ANALISIS USAHATANI NANAS
Gambaran analisis usahatani nanas dapat dianalisis dengan perhitungan pendapatan total dan analisis imbangan penerimaan dan biaya R/C. Pendapatan total usahatani diperoleh dari selisih antara penerimaan hasil produksi dengan pengeluaran total usahatani. Pengeluaran total usahatani pada buah nanas di desa Cipelang terdiri dari pengeluaran tetap (total fixed cost) dan pengeluaran total tidak tetap (total variable cost). Biaya tetapnya adalah alat-alat pertanian usahatani nanas. Berikut ini adalah tabel alat-alat yang digunakan:
Tabel 1. Penyusutan Alat Pertanian Usahatani Nanas Tahun 2007/2008
Biaya variabel usahatani nanas terdiri dari bibit, pupuk, tenaga kerja dan lain-lain.
Berikut ini adalah tabel sarana produksi pada usahatani nanas:
Tabel 2. Kebutuhan Sarana Produksi pada Usahatani Nanas Tahun 2007/2008
Tabel 3. Penggunaan Tenaga Kerja dalam Keluarga pada Usahatani Nanas
Pengeluaran usahatani nanas dapat dilihat dalam tabel 4:
Tabel 4. Pengeluaran Usahatani Nanas tahun 2007/2008
Pengeluaran total usahatani nanas untuk 40000 pohon yaitu Rp 15.539.500,-.
Pengeluaran tersebut terdiri dari pengeluaran diperhitungkan yaitu penyusutan alat, sewa lahan, bibit, dan tenaga kerja dalam keuarga sebesar Rp 12.205.000,- sedangkan pengeluaran tunai terdiri dari pupuk dan pestisida sejumlah RP 3.334.500,-. Biaya terbesar yang dikeluarkan dalam usahatani nanas adalah bibit sebesar Rp 7.000.000,- atau sebesar 45,05%
dari total pengeluaran. Sedangkan biaya terkecil dikeluarkan untuk perlengkapan sebesar Rp 75.000,- atau sebesar 048% dari total pengeluaran.
Penerimaan usahatani nanas diperoleh dari produksi yang dihasilkan dikalikan dengan harga yang berlaku. Rata-rata produksi nanas pada saat panen pertama adalah 70% dari jumlah pohon yang ada. Hal ini diperoleh dari jumlah sebanyak 40000 poho dikalikan dengan persentase tumbuh produksi nanas sebanyak 28000 pohon. Adapun dari total buah tersebut untuk Grade A bobot buah lebih dari atau sama dengan 0.8 kg dan rata-rata produksi sekitar 45%, Grade B bobot buah sekitar 0,6-0,7 kg dan rata-rata berproduksi sebanyak 25%. Adapun usahatani nanas ini dilakukan grading, yaitu memilih buah nanas sesuai denga standar mutu yang baik. Untuk harga jual petani buah nanas queen di kabupaten Bogor dengan Grade A
sebesar Rp 1.250,-/buah, Grade B sebesar Rp 800,-/buah dan Grade C sebesar RP 500-/buah.
Sehingga penerimaan usahatani nanas sebesar Rp 25.970.000,-. Pendapatan usahatani nanas dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Pendapatan Usahatani Nanas Queen Tahun 2007/2008
Pada analisis pendapatan, pendapatan yang diperoleh petani terdiri dari pendapatan berdasarkan atas biaya total dan atas biaya tunai. Pendapatan atas biaya tunai pada usahatani nanas sebesar Rp 22.635.500,- dan pendapatan atas biaya totalnya sebesar Rp 36.400.500,-.
Nilai imbangan penerimaan dan biaya (R/C) tunai untuk usahatani nanas sebesar 7,79 yang berarti setiap biaya yang dikeluarkan petani sebesar Rp 1,- maka petani memperoleh penerimaan sebesar Rp 7,79,-. Sedangkan rasio total untuk usahatani nanas sebesar 1,67 yang artinya setiap biaya yang dikeluarkan petani sebesar Rp 1,- maka petani akan memperoleh penerimaan sebesar Rp 1,67,-. Berdasarkan hasil analisis tersebut, kedua R/C usahatani nanas lebih dari satu maka dapat dikatakan bahwa usahatani nanas tersebut efisien karena nilai R/C lebih dari satu.
DAFTAR PUSTAKA
Dalimunthe, Siti Fatimah. 2008. Skripsi: Analisis Usahatani Nenas (Ananas comosus (l.) Merr) dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) (Kasus: Desa Cipelang Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor). Bogor: Institut Pertanian Bogor.