i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS KELAS IV DENGAN METODE
MIND MAPPING DI SD NEGERI TIYARAN 01 BULU SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Faisal Arbi Harsanto NIM 12108241172
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
v
MOTTO
Education is the most powerful weapon we can use to change the world. (Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk kita bisa mengubah dunia)
~Nelson Mandela~
Kalau kita keras terhadap diri kita, dunia akan lunak kepada kita. Tapi bila kita lemah terhadap diri kita, dunia akan keras kepada kita
vi
PERSEMBAHAN
Karyaku ini kupersembahkan kepada:
1. Kedua orangtuaku tercinta atas dukungan, doa, dan kasih sayang yang tak henti-henti.
vii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN METODE MIND MAPPING DI SD NEGERI TIYARAN 1 BULU
SUKOHARJO
Oleh
Faisal Arbi Harsanto NIM 12108241172
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meningkatkan hasil belajar dan konsentrasi belajar siswa kelas IV dengan metode Mind Mapping pada mata pelajaran IPS di SD Negeri Tiyaran 1, Bulu, Sukoharjo.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) model Kemmis and Mc. Taggart. Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2015/2016 dalam dua siklus. Pada setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Tiyaran 1 yang berjumlah 13 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, observasi, dan tes. Data yang diperoleh dari hasil penelitian tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran melalui penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar dan konsentrasi belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas IV SD Negeri Tiyaran 1. Peningkatan thasil belajar erjadi pada setiap siklusnya, akan tetapi pada siklus I peningkatan belum mencapai target, karena hanya masuk pada kategori sedang. Pada siklus II terjadi peningkatan hingga masuk pada kategori “tinggi” karena yang lulus sebanyak 92.30%. Pada semua aspek konsentrasi belajar juga mengalami peningkatan dan telah mencapai target karena masuk pada kategori “tinggi” semua.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Kelas IV Dengan Metode Mind Mapping Di Sd Negeri Tiyaran 01 Bulu Sukoharjo Tahun Ajaran 2015/2016” Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini berkat rahmat dan hidayah Allah SWT juga atas bantuan moril maupun materiil dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memeberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penyusunan skripsi.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Pra Sekolah dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberi izin kepada penulis untuk menyusun skripsi dan mengambil data penelitian. 3. Ibu Safitri Yosita Ratri, S.Si, M.Pd, M.Ed. selaku dosen pembimbing yang
telah meluangkan waktu dengan tulus dan sabar dalam membimbing penulisan skripsi.
4. Ibu Parsi, S.Pd., selaku Kepala SD Negeri Tiyaran 1 yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian.
5. Bapak Marzuki Aris, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Negeri Tiyaran 1 yang telah mengijinkan dan membantu selama penelitian berlangsung sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
x
BAB II KAJIAN TEORI A.Tinjauan Tentang Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Hakikat IPS ... 11
2. Landasan-landasan IPS ... 15
3. Tujuan IPS ... 16
xi
Hal B.Tinjauan Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar ... 22
2. Pengertian Hasil Belajar ... 23
3. Faktor-faktor yang Mempegaruhi Belajar ... 26
C.Kajian Metode Mind Mapping 1. Pengertian Metode Mind Mapping... 29
2. Langkah-langkah Penerapan Mind Mapping ... 31
3. Kelebihan Metode Mind Mapping ... 34
4. Manfaat Metode Mind Mapping ... 35
5. Kriteria Penilaian Mind Mapping... 36
D.Implementasi Mind Mapping Pada IPS ... 36
E. Kajian Tentang Karakteristik Anak SD ... 37
F. Hipotesis ... 40
G.Hasil Penelitian Relevan ... 40
H.Kerangka Berpikir ... 41
BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 43
B.Subjek Penelitian ... 44
C.Waktu Penelitian ... 44
D.Desain PTK ... 44
xii
Hal
3. Lembar Observasi ... 51
4. Uji Validitas ... 54
G.Teknik Analisis Data 1. Teknik Analisis Data Kuantitatif ... 55
2. Teknik Analisis Data Kualitatif ... 56
3. Kriteria Keberhasilan ... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 58
2. Deskripsi Waktu Penelitian ... 60
3. Deskripsi Langkah Sebelum Pelaksanaan Tindakan... 61
B.Deskripsi Pelaksanaan Tindakan 1. Hasil Penelitian Siklus I ... 64
2. Hasil Penelitian Siklus II ... 85
C.Pembahasan ... 96
D.Keterbatasan Penelitian ... 101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 102
B.Saran ... 103
DAFTAR PUSTAKA ... 104
xiii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1 Kisi-kisi Angket Observasi konsentrasi belajar ... 49
Tabel 2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa... 50
Table 3 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa ... 52
Table 4 Kisi-kisi Lembar Observai Guru ... 54
Table 5 Kategori Angket Konsentrasi Belajar ... 56
Table 6 Ketuntasan Nilai Pra Tindakan ... 62
Table 7 Pelaksanaan Penelitian ... 63
Table 8 Hasil Konsentrasi Belajar Pra Tindakan ... 65
Table 9 Penilaian Aspek Konsentrasi Belajar Pra Tindakan ... 74
Table 10 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 74
Table 11 Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus dan Siklus I ... 76
Table 12 Hasil Angket Observasi Guru Siklus I ... 77
Table 13 Hasil Angket Observasi Siswa Siklus I... 84
Table 14 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 85
Table 15 Hasil Konsentrasi Belajar siklus II... 87
Table 16 Penilaian Aspek Konsentrasi Belajar siklus II ... 90
Table 17 Hasil Observasi Guru siklus II ... 92
Table 18 Hasil Observasi Siswa Siklus II ... 93
Table 19 Perbandingan Hasil Tindakan Pra siklus, siklus I, Siklus II ... 94
Table 20 Skor Perbandingan Konsentrasi Belajar ... 95
xiv
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 1. Langkah-langkah membuat Mind Mapping ... 31
Gambar 2. Kerangka Berpikir ... 42
Gambar 3. Alur PTK menurut kemmis dan Mc. Taggart ... 45
Gambar 4. Diagram batang pencapaian KKM Pra Siklus ... 62
Gambar 5. Diagram batang Konsentrasi belajar ... 65
Gambar 6. Diagram batang Skor Aspek Konsentrasi Belajar Siswa siklus I ... 66
Gambar 7. Kegiatan kelompok membuat mind mapping ... 71
Gambar 8 Diagram batang perbandingan pra siklus dan siklus I ... 75
Gambar 9. Siswa mempresentasikan hasil mind mapping ... 83
Gambar 10. Guru mengamati hasil kerjaan siswa ... 84
Gambar 11.Diagram batang Konsentrasi belajar siswa siklus II ... 86
Gambar 12. Diagram batang Skor Aspek Konsentrasi Belajar Siswa siklus II ……… 87
Gambar 13. Diagram batang ketuntasan pra siklus, siklus I, dan siklus II …………... 93
Gambar 14. Diagram batang Perbandingan konsentrasi belajar siswa…….. ………… 95
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap manusia dilahirkan disertai dengan potensi pikir yang
berbeda-beda. Dengan potensi pikir yang dimiliki, manusia dapat melihat banyak hal
yang terjadi. Potensi pikir tersebut juga dapat digunakan untuk menyelesaikan
masalah yang di hadapi dalam kehidupan sehari-hari apabila dimaksimalkan.
Cara memaksimalkan potensi tersebut salah satunya melalui pendidikan.
Dalam era globalisasi ini, pemerintah telah menaruh perhatian khusus
pada dunia pendidikan. Berbagai cara dan upaya telah dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan antara lain dibuatlah UU tentang pendidikan
dan pembaharuan kurikulum pendidikan.
Pendidikan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal I ayat (1) adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
2
Dalam proses pendidikan, siswa belajar sesuatu utuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Guru memberikan
pembelajaran bagi siswa melalui mata pelajaran yang ada disekolah.
Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dari yang
awalnya belum tahu menjadi tahudan atau dari yang belum bisa menjadi bisa.
Belajar dapat dilakukan dimana saja termasuk di sekolah. Di sekolah, siswa
belajar melalui mata pelajaran yang telah ditentukan oleh pihak sekolah dan
pemerintah yang telah disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Salah satu mata
pelajaran yang diajarkan disekolah adalah mata pelajaran Ips.
Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah dasar berisi tentang pengetahuan
sosial yang berada di sekiltar lingkungan. Agar materi yang disampaikan dapat
mudah dipahami, maka penyampaian materi perlu menggunakan pendekatan
dengan cara mengenalkan siswa terhadap lingkungan kehidupan sosial dimulai
dari lingkungan keluarga sampai lingkungan yang paling jauh.
Ilmu Pengetahuan Sosial menurut Sapriya (2008:9) adalah
penyederhanaan atau disiplin ilmu-ilmu sosial humaniora serta kegiatan dasar
manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan
pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Pendidikan yang mengajarkan
cara untuk memahami keadaan sosial di masyarakat sehingga dapat
menjalankan hak dan kewajibannya dimasyarakat dengan baik. Agar dapat
tercapai tujuan tersebut peran guru/pendidik sangat dibutuhkan dalam
menyampaikan materi pelajaran. Dalam Panduan Kurikulum Tingkat Satuan
3
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inquiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam
kehidupan sosial.
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi
dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional, maupun
global.
Seorang guru harus memiliki keterampilan dalam menyampaikan materi
sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh peserta
didik. Materi yang dikemas secara menarik dan sederhanaakan dapat perhatian
lebih dari peserta didik. Oleh karena itu seorang guru harus selalu inovatif
dalam menyampaikan materi dan menggunakan metode-metode yang tepat
agar tidak membosankan dan berkesan bagi siswa.
Namun kenyataan berbanding terbalik dengan teori. Banyak guru
mengajar hanya dengan metode ceramah yang relative monoton sehingga
menjadikan peserta didik bosan untuk mengikuti pelajaran. Alhasil materi yang
di sampaikan tidak dapat diterima secara optimal oleh peserta didik. Terlebih
pada mata pelajaran IPS yang materinya begitu banyak dan sebagian masih
bersifat abstrak bagi siswa yang seharusnya membutuhkan metode dan media
4
bahwa dalam pembelajarannya guru sering menggunakan metode ceramah dan
tanya jawab saja, tidak ada inovasi untuk menggunakan media ataupun
mengubah cara belajarnya dengan metode lain.
Pada kesehariannya murid-murid hanya melakukan kegiatan mencatat
apa yang ditulis dan diucapkan oleh guru saja kemudian menjawab pertanyaan
yang diberikan oleh guru. Biasanya pertanyaan-pertanyaan tersebut hanya di
jawab oleh siswa yang sama dan siswa yang lainnya hanya diam saja bahkan
ada beberapa yang malah tidak memperhatikan guru.
Dampak yang diakibatkan dari model pembelajaran yang monoton
tersebut juga terjadi pada mata pelajaran IPS. Nilai pada mata pelajaran IPS
masih rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lain. Apalagi pada mata
pelajaran IPS, buku yang disediakan pihak sekolah masih sangat minim
sedangkan materi yang harus dipelajari sangat banyak. Ini dikarenakan pihak
sekolah lebih memilih menyediakan buku mata pelajaran yang nantinya akan
digunakan saat Ujian Nasional pada saat kelas VI.
Dengan sedikitnya fasilitas yang disediakan menyebabkan hasil belajar
IPS menjadi rendah bila dibandingkan dengan mata pelajaran lain, karena
sumber belajarnya masih kurang. Ini dibuktikan dari hasil pengamatan Ujian
Tengah Semester nilai rata-rata kelas IV adalah 76.92 dan ada 6 siswa atau
46.15% yang tidak lulus KKM yang telah ditentukan oleh sekolah. Sedangkan
nilai rata-rata untuk mata pelajaran Matematika adalah 82.30 dan rata-rata
untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah 85.70. Hal ini sesuai dengan
5
dalam menerima materi IPS terutama yang masih bersifat abstrak. Berbeda
dengan materi yang ada pada mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia
yang seringkali dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Pada proses pembelajaran IPS, guru hanya berpegangan pada buku ajar
yang disediakan oleh pihak sekolahan saja dan hanya menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab. Jarang sekali guru kelas IV menggunakan media
yang dapat menunjang untuk proses belajar mengajar sehingga materi yang
diajarkan dapat tersampaikan secara optimal. Padahal apabila guru mau
berinovasi sedikit menggunakan media, siswa dapat lebih aktif dalam proses
belajar mengajar sehingga materi yang disampaikan akan lebih berkesan dan
mudah untuk diterima. Dengan banyaknya keaktifan siswa yang dilakukan di
dalam kelas maka perhatian siswa dapat terpusat pada materi yang disampaikan
dan sebisa mungkin seluruh siswa diajak untuk aktif dalam proses belajar.
Guru yang professional adalah guru yang mampu menciptakan suasana
yang mendukung untuk proses belajar mengajar sehingga materi yang
disampaikan dapat diterima oleh siswa dengan baik dan optimal. Berawal dari
suasana kelas yang kondusif dan mendukung, seorang guru dapat mendidik
siswa untuk memahami akan suatu materi yang disampaikan. Terlebih lagi
apabila seorang guru dapat menggunakan media dan metode yang dapat
menarik perhatian siswa sehingga siswa dapat aktif saat proses pembelajaran,
maka kemungkinan untuk tercapainya tujuan pendidikan akan lebih besar.
Penggunaan media yang tepat dengan materi dan metode yang tepat untuk
6
materi yang disampaiakan dapat berkesan bagi siswa. Salah satu metode yang
dapat diterapkan dikelas IV ini adalah metode Mind Mapping.
Mind Mapping ditemukan dan dikembangkan oleh Tony Buzan seorang peneliti dari Inggris yang mengajarkan bagaimana cara mengingat sesuatu
dengan cara memetakan informasi dalam bentuk dekrit-dekrit atau akar pikiran
sesuai dengan keinginan masing-masing. Mind Mapping sendiri merupakan cara termudah menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil
informasi keluar dari otak, cara mencatat kreatif, efektif, secara harfiah
memetakan pikiran-pikiran kita dengan sangat sederhana (Buzan, 2007: 4).
Mind Mapping dapat dijadikan solusi untuk permasalahan yang terjadi di mata pelajaran IPS yang memiliki begitu banyak materi. Dengan menggunakan
metode Mind Mapping, maka materi tersebut dapat di buat sederhana dalam bentuk seperti pola akar pohon dan menggunakan kata-kata yang sederhana
sehingga mudah untuk di ingat oleh siswa. Hal tersebut dikarenakan tujuan
Mind Mapping menurut Michael Michalko (dalam Buzan, 2007: 6) adalah: 1) mengaktifkan seluruh otak, 2) membereskan akal dari kekusutan mental, 3)
memungkinkan kita berfokus untuk pokok bahasan, 4) membantu
menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling
terpisah, 5) memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan
perincian, 6) memungkinkan kita mengelompokkan konsep, membantu
kita membandingkannya, dan 7) mensyaratkan kita untuk memusatkan pada
pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari
7
Berdasarkan kondisi kelas dan analisis peneliti, maka peneliti tertarik
untuk maka peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Mind Mapping
Pada Kelas IV Tahun Ajaran 2015/2016 SD N Tiyaran 01, Sukoharjo, Jawa Tengah”.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka masalah-masalah yang
muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Hasil belajar IPS pada siswa kelas IV masih rendah bila dibandingkan
dengan Matematika dan Bahasa Indonesia
2. Siswa sulit memahami materi yang telah disampaikan oleh guru karena
materinya terlalu banyak dan bersifat abstrak dan disajikan secara tidak
menarik.
3. Kurangnya motivasi belajar siswa terhadap materi IPS karena dianggap
kurang menarik dan berisi banyak materi.
4. Pembelajaran di kelas masih monoton hanya menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab saja sehingga belum bisa menarik perhatian
siswa.
8 C. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, peneliti
membatasi masalah pada hasil belajar IPS siswa kelas IV yang masih rendah
dibandingkan dengan mata pelajaran Matematika dan Bahasa Indonesia.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah
yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan hasil
belajar IPS pada siswa kelas IV SD N Tiyaran 01 tahun ajaran 2015/2016
dengan metode Mind Mapping?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada
kelas IV SD N Tiyaran 01 dengan metode Mind Mapping.
F. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa
1) Dapat meningkatkan hasil belajar IPS di kelas IV
2) Kegiatan belajar dikelas menjadi menarik dan berkesan.
3) Dapat memudahkan memahami materi yang disampaikan.
b. Bagi Guru
1) Memudahkan bagi guru dalam penyampaian materi pelajaran.
2) Meningkatkan keterampilan dalam menyampaikan materi.
9 c. Bagi peneliti
Memberikan pengalaman dalam proses belajar mengajar dengan
menggunakan metode Mind Mapping.
G. Definisi Operasional
Untuk menghindari salah tafsir tentang istilah yang digunakan dalam
penelitian ini. Maka perlu dijelaskan makna beberapa definisi operasional
variable sebagai berikut:
1. Hasil belajar IPS adalah perubahan yang diperoleh dari hasil
pengalaman belajar. Perubahan tersebut dapat berupa perubahan
kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil belajar kognitif berupa
penguasaan materi setelah guru menerapkan merode mind mapping
pada saat proses pembelajaran yang ditunjukkan pada penilaian tes
kognitif. jenjang yang diperoleh dibagi menjadi empat kategori
yaitu C1 (mengetahui), C2 (memahami), C3 (menerapkan), C4
(analisis). Hasil belajar afektif berupa perubahan tingkah laku
setelah guru menerapkan metode mind mapping, yaitu perhatian
dan minat siswa yang termasuk bagian konsentrasi belajar siswa
saat proses pembelajaran berlangsung. Hasil belajar psikomotor
setelah guru mengajarkan dengan metode mind mapping adalah
10
2. Metode Mind Mapping adalah cara termudah dalam menempatkan
informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar otak.
Informasi tersebut dibuat mirip dengan jaring akar tumbuhan
dengan ide utama berada ditengah kertas, lalu dilanjutkan ke sub
ide (tema) dengan dihubungkan cabang-cabang dengan diberikan
11 BAB II Kajian Teori
A. Tinjauan tentang Ilmu Pengetahuan Sosial
1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan suatu program pendidikan yang
mengintegrasi konsep-konsep terpilih dari ilmu-ilmu sosial dan humaniora
untuk tujuan pembinaan warga negara yang baik. Ilmu Pengetahuan sosial
tidak jauh-jauh dari peran yang mendukung didalamnya, yaitu ilmu-ilmu
sosial( khususnya ilmu sejarah, geografi, ilmu ekonomi, ilmu politik dan
pemerintahan, sosiologi, antropologi, dan psikologisosial). Ilmu-ilmu sosial
tersebut telah memberi sumbangan berupa konsep-konsep ilmu yang diubah menjadi “pengetahuan” yang berkaitan dengan kehidupan sosial yang harus di
pelajari.(Fakih Samlawi dan Bunyamin Maftuh, 1998: 1)
Pendidikan IPS (somantri, 2001: 92) adalah seleksi dari disiplin
ilmu-ilmu sosial dan humanior, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisir dan
disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan. .
Menurut Barr, Barth & Shermis (1978:18) IPS di definisikan sebagai: “Social Studies is an integration of social sciences and humanities for the purposes of instruction in citizenship education. We emphasize „integration‟for Social Studies is the only field which deliberately attempts to draw upon, in an integrated fashion, the data of social sciences and insights of humanities. We emphasize „citizenship‟ for Social Studies, despite the different in orientation, outlook, purpose, and methods of teachers, is almost universally perceived as preparation for citizenship in a democracy”
Arti dari pernyataan tersebut adalah ilmu sosial merupakan sebuah
12
adalah satu satunya lapangan yang sengaja mencoba untuk diteliti , secara
terpadu , data ilmu sosial dan wawasan ilmu budaya .Kita hanya menekankan “kewarganegaraan“ untuk ilmu sosial , meskipun berbeda dalam orientasi ,
pandangan , tujuan , dan metode guru , hampir semua dianggap sebagai
persiapan untuk kewarganegaraan dalam sebuah demokrasi.
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di Sekolah, baik itu di
SD, SMP, dan SMA. Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Mulyasa,
2007: 125) Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran
yang diberikan mulai dari SD atau MI sampai MTS atau SMP. Sesuai dengan
Depdiknas (2003 : 6) menyatakan bahwa IPS adalah seperangkat fakta,
peristiwa, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan
tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakatnya, bangsanya, dan
lingkungannya berdasarkan pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk
masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang.
Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang memadukan
konsep-konsep dasar dari berbagai ilmu sosial yang disusun melalui
pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya
bagi siswa dan kehidupannya (konsep dasar ips). Dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, seringkali ada beberapa masalah yang dialami. Melalui Ilmu
Pengetahuan sosial ini maka siswa diperkenalkan bagaimana gambaran
tentang kehidupan sehari-hari dan bagaimana cara untuk mengatasi apabila
13
Menurut Fakih Samlawi (Savage dan Armstrong, 1996:24), Ilmu
pengetahuan termasuk ilmu sosial tersusun dalam tiga tingkatan dari yang
paling sempit ke yang paling luas, yaitu fakta, konsep, dan generalisasi.
1. Fakta, yaitu informasi atau data yang ada/terjadi dalam kehidupan
dan dikumpulkan oleh para ahli ilmu sosial yang terjamin
kebenarannya. Namun fakta ini mempunyai kekuatan menjelaskan
yang terbatas. Fakta merujuk pada suasana yang khusus dan
keberlakuannya terbatas (kurang umum). Fakta sangat penting dalam
struktur atau susunan ilmu karena fakta tersebut membantu
membentuk konsep dan generalisasi.
2. Konsep, yaitu kesepakatan bersama untuk penamaan sesuatu dan
merupakan alat intelektual yang membantu kegiatan berfikir dan
memecahkan masalah.
3. Generalisasi yaitu pernyataan tentang hubungan diantara konsep.
Generalisasi mengungkapkan sejumlah besar informasi. Kebenaran
suatu generalisasi ditentukan oleh rujukan pembuktian.
Ada beberapa karakteristik pembelajaran IPS yang dikaji bersama ciri
dan sifat pembelajaran. IPS menurut A. Kosasih Djahiri (Sapriya, 2007: 19)
adalah sebagai berikut:
a. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya
(menelaah fakta dari segi ilmu)
b. Penelaahan dan pembelajaran IPS tidak hanya dari satu bidang
14
berbagai sumber ilmu sosial dan lainnya, sehingga berbagai konsep
ilmu secara terintegrasi terpadu digunakan untuk menelaah satu
masalah/tema/topik.
c. Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar
siswa mampu mengembangkan verfikir kritis, rasional, dan analisis.
d. Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan atau
menghubungkan bahan-bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan
lainnya dengan kehidupan nyata dimasyarakat, pengalaman,
permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada
kehidupan dimasa yang akan datang baik dari lingkungan fisik
maupun budaya.
e. IPS dihadapkan pada konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil
(mudah berubah) sehingga titik berat pembelajaran adalah proses
internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar memiliki
kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan kehidupan
nyata pada masyarakat.
f. IPS mengutamakan hal-hal arti dan penghayatan hubungan antar
manusia yang bersifat manusiawi.
g. Pembelajaran IPS tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata
juga nilai dan keterampilannya.
h. Pembelajaran IPS berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang
berbeda melalui program dalam arti memperhatikan minat siswa dan
15
i. Dalam pengembangan program pembelajaran IPS senantiasa
melaksanakan prinsip-prinsip, karakteristik (sifat dasar) dan
pendekatan-pendekatan yang terjadi pada ciri IPS itu sendiri.
2. Landasan-landasan Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial
a. Landasan Filosofis, yaitu memberikan gagasan pemikiran mendasar yang
digunakan untuk menentukan objek kajian atau domain apa saja yang
menjadi menjadi kajian pokok dan dimensi pengembangan pendidikan
ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan disiplin ilmu.
b. Landasan Ideologis, sebagai sistem gagasan mendasar untuk memberikan
pertimbangan dan menjawab pertanyaan: (1) bagaimana keterkaitan antara
das sein IPS sebagai pendidikan disiplin ilmu dan das solen IPS; dan (2)
bagaimanan keterkaitan antara teori-teori pendidikan dengan hakikat
praksis etika, moral, politik, dan norma-norma perilaku dalam membangun
dan mengembangkan pendidikan ilmu pengetahuan sosial.
c. Landasan Sosiologis, memberikan sistem gagasan mendasar untuk
menentukan cita-cita, kebutuhan, kepentingan, kekuatan, aspirasi, serta
pola kehidupan masa depan melalui interaksi sosial yang akan membangun
teori-teori atau prinsip-prinsip pendidikan IPS sebagai pendidikan disiplin
ilmu.
d. Landasan Antropologis, memberikan sistem gagasan mendasar untuk
menentukan pola, sistem, dan struktur pendidikan disiplin ilmu sehingga
relevan dengan pola, sistem, dan struktur kebudayaan bahkan dengan pola
16
e. Landasan Kemanusiaan, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar
untuk menentukan karakteristik ideal manusia sebagai sasaran proses
pendidikan.
f. Landasan Politikus, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar untuk
menentukan arah dan garis kebijakan dalam politik pendidikan dari IPS.
g. Landasan Psikologis, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar
untuk menentukan cara-cara pendidikan IPS membangun strutur tubuh
disiplin pengetahuannya, baik dalam tataran personal maupun komunal
berdasarkan entitas-entitas psikologi.
h. Landasan Religius, memberikan sistem gagasan-gagasan mendasar tentang
nilai-nilai, norma, etika, dan moral yang menjadi jiwa yang melandasi
keseluruhan bangunan pendidikan IPS, khususnya pendidikan di
Indonesia.
3. Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial
Ilmu pengetahuan sosial mencakup beberapa konsep, sehingga tujuannya
pun juga begitu komplek.Menurut Etin Solihatin dan Raharjo, (2009:15) Ilmu
Pengetahuan Sosial memiliki tujuan untuk mendidik dan memberi bekal
kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri.
Pada Kurikulum 2004 dalam Kartono, dkk (2009: 30) untuk tingkat
Sekolah Dasar (SD) menyatakan bahwa pada Ilmu Pengetahuan Sosial
memiliki tujuan antara lain sebagai berikut :
a. Mengajarkan konsep-konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah,
17
b. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif , inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan proses.
c. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Meningkatkan kemampuan majemuk, baik secara nasional maupun
global.
Adapun menurut Chapin dan Messick (1992: 5) bahwa tujuan
pembelajaran IPS dapat dikelompokkan ke dalam enam komponen, yaitu:
1. Memberikan pengetahuan tentang pengalaman manusia dalam
bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan masa yang akan datang.
2. Mengembangkan keterampilan untuk mencari dan mengolah informasi.
3. Mengembangkan nilai sikapdemokrasi dalam bermasyarakat.
4. Menyediakan kesempatan siswa untuk berperan serta dalam kehidupan
sosial.
5. Ditujukan pada pembekalan pengetahuan, pengembangan berpikir, dan
kemampuan berpikir kritis, melatih kebebasan keterampilan dan
kebiasaan.
6. Ditujukan kepada peserta didik untuk memahami hal yang bersifat
kongkret,realistis dalam kehidupan.
Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial menurut Sapriya (2009: 7) mengemukakan bahwa “salah satu karakteristik sosial studies adalah bersifat
18
masyarakat.”.perubahan dapat dalam aspek materi, pendekatan, bahkan tujuan
sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat.
Rudy Gunawan (2011: 37) mengemukakan bahwa pembelajaran IPS
bertujuan membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin
akan kehidupannya sendiri ditengah-tengah kekuatan fisik dan dan sosial,
yang pada gilirannya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung
jawab, sedangkan ilmu sosial bertujuan menciptakan tenaga ahli dalam
bidang ilmu sosial.
The Multi Consortium of Performance Based Teacher Educational di AS pada tahun 1973 (dalam Rudy Gunawan. 2011: 20) menyatakan bahwa
IPS memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui dan mampu menerapkan konsep-konsep ilmu sosial yang
penting, generalisasi (konsep dasar) dan teori-teori kepada situasi data
yang baru.
2. Memahami dan mampu menggunakan beberapa struktur dari suatu
disiplin atau antar disiplin untuk digunakan sebagai bahan analisis data
baru.
3. Mengetahui tehnik-tehnik penyelidikan dan metode-metode penjelasan
yang dipergunakan dalam studi sosial secara bervariasi serta mampu
menerapkan sebagai teknik penelitian dan evaluasi suatu informasi.
4. Mampu mempergunakan cara berpikir yang lebih tinggi sesuai dengan
19
5. Memiliki keterampilan dalam memecahkan permasalahan (problem
solving)
6. Memiliki konsep atau prinsip sendiri yang positif.
7. Menghargai nilai-nilai kemanusiaan.
8. Kemampuan mendukung nilai-nilai demokrasi.
9. Adanya keinginan untuk belajar dan berfikir secara rasional.
10. Kemampuan berbuat berdasarkan system nilai yang rasional dan mantap.
Menurut National Council for the Social Studies (1983: 251) Social Studies memiliki tujuan sebagai berikut:
“Social Studies program have responsibility to prepare young people to identify .understands, and work to solve problems that face our increasingly diverse nation and independence world. Over the past several decade, the professional consensus has been that such program ought to include goals in the broads area of knowledge and skill with the application of democratic values of life, through social participation present an ideal balance in social studies. It is essential that these major goal be viewed an equally important. The relationship among knowledge,
values, and skills is one of mutual support”.
Maksud dari pernyataan tersebut adalah bahwa program ilmu
pengetahuan sosial memiliki tanggung jawab untuk menyiapkan pemuda
untuk mengenal, mengerti, dan bekerja menyelesaikan masalah yang kita
alami yang semakin bermacam-macam dalam bernegara dan di dunia.
Tujuan IPS menurut Isjoni (2007: 50-51) dapat dikelompokkan menjadi
empat kategori, sebagai berikut :
1. Knowledge, yang merupakan tujuan utama pendidikan IPS, yaitu meembantu para siswa belajar tentang diri mereka sendiri dan
20
2. Skill, yang berhubungan dengan tujuan IPS dalam hal ini mencakup keterampilan berfikir.
3. Attitudes, dikelompokkan menjadi dua, yaitu kelompok sikap yang diperlukan untuk tingkah laku (intelektual behavior) dan tingkah laku
sosial (sosial behavior).
4. Value, dalam hubungan ini adalah nilai yang terkandung dalam masyarakat sekitar didapat dari lingkungan masyarakat sekitar maupun
lembaga pemerintah (falsafah bangsa).
Sementara menurut Wahab (Rudy Gunawan, 2011:21) menyatakan
bahwa pengajaran IPS disekolah tidak lagi semata-mata untuk memberi
pengetahuan dan menghafal sejumlah fakta dan informasi, akan tetapi lebih
dari sekedar itu. Para siswa selain diharapkan memiliki pengetahuan mereka
juga dapat mengembangkan keterampilan dalam berbagai segi kehidupan
dimulai dari keterampilan akademiknya sampai pada keterampilan sosialnya
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa tujuan
ilmu pengetahuan sosial adalah mengajarkan dan mengembangkan
konsep-konsep dan nilai-nilai ilmu pengetahuan sosial sebagai bekal untuk
menghadapi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari
4. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV
Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar telah disederhanakan sesuai
dengan tingkat perkembangan, kematangan, dan kebutuhan peserta didik.
Sehingga sumber belajar dari IPS adalah ilmu sosial yang telah disesuaikan
21
Menurut Hidayati (2002: 18) materi IPS di sederhanakan dari ilmu-ilmu
sosial yang terdiri dari yang pertama adalah fakta, konsep, generalisasi, dan
teori , yang kedua metodologi penyelidikan dari masing-masing ilmu sosial,
dan yang ketiga adalah keterampilan-keterampilan intelektual yang
diperlukan.
Berdasarkan panduan KTSP SD/MI Tahun 2006 ruang lingkup mata
pelajaran IPS kelas IV SD/MI sebagai berikut:
1) Peta.
2) Penampakan Alam dan keragaman sosial budaya.
3) Sumber daya alam.
4) Suku bangsa dan budaya Indonesia.
5) Berbagai bentuk peninggalan sejarah.
6) Kepahlawanan dan patriotisme.
7) Kegiatan ekonomi berdasarkan potensi daerah.
8) Koperasi dalam perekonomian Indonesia.
9) Perkembangan teknologi.
10) Masalah sosial dilingkungan setempat.
Materi pokok IPS semester 2 dengan Standar Kompetensi mengenal
sumber daya alam, kegiatan ekonomi, dan kemajuan teknologi di lingkungan
Kabupaten/kota dan Provinsi diantaranya meliputi sumber daya dan kegiatan
ekonomi, memahami pentingnya koperasi dan perkembangan teknologi. Oleh
karena itu, ruang lingkup yang digunakan dalam penelitian ini manusia,
22 B. Tinjauan Hasil Belajar IPS
1. Pengertian Belajar
Pengertian belajar menurut Nasution (1986: 85) adalah
perubahan-perubahan dalam system saraf ilmu pengetahuan, belajar sebagai perubahan-perubahan
kelakuan berkat pengalaman dan latihan. Purwanto (1990: 85)
mengungkapkan bahwa belajar adalah tingkah laku seseorang yang terjadi
sebagai hasil latihan atau pengalaman yang telah dilalui, jadi belajar akan
membawa perubahan-perubahan pada individu baik fisik maupun psikis,
perubahan tersebut akan nampak tidak hanya berkaitan dengan percakapan,
keterampilan, dan sikap.
Witherington (1952) seperti yang di kutip oleh Sukmadinata (2004:55)
menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang
di manifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk
keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.
Winkel (1996: 53) belajar aalah suatu aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan
nilai sikap.
Gagne (1977), seperti yang dikutip oleh dahar (1993: 76) menyatakan
bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi
perubahan kecenderungan manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan
perubahan kemampuannya, yaitu peningkatan kemampuan melakukan
23
Driver and Bell (1986) dalam Leo Sutrisno (1994) mendefinisikan
belajar merupakan suatu proses aktif menyusun makna melalui setiap
interaksi dengan lingkungan, dengan membangun hubungan antara konsepsi
yang telah dimiliki dengan fenomena yang sedang dipelajari.
Menurut Suparwoto (2004: 41) menyatakan bahwa belajar pada intinya
adalah proses internalisasi dalam diri individu yang belajar dapat dikenali
produk belajar yakni berupa perubahan, baik penguasaan materi, tingkah
laku, maupun keterampilan.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
perubahan yang dialami oleh seseorang sebagai hasil dari internalisasi
sehingga terjadi perubahan pada tingkah laku dan pola piker seseorang.
Dapat juga terjadi perubahan pada fisik dan psikis seseorang yang akan
nampak pada seseorang yang telah belajar dari lingkungan.oleh karena itu,
seseorang yang telah belajar akan mengalami sesuatu yang baru baik itu
pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.
2. Pengertian hasil belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana
Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah
perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas
mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor. Dimyati dan Mudjiono
(2006: 3-4) menyebutkan bahwa hasil belajar merupakan hasil interaksi
24
Dalam sistem pendidikan nasional, hasil belajar secara garis besar dibagi
menjadi tiga ranah yakni kognitif, afektif, psikomotor. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Bloom (Hamzah B. Uno, 2008: 35-38) yang mengemukakan
bahwa hasil belajar terdiri dari:
a. Kawasan kognitif yaitu kawasan yang membahas tujuan pembelajaran
berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan
sampai ke tingkat yang lebih tinggi yaitu evaluasi. Kawasan kognitif
terdiri dari enam tingkatan, yaitu:
1) Tingkat pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan seseorang dalam
menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali
pengetahuan yang pernah diterimanya.
2) Tingkat pemahaman (comprehension), yaitu kemampuan seseorang
dalam mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan
sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah
diterimanya.
3) Tingkat penerapan (application), yaitu kemampuan seseorang dalam
menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah yang
timbul dalam kehidupan sehari-hari.
4) Tingkat analisis (analysis), yaitu kemampuan seseorang dalam
memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian
25
5) Tingkat sintesis (synthesis), yaitu kemampuan seseorang dalam
mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan
yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.
6) Tingkat evaluasi (evaluation), yaitu kemampuan seseorang dalam
membuat perkiraan atau keputusan yang tepat berdasarkan kriteria atau
pengetahuan yang dimilikinya.
b. Kawasan afektif yaitu satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-nilai
sosial, interest, apresiasi (penghargaan), dan penyesuaian perasaan sosial.
Tingkat afeksi adal lima, yaitu: 1. Kemampuan menerima 2. Kemampuan
menanggapi. 3. Berkeyakinan, 4. Penerapan karya, dan 5. Ketekunan dan
ketelitian.
c. Kawasan psikomotor, yaitu mencakup tujuan yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motoric. Urutan tingkatan
dari yang paling sederhana sampai ke yang paling komplek adalah 1.
Persepsi, 2. Kesiapan melakukan suatu kegiatan. 3. Mekanisme, 4. Respon
terbimbing, 5. Kemahiran, 6. Adaptasi, dan 7. Originasi.
Menurut Nana Sudjana (2009: 3) menjelaskan penilaian hasil
belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang
dicapai oleh siswa dengan kriteria tertentu. Tingkah laku sebagai hasil
belajar dalam pengertian luas mencakup tiga ranah yaitu kognitif, afektif,
dan psikomotor.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan
26
menerima pengalaman-pengalaman belajar yang berasal dari buku maupun
lingkungan yang di ubah menjadi suatu tingkah laku baik dalam bentuk
kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
3. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar IPS
Baik buruknya hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Sugihartono (2007: 76)
berpendapat bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang
melekat pada diri setiap individu, yaitu kesehatan dan cacat tubuh,
intelegensi, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan. Sedangkan
faktor eksternal adalah faktor yang ada diluar tubuh individu, yaitu
keluarga, sekolah, masyarakat, dan lain-lain.
M. Ngalim Purwanto (1997: 102) berpendapat mengenai faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu ada dua golongan. Golongan
pertama adalah faktor yang ada pada diri individu yang disebut faktor
individual, dan golongan kedua faktor yang ada di luar individu yang di
sebut faktor sosial. Faktor individual meliputi faktor
kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan motivasi
pribadi. Sedangkan faktor sosial meliputi keadaan keluarga, guru dan cara
mengajarnya, alat-alat yang digunakan untuk mengajar, lingkungan,
27
Menurut Slamet (2003: 54-56) faktor yang mempengaruhi hasil
belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan
faktor ekstern.
Faktor Intern yaitu yang berasal dari dalam individu, meliputi:
a. Kesehatan
Kesehatan adalah hal yang paling berpengaruh dalam proses belajar.
Pada diri individu yang sehat akan dapat dengan mudah dalam
mempelajari sesuatu.
b. Intelegensi
Intelegensi berpengaruh pada cepat lambatnya seseorang dalam
belajar dalam menangkap suatu hal. Seseorang yang memiliki intelegensi
yang tinggi akan dengan mudah mempelajari sesuatu dan tingkat
keberhasilannya lebih tinggi bila dibandingkan dengan orang yang
memiliki tingkat intelegensi yang rendah.
c. Minat dan Motivasi
Minat dapat diartikan sebagai kehendak yang datang dari diri individu.
Motivasi dapat diartikan penggerak atau keinginan. Belajar akan mudah
berhasil apabila dalam diri individu di barengi dengan minat dan motivasi.
Faktor ekstern yaitu yang berasal dari luar individu, meliputi:
a. Lingkungan keluarga.
Keluarga merupakan tempat pertama kali seseorang belajar sesuatu.
setiap keluarga memiliki cara yang berbeda-beda dalam mendidik anak.
28
anak, karena waktu terbanyak yang dihabiskan oleh setiap peserta didik
adalah dikeluarga, maka sudah seharusnya keluarga dapat memberi
pembelajaran yang baik bagi anak didik.
b. Lingkungan sekolah
Faktor sekolah yang mampu memberi pengaruh pada hasil belajar
siswa mencakup metode mengajar, kesesuaian kurikulum dengan
kemampuan siswa, hubungan antara guru dengan siswa, disiplin sekolah,
dan fasilitas yang disediakan yang dapat menunjang proses belajar siswa.
c. Lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat juga dapat menentukan hasil belajar, karena
nantinya hasil belajar siswa akan diterapkan di lingkungan masyarakat.
d. Tata cara belajar
Tata cara belajar sesuai dengan materi belajar dan kesukaan siswa
mampu memberi pengaruh yang besar pada hasil belajar siswa.
Menurut Sumadi Suryabrata (2002: 233) faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar antara lain:
1) Faktor yang berasal dari luar individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu:
a. Faktor-faktor non-sosial, contohnya: keadaan udara, cuaca, lokasi,
alat-alat yang digunakan untuk belajar.
b. Faktor-faktor sosial, contohnya : teman bermain dan belajar,
29
2) Faktor yang berasal dari dalam individu. Faktor ini dibedakan menjadi
dua golongan, yaitu:
a. Faktor-faktor fisiologis, contohnya: panca indera, nutrisi, dan penyakit
dalam tubuh.
b. Faktor-faktor psikologis, contohnya: sifat ingin tahu, kreatifitas,
adanya keinginan mendapatkan simpati,dll.
Faktor- Internal maupun eksternal semua memiliki peran dalam
memepengaruhi hasil belajar siswa. Oleh karena itu sudah sewajarnya kita
memperhatikannya sehingga hasil yang diperoleh akan memuaskan. Terlebih
untuk faktor eksternal yang mana kita bisa lebih mempersiapkan secara
matang agar dapat memberi pengaruh yang baik bagi peserta didik. Salah satu
yang perlu disiapkan dalam faktor eksternal yang nantinya dapat
mempengaruhi hasil belajar adalah penggunaan metode belajar. Metode
belajar yang tepat akan mempermudah siswa dalam menangkap materi yang
terkandung dalam mata pelajaran.
Dalam penelitian ini, peneliti menerapkan metode Mind Mapping yang tujuannya untuk mempermudah siswa dalam menangkap nilai-nilai pada
materi IPS yang cakupannya sangat luas.
C.Kajian tentang Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) 1. Pengertian Metode Mind Mapping
a. Metode Pembelajaran
Menurut Martimis Yamin dan Maisah (2009: 148) metode adalah cara
30
halnya dengan pendapat tersebut, menurut Winarno Surachmad dalam
hidayati (2004: 64) yang berpendapat bahwa metode merupakan cara yang
fungsinya adalah sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan. Pendapat lain
dari Dwi Siswoyo (2008: 133) menyatakan bahwa metode adalah cara
yang berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan belajar dalam proses
pembelajaran.
Dilihat dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
metode adalah suatu cara atau langkah yang digunakan oleh guru dalam
melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran secara
efekti dan efisien. Untuk mencapai hal-hal tersebut seorang guru harus
dapat menentukan menggunakan metode yang tepat bagi peserta didiknya
sesuai kemampuan dan tingkat perkembangan peserta didik. Metode yang
tepat akan memberikan hasil belajar yang baik
b. Metode Mind Mapping
Konsep Mind Mapping sendiri telah diperkenalkan oleh Tony Buzan
tahun 1970-an. Mind Mapping atau sering biasa disebut sebagai Peta Pikiran adalah alternative pemikiran keseluruhan terhadap pemikiran
linier. Menurut Michael Michalko (2007: 2) metode Mind Mapping dapat menggapai pikiran dari segala arah dan sudut.
Menurut Tony Buzan,Mind Mapping adalah alat berpikir kreatif
yang mencerminkan cara kerja alami otak dan cara termudah untuk
menempatkaninformasi kedalam otak serta mengambil informasi ke luar
31
dan efektif yang akan memetakan pikiran-pikiran kita (Tony Buzan,
2007:4)
Bentuk Mind Mapping seperti halnya sebuah pohon yang memiliki akar dan batang yang bercabang. Dengan pokok bahasan ada di batang
utama yang akan bercabang. Pada cabang tersebutlah akan berisi
bahasan-bahasan yang muncul karena ada batang utamanya.
A. Langkah-langkah penerapan Mind Mapping
Menurut Tony Buzan (2010: 35-36) ada tujuh langkah penerapan
Mind Mapping yang lengkap dengan cara yang sederhana, mudah, dan menyenangkan. Adapun langkahnya sebagai berikut:
a) Memulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya
diletakkan mendatar. Di mulai dari bagian tengah yang memberi kesan
kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan
32
b) Menggunakan gambar dan foto sebagai ide sentral. Dengan sebuah
gambar dapat membantu untuk berimajinasi, karena sebuah gambar
bermakna seribu kata. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik,
membuat kita tetap focus, berkonsentrasi dan mengaktifkan otak kita.
c) Menggunakan warna selama dalam proses pembuatan. Alasannya
karena warna dapat merangsang berfikir kreatif, membantu kita
memilah-milah areanya, merangsang pusat-pusat warna pada otak dan
menangkap perhatian serta minat mata kita.
d) Menghubung-hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan
menghubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu
dan dua, dan seterusnya. Otak kita bekerja berdasarkan asosiasi dan
jika cabang-cabang saling berkaitan dikepala kita dan menyalakan
lebih banyak pikiran kreatif.
e) Membuat garis melengkung, bukan garis lurus. Garis lusrus
membosankan otak. Cabang-cabang melengkung dan organis seperti
cabang-cabang pohon jauh lebih menarik.
f) Menggunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Kata kunci tunggal
memberi banyak daya dan fleksibel kepada Mind Mapping.setiap kata
tunggal atau gambar adalah seperti penggandaan, menghasilkan
sederet asosiasi dan hubungannya sendiri. Dengan kitamenggunakan
kata tunggal, maka otak akan bebas berkreasi dan memicu ide dan
33
g) Menggunakan gambar. Alasan menggunakan gambar adalah karena
gambar mudah di ingat dan dapat merangsang otak kita untuk lebih
berkembang dan mengingatnya.
Sibermen (2009: 60) mengungkapkan langkah-langkah menulis
dengan menggunakan metode Mind Mapping. Adapun langkah-lagkahnya
sebagai berikut:
1. Menulis gagasan utama di tengah kertas.
2. Menambahkan sebuah cabang yang keluar dari pusatnya untuk setiap
gagasan utamanya. Jumlah cabangnya akan berfariasi tergantung
dari jumlah gagasannya. Menggunakan warna bagi setian cabangnya.
3. Menuliskan kata kunci pada setiap bagian cabang yang akan
dikembangkan. Kata kunci ialah kata-kata yang menyampaikan inti
gagasannya.
4. Menambahkan simbol-simbol dan ilustrasi untuk mendapatkan
ingatan yang baik.
5. Memberikan kertas, pena, dan dan sumber-sumber lain yang dapat
membantu peserta didik membuat peta pikiran yang berwarna dan
indah.
6. Memberikan waktu yang banyak bagi peserta didik untuk
mengembangkan peta pikiran yang dibuat peserta didik.
34 B. Kelebihan metode Mind Mapping
De Porter Bobbi, dkk ( 2007: 172) mengungkapkan manfaat Mind Mapping antara lain :
1. Fleksibel, Mind Mapping dapat dengan mudah menyesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik, tanpa membuat kebingungan.
2. Dapat memusatkan perhatian.
3. Meningkatkan pemahaman. Ketika siswa belajar sesuatu yang
membutuhkan menghafal, Mind Mapping mempermudah dalam memahaminya, karena diambil dari inti pokok bahasan tersebut.
4. Meyenangkan. Siswa dengan karakteristik SD nya sangat senang di
ajak untuk mengembangkan ide kreatifitasannya dalam bentuk gambar
yang berwarna warni.
Sedangkan menurut Michael Michalko ( Tony Buzan, 2010: 6-7)
kelebihan Mind Mapping sebagai berikut:
1. Mengaktifkan seluruh sel otak yang di miliki.
2. Memungkinkan akal dari kekusutan mental.
3. Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi
yang saling terpisah
4. Memberikan gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian.
5. Memungkinkan dalam pengelompokan konsep dan membantu dalam
35
6. Mensyaratkan untuk memusatkan perhatian pada pokok pikiran yang
membantu megalihkan informasi dari ingatan jangka pendek ke
jangka panjang.
C. Manfaat Metode Mind Mapping
Menurut Tony Buzan (2007: 6) metode Mind Mapping dapat dimanfaatkan di berbagai bidang termasuk pendidikan, seperti:
a. Merangsang bekerjanya otak kiri dan otak kanan
b. Membebaskan diri dari seluruh jeratan aturan ketika mengawali
belajar.
c. Membantu seseorang mengalirkan diri tanpa hambatan
d. Memuat rencana atau kerangka cerita.
e. Mengembangkan sebuah ide.
f. Membuat perencanaan sasaran pribadi.
g. Memulai usaha baru.
h. Meringkas isi sebuah buku.
i. Dapa memusatkan perhatian.
j. Meningkatkan pemahaman.
k. Menyenangkan dan mudah di ingat
Dari pendapat-pendapat diatas, dapat kita ketahui bahwa Mind Mapping dapat meningkakan konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran, sehingga sangat cocok digunakan di mata pelajaran IPS yang memang
36 D. Kriteria Penilaian Mind Mapping
Berdasarkan langkah-langkah membuat Mind Mapping menurut Tony
Buzan (2007: 15), maka penilaian Mind Mapping yang disimpulkan adalah:
a. Penilaian media Mind Mapping siswa
1. Letak ide atau gagasan utama berada pada tengah kertas kosong.
2. Gambar sesuai dengan gagasan utama yang telah ditentukan.
3. Pemilihan warna menarik dan menggunakan warna beda untuk tiap sub
gagasan.
4. Penjabaran gagasan menjadi sub gagasan.
5. Terdapat garis hubung yang melengkung pada setiap kata kunci.
6. Ketetapan menentukan kata kunci pada setiap cabang.
b. Penilaian metode Mind Mapping guru
1. Guru melaksanakan apersepsi.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Guru bersama siswa membahas materi.
4. Guru membimbing siswa membuatMind Mapping
5. Guru melaksanakan evaluasi.
6. Implementasi metode Mind Mapping dalam IPS KTSP
Menurut pendapat Tony Buzan (2010: 6) metode Mind Mapping dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang, termasuk pendidikan. Metode
Mind Mapping dapat meningkatkan konsentrasi belajar siswa.
Pembelajaran IPS adalah mata pelajaran yang memadukan
37
pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan kebermaknaannya bagi
siswa dan kehidupannya (konsep dasar ips). Dilihat dari banyaknya
konsep-konsep yang ada maka diperlukan metode yang dapat
menyederhanakannya sehingga mudah dipahami oleh siswa. Untuk itu
metode Mind Mapping sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran IPS di sekolahan.
Metode Mind Mapping merupakan metode atau cara termudah untuk menempatkan informasikedalam otak dan mengambil informasi dari
luar otak. Mind Mapping mengambil ide-ide dari berbagai segi dan sudut,
serta dapat memusatkan pikiran siswa. Metode Mind Mapping merupakan salah satu inovasi pendidikan karena dapat digunakan untuk memecahkan
masalah pendidikan atau untuk mencapai tujuan pedidikan.
D. Kajian Tentang Karakteristik Anak SD
Anak usia Sekolah Dasar merupakan kategori usia anak yang
mengalami banyak perubahan yang sangat banyak, baik itu fisik maupun
mentalnya. Dilihat dari usianya, anak SD berusia antara 6 – 12 tahun.
Menurut Seifert dan Haffung memiliki tiga jenis perkembangan:
1. Perkembangan Fisik Siswa SD
Pada usia SD perkembangan fisik sangat nampak. Pada laki-laki
maupun perempuan sangat terlihat perubahan pada fisik mereka seperti
38 2. Perkembangan Kognitif Siswa SD
Perkembangan kognitif pada siswa SD tersebut mencakup
perubahan-perubahan dalam perkembangan pola pikir. Tahap
perkembangan kognitif individu menurut Piaget melalui empat stadium
yaitu:
a. Sensorimotorik (0-2 tahun) bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan
mendorong mengeksploitasi dunianya.
b. Pra oprasional (2-7 tahun) anak belajar menggunakan dan
mempresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Tahap
pemikirannya yang lebih simbolis tetapi tidak melibatkan pemikiran
oprasional dan lebih bersifat egosentris dan intuiotif ketimbang logis.
c. Oprasional kongkrit (7-11 tahun) penggunaan logika yang memadai.
Tahap ini telah memahami operasi logis dengan bantuan benda
kongkrit.
d. Operasional formal (12-15 tahun), kemampuan untuk berpikir secara
abtrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi
yang tersedia.
3. Perkembangan Psikososial
Perkembangan ini terkait dengan emosional seseorang. Menurut J.
Havighurt bahwa setiap perkembangan individu harus sejalan dengan
perkembangan aspek lain seperti diantaranya adalah aspek psikis, moral,
39
Menurut Piaget (1896 – 1980) mengidentifikasi perkembangan
individu ke dalam empat tahap, yaitu:
1. Usia 0-2 tahun di kenal dengan tahap sensori motor. Pada masa ini perkembangan tertuju pada gerak reflex sebagai bukti adanya
kemampuan menyadari ada sesuatu didekatnya.
2. Usia 2-7 tahun dikenal dengan tahap Pra-oprasional. Pada masa ini
muncul ciri-ciri yang di sebut dengan egosentris, yaitu kemampuan
mengasosiasi sesuatu dengan dirinya.
3. Usia 7-18 tahun dikenal dengan tahap oprasional konkret. Pada masa
ini anak telah memiliki kemampuan untuk mengenali urutan hierarki.
4. Usia>18 tahun di kenal dengan tahap formal oprasional. Pada masa ini
terbentuk kemampuan berpikir proporsional dan berpikir deduktif.
Dilihat dari tahapan-tahapan tersebut, anak usia sekolah dasar
termasuk pada tahap praoprasional dan oprasional konkrit sehingga
memiliki ciri-ciri egosentris (untuk usia 6-7 tahun) dan memiliki
kemampuan mengenali urutan hierarki (untuk usia 7-12 tahun).
Menjelang masuk SD, anak telah mengembangkan keterampilan
bertindak dan berpengaruh sosial yang lebih kompleks. Sampai pada masa
ini anak pada dasarnya masih egosentris (berpusat pada dirinya), dan
dunia mereka adalah rumah, keluarga, dan taman kanak-kanaknya.
Implikasi Karakteristik Usia SD terhadap Penyelenggaraan
Pendidikan. Karakteristik anak usia SD adalah senang bermain, bergerak,
40
langsung. Oleh karena itu guru, dalam dunia pendidikan terutama SD para
guru disarankan menyajikan proses pembelajaran dengan mengikut
sertakan siswanya untuk berperan aktif selama proses pembelajaran
berlangsung.
E. Hipotesis
Hipotesis dalam tindakan ini adalah penggunaan metode Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD N Tiyaran 01, Bulu, Sukoharjo, Jawa Tengah.
F. Hasil Penelitian yang Relevan
Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh Muhammad Anshori
di Madrasah Ibtidaíyah Ma‟arif Karangasem Kecamatan Wonosegoro,
Boyolali dengan menerapkan metode mind mapping pada mata pelajaran IPS
telah terjadi peningkatan pada hasil belajar. Pada pra siklus nilai rata-rata
pada kelas tersebut hanya sebesar 55.66%. Setelah dilaksanakan metode mind
mapping pada siklus I, terjadi sedikit peningkatan menjadi 58.66% dan pada
siklus II juga mengalami peningkatan menjadi 74.66%. karena belum
mencapai kriteria ketuntasan KKM yang ditetapkan yaitu sebesar 80%, maka
dilaksanakan siklus III dan memperoleh hasil terjadi peningkatan menjadi
sebesar 83.33%.
Dari penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa metode Mind
Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Terbukti dari data yang
menunjukkan dari setiap siklus siswa mengalami peningkatan nilai rata-rata
41
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang saya lakukan
adalah:
1. Penelitian tersebut diterapkan di Madrasah Ibtidaíyah Ma‟arif
Karangasem Kecamatan Wonosegoro, Boyolali. Sedangkan
penelitian yang saya lakukan adala di SD Negeri Tiyaran 1, Bulu,
Sukoharjo.
2. Penelitian tersebut diterapkan di kelas V, sedangkan penelitian
yang saya laksanakan di kelas IV
3. Peningkatan hasil belajar pada penelitian tersebut adalah sebesar
83.33%, sedangkan hasil penelitian saya mengalami peningkatan
sebesar 93.30%
G. Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPS merupakan upaya yang dilakukan dengan sengaja
oleh pendidik untuk mengajarkan ilmu pengetahuan sosial dengan
menggunakan metode mind mapping dengan harapan siswa dapat memahami
materi yang disampaikan secara optimal sehingga memperoleh hasil belajar
yang baik dan tuntas KKM. Guru sebagai pendidik harus selalu melakukan
inovasi dalam proses pembelajaran, sehingga siswa selalu tertarik dan tidak
merasa bosan.
Pembelajaran yang terjadi di SD N Tiyaran 1 hanya terfokus pada
buku pedoman saja yang dimiliki secara turun temurun, seperti pembelajaran.
42
pedoman saja. Jarangnya sekali guru menggunakan media untuk
mempermudah pemahaman materi.
Oleh sebab itu, peneliti menerapkan metode mind mapping di kelas IV
SD N Tiyaran 1 Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo dapat menjadi
terobosan dalam proses pembelajaran. Metode mind mapping mampu memadukan materi pelajaran dengan kreatifitas siswa dalam menyajikannya.
Dengan begitu siswa terpacu untuk berfikir kratif dan aktif pada saat proses
Peningkatan konsentrasi belajar IPS kelas IV di SD Negeri Tiyaran 1 Peningkatan hasil belajar IPS kelas IV di SD Negeri Tiyaran 1
Gambar 2. Kerangka Berpikir Peningkatan hasil belajar IPS kelas
IV dengan metode Mind Mapping di SD Negeri Tiyaran 1, Bulu, Sukoharjo
1. Konsentrasi belajar IPS kelas IV di SD Negeri Tiyaran 1 masih rendah
2. Hasil belajar IPS kelas IV di SD Negeri Tiyaran 1 masih rendah
Metode mind mapping dapat menjadi alternative solusi untuk meningkatkan hasil belajar IPS kelas IV (Tony Buzan, 2007:16)
Tujuan menerapkan metode mind mapping untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV. Karena pada metode mind mapping siswa dituntut aktiv dan kreatif serta dapat mempermudah siswa dalam mencatat materi yang dipelajari.
43 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan ini termasuk ke dalam Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Eileen Ferrance (2000) mendefinisikan penelitian
tindakan kelas sebagai sebuah proses yang didalamnya para partisipan
mengkaji praktik pendidikan mereka secara sistematis dan seksama,
dengan menggunakan teknik-teknik penelitian.
Suharsimi Arikunto (2010: 4) berpendapat bahwa kegiatan PTK
bermaksud untuk memperbaiki situasi pembelajaran di kelas, yang
merupakan inti dari kegiatan mengajar.
Jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan dalam
penelitian adalah kolaboratif, yaitu peneliti terlibat sejak awal proses
penelitian sampai berakhirnya penelitian. Peneliti menyiapkan scenario
dan perencanaan yang di konsultasikan dengan dosen pembimbing dan
guru kelas. Perencanaan tersebut dibuat dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berisi segala kegiatan yang akan
dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Kemudian guru dan peneliti
bekerja sama melaksanakan tindakan sesuai dengan skenario yang telah di
buat sebelumnya, dan setelah itu dilakukanlah refleksi dan evaluasi
terhadap proses pembelajaran. Setelah semua itu dilaksanakan, peneliti