• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV DENGAN METODE MIND MAPPING DI SD NEGERI TIYARAN 01 BULU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV DENGAN METODE MIND MAPPING DI SD NEGERI TIYARAN 01 BULU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016."

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV DENGAN METODE

MIND MAPPING DI SD NEGERI TIYARAN 01 BULU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Faisal Arbi Harsanto NIM 12108241172

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

MOTTO

Education is the most powerful weapon we can use to change the world. (Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk kita bisa mengubah dunia)

~Nelson Mandela~

Kalau kita keras terhadap diri kita, dunia akan lunak kepada kita. Tapi bila kita lemah terhadap diri kita, dunia akan keras kepada kita

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Karyaku ini kupersembahkan kepada:

1. Kedua orangtuaku tercinta atas dukungan, doa, dan kasih sayang yang tak henti-henti.

(7)

vii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN METODE MIND MAPPING DI SD NEGERI TIYARAN 1 BULU

SUKOHARJO

Oleh

Faisal Arbi Harsanto NIM 12108241172

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meningkatkan hasil belajar dan konsentrasi belajar siswa kelas IV dengan metode Mind Mapping pada mata pelajaran IPS di SD Negeri Tiyaran 1, Bulu, Sukoharjo.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) model Kemmis and Mc. Taggart. Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016 dalam dua siklus. Pada setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Tiyaran 1 yang berjumlah 13 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, observasi, dan tes. Data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran melalui penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar dan konsentrasi belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Tiyaran 1. Peningkatan thasil belajar erjadi pada setiap siklusnya, akan tetapi pada siklus I peningkatan belum mencapai target, karena hanya masuk pada kategori sedang. Pada siklus II terjadi peningkatan hingga masuk pada kategori “tinggi” karena yang lulus sebanyak 92.30%. Pada semua aspek konsentrasi belajar juga mengalami peningkatan dan telah mencapai target karena masuk pada kategori “tinggi” semua.

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Kelas IV Dengan Metode Mind Mapping Di Sd Negeri Tiyaran 01 Bulu Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016” Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini berkat rahmat dan hidayah Allah SWT juga atas bantuan moril maupun materiil dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memeberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penyusunan skripsi.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi izin kepada penulis untuk menyusun skripsi dan mengambil data penelitian. 3. Ibu Safitri Yosita Ratri, S.Si, M.Pd, M.Ed. selaku dosen pembimbing yang

telah meluangkan waktu dengan tulus dan sabar dalam membimbing penulisan skripsi.

4. Ibu Parsi, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri Tiyaran 1 yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian.

5. Bapak Marzuki Aris, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Negeri Tiyaran 1 yang telah mengijinkan dan membantu selama penelitian berlangsung sehingga dapat diselesaikan dengan baik.

(9)
(10)

x

BAB II KAJIAN TEORI A.Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Hakikat IPS ... 11

2. Landasan-landasan IPS ... 15

3. Tujuan IPS ... 16

(11)

xi

Hal B.Tinjauan Hasil Belajar

1. Pengertian Belajar ... 22

2. Pengertian Hasil Belajar ... 23

3. Faktor-faktor yang Mempegaruhi Belajar ... 26

C.Kajian Metode Mind Mapping 1. Pengertian Metode Mind Mapping... 29

2. Langkah-langkah Penerapan Mind Mapping ... 31

3. Kelebihan Metode Mind Mapping ... 34

4. Manfaat Metode Mind Mapping ... 35

5. Kriteria Penilaian Mind Mapping... 36

D.Implementasi Mind Mapping Pada IPS ... 36

E. Kajian Tentang Karakteristik Anak SD ... 37

F. Hipotesis ... 40

G.Hasil Penelitian Relevan ... 40

H.Kerangka Berpikir ... 41

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 43

B.Subjek Penelitian ... 44

C.Waktu Penelitian ... 44

D.Desain PTK ... 44

(12)

xii

Hal

3. Lembar Observasi ... 51

4. Uji Validitas ... 54

G.Teknik Analisis Data 1. Teknik Analisis Data Kuantitatif ... 55

2. Teknik Analisis Data Kualitatif ... 56

3. Kriteria Keberhasilan ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 58

2. Deskripsi Waktu Penelitian ... 60

3. Deskripsi Langkah Sebelum Pelaksanaan Tindakan... 61

B.Deskripsi Pelaksanaan Tindakan 1. Hasil Penelitian Siklus I ... 64

2. Hasil Penelitian Siklus II ... 85

C.Pembahasan ... 96

D.Keterbatasan Penelitian ... 101

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 102

B.Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 104

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Kisi-kisi Angket Observasi konsentrasi belajar ... 49

Tabel 2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa... 50

Table 3 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa ... 52

Table 4 Kisi-kisi Lembar Observai Guru ... 54

Table 5 Kategori Angket Konsentrasi Belajar ... 56

Table 6 Ketuntasan Nilai Pra Tindakan ... 62

Table 7 Pelaksanaan Penelitian ... 63

Table 8 Hasil Konsentrasi Belajar Pra Tindakan ... 65

Table 9 Penilaian Aspek Konsentrasi Belajar Pra Tindakan ... 74

Table 10 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 74

Table 11 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I ... 76

Table 12 Hasil Angket Observasi Guru Siklus I ... 77

Table 13 Hasil Angket Observasi Siswa Siklus I... 84

Table 14 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 85

Table 15 Hasil Konsentrasi Belajar siklus II... 87

Table 16 Penilaian Aspek Konsentrasi Belajar siklus II ... 90

Table 17 Hasil Observasi Guru siklus II ... 92

Table 18 Hasil Observasi Siswa Siklus II ... 93

Table 19 Perbandingan Hasil Tindakan Pra siklus, siklus I, Siklus II ... 94

Table 20 Skor Perbandingan Konsentrasi Belajar ... 95

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Langkah-langkah membuat Mind Mapping ... 31

Gambar 2. Kerangka Berpikir ... 42

Gambar 3. Alur PTK menurut kemmis dan Mc. Taggart ... 45

Gambar 4. Diagram batang pencapaian KKM Pra Siklus ... 62

Gambar 5. Diagram batang Konsentrasi belajar ... 65

Gambar 6. Diagram batang Skor Aspek Konsentrasi Belajar Siswa siklus I ... 66

Gambar 7. Kegiatan kelompok membuat mind mapping ... 71

Gambar 8 Diagram batang perbandingan pra siklus dan siklus I ... 75

Gambar 9. Siswa mempresentasikan hasil mind mapping ... 83

Gambar 10. Guru mengamati hasil kerjaan siswa ... 84

Gambar 11.Diagram batang Konsentrasi belajar siswa siklus II ... 86

Gambar 12. Diagram batang Skor Aspek Konsentrasi Belajar Siswa siklus II ……… 87

Gambar 13. Diagram batang ketuntasan pra siklus, siklus I, dan siklus II …………... 93

Gambar 14. Diagram batang Perbandingan konsentrasi belajar siswa…….. ………… 95

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia dilahirkan disertai dengan potensi pikir yang

berbeda-beda. Dengan potensi pikir yang dimiliki, manusia dapat melihat banyak hal

yang terjadi. Potensi pikir tersebut juga dapat digunakan untuk menyelesaikan

masalah yang di hadapi dalam kehidupan sehari-hari apabila dimaksimalkan.

Cara memaksimalkan potensi tersebut salah satunya melalui pendidikan.

Dalam era globalisasi ini, pemerintah telah menaruh perhatian khusus

pada dunia pendidikan. Berbagai cara dan upaya telah dilakukan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan antara lain dibuatlah UU tentang pendidikan

dan pembaharuan kurikulum pendidikan.

Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal I ayat (1) adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

(16)

2

Dalam proses pendidikan, siswa belajar sesuatu utuk mengatasi

permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Guru memberikan

pembelajaran bagi siswa melalui mata pelajaran yang ada disekolah.

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dari yang

awalnya belum tahu menjadi tahudan atau dari yang belum bisa menjadi bisa.

Belajar dapat dilakukan dimana saja termasuk di sekolah. Di sekolah, siswa

belajar melalui mata pelajaran yang telah ditentukan oleh pihak sekolah dan

pemerintah yang telah disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Salah satu mata

pelajaran yang diajarkan disekolah adalah mata pelajaran Ips.

Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar berisi tentang pengetahuan

sosial yang berada di sekiltar lingkungan. Agar materi yang disampaikan dapat

mudah dipahami, maka penyampaian materi perlu menggunakan pendekatan

dengan cara mengenalkan siswa terhadap lingkungan kehidupan sosial dimulai

dari lingkungan keluarga sampai lingkungan yang paling jauh.

Ilmu Pengetahuan Sosial menurut Sapriya (2008:9) adalah

penyederhanaan atau disiplin ilmu-ilmu sosial humaniora serta kegiatan dasar

manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan

pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Pendidikan yang mengajarkan

cara untuk memahami keadaan sosial di masyarakat sehingga dapat

menjalankan hak dan kewajibannya dimasyarakat dengan baik. Agar dapat

tercapai tujuan tersebut peran guru/pendidik sangat dibutuhkan dalam

menyampaikan materi pelajaran. Dalam Panduan Kurikulum Tingkat Satuan

(17)

3

1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungannya.

2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inquiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam

kehidupan sosial.

3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, maupun

global.

Seorang guru harus memiliki keterampilan dalam menyampaikan materi

sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta

didik. Materi yang dikemas secara menarik dan sederhanaakan dapat perhatian

lebih dari peserta didik. Oleh karena itu seorang guru harus selalu inovatif

dalam menyampaikan materi dan menggunakan metode-metode yang tepat

agar tidak membosankan dan berkesan bagi siswa.

Namun kenyataan berbanding terbalik dengan teori. Banyak guru

mengajar hanya dengan metode ceramah yang relative monoton sehingga

menjadikan peserta didik bosan untuk mengikuti pelajaran. Alhasil materi yang

di sampaikan tidak dapat diterima secara optimal oleh peserta didik. Terlebih

pada mata pelajaran IPS yang materinya begitu banyak dan sebagian masih

bersifat abstrak bagi siswa yang seharusnya membutuhkan metode dan media

(18)

4

bahwa dalam pembelajarannya guru sering menggunakan metode ceramah dan

tanya jawab saja, tidak ada inovasi untuk menggunakan media ataupun

mengubah cara belajarnya dengan metode lain.

Pada kesehariannya murid-murid hanya melakukan kegiatan mencatat

apa yang ditulis dan diucapkan oleh guru saja kemudian menjawab pertanyaan

yang diberikan oleh guru. Biasanya pertanyaan-pertanyaan tersebut hanya di

jawab oleh siswa yang sama dan siswa yang lainnya hanya diam saja bahkan

ada beberapa yang malah tidak memperhatikan guru.

Dampak yang diakibatkan dari model pembelajaran yang monoton

tersebut juga terjadi pada mata pelajaran IPS. Nilai pada mata pelajaran IPS

masih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Apalagi pada mata

pelajaran IPS, buku yang disediakan pihak sekolah masih sangat minim

sedangkan materi yang harus dipelajari sangat banyak. Ini dikarenakan pihak

sekolah lebih memilih menyediakan buku mata pelajaran yang nantinya akan

digunakan saat Ujian Nasional pada saat kelas VI.

Dengan sedikitnya fasilitas yang disediakan menyebabkan hasil belajar

IPS menjadi rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran lain, karena

sumber belajarnya masih kurang. Ini dibuktikan dari hasil pengamatan Ujian

Tengah Semester nilai rata-rata kelas IV adalah 76.92 dan ada 6 siswa atau

46.15% yang tidak lulus KKM yang telah ditentukan oleh sekolah. Sedangkan

nilai rata-rata untuk mata pelajaran Matematika adalah 82.30 dan rata-rata

untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 85.70. Hal ini sesuai dengan

(19)

5

dalam menerima materi IPS terutama yang masih bersifat abstrak. Berbeda

dengan materi yang ada pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia

yang seringkali dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Pada proses pembelajaran IPS, guru hanya berpegangan pada buku ajar

yang disediakan oleh pihak sekolahan saja dan hanya menggunakan metode

ceramah dan tanya jawab. Jarang sekali guru kelas IV menggunakan media

yang dapat menunjang untuk proses belajar mengajar sehingga materi yang

diajarkan dapat tersampaikan secara optimal. Padahal apabila guru mau

berinovasi sedikit menggunakan media, siswa dapat lebih aktif dalam proses

belajar mengajar sehingga materi yang disampaikan akan lebih berkesan dan

mudah untuk diterima. Dengan banyaknya keaktifan siswa yang dilakukan di

dalam kelas maka perhatian siswa dapat terpusat pada materi yang disampaikan

dan sebisa mungkin seluruh siswa diajak untuk aktif dalam proses belajar.

Guru yang professional adalah guru yang mampu menciptakan suasana

yang mendukung untuk proses belajar mengajar sehingga materi yang

disampaikan dapat diterima oleh siswa dengan baik dan optimal. Berawal dari

suasana kelas yang kondusif dan mendukung, seorang guru dapat mendidik

siswa untuk memahami akan suatu materi yang disampaikan. Terlebih lagi

apabila seorang guru dapat menggunakan media dan metode yang dapat

menarik perhatian siswa sehingga siswa dapat aktif saat proses pembelajaran,

maka kemungkinan untuk tercapainya tujuan pendidikan akan lebih besar.

Penggunaan media yang tepat dengan materi dan metode yang tepat untuk

(20)

6

materi yang disampaiakan dapat berkesan bagi siswa. Salah satu metode yang

dapat diterapkan dikelas IV ini adalah metode Mind Mapping.

Mind Mapping ditemukan dan dikembangkan oleh Tony Buzan seorang peneliti dari Inggris yang mengajarkan bagaimana cara mengingat sesuatu

dengan cara memetakan informasi dalam bentuk dekrit-dekrit atau akar pikiran

sesuai dengan keinginan masing-masing. Mind Mapping sendiri merupakan cara termudah menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil

informasi keluar dari otak, cara mencatat kreatif, efektif, secara harfiah

memetakan pikiran-pikiran kita dengan sangat sederhana (Buzan, 2007: 4).

Mind Mapping dapat dijadikan solusi untuk permasalahan yang terjadi di mata pelajaran IPS yang memiliki begitu banyak materi. Dengan menggunakan

metode Mind Mapping, maka materi tersebut dapat di buat sederhana dalam bentuk seperti pola akar pohon dan menggunakan kata-kata yang sederhana

sehingga mudah untuk di ingat oleh siswa. Hal tersebut dikarenakan tujuan

Mind Mapping menurut Michael Michalko (dalam Buzan, 2007: 6) adalah: 1) mengaktifkan seluruh otak, 2) membereskan akal dari kekusutan mental, 3)

memungkinkan kita berfokus untuk pokok bahasan, 4) membantu

menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling

terpisah, 5) memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan

perincian, 6) memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu

kita membandingkannya, dan 7) mensyaratkan kita untuk memusatkan pada

pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari

(21)

7

Berdasarkan kondisi kelas dan analisis peneliti, maka peneliti tertarik

untuk maka peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Mind Mapping

Pada Kelas IV Tahun Ajaran 2015/2016 SD N Tiyaran 01, Sukoharjo, Jawa Tengah”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka masalah-masalah yang

muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Hasil belajar IPS pada siswa kelas IV masih rendah bila dibandingkan

dengan Matematika dan Bahasa Indonesia

2. Siswa sulit memahami materi yang telah disampaikan oleh guru karena

materinya terlalu banyak dan bersifat abstrak dan disajikan secara tidak

menarik.

3. Kurangnya motivasi belajar siswa terhadap materi IPS karena dianggap

kurang menarik dan berisi banyak materi.

4. Pembelajaran di kelas masih monoton hanya menggunakan metode

ceramah dan tanya jawab saja sehingga belum bisa menarik perhatian

siswa.

(22)

8 C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, peneliti

membatasi masalah pada hasil belajar IPS siswa kelas IV yang masih rendah

dibandingkan dengan mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah

yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan hasil

belajar IPS pada siswa kelas IV SD N Tiyaran 01 tahun ajaran 2015/2016

dengan metode Mind Mapping?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada

kelas IV SD N Tiyaran 01 dengan metode Mind Mapping.

F. Manfaat Penelitian

a. Bagi Siswa

1) Dapat meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV

2) Kegiatan belajar dikelas menjadi menarik dan berkesan.

3) Dapat memudahkan memahami materi yang disampaikan.

b. Bagi Guru

1) Memudahkan bagi guru dalam penyampaian materi pelajaran.

2) Meningkatkan keterampilan dalam menyampaikan materi.

(23)

9 c. Bagi peneliti

Memberikan pengalaman dalam proses belajar mengajar dengan

menggunakan metode Mind Mapping.

G. Definisi Operasional

Untuk menghindari salah tafsir tentang istilah yang digunakan dalam

penelitian ini. Maka perlu dijelaskan makna beberapa definisi operasional

variable sebagai berikut:

1. Hasil belajar IPS adalah perubahan yang diperoleh dari hasil

pengalaman belajar. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan

kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar kognitif berupa

penguasaan materi setelah guru menerapkan merode mind mapping

pada saat proses pembelajaran yang ditunjukkan pada penilaian tes

kognitif. jenjang yang diperoleh dibagi menjadi empat kategori

yaitu C1 (mengetahui), C2 (memahami), C3 (menerapkan), C4

(analisis). Hasil belajar afektif berupa perubahan tingkah laku

setelah guru menerapkan metode mind mapping, yaitu perhatian

dan minat siswa yang termasuk bagian konsentrasi belajar siswa

saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar psikomotor

setelah guru mengajarkan dengan metode mind mapping adalah

(24)

10

2. Metode Mind Mapping adalah cara termudah dalam menempatkan

informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar otak.

Informasi tersebut dibuat mirip dengan jaring akar tumbuhan

dengan ide utama berada ditengah kertas, lalu dilanjutkan ke sub

ide (tema) dengan dihubungkan cabang-cabang dengan diberikan

(25)

11 BAB II Kajian Teori

A. Tinjauan tentang Ilmu Pengetahuan Sosial

1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu program pendidikan yang

mengintegrasi konsep-konsep terpilih dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora

untuk tujuan pembinaan warga negara yang baik. Ilmu Pengetahuan sosial

tidak jauh-jauh dari peran yang mendukung didalamnya, yaitu ilmu-ilmu

sosial( khususnya ilmu sejarah, geografi, ilmu ekonomi, ilmu politik dan

pemerintahan, sosiologi, antropologi, dan psikologisosial). Ilmu-ilmu sosial

tersebut telah memberi sumbangan berupa konsep-konsep ilmu yang diubah menjadi “pengetahuan” yang berkaitan dengan kehidupan sosial yang harus di

pelajari.(Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 1998: 1)

Pendidikan IPS (somantri, 2001: 92) adalah seleksi dari disiplin

ilmu-ilmu sosial dan humanior, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisir dan

disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. .

Menurut Barr, Barth & Shermis (1978:18) IPS di definisikan sebagai: “Social Studies is an integration of social sciences and humanities for the purposes of instruction in citizenship education. We emphasize „integration‟for Social Studies is the only field which deliberately attempts to draw upon, in an integrated fashion, the data of social sciences and insights of humanities. We emphasize „citizenship‟ for Social Studies, despite the different in orientation, outlook, purpose, and methods of teachers, is almost universally perceived as preparation for citizenship in a democracy”

Arti dari pernyataan tersebut adalah ilmu sosial merupakan sebuah

(26)

12

adalah satu satunya lapangan yang sengaja mencoba untuk diteliti , secara

terpadu , data ilmu sosial dan wawasan ilmu budaya .Kita hanya menekankan “kewarganegaraan“ untuk ilmu sosial , meskipun berbeda dalam orientasi ,

pandangan , tujuan , dan metode guru , hampir semua dianggap sebagai

persiapan untuk kewarganegaraan dalam sebuah demokrasi.

IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah, baik itu di

SD, SMP, dan SMA. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Mulyasa,

2007: 125) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran

yang diberikan mulai dari SD atau MI sampai MTS atau SMP. Sesuai dengan

Depdiknas (2003 : 6) menyatakan bahwa IPS adalah seperangkat fakta,

peristiwa, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan

tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakatnya, bangsanya, dan

lingkungannya berdasarkan pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk

masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang.

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan

konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui

pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya

bagi siswa dan kehidupannya (konsep dasar ips). Dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara, seringkali ada beberapa masalah yang dialami. Melalui Ilmu

Pengetahuan sosial ini maka siswa diperkenalkan bagaimana gambaran

tentang kehidupan sehari-hari dan bagaimana cara untuk mengatasi apabila

(27)

13

Menurut Fakih Samlawi (Savage dan Armstrong, 1996:24), Ilmu

pengetahuan termasuk ilmu sosial tersusun dalam tiga tingkatan dari yang

paling sempit ke yang paling luas, yaitu fakta, konsep, dan generalisasi.

1. Fakta, yaitu informasi atau data yang ada/terjadi dalam kehidupan

dan dikumpulkan oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin

kebenarannya. Namun fakta ini mempunyai kekuatan menjelaskan

yang terbatas. Fakta merujuk pada suasana yang khusus dan

keberlakuannya terbatas (kurang umum). Fakta sangat penting dalam

struktur atau susunan ilmu karena fakta tersebut membantu

membentuk konsep dan generalisasi.

2. Konsep, yaitu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan

merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan

memecahkan masalah.

3. Generalisasi yaitu pernyataan tentang hubungan diantara konsep.

Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi. Kebenaran

suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian.

Ada beberapa karakteristik pembelajaran IPS yang dikaji bersama ciri

dan sifat pembelajaran. IPS menurut A. Kosasih Djahiri (Sapriya, 2007: 19)

adalah sebagai berikut:

a. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya

(menelaah fakta dari segi ilmu)

b. Penelaahan dan pembelajaran IPS tidak hanya dari satu bidang

(28)

14

berbagai sumber ilmu sosial dan lainnya, sehingga berbagai konsep

ilmu secara terintegrasi terpadu digunakan untuk menelaah satu

masalah/tema/topik.

c. Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar

siswa mampu mengembangkan verfikir kritis, rasional, dan analisis.

d. Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan atau

menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan

lainnya dengan kehidupan nyata dimasyarakat, pengalaman,

permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada

kehidupan dimasa yang akan datang baik dari lingkungan fisik

maupun budaya.

e. IPS dihadapkan pada konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil

(mudah berubah) sehingga titik berat pembelajaran adalah proses

internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar memiliki

kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan kehidupan

nyata pada masyarakat.

f. IPS mengutamakan hal-hal arti dan penghayatan hubungan antar

manusia yang bersifat manusiawi.

g. Pembelajaran IPS tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata

juga nilai dan keterampilannya.

h. Pembelajaran IPS berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang

berbeda melalui program dalam arti memperhatikan minat siswa dan

(29)

15

i. Dalam pengembangan program pembelajaran IPS senantiasa

melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan

pendekatan-pendekatan yang terjadi pada ciri IPS itu sendiri.

2. Landasan-landasan Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial

a. Landasan Filosofis, yaitu memberikan gagasan pemikiran mendasar yang

digunakan untuk menentukan objek kajian atau domain apa saja yang

menjadi menjadi kajian pokok dan dimensi pengembangan pendidikan

ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan disiplin ilmu.

b. Landasan Ideologis, sebagai sistem gagasan mendasar untuk memberikan

pertimbangan dan menjawab pertanyaan: (1) bagaimana keterkaitan antara

das sein IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu dan das solen IPS; dan (2)

bagaimanan keterkaitan antara teori-teori pendidikan dengan hakikat

praksis etika, moral, politik, dan norma-norma perilaku dalam membangun

dan mengembangkan pendidikan ilmu pengetahuan sosial.

c. Landasan Sosiologis, memberikan sistem gagasan mendasar untuk

menentukan cita-cita, kebutuhan, kepentingan, kekuatan, aspirasi, serta

pola kehidupan masa depan melalui interaksi sosial yang akan membangun

teori-teori atau prinsip-prinsip pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin

ilmu.

d. Landasan Antropologis, memberikan sistem gagasan mendasar untuk

menentukan pola, sistem, dan struktur pendidikan disiplin ilmu sehingga

relevan dengan pola, sistem, dan struktur kebudayaan bahkan dengan pola

(30)

16

e. Landasan Kemanusiaan, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar

untuk menentukan karakteristik ideal manusia sebagai sasaran proses

pendidikan.

f. Landasan Politikus, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar untuk

menentukan arah dan garis kebijakan dalam politik pendidikan dari IPS.

g. Landasan Psikologis, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar

untuk menentukan cara-cara pendidikan IPS membangun strutur tubuh

disiplin pengetahuannya, baik dalam tataran personal maupun komunal

berdasarkan entitas-entitas psikologi.

h. Landasan Religius, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar tentang

nilai-nilai, norma, etika, dan moral yang menjadi jiwa yang melandasi

keseluruhan bangunan pendidikan IPS, khususnya pendidikan di

Indonesia.

3. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu pengetahuan sosial mencakup beberapa konsep, sehingga tujuannya

pun juga begitu komplek.Menurut Etin Solihatin dan Raharjo, (2009:15) Ilmu

Pengetahuan Sosial memiliki tujuan untuk mendidik dan memberi bekal

kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri.

Pada Kurikulum 2004 dalam Kartono, dkk (2009: 30) untuk tingkat

Sekolah Dasar (SD) menyatakan bahwa pada Ilmu Pengetahuan Sosial

memiliki tujuan antara lain sebagai berikut :

a. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah,

(31)

17

b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif , inkuiri,

memecahkan masalah, dan keterampilan proses.

c. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

d. Meningkatkan kemampuan majemuk, baik secara nasional maupun

global.

Adapun menurut Chapin dan Messick (1992: 5) bahwa tujuan

pembelajaran IPS dapat dikelompokkan ke dalam enam komponen, yaitu:

1. Memberikan pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam

bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.

2. Mengembangkan keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi.

3. Mengembangkan nilai sikapdemokrasi dalam bermasyarakat.

4. Menyediakan kesempatan siswa untuk berperan serta dalam kehidupan

sosial.

5. Ditujukan pada pembekalan pengetahuan, pengembangan berpikir, dan

kemampuan berpikir kritis, melatih kebebasan keterampilan dan

kebiasaan.

6. Ditujukan kepada peserta didik untuk memahami hal yang bersifat

kongkret,realistis dalam kehidupan.

Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial menurut Sapriya (2009: 7) mengemukakan bahwa “salah satu karakteristik sosial studies adalah bersifat

(32)

18

masyarakat.”.perubahan dapat dalam aspek materi, pendekatan, bahkan tujuan

sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat.

Rudy Gunawan (2011: 37) mengemukakan bahwa pembelajaran IPS

bertujuan membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin

akan kehidupannya sendiri ditengah-tengah kekuatan fisik dan dan sosial,

yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung

jawab, sedangkan ilmu sosial bertujuan menciptakan tenaga ahli dalam

bidang ilmu sosial.

The Multi Consortium of Performance Based Teacher Educational di AS pada tahun 1973 (dalam Rudy Gunawan. 2011: 20) menyatakan bahwa

IPS memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui dan mampu menerapkan konsep-konsep ilmu sosial yang

penting, generalisasi (konsep dasar) dan teori-teori kepada situasi data

yang baru.

2. Memahami dan mampu menggunakan beberapa struktur dari suatu

disiplin atau antar disiplin untuk digunakan sebagai bahan analisis data

baru.

3. Mengetahui tehnik-tehnik penyelidikan dan metode-metode penjelasan

yang dipergunakan dalam studi sosial secara bervariasi serta mampu

menerapkan sebagai teknik penelitian dan evaluasi suatu informasi.

4. Mampu mempergunakan cara berpikir yang lebih tinggi sesuai dengan

(33)

19

5. Memiliki keterampilan dalam memecahkan permasalahan (problem

solving)

6. Memiliki konsep atau prinsip sendiri yang positif.

7. Menghargai nilai-nilai kemanusiaan.

8. Kemampuan mendukung nilai-nilai demokrasi.

9. Adanya keinginan untuk belajar dan berfikir secara rasional.

10. Kemampuan berbuat berdasarkan system nilai yang rasional dan mantap.

Menurut National Council for the Social Studies (1983: 251) Social Studies memiliki tujuan sebagai berikut:

Social Studies program have responsibility to prepare young people to identify .understands, and work to solve problems that face our increasingly diverse nation and independence world. Over the past several decade, the professional consensus has been that such program ought to include goals in the broads area of knowledge and skill with the application of democratic values of life, through social participation present an ideal balance in social studies. It is essential that these major goal be viewed an equally important. The relationship among knowledge,

values, and skills is one of mutual support”.

Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa program ilmu

pengetahuan sosial memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan pemuda

untuk mengenal, mengerti, dan bekerja menyelesaikan masalah yang kita

alami yang semakin bermacam-macam dalam bernegara dan di dunia.

Tujuan IPS menurut Isjoni (2007: 50-51) dapat dikelompokkan menjadi

empat kategori, sebagai berikut :

1. Knowledge, yang merupakan tujuan utama pendidikan IPS, yaitu meembantu para siswa belajar tentang diri mereka sendiri dan

(34)

20

2. Skill, yang berhubungan dengan tujuan IPS dalam hal ini mencakup keterampilan berfikir.

3. Attitudes, dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok sikap yang diperlukan untuk tingkah laku (intelektual behavior) dan tingkah laku

sosial (sosial behavior).

4. Value, dalam hubungan ini adalah nilai yang terkandung dalam masyarakat sekitar didapat dari lingkungan masyarakat sekitar maupun

lembaga pemerintah (falsafah bangsa).

Sementara menurut Wahab (Rudy Gunawan, 2011:21) menyatakan

bahwa pengajaran IPS disekolah tidak lagi semata-mata untuk memberi

pengetahuan dan menghafal sejumlah fakta dan informasi, akan tetapi lebih

dari sekedar itu. Para siswa selain diharapkan memiliki pengetahuan mereka

juga dapat mengembangkan keterampilan dalam berbagai segi kehidupan

dimulai dari keterampilan akademiknya sampai pada keterampilan sosialnya

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa tujuan

ilmu pengetahuan sosial adalah mengajarkan dan mengembangkan

konsep-konsep dan nilai-nilai ilmu pengetahuan sosial sebagai bekal untuk

menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari

4. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV

Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar telah disederhanakan sesuai

dengan tingkat perkembangan, kematangan, dan kebutuhan peserta didik.

Sehingga sumber belajar dari IPS adalah ilmu sosial yang telah disesuaikan

(35)

21

Menurut Hidayati (2002: 18) materi IPS di sederhanakan dari ilmu-ilmu

sosial yang terdiri dari yang pertama adalah fakta, konsep, generalisasi, dan

teori , yang kedua metodologi penyelidikan dari masing-masing ilmu sosial,

dan yang ketiga adalah keterampilan-keterampilan intelektual yang

diperlukan.

Berdasarkan panduan KTSP SD/MI Tahun 2006 ruang lingkup mata

pelajaran IPS kelas IV SD/MI sebagai berikut:

1) Peta.

2) Penampakan Alam dan keragaman sosial budaya.

3) Sumber daya alam.

4) Suku bangsa dan budaya Indonesia.

5) Berbagai bentuk peninggalan sejarah.

6) Kepahlawanan dan patriotisme.

7) Kegiatan ekonomi berdasarkan potensi daerah.

8) Koperasi dalam perekonomian Indonesia.

9) Perkembangan teknologi.

10) Masalah sosial dilingkungan setempat.

Materi pokok IPS semester 2 dengan Standar Kompetensi mengenal

sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan

Kabupaten/kota dan Provinsi diantaranya meliputi sumber daya dan kegiatan

ekonomi, memahami pentingnya koperasi dan perkembangan teknologi. Oleh

karena itu, ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian ini manusia,

(36)

22 B. Tinjauan Hasil Belajar IPS

1. Pengertian Belajar

Pengertian belajar menurut Nasution (1986: 85) adalah

perubahan-perubahan dalam system saraf ilmu pengetahuan, belajar sebagai perubahan-perubahan

kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Purwanto (1990: 85)

mengungkapkan bahwa belajar adalah tingkah laku seseorang yang terjadi

sebagai hasil latihan atau pengalaman yang telah dilalui, jadi belajar akan

membawa perubahan-perubahan pada individu baik fisik maupun psikis,

perubahan tersebut akan nampak tidak hanya berkaitan dengan percakapan,

keterampilan, dan sikap.

Witherington (1952) seperti yang di kutip oleh Sukmadinata (2004:55)

menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang

di manifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk

keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.

Winkel (1996: 53) belajar aalah suatu aktivitas mental atau psikis yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan

nilai sikap.

Gagne (1977), seperti yang dikutip oleh dahar (1993: 76) menyatakan

bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi

perubahan kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan

perubahan kemampuannya, yaitu peningkatan kemampuan melakukan

(37)

23

Driver and Bell (1986) dalam Leo Sutrisno (1994) mendefinisikan

belajar merupakan suatu proses aktif menyusun makna melalui setiap

interaksi dengan lingkungan, dengan membangun hubungan antara konsepsi

yang telah dimiliki dengan fenomena yang sedang dipelajari.

Menurut Suparwoto (2004: 41) menyatakan bahwa belajar pada intinya

adalah proses internalisasi dalam diri individu yang belajar dapat dikenali

produk belajar yakni berupa perubahan, baik penguasaan materi, tingkah

laku, maupun keterampilan.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

perubahan yang dialami oleh seseorang sebagai hasil dari internalisasi

sehingga terjadi perubahan pada tingkah laku dan pola piker seseorang.

Dapat juga terjadi perubahan pada fisik dan psikis seseorang yang akan

nampak pada seseorang yang telah belajar dari lingkungan.oleh karena itu,

seseorang yang telah belajar akan mengalami sesuatu yang baru baik itu

pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.

2. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana

Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah

perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas

mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Dimyati dan Mudjiono

(2006: 3-4) menyebutkan bahwa hasil belajar merupakan hasil interaksi

(38)

24

Dalam sistem pendidikan nasional, hasil belajar secara garis besar dibagi

menjadi tiga ranah yakni kognitif, afektif, psikomotor. Hal ini sesuai dengan

pernyataan Bloom (Hamzah B. Uno, 2008: 35-38) yang mengemukakan

bahwa hasil belajar terdiri dari:

a. Kawasan kognitif yaitu kawasan yang membahas tujuan pembelajaran

berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan

sampai ke tingkat yang lebih tinggi yaitu evaluasi. Kawasan kognitif

terdiri dari enam tingkatan, yaitu:

1) Tingkat pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan seseorang dalam

menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali

pengetahuan yang pernah diterimanya.

2) Tingkat pemahaman (comprehension), yaitu kemampuan seseorang

dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan

sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah

diterimanya.

3) Tingkat penerapan (application), yaitu kemampuan seseorang dalam

menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang

timbul dalam kehidupan sehari-hari.

4) Tingkat analisis (analysis), yaitu kemampuan seseorang dalam

memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian

(39)

25

5) Tingkat sintesis (synthesis), yaitu kemampuan seseorang dalam

mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan

yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.

6) Tingkat evaluasi (evaluation), yaitu kemampuan seseorang dalam

membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau

pengetahuan yang dimilikinya.

b. Kawasan afektif yaitu satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai

sosial, interest, apresiasi (penghargaan), dan penyesuaian perasaan sosial.

Tingkat afeksi adal lima, yaitu: 1. Kemampuan menerima 2. Kemampuan

menanggapi. 3. Berkeyakinan, 4. Penerapan karya, dan 5. Ketekunan dan

ketelitian.

c. Kawasan psikomotor, yaitu mencakup tujuan yang berkaitan dengan

keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motoric. Urutan tingkatan

dari yang paling sederhana sampai ke yang paling komplek adalah 1.

Persepsi, 2. Kesiapan melakukan suatu kegiatan. 3. Mekanisme, 4. Respon

terbimbing, 5. Kemahiran, 6. Adaptasi, dan 7. Originasi.

Menurut Nana Sudjana (2009: 3) menjelaskan penilaian hasil

belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang

dicapai oleh siswa dengan kriteria tertentu. Tingkah laku sebagai hasil

belajar dalam pengertian luas mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif,

dan psikomotor.

Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan

(40)

26

menerima pengalaman-pengalaman belajar yang berasal dari buku maupun

lingkungan yang di ubah menjadi suatu tingkah laku baik dalam bentuk

kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar IPS

Baik buruknya hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Sugihartono (2007: 76)

berpendapat bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang

melekat pada diri setiap individu, yaitu kesehatan dan cacat tubuh,

intelegensi, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. Sedangkan

faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar tubuh individu, yaitu

keluarga, sekolah, masyarakat, dan lain-lain.

M. Ngalim Purwanto (1997: 102) berpendapat mengenai faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu ada dua golongan. Golongan

pertama adalah faktor yang ada pada diri individu yang disebut faktor

individual, dan golongan kedua faktor yang ada di luar individu yang di

sebut faktor sosial. Faktor individual meliputi faktor

kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan motivasi

pribadi. Sedangkan faktor sosial meliputi keadaan keluarga, guru dan cara

mengajarnya, alat-alat yang digunakan untuk mengajar, lingkungan,

(41)

27

Menurut Slamet (2003: 54-56) faktor yang mempengaruhi hasil

belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan

faktor ekstern.

Faktor Intern yaitu yang berasal dari dalam individu, meliputi:

a. Kesehatan

Kesehatan adalah hal yang paling berpengaruh dalam proses belajar.

Pada diri individu yang sehat akan dapat dengan mudah dalam

mempelajari sesuatu.

b. Intelegensi

Intelegensi berpengaruh pada cepat lambatnya seseorang dalam

belajar dalam menangkap suatu hal. Seseorang yang memiliki intelegensi

yang tinggi akan dengan mudah mempelajari sesuatu dan tingkat

keberhasilannya lebih tinggi bila dibandingkan dengan orang yang

memiliki tingkat intelegensi yang rendah.

c. Minat dan Motivasi

Minat dapat diartikan sebagai kehendak yang datang dari diri individu.

Motivasi dapat diartikan penggerak atau keinginan. Belajar akan mudah

berhasil apabila dalam diri individu di barengi dengan minat dan motivasi.

Faktor ekstern yaitu yang berasal dari luar individu, meliputi:

a. Lingkungan keluarga.

Keluarga merupakan tempat pertama kali seseorang belajar sesuatu.

setiap keluarga memiliki cara yang berbeda-beda dalam mendidik anak.

(42)

28

anak, karena waktu terbanyak yang dihabiskan oleh setiap peserta didik

adalah dikeluarga, maka sudah seharusnya keluarga dapat memberi

pembelajaran yang baik bagi anak didik.

b. Lingkungan sekolah

Faktor sekolah yang mampu memberi pengaruh pada hasil belajar

siswa mencakup metode mengajar, kesesuaian kurikulum dengan

kemampuan siswa, hubungan antara guru dengan siswa, disiplin sekolah,

dan fasilitas yang disediakan yang dapat menunjang proses belajar siswa.

c. Lingkungan masyarakat

Lingkungan masyarakat juga dapat menentukan hasil belajar, karena

nantinya hasil belajar siswa akan diterapkan di lingkungan masyarakat.

d. Tata cara belajar

Tata cara belajar sesuai dengan materi belajar dan kesukaan siswa

mampu memberi pengaruh yang besar pada hasil belajar siswa.

Menurut Sumadi Suryabrata (2002: 233) faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar antara lain:

1) Faktor yang berasal dari luar individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua

golongan, yaitu:

a. Faktor-faktor non-sosial, contohnya: keadaan udara, cuaca, lokasi,

alat-alat yang digunakan untuk belajar.

b. Faktor-faktor sosial, contohnya : teman bermain dan belajar,

(43)

29

2) Faktor yang berasal dari dalam individu. Faktor ini dibedakan menjadi

dua golongan, yaitu:

a. Faktor-faktor fisiologis, contohnya: panca indera, nutrisi, dan penyakit

dalam tubuh.

b. Faktor-faktor psikologis, contohnya: sifat ingin tahu, kreatifitas,

adanya keinginan mendapatkan simpati,dll.

Faktor- Internal maupun eksternal semua memiliki peran dalam

memepengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu sudah sewajarnya kita

memperhatikannya sehingga hasil yang diperoleh akan memuaskan. Terlebih

untuk faktor eksternal yang mana kita bisa lebih mempersiapkan secara

matang agar dapat memberi pengaruh yang baik bagi peserta didik. Salah satu

yang perlu disiapkan dalam faktor eksternal yang nantinya dapat

mempengaruhi hasil belajar adalah penggunaan metode belajar. Metode

belajar yang tepat akan mempermudah siswa dalam menangkap materi yang

terkandung dalam mata pelajaran.

Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan metode Mind Mapping yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam menangkap nilai-nilai pada

materi IPS yang cakupannya sangat luas.

C.Kajian tentang Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) 1. Pengertian Metode Mind Mapping

a. Metode Pembelajaran

Menurut Martimis Yamin dan Maisah (2009: 148) metode adalah cara

(44)

30

halnya dengan pendapat tersebut, menurut Winarno Surachmad dalam

hidayati (2004: 64) yang berpendapat bahwa metode merupakan cara yang

fungsinya adalah sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Pendapat lain

dari Dwi Siswoyo (2008: 133) menyatakan bahwa metode adalah cara

yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan belajar dalam proses

pembelajaran.

Dilihat dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

metode adalah suatu cara atau langkah yang digunakan oleh guru dalam

melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran secara

efekti dan efisien. Untuk mencapai hal-hal tersebut seorang guru harus

dapat menentukan menggunakan metode yang tepat bagi peserta didiknya

sesuai kemampuan dan tingkat perkembangan peserta didik. Metode yang

tepat akan memberikan hasil belajar yang baik

b. Metode Mind Mapping

Konsep Mind Mapping sendiri telah diperkenalkan oleh Tony Buzan

tahun 1970-an. Mind Mapping atau sering biasa disebut sebagai Peta Pikiran adalah alternative pemikiran keseluruhan terhadap pemikiran

linier. Menurut Michael Michalko (2007: 2) metode Mind Mapping dapat menggapai pikiran dari segala arah dan sudut.

Menurut Tony Buzan,Mind Mapping adalah alat berpikir kreatif

yang mencerminkan cara kerja alami otak dan cara termudah untuk

menempatkaninformasi kedalam otak serta mengambil informasi ke luar

(45)

31

dan efektif yang akan memetakan pikiran-pikiran kita (Tony Buzan,

2007:4)

Bentuk Mind Mapping seperti halnya sebuah pohon yang memiliki akar dan batang yang bercabang. Dengan pokok bahasan ada di batang

utama yang akan bercabang. Pada cabang tersebutlah akan berisi

bahasan-bahasan yang muncul karena ada batang utamanya.

A. Langkah-langkah penerapan Mind Mapping

Menurut Tony Buzan (2010: 35-36) ada tujuh langkah penerapan

Mind Mapping yang lengkap dengan cara yang sederhana, mudah, dan menyenangkan. Adapun langkahnya sebagai berikut:

a) Memulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya

diletakkan mendatar. Di mulai dari bagian tengah yang memberi kesan

kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan

(46)

32

b) Menggunakan gambar dan foto sebagai ide sentral. Dengan sebuah

gambar dapat membantu untuk berimajinasi, karena sebuah gambar

bermakna seribu kata. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik,

membuat kita tetap focus, berkonsentrasi dan mengaktifkan otak kita.

c) Menggunakan warna selama dalam proses pembuatan. Alasannya

karena warna dapat merangsang berfikir kreatif, membantu kita

memilah-milah areanya, merangsang pusat-pusat warna pada otak dan

menangkap perhatian serta minat mata kita.

d) Menghubung-hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan

menghubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu

dan dua, dan seterusnya. Otak kita bekerja berdasarkan asosiasi dan

jika cabang-cabang saling berkaitan dikepala kita dan menyalakan

lebih banyak pikiran kreatif.

e) Membuat garis melengkung, bukan garis lurus. Garis lusrus

membosankan otak. Cabang-cabang melengkung dan organis seperti

cabang-cabang pohon jauh lebih menarik.

f) Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Kata kunci tunggal

memberi banyak daya dan fleksibel kepada Mind Mapping.setiap kata

tunggal atau gambar adalah seperti penggandaan, menghasilkan

sederet asosiasi dan hubungannya sendiri. Dengan kitamenggunakan

kata tunggal, maka otak akan bebas berkreasi dan memicu ide dan

(47)

33

g) Menggunakan gambar. Alasan menggunakan gambar adalah karena

gambar mudah di ingat dan dapat merangsang otak kita untuk lebih

berkembang dan mengingatnya.

Sibermen (2009: 60) mengungkapkan langkah-langkah menulis

dengan menggunakan metode Mind Mapping. Adapun langkah-lagkahnya

sebagai berikut:

1. Menulis gagasan utama di tengah kertas.

2. Menambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap

gagasan utamanya. Jumlah cabangnya akan berfariasi tergantung

dari jumlah gagasannya. Menggunakan warna bagi setian cabangnya.

3. Menuliskan kata kunci pada setiap bagian cabang yang akan

dikembangkan. Kata kunci ialah kata-kata yang menyampaikan inti

gagasannya.

4. Menambahkan simbol-simbol dan ilustrasi untuk mendapatkan

ingatan yang baik.

5. Memberikan kertas, pena, dan dan sumber-sumber lain yang dapat

membantu peserta didik membuat peta pikiran yang berwarna dan

indah.

6. Memberikan waktu yang banyak bagi peserta didik untuk

mengembangkan peta pikiran yang dibuat peserta didik.

(48)

34 B. Kelebihan metode Mind Mapping

De Porter Bobbi, dkk ( 2007: 172) mengungkapkan manfaat Mind Mapping antara lain :

1. Fleksibel, Mind Mapping dapat dengan mudah menyesuaikan dengan

kebutuhan peserta didik, tanpa membuat kebingungan.

2. Dapat memusatkan perhatian.

3. Meningkatkan pemahaman. Ketika siswa belajar sesuatu yang

membutuhkan menghafal, Mind Mapping mempermudah dalam memahaminya, karena diambil dari inti pokok bahasan tersebut.

4. Meyenangkan. Siswa dengan karakteristik SD nya sangat senang di

ajak untuk mengembangkan ide kreatifitasannya dalam bentuk gambar

yang berwarna warni.

Sedangkan menurut Michael Michalko ( Tony Buzan, 2010: 6-7)

kelebihan Mind Mapping sebagai berikut:

1. Mengaktifkan seluruh sel otak yang di miliki.

2. Memungkinkan akal dari kekusutan mental.

3. Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi

yang saling terpisah

4. Memberikan gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian.

5. Memungkinkan dalam pengelompokan konsep dan membantu dalam

(49)

35

6. Mensyaratkan untuk memusatkan perhatian pada pokok pikiran yang

membantu megalihkan informasi dari ingatan jangka pendek ke

jangka panjang.

C. Manfaat Metode Mind Mapping

Menurut Tony Buzan (2007: 6) metode Mind Mapping dapat dimanfaatkan di berbagai bidang termasuk pendidikan, seperti:

a. Merangsang bekerjanya otak kiri dan otak kanan

b. Membebaskan diri dari seluruh jeratan aturan ketika mengawali

belajar.

c. Membantu seseorang mengalirkan diri tanpa hambatan

d. Memuat rencana atau kerangka cerita.

e. Mengembangkan sebuah ide.

f. Membuat perencanaan sasaran pribadi.

g. Memulai usaha baru.

h. Meringkas isi sebuah buku.

i. Dapa memusatkan perhatian.

j. Meningkatkan pemahaman.

k. Menyenangkan dan mudah di ingat

Dari pendapat-pendapat diatas, dapat kita ketahui bahwa Mind Mapping dapat meningkakan konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran, sehingga sangat cocok digunakan di mata pelajaran IPS yang memang

(50)

36 D. Kriteria Penilaian Mind Mapping

Berdasarkan langkah-langkah membuat Mind Mapping menurut Tony

Buzan (2007: 15), maka penilaian Mind Mapping yang disimpulkan adalah:

a. Penilaian media Mind Mapping siswa

1. Letak ide atau gagasan utama berada pada tengah kertas kosong.

2. Gambar sesuai dengan gagasan utama yang telah ditentukan.

3. Pemilihan warna menarik dan menggunakan warna beda untuk tiap sub

gagasan.

4. Penjabaran gagasan menjadi sub gagasan.

5. Terdapat garis hubung yang melengkung pada setiap kata kunci.

6. Ketetapan menentukan kata kunci pada setiap cabang.

b. Penilaian metode Mind Mapping guru

1. Guru melaksanakan apersepsi.

2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

3. Guru bersama siswa membahas materi.

4. Guru membimbing siswa membuatMind Mapping

5. Guru melaksanakan evaluasi.

6. Implementasi metode Mind Mapping dalam IPS KTSP

Menurut pendapat Tony Buzan (2010: 6) metode Mind Mapping dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Metode

Mind Mapping dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa.

Pembelajaran IPS adalah mata pelajaran yang memadukan

(51)

37

pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi

siswa dan kehidupannya (konsep dasar ips). Dilihat dari banyaknya

konsep-konsep yang ada maka diperlukan metode yang dapat

menyederhanakannya sehingga mudah dipahami oleh siswa. Untuk itu

metode Mind Mapping sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran IPS di sekolahan.

Metode Mind Mapping merupakan metode atau cara termudah untuk menempatkan informasikedalam otak dan mengambil informasi dari

luar otak. Mind Mapping mengambil ide-ide dari berbagai segi dan sudut,

serta dapat memusatkan pikiran siswa. Metode Mind Mapping merupakan salah satu inovasi pendidikan karena dapat digunakan untuk memecahkan

masalah pendidikan atau untuk mencapai tujuan pedidikan.

D. Kajian Tentang Karakteristik Anak SD

Anak usia Sekolah Dasar merupakan kategori usia anak yang

mengalami banyak perubahan yang sangat banyak, baik itu fisik maupun

mentalnya. Dilihat dari usianya, anak SD berusia antara 6 – 12 tahun.

Menurut Seifert dan Haffung memiliki tiga jenis perkembangan:

1. Perkembangan Fisik Siswa SD

Pada usia SD perkembangan fisik sangat nampak. Pada laki-laki

maupun perempuan sangat terlihat perubahan pada fisik mereka seperti

(52)

38 2. Perkembangan Kognitif Siswa SD

Perkembangan kognitif pada siswa SD tersebut mencakup

perubahan-perubahan dalam perkembangan pola pikir. Tahap

perkembangan kognitif individu menurut Piaget melalui empat stadium

yaitu:

a. Sensorimotorik (0-2 tahun) bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan

mendorong mengeksploitasi dunianya.

b. Pra oprasional (2-7 tahun) anak belajar menggunakan dan

mempresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Tahap

pemikirannya yang lebih simbolis tetapi tidak melibatkan pemikiran

oprasional dan lebih bersifat egosentris dan intuiotif ketimbang logis.

c. Oprasional kongkrit (7-11 tahun) penggunaan logika yang memadai.

Tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda

kongkrit.

d. Operasional formal (12-15 tahun), kemampuan untuk berpikir secara

abtrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi

yang tersedia.

3. Perkembangan Psikososial

Perkembangan ini terkait dengan emosional seseorang. Menurut J.

Havighurt bahwa setiap perkembangan individu harus sejalan dengan

perkembangan aspek lain seperti diantaranya adalah aspek psikis, moral,

(53)

39

Menurut Piaget (1896 – 1980) mengidentifikasi perkembangan

individu ke dalam empat tahap, yaitu:

1. Usia 0-2 tahun di kenal dengan tahap sensori motor. Pada masa ini perkembangan tertuju pada gerak reflex sebagai bukti adanya

kemampuan menyadari ada sesuatu didekatnya.

2. Usia 2-7 tahun dikenal dengan tahap Pra-oprasional. Pada masa ini

muncul ciri-ciri yang di sebut dengan egosentris, yaitu kemampuan

mengasosiasi sesuatu dengan dirinya.

3. Usia 7-18 tahun dikenal dengan tahap oprasional konkret. Pada masa

ini anak telah memiliki kemampuan untuk mengenali urutan hierarki.

4. Usia>18 tahun di kenal dengan tahap formal oprasional. Pada masa ini

terbentuk kemampuan berpikir proporsional dan berpikir deduktif.

Dilihat dari tahapan-tahapan tersebut, anak usia sekolah dasar

termasuk pada tahap praoprasional dan oprasional konkrit sehingga

memiliki ciri-ciri egosentris (untuk usia 6-7 tahun) dan memiliki

kemampuan mengenali urutan hierarki (untuk usia 7-12 tahun).

Menjelang masuk SD, anak telah mengembangkan keterampilan

bertindak dan berpengaruh sosial yang lebih kompleks. Sampai pada masa

ini anak pada dasarnya masih egosentris (berpusat pada dirinya), dan

dunia mereka adalah rumah, keluarga, dan taman kanak-kanaknya.

Implikasi Karakteristik Usia SD terhadap Penyelenggaraan

Pendidikan. Karakteristik anak usia SD adalah senang bermain, bergerak,

(54)

40

langsung. Oleh karena itu guru, dalam dunia pendidikan terutama SD para

guru disarankan menyajikan proses pembelajaran dengan mengikut

sertakan siswanya untuk berperan aktif selama proses pembelajaran

berlangsung.

E. Hipotesis

Hipotesis dalam tindakan ini adalah penggunaan metode Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD N Tiyaran 01, Bulu, Sukoharjo, Jawa Tengah.

F. Hasil Penelitian yang Relevan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh Muhammad Anshori

di Madrasah Ibtidaíyah Ma‟arif Karangasem Kecamatan Wonosegoro,

Boyolali dengan menerapkan metode mind mapping pada mata pelajaran IPS

telah terjadi peningkatan pada hasil belajar. Pada pra siklus nilai rata-rata

pada kelas tersebut hanya sebesar 55.66%. Setelah dilaksanakan metode mind

mapping pada siklus I, terjadi sedikit peningkatan menjadi 58.66% dan pada

siklus II juga mengalami peningkatan menjadi 74.66%. karena belum

mencapai kriteria ketuntasan KKM yang ditetapkan yaitu sebesar 80%, maka

dilaksanakan siklus III dan memperoleh hasil terjadi peningkatan menjadi

sebesar 83.33%.

Dari penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa metode Mind

Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terbukti dari data yang

menunjukkan dari setiap siklus siswa mengalami peningkatan nilai rata-rata

(55)

41

Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang saya lakukan

adalah:

1. Penelitian tersebut diterapkan di Madrasah Ibtidaíyah Ma‟arif

Karangasem Kecamatan Wonosegoro, Boyolali. Sedangkan

penelitian yang saya lakukan adala di SD Negeri Tiyaran 1, Bulu,

Sukoharjo.

2. Penelitian tersebut diterapkan di kelas V, sedangkan penelitian

yang saya laksanakan di kelas IV

3. Peningkatan hasil belajar pada penelitian tersebut adalah sebesar

83.33%, sedangkan hasil penelitian saya mengalami peningkatan

sebesar 93.30%

G. Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPS merupakan upaya yang dilakukan dengan sengaja

oleh pendidik untuk mengajarkan ilmu pengetahuan sosial dengan

menggunakan metode mind mapping dengan harapan siswa dapat memahami

materi yang disampaikan secara optimal sehingga memperoleh hasil belajar

yang baik dan tuntas KKM. Guru sebagai pendidik harus selalu melakukan

inovasi dalam proses pembelajaran, sehingga siswa selalu tertarik dan tidak

merasa bosan.

Pembelajaran yang terjadi di SD N Tiyaran 1 hanya terfokus pada

buku pedoman saja yang dimiliki secara turun temurun, seperti pembelajaran.

(56)

42

pedoman saja. Jarangnya sekali guru menggunakan media untuk

mempermudah pemahaman materi.

Oleh sebab itu, peneliti menerapkan metode mind mapping di kelas IV

SD N Tiyaran 1 Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo dapat menjadi

terobosan dalam proses pembelajaran. Metode mind mapping mampu memadukan materi pelajaran dengan kreatifitas siswa dalam menyajikannya.

Dengan begitu siswa terpacu untuk berfikir kratif dan aktif pada saat proses

Peningkatan konsentrasi belajar IPS kelas IV di SD Negeri Tiyaran 1 Peningkatan hasil belajar IPS kelas IV di SD Negeri Tiyaran 1

Gambar 2. Kerangka Berpikir Peningkatan hasil belajar IPS kelas

IV dengan metode Mind Mapping di SD Negeri Tiyaran 1, Bulu, Sukoharjo

1. Konsentrasi belajar IPS kelas IV di SD Negeri Tiyaran 1 masih rendah

2. Hasil belajar IPS kelas IV di SD Negeri Tiyaran 1 masih rendah

Metode mind mapping dapat menjadi alternative solusi untuk meningkatkan hasil belajar IPS kelas IV (Tony Buzan, 2007:16)

Tujuan menerapkan metode mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV. Karena pada metode mind mapping siswa dituntut aktiv dan kreatif serta dapat mempermudah siswa dalam mencatat materi yang dipelajari.

(57)

43 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan ini termasuk ke dalam Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Eileen Ferrance (2000) mendefinisikan penelitian

tindakan kelas sebagai sebuah proses yang didalamnya para partisipan

mengkaji praktik pendidikan mereka secara sistematis dan seksama,

dengan menggunakan teknik-teknik penelitian.

Suharsimi Arikunto (2010: 4) berpendapat bahwa kegiatan PTK

bermaksud untuk memperbaiki situasi pembelajaran di kelas, yang

merupakan inti dari kegiatan mengajar.

Jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan dalam

penelitian adalah kolaboratif, yaitu peneliti terlibat sejak awal proses

penelitian sampai berakhirnya penelitian. Peneliti menyiapkan scenario

dan perencanaan yang di konsultasikan dengan dosen pembimbing dan

guru kelas. Perencanaan tersebut dibuat dalam bentuk Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi segala kegiatan yang akan

dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Kemudian guru dan peneliti

bekerja sama melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario yang telah di

buat sebelumnya, dan setelah itu dilakukanlah refleksi dan evaluasi

terhadap proses pembelajaran. Setelah semua itu dilaksanakan, peneliti

Gambar

Gambar 2. Kerangka Berpikir
Gambar 3. alur PTK menurut Kemmis dan Mc. Taggart
Tabel 2. kisi-kisi tes hasil belajar siswa
Tabel 3. Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penggunaan Resolusi gambar sebesar 320x240 piksel dalam video conference menghasilkan nilai PSNR dan SSIM yang lebih besar bila dibandingkan dengan resolusi 160x120 piksel pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun singkong memiliki protein kasar tertinggi, kadar NDICP tertinggi, ADICP terendah serta KCPK yang cukup tinggi berarti

Guru yang bekerja di sekolah-sekolah Muhammadiyah Kota Surakarta dari tingkat SD/MI s.d SMA/MA/SMK berjumlah 946 orang. Terdiri guru perempuan berjumlah.. Dengan

Menyatakan bahwa penelitian yang peneliti buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Fakultas Psikologi UIN Malang dengan judul : Hubungan Konsep Diri Siswa Akselerasi

 Sedangkan pihak tergugat sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1 angka 12 menyatakan bahwa Tergugat adalah badan atau pejabat tata usaha negara yang mengeluarkan

satu dosen wali di STBI Semarang pada tanggal 2 November 2015, terdapat beberapa gejala atau ciri-ciri prokrastinasi akademik yang dilakukan mahasiswa Prodi

Beberapa hasil penelitian tersebut memberikan, gambaran bahwa pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu proses pembelajaran yang dapat melibatkan siswa lebih aktif

Tahap analisa dan pembahasan penulis melakukan analisa hasil perhitungan kriteria performansi yaitu makespan dari metode penjadwalan yang saat ini diterapkan oleh