• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG REPRODUKSI MANUSIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG REPRODUKSI MANUSIA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG REPRODUKSI MANUSIA

Manusia merupakan makhluk Allah yang diciptakan dengan sempurna.

Manusia memiliki perbedaan yang cukup jauh dari makhluk lain karena hanya manusia yang dianugrahi akal dan pikiran. Dengan begitu manusia pun memiliki tugas yang lebih urgen dibanding dengan makhluk lain, contohnya seperti tugas menjadi khalifah di muka bumi yang tercantum dalam QS.Al-Baqarah [2] ayat 30.

Seiring penciptaannya dari air dan tanah liat, manusia menjadi makhluk tingkat tinggi yang berkembang biak melalui reproduksi. Ilmu pengetahuan makin berkembang, dan bersamaan dengan itu banyak teori tentang proses reproduksi manusia dikemukakan.1

Secara harfiyah, reproduksi yang dikutip Muh. Said HM dari Kamus Kedokteran karya Ahmad Ramali artinya menghasilkan kembali, perkembangbiakkan (dalam hal ini manusia), yakni memperbanyak diri atau keturunan.2 Reproduksi merupakan naluri setiap individu makhluk yaitu bahwa umurnya terbatas dan pada suatu saat akan menjadi jompo, menua dan akhirnya pasti mati. Karena itu perlu dibina keturunan (generasi angkatan baru) menggantikan yang mati. Apabila tidak ada proses pergantian generasi, populasi suatu spesies akan punah. Dengan demikian secara umum dapat dipastikan bahwa sebenarnya fungsi alat reproduksi tiada lain dalam rangka untuk mempertahankan kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini.3 Dari reproduksi tersebutlah manusia dengan jenis kelamin berbeda dihasilkan, yaitu laki-laki atau perempuan.

Pengetahuan tentang terciptanya manusia dari percampuran sel sperma laki-laki dan sel telur perempuan (dalam ilmu Biologi disebut zigot) telah diketahui melalui hadis Rasul, yang kemudian pengetahuan tersebut mulai ditemukan secara ilmiah ketika abad ke-18. Tepatnya pada tahun 1775 ditemukan

1TIM Lajnah Pentashihan Al-Quran Badan Litbang & Diklat Kementrian Agama RI dengan LIPI, Penciptaan Manusia Dalam Perspektif Al-Quran dan Sains, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran, 2010), hlm. 78

2 Muhammad Said HM, Rekayasa Penentuan Jenis Kelamin Dalam Kandungan Menurut Hukum Islam, Op.cit, hlm. 269-270

3Wildan yatim, Reproduksi & Embryologi, (Bandung: TARSITO, 1994), hlm. 1

(2)

fungsi sel telur dan sperma dalam proses pembentukan janin.4 Untuk lebih jelasnya di bawah ini akan dijelaskan mengenai sistem reproduksi pada manusia.

A. Sistem Reproduksi Laki-laki

Sistem reproduksi laki-laki adalah sistem yang memproduksi sel-sel kelamin laki-laki (sperma) yang dihasilkan oleh sepasang buah pelir (testis) yang berada dalam kantong pelir (skrotum). Sperma ini akan mulai diproduksi pada waktu akil baligh dan produksi ini akan terus-menerus seumur hidup.

Sperma yang sudah matang akan dikeluarkan atau disalurkan melewati saluran sperma. Dalam perjalanan keluar, sperma akan bercampur dengan dengan air mani (semen) yang dihasilkan oleh kelenjar vesicula seminalis dan juga bercampur dengan produk dari kelenjar prostat dan kelenjar bulbourethral untuk selanjutnya akan keluar melalui urethra.5 Keluarnya sperma dari urethra biasanya dengan cara memancar atau menyembur, proses ini disebut dengan ejakulasi.6

Setiap sekali senggama, laki-laki mengeluarkan kira-kira satu sendok teh air mani yang di dalamnya terdapat 200-500 juta sperma. Di dalam liang senggama (vagina), sperma dapat hidup sekitar 8 jam, namun jika sperma masuk ke dalam rahim maka bisa bertahan lebih lama, yaitu sekitar 2-3 hari.7 Sperma mempunyai panjang 0,005 cm, dan memiliki berat hanya sekitar 1/90.000 berat sel telur perempuan.8 Sperma berbentuk seperti kecebong atau berudu dengan ekor yang panjang dan bergerak-gerak atau berenang dalam air mani. Gerakannya lebih lincah dan dapat menempuh jarak 2-4 mm per menit. Dari ratusan juta sperma yang dikeluarkan ketika senggama pada vagina tepatnya di sekitar mulut rahim, tidak semuanya masuk ke saluran telur (tuba fallopi), melainkan hanya sekitar 300-500 sel sperma saja.

4Zaghlul Raghib al-Najjar, Buku Pintar Sains Dalam Hadis, Op.cit, hlm. 193-194

5 Muhammad Said HM, Rekayasa Penentuan Jenis Kelamin Dalam Kandungan Menurut Hukum Islam, Op.cit, hlm 270

6 Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), hlm. 27

7Muchtar Luthfi, Reproduksi Sehat Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Aula Pustaka, 2008), hlm. 27

8Landrum B. Shettles, David M. Rorvik, Pilih Sendiri Jenis Kelamin Anak Anda, (Jakarta:

Daras Books, 2008), hlm. 99

(3)

Sebagian besarnya akan tetap berada di vagina yang kemudian mati dan musnah.9

Untuk lebih jelasnya mengenai sistem reproduksi pada laki-laki, berikut ini akan diuraikan satu persatu organ reproduksi pada laki-laki:

1. Organ Reproduksi Bagian Luar

a. Zakar (penis), yang merupakan alat untuk senggama (coitus) berbentuk bulat memanjang dan memiliki ujung seperti helm (disebut glans).10 Zakar berfungsi untuk menyalurkan air mani ke dalam vagina. Bagian kepala zakar (glans penis) dilindungi oleh kulit yang disebut preputium (kulup). Di dalam zakar terdapat urethra dan jarigan erektil. Urethra sendiri merupakan saluran yang berfungsi ganda, yaitu untuk menyalurkan air seni (urine) dan air mani,11 namun ini tidak secara bersamaan, di mana saat air mani dikeluarkan secara otomatis kandung kemih tertutup,12 karena diatur oleh sebuah klep yang terletak pada muara pertemuan antara saluran kencing dan air mani.13 Pada saat berhubungan seksual, penis akan menegang dan mengeras karena darah balik dihambat, hal ini akan memudahkan penis masuk ke liang senggama (vagina).14

b. Kantung pelir (skrotum), merupakan lipatan kulit berbentuk kantung yang melindungi buah zakar (testis). Kulit skrotum yang longgar berfungsi untuk mengatur suhu sehingga panas di sekitar sel sperma relatif tetap. Misalnya, dalam keadaan dingin atau pada saat senggama atau koitus dinding skrotum akan mengkerut, sehingga rongganya lebih kecil dari keadaan normal.15

9 Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Op.cit, hlm 41

10Ibid, hlm. 25

11Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Op.cit, hlm. 27

12Muchtar Luthfi, Reproduksi Sehat Dalam Perspektif Islam, Op.cit, hlm. 25

13 Sukawati Abu Bakar, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana Dalam Tanya Jawab, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 6

14Endang Purwoastuti, Elisabeth Siwi Walyani, Panduan Materi Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015), hlm. 26

15Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Loc.cit,

(4)

2. Organ Reproduksi Bagian Dalam

a. Buah Zakar (Testis), jumlahnya sepasang berbentuk bulat lonjong dan terdapat di dalam skrotum.16 Testis ini berfungsi untuk pembentukan sel kelamin lak-laki (sperma).17 Testis mempunyai ukuran panjang kurang lebih 5 cm dan diameter 3 cm yang diliputi oleh selaput berwarna putih dan kokoh.18 Testis juga dibungkus oleh kapsul tebal yang disebut tunica albuginea. Bagian tunica albuginea yang menonjol ke dalam membentuk sekat (septum) yang membagi testis menjadi beberapa lobulus. Pada setiap lobulus terdapat pembuluh-pembuluh halus yang disebut tubulus seminiferus. Pada dinding tubulus tersebutlah terjadi pembentukan sperma, karena di dalamnya terdapat sel induk sperma (spermatogonium).19 Buah zakar, selain menghasilkan sperma juga menghasilkan hormon. Hormon tersebut merupakan hormon kejantanan atau testosteron yang memberikan tanda-tanda kelelakian pada pria, seperti suara yang besar, bahu yang lebar, pinggul kecil, kumis dan jenggot serta rambut lain yang khas pada laki-laki.20

b. Saluran Reproduksi

1. Epididymis, merupakan saluran berkelok-kelok dan menempel pada testis bagian belakang. Epididymis berperan sebagai tempat penyimpanan dan pematangan spermatozoa lebih lanjut.21 Selain itu epididymis berfungsi sebagai:22

 Saluran penghubung antara testis dengan vas deferens

 Merupakan lumbung pertama sperma

 Mengeluarkan getah/cairan yang berguna untuk perkembangan dan proses pematangan spermatozoa

16Ibid,

17Muchtar Luthfi, Reproduksi Sehat dalam Perspektif Islam, Op.cit, hlm. 25

18Endang Purwoastuti, Elisabeth Siwi Walyani, Panduan Materi Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana, Op.cit, hlm. 26

19Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Op.cit, hlm. 27-28

20 Muchtar Luthfi, Reproduksi Sehat dalam Perspektif Islam, Op.cit, hlm. 27

21Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, hlm. 28

22 Sukawati Abu Bakar, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana Dalam Tanya Jawab, Op.cit, hlm. 5

(5)

 Mengabsorpsi (menyerap) cairan testis yang mengandung sperma.

2. Saluran mani (Vas deferens), merupakan saluran lanjutan dari epididymis penyimpan spermatozoa dan tempat saluran sel-sel sperma ke kantong sperma. Sebelum vas deferens mencapai daerah sekitar prostat dan kantong sperma, vas deferens menjadi melebar dan disebut ampula vas deferens.

3. Ductus ejaculatorius (saluran ejakulasi), adalah saluran yang relatif pendek (2 cm) yang merupakan pertemuan antara ampula vas deferens dengan bagian dasar vesicula kantong sperma.

Ductus ejaculatorius kiri kanan ujungnya bersatu dan bemuara di urethra tepat di bawah kelenjar prostat. Fungsinya sebagai saluran sperma.

c. Kelenjar Asesori

1. Kantong Sperma (vesicula seminalis), menghasilkan cairan yang berwarna jernih, kental mengandung lendir, asam amino, dan fruktosa. Cairan ini berfungsi sebagai makanan sel sperma.23 Selain itu cairan tersebut membuat sel-sel sperma yang dikeluarkan oleh testis menjadi lebih encer sehingga mudah disemprotkan keluar.24 Di samping itu, vesicula seminalis menghasilkan prostaglandin yang membuat otot uterus berkontraksi untuk menyedot dan memompa sperma mencapai uterus.25

2. Kelenjar prostat (glandula prostata), mempunyai bentuk seperti buah kenari dengan berat kurang lebih 20 gram.26 Kelenjar ini menghasilkan cairan seperti susu dan bersifat alkali (basa) sehingga dapat menetralkan sifat asam dari cairan lendir vagina.27 Cairan seperti susu yang dihasilkan akan memberika nutrisi bagi

23Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Op.cit, hlm. 28

24 Endang Purwoastuti, Elisabeth Siwi Walyani, Panduan Materi Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana, Op.cit, hlm 28

25 Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Loc.cit,

26 Sukawati Abu Bakar, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana Dalam Tanya Jawab, Op.cit, hlm. 6

27 Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Loc.cit,

(6)

sperma dan sekaligus alat transportasi sperma saat keluar dari penis menuju rahim perempuan.28

3. Kelenjar bulbourethral (glandula bulboure-thral),jumlahnya dua buah, terletak di kiri dan kanan bulbo zakar serta bermuara ke dalam urethra. Kelenjar ini sering disebut juga kelenjar cowperi yang menghasilkan lendir agak kental dan bersifat basa.29

B. Sistem Reproduksi Perempuan

Sistem reproduksi wanita terbentuk di dalam indung telur. Setiap janin perempuan pada usia kehamilan 20 minggu (5 bulan) telah memiliki 6-7 juta oosit30, dan ketika lahir akan tersisa 2 juta oosit. Pada masa pubertas, tersisa 300.000-400.000 oosit yang mulai mengalami pematangan menjadi sel telur.Namun, yang dikeluarkan selama masa produktif perempuan hanya 400 sel telur saja, dan biasanya setiap siklus menstruasi dilepaskan 1 telur. Ribuan oosit yang tidak mengalami proses pematangan secara bertahap akan hancur dan akhirnya seluruh sel telur akan hilang pada masa menopause.31Tiap sel telur telah ada di dalam bungkusan sel yang bernama folikel.Sel telur mempunyai ukuran sangat kecil yaitu sebesar ujung jarum.32

Adapun indung telur berbentuk seperti buah badan (almond) dengan panjang sekitar 3,8 cm dan memiliki tebal 1,9 cm, dengan warna keputih- putihan. Di dalamnya terdapat folikel yang berisi sel telur yang mempunyai tingkat kemasakan yang berbeda-beda. Ukurannya akan lebih besar jika folikel tersebut lebih masak. Letaknya akan berangsur-angsur mendekat ke permukaan indung telur. Selanjutnya saat sampai ke permukaan indung telur, maka folikel yang telah masak tadi akan pecah, dan sel telur secara otomatis akan terlepas. Proses pecahnya folikel dan terlepasnya sel telur dari folikel dan indung telur disebut dengan ovulasi.33

28 Endang Purwoastuti, Elisabeth Siwi Walyani, Panduan Materi Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana, Op.cit, hlm. 27-28

29 Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Loc.cit,

30 Yaitu sel telur yang sedang tumbuh

31 Sunyoto Prayitno, Buku lengkap Kesehatan Organ Reproduksi Wanita, (Yogyakarta:

Saufa, 2014), hlm. 20

32 Muchtar Luthfi, Reproduksi Sehat dalam Perspektif Islam, Op.cit, hlm. 31

33 Muchtar Luthfi, Reproduksi Sehat dalam Perspektif Islam, Op.cit, hlm. 30-31

(7)

Telur yang sudah terlepas dari folikel dan indung telur selanjutnya akan memasuki saluran telur yang berukuran panjangnya 10-12 cm dan berbentuk seperti corong. Waktu yang dibutuhkan telur tersebut untuk melalui saluran telur sekitar 24 jam. Apabila terjadi pembuahan, maka sel telur yang telah dibuahi (yang telah bercampur sperma) akan bersarang selama kurang lebih 9 bulan di dalam selaput lendir rahim. Adapun bila tidak terjadi pembuahan maka sel telur akan mati setelah sampai di dalam rahim, kemudian meluruh menjadi darah haid. Fungsi lain dari indung telur adalah menghasilkan hormon kewanitaan yang disebut dengan estrogen. Hormon tersebut memberikan ciri kewanitaan seperti pinggul membesar, buah dada yang membesar dan suara yang halus.34Kemudian satu lagi hormon progesteron yang berfungsi mempengaruhi rahim dalam mempertahankan kehamilan ketika sel telur berhasil dibuahi dan dalam siklus haid bila sel telur tidak dibuahi.35

Selanjutnya berbicara mengenai organ reproduksi perempuan, tugasnya lebih rumit dan kompleks karena tiap bagiannya mempunyai fungsi berbeda namun masih saling berkaitan satu sama lain.36 Untuk lebih jelasnya, berikut ini akan diuraikan satu persatu mengenai organ reproduksi perempuan.

1. Organ Reproduksi Bagian Luar

Organ-organ reproduksi yang terdapat pada bagian luar (genitalia eksterna), secara umum organ reproduksi bagian luar perempuan berfungsi sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh perempuan dan sebagai pelindung organ reproduksi bagian dalam dari organisme penyebab infeksi.37 Keseluruhan organ reproduksi luar perempuan disebut vulva atau pudendum.38 Vulva tersebut terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

a. Bibir besar (labia mayora), merupakan lipatan kulit bagian luar, tebal dan berisi jaringan lemak serta ditutupi rambut pada orang dewasa.

34Ibid, hlm. 31

35 Muhammad Said HM, Rekayasa Penentuan Jenis Kelamin Dalam Kandungan Menurut Hukum Islam, Op.cit, hlm. 271

36Ibid, hlm. 270

37 Sunyoto Prayitno, Buku lengkap Kesehatan Organ Reproduksi Wanita, Op.cit, hlm. 15

38Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Op.cit, hlm. 30

(8)

Rambut tersebut mulai tumbuh sejak perempuan memasuki usia remaja.39 Ukuran Labia mayora perempuan dewasa mempunyai panjang 7-8 cm, lebar 2-3 cm, dan tebal 1-1,5 cm.40

b. Bibir kecil (labia minora), merupakan sepasang lipatan kulit yang halus dan tipis serta berisi jaringan lemak.41 Setiap labia minora terdiri atas jaringan tipis yang lembap dan berwarna kemerahan.42

c. Tundum(mons veneris), merupakan pertemuan antara kedua bibir vagina yang menonjol ke bagian depan serta menutup tulang kemaluan.43 Area tundum ditumbuhi bulu (pubis hair) pada masa pubertas. Pertumbuhan rambut ini tergantung dari suku bangsa dan jenis kelamin.44

d. Kelentit(klitoris), berupa tonjolan kecil merupakan bagian yang erektil. Klitoris merupakan tempat pertemuan antara labia minora bagian kiri dan kanan. Klitoris ini dibungkus oleh sebuah lipatan kulit yang disebut preputium, sama dengan kulit depan pada ujung penis laki-laki.45 Klitoris mengandung banyak pembuluh darah dan syaraf, sehingga sangat peka (sensitif) ketika berhubungan seksual.46

e. Vestibulum, bagian ini dibatasi oleh labiakiri-kanan, kemudian bagian atasnya oleh klitoris dan bagian belakang oleh pertemuan labia minora. Kemudian muara vagina atau liang senggama terdapat dalam vestibulum ini. Selain itu pada vestibulum juga terdapat saluran kencing (orificium urethra), kelenjar Bartholini, dan kelenjar skene, yaitu kelenjar-kelenjar yang akan mengeluarkan cairan jika ada rangsangan seksual, sehingga memudahkan penetrasi penis (zakar).47

39Ibid,

40 Endang Purwoastuti, Elisabeth Siwi Walyani, Panduan Materi Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana, Op.cit, hlm. 50

41 Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Loc.cit

42 Endang Purwoastuti, Elisabeth Siwi Walyani, Panduan Materi Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana, Loc.cit,

43 Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Loc.cit

44Endang Purwoastuti, Elisabeth Siwi Walyani, Panduan Materi Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana, Op.cit, hlm. 49

45 Sunyoto Prayitno, Buku lengkap Kesehatan Organ Reproduksi Wanita, Op.cit, hlm. 17

46 Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Loc.cit,

47Ibid,

(9)

f. Selaput Dara (himen), terdiri dari jaringan ikat kolagen48 dan elastis.49 Himen merupakan selaput tipis yang menutup sebagian lubang vagina luar. Himen mempunyai bentuk yang bermacam- macam, ada yang menyerupai bulan sabit, ada yang seperti saringan dengan lubang-lubang kecil, dan masih banyak lagi bentuk-bentuk yang lainnya. Himen biasanya akan robek dan mengeluarkan darah ketika perempuan pertama kali melakukan hubungan seks. Namun ada pula perempuan yang himennya tidak robek ketika pertama kali berhubungan seks, hal ini berhubungan dengan bentuk dari himen itu sendiri. Di mana himen yang berbentuk saringan sangat mudah robek, dan pada himen yang mempunyai bentuk bulan sabit atau himen yang bersepta akan sulit robek pada hubungan seks pertama. Mudah sulitnya himen robek tergantung pada kelembutan dan fleksibilitas dari himen. Ada hal lain yang dapat menyebabkan himen robek selain berhubungan seks, yaitu karena benturan cukup keras atau trauma pada vagina dan daerah sekitarnya. Himen disebut dengan selaput dara karena dahulu terdapat pendapat awam yang mengidentikkan keperawanan dengan himen.50

2. Organ Reproduksi Bagian Dalam

a. Liang senggama (vagina), merupakan saluran yang terletak antara rahim (uterus) dengan bagian luar tubuh perempuan. Selain memiliki fungsi sebagai sarana hubungan seksual (tempat masuknya mani), vagina juga berfungsi sebagai saluran untuk mengalirkan lendir dan darah mentruasi, serta menjadi saluran yang dilalui bayi pada saat melahirkan. Vagina memiliki dinding yang berlipat-lipat dan lapisan otot yang tebal.51 Sel dindingnya sendiri mengandung banyak

48Protein di dalam tubuh yang mendukung banyak komponen

49 Endang Purwoastuti, Elisabeth Siwi Walyani, Panduan Materi Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana, Op.cit, hlm. 50

50Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Op.cit, hlm. 30-31

51Ibid, hlm. 32

(10)

glikogen52 yang menghasilkan asam susu dengan pH 4,5. Keasaman pada vagina memberikan proteksi terhadap infeksi.53

b. Rahim (uterus), dengan bentuk seperti buah pir, uterus mempunyai berat 30 gram yang terletak di ruang panggul. Di bagian belakang uterus terdapat poros usus (rectum), dan di depannya terdapat kandung kemih (vesica urinaria). Ruangan uterus berbentuk segitiga, dengan bagian terlebarnya di bagian atas. Uterus dibagi menjadi tiga bagian, yaitu puncak rahim (fundus),54 badan rahim (corpus uteri), merupakan jaringan kaya otot yang bisa melebar untuk menyimpan janin, ketika proses persalinan dinding ototnya mengkerut sehingga bayi terdorong keluar melalui serviks dan vagina.55 Kemudian ruang ketiga adalah mulut rahim (serviks). Saluran yang berada dalam serviks sangat sempit sehingga pada saat hamil janin tidak akanbisa melewatinya, namun saat proses persalinan, saluran ini akan meregang sehinga bayi bisa melewatinya. Saluran serviks sendiri dilapisi oleh kelenjar penghasil lendir yang tebal dan tidak dapat ditembus oleh sperma kecuali sesaat sebelum terjadinya ovulasi, karena pada saat ovulasi konsistensi lendir berubah sehingga sperma bisa menembusnya yang kemudian terjadilah proses pembuahan (fertilisasi). Selain itu pada saat ovulasi, kelenjar penghasil lendir di serviks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari. Sperma tersebut kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tuba fallopi (saluran telur) untuk membuahi sel telur. Oleh karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bisa menyebakan kehamilan.56 Adapun dinding uterus terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan otot rahim yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dan berkembang sehingga dapat memelihara dan mempertahankan kehamilan selama kurang lebih 9

52 Karbohidrat yang tersimpan dalam jaringan tubuh

53 Endang Purwoastuti, Elisabeth Siwi Walyani, Panduan Materi Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana, Op.cit, hlm. 51

54Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Op.cit, hlm. 32-33

55 Sunyoto Prayitno, Buku lengkap Kesehatan Organ Reproduksi Wanita, Op.cit, hlm. 18

56Ibid, hlm. 19

(11)

bulan, rahim akan kembali mengecil ke bentuk semula setelah melahirkan dengan waktu yang diperlukannya sekitar 42 hari, yang sering disebut dengan masa nifas.57 Kemudian lapisan lainnya adalah lapisan serosa (peritonium), meliputi dinding rahim bagian luar.

Lapisan ini menutupi bagian luar uterus.58 Selanjutnya yang terakhir lapisan selaput lendir rahim (endometrium). Struktur dan fungsi endometrium berhubungan dengan kegiatan penggetahan hormon59 dari ovarium. Ketika terjadi ovulasi di ovarium maka endometrium mempersiapkan diri dengan tumbuh pesat dan menjadi tebal sekali, yang diperlukan untuk pelekatan embrio pada rahim (nidasi/kehamilan) serta pembentukan plasenta60 bila nanti terjadi pembuahan. Adapun bila tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan meluruh dan terkelupas menjadi darah haid (menstruasi).61

c. Saluran telur (tuba fallopi atau oviduct), merupakan organ reproduksi perempuan yang berfungsi sebagai jalur sel telur menuju rahim (uterus). Letaknya berada pada bagian kanan dan kiri ovarium.62 Oviduk berjumlah sepasang, dengan ukuran panjang 12 cm dan diameter 3-8 mm. pada bagian ujung yang dekat ovarium terdapat rumbai-rumbai atau disebut dengan fimbriae yang berfungsi untuk menangkap ovum pada saat terjadinya ovulasi kemudian diteruskan ke dalam oviduk.63

d. Indung telur (ovarium), merupakan bagian organ reproduksi dalam perempuan yang berfungsi untuk menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon seks (estrogen dan progesteron). Ovarium terdiri dari sepasang yang terletak pada bagian kanan dan kiri rahim.64 Ukuran ovarium yaitu panjang 2,5-5 cm, lebar 1,5-3 cm, dan tebal 0,6-1,5

57 Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Loc.cit,

58 Endang Purwoastuti, Elisabeth Siwi Walyani, Panduan Materi Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana, Op.cit, hlm. 52

59Zat dalam tubuh untuk merangsang kerja alat-alat tubuh

60Organ yang tumbuh di dalam rahim selama kehamilan dan menghubungkan jalur pasokan darah dari ibu ke janin

61Wildan Yatim, Reproduksi & Embryologi, Op.cit, hlm. 74

62 Sunyoto Prayitno, Buku lengkap Kesehatan Organ Reproduksi Wanita, Op.cit, hlm. 22

63Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Op.cit, hlm. 33

64Ibid,

(12)

cm.65 Keduanya secara bergantian mengeluarkan ovum dari folikel de graaft (gelembung pada permukaan indung telur yang berisi ovum) setiap bulannya.66 Ketika dilahirkan, perempuan memiliki cadangam ovum sebanyak 100.000 buah di dalam ovariumnya.67 Proses pengeluaran sel telur dari indung telur disebut dengan ovulasi.

Kemudian folikel de graaft merupakan perkembangan dari folikel- folikel yang terdapat dalam indung telur. Dalam folikel tersebut terdapat oosit yang akan berkembang menjadi ovum. Prosesnya dipengaruhi oleh FSH (Folikel Stimulating Hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofise anterior. Pertumbuhannya sendiri dimulai ketika seorang anak perempuan memasuki usia remaja awal (masa pubertas), yang ditandai dengan terjadinya menstruasi pertama (menarche), yaitu sekitar usia 11-14 tahun.68

C. Pembuahan (Fertilisasi)

Pembuahan adalah pertemuan antara sel telur dengan sperma atau sel mani.69 Dari 200 hingga 300 juta sel mani yang dikeluarkan saat ejakulasi ke dalam kelamin perempuan, hanya 300 sampai 500 sel sperma yang mencapai tempat pembuahan yaitu di oviduk (saluran telur/tuba fallopi), kemudian yang dapat menembus sel telur hanya satu, karena sekali terjadi fertilisasi akan dibentuk suatu pelindung yang mencegah penambahan atau penetrasi spermatozoa.70

Sebelum sel sperma mampu membuahi sel telur, mereka harus melalui tahap kapasitasi yaitu untuk membuang selubung glikoprotein yang membungkus bagian akrosom sel sperma.Selanjutnya tahap reaksi akrosom71, yaitu pelepasan enzim hialuronidase dan zat serupa tripsin untuk menembus

65Wildan Yatim, Reproduksi & Embryologi, Op.cit, hlm. 65

66 Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Loc.cit,

67 Endang Purwoastuti, Elisabeth Siwi Walyani, Panduan Materi Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana, Op.cit, hlm. 55

68 Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Loc.cit,

69 Muchtar Luthfi, Reproduksi Sehat dalam Perspektif Islam, Op.cit, hlm. 50

70Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Op.cit, hlm. 41

71 Sebuah kejadian fusi membrane yang melepaskan enzim dari epala sperma untuk memfasilitasi pembuahan

(13)

pelindung sel telur.72 Kemudian sperma diantarkan ke tubuh perempuan melalui alat pengantar (penis) menuju saluran telur (oviduk) yang akhirnya bertemu dengan sel telur (ovum).73 Segera setelah sperma bertemu dengan sel telur maka akan terjadi pembentukan pronukleus sel telur, perubahan struktur dan komposisi zona plusida sehingga tidak bisa ditembus oleh sel sperma lain, dan ekor sel sperma putus dan berdegenerasi, di mana kepala sperma akan membengkak dan membentuk pronukleus spermatozoon.74

Inti sperma yang mengandung 23 kromosom dengan ovum yang mengandung 23 kromosom akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom (2n) atau 46 kromosom.75 Adapun pronukleus sel telur dan pronukleus spermatozoon berfungsi untuk membentuk nukleus (inti sel) zigot.76

Pada tahap fertilisasi satu sel telur diperebutkan oleh jutaan sel sperma, namun hanya satu sel saja yang akan berhasil menembus sel telur.

Bila dilihat dari mikroskop, sel telur cukup tangguh sehingga membuat jutaan sel sperma yang akan menembusnya harus melucutkan ekor-ekor mereka dengan sekuat tenaga, agar bisa menjadi yang pertama menembus lapisan terluar dari sel telur. Ketika satu sel sperma telah berhasil menembus sel telur, maka otomatis akan terbentuk dinding yang akan menghalangi sel sperma lain agar tidak menembus. Seiring dengan bergeraknya sel sperma yang menang maka ia akan terus maju untuk masuk menuju target, yaitu bagian inti dari sel telur.77 Sel sperma yang sudah bercampur dengan sel telur disebut dengan zigot. Setelah proses pembuahan atau fertilisasi terjadi maka zigot akan bersarang dalam dinding rahim hingga tiba waktunya melahirkan.

D. Fertilisasi In Vitro

Fertilisasi in vitro atau yang lebih dikenal dengan istilah bayi tabung, merupakan teknik reproduksi dengan mempertemukan sel telur (oosit)

72Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Loc.cit,

73Wildan Yatim, Reproduksi & Embryologi, Op.cit, hlm. 119

74Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Op.cit, hlm. 42

75 Sigma, Mau Bayi Laki-laki Atau Perempuan?, (Yogyakarta: G-Media, 2012), hlm. 6

76 Desak Made Citrawathi, Sistem Reproduksi Manusia, Loc.cit,

77 Sigma, Mau BayiLaki-laki Atau Perempua ?, Op.cit, hlm. 45

(14)

matang dengan spermatozoa di luar tubuh manusia agar terjadi pembuahan atau fertilisasi.78Fertilisasi in vitro diterapkan pada pasangan infertil (tidak subur) yang mengalami enam masalah,79 yaitu pada saluran telur atau tuba fallopi terjadi penyumbatan, gangguan pada saluran keluar spermatozoa, kelumpuhan fisik yang menyebabkan pria tidak mampu melakukan hubungan seksual, terbatasnya jumlah spermatozoa yang mampu membuahi sel telur, adanya antibodi abnormal pada saluran reproduksi perempuan sehingga menyebabkan spermatozoa lak-laki yang masuk ke dalamnya tidak mampu bertahan hidup, dan masalah lain yang masih belum bisa dijelaskan secara ilmiah.80

Pada bayi tabung seorang dokter ahli mempertemukan sel telur dan sperma yang nantinya berubah menjadi zigot atau embrio ke dalam sebuah cawan di laboratorium, dan selanjutnya embrio tersebut akan dimasukkan kembali ke dalam rahim ibu untuk tumbuh secara alami hingga menjadi bayi yang siap dilahirkan. Jadi, jabang bayi tabung pada dasarnya tak ada bedanya dengan bayi lainnya yang lahir secara alamiah. Hanya saja pembentukan embrionya dilakukan dengan cara teknik rekayasa yang disebut fertilisasi in vitro.81 Untuk lebih jelasnya berikut ini akan diuraikan mengenai proses fertilisasi in vitro secara lengkap.

Pada tahap awal akan dilakukan perangsangan produksi sel telur matang, karena salah satu penyebab perempuan sulit memiliki anak adalah kegagalan ovarium dalam memproduksi sel telur matang yang siap dibuahi oleh spermatozoa. Perangsangan dilakukan dengan cara dokter memberikan pengobatan yang dapat menciptakan kadar hormon seks atau reproduksi yang sesuai demi tercapainya proses ovulasi sel telur matang pada perempuan.

Tahap selanjutnya dilakukan pengambilan sel telur matang dari ovarium perempuan dan spermatozoa laki-laki. Penilaian kematangan sel telur dilakukan dengan menggunakan deteksi USG atau terkadang dokter juga

78Roswita, Assisted Reproduction Technology (ART) - Menanti Si Buah Hati, (Yogyakarta: ANDI, 2009), hlm. 1

79Ibid, hlm. 2

80 Wiryawan Permadi, Tono Djuwantono, dkk, Hanya 7 Hari Memahami Fertilisasi In Vitro, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2008), hlm. 4

81 Roswita, Assisted Reproduction Technology (ART) - Menanti Si Buah Hati, Loc.cit,

(15)

melakukan perhitungan kadar hormon estrogen dalam darah laki-laki dan perempuan. Adapun pengambilan sperma dari laki-laki dengan masturbasi82 atau prosedur pengambilan khusus di ruang operasi.83

Tahapan selanjutnya adalah fertilisasi (pembuahan) sel telur dan spermatozoa di laboratorium.Sebanyak ± 20.000 spermatozoa laki-laki dengan 1 sel telur ditempatkan bersama dalam cawan khusus. Dengan cara ini diharapkan terjadinya fertilisasi sel telur oleh spermatozoa dalam waktu 17- 20 jam pasca pengambilan sel telur dari ovarium perempuan. Tahap terakhir adalah tahap pencangkokan embrio atau zigot ke dalam rahim perempuan.

Embrio yang dinilai memiliki kualitas baik akan ditanamkan pada hari ke-2, hari ke-3 atau hari ke-5 pasca pengambilan sel telur. Setelah embrio dimasukkan ke dalam rahim, maka seperti hamil normal lainnya, perempuan tinggal menunggu sampai wakunya melahirkan.Fertilisasi in vitro dikatakan berhasil ketika bayi dilahirkan.84

82 Onani atau merangsang alat kelamin sendiri, biasanya menghasilkan orgasme (puncak kenikmatan seksual)

83 Wiryawan Permadi, Tono Djuwantono, dkk, Hanya 7 Hari Memahami Fertilisasi In Vitro, Op.cit, hlm. 28-32

84Ibid, hlm. 33-36

Referensi

Dokumen terkait

Bagan alir dokumen sistem informasi akuntansi pengeluaran kas yag disarankan pada Klinik PRANAWA Banjramasin:.. Agar lebih efektif dalam pembagian – pembagian tugas yang

Perhatian orang tua siswa dapat diukur diketahui melalui jenjang pendidikan formal yang telah ditempuh, jenis pekerjaan yang digeluti sebagai sumber mata

Implementasi sistem informasi manajemen peternak ayam ini dapat membantu petugas dalam penyimpanan data anggota-

Lombok Gandaria Solo guna mengetahui efisiensi perse- diaan bahan baku dapat dibanding- kan menurut model pengendalian persediaan stockhastic dan yang dijalankan

l.HPA Radix Fried Chicken (RFC) m.Old Malaya Kopitiam (Selangor) n.Lam Yong Kopitiam (Selangor) o.Jonker Walk Kopitiam (Selangor) p.Lay Pak Kopitiam (KL). q.Umai Kopitiam

Industri Muhammad Ridwan Andi Purnomo,,S.T., M.Sc., Ph.D.. Industri Sri

Isu kedua market timing ekuitas berpengaruh jangka pendek terhadap struktur modal perusahaan muncul sehubungan adanya hasil penelitian yang dilakukan oleh Baker dan Wurgler

Sangat Baik 1 3,33%.. Atas dasar nilai hasil belajar peserta didik tersebut maka peneliti akan menerapkan penelitian tindakan kelas guna meningkatkan pemahaman