• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENCEGAHAN CEDERADALAM PERMAINAN TENIS MEJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENCEGAHAN CEDERADALAM PERMAINAN TENIS MEJA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENCEGAHAN CEDERADALAM PERMAINAN TENIS MEJA

Aris prasetiyo1*, Afin zahrul fahmi 2, Mohammad Da’i3

1Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi, Universitas ,Nadhatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro, Jawa Timur, Indonesia

E-mail: alfinzahroh65@gmail.com , Arisgm012@gmail.com , Dai@unugiri.ac.id Abstrak

Dalam penelitian ini, peneliti mengadakan penelitian tentang pencegahan cedera dalam permainan Tenis meja Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif karena menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu. penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkripsi wawancara dan observasi. Dalam peneletian ini peneliti bertujuan untuk mengetahui jenis cidera dan cara pencegahannya, jenis cidera, dan penyebabnya. Hasil penelitian ini terdapat beberapa klasifikasi cedera yang dialami oleh beberapa atlet angkat beban/seseorang yang melakukan aktivitas angkat beban yang meliputi, (1) cedera pergelangan kaki, (2) nyeri bahu (3) otot betis sobek (4) kondisi tulang punggung (5) cidera siku Untuk mengantisipasinya dengan menggunakan peralatan olahraga yang benar lakukan pemanasan dan pendinginan, jangan berlebihan mendapat bimbingan dari ahlinya. . Selain itu memakai perlangkapan khusus untuk melindungi dan meminimalisir terjadinya cedera.

Kata kunci Cedera, Olahraga, Tenis Meja

Abstract

In this study, researchers conducted research on the prevention of competition in the game of table tennis. The research method used in this research is descriptive qualitative because it describes the research activities carried out on a particular object.

Qualitative research produces and processes descriptive data, such as transcription of interviews and observations. In this research, the aim of this research is to find out the types of injuries and ways to prevent them, the types of injuries, and their causes. The results of this study show that there are several classifications of injuries experienced by weightlifting athletes / someone who performs weightlifting activities which include, (1) ankle injuries, (2) shoulder pain (3) torn calf muscles (4) spinal conditions (5) elbow injuries. don't overdo it, get guidance from its heroes. . In addition to using special traps to protect and minimize the incidence of injury.

Keywords Injury, Sports, Table Tennis

(2)

PENDAHULUAN

Perkembangan olahraga khusunya permainan Tenis meja sangat pesat dan cepat sehingga begitu populer dan mendunia di berbagai lapisan masyarakat di berbagai penjuru daerah. Melihat prospek kedepanya yang cerah dari dunia olahraga khususnya tenis meja banyak lembaga sekolah membuka pelatihan tenis meja untuk siswanya.

Bertujuan untuk meningkatkan kesehatan atau jasmani bisa juga mengisi waktu luang, regenerasi pemain kenyataanya di indonesia belum dapat mengelola aset-aset yang dimiliki yang disebabkan beberapa hal.

Misalnya;(1)terbatasnya jumlah orang atau pengelola atau tenaga (pelatih) yang berpenglaman untuk mengembangkan dan meningkatkan prestasi dalam dunia olahraga khusunya tenis meja.(2)terbatasnya sumber keuangan untuk pengembangan dan kemajuan dalam dunia olahraga khusunya tenis meja.(3)terbatasnya prasarana untuk dikembangakan demi kemajuan di dunia olahraga. (4)terbatasnya pembinaan dari pemerintah atau masyarakat untuk mengadakan kejuaraan turnamen olahraga pada usia dini atau kelompok umur dalam olahraga tenis meja dan, (5)banya orang tua mengekang aktivitas anaknya karena olahraga tenis meja jarang di minati di kalangan masyarakat1.

Tenis meja merupakan permainan dengan menggunakan bola kecil yang dinamai pingpong serta pemukul berupa bet yang dilapisi karet dan sebuah meja yang dirancang khusus sebagai area permainan menuntut kemampuan individu untuk menuntaskan sarta berfikir cepat dan tepat.Tidaklah mengherankan apabila dalam olahraga tenis meja pemain sangat rentan terhadap terjadinya cedera.Cedera merupakan momok yang paling ditakuti oleh para atiet/pemain ada pula pemain yang beruntung karena terkena cedera ringan.

Terjadinya cedera yang dialami oleh para pemain atau atlet akan berdampak kurang baik seperti: gangguan prestasi, fisik, atau psikisnya didalam olahraga tenis meja cedera dapat terjadi pada saat latihan atau pertandingan yang disebabkan oleh beberapa hal misanya :(1) pembebanan saat latihan yang berlebihan, (2)teknik atau taktik yang dilakukan salah, (3), tehnik pada saat jatuh yang salah, (4)kurangnya pemanasan (waming-up), penguluran (streaching) atau pendinginan (colling-down) yang sesuai dengan olahraga yang dilakukan, (5) ketidakmampuan persendian terhadap gerakan yang dilakukan, atau (6) ketidakmampuan persendian di dalam menahan berat badan.Cedera

1Nurcahyo, Fathan. 2015. Pencegahan Cedera Dalam Sepak Bola. Medikora. Vol.1. no.1

(3)

yang dialami oleh seorang pemain atau atlet dapat membuat prestasi seorang atlet menjadi mundur, trauma, gangguan psikologis, fisik menurun, dan bahkan cacat permanen atau bahkan sampai kematian.Sebenarnya cedera dapat dicegah atau diminimalisir melalui pengetahuan-lingkungan, pemilihan perlengkapan olahraga, latihan, pemanasan-penguluran pendinginan yang baik dan benar, keterampilan dan mengatur menu serta pola makan. Apabila telah terjadi cedera hanya ringan ada dua cara, yaitu perawatan (penunaan alat bantu, terapi/pijat) dan dengan jalan operasi (medis). Inti dari permasalahan yang akan menjadi pokok pembahasan dalam penulisan karya tulis ini, antara lain:

1. Cedera apa saja yang lazim dan mungkin terjadi dalam olahraga permainan tenis meja?

2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab terjadinya cedera dalam olahraga permainan tenis meja ?

3. Bagaimana pencegahan dan perawatan cedera yang baik yang timbul dalam olahraga permainan sepak tenis meja?

KAJIAN PUSTAKA

Dalam buku TENIS MEJA yang di tulis oleh Sapto Adi (1994/1995) dulu orang menyebutnya dengan sebutan permainan "PING PONG” yang berasal dari bunyi perkenaan antara bola dengan meja atau pemukulnya, cara memukulnyapun sama dengan permainan tenis lapangan, yaitu boleh dipukul langsung sebelum menyentuh meja (Volley) atau dipukul setelah bola menyentuh meja (Half Volley). Ketidakbakuan aturan ini menyebabkan tenis meja dianggap sebagai sekedar hiburan sehabis makan malamyang menjadi kegemaran golongan masyarakat tertentu, bukan sebagai olahraga.

1. Pengertian Cedera dalam Dunia Olahraga

Cedera dalam dunia olahraga merupakan sesuatu yang sangat ditakuti baik oleh pemain atau pelatih menurut Sapto adi2(1994/1995)dislokasi dari otot, sendi atau tulang yang disebabkan oleh kecelakaan, benturan (bodycontac) atau gerakan yang berlebihan, sehingga otot, tulang, atau sendi tidak dapat menahan beban atau menjalankan tugasnya. Cedera dalam dunia olahraga yaitu rusaknya jaringan (lunak atau keras) baik otot, tulang, atau persendian yang disebabkan oleh

2Pendidikan,dan kebudayaan, 1994, Sapto Adi Mu'arifin Tenis Meja, Jakarta:Rajawali Press, hal.

16

(4)

kesalahan teknis, benturan, atau akrivitas yang melebihi batas beban latihan (overtraining) yang dapat menimbulkan rasa sakit atau nyeri dan atau akibat dari kelebihan latihan dalam memberikan pembebanan yang terlalu berat (overload), sehingga otot, tulang, atau persendian tidak lagi dalam keadaan atau posisi anatomis.

Cedera dalam olahraga adalah segala macam cedera yang timbul pada waktu latihan ataupun pada waktu pertandingancedera dalam dunia olahraga dapat dikategorikan menjadi tiga tingkatan, yaitu: cedera ringan/ cedera tingkat pertama, cedera sedang/cedera tingkat kedua, dan cedera berat/cedera tingkat ketiga

a. Cedera ringan

Cedera ringan/cedera tingkat pertama ini ditandai dengan adanya robekan atau hanya goresan dengan rasa hanya sedikit keluhan dan tidak menganggu penampilan atlet yang akan bertanding.

b. Cedera sedang

Cedera sedang/cedera tingkat kedua ini ditandai dengan kerusakan jaringan yang bisa membuat nyeri, bengkak, memar, berwarna kemerah-merahan (suhu agak panas), dengan gangguan ini berpengaruh pada penampilan atlet yang bersangkutan baik pada saat berlatih maupun bertanding.

c. Cedera berat/parah

Cedera berat/cedera tingkat ketiga ini ditandai dengan kerusakan jaringan ataupada tulang yang memerlukan waktu istirahat lebih lama atau total, dan membutuhkan terapi, pengobatan secara intensif, dan bahkan dimungkinkan ke mejaoprasi.

2. Macam-macam Cidera Dalam Olahraga

Menurut Mirkin dan Hoffman (1984: 107) struktur jaringan didalam tubuh yang sering mengalami cedera olahraga adalah otot, tendo, tulang, persendian termasuk tulang rawan, ligamen, dan fasia. Sedangkan menurut Taylor (1997:63) macam-macam cedera yang mungkin terjadi adalah memar, cedera pada otot atau tendo dan cedera ligamentum, dislokasi, patah tulang, kram otot dan perdarahan pada kulit.

a. Memar (kontusio)

Memar merupakan cedera yang disebabkan oleh benturan benda keras pada jaringan linak tubuh. Pada memar, jaringan dibawah permukaan kulit rusak dan

(5)

pembuluh darah kecil pecah sehingga darah dan cairan seluler merembes kejaringan sekitarnya.

b. Kram Otot

Kram otot merupakan kontraksi otot tertentu yang berlebihan dan terjadi secara mendadak dan tanpa disadari. Menurut Kartono Mohammad (2001) kram otot terjadi karena letih, biasanya terjadi saat malam hari atau karena kedinginan, dan dapat pula karena panas, dehidrasi, trauma pada otot yang bersangkutan atau kekurangan magnesium permainan tenis meja atau bola ping pong merupakan mempergunakan berbagai jenis gerakan sehingga rentan terhadap terjadinya cidera baik saat melakukan latiahan maupun saat bertanding.Dalam permainan tenis meja dapat terjadi cidera antara lain, terjadi pada :

1) Cedera Pergelangan Kaki

Cedera ini terjadi akibat adanya peregangan ligamen sehingga mengakibatkan luka pada pergelangan kaki atau engsel kaki. Cedera ini biasanya terjadi akibat gerakan kaki yang memutar pergelangan kaki secara spontan atau tiba-tiba sehingga ligamen yang tidak siap menjadi tertarik.

Gejalanya adalah berupa rasa sentakan atau robekan pada bagian mata kaki, terdapat bengkak pada pergelangan kaki, serta rasa sakit yang sangat bahkan bisa menjadi mati rasa pada bagian engsel.

2) Nyeri Bahu

Pada permainan tenis, bahu merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sering digunakan. Maka dari itu, salah satu cedera yang paling sering menjangkiti pemain tenis adalah nyeri bahu. Nyeri bahu terjadi akibat melakukan pukulan yang terlalu keras atau terlalu lama menggunakan bahu.

Nyeri bahu juga bisa terjadi akibat terjatuh.Bahu akan menjadi sakit, bengkak, dan merah. Jika nyeri bahu cukup ringan, biasanya hanya dengan mengompres bahu serta meminum pereda nyeri saja, pemain tenis akan sembuh. Namun jika agak parah, maka perlu mendapatkan penanganan medis.

3) Otot Betis Sobek

Gerakan melompat dan berlari mengejar bola membuat kaki pemain tenis juga sangat rentang cedera. Salah satu cedera kaki yang sering dialami oleh

(6)

pemain tenis adalah oto betis sobek. Otot betis yang sobek menyebabkan rasa sakit yang amat sangat sehingga pemain tenis menjadi sulit berjalan. Otot betis dapat sobek karena adanya tarikan atau regangan yang terlalu kuat. Otot tendon achilles yang sobek inilah yang menyebabkan rasa nyeri yang sangat pada betis.

4) Kondisi Tulang Punggung yang Stres

Bukan hanya kaki dan tangan saja yang mengalami cedera, pemain tenis juga dapat mengalami cedera pada bagian tulang punggung. Gerakan memukul dan melompat tentu membutuhkan punggung sebagai penopang tubuh yang kuat agar dapat berdiri dengan tegak.Namun ketika punggung mendapatkan banyak tekanan maka punggung akanmenjadi mudah lelah dan mudah stres. Kondisi punggung yang stres menyebabkan punggung gampang mengalami cedera sehingga menimbulkan rasa sakit.

5) Cedera Siku

Siku merupakan bagian tubuh yang menjadi bagian penting dalam tenis.

Saking seringnya menggunakan siku, maka bagian sikulah yang paling mudah cedera dalam permainan tenis. Cedera siku terjadi akibat adanya gerakan yang dilakukan melebihi 90 derajat sehingga menyebabkan rusaknya bagian ligamen dan tulang siku.

Itulah 5 cedera yang paling sering dialami oleh pemain tenis. Meskipun mengalami banyak cedera, namun para pemain tenis meja profesional sudah terbiasa dengan semua itu dan tetap bersemangat dalam menghadapi pertandingan.

3. Pencegahan Terjadinya Cidera

a. Pencegahan Melalui Lingkungan Sebelum berolahraga (beriatih atau bertanding, seorang pemain atau pelatih harus mempersiapkan lapangan dan sarananya, baik kelayakannya, situasi dan kondisi lapangan, cuaca, dan kebersihan lapangan, sehingga aktivitas dapat dilakukan dengan aman dan nyaman.

(7)

b. Pencegahan melalui Perlengkapan yang Dipakai (Equipment) Pemilihan dan penggunaan pakaian, sepatu atau perlengkapan lainya harus disesuaikan dengan kondisi lapangan atau cuaca. Pakaian harus bisa menyerap panas dan keringat, sedangkan pemilihan jenis sepatu yang baik disesuaikan dengan kondisi tanah atau lapangan.

c. Pencegahan melalui Latihan Latihan merupakan proses untuk meningkatkan dan menyempurnakan keterampilan dan otomatisasi gerakan, sehingga tubuh akan adaptif, fisik, kekuatan, dan daya tahan tubuh meningkat. Dengan meningkatnya adaptasi tubuh tersebut kemungkinan terjadinya cedera dapat dicegah atau diminimalisasi.

d. Pencegahan melalui Pemanasan, Penguluran, dan Pendinginan Pemanasan, penguluran, dan pendinginan (sebelum dan sesudah latihan) memberikan banyak manfaat, seperti menyiapkan organ mbuh, mempersingkat waktu istirahat (recovery), mengurangi ketegangan otot dan j/rejj-/tekanan jiwa.

Pemanasan-penguluran dan pendinginan yang baik diharapkan dapat mencegah atau mengurangi terjadinya cedera.3

KESIMPULAN

Cedera dalam dunia olahraga yaitu rusaknya jaringan (lunak atau keras)baik otot,tulang dan persendian yang di sebabkan oleh kesalahan teknis yang tidak di sengaja atau bisa aktivitas yang berlebihan batas beban latihan (overtraining) yang dapat menimbulkan rasa sakit atau nyeri dan atau akibat dari kelebihan latihan dalam memberikan pembebanan yang terlalu berat (overbad), sehingga otot, tulang atau persendian tidak lagi dalam keadaan atau posisi anatomis pencegahan cedera pada saat berlatih atau pada saat bertanding pada saat olahraga tenis meja antara lain dengan pengusaan pengetahuan sikap dan perilaku yang baik. Dapat diwujudkan dengan cara pencegahan melalui :(1) lingkungan (2) perlengkapan saat latihan(3) latihan (4) pemanasan ,penguluran,pendinginan yang dilakukan dengan baik.

3 Junaidi, Ilham Arvan, dkk. 2018. Pelatihan Pencegahan Dan Perawatan Cidera Dalam Berolahraga. Wahana Dedikasi : Jurnal PkM Ilmu Kependidikan. Vol. 1 no. 2

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Junaidi, Ilham Arvan, dkk. 2018. Pelatihan Pencegahan Dan Perawatan Cidera Dalam Nurcahyo, Fathan. 2015. Pencegahan Cedera Dalam Sepak Bola. Medikora. Vol.1. no.1 Sapto Adi Mu'arifin. 1994. Tenis Meja. Jakarta:Rajawali Press.

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat Vo ₂ Max Atlet Tenis Meja Senior Putra Daerah Istimewa Yogyakarta adalah jelek dengan pertimbangan rerata dari Tingkat Vo ₂ Max Atlet Tenis Meja Senior Putra

PROFIL KONDISI FISIK ATLET TENIS MEJA KLUB GANI ARTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Demikian berita acara ini dibuat untuk dipergunakan dalam Kegiatan : Pengadaan Peralatan Olahraga Meja Tenis Meja (Lelang Ulang) dengan Kode Lelang 11470127, dan merupakan satu

Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Tidak ada postur skoliosis pada atlet tenis meja usia 9-14 tahun, (2) Tidak ada postur skoliosis pada atlet tenis lapangan usia

2914 Tahun 2013 tentang Penetapan Juara Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (AKSIOMA) Tingkat Nasional Tahun 20131. TENIS

CABANG OLAHRAGA PORSEMA X TAHUN 2017 TENIS MEJA BEREGU.

CABANG OLAHRAGA PORSEMA X TAHUN 2017 TENIS MEJA BEREGU MA/SMA/SMK PUTRI1.

CABANG OLAHRAGA PORSEMA X TAHUN 2017 TENIS MEJA BEREGU1.