11 BAB 11
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Nama peneliti Judul penelitian Hasil penelitian Akhmad Khemal
Praditama 2018 (Fitrianda, 2013)
Implementasi pelayanan sosial lansia terlantar Di lingkungan pondok sosial (liposos) Kabupaten jember
Pelayanan social yang dilakukan oleh unit pelaksana teknis lingkungan pondok social (LIPOSOS) Jember adalah bentuk pelayanan bagi lanjut usia (lansia )yang terlantar dan berfokus pada permasalahan dan kebutuhan pada lansia yang telah dipaparkan sebelumnya, lanjut usia sangat membutuhkan layanan yang bersangkutan dengan permasalahan lansia dan kebutuhan lansia seperti:
layanan kesehatan layanan dasar dan layanan seperti kondisi psikoligis emosional dan social Upaya pelayanan sosial di Unit Pelaksana Teknis Lingkungan Pondok Sosial (LIPOSOS) Jember sangat membantu para penduduk lanjut usia terlantar agar meningkatnya kualitas hidup pada lansia dan terpenuhnya semua kebutuhan dasar lansia dan kesejahteraanya. ada beberapa Tahapan yang dapat dilakukan oleh lembaga sosial, yaitu 1) Tahapan Pendekatan Awal
2) Tahapan Penerimaan
12
3) Tahapan Bimbingan 4) Tahapan Terminasi
Perbedaan Penelitian dari akhmad khemal praditama yang berjudul implementasi pelayanan social lansia terlantar di lingkungan pondok social (liposos) kabupaten jember penelitian dilakukan di pondok social yang ada di jember
Barjo Wahyu Hidayat, M Hendri, Rusnaini
(2019)
Implementasi program keluarga harapan terhadap Pemenuhan hak social warga lansia miskin (studi di Kecamatan jebres kota surakarta)
Penerapan PKH Lansia di Kecamatan Jebres Surakarta sudah memiliki standard dan sasaran yang sangat sesuai dengan buku PKH dan target dalam program PKH lanjut usia yaitu lansia yang sudah berumur 70 tahun lebih dan termasuk dalam kriteria keluarga penerima manfaat (KPM) atau termasuk dalam kategori miskin. Lanjut usia yang akan menerima PKH lansia ada di kematan jebres berjumlah 523 lanjut usia, yang sudah sesuai dengan petunjuk di dalam buku PKH secara keseluruhan program
keluarga harapan
mempunyai tujuan seperti halnya untuk meningkatkan aksesibilitas kepada layanan kesehatan, layanan kesehatan dan kesejateraan dalam tercapainya sebuah kulitas hidup keluarga.
Adanya PKH di dalam jangka pendek harapannya adalah bisa mengurangi pengeluaran keluarga miskin dan tidak ada lagi rantai kemiskinan di dalam jangka panjang. Terkhusus PKH yang sudah memiliki tujuan yaitu1) mengembangkan
konsumsi keluarga
2) Mengembangkan
kesehatan pada peserta PKH 3)mengembangkan
pendidikan peserta program
13
PKH 4) Memberikan arahan tindakan positif terhadap peserta PKH untuk mengetahui pentingnya pendidikan, kesehtan dan layanan
Perbedaan Penelitian dari barjo wahyu hidayat, M hendri, rusnaini yang mempunyai berjudul implementasi program keluarga harapan terhadap pemenuhan hak social warga lansia miskin (studi di kecamatan jabres kota surakarta) untuk Focus penelitiannya yaitu (1) penerapan program keluarga harapan lanjut usia yang ada di kecamatan jebres (2) beberapa Faktor yang akan mempengaruhi penerapan program PKH lansia di Kecamatan Jebres. Akan dianalisis dengan menggunakan metode model interaktif
Tateki Yoga Tursilarini (2016)(Tursilarini
, 2016)
Implementasi program perlindungan sosial lansia terlantar
program Asistensi Lanjut Usia (ASLUT ) adalah kebijakana kemensos yang dilaksanakan dengan memberikan perlindungan bagi lansia dalam bentuk Bansos atau bantuan social untuk meringankan kebutuhan ekonomi, dan social untuk lansia yang terlantar dalam pelaksanaan program dikabupaten luwu sudah terlihat jika program tersebut sudah tepat sasaran, tepat bantuan dan juga tepat lokasi, pembuktian orang yang menerima program adalah lansia yang terlantar, yang sudah berusia 60 tahun ke atas dan dengan kondisi ekonomi yang tidak mampu ,yangbsudah tersebar di desa dan terjangkau oleh transportasi walaupun desa yang terletak di pegunungan program sudah dapat kemanfaatannya bagi lansia,,dan dapat di ketahui bahwasannya bantuan social dapat memenuhi kebutuhan hidup lansia untuk sehari- hari jadi, sudah di jamin untuk keberlangsungan
14
hidup lanjut usia walaupun bantuan yang diberikan tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari lanjut usia.
Perbedaan Proses pendampingan dalam melaksanakan kegiatan program ASLUT melaksanakan tugas-tugas dan fungsinya, ada empat pendamping program ASLUT yang di kabupaten luwu, satu orang yang akan melaksanakan intervensi di kategori ke tiga ialah terlibat secara langsung ke dalam aktivitas penggunaan Bansos, sehingga diri sendiri juga bagian dari kelompok atau individu yang merupakan sasaran dari pendamping yang telah melaksanakan aktivitas pendampingan ialah a) mau mendengarkan isi hati dari lanjut usia atau curhatan dari lansia b) bisa mendampingi lansia untuk berobat ke rumah sakit atau ke puskesmas c) pendampingan lanjut usia yang ingin berkunjung ke sanak saudara d) menemani lansia untuk berekreasi e) proses pendampingan kepada lansia dalam pelaksanaan pendampingan f) memberikan bantuan kepada lanjut usia untuk menyediakan makanan dan minuman g ) memberikan bantuan kepada lansia mengurus surat menyurat untuk rujukan kesehatan pada lansia yang di butuhkan saat opname di rumah sakit .
Jamilah,
Sudirman, Herlina Yusuf (2019) (Jamilah, Sudirman, n.d.)
Implementasi kebijakan bina keluarga lansia di desa pombewe Kecamatan sigi biromaru kabupaten sigi
Pada hasil penelitian ini dapat dilihat bahwasannya sangat besar untuk lanjut usia aktif di dalam kegiatan yang diberikan yaitu program bina keluarga lanjut usia, semua lanjut usia akan aktif dalam mengikuti pengobatan yang disediakan secara gratis kemudian melakukan senam dan mengikuti pengajian, koordinasi dilakukan dengan sector terkait BKL yaitu Dinkes, BKKBN dan kemudian dinas pengadilan dan penduduk di kabupaten sigi juga dapat dikatakan cukup baik pencapaian yang sudah di dapatkan oleh BKL desa pombewe ialah mendapatkan peringkat 1 pada tingkat kabupaten dan peringkat 1 pada tingkatan
15
provinsi Sulawesi tengah (SULTENG)
Perbedaan Semua lanjut usia harus aktif dalam pelaksanaan program BKL karena di sana lansia akan mengikuti kegiatan pengobatan secara gratis, tidak hanya itu lansia juga akan mengikuti senam dan juga pengajian yang diadakan rutin, pengkoordinir dalam sector dan BKL yaitu seperti Dinkes, Dinsos dan juga dinas pengendalian penduduk dan (KB) keluarga berencana yang ada di kabupaten sigi cukup baik secara keseluruhan pencapaian tujuan dalam program BKL telah menarget pencapaian dan sudah mencapainya kemudian akan menjadikan lanjut usia orang yang tangguh dengan mempunyai ciri-ciri berbadan sehat produktif, lansia yang aktif, dan lansia yang mandiri.
Reri ayu kristianti weni rosdiana, s.sos., m.ap (2014)
(Ilmu, Negara, &
Sosial, n.d.)
Implementasi program posyandu lanjut usia (lansia) di rw iv kelurahan Wonokromo kecamatan wonokromo kota surabaya
Penerapan program lansia yaitu posyandu lansia yang diadakan di RW IV kelurahan wonokromo dan
berkecamatan di
wonokromo kota Surabaya di dalam penelitian ini membahas dengan memakai empat variabel ialah sumber daya, komunikasi disposisi dan struktur birokrasi dalam hal ini menurut George C.
Edward III pada pembahasan
ini menunjukan
bahwasannya penerapan posyandu lansia yang berada di RW IV sudah terlaksana dengan cukup baik
Perbedaan Program layanan kesehatan yang berada di di posyandu lanjut usia lebih memfokuskan upaya preventif dan juga promotif yang merupakan usaha untuk memberikan pengarahan tentang kesehatan yang berupaya untuk mencegah penyakit dan memeriksa kesehatan pada lansia agar lebih mempermudah dalam mebdeteksi penyakit lebih aal pada lansia atau beberapa masalah di dalam kesehatan ada.
Ivo Rangkoly Implementasi kebijakan bantuan kesejahteraan lanjut usia di kecamatan Tanimbar Selatan Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
Pelaksanaan pada program bantuan kesejahteraan untuk lansia yang ada di kecamatan tanimbar kabupaten Maluku belum berjalan sesuai dengan keinginan. Pada tahun 2008- 2014 penyaluraan anggaran tetap berlangsung akan tetapi
16
masih ada kendala yang akan menimbulkan sesuatu yang tidak di inginkan. Dasil dari penelitian ini bisa di lihat bahwasannya tingkat ketentraman pada lansia yang terkhusus pada lansia yang tidak berpotensial karena sampai detik ini lansia sangat membutuhkan perhatian baik dari pusat maupun daerah, mengenai penyediaan dana mengingat bahwasannya dana yang akan di pakai untuk pengimplementasian
kebijakan masih terbatas Perbedaan Pada penelitian ini di implemtasikan pada lansia yang tidak
potensia karena lanjut usia yang tidak potensial sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah baik dari pemerintahan pusat dan daerah.
17 2.2 Kerangka Konsep
2.2.1 Definisi Implementasi
Mulyadi (2015) implementasi merujuk kepada suatu tindakan untuk tercapainya tujuan yang sudah ditetapkan dalam keputusan yang diambil.
Juga bergerak agar tercapainya suatu perubahan baik itu perubahan kecil ataupun perubahan besar seperti yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Implementasi sebenarnya merupakan usaha untuk memahamkan yang sudah terjadi ketika proram sudah dijalankan. Implentasi adalah sebuah proses untuk melaksanakan keputusan-keputusan dasar. Ada beberapa proses dan tahapan yaitu:
1. Melaksanakan keputusan kepada instansi
2. Kelompok bersedia untuk melakukan sebuah keputusan
3. Hasil nyata dari keputusan baik itu yang diharapkan ataupun tidak 4. Instansi mengharapkan adanya dampak dalam keputusan yang
diambil.
5. Usaha untu memperbaiki kebijakan ataupun peraturan undang- undang.
Menurut Nurdin Usman (2002) di dalam bukunya yang ia tulis yang berjudul Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum tentang pelaksanaan. Implementasi merupakan aktivitas atau tindakan dengan adanya suatu proses, implementasi tidak hanya kegiatan tetapi juga
18
merupakan suatu kegiatan yang sudah direncanakan dan adanya tujuan untuk mencapai keberhasilan.(Posyandu et al., 2020)
Menurut Oemar hamalik (2007) di dalam bukunya yang berjudul Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, “Implementasi merupakan suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik perubahan pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai dan sikap”. Dengan hal ini implementasi merupakan sebuah aktivitas untuk menerapkan ide ataupun usulan dalam sebuah tindakan, sehingga dapat memberikan perubahan, bagi penyelenggara kegiatan.
Implementasi merupaka sudut pandang yang sangat penting di dalam sebuas proses kebijakan dan suatu upaya untuk mencapai tujua n yang sudah direncakan dengan alat atau sarana dan prasarana dalam jangka waktu tertentu. Implementasi kebijakan merupakan usaha untuk tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan dengan melewati program agar terpenuhnya pelaksanaan kebijakan.
2.2.2 Lansia
Menurut Nugroho (2008) lanjut usia adalah proses tahapan yang terakhir di dalam sebuah kehidupan. Menjadi tua merupakan sebuah keadaan yang telah terjadi dalam manusia. Proses menjadi tua adalah sebuah proses hidup, proses menjadi tua tidak mulai dari waktu
19
tertentu,akan tetapi di awali dengan di mulainya kehidupan, ini merupakan sebuah proses ilmiah dalam tubuh dan tua juga bukan sebuah penyakit yang harus dihindari akan tetapi merupakan sebuah proses yang akan menurunkan daya ketahanan pada tubuh manusia dan akan berakhir ketika sudah mengalami kematian (Setiyawan, 2013)
Menurut Nugroho (2008) proses untuk menua ialah sebuah proses dengan menghilanya suatu tenaga dari dalam tubuh dan fungsi tubuh dalam mempertahankan strukturnya sehingga tidak bisa bertahan jejas dan dalam perbaikan kerusakan. Dapat di katakana bahwasannya manusai secara bertahap akan mengalami kehilangan kekuatan dalam fungsi organ. Situasi ini dapat dipengaruhi oleh kesehatan lanjut usia (Setiyawan, 2013)
Effendi (2009) Secara umum orang bisa dikatakan lansia jika usia seseorang sudah mencapai di atas 65 tahun. Lanjut usia merupakan bukan sakit, karena ini merupakan suatu tahapan atau proses dalam kehidupan yang akan di tandai oleh kemampuan tubuh akan menurundan akan mengalami stress lingkungan. Lanjut usia merupakan suatu kondisi yang bisa ditandai dengan gagalnya seseorang untuk bisa mempertahankan keseimbangan di dalam kondisi stress fisiologi. Gagalnya seseorang dalam mempertahankan keseimbangan akan berkaitan dengan menurunnya kemampuan untuk hidup. (Wulansari, 2015)
20
Darmono (2004) lansia merupakan fase dimana kemampuan fisik dan akal akan menurun yang akan diawali dengan perubahan-perubahan dalam hidup. Jadi dapat di ketahui dengan ketika hidup lanjut usia berubah lanjut usia akan kehilangan tugas-tugasnya dan selanjutnya akan menghadapi kematian. Untuk manusia normal, akan bisa menerima keadaan yang baru dan akan coba untuk menyesuaikan denga lingkungan yang baru.
2.2.3 Definisi Program
Program adalah kesimpulan dari harapan-harapan atau tujuan yang akan bergantung dan akan saling berkaitan, untuk proses pencapaian sasaran yang sama. Ada kalanya program mencakup secara keseluruhan dalam kegiatan yang ada di administrasi yang sama, atapun sasaran yang akan menguntungkan dan akan saling melengkapi semua harus dilakukan secara bersama-sama. Program-program yang ditautkan dengan perencanaan, dan desain, desain dalam sebuah pembelajaran yaitu sebuah rencana persiapan untuk programpembelajaran .
Menurut Charles O. Jones (1996 ), yang dimaksud dengan program ialah sebuah cara yang di perbolehkan untuk mencapi apa yang sudah menjadi tujuan. Ada karakteristik yang bisa membantu individu untuk mengartikan sebuah aktivitas seperti program atau tidak ialah :
21
1. Program membutuhkan staf untuk melakukan program.
2. Program memiliki rencana keuangan sendiri dan program juga ada kalanya mengidentifikasi melalui rencana keuangan
3. Masyarakat dapat mengakui program ketika program tersebut terlaksana dengan baik
4. Program dapat di katakana baik kepada dunia ketika program tersebut di dasari dengan model teori yang cukup jelas.
Hal yang dilakukan sebelum menetapkan masalah sosial yang akan diatasi dan akan melaksanakan intervensi, sebelum itu harus memikirkan yang baik untuk permasalahan yang terjadi dan memiliki solusi yang terbaik untuk masalah yang sedang dihadapi (Jones, 1996).
Menurut Arikunto dan Jabar (2009:3) pengertian program dapat diartikan menjadi dua di dalam arti khusus dan arti umum pengertian program dalam arti secara umum merupakan sebuah kegiatan yang sudah direncanakan dan akan, program jika dihubungkan dengan evaluasi program akan dapat diartikan sebagai realisasi dari kebijakan dan akan berlangsung di dalam proses berkesinambungan semua itu terjadi dalam sebuah organisasi
Menurut Arikunto mengatakan bahwasannya ada yang perlu di garis bawahi dalam menentuka sebuah program ialah 1) pelaksanaan sebuah kebijakan 2) akan terjadi dalam kurun waktu yang lama dan kegiatan ini akan berkesinambungan 3) program akan terjadi di dalam sebuah
22
organisasi dan terdapat kelompok orang. Program diartikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang dapat disebut sebagai sistem yang didalamnya terdapat rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya satu kali tetapi berkesinambungan.
2.2.4 Definisi Pelayanan Sosial
Pelayanan sosial adalah kegiatan yang terorganisir atau program yang ditujukan untuk meningkatkan kehidupan individu, kelompok atau masyarakat, terutama mereka yang mengalami kesulitan hidup. Makna kata “sosial” pada pelayanan sosial menunjuk pada target atau sasarannya: yakni orang banyak.
Menurut Kemensos RI Nomor 4/PRS-3/KPTS/2007 tentang Pelayanan Sosial Lansia dalam Panti (2007:5), pelayanan sosial merupakan sebuah proses dalam memberikan bantuan yang akan dilakukan dengan sebuah perencanaan dan akan tetap berkelanjutan untuk memenuhi keinginan lanjut usia, kemudian yang bersangkutan akan melakukan fungsi sosial. Yang didasari oleh bentuk layanan sosial yang sudah ada, menurut Departemen sosial RI tujuan untuk layanan sosial untuk lansia, layanan lansia mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas dalam kehidupan lansia dan meningkatkan kesejateraan pada lansia, jadi lanjut usia akan bisa menikmati hidup di masa tua. pelayanan sosial di panti werdha dapat membantu lansia dalam memenuhi kebutuhannya. Sehingga dengan terpenuhi kebutuhannya
23
maka lansia dapat mencapai kesejahteraan sosial. Kesejahteraan sosial di Indonesia tidak terlepas dari tangan para tenaga kesejahteraan sosial.
Soetarso (1993) Pelayanan sosial ada beberapa program yang akan di lakukan dengan tidak mempertimbangkan kriteria untuk sesuatu yang tingkatannya didasari oleh penyediaan fasilitas untuk pemenuhan kebutuhan kesehatan , untuk memperlancar dalam mencapai dan melaksanakan pelayanana, lembaga yang sudah ada dan akan memberi bantuan kepada masyarakat yang sedang dalam masa kesulitan
Definsi khan dapat disimpulkan bahwasannya pelayanan sosial itu adalah program yang di peruntukan kebutuhan dasar oleh masyarakat yang sedang mengalami masa sulit. definisi pelayanan sosial dapat dibedakan yaitu seperti pendapat dari muhidin (1995) didalam bukunya:
a) Pelayanan sosial dapat diartikan secara luas yaitu pelayanan yang meliputi fungsi dari perkembangan termasuk juga dalam pelayanan di dalam bidang kesehatan, bidang pendidikan, bidang rumah tenaga kerja.
b) Pelayanan sosial dapat diartikan secara menyempit yaitu dapat dikatakan bahwasannya pelayan sosial ialah program yang memberikan pertolongan dan juga memberikan perlindunga kepada orang-orang yang kurang mampu seperti contohnya layanan sosial untuk anak yang terlantar, cacat dan lain-lain.
24
Layanan sosial dari definisi di atas merupakan desakan dalam kondisi sekarang. Semakin lebar pelayanan sosial maka akan lebih cenderung kepada layanan sosial yang diberikan kepada masyarakat yang sangat memerlukan bantuan pertolongan dan perlindungan.
2.2.5 Definisis Lembaga
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,panti jompo wreda merupakan tempat tinggal untuk merawat lanjut usia. Arti dari lanjut usia sendiri menurut kamus bahasa Indonesia ialah tua dan secara fisik sudah sangat lemah. Pengertian panti wreda menurut departemen sosial merupakan sebuah tempat untuk mewadahi lanjut usia yang terlantar dan dengan memberikan layanan kepada lansia agar lansia tersebut merasa tentram dan aman sehingga lansia tidak mudah gelisah ataupun khawatir dengan masa tuanya. Panti wreda memiliki fungsi yaitu
a) Layanan kesejahteraan lansia
b) Memberikan tempat seperti bangunan kemudian memberikan aktivitas kepada lansia,
c) Memiliki tujuan untuk membuat lansia bisa menjalani masa tuanya.
Panti wredha juga sering disebut dengan panti jompo yang menur kamus bahasa Indonesia kata-kata panti jompo bisa diartikan sebagai sebuah tempat untuk menampung lanjut usia. Panti wreda merupakan
25
tempat untuk lansia melakukan semua kegiatan untuk kebutuhan dalam hidupnya (Neufert, 2002). Panti wredha merupakan perkumpulan orang lansia yang di serahkan oleh keluarga untuk dirawat semua kebutuhannya tempat ini atau panti wredha dikelola oleh pemerintah da nada juga yang dikelola oleh swasta. Dan ini merupakan tanggung jawab negara untuk menjaga dan merawat warga negaranya
Fungsi panti wredha untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dapat dilihat di bidang kesejahteraan sosial dalam departemen sosial RI Nurlela (2006) menyatakan bahwasannya merawat lansia yang terlantar adalah tugas dari kemanusiaan yang harus dilakukan dalam bentuk kerjasama dengan masyarakat kemudian dengan lembaga sosial dan secara berkesinambungan