kampus; atau meraih prestasi paling rendah tingkat nasional.

[IKU 2.2] Persentase PTS yang implementasi kebijakan antiintoleransi, antikekerasan seksual, antiperundungan, dan antikorupsi.

72,22 79,44 87,39 100 100

[S 3] Meningkatnya inovasi perguruan tinggi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan [IKU 3.1] Persentase PTS yang berhasil meningkatkan

kinerja dengan meningkatkan jumlah dosen yang

berkegiatan tridarma di luar kampus dan jumlah program studi yang bekerja sama dengan mitra.

70,37 77,4 85,15 93,66 100

Sasaran Kegiatan 1. Meningkatkan kualitas layanan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI)

 Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan A. Keunggulan layanan.

LLDIKTI Wilayah VIII memiliki 23 layanan, antara lain:

1. Layanan Pertimbangan Alih Bina PTS

2. Layanan Pertimbangan Perubahan Nama BHP

3. Layanan Pertimbangan Pendirian PTS dan Pembukaan Program Studi Baru 4. Layanan Pertimbangan Perubahan Bentuk PTS

5. Layanan Penyelesaian PTS Tidak Taat Azas

6. Layanan Pertimbangan Pengembangan Kampus dan Penyelenggaraan Perkuliahan di Luar Domisi

7. Standar pelayanan pelaporan proses belajar mengajar (PBM) pada pangkalan data pendidikan tinggi (PD DIKTI)

8. Standar pelayanan publikasi informasi

9. Standar pelayanan validasi perubahan data pokok dosen pada pangkalan data pendidikan tinggi (PD DIKTI)

10. Standar Pelayanan Inpasing Dosen 11. Standar pelayanan data dan informasi 12. Standar pelayanan konsultasi

13. Standar pelayanan pengaduan pelayanan publik

14. Standar pelayanan pengadaan langsung barang dan jasa 15. Standar alur permohonan Audiensi

(27)

26 16. Standar Alur Permohonan Narasumber

17. Penilaian Angka Kredit Jabatan Akademik Dosen Asisten Ahli Dan Lektor 18. Rekomendasi Jabatan Akademik Dosen Lektor Kepala dan Profesor 19. Pemberian Rekomendasi Beasiswa Dosen

20. Pemberian Rekomendasi Perpanjangan Waktu Beasiswa Luar Negeri 21. Pemberian Pindah Homebase Dosen Tetap Yayasan

Layanan LLDIKTI yang tepat waktu sebanyak 21 layanan dari 23 (dua puluh tiga) layanan atau sebesar 95,24%.

Dua layanan LLDIKTI Wilayah VIII yaitu:

1. Layanan Penyelesaian PTS Tidak Taat Azas

2. Layanan Pertimbangan Pengembangan Kampus dan Penyelenggaraan Perkuliahan di Luar Domisi

Dua layanan ini tidak dapat tepat waktu karena kecenderungan bukan akibat factor internal layanan dari LLDIKTI Wilayah VIII. Sebagai contoh layanan penyelesaian PTS tidak taat azas tetapi akibat faktor luar atau pihak yang bersengketa dan pihak lainnya.

Sistem, mekanisme, dan prosedur layanan penyelesaian PTS tidak taat azas, antara lain:

1. Masyarakat/Lembaga menyampaikan surat pengaduan ditujukan kepada Kepala LLDIKTI Wilayah VIII Denpasar;

2. Kepala mendisposisikan surat permohonan ke Sekretaris Pelaksana LLDIKTI Wilayah VIII Denpasar;

3. Sekretaris Pelaksana LLDIKTI Wilayah VIII Denpasar mendisposisikan surat permohonan usulan kepada Kepala Bidang Kelembagaan dan Sistem Informasi;

4. Kepala Bidang Kelembagaan dan Sistem Informasi menunjuk Pejabat/pegawai untuk melakukan desk evaluasi, visitasi, dan Laporan Monitoring dan Evaluasi sebagai dasar penyelesaian permasalahan;

5. Pejabat/pegawai yang ditunjuk menyampaikan hasil klarifikasi yang telah disahkan oleh Kepala LLDIKTI Wilayah VIII Denpasar kepada Ditjen Kelembagaan IPTEK dan Dikti.

Saat pelaksanaan mekanisme nomor 4 kecenderungan menyita waktu yang banyak karena sangat dipengaruhi oleh pihak yang bersengketa.

LLDIKTI Wilayah VIII pada Indikator Kinerja Utama: Keunggulan Layanan dari Triwulan I sampai dengan Triwuan IV tetap menarget layanan tepat waktu sebanyak 21 layanan dari 23 total layanan yang ada di LLDIKTI Wilayah VIII. Sangat beralasan 2 layanan yang tidak tepat

(28)

27

waktu akan tetap terjadi layanan yang sulit dikendalikan rentang waktu penyelesaian akibat faktor pihak yang bersengketa dan pihak luar.

 Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan B. Arsitektur PerguruanTinggi Swasta (PTS).

Persentase PTS dengan peringkat akreditasi unggul, mempunyai lebih dari 3.000 (tiga ribu) mahasiswa yang terdaftar, atau meningkatkan mutu dengan cara konsolidasi dengan PTS lain.

Data yang tercatat di LLDIKTI Wilayah VIII, jumlah Perguruan Tinggi Swasta dengan peringkat akreditasi Unggul jumlahnya nihil, jumlah PTS dengan lebih dari 3.00O (tiga ribu) mahasiswa yang terdaftar terdapat 20 PTS dari 108 PTS yang aktif melakukan update data dan jumlah PTS yang berkonsolidasi dengan PTS lain sebanyak 88 PTS. Sehingga Arsitektur Perguruan Tinggi Swasta (PTS) sebesar 81,48%. LLDIKTI Wilayah VIII menargetkan tiap semester sebanyak 2 sampai dengan 4 PTS mengalami peningkatan Jumlah PTS dengan peringkat akreditasi unggul, jumlah PTS dengan lebih dari 3.000 (tiga ribu) mahasiswa yang terdaftar atau jumlah PTS yang berkonsolidasi dengan PTS lain. Triwulan I target capaiannya 72,22%, selanjutnya meningkat 74,07%; 77,78%; dan 81,48% berturut-turut meningkat pada Triwulan II, Triwulan III dan Triwulan IV.

Sasaran Kegiatan 2. Meningkatnya efektifitas sosialisasi kebijakan pendidikan tinggi

 Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan A. Kampus Merdeka.

Persentase PTS yang memiliki lebih dari 30% (tiga puluh persen) lulusan Sl dan D4/D3/D2 yang:

a. menghabiskan paling sedikit 20 (dua puluh) sks berkegiatan di luar kampus; atau b. meraih prestasi paling rendah tingkat nasional.

Definisi, Kriteria, formula Kampus Merdeka

a. Kebijakan Kampus Merdeka, antara lain paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari mahasiswa S1 dan D4/D3/D2 yang mendapatkan paling sedikit 20 (dua puluh) sks dari kegiatan di luar kampus (dengan dosen pembimbing), sesuai dengan Buku Panduan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka. Kegiatan boleh dikombinasikan dan dihitung kumulatif:

1) Magang atau praktek kerja

(29)

28

Kegiatan magang di sebuah perusahaan, organisasi nirlaba, organisasi multilateral, institusi pemerintah, ataupun perusahaan rintisan (startup company). Bagi program studi vokasi yang sudah memiliki program magang wajib, tidak dapat dihitung.

2) Proyek di desa

Proyek sosial/pengabdian kepada masyarakat untuk pemberdayaan masyarakat di pedesaan atau daerah terpencil dalam membangun ekonomi rakyat, infrastruktur, dan lain-lain.

3) Mengajar di sekolah

Kegiatan mengajar di sekolah dasar dan menengah selama beberapa bulan. Sekolah dapat berlokasi di kota ataupun daerah terpencil.

4) Pertukaran pelajar.

Mengambil kelas atau semester di perguruan tinggi, baik luar negeri maupun dalam negeri berdasarkan perjanjian kerja sama yang sudah diadakan antarperguruan tinggi atau pemerintah.

5) Penelitian atau riset

Kegiatan riset akademik, baik sains maupun sosial humaniora yang dilakukan di bawah pengawasan dosen atau peneliti.

6) Kegiatan wirausaha

Mahasiswa mengembangkan kegiatan kewirausahaan secara mandiri, dibuktikan dengan penjelasan/ proposal kegiatan kewirausahaan dan bukti transaksi konsumen atau slip gaji pegawai.

7) `Studi atau proyek independen

Mahasiswa dapat mengembangkan sebuah proyek yang diinisiasi secara mandiri (untuk mengikuti lomba tingkat internasional yang relevan dengan keilmuannya, proyek teknologi, maupun rekayasa sosial) yang pengerjaannya dapat dilakukan secara mandiri ataupun bersama-sama dengan mahasiswa lain.

8) Proyek kemanusiaan Kegiatan sosial/pengabdian kepada masyarakat yang merupakan program perguruan tinggi atau untuk sebuah yayasan atau organisasi kemanusiaan, baik di dalam maupun luar negeri (seperti penanganan bencana alam, pemberdayaan masyarakat, penyelamatan lingkungan, palang merah, peace corps, dan seterusnya), yang disetujui perguruan tinggi.

Jumlah PTS sedikit 30% (tiga puluh persen) dari mahasiswa S1 dan D4/D3/D2 yang mendapatkan paling sedikit 20 (dua puluh) sks dari kegiatan di luar kampus (dengan dosen pembimbing), sesuai dengan Buku Panduan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka.

(30)

29

Melaksanakan Magang atau praktek kerja, Proyek Desa, Mengajar di Sekolah, Pertukaran pelajar, Penelitian atau riset, Kegiatan wirausaha, Studi atau proyek independen, Proyek Kemanusiaan, sebanyak hanya 7 PTS.

b. Kriteria prestasi

Berprestasi dalam kompetisi atau lomba paling rendah tingkat nasional.

Jumlah PTS berprestasi dalam kompetisi atau lomba paling rendah tingkat nasional hanya sebanyak 3 PTS.

Sehingga persentase PTS dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kampujs Merdeka sebesar 9,26%, atau hanya 10 PTS dari 108 PTS di LLDIKTI Wilayah VIII. Target Meningkatnya Efektifitas Sosialisasi Kebijakan Pendidikan Tinggi pada indicator kampus merdeka tiap Triwulan dicanangkan 1 sampai dengan 2 PTS. Hal ini erat kaitannya dengan pemahaman tentang Kampus Merdeka dan kesiapan implementasi sangat rendah. Triwulan I target hanya 4,63%, Triwulan II naik 1 PTS sehingga menjadi 5,56%, Triwulan III target 6,48% dan Triwulan IV naik 3 PTS atau sebesar 9,26%.

 Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan B. Tiga dosa dan antikorupsi.

Persentase PTS yang implementasi kebijakan antiintoleransi, antikekerasan seksual, antiperundungan, dan antikorupsi.

Jumlah PTS yang implementasi kebijakan antiintoleransi, antikekerasan seksual, antiperundungan, dan antikorupsi sebanyak 78 PTS. Indikator Kinerja Utama Tiga dosa dan antikrupsi di LLDIKTI Wilayah VIII sebesar 72,22 %. Triwulan I target capaiannya 64,81%, selanjutnya meningkat 68,52%; 70,37%; dan 72,22% berturut-turut meningkat pada Triwulan II, Triwulan III dan Triwulan IV.

Sasaran Kegiatan 3. Meningkatnya inovasi perguruan tinggi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan

 Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan A. Link and match PTS.

Persentase PTS yang berhasil meningkatkan kinerja dengan meningkatkan jumlah dosen yang berkegiatan tridarma di luar kampus dan jumlah program studi yang bekerja sama dengan mitra.

a. Kriteria 1: dosen berkegiatan tridarma di luar kampus Lebih dari 20% (dua puluh persen) dosen berkegiatan tridarma di kampus lain, di QS100 berdasarkan bidang ilmu (QS100 bg

(31)

30

subject), bekerja sebagai praktisi di dunia industri, atau membina mahasiswa yang berhasil meraih prestasi paling rendah tingkat nasional dalam 5 (lima) tahun terakhir:

1) Syarat pelaporan ke Pimpinan Perguruan Tinggi:

a) kegiatan harus dengan sepengetahuan institusi atau pimpinan perguruan tinggi, misalnya dengan persetuiuan kepala program studi;

b) format kegiatan dapat berupa kebijakan cuti meninggalkan tugas akademik dan administratif dalam satu kurun tertentu untuk kepentingan riset atau menulis karya akademik dengan tetap mendapatkan penghasilan dari intitusi tempatnya bekef a (sabbatical leaue) atau paruh waktu Qtart time);

c) kegiatan harus disertai kontrak atau surat keputusan di antara perguman tinggi asal dan organisasi luar kampus; dan

d) dosen dapat diberikan keringanan beban kerja/jumlah sks yang harus dicapai selama sedang berkegiatan tridarma di luar kampus.

2) Kriteria Perguruan Tinggi:

a) perguruan tinggi, baik di dalam negeri mupun di luar negeri yang setidaknya memiliki program studi yang terdaftar dalam QS 100 berdasarkan bidang ilmu (QS100 bg subjectl; atau

b) perguruan tinggi di dalam negeri lainnya.

3) Kriteria Kegiatan Daftar kegiatan dapat mengacu pada rubrik kegiatan beban kerja dosen. Beberapa contoh kegiatan, antara lain:

a) Pendidikan: menjadi pengajar, pembimbing, penilai mahasiswa, membina kegiatan mahasiswa, mengembangkan program studi atau rencana kuliah, dan seterusnya.

b) Penelitian: memulai penelitian baru, membantu penelitian dosen di kampus lain, membuat rancangan dan karya teknologi yang dipatenkan, dan seterusnya.

c) Pengabdian kepada masyarakat: fasilitasi pembelajaran pengabdian masyarakat, fasilitasi kuliah kerja nyata, memberi latihan kepada masyarakat, dan seterusnya.

4) Kriteria Pengalaman Praktisi

a) Untuk PTN Akademik dan PTN Vokasi Bekerja sebagai peniliti, konsultan, atau pegawai penuh waktu (full time) atau paruh waktu (part time) di:

- perusahaan multinasional;

- perusahaan teknologi global;

- perusahaan rintisan (startup compang) teknologi;

- organisasi nirlaba kelas dunia;

(32)

31 - institusi/ organisasi multilateral; atau - lembaga pemerintah, BUMN/BUMD.

b) Untuk PTN Seni Budaya

Sama dengan PTN Akademik dan PTN Vokasi dengan tambahan:

- menjadi pendiri atau pasangan pendiri (co-foundefl perusahaan (contoh:

membuka sanggar);

- berkreasi independen atau menampilkan karya; atau

- menjadi juri, kurator, dan/atau panitia acara seni budaya tingkat nasional.

5) Kriteria prestasi

Berprestasi dalam kompetisi atau lomba paling rendah tingkat nasional.

b. Kriteria 2: kerja sama program studi dengan mitra

lebih dari 30% (tiga puluh persen) dari program studi 51 dan D4|D3/D2 melaksanakan kela sama dengan mitra.

1) Kriteria Kemitraan

Perjanjian kerja sama yang setidaknya menyatakan komitmen mitra dalam penyerapan lulusan. Dapat diperkuat dengan bentuk kerja sama lainnya seperti:

a) untuk PTN Akademik:

- pengembangan kurikulum bersama (merencanakan hasil (output) pembelajaran, konten, dan metode pembelajaran); dan

- menyediakan program magang paling sedikit I (satu) semester penuh.

Serta dapat melakukan kegiatan tridarma lainnya, misalnya kemitraan penelitian.

b) untuk PTN Vokasi:

- pengembangan kurikulum bersama (merencanakan hasil (output) pembelajaran, konten, dan metode pembelajaran);

- menyediakan program magang paling sedikit 1 (satu) semester penuh; . menyediakan kesempatan kerja; dan . mengisi kegiatan pembelajaran dengan dosen tamu praktisi.

Serta dapat melakukan kegiatan tridarma lainnya, misalnya kemitraan penelitian dan/atau memberikan pelatihan bagi dosen dan instruktur.

c) untuk PIN Seni Budaya:

- pengembangan kurikulum bersama (merencanakan hasil (output) pembelajaran, konten, dan metode pembelajaran); dan

- menyediakan program magang paling sedikit 1 (satu) semester penuh.

Serta dapat melakukan kegiatan tridarma lainnya, misalnya kemitraan penelitian.

(33)

32 2) Kriteria mitra:

a) perusahaan multinasional;

b) perusahaan nasional berstandar tinggi;

c) perusahaan teknologi global;

d) perusahaan rintisan (startup company) teknologi;

e) organisasi nirlaba kelas dunia;

f) institusi/ organisasi multilateral;

g) perguruan tinggi yang masuk dalam daftar QS100 berdasarkan bidang ilmu (QS100 by subject);

h) perguruan tinggi, fakultas, atau program studi dalam bidang yang relevan (untuk PTN Vokasi dan PTN Seni Budaya);

i) instansi pemerintah, BUMN dan/atau BUMD;

j) rumah sakit; atau k) UMKM.

Jumlah PTS yang berhasil meningkatkan kinerja dengan meningkatkan jumlah dosen yang berkegiatan tridarma di luar kampus dan jumlah program studi yang bekeria sama dengan mitra sebanyak 76 PTS atau sebesar 70,37%. Dengan rincian:

1. Jumlah PTS yang berhasil meningkatkan kinerja dengan meningkatkan jumlah dosen yang berkegiatan tridarma di luar kampus sebanyak 28 PTS, dan

2. jumlah program studi yang bekeria sama dengan mitra senyak 48 PTS.

Uraian target dan capaian tiap Triwulan tahun 2020 Sasaran 3, Meningkatnya Inovasi Perguruan Tinggi Dalam Rangka Meningkatkan Mutu Pendidikan dengan Indikator Kinerja Utama Link and Match dapat dilihat pada Tabel 5.

4.2 Kerangka Pendanaan

Upaya untuk mencapai tujuan LLDIKTI Wil. VIII dan sasaran-sasaran strategis yang telah ditetapkan, diperlukan dukungan berbagai macam sumber daya, dukungan dan prasarana yang memadai, dukungan regulasi, dan tentunya sumber pendanaan yang cukup. Sehubungan dengan dukungan pendanaan, indikasi kebutuhan pendanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis LLDIKTI Wil. VIII dibagi ke dalam dua periode yakni:

1. Periode tahun 2020; dan

(34)

33

2. Periode tahun 2021-2024, berdasarkan restrukturisasi program yang dilaksanakan mulai tahun 2021 di seluruh kementerian/lembaga.

Kebutuhan pendanaan periode pertama tahun 2020 sebagaimana tertuang pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 4.2: Kerangka Pendanaan Rencana Strategis LLDIKTI Wil. VIII 2020

No Sasaran

Indikasi Kebutuhan Pendanaan

(Rupiah) 1 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

LLDIKTI Wil. VIII

180.536.143.000

Gaji dan Tunjangan 174.432.143.000

Operasional dan Pemeliharaan Perkantoran 6.104.000.000

2 Kegiatan Pengembangan Kelembagaan 5.677.785.000

Jumlah PTS yang berkonsilidasi dengan PTS lain 643.922.570 Jumlah PTS dengan peringkat akreditasi unggul 1.909.695.000 Jumlah PTS yang lebih dari 30% (tiga puluh persen) lulusan S1

dan D4/D3/D2 yang menghabiskan paling sedikit 20 (dua puluh) sks berkegiatan di luar kampus, atau meraih prestasi dalam kompetisi atau lomba paling rendah tingkat nasional

460.353.486

Jumlah PTS dengan lebih dari 3.000 (tiga ribu) mahasiswa yang terdaftar

460.353.486

Jumlah program studi yang bekeria sama dengan mitra 346.756.000 Jumlah PTS yang berhasil meningkatkan kinerja dengan

meningkatkan jumlah dosen yang berkegiatan tridarma di luar kampus

512.453.486

Jumlah PTS yang memiliki kebijakan antikkorupsi 460.353.486 Jumlah PTS yang memiliki kebijakan antikseksual 529.390.486 Jumlah PTS yang memiliki kebijakan antikperundangan 139.250.000 Jumlah PTS yang memiliki kebijakan antiktoleransi 215.257.000 Jumlah 186.213.928.000 Adapun kebutuhan pendanaan pada tahun 2021-2024, dalam rangka mendukung kegiatan yang dituangkan dalam rencana strategis LLDIKTI Wiilayah VIII, tertuang pada Tabel sebagai berikut:

(35)

34

Tabel 4.3: Kerangka Pendanaan Rencana Strategis LLDIKTI Wil. VIII 2021-2024 No Program Indikasi Kebutuhan Pendanaan (Rp Ribuan)

Jumlah

2021 2022 2023 2024

1 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis LLDIKTI Wil. VIII

Gaji dan Tunjangan 191.875.357 211.062.893 232.169.182 255.386.100 890.493.532 Operasional dan

Pemeliharaan Perkantoran

6.714.400 7.385.840 8.124.424 8.936.866 31.161.530

2 Kegiatan Pengembangan Kelembagaan Jumlah PTS yang

berkonsilidasi dengan PTS lain

708.315 779.146 857.061 942.767 3.287.289

Jumlah PTS dengan

peringkat akreditasi unggul

2.100.665 2.310.731 2.541.804 2.795.984 9.749.111

Jumlah PTS yang lebih dari 30% (tiga puluh persen) lulusan S1 dan D4/D3/D2 yang menghabiskan paling sedikit 20 (dua puluh) sks berkegiatan di luar

kampus, atau meraih prestasi dalam kompetisi atau lomba paling rendah tingkat nasional

506.389 557.028 612.731 674.004 2.350.152

Jumlah PTS dengan lebih dari 3.000 (tiga ribu) mahasiswa yang terdaftar

506.389 557.028 612.731 674.004 2.350.152

Jumlah program studi yang bekeria sama dengan mitra

381.432 419.575 461.533 507.686 1.770.226

Jumlah PTS yang berhasil meningkatkan kinerja dengan meningkatkan jumlah dosen yang berkegiatan tridarma di luar kampus

563.699 620.069 682.076 750.284 2.616.128

Jumlah PTS yang memiliki kebijakan antikkorupsi

506.389 557.028 612.731 674.004 2.350.152

Jumlah PTS yang memiliki kebijakan antikseksual

582.330 640.563 704.619 775.081 2.702.593

Jumlah PTS yang memiliki kebijakan

antikperundangan

153.175 168.493 185.342 203.876 710.886

Jumlah PTS yang memiliki kebijakan antiktoleransi

236.783 260.461 286.508 315.158 1.098.910

(36)

35

BAB V PENUTUP

Rencana Strategi (Renstra) Revisi LLDIKTI VIII ini menjadi acuan utama dalam penyusunan Rencana Kerja (Renja) dan Rencana Kerja Anggaran (RKA) LLDIKTI Wil. VIII, sehingga akan lebih terarah dan terencana dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan serta lebih efisiensi dalam pelaksanaannya, baik dipandang dari aspek pengelolaan sumber pembiayaan maupun dalam percepatan waktu realisasinya. Di samping itu, rencana strategis ini agar dipahami oleh seluruh pihak atau unsur di lingkungan LLDIKTI Wil. VIII, sehingga dalam menjalankan dan atau memberikan pelayanan kepada pemangku kepentingan benar-benar optimal, taat asas dan sekaligus mencerminkan Aparat Sipil Negara yang penuh dedikasi, pengabdian serta tanggungjawab.

(37)

36

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

LEMBAGA LAYANAN PENDIDIKAN TINGGI WILAYAH VIII Jalan Trengguli I, Banjar Tembau, Penatih, Denpasar Timur 80238

Telp. (0361) 462964, Fax. (0361) 461738

Laman: http://lldikti8.ristekdikti.go.id Email: info.LLDIKTIVIII@ristekdikti.go.id BERITA ACARA

Nomor: 1129.1/LL8/PR/2021

Pada hari ini Senin, tanggal 26 (dua puluh enam) bulan April Tahun 2021, kami Tim Reviu Renstra LLDIKTI Wilayah VIII Denpasar yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan kepala LLDIKTI Wilayah VIII Denpasar nomor: 488/LL8/PR/2021 tanggal 18 Februari 2021, telah melaksanakan Reviu Rencana Strategis LLDIKTI Wilayah VIII Denpasar 2020-2024, sebagai tindak lanjut Hasil Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Tahun 2020, dengan rincian hasil sebagai berikut:

1. Melengkapi Tujuan, Indikator Tujuan, Sasaran Kegiatan (SK) dan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK) mengacu pada Renstra Kementerian.

2. Melengkapi Target Keberhasilan pada Indikator Tujuan dan Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan (IKSK).

Demikian pelaksanaan Reviu Renstra 2020-2024 dilaksanakan oleh Tim Reviu Renstra LLDIKTI Wilayah VIII Denpasar.

Mengetahui Ketua Tim Reviu

Kepala LLDIKTI Wilayah VIII

Prof. Dr. I Nengah Dasi Astawa, M. Si Dr. Ir. I Gusti Lanang Bagus Eratodi, ST., M.T NIP. 196002091987031002 NIP. 197505192005011002

Gambar

Gambar 1. Profil Pelajar Pancasila
Tabel 2.1 Indikator Kinerja Tujuan  LLDIKTI Wilayah VIII Denpasar
Tabel 2.2 Indikator Kinerja Sasaran   LLDIKTI Wilayah VIII Denpasar
Gambar 2. Struktur Organisasi LLDIKTI Wilayah VIII
+4

Referensi

Dokumen terkait

Selanjutnya merujuk kepada Keputusan Menteri Kesehatan nomor 21 tahun 2020 tentang Rencana Strategik Kementerian Kesehatan Tahun 2020- 2024 bahwa tingkat Eselon I

Untuk mencapai sasaran strategis yang telah ditetapkan untuk tahun 2020-2024, Sekretariat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) akan melaksanakan

Selanjutnya sejalan dengan Rencana Strategis Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknlogi Tahun 2020 - 2024, Biro Umum dan Pengadaan

Rencana Strategis (Renstra) Politeknik Negeri Tanah Laut (Politala) Tahun 2020- 2024 ini merupakan penjabaran program, kegiatan, sasaran, dan indikator kinerja dalam upaya untuk

Renstra Pusdatin Kemenperin Tahun 2020-2024 memuat visi, misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, strategi, program, kegiatan, dan anggaran pada Pusat Data

Rencana Strategis (Renstra) Biro Hubungan Masyarakat, Kerja Sama, Dan Layanan Informasi BSN Tahun 2020-2024 memuat misi, tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, target

Berdasarkan Sasaran Kegiatan pada Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan maka ditetapkan Sasaran Kegiatan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba

BAB V PENUTUP Rencana Strategis Renstra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK 2020-2024 adalah dokumen perencanaan pembangunan KLHK untuk periode 2020-2024, yang merupakan