BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)
UMKM atau Usaha Mikro Kecil Menengah merupakan roda penggerak perekonomian di Indonesia. Peranan UMKM sering dikaitkan dengan upaya- upaya pemerintah dalam mengatasi masalah pengangguran, kemiskinan dan pemerataan pendapat. Hal ini telah dibuktikan saat masa krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1997. UMKM merupakan sektor ekonomi yang tangguh dan paling tahan terhadap krisis ekonomi, UMKM dapat menyediakan lapangan kerja bagi banyak orang.
Menurut UU No. 20 Tahun 2008, istilah UKM diperluas menjadi UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah):
a. Usaha Mikro merupakan sebuah usaha yang mempunyai aset (tidak termasuk tanah dan bangunan) maksimal Rp 50.000.000,- dengan omzet maksimal Rp 300.000.000,- per tahun.
b. Usaha Kecil merupakan sebuah usaha yang mempunyai aset (tidak termasuk tanah dan bangunan) antara Rp 50.000.000,- hingga Rp500.000.000,- dengan omzet Rp 300.000.000,- hingga Rp 2.500.000.000,- per tahun.
c. Usaha Menengah merupakan sebuah usaha yang mempunyai aset (tidak termasuk tanah dan bangunan) antara Rp 500.000.000,- hingga Rp 10.000.000.000,- dengan omzet Rp 2.500.000.00,- hingga Rp 50.000.000.000,- per tahun.
Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan batasan definisi UMKM berdasarkan kuantitas tenaga kerja, yaitu untuk usaha mikro memiliki jumlah tenaga kerja 1 sampai 4 orang, usaha kecil memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah memiliki tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang.
Menurut Urata dalam Malano (Pratiwi Anggraeni dkk, 2017), peran UKM setidaknya dapat dilihat dari:
a. Kedudukan sebagai tokoh utama dalam kegiatan ekonomi di berbagai sector
b. Penyedia lapangan pekerjaan terbesar
c. Tokoh penting dalam pengembangan kegiatan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat
d. Pencipta pasar baru dan juga sumber inovasi.
2.2 Minat Beli
Salah satu bentuk perilaku konsumen yaitu minat atau keinginan membeli suatu produk atau layanan jasa. Bentuk konsumen dari minat beli adalah konsumen potensial, yaitu konsumen yang belum melakukan tindakan pembelian di pada masa sekarang dan bisa disebut sebagai calon pembeli. Kotler dan Keller (dalam Adi, 2015) menyatakan bahwa minat beli konsumen merupakan sebuah perilaku konsumen dimana konsumen memiliki keinginan dalam memilih, menggunakan, dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk yang ditawarkan.
Menurut Kotler dan Keller (2009) Definisi minat beli yaitu minat beli merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukan keinginan konsumen untuk melakukan pembelian.
Minat beli merupakan suatu proses perencanaan pembelian suatu produk yang akan dilakukan oleh konsumen dengan mempertimbangakan beberapa hal, diantaranya adalah banyak unit produk yang dibutuhkan dalam periode waktu tertentu, merek, dan sikap konsumen dalam mengkonsumsi produk tersebut. Minat beli sebagai kekuatan yang dapat mendorong seseorang untuk menaruh perhatian terhadap satu produk untuk kemudian mengambil keputusan membeli produk tersebut. Hal ini dimungkinkan adanya kepentingan, kesenangan dan kepuasan bagi diri konsumen.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan minat beli merupakan suatu hal yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli suatu produk tertentu yang disesuaikan dengan kesenangan dan kepentingan konsumen.
Faktor-faktor yang membentuk minat beli konsumen menurut Kotler, Bowen, dan Makens (dalam Wibisaputra, 2011) yaitu:
a. Sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal, yaitu intensitas sifat negatif yang orang lain terhadap alternatof yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain.
b. Situasi yang tidak terantisipasi, faktor ini nantinya akan dapat mengubah pendirian konsumen dalam melakukan pembelian. Hal tersebut tergantung dari pemikiran konsumen sendiri, apakah konsumen percaya diri dalam memutuskan akan membeli suatu barang atau tidak.
Dalam melaksanakan niat pembelian, konsumen tersebut dapat membuat lima sub keputusan pembelian sebagai berikut :
a. Keputusan merek b. Keputusan pemasok c. Keputusan kuantitasa d. Keputusan waktu
e. Keputusan metode pembayaran
Selain itu, menurut Schiffman dan Kanuk (2004) bahwa pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah hal yang dapat menimbulkan minat beli konsumen. Pengaruh eksternal ini terdiri dari usaha pemasaran dan faktor sosial budaya. Adapun usaha pemasaran yang dimaksud adalah bauran komunikasi pemasaran. Menurut Kotler dan Keller (2016) terdapat delapan macam bauran kominikasi pemasaran, yaitu iklan, promosi penjualan, acara dan pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung, pemasaran interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut, dan penjualan personal.
2.3 Strategi Pemasaran
Sebuah perusahaan baik itu perusahaan jasa maupun industri lainnya akan menggunakan berbagai strategi dalam memasarkan produknya, hal ini dikarenakan kondisi persaingan saat ini sangat ketat, jika sebuah perusahaan tidak menggunakan strategi yang tepat, maka perusahan tersebut akan kalah dalam persaingan merebut pangsa pasar. Strategi pemasaran adalah logika pemasaran
dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang menguntungkan (Kotler and Armstrong, 2006:58).
Lamb et al. (2002: 6) menjelaskan bahwa strategi pemasaran terdiri dari empat langkah proses merancang dan mengelola strategi pemasaran (analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan manajemen). Pertama, analisis situasi mempertimbangkan analisis pasar dan pesaing, segmentasi pasar, dan terus belajar tentang pasar. Kedua, merancang strategi pemasaran yang memerlukan target pelanggan dan penempatan strategi, strategi pemasaran hubungan, dan perencanaan untuk produk baru. Ketiga, program pengembangan pemasaran terdiri dari produk/jasa, distribusi, harga dan strategi promosi yang dirancang dan diterapkan untuk memenuhi kebutuhan pembeli yang ditargetkan. Keempat, implementasi strategi dan manajemen melihat pada desain organisasi dan kontrol pemasaran.
2.4 Perencanaan Strategi Pemasaran
Perencanaan strategi merupakan kegiatan perusahaan untuk mencari keseuaian antara ketentuan-ketentuan internal perusahaan (kekuatan dan kelemahan) dan ketentuan-ketentuan eksternal perusahaan (peluang dan ancaman). Peluang yang terjadi saat ini belum tentu akan tetap menjadi peluang dimasa mendatang bisa saja peluang akan menjadi ancaman dan ancaman bisa menjadi peluang, Perubahan faktor eksternal dapat menimbulkan perubahan pada faktor internal sehingga kekuatan dan kelemahan juga mengalami perubahan.
2.4.1 Unsur-unsur Strategi Pemasaran
Unsur – unsur utama strategi pemasaran menurut Rangkuti (2013), dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur utama, yaitu :
1. Unsur Strategi Persaingan
Unsur strategi persaingan ini juga dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
a. Segmentasi Pasar, yaitu tindakan mengidentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli atau wisatawan secara terpisah. Masing – masing wisatawan ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk, dan bauran pemasaran tersendiri.
b. Targeting, yaitu suatu tindakan memillih satu atau lebih segmen pasar yang akan di masuki.
c. Positioning, yaitu penetapan posisi pasar. Tujuan nya adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada dipasar ke dalam benak wisatawan.
2. Unsur Taktik Pemasaran,
Terdapat dua unsur taktik pemasaran, yaitu:
a. Diferensiasi, yang berkaitan dengan acara membangun strategi pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan strategi inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan yang dilakukan oleh perusahaan lain.
b. Bauran Pemasaran, yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan mengenai produk, harga, promosi dan tempat.
3. Unsur Nilai Pemasaran
Nilai pemasaran juga dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu:
a. Merk, yaitu nilai yang berkaitan dengan nama atau nilai yang dimiliki dan melekat pada suatu perusahaan. Para konsumen bisa menerima nilai produknya dan dapat merasakan manfaar yang diperoleh dari produk yang mereka beli dan merasa puas karena produk yang dibeli sesuai dengan harapan mereka.
b. Pelayanan (Service), yaitu nilai yang berkaitan dengan pemberian jasa pelayanan kepada konsumen.
c. Proses, yaitu nilai yang berkaitan dengan prinsip perusahaan untuk membuat setiap karyawan terlibat dan memiliki rasa tanggung jawab dalam proses memuaskan konsumen, baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.4.2 Analisis SWOT
Menurut Freddy Rangkuti (2003: 18) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses
pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (strategic planner) harus menganalisis faktor- faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini.
2.4.3 Lingkungan Internal: Kekuatan (Strenghts) dan Kelemahan (Weaknesses)
Menurut Jatmiko (2004: 68) Analisis lingkungan internal disebut juga analisis kekuatan dan kelemahan perusahaan, analisis kapabilitas dan budaya organisasi, atau kadang juga disebut analisis jati diri organisasi/perusahaan merupakan analisis mengenai sumberdaya perusahaan, dan peluang-peluang industri. Adapun identifikasi faktor yang terdapat dalam lingkungan internal perusahaan adalah sebagai berikut:
a. Aspek Pemasaran
Pemasaran adalah proses penentuan, pengantisipasian, penciptaan, dan pemenuhan keinginan dalam kebutuhan pelanggan atas produk atau jasa.
b. Aspek Keuangan dan Akuntansi
Kondisi keuangan seringkali dipertimbangkan sebagai ukuran yang terbaik kekuatan ata posisi persaingan perusahaan dan daya tarik utama bagi para investor. Penetapan kekuatan dan kelemahan keuangan organisasi/perusahaan merupakan hal yang penting dalam formulasi strategi secara efektif.
c. Aspek Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor lingkungan internal dalam perusahaan yang menjalankan seluruh aktivitas-aktivitas di dalam perusahaan. Perusahaan dapat bekerja dengan baik apabila memiliki sumber daya manusia yang memiliki kapabilitas, keahlian dalam bersaing, dan manajemen yang baik.
d. Aspek Produksi/Operasi dan Peneliti Pengembangan
Aktivitas-aktivitas produksi merupakan gambaran bagian terbesar dari sumberdaya manusia dan modal suatu organisasi. Penelitian dan pengembangan secara spesifik uga mempengaruhi kekuatan dan
kelemahan perusahaan. Perusahaan yang yang sedang menerapkan strategi pengembangan produk membutuhkan fungsi R&D yang kuat.
e. Aspek Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan suatu istilah yang berhubungan dengan mekanisme formal dimana setiap organisasi sebaiknya menggunakan sistem informasi untuk memperoleh informasi tentang lingkungan eksternal yang relevan dan tentang kapabilitas internal organisasi itu sendiri.
2.4.4 Lingkungan Eksternal : Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats)
Lingkungan Eksternal bisa dikatakan sebagai komponen- komponen atau variabel lingkungan yang berada atau berasal dari luar organisasi/perusahaan. Komponen tersebut cendrung berada di luar jangkauan organisasi, artinya organisasi/perusahaan tidak bisa melakukan intervensi terhadap komponen- komponen tersebut. Komponen itu lebih cenderung diperlukan sebagai sesuatu yang mau tidak mau harus diterima, tinggal bagaimana organisasi berkompromi atau menyiasati komponen- komponen tersebut (Dirgantoro, 2004: 40). Menurut Jatmiko (2004: 38) analisis lingkungan eksternal dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Lingkungan Eksternal Makro
Faktor-faktor lingkungan eksternal adalah terdiri dari : a. Faktor Fisik
Lingkungan fisik merupakan hubungan timbal-balik antara perusahaan dengan lingkungan hidupnya atau ekologinya.
b. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi mencakup tingkat inflasi, tingkat bunga, defisit atau surflus neraca perdagangan, defisit atau surplus anggaran, tingkat simpanan pribadi, tingkat simpanan perusahaan dan produk domestik bruto.
c. Faktor Sosial
Faktor sosial mencakup wanita dalam angkatan kerja, variasi dalam angkatan kerja, perilaku atas kualitas kerja, pertimbangan mengenai lingkungan dalam prepensi mengenai karakteristik produk dan jasa.
d. Faktor Politik dan Hukum
Faktor politik dan hukum mencakup hukum perpajakan, filosofi, hukum pelatihan tenaga kerja, kebijakan dan filosofi pendidikan.
e. Faktor Teknologi
Faktor teknologi mencakup inovasi produk, inovasi proses, aplikasi pengetahuan, fokus pada penelitian pengembangan yang didukung pemerintah maupun swasta, dan teknologi komunikasi baru.
f. Faktor Demografis
Faktor demografis mencakup besarnya populasi, struktur usia, distribusi geografi, komposisi etnis, dan distribusi pendapatan.
2. Lingkungan Eksternal Mikro
Menurut Jatmiko (2004: 44) Lingkungan industri disebut juga dengan lingkungan kompetitif yang merupakan lingkungan eksternal yang paling penting bagi kebanyakan manajer dan perumusan manajemen stratejik suatu perusahaan untuk dianalisis secara mendalam. Lingkungan eksternal mikro merupakan lingkungan eksternal yang dimana perusahaan mempunyai sedikit kemampuan untuk mengendalikan atau mempengaruhi.
Menurut Jatmiko (2004: 46) kekuatan persaingan industri terdapat beberapa unsur, diantaranya:
a) Ancaman pendatang baru b) Kekuatan pemasok c) Kekuatan pembeli
d) Ancaman produk pengganti e) Ancaman pesaing dalam industry 2.4.5 Marketing Mix
Dalam memasarkan suatu produk atau jasa dalam sebuah perusahaan, diperlukan suatu pendekatan yang mudah dan fleksibel yang biasa disebut sebagai bauran pemasaran (marketing mix). Beberapa ahli bauran pemasaran mengemukakan marketing mix sebagai berikut:
Menurut Sumarmi dan Soeprihanto (2010:274), “Bauran pemasaran adalah kombinasi dari variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari system pemasaran yaitu produk, harga, promosi, dan distribusi. Dengan kata lain definisi bauran pemasaran adalah kumpulan dari variabel yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk dapat mempengaruhi tanggapan konsumen”.
Menurut Buchari Alma (2005:205), “Bauran pemasaran (Marketing Mix) adalah strategi mengkombinasikan kegiatan-kegiatan marketing, agar tercipta kombinasi maksimal sehingga akan muncul hasil paling memuaskan”.
Menurut Kotler dan Amstrong (2012:75) dalam Yogi Sumirat (2015:22), “Marketing mix is the set of tactial marketing tools that the firm blend to produce the response it want in the target market”. “Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan perusahaannya di pasar sasaran”.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa marketing mix merupakan kombinasi dari faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh perusahaan dan dapat membentuk suatu sistem pasar dalam mencapai tujuan perusahaan dalam pasar sasaran.
2.4.6 Macam-macam Marketing Mix
Bauran promosi pemasaran menurut Tjiptono terdiri dari lima macam yaitu:
1) Personal Selling
Komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kapada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.
2) Mass Selling
Merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi kepada khalayak ramai. Mass selling terdiri dari:
a. Periklanan
Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung, yang didasari pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun
sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran orang untuk membeli.
b. Publisitas
Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide barang dan jasa secara non personal.
3) Sales Promotion
Sales promotion adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.
4) Publik Relation
Publik relation merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu organisasi untuk mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap organisasi tersebut.
5) Direct Marketing
Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang terukur atau transaksi di sembarang lokasi.
2.4.7 Unsur-unsur Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi.
Selanjutnya peneliti uraikan dari masing-masing pengertian sebagai berikut :
1. Produk (Product)
Produk adalah kombinasi penawaran barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar, yang mencakup: kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk. Menurut Kotler dan Armstrong, (2001:346) “Produk yaitu segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan konsumen”.
Keputusan-keputusan tentang produk ini mencakup penentuan bentuk penawaran secara fisik, mereknya, pembungkus, garansi, dan servis sesudah penjualan. Pengembangan produk dapat dilakukan setelah menganalisa kebutuhan dan keinginan pasarnya. Jika masalah ini telah
diselesaikan, maka keputusankeputusan tentang harga, distribusi dan promosi dapat diambil.
2. Harga (Price)
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk atau jasa tertentu. Menurut Philip Kotler (2008 : 345), “Harga yaitu jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa”. Pada setiap produk atau jasa yang ditawarkan, bagian pemasaran berhak menentukan harga pokoknya. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga tersebut antara lain, biaya, keuntungan, praktek saingan, dan perubahan keinginan pasar.
Kebijaksanaan harga ini menyangkut pula penetapan jumlah potongan, mark-up, mark-down, dan sebagainya.
3. Distribusi (Place)
Saluran distribusi merupakan sarana perpindahan produk dari produsen ke konsumen termasuk pelayanan yang diberikan oleh produsen atau penjual. Menurut Philip Kotler (2007:122), “Saluran distribusi adalah suatu perangkat organisasi yang tercakup dalam proses pembuatan produk atau jasa menjadi siap untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis”. Pemilihan saluran distribusi menyangkut keputusan- keputusan tentang penggunaan penyalur (pedagang, ecer, pengecer, agen, markelar), dan bagaimana menjalin kerja sama dengan para penyalur tersebut.
4. Promosi (Promotion)
Pada umumnya perusahaan berusaha menciptakan kesadaran pada konsumen tentang sebuah barang atau ide, sampai akhirnya mereka bersedia melakukan pertukaran. Menurut Philip Kotler (2000:119),
“Promosi adalah bagian dari proses strategi pemasaran sebagai cara untuk berkomunikasi dengan pasar, dengan menggunakan komposisi bauran promosi (promotional mix)”. Dapat dikatakan juga bahwa promosi juga merupakan suatu alat komunikasi yang bersifat membujuk, informasi yang tepat akan mempunyai pengaruh yang diperhitungkan
terhadap konsumen sasaran. Karena dengan informasi, perusahaan dapat memperoleh keistimewaan-keistimewaan produk yang dihasilkan.
2.4.8 Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy)
Perbedaan antara perusahaan yang berhasil dengan perusahaan yang tidak berhasil adalah pada pendekatan strateginya. Perusahaan pada umumnya menggunakan pendekatan konvensional dan pemikiran strategisnya didominasi oleh ide yaitu menjadi yang terdepan dalam persaingan.
Sedangkan perusahaan yang berhasil lebih memfokuskan pada hal lain diluar kompetisi sehingga membuat kompetisi menjadi tidak relevan. Tujuan perusahaan bukanlah untuk menemukan peluang dari persaingan industri yang sudah ada tetapi membuat wilayah baru yang sesuai dengan kekuatan perusahaan (Kim dan Mauborgne, 2005:31). Konsep ini dikenal dengan nama strategi samudra biru.
2.4.9 Pengertian Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy)
Strategi samudra biru merupakan sebuah langkah strategis yang dapat memaksimalkan laba dari perusahaan dengan cara menjauh dari kompetisi melalui penciptaan ruang pasar baru. Dalam penciptaan ruang pasar baru tersebut, strategi samudra biru mengikuti sebuah logika strategis berbeda yang disebut sebagai inovasi nilai.
Strategi samudra biru ( Blue Ocean Strategy ) ditandai oleh ruang pasar yang belum terjelajahi, penciptaan permintaan, dan peluang pertumbuhan yang sangat menguntungkan. Pada strategi samudra merah ( Red Ocean Strategy ) batasan-batasan dalam industri telah didefinisikan dan telah diterima, dan aturan aturan persaingan telah diketahui (Kim 2005: 21).
Perbandingan antara strategi samudra biru dengan merah akan disajikan pada tabel 1 pada halaman selanjutnya.
Tabel 1. Perbedaan antara Strategi Samudra Merah dengan Samudra Biru Strategi Samudra Merah Strategi Samudra Biru
Bersaing dalam ruang pasar yang sudah ada.
Menciptakan ruang pasar yang belum ada pesaingnya.
Memerangi kompetisi. Menjadikan kompetisi tidak relevan.
Mengeksploitasi permintaan yang ada. Menciptakan dan menangkap permintaan baru.
Memilih antara nilai-biaya (value cost trade-off)
Mendobrak pertukaran nilai-biaya
Memadukan keseluruhan sistem kegiatan perusahaan dengan pilihan strategis antara diferensiasi atau biaya rendah.
Memadukan keselurahan sistem kegiatan perusahaan dalam mengejar diferensiasi dan biaya rendah.
Sumber : (Kim & Mauborgne 2005 : 38)
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa samudra merah mengasumsikan bahwa kondisi pasar adalah sesuatu yang tidak dapat di ubah sehingga perusahaan harus berusaha keras menggunakan competitive capabilities, competitive advantage yang ada agar memenangkan persaingan. Berbeda dengan samudra merah, pendekatan samudra biru melihat bahwa pasar adalah suatu kondisi yang dapat dibentuk kembali sesuai dengan keinginan perusahaan atau justru membuat pasar baru. Samudra biru membuat persaingan menjadi tidak relevan dengan membentuk batasan dan struktur baru.
Kim dan Mauborgne (2005) telah melakukan analisis dampak dari penciptaan strategi samudra biru terhadap pertumbuhan perusahaan dari sisi pendapatan dan profit. Penelitian ini dilakukan terhadap 108 perusahaan dan hasilnya menunjukkan bahwa 86 persen perusahaan melakukan ekstensi atau perluasan lini yaitu perbaikan besar dalam samudra merah dan hanya 14 persen yang berinisiatif untuk menciptakan samudra biru. Inisiatif dalam samudra biru ini menghasilkan 38 persen pemasukan total dan 61 persen laba total.
Karena inisiatif-inisiatif bisnis mencakup investasi total untuk menciptakan samudra merah dan biru (terlepas dari akibat inisiatif- inisiatif itu terhadap pemasukan dan laba, termasuk akibat berupa kegagalan), manfaat dari menciptakan perairan biru tampak jelas.
(Sumber : (Kim & Mauborgne 2005 : 24)
Strategi samudra biru merupakan sebuah langkah strategis yang dapat memaksimalkan laba dari perusahaan dengan cara menjauh dari kompetisi melalui penciptaan ruang pasar baru. Dalam penciptaan ruang pasar baru tersebut, strategi samudra biru mengikuti sebuah logika strategis berbeda yang disebut sebagai inovasi nilai.
2.4.10 Inovasi Nilai
Inovasi nilai merupakan batu pijak untuk samudra biru. Inovasi nilai Menurut Kim dan Mauborgne (2005) diciptakan dalam wilayah dimana tindakan perusahaan secara positif mempengaruhi struktur biaya dan tawaran bagi pembeli. Penghematan biaya dilakukan dengan menghilangkan dan mengurangi faktorfaktor yang menjadi titik persaingan dalam industri. Nilai pembeli ditingkatkan dengan menambah dan menciptakan elemen–elemen yang belum ditawarkan industri. Biaya berkurang lebih jauh ketika ekonomi skala waktu bekerja setelah terjadi volume penjualan tinggi akibat nilai unggul yang diciptakan.
Inovasi nilai memberikan penekanan setara pada nilai dan inovasi. Nilai tanpa inovasi cenderung berfokus pada penciptaan nilai dalam skala besar, sesuatu Gambar 1. . Dampak Penciptaan Samudra Biru terhadap Laba dan Pertumbuhan
yang meningkatkan nilai tapi tidak memadai untuk membuat anda unggul secara menonjol dipasar. Inovasi tanpa nilai cenderung bersifat mengandalkan teknologi, pelopor pasar, atau futuristik, dan sering membidik sesuatu yang belum siap diterima dan dikonsumsi oleh pembeli
(Sumber (Kim & Mauborgne 2005 : 36)
Sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 2.2, penciptaan samudra biru adalah soal menekan biaya sembari meningkatkan nilai bagi pembeli.
Beginilah bagaimana lompatan nilai bagi perusahaan dan pembeli dicapai.
Karena nilai pembeli berasal dari utilitas (manfaat) dan harga yang ditawarkan perusahaan kepada pembeli, dan karena nilai bagi perusahaan itu dihasilkan dari harga dan struktur biaya, maka inovasi nilai tercapai hanya ketika keseluruhan sistem kegiatan utilitas, harga, dan biaya perusahaan terpadu dengan tepat.
Pendekatan keseluruhan sistem inilah yang menjadikan penciptaan samudra biru sebagai sebuah strategi berkesinambungan (sustainable) (Kim dan Mauborgne, 2005:36-37)
Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa inovasi nilai adalah lebih dari sekadar inovasi. Inovasi nilai adalah soal strategi yang merangkul seluruh sistem kegiatan perusahaan. Inovasi nilai menuntut perusahaan untuk mengarahkan seluruh sistem pada tujuan mencapai lompatan dalam nilai bagi pembeli dan bagi perusahaan itu sendiri. Tanpa pendekatan integral semacam ini, inovasi akan selalu terpisah dari inti strategi.
Gambar 2. Inovasi Nilai: Batu-Pijak Strategi Samudra Biru
2.4.11 Kanvas Strategi
Kanvas strategi merupakan sebuah kerangka kerja analitis yang penting bagi inovasi nilai dan penciptaan samudra biru (Kim dan Mauborgne, 2005:47).
Kanvas strategi memiliki dua fungsi. Pertama, ia merangkum situasi terkini dalam ruang pasar yang sudah dikenal. Hal ini memungkinkan untuk dapat memahami di mana kompetisi saat ini sedang tercurah, memahami faktor-faktor apa yang sedang dijadikan ajang kompetisi dalam produk, jasa, dan pengiriman, serta memahami apa yang didapatkan konsumen dari penawaran kompetitif yang ada di pasar. Semua informasi tersebut dirangkum dalam bentuk grafik. Sumbu horisontal mewakili rentang faktor-faktor yang dijadikan ajang kompetisi dan investasi oleh industri. Sedangkan sumbu vertikal dari kanvas strategi, merangkum tingkat penawaran yang didapatkan pembeli di semua faktor utama kompetisi tadi.
Skor tinggi menandakan sebuah perusahaan memberikan penawaran lebih kepada konsumen, sekaligus menandakan perusahaan itu mengeluarkan investasi lebih banyak pada faktor tersebut. Kurva nilai, komponen dasar dari kanvas strategi, adalah penggambaran grafis mengenai kinerja relatif perusahaan berkenaan dengan faktor-faktor kompetisi dalam industri. (Kim dan Mauborgne, 2005:47-49). Menurut Kim dan Mauborgne (2005) Menggambar kanvas strategi menghasilkan tiga hal yaitu ;
a. Dengan menggambar kanvas strategi dapat menunjukan profil strategi suatu industri dengan menggambarkan secara jelas faktor-faktor (dan faktor- faktor yang mungkin di masa depan) yang mempengaruhi kompetisi di antara sesama pemain industri. Menunjukan profil strategis dari kompetitor muktahir dan potensial, mengidentifikasi faktor-faktor itu yang menjadi ajang investasi bagi mereka secara strategis.
b. Menunjukan profil strategis perusahaan atau kurva nilai perusahaan yang menggambarkan bagaimana perusahaan melakukan investasi pada faktor- faktor tersebut di masa depan.
Berdasarkan pengertian tersebut, kanvas strategi memungkinkan perusahaan untuk melihat masa depan di masa kini. Kemudian untuk dapat melakukan hal tersebut, perusahaan harus memahami cara membaca kurva nilai. Karena di dalam
kurva nilai suatu industri menampilkan banyaknya pengetahuan strategis mengenai status terkini dan masa depan sebuah bisnis.
2.4.12 Merekonstruksi Batasan-Batasan Pasar
Prinsip pertama strategi samudra biru adalah merekonstruksi batasan- batasan pasar untuk menjauh dari kompetisi dan menciptakan samudra biru.
Terdapat pola-pola yang jelas untuk menciptakan samudra biru, yakni melalui enam pendekatan dasar untuk membentuk ulang batasan-batasan pasar. Enam pendekatan itu sering disebut sebagai kerangka kerja enam jalan. Jalan-jalan ini berlaku umum bagi semua sektor industri dan membantu perusahaan menapaki koridor ide-ide samudra biru yang awet secara komersil (Kim dan Mauborgne, 2005). Berikut adalah enam pendekatan dasar untuk membentuk ulang batasan- batasan pasar.
2.4.12.1 Mencermati Industri-Industri Alternatif
Dalam pengertian terluas, suatu perusahaan berkompetisi tidak hanya dengan perusahaan-perusahaan lain dalam industrinya, tapi juga dengan perusahaan-perusahaan dalam industri lain yang memproduksi jasa atau produk alternatif. Alternatif lebih luas dari pengganti (substitutes).
Produk atau jasa yang memiliki bentuk berbeda, tapi menawarkan fungsi atau utilitas/manfaat inti yang sama, sering kali merupakan pengganti bagi satu sama lain. Disisi lain, alternatif mencakup produk atau jasa yang memiliki fungsi dan bentuk berbeda, tapi tujuan yang sama.
2.4.12.2 Mencermati Kelompok-Kelompok Strategis dalam Industri Sebagaimana samudra biru dapat diciptakan dengan mencermati industri industri alternatif, samudra biru juga bisa dikuak dengan mencermati kelompok-kelompok strategis. Istilah ini merujuk pada sekelompok perusahaan dalam suatu industri yang mengejar strategi yang sama.
2.4.12.3 Mencermati Rantai Pembeli
Dalam sebagian besar industri, kompetitor memiliki kesamaan definisi mengenai siapa pembeli sasaran mereka. Tapi, dalam praktik, ada rantai “pembeli-pembeli” yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam keputusan pembelian. Pembeli yang membayar produk
atau jasa mungkin berbeda dari pengguna sesungguhnya, dan pada sejumlah kasus juga ada pemberi pengaruh yang penting. Meskipun ketiga kelompok ini mungkin tumpang-tindih, mereka seringkali berbeda.
2.4.12.4 Mencermati Penawaran Produk dan Jasa Pelengkap
Hanya sedikit produk dan jasa yang kedap dari pengaruh.
Dalam kebanyakan kasus, produk-produk dan jasa- jasa lain mempengaruhi nilai suatu produk dan jasa. Tetapi, dalam kan industri, para pesaing saling bertemu dalam batasanbatasan penawaran produk dan jasa industri mereka.
2.4.12.5 Mencermati Daya Tarik Emosional atau Fungsional Bagi Pembeli
Kompetisi dalam suatu industri cenderung berfokus tidak hanya pada konsep umum mengenai cakupan produk dan jasanya, tapi juga pada salah satu dari dua kemungkinan landasan daya tarik. Sejumlah industri berkompetisi terutama pada harga dan berfungsi berdasarkan kalkulasi utilitas/manfaat; daya tarik mereka bersifat rasional. Industri- industri lain berkompetisi terutama pada perasaan; daya tarik mereka emosional.
2.4.12.6 Mencermati Waktu
Semua industri tunduk pada tren eksternal yang mempengaruhi bisnis mereka sepanjang waktu. Lihat saja betapa cepatnya pertumbuhan internet atau pertumbuhan gerakan global dalam melindungi lingkungan.
Melihat trend- trend ini dengan perpektif yang tepat bisa menunjukan bagaimana cara menciptakan peluangpeluang samudra biru.
Melalui kerangka berfikir melintasi batasan-batasan kompetisi, kita dapat melihat bagaimana membuat langkah- langkah strategis pengubah kondisi umum yang mampu merekonstruksi batasan-batasan mapan dari pasar dan menciptakan samudra biru. Melalui perekonstruksian elemenelemen pasar yang ada di sepanjang industri, mereka akan mampu membebebaskan diri mereka dari kompetisi gontok- gontokan di samudra merah.
2.4.13 Fokus pada Gambaran Besar, Bukan pada Angka
Kim dan Mauborgne menemukan bahwa menggambar kanvas strategi tidak hanya memvisualkan posisi strategis terkini sebuah perusahaan dalam ruang pasar, tapi juga membantu memetakan strategi di masa depan. Dengan membangun proses perencanaan strategis di sekitar kanvas strategi, suatu perusahaan dan para manajernya memfokuskan perhatian utama mereka pada gambaran besar dan bukan tenggelam dalam angka-angka dan jargon serta terperangkap dalam detail operasional (Kim dan Muborgne, 2005).
Sebuah proses terstruktur untuk menggambar dan membahas kanvas strategi yang mendorong strategi suatu perusahaan ke arah samudra biru, yang didasarkan pada enam jalan melibatkan banyak rangsangan visual demi membuka kreativitas orang, dan memiliki empat langkah utama (Kim dan Mauborgne, 2005).
Berikut adalah empat langkah dalam memvisualkan strategi samudra biru.
Tabel 2 Empat Langkah dalam Memvisualisasikan Strategi.
Kebangkitan visual
Eksplorasi visual Pameran Strategi Visual
Komunikasi Visual 1.
Membandingkan bisnis
dengan bisnis pesaing Anda dengan
menggambar kanvas strategi Anda
“yang ada”
2. Melihat perubahan apa yang perlu dilakukan pada strategi anda
1. Pergi ke lapangan untuk menjelajahi enam jalan penciptaan samudra biru
2. Mengamati keunggulan khas dari produk dan jasa
alternatif
3. Melihat faktor apa yang anda hapuskan, ciptakan, atau ubah
1. Menggambar kanvas
strategi “masa depan” Anda didasarkan pada wawasan yang didapat dari pengamatan lapangan
2. Mendapatkan umpan-balik mengenai kanvas strategi alternative dari
1. Tuangkan profil strategis Anda yang lalu dan
akan datang di satu halaman
untuk mudah
dibandingka n
2. Dukung hanya proyek- proyek dan langkahlang
konsumen, konsumen pesaing dan non konsumen
3. Menggunakan
umpan-balik itu untuk
membangun strategi “masa depan” terbaik anda
Kah
operasional yang
memungkin kan perusahaan menutup celah demi
mewujudkan strategi baru
Sumber : (Kim & Mauborgne 2005 : 116)
Langkah 1: Kebangkitan Visual Berusaha menggambar kanvas strategi dapat menyadarkan perusahaan akan pentingnya perubahan, dan ini lebih efektif dibandingkan argumen yang didasarkan pada angka dan kata- kata. Akibatnya, terciptalah hasrat kuat dalam manajemen atas untuk memikirkan ulang secara serius strategi terkini perusahaan mereka.
Langkah 2: Eksplorasi Visual Langkah berikutnya adalah mengirimkan tim ke lapangan, menaruh manajer berhadapan langsung dengan apa yang harus mereka pahami: bagaimana orang menggunakan atau tidak menggunakan produk atau jasa mereka. Penelitian lapangan ini menggugurkan banyak kesimpulan yang didapatkan manajer dalam langkah pertama proses penciptaan strategi.
Langkah 3: Pameran Strategi Visual Menggambar ulang kanvas strategi dan mempresentasikan kanvaskanvas strategi tersebut merupakan sebuah pameran strategi visual. Pameran strategi yang menghasilkan kurva nilai yang baru akan menunjukkan kriteria dari sebuah strategi yang sukses
Langkah 4: Komunikasi Visual Setelah strategi masa depan selesai, langkah terakhir adalah mengkomunikasikannya dalam cara yang mudah dimengerti karyawan. Gambar baru tersebut menjadi rujukan bagi semua keputusan investasi.
Dilihat dari hal tersebut maka dengan memvisualkan strategi dapat memudahkan dialog antara unit-unit bisnis terpisah dan pimpinan perusahaan dalam upaya mengubah perusahaan dari pemain samudra merah menjadi pemain samudra biru.
2.4.14 Referensi Sebelumnya
Pada bagian ini penulis mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang dilakukan, kemudian membuat ringkasannya. dengan tujuan untuk menjaga keaslian penelitian yang dilakukan oleh penulis.
1) Penelitiann yang dilaksanakan oleh Fiddiatun Hasanah, tahun 2017 dengan judul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat usaha mikro kecil menengah (UMKM) menjadi nasabah pembiayaan di lembaga keuangan syariah (LKS) dan lembaga keuangan konvensional (LKK).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tingkat kepercayaan, pelayanan, pengembalian hasil, dan keseuaian kesesuaian hukum syariah berpengaruh dalam menentukan keputusan usaha mikro kecil menengah untuk menjadi nasabah pembiayaan di Lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode probabilitas sampel atau pemilihan sampel secara acak.
Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa tingkat kepercayaan, tingakat pelayanan, tingkat pengembalian hasil dan tingkat kesesuaian hukum berpengaruh membedakan keputusan usahaikro kecil menengah untuk menjadi nasabah di lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian peneliti yaitu terletak pada variabel penelitiannya terkait faktor yang mempengaruhi minat beli
konsumen pada UMKM. Adapun perbedaannya terletak pada objek penelitiannya dan tujuan dari penelitian. Tujuan penelitian peneliti ditujukan untuk mengetahui apakah kualitas produk, harga, lokasi serta promosi produk berpengaruh terhadap minat beli konsumen pada UMKM Sweet Dimsum Mojokerto.
2) Penelitian yang dilaksanakan Andrew Burke, Andre van Stel, Roy Thurik tahun 2008. Dimana Penelitian ini menggunakan metode Blue Ocean Strategy dan Competitive Strategy. Hasil penelitian dijelaskan ditemukan strategi samudra biru dan kompetitif. Dimana strategi yang saling tumpang tindih, dan manajer tidak memiliki analisa diskrit yang baik dari keputusan masing-masing strategi.
Persamaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sendiri yaitu terletak pada strategi pemasaran yang digunakan pada UMKM Sweet Dimsum yaitu tentang metode Blue Ocean Strategy. Sedangkan perbedaannya penelitian diatas lebih memfokuskan kepada penerapan dari kedua metode yaitu blue ocean strategy dan competitive strategy, penelitian peneliti memfokuskan kepada faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen dimana salah satunya adanya strategi pemasaran yang digunakan.
Selain itu perbedaannya terletak pada ,metode yang dilaksanakan. Penelitian diatas menggunakan metode penelitian kualitatif sedangkan peneliti menggunakan metode kuantitatif.
3) Penelitian yang dilaksanakan oleh Ria Sandra Tahun 2008 tentang Aplikasi Konsep Akuntansi Manajemen Dalam Blue Ocean Strategy Dimana Hasil penelitian tersebut menjelaskan bahwa Penggunaan strategi samudra biru terhadap aplikasi manajemen IT khususnya konsep ekonomi cukup baik.
Namun mengalami beberapa hambatan dalam pengelolaannya yaitu adanya tenaga kerja yang kurang mengerti tentang IT sehingga menjadikan pengelolaannya menjadi kurang maksimal.
Persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu sama-sama menggunakan metode blue ocean strategy. Sedangkan perbedaanya terletak kepada fokus penelitiannya. Dimana peneliti lebih menfokuskan terkait faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen.
Sedangkan penelitian diatas lebih memfokuskan kepada penggunaan metode blue ocean terhadap aplikasi konsep akuntansi.
4) Penelitian dilakukan oleh Ina Astari Utaminingsi tahun 2010. Penelitian ini tentang Perancangan Blue Ocean Strategy di PT. SilCargo. Hasil penelitian ini menjelaskan bagaimana penerapan konsep strategi samudra biru dalam bisnis pengiriman cargo, yaitu dengan memaksimalkan laba dari PT Silcargo dengan terus berinovasi terhadap ruang pasar baru dan memanfaatkan peluang yang ada.
Persamaan penelitian diatas dengan penelitian peneliti yaitu dengan menggunakan metode blue ocean strategi atau strategi samudra biru.
Metode penelitian sama-sama menggunakan metode kuantitatif. Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian diatas lebih memfokuskan kepada konsep strategi samudra biryu dan objeknya adalah pengiriman cargo sedangkan penelitian peneliti fokus kepada faktor yang mempengarruhi minat beli konsumen melalui penerapan strategi pemasaran yaitu blue ocean strategy serta objeknya adalah sweet dimsum.
5) Penelitian dilaksanakan oleh Nurul Azmi tahun 2019 dengan judul faktor- faktor yang memengaruhi minat pengusaha usaha mikro, kecil dan menengah (umkm) mengajukan pembiayaan di bank syariah (studi kasus pada bank syariah mandiri kantor cabang Aceh). Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengetahuan, motivasi, reputasi dan lokasi terhadap minat pengusaha UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) mengajukan pembiayaan di bank syariah, tepatnya di Bank Syariah Mandiri (BSM) Kantor Cabang Aceh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah UMKM yang mengajukan pembiayaan pada BSM Kantor Cabang Aceh. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling Untuk metode analisis data, menggunakan metode analisis regresi linear berganda dengan SPSS.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan, motivasi, reputasi dan lokasi secara simultan mempengaruhi minat. Secara parsial, penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan, reputasi dan lokasi
berpengaruh signifikan terhadap minat. Sementara motivasi tidak berpengaruh terhadap minat pengusaha UMKM mengajukan pembiayaan di bank syariah.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian peneliti yaitu terletak pada variabel penelitiannya tentang faktor yang mempengaruhi minat beli UMKM. Serta aplikasi yang digunakan dalam pengolahan data menggunakan SPSS. Serta metode yang digunakan adalah metode kuantitatif. Adapun perbedaannya terletak pada fokus penelitian yaitu penelitian ini ditujukan untuk bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengetahuan, motivasi, reputasi dan lokasi terhadap minat pengusaha UMKM, sedangkan penelitian penel;iti ditujukan untuk menguji dan menganalisis pengaruh harga produk, kualitas, lokasi serta promosi terhadap minat beli konsumen UMKM Sweet Dimsum Mojokerto.
6) Penelitian dilakukan oleh Marisela Rodríguez Salvador, Manuel Alejandro Bautista Reyes Tahun 2011, tentang Methodology of Integration for Competitive Technical Intelligence with Blue Ocean Strategy: Application to an exotic fruit.
Persamaan penelitian diatas dengan penelitian peneliti yaitu adanya strategi samudra biru. Serta metode penelitiannya menggunakan metode kuantitatif.
Sementara perbedaannya tujuan penelitian diatas untuk Mengidentifikasi faktor penting untuk keberhasilan, peluang dan ancaman, serta mampu menarik minat beli terhadap tanaman sedangkan penelitian peneliti tujuannya untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen pada UMKM Sweet Dimsum Mojokerto.
7) Penelitian dilaksanakan oleh Iqbal Aulia Hakim tahun 2020 dengan judul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Pengusaha Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Mengajukan Pembiayaan di Bank Syariah Kota Malang. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh reputasi, pelayanan, product knowledge, tingkat kesesuaian hukum syariah dan tingkat pengembalian hasil terhadap minat mengajukan pembiayaan di bank syariah. Metode pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dan
data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari lapangan melalui kuisioner dengan skala likert.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel reputasi (X1), pelayanan (X2), dan product knowledge (X3) berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menggunakan pembiayaan di bank syariah (Y), sedangkan tingkat kesesuaian hukum syariah (X4) dan tingkat pengembalian hasil (X5) berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap minat menggunakan pembiayaan di bank syariah (Y).
Persamaan penelitian ini dengan penelitian peneliti yaitu terletak pada variabel penelitian serta metode yang digunakan sama-sama metode kuantitatif dengan menggunakan pengumpulan data melalui kuosioner dengan skala likert. Adapun perbedaannya penelitian ini dengan penelitian peneliti yaitu terletak pada tujuan penelitian serta lokasi penelitian.
8) Penelitian Chilsy Vebiola Sandy Tahun 2019, tentang usulan strategi pemasaran menggunakan metode swot dan blue ocean strategy pada UKM pempek ogan Palembang. Hasil penelitian yang telah dijelaskan, didapatkanlah kesimpulan yaitu inovasi baru yang diterapkan pada UKM Pempek Ogan Palembang sebagai langkah untuk mengalihkan diri dari pesaing berdasarkan metode Blue Ocean Strategy adalah meningkatkan faktor-faktor yang nilainya masih berada dibawah pesaing seperti varian produk, iklan sosial media.
Persamaan penelitian diatas dengan penelitian peneliti yaitu adanya metode blue ocean strategi dan meneliti terkait UMKM. Sementara perbedaannya tujuan dari penelitian ini sebagai upaya untuk mengalihkan diri dari pesaing berdasarkan metode blue ocean strategy. Sedangkan penelitian penelitu ditujukan sebagai faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen sweet dimsum. Berikut tabel penelitian terdahulu dengan orisinalitas penelitian peneliti
Tabel 3. Orisinalitas Penelitian
No Nama Persamaan Perbedaan Orisinalitas penelitian 1. Fiddiatun
Hasanah, tahun 2017
Persamaan penelitian ini dengan penelitian peneliti yaitu terletak pada variabel penelitiannya terkait faktor yang
mempengaruhi minat beli konsumen pada UMKM. Serta metode yang digunakan kuantitatif.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah tingkat kepercayaan, pelayanan, pengembalian hasil, dan keseuaian
kesesuaian hukum syariah
berpengaruh dalam menentukan keputusan usaha mikro kecil menengah untuk menjadi nasabah pembiayaan di Lembaga keuangan
konvensional dan lembaga keuangan syariah.
Tujuan penelitian peneliti ditujukan untuk menguji dan
menganalisis apakah kualitas produk, harga, lokasi serta promosi produk berpengaruh terhadap minat beli konsumen.
Dan lokasi penelitian terletak di Mojokerto dengan objek penelitian UMKM Sweet Dimsum
2. Andrew Burke, Andre van Stel, Roy
Terletak pada variabel
penelitian diatas lebih
memfokuskan
penelitian peneliti memfokuskan
Thurik tahun 2008.
penelitian yaitu UMKM
kepada penerapan dari kedua metode yaitu blue ocean strategy dan competitive strategy,.
Penelitian diatas menggunakan serta metode penelitian ini menggunakan kualitatif
kepada faktor yang
mempengaruhi minat beli konsumen dimana salah satunya adanya strategi
pemasaran yang digunakan.
Serta metode yang
digunakan yaitu metode kuantitatif.
3. Ria Sandra Tahun 2008
Adanya metode blue ocean strategy dan metode penelitianya menggunakan metode kuantitatif
lebih
memfokuskan kepada
penggunaan metode blue ocean terhadap aplikasi konsep akuntansi
peneliti lebih menfokuskan terkait faktor yang
mempengaruhi minat beli konsumen.
Tujuan penelitian peneliti ditujukan untuk menguji dan
menganalisis apakah kualitas
produk, harga, lokasi serta promosi produk berpengaruh terhadap minat beli konsumen 4.. Ina Astari
Utaminingsi tahun 2010
Adanya metode blue ocean strategy
Penelitian ini tentang
Perancangan Blue Ocean Strategy di PT. SilCargo.
Tujuan penelitian ini untuk
mengidentifikasi konsep strategi samudra biryu dan objeknya adalah pengiriman cargo
Tujuan penelitian peneliti untuk menguji dan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi minat beli konsumen UMKM Sweet Dimsum Mojokerto 5. Nurul Azmi
tahun 2019
Persamaan penelitian ini dengan penelitian peneliti yaitu terletak pada variabel penelitiannya tentang faktor yang
mempengaruhi minat beli UMKM. Serta
Penelitian ini ditujukan untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengetahuan, motivasi, reputasi dan lokasi
terhadap minat pengusaha UMKM.
Penelitian penelti ditujukan untuk menguji dan
menganalisis pengaruh harga produk, kualitas, lokasi serta promosi terhadap minat beli konsumen
aplikasi yang digunakan dalam pengolahan data menggunakan SPSS. Serta metode yang digunakan adalah metode
kuantitatif.
UMKM Sweet Dimsum Mojokerto
6. Marisela Rodríguez Salvador, Manuel Alejandro Bautista Reyes Tahun 2011,
Terletak pada variabel
penelitian yaitu minat beli konsumen
Penelitian ini tentang
Methodology of Integration for Competitive Technical
Intelligence with Blue Ocean Strategy:
Application to an exotic fruit yaitu untuk
mengidentifikasi faktor penting untuk
keberhasilan, peluang dan ancaman, serta mampu menarik minat beli
terhadap tanaman
Penelitian peneliti membahas tentang faktor apa saja yang mempengaruhi minat beli konsumen pada UMKM Sweet Dimsum Mojokerto.
7. Iqbal Aulia Hakim tahun 2020
Persamaan penelitian ini dengan penelitian peneliti yaitu terletak pada variabel
penelitian serta metode yang digunakan sama- sama metode kuantitatif dengan menggunakan pengumpulan data melalui kuosioner dengan skala likert
Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh reputasi, pelayanan,
product knowledge, tingkat kesesuaian hukum syariah dan tingkat pengembalian hasil terhadap minat mengajukan pembiayaan di bank syariah.
Penelitian peneliti membahas tentang faktor apa saja yang mempengaruhi minat beli konsumen pada UMKM Sweet Dimsum Mojokerto.
8. Chilsy Vebiola Sandy Tahun 2019
Terletak pada variabel
penelitian terkait UMKM
Penelitian ini tentang usulan strategi pemasaran menggunakan metode swot dan blue ocean strategy pada UKM pempek ogan Palembang.
tujuan dari penelitian ini sebagai upaya untuk
mengalihkan diri dari pesaing
Penelitian peneliti ditujukan untuk menguji dan
menganalisis faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen pada UMKM Sweet Dimsum Mojokerto.
berdasarkan metode blue ocean strategy.
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian peneliti yaitu terletak pada variabel penelitian tentang UMKM. Sedangkan perbedaannya terletak pada fokus penelitian, dimana tujuan penelitian peneliti ditujukan untuk menguji dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi minat konsumen UMKM., selain itu perbedaannya terletak pada objek penelitian serta lokasi penelitian yang dilaksanakan.