• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGARUH ANGGARAN KAS DALAM PENGENDALIAN KAS PROYEK PADA PT. PLN ( PERSERO )WILAYAH SULSELRABAR KOTA MAKASSAR WARZUKNI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI PENGARUH ANGGARAN KAS DALAM PENGENDALIAN KAS PROYEK PADA PT. PLN ( PERSERO )WILAYAH SULSELRABAR KOTA MAKASSAR WARZUKNI"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH ANGGARAN KAS DALAM PENGENDALIAN KAS PROYEK PADA PT. PLN ( PERSERO )WILAYAH

SULSELRABAR KOTA MAKASSAR

WARZUKNI 10573 03636 12

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2016

(2)

PENGARUH ANGGARAN KAS DALAM PENGENDALIAN KAS PROYEK PADA PT. PLN ( PERSERO )WILAYAH

SULSELRABAR KOTA MAKASSAR

WARZUKNI 10573 03636 12

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Starata Satu (S1) Pada Jurusan Akuntansi

Di Universitas Muhammadiyah Makassar

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2016

(3)
(4)
(5)

IV ABSTRAK

WARZUKNI. 105730363612. Pengaruh Anggaran Kas Dalam Pengendalian Kas Proyek Pada PT. PLN ( Persero ) Wilayah Sulselrabar. Dibimbing oleh Agussalim HR dan Ishak.

Anggaran kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk periode tertentu di masa yang akan datang. Dengan menyusun anggaran kas dapat diketahui kapan perusahaan dalam keadaan defisit kas dan surplus kas. Anggaran kas dapat membantu manajemen di dalam mengatasi perubahan-perubahan yang dapat mempengaruhi posisi kas yang mungkin membahayakan kredit kas yang beredar.

Oleh karena itu, penyusunan anggaran kas bagi perusahaan cukup penting guna menjaga tingkat proyeksi likuiditas perusahaan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh anggaran kas terhadap pengendalian kas proyek pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar Kota Makassar. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode peelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan komparatif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anggaran pengeluaran kas Pada PT. PLN ( Persero ) Wilayah Sulselrabar selama 4 tahun menunjukkan pengendalian kas yang cukup efektif. Hal ini dapat dilihat dari hasil-hasil pembahasan pada tahun 2012 sampai tahun 2015.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anggaran kas merupakan alat pengendalian kas pada PT.

PLN ( Persero ) Wilayah Sulselrabar.

Kata Kunci : Pengendalian Kas dan efisiensi.

(6)

V Assalamu Alaikum wr.wb

Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Swt. karena atas berkat rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat menyusun sebuah Skripsi Akuntansi yang berjudul “Pengaruh Anggaran Kas dalam Pengendalian Kas Proyek pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar Kota Makassar”.

Shalawat serta salam kita curahkan kepada baginda besar kita Muhammad saw., yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman peradaban saat ini.

Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda “Muh. Said”

dan Ibunda “Nursiah” yang telah membimbing penulis dan segala doa serta dorongannya yang telah menjadi inspirasi untuk menyelesaikan skripsi penelitian ini. Serta kepada saudara-saudariku Elmi, Yuni, dan Mina selaku Kakakku Serta Adik-adikku Murni, Takdir, dan Arham yang senantiasa mendoakan, membantu dan memberikan semangat serta Motivasi selama ini sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini sampai selesai.

Tak lupa pula, penulis menghanturkan ucapan terima kasih sebanyak- banyaknya dan sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Abdul Rahman Rahim SE, MM Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

(7)

VI

3. Bapak Ismail Badollahi, SE., M.Si. Ak., CA selaku ketua jurusan yang telah membantu dalam proses pendidikan di jurusan ini.

4. Bapak Dr. Agussalim HR, SE, MM selaku Pembimbing I dan Bapak Ishak, SE., M.Si. AK., CA selaku Pembimbing II yang dengan ikhlas menyediakan waktu dan tenaga serta pikirannya untuk dapat membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen dan stafnya yang senantiasa membimbing dan mendidik penulis selama mengikuti pendidikan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khusunya di Jurusan Akuntansi.

6. Teman-teman seperjuangan di jurusan Akuntansi Angkatan 2012 khususnya di AK.3-12 yang telah memberikan motivasi, semangat dan mewarnai keseharian di dunia kampus.

7. Sahabat-Sahabatku Lisa, Sainal, Anhy’, Sry’, Ode, Sari, dan Irma yang selalu memotivasi dan memberikan semangat.

8. Sahabatku tercinta Dewi sartika yang selama ini membantu Menyusun Sampai selesainya Skripsi ini, terima Kasih yang Tak terhingga.

9. Adik – adikku Wita dan Nengsi yang telah membantu mengetik skripsi penulis dan selalu memberikan semangat dikala penulis lelah.

10. Sepupuku Sakina yang tidak berat hati meminjamkan laptopnya kepada penulis sampai skripsi ini selesai, terima kasih banyak.

11. Kakandaku Musakkir ST. yang selalu membantu dan memberikan motivasi serta selalu mendukung dan memberikan semangat selama ini,

12. Pihak dan Karyawan di PT. PLN ( Persero ) Wilaya Sulselrabar yang telah memberika data-data dan membantu dalam proses penelitian ini sampai selesai.

(8)

VII

Selanjutnya dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menghadapi hambatan dan kesulitan, namun atas dorongan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

Segala sesuatu yang telah diberikan beberapa pihak tersebut, penulis tidak mampu untuk membalasnya. Maka dari itu penulis hanya dapat menyerahkan semua itu kepada Allah Swt., semoga semua kebaikan dibalas dengan kebaikan pula dan diterima serta dicatat suatu ganjaran/pahala.

Penulis telah berusaha untuk menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik- baiknya, namun penulis sadar bahwa bagaimana manusia biasa, tentu masih banyak kekurangan dan kesalahannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan sara yang sifatnya membangun untuk meningkatkan pengetahuan penulis dimasa yang akan datang.

Akhirnya, harapan dan doa penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin Ya Rabbal Alamin.

Makassar, Agustus 2016

Penulis

Warzukni

(9)

VIII

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ... I HALAMAN PERSETUJUAN ... II HALAMAN PENGESAHAN ... ... III ABSTRAK ... IV KATA PENGANTAR ... V DAFTAR ISI ... ... VIII DAFTAR TABEL ... X DAFTAR GAMBAR ... XI BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... ... 1

B. Rumusan masalah ... ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anggaran ... 7

B. Anggaran Kas ... 15

C. Manajemen Proyek ... 20

D. Pengendalian ... 21

E. Pengendalian Kas ... 24

F. Kerangka Pikir ... 26

G. Hipotesis ... 28

(10)

IX

B. Teknik Pengumpulan Data ... 29

C. Jenis Datadan Sumber Data ... ... 30

D. Metode Analisis Data ... ... 31

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PT. PLN ( Persero) Wilayah Sulselrabar... 32

B. Visi dan Misi PT. PLN ( Persero ) Wilayah Sulselrabar ... 36

C. Tujuan Perusahaan ... 37

D. Struktur Organisasi dan pembagian tugas PT. PLN ( Persero ) Wilayah Sulselrabar ... 38

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengendalian Terhadap Kas ... 43

B. Laporan Keuangan ... 48

C. Komponen Anggaran Penerimaan Kas ... 51

D. Koponen Anggaran Pengeluaran Kas ... 58

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(11)

X

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Laporan Laba/Rugi PT. PLN ( Persero ) Wilayah Sulselrabar ... 49 Tabel 4.2 Komponen Anggaran Pengeluaran Kas ... 53 Tabel 4.3 Perbandingan antara Anggaran Kas dan Realisasi pada PT. PLN

( Persero ) Wilayah Sulselrabar... 58

(12)

XI

DAFTAR GAMBAR

1 Bagan Kerangka Pikir ... 27 2 Bagan Struktur Organisasi ... 38

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan pesatnya perkembangan pembangunan daerah saat ini, semakin banyak terdapat pembangunan berbagai fisilitas umum, infrastruktur, dan bangunan pribadi serta komersil terutama di perkotaan. Pesatnya perkembangan pembangunan daerah menandakan semakin majunya peradaban daerah tersebut.

Arus globalisasi juga mendorong pertumbuhan pembangunan dan perekonomian, sehingga semakin marak terlihat proyek-proyek pembangunan fasilitas-fasilitas penunjang tersebut. Namun pemilik dari fasilitas-fasilitas tersebut tak banyak yang mampu untuk merencanakan dan membangun sendiri proyek-proyek tersebut.

Hal ini menuntut setiap perusahaan untuk mengelola usaha mereka dengan baik guna mencapai tujuan perusahaan. Salah satu tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal. Untuk mencapai laba yang maksimal, manajemen di tuntut untuk melakukan perencanaan dan pengendalian dengan baik dan efektif terhadap sumber daya dan operasinya. Dengan melakukan perencanaan dan pengendalian yang baik maka sumber daya yang terbatas dari perusahaan akan dapat di manfaatkan secara efektif dan efisien untuk mengoptimalkan tujuan.

Berbagai cara telah di tempuh agar perusahaan dapat mencapai tujuannya.

Salah satu alat yang penting untuk perencanaan dan pengendalian yang efektif adalah anggaran, dimana anggaran akan memudahkan manajemen dalam mengelola perusahaan ke arah pencapaian tujuan, terutama untuk mencapai

(14)

profitabilitas yang tinggi dengan mengkoordinasi usaha dan menghindari pemborosan. Prinsip ini harus diadopsi oleh semua perusahaan, apapun bidang kegiatannya baik bergerak dibidang manufaktur, jasa, dagang, maupun perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan fisik.

Salah satu rencana kegiatan yang di buat oleh manajemen dalam upaya menentukan kas minimal ini adalah dengan menyusun anggaran kas. Anggaran kas adalah estimasi terhadap posisi kas untuk periode tertentu di masa yang akan datang. Dalam menyusun anggaran kas dapat diketahui kapan perusahaan dalam keadaan defisit kas dan surplus kas.

Anggaran kas dapat membantu manajemen di dalam mengatasi perubahan- perubahan yang dapat mempengaruhi posisi kas yang mungkin membahayakan kredit kas yang beredar. Oleh karena itu, penyusunan anggaran kas bagi perusahaan cukup penting guna menjaga tingkat proyeksi likuiditas perusahaan.

Anggaran sebagai alat pengendalian mengindikasikan alokasi sumber dana pemerintah yang legislatif untuk dibelanjakan. Akan tetapi jika penyusunan anggaran kas tidak dapat dilaksnakan sesuai dengan perencanaannya, aka diperlukan pengendalian tindakan korektif terhadap penyimpangan tersebut, sehingga penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dapat segera diatasi dan apa yang menjadi tujuan instansi perusahaan akan tetap dapat tercapai. Dengan anggaran kas pula maka akan dapat diketahui apabila terdapat perbedaan di dalam waktu dan volume dari aliran kas masuk (cash inflow) dan aliran kas keluar (cash outflow) yang dapat menimbulkan kesulitan, karena hal ini berpengaruh terhadap besarnya uang kas yang tertahan di dalam perusahaan.

(15)

3

Besarnya pengaruh perencanaan dalam pembangunan suatu proyek menjelaskan betapa pentingnya suatu perencanaan yang matang. Perusahaan sebagai lembaga ekonomi umumnya mengejar keuntungan, dan karenanya menggunakan kriteria efisiensi sebagai alat pengukurnya. Karena itulah perusahaan membutuhkan alat perencana dan pengendalian keuntungan.

Perencanaan tersebut dituangkan dalam bentuk sebuah anggaran, dimana menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2010:58) anggaran adalah salah satu bentuk dari berbagai rencana yang mungkin disusun, meskipun tidak setiap rencana dapat disebut sebagai anggaran. Dalam usaha jasa konstruksi ada yang dinamakan gambar rencana letak (site plan) dan gambar rencana bangunan.

Menurut Nafarin (2013:104), penyusunan suatu anggaran perlu mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu pengetahuan tentang tujuan dan kebijakan umum perusahaan; data masa lalu; kemungkinan perkembangan kondisi ekonomi; pengetahuan tentang taktik, strategi pesaing, dan gerak-gerik pesaing;

kemungkinan adanya perubahan kebijakan pemerintah; dan penelitian untuk pengembangan perusahaan. Anggaran yang dibuat akan mengalami kegagalan jika pembuat anggaran tidak cakap, tidak mampu berpikir ke depan, dan tidak memiliki wawasan yang luas; wewenang dalam membuat anggaran tidak tegas;

tidak didukung oleh masyarakat; dan dana tidak cukup.

Setelah anggaran yang menjadi pedoman dalam mengerjakan kegiatan yang telah direncanakan, realisasi anggaran harus menjadi perhatian. Dikarenakan anggaran dibuat atas dasar perkiraan atau estimasi 3 berdasarkan factor-faktor yang telah disebutkan siatas menurut pendapat Nafrain ( 2013:64 ), hampir dapat

(16)

dipastikan bahwa terdapat risiko terjadinya penyimpangan (variance).

Penyimpangan yang terjadi dapat saja merupakan penyimpangan yang menguntungkan (favorable) atau penyimpangan yang merugikan (unfavorable), yang bergantung pada realisasi dari anggaran tersebut. Penyimpangan yang terjadi dapat menjadi bahan evaluasi dalam menyusun anggaran dan rencana pada proyek berikutnya (pada perusahaan jasa konstruksi).

Berbeda dengan perusahaan pada umumnya yang membuat anggaran untuk proses produksi, perusahaan jasa konstruksi membuat anggarannya untuk setiap proyek yang dikerjakannya. Salah satu bentuk perusahaan yang menangani masalah pembangunan fisik adalah perusahaan kontraktor. Menurut Ervianto (2003:40) kontraktor adalah orang/badan yang menerima pekerjaan dan menyelenggarakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan biaya yang ditetapkan berdasarkan gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat yang di tetapkan.

Adapun hak dan kewajiban kontraktor adalah melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat, risalah penjelasan pekerjaan dan syarat-syarat tambahan yang telah di tetapkan oleh pemilik proyek, menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah di selesaikannya sesuai dengan ketetapan yang berlaku.

PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar adalah merupakan sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengurusi segala aspek kelistrikan di Indonesia. Dalam sejarah kelistrikan di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat.

(17)

5

Perusahaan PT. PLN (Persero) sesuai kebijakan restrukturisasi sektor ketenagalistrikan yang ditetapkan oleh Pemerintah (Departemen Energi & Sumber Daya Mineral) pada tanggal 25 Agustus 1998, PLN bertujuan memulihkan kelayakan keuangan, mengedepankan kompetisi, meningkatkan transparansi, meningkatkan partisipasi swasta dalam sektor kelistrikan.

Untuk mewujudkan salah satu tujuan pemerintah pusat di bidang kelayakan keuangan seperti tersebut di atas PT. PLN melakukan kegiatan penganggaran kas yang merupakan suatu fungsi penting bagi keberhasilan usaha. Penerapan prinsip penganggaran yang tepat dan pelaksanaan fungsi penganggaran yang efisien dan efektif akan menunjang tercapainya tujuan perusahaan.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk memilih judul: anggaran kas dalam pengendalian kas proyek pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar Kota Makassar yang dituangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah skripsi dengan judul “Pengaruh anggaran kas dalam pengendalian kas proyek pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang, maka rumusan masalah yang di ajukan dalam penulisan proposal ini adalah: Bagaimana Pengaruh anggaran kas terhadap pengendalian kas proyek pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar Kota Makassar !

(18)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh anggaran kas terhadap pengendalian kas proyek pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar Kota Makassar.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Adapun mamfaat yang di harapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Dapat dijadikan sebagai catatan/koreksi untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerjanya, sekaligus memperbaiki apabila ada kelemahan dan kekuranganpada perusahaan dalam merencanakan suatu proyek, Khususnya pengendalian kas.

2. Sebagai bahan bagi penulis untuk menambah pengetahuan dan pengalaman baru yang akan memperluas wawasan berpikir bagi peneliti dalam menerapkan pengetahuan yang di peroleh selama di bangku kuliah serta sebagai salah satu syarat untuk mencapai Sarjana (S1) pada program studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Sebagai bahan referensi atau bahan informasi dan menjadi bahan masukan untuk melengkapi dalam penyediaan bahan bacaan khususnya bagi mereka yang ingin mengadakan penelitian selanjutnya dengan tema permasalahan yang sama.

(19)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anggaran

1. Definisi Anggaran

Pada mulanya anggaran (budget) mempunyai pengertian sempit yang berasal dari bahasa Prancis Bugette artinya tas atau dompet. Munandar (2000:1) mengemukakan bahwa Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.

Dari definisi ini selanjutnya Munandar menyebutkan ada beberapa hal yang perlu diketahui, yaitu:

a. Anggaran mengandung suatu rencana, yaitu suatu upaya penentuan terlebih dahulu mengenai kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang oleh suatu perusahaan. Hanya anggaran tidak mencakup semua rencana perusahaan, sebab masih ada unsur dari rencana perusahaan yang tidak termasuk anggaran, misalnya rencana mengenai media-media promosi yang akan digunakan, rencana mengenai desain produk, rencana mengenai penggunaan saluran distribusi, dan sebagainya.

b. Anggaran meliputi seluruh kegiatan atau fungsi perusahaan yaitu fungsi pemasaran, produksi, keuangan, adminitrasi dan personalia.

(20)

c. Anggaran sebagian besar dinyatakan dalam suatu moneter, missalnya rupiah, dollar, dan sebagainya. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa kegiatan-kegiatan perusahaan beraneka ragam dan mempunyai kesatuan unit yang berbeda. Untuk dapat menjumlahkan, membandingkan dan menganalisis selanjutnya, maka sangat perlu diseragamkan semua unit-unit tersebut.

d. Anggaran berdimensi waktu yang akan datang, sehingga dengan demikian anggaran merupakan taksiran (forecast) mengenai apa yang akan terjadi dan apa yang akan dilakukan pada masa yang akan datang.

e. Bahwa anggaran harus bersifat formal dan sistematis, artinya anggaran disusun dengan sengaja berdasarkan suatu logika atau dasar pemikiran tertentu.

f. Setiap saat menajemen bertanggung jawab dalam mengambil suatu keputusan sehubungan dengan fungsinya, dan anggaran itu sendiri merupakan suatu hasil pengambilan keputusan.

Selanjutnya menurut Halim dan Supomo (2001:176), anggaran adalah suatu rencana yang dinyatakan secara kuantitatif, umumnya dalam bentuk satuan uang untuk jangka waktu tertentu.

Dari kedua definisi tersebut, dapat dijelaskan bahwa anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis yang dinyatakan secara kuantitatif dan berlaku untuk jangka atau periode tertentu.

Menurut Garrison (2007:104) sendiri mengemukakan, bahwa anggaran (budged) adalah rencana terperinci tentang pemerolehan dan penggunaan sumber

(21)

9

daya lainnya selama suatu periode waktu tertentu. Anggaran menunjukkan rencana masa depen yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif yang formal.

Menurut Carter (2009:56), Anggaran adalah pernyataan yang terkuantifikasi dan tertulis dari rencana manjemen. Anggaran yang dapat dilaksanakan meningkatkan koordinasi dari pekerja, klarifikasi kebijakan dan kristalisasi rencana. Anggaran juga enciptakan harmoni internal dan kebulatan suara yang lebih besar antara manejer dan pekerja berkaitan dengan tujuan.

Sedangkan Nafarin (2013:206) berpendapat bahwa anggaran atau yang dikenal dengan budget ialah rencana rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan dalam satuang uang. Organisasi dapat berbentuk sebuah perusahaan. Anggaran menujukkan perencanaan penggunaan dana untuk melaksanakan pekerjan tertentu (Herjanto, 1999).

Banyak sekali definisi atau konotasi anggaran (Budget) yang lainnya, namun pengertian-pengertian dan definisi-definisi tersebut mempunyai karakteristik yang mirip,dan yang paling pokok bahwa anggaran (budget) merupakan suatu rencana tertulis mengenai kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan oleh suatu organisasi selaa jangka waktu tertentu.

2. Fungsi Anggaran

Menurut Keown (2011:76), anggaran menunjukkan pemilihan waktu dan jumlah kebutuhan dana perusahaan di masa yang akan datang. Pertama, anggaran menunjukkan pemilihan waktu dan jumlah kebutuhan dana perusahaan di masa yang akan dating. Kedua, anggaran menjadi dasar pengambilan tindakan korektif,

(22)

jika perhitungan penganggaran tidak sesuai dengan perhitungan aktual. Ketiga, anggaran merupakan dasar untuk evaluasi kinerja.

Menurut Halim dan Supomo (2001:167-168), anggaran mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Perencanaan

Anggaran merupakan salah satu kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan,dimana para manajer dalam menyusun anggaran harus mempertimbangkan kemungkinan perubahan kondisi pada masa yang akan datang, dan menentukan langkah yang diperlukan untuk menghadapi perubahan kondisi tersebut.

b. Komunikaasi

Rencana kegiatan yang telah disusun oleh manajer yang dapat dilksanakan dengan baik, jika manajemen yang bersangkutan tidak cukup memahami apa yang dimaksud dalam rencana tersebut. Anggaran dalam hal ini mempunyai peranan sebagai penyebar informasi dan batas- batasannya mengenai rencana kegiatan yang telah disusun. Dengan demikian anggaran memuat informasi yang penting dari suatu rencana kegiatan dan mengomunikasikannya kepada para manajer.

c. Motivasi

Anggaran berfungsi juga sebagai alat pendorong yang dapat membangkitkan motivasi para manajer dalam mencapai tujuan perusahaan secara keseluuruhan. Motivasi tersebut akan semakin

(23)

11

meningkat, jika para menajer berperan secara aktif dalam menyusun dan melaksanakan anggaran perusahaan.

d. Pengendalian

Suatu anggaran memuat tentang hasil-hasil yang diinginkan oleh suatu organisasi atau perusahaan, dalam jangka waktu tertentu.

Anggaran perlu disusun secara cermat, agar dapat digunakan sebagai dasar pembanding antara realisasi dan anggaran. Dalam proses pengendalian, manajemen menjamin bahwa kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan hasil-hasil yang diinginkan seperti yang termuat dalam anggaran. Oleh karena itu, peran anggaran selain untuk alat perencanaan dan koordinasi, juga sebagai alat pengendalian untuk menilai prestasi dari setiap manajer.

e. Evaluasi

Hasil perbandingan antara realisasi dengan anggaran selama satu tahun umumnya merupakan faktor yang menentukan untuk mengevaluasi setiap manajer, apakah selisih yang diperoleh merupakan selisih laba atau selisih rugi.

f. Pendidikan

Anggaran berfungsi pula sebagai piranti penidikan para manajer, terutama dalam kaitannya dengan segala pekerjaan yang ada. Apalagi jika manajer yang bersangkutan masi relatif baru dalam menduduki jabatan sebagai manajer suatu perusahaan.

(24)

3. Jenis-Jenis Anggaran

Shim (2001:4-6) mengemukakan bahwa jenis-jenis anggaran adalah:

a. Anggaran keuangan (financial budget) b. Anggaran operasi (operating budget) c. Anggaran kas (cash budget)

d. Anggaran pengeluaran modal (capital expediture budget) e. Anggaran supplemental (supplemental budget)

f. Anggaran incremental ( incremental budget) g. Anggaran add-on

h. Anggaran bracket (bracket budget) i. Anggaran stretch

j. Anggaran strategis k. Anggaran targeta l. Anggaran program 4. Karakteristik Anggaran

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh Robert N. Anthony, John Dearden dan Robert M. Bedford dalam Agus Maulana (2005:44-45) anggaran memiliki karakteristik sebgai berikut :

a. Dinyatakan dalam satuan uang (moneter) walaupun angkanya berasal dari angka bukan satuan keuangan

b. Mencakup kurun waktu satu tahun

(25)

13

c. Isinya menyangkut komitmen manajemen yaitu manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang telah dianggarkan

d. Usulan anggaran dinilai dan disetujui oleh orang yang mempunyai wewenang lebih tinggi dari yang menyusunnya

e. Jika anggaran sudah disahkan, maka anggaran tersebut tidak dapat diubah, kecuali dalam hal khusus

f. Hasil aktual akan dibandingkan dengan anggaran secara periodik dan varian yang terjadi dianalisis dan dijelaskan.

Menurut Mulyadi (2005:511) karakteristik anggaran yang baik adalah :

“Anggaran yang baik memiliki karakteristik sebagai berikut : 1) Anggaran disusun berdasarkan program

2) Anggaran disusun berdasarkan karakteristik pusat pertanggungjawaban yang dibentuk dalam organisasi perusahaan.

3) Anggaran berfungsi sebagai alat perencana dan alat pengendali.

Ahmad (2000:184) mengemukakan bahwa karakteristik anggaran adalah : a. Dinyatakan dalam satuan keuangan (moneter,) walaupun angkanya berasal

dari angka yang bukan satuan keuangan (misalnya unit terjual dan jumlah produksi).

b. Mencakup kurun waktu satu tahun atau dalam periode tertentu lannya.

c. Isinya menyangkut komitmen manajemen, yaitu manajer setuju untuk menerima tanggung jawab untuk mencapai sasaran yang telah dianggarkan.

(26)

d. Usulan anggaran dinilai dan disetujui oleh orang yang mempunyai wewenang lebih tinggi daripada yang menyusunnya.

e. Jika anggaran sudah disahka, maka anggaran tersebut tidak dapat diubah kecuali hal khusus.

f. Hasil aktual akan dibandingkan dengan anggaran secara periodik dan penyimpangan-penyimpangan yang akan terjadi dianlisis dan dijelaskan.

5. Kegunaan dan Keterbatasan Anggaran

Van (2015:186-187) berpendapat bahwa Anggaran (budget) itu mempunyai tiga kegunaan penting :

a. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu dapat diproyektir sebelum rencana itu dilaksanakan apabila tmerdapat almternatif- alternatif, maka manajemen dapat memilih mana yang paling baik.

b. Dalam membuat anggaran yang diperlukan analisis yang sangat teliti mengenai setiap tindakan yang akan dilakukan.

c. Jika bekerja dengan menggunakan anggaran, maka kita menetapkan patokan untuk prestasi, dan berdasarkan patokan itu kita dapat menilai baik buruknya prestasi yang dihasilkan.

Beberapa kegunaan lainnya :

1) Budgeting memaksa adanya organisasi yang baik sehingga setiap manajer tahu kekuasaan (authority) dan kewajiban (responsibility).

2) Karena setiap manejer, kepala regu dan mandor diikutserkan dala budget planning, maka ini menyebabkan adanya sense of belonging.

(27)

15

Keterbatasan (limitations) Anggaran :

a. Bahwa dalam budget planning kita menggunakan taksiran-taksiran yang tidak selalu tepat.

b. Bahwa budget itu harus terus-menerus disesuakan dengan keadaan yang berubah-ubah.

c. Pelaksanaan budgettidak terjadi dengan otomatis, oleh karena itu, manajemen pada semua tingkat harus ikut serta.

d. Budgeting tidak menghilngkan kebutuhan akan judgemen dari manajer yang berpengalaman. Budgeting adalah untuk membntu dan bukan untuk menggantikan manajemen judgement.

B. Anggaran Kas

1. Defenisi anggaran kas

Arthur J. Keown dkk., dalam Marcus Prihminto Widodo (2008:122) mengemukakan pengertian anggaran kas, adalah :

“Anggaran kas menggambarkan suatu rencana yang terperinci tentang arus kas masa depan dan terdiri dari empat unsure: penerimaan kas, pengeluaran kas, perubahan bersih dalam kas untuk suatu periode, dan kebutuhan dana yang baru. “ Anggaran kas menurut Munandar (2000:311) yaitu:Budget adalah yang merencanakan secara lebih terperenci tentang jumlah kas beserta perubahan- perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas.

(28)

Dari definisi tersebut dapat dipahami bahwa anggaran kas mencakup dua unsur pokok, yaitu:

a. Estimasi penerimaan-penerimaan kas yang berasal dari penjualan barang dan jasa, royalty, komisi dan pendapatan jasa.

b. Estimasi pengeluaran-pengeluaran kas yang digunakan untuk pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, pembayaran utang-utang, biaya- biaya administrasi proyek, dan lain-lain.

Penyusunan anggaran kas tersebut sangat penting untuk pengawasan likuiditas perusahaan. Menurut Riyato (2000:97) menjelaskan sebagai berikut:

Dengan adanya estimasi penerimaan dan pengeluaran kas yang disusun selama periode tertentu, maka pimpinan proyek dapat mengetahui:

1. Kemungkinan posisi kas sebagai hasil rencana operasi perusahaan.

2. Kemungkinan adanya surplus atau defisit karena rencana operasi perusahaan.

3. Besarnya dana beserta saat-saat kapan dana itu dibutuhkan untuk menutup defisit kas.

4. Saat-saat kapan kredit dibayarkan.

Pendapat lain tentang anggaran kas yang dikemukakan oleh Welsch (2000:377) bahwa:Budget adalah taksiran yang direncanakan secara lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahanya dari waktu kewaktu selama periode yang akan datang, baik perubahan peneriman kas maupun pengeluaran kas.

(29)

17

Dengan menyusun anggaran kas dapat diketahui kapan perusahaan dalam keadaan defisit kas atau surplus kas karena operasi perusahaan. Dengan mengetahui adanya deffisit kas jauh sebelumnya, maka dapatlah direncanakan penentuan sumber dana yang akan digunakan untuk menutup defisit tersebut.

Karena masih cukupnyaaktu maka terdapat surplus kas yang besar, maka sudah dapat direncanakan bagaimana menggunakan kelebihan dana tersebut secara efesien. Masa anggaran kas bervariasi tergantung tipe perusahaan, untuk masa yang lebih pendek menunjukkan ketelitian penyusunan semakin akurat.

Uraian diatas lebih melihat anggaran kas secara umum,tetapi dalam peneltian lebih menitik beratkan pada anggaran kas suatu proyek. Jadi dimaksudkan disini adalah anggaran kas suatu proyek.

a. Menurut Riyanto (2000:99) bahwa penyusunan anggaran kas biasanya dilakukan Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran kas menurut rencana operasional perusahaan. Transaksi ini merupakan transaksi operasi (operating transaction).

b. Menyusun perkiraan atau estimasi kebutuhan dana atau kredit dari bank atau sumber-sumber dana lainnya yang diperlukan untuk menutup defisit kas karena rencana operasi perusahaan, juga disusun estimasi pembayaran bunga kredit tersebut beserta waktu pembayarannya kembali. Transaksi-transaksi ini merupakan transaksi finansial (financial transaction).

(30)

c. Menyusun kembali estimasi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah adanya transaksi finansial dan anggaran kas.Transaksi ini merupakan gabungan dari transaksi operasional dan transaksi finansial yang menggambarkan estimasi peneririmaan dan pengeluaran kas keseluruhan.

2. Kegunaan dan Tujuan Anggaran Kas

Secara umum, semua anggaran termasuk anggaran kas mempunyai tiga kegunaan pokok. Menurut Munandar (2000:10) ketiga kegunaan tersebut adalah sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja, serta sebagai alat pengawasan kerja yang membantu manajemen dalam menjalankan aktivitas perusahaan.

Sementara menurut Maryono S. Udan D. Agus Harjito (2002:212) tujuan anggaran kas adalah :

1. Membuat taksiran posisi kas pada setiap akhir periode sebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan baik periode bulanan maupun tahunan.

2. Mengetahui adanya kelebihan atau kekurangan kas yang terjadi pada periode tertentu.

3. Merencanakan besarnya kas untuk menutup kekurangan atau deficit yang terjadi, yang dapat digunakan untuk melakukan investasi.

4. Menentukan besarnya kas untuk pembayaran hutang dan kelebihan kas yang dapat digunakan untuk melakukan investasi.

5. Mengetahui waktu kapan suatu pinjaman atau kewajiban lainnya yang harus dibayar“.

(31)

19

Adapun tujuan penyusunan anggaran kas, antara lain :

1. Mengkoordinasikan semua faktor produksi yang mengarah pada pencapaian tujuan secara umum.

2. Sebagai suatu alat untuk mengestimasikan semua estimasi yang mendasari disusunnya suatu anggaran sebagai titik pangkal disusunnya suatu kebijaksanaan keuangan dimasa yang akan dating.

3. Sebagai alat untuk melakukan penilaian prestasi, sehingga membangkitkan motivasi para pelaksananya agar dapat mengoreksi kekurangan yang terjadi.

4. Sebagai alat komunikasi semua fungsi dalam perusahaan sehingga kebijaksanaan dan metode yang dipilih dapat di mengerti dan didukung oleh semua bagian, untuk tercapainya tujuan perusahaan.

Secara umum, tujuan disusunnya suatu anggaran adalah agar kebutuhan jangka pendek yang tercantum dalam anggaran dapat terpenuhi, anggaran akan menuntun agar pencapaian tujuan jangka pendek tetap konsisten sesuai dengan tujuan dan sasaran perusahaan.

Usia anggaran pada umumnya satu tahun bertujuan agar anggaran harus memungkinkan untuk dilakukan revisi dari waktu ke waktu karena perubahan kondisi ekonomi peraturan pemerintah serta faktor-faktor eksternal lainnya.

3. Anggaran Kas Dalam Rangka Optimalisasi Kas

Dalam usaha untuk merencanakan dan mengendalikan penerimaan dan pengeluaran kas sangatlah diperlukan suatu perencanaan yang berupa anggaran kas. Anggaran kas merupakan suatu cara yang efektif dalam merencanakan dan mengendalikan arus kas, menilai kas yang dibutuhkan dan menggunakan

(32)

kelebihan kas yang ada secara efektif pula. Anggaran kas merupakan alat utama untuk membuat estimasi keuangan jangka pendek. Tujuan utama di dalam penyusunan anggaran kas adalah untuk merencanakan atau menentukan kegiatan operasional perusahaan sebagai dasar untuk menentukan optimalisasi kas dimasa yang akan datang.

Optimalisasi kas merupakan usaha perusahaan, dimana kas yang ada di dalam perusahaan harus tetap dijaga agar jangan sampai kas tersebut mengalami kelebihan atau kekurangan dalam melakukan aktivitas perusahaan. Kas harus disediakan dalam jumlah dan batas-batas yang telah ditentukan

C. Manajemen Proyek

Fungsi pokok dari manajemen proyek adalah perencanaan, koordinasi dan pengendalian. Fungsi perencanaan yang berupa anggaran sangat menentukan mengingat semakin ketat persaingan yang dihadapi, semakin kompleks masalah yang dihadapi dan semakin terbatasnya sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Demikian pula dalam pelaksanaan suatu proyek, diperlukan suatu perencanaan yang mantap. Hal ini dapat ditinjau dari segi lamanya pelaksanaan terhitung mulai dari awal pekerjaan sampai pada saat fase penyerahan ke pemberi tugas, serta tinjauan terhadap besarnya biaya dari proyek tersebut. Kebijaksanaan ini di gunakan untuk mencega kemungkinan terjadinya hambatan yang tidak diinginkan pada saat proyek sedang dilaksanakan, sehingga mengakibatkan tertundahnya penyelesaian pekerjaan berdasarkan waktu yang ditentukan dalam kontrak yang akan digunakan kelak pada saat pelaksanaan suatu bangunan dalam proyek.

(33)

21

D. Pengendalian

1. Defenisi Pengendalian

Dalam dunia usaha diperlukan suatu alat untuk mengatur jalannya perusahaan sehingga mencapai tujuan yang diinginkan. Adapun alat tersebut yaitu dengan adanya suatu kendali yang dapat mengatur dan mengawasi aktivitas perusahaan.

Pengendalian merupakan proses yang sangat penting melalui manajer yang menjamin bahwa aktivitas sesungguhnya sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Untuk lebih memperjelas uraian diatas dalam kaitannya dengan pengendalian dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut.

AF.Stoner (2000:78) mengemukakan bahwa pengendalian merupakan suatu upaya sistematis untuk menerapkan standar prestasi dengan sasaran perencanaan.

Perencanaan sistem umpan balik, informasi, membandingkan prestasi sesungguhnya dengan standar lebih dahulu ditetapkan. Untuk menentukan apakah ada penyimpangan dan mengukur penyimpangan tersebut dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menangani bahwa semua sumber daya perusahaan digunakan sedapat mungkin dengan cara yang lebih efektif guna tercapainya sasaran perusahaan.

Walaupun demikian para teoritis dan juga para eksekutif praktisi pengendalian yang baik dan efektif. Sebuah kombinasi yang terdiri dari sasaran terencana dengan baik, organisasi yang kuat, pengarahan yang cukup dan motivasi yang tinggi masih kecil kemungkinan akan berhasil kecuali didukung sistem pengendalian yang memadai.

(34)

Harahap Sofyan Syafri (2000:32) mengemukakan bahwa pengendalian atau pengawasan atas kegiatan yang salah dan sedang dilakukan agar kegiatan-kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan dan direncanakan.

Secara umum dapat dikatakan bahwa fungsi utama dari pengendalian adalah menciptakaan suatu mekanisme operasional dan tata kerja yang baik dalam suatu organisasi sehingga dapat menekan dan menghindari kesalahan dan penyelewengan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Dengan pengendalian diharapkan dapat mendorong para karyawan agar lebih meningkatkan efektivitas dan efesiensi dalam suatu organisasi.

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian adalah usaha untuk membandingkan prestasi kerja dengan rencana dan untuk mengoreksi perbedaan atau penyimpangan yang terjadi agar tujuan perusahaan dapat tercapai.

2. Jenis-jenis pengendalian

Madenan Sosronidjoyo (2000:19) bahwa jenis-jenis pengendalian dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pengendalian intern (internal control), yaitu pengendalian yang dilakukan oleh organisasi sendiri terhadap semua kegiatannya dengan mempergunakan suatu unit dalam organisasi itu sebagai alat pembantu pimpinan.

b. Pengendalian eksternal (eksternal control), yaitu pengendalian yang dilakukan oleh instansi yang tidak termasuk dalam yuridiksi administrasi organisasi secara ekonomis dapat dilakukan, maka prosedur-

(35)

23

prosedurdalam pengawasan dapat terlaksana dangan baik. Pelaksanaan pengendalian dapat terlaksanakan dengan baik jika setiap pelaksanaan pengendalian selalu didahului dengan penerapan suatu keadaan atau kondisi yang diinginkan.

Pengendalian eksternal control yang sering diterapkan adalah sebagai berikut:

1. Pengendalian administrasi adalah suatu pengawasan yang

2. berjalan dengaan sendiri dimana diantara semua prosedur pelaksanaan sesuatu dengan fungsinya masing-masing..

3. Pengendalian keuangan adalah merupakan suatu pengawasan yang tidak kalah pentingnya karena menyankut masalah keuangan, oleh karena itu perlu mendapat perhatian yang sangat khusus. Pimpinan mulai dari penerapan pengendalian sampai pada pelaksanaan administrasinya dan penggunaan serta penerapan tugas-tugas dan tanggung jawab secara tepat kepada para pegawainya.

4. Pengendalian preventatif, yaitu pengendalian seluruh kegiatan yang dilakukan oleh suatu organisasi atau perusahaan guna menceagah kemungkinan adanya penyelewengan-penyelewengan yang akan terjadi.

5. Pengendalaian preventative, yaitu pengendalian yang sengaja dilakukan untuk mendapatkan penyelewengan-penyelewengan atau kesalahan- kesalahan atau pekerjaan yang telah selesai dilakukan. Sebagai contoh financial internal control yaitu pemisahan wewenang dan tanggung jawab

(36)

pada pegawai yang melakukan atau mencata transaksi kas dan mengeluarkan uang tunai.

E. Pengendalian Kas

Kas merupakan alat pembayaran yang bebas dan siap digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Kas bersifat liquid karena kas kas sangat mudah digunakan sewaktu-waktu dan mudah untuk dipindah tangankan. Kas sangat penting bagi suatu perusahaan karena jika tidak ada kas maka kegiatan operasional perusahaan tidak akan dapat berjalan. Sifat-sifat kas antara lain:

1. Volume fisik kecil

2. Nilainya tetap sebesar nilai nominalnya 3. Tidak adanya identifikasi kepemilikan 4. Sangat mudah untuk dipindah tangankan

Secara sederhana pengendalian didefinisikan sebagai suatu proses yang menjamin bahwa tindakan yang dilakuakan telah sesuai dengan rencana. Pada dasarnya pengendalian merupakan suatu proses yang mengarahkan kegiatan- kegiatan perusahaan pada tujuan yang telah ditetapkan untuk menjamin bahwa sumber daya ekonomi perusahaan atau instansi pemerintah telah digunakan secara efektif dan efisien.

Pengendalian kas adalah kegiatan atau proses mengendalikan uang tunai yang dimiliki perusahaan agar tidak terlalu kecil, sehingga membahayakan likuiditas, atauk terlalu besar sehigga menurunkan kemampuannya mendatangkan laba. Pada dasarnya, tujuan pengendalian kas adalah mencapai kas optimal.

(37)

25

Nafrin (2007:117) menjelaskan bahwa “pengendalian berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara :

a. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran).

b. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu atau bila terdapat penyimpangan merugikan.”

Pengendalian kas digunakan untuk alasan mengadakan pemisahan, mencocokkan dan mengusahakan agar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan sesuai dmengan rencana semula.

Menurut Sutrisno, Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi (2009:123), Menyatakan bahwa pengendalian kas adalah usaha sistematmis untuk menetapkan standar kegiatan dengan tujuan perencanaan kas, menyusun sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan yang dilakukan dengan standar, menentukan serta mengukur penyimpangan dan melakukan tindakan yangdiperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber kas dipergunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut Indriyo (2007:73) menyatakan bahwa pengendalian kas adalah merupakan tindakan yang melaksanakan keputusan perencanaan kas serta penilaian hasil pelaksnaan kas yang memberikan hasil umpan balik.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil dari pengendalian kas dapat dipergunakan sebagai bahan pertibangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana-rencana anggaran selanjutnya secara lebih matang dan lebih akurat.

(38)

F. Kerangka Pikir

PT. PLN (Persero) Wilayah adalah merupakan sebuah perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mana dalam kegiatan operasinya, hasil dalam anggaran untuk mengukur sejauh mana mendapatkan pekerjaan proyek pada PT.

PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar.

Upaya dalam meningkatkan hasil anggaran kas tersebut dilaksanakan secara efektif dan evisien guna untuk mengembangkan pekerjaan pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar.

(39)

27

RUMUSAN MASALAH

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 1 Bagan Kerangka Pikir

PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULSELRABAR

OBJEK STUDI

HASIL TEORI :

1. NAFRAIN 2. ERFIANTO 3. MUNANDAR

4. HALIM DAN SUPOMO 5. GARISSON

6. CARTER 7. KEOWN 8. SHIM 9. AHMAD 10. VAN

EMPIRIS

HIPOTESIS

METODE ANALISIS

(40)

G. Hipotesis

Berdasarkan masalah pokok yang telah diuraikan, maka penulis menarik suatu hipotesis sebagai berikut :

Terdapat pengaruh anggaran kas terhadap pengendalian kas proyek pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar.

(41)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar Jalan Letjen Hertasning Makassar 90222.

2. Waktu penelitian

Adapun waktu penelitian yang dipergunakan dalam proses pengumpulan data secara keseluruhan adalah mulai tanggal 2 Mei sampai 2 Juni 2016.

B. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan dalam penelitianini, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung di PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar.

2. Dokumentasi, yaitu mengambil data yang telah tersedia dalam PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar Kota Makassar berupa data sekunder. Antara lain: Gambaran umum perusahaan, perkembangan perusahaan, metode pelaksanaan proyek dan anggaran biaya.

3. Wawancara, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan wawancara atau tanya jawab kepada pihak yang berkompeten dalam

29

(42)

perusahaan dan pihak-pihak yang terkait langsung dengan perusahaan yang relevan dengan penelitian ini.

C. Jenis Data dan Sumber Data

Untuk menganslisis dan menginspresentasikan data yang baik dipergunakan jenis data dan sumber data. Adapun jenis data yang digunakan adalah :

1. Data kualitatif adalah data yang terdiri dari kumpulan non angka yang sifatnya deskriptip antara lain : Mengenai gambaran peusahaan, sejarah singkat perusahan, struktur organisasi perusahaan beserta tugas dan tanggung jawab masing-masing, dan data-data lain yang relevan dengan objek penelitian.

2. Data Kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka, antara lain: laporan laba rugi, neraca, dan jumlah karyawan dan sumber data yang relevan dengan objek penelitian.

3. Data primer, yaitu informasi yang dikumpulkan berupa data hasil observasi dan penelitian langsung pada perusahaan, serta catatan-catatan dan wawancara dengan staf perusahaan.

4. Data sekunder, yaitu informasi yang diperoleh dari hasil pengumpulan data, formulir-formulir diluar objek penelitian, seperti perpustakaan. Data sekunder dapat berupa data yang sudah dipublikasi yang tersedia di perusahaan, seperti laporan keuangan, sejarah perusahaan, struktur organisasi pembagian tugas, aktivitas perusahaan dan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian.

(43)

31

D. Metode Analisis Data

Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif, yaitu metode analisis yang dilkukan dengan cara membuat perbandingan antara elemen ( laporan keuangan ) yang sama untuk beberapa periode yang berurutan. Perbandingan dapat dilakukan dengan dua pendekatan, antara lain: Pendekatan year-to-year chenges analysis, yaitu perbandingan yang dibuat dengan cara menghitung perubahan absolut dan perubahan relatif ( persentase ) dari tahun ke tahun setiap elemen laporan keungan.

(44)

BAB IV

GAMBARAN UMUN PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar

Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri.

Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan- perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II.

Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.

Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN)

32

(45)

33

sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.

Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.

Pada tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sector swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan di atas maka pada bulan juni 1994 status PLN diahlikan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

Berikut ini merupakan tahun-tahun penting dalam sejarah kelistrikan di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat :

a. Tahun 1914

Dibangun pembangkitan listrik pertama kali di Makassar dengan menggunakan mesin uap yang di kelola oleh suatu lembaga yang disebut Electriciteit Weizenber lokasi di Pelabuhan Makassar.

b. Tahun 1925

Dibangun pusat listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan kapasitas 2 MW di tepi sungai Jene berang daerah pandang - pandang, Sungguminasa dan hanya mampu beroperasi hingga tahun 1957.

(46)

c. Tahun 1946

Dibangun Pusat Listrik Tenaga Diese; (PLTD) yang berlokasi di bekas lapangan sepak bola bontoala yang dikelola N.V. nederlands Gas Electric Maatschappy (N.V. NEGEM).

d. Tahun 1949

Seluruh pengelolaan kelistrikan dialikan ke N.V. Ovesseese Gas dan Electriciteit Gas dan Electriciteit Maatschappy (N.V.OGEM).

e. Tahun 1957

Perusahaan ketenagalistrikan di kota Makassar di nasinalisasi oleh Pemerintah RI dan dikelola oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Makassar namun wilayah operasi terbatas hanya di kota Makassar dan daerah luar kota Makassar antara lain Majene, Bantaeng, Bulukumba, Watampone dan Palopo untuk pusat pembangkitnya ditangani oleh PLN Cabang luar kota dan pendistribusiannya oleh PT. MPS (Maskapai untuk Perusahaan - perusahaan Setempat). PLN Makassar Inilah Kelak merupakan cikal bakal PT.PLN (Persero) Wilayah VIII sebagaimana yang kita kenal dewasa ini.

f. Tahun 1961

PLN Pusat membentuk unit PLN Exploitasi VI dengan wilayahk erja meliputi Propinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara yang berkedudukan di Makassar.

(47)

35

g. Tahun 1973

Berdasarkan peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No.

01/PRT/1973 Tentang struktur Organisasi dan Pembagian Tugas Perusahaan Umum, PLN Exploitasi VI berubah menjadi PLN Exploitasi VIII

h. Tahun 1975

Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik mengeluarkan Peraturan Menteri No. 013/PRT/1975 sebagai penganti Peraturan Menteri No.

01/PRT/1973 yang di dalamnya disebutkan bahwa perusahaan mempunyai unsur pelaksana yaitu proyek PLN Wilayah. Oleh karena itu, Direksi Perum Listrik Negara menetapkan SK No. 010/DIR/1976 yang menggunakan sebutan PLN Exploitasi VIII menjadi PLN Wilayah VIII

i. Tahun 1994

Berdasarkan PP No. 23 tahun 1994 maka status PLN Wilayah VIII Berubah menjadi Persero maka Juga Berubah namanya menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah VIII. Perubahan ini mengandung artibahwa PLN semakin dituntut untuk dapat meningkatkan kinerjanya.

j. Tahun 2000

Sejalan dengan kebijakan restrukturisasi sector ketenaga listrikan, PT PLN (Persero) Wilayah VIII di arahkan menjadi Strategic Business Unit/Investment Centre dan sebagait indak lanjut, sesuai dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero) No. 01.K/010/DIR/2001 tanggal 8 Januari 2001, PT PLN (Persero) Wilayah VIII berubah menjadi PT PLN (Persero) Unit

(48)

Bisnis Sulawesi Selatan dan Tenggara 11. Tahun 200x Wilayah Sulsel&Sultra.

k. Tahun 2006

Berubah Menjadi PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat.

B. Visi dan Misi PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar 1. Visi :

 Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang,

Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.

2. Misi :

 Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.

 Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

 Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

 Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

(49)

37

C. Tujuan Perusahaan

Adapun Tujuan Perusahaan PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselrabar, antara Lain:

 Meningkatkan kemampuan berlaba (Profitability) dan nilai tambah.

 Mengimplementasikan kebijakan statejik yang mempertimbangkan kepentingan jangka panjang demi kesehatan dan kelangsungan hidup perusahaan.

 Mencari dan memanfaatkan peluang usaha secara kesinambungan dibisnis kelistrikan dan usaha lain yang terkait.

 Mengembangkan kompetensi personil.

 Memperbaiki dan membangun fasilitas fisik.

 Menghadirkan suatu hubungan yang baik terhadap pelanggan dengan suatu keterbukaan (Transparansi).

 Meningkatkan pendapatan dan menumbuhkan loyalitas pelanggan.

(50)

D. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas PT. PLN (Perser) Wilayah (Sulselrabar) Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat.

1. Bagan Susunan Struktur Organisasi PT. PLN Wilayah Sulselrabar

Gambar 4.1

Bagan Struktur Organisasi GENERAL

MANAGER

BIDANG PERENCAN

AAN

BIDANG PEMBANGKI

TAN

BIDANG TRANSMISI &

DISTRIBUSI

BIDANG NIAGA &

PELAYANAN PELANGGAN

BIDANG KEUANGAN

BIDANG SDM & KHA

CABANG AP2B APD SEKTOR

(51)

39

2. Pembagian Tugas Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah sulselrabar Sebagai perusahaan Negara yang bergerak di bidang kelistrikan mempunyai struktur organisasi yang menggambarkan batas-batas tugas dan tanggung jawab serta hak dari setiap tingkatan jabatan dalam lingkungan PT PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra, dan Sulbar itu sendiri, ini dimaksudkan agar setiap karyawan PT PLN mengetahui sampai dimana hak dan kewajibannya serta kepada siapa ia harus bertanggung jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung.Hal ini sangat penting untuk menghidari kerancuan di dalam PT PLN (Persero) itu sendiri.

Adapun tugas dari struktur organisasi PT PLN (Persero) Wilayah Sulsel, Sultra, dan Sulbar ( Sul-Selrabar ) adalah sebagai berikut :

1. General Manager ( GM )

Bertanggung jawab atas pengadaan usaha, melalui optimalisasi seluruh sumber daya secara efisien, efektif dan sinergis serta menjamin penerimaan hasil penjualan tenaga listrik, peningkatan kualitas pelayanan, peningkatan profit serta iklim kerja yang produktif.

2. Bidang Manager

Bidang Manager terdiri dari 6 bagian yaitu : 1) Manajer Bidang perencanaan

Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan kerja, sistem manajemen kerja, perencanaan investasi dan pengembangan aplikasi sistem informasi untuk mendukung upaya pengusahaan tenaga listrik yang memiliki efisiensi, mutu dan

(52)

keandalan yang baik serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja.

2) Manajer Bidang Pembangkit

Bertanggung jawab atas penyusunan strategi, standar operasi dan pemeliharaan, standar desain konstruksi dan kebijakan manajemen termasuk keselamatan ketanagalistrikan untuk menjamin kontinyitas pengusahaan tenaga listrik dengan efesiensi serta mutu dan keandalan yang baik dan dukungan logistik bagi operasional pengusahaan tenaga listrik di unit pelaksana.

3) Manajer Bidang Transmisi & Distribusi

Bertanggung jawab atas penyusunan strategi, standar operasi dan pemeliharaan, standar desain konstruksi dan kebijakan manajemen termasuk keselamatan ketenagalistrikan untuk menjamin kontinuitas pengusaha tenaga listrik dengan efisiensi serta mutu dan keandalan yang baik dan dukungan logistik bagi operasional pengusahaan tenaga listrik di unit pelaksana.

4) Bidang Niaga & Pelayanan Pelanggan

Bertanggung jawab atas upaya pencapaian target pendapatan dari penjualan tenaga listrik, pengembangan pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan pelanggan serta transaksi pembelian tenaga listrik yang meberikan nilai tambah bagi perusahaan, serta ketersediaan standar pelaksanaan kerja dan terciptanya interaksi kerja yang baik antara unit-unit pelaksana.

(53)

41

5) Bidang Keuangan

Bertanggung jawab atas penyelenggaran atas pengelolaan anggaran dan keuangan unit usaha sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik, pengeloalaan pajak dan asuransi yang efektif serta penyajian laporan keuangan dan akuntansi yang akurat dan tepat waktu.

6) Manajer Bidang Sumber Daya Manusia ( SDM )

Adapun tugas dari Bidang SDM ini adalah mengelola : 1. Pengembangan organisasi dan manajemen.

2. Pengembangan sumber daya manusia.

3. Manajemen sumber daya manusia.

4. Administrasi dan data kepegawaian.

5. Melakukan analisis dan evalusi jabatan.

6. Membina hubungan industrial.

7. Membuat usulan RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) yang terkait dengan bidangnya.

8. Menyusun dan mengelola manajemen mutu.

9. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

7) Hukum dan Humas

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan administrasi kesekretariatan, komunikasi masyarakat dan hukum, dan pengelolaan keamanan, sarana dan prasarana kantor serta pembinaan lingkungan untuk mendukung kelancaran kerja organisasi.

(54)

Adapun tugas dari Bidang Hukum adalah mengelola : 1. Serifikasi asset

2. Dekomentasi dan perpustakaan.

3. Administrasi kesekretariatan, protokol dan rumah tangga kantor induk.

Adapun tugas dari Bidang Humas adalah mengelola : 1. Komunikasi kemasyarakatan dan pelanggan.

2. Fasilitas dan prasarana kerja.

3. Sistem keamanan dan pengamanan kantor.

4. Mengelola program bina/peduli lingkungan.

5. Melakukan advokasi hukum dan peraturan Perusahaan.

6. Membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya.

7. Menyusun dan mengelola manajemen mutu.

8. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

(55)

51

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pengendalian Terhadap Kas

Mengingat sifat-sifatnya mengelola kas dalam perusahaan memerlukan perhatian yang cukup serius. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada waktu mengelola kas adalah :

1. Pengendalian Internal Atas Penerimaan Kas

Untuk melindungi kas dari pencurian dan penyalahgunaan, perusahaan harus mengendalikan kas mulai dari diterimanya hingga disetorkan ke bank. Prosedur semacam ini disebut dengan pengendalian preventif (Preventeive Control).

Prosedur yang dirancang untuk mendeteksi pencurian dan penyalahgunaan kas disebut pengendalian detektif (Detektif Control). Dalam pengertian tertentu, pengendalian detektif juga dapat bersifat preventif (mencegah) karena para karyawan akan berupaya menghindarkan pencurian bila mereka mengetahui bahwa hal semacam itu kemungkinan besar akan terungkap.

Prosedur penerimaan kas dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian rupa sehingga kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang yang seharusnya diterima dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin. Prosedur penerimaan kas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, yang menerima dan yang mencatat penerimaan uang. Apabila untuk sebuah perusahaan kecil pemisahaan demikian tidak dapat dilakukan, maka penggabungan antara ketiga tugas tadi hanya dapat dilakukan oleh pemilik perusahaan.

43

(56)

b. Setiap penerimaan uang langsung disetor ke bank sebagaimana adanya.

c. Penerimaan kas perusahaan biasanya diperoleh dari dua sumber utama, yaitu:

1. Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Terlepas dari mana asal penerimaan kas, setiap perusahaan harus menjaga dan membukukan penerimaan kas sebagaimana mestinya. Salah satu alat pengendalian yang penting untuk mengamankan kas yang diterima di counter penjualan adalah register kas. Hal yang perlu diperhatikan adalah merancang kas register sedemikian rupa, sehingga mesin kas register hanya dapat dibuka oleh orang yang berwenang. Hal ini dimaksudkan agar catatan dalam kas register dapat dipercaya, karena tidak mudah dirubah oleh semabarang orang dan bersifat permanen.

Seperti telah disebutkan di atas, pemegang kas harus dipisahkan dari petugas pencatat transaksi kas. Dalam hal penjualan tunai, pemisahan ini dimulai dari kas register. Petugas penjualan yang mengoperasikan mesin kas register tidak diperkenankan merangkap sebagai petugas pembuka mesin kas register. Seperti halnya petugas penjualan, kasir juga menangani kas. Oleh karena itu ia tidak diperkenankan merangkap sebagai petugas pencatatan transaksi kas. Petugas ketiga biasanya dari bagian accounting, memerika hasil catatan komputer melalui kas register (atau kertas catatan dalam kas register) dan membandingkan dengan uang yang diterima kasir.

Apabila digunakan kertas pencatat dalam kas register, maka data dalam

(57)

45

kertas pencatat tersebut dijadikan dasar untuk membuat jurnal atas transaksi penjualan tunai.

2. Penerimaan Kas Melalui Pos

Penerimaan pos melalui pos dapat berwujud cek yang diterima dalam amplop atau berupa poswesel. Apabila cek diterima melalui pos, maka pada saat amplop dibuka harus dihadiri oleh dua orang petugas. Seorang diantaranya membuat daftar cekyang diterima sebanyak 3 (tiga) kali.

Rangkap. Dalam daftar tersebut dicantumkan nama pengirim, maksud pembayaran, dan jumlah rupiahnya. Lembar pertama beserta cek-cek yang diterima, dikirimkan kepada kasir. Lembar kedua dikirimkan kepaada bagian akuntansi, sedangkan lembar ketiga disimpan oleh petugas yang bersangkutan sebagai arsip.

Apabila penerima kas melalui pos berupa poswesel, maka seperti halnya penerima cek melalui pos, penangannya dilakukan oleh dua orang petugas. Petugas pertama membuat daftar pos wesel yang diterima sebanyak 3(tiga) rangkap, sedangkan petugas kedua bertugas menguangkan poswesel ke kantor pos. Petugas ini harus dapat penunjukkan dari perusahaan untuk menguangkan pos wesel atas nama perusahaan, dan memiliki kartu C7. pendistribusian daftar penerimaan poswesel, sama seperti halnya daftar penerima cek.

Kasir menyetorkan cek dan uang ke bank, dan petugas dibagian accounting mencatat transaksi penerimaan kas dalam jurnal. Dengan demikian apabila saldo menurut laporan bank direkonsiliasi oleh orang

(58)

keempat, maka kesalahan atau kecurangan yang dilakukan petugas penerima pembayaran melalui pos, kasir, atau petugas dibagian accounting akan dapat segera diketahui. Kesalahan atau kecurangan akan dapat diketahui karena kas yang disetorkan kebank harus sama jumlahnya dengan catatan yang dibuat oleh ketiga petugas lainnya.

Dengan cara demikian, kecurangan jelas akan sulit dilalukan, kecuali mereka besekongkol. Petugas penerima pembayaran melalui pos harus melaporkan penerimaan tersebut kepada si pengirim. Jika hal ini tidak dilakukan, maka pengirim pasti akan menanyakannya. Kasir harus menyetorkan seluruh uang yang diterimanya, sebab saldo menurut laporan bank harus sama dengan saldo kas menurut catatan dibagian accounting.

2. Pengendalian Internal Atas Pembayaran / Pengeluaran Kas

Pengendalian internal atas pembayaran / pengeluaran kas harus memberika jaminan yang memadai bahwa pembayaran dilakukan hanya untuk transaksi yang diotorisasikan.

Seperti halnya penerimaan uang, prosedur pengeluaran kas perlu dirancang sedemikian rupa sehingga hanya pengeluaran-pengeluaran yang telah disetujui dan betul-betul untuk kegiatan perusahaan saja yang dicatat dalam pembukuan perusahaan. Pada dasarnya untuk dapat menghasilkan sistem pengendalian yang baik, prosedur pengeluaran kas harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

“Semua pengeluaran dilakukan dengan cek. Pengeluaran-pengeluaran dalam jumlah kecil dilakukan melalui dana kas kecil.”

(59)

47

Jika kewenangan untuk menandatangani cek didelegasikan kepada seorang pegawai yang ditunjuk, maka pegawai tersebut tidak diperkenankan untuk melakukan pencatatan transaksi kas.

Dalam perusahaan kecil, manager pemilik biasanya menadatangani semua cek yang akan dikeluarkan, dan dari kontak-kontak langsung ia mengetahui dengan pasti apa yang harus dibayar. Dalam perusahaan besar, kontak-kontak langsung semakin berkurang dan digantikan dengan prosedur-prosedur pengendalian intern. Prosedur harsu dirancang untuk memberi informasi kepada penandatangan cek, bahwa pembayaran yang dilakukan adalah benar-benar kewajiban perusahaan, benar-benar terjadi dan oleh karenanya harus dibayar.

Prosedur-prosedur yang banyak diterapkan pada berbagai perusahaan untuk mencapai tujuan tersebut dilaksanakan dalam salah satu sistem yaitu sistem voucher.

Referensi

Dokumen terkait

Artinya ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan produksi ASI pada ibu menyusui di BPS Tatik S, Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem, Kabupaten

Dalam penelitian ini analisis siswa dilakukan melalui wawancara dengan guru kimia dan penyebaran angket pada siswa kelas XI SMAN 10 Padang dan SMAN 12 Padang

Nilai tercatat dan nilai wajar dari instrumen keuangan jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang (kas dan setara kas, piutang

Nilai presentasi penurunan kadar asam urat dalam darah yang paling rendah terdapat pada kelompok 1 (kontrol negatif) Sebesar 30.66% Hal ini disebabkan karena Na-CMC pada

“Marketing mix adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yakni produk, struktur harga, kegiatan promosi

 Pressure sensor merupakan sebuah alat yang dilengkapi elemen yang sensitif terhadap tekanan untuk mengukur tekanan gas atau fluida terhadap sebuah diafragma yang terbuat

Jika anda menggunakan pelurus dengan cara yang salah atau jika anda menggunakan pada tetapan suhu yang salah, anda boleh menyebabkan rambut menjadi terlampau panas, bahkan

Eksistensi lembaga pendidikan sangat bergantung pada minat masyarakat, sehingga sekolah dituntut mampu membangun citra dan reputasi baik lembaga pendidikannya.