• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA A. Balsam Stick Balsam, merupakan produk farmasi yang tidak asing bagi masyarakat, oleh karena itu produk ini merupakan salah satu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TINJAUAN PUSTAKA A. Balsam Stick Balsam, merupakan produk farmasi yang tidak asing bagi masyarakat, oleh karena itu produk ini merupakan salah satu"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

3

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Balsam Stick

Balsam, merupakan produk farmasi yang tidak asing bagi masyarakat, oleh karena itu produk ini merupakan salah satu komoditas yang sangat pontensial dikembangkan menjadi home industry yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Balsam adalah salah satu dari berbagai zat bergetah aromatik yang digunakan untuk penyembuhan dan menenangkan (sedative), diterapkan secara eksternal sebagai obat atau mengurangi iritasi. Balsam merupakan obat gosok yang dioleskan untuk kulit dengan bentuk sediaan padat maupun semi padat. Balsam merupakan produk kimia sederhana yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari digunakan sebagai obat gosok untuk menghangatkan bagian tubuh (Handayani dkk, 2019).

Seiring dengan perkembangan jaman, inovasi dibidang kesehatanpun semakin beragam, begitu juga inovasi pada pembuatan balsam. Balsam memiliki bentuk yang beragam, mulai dari bentuk cair, oleoresin atau semi padat, hingga padat. Balsam stick merupakan salah satu inovasi dalam perkembangan bentuk balsam. Balsam stick banyak digunakan karena penggunaannya yang mudah dan praktis. Balsam stick berbentuk padat sehingga lebih mudah digunakan serta penyimpanannya pun lebih praktis (Yati dkk, 2018).

Prinsip pembuatan balsam adalah pencampuran seluruh bahan aktif sehingga sekali dioleskan langsung terasa khasiatnya. Balsam stick menggunakan bahan padat seperti parafin ataupun wax yang berbentuk padat sehingga memerlukan pemanasan untuk dapat bercampur dengan bahan lainnya. Pembuatan balsam menggunakan bahan aktif seperti minyak atsiri yang bersifat volatile mengharuskan proses pembuatan tidak menggunakan suhu yang tinggi karena dapat menyebabkan penguapan bahan aktif yang berdampak pada berkurangnya khasiat dari balsam tersebut. Pengaruh suhu pembuatan balsam berdampak pada aroma yang dihasilkan dari bahan aktif yang terkandung. Perubahan aroma terjadi karena menguapnya senyawa volatil dan dekomposisi protein lemak akibat pemanasan (Garnida, 2018).

(2)

B. Bahan Baku

1. Bees Wax (lilin lebah)

Bees wax atau biasa dikenal dengan lilin lebah adalah bahan yang digunakan dalam pembuatan lilin. lilin lebah merupakan golongan lipid (lemak) yang berwujud padat pada suhu ruang. Lilin lebah merupakan bahan yang dapat diperbarui dan aman bagi kesehatan, sedangkan bahan lilin/parafin dari sumber minyak bumi merupakan bahan baku yang tidak dapat diperbarui. Lilin lebah madu diperoleh dari proses pemanasan sarang lebah madu. Sarang lebah dipanaskan pada suhu 65ºC hingga ada cairan yang meleleh, kemudian dipisahkan antara cairan lilin murni dan non lilin.

Komponen lilin lebah pada balsam stick berfungsi sebagai pengeras atau pemadat agar balsam stick tidak lembek. Campuran lilin yang ideal akan menjaga balsam stick tetap padat, setidaknya hingga suhu 50oC. Lilin lebah cocok digunakan sebagai bahan dasar balsam stick karena memiliki tekstur yang lebih liat daripada lilin parafin atau sejenisnya, sehingga tekstur dari balsam stick lebih liat dan tidak mudah patah (Junus, 2017).

2. Virgin Coconut Oil

Virgin Coconut Oil (VCO) merupakan minyak kelapa yang mengalami proses ekstraksi. VCO dibuat dengan kopra, atau daging kelapa kering yang dikeluarkan dari cangkang dan ditekan untuk mengekstrak minyak alami. VCO sering disebut juga minyak kelapa murni. VCO merupakan salah satu komponen basis dalam balsam stick yang berpengaruh terhadap sifat fisik balsam stick. Kandungan asam lemak pada VCO berpengaruh terhadap titik lebur dan kekerasan balsam stick. VCO memililiki 90% asam lemak jenuh berupa asam laurat. Tidak adanya ikatan rangkap pada asam lemak tidak jenuh menyebabkan ikatan antar molekulnya menjadi kuat sehingga menyebabkan titik lebur yang tinggi pada balsam stick. Penggunaan VCO pada balsam stick juga mempengaruhi kekerasan balsam stick akibat dari jumlah atom karbon pada VCO yang relatif banyak (Lestari, 2019).

(3)

3. Menthol kristal

Menthol merupakan senyawa kimia yang berasal dari alam dan termasukk ke dalam kelompok terpenoid. Menthol dapat berbentuk cair maupun padat (kristal). Menthol banyak digunakan pada produk makanan, minuman, rokok, obat, hingga produk kecantikan. Menthol memiliki sifat sebagai antiseptik yang dapat menghambat kuman dan analgetik.

Penggunaan menthol pada balsam stick karena sifat analgetik yang dapat menimbulkan sensasi rasa dingin (terbakar sejuk) pada kulit. Sensasi rasa tersebut akan mengurangi rasa sakit walau sebenarnya senyawa menthol tidak mengurangi ataupun menaikkan suhu. Menthol telah digunakan untuk pengobatan nyeri otot ringan hingga sedang selama beberapa tahun terakhir. Menthol memiliki aroma yang tajam dan khas (Higashi, 2010).

4. Minyak Cengkih

Minyak cengkih merupakan hasil dari ekstraksi bagian tanaman cengkih seperti bunga, daun, dan tangkai daun. Minyak cengkih memiliki warna kuning pucat hingga kecoklatan serta memiliki aroma yang pedas dan kuat. Minyak cengkih dapat digunakan menjadi berbagai macam produk yang memiliki manfaat bagi tubuh, antara lain digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan balsam. Minyak cengkih dapat mengurangi nyeri otot dan sendi karena mengandung kalsium, omega 3, dan zat besi yang semuanya dapat berkontribusi dalam penguatan otot dan sendi. Selain itu, minyak cengkih juga dapat mengobati bekas gigitan serangga dan mengurangi kemungkinan infeksi karena mengandung antioksidan (Towaha, 2012).

C. Bahan Penambah

1. Essential Oil Lavender

Essential oil lavender merupakan minyak alami yang diekstraksi dari tanaman lavender. Essential oil lavender telah lama digunakan di berbagai bidang seperti kesehatan, kecantikan, hingga upacara keagamaan.

Essential oil lavender secara neurologis mampu mengatasi masalah kecemasan, stress, hingga insomnia. Sifat sedatif merupakan faktor yang

(4)

menyebabkan essential oil lavender mampu mengatasi masalah tersebut.

linalool merupakan kandungan aktif utama pada essential oil lavender sebagai rileksasi untuk mengurangi kecemasan (Sari, 2018).

D. Manfaat Balsam Stick Herbal

Balsam mempunyai kegunaan yang sangat beragam. Berdasarkan bahan aktifnya yaitu minyak atsiri, balsam obat gosok umumnya digunakan untuk meringankan sakit kepala, sakit perut, sakit gigi, menghilangkan gatal - gatal akibat gigitan serangga, pegal-pegal, pilek dan hidung tersumbat karena flu, juga untuk pijat dan kerik. Penggunaan balsam akan menimbulkan rasa panas pada otot, menyebabkan relaksasi dan menstimulasi aliran darah sehingga rasa sakit akan berkurang (Hastuti dkk, 2016).

Kandungan linalool pada essential oil lavender yang digunakan sebagai aromaterapi pada balsam stick bekerja merangsang sel saraf penciuman dan mempengaruhi sistem kerja limbic. Sistem limbik merupakan pusat nyeri, senang, marah, takut, depresi, dan berbagai emosi lainnya. Hipotalamus yang berperan sebagai relay dan regulator, memunculkan pesan-pesan ke bagian otak serta bagian tubuh yang lain. Pesan yang diterima kemudian diubah menjadi tindakan berupa pelepasan hormon melatonin dan serotonin yang menyebabkan euporia, relaks atau sedative (Nuraini, 2014).

E. Proses Produksi

Kegiatan produksi merupakan salah satu aktivitas ekonomi yang sangat menunjang selain kegiatan konsumsi. Tanpa kegiatan produksi, maka konsumen tidak akan dapat mengkonsumsi barang dan jasa yang dibutuhkannya. Kegiatan produksi dan konsumsi adalah satu mata rantai yang saling berkaitan dan tidak bisa saling dilepaskan. Produksi adalah kegiatan yang dilakukan manusia dalam menghasilkan suatu produk baik barang, maupun jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen. Saat kebutuhan manusia masih sedikit dan sederhana, kegiatan produksi dan konsumsi sering kali dilakukan sendiri, yaitu seseorang memproduksi untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Beragamnya kebutuhan dan keterbatasan sumber daya, maka seseorang tidak dapat lagi memproduksi sendiri barang dan jasa yang

(5)

dibutuhkannya, sehingga ia membutuhkan pihak lain untuk memproduksi apa yang menjadi kebutuhannya tersebut (Rafsanjani, 2016).

Konsep ekonomi konvensional produksi dimaksudkan untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Produksi sering didefenisikan sebagai penciptaan guna, dimana guna bararti kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Faktor produksi adalah benda-benda yang disediakan oleh alam atau diciptakan oleh manusia yang dapat digunakan untuk memproduksi barang dan jasa. Tujuan produksi sangat jelas, yaitu pemenuhan sarana kebutuhan manusia pada takaran moderat (Ali, 2013).

Fungsi produk menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknogi tertentu. Faktor produksi adalah jenis-jenis sumber daya yang digunakan dan diperlukan dalam suatu proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa.

Faktor produksi dapat dikelompokkan menjadi dua macam. Pertama, faktor produksi tetap (fixed input) adalah faktor produksi yang kuantitasnya tidak bergantung pada jumlah yang dihasilkan dan input tetap akan selalu ada meskipun output turun sampai dengan nol. Kedua, faktor produksi variabel (variabel input), yaitu faktor produksi yang jumlahnya dapat berubah dalam waktu yang relatif singkat dan sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan (Budiono dkk, 2012).

F. Pengemasan

Packaging atau pengemasan merupakan suatu cara dalam memberikan

kosndisi sekeliling yang tepat bagi produk. Pengemasan sendiri dapat membantu mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakan-kerusakan produk. Pengemasan juga digunakan untuk membatasi antara produk dengan keadaan sekelilingnya untuk menunda kerusakan pada produk. Fungsi perlindungan ini meliputi proteksi terhadap uap air, oksigen, cahaya, debu, pengurangan bobot, kerusakan mekanik, serta mencegah invasi mikroba dan serangga, kemasan yang buruk memudahkan penyusupan jasad renik (Nacas, 2019).

(6)

Faktor pengemasan meliputi pemilihan bahan pengemasan yang memiliki daya lindung yang baik terhadap produk pada saat penyimpanan dan pendistribusian. Kemasan suatu sediaan obat berfungsi untuk melindungi kelengkapan suatu produk. Kemasan yang baik adalah kemasan yang didalamnya terdapat merek dagang, deskripsi produk, dan berat produk Kemasan juga berfungsi untuk memperpanjang umur makanan tersebut (Butt, 2004).

G. Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidup, untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Pemasaran adalah proses perencanaan pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi, dan distribusi barang, ide, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Disini terdapat unsur-unsur kebutuhan, keinginan, permintaan, merek, produk, segmentasi juga kepuasan pelanggan (Irmawati, 2014).

Konsep penting dalam marketing adalah needs, wants dan demands.

Kebutuhan (needs) adalah tuntutan dasar manusia seperti udara, makanan, dan pakaian. Kebutuhan ini dapat menjadi keinginan (wants) ketika kebutuhan tersebut diarahkan pada objek yang lebih spesifik lagi, misalnya seseorang yang menginginkan untuk makan nasi goreng dimana sebenarnya kebutuhan dasarnya hanyalah nasi. Permintaan (demand) adalah keinginan untuk produk tertentu yang disertai dengan daya beli (Sad, 2013).

Persyaratan untuk mendapatkan pemasaran yang lebih efisien ada yang harus dipenuhi yaitu: mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya yang semurah-murahnya, dan mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta didalam kegiatan produksi dan pemasaran barang itu. Faktor-faktor yang dapat sebagai ukuran efisiensi pemasaran adalah keuntungan pemasaran, harga yang diterima

(7)

konsumen tersedianya fasilitas fisik pemasaran yang memadai untuk malancarkan transaksi jual beli barang, penyimpanan, transportasi, dan kompetisi pasar, persaingan diantara pelaku pemasaran (Jumiati, 2013)

H. Analisis Usaha

Analisis usaha adalah proses perhitungan tentang besarnya seluruh biaya (pengeluaran) yang diperlukan dalam suatu proses produksi, penerimaan dan pendapatan yang akan diperoleh dari usaha tersebut. Analisis usaha bertujuan untuk mengetahui gambaran kebutuhan biaya, pendapatan, dan keuntungan yang diperoleh, serta telaahan kelayakan suatu usaha. Aspek yang dianalisis adalah biaya produksi, harga pokok produksi, penerimaan dan laba usaha.

1. Biaya Tetap (Fixed cost)

Biaya tetap merupakan biaya yang dalam pengeluarannya tetap tanpa tergantung pada volume produksi yang terjadi. Biaya tetap meliputi peralatan yang dibutuhkan selama proses produksi dan juga terdiri dari biaya penyusutan alat. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya tetap atau tidak berubah dalam rentang waktu tertentu, berapapun besarnya penjualan atau produksi perusahaan. Biaya tenaga kerja (dalam dan luar keluarga) diperhitungkan sebagai biaya variabel (Aprilia dkk, 2015).

2. Biaya Tidak Tetap (Biaya Variabel atau VC)

Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. besar kecilnya total biaya variabel dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi atau penjualan secara proporsional. Semakin besar volume penjualan, semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. Biaya tidak tetap ini terdiri dari biaya bahan baku produk, bahan pembantu produk, biaya kemasan produk, biaya energi, dan lain-lain. Besar kecilnya total biaya variabel dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi atau penjualan secara proporsional (Lambajang, 2013).

(8)

3. Total Biaya

Total biaya dari suatu usaha merupakan jumlah keseluruhan biaya, yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Setiap usaha memiliki total biaya yang berbeda-beda, dimana besarnya total biaya suatu usaha ditentukan oleh besarnya biaya tetap dan biaya variabel pada usaha tersebut.

4. Harga Pokok Produksi

HPP (Harga Pokok Produksi) adalah suatu aspek yang sangat penting dalam suatu usaha. Tanpa adanya perhitungan harga pokok produksi yang tepat dan benar, maka suatu usaha yang dijalankan tidak akan mengetahui dengan pasti keuntungan yang diperolehnya atau mungkin juga kerugian yang akan didapat. Perhitungan HPP (Harga Pokok Penjualan) dimaksudkan untuk menetapkan modal atau biaya yang diperlukan untuk membuat suatu produk, untuk kemudian dijadikan pedoman dalam menentukan harga jual produk (Batubara, 2013).

5. Penerimaan

Penerimaan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari hasil penjualan produk yang sebanding dengan banyaknya produk yang berhasil dijual.

penerimaan usaha adalah hasil perkalian antara produksi yang diproduksi (jumlah produksi) dengan harga jual (Sihite, 2016).

6. Keuntungan

Keuntungan merupakan selisih antara total penerimaan dengan biaya total produksi. Keuntungan merupakan tolok ukur untuk menilai efisiensi manajemen dalam perusahaan. penggunaan faktor-faktor produksi yang optimal maka dapat tercapai keuntungan maksimal dengan penggunaan biaya sekecil-kecilnya.

I. Analisis Kelayakan Usaha

Analisis kelayakan usaha adalah suatu kajian yang cukup mendalam dan komprehensif untuk mengetahui apakah usaha yang akan dilakukan itu layak atau tidak layak. Analisis kelayakan usaha penting dilakukan oleh seorang produsen guna menghindari kerugian dan untuk pengembangan serta kelangsungan usaha.

(9)

1. BEP (Break Event Point)

BEP (Break Event Point) adalah suatu kondisi dimana perusahaan tidak mendapatkan keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian. Break Event Point (BEP) merupakan kondisi suatu perusahaan yang tidak

mengalami keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian. Jadi, suatu perusahaan yang ada pada kondisi seperti ini maka perusahaan tersebut telah mengalami keseimbangan atau kesetaraan antara modal yang dikeluarkan dan pendapatan yang diterima. Jadi, suatu perusahaan yang ada pada kondisi seperti ini maka perusahaan tersebut telah mengalami keseimbangan atau kesetaraan antara modal yang dikeluarkan dan pendapatan yang diterima.

2. Revenue Cost Ratio

Revenue Cost Ratio adalah suatu pengujian analisa kelayakan

dengan perbandingan antara total pendapatan dengan total biaya yang dikeluarkan. Kriterian yang digunakan dalam analisis ini adalah apabila nilai R/C >1 maka usaha tersebut dikatakan untung dan layak untuk diusahakan, karena besarnya pendapatan lebih besar dari besarnya biaya yang dikeluarkan, dan sebaliknya. Biaya total (TC atau C) yaitu jumlah biaya variabel dan biaya tetap per usaha tani dengan satuan Rupiah (Suratiah, 2015).

3. Benefit Cost Ratio

Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan keuntungan selama satu

kali masa produksi dengan total biaya produksi. B/C Ratio digunakan untuk mengevaluasi suatu usaha tersebut layak di jalankan atau tidak. Suatu usaha dikatakan layak apabila B/C Ratio > 0. Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) sebagai alternatif program analisa usaha yang memberi manfaat semaksimal mungkin serta menentukan benefit (keuntungan) maksimum (Rustanti, 2016).

Referensi

Dokumen terkait

Potensi keterpulihan lahan pasca tambang dapat diindikasikan dari tanaman revegetasi (tanaman penutup tanah dan cepat tumbuh mampu tumbuh dan bertahan serta tajuk

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2017 merupakan pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara

Upaya yang harus dilakukan petani untuk menaikkan posisi tawar petani adalah dengan: (1) kolektifikasi modal adalah upaya membangun modal secara kolektif dan

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan Hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul

Peran perpustakaan sebagai penyedia ruang (space) yang nyaman, dengan berbagai fasilitas yang diperlukan, seperti akses internet, layar LCD, printer, dan scanner akan

Berdasarkan dari proyek akhir dalam pembuatan engine stand dan untuk mempelajari lebih mendalam tentang sistem pendingin dan kerusakan-kerusakan yang sering terjadi

Penyusunan Program Tahunan ini didasarkan pada kondisi dan pergumulan komisi Pelayanan Pemuda yang ada di Jemaat BNKP Hiliweto dan Program yang dicanangkan dimana diharapkan

Pemerintahan Desa Untuk Alokasi Dana Desa Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah Kabupaten Tabalong Tahun 2015 Nomor 100)