• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PERANAN PONDOK PESANTREN PABELAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA PABELAN KECAMATAN MUNGKID KABUPATEN MAGELANG JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV PERANAN PONDOK PESANTREN PABELAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA PABELAN KECAMATAN MUNGKID KABUPATEN MAGELANG JAWA TENGAH"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PERANAN PONDOK PESANTREN PABELAN

DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA PABELAN KECAMATAN MUNGKID KABUPATEN MAGELANG JAWA TENGAH

Pesantren sebagai sub-kultur, lahir dan berkembang seiring dengan derap langkah perubahan-perubahan yang ada dalam masyarakat. Perubahan- perubahan yang terus bergulir itu, cepat atau lambat pasti akan mengimbas kepada komunitas pesantren sebagai bagian dari komunitas masyarakat dunia, akan tetapi hal tersebut tidak perlu untuk dikhawatirkan karena dalam realitasnya pesantren sebagai lembaga indigenous Indonesia memiliki peranan yang multi-dimensi diantaranya dalam hal pendidikan dan pengembangan masyarakat, kesemuanya itu merupakan peranan besar yang dimiliki oleh pesantren. Sehingga dengan pengembangan peranan tersebut diharapkan nantinya akan melahirkan ulama’

yang tidak saja memahami dalam ilmu pengetahuan keagamaannya, luas wawasan pengetahuan dan cakrawala pemikirannya, tetapi juga mampu memenuhi tuntutan zamannya dalam rangka pemecahan persoalan kemasyarakatan.

Adapun studi ini mencoba menguaraikan salah satu peranan pesantren yang multi-dimensi tersebut, yakni peranan sosial kemasyarakatan, hal tersebut telah dibuktikan oleh pesantren melalui berbagai macam program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh pesantren di berbagai daerah dengan beraneka ragam persoalan yang dihadapi. Menuntut keikutsertaan pesantren bekerjasama dengan masayarakat setempat dan didukung oleh bantuan dari berbagai pihak, baik LSM maupun pemerintah dalam upaya pengembangan peranan pensatren sebagai basis pemberdayaan masyarakat.

Dari deskripsi diatas dapat dicermati bahwa pesantren memiliki peranan besar dalam bidang sosial kemasyarakatan, sehingga layak kiranya fokus yang diteliti kali ini adalah peranan pesantren dalam pemberdayaan masyarakat.

Sedangkan objek yang menjadi sasaran dalam studi ini adalah Pondok Pesantren Pabelan Desa Pabelan Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang Jawa Tengah.

Hal ini dilatarbelakangi karena Pondok Pesantren tersebut telah berhasil

(2)

membuktikan diri sejak pertama kali pondok tersebut didirikan sebagai salah satu pesantren yang mempunyai perhatian yang tinggi dalam pemberdayaan masyarakat. Dikarenakan pondok pesantren pabelan adalah tipe atau jenis pondok pesantren yang selain memberikan pengajaran tentang ilmu pendidikan juga melakukan upaya pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan-pelatihan. Hal ini diperkuat dengan didirikannya sebuah lembaga yang berkiprah dalam upaya membantu masyarakat untuk dapat memperoleh solusi bersama dalam pemecahan masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat. Lembaga yang dimaksud bernama Balai Pengkajian dan Pengembangan Masyarakat (BPPM), yang merupakan sebuah lembaga dibawah naungan Pondok Pesantren Pabelan Desa Pabelan Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang Jawa Tengah.

Berawal dari berbagai data yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya maka kali ini akan dikemukakan beberapa analisis yang berkaitan dengan rumusan masalah yang telah diajukan sebelumnya diantaranya mengenai pelaksanaan program pengembangan masyarakat oleh Pondok Pesantren Pabelan Desa Pabelan Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang Jawa Tengah dan Kemudian peranan sosial pesantren Pabelan dalam pemberdayaan masyarakat Desa Pabelan Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang Jawa Tengah.

Kesemuanya itu akan dianalisis dalam pembahasan berikut :

A. Pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Oleh Pondok Pesantren Pabelan Desa Pabelan Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang Jawa Tengah.

Sebagaimana dijelaskan diatas dapat kita ketahui bahwa program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Pabelan Desa Pabelan Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang Jawa Tengah, melalui sebuah lembaga bernama BPPM (Balai Pengkajian dan Pengembangan Masyarakat) merupakan suatu terobosan tepat dalam sebuah program pengembangan pesantren dengan melibatkan peran serta masyarakat sebagai salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat.

(3)

Program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Pabelan Desa Pabelan Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang Jawa Tengah pada dasarnya telah dikerjakan sejak pertama kali didirikan.

Walaupun hanya sebatas program-program pemberdayaan masyarakat dalam skala kecil. Melalui pendekatan individu yang disampaikan langsung oleh pengasuh Pondok Pesantren Pabelan kepada masyarakat sekitar dan hasilnya pun sedikit banyak bisa dinikmati masyarakat. Kemudian dalam perkembangannya setelah mengikuti pelatihan TPM (Tenaga Pengembangan Masyarakat) yang dilaksanakan pada bulan Oktober 1977 di Pondok Pesantren Pabelan dengan penyelenggara LP3ES (Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial), maka timbul inisiatif untuk membuat sebuah intitusi bernama BPPM yang berperan sebagai motivator, komunikator, dinamisator dan fasilitator dalam program pemberdayaan masyarakat.

Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Pabelan berlangsung menurut prinsip suatu sistem pengendalian berdasarkan umpan-balik dengan tekanan pada jangka panjang. Peningkatan program dimaksud agar sistem tersebut tetap komunikatif dan dengan demikian dapat dipelajari serta terus menerus dapat diperluas dengan strategi program. Diusahakan tercapainya suatu implementasi parsipatif berdasarkan prinsip-prinsip yang telah direncanakan.

Adapun usaha pedagogis yang dikemukakan disini dari program pesantren yang berorietasi pada masyarakat merupakan bagian dari suatu pengertian baru, yaitu memberikan arti strategis paling utama kepada peranan kelompok- kelompok swadaya sukarela bagi pengembangan daerah Pabelan yang terpadu dan partisipatif.

Usaha pemberdayaan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Pabelan bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya yang terpendam didesa Pabelan, melalui upaya swadaya masyarakat dengan cara mengerahkan kemampuan kelompok-kelompok masyarakat agar mereka bersedia berpartisipasi dalam program pengembangan tersebut.

(4)

Agar partisipasi kelompok-kelompok masyarakat dapat berjalan dengan baik, maka masyarakat diikutsertakan. Adapun wujud partisipasi pemberdayaan masyarakat di Pondok Pesantren Pabelan meliputi 3 (tiga) hal, yaitu: pertama, Partisipasi dalam pengambilan keputusan (pembuatan konsep, perencanaan oprasional), kedua, Partisipasi dalam pelaksanaan dan ketiga, Hasil.

Selain itu masyarakat juga diikutsertakan menganalisa secara bersama dan dirangsang untuk mengembangkan suatu kesadaran yang kritis mengenai keinginan, kemungkinan dan kendala, merupakan suatu prinsip yang lazim dari proyek ini. Selanjutnya kelompok-kelompok dengan kepentingan bersama didorong dan dirangsang para TPM serta diajak berkomunikasi secara intensif dan dijelaskan setepat mungkin permasalahan yang bersangkutan, mencoba mengerti dimensi masing-masing yang berbeda dan merancang usaha pemecahannya.

Selanjutnya upaya Pondok Pesantren Pabelan dalam pemberdayaan masyarakat ditempuh dengan beberapa hal, seperti identifikasi masalah, penentuan prioritas program, pelaksanaan program dan evaluasi.

Adapun dampak dari program pemberdayaan masyarakat tadi akan dinikmati oleh berbagai pihak dalam komunitas masyarakat sekitar, seperti : organisasi dan pengembangan pesantren, yang mana mereka akan dapat melakukan interaksi dan komunikasi secara terbuka dengan pihak luar dalam upaya pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan peranan yang ada dalam diri pesantren serta akan memperluas jaringan pemberdayan masyarakat melalui kerjasama dengan pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM) baik dalam maupun luar negeri, serta agar program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh pesantren dapat diaplikasikan secara sistematis dan terprogram sesuai arah dan tujuan pemebrdayaan masyarakat tersebut. Selanjutnya dampak dari pemberdayaan masyarakat ini juga dapat dirasakan oleh kelompok pengembangan swadaya masyarakat desa yang merupakan kelompok sasaran dalam program pemberdayaan masyarakat ini, yang mana mereka sangat terbantu dengan

(5)

adanya pemecahan masalah bersama, adanya tenaga-tenaga terlatih dalam pemberdayaan masyarakat, bertambahnya kesejahteraan masyarakat dalam berbagai sektor kehidupan baik ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, sosial serta terpenuhinya berbagai macam sarana dan prasarana penunjang dalam kehidupan sehari-hari untuk kepentingan bersama.

Sedangkan berbagai macam program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Pabelan mencakup berbagai macam sektor, antara lain :

a) Sektor Lingkungan Hidup : Dalam sektor ini Pondok Pesantren Pabelan timbul dorongan untuk mengadakan perbaikan arsitektur tradisional pada perumahan desa. Sehingga pada tahun 1980 untuk jasa-jasanya di bidang perbaikan arsitektur desa Pondok Pesantren Pabelan memperoleh penghargaan internasional “Aga Khan Awards for Architecture” dengan hadiah uang sebesar US$ 78.000. Untuk bantuan pembuatan konsepsi dari jumlah tersebut diserahkan kepada lembaga LP3ES uang sebesar US$

10.000. Serta pada tahun 1982, Pondok pesantren Pabelan memperoleh penghargaan dalam rangka hari lingkungan hidup sedunia dari Presiden Suharto dengan hadiah uang sebesar Rp. 5 juta.

b) Sektor Kesehatan : Dalam rangka upaya dibidang kesehatan telah berdiri empat kelompok swadaya dan masing-masing telah membangun sebuah tempat penyimpanan obat-obatan. Setiap anggota kelompok harus menyetor dana setiap bulan. Dan mendapatkan pelayanan pengobatan yang lebih murah bila sakit serta diadakan kursus-kursus tentang higiene dan pengobatan preventif yang berada dibawah pengawasan para dokter atau petugas kesehatan setempat.

c) Sektor Ekonomi : Pesantren Pabelan pada awalnya menyelenggarakan kelompok-kelompok simpan pinjam, yang mana para pengusaha kecil membentuk sebuah kelompok simpan pinjam untuk kepentingan anggota yang memerlukan bantuan permodalan dalam pengembangan usahanya.

d) Sektor Teknologi Tepat Guna : Pondok Pesantren Pabelan mengembangkan teknologi tepat guna dalam pembangunan suatu sistem

(6)

penyediaan air (dengan pompa bertenaga arus air/hidrolik, filter dan gudang air).

e) Sektor Pendidikan dan Teknologi Informasi : Pesantren Pabelan mengembangkan minat baca kepada santri dan masyarakat melalui perpusatakaan. Sedangkan pada teknologi informasi Pondok Pesantren Pabelan membuka tele center secara umum dan gratis agar para santri dan masyarakat dapat mengakses perkembangan informasi secara cepat dan akurat.

B. Peranan Sosial Pesantren Pabelan Dalam Pemberdayaan Masyarakat Desa Pabelan Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang Jawa Tengah

Peranan Pondok Pesantren Pabelan sebagai lembaga pendidikan telah lama dilaksankan oleh institusi ini. namun sejalan dengan perkembangannya, maka peranan lembaga ini pun meluas, tidak hanya bergerak di bidang pendidikan agama saja tetapi juga dalam bidang pemberdayaan masyarakat, terutama perekonomian dan sosial budaya, karena keberadaan pesantren pada umumnya berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap pembentukan watak masyarakat setempat. Sehingga kepedulian Pondok Pesantren Pabelan terhadap masyarakat sekitarnya salah satunya diwujudkan dengan adanya visi pemberdayaan masyarakat baik dalam bidang ekonomi, kesehatan, teknologi tepat guna, lingkungan hidup maupun pendidikan.

Apabila mendeskripsikan beberapa peranan pesantren dalam pemberdayaan masyarakat, maka akan ditemukan beberapa peranan sebagai berikut, yaitu : Peranan instrumental dan fasilitator, peranan mobilisasi, peranan sumber daya manusia, peran sebagai agent of development, dan peranan sebagai center of excellence.1

Sebagaimana telah diuraikan diatas, dapat diketahui bahwa Pondok Pesantren Pabelan merupakan komunitas paling signifikan yang dapat diharapkan memainkan peranan pemberdayaan (empowerment) masyarakat

1 Tim Departemen Agama RI, Pola Pengembagan Pondok Pesantren,(Jakarta:

Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, 2003), hlm. 91-94.

(7)

secara efektif, yaitu peranan instrumental dan fasilitator pondok pesantren yang mana selain sebagai sebuah lembaga pendidikan dan keagamaan namun juga sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat. Sehingga Pondok Pesantren Pabelan dapat menjadi sarana pemberdayaan masyarakat, seperti halnya dalam pendidikan atau dakwah islamiyah, sarana dalam pengembangan masyarakat ini tentunya memerlukan sarana bagi pencapaian tujuannya.

Sehingga pondok pesantren yang mengembangkan hal demikian berarti pondok pesantren tersebut telah berperan sebagai alat atau instrumen pengembangan potensi dan pemberdayaan masyarakat. Selain dengan adanya alat atau instrumen tersebut, Pondok Pesantren Pabelan juga telah memberikan pelatihan atau pendidikan (workshop) yang diperlukan. Sehingga kini Pondok Pesantren Pabelan tidak hanya sekedar berperan sebagai sarana saja namun juga sebagai fasilitator. Peranan ini merupakan suatu peranan yang elementer bagi masyarakat dan santri sendiri dalam mengupayakan ketrampilan yang dapat menjadi bekal hidup. Di pondok pesantren yang menyelenggarakan kegiatan pengembangan potensi dan pemberdayaan masyarakat, salah satunya di Pondok Pesantren Pabelan, disana dapat kita temui santri yang dapat mengembangkan ketrampilan yang ia miliki, bahkan disana mereka dipacu dan dibangun motivasinya untuk menjadi enterpreneurship yang tangguh.

Selanjutnya peranan sosial dalam pemberdayaan masyarakat yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Pabelan, sebagai sebuah lembaga yang dapat memobilisasi masyarakat dalam perkembangan mereka. Peranan seperti ini jarang dimiliki oleh lembaga atau perguruan lainnya dikarenakan hal ini dibangun atas dasar kepercayaan masyarakat bahwa Pondok Pesantren Pabelan adalah tempat yang tepat untuk menempa akhlak dan budi pekerti yang baik. Sehingga bagi masyarakat tertentu, terdapat kecenderungan yang memberikan kepercayaan pendidikan hanya kepada pondok pesantren.

Sebagai lembaga yang dipercaya dan dihormati oleh masyarakat serta adanya kharisma dari kyai sendiri, peranan Pondok Pesantren Pabelan tentu menjadi sangat strategis dalam memberikan contoh atau mengajak untuk melakukan

(8)

pengembangan yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat sekitar, artinya dengan posisi seperti itu Pondok Pesantren Pabelan dapat dengan mudah menggalang semangat kebersamaan masyarakat untuk ikut serta dalam menyelenggarakan kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dimotori oleh pondok pesantren.

Kemudian Pondok Pesantren Pabelan juga mempunyai peranan yang cukup besar dalam sumber daya manusia, seperti dalam sistem pendidikan yang dikembangkan oleh Pondok Pesantren Pabelan sebagai upaya mengoptimalkan peranan yang dimilikinya, Pondok Pesantren Pabelan memberikan pelatihan khusus atau diberikan tugas magang di beberapa tempat, lembaga atau instansi yang sesuai dengan pengembangan yang akan dilakukan oleh pondok pesantren. Disini peranan Pondok Pesantren Pabelan sebagai fasilitator dan instrumental sangat dominan. Namun tentunya juga jika dalam pengembangannya mengikutkan masyarakat sekitar, apalagi masyarakat luas, maka dibutuhkan “tenaga-tenaga profesional” yang akan mendukung kegiatan pemberdayaan ini. Dikarenakan kegiatan pemberdayaan masyarakat ini tentunya akan dikembangkan juga oleh para santri yang lulus atau selesai dalam pembelajaran di pondok pesantren. Hal ini sangat membantu tugas pemerintah dalam upaya pemerataan kegiatan pengembangan, khususnya ekonomi di daerah agar setiap daerah memiliki potensi sumber daya manusia yang kompeten.

Sedangkan peranan yang tak kalah besarnya yang dimiliki oleh Pondok Pesantren Pabelan adalah peranan sebagai agent of development, dimana pondok pesantren dilahirkan untuk memberikan respon terhadap situasi dan kondisi sosial suatu masyarakat yang tengah dihadapkan pada runtuhnya sendi-sendi moral melalui transformasi nilai yang ditawarkan pondok pesantren. Kehadirannya bisa disebut sebagai agen perubahan sosial (agent of social change) yang selalu melakukan pembebasan pada masyarakat dari

segala keburukan moral, penindasan politik, pemiskinan ilmu pengetahuan dan bahkan dari kemiskinan ekonomi. Instutusi Pondok Pesantren Pabelan dengan begitu mengesankan telah berhasil mentransformasikan masyarakat di

(9)

sekitarnya menuju kemakmuran dan kesejahteraan bersama. Oleh karenanya kehadiran lembaga Pondok Pesantren Pabelan, menjadi suatu keniscayaan sebagai bentuk institusi yang dilahirkan atas kehendak dan kebutuhan masyarakat. Dengan kesadarannya Pondok Pesantren Pabelan dan masyarakat telah membentuk hubungan yang harmonis, sehingga komunitas pondok pesantren kemudian diakui menjadi bagian tak terpisahkan (sub-kultur) dari masyarakat pembentuknya. Pada tataran ini, Pondok Pesantren Pabelan telah berfungsi sebagai pelaku pemberdayaan masyarakat, dan menjadi agen bagi pembangunan nasional, dalam lingkup yang menjadi tanggung jawabnya.

Selanjutnya Pondok Pesantren Pabelan juga mempunyai peranan sebagai center of excellence, hal ini dikarenakan salah satu misi awal didirikannya

pondok pesantren adalah menyebarluaskan informasi ajaran dan pengetahuan agama Islam ke seluruh pelosok nusantara yang berwatak pluraris, baik dalam dimensi kepercayaan, budaya maupun kondisi sosial masyarakat. Melalui medium pendidikan yang dikembangkan dalam bentuk pondok pesantren.

Dalam perkembangan selanjutnya, institusi pondok pesantren berkembang sedemikian rupa akibat persentuhannya dengan kondisi dan situasi zaman yang selalu berubah. Sebagai upaya untuk menjawab tantangan zaman ini, Pondok Pesantren Pabelan kemudian mengembangkan peranannya dari sekedar lembaga keagamaan dan pendidikan menjadi lembaga pemberdayaan masyarakat. Sehingga pada tataran ini Pondok Pesantren Pabelan telah berfungsi sebagai pusat keagamaan, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.

Adapun berbagai peranan pesantren dalam pemberdayaan masyarakat diatas dapat terlaksana, dikarenakan Pondok Pesantren Pabelan tumbuh dan berkembang di masyarakat mengikuti tuntutan dan dinamika lingkungannya.

Artinya peranan sosial pesantren dalam pemberdayaan masyarakat merupakan suatu keharusan agar pondok pesantren dapat terus eksis dalam perkembangan zaman yang kian cepat dan mengglobal.

Pondok Pesantren Pabelan adalah salah satu lembaga pendidikan keagamaan yang telah berhasil membuktikan diri untuk berperan dalam

(10)

pemberdayaan masyarakat, terutama pada masyarakat pabelan. Hal ini dikarenakan Pondok Pesantren Pabelan sebagai lembaga yang berakar dari masyarakat berupaya untuk tetap eksis dengan turut pula memainkan peranannya bukan saja sebatas sebagai lembaga pendidikan Islam atau lembaga dakwah Islam akan tetapi juga sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat yang mana memungkinkannya mampu memainkan peranan yang dimilikinya agar dapat bermanfaat bagi Pondok Pesantren Pabelan sendiri dan masyarakat sekitarnya.

Pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Pabelan diarahkan untuk meningkatkan taraf hidup yang lebih baik bagi masyarakat. Hal ini dikarenakan tanggung jawab tersebut tidak selamanya harus dibebankan ke pundak pemerintah, namun juga masyarakat sendiri yang dalam hal ini Pondok Pesantren Pabelan.

Oleh karenanya Pondok Pesantren Pabelan dapat dikatakan sebagai lembaga keagamaan yang mengakar di masyarakat dan sebagai lembaga pengembangan masyarakat, yang sejak dahulu telah memainkan peranannya yang cukup besar dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat.

Adapun wujud kongkret dari pengembangan masyarakat di Pondok Pesantren Pabelan adalah dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan upaya pemberdayaan. Diantaranya adalah kegiatan pengembangan ketrampilan dan peningkatan partisipasi masyarakat di dalam pembangunan, seperti pendidikan dan pelatihan aneka kejuruan dan ketrampilan serta penyelenggaraan unit usaha dan koperasi.

Alasan yang cukup mendasari mengapa dilakukan program pemberdayaan masyarakat di Indonesia secara umum dan oleh pondok pesantren pabelan secara khusus, dikarenakan dewasa ini sebagian besar negara-negara di dunia, khususnya negara berkembang menyadari kebutuhan untuk mendorong pembangunan masyarakat lokal sebagaimana halnya dengan pembangunan taraf nasional, hal ini diwujudkan dengan digalakkannya berbagai macam program-program pemberdayaan masyarakat (social empowerment) yang dilaksanakan dengan format yang spesial dalam rangka untuk menstimulir

(11)

dan mengembangkan cara hidup masyarakat setempat salah satunya di Pondok Pesantren Pabelan.

Pada dasarnya pemberdayaan masyarakat harus ditinjau pada cakupan yang lebih luas, tidak hanya pada hal-hal teknis, sosial dan kultural yang berpengaruh pada pemberdayaan masyarakat (social empowerment), akan tetapi juga merambah pada aspek kebijakan-kebijakan umum lainnya.

Sehubungan dengan itu pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh pondok pesantren pabelan sebagai suatu proses yang membawa peningkatan kemampuan masyarakat untuk dapat menguasai lingkungan sosial yang disertai meningkatnya tingkat hidup mereka, seyogyanya terus ditingkatkan sebagai wujud tercapainya pemberdayaan masyarakat. Salah satunya dapat dilakukan melalui kelompok swadaya masyarakat.

Menumbuhkan dan mengembangkan kelompok swadaya merupakan upaya yang rumit, karena yang terlihat didalamnya adalah manusia-manusia yang mempunyai latar belakang dan tujuan yang berdeda-beda. Disamping itu ukuran-ukuran keberhasilannya tidak mudah untuk ditentukan dan dilihat mata seperti banyak proyek-proyek fisik lainya.

Kesulitan lain terletak pada respon dari sebagian komunitas masyarakat yang mencurigai upaya-upaya pemberdayaan masyarakat tersebut, maka usaha menumbuhkan dan mengembangkan kelompok swadaya masyarakat menjadi lebih sulit. Akan tetapi seandainya komunitas masyarakat setempat, baik warga maupun aparat setempat, menyadari pentingnya pemberdayaan dan ingin membinanya secara bersama-sama maka diharapkan upaya pemberdayaan masyarakat melalui lembaga pengembangan swadaya masyarakat (LPSM) dapat ikut mengembangkan kelompok-kelompok swadaya.

Adapun beberapa peranan yang dimainkan oleh LPSM, berupa fasilitator dan katalisator, sebagai pelatih dan pendidik, pemupukan modal maupun menyelenggarakan proyek-proyek stimulan.

(12)

Peranan-peranan pemberdayaan tersebut diatas pada hakekatnya berada pada satu jalur besar yang bisa disebut pendidikan kemandirian dalam suatu kelompok melalui proses pemberdayaan masyarakat.

Sedangkan salah satu masalah dalam pemberdayaan masyarakat yang sering muncul ialah bagaimana menemukan cara-cara yang efektif untuk merangsang, menolong dan mengajar orang-orang untuk mempergunakan metode-metode baru dan untuk mempelajari keahlian-keahlian atau ketrampilan baru yang lebih baik dari pada metode dan ketrampilan tradisional, karena dengan ketrampilan inilah yang bisa menolong mereka serta dapat meningkatkan taraf hidup mereka.

Dengan demikian, berhasil atau tidaknya suatu program pemberdayaan masyarakat (social empowerment) akan sangat dipengaruhi oleh respon dari masyarakat. Oleh karenanya suatu hubungan yang harmonis dan baik, hanya tercapai adanya pengertian yang terjadi secara sukarela dan tidak dengan paksaan. Pengertian sukarela ini merupakan suatu kepercayaan dari masyarakat kepada sebuah lembaga baik pemerintah maupun swasata yang melakukan program pemberdayaan masyarakat. Hal ini akan terlihat dan terasa dalam aktifitas hubungan antara masyarakat dengan lembaga tersebut.

Adapun upaya pemberdayaan masyarakat ini telah berhasil dilakukan dengan baik oleh Pondok Pesantren Pabelan sebagai wujud perhatian dari pesantren kepada masyarakat setempat melalui peranan pesantren dalam pemberdayaan masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan sistem akuntansi pada aktivitas penjualan (sistem akuntansi penjualan) bertujuan untuk mendukung aktivitas bisnis perusahaan dalam mengelolah serta serta

Citra dari spektrum ini menunjukkan bahwa atom hidrogen menyerap paling banyak pada panjang gelombang 6561.227 dengan fluks absorbsi − 1. Bintang

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah kota Bandar Lampung maka, model pengajaran yang akan kami bangun pada

Untuk diperhatiakn bahwa penetapan harga jual murabahah adalah sesuai dengan kesepakatan antara pembeli dan penjual dan hargatidak boleh berubah hingga akad

Setiap organisme memiliki suhu optimal yang berbeda untuk pertumbuhannya, menurut BAKOSURTANAL (2005) untuk rumput laut jenis K. Secara umum, suhu perairan di

Berdasarkan olah data diperoleh nilai signifikan pada struktur modal, kemampulabaan dan ukuran perusahaan yang mana nilai tersebut lebih kecil daripada nilai

Dari hasil analisa diketahui bahwa terdapat 5 faktor dengan eigenvalue > 1, atau dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa terbentuk 5 faktor penarik baru

Tahap perencanaan yang dilakukan adalah (1) Merumuskan kejelasan masalah berdasarkan latar belakang penelitian, (2) Memilih pendekatan pembelajaran Kooperatif