• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasi kebijakan, yang dimana ada perbedaan antara apa yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasi kebijakan, yang dimana ada perbedaan antara apa yang"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

22 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Kebijakan Publik 2.1.1 Kebijakan Publik

Permasalahan kebijakan sering muncul pada suatu keadaan dalam proses implementasi kebijakan, yang dimana ada perbedaan antara apa yang direncanakan oleh pembuat kebijakan dengan apa yang yang terjadi di lapangan untuk mencapai sesuatu hasil dari pelaksanaan kebijakan publik. Sebelum membahas lebih jauh mengenai konsep implementasi kebijakan publik, kita perlu mengkaji terlebih dahulu mengenal tentang kebijakan publik, yang dimana maksud dari makna kebijakan publik ialah berupa suatu deklarasi mengenai tindakan yang terarah dan berpedoman pada suatu dasar Undang-undang yang berbentuk pada suatu program, yang di dalam program tersebut sudah terencana.

Menurut prof. Solihin Abdul Wahab menjelaskan bahwa.

“Kebijakan ialah pedoman untuk bertindak, pedoman itu bisa saja sederhana atau kompleks, yang bersifat umum atau khusus, dan juga bersifat luas atau sempit dengan terperinci. Yang dimana Bersifat kualitatif atau kuantitatif, publik ataupun privat.”16

Kebijakan publik digunakan pemerintah untuk menyelesaikan masalah atau problematika pemerintah yang ada pada suatu daerah. Pada faktanya kebijakan telah banyak membantu para pelaksana pada tingkat birokrasi maupun

16Abdul Wahab, Solichin. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara, Jakarta 2015. Hal 9

(2)

23

para politisi untuk memecahkan masalah yang terjadi di publik. Kebijakan publik juga merupakan suatu bentuk campur tangan yang dilakukan oleh pemerintah demi kepentingan kelompok ataupun orang yang kurang beruntung dalam masyarakat. Menurut Lemieux kebijakan publik ialah:

“Kebijakan publik adalah suatu Produk aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan untuk memecahkan masalah-masalah publik yang terjadi di lingkungan tertentu yang dilakukan oleh aktor-aktor politik yang hubungannya tersetruktur. Keseluruhan proses aktivitas itu berlangsung sepanjang waktu.” 17

Kebijakan merupakan sesuatu hal yang berfungsi dalam mengatasi berbagai permasalahan yang ada di masyarakat dengan melihat berbagai persolaan yang ada, yang akan menjadi program dari produk kebijakan, namun suatu program kebijakan yang sudah diimplementasikan harus di kaji dan di analisis kembali sebagi bahan evaluasi kedepanya, dengan memahami analisis kebijakan sebagai suatu dari proses ilmu penelitian. Dalam hal ini menganalisis suatu kebijakan merupakan usaha untuk dapat merekomendasikan kebijakan yang lebih baik. Usaha ini bermula dari penyajian secara cermat informasi dengan menunjukkan adanya masalah dari kebijakan. Informasi ini oleh analis

17Abdul Wahab, Solichin. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara, Jakarta 2015. Hal 15

(3)

24

kemudian digunakan unluk membuat informasi tentang altematif-alternatif kebijakan, begitu seterusnya.18

Informasi kebijakan yang terdapat dalam gambar 2.1 di atas, merupakan proses siklus kebijakan publik, siklus yang berarti saling berhubung dan berputar, sesuai dengan kebutuhan antar kinerja kebijakan, masa depan kebijakan, aksi kebijakan, dan hasil-hasil kebijakan saling keterkaitan dengan perumusan masalah untuk menemukan cara menyelesaikan masalah tersebut.

Berdasarkan pendapat para ahli Kebijkan tersebut dapat definisikan bahwa kebijakan publik yang lebih tepat merupakan suatu definisi yang menekankan tidak hanya pada apa yang diusulkan Pemerintah, melainkan juga sebagai arah tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah. Dengan demikian manfaat bisa dapat dirasakan sebagai bentuk dari pemecahan masalah dengan dampak yang akan dirasakan secara langsung di masyarakat. Seperti halnya kebijakan program bantuan langsung tunai dana Desa yang merupakan sebuah instruksi dari para perumus kebijakan yaitu pemerintah pusat, kepada pelaksana kebijakan yaitu pemerintah Desa dalam mengatasi permasalahan tentang ekonomi untuk kebutuhan sehari-hari akibat dampak pandemi covid-19.

18Gianty Permatasari. Yashinta. 2017. “Implementasi program bantuan perbaikan rumah tidak layak huni (rtlh) bagi masyarakat miskin kabupaten madiun” Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Program Studi Ilmu Pemerintahan. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang

(4)

25 2.1.2 Ciri Ciri Kebijakan Publik

Kebijakan publik merupakan sebuah aktivitas yang diakukan dalam suatu negara modern dalam menyelasaikan suatu masalah, yang dimana kebijakan publik mempunyai ciri-ciri khusus yang melekat dan bersumber pada kenyataan bahwa kebijakan itu lazim dipikirkan, diDesain, dirumuskan, dan diputuskan, oleh orang-orang yang mempunyai otoritas pada suatu negara, yaitu eksekutif, legislator, hakim, administrator. Yang dimana Menurut ahli Kebijakan Gerston, kebijakan publik itu di buat dan dijalakan oleh orang-orang yang telah diberikan wewenang untuk bertindak dengan persetujuan popular dan sesuai dengan norma-norma dan prosedur. 19

a. Kebijakan publik merupakan suatu tindakan yang sengaja dilakukan secara terarah pada tujuan tertentu, bukan sekedar sebuah tindakan asal- asalan atau dilakukan secara acak atau tindakan serba kebetulan, yang sudah disiapkan secara matang oleh unit/badan-badan perencanaan di tingkat kabupaten/kota dan pusat, yang saling berkordinasi antar lembaga.

b. Kebijakan pada hakikatnya adalah sebuah tindakan yang saling berkaitan dan berpola, yang mengarah pada tujuan tertentu, yang dilakukan oleh negara melalui keputusan yang sudah dibuat dan diputuskan bersama-

19Abdul Wahab, Solichin. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara. Bumi Aksara, Jakarta 2015. Hal 20-22

(5)

26

sama, yang kemudian di implementasikan sesuai dengan prosedur dan mekasisme yang sudah di buat.

c. Suatu kebijakan yang dilakukan pemerintah ialah dalam bidang-bidang tertentu. Misalnya, mengatur perdagangan, mengendalikan infalasi, menghapus kemiskinan, mencegah atau membrantas korupsi, menurunkan buta aksara yang berada dimasyarakat, membuat program bantuan sosial seperti program keluarga berncana, Jaminan kesehatan, jaminan sosial, perumahan rakyat, dan lain sebagainya.

d. Dalam suatu kebijakan publik mungkin bisa berbentuk positif, mungkin pula bisa berbentuk negatif, kemungkinan ini meliputi keputusan- keputusan para pejabat pemerintah yang memegang otoritas, untuk tidak bertindak atau tidak melakukan tindakan apapun yang terjadi di masyarakat, dalam mengatasi masalah yang dimana justru campur tangan pemerintah diperlukan dimasyarakat.

Hakikatnya suatu kebijakan publik sebagai jenis tindakan yang mengarah pada sutu tujuan, dan akan kita pahami lebih baik lagi, apabila kebijakan itu masuk kedalam beberapa katagori seperti, tuntutan kebijakan, keputusan kebijakan, peryataan kebijakan, keluaran kebijakan, hasil akhir kebijakan. Dari suatu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah ini lah kita bisa melihat kebijakan tersebut lebih condong kemana.

(6)

27

Figure 1Gambar 2.1 Siklus Kebijakan Sumber : William N. Dunn, 1994 : 14920

20 Suharno. 2013. Dasar-Dasar Kebijakan Publik: Kajian Proses dan Analisa Kebijakan,

Yogyakarta: Penerbit Ombak. Hal 27

Kinerja Kebijakan

Evaluasi

Hasil-Hasil Kebijakan

Peramalan

Masalah Kebijakan Perumusa

n Masalah Perumusan

Masalah

Masa Depan Kebijakan

Rekomendas i

Aksi Kebijakan Pemantauan

Perumusan Masalah

Perumusan Masalah

(7)

28 2.1.3 Tahapan-Tahapan Kebijakan

Proses pembuatan kebijakan adalah proses yang kompleks karena banyak melibatkan proses ataupun variabel yang harus dikaji terlebih dahulu. Dalam proses pembuatan kebijakan publik merupakan suatu konsep yang komplek karena melibatkan banyak alur proses yang harus dilewati. Tahap penilaian kebijakan bisa dilihat dari sejauh mana implementasi kebijakan itu terlaksana seperti yang dikemukan oleh Wiliam Dunn sebagai tahap kebijakan berikut ini:21

2.1.3.1 Tahap penyusunan agenda (Agenda Setting)

Pada tahap penyususnan agenda yang pertama kali harus dilakukan adalah menentukan masalah yang terjadi di publik yang harus dipecahkan. Karena, tidak semua masalah yang terjadi, akan menjadi masalah publik, tidak semua masalah yang terjadi juga menjadi isu publik, dan tidak semua isu pubik menjadi agenda pemerintah. Suatu masalah menjadi masalah publik bila ada seseorang atau kelompok yang menggerakkan ke arah tindakan tersebut.22

21William N. Dunn. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal 22

22Ibid : Hal 24

(8)

29

2.1.3.1 Tahap formulasi kebijakan (policy formulation)

Setelah masalah masuk ke agenda kebijakan kemudian akan dibahas oleh pembuat kebijakan yaitu pemerintah. Masalah-masalah tersebut didefinisikan yang selanjutnya dicari pemecahan masalah yang terbaik.

Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau pilihan kebijakan (policy alternatives/ policy option) yang ada. Pada tahapan ini masing-masing aktor – aktor pembuat kebijakan akan bersaing dan berusaha untuk mengusulkan cara pemecahan terbaik.23

2.1.3.3 Tahap Adopsi Kebijakan ( Policy Adoption)

Dari banyaknya alternatif kebijakan yang ditawarkan oleh para perumus kebijakan pada akhirnya salah satu dari alternatif tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas legislatif, konsensus antara direktur lembaga atau putusan peradilan.24

1.1.3.1 Tahap implementasi kebijakan ( Policy Implementation)

Tahap ini adalah tahap pelaksanaan kebijakan yang telah dibuat dan di putuskan bersama. Jika suatu program kebijakan tidak diimplementasikan hanya akan menjadi catatan-catatan program elit saja, seperti dilaksanakan oleh badan-badan administrasi ataupun lembaga- lembaga pemerintah ditingkat bawah.25

23 William N. Dunn. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hlm 24

24 Ibid: Hal 24

25 Ibid: Hal 24

(9)

30 1.1.3.2 Tahap Penilaian Kebijakan

Tahap penilaian Kebijakan adalah tahap terakhir dimana proses implementasi kebijakan sudah dilaksanakan atau terealisasikan. Pada tahap ini kebijakan yang sudah dijalankan akan dilihat keefektifannya oleh unit-unit pemeriksaan instansi pemerintahan atau pun lembaga masyarakat sipil yang berkaitan, sebagai tujuan untuk mengetahui sejauh mana kebijakan yang dibuat sesuai dengan dampak atau hasil yang diinginkan, untuk memcahkan masalah yang dihadapi masyarakat. Oleh sebab itu, ditentukan ukuran dan kriteria yang menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan publik yang telah dilaksanakan sudah mencapai dampak atau tujuan yang diinginkan atau belum.26

2.1.4 Konsep dan Tahap Implementasi kebijakan

Implementasikan kebijakan ialah suatu penerapan kebijakan yang telah di rumuskan bersama, implementasi kebijakan menjadi lebih penting dari pada pembuatan kebijakan, karena fase ini mewakili langkah yang menjadi tujuan awal yang sudah di rumuskan, implementasi kebijakan prinsipnya ialah agar cara dapat mencapai tujuan kebijakan yang akan dijalani. Berbagai implementasi bisa

26William N. Dunn. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal 24

(10)

31

dengan jelas diamati dari program yang di tetapkan hingga melalui kegiatan yang telah dilakukan oleh pemerintah.27

Implementasi kebijakan pada prinsipnya merupakan suatu rangkaian cara agar kebijakan dapat dijalankan untuk mencapai tujuan yang diinginkan sehingga bisa terealisasi dilapangan. Terdapat dua cara untuk mengimplementasikan suatu kebijakan publik, yaitu deangan cara langsung mengimplementasikan dalam bentuk program kebijakan atau program kerja, atau melalui formulasi kebijakan derivat atau turunan dari suatu kebijakan publik itu sendiri. Dalam

mengimplementasikan kebijakan bisa diamati dengan jelas suatu rangkaian dengan dimulai dari program yang dibuat, ke pekerjaan atau kegiatan. Kebijakan diturunkan berupa program yang kemudian menjadi proyek pekerjaan atau kegiatan, yang akhirnya berwujud pada suatu kegiatan-kegiatan, baik yang dilakukan oleh pemerintah, ataupun masyarakat yang berkerjasama dengan pemerintah.

Menurut Van Meter dan Van Horn bahwa Implementasi kebijakan publik merupakan suatu tindakan-tindakan dalam keputusan-keputusan yang telah di ambil oleh pejabat negara. Tindakan ini mencakup usaha untuk mengubah suatu keputusan menjadi sebuah tindakan operasional yang dilakukan oleh individual, pejabat atau kelompok pemerintah, atau swasta, yang di jalankan dalam kurun

27Aneta. 2010. Implementasi Kebijakan Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2kp) Di Kota Gorontalo. Program Studi Ilmu Administrasi Publik. Volume 1 No. 1.

https://ojs.unm.ac.id/iap/article/view/132 (di akses 29-01-2021)

(11)

32

waktu tertentu maupun dalam rangka melanjutkan usaha, dengan tujuan mencapai perubahan besar dan kecil yang telah ditetapkan oleh keputusan- keputusan kebijakan yang dilakukan oleh organisasi publik, yang terarah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.28

Pada Tahap Implementasi yang dimana kebijakan sudah dirumuskan oleh pemerintah sedemikian rupa akan diterapkan, sehingga bisa menjawab permasalahan di Masyarakat sebagaiman yang dikemukakan Van Metter dan Van Horn bahwasannya implementasi yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, pejabat atau kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan yang telah digariskan dalam kepetusan kebijakan. Oleh karena itu, tahapan implementasi sebagai proses untuk mewujudkan tujuan kebijakan sering disebut sebagai tahap yang penting.29

Dengan pendekatan top-down yang dirumuskan oleh Van Metter & Van Horn disebutkan yang mana proses implementasi merupakan sebuah abstraksi atau performansi dari penerapan kebijakan, yang mana pada dasarnya secara sengaja dilakukan untuk meraih hasil dari kinerja implementasi kebijakan publik, yang berlangsung dalam hubungan dengan berbagai variabel30. Model ini

28Van Meter, Donald S and Carl, E Van Horn, 1975, The Policy Implementation Proceess A Conceptual Fromework in Administration and Society, Volume 6 No. 4, Sage, Baverly Hills

29 Anggara, Sahya, Kebijakan Publik, Bandung, Pustaka Setia, 2014, Hal: 232

30 Randall B. Ripley & Grace A. Franklin, Policy Implementation and Bureucracy, The Dorsey Press, Chicago, Illinois, 1986 hlm.11

(12)

33

mengandaikan bahwa implementasi kebijakan berjalan secara linier dari keputusan politik yang tersedia, pelaksana, dan kinerja kebijakan publik.31

Dalam menjalankan implementasi kebijkanan diperlukan suatu variable sebagai penentuan untuk menerepkan implementasi kebijakan seperti dijelaskan oleh Van Meter dan Van Horn. Dimana Van Meter dan Van Horn mengemukakan pengertian implementasi kebijakan bedasarkan dengan beberapa variabel yang dapat mempengaruhi pelaksanaan suatu implementasi, yaitu sebagai berikut:32

1. Standar dan Sasaran kebijakan

Dalam menjalankan implementasi kebijakan harus ada kejelasan dan dapat terukur dari suatu kebijakan yang sudah dibuat sehingga mendapatkan kejelasan sasaran yang dininginkan. Ukuran dan tujuan kebijakan yang dapat bersifat realistis dengan sosiokultur yang terdapat dilevel pelaksana kebijakan, ketika ukuran dan sasaran kebijakan terlalu ideal “utopis”, maka akan sulit direalisasian. Van Meter dan Va Horn mengemukakan untuk mengukur kinerja implementasi kebijakan tentunya menegaskan dari standar dan sasaran harus jelas agar bisa dicapai oleh para pelaksana kebijakan. Karena jika tidak ada

31 Ibid : Hal 238

32 Leo Agustino, 2016, Dasar-Dasar Kebijakan Publik, Bandung, Alfabeta , Hal: 133-136

(13)

34

kejelasan maka akan menimbulkan suatu multitinterpretasi yang akhirnya akan berimplikasi dalam menjalankan kebijakan.33

2. Sumber Daya

Keberhasialan implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan memanfaatkan sumber daya yang tersedia baik itu sumber daya manusia maupun non-manusia (alat/uang).34 Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam menentukan keberhasilan atau implementasi kebijakan. Setiap tahap implementasi menuntut adanya sumber daya yang berkualitas sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan secara politik.

3. Hubungan antar organisasi

Pusat perhatian pada pelaksanan implementasi kebijakan meliputi hubungan organisasi formal dan organisasi informal yang akan terlibat dalam pengimplementasian kebijakan. Hal ini penting karena kinerja implementasi kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh hubungan kerjasama dengan organisasi dan para agen pelaksananya. 35

4. Kraktersistik agen pelaksana

33 Suharno. 2013. Dasar-Dasar Kebijakan Publik: Kajian Proses dan Analisa Kebijakan, Yogyakarta: Penerbit Ombak. Hal 176

34 Ibid: 176-177

35 Suharno. 2013. Dasar-Dasar Kebijakan Publik: Kajian Proses dan Analisa Kebijakan, Yogyakarta: Penerbit Ombak. Hal 177

(14)

35

Krakteristik agen pelaksana sangat mempengeruhi tingkat keberhasilan dalam menjalankan program kebijakan, sikap mereka itu dipengaruhi oleh pendangannya terhadap suatu kebijakan dan cara melihat pengaruh kebijakan itu terhadap kepentingan organisasinya dan kepentingan pribadinya. Kraktersistik agen pelaksana ini meliputi struktur birokrasi, norma-norma, dan pola hubungan yang terjadi dalam organisasi yang bisa mempengaruhi implementasi kebijakan.36

5. Kondisi Ekonomi, sosial, dan Politik

Menilai kinerja implementasi kebijakan untuk melihat sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan publik. Karena lingkungan ekonomi, sosial dan politik yang tidak kondusif dapat menjadi sumber masalah dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan. Implementasi kebijakan mensyaratkan kondisi lingkungan eksternal yang kondusif. Secara skematis. 37

2.1.4.1 Model Top-down Van Meter dan Van Horn

Kejelasan dan konsistensi dari suatu tujuan program kebijakan bisa dapat dipahami sebagai suatu kejelasan dari isi kebijakan dengan model top-down yang dikemukakan oleh Van Meter dan Van Horn yang dimana selalu diawali dengan keputusan kebijakan yang dibuat oleh para pejabat pemerintah (pusat) dan

36 Ibid: Hal 177

37Suharno. 2013. Dasar-Dasar Kebijakan Publik: Kajian Proses dan Analisa Kebijakan, Yogyakarta: Penerbit Ombak. Hal 177

(15)

36

kemudian diimplemntasikan di setiap daerah dan menimbulkan beberapa pertannyaan dalam berbagai hal seperti berikut ini:38

1. Sampai sejauh mana tindakan para pelaku implementasi serta kelompok sasaran sejalan/ konsisten dengan tujuan serta prosedur di dalam

keputusan kebijakan.

2. Sampai sejauh mana tujuan telah dicapai setelah program/ proyek/

aktivitas tertentu dijalankan beberapa waktu, atau sejauh mana dampak yang timbul benar-benar konsisten dengan tujuan.

3. Apa yang menjadi faktor-faktor utama yang memengaruhi keluaran (output) dan dampak (impact) kebijakan, baik yang relevan bagi kebijakan pemerintah maupun kebijakan politis lain yang signifikan.

4. Bagaimana kebijakan direformulasikan dari waktu ke waktu sejalan dengan pengalaman yang diperoleh.

Meskipun sebuah konsep implementasi sering dipakai untuk menggambarkan kedaan bagaimana upaya yang dilakukan para implementer untuk mewujudkan suatu tujuan kebijakan, tetapi tidak akan cukup menggambarkan bagaimana sesungguhnya berbagai upaya untuk mewujudkan tujuan kebijakan itu terlaksana dengan baik. Dengan melihat realitasnya dalam implementasi, terkadang menjadi suatu proses yang kompleks dan panjang.

Proses implementasi sendiri bermula sejak kebijakan ditetapkan atau dimiliki

38 Abdul Wahab, Solichin. Analisis Kebijakan: Dari Formulasi Penyusunan Model-model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi Aksara. 2012. Hal.163

(16)

37

payung hukum. Setelah tahapantahapan implementasi akan dimulai dengan serangkaian kegiatan mengelola peraturan; membentuk organisasi, menyerahkan orang, sumberdaya, teknologi, menetapkan prosedur, dan sterusnya dengan tujuan agar kebiajakan yang telah ditetapkan dapat diwujudkan.39

Berdasarkan Keseluruhan Penjelasan di atas mengenai model proses implementasi milik Van Metter dan Van Horn, dapat dilihat bahwa sebenarnya poin utama dalam proses implementasi, terletak pada pelaksana. Proses tersebut dapat digambarkan secara vertikal dari atas hingga bawah. Seperti halnya dalam proses dari program Implementasi Kebijakan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa atau di singkat BLT-DD itu baik pelaksana Pemerintah Desa satgas covid- 19 atau masyarakat memiliki pasrtisipasi yang penting guna mencapai keberhasilan implementasi itu sendiri. Keterlibatan masyarakat penerima bantuan merupakan indikator utama dalam keberhasilan program Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) di Desa Junrejo.

2.2 Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD)

Bantuan langsung tunai dana Desa atau yang di singkat BLT-DD ialah suatu program kebijakan pemerintah pusat yang dikeluarkan pada masa pandemi covid-19, yang dimana bertujuan untuk membantu masyarakat yang terkena dampak ekonomi dari pandemi covid-19 di Desa, yang dimana belum mendapatkan bantuan apa pun dari pemerintah, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), program sembako,

39 Erwan Agus, 2012, Implementasi Kebiajakan Publik, Yogyakarta, Gava Media, Hal:64

(17)

38

bantuan sosial (bansos) tunai, Kartu Pra-Kerja, Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD), Banpres Produktif UMKM, Subsidi Gaji, dan Diskon Listrik.

Bantuan ini menggunakan dana tahunan dari Desa atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes), yang dimana Pemerintah menetapkan Anggaran untuk mengeluarkan dana sebanyak 20% - 30% untuk kebutuhan BLT-DD.

Program bantuan langsung tunai dana Desa (BLT-DD) merupakan sebuah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat dimasa pandemi yang memiliki tujuan dan alasan tertentu. Program BLT-DD ini muncul sebagai manifestasi adanya tindakan dari pemerintah yang mempunyai nilai-nilai tertentu dalam kebijakan, yang ditujukan untuk memecahkan persoalan publik dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Persoalan publik yang dimaksud adalah persoalan kemiskinan.

Kementrian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi mengeluarkan kriteria sebagai landasan yang harus di penuhi, semakin banyak kriteria keluarga miskin dan rentan yang memenuhi kriteria akan menjadi prioritas dalam penerima bantuan BLT-DD di pada masa pandi covid-19.

Penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) merupakan calon penerima BLT-DD merupakan keluarga miskin, baik yang terdata dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) maupun yang tidak terdata (exclusion error), atau

(18)

39

rentan dalam memenuhi kebutuhan, kriteria penerima bantuan langsung tunai dana Desa (BLT-DD).40

6. Tidak mendapat bantuan PKH/BPNT/pemilik kartu prakerja

7. Mengalami kehilangan mata pencaharian (tidak memiliki cadangan ekonomi yang cukup untuk bertahan hidup selama tiga bulan ke depan)

8. Mempunyai anggota keluarga yang rentan sakit menahun/kronis

Dalam mekanisme pendataan hingga pelaksanaan pemberian BLT-DD ini tercantum dalam Peraturan Menteri Desa Nomor 6 Tahun 2020 Pasal 8A tentang perubahan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi, yang diterbitkan pada 14 April 2020. Dalam aturan ini menetapkan beberapa syarat penerima bantuan atau calon keluarga yang berhak menerima BLT-DD ialah keluarga miskin atau tidak mampu yang berdomisili di Desa bersangkutan, seperti keluarga yang kehilangan mata pencarian atau pekerjaan, belum terdata menerima berbagai bantuan sosial, serta mempunyai anggota keluarga yang rentan sakit. Setiap kepala keluarga (KK) yang terdampak Covid-19 yang didata Desa, akan mendapatkan masing-masing Rp. 600.000 selama tiga bulan pada tahun 2020, yaitu di bulan April, bulan Mei dan bulan Juni hingga total menjadi Rp1.800.000 setiap kepala keluarga.

40Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020

(19)

40

Pemerintah melakukan sebagai upaya penangan kemiskinan untuk seluruh masyarakat agar bisa bertahan hidup di masa pandemi covid-19, Khususnya masyarakat menengah kebawah. Kebijakan tersebut di keluarkan oleh pemerintah agar masyarakat masih bisa tetap bertahan dimasa pandemi dengan harapan bisa mengurangi beban yang di alami oleh masyarakat secara langsung, dan juga agar roda per ekonomian masih berjalan di masa pandemi covid-19.

Keunggulan Bantuan langsung tunai dana Desa (BLT-DD) sendiri di antaranya alokasi anggaran yang tersedia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sehingga dapat dibuat menjadi program aksi cepat yang dapat segera dimulai dan dirasakan oleh masyarakat secara langsung, dan juga untuk meminimalkan dampak sosial dan ekonomi di masyarakat, sebab tidak memerlukan sistem baru sehingga aparat Desa bisa langsung bergerak karena sudah memahami sistem yang sudah ada sebelumnya.

Dengan mengeluarkan Perppu No. 2 Tahun 2020 pengganti Perpu No. 1 Tahun 2020 tentang Kebijaikan Keuangan Negara Dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona virus Disease 2019 (Covid-19) Dan/Atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan, pasal 141,

41Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2020 Tentang Kebijaikan Keuangan Negara Dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Dan/Atau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional Dan/Atau Stabilitas Sistem Keuangan

(20)

41

memberikan instrumen baru untuk meminimalkan dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian yang berada di Desa. Pada Pasal 2 Ayat (1) huruf (i) peraturan tersebut disebutkan bahwa perlu dilakukan pengutamaan penggunaan alokasi anggaran untuk kegiatan tertentu (refocusing), penyesuaian alokasi, dan/atau pemotongan/ penundaan penyaluran anggaran transfer ke daerah dan dana Desa, dengan kriteria tertentu. Selanjutnya dalam penjelasan Perppu tersebut disebutkan bahwa yang dimaksud dengan “pengutamaan penggunaan dana Desa” dimana dana Desa dapat digunakan antara lain untuk bantuan langsung tunai bagi penduduk miskin yang berada di Desa sebagai kegiatan penanganan pandemi covid-19.

2.3 Pandemi covid-19

Sejak ditemukannya virus corona yang menyebar secara luas keberbagai daerah di dunia, yang menjadikan pandemi global dimana mengakibatkan ketidak stabilan dalam hal kesehatan dan ekonomi dalam di berbagai negara.

Sebelum kita mengetaui lebih jauh pandemi covid-19 apa itu pandemi, dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) Pandemi merupakan wabah yang berjangkit serempak di mana-mana atau yang menyebar di wilayah yang luas atau di seluruh dunia yang dimana menyerang kesehatan manusia. Sedangkan covid-19 merupakan jenis virus baru yang ditemukan pada tahun 2019 yang bernama coronavirus, virus ini ditemukan pertama kali di Wuhan, Hubei, negara China di tahun 2019. Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan sampai berat, seperti common cold atau pilek dan penyakit yang serius seperti MERS dan SARS, penularannya dari hewan ke

(21)

42

manusia (zoonosis) dan penularan dari manusia ke manusia sangat terbatas.42 Virus corana yang berasal dari negara china ini diberi nama Coronavirus disease- 2019, atau yang disingkat menjadi COVID-19.

Karena mudahnya tertular dengan cepat yang tidak mengenal jenis tubuh apapun, World Health Organization (WHO) sebagai organisasi dokter dunia mengeluarkan pemberitahuan terkait pandemi covid-19. Kejadian munculnya pandemi virus corona atau covid-19 mampu melumpuhkan aktivitas semua kalangan masyarakat yang dilakukan di luar rumah. Masa pandemi covid-19 tidak bisa dikendalikan secara cepat sehingga membutuhkan penatalaksanaan yang begitu tepat baik dari pemerintah maupun masyarakat. Salah satu pencegahan untuk memutus penularan covid-19 yang dihimbau oleh pemerintah adalah tetap tinggal dirumah. Hal tersebut yang mengakibatkan perlambatan ekonomi dinegara Indonesia bahkan dunia.

42Pengertian virus corona (covid-19). (https://www.klikdokter.com/penyakit/coronavirus) (diakses 27 maret 2021)

Referensi

Dokumen terkait

Pengorbanan Tuhan Yesus tidak bisa dihargai, karena apa yang sudah Tuhan Yesus lakukan (mati buat kita dengan cara di salib, Dia telah menebus dosa kita) tidak bisa kita

Pengaturan lampu lalu lintas pada simpang merupakan hal yang paling kritis dalam pergerakan lalu lintas. Pada simpang dengan arus lalu lintas yang besar telah diperlukan

Pada hasil yang telah ditunjukkan di atas, terbukti secara ilmiah bahwa tanah yang digunakan memiliki signifikansi yang baik dalam menyisihkan senyawa fosfat daripada

Pemenang akan mengambil laibiliti dan bertanggungjawab penuh sekiranya berlaku sebarang liabiliti, kecelakaan, kecederaan, kerugian, kerosakan, tuntutan atau kemalangan

barbirostris yang Tertangkap Permalam (MBR) di Dalam dan di Luar Rumah Pada Bulan Juli - Oktober 2011 di Kabupaten Sumba Tengab. ~ Media Litbang Kesehatan Volume 22 Nomor

Tabel 3.3 Target Indikator Kinerja Kegiatan Pusat Peningkatan Mutu SDM Kesehatan Tahun 2021 No Indikator Kinerja Kegiatan Definisi Operasional Cara Perhitungan

Ahli ekonomi publik telah lama menaruh perhatian pada penyelidikan hubungan antara pengeluaran pemerintah dengan tingkat pertumbuhan ekonomi semenjak mereka menyadari

Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui bahwa adanya tujuan yang jelas dan spesifik akan memudahkan siswa untuk merancang strategi pencapaian tujuan salah