• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI A. Kegiatan Ekstra Kurikuler 1. Pengertian Ekstra Kurikuler

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TEORI A. Kegiatan Ekstra Kurikuler 1. Pengertian Ekstra Kurikuler"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

21 1. Pengertian Ekstra Kurikuler

Istilah ekstra kulikuler secara etimologi terdiri dari “ekstra” dan “kurikuler”.

ekstra artinya tambahan diluar yang resmi Sedangkan kurikuler mempunyai kaitan erat dengan kata kurikulum, kurikulum yang berasal dari bahasa yunani, curir artinya pelajari, currere artinya tempat pacuan. Sedangkan menurut etimologis kurikulum adalah seperangkat mata pelajaran yang diajarkan kepada lembaga pendidikan. Kurikulum juga dapat diartikan perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada suatu lembaga tertentu. Akan tetapi mengingat pengertian kurikulum mengalami banyak perkembangan, maka kurikulum tidak lagi hanya sekedar jumlah mata pelajaran yang harus dilalui melainkan program yang disiapkan suatu lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan tertentu. Program itu berisi rumusan rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan pelajaran, dan cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuanpendidikan tertentu (Nana sudjana, 2000:1-2).

Kegiatan ekstra kurikuler di maksudkan untuk mengembangkan salah satu bidang pelajaranyang diminati oleh sekelompok siswa, misalnya; olah raga, kesenian, berbagai macam keterampilan dan kepramukaan yang diselenggarakan disekolah diluar jam pelajaran biasa.Dasar hukum pelaksanaan ekstra kurikuler adalah Permendikbud no 62 tahun 2014. Pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler antara satu sekolah dan sekolah lain saling berbeda. Variasinya sangat ditentukan oleh kemampuan guru, siswa dan kemampuan sekolah.

Ekstra kurikuler menurut kamus bahasa indonesia(2002:291) yaitu: “suatu kegiatan yang berada diluar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinandan pembinaan siswa”. Kegiatan ekstra kurikuler sendiri dilaksanakan di luar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberi keleluasan waktu dan memberikan kebebasan pada siswa, terutama dalam menentukan jenis kegiatan yang sesuai dengan bakat serta minat mereka.

(2)

karangan Abdul Rachman shaleh (2005:170) program ekstra kurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan diluar jam pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan pengetahuan, pengembangan, bimbingan, dan pembiasaan siswa agar memiliki kemampuan dasar penunjang.

Menurut Popi Sopiatin (2010:99) mengemukakan bahwa kegiatan ekstra kurikuler adalah wahana pengembangan pribadi peserta didik melalui berbagai aktivitas, baikyang terkait langsung maupun tidak langsungdengan materi kurikulum, sebagai bagian tak terpisahkan dari tujuan kelembagaan. Disamping itu, kegiatan ekstra kurikuler merupakan kegiatan yang bernilai tambahyang diberikan sebagai pendamping pelajaran yang diberikan secara intra kurikuler, dan tidak hanya sebagai pelengkap suatu proses kegiatan belajarmengajar, tetapi juga sebagai sarana agar siswa memiliki nilai plus, selain pelajaran akademis yang bermanfaat bagi kehidupan bermasyarakat.

Menurut Departemen Pendidikan Nasioanal tentang kegiatan ekstra kurikuler dapatlah didefinisikan, kegiatan ekstra kurikuler Pendidikan Agama Islam sebagai kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar agar lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari oleh siswa dalam bidang studi Pendidikan Agama Islam.

Menurut Rahmat mulyana (2011:162) kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang sering dilakukan di ruang kelas dengan orientasi peningkatan kemampuan akademis. Kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran yang bertujuan untuk melatih siswa pada pengalaman-pengalaman nyata.

Menurut Suharsimi arikunto dalam bukunya Suryosubroto (1997:271) kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan tambahan, di luar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan. kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan diluar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan.

Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (1984:6) kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan

(3)

memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran dalam kurikulum (Suryo subroto, 2009:287)

Menurut Rusli Lutan (1986:72) program ekstra kurikuler merupakan bagian internal dari proses belajar yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan anak didik. Antara kegiatan intra kurikuler dan ekstra kurikuler sesungguhnya tidak dapat dipisahkan, bahkan kegiatan ekstra kurikuler perpanjangan pelengkap atau penguat kegiatan intra kurikuler untuk menyalurkan bakat atau pendorong perkembangan potensi anak didik mencapaitaraf maksimum.

Menurut Tri Ani Hastuti (2008:63) mengemukakan bahwa ekstra kurikuler merupakan program sekolah yang berupa kegiatan siswa untuk mengoptimasi pelajaran terkait dapat menyalurkan bakat dan minat, kemampuan dan keterampilan untuk memantapkan kepribadian siswa. Kegiatan ekstra kurikuler tersebut memperoleh manfaat dan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam kegiatan yang diikuti.

Menurut Moh. Uzer Usman (1995:148) kegiatan eksta kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan diluar jam pelajaran (tatap muka) baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dimilikinya dari berbagai bidang studi. Dengan kata lain ekstra kurikuler ialah setiap kegiatan yang terorganisir dan diselenggarakan di luar sistem formal, baik tersendiri maupun bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang maksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran anak didik tertentu dalam rangka mencapai tujuan belajar.

Menurut Moh Uzer Usman & Lilis Setiawati (1993: 22), istilah ekstra kurikuler berarti pengalaman di luar lingkungan kurikulum sekolah.

Meskipun istilah tersebut digunakan untuk maksud kegiatan di luar kurikulum sekolah dan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa dalam aspek kognitif maupun afektif, mengembangkan bakat serta minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju manusia seutuhnya, mengetahui, mengenal, serta membedakan hubungan antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya.

(4)

Menurut Yudha M. Saputra (1998:6), menjelaskan bahwa kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler memiliki makna dan tujuan yang sama. Sering kali kegiatan korikuler disebut juga sebagai kegiatan ekstra kurikuler. Bahkan mereka lebih menyukai dengan sebutan kegiatan ekstra kurikuler.

Menurut Yudha M. Saputra (1998:7), kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler merupakan pengembangan dari kegiatan intra kurikuler atau merupakan aktivitas tambahan, pelengkap bagi pelajaran yang wajib. Kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler dapat memberikan peluang pada anak untuk melakukan berbagai macam kegiatan di hadapan orang lain untuk mempertunjukkan pada orang tua dan teman-teman apa yang mereka sedang pelajari.

Menurut Yudha M. Saputra (1998:6), Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa, yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antar mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan berkala atau hanya dalam waktu-waktu tertentu dan ikut dinilai.

Menurut M. Yudha (1998:8), kegiatan ekstra kurikuler sebagai suatu program di luar jam pelajaran sekolah yang dikembangkan untuk memperlancar program kurikuler dengan kegiatan ini dapat berjalan lancar.

Kegiatan ini dilakukan dengan perencanaan kegiatan anak, yaitu kegiatan- kegiatan yang harus dilakukan selama bersekolah dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan dan berupaya membentukan watak dan kepribadian serta pengembangan bakat, minat dan keunikan siswa yang dilakukan melalui:

1) Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan secara terjadwal 2 jam di dalam kelas dan di ruang konseling serta pelayanan yang bersifat insindental kepada siswa berkenaan dengan masalah pribadi, kehidupan sosial serta kegiatan belajar dan pengembangan karir.

(5)

2) Kegiatan ekstrakurikuler di lakukan secara terjadwal di luar pelajaran oleh guru-guru dan Pembina ekstra kurikuler, dikoordinir oleh wakil kepala sekolah bagian kesiswaan.

3) Pembiasaan yang ditimbulkan melalui kegiatan rutin, spontan dan keteladanan yang baik di luar kelas maupun di dalam kelas.

Sedangkan pembiasaan melalui kegiatan terprogram dilaksanakan secara bertahap di sesuaikan dengan kalender pendidikan, semua guru berpartisipasi aktif dalam membentuk watak, kepribadian dan kebiasaan positif.

Menurut kamus populer, Mulyono (2008:187) kata ekstra kurikuler memiliki arti kegiatan tambahan diluar rencana pembelajaran, atau pendidikan tambahan diluar kurikulum. Dengan demikian, kegiatan ekstakulikuler merupakan kegiatan yang dilakukan diluar keas dan diluar pelajaran (kurikulum) untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki peserta didik, baik dengan aplikasi ilmu pengetahuan yang telah didapatkannya maupun dalam pengertian khusus untuk membimbing peserta didik dalam mengembangakan potensi dan bakat yang ada dalam dirinya melalui kegiatan- kegiatan yang wajib maupun pilihan.

Menurut Mulyono (2008:188) berdasarkan Lampiran Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (SK Mendikbud) Nomor: 060/U/1993, Nomor 061/U/1993 dan Nomor 080/U/1993 dikemukakan, bahwa kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah.

Menurut Oteng Sutisna (1983:67) mengemukakan bahwa kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan pelajaran tambahan dan kegiatan murid yang dilakukan di sekolah, tidak sebagai sekedar tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri. Sedangkan orientasi kegiatan ekstra kurikuler ini adalah untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan keilmuan dan kepribadian serta meningkatkan kemampuan tentang sesuatu yang telah dipelajari dalam satu bidang studi.

(6)

Menurut An-Nahlawi (1989:43) mengemukakan bahwa kegiatan ektra kurikuler merupakan kegiatan tambahan yang merupakan bagian dari pelajaran di sekolah dan kelulusan siswapun dipengaruhi oleh aktivitasnya dalam kegiatan ekstra kurikuler. Jelas, ekstra kurikuler juga merupakan majelis yang akan sangat berguna apabila di ikuti. Selain merupakan kegiatan yang dapat memberi kelapangan dari Allah dan mengangkat derajat para siswa yang mengikutinya, kegiatan ekstra kurikuler juga merupakan kegiatan tambahan di luar struktur program pelajaran yang biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa.

Uraian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan tambahan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya wawasan pengetahuan, sikap dan kemampuan siswa serta sebagai penunjang dan pendamping kegiatan intra kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler juga dapat menumbuh kembangkan potensi dan bakat yang dimiliki oleh para siswa. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstra kurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para siswa.

2. Bentuk Pelaksanaan Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan ekstra kurikuler dapat dilaksanakan baik secara perorangan maupun kelompok. Kegiatan perorangan dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, penyaluran bakat serta minat, sedangkan kegiatan kelompok dimaksudkan untuk pembinaan bermasyarakat. Langkah-langkah dalam pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler, sebagai berikut:

1) Penyusunan rencana program berikut pembiayaan dengan melibatkan kepala sekolah, wali kelas, dan guru.

2) Menetapkan waktu pelaksanaan, objek kegiatan, serta kondisi lingkungannnya.

3) Mengevaluasi hasil-hasil kegiatan peserta didik (Moh. Uzer Usman, 1993:22-23).

(7)

Kesimpulannya langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler yaitu menyusun rencana program, menetapkan jadwal, dan mengevaluasi hasil-hasil kegiatan peserta didik.

3. Prinsip-Perinsip Kegiatan Ekstra Kurikuler

Menurut Oteng Sutrisno (1983:63), prinsip-prinsip kegiatan ekstra kurikuler sebagai berikut:

1) Semua murid, guru, dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha meningkatkan program.

2) Kerjasama dalam tim adalah fundamental.

3) Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan.

4) Prosesnya lebih penting dari pada hasil.

5) Program hendaknya cukup komprehensip dan seimbang dapat memenuhi kebutuhan dan minat senua siswa.

6) Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.

7) Program harus di nilai berdasarkan sumbangannya kepada nilai-nilai pendidikan di sekolah dan efisiensi pelaksanaannnya.

8) Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang kaya bagi pengajaran kelas hendaknya juga menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid.

9) Kegiatan ekstrakurikuler hendaknya di pandang sebagai integral dari keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekedar tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri.

Usaha membina dan mengembangkan program ekstra kurikuler, hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Materi kegiatan yang dapat memberikan pengayaan bagi peserta didik.

2) Kegiatan yang dapat mengembangkan bakat serta minat peserta didik.

3) Kegiatan yang dapat mengembangkan kreatifitas peserta didik.

4) Sejauh mana mungkin tidak terlalu membebani peserta didik.

5) Memanfaatkan potensi alam lingkungan.

6) Memanfaatkan kegiatan-kegiatan industri dan dunia usaha.

(8)

Menurut Yudha M. Saputra (1998:10), beberapa hal yang harus di pertimbangkan dalam pengembangan kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler sebagai berikut:

1) Segala kegiatan sekolah harus diarahkan kepada pembentukan pribadi anak.

2) Harus ada keseuaian antara program dengan kebutuhan masyarakat.

3) Harus sesuai dengan karakteristik anak.

4) Harus selalu mengikuti arah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Yudha M. Saputra (1998: 10), pengembangan kokurikuler dan ekstra kurikuler merupakan bagian dari proses pendidikan. Sasaran yang ingin dicapai tidak semata-mata terampil dalam berbagai kegiatan, namun lebih menitik beratkan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Pengembangan kokurikuler dan ekstra kurikuler merupakan proses yang menyangkut banyak faktor di samping keempat hal tersebut di atas, masih banyak hal yang harus dipertimbangkan, misalnya; siapa yang terlibat dalam pengembangan kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler, yaitu guru atau pembina atau pelatih, bagaimana proses pelaksanaanya di luar jam pelajaran intra kurikuler, apa tujuanya,yaitu pengayaan dan perbaikan, dan kepada siapa program ini ditunjukkan, program ini ditunjukkan untuk anak didik.

Hal yang paling penting untuk mempertimbangkan dalam pengembangan kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler adalah isi dari pengembangan itu sendiri. Menurut Yudha M. Saputra (1998: 11-13), menjelaskan tiga isi pengembangan program sebagai berikut:

1) Rancangan Kegiatan

Program kokurikuler dan ekstra kurikuler adalah serangkaian kegiatan dalam berbagai unit kegiatan untuk satu catur wulan. Titik pusat kegiatan bukan hanya memuat tentang pentingnya program itu sendiri, namun merupakan perpaduan dari pengalaman belajar. Rencana belajar menunjuk pada strategi dan prosedur membina bagi kemudahan anak belajar.

(9)

2) Tujuan Sekolah

Sebagai pengembang kegiatan kokurikuler dan ekstra kurikuler seyogianya harus memberikan harapanmengenai hakikat sekolah, khususnya untuk mewujudkan tujuan sekolah yang bersangkutan. Meskipun program kokurikuler dan ekstra kurikuler secara garis besar sudah dituangkan dalam kurikulum sekolah dasar, namun tidak menutup kemungkinan bagi para pengelola untuk mengembangkanya sesuai dengan keinginan sekolah. Dalam hal ini sekolah lebih tahu kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya, baik anak maupun sumber-sumber daya lainya sebagai pendukung kegiatan.

Gambaran tujuan sekolah itu dapat disesuaikan dengan prosedur dalam pengembangan kegiatan kokurikuler dan esktrakurikuler. Sebuah sekolah menyajikan kegiatan perlombaan dan pertandingan olahraga setiap tahun, mereka memiliki tujuan yang lebih luas yaitu mempertemukan kebutuhan masyarakat dengan sekolah. Sebab itu tujuan pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan banyaknya peserta yang terlibat. Bahkan dalam pelaksanaanya, kegiatan tersebut juga mempertimbangkan partisipasi orang tua anak.

3) Fungsi Kegiatan

Kegunaan fungsional dalam mengembangkan program kokurikuler dan ekstra kurikuler adalah sebagai berikut:

a. Menyiapkan anak menjadi orang yang bertanggung jawab b. Menemukan dan mengembangkan minat dan bakat pribadinya

c. Menyiapkan dan mengarahkan pada suatu spesialisasi, misalnya; atlet, ekonomi, agamawan, seniman, dan sebagainya.

Ketiga tujuan yang dipaarkan di atas harus di pertimbangkan dalam pengembangan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler, sehingga produk sekolah memiliki kesesuaian dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengembangan dan pembinaan kegiatan ekstrakurikuler hendaknya memperhatikan beberapa aspek penting yang mendukung keberlangsungan kegiatan ekstra kurikuler. Materi yang diberikan berisi materi yang sesuai dan mampu memberi pengayaan. Selain itu

(10)

dapatmemberi kesempatan penyalurkan bakat serta minat dan bersifat positif tanpa mengganggu ataupun merusak potensi alam dan lingkungan.

4. Tujuan Ekstra Kurikuler

Kegiatan yang dilakukan pasti tidak lepas dari aspek tujuan karena suatu kegiatan yang dilakukan tanpa jelas tujuannya, maka kegiatan itu akan sia-sia.

Kegiatan ekstra kurikuler tertentu memiliki tujuan tertentu, mengenai tujuan kegiatan dalam ekstra kurikuler dijelaskan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995:2) sebagai berikut:

1) Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya yang;

a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Ynag Maha Esa.

b. Berbudi pekerti yang luhur.

c. Memiliki pengetahuan dan keterampilan.

d. Sehat rohani dan jasmani.

e. Berkepribadian yang mantap dan mandiri.

f. Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

2) Siswa mampu memanfaatkan pendidikan kepribadian serta mengaitkan pengetahuan yang diperolehnya dalam program kurikulum dengan kebutuhan dan keadaan lingkungan.

Kesimpulannya pada hakekatnya tujuan kegiatan ekstra kurikuler yang ingin dicapai adalah untuk kepentingan siswa, dengan kata lain kegiatan ekstra kurikuler memiliki nilai-nilai pendidikan bagi siswa dalam upaya pembinaan manusia seutuhnya.

Menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan (1984:23-24), tujuan dan manfaat kegiatan ekstra kurikuler sebagai bertikut:

1) Meningkatkan pengetahuan peserta didik dalam aspek kognitif maupun afektif, misalnya dalam kegiatan ekstra kurikuler jurnalistik, yaitu membuat naskah berita dan mempraktekkannya di depan.

2) Mengembangkan bakat serta minat dalam upaya pembinaan pribadi menuju manusia seutuhnya.

(11)

3) Mengetahui, mengenal, serta membedakan hubungan antara satu mata pelajaran dengan pelajaran yang lainnya.

Menurut Moh.Uzer & Usman Lilis (1993: 22) Kegiatan ekstra kurikuler berupa kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan. Tujuan dari ekstra kurikuler yaitu sebagai berikut:

1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek kognitif maupun afektif 2) Mengembangkan bakat serta minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi

menuju manusia seutuhnya

3) Mengetahui serta membedakan hubungan antara satu mata pelajaran dengan lainnya.

Kegiatan ekstra kurikuler menurut Entin (2011), memiliki beberapa tujuan di antaranya sebagai berikut:

1) Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam semesta.

2) Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya.

3) Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab menjalankan tugas.

4) Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan Tuhan, Rasul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri.

5) Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan- persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang proaktif terhadap permasalahan sosial keagamaan.

6) Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihan kepada peserta didik agar memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan dan terampil.

7) Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi (human relation) dengan baik, secara verbal dan nonverbal.

Uraian yang telah dipaparkan di atas tujuan ekstra kurikuler dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstra kurikuler di sekolah akan menambah keterampilan lain dan mencegah berbagai hal yang bersifat negatif pada saat ini.

(12)

Kegiatan ekstra kurikuler mampu menggali potensi dan mengasah keterampilan siswa dalam upaya pembinaan pribadi.

B. Kegiatan Pembelajaran BTQ (Baca Tulis Qur’an)

Pengertian yang tepat tentang kegiatan pembelajaran baca tulis, Al-Qur’an, maka perlu kiranya penyusun menelaah kembali mengenai pengertian kegiatan pembelajaran baca tulis Al-Qur’an.

1. Pengertian Kegiatan Pembelajaran BTQ (Baca Tulis Qur’an)

Membaca sebagai suatu istilah sangat beragam. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia(2007:36) mendefinisikan membaca yaitu; (1) memahami apa yang tertulis, (2) melisankan atau melafalkan apa yang tertulis, (3) mengucapkan.

Senada dengan pernyataan tersebut, Broto dalam Mulyono Abdurahman, (2003:200) mengemukakan bahwa membaca bukan hanya mengucapkan bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa, melainkan juga menanggapi dan memahami isi bahasa tulisan. Dengan demikian pada hakekatnya membaca merupakan sutu bentuk komunikasi tulis.

Menurut Poerwadarminta (2008:71), pengertian baca berarti membaca yakni melihat tulisan dan mengerti atau melisankan apa yang tertulis itu.

Menurut Farida Rahim (2008:2), membaca adalah suatu halyang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik dan metakognitif. Sebagai proses visual membaca merupakan proses menterjemahkan simbol tulis (huruf) kedalam kata- kata lisan. Sebagai suatu proses berfikir, membaca mencakupaktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritisdan pemahaman kreatif.

Kesimpulannya bahwa membaca merupakan aktifitas kompleks yang mencakup fisik dan mental.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2002:1219), mendefinisikan menulis yaitu; (1) membuat huruf, angka dengan pena(pensil, kapur dan sebagainya), (2) melahirkan fikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) denagn tulisan. Menurut lemer (1985:413), mengemukakan bahwa menulis adalah menuangkan ide ke dalam suatu bentuk visual. Menurut Soemarno Markam (1989:7), menjelaskan bahwa menulis adalah mengungkapkan bahasa dalam

(13)

bentuk simbol gambar. menulis adalah membuat huruf angka dan sebagainya dengan menggunakan pena, pensil, kapur, dan sebagainya (Poerwadarminta, 2008:1098). Menulis adalah suatu aktifitas kompleks, yang mencakup gerakan lengan, tangan, jari, dan mata secara terintegrasi (Mulyono Abdurahman, 2003:224).

Kesimpulan dari pengertian menulis yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa menulis yaitu menurunkan atau menuliskan lambang-lambang grafis berdasarkan fikiran atau perasaan dan sebagainya menjadi bentuk tulisan dengan menggunakan alat tulis yang dapat memberi manfaat bagi diri sendiri atau orang lain.

Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang merupakan mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi Muhamad SAW yang ditulis di mushaf dan di riwayatkan dengan mutawatir dan membacanya adalah ibadah (Depag RI, Al- Quran dan Terjemah, 1481H: 15).

Al-Qur’an dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dengan perantara Malaikat Jibril as untuk dibaca, dipahami dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia.

Menurut Hery Noer Aly (1999:32), memberikan pengertian Al-Qur’an adalah kalam Allah Swt yang diturunkan kepada Muhamad Saw dalam bahasa arab yang terang guna menjelaskan jalan hidup yang bermaslahat bagi manusia didunia dan diakhirat.

Menurut Aat Syafaat, dkk (2008:17-18) Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman hidup manusia, bagi yang membacanya merupakan suatu ibadah dan mendapat pahala.

Kesimpulan pengertian tentang Al-Qur’an yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa Al-Qur’an merupakan kitab suci yang merupakan sumber utama dan pertama ajaran islam, menjadi petunjuk umat manusia, diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW adalah salah satu rahmat yang tidak ada taranya bagi alam semesta, di dalamnya terkumpul wahyu ilahi yang menjadi petunjuk, pedoman hidup bagi umat manusia.

(14)

Kegiatan baca,tulis Al-Qur’an adalah Kegiatan yang mengajarkan kepada siswa tentang membaca dan menulis Al-Qur’an dengan baik dan benar. Kegiatan baca, tulis Al-Qur’an antara lain mengenalkan huruf hijaiyah, cara melafalkan huruf hijaiyah, ilmu tajwid serta tanda baca dalam Al-Qur’an. Kegiatan ini bermanfaat untuk mengajarkan siswa tentang cara membaca dan menulis Al- Qur’an agar siswa bisa membaca, menulis, memahami dan mengamalkan Al- Qur’an dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Khoirul Wahidin (2007:50), pengertian baca, tulis Al-Qur’an adalah proses atau perbuatan untuk melihat atau memahami apa yang tertulis dalam Al- Qur’an baik secara lisan maupun dalam hati serta membuat huruf-huruf Al-Qur’an dengan menggunakan alat tulis, dan dapat membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah dalam ilmu tajwid.

Kegiatan baca, tulis Al-Qur’an merupakan kegiatan khusus yang dilakukan oleh sekolah diluar jam pelajaran dalam rangka mendidik, membimbing, dan melatih keterampilan membaca, menulis, menghafal, dan memahami arti Al- Qur’an, khususnya bagi para peserta didikyang belum memiliki kompetensi membaca dan menulis Al-Qur’an. Pentingnya penguasaan aspek Al-Qur’an dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), maka ekstra kurikuler baca, tulis Al-Qur’an dijadikan sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang dianjurkan ikut terlebih khusus yang kemampuannya masih rendah.

Kesimpulan bahwa kegiatan pembelajaran bac, tulis AlQuran adalah kegiatan yang didalamnya belajar melafalkan dan menulis ayat-ayat Al-Qur’an dengan mengetahui aturan-aturan yang telah ditetapkan seperti makhorijul huruf, panjang, pendek ,kaidah tajwid, dan ghorib sehingga tidak terjadi perubahan makna.

2. Dasar Hukum Pelaksanaan BTQ (Baca Tulis Qur’an)

Adapun yang menjadi dasar hukum pelaksanaan BTQ (Baca Tulis Qur’an) sebagai berikut:

1) Undang–undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1995 dan perubahannya.

2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

(15)

3) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

4) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Stanndar Nasional Pendidikan.

5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006, tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

6) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006, tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

7) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006, tentang Pelaksanaan Permendiknas Nomer 22 dan Nomer 23 Tahun 2006.

8) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 Pasal 3,tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan.

disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan pada semua jalur jenjang dan jenis pendidikan wajib menyelenggarakan pendidikan agama, pengelolaan pendidikan agama dilaksanakan oleh Menteri Agama.

9) Instruksi Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1990 tentang upaya peningkatan kemampuan BTHQ (Baca Tulis Huruf Al-Qur’an).

10) Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomer 44 A dan 124, tanggal 13 Mei Tahun 1982 tentang Usaha Peningkatan kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an bagi umat Islam dalam Rangka Peningkatan Penghayatan dan Pengamalan Al-Qur’an dalam Kehidupan Sehari-hari.

11) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007, tentang Standar Penilaian.

12) Surat keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 1978 tentang Pedoman Penyiaran Agama.

13) Instruksi Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Tingkat Nasioanal Nomer 02 Tahun 1989 tentang Peningkatan Pengajian Al-Quran.

(16)

14) Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Nomor:Dj.I/12ATahun 2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Ekstra Kurikuler Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah.

3. Asas Kegiatan Pembelajaran BTQ (Baca Tulis Qur’an)

Pelaksanaan Kegiaan pembelajaran BTQ (Baca Tulis Qur’an) d isekolah akan memberikan banyak manfaat bagi siswa, Oleh karena itu dalam pelaksanaan kegiatan perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1) Kegiatan tersebut harus mampu meningkatkan pengayaan siswa baik pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotor.

2) Kegiatan tersebut dilakukan guna mmbentuk manusia yang berakhlakul karimah.

3) Memberikan kesempatan menyalurkan bakat dan minat siswa sehingga terbiasa melakukan kegiatan-kegiatan yang positif.

4) Adanya perencanaan, persiapan serta pembiayaan yang telah diperhitungkan sehingga program dapat mencapai tujuannya.

5) Koordinasi antara kepala sekolah dan guru, petugas BP dan pihak yang terkait.

6) Pelaksanaan diikuti oleh semua siswa atau sebagian siswa (Moh.Uzer &

Usman Lilis,1993:30).

Asas pelaksanan kegiatan pembelajaran diatas maka dengan adanyakegiatan pembelajaran baca, tulis Al-Quran diharapkan dapat meningkatkan pengayaan pada siswa baik pada ranah kognitif, afektif maupun psikomotor.

4. Tujuan Kegiatan Pembelajaran BTQ (Baca Tulis Qur’an)

Kegiatan pembelajara itu berhasil atau tidak maka diperlukan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan kegiatan pembelajaran secara umum sebagai berikut:

1) Meningkatkan pengetahuan siswa pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.

2) Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam rangka membina pribadi menuju manusia seutuhnya.

3) Mengetahui mengenal serta membedakan hubungan antara satu pelajaran dengan pelajaran yang lain.

(17)

4) Untuk menjaga suatu kebenaran dari kebenaran ilmu .

Tujuan dari kegiatan pembelajaran BTQ (Baca Tulis Qur’an) sebagai berikut:

1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis Al-Qur’an.

2) Mengembangkan bakat dan minat yang dimlikisiswa dalam hal mempelajari Al-Qur’an baik membaca maupun menulis.

3) Mengetahui, mengenal serta dapat membedakan hubungan antra pembelajaran baca tulis Al-Qur’an dengan pelajaran lainnya.

4) Untuk menjaga kemurnian Al-Qur’an dari perubahan lafadz dan maknanya.

5) Memiliki perilaku yang mencerminkan nilai-nilai keagamaan.

6) Mememiliki keseimbangan antara iman dan taqwa (IMTAQ) serta ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

7) Mendapatkan pertolongan dari Allah SWT.

8) Memperkokoh akidah melalui pemberian, pamupukan dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan melalui kajian Al- Qur’an.

9) Meningkatkan pemahaman dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT.

10) Menumbuhkan peserta didik untuk gemar membaca Al-Qur’an.

11) Memberikan habituasi kepada peserta didik untuk mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an (Moh.Uzer & Usman Lilis,1993: 32).

Kesimpulan dari tujuan kegiatan pembelajaran baca, tulis Al-Qur’an adalah Kegiatan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan baca, tulis Al- Qur’an serta dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

C. Kemampuan BTQ (Baca Tulis Qur’an)

Kegiatan membaca menjadi suatu hal yang sangat penting dalam Al-Qur’an, ayat Al-Qur’an yang kali pertama diturunkan dalam sejarah turunnya Al-Qur’an adalah perintah membaca yang tertuang dalam Surat Al-Qur’an Al-Alaq ayat 1.

(18)

Q.S Al-Alaq ayat 1 sebagai berikut:













Artinya: “ Bacalah, dengan nama Tuhanmu Dzat Yang menciptakan”.(Q.S. Al- Alaq :1) (Depag RI, 2006:597).

Tafsir Q.S Al-Alaq ayat 1, jadilah engkau orang yang bisa membaca berkat kekuasaan dan kehendak Allah yang telah menciptakanmu,sebelum itu beliau tidak pandai membaca, menulis, kemudian datang perintah ilahi agar beliau membaca,sekalipun tidak bisa menulis. Allah SWT menurunkan sebuah kitab kepadanya untuk dibaca, sekalipun ia tidak bisa menulisnya. Kesimpulannya sesungguhnya Zat Yang menciptakan makhluk mampu membuatmu bisa membacamm sekalipunn sebelum itu engkau tidak pernah belajar membaca.

Q.S. Al-Alaq ayat 1 yang dapat ditafsirkan, perintah untuk dapat membaca.

Perintah ini diulang-ulang, sebab membaca tidak akan bisa meresap ke dalam jiwa, melainkan setelah berulang-ulang da dibiasakan. Berulang-ulangnya perintah Ilahi berpengertian sama dengan berulang-ulangya membaca, dengan demikian maka membaca itu merupakan bakat nabi SAW. ( Ahmad Musthafa Al-Mmaraghi, 2004: 95-96).

Al-Qur’an surat Al-Alaq Ayat pertama tersebut berupa perintah membaca dengan kalimat “Iqra”, yang artinya bacalah. Dalam ayat lain, perintah membaca ini juga diimbangi dengan penjelasan perintah menulis, bahwa ilmu itu diperoleh melalui perantaraan “Qalam” (pena atau alat tulis). Perintah Allah Swt kepada manusia agar manusia dapat membaca dan menulis, baik membaca dengan menggunakan lisan (ayat-ayat Qauliyah) maupun menggunakan mata dengan memperhatikan alam sekitar ciptaan Allah SWT (ayat-ayat Kauniyah) serta menuliskan kembali hasil bacaannya tersebut untuk dijadikan sumber ilmu pengetahuan sehingga bermanfaat bagi manusia lainnya. Kaitannnya dengan membaca Al-Qur’an, maka perlunya suatu penjelasan singkat terkait dengan hal tersebut sehingga apa yang belum jelas atau pun yang belum diketahui dapat dikaji lebih mendalam.

1. Pengertian Kemampuan BTQ (Baca Tulis Qur’an)

Istilah kemampuan berarti kesanggupan, kecakapan, kekuatan dan kemahiran, sedangkan menurut robbins, seperti yang dikutip Yuliani Indrawati, kemampuan adalah suatu kapasitas individu untuk mengerjakan berbagai tugasdalam suatu pekerjaan. Menurut Gordon, seperti yang dikutip Ramayulis, kemampuan (skill)

(19)

adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. (Ramayulis, 2008:37)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia WJS. Poerwadarminta(2000:628), mengatakan bahwa kemampuan memiliki kata dasar mampu yang berarti kuasa (sanggup melakukan sesuatu). Kesimpulannya kemampuan memiliki arti kesanggupan,kecakapan dan kekuatan.sedangkan membaca memiliki arti melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan membaca memiliki arti melihat tulisan dan mengerti atau dapat melisankan apa yang tertulis itu. Membaca juga dapat diartikan salah satu aktivitas belajar, hakikat membaca adalah suatu proses yang kompleks dan rumit karena dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternalyang bertujuan untuk memahami arti atau makna yang ada dalam tulisan tersebut(Poerwadarminta, 2000:71).

Wahyu pertama yang disampaikan kepada Nabi Muhamad SAW adalah perintah membaca karena dengan membaca Allah SWT mengajarkan tentang suatu pengetahuan yang tidak diketahuinya, dengan membaca manusia akan mendapatkan wawasan tentang suatu ilmu pengetahuan yang akan berguna bagi dirinya kelak.

Menurut A.S. Broto mengemukakan bahwa membaca hanya mengucapkan bahasa tulisan atau lambang bunyi bahasa, melainkan juga menanggapi dan memahami isi bahasa tulisan. Dengan demiikian membaca pada hakikatnya merupakan suatu bentuk komunikasi tulis. (Mulyono Abdurrahman, 2003:200).

Kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai bidang studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera memiliki kemampuan membaca, maka ia akan mengalami banyak kesulitan dalam mempelajari Al- Qur’an pada kelas-kelas berikutnya. Oleh karena itu, anak harus belajar membaca Al-Qur’an agar ia dapat membaca untuk belajar.

Ditinjau dari segi kebahasaan, ada beberapa pendapat yang mengartikan Al- Quran antara lain;

Secara etimologi (bahasa) menurut Al-Lihyani Al-Qur’an merupakan kata dasar dari qara’a yang artinya “ membaca”sebagaimana kata rujhan dan ghufran.

(20)

Sedang menurut Az-Zujaj kata Al-Qur’an merupakan kata sifat, diambil dari kata dasar al-qar’u yang artinya “menghimpun”. (Rosihon Anwar, 2006:29-30).

Secara istilah pengertian Al-Qur’an adalah wahyu Allah Swt yang dibukukan, yang diturunkan kepada Nabi Muhamad SAW sebagai suatu mukjizat, membacanya dianggap ibadah sumber utama ajaran islam. (Pembina Kelembagaan Agama Islam, 2000:69).

Menurut para ulama pengertian Al-Qur’an dari berbagai golongan mengemukakan bermacam-macam definisi. Definisi-definisi tersebut berbeda- beda bunyinya dan sekaligus mempunyai arti yang berbeda pula:

1) Menurut manna’ Al-Qaththan, Al-Qur’an adalah kitab Allah Swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw dan orang yang membacanya akan memperoleh pahala.

2) Menurut Al-Jurjani, Al-Qur’an diturunkan kepada Rasulullah Saw ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan secara mutawatir tanpa keraguan.

3) Menurut kalangan pakar ushul fiqh, fiqh dan bahasa arab, kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, lafadz-lafadznya mengandung mukjizat, membacanya mempunyai nilai ibadah,diturunkan secara mutawatir dan ditulis pada mushaf, mulai dari awal surat Al- Fatihah sampai akhir surat An-nas.( Rosihon Anwar, 2006:31-32)

4) Menurut Imam Jalaludin Asy-Syuyuti, beliau memberikan pengertian Al- Quran adalah kalamullah atau firman Allah Swt diturunkan kepada Nabi Muhamad Saw dan membacanya termasuk ibadah (Chadziq Charisma, 2000:2).

Menurut pendapat para qurro, kata “Al-Qur’an “ berasal dari kata “ qoroo-in”

yang berarti “qorina”, maksudnya bahwa ayat-ayat Al-Qur’an yang satu dengan yang lainnya saling membenarkan. Menurut pendapat yang termasyur kata Al- Qur’an berasal dari kata “qoroa” yang berarti bacaan. (Chadziq Charisma, 1991:1). Pengertian ini diambil berdasarkan Q.S Al-Qiyamah ayat 17-18.

(21)

Q.S Al-Qiyamah ayat 17-18 sebagai berikut:





















Artinya :17). “Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya”.

18).“Apabila Kami telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu”.(Q.s Al-Qiyamah:17-18)(Depag RI, 2006:577).

Tafsir Q. S Al-Qiyamah ayat 17-18, dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan sebab larangan mengikuti bacaan Jibril ketika dia sedang membacakannya itu,karena, "Sesungguhnya atas tanggungan Allah SWT yang mengumpulkannya di dalam dada Muhammad SAW dan membuatnya pandai membacanya.Allah SWT yang bertanggung jawab bagaimana supaya Al-Qur’an itu tersimpan dengan baik dalam dada atau ingatan Muhammad Saw dan memantapkannya dalam kalbunya. Allah SWT pula yang memberikan bimbingan kepadanya bagaimana cara membaca ayat itu dengan sempurna dan teratur, sehingga Muhammad Saw hafal dan tidak lupa selama-lamanya.Oleh sebab itu bila Jibril selesai membacakan ayat-ayat yang harus diturunkan, hendaklah Muhammad Saw menuruti membacanya. Nanti Muhammad Saw mendapatkan dirinya selalu ingat dan hafal akan ayat-ayat itu. Tegasnya pada waktu Jibril membaca, hendaklah Muhammad SAWdiam dan mendengarkan bacaannya.Dari sudut lain ayat ini juga berarti, "Bila telah selesai dibacakan kepada Muhammad SAW ayat-ayat Allah SWT, hendaklah ia segera mengamalkan hukum-hukum dan syariat-syariatnya.Semenjak turunnya perintah ini Rasulullah senantiasa mengikuti dan mendengarkan dengan penuh perhatian wahyu yang dibacakan Jibril. Setelah Jibrilpergi, barulahbeliau membacanya dan bacaannya itu tetap tinggal dalam ingatan beliau. (Hadits Bukhari dari Siti 'Aisyah) (Ahmad Musthafa Al-Maraghi, 2004:244)

Uraian yang telah dipaparkan di atas, penyusun mengambil kesimpulan bahwa Al-Qur’an adalah kalam Allah SWT yang disampaikan kepada Nabi Muhamad SAW melalui Malaikat Jibril yang merupakan mukjizat, membaca dan mempelajarinya adalah bernilai ibadah. Pada dasarnya kemampuan membaca Al- Qur’an adalah penguasaan siswa dalam membaca Al-Qur’an, dapat dilihat dari keterampilandalam ilmu tajwid, kelancaran membaca hurufyang terdapat dalam Al-Qur’an, serta dapat membunyikan makhraj huruf dalam Al-Qur’an yang sesuai dengan ilmu tajwid.

(22)

Kemampuan membaca, menulis Al-Qur’an adalah suatu kemampuan siswa dalam membaca, menulis Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid. Kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap orang yang beragama islam, karena akan berfungsi sebagai alat untuk mengetahui, memahami, menghafal, dan mempelajari agama islam baik yang bersumber dari Al-Qur’an maupun Hadits. Karena itu, belajar membaca dan menulis Al-Qur’an perlu diselenggarakan secara khusus, sehingga diharapkan seluruh peserta didik yang lulus dari sekolah memiliki kompetensi membaca dan menulis Al-Qur’an. Setiap peserta didik yang telah selesai dan lulus dari jenjang pendidikannya, diharapkan selain memperoleh ijazah dan tanda lulus, juga memperoleh sertifikat baca tulis Al-Quran dan di harapkan siswa mampu mampu mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari baik membaca Al-Qur’annya maupun nilai-nilai yang terkandung dalam Al-Qur’an.

Kemampuan dalam membaca, menulis Al-Qur’an ini dapat dilihat dari tiga aspek yaitu;

1) Aspek kognitif, meliputi perubahan-perubahanm dalam segi penguasaan pengetahuan dan perkembangan keterampilan atau kemampuan yang diperlukan untuk menggunakan pengetahuan tersebut.

2) Aspek afektif, meliputi perubahan-perubahan dalam segi sikap mental, perasaan dan kesadaran.

3) Aspek psikomotorik, meliputi perubahan-perubahan dalam segi bentuk- bentuk tindakan motorik.( Zakiah Daradjat, dkk, 2001:197)

Aspek yang mempengaruhi kemampuan membaca Al-Quran adalah dialek masing-masing daerah, yang membawa konsekuensi lahirnya bermacam-macam bacaan (qira’ah) dalam melafalkan Al-Qur’an .(Rosihon Anwar, 2006:145).

Kesimpulan bahwa aspek dalam kemampuan membaca, menulis Al- Qur’an meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor.

(23)

2. Indikator Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Adapun indikator dalam membaca Al-Qur’an sebagai berikut:

1) Tajwid

Tajwid Secara lughat (bahasa) kata "Tajwid" berarti "Tahsin" (memperbaiki), sedangkan menurut istilah adalah: "Mengeluarkan setiap huruf dari tempat keluarnya, serta memberi hak-haknya, seperti: jelas kuat, lemah dan sifat-sifat huruf, seperti: tebal, tipis, al-jahr, isti'la, istifal dan lain-lain. Haq huruf yaitu sifat asli yang senantiasa ada pada setiap huruf atau seperti sifat Al-jahr, Isti’la, dan lain sebagainya. Hak huruf meliputi sifat-sifat huruf dan tempat-tempat keluar huruf. Mustahaq huruf yaitu sifat yang sewaktu-waktu timbul oleh sebab-sebab tertentu ,seperti; idh-har, ikhfa, iqlab, idgham, qalqalah, ghunnah, tafkhim, tarqiq, mad, waqaf, dan lain-lain.

Membaca Al-Qur’an terdapat beberapa aturan yang harus diperhatikan dan dilaksanakan bagi pembacanya, di antara peraturan peraturan itu adalah memahami kaidah- kaidah ilmu tajwid.Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah Fardu Kifayah, sedangkan mengamalkannya Fardu Ain. Hal ini sesuai firman Allah Swt Al-Muzammil ayat 4 dan Al-Furqon ayat 32.

Adapun Al-Qur’an Surat Al-Muzammil ayat 4 sebagai berikut:















Artinya:4). “atau lebih dari (seperdua) itu, dan bacalah Al-Quran itu dengan perlahan-lahan”.(Q.sAl-Muzammil:4) (Depag, 2008:574)

Tafrir Q.S Al-Muzzammil ayat 4, “Atau lebih dari seperdua”, pengertian yang terkandung di dalam lafal itu menunjukkan makna boleh memilih, dan “bacalah Al- Qur’an itu dengan perlahan-lahan” maksudnya mantapkanlah bacaannya dengan perlahan-lahanatau tartil (pelan-pelan) dari bacalah Al-Qur’an sebab hal itu akan membantu dalam memahami dan merenungi makna yang dibacanya. Riwayat Sayyidina Ali as pernah ditanya tentang firman Allah SWT mengenai surat Al- Muzammil Ayat 4 tersebut, beliat menjawabnya, tartil yang dimaksud ayat tersebut adalah memperbaiki atau memperindah bacaan huruf hijaiyah

(24)

yang terdapat dalam Al-Qur’an dan mengerti hukum-hukum ibtida’dan wakaf.( Ahmad Munir, 1994:9).

Adapun Al-Qur’an Surat Al-Furqon ayat 32 sebagai berikut:

































Artinya: 32). berkatalah orang-orang yang kafir: "Mengapa Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?";

demikianlah,[578] agar Kami perteguh hatimu (muhammad Saw) dengannya dan Kami membacakannya secara tartil (berangsur-angsur, perlahan-lahan, teratur dan benar)”. (Al- Furqon:32) (Depag RI, 2006: 362).

Tafsir Q.S Al-Furqon ayat 32, Maksudnya Al-Qur’an itu tidak diturunkan sekaligus, tetapi diturunkan secara berangsur-angsur agar dengan begitu hati Nabi Muhammad SAW menjadi kuat, tenang dan teguh, terutama ketika ada sebab-sebab gelisah, maka dengan turunnya Al Qur’an dapat menenteramkannya dan agar mudah dipahami dan dihapal. Hal ini menunjukkan perhatian Allah SWT terhadap kitab-Nya dan terhadap Rasul-Nya, di mana Dia menurunkan kitab-Nya sesuai keadaan rasul dan maslahat agamanya.

Berikut masalah yang termasuk dalam ilmu tajwid antara lain sebagai berikut:

1. Makhorijul huruf

Secara bahasa makharijul huruf berasal dari bahasa arab yang terdiri dari dua kata yaitu Makharaj dan Al-huruf. Makharaj adalah jama’ dari kata mahkraj yang berarti tempat keluar dan Al-huruf adalah jama’ dari kata Al- harfu yang berarti huruf. Sedangkan menurut istilah dalam ilmu tajwid, Makharijul huruf ialah tempat menahan atau menyekat udara ketika bunyi huruf di lafazkan, huruf yang dimaksudkan adalah huruf hijaiyah.seseoarng dapat Membedakan, mengerti atau melafalkan huruf-huruf pada tempat asalnya, maka sangat penting mempelajari makharijul huruf agar pembaca terhindar dari hal-hal sebagai berikut:

(25)

1) Kesalahan mengucapkan huruf yang mengakibatkannya berubah makna.

2) Kekaburan bentuk-bentuk bunyi huruf, sehingga tidak dapat dibedakan huruf satu dengan huruf yang lain. (Leong,Abdul Qadir.

2008:11).

Tempat-tempat keluar huruf hijaiyyah (makharijul huruf) terbagi menjadi dua yaitu makhroj yang ijmaly dan makhroj yang tafshily. Dalam hal ini peneliti hanya menyebutkan makhroj ijmaly yang terdiri dari 5 macam yaitu: Al-Halq (halkum), Asyafatain (dua bibir), Al-lisan (bibir), Al- Jauf (Rongga mulut), Al-Khaisyum(Rongga hidung).(Sei H. Dt.Tombak alam, 1995:22-23).

2. Sifatul Huruf

Sifatul Huruf, Sifat menurut bahasa adalah sesuatu yang melekat atau menetap pada sesuatu yang lain. Sedang yang dimaksud yang lain adalah huruf-huruf hijaiyah. Adapun menurut pengertian istilah, sifat adalah cara baru bagi keluar huruf ketika sampai pada tempat keluarnya, baik berupa jahr, rakhawah, hams, syiddah dan sebagainya. Macam-macam sifathuruf, Sifat-sifat yang melekat pada huruf hijaiyah mempunyai dua bagian yaitu;

jahar lawannya mahmus, syiddah lawannya rakhawah, tawassuth bandingan antara syiddah dan rakhawah, isti’la lawannya infitah, dan idzlaq lawannya ishmat. Sifat menurut bahasa dapat diartikan juga suatu keadaan yang menetap pada sesuatu yang lain. Sedangkan Menurut istilah adalah keadaan yang baru datang yang berlaku bagi suatu huruf yang dibaca tepat keluar darimakhrajnya.Sifatul khuruf adalah karakter sebuah huruf, apakah sebuah huruf bernuansa tebal atau tipis, dengung atau tidak, keluar nafas atau tidak, dan sebagainya. Seperti misalnya huruf kha dan kĥo. Dua-duanya memiliki tempat keluar suara (makhroj) yang sama namun berbeda sifat(Amir, Abu Dkk, 1994:27).

3. Ahkamul Huruf ( Hukum bacaan Al-Qur’an)

Ahkamul huruf adalah satu kata terdiri dari beberapa huruf yang dapat dipahami jika terjadi rangkaian antara satu huruf dengan huruf lainnya

(26)

sehingga menimbulkan hukum baru tentang cara pengucapan. Kaidah yang mengatur bacaan dalam pertautan huruf inilah yang disebut hukum huruf.

Menurut sebagian ahli atau ulama’ yang telah berhasil menggolongkan atau mengklasifikasikan hukum-hukum huruf (ahkamul huruf) sebagai berikut;

a). hukum lamal jalalah, b). hukum lam ta’rif, c). hukum bacaan Ro’, d).

hukum nun sukun dan tanwin, e). hukum nun dan mim bertasydid, f). hukum mim sukun, g).hukum lam kerja, h).hukum lam untuk huruf,i). hukum idghom shaghir, j). hukum bacaan qalqalah (A.Munir dan Sudarsono, 1994:31).

4. Mad WalQashr

Mad dalam arti bahasa, mad mempunyai arti ziyadah atau bertambah atau lebih adalah memanjangkan atau tambah, sedangkan menurut arti istilah adalah memanjangkan suara dengan suatu huruf di antara huruf-huruf mad.(Ismail Tekan, 2006:56).

Menurut arti bahasa qashar adalah “tertahan”, sedangkan menurut istilah adalah tatapnya huruf mad tanpa adanya tambahan apa-apa. Qashar juga dapat diartikan memendekkan huruf mad atau lien yang sebenarnya dibaca panjang. Atau membuang huruf mad dari suatu kata(A.Munir dan Sudarsono, 1994:48).

Kesimpulannya bahwa yang di maksud dengan mad ialah suara yang lebih panjang dari ukuran asli penyebutan huruf mad. Huruf yang dapat memberi status mad ada tiga yaitu:

1) alif mati, dan huruf sebelumnya berbaris fathah 2) wau mati, dan huruf sebelumnya berbaris dhammah

3) ya’ mati, dan huruf sebelumnya berbaris kasrah.(Mufhan, 2005:78).

Bacaan mad dibagi menjadi 2 bagian, sebagai berikut:

1) Mad Asli (Mad Thabi’i), mad Asli itu terbagi menjadi 2 bagian yaitu:

a. Mad Asli Zhahiry yaitu mad asli yang huruf mad nya jelas.

b. Mad Asli Muqaddar yaitu mad asli yang huruf madnya tidak jelas, namun bacannya sepanjang mad asli.

(27)

2) Mad Far’i, mad cabang. arti istilah mad far’I yaitu mad yang melebihi mad asli, karena ada hamzah dan sukun.Mad far’I terbagi sebanyak 13 bagian yaitu; a).Mad wajib muttashil, b).Mad jaiz munfashilc). Mad aridh lis sukun d). Mad badal e). Mad iwad f). mad lazim mutsaqqal kilmi g).Mad lazim mukhaffaf kilmi, h).Mad lazim mutsaqqal harfi i).

Mad lazim mukhaffaf harfi, j).Mad laien k).Mad shilah l).Mad farq m).Mad tamkin.

2). Fashohah

fashohah di artikan kesempurnaan membaca dari seseorang akan cara melafalkan seluruh huruf hijaiyah yang ada di dalam Al- Qur’an, jika seseorang itu mampu membaca Al-Qur’an dengan benar sesuai pelafalannya maka orang tersebut dapat dikatakan fasih membaca Al-Qur’an.Sedangkan pengertian secara lebih luas adalah fashohah juga meliputi penguasaan di bidang Al-Waqfu Wal Ibtida’ dalam hal ini yang terpenting adalah ketelitian akan harkat dan penguasaan kalimat serta ayat-ayat yang ada di dalam Al-Qur’an Karim. Pembahasan mengenai fashohah ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Ibtida’ tawakkuf

ibtida’ ditinjau dari segi bahasa adalah memulai. Sedangkan menurut istilah adalah memulai bacaan sesudah waqaf. Ibtida’ ini dilakukan hanya pada perkataan yangtidak merusak arti susunan kalimat. Pengertian waqaf menurut bahasa adalah berhenti menahan, sedangkan pengertian menurut istilah (harfiyah) adalah menghentikan suara dan perkataan sebentar (menurut adat) unutk bernafas bagi qari’-qari’ah, dengan niatan untuk melanjutka bacaan tersebut. Menurut A.Munir dan Sudarsono (1994:71-72), garis besarnya masalah waqaf dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Waqaf,

(a) Pembagian waqaf adalah waqaf Intidzory, Idhtirory, Ikhtibary,dan waqaf Ikhtirary.

(b) Derajat waqaf: Waqaf tam, Waqaf kafi, Waqaf hasan, Waqaf qabih.(Idib..,74)

(28)

b) Saktah, Qotho’, tashil, isymam, naql dan imalah.

(a). Saktah menurut bahasa adalah mencegah dan menurut istilah adalah berhenti antara dua kata atau pertengahan kata tanpa bernafas dengan niat melanjutkan bacannya.

(b).Qatho’ secara bahasa adalah memotong, sedangkan menurutistilah adalah menghentikan bacaan sama sekali.

(c).Tashil dalam Al-Qur’an ada satu tempat yaitu pada surat fushilat ayat 44.

(d). Isymam yang ada dalam Al-Qur’an hanya satu tempat yaitu surat yusuf ayat 11.

(e). Naql dalam Al-Qur’an yaitu ada satu tempat surat Al-Hujurut ayat 11.

(f). Imalah dalam Al-Quran hanya ada satu tempat yaitu surat Hud ayat 41, Tata cara penguasaan huruf, harkat, kalimat serta ayat-ayat di dalam Al- Qur’an. Secara konsepsional upaya penguasaan dan pemahaman bacaan Al- Qur’an dapat ditempuh dengan 5 fase, yaitu :

1. Pola penguasaan Muthola’ah (mengeja).

2. Pola penguasaan Murattal 3. Pola penguasaan Tadwiir 4. Pola penguasaan Hadhr.

5. Pola penguasaan Mujawwadz (Ibid., 81).

Kesimpulan dari uraian yang telah dipaparkan dia atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan baca tulis Al-Qur’an adalah suatu kemampuan dalam membaca, menulis Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid.Adapun indikator dalam kemampuan baca, tulis Al-Qur’anseseorang mampu menguasai ilmu tajwid dan ke fashohahannya dalam membaca Al-Qur’an.

Referensi

Dokumen terkait

Uji aktivitas antibakteri dilakukan untuk mengetahui kombinasi antibiotik gentamisin pada bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus dengan ekstrak kulit biji

Gambar 3 memperlihatkan strategi pengentasan anak jalanan, dapat dilakukan terutama dengan: memperbaiki pelaksanaan fungsi keluarga (bina manusia keluarga anak

Kebutuhan cabai terus meningkat disebabkan oleh meningkatkan pertumbuhan penduduk dan berkembangnya produksi makanan yang membutuhkan cabai.Salah satu cara

Melakukan sosialisasi kepada Teller dan Customer Service serta pihak terkait lainnya dalam rangka implementasi kebijakan dan aturan yang berlaku untuk setiap layanan operasi

Pihak yang terlibat dalam program ini adalah mahasiswa KKN-PPM Universitas Udayana, perangkat desa serta masyarakat Desa Rendang yang berprofesi sebagai

Salah satu kegiatan ekstra kurikuler yang dilaksanakan di SMK SWASTA RUHUL ANSHOR, adalah ekstra kurikuler BTQ, dimana ekstrakurikuler ini mempunyai visi

Perbuatan sebagaimana diancamkan dalam Pasal 3, 4 , dan 5 merupakan perbuatan yang diancamkan terhadap manusia (unsur setiap orang), pencantuman korporasi sebagai subjek tindak

1. Santri wajib mengikuti beberapa kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan Pesantren. Kegiatan ekstra kurikuler dilaksanakan hanya satu kali dalam satu minggu sesuai