BAGIAN 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Kesehatan merupakan impian semua penduduk di muka bumi ini, tidak terkecuali impian penduduk di Kabupaten Manokwari Propinsi Papua Baran Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Disisi lain kesehatan merupakan aspek penting dari hak asasi manusia (HAM), sebagaimana disebutkan dalam Deklarasi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tertanggal 10 November 1948 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya.
Konvensi International tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya yang ditetapkan PBB pada tahun 1966 juga mengakui hak setiap orang untuk menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai dalam kesehatan fisik dan mentalnya.
Sebagai hak asasi manusia, maka hak kesehatan adalah hak yang melekat pada seseorang karena kelahirannya sebagai manusia, bukan karena pemberian seseorang atau negara, dan oleh sebab itu tentu saja tidak dapat dicabut dan dilanggar oleh siapa pun.
Sehat itu sendiri tidak hanya sekadar bebas dari penyakit, tetapi adalah kondisi sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara ekonomis. Maka, sesuai dengan norma HAM, negara berkewajiban untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak asasi kesehatan tersebut.
Kewajiban menghormati hak-hak asasi itu, antara lain dilakukan dengan cara menciptakan persamaan akses pelayanan kesehatan, mencegah tindakan-tindakan yang dapat menurunkan status kesehatan masyarakat, melakukan langka-langkah legislasi yang dapat menjamin perlindungan kesehatan masyarakat, dan membuat kebijakan kesehatan, serta menyediakan anggaran dan jasa-jasa pelayanan kesehatan yang layak dan memadai untuk seluruh masyarakat.
Hak atas kesehatan ini bermakna bahwa pemerintah harus menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap individu untuk hidup sehat, dan ini berarti pemerintah harus menyediakan sarana pelayanan kesehatan yang memadai dan pelayanan kesehatan yang terjangkau untuk semua.
Pelayanan kesehatan dimaksud meliputi akses terhadap jasa pelayanan kesehatan dan perawatan kesehatan yang penting, seperti akses terhadap air bersih, nutrisi, imunisasi, perumahan yang sehat, sanitasi, lingkungan dan tempat kerja yang sehat, pendidikan, dan akses terhadap informasi terkait kesehatan.
Dalam upaya pemenuhan kesehatan sebagai hak asasi manusia, maka pemerintah yang
mempunyai tugas dan kewenangan untuk menyejahterakan warga negara mempunyai kewajiban untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak tersebut.
Aspek kesehatan ini harus dijadikan pertimbangan penting dalam setiap kebijakan pembangunan.
Salah satu bentuk implementasinya adalah kewajiban pemerintah untuk menyediakan anggaran memadai untuk pembangunan kesehatan yang melibatkan masyarakat luas.
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk mengadakan pelayanan kesehatan yang berjalan secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi- tingginya.
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan atau visi yang ingin di capai melalui pembangunan kesehatan tersebut dinyatakan sebagai Indonesia Sehat 2015.
Untuk mewujudkan visi Indonesia Sehat 2015 dilaksanakan melalui 4 (empat) misi sebagai berikut: 1). Menggerakan pembangunan Nasional berwawasan Kesehatan, 2). Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, 3). Memelihara dan meningkatan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan terjangkau, 4). Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat, beserta lingkungan.
Sistem pengganggaran di Indonesia terkait kesehatan telah ada dan diatur dalam sistem peraturan dengan dasar hukum konstitusi, yakni Pasal 28 UUD 1945 dan UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah serta UU No. 33/2004 tentang Perimbangan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah, dikaitkan dengan PP No. 65/2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Kabupaten/Kota dan PP No. 38/2007 tentang Pembagian Urusan Bidang Kesehatan.
Dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Manokwari yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM 2011 -2016) Kabupaten Manokwari, Rencana Strategis Kabupaten Manokwari, Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Manokwari, Strategi, Arah dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten Manokwari 2011 – 2016, menempatkan kesehatan sebagai sektor yang sangat penting. Namun demikian keadaan kesehatan penduduk kabupaten Manokwari sampai tahun 2012 masih sangat memperihatinkan terutama sektor kesehatan ibu dan anak dan penyakit menular.
Untuk itu kami sebagai komponen masyarakat sebagai mitra pemerintah memiliki kepedulian dan kewajiban untuk membantu pemerintah daerah melalui pemikiran dan ide dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dengan cara menyusun Lembar Posisi sebagai hasil Analisis Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Manokwari tahun 2009 – 2013, dan dokumen-dokumen perencanaan dan pembangunan daerah lainnya.1
1 Analisis APBD ini dilakukan oleh Jaringan CSO “JANGKAR” (Jaringan Advokasi Anggaran) Manokwari, difasilitasi oleh PATTIRO melalui Program Support to CSO yang didukung AIPD, pada tanggal 6 Agustus 2013.
1.2. Tujuan.
Adapun tujuan penyusunan Kertas Posisi (Position Paper) ini, antara lain:
a. Memberikan masukan dan usulan kepada pemerintah daerah Kabupaten Manokwari melalui lembar posisi terkait posisi program dan atau kegiatan yang perlu mendapat perhatian dan intervensi anggaran secara proporsional dalam upaya meningkatkan akses, mutu, dan kualitas pelayanan kesehatan di Kabupaten Manokwari; khususnya, kesehatan ibu dan anak serta penyakit menular.
b. Memberikan masukan dan usulan rencana program, sebagai alternatif penyelesaian permasalahan/ issu strategis yang terkait dengan rendahnya derajat kesehatan penduduk Kabupaten Manokwari.
BAGIAN 2
GAMBARAN UMUM KABUPATEN MANOKWARI 2.1. Geografis.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 tahun 2008 luas wilayah Kabupaten Manokwari adalah 14.448.50 km2 atau sekitar 14,69 persen dari total wilayah Provinsi Papua Barat. Kabupaten Manokwari berada pada wilayah kepala burung pulau Papua secara geografis terletak pada posisi di bawah garis katulistiwa, tepatnya pada koordinat 0º 15” - 3º 25” Lintang Selatan dan 132º 35” - 134º 45” Bujur Timur, berada tepat di utara garis khatulistiwa dengan ketinggian 0 mdpl sampai 2.985 mdpl.
Kabupaten Manokwari berdasarkan status topografinya meliputi desa lembah/daerah aliran sungai (9,98 persen), desa lereng (26,37 persen), dan desa dataran (42,99 persen), dengan topografi datar hingga bergelombang (bergunung), (3,8%) wilayahnya memiliki kemiringan 0 – 25% (datar), selebihnya (80%) wilayahnya memiliki kemiringan lebih dari 25% (bergunung).
Wilayah daratan Manokwari terbagi dalam dua kelompok desa yaitu desa pesisir dan desa bukan pesisir.
Secara geografis Kabupaten Manokwari mencakup 87 (20,67 persen) desa pesisir dan 334 (79,33 persen) desa bukan dataran.
2.2. Administratif.
Kabupaten Manokwari merupakan kabupaten induk yang telah mengalami dua kali pemekaran, yang pertama mekar menjadi 4 (empat) kabupaten yaitu Kabupaten Teluk Bintuni, Kabupaten Teluk Wondama, Kabupaten Tamrauw, dan Kabupaten Manokwari, pemekaran kedua mekar menjadi 3 (tiga) kabupaten yang meliputi Kabupaten Pegunungan Arfak, Kabupaten Manokwari Selatan, dan Kabupaten Manokwari.
Batas wilayah administratif kabupaten Manokwari sebagai berikut : Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Tambrauw
Sebelah Utara : berbatasan dengan Samudera Pasifik Sebelah Timur : berbatasan dengan Samudera Pasifik
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Teluk Bintuni dan Teluk Wondama
2.3. Demografi.
Kependudukan merupakan hal te faktor natalitas, mortalitas, serta m berakibat
terhadap kualitas sumber daya m penduduk tidak merata maka akan 2.3.1. Keadaan Penduduk dan Penduduk Kabupaten Manokwari t Sensus Penduduk 2010, pada tah 194.948 jiwa.
Grafik. 2.3.1 Perkembangan Jumla
Sumber : Manokwari dalam angka 2012
Tahun 2011 jumlah penduduk K penduduk laki-laki sebanyak 102 tersebut menunjukkan bahwa jum dibanding perempuan dengan sex Manokwari pada tahun 2011 yait tahun sebesar 3,97 persen dari tahu Tabel. 2.3.1. Statistik Kependuduk
TAHUN
Jumlah Rumah Tangga Laki-Laki
Perempuan
Jumlah Penduduk 1
Luas Wilayah 1
Kepadatan Penduduk Pertumbuhan penduduk Sex ratio
Sumber : Manokwari dalam angka 2012 2009
181343
terpenting dalam perkembangan potensi suatu a migrasi penduduk akan mempengaruhi jumlah
manusia. Apabila jumlah penduduk meningkat n berdampak pada pembangunanyang tidak merat n Perkembanganya
ri terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarka tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Mano
lah Penduduk ManokwariTahun 2009-2011
Kabupaten Manokwari mencapai 194.948 jiwa 02.719 jiwa dan perempuan sebanyak 92.229 ji mlah penduduk laki-laki di Kabupaten Manokwa
x ratio sebesar 111,37. Laju pertumbuhan pendu itu sebesar 3,97. Ini artinya tingkat pertambaha hun 2010. (lihat tabel 2.3.1 dan 2.3.2)
ukan Manokwari 2009-2011
2009 2010
4,410 42,726
92,369 98,940
88,794 88,786
181,343 187,726
14,448.5 14,448.5
13 13
3.87 3.52
103.82 111.44
2010 2011
187726
194948
u daerah. Adanya ah penduduk yang t serta persebaran rata pula.
rkan hasil proyeksi nokwari mencapai
a dengan jumlah jiwa. Dari angka wari lebih banyak duduk Kabupaten han penduduk per
2011 46,679 102,712
92,229 194,948 14,448.5
14 3.97 111.37
Tabel.2.3.2 Banyaknya Penduduk Kabupaten Manokwari Dirinci Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Umur Laki-laki Perempuan Total
0 – 4 11,676 10,909 22,585
5 – 9 11,129 10,551 21,680
10 – 14 10,224 9,440 19,664
15 - 19 9,418 8,953 18,371
20 - 24 11,327 10,250 21,577
25 - 29 11,032 10,099 21,131
30 - 34 9,873 8,578 18,451
35 - 39 7,511 6,507 14,018
40 - 44 6,642 5,469 12,111
45 - 49 4,795 4,075 8,870
50 - 54 3,438 2,889 6,327
55 - 59 2.306 1,854 4,160
60 - 64 1.564 1,265 2,829
65 - 69 901 681 1,582
70 - 74 497 392 889
75+ 386 317 703
T o t a l 102.719 92.29 194.948
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2012
Penduduk Manokwari tersebar di 29 distrik dengan jumlah penduduk ditiap-tiap distrik sangat beragam, distrik yang memiliki penduduk terbanyak adalah distrik Manokwari Barat dengan jumlah penduduk 80.606 orang, sedangkan distrik dengan penduduk paling sedikit adalah distrik Tahota dengan jumlah penduduk 583 orang. (lihat tabel 2.3.3)
Tabel. 2.3.2 Penduduk Kabupaten Manokwari menurut Jenis Kelamin per Distrik
Distrik Laki-laki Perempuan Total
Ransiki 4 ,033 3,672 7 ,705
Momi Waren 1,091 945 2,036
Nenei 607 589 1,196
Tahota 325 258 583
Sururey 1,228 1,299 2,527
Didohu 761 794 1,555
Dataran Isim 1,057 1,018 2,075
Anggi 1,034 997 2,031
Taige 662 644 1,306
Anggi Gida 630 666 1,296
Membey 540 528 1,068
Oransbari 2,627 2,397 5,024
Warmare 3,179 3,031 6,210
Prafi 7,431 6,851 14,282
Menyambow 3,154 3,110 6,264
Hingk 2,737 2,687 5,424
Catubouw 947 916 1,863
Manokwari Barat 43,393 37,213 80,606
Manokwari Timur 4,802 4,496 9,298
Manokwari Utara 1,208 1,104 2,312
Manokwari Selatan 7,380 6,334 13,714
Testega 414 414 828
Tanah Rubu 1,094 1,018 2,112
Kebar 982 1,046 2,028
Senopi 383 374 757
Amberbaken 950 933 1,883
Mubrani 359 312 671
Masni 7,315 6,430 13,745
Sidey 2,396 2,143 4,539
T o t a l 102,719 92,229 194,948
Sumber : Kabupaten Manokwari Dalam Angka 2012
2.4. Pemerintahan.
Kabupaten Manokwari ditetapkan sebagai Ibu Kota Provinsi Papua Barat sejak tahun 1999.
Struktur hierarki dalam pembagian administrasi pemerintahan digolongkan menjadi kecamatan (distrik), kelurahan, dan desa (kampung). Hingga akhir tahun 2010, wilayah administrasi Kabupaten Manokwari terdiri dari 29 distrik, 412 desa dan 9 kelurahan.
Pegawa Negeri Sipil (PNS) sebagai aparat pemerintah yang bertugas untuk memberikan pelayanan publik, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada tahun 2011, persentase PNS yang bertugas di wilayah
Kabupaten Manokwari sebesar 65,47 persen PNS laki-laki dan 34,53 persen PNS perempuan.
Dilihat secara persentase berdasarkan komposisi pegawai menurut jenis kelamin, jumlah pegawai laki-laki jauh lebih besar dari pada jumlah pegawai perempuan. Hal tersebut ditunjukkan oleh besarnya jumlah pegawai laki-laki yang hampir dua kali lipat dari pada perempuan dari tahun ke tahun.(lihat tabel 2.4.1 dan 2.4.2)
Tabel. 2.4.1. Status Pemerintahan Kabupaten Manokwari
Wilayah Administrasi 2009 2010 2011
Distrik 29 29 29
Desa 412 412 412
Kelurahan 9 9 9
Persentase PNS 2009 2010 2011
Laki-laki 68.23 65.45 65.47
Perempuan 31.77 34.55 34.52
Pembagian Daerah Administratif Kabupaten Manokwari Dirinci Per Distrik
Distrik Ibu Kota Distrik Jumlah Kelurahan Jumlah Kampung
Ransiki Ransiki Kota 0 13
Momi Waren Demini 0 7
Nenei Nenei 0 7
Sururey Sururey 0 12
Tahota Simeba 0 4
Didohu Iranmeba 0 14
Dataran Isim Isim 0 12
Anggi Ingembai 0 13
Taige Taige 0 11
Anggi Gida Tombrok 0 8
Membey Membey 0 6
Oransbari Waroser 0 14
Warmare Dindey 0 18
Prafi Udapi Hilir 0 16
Menyambow Menyambouw 0 50
Hingk Uncep 0 29
Catubouw Catubouw 0 21
Manokwari Barat Manokwari Barat 6 4
Manokwari Timur Pasir Putih 1 6
Manokwari Utara Lebau 0 23
Manokwari Selatan Anday 2 16
Testega Testega 0 15
Tanah Rubu Warkapi 0 24
Kebar Anjai 0 8
Senopi Senopi 0 3
Amberbaken Saukorem 0 7
Mubrani Arfu 0 7
Masni Sumber Boga 0 32
Sidey Sidey Baru 0 12
2.5. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran . 2.5.1. Visi.
Visi Kabupaten Manokwari Tahun 2011-2016 adalah “ Terwujudnya Manokwari Damai Sejahtera Religius dan Bermartabat melalui Pembangunan Adil dan Merata”. Terdapat 3 (tiga) kata kunci dalam visi tersebut, yaitu :
1. Manokwari Damai Sejahtera, yang merefleksikan kondisi masyarakat dan daerah yang aman, tertib, serta saling menghargai dalam perbedaan (pluralisme) sehingga seluruh pemangku kepentingan dapat bersama-sama mewujudkan aspek kesejahteraan masyarakat.
2. Religius dan Bermartabat, merupakan ungkapan dalam kehidupan yang bernuansa agamis berlandaskan iman dan taqwa serta menunjunjung tinggi sikap kodrat manusia sebagai mahluk sosial.
3. Pembangunan Adil dan Merata, dimana ketercapaian kata kunci pertama di atas harus dilakukan secara berkeadilan tanpa memandang latar belakang, suku, adat istiadat dan agama, sehingga tidak terdapat kesenjangan pembangunan di seluruh wilayah Kabupaten Manokwari.
2.5.2. Misi.
Pencapaian visi Kabupaten Manokwari Tahun 2011-2016 dilaksanakan melalui Misi Pembangunan yang termuat dalam Dokumen RPJM, yaitu sebagai berikut:
1) Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat
Misi ini merupakan upaya pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat yang meliputi kebutuhan sandang, pangan dan papan. Dari aspek sosial ekonomi, berupaya menekan jumlah penduduk miskin melalui peningkatan kualitas SDM serta peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat.
2) Peningkatan Pertumbuhan Perekonomian Daerah
Misi ini dilakukan dalam upaya peningkatan investasi usaha yang berbasis pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal dan lestari sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan kesempatan berusaha serta pengembangan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.
3) Peningkatan Pembangunan Daerah
Pencapaian misi ini melalui upaya peningatan pelayanan publik dengan meningkatkan kualitas sumberdaya aparatur, pembangunan dan revitalisasi sarana prasarana dan infrastruktur dengan melaksanakan pembangunan berwawasan lingkungan, agamis dan taat hukum, sehingga tercipta keseimbangan dalam pluralisme.
2.5.3. Tujuan dan Sasaran.
Guna mendukung pelaksanaan misi tersebut di atas maka ditetapkan Tujuan dan Sasaran pembangunan 2011-2016 secara rinci sebagai berikut :
1. Misi Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat Tujuan Misi Pertama ini adalah :
a. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat, dengan sasaran : 1) Meningkatnya Kualitas Layanan Kesehatan
2) Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
3) Meningkatnya Kemampuan Daya Beli Masyarakat
b. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Masyarakat (Sandang, Pangan dan Papan), dengan sasaran :
1) Meningkatnya Jumlah Rumah dan Pemukiman Layak Huni 2) Pemenuhan Kebutuhan Pangan
2. Misi Peningkatan Pertumbuhan Perekonomian Daerah Tujuan Misi Kedua ini adalah :
a. Peningkatan Investasi Usaha, dengan sasaran :
1) Meningkatnya Investasi Pemanfaatan Sumberdaya Alam 2) Pengembangan (Peran) Koperasi dan UMKM
3) Meningkatnya Lapangan Kerja Baru 3. Misi Peningkatan Pembangunan Daerah
Tujuan Misi Ketiga ini adalah :
a. Meningkatnya Peran dan Kualitas Pelaku Pembangunan, dengan sasaran : 1) Meningkatnya Disiplin dan Kapasitas PNS.
2) Meningkatnya Peran Perempuan dalam Pembangunan.
3) Penegakan Hukum.
4) Meningkatnya Prestasi dan Bakat Generasi Muda.
5) Meningkatnya Keamanan, Ketertiban dan Stabilitas Politik.
b. Peningkatan Pelayanan Sarana dan Prasarana Perhubungan Darat, Laut, Udara dan Telekomunikasi, dengan sasaran :
1) Meningkatnya Pelayanan Transportasi.
2) Meningkatnya Pelayanan Akses Informasi dan Telekomunikasi.
c. Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah yang Transparan dan Akuntabel, dengan sasaran :
1) Optimalisasi Pendapatan dan Belanja Daerah.
2) Meningkatnya Pengelolaan Asset Daerah.
d. Menjaga Kualitas Lingkungan, dengan sasaran :
1) Meningkatnya Kualitas Air Permukaan (sungai, danau, situ) dan Kualitas Air Tanah.
2) Terkendalinya Pencemaran Air, Udara dan Tanah.
3) Meningkatnya Kinerja Pengelolaan Persampahan.
4) Menurunnya Penyimpangan Tata Ruang.
5) Berkurangnya Resiko Bencana.
2.5.4. Strategi Dan Arah Kebijakan Daerah
Berdasarkan analisis terhadap kondisi Kabupaten Manokwari secara umum, dapat dirumuskan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang mempengaruhi keberlangsungan pembangunan di daerah ini, yaitu :
1. Kekuatan
a. Keragaman budaya dan agama masyarakat yang senantiasa hidup berdampingan dalam kerukunan dan saling menghargai.
b. Potensi perkembangan kegiatan pertanian, perikanan, pertambangan dan perdagangan serta pariwisata.
c. Kondisi keamanan daerah yang kondusif yang mendukung berkembangnya sektor- sektor perekonomian.
2. Kelemahan
a. Masih rendahnya sumberdaya manusia sedangkan kesempatan kerja yang tersedia membutuhkan keterampilan dan keahlian disamping itu menjadi tantangan bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat.
b. Masih rendahnya derajat kesehatan masyarakat yang menjadi tantangan bagi pemberdayaan ekonomi masyarakat.
c. Kinerja Aparatur Daerah yang belum optimal.
3. Peluang
a. Jumlah penduduk cukup besar dan sangat berpotensi sebagai penggerak ekonomi rakyat.
b. Kemauan dan kemampuan sebagan besar masyarakat untuk meningkatkan usaha ekonomi rakyat sesuai dengan kondisi daerah.
c. Terbukanya peluang investasi.
4. Ancaman
a. Masih terdapatnya daerah yang terisolir.
b. Masih tingginya angka kemiskinan.
c. Pengaruh budaya luar.
Dari identifikasi terhadap faktor-faktor internal dan eksternal di atas, selanjutnya disusun Strategi Pembangunan sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan sekaligus meningkatkan kualitas kehidupan yang lebih baik. Strategi tersebut meliputi :
Mendorong masyarakat untuk meningkatkan usaha ekonomi rakyat dengan memanfaatkan sumberdaya alam guna peningkatan dan pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan kesejahteraan penduduk dengan prinsip berkelanjutan.
Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia melalui pelatihan keterampilan dan keahlian yang disesuaikan dengan aspek pengembangan sosial ekonomi masyarakat.
Memanfaatkan potensi pengembangan pertanian, peternakan, perkebunan, wisata dan pertambangan dalam mengatasi kemiskinan penduduk.
Mendorong masyarakat untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki dalam meningkatan ekonomi produktif.
Mengoptimalkan peran pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya dalam bidang pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan.
Pembukaan isolasi daerah terutama pada daerah yang memiliki potensi pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya alam.
Memanfaatkan kuantitas sumberdaya manusia dalam pembangunan melalui peningkatan mutu kesehatan serta optimalisasi pelayanan kesehatan dengan meningkatkan jangkauan layanan kesehatan.
Memanfaatkan kehidupan sosial budaya yang kondusif berdasarkan nilai-nilai agama dan budaya dalam meminimalisasi pengaruh budaya luar.
Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia aparatur untuk mengoptimalkan pelayanan fungsi pemerintah, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.
Melakukan promosi atas kekayaan sumberdaya alam dan pelaksanaan pembangunan yang kondusif untuk meningkatkan investasi di daerah.
Tabel.2.5. Daftar Strategi, Arah dan Kebijakan Pembangunan Kabupaten Manokwari 2011 – 2016
! " # $! % "& % !
! " # " $ "
! " $
" % " % $
% % % " % %
& $ % $ " % % "$ "& " % " # " ' $
% "
"
% ( % ( % " "
" % % "
% " $ " &% & % "
% " " & $ "
% " % % " ( (
% % " "
) " " "
$ % ( * + !#
! " # $! % "& % !
# " $
% " $
% , % $ % "
% " $ "
% "
%
& $ & $ $
% % # !
"
&"& % " %
$ & &% " % % )
% " % % %)
% & -#+ %
%
% " % " " %
"$ " "& ) % %
% % " $ &" "
% $ % &
. "
&"& % " %
$ & &% " % % )
% " %
" % $ & &% " $
$ " "
% "
% % " " % "
-# % $
" % $
% & &% % "
" / $ %
"% " %
BAGIAN 3
POTRET URUSAN KESEHATAN DI KABUPATEN MANOKWARI 3.1. Capaian Pembangunan Kesehatan.
Pelaksanaan program kegiatan Urusan Wajib Kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan dasar yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dengan indikator sebagaimana terlihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 3.1. Pencapaian Indikator Urusan Wajib Kesehatan di Kabupaten Manokwari Tahun 2011
No Indikator Capaian
2010
Capaian
2011 SPM RPJM
1 Tingkat ketersediaan unit pelayanan kesehatan 51,59 57,06 60 - Jumlah unit kesehatan yang ada (Pkm, Pustu,
Polindes) 174 178
- Target Jumlah Kampung yang dapat dilayani
(Distrik+Kpg) 312 312
2 cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (%) 46,1 45,07 90 * - Jumlah Kelahiran Ditolong Tenaga kebidanan 2242
- Jumlah Ibu Hamil 4.975
3 Angka kematian Ibu per 100.000 Kelahiran 16 3,85 24 **
- Jumlah Kematian Ibu 9
- Jumlah Ibu Hamil 2242
4 Angka kematian Bayi per 1.000 Kelahiran 405 19 118 **
- Jumlah Kematian Bayi 44
- Jumlah Ibu Hamil 2242
5 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 -* 43,32 95 60
- Jumlah Kunjungan Ibu Hamil 1850
- Jumlah Ibu Hamil 4.975
6 Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani -* 1,01 80 * - Jumlah Kasus Kebidananan yang ditangani 50
- Jumlah Ibu Hamil 4.975
7 Angka kasus Anemia Gizi besi pada ibu hamil 725 48,02
- Jumlah Ibu Hamil anemia Gizi Besi 2.389
- Jumlah Ibu Hamil 4,975
8 Prosentase Kasus Balita Gizi Buruk yang terjadi 543 2,48
- Jumlah Balita 11248
- Jumlah Kasus Gizi Buruk 279
9 % Penanganan Balita Gizi Buruk 14,63 48,39 100 * 50
- Jumlah Balita Gizi Buruk 279
- Jumlah Balita Gizi Buruk Yang ditangani 135
10 Jumlah Kasus akibat pangan dan bahan berbahaya 0 0 0
11 % Kampung/Kelurahan UCI 21 33,97 100 *
- Jumlah Desa Universal Child Immunization (UCI) 90 143
- Jumlah Kampung/Kelurahan 421 421
12 Cakupan Pelayanan Imunisai Polio 4 98,1 83,05 100 *
- Jumlah Imunisasi Bayi 3.676
- Jumlah Sasaran Bayi 4.426
14 Cakupan Pelayanan Imunisasi BCG 91,9 87,37 100 *
- Jumlah Imunisasi Bayi 3.540
No Indikator Capaian 2010
Capaian
2011 SPM RPJM
- Jumlah Sasaran Bayi 4.426
15 Cakupan Pelayanan Imunisai DPT/HB3 91,7 76,37 100 *
- Jumlah Imunisasi Bayi 3.380
- Jumlah Sasaran Bayi 4.426
16 Cakupan Pelayanan Imunisai Campak 107,9 79,98 100 *
- Jumlah Imunisasi Bayi 3.867
- Jumlah Sasaran Bayi 4.426
17 Cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit TBC BTA 76,5 100 100 *
- Jumlah Penderita baru 81 117
- Jumlah Penderita Baru diobati 62 117
18 Cakupan penemuan dan penanganan penderita
penyakit DBD 40 * 100 *
19 Rasio pemeriksaan malaria secara klinis (AMI) per
1.000 Penduduk 100 10,10 1 *
- Jumlah Penderita 50.681
- Jumlah Pemeriksaan Klinis 4.041
20 Rasio pemeriksaan malaria secara Laboratorium (API)
per 1.000 Penduduk 142 81,93 50 *
- Jumlah Penderita 50.681
- Jumlah Pemeriksaan Klinis 15.381
21 Rasio Dokter per satuan penduduk 7689 7.509
22 Rasio tenaga paramedis per satuan penduduk 420 349
23 Rasio Bidan per satuan penduduk 1637 1219
24 Prosentase perilaku hidup sehat 34 ***
25 Jumlah Posyandu per satuan Balita 220 272
26 Rasio Posyandu per satuan Balita 6 2,4 27 Rasio Puskesmas per satuan 1.000 penduduk 0,75 0,13
28 Rasio Pustu per satuan penduduk 0,4 0,05
Sumber Data : Dinas Kesehatan Tahun 2012
Keterangan : *. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 741/Menkes/VII/2008, ** Perpres Nomor 5 Tahun 2010, *** Data Tidak Tersedia
3.1.1. Kesehatan Dasar Puskesmas
Pelayanan kesehatan dasar dilaksanakan melalui penyediaan sarana Puskesmas, Pustu dan Polindes. Pada tahun 2010 sebaran puskesmas di kabupaten manokwari meliputi 20 distrik, di tahun 2011 ketersediaan Puskesmas terhadap jumlah distrik mencapai 72,4%, dengan bertambahnya unit baru di Distrik Hink, 1 unit baru di Distrik Masni (Kampung Mobja). Masih terdapat 8 distrik yang belum memiliki puskesmas, yaitu Distrik Membey, Taige, Catubouw, Didohu, Neney, Tahota, Senopi dan Mubrani. (lihat gambar 3.11)
Gambar. 3.1.1. Indikator Ketersedi
3.1.2. Kesehatan Dasar Pusk Terdapat pembangunan pustu yang pustu yang tersebar mancapai 89 u 11 unit pustu, dengan perincian lo lebih dari 2 pustu tersebar di 13 d memiliki pustu, karena adanya pen Gambar. 3.1.2. Indikator K
Pembantu
3.1.3. Cakupan Pertolongan Pengetahuan tentang kesehatan di penolong terakhir kelahiran yang s dilaporkan prosentase cakupan pe persalinan yang ditolong tenaga k
diaan Unit Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesma
skesmas Pembantu
ng tersebar di Kabupaten Manokwari, sampai tah unit, dengan jumlah terbanyak berada di distrik lokasi 7 distrik memiliki 1 pustu, 2 pustu terseba distrik, sedangkan hanya pada Distrik Tanah Ru eningkatan status Pustu menjadi Puskesmas. (lihat Ketersediaan Unit Pelayanan Kesehatan Da
an Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
di Manokwari sudah cukup baik, hal ini terlihat g sebagian besar adalah bidan dan dokter. Berdas pertolongan oleh tenaga kesehatan mencapai 45,0 kesehatan dari 4.975 ibu hamil. Capaian cakup
as
tahun 2011 jumlah k Masni mencapai bar di 8 distrik dan ubuh yang belum hat gambar 3.1.2) Dasar Puskesmas
at dari persentase asarkan data yang 5,07 % atau 2.242 upan indikator ini
'( ( '(
( '( (
'(
pada tahun 2011 masih lebih rend 2016. Dalam upaya pencapaian tar 10 Bidan dan 72 kader, dengan har
Tabel. 3.1.3. Indikator Cakupan pe
3.1.4. Angka Kematian Ibu Angka kematian bayi dan ibu menentukan tingkat kesehatan dan dalam jumlah kematian bayi selam melahirkan dinyatakan sebagai ju 100.000 kelahiran. Berdasarkan da dibandingkan dengan capaian tahu berikut. Pada Tahun 2011, terdap lebih rendah dari target SPM, yaitu Tabel 3.1.4.Indikator Angka kem
Rata-rata kabupaten, penurunan dibandingkan dengan tahun 2010 Manokwari Barat dan Timur dan Amberbaken dan Kebar. (lihat gam
( '( )( *( +( ((
( ( '(
)* (, )- (.
,(
/ 01 1 %!232 1 %" 3 23 $ ! " $ ! & 4 4 3 241 ! "
5 6 789
- ( - '( '-
* ,
') 4 ! 50 1 % (( ((( 3 $ %
ndah dibanding dengan tahun 2010 maupun tar target SPM, pada tahun 2011 dilakukan pelatihan
arapan nantinya meningkatkan jangkauan pertolo
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
u melahirkan merupakan salah satu indikator an kesejahteraan masyarakat. Angka kematian b ama 1 tahun per 1.000 kelahiran. Sedangkan ang jumlah ibu meninggal pada saat persalinan selam data yang dilaporkan, capaian AKI pada tahun
hun 2010 maupun target SPM, sebagaimana terlih apat 9 kasus kematian, sehingga capaian AKI s itu 24 kasus kematian. (lihat tabel 3.1.4)
ematian Ibu
n Angka Kematian Ibu (AKI) di tahun 2011 10. Akan tetapi terjadi peningkatan kasus se an terjadi pula penurunan kasus seperti yang te ambar 3.1.4.1 dan 3.1.4.2)
target SPM Tahun an kebidanan bagi longan persalinan.
or penting dalam n bayi dinyatakan ngka kematian ibu lama 1 tahun per n 2011 lebih baik rlihat pada gambar I sebesar 9 kasus,
1 lebih baik jika seperti di Distrik terjadi di Distrik
( '( (
'(
Gambar 3.1.4.1. Peta Penyeba
Gambar 3.1.4.1. Peta Penyeba
3.1.5. Angka Kematian Bayi Pencapaian indiaktor AKB, di tahu tahun 2010 maupun SPM, dari 2.2 sehingga capaian AKB mencapai 2 Grafik 3.1.5. Angka Kematian Bay
Jumlah kasus angka kematian ba Manokwari Barat dengan jumlah 2 dari pada 5 per 1.000 kelahiran. (lih
( (( '(( :(( )(( -((
)(- '(
+
4 ! & 1 % ((( 3 $ %
baran Angka Kematian Ibu Melahirkan 2010
baran Angka Kematian Ibu Melahirkan 2011
yi
hun 2011 lebih rendah atau lebih baik jika diban 2.242 ibu melahirkan terdapat kematian bayi seb
i 20 kasus, sebagaimana terlihat pada grafik 3.1.5 ayi
bayi (AKB) di tahun 2011, jumlah terbesar te 23 kasus dan Distrik Manokwari Selatan 8 kasus (lihat bambar 3.1.5.1 dan 3.1.5.2).
andingkan dengan ebanyak 44 kasus,
.5.
terjadi di Distrik us atau lebih besar
( '( (
'(
(
( '( (
'(
Gambar 3.1.5.1. Angka Kematian B
3.1.6. Kunjungan Ibu Hamil Cakupan kunjungan ibu hamil K antenatal sesuai dengan standar p tertentu. Dari sasaran ibu hami se 2.155 ibu hamil, atau 43,32 %. (lih Grafik 3.1.6 Indikator Cakupan kun
3.1.7. Penanganan Gizi Buru Prosentase balita gizi buruk yang dengan tata laksana gizi buruk pa tahun 2010, akan tetapi capaian in 100 %.(lihat grafik 3.1.7)
Grafik 3.1.7. Indikator % Penangan
Berdasarkan data yang dilaporkan gizi buruk sebanyak 279 kasus dan
'( )( *( +( ((
): :'
,-
'( )( *( +( ((
) *:
)+ :,
((
8 3 ! ; 0%0
n Bayi 2010 Gambar 3.1.5.1. Angka Kema
il K4
K4 adalah cakupan ibu hami yang telah mend paling sedikit 4 kali di suatu wilayah kerja dala sebanyak 4.975 orang, jumlah kunjungan K4 lihat grafik 3.1.6)
unjungan ibu hamil K4
ruk
g mendapat penanganan pada sarana pelayanan k pada tahun 2011 lebih baik pencapaiannya diban
ini massih sangat jauh dengan SPM, yaitu 48,3 anan Balita Gizi Buruk
an, dari 11.248 Balita yang ada di Kabupaten M an hanya dapat ditangani sebanyak 135 kasus. Ka
Persebaran Angka Kematian Ba
atian Bayi 2011
endapat pelayanan alam kurun waktu hanya mencapai
n kesehatan sesuai andingkan dengan ,39 % berbanding
Manokwari, kasus Kasus terbesar gizi
Bayi Tahun 2011
( '( (
'(
( '( (
'(
< 0
buruk berada di Distrik Amberbak persebaran Kasus Gizi Buruk.
Gambar 3.1.7. Peta Persebaran Kas
Dari kasus yang terjadi, penangan dan Tanah Rubuh, yang diinter penanganan kurang dari 75 % kasu
3.1.8. Imunisasi
Cakupan bayi satu kampung atau k
> 80 % di Kabupaten Manokwa Kampung dan 9 Kelurahan baru (lihat grafik 3.1.8)
Grafik 3.1.8. Indikator % Kampung
Capaian indikator ini masih lebih r pelayanan imunisasi yang telah dil 3.1.8.1. Imunisasi Campak Berdasarkan data yang dilapork Manokwari relatif menurun diba 27,92% dengan capaian di tahun 20
'( )( *( +( ((
'
:: ,.
((
8 410 = 30% $ <
'( )( *( +( (( '(
(. , ., ,+
((
01 3 & 40 " < 41
baken, Senopi dan Anggi sebagaimana terlihat p asus Gizi Buruk
anan kasus paling banyak dilakukan di Distrik M tervensi sebesar 100 % kasus, sedangkan di
sus yang terjadi, sebagaimana terlihat pada gamba
u kelurahan yang telah mendapatkan imunisasi da wari masih rendah. Dari 11.248 Bayi yang ti u sebanyak 135 kampung yang telah mendapat
ng / Kelurahan UCI
h rendah target SPM. Dari 135 kampung/keluraha dilakukan dapat sebagaimana uraian berikut.
rkan, cakupan persentase imunisasi campak ibandingan tahun 2010, dengan tingkat persen 2011 sebesar 79,98 %. (lihat grafik 3.1.8.1)
pada gambar peta
Masni, Warmare i Distrik lainnya bar berikut.
dasar lengkap atau tinggal pada 412 t imunisasi dasar.
han UCI, cakupan
ak di Kabupaten entase penurunan
+(
'( ( '(
Berdasarkan data sebaran pelaksan capaian lebih rendah dibandingkan Gambar 3.1.8.1. Peta Pelaksanaan
3.1.8.2. Imunisasi BCG
Pelaksanaan Imunisasi BCG pada Persentase cakupan pelaksanaan im 18 distrik, dengan cakupan layana Barat, Manokwari Timur, Sururey Masni dan Sidey sebagaimana terli Grafik 3.1.8.2. Cakupan Pelayanan
Walaupun secara rata-rata capaia pelaksanaan di tahun 2011 lebi Manokwari Selatan, Minyambouw pada tahun 2011 cakupan layanan s
+- ,( ,- ((
, , +. :.
((
< 01 3 & 40 " <
anaan, hampir disemua distrik berdasarkan data an dengan tahun 2010, sebagaimana terlihat pada
n Imunisasi Campak
a tahun 2011 lebih rendah dari capaian pelaksan imunisasi BCG di tahun 2011 sebesar 87,37 % nan lebih dari 75% di 10 distrik yang meliputi dis rey, Anggi Gida, Warmare, Prafi, Minyambouw
rlihat pada grafik berikut.
an Imunisasi BCG
aian menurun dibandingkan dengan tahun 20 bih baik dibandingkan dengan tahun 2010, D uw dan Warmare, sebelumnya cakupan layanan n sudah mencapai 75 %. (lihat gambar 3.1.8.2)
Peta Pelaksanaan Imunisasi Cmpak Ta
ta yang dilaporkan a gambar berikut.
anaan tahun 2010.
yang tersebar di distrik Manokwari w, Tanah Rubuh,
2010, akan tetapi Distrik Sururey, an dibawah 50 %,
Tahun 2011
( '( )( *(
'( ( '(
< 01 3 & 40 " 2
( '(
'( (
'( (
" 2 1 4 % " 4 3 % "
Gambar 3.1.8.2. Peta Pelaksanaan
3.1.8.2. Imunisasi Polio 4 dan Demikian pula dengan pelaksanaa rendah dari capaian layanan tahun Grafik 3.1.8.2. Cakupan Pelayanan
3.1.9. AMII dan API
Tujuan 6 Pembangunan Milenium HIV/AIDS, malaria dan penyakit tahun 2016. HIV/AIDS dan Malar Malaria yang tercatat di Kabupaten dibandingkan dengan tahun 2010, pemeriksaan klinik sebanyak (AM tinggi dibandingkan dengan targe 3.1.9.2.
Grafik 3.1.9.1. Indikator Rasio AM
+( ((
,+
+: (- ((
23 2 )
( '( )( *(
'( ( '(
< 01 3 & 40 "
)( *( +( ((
((
" / % 3 " 7 9 1 % ((( 6060
n Imunisasi BCG
n DPT/HB3
aan Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3, cakupan n 2010, sebagaimana terlihat pada grafik berikut.
an Imunisasi Polio 4 dan DPT/HB3
m (Millenium Development Goals/MDGs) disebu it menular lainnya sampai dengan target yang aria merupakan ancaman serius di tanah Papua. J ten Manokwari tahun 2011 ada sebanyak 50.681 o 0, yaitu 36.094 penderita. Dari jumlah tersebut,
MI) sebanyak 1.896 pasien atau 10 per 1.000 get SPM, yaitu 1 per 1.000 penduduk. (lihat gr
MI per 1.000 Penduduk
+( ((
, . .* :.
((
= :
n pelayanan lebih
butkan memerangi g ditetapkan pada . Jumlah penderita orang lebih besar t, yang melakukan 0 penduduk, lebih grafik 3.1.9.1 dan
( '(
'( ( '(
" 2 1 4 % " 4 3 % "
Sedangkan pasien yang melakuk sebanyak 15.381 pasien atau 81 p penduduk, sebagaimana terlihat pa Grafik 3.1.9.2. Indikator Rasio AM
Berdasarkan kasus yang dilapork Testega, akan tetapi sudah ada Momiwaren, Minyambouw dan Ta
Gambar 3.1.9. Peta Persebaran Ka
3.2. HIV dan AIDS
Berdasarkan data STHP 2006 dik umum dengan prevalensi sebesar akan ada 2,4 orang yang telah ter sudah merupakan keadaan yang lua Kasus HIV di kabupaten Manokw bidang pekerjaan telah ada yang terlihat pada grafik di bawah ini.
)( *( +( (( '( )( *(
)' + ,:
-(
" / % 52% !2% 04 7 9 1 % ((( 6060
ukan pemeriksaan laboratorium dan diketahui per 1.000 penduduk, lebih tinggi dari SPM yai pada grafik.
MI API per 1.000 Penduduk
rkan, kasus yang paling banyak terjadi di Dis a perubahan ke arah yang lebih baik pada Tanah Rubuh jika dibandingkan tahun 2010.
asus AMI 2010 dan 2011
iketahui bahwa di tanah Papua HIV telah berad ar 2,4 % yang berarti dari setiap 100 orang pen terinfeksi HIV. Keadaan 2,4% pada populasi um luar biasa bagi suatu daerah.
kwari telah diketemukan diberbagai kalangan ma g terinfeksi termasuk anak sekolah dan mahasis
ui positif malaria aitu 50 per 1.000
istrik Kebar dan Distrik Ransiki,
ada pada populasi enduduk di Papua umum sebenarnya asyarakat, semua siswa seperti yang
Grafik 3.2.1. Komulatif kasus HIV
Sumber. Dinas Kesehatan Kabupat Berdasarkan data diatas bahwa ibu terbanyak yaitu sebesar 182 orang besar dari kasus pada pekerja seks kasus.
HIV juga telah menginveksi pend seperti terlihat pada grafik di bawa Grafik 3.2.1. Data kasus HIV – AID
Data ditabel menunjukan bahwa produktif 20 – 39 tahun, dan HIV – remaja di Kabupaten Manokwari.
Upaya penanganan dan penanggu masih jauh dari harapan, keadaan i
182
77
5
25 11 1
KA
< 1 1 - 4 5 - 14 15 6410 61319 23
5
IV – AIDS berdasarkan jenis pekerjaan
aten Manokwari, September 2012
ibu rumah tangga merupakan pekerjaan yang me g atau 25% dari total jumlah kasus, dimana jumla ks komersial dengan jumlah 107 orang atau 15%
nduduk di kabupaten Manokwari dari berbagai ah ini.
IDS menurut golongan umur
a jumlah kasus HIV dan AIDS terbanyak ad – AIDS juga telah menginfeksi bayi, anak balita gulangan orang dengan HIV – AIDS di Kabupa
ini dapat terlihat pada grafik di bawah ini.
6
107
54 60
28 22
191
1 15 7 8 4 3
KASUS HIV & AIDS PRESENTASE (%)
15 - 19 20 - 29 30 - 39 40 - 49 50 - 59 > 60 28
202 187
52
10 3
7
97 83
19 10 0
35
299 270
71
20 3
HIV (+) AIDS JUNLAH
U M U R
menduduki jumlah lah tersebut lebih dari total jumlah ai kelompok umur
adalah pada usia ita, anak-anak, dan paten Manokwari 191
26
Grafik 3.2.2. Komulatif Kasus HIV
Sumber. Dinas Kesehatan Kabupat Tabel diatas menunjukan bahwa Manokwari sebesar 732 orang terd sebanyak 435 orang stadium HIV sehingga yang hidup tinggal 61 ora Keadaan diatas tidak terlepas dar memeriksa dan menangani orang baru terdapat 5 (lima) puskesmas d HIV dan baru ada satu layanan ke (CST) bagi orang dengan HIV –AI
KASUS 496
236
IV dan AIDS
aten Manokwari, September 2012
a total kasus HIV – AIDS yang di ketemuka rdiri dari 496 HIV dan 236 AIDS, dari jumlah te V dan 112 orang stadium AIDS telah mati dan ata rang stadium HIV dan 124 orang stadium AIDS.
ari minimnya layanan kesehatan yang memiliki g yang telah terinfeksi HIV – AIDS, sampai den s dan 1 (satu) rumah sakit yang dapat melaksanak kesehatan yang dapat memberikan layanan care s AIDS yaitu Rumah sakit umum daerah.
MATI & L S F UP HIDUP 435
61
112 124
HIV AIDS
kan di Kabupaten tersebut diketahui atau los follow up, ki kapasitas untuk engan tahun 2013 akan pemeriksaan e support treatmen
POTRET ANGGARA
4.1. Potret Umum Anggaran.
4.1.1. Trend Total Pendapatan Dalam kurun waktu 3 tahun terak Manokwari menujukkan pertumbu berikut :
Grafik 4.1. Trend Total Pendapatan
Sumber : APBD Kab. Manokwa
Pada tahun 2011, total pendapatan Kemudian, mengalami pertumbuh 16,7% pada tahun 2012, dan 7,8%
(lihat grafik 4.2).
Grafik 4.2. Presentase Pertumbuha
Sumber : APBD Kab Serupa dengan total pendapatan menunjukkan pergerakan yang po Kabupaten Manokwari mencapai R sekitar 20%, pada tahun 2012 dan 872,394 (lihat grafik 4.4).
2011
786,447,000,000
2011 0
BAGIAN 4
AN KESEHATAN KABUPATEN MANOKW
n.
an Daerah dan Belanja Daerah.
rakhir (2011 – 2013), trend total pendapatan da buhan yang signifikan; sebagaimana yang terlihat tan Daerah
wari Tahun 2011 – 2013, diolah.
an daerah Kabupaten Manokwari adalah sebesar R uhan yang significant dalam dua tahun terakh
% pada tahun 2013, yakni menjadi Rp 917,919 j
han Pendapatan Daerah Kabupaten Manokwari
ab. Manokwari Tahun 2011 – 2013, diolah.
tan, trend total belanja daerah Kabupaten M positif (lihat grafik 4.3). Pada tahun 2011, total i Rp 728,455, juta. Kemudian, berturut-turut men
n pada tahun 7 % pada tahun 2013, menjadi Rp 8
2012 2013
00
917,919,000,000 989,202,372,916
11 2012 2013
0
16.7
7.8
WARI
daerah Kabupaten hat pada grafik 4.1
r Rp 786,447 juta.
khir yaitu sebesar juta dan 989,208
Manokwari juga tal belanja daerah engalami kenaikan 872,394 juta dan
Grafik 4.4. Gambaran Belanja Dae
Sumber : APBD Kab. Ma
4.1.2. Trend Komponen Penda Dilihat dari proporsinya terhad penyumbang terbesar terhadap to yang dapat dilihat pada grafik pendapatan daerah Kabupaten Ma kontribusi pos dana ini terhadap to Hingga tahun 2013, persentaseny perimbangan terhadap total pendap 80.0% pada tahun 2013 , yakni 81 Grafik 4.1.2. Presentasi Sumber Pe
Sumber : APBD Kab. Manokwari
Kondisi di atas mengindikasik Kabupaten Manokwari terhadap P penyelenggaraan pemerintahan.
2011 728,455,40
PAD Dana Perimbangan Lain-lain pendapatan yang sah PAD Dana Perimbangan Lain-lain pendapatan yang sah PAD Dana Perimbangan Lain-lain pendapatan yang sah
201320122011
25,9 21,3 20,8
aerah Kabupaten Manokwari
anokwari Tahun 2011 – 2013, diolah.
dapatan Daerah.
adap total pendapatan, dana perimbangan m total pendapatan daerah Kabupaten Manokwar k 4.1.2 berikut, bahwa dana perimbangan me
anokwari selama periode tahun 2011 – 2013. P total pendapatan daerah Kabupaten Manokwari m
nya cenderung terus meningkat, dan kontribus dapatan daerah Kabupaten Manokwari mencapai
81.5% (lihat grafik 4.1.2).
Pendapatan Daerah Kabupaten Manokwari
Tahun 2011 – 2013, diolah.
ikan masih tingginya tingkat ketergantunga p Pemerintah Pusat, dalam segi pembiayaan pem
2012 2013
5,401,743
872,394,000,000 929,441,000,000
25,986,000,000
157,108,545,416 21,387,000,000
721,8 174,700,000,000
20,865,000,000
616,000,000,0 149,582,000,000 (19%)
(3%)
(3%)
(16%)
20% 7%
(2%)
(19%)
merupakan pos ari. Sebagaimana endominasi total Pada tahun 2011, i mencapai 78.3%.
usi terbesar dana ai angka lebih dari
gan Pemerintah embangunan dan 806,113,827,500 21,832,000,000
00,000 (78%)
(79%)
(81%)
Grafik 4.1.2. diatas menunjukk Kabupaten Manokwari, selama 3 2,28% yang artinya, tingkat k Pemerintah Pusat, memang, cuk optimalnya penerimaan daerah dar Seperti yang terlihat grafik 4.1.2, daerah tergolong lemah. Selama Kabupaten Manokwari rata-rata h Kabupaten Manokwari belum seri PAD.
4.1.3. Trend Komponen Belanj Kebijakan belanja daerah dalam dari Rencana Strategis Kabupate ditetapkan, diharapkan mampu meminimalkan permasalahan yan Dalam kurun waktu tahun 2011 daerah pada aktivitas pengemba akses pelayanan publik, perbaik ekonomi masyarakat.
Dengan prioritas belanja daerah se belanja langsung pada komponen 2013 menunjukkan trend sebagaim Grafik 4.1.3. Komposisi Belanja L
Sumber : APBD Kab. Manokw 2,011
728,455,401,743
386,138,000,000 342,318,0 BELANJA DAERAH (TO
53%
47%
kkan bahwa perkembangan kemampuan keu 3 tahun terakhir, tergolong rendah; rata-rata
ketergantungan Pemerintah Kabupaten Mano ukup tinggi. Hal itu, antara lain, disebabkan ari pos Pendapatan Asli Daerah (PAD).
, memperlihatkan kemampuan PAD dalam mem ma tahun 2011 – 2013, rasio kemandirian ke hanya sebesar 2,30%. Hal ini menunjukkan ba erius dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan
nja Daerah.
kerangka APBD Kabupaten Manokwari meru ten Manokwari Tahun 2011 – 2015, di mana menjadi jawaban untuk menyelesaikan, ata ang ada, dalam wujud program pembangunan 1 – 2015, Kabupaten Manokwari menentukan p bangan infrastruktur dasar, peningkatan ke ikan tatakelola pemerintahan, dan peningkata seperti disebutkan di atas, komposisi belanja tid en belanja daerah Kabupaten Manokwari period imana yang dapat dilihat pada grafik 4.9 berikut.
Langsung dan Tidak Langsung APBD Kabupaten
kwari Tahun 2009 – 2013, diolah.
2012 2,013
872,394,000,000 929,441,000,000
400,804,000,000
474,214,000,000
18,000,000
471,590,000,000
455,227,00 (TOTAL) Belanja Tidak Langsung Belanja Langsun
46%
54% 51%
49%
euangan daerah ta hanya sebesar nokwari terhadap an karena belum
embiayai belanja keuangan daerah bahwa Pemerintah an sumber-sumber
rupakan cerminan a kebijakan yang tau paling tidak, an yang strategis.
n prioritas belanja ketersediaan dan tan produktivitas idak langsung dan ode tahun 2011 –
ten Manokwari
7,000,000 gsung
Grafik di atas menjelaskan bahwa besaran belanja Pemerintah Ka langsung lebih rendah daripada berubah menjadi lebih besar be belanja tidak langsung. Hal ini pa yang demikian, mengindikasikan meningkatkan pelayanan publik ba
4.1.4. Trend Komponen Belanj Seperti yang terlihat pada grafik 4 komponen belanja tidak langsung oleh jenis belanja pegawai. Porsi PNS serta belanja aparatur lainnya terjadi pada tahun 2011 yang menc Grafik 4.1.4. Trend Komposisi Bel
Sumber : APBD Kab. Manokwa Sementara itu, untuk jenis belanja yang hampir sama, yakni berkisar bagi hasil, belanja bantuan keuan yang kurang dari 1,0%, setiap tahu 4.1.5. Trend Komponen Belanj Dalam kurun waktu tahun 2011 Kabupaten Manokwari didominasi 4.1.5).
Belanja Belan Belanja Bantu Bagi hasil kepada provinsi/kab/
Belanja tidak Belanja Belan Belanja Bantu Bagi hasil kepada provinsi/kab/
Belanja tidak Belanja Belan Belanja Bantu Bagi hasil kepada provinsi/kab/
Belanja tidak
201120122013
wa untuk komposisi belanja daerah, selama tahu Kabupaten Manokwari fluktuatif. Pada tahun
a belanja tidak langsung, namun pada tahun belanja langsung. Situasi berubah lagi menja patut mendapat perhatian karena dengan komposis
n orientasi yang tidak jelas orientasi pemerinta bagi masyarakat.
nja Tidak Langsung.
k 4.1.4 berikut, bahwa dalam kurun waktu tahu ng pada pos belanja daerah Kabupaten Manokw rsi belanja yang digunakan untuk membayar gaj ya, ini mencapai rata-rata 41%, dengan belanja p ncapai 46,2%.
elanja Tidak langsung
wari Tahun 2011 – 2013, diolah.
ja hibah dan belanja bantuan sosial, rata-rata me ar antara 1 – 6,5%, setiap tahun. Sedangkan, unt angan, dan belanja tidak terduga, rata-rata me hunnya.
nja Langsung.
1 – 2013, komponen belanja langsung pada pos si oleh jenis belanja modal, yakni mencapai 18,67
anja Pegawai elanja Hibah antuan Sosial ab/dan desa tidak terduga anja Pegawai elanja Hibah antuan Sosial ab/dan desa tidak terduga anja Pegawai elanja Hibah antuan Sosial ab/dan desa tidak terduga
336,6 24,006,000,000
9,025,000,000 0
12,000,000,000
332,4 52,844,000,000
4,262,000,000 6,809,000,000 4,300,000,000
360,5 61,897,000,000
28,657,000,000 -
2,000,000,000 (1,6%) (1,2%)
(3,3%)
(0,5%) (0,8%) (0,5%)
(6,1%)
(0,2%)
(3,1%) (6,7%)
hun 2011 – 2013, un 2011 belanja n 2012 komposisi njadi lebih besar sisi belanja daerah ntah dalam upaya
hun 2011 – 2013, kwari didominasi gaji dan tunjangan pegawai tertinggi
mendapatkan porsi ntuk jenis belanja endapatkan porsi
os belanja daerah 7%. (lihat grafik 36,622,000,000 32,495,000,000 60,596,000,000
(46,2%)
(38,1%)
(38,8%)