• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI : Penelitian Quasi Eksperimen di Raudhotul Atfhal Laa Tansa Tahun Pelajaran 2012-2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI : Penelitian Quasi Eksperimen di Raudhotul Atfhal Laa Tansa Tahun Pelajaran 2012-2013."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN

PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

(Penelitian Quasi Eksperiment di Kelompok B RA Laa Tansa Kec. Parompong Bandung Barat Tahun Pelajaran 2012-2013)

Rina Fardiana 0801798

ABSTRAK

Salah satu aspek kemampuan yang penting untuk dikembangkan pada anak Usia Dini adalah kemampuan problem solving. Untuk itu diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan tersebutk Metode pembelajaran dalam penelitian ini adalah metode proyekk Hal tersebut menjadi alasan yang mendasari rumusan masalah, yaitu (1) Bagaimanakah profil kondisi kemampuan Problem Solving anak di gA Laa Tansa pada kelompok eksperimen sebelum dan sesudah menggunakan metode proyek?, (2) Bagaimanakah profil kondisi kemampuan Problem Solving anak di gA Laa Tansa pada kelompok kontrol?, (3) Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari metode proyek terhadap peningkatan kemampuan problem solving anak di gA Laa Tansa?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah terdapat pengaruh yang signifikan dari metode proyek terhadap peningkatan kemampuan problem solving

anak di gA Laa Tansak Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen

dengan Nonequivalent Control Group Designk Jumlah sampel 34 anak pada kelompok B gA Laa Tansa Sariwangi Bandungk Sampel penelitian diberikan pembelajaran metode proyek untuk kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrolk Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi dan dokumentasik Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kuantitatif dengan cara membandingkan skor pretes dan posttes pada kelas kontrol dan kelas eksperimenk Berdasarkan hasil pretest kondisi awal kemampuan problem solving anak gA Laa Tansa masih belum terstimulasi secara maksimal, dengan rata-rata nilai 10,67 poin berada dalam kategori cukup, namun setelah penerapan metode proyek, kemampuan problem solving anak mengalami peningkatan secara signifikan sebesar 10,12 poin dengan rata-rata nilai 20 poin, dari setiap anak pada kelompok eksperimenk gekomendasi yang diberikan untuk pendidik anak usia dini yaitu metode proyek ini dapat dijadikan sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan problem solving anak.

(2)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

THE INFLUENCE OF THE PROJECT METHOD ON THE EARLY CHILDHOOD PROBLEM SOLVING ABILITY

(A Quasi-experiment Research on Group B of Laa Tansa Kindergarten, Parompong Sub district, Bandung Barat Regency, Year 2012-2013)

Rina Fardiana 0801798

ABSTRACT

One important aspect to be developed in early childhood is their ability in problem solvingk Therefore, it required a learning method to improve the abilityk The learning methodology of this research is the project methodk Thus underlying the identification of research problem, ike (1) How the condition profile of problem solving ability at gA Laa Tansa children on the experiment group of prior and posterior using the project method, (2) How the condition profile of problem solving ability at gA Laa Tansa children on a controlled group?, (3) Is there a significant influence on the project method on the improvement of children's problem solving ability in gA Laa Tansa?k The purpose of this research was to determine whether there is a significant effect of the project method on the improvement of problem solving ability in gA Laa Tansa childrenk This research was using a quasi-experiment method with Nonequivalent Control Group Designk The samples are 34 children in Group B of gA Laa Tansa, Sariwangi, Bandungk The samples are given a project method learning for experiment class and a conventional learning on a control classk Data collection techniques are through observation and documentationkThe data analysis technique is a quantitative data analysis by comparing scores on the pretest and posttest of the control class and the experimental classk Based on the pretest results of the initial conditions problem solving ability of gA Laa Tansa children is still not maximally stimulated, with an average value of 10k67 points in the sufficient category, but after the application of the project method, children's problem solving ability increased significantly by 10k12 points, with an average value of 20 points, on each child in the experimental groupk This research recommend that for early childhood educators, the project method can be used as an alternative to improve children's problem solving abilityk

(3)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

(4)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BABBIB diharapkan memilki daya saing tinggi. Anak memegang peranan penting dan tanggung jawab yang besar bagi bangsa. Kepribadian dan kualitas individu pada masa dewasa sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan pendidikan yang diperoleh pada masa anak (Solehuddin 1997:28). Oleh karena itu, diperlukan perhatian yang khusus terhadap anak-anak tentang pendidikan dalam proses perkembangan mereka.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi sedemikian penting, karena pendidikan manusia pada lima tahun pertama sangat menentukan kualitas hidup selanjutnya. Menurut Froebel (Syaodih E, 2005:10) masa anak merupakan suatu fase yang sangat penting dan berharga, dan merupakan masa pembentukan dalam periode kehidupan manusia (a noble and malleable phase of human life). Oleh karenanya masa anak sering dipandang sebagai masa emas (golden age) bagi penyelenggaraan pendidikan. Masa anak merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu karena pada fase inilah terjadinya peluang yang sangat besar untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang. Pembentukan berbagai konsep, termasuk konsep diri, konsep hidup, dan konsep belajar dipengaruhi oleh bagaimana lingkungannya memperlakukan dirinya, pernyataan ini sejalan dengan pasal 1 ayat 14 Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan :

(5)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pernyataan diatas menunjukkan bahwa pendidikan anak usia dini memiliki peran yang sangat penting untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak pada seluruh aspek kepribadiannya, namun kenyataan menunjukkan bahwa hingga saat ini masih banyak lembaga PAUD yang melaksanakan pendidikan dan pembelajaran dengan berorientasi akademik dimana lebih menekankan pada penguasaan baca, tulis, dan hitung serta menghafal sejumlah fakta dengan menggunakan kegiatan drill yang bersifat instan sebagai hasil belajar anak, yang berdampak negatif pada perkembangan anak. Hal ini selaras dengan apa yang diungkapkan Solehuddin (1997:77) bahwa:

“Pembelajaran yang menitikberatkan kepada penguasaan baca, tulis, dan hitung merupakan sesuatu yang tidak lengkap dan berdampak negatif terhadap perkembangan anak karena hanya akan mengembangkan sebagian aspek dari kecakapan individu sembari “mematikan” pengembangan kecakapan lainnya. Dengan demikian, yang lebih dikehendaki adalah suatu pendekatan dan strategi pendidikan bagi anak yang lebih integratif dan komprehensif serta sesuai dengan dunia dan kebutuhannya”.

Menilik pendapat di atas, terlihat bahwa pendidikan anak usia dini seyogianya menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak. Salah satu aspek perkembangan anak yang tak kalah penting untuk dikembangkan pada anak usia dini adalah kemampuan Problem solving (pemecahan masalah).

(6)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan membuat kesimpulan tentang informasi yang mereka peroleh dalam proses ilmiah.

Pada hakikatya setiap anak memiliki potensi dalam kemampuan Problem solving namun dalam tingkatan yang bervariasi, seperti halnya yang dialami oleh anak di Kelompok B RA Laa Tansa. Setelah dilakukan observasi, perkembangan kemampuan Problem solving anak di kelompok B RA Laa Tansa belum terstimulasi secara maksimal. Hal ini ditandai dengan belum terlihatnya kemampuan anak dalam aktivitas yang memerlukan kemampuan Problem solving

seperti melakukan observasi, mengelompokkan, membandingkan, mengumpulkan data dan informasi, serta mengkomunikasikan informasi.

Pentingnya kemampuan Problem solving bagi anak usia dini dikemukakan oleh Britz (1993) bahwa Problem solving adalah landasan belajar anak usia dini, kemampuan tersebut harus dihargai, didukung dan diberikan di kelas anak usia dini, karena sesungguhnya kegiatan pemecahan masalah terjadi dalam kehidupan sehari-hari anak. Sedangkan Pearson dan Kordich (2008:32) mengatakan bahwa kemampuan pemecahan masalah memberdayakan anak-anak untuk berpikir tentang diri mereka sendiri dan orang lain, serta mendorong mereka untuk mengembangkan pemahaman diri dalam masyarakat yang lebih luas.

Memperhatikan uraian diatas, tampak bahwa kemampuan Problem solving

(7)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiasih (2010:13) mengatakan bahwa kemampuan Problem solving pada anak TK tidak akan tercapai secara optimal jika dikembangkan melalui strategi pembelajaran yang berpusat pada guru dan pemberian tugas, akan tetapi harus dilakukan melalui pembelajaran yang mampu melibatkan pikiran anak secara aktif dalam proses belajar melalui kegiatan pengalaman langsung dengan obyek dan peristiwa rill. Melaui pengalaman langsung dalam Problem solving menurut NAEYC (2003) membantu anak mengembangkan rasa ingin tahu dan kesabarannya yang berkaitan dengan keterampilan berfikir seperti keluwesan dan pemahaman tentang hubungan sebab akibat. Mereka belajar tentang cara mencapai tujuan, dan dengan kemampuan Problem solving, anak memperoleh kepuasan dan kepercayaan diri.

Berdasarkan uraian diatas, terlihat bahwa pembelajaran melalui pengalaman langsung sangat berperan penting dalam meningkatkan kemampuan

Problem solving anak. Oleh karena itu, pembelajaran bagi anak usia dini harus diintegrasikan dengan lingkungan kehidupan anak yang banyak menghadapkan anak dengan pengalaman langsung. Salah satu metode yang dapat memberikan pengalaman langsung adalah metode proyek, karena metode proyek memiliki karakteristik kegiatan yang dilakukan melalui pengalaman langsung, hal ini selaras dengan apa yang dikemukakan oleh Dearden (Setiasih, 2010: 79) bahwa karakteristik utama metode proyek adalah dilakukan melalui kegiatan pengalaman langsung (hand’s on experience), belajar melalui bekerja (learning by doing), dan bermain spontan.

(8)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode proyek adalah salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapkan anak dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara berkelompok (Moeslichatoen 2004:137). Setiasih (2010:14) mengungkapkan bahwa pembelajaran proyek dapat menjadi wahana belajar bagi anak untuk mengarahkan kemampuan bekerjasama serta menumbuhkan minat memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari secara efektif dan kreatif.

Memperhatikan pendapat di atas, terlihat bahwa secara teori metode proyek dapat memberikan kesempatan bagi anak dalam memecahkan masalah. Metode proyek merupakan suatu cara pemberian pengalaman belajar yang melibatkan pengalaman langsung anak melalui interaksinya dengan orang lain dan lingkungan serta dapat menjadi wahana belajar bagi anak untuk mengarahkan kemampuan bekerjasama serta menumbuhkan minat memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari secara efektif dan kreatif

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk menelitinya secara empirik apakah benar metode proyek efektif untuk meningkatkan kemampuan problem solving anak usia dini, dengan judul penelitian “PengaruhBMetodeBProyekBterhadapBKemampuanBProblem SolvingB AnakBUsiaBDini”.B

B

B. RumusanBMasalahB

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah profil kondisi kemampuan Problem Solving anak di RA Laa Tansa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum pembelajaran?B

2. Bagaimanakah profil kondisi kemampuan Problem Solving anak di RA Laa Tansa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesudah pembelajaran?B

(9)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B

C. TujuanBPenelitianB

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui profil kondisi kemampuan Problem Solving anak di RA

Laa Tansa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum pembelajaran.B

2. Untuk mengetahui profil kondisi kemampuan Problem Solving anak di RA Laa Tansa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sesudah pembelajaran.B

3. Untuk mengetahui adakah terdapat pengaruh yang signifikan dari metode proyek terhadap peningkatan kemampuan problem solving anak di RA Laa Tansa.B

B

D. ManfaatBPenelitianB

Dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut : 1. Bagi anak

a. Diharapkan dapat mengembangkan kemampuan Problem solving anak sehingga dapat membantu anak mengembangkan rasa ingin tahu dan kesabarannya yang berkaitan dengan ketrampilan berfikir seperti keluwesan dan pemahaman tentang hugungan sebab akibat, untuk keberhasilan hidupnya.

b. Memberikan pengalaman baru dalam memecahkan masalah. c. Meningkatkan kemampuan berfikir yang lebih tinggi

2. Bagi guru

a. Menambah wawasan serta memberikan pengalaman langsung dalam proses pembelajaran kemampuan memecahkan masalah dengan menggunakan metode proyek, sehingga guru dapat merancang dan menggembangkan pelajaran tersebut.

(10)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Bagi lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

Dapat dijadikan bahan pertimbangan kebijakan untuk melakukan inovasi pendidikan dan peningkatan kualitas pendidikan.

E. StrukturBOrganisasiBPenulisanBSkripsiB

Adapun struktur organisasi penulisan skripsi dalam penelitian ini di uraikan seperti dibawah ini, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian

E. Struktur Organisasi Penulisan BAB II : LANDASAN TEORI

A. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini B. Konsep Kemampuan Problem solving

C. Konsep Metode Proyek D. Penelitian Terdahulu BAB III : METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian B. Desain Penelitian

C. Definisi Operasional D. Instrumen Penelitian E. Pengembangan Instrumen F. Teknik Pengumpulan Data G. Teknik Pengolahan Data

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

(11)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

(12)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BABBIIIB

METODEBPENELITIANB

A. PopulasiBdanBSampelBPenelitianB

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:117). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa pada kelompok B yang berada di RA Laa Tansa Kecamatan Parongpong Bandung Barat yang berjumlah 34 orang anak. Kelompok ini dipilih sebagai subyek penelitian karena berada pada level usia berkisar antara lima – enam tahun dan pada usia ini diasumsikan telah menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk problem solving. Asumsi ini didukung oleh pendapat Shaffer (1999) yang mengatakan bahwa pada usia tiga tahun, kebanyakan anak memiliki dasar-dasar dari beberapa strategi pemecahan masalah dan dapat menerapkan keterampilan tersebut dalam situasi tertentu.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.(Sugiyono, 2011:118). Sampel dalam penelitian ini menggunakan dilakukan tanpa rendomisasi namun menggunakan teknik

sampling jenuh. Sugiyono (2011:124) menjelaskan sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sampel. Penggunaan teknik sampling jenuh pada penelitian ini berdasarkan pada jumlah populasi penelitian yang sedikit, sehingga semua anggotanya dijadikan sampel.

(13)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

anak di kelas B2. Berikut rincian sampel penelitian di RA Laa Tansa ini dideskripsikan sebagai berikut :

TabelB3.1B

JumlahBSampelBPenelitianB

Kelompok Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Nama RA Laa Tansa Kelompok

B1 RA Laa Tansa Kelompok B2

Jumlah

Subjek Laki-laki 9 Perempuan 8 Laki-laki 11 Perempuan 6

Total 17 orang 17 orang

Penelitian ini dilakukan untuk mengujikan metode pembelajaran yang dirancang oleh peneliti yaitu metode proyek. Proses pembelajaran dalam penelitian ini akan dilaksanakan oleh guru RA Laa Tansa pada kelompok B tersebut dimana memiliki kesamaan yang relatif sama,. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir faktor-faktor luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Adapun Profil guru RA Laa Tansa pada kelompok B yang dimaksud dapat dilihat pada tabel 3.2 Sebagai berikut:

TabelB3.2B

ProfilBGuruBRAByangBTerlibatBdalamBPenelitianB

Aspek Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Jenis Kelamin 1.2. Perempuan Perempuan 1.2. Perempuan Perempuan

Usia 1.2. 42 Tahun 30 Tahun 1.2. 43 Tahun 34 Tahun Latar Belakang

Pendidikan 1.2. S1 D1 sedang menempuh S1 2.1. S1 D1 sedang menempuh S1 Pengalaman

Kerja 1.2. 13 Tahun 8 Tahun 1.2. 11 Tahun 9 Tahun

(14)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian eksperimen dengan bentuk quasi eksperimen. Dipilihnya metode ini karena tidak memungkinkannya memecah kelas yang sudah ada. Metode ini bersifat validation atau menguji (Krathwol dalam Syaodih, 2010: 57). Metode eksperimen yang digunakan peneliti bertujuan untuk menguji efektifitas metode proyek terhadap kemampuan problem solving

anak usia dini.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasi eksperimen dengan Nonequivalent Control Group Design. Eksperimen dilakukan dengan memberikan perlakuan metode proyek pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvesional yang berjalan sebagaimana biasanya pada kelompok kontrol. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

TabelB3.3B

DesainBQuasiBEksperimenB

KelompokB Pre-test Treatment Post-test

Eksperimen O1 XB O2

Kontrol O1 -B O2

(Sugiyono, 2011) Keterangan:

O1 : Pre-test

O2 : Post-test

X : Perlakuan khusus (penerapan metode proyek terhadap kemampuan problem solving anak)

Berdasarkan desain gambar di atas, sebelum dimulai perlakuan kedua kelompok diberi tes awal atau pretest untuk mengukur kondisi awal (O1) kemampuan problem solving anak, selanjutnya pada kelompok

(15)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang bisa dilakukan di sekolah. Sesudah selesai perlakuan kedua kelompok diberi tes lagi sebagai posttest.

Prosedur penelitian pembelajaran menggunakan metode proyek untuk mengembangkan kemampuan problem solving anak usia dini ini dimulai dari :

1. Menentukan kelas yang akan digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol yang mana kelompok B1 sebagai kelas eksperimen dan kelompok B2 sebagai kelas kontrol

2. Melatih guru untuk kelas ekperimen tentang metode proyek. Pelatihan ini dilakukan dalam kurun waktu dua kali pertemuan. Pelatihan dilaksanakan di RA Laa Tansa yang dilakukan oleh peneliti sendiri kepada guru kelas eksperimen. Peneliti menjelaskan metode proyek yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini kepada guru. Peneliti menyiapkan

handout yang terkait dengan metode proyek untuk guru kelas. Handout

metode proyek dalam pelatihan ini juga dijadikan sebagai rancangan program pembelajaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam lampiran A.1.

3. Mengadakan pretes pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk melihat sejauh mana tingkat kemampuan problem solving anak sebelum perlakuan.

Pelaksanaan pre test dilaksanakan selama dua hari di RA Laa Tansa yang diberikan kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan waktu yang relatif sama. Pelaksanaan hari pertama dan kedua pre test untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol masing-masing dialokasi waktu 90 menit dengan alat peraga yang sama untuk pengambilan data pre test.

(16)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

proyek, seluruh anak dipangil sacara individu untuk pre test melalui tes langsung berupa pertanyaan dan tes tindakan.

4. Mengadakan treatment, yaitu melakukan proses pembelajaran dengan metode proyek pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol.

Pelaksanaan penelitian treatment metode proyek yang akan dilaksanakan oleh peniliti di RA Laa Tansa dilakukan selama delapan kali pertemuan atau satu minggu lebih. Menurut Chard (Konstelnik, 2007:429) beberapa tema dari proyek mungkin memerlukan waktu hanya satu sampai dua minggu, tema-tema yang lain mungkin memerlukan waktu yang cukup lama. Sedangkan metode proyek yang peneliti terapkan merupakan metode proyek jangka pendek, maka waktu yang diperlukan bisa sehari, tiga hari, seminggu atau bahkan sebulan, namun seperti penjelasan di atas bahwa metode proyek dalam penelitian ini akan dilakukan dalam kurun waktu dua minggu hal ini didasarkan pertimbangan akan keterbatasan waktu, biaya dan tenaga dalam penelitian ini. Setiap pertemuan berlangsung selama 180 menit yang terdiri atas kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Untuk pelaksanaan kegiatan pembelajaran, terlebih dahulu peneliti & guru kelas menyiapkan skenario pembelajaran dan rencana kegiatan pembelajaran.

Tema yang digunakan dalam penelitian yaitu tema “Rumah” pemilihan tema ini berdasarkan dengan kebutuhan kemampuan problem solving dalam aktivitas belajar anak yang tak luput dari kegiatan sehari-hari anak. Tema rumah adalah salah satu tema yang diberikan pada anak di sekolah yang ada dalam kurikulum TK.

(17)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelaksanaanya melalui tiga tahap yang semua tahapan tersebut dilakukan dalam kurun waktu satu minggu. Adapun tahapan persiapan dilakukan selama dua kali pertemuan dalam tahap persiapan ini terdiri dari

brainstorming tentang tema rumah, membuat peta pikiran mengenai tema rumah, menggali pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan tema rumah, serta mencari literature tentang rumah, menenetukan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencari tau jawaban dari pertanyaan yang diajukan.

Tahap selanjutnya yaitu anak-anak langsung terjun kelapangan untuk mencari tahu jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam tahap persiapan. Kegiatan ini disebut sebagai tahap kerja lapangan. Kegiatan kerja lapangan dalam proyek penelitian dilakukan melalui kunjungan ke toko material bangunan yang terdekat dengan sekolah, berkunjung ketempat orang yang sedang membangun rumah, melihat ke komplek perumahan untuk meneliti masing-masing rumah yang ada disekitar kompleks, melakukan wawancara dengan tukang bangunan dan pemilik toko material bangunan untuk mencari tahu jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Setelah mendapatkan informasi dari hasil kunjungan kelapangan anak-anak bersama guru mendiskusikan hasil temuannya dilapangan, bersama untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebelumnya. Setelah itu guru dan anak merencanakan suatu kegiatan yang bertemakan rumah. Ide kegiatan digali dari anak. Guru dapat melibatkan orang tua dalam kegiatan proyek ini terutama ketika kunjungan kelapangan dan ketika anak mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Tahap kerja lapangan ini dilakukan dalam kurun waktu tiga hari.

(18)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mereka ke teman-teman di kelas lain bisa atau bisa dengan mengundang orang tua mereka ke kelas.tahap kulminasi ini berlangsung selama satu hari.

5. Mengadakan post test pada kelas eksperimen dan kelompok kontrol. Prosedur pelaksanaan Post test relatif sama dengan pelaksanaan pre test

yang telah diberikan sebelumnya. Akan tetapi sebelum pelaksanaan post test dilaksanakan, kelompok eksperimen mendapat treatment berupa pembelajaran dengan menggunakan metode proyek dan kelompok kontrol mengunakan metode konvesional yang diberikan selama dua minggu. 6. Mengolah dan menganalisa data hasil penelitian dengan membandingkan skor kemampuan problem solving anak pada saat pretest

dan posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Adapun jadwal kegiatan penelitian dapat dilihat pada tabel 3.4 di bawah ini:

No Tanggal Kegiatan keterangan

1. 30-31 Desember 2012

Melatih guru tentang

metode proyek Guru eksperimen kelas

2. 6-7 Januari

dengan metode proyek Kelas eksperimen Pelaksanaan pembelajaran

(konvensional) Kelas kontrol 4 20-21 Januari

(19)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. DefinisiBOperasionalB

Untuk memperjelas fokus penelitian ini, maka penulis memberikan definisi operasional mengenai hal-hal yang berkenaan dengan judul penelitian:

1. Metode ProyekB

Metode proyek merupakan penyelidikan mendalam tentang suatu topik tertentu yang dipelajari oleh anak dalam kelompok kecil yang terintegrasi melalui tiga tahap pelaksanaan kegiatan proyek (Katz & Sylvia, 1992) yaitu:

a. Tahap persiapan. Pada tahap persiapan, anak-anak dan guru berdiskusi dan memilih topik yang akan diselidiki. Topik dapat diusulkan oleh anak atau oleh guru. Setelah topik telah dipilih, guru memulai dengan membuat peta konsep, berdasarkan "brainstorming" dengan anak-anak. b. Tahap kerja lapangan. Tahap kerja lapangan terdiri dari penyelidikan

langsung, yaitu dengan kunjungan lapangan untuk menyelidiki benda, atau peristiwa. Kegiatan ini merupakan tahap kegiatan pemecahan masalah (problem solving) untuk menjawab pertanyaan yang diajukan anak pada tahap sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, yaitu:

1) Kegiatan penyelidikan melalui observasi, wawancara dengan nara sumber, dan eksperimen sederhana

2) Kegiatan konstruksi atau membuat hasil karya yang sesuai dengan topik proyek

(20)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Metode Pembelajaran Konvensional

Metode pembelajaran konvensional dalam penelitian ini adalah kegiatan belajar mengajar yang sudah biasa dilaksanakan sehari-hari oleh guru RA Laa Tansa, yang selanjutnya disebut sebagai kelompok kontrol. Dalam hal ini kegiatan belajar diorganisasikan secara klasikal di dalam kelas, guru menjadi pusat dari kegiatan pembelajaran dan anak lebih banyak memperhatikan apa yang dilakukan guru. Rencana pelaksanaan pembelajaran atau Rencana Kegiatan Harian yang digunakan adalah yang biasa digunakan oleh guru sehari-hari.

3. Kemampuan problem solving B

Menurut Gega (1977:45) dalam kemampuan problem solving anak dibutuhkan sedikitnya empat keterampilan proses sains yang perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran, yaitu: mengamati, mengukur, mengkomunikasikan, dan membuat kesimpulan.

Indikator kemampuan mengamati, adalah anak mampu: (a) Menggunakan kelima indranya untuk mengetahui benda yang diamati, (b) Membandingkan persamaan dan perbedaan benda dari benda yang diamati. Indikator mengklasifikasikan, adalah anak dapat Mengelompokkan benda yang diamati berdasarkan bentuk dan warna.

Indikator kemampuan mengukur, adalah anak mampu: (a) Memperkirakan ukuran yang diperlukan dalam suatu percobaan, dan (b) Mengukur benda dengan menggunakan bebagai macam alat ukur.

(21)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Anak usia dini

Anak usia dini lebih menunjuk pada rentang umur prasekolah, yaitu 0-6 tahun atau sebelum memasuki usia wajib belajar di SD (Supriadi, 2002 dalam Permana, 2010). Yang dimaksud anak usia dini dalam penelitian ini adalah anak kelompok B usia lima – enam tahun.

D. InstrumenBPenelitianB

Prinsip penelitian adalah melakukan pengukuran, alat untuk mengukur disebut instrumen. Instrumen penelitian digunakan sebagai alat pengungkap data. Prosedur pengembangan instrumen yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut (Margono, 2002: 157): 1. Menganalisis Variabel Penelitian

Peneliti terlebih dahulu mengkaji variabel menjadi aspek/dimensi, sub aspek, dan indikator serta item pernyataan dengan rinci dan jelas sehingga dapat diukur dan menghasilkan data yang diinginkan oleh peneliti.

2. Menetapkan Jenis Instrumen

Langkah kedua, peneliti menetapkan jenis instrumen penelitian yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan dalam pengumpulan data di lapangan. Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu skor kemampuan problem solving anak dan keterlaksanaan proses pembelajaran metode proyek yang dilakukan oleh guru.

3. Menyusun Kisi-kisi Instrumen

(22)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun kisi-kisi instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran A.2

4. Membuat Instrumen Penelitian

Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun pada langkah sebelumnya, peneliti kemudian membuat instrument penelitian yang terdiri dari item atau pernyataan yang mengacu pada indikator yang telah ditentukan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu :

a. Instrumen kemampuan problem solving anak dalam aktivitas belajar yang diperoleh dari responden anak.Alat ukur ini berupa tes tindakan yang diujikan terhadap anak dengan dua kategori, yaitu Muncul (M) dan Tidak Muncul (TM). Instrumen kemampuan problem solving anak dalam penelitian ini menggunakan teknik skala Guttman dengan jenis pengukuran skala 0-1. Skala Guttman merupakan skala pengukuran dengan data yang diperoleh dapat berupa interval atau rasio, dalam skala guttman hanya ada dua interval “ya-tidak, “benar-salah”, “positif-negatif”, “muncul-tidak muncul” dan lain-lain.

Penilaian dalam penelitian ini menggunakan alat observasi berupa daftar ceklis yang merupakan sejumlah pernyataan terpilih oleh peneliti atau responden yang kemudian peneliti membubuhkan tanda ceklis pada tempat yang telah disediakan. Hasil skala penilaian yang diperoleh dari observasi terhadap kemampuan problem solving anak dalam aktivitas belajar sains dijadikan skor angka, kemudian hasil skor tersebut dipaparkan dalam angka-angka kualitatif. Adapaun instrument kemampuan problem solving anak dalam aktivitas belajar dalam penelitian ini dapat dilihat pada lampiran A.3

(23)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terstuktur dengan dua kategori yaitu ya dan tidak. Untuk Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran A.4

E. PengembanganBInstrumenB

Pengembangan instrumen dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan antara lain sebagai berikut:

1. Judgment Instrumen

Peneliti mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat dengan ahli, dalam hal ini dengan tiga dosen yang ahli di bidang pendidikan anak usia dini. Judgment instrumen ini dilakukan untuk merevisi instrument apabila terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam pembuatannya, misalnya dengan membuang instrumen yang tidak perlu, mengganti item/pernyataan dalam masing-masing indikator, perbaikan isi atau redaksi dan lain sebagainya.

2. Uji Coba Instrument

Setelah judgment instrument, sebelum menggunakan instrumen penelitian kelapangan, instrumen tersebut diuji coba terlebih dahulu. Uji coba dilakukan di RA Risalah. Hal ini dilakukan karena anak RA Ar-Risalah mempunyai karakteristik, & kurikulum yang sama.

Instrumen yang diuji cobakan berjumlah dua puluh item, kepada dua puluh lima orang anak. Setelah dilakukan uji coba, kemudian dilakukan penyeleksian item dengan cara melihat nilai validitas hasil instrumen. Instrumen yang baik haruslah memenuhi dua persyaratan penting yaitu validitas dan reliabilitas (Arikunto, 2006:168).

(24)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil data uji coba instrument tersebut direkapitulasi ke dalam format Microsoft exel 2010 untuk kemudian di uji validitas dan reliabilitasnya. validitas diperlihatkan oleh seberapa jauh hasil ukur item tersebut konsisten dengan hasil ukur tes secara keseluruhan. Oleh karena itu validitas tercermin pada besaran koefisien korelasi antara skor item dengan skor total tes. Jika koefisien korelasi antara skor item dengan skor total tes positif dan signifikan maka butir tersebut valid berdasarkan ukuran validitas internal.

Untuk menentukan koefisien korelasi (skor butir dikotomi) antara skor item dengan skor total tes digunakan koefisien korelasi biserial (rbis) (Daali, 2000:77 dalam Sappaile, 2005:4) dengan rumus:

Keterangan:

: rata-rata skor anak yang memperoleh skor 1 : rata-rata skor total

ADt : simpangan baku skor total

p : proporsi jawaban benar terhadap semua jawaban anak q : 1-p

(25)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut disajikan hasil rekapitulasi uji validitas kemampuan

problem solving anak dengan menggunakan program Microsoft Exel 2010, dengan fungsi Correl dapat dilihat pada table 3.5

TableB3.5B

HasilBPerhitunganBUjiBValiditasBInstrumenB KemampuanBProblem solvingBAnakBUsiaBDiniB

DalamBAktivitasBBelajarBSainsB B

No.BItemB rBpbisB ValiditasB B No.BItemB rBpbisB ValiditasB

1. 0,651 Valid 18. 0,251 In Valid

Setelah perhitungan validitas dilakukan, diketahui yang memenuhi kriteria validitas butir item yaitu nomor 1, 3, 4,5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 33 dan 34 sedangkan butir item yang memiliki kriteria tidak valid yaitu nomor 2, 8, 13, 18 dan 27 sehingga item yang tidak valid dianggap tidak dipergunakan lagi (hapus).

(26)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak valid pada setiap aspek dapat dilihat pada table 3.6 di bawah ini sebagai berikut:

B TabelB3.6 RincianBValiditasBItemB

B

No.B AspekB ItemBValidB InvalidB

1. Keterampilan Mengamati 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 10 2, 8 2. Kemampuan mengklasifikasi 11, 12, 14, 15, 16,

17, 13

3. Kemampuan Mengukur 19, 20, 21 18

4. Kemampuan

Mengkomunikasikan 22, 23, 24, 25, 26, 28, 29 27

5. Kemampuan membuat

kesimpulan 30, 31, 32, 33, 34 -

Total Item 29 5

Item yang valid berarti item tersebut dapat mengukur apa yang akan diukur dan item tidak valid artinya item tersebut tidak dapat mengukur item yang seharusnya diukur dan tidak digunakan lagi dalam memperoleh data penelitian.

4. Realibilitas

Setelah diuji validitas item dari variable kemampuan problem solving anak, maka langkah selanjutnya adalah menguji apakah item tersebut reliable. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. (Arikunto, 2010:154).

(27)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(Arikunto, 2010:171) Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir instrumen ∑σb = varians total

Hasil uji Reliabelitas kemampuan problem solving anak dengan menggunakan rumus alpha dari cronbach dengan bantuan aplikasi SPSS 17.0 for windows, diperoleh sebagai berikut :

TableB3.7B

UjiBRealibilitasBInstrumenB

Cronbach's

Alpha N of Items

.937 34

Selanjutnya nilai r dikonsultasikan dengan menggunakan cara tradisional yaitu dengan mneggunakan interpretasi terhadap koefisien korelasi yang diperoleh dari nilai r (sugiyono, 1999:149) yang terdapat

(28)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diantara 0,80-1,00. dengan kata lain, instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi dan dapat digunakan untuk penelitian.

F. TeknikBPengumpulanBDataB

Penelitian ini menggunakan tiga (3) macam cara pengumpulan data, yaitu melalui tes, observasi, serta dokumentasi.

1. Tes

Tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan problem solving anak terhadap aktivitas yang diujikan oleh peneliti. Tes yang diberikan berupa pretes dan postes.

2. Observasi

Observasi adalah teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, dsb. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif. Dalam observasi ini peneliti ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, peneliti ikut sebagai peserta rapat atau peserta pelatihan.

3. Dokumentasi

Dokumentasi dipilih agar dapat memperoleh data langsung dari tempat penelitian seperti laporan kegiatan, foto-foto, rekaman kegiatan dan data yang relevan (akdon, 2008:137).

G. TeknikBPengolahanBDataB

Pengolahan analisis data untuk penelitian ini menggunakan cara sebagai berikut:

(29)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengetahui bagaimana kemampuan problem solving anak pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dianalisis dengan cara: a. Menghitung jumlah soal kemampuan problem solving anak

b. Menentukan skor maksimal ideal yang diperoleh sampel Skor maksimal ideal = jumlah soal x skor tertinggi

AspekB SkorBMaksimalBIdealB

Keseluruhan = 29 x 1 = 29

Kemampuan Mengamati = 8 x 1 = 8

Kemampuan mengklasifikasi = 6 x 1 = 6

Kemampuan Mengukur = 3 x 1 = 3

Kemampuan Mengkomunikasikan = 7 x 1 = 7 Kemampuan membuat kesimpulan = 5 x 1 = 5

c. Menentukan skor minimal ideal yang diperoleh sampel: Skor minimal ideal = jumlah skor x skor terendah

AspekB SkorBMaksimalBIdealB

Keseluruhan = 29 x 0 = 0

Kemampuan Mengamati = 8 x 0 = 0

Kemampuan mengklasifikasi = 6 x 0 = 0

Kemampuan Mengukur = 3 x 0 = 0

Kemampuan Mengkomunikasikan = 7 x 0 = 0 Kemampuan membuat kesimpulan = 5 x 0 = 50

d. Mencari rentang skor yang diperoleh sampel:

Rentang skor = skor maksimal ideal – skor minimal ideal

AspekB SkorBMaksimalBIdealB

(30)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Interval skor = rentang skor : 3

(31)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. UjiBStatistikB

Sehubungan dengan adanya beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum peneliti dapat menentukan teknik analisis statistik mana yang boleh digunakan, maka diadakan uji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu.

Uji normalitas digunakan agar peneliti dapat mengetahui apakah data yang diperoleh di lapangan tersebut berdistribusi normal atau tidak. Apabila hasil dari uji normalitas ini menunjukkan data berdistribusi normal, maka data diolah dengan menggunakan statistika parametrik dan bila hasil yang didapat menunjukkan data tidak berdistribusi normal maka data dioleh menggunakan statistika non parametrik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:313):

“Apabila data yang dianalisis berbentuk sebaran normal maka peneliti boleh menggunakan teknik statistik parametrik, sedangkan apabila data yang diolah tidak merupakan sebaran normal, maka peneliti harus menggunakan statistik non parametrik”.

(32)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bentuk hipotesis untuk uji normalitas adalah sebagai berikut: Ho : sample berasal dari populasi berdistribusi normal.

H1 : sample tidak berasal dari populasi berdistribusi normal.

Kaidah penetapan:

Jika signifikan > 0,05, sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

Jika signifikan < 0,05, sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal.

Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak H0 berdasarkan P-value adalah jika P-value < α maka H0 ditolak

dan jika P-value  α maka H0 tidak dapat ditolak. Dalam program SPSS

17.0 for windows digunakan istilah significance yang disingkat Sig untuk P-value, dengan kata lain P-value = Sig.

B B B

3. HipotesisBPenelitianB

Menenentukan hipotesis sangatlah penting karena hipotesis nantinya akan digunakan untuk mengambil keputusan penelitian, apakah penelitian tersebut ada pengaruh yang signifikan atau tidak.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan problem solving anak yang menggunakan metode proyek dengan anak yang menggunakan metode konvensional.

(33)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kemampuan problem solving anak yang menggunakan metode proyek dengan anak yang menggunakan metode konvensional.

Ha : μd ≥ 0

(34)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BABBVB

KESIMPULANBDANBREKOMENDASIB B

A. KesimpulanB

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada uraian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis data pre test diketahui bahwa kemampuan awal

kemampuan problem solving anak kelas B di RA Laa Tansa sebelum

diterapkan metode proyek terdapat pada kategori kurang dan cukup dalam memecahkan masalah (problem solving) aktivitas belajar seperti dalam mengamati, mengukur, mengkomunikasikan, dan menyimpulkan hasil temuannya masih rendah.

2. Berdasarkan hasil analisis data post test diketahui bahwa kemampuan akhir

kemampuan problem solving anak kelas B di RA Laa Tansa sesudah

diterapkan metode proyek lebih baik dan meningkat dalam memecahkan masalah dalam aktivitas belajar seperti dalam mengamati, mengukur, mengkomunikasikan, dan menyimpulkan hasil temuannya.

3. Berdasarkan hasil analisis data post test terdapat pengaruh yang signifikan

dari penerapan metode proyek terhadap kemampuan problem solving anak

kelas B di RA Laa Tansa. Adapun pengaruh yang didapatkan yaitu anak dapat memecahkan permasalahan dalam aktivitas belajar seperti dalam mengamati, mengukur, mengkomunikasikan, menyimpulkan hasil temuannya ke dalam kegiatan proyek.

B. RekomendasiB

Berdasarkan simpulan penelitian di atas, diajukan beberapa rekomendasi untuk beberapa pihak sebagai berikut:

1. BagiBGuruBTamanBKanak-kanakB

a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode proyek ini terbukti secara

(35)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode tersebut direkomendasikan untuk digunakan para guru PAUD sebagai salah satu metode dalam peningkatan Kemampuan problem solving anak.

b. Metode pembelajaran proyek direkomendasikan kepada guru untuk

meningkatkan keterampilan-keterampilan anak yang lain, di luar kemampuan problem solving anak.

c. Sebagai proses pembelajaran bagi anak usia dini, dalam kegiatan sehari-hari

anak hendaknya diberikan permasalahan-permasalahan yang berada di lingkungannya agar mereka belajar untuk memecahkan permasalahan tersebut, karena anak memiliki potensi trial anb error.

d. Untuk mengatasi kendala yang dirasakan guru dalam meningkatkan

kemampuan problem solving, maka guru hendaknya perlu dibekali

pemahaman bahwa meningkatkan kemampuan problem solving tidak identik dengan eksperimen yang mahal akan tetapi hal-hal kecil dapat dijadikan

media dalam meningkatkan kemampuan problem solving untuk anak seperti

dengan menggunakan metode proyek.

2. BagiBOrangBTuaB

Dapat dijadikan sebagai masukan pembelajaran di rumah dengan strategi untuk meningkatkan kemampuan problem solving yang menyenangkan bagi anak agar termotivasi untuk belajar.

3. BagiBLembagaBPendidikanBAnakBUsiaBDiniB

a. Sekolah seharusnya dapat memfasilitasi pembelajaran khususnya

meningkatkan kemampuan problem solving dengan media dan sumber belajar yang memadai untuk mendukung proses belajar dan mengajar.

b. Agar anak dapat meningkatkan kemampuan problem solving dengan tepat,

seharusnya para guru diberikan kesempatan untuk memperoleh pelatihan

tentang metode untuk meningkatkan kemampuan problem solving yang

sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak, karena kemampuan problem

solving anak berpengaruh terhadap kemampuan problem solving tingkat

(36)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. BagiBPenelitiBSelanjutnyaB

a. Diharapkan bagi peneliti selanjutnya dapat mengangkat permasalahan tentang

kemampuan problem solving, akan tetapi menggunakan metode yang berbeda sehingga dapat memberikan temuan-temuan dan wawasan baru mengenai pembelajaran dini di TK.

b. Peneliti lain dapat memanfaatkan metode ini dengan memvariasikan aktivitas

(37)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenaf. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Arikunto. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta:Rineka Cipta.

Britz, J. (1993). Problem Solving in Early Childhood Classrooms. [onfine]. Tersedia: http://ceep.crc.uiuc.edu/eecearchive/digests/1993/britz93.htmf. [30 januari 2012. Jam 05.31]

Carson Jamin (2007).A Problem With Problem Solving:Teaching Thinking Without Teaching Knowledge. The Mathematics Educator, Vof. 17, No. 2, 7–14http://math.coe.uga.edu/tme/issues/v17n2/v17n2_Carson.pdf(16, Februari2012)

Chapman, Sara (2012). Enhancing Problem Solving in Children.

[onfine].Tersedia:http://www.abifitypath.org/areas-of- devefopment/fearning--schoofs/probfem-sofving-skiffs/articfes/enhancing-probfem-sofving.htmf. (21, Februari 2012)

Chen, N. (2009). How to Help Children Develop Problem-Solving Skills. [onfine]. Tersedia:

http://missourifamifies.org/features/parentingarticfes/parenting81.htm. [30 januari 2012. Jam 08.47]

Heriawan, A. et.af. (2012). Metodelogi Pembelajaran: Kajian Teoritis Praktis. Banten: LP3G

Junaedi. (2010). The Psikology of Learning. [Onfine]. Tersedia: http://jujunjunaedi86.bfogspot.com/2010/04/fupa-dan-kejenuhan-dafam-befajar.htmf. [10 Desember 2012]

Katz, L G. (1994). The Project Approach. [onfine]. Tersedia:

http://ceep.crc.uiuc.edu/eecearchive/digests/1994/fk-pro94.htmf. [30 Januari 2012. Jam 05.37]

Katz, L G. (1996). The Importance of Projects. [onfine].

Tersedia:http://ceep.crc.uiuc.edu/eecearchive/books/projapp1/initiaf.htmf# Foreword. [17 februari 2012. Jam 14.28]

(38)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lappan dan Phiffips. (1998). Why Is Teaching With Probfem Sofving Important to Student Learning. [Onfine]. Tersedia:

http://www.nctm.org/upfoadedFifes/Research_News_and_Advocacy/Rese arch/Cfips_and_Briefs/Research_brief_14_-_Probfem_Sofving.pdf. [21 November 2012];

Moesfichatoen R. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta. Rineka Cipta

No Name. (2007). Promoting Thinking And Problem-Solving In All Early

Childhood Settings.[onfine].

Tersedia:Http://Www.Earfychifdhoodaustrafia.Org.Au/Index2.Php?Option =Com_Content&Do_Pdf=1&Id=948 (31-01-2012 Jam 03.05)

Pearson, J. dan Krodick, H. D. K. (2008). Partnerships to Enhance Children’s

Problem Solving Skills. [onfine]. Tersedia:

http://www.reachinginreachingout.com/documents/CCCF-Faff08-Engfish.pdf. (30 januari 2012. Jam 03.55)

Permana Y. A. (2010) Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Dalam Pendidikan

Formal : Antara Harapan Dengan Kenyataan.[onfine].

Tersedia:Http://Fife.Upi.Edu/Direktori/Fptk/Jur._Pend._Teknik_Arsitektur

/196904111997031-Asep_Yudi_Permana/Paud_Dafam_Pendidikan_Format_%28asep_Yudi_P ermana%29.Pdf [22 Mei 2010]

Pribadi B.A. (2009). Model Desain Sistem Pembelajaran. Dian Rakyat. Jakarta Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Sappaife, Baso I. (2005) Vafiditas Dan RefiabifitasTes Yang MemuatButirDikotomi Dan Pofitomi*) Jurnal Ilmu Pendidikan (Parameter), Nomor 24, Tahun XXII, Desember 2005 **) Baso Intang Sappaile, M.Pd., Dr., Dosen Matematika FMIPA UNM Makassar[0nfine].

Tersedia:http://basointang.fifes.wordpress.com/2013/03/vafiditas-refiabifitas.pdf. [4 febbruari 2014 jam 02.24 WIB]

Semiawan. (1985). Pendekatan Keterampifan Proses. [Onfine] http://repository.upi.edu/operator/upfoad/s_pgsd_0904570_chapter2.pdf . [10 Desember 2012]

(39)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setiawan A. (2011). Sekilas Karakteristik Anak Usia Dini. [onfine].

Tersedia:Http://Fife.Upi.Edu/Direktori/A%20-

%20fip/Jur.%20pend.%20fuar%20biasa/195604121983011%20-%20atang%20setiawan/Perkembangan%20abk/Sekifas%20tentang%20kar akteristik%20anak%20usia%20dini.Pdf (12-02-11 Jam 21:25)

Sofehuddin, M. (1997). Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung. FIP UPI Somantri, A. dan Muhidin, Sambas A. (2006). Aplikasi statistika dalam

penelitian. Bandung:Pustaka setia

Sudjana. (1992). Metode Statistik. Bandung: FPOK UPI Sugiyono.(2006). StatistikauntukPenelitian. Bandung: IKAPI.

Sugiyono.(2011). Metode Penefitian Pendidikan: pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: Affabeta

Syaodih, E. (2005). Bimbingan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta. DEPDIKNAS. Wahudin. (2009). Keterampilian Pemecahan Masalah. [Onfine]. Tersedia:

http://tugino230171.wordpress.com/2011/01/09/modef-pembefajaran-keterampifan-pemecahan-masafah-sosiaf-sociaf-probfem-sofving/. [04 Desember 2011].

Winarto J. (2011). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget Dan

Implementasinya Dalam Pendidikan. [onfine].

Tersedia:Http://Edukasi.Kompasiana.Com/2011/03/12/Teori- Perkembangan-Kognitif-Jean-Piaget-Dan-Impfementasinya-Dafam-Pendidikan/. (3 Maret, 2011)

Zone, K. (2010). Mind Mapping Geografi. [Onfine]. Tersedia: Apfikasi% %20Zone%20Mind%20Map%20«%20Tentang%20Anak. [04 Desember 2011]

Zunun M. M. (2007). Mempersiapkan Peserta Didik Yang Unggul Melalui

Optimalisasi Perkembangan Masa Dini Anak. [onfine].

(40)

RinaFardiana,2014

PENGARUH METODE PROYEK TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING ANAK USIA DINI

Gambar

TableB3.5B
tabel selang

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peramalan jumlah penumpang kereta api di pulau jawa dan sumatera sehingga membantu PT Kereta Api Indonesia dalam mengantisipasi

, dalam upaya mengatasi persoalan pembelajaran yang ada, peneliti harus dapat menentukan model atau metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan, jika

Ini kerana guru mendapatkan pendedahan tentang kemahiran generik semasa di Institut Pengajian Tinggi yang berlainan seperti Institut Pendidikan Guru, Institut

Lokasi penelitian yang berada di Perumahan Grand Puri Bunga Nirwana, merupakan bekas daerah persawahan yang sedang tahap pembangunan untuk dijadikan daerah

Sahabat MQ/ minimnya kesadaran para pejabat dalam melporkan harta kekayaannya/ merupakan preseden buruk di tengah upaya pemberantasan korupsi dan reformasi

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Secara Voluntary. Diponegoro Journal

Panitia Perancang Undang-Undang Dasar (diketuai oleh Ir. Soekarno ), Panitia Pembelaan Tanah Air (diketuai oleh Raden Abikusno Tjokrosoejoso ), dan Panitia Ekonomi

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi akuntan publik berdasarkan gender dan pengalaman kerja terhadap kompetensi