• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pembuatan Akta Kelahiran Umum Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Surakarta Marsandy vidyarmoko

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosedur Pembuatan Akta Kelahiran Umum Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Surakarta Marsandy vidyarmoko"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

PROSEDUR PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN UMUM

PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Sebutan

Vokasi Ahli Madya ( A.Md. ) Dalam Bidang

Manajemen Administrasi

Oleh :

Marsandy Vidyarmoko

D1508045

PROGRAM DIPLOMA III MANAJEMEN ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

PERSETUJUAN

PROSEDUR PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN UMUM

PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

SURAKARTA

Disusun Oleh :

MARSHANDY VIDYARMOKO

D1508045

Disetujui Untuk Dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Pada Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pembimbing,

Asal Wahyuni Erlin Mulyadi, S.Sos, MPA

(3)

commit to user

PENGESAHAN

PROSEDUR PEMBUATAN AKTA KELAHIRAN UMUM

PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

SURAKARTA

Disusun Oleh :

MARSANDY VIDYARMOKO

D1508045

Telah diuji dan disahkan oleh Tim Penguji

Pada Program Studi Diploma III Manajemen Administrasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada Hari :

Tanggal :

Tim Penguji Nama Tanda Tangan

1. Penguji 1 Drs. Soeharsono, M.S. ………

2. Penguji 2 Asal Wahyuni Erlin M, S.Sos, MPA. ………

Mengetahui,

Dekan, Ketua Program

Prof. Drs. Pawito, Ph.D Drs. Sudarto, M.Si

(4)

commit to user

MOTTO

Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di antaramu

dan orang-orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat”

(Q.S. Al. Mujadilah: 11)

“Barangsiapa berjalan untuk mencari ilmu maka Allah akan mempermudah bagi-Nya jalan ke Surga”

(HR. Muslim)

Jika kau ingin menjulang tinggi gunakan kakimu sendiri

Jangan biarkan dirimu dijunjung orang

Jangan kau duduk di atas punggung dan kepala orang”

(Frederick Willhem Nietszche)

“Jangan takut maju, meskipun perlahan. Mereka yang timpang pun tidak akan berjalan mudur”

(5)

commit to user

PERSEMBAHAN

KARYA INI PENULIS PERSEMBAHKAN KEPADA :

- Ayah dan Ibu tercinta yang telah

memberikan dorongan dan semangat

- Kakak adikku tersayang yang selalu

memberikan doa

- Teman-teman MA angkatan 2008

-

Sahabat-sahabatku

(6)

commit to user

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala atas berkat rahmat serta

karunia-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga Laporan Penulisan

Tugas Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Tugas Akhir ini disusun guna

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya ( A.Md ) dalam

bidang Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis

mengambil judul “ Prosedur Pembuatan Akta Kelahiran Umum Pada Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Surakarta”.

Penulisan Tugas Akhir ini tidak akan berhasil dengan baik dan lancar

tanpa adanya kerja sama dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT sebagai sumber dari segala kekuatan.

2. Ibu Asal Wahyuni Erlin Mulyadi, S.Sos, MPA selaku pembimbing Tugas

Akhr yang senantiasa bersabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3. Bapak Drs. H Sakur, M.Si selaku Ketua Program Diploma III Manajemen

Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

4. Bapak Drs. Pramono, SU selaku Pembimbing Akademik.

5. Bapak Drs. H. Supriyadi, SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Bapak Mamiek Miftachul Hadi, M.Si selaku kepala Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk melakukan KKM 2011.

7. Bapak Joko slameto, Ibu Widi, Ibu Endah, Ibu Sugiarti yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis selama ada di Dinas Kependudukan

(7)

commit to user

8. Semua staf dan karyawan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Surakarta.

9. Terima kasih kepada semua pihak yang senantiasa membantu dalam

pembuatan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari sepenuhnya Tugas Akhir ini masuh jauh dari sempurna

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Demikian

penulisan Tugas Akhir ini, semoga dapat memberikan manfaat yang berguna bagi

penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Surakarta, Juni 2011

(8)

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

MOTTO... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Pengamatan ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN ... 7

A. Tinjauan Pustaka ... 7

1. Ilmu Kependudukan ... 7

2. Administrasi Kependudukan dan Kebijakan Kependudukan ... 11

3. Akta Kelahiran ... 13

B. Metode Pengamatan ... 14

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI ... 19

(9)

commit to user

A. Lokasi dan Dasar Hukum... 19

B. Tugas Pokok, Visi, dan Misi ... 20

C. Struktur Oraganisasi ... 21

D. Kondisi personalia ... 25

E. Jenis Pelayanan ... 26

BAB IV PEMBAHASAN ... 28

A. Prosedur Pembuatan Akta Kelahiran Umum Biasa ... 28

B. Prosedur Pembuatan Akta Kelahiran Umum Khusus ... 33

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

A. Kesimpulan ... 41

B. Saran ... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 44

(10)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar Perkembangan Penduduk ... 8

(11)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah pegawai ... 25

Tabel 1.2 Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan Terakhir ... 25

(12)

commit to user

ABSTRACT

Marshandy Vidyarmoko. D1508045. Preparation of Birth Certificate Procedures General at the Department of Population and Civil Registration Surakarta. Administrative Management Diploma Program III. Faculty of Social and Political Sciences. Eleven universities in March. 2011. 45 Pages.

Birth certificate is a document on population is very important to the future of a child. Implementing agencies in each area of population administration is the Office of Population and Civil Registration (Dispendukcapil). The

observation was conducted to determine the procedures common in the birth certificate Dispendukcapil Surakarta. This type of observation is a qualitative descriptive, that is only referring to the identification of properties or

characteristics that distinguish a group of people, objects or events. Techniques of data collection is done through observation, interviews, and study the document. Data analysis is done using an interactive model that includes data reduction, data presentation, and drawing conclusions.

Observations show that the birth certificate procedures common in the city surakarta is in conformity with laws and regulations Surakarta. The procedure of making common birth certificate can be divided into two, namely the general procedures used to manufacture a birth certificate and a special public. Procedures and general requirements for the manufacture of both types of birth certificates is the same. This difference is the other requirements / attachments required in each class of birth at the birth of a special general. Birth classes that are specific categories of common birth is the birth of unknown origin or the presence of parents, birth events that occurred outside of Indonesia, birth events that occurred in aircraft and ships, registration of birth if the child late in the process of making the birth certificate , and adopted children. Problems in the implementation of services that met the birth certificate of the results of these observations include the presence of bribery and the presence of brokers in the birth certificate.

(13)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar.

Tercatat Penduduk Indonesia sekarang ini menurut sensus penduduk yang

dilakukan pada Oktober 2010 totalnya sampai saat ini mencapai 237,56 juta jiwa.

Ini membuat indonesia masuk dalam peringkat 4 dalam jumlah penduduk dengan

jumlah terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Dengan jumlah

penduduk yang besar ini, pemerintah harus berupaya keras dalam masalah yang

dihadapi indonesia mengenai pencatatan kelahiran agar mendapatkan statistik

yang akurat dan menyelamatkan status anak secara hukum.

(www.peluangbisnisali.co.cc)

Menurut data dari UNICEF, 60% anak-anak Indonesia yang berumur

dibawah 5 tahun belum mempunyai Akte Kelahiran. Hal ini mengakibatkan

Indonesia berada pada ranking 20 terbawah dalam hal pencatatan resmi pada

Kelahiran anak. Dan dari data tersebut, ternyata bukan hanya anak-anak dari

kalangan yang kurang mampu saja yang tidak mempunyai akte kelahiran.

Masyarakat yang mampu pun masih ada yang belum mempunyai kesadaran dan

pengetahuan cukup tentang pentingnya mencatatkan kelahiran anak-anaknya pada

Kantor Catatan Sipil setempat. Perlunya Pemerintahan dan Pemerintah Daerah

setempat memberikan penyuluhan. (www.unicef.org)

Saat ini Akte Kelahiran sangat penting dan diperlukan, khususnya bagi

anak-anak yang akan mendaftar masuk sekolah. Banyak Sekolah-sekolah yang

mensyaratkan bagi calon siswanya harus menyertakan akte kelahiran ini. Pun juga

untuk melamar pekerjaan, khususnya pada instansi-instansi Pemerintahan adalah

hal yang mutlak untuk menyertakannya. Juga pada saat kita harus mengurus

(14)

mengurus untuk mendapatkan passport. Akte kelahiran juga berfungsi

melindungi anak-anak dari eksploitasi tenaga kerja anak dan bahkan trafficking.

Tanpa bukti sah yang menyebutkan tentang kewarganegaraan dan keterangan

kelahiran sang anak, akan sangat sulit untuk melindungi hak-hak anak secara

hukum dari pekerjaan penuh resiko, dalam kasus ini adalah trafficking, repatriasi

akan sangat sulit. (Yudie, 2009)

Untuk dapat menyelesaikan permasalahan tersebut, Indonesia harus

meningkatkan kemampuan untuk mendorong tumbuhnya pencatatan sipil dan

mengimplementasikan undang-undang pencatatan sipil. Sekarang ini, di Indonesia

terutama daerah daerah tingkat kotamadya sudah terdapat Lembaga pemerintah

yang mengurusi pencatatan kelahiran yaitu Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil dengan tugas dan wewenang yang berkaitan dengan adminstrasi

kependudukan dan pencatatan sipil. Dengan demikian, segala sesuatu yang

berkaitan dengan kependudukan dan pencatatan kelahiran sudah ditangani oleh

lembaga pemerintah tersebut dan telah tersebar di seluruh indonesia.

Lembaga catatan Sipil merupakan lembaga yang bertujuan untuk

memungkinkan pencatatan yang selengkap-lengkapnya dan oleh karenanya

memberikan kepastian sebenar-benarnya tentang kejadian atau peristiwa. Semua

kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa tersebut dibukukan sehingga baik yang

bersangkutan sendiri maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai bukti

tentang kejadian kejadian tersebut, karena mungkin juga ada orang ketiga

mempunyai kepentingan untuk mengetahui tentang perkawinan, kelahiran,

pengakuan anak, pengesahan anak, perceraian, kematian dan pergantian nama.

Kegunaan dari akta akta yang dibuat Catatan sipil adalah :

a. Merupakan alat bukti yang paling kuat menentukan Kedudukan hukum

seseorang.

b. Merupakan akta otentik yang mempunyai alat pembuktian sempurna di depan

(15)

c. Memberikan kepastian hukum yang sebenar-benarnya tentang

kejadian-kejadian mengenai kelahiran, kematian, perkawinan, dan pengakuan anak serta

perceraian.

d. Dari segi praktisnya akta kelahiran pada khususnya di Catatan Sipil dapat

digunakan untuk tanda bukti yang otentik dalam hal pengurusan paspor

kewarganegaraan, keperluan sekolah, bekerja, masuk TNI, menentukan status

waris dan sebagainya.

Pada umumnya, status hukum seseorang dimulai pada saat dia dilahirkan

hidup dan akan berakhir dengan kematian bagi dirinya. Peristiwa kelahiran sampai

dengan kematian seseorang tersebut akan membawa akibat-akibat hukum yang

sangat penting untuk dirinya sendiri maupun para pihak lain yang berkepentingan.

Demi kelangsungan hidup manusia yang lestari dan seimbang, maka manusia

membentuk keluarga dengan terlebih dahulu mengadakan perkawinan, lalu

keluarga yang baru dibentuk itu akan dimungkinkan dengan kelahiran anak yang

diharapakan sebagai akibat dari perkawinan mereka, dan anak yang lahir inilah

yang disebut sebagai penerus generasi dari orang tuanya. Peristiwa kelahiran itu

perlu mempunyai bukti yang tertulis dan otentik berupa akta kelahiran untuk

membuktikan identitas seseorang yang pasti dan sah oleh lembaga Catatan Sipil.

(www.kependudukancapil.go.id)

Dapat dikatakan sebagai anak yang sah dari orang tuanya apabila anak

tersebut dapat menunjukan bukti bukti yang kuat dan otentik. Alat bukti yang sah

tentunya adalah satu bukti tertulis yang otentik yang menerangkan tentang suatu

hal agar tersebut mempunyai dasar kekuatan hukum yang pasti dan kuat.

Demikian pula dengan peristiwa kelahiran seseorang, peristiwa kelahiran itu perlu

mempunyai bukti tertulis dan otentik karena untuk membuktikan identitas

seseorang yang pasti dan sah adalah dapat kita lihat dari akta kelahirannya yang

dikeluarkan oleh suatu lembaga yang berwenang yang mengeluarkan akta

tersebut. Akta kelahiran merupakan salah satu bentuk akta otentik yang berarti

mempunyai kedudukan sangat penting sekali dalam hal pembuktian suatu

(16)

Saat ini masih banyak anak Indonesia yang identitasnya tidak tercatat

dalam akta kelahiran. Dengan tidak tercatatnya identitas seorang anak dalam akta

kelahiran, maka secara hukum keberadaannya dianggap tidak ada. Kondisi ini

tidak hanya karena ketidaktahuan masyarakat akan arti penting akta kelahiran,

biaya yang tidak terjangkau dan prosedur yang panjang, namun karena sikap

diskriminatif terhadap mereka, yang dipandang sebagai "yang lain" atau berbeda

dari kelompok mayoritas. Akibatnya, anak-anak yang lahir mengalami kesulitan

untuk mendapatkan akta kelahiran.

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis tertarik untuk

memfokuskan penelitian lebih lanjut dengan judul PROSEDUR PEMBUATAN

AKTA KELAHIRAN UMUM .

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian diatas yang telah dikemukakan secara

sistimatis, maka penulis merumuskan permasalahan yang akan dibahas dan diteliti

sehingga penelitian ini dapat dicapai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk lebih

jelas dan mempermudah pemahaman terhadap permasalahan, penulis

merumuskan sebagai berikut : Bagaimana proses pembuatan akta kelahiran umum

dan akta kelahiran khusus?

C. Tujuan Pengamatan

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah tersebut diatas,

adapun yang menjadi tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Operasional

Untuk mengetahui prosedur pembuatan akta kelahiran umum di Dinas

(17)

2. Tujuan Fungsional

Agar hasil pengamatan ini dapat memberikan informasi dan masukan kepada

masyarakat/pembaca dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

mengenai prosedur pembuatan akta kelahiran umum di kota Surakarta.

3. Tujuan Individual

Untuk memenuhi syarat dalam memperoleh sebutan / gelar Ahli Madya pada

Program Diploma III Manajemen Administrasi Fakultas Ilmu Sosial Dan

Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Disamping mempunyai tujuan penelitian juga mempunyai manfaat sehingga

hasil yang akan dicapai dari kegiatan tersebut tidak sia-sia. Adapun manfaat dari

penulisan skripsi ini meliputi sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan

Agar dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan perbaikan

terhadap Prosedur pembuatan akta kelahiran umum dalam menjalani kegiatan

yang dapat meningkatkan kualitas pelayanannya. Selain itu, manfaat dari

pengamatan ini adalah agar Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Surakarta dalam meningkatkan Integritas Layananannya Kepada Konsumen.

2. Bagi Masyarakat

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran kepada masyarakat sehingga masyarakat mengetahui bagaimana

cara mendapatkan akta bagi mereka yang belum mempunyai akta kelahiran

dan mengetahui syarat-syarat untuk membuat akta kelahiran bagi mereka

yang baru melahirkan anak dan juga terlambat membuat akta kelahiran.

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dengan adanya penulisan skripsi ini penulis harapkan dapat memberikan

(18)

perdata yang menyangkut proses pembuatan akta kelahiran terhadap anak

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Ilmu Kependudukan

Masalah kependudukan merupakan masalah yang penting dalam

pembangunan suatu negara. Informasi tentang jumlah penduduk serta

komposisi penduduk menurut umur, jenis kelamin, pendidikan, tempat

tinggal, pekerjaan penting diketahui terutama untuk mengembangkan

perencanaan pembangunan manusia, baik itu pembangunan ekonomi, sosial,

politik, lingkungan dan lain-lain yang terkait dengan peningkatan

kesejahteraan manusia. (www.ahmada083.student.ipb.ac.id)

Berikut ini merupakan teori singkat yang dijelaskan oleh Multilingual

Demografic Dictionary tentang ilmu kependudukan yang dikutip dibawah ini:

“Ilmu kependudukan adalah suatu disiplin ilmu yang tidak dapat dipisahkan dalam pendalaman ilmu kesehatan masyarakat, karena dalam penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, maka yang paling urgent untuk diketahui struktur dari suatu masyarakat itu sendiri dan pendekatan jenis apa yang harus dipakai untuk dapat berinterkasi dalam sebuah populasi masyarakat. Salah satu definisi dari Ilmu kependudukan adalah : suatu ilmu yang mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangan dan perubahannya.

Definisi lain dikemukakan oleh para ahli lain yaitu menurut Philip M.

Hauser dan Duddley Duncan (dalam Said Rusli, 1994 : 1) tentang ilmu

kependudukan berikut ini :

“Ilmu yang mempelajari tentang jumlah, persebaran teritorial dan komposisi penduduk serta perubahan dan penyebab perubahan-perubahan yang terjadi tersebut. yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak teritorial (migrasi) dan mobilitas sosial (perubahan status)”.

Definisi yang lebih rinci tentang Kependudukan diberikan oleh R.

Thomlinson (dalam Said Rusli, 1994 : 1) sebagaimana dikutip di bawah ini :

(20)

yang bertujuan dan mencangkup memperoleh informasi dasar tentang distribusi penduduk, karakteristik, dan perubahan-perubahannya, menerangkan sebab-sebab perubahan dari faktor dasar tersebut dan menganalisa segala konsekuensi yang mungkin sekali terjadi di masa depan sebagai hasil perubahan-perubahan itu”.

Robert Thomas Malthus (1766-1834) terkenal sebagai pelopor ilmu

Kependudukan (population Studies) sebagai bagian dari rentetan

perkembangan demografi yang telah dimulai sejak pertengahan abad ke 17.

Tulisan monumentalnya An Essay on The Principle as it Affects Future

Improvement of Society, with remarks on the Speculations of Mr Godwin, Mr

Condorcet and other Writers atau lebih populer dengan sebutan Prinsip

Kependudukan (The Principle of Population) untuk pertama kalinya terbit

pada tahun 1798. Meskipun memperoleh banyak kritik, tetapi ia tetap

mendapat pengakuan yang luas di kalangan para ahli. Inti pemikiran dan

pendapat Malthus kemudian dikenal dengan Teori Kependudukan Malthus.

Malthus memulai dengan merumuskan dua postulat yaitu :

1. Bahwa pangan dibutuhkan untuk hidup manusia ; dan

2. Bahwa kebutuhan nafsu seksual antar jenis kelamin akan tetap sifatnya

sepanjang masa.

Atas dasar postulat tersebut Malthus menyatakan bahwa, jika tidak ada

pengekangan, kecenderungan pertambahan jumlah manusia akan lebih cepat

dari pertambahan subsistem (pangan). Perkembangan penduduk akan

mengikuti deret ukur sedangkan perkembangan subsistem (pangan) mengkuti

deret hitung dengan interval waktu 25 tahun seperti berikut :

Penduduk 1 2 4 8 16 32 64 dst

Subsistem 1 2 3 4 5 6 7 dst

Di jaman sekarang ini munculnya teori-teori Kependudukan hukum

alamiah (natural theories) dan teori-teori kependudukan sosial (social

(21)

kependudukan. Orang-orang yang dikategorikan sebagai pendukung

kelompok teori alamiah atau teori fisiologis antara lain adalah Michael

Thomas Sadler, Thomas Doubleday, Herbert Spencer, Corrado Gini, dan

Raymond Pearl. Mereka percaya bahwa ada hukum-hukum alam yang

mengatur dan yang membebaskan setiap tanggung jawab manusia dari

pengendalian pertumbuhan penduduk. Pada dasarnya mereka berpendapat

bahwa penurunan pertumbuhan penduduk terjadi sebagai akibat dari

perubahan fekunditas. Justru sandaran pada perubahan fekunditas inilah yang

dipandang sebagai kelemahan dari kelompok teori alamiah. Mengenai

teori-teori kependudukan sosial khususnya akan disinggung teori-teori transisi

demografi (demographic transition theory). (Said Rusli, 1994 : 1)

Teori transisi demografi merupakan teori kependudukan yang sangat

dominan meskipun bukan dengan banyak kritikan-kritikan. Teori ini

merupakan salah satu di antara teori-teori kependudukan yang tergolong

social theories. Kelompok teori sosial beranggapan bahwa perubahan

penduduk hasil dari kondisi sosial ekonomi penduduk yang bersangkutan.

Teori transisi demografi menyatakan bahwa setiap masyarakat memulai

dengan fase angka kelahiran-kematian tunggi, kemudian disusul oleh fase

menurunya angka kematian sementara angka kelahiran masih tetap tinggi dan

fase menurunnya angka kelahiran secara perlahan-lahan sehingga berada pada

(22)

Gambar 1. Perkembangan angka kelahiran dan kematian sesuai dengan

teori transisi demografi

Tinggi angka kelahiran

Angka

kematian

rendah

Sumber Data : Said Rusli (1994 : 1)

Dari gambar di atas dapat disimpulkan bahwa fase kelahiran dan

kematian tinggi sejajar dengan fase perkembangan masyarakat yang

tradisional agraris; dicirikan oleh ekonomi yang berlandaskan pertanian

dengan pendapatan rendah, tetapi dalam unsur-unsur industrialisasi /

modernisasi masih relatif belum berpengaruh. Tahap dimulainya

industrialisasi modernisasi suatu masyarakat untuk pertama kali berpengaruh

atas angka kematian hingga mengalami penurunan. Ini berkaitan dengan

pengetahuan medis yang mulai maju, perawatan kesehatan dan perbaikan

gizi. Turunnya angka kelahiran secara perlahan-lahan dimulai ketika

masyarakat yang bersangkutan mengalami industrialisasi/ modernisasi.

Akhirnya, ketika telah menjadi masyarakat industri atau masyarakat modern

barulah dicapai fase angka kelahiran–kematian rendah. Bukti-bukti bahwa

turunnya kelahiran dapat saja terjadi dalam masyarakat yang sebenarnya

(23)

negara-negara Eropa seperti perancis telah mulai mengalami turunnya angka

kelahiran sebelum industrialisasi. (Said Rusli, 1994: 1)

2. Administrasi Kependudukan dan Kebijakan Kependudukan

Administrasi Kependudukan merupakan rangkaian kegiatan penataan

dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui

pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi

kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan

pembangunan sektor lain. Dalam sistem administrasi setiap warga negara /

penduduk mempunyai hak untuk memperoleh :

1. Dokumen kependudukan

2. Pelayanan yang sama dalam pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil;

3. Perlindungan atas data pribadi;

4. Kepastian hukum atas kepemilikan dokumen;

5. Informasi mengenai data hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil

atas dirinya dan/atau keluarganya; dan

6. ganti rugi dan pemulihan nama baik sebagai akibat kesalahan dalam

pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil serta penyalahgunaan data

pribadi oleh instansi pelaksana.

Disamping adanya hak, kewajiban yang dimiliki

warganegara/penduduk dalam sistem administrasi kependudukan yaitu setiap

penduduk wajib melaporkan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting

yang dialaminya kepada instansi pelaksana. Sebab, setiap kejadian/peristiwa

penting yang dialami seperti kelahiran, kematian, dan perkawinan akan

membawa akibat terhadap penerbitan atau perubahan Kartu Keluarga (KK),

Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan atau surat keterangan kependudukan lain

yang meliputi pindah datang, perubahan alamat, atau status tinggal terbatas

menjadi tinggal tetap.

Administrasi kependudukan dimaksud menyangkut seluruh masalah

kependudukan, yang meliputi pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, dan

(24)

menjadi semakin penting karena selalu bersentuhan dengan setiap aktivitas

kehidupan di Indonesia. Diantaranya adalah saat pemilu legislatif, pemilu

presiden, pemilu kepala daerah, mengurus surat-surat kendaraan, mengurus

surat-surat tanah, dan lain sebagainya. Apabila kita akan berdomisili pada

suatu wilayah maka kita harus memiliki tanda domisili yang dibuktikan

dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP). (UU RI No 23 Tahun 2006)

Terkait dengan administrasi kependudukan, pemerintah mengeluarkan

kebijakan kependudukan melalui Undang-undang Republik Indonesia Nomor

23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Dalam kebijakan ini,

yang dimaksud dengan administrasi kependudukan adalah kegiatan penataan

dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui

Pendaftaran Penduduk, Pencatatan Sipil, Pengelolaan informasi Administrasi

Kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan

pembangunan sektor lain. Sesuai dengan kebijakan tersebut, Pemerintah

berkewajiban dan bertanggung jawab menyelenggarakan Administrasi

Kependudukan secara nasional, yang dilakukan oleh Menteri dalam negeri,

dengan kewenangan meliputi:

a. Koordinasi antarinstansi dalam urusan Administrasi Kependudukan;

b. Penetapan sistem, pedoman, dan standar pelaksanaan Administrasi

Kependudukan;

c. Sosialisasi Administrasi Kependudukan;

d. Pemberian bimbingan, supervisi, dan konsultasi pelaksanaan urusan

Administrasi Kependudukan;

e. Pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan berskala nasional: dan

f. Pencetakan, penerbitan, dan distribusi blangko Dokumen Kependudukan.

Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh

Instansi Pelaksana yang mempunyai kekuatan hukum sebagai alat bukti

autentik yang dihasilkan dari pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan

sipil. Dokumen Kependudukan pada dasarnya meliputi Biodata Penduduk,

Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Surat keterangan

(25)

otentik yang berisi catatn lengkap seseorang mengenai Kelahiran,

Perkawinan, Perceraian, Kematian, Pengakuan dan Pengesahan Anak,

Pengangkatan dan Perubahan nama yang diterbitkan dan disimpan oleh

Dinas. (UU No 23 Tahun 2006)

3. Akta Kelahiran

Akta kelahiran adalah akta otentik yang dikeluarkan oleh Catatan Sipil,

dan salah satu syarat untuk membuatnya adalah Surat Pelaporan Kelahiran

dari Kelurahan. Dalam hal ini akta kelahiran-lah yang memiliki kekuatan

pembuktian yang sempurna menurut hukum atas identitas seseorang

berdasarkan UU No 23 Tahun 2006. Akta kelahiran digolongkan menurut

jarak waktu pelaporan dengan kelahiran. Tetapi setiap golongan memiliki

kekuatan hukum yang sama. Adapun ketiga jenis akta kelahiran tersebut

adalah:

1. Akta Kelahiran Umum, yaitu akta kelahiran yang dibuat berdasarkan

laporan kelahiran yang disampaikan dalam batas waktu

selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari kerja bagi WNI dan 10 (sepuluh) hari

kerja bagi WNA sejak tanggal kelahiran bayi.

2. Akta Kelahiran Istimewa, yaitu akta kelahiran yang dibuat berdasarkan

laporan kelahiran yang telah melampaui batas waktu 60 (enam puluh) hari

kerja bagi WNI dan 10 (sepuluh) hari kerja bagi WNA sejak tanggal

kelahiran bayi.

3. Akta Kelahiran Dispensasi, yaitu akta kelahiran yang dibuat berdasarkan

Program Pemerintah untuk memberikan kemudahan bagi mereka yang

lahir sampai dengan tanggal 31 Desember 1985 dan terlambat

pendaftaran/pencatatan kelahirannya.

Manfaat dari Akte Kelahiran adalah sebagai berikut :

1. Untuk masuk sekolah mulai dari taman kanak-kanak sampai dengan

perguruan tinggi.

(26)

3. Untuk pembuatan Akta Pernikahan / Surat Kawin

4. Untuk membuat Kartu Tanda Penduduk / KTP

5. Untuk membuat Surat Ijin Mengemudi

6. Untuk mengurus Hak Ahli Waris berdasarkan Hukum di Indonesia

7. Untuk mengurus masalah Asuransi

8. Untuk mengurus masalah Tunjangan Keluarga

9. Untuk mengurus Bea Siswa

10. Untuk mengurus Hak Dana Pensiun

11. Untuk melaksanakan Ibadah Haji

12. Untuk mengurus pembuatan status kewarganegaraan (seperti pada

pembuatan SKKRI / SBKRI / WNI atau Dua keWarga Negaraan )

Penerbitan akta kelahiran dilakukan oleh Suku Dinas Kependudukan

dan Catatan Sipil Kabupaten/Kotamadya. Persyaratan untuk membuat akta

kelahiran adalah sebagai berikut : (www.kependudukancapil.go.id)

1. Surat Keterangan kelahiran dari Rumah Sakit /Dokter /Bidan /Pilot

/Nakhoda.

2. Surat Tanda Bukti Perkawinan Orang Tua.

3. Surat Keterangan Kelahiran dari Lurah.

4. Fotocopy Kartu Keluarga/Kartu Tanda Penduduk yang dilegalisir Lurah.

B. Metode Pengamatan

1. Lokasi Pengamatan

Pengamatan ini dilakukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kota Surakarta. Alasan kenapa memilih lokasi tersebut adalah :

a. Ingin tahu lebih jauh dan mendalam terhadap pembuatan akta kelahiran

secara umum dan khusus di Kota Surakarta.

b. Memperoleh ijin dalam melaksanakan pengamatan yang memungkinkan

(27)

2. Jenis Pengamatan

Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini, yang lebih

menekankan pada masalah proses dan makna (persepsi dan partisipasi), maka

jenis penelitian menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Jenis

pengamatan ini memudahkan menggambarkan secara jelas karakteristik dan

masalah yang timbul karena hanya focus kepada pokok pertanyaan dasar dan

dapat menyatakan penyampaian fakta-fakta yang terjadi oleh objek yang

diamati secara jelas, cermat dan lengkap tanpa harus menambahkan

bagian-bagian data untuk melengkapinya. Hal yang sangat penting dalam pengamatan

ini adalah mempunyai pandangan yang lebih luas dan terperinci,karena

dilakukan secara langsung dan dekat terhadap sumber masalah dan

pemecahannya. (Ulber Silalahi, 2009:27-28).

3. Sumber Data

Pemahaman mengenai berbagai macam sumber data merupakan bagian

yang sangat penting bagi peneliti karena ketetapan dan kekayaan data atau

informasi yang diperoleh. Pemilihan berbagai sumber data harus tepat

menyangkut kelengkapan data dan informasi bahan yang akan diteliti. Adapun

sumber data menurut H.B. Sutopo (2002: 49-54) secara menyeluruh dapat

dikelompokan sebagai berikut:

a. Nara sumber

Nara sumber adalah data yang dikumpulkan dan diolah pengamat

yang diperoleh secara langsung melalui keterangan dan data dari orang

yang memberi informasi, yang dimaksud disini adalah pihak-pihak yang

berada di lingkungan kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Kota Surakarta.

b. Peristiwa dan aktifitas

Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktifitas,

atau perilaku sumber data yang berkaitan dengan sasaran pengamatannya.

Dari pengamatan pada peristiwa atau aktifitas, peneliti bisa mengetahui

yang terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara

(28)

kejadian, dan aktifitas yang berupa kegiatan-kegiatan dan pelaksanaan

penerbitan Akta Kelahiran.

c. Dokumen dan Arsip

Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang bersangkutan

dengan suatu peristiwa atau aktifitas tertentu yang berupa rekaman tertulis

(gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktifitas atau

peristiwa tertentu). Peristiwa-peristiwa yang telah lama dilakukan dan

terjadi pada kantor Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota

Surakarta bisa diteliti dan dipahami atas dasar kajian dari dokumen atau

arsip-arsip. Sebagai contoh penulis ingin mengetahui arsip-arsip tentang

dokumen kependudukan pada tahun-tahun lalu dapat diketahui melalui

arsip-arsip atau dokumen serta buku-buku penunjang lainnya yang

terdapat pada Dnas Kependudukan Dan Pencatatn Sipil. Dengan demikian,

penulis akan lebih mudah lagi untuk melakukan proses pengamatan.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara merupakan cara untuk mendapatkan informasi dengan

bertanya langsung kepada responden atau pihak lain yang dianggap

berkompeten. Tehnik ini dipakai penulis agar data yang diperoleh lebih

hidup dan lebih lengkap, tehnik ini juga dimaksudkan bila ada hal lain

yang kurang jelas bisa ditanyakan langsung kepada responden. Tehnik

wawancara yang penulis gunakan adalah wawancara mendalam (tidak

berstruktur) dimana pertanyaan yang mengarah pada kedalaman informasi

dilakukan secara informal dan dilakukan beberapa kali untuk mendapatkan

kejelasan baik jumlah dan kualitas data yang diharapkan. (H.B. Sutopo,

2002 :186).

Dalam pengamatan ini penulis melakukan wawancara kepada

beberapa pihak yang berkaitan dengan Prosedur pembuatan Akta

Kelahiran Umum. Wawancara tersebut dilakukan terhadap sub bagian

pelayanan dan sub bagian Pencatatan sipil pada Dinas Kependudukan dan

(29)

b. Dokumen

Dokumen merupakan tehnik pengumpulan data dengan cara

membaca, mengkaji serta mempelajari buku-buku pedoman yang ada

hubungannya dengan materi penelitian ini. Dalam pengamatan ini penulis

mengambil dokumen Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Sebagai contoh

penulis ingin tahu contoh sebelum akta kelahiran diterbitkan, penulis akan

diperlihatkan formulir pencatatan dan pemberitahuan di Surakarta pada

salah satu pemohon yang membuat akta kelahiran di Dispenduk Capil

Kota Surakarta. Selain formulir, surat-surat pelengkap untuk pembuatan

akta kelahiran juga bisa dilihat pada sub bagian Pelayanan maupun

Kearsipan di Dispenduk Capil Surakarta. Semua itu dapat digunakan

sebagai lampiran pada tugas akhir penulis.

c. Observasi

Penggunaan metode observasi amat penting dalam tradisi penelitian

kualitatif. Melalui observasi dikenali berbagai rupa kejadian, peristiwa,

keadaan, tindakan yang mempola dari hari kehari di tengah masyarakat.

Kegiatan observasi tidak hanya dilakukan terhadap kenyataan-kenyataan

yang terlihat, tetapi juga terhadap yang terdengar. ( Burham Bungin, 2003

:66-67). Dalam pengamatan yang dilakukan penulis, penulis selalu

memperhatikan segala bentuk aktifitas kerja pada tempat dimana penulis

melakukan observasi guna memperoleh hasil yang akan ditulis dalam

tugas akhir ini dan agar dapat memperoleh hasil pengamatan yang

riil/nyata sesuai apa yang dilihat, dikerjakan dan di amati dalam observasi.

Itu semua dilakukan agar supaya penulis tidak kesulitan dalam pembuatan

tugas akhir.

5. Teknik Analisis Data

Dalam pengamatan ini penulis menggunakan teknik analisis interaktif.

Dimana dalam model analisis ini,tiga komponen analisisnya yaitu reduksi

data, sajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasinya, aktivitasnya

dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai

(30)

tetap bergerak di antara komponen analisis dengan pengumpulan datanya

selama proses pengumpulan data masih berlangsung.Kemudian selanjutnya

pengamat hanya bergerak diantara tiga komponen analisis tersebut sesudah

pengumpulan data selesai dengan menggunakan waktu yang masih tersisa

(31)

commit to user

BAB III

DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

A. Lokasi dan Dasar Hukum

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Surakarta adalah Lembaga

Pemerintah yang mempunyai tugas dan wewenang berkaitan dengan administrasi

kependudukan dan pencatatan sipil berdiri pada tanggal 1 Januari 2001.

Dispenduk Capil Surakarta terletak di Jalan Bhayangkara No.3 Surakarta.

Dasar hukum merupakan ketentuan peraturan perundang- undangan yang

melandasi penerapan suatu tindakan / penyelenggaraan oleh organisasi agar dapat

diketahui batasan, posisi, dan sanksinya. Dasar hukum yang digunakan Dispenduk

Capil Surakarta dalam pelayanan kegiatan Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil adalah sebagai berikut:

a. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 2005 tentang Pedoman

Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil Di Daerah.

b. Staatsblad 1849 Nomor 25 tentang Pencatatan Sipil Golongan Eropa.

c. Staatsblad 1917 Nomor 130 Jo.Staatsblad 1919 No.81 tentang Pencatatan

Sipil Golongan Tionghoa.

d. Staatsblad 1920 Nomor 751 jo.Staatsblad 1927 No. 564 tentang Pencatatan

Sipil bagi orang Indonesia.

e. Staatsblad 1933 No. 75 jo Staatsblad 1936 No. 607 tentang Pencatatan Sipil

bagi golongan Indonesia, Jawa, Madura dan Minahasa.

f. KUH Perdata ( BW )

g. UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

h. UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

i. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU No. 1

Tahun 1974.

j. Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 6 Tahun 2002 tentang Pendaftaran

(32)

k. Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 8 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas

Perda No. 6 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan

Akta Catatan Sipil. k. Keputusan Presiden Republik Indonesia No.88 Tahun

2004 tentang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan.

l. Keputusan Walikota Surakarta No. 474/83/1/2004 jo No 470 / 151/1/2005

tentang Pelaksanan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan.

m. Peraturan Walikota Surakarta No. 8 Tahun 2005 tentang Petunjuk Pelaksanan

Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 6 Tahun2002.

B. Tugas Pokok, Visi, dan Misi

Menurut perda Nomor 6 Tahun 2001, Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil Kota Surakarta memiliki tugas pokok, visi, dan misi sebagai

berikut :

1. Tugas Pokok

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta mempunyai

tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kependudukan dan

pencatatan sipil.

2. Visi

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta adalah

professional dalam pelayanan agar terwujud masyarakat kota yang berbudaya

dan beridentitas serta mempunyai alat bukti yang otentik.

3. Misi

Adapun misi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil kota Surakarta

(33)

a. Mewujudkan pelayanan masyarakat di bidang tertib administrasi

kependudukan yang mudah, tepat, cepat, dan pasti.

b. Menyimpan dan memelihara dokumen akta secara professional

c. Melakukan kegiatan penyuluhan yang efisien dan efektif

d. Melaksanakan kegiatan pelayanan ketatausahaan yang prima

e. Memberikn kontribusi kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam rangka

pelaksanaan otonomi daerah.

C. Struktur Oraganisasi

Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menunjukkan hubungan

antara personil dalam menyelesaikan tugas perusahaan maupun suatu organisasi.

Struktur organisasi yang baik akan menunjang pengelolaan perusahaan yang baik

pula. Dengan demikian diharapkan dapat mencapai hasil yang maksimal, baik

dalam kualitas maupun kuantitas.

Agar tujuan perusahaan tercapai dibutuhkan suatu organisasi yang baik,

karena dalam suatu organisasi terdapat hubungan antar orang-orang yang

menjalankan aktivitas organisasi yang menggambarkan hubungan masing-masing

kegiatan dan fungsi. Struktur organisasi yang dimiliki. Struktur organisasi Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Surakarta berdasarkan perda Nomor 6 tahun

2001, terdiri dari:

1. Kepala dinas

2. Bagian Tata Usaha, terdiri dari :

a. Sub Bagian umum

b. Sub Bagian Kepegawaian

c. Sub Bagian keuangan

3. Sub Dinas program, terdiri dari :

a. Seksi Perencanaan

(34)

4. Sub dinas Kependudukan, terdiri dari :

a. Seksi pendaftaran Penduduk

b. Seksi Mutasi Penduduk

5. Sub Dinas Catatan Sipil, terdiri dari:

a. Seksi perkawinan dan perceraian

b. Seksi kelahiran, kematian, pengakuan,dan pengesahan anak

6. Sub Dinas Dokumentasi dan Informasi, terdiri dari :

a. Seksi pengelolaan dokumen

b. Seksi pelayanan dokumen

c. Seksi penyuluhan

7. Kelompok Jabatan Fungsional,terdiri dari :

a. Pranata komputer

b. Aspirasi

c. Pustakawan

Untuk lebih jelas susunan organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan

Sipil Kota Surakarta tersebut akan digambarkan bentuk bagan organisasi sebagai

(35)

Bagan Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota

Surakarta

Sumber: Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta

(36)

Berdasarkan Keputusan Walikota Nomor 26 tahun 2001 tentang pedoman

uraian tugas dinas kependudukan dan pencatatan sipil kota Surakarta, maka uraian

tugas jabatan struktural Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta

terutama pada bagian sub dinas catatan sipil adalah sebagai berikut

Sub Dinas Catatan Sipil mempunyai tugas menyelenggarakan pencatatan,

penertiban, dan pelayanan akta-akta catatan sipil sesuai dengan kebijakan teknis

yang ditetapkan oleh Kepala Dinas, meliputi :

1) Melaksanakan pelayanan pencatatan dan penerbitan kutipan akta kelahiran,

perkawinan, dan perceraian, pengakuan dan pengesahan anak diluar kawin

serta kematian beserta pendukungnya.

2) Menyelenggarakan pelayanan salinan kata, kutipan dan perubahan akta

catatan sipil.

3) Memberi petunjuk dan pengarahan kepada pemohon akta yang mengalami

kesulitan.

4) Merencanakan dan menetapkan kebijakan teknis dan administrasi

penyelenggaraan pencatatan dan penerbitan akta catatan sipil.

Sub Dinas Catatan Sipil ini, terdiri dari :

a. Seksi Perkawinan dan perceraian

Seksi Pekawinan dan Perceraian mempunyai tugas melaksanakan

pelayanan pencatatan perkawinan dan perceraian, termasuk penerbitan

salinan kutipan dan perubahan.

b. Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan, dan Pengesahan Anak

Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan, dan Pengesahan Anak

mempunyai tugas melaksanakan pelayanan pencatatan dan penerbitan akta

kelahiran, kematian, pengakuan dan pengesahan anak dan adobsi,serta

(37)

D. Kondisi personalia

Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surakarta mempunyai pegawai sebanyak

61 orang. Pegawai di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surakarta

adalah berstatus pegawai negeri sipil. Pegawai tersebut diantaranya laki-laki 34

orang dan 27 orang perempuan. Berikut data tentang kepegawaian di Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surakarta.

Tabel 1.1

Jumlah pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surakarta menurut

jenis kelamin Tahun 2011

NO Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 34

2 Perempuan 27

TOTAL 61

Sumber:Dispenduk dan Capil Kota Surakarta

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pegawai di Dispenduk dan Capil

Kota Surakarta yaitu pegawai laki-laki jumlahnya lebih banyak daripada

perempuan. Apabila diprosentasekan yaitu laki-laki sebesar 55,73% sedangkan

perempuan yakni 44,27 %

Tabel 1.2

Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan Terakhir di Dinas Kependudukan dan

Catatan Sipil Kota Surakarta Tahun 2011

NO TINGKAT

PENDIDIKAN

Laki-laki Perempuan JUMLAH

(38)

2 S-1 14 13 27

3 Sarjana Muda 1 2 3

4 SMU/smk 16 11 27

5 SD 2 - 2

JUMLAH 34 27 61

Sumber:Dispenduk dan Capil Kota Surakarta

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar pegawai Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surakarta merupakan lulusan sarjana strata

1(S-1) dan lulusan SMU/SMK yaitu masing-masing 44,26%. Sedangkan lulusan

S-2 dan SD sebesar 3,27%.

Tabel 1.3

Jumlah Pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surakarta Berdasar

Golongan dan Ruang Tahun 2011

GOLONGAN RUANG

A B C D

II 3 - 2 5

III 10 23 2 9

IV 4 2 1

-Sumber:Dispenduk dan Capil Kota Surakarta

Dari tabel diatas diperoleh bahwa sebagian besar pegawai Dinas

Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surakarta berada pada golongan III/B yaitu

sebesar 37,7%. Golongan III/A yaitu sebesar 16,39%.

E. Jenis Pelayanan

Jenis pelayanan yang diselenggarakan di Dinas Kependudukan Dan

Pencatatan Sipil Kota Surakarta adalah pelayanan yang berkaitan dengan

(39)

yaitu mencakupkegiatan pendaftaran dan pencatatan data penduduk beserta

perubahannya yang meliputi:

1. Kartu Tanda Penduduk

2. Kartu Keluarga

3. Kartu Identitas Anak

4. Kartu Identitas Tamu

5. Surat Keterangan Pendaftaran Penduduk Sementara

Kegiatan pelayanan akta pencatatan sipil yaitu meliputi pelayanan akta

otentik yang berisi catatan lengkap seseorang yaitu:

1. Akta Kelahiran

2. Akta Perkawinan

3. Akta Perceraian

4. Akta Kematian

5. Akta Pengakuan dan Pengesahan Anak

Selain pendafataran penduduk dan catatan sipil di Dinas Kependudukan

Dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta juga mengadakan pelayana yaitu Kutipan

Akta dan Salinan Akta. Pelayanan kutipan akta adalah pelayanan catatan pokok

yang dikutip dari akta catatan sipil dan merupakan alat bukti diri yang sah bagi

diri yang bersangkutan maupun pihak ketiga mengenai kelahiran, perkawinan,

perceraian, kematian, pengakuan dan pengesahan anak. Pelayanan salinan akta

adalah pelayanan yang berkenaan dengan salinan lengkap akta catatan sipil yang

diterbitkan oleh Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil.

Untuk mendukung kegiatan pelayanan di Dinas Kependudukan Dan

Pencatatan Sipil Kota Surakarta memiliki sarana dan prasarana yang dapat

digunakan demi kelancaran kegiatan pelayanan. Dinas Kependudukan Dan

Pencatatan Sipil Kota Surakarta memiliki 9 (sembilan) ruangan yang digunakan

dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pemberian pelayanan di bidang

kependudukan dan catatan sipil. Tiap ruangan memiliki fungsi sesuai dengan

(40)

commit to user

BAB IV PEMBAHASAN

Pencatatan Akta Kelahiran di kota Surakarta terbagi menjadi tiga jenis

yaitu Akta kelahiran umum, akta kelahiran istimewa, dan akta kelahiran

dispensasi. Hal ini sesuai dengan kebijakan administrasi kependudukan tentang

pencatatan kelahiran. Namun demikian, dalam penyusunan tugas akhir ini penulis

hanya akan membahas tentang akta kelahiran umum, terutama mengenai Prosedur

Pembuatan Akta Kelahiran Umum di Kota Surakarta. Pembatasan pembahasan

terhadap pencatatan akta kelahiran umum di kota Surakarta oleh penulis

dikarenakan keterbatasan waktu, pikiran dan tenaga. Selain itu dalam proses

pengamatan selama mengikuti kegiatan magang pada kantor Dinas Kependudukan

dan pencatatan Sipil di kota Surakarta, penulis hanya fokus pada Pembuatan Akta

Kelahiran Umum.

Pembuatan Akta Kelahiran Umum di Dispenduk Capil kota Surakarta

terdiri dari dua jenis pencatatan kelahiran, yaitu akta kelahiran umum biasa dan

akta kelahiran umum khusus.

A. Prosedur Pembuatan Akta Kelahiran Umum Biasa

Pencatatan akta kelahiran umum biasa merupakan pembuatan akta yang

berdasarkan dengan ketentuan umum. Artinya, orang tua dapat mengajukan

permohononan Akta Kelahiran bagi anaknya yang baru lahir. Berdasarkan UU

No. 23 Tahun 2006, setiap kelahiran wajib dicatatkan oleh orang tuanya atau

melalui kuasa kepada wakil sesuai dengan batas waktu yang sudah ditentukan.

Batas waktu pencatatan setiap kelahiran berdasarkan Undang-undang tersebut

adalah sbb :

1. 60 (enam puluh) hari sejak tanggal kelahiran bagi WNI yang tunduk pada

(41)

2. Tionghoa, staatsblad 1920-751 jo 1927-564 tentang Pencatatan Sipil bagi

orang Indonesia, staatsblad 1933-75 jo 1936-607 tentang Pencatatan Sipil

bagi bangsa Indonesia Kristen Jawa; Madura dan Minahasa serta non

staatsblad.

3. 10 (sepuluh) hari sejak tanggal kelahiran bagi warga negara yang tunduk pada

staatsblad 1849-25 tentang Pencatatan Sipil Golongan Eropa.

Hal ini juga sesuai dengan pernyataan staff ahli bidang kependudukan di

Dispenduk Capil kota Surakarta bahwa :

“pencatatan selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sejak tanggal kelahiran WNI golongan Tionghoa, Indonesia asli, Indonesia Kristen Jawa; Madura dan Minahasa. Sedangkan 10 (sepuluh) hari sejak tanggal kelahiran bagi warga negara golongan Eropa”. (hasil wawancara tanggal 10 maret 2011)

Kode kelahiran (staatsblad) yang tercatatat pada akta akta kelahiran sesuai

dengan UU No. 12 & 23 Tahun 2006 tentang penentuan kode kelahiran tahun

2008 (terbaru) adalah sebagai berikut :

1. 1920 (kode) merupakan kode pengenal khusus bagi kategori / golongan

Warga Negara Indonesia Asli / pribumi yang beragama Islam. Tetapi kode

1920 ini juga diberikan pada Warga Negara Indonesia keturunan Arab

yang beragama Islam, Warga Negara Indonesia keturunan India yang

beragama Islam dan Warga Negara Indonesia keturunan Timur Asing

lainnya yang beragama Islam seperti : Timur Tengah, Pakistan, Turki,

Bangladesh dan Brunei Darusalam atau lainnya yang sudah menetap

lama di Indonesia.

2. 1933 (kode) merupakan Kode pengenal khusus bagi kategori / golongan

Warga Negara Indonesia asli / pribumi yang beragama Nasrani.

3. Non STBLD (kode) merupakan kode pengenal khusus bagi kategori /

golongan Warga Negara Indonesia Asli / pribumi yang beragama non –

Islam dan juga non – Nasrani (yang berarti beragama Budha atau Hindu).

4. 1917 (kode) merupakan kode pengenal bagi kategori / atau golongan Warga

(42)

5. 1849 (kode) merupakan kode pengenal bagi kategori /

golongan Warga Negara Indonesia keturunan Eropa (

Amerika/Afrika/Australia)

dan Warga Negara Asing serta mereka yang dipersamakan, apapun

agamanya.

Dalam pembuatan Akta Kelahiran Umum Biasa, setiap orang harus

melengkapi persyaratan yang sudah ditentukan oleh Dispenduk Capil dan menurut

Perda No 6 Tahun 2002 jo Tahun 2003. Persyaratan tersebut yaitu :

1. Surat Keterangan Kelahiran dari Lurah atau Kepala Desa dimana orang tua

tercatat sebagai penduduk tetap.

2. Surat Keterangan dari orang yang menyaksikan dan/atau yang membantu

proses kelahiran.

3. Foto copy surat nikah atau Akta Perkawinan orang tua yang dilegalisir oleh

instansi yang berwenang (khusus legalisir surat nikah/Akta Perkawinan yang

diterbitkan dari luar Surakarta dapat diganti dengan menunjukkan aslinya dan

mengisi formulir pernyataan bermaterai cukup.

4. Foto copy KTP dan KK pemohon/orang tua yang dilegalisir instansi yang

berwenang atau menunjukkan aslinya.

5. 2 (dua) orang saksi hadir dengan melampirkan foto copy KTP yang dilegalisir

oleh instansi yang berwenang atau menunjukkan aslinya.

6. Apabila akta perkawinan atau surat nikah belum tercatat sebagai WNI maka

dilengkapi bukti pewarganegaraan orang tua yang diterbitkan oleh instansi

yang berwenang.

7. Foto copy dokumen Imigrasi bagi pemohon WNA yang dilegalisir oleh

instansi yang berwenang.

(43)

Pemohon pembuat akta kelahiran dapat mengetahui syarat-syarat

pembuatan akta kelahiran di papan pengumuman di kantor bagian pelayanan di

Dispenduk Capil, selain itu informasi mengenai persyaratan tersebut juga terdapat

pada selebaran yang disediakan bagian pelayanan pembuatan akta kelahiran.

Papan pengumuman di kantor Dispenduk Capil kota Surakarta tersedia di bagian

depan kantor sehingga setiap masyarakat mudah untuk mengaksesnya. Informasi

dalam selebaran yang sudah disediakan dan bisa diambil setiap saat di bagian

Pelayanan kantor Dispenduk Capil kota Surakarta adalah sebagaimana dalam

lampiran.

Kebanyakan masyarakat/warga masih bingung, apakah membuat akta

kelahiran baru itu diperlukan biaya atau tidak. Hal ini diketahui oleh penulis

sesuai dengan hasil pengamatan ketika melakukan kegiatan magang di Dispenduk

Capil Surakarta. Penulis mengamati ketika pemohon sedang menunggu antrian

untuk membuat akta kelahiran dan pemohon tersebut menanyakan kepada

pemohon lain, apakah membuat akta di Dispenduk Capil Surakarta memerlukan

biaya dalam pengurusannya. Penulis juga sempat melihat pemohon bertanya

kepada tukang parkir yang berada di Dispenduk Capil tentang pembayaran dalam

mengurus pembuatan akta.

Sebenarnya, mengacu pada perda No 6 Tahun 2002 jo Tahun 2003 tentang

pembuatan/pengurusan akta kelahiran baru tidak dikenakan biaya. Terkait dengan

hal tersebut Staff Dispenduk Capil Surakarta bagian Pelayanan mengatakan

bahwa :

“pembuatan akta kelahiran disini tidak dipungut biaya alias gratis karena telah diatur dalam Perda, akan tetapi pemohon akan mengeluarkan biaya hanya untuk membeli materai sebesar 6000 untuk surat kuasa yang telah disediakan koperasi dan pemohon tidak perlu membeli jauh-jauh dari Dispenduk Capil”. (hasil wawancara tanggal 10 Maret 2011)

Namun dalam pelaksanaannya, masih banyak ditemui masyarakat yang

mengeluhkan dengan adanya biaya untuk pengurusan akta kelahiran selain biaya

materai. Biaya tersebut tanpa disertai kwitansi atau bukti pembayaran. Biaya yang

terdapat dalam pengurusan akta kelahian tersebut tidak ditentukan jumlahnya.

(44)

sifatnya suka rela. Dalam pengamatan, dijumpai bahwa masyarakat/pemohon

mengeluarkan biaya pada saat pengambilan akta kelahiran yang telah selesai di

buat oleh Dispenduk Capil Surakarta.

Pelayanan pembuatan akta kelahiran umum ini, walaupun persyaratannya

cukup mudah, tetapi masih banyak yang terjebak dengan tawaran Calo. Calo

tersebut membantu membuatkan atau hanya sekedar hanya menjadi saksi sebagai

syarat pembuatan akta kelahiran menjadi tidak bebas biaya karena membayar jasa

calo tersebut.

Keberadaan calo yang secara aturan sebenarnya tidak boleh, merupakan

“rahasia umum”. Petugas Dispenduk Capil juga mengetahui tentang keberadaan

calo-calo tersebut. Akan tetapi kondisi ini menjadi dilematis karena pada satu sisi

calo tersebut berupaya untuk mendapatkan penghasilan dan pada sisi lain juga

banyak masyarakat / pemohon yang menggunakan jasa calo untuk mempermudah

dalam pembuatan akta kelahiran.

Prosedur Pembuatan Akta Kelahiran Umum Kota Surakarta sesuai dengan

Perda No 6 Tahun 2002 jo Tahun 2003. Prosedur tersebut yaitu pemohon

berkewajiban :

1. Mengisi dan menandatangani formulir diketahui Lurah dan Camat dimana

orang tua bertempat tinggal.

2. Pencatatan Kelahiran tidak dikenakan biaya retribusi.

3. Melampirkan persyaratan.

4. Pemohon Kelahiran Baru/terlambat dan Dispensasi yang dikuasakan mengisi

surat kuasa bermeterai cukup.

5. Pencatatan Kelahiran yang melebihi jangka waktu tertentu/terlambat

dilampiri dengan permohonan secara tertulis ditujukan kepada Walikota Cq

Kepala Dinas bermeterai cukup dan selanjutnya akan diterbitkan Keputusan

Walikota Surakarta tentang persetujuan pencatatan kelahiran terlambat.

Mengenai Surat permohonan pencatatan kelahiran yang melebihi jangka

waktu / terlambat juga di ungkapkan staff Dispenduk Capil Surakarta yang

(45)

“pencatatan kelahiran yang terlambat itu harus dilampiri dengan surat permohonan secara tertulis kepada walikota Surakarta yang berisikan tentang persetujuan pencatatan akta kelahiran dan bermaterai”. (hasil wawancara tanggal 10 Maret 2011)

Hal yang harus dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Surakarta setelah pemohon memenuhi kewajibannya dalam pembuatan Akta

kelahiran umum biasa adalah :

1. Menerima permohonan dan meneliti persyaratan.

2. Setelah persyaratan lengkap dan benar selanjutnya dicatat dalam regester

kelahiran dan diterbitkan kutipan akta kelahiran.

3. Jangka waktu penyelesaian 7 hari kerja.

Dengan demikian, apabila sudah memenuhi persyaratan, pengurusan akta

akan mudah dan bisa selesai dalam waktu tujuh hari kerja. Pengamatan yang

dilakukan penulis yaitu petugas sudah menginformasikan kepastian waktu tentang

penyerahan dokumen pada saat proses pemeriksaan dokumen selesai. Selain itu

pihak Dinas juga menempel tentang durasi pelayanan yang telah ditentukan

dalam Perda No 6 Tahun 2002 jo Tahun 2003 tentang waktu pembuatan akta

kelahiran yaitu 7 hari di papan pengumuman. Hal ini juga disampaikan oleh staff

Dispenduk Capil bagian Pelayanan bahwa :

“penyerahan dokumen yang telah selesai diperiksa akan memerlukan waktu 7 hari kerja dan jika terjadi kesalahan dalam mencetak akta, maka pihak dinas akan berusaha memberitahukan kepada pemohon melalui telepon, maka dari itu pihak dinas akan meminta nomor telepon kepada pemohon akta.”(hasil wawancara tanggal 10 Maret 2011)

B. Prosedur Pembuatan Akta Kelahiran Umum Khusus

Pencatatan kelahiran umum khusus di Dispenduk Capil Surakarta sama

dengan ketentuan pada pencatatan kelahiran umum biasa. Hal yang membedakan

antara pencatatan akta kelahiran umum biasa dengan umum khusus adalah terkait

(46)

bagi pemohon atau orang tua/wali dengan peristiwa kelahiran anak dalam kategori

sebagai berikut :

1. Peristiwa kelahiran yang tidak diketahui asal usul atau keberadaan orang

tuanya.

Pencatatan kelahiran dalam Register Akta Kelahiran dan penerbitan

Kutipan Akta Kelahiran terhadap peristiwa kelahiran seseorang yang tidak

diketahui asal-usulnya atau keberadaan orang tuanya, didasarkan pada

laporan orang yang menemukan dilengkapi Berita Acara Pemeriksaan dari

kepolisian. Hal ini juga di ungkapkan oleh staff Dispenduk capil bagian

Pelayanan bahwa :

“setiap pencatatan kelahiran dimana anak tersebut tidak diketahui orng tuanya, maka wajib melengkapi berita acara oleh Kepolisian dengan berdasar kepada laporan orang yang telah menemukan atau merawat anak tersebut”. (hasil wawancara tanggal 10 Maret 2011)

2. Peristiwa kelahiran yang terjadi di luar Indonesia.

Apabila kelahiran terjadi di luar Indonesia, wajib dilaporkan oleh orang

tuanya atau kuasanya kepada Walikota selambat-lambatnya 1 (satu) tahun

setelah kembali ke Indonesia, dengan melampirkan:

1. Sertifikat Kelahiran dari negara dimana kelahiran terjadi.

2. Pasport, Akta Kelahiran dan Akta Perkawinan orang tua.

3. Surat Pengantar dari Kelurahan.

4. Foto copy KTP dan KK orang tua.

5. 2 (dua) orang saksi hadir dengan melampirkan foto copy yang dilegalisir

oleh instansi yang berwenang dan menunjukkan aslinya.

Staff Dispenduk Capil Surakarta bagian pelayanan mengungkapkan hal

serupa tentang peristiwa kelahiran di luar Indonesia yaitu bahwa :

(47)

3. Peristiwa kelahiran terjadi di pesawat terbang dan kapal laut.

Apabila peristiwa kelahiran Warga Negara Indonesia di atas kapal laut

atau pesawat terbang wajib dilaporkan oleh penduduk kepada Instansi

pelaksana di tempat tujuan atau tempat singgah. Laporan peristiwa kelahiran

ini harus berdasarkan keterangan kelahiran dari nahkoda kapal laut atau

kapten pesawat terbang. Apabila tempat tujuan atau tempat singgah dari

peristiwa kelahiran tersebut berada di wilayah Negara Kesatuan Republik

Indonesia, laporan kelahiran disampaikan kepada Instansi Pelaksana setempat

untuk dicatat dalam Register Akta Kelahiran dan diterbitkan Kutipan Akta

Kelahiran. Apabila tempat tujuan atau tempat singgah peristiwa kelahiran

berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kelahiran

dilaporkan kepada negara tempat tujuan atau tempat singgah. Apabila negara

tempat tujuan atau tempat singgah tidak menyelenggarakan pencatatan

kelahiran bagi orang asing, pencatatan dilakukan pada Perwakilan Republik

Indonesia setempat. Perwakilan Republik Indonesia mencatat peristiwa

kelahiran dalam Register Akta Kelahiran dan rnenerbitkan Kutipan Akta

Kelahiran. Pencatatan Kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada

Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak Warga Negara

Indonesia yang bersangkutan kembali ke Republik Indonesia.

Dalam pengamatan yang dilakukan penulis selama mengikuti kegiatan

magang di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Surakarta belum pernah

menjumpai adanya pemohon pembuat akta di Dispenduk Capil Surakarta

yang asal-usul kelahiran anaknya terjadi di pesawat terbang atau kapal laut.

Hal ini juga sesuai dengan pernyataan salah satu staff pegawai Dispenduk

Capil Surakarta mengungkapkan bahwa :

(48)

4. Pencatatan Kelahiran apabila anak terlambat dalam proses pembuatan akta

kelahirannya.

Apabila anak mengalami kondisi pembuatan Akte Kelahiran yang

terlambat maka proses pembuatan Akte Kelahirannya akan menjadi semakin

rumit. Pengajuan permohonan akta kelahiran harus melalui proses pengadilan

terlebih dahulu. Setelah mendapat izin tertulis/Penetapan Pengadilan Negeri

dari pengadilan negeri terkait lewat beberapa kali persidangan maka pihak

Catatan Sipil baru berwenang untuk menerbitkan Akte Kelahiran tersebut.

Seperti yang juga diungkapkan staff Dispenduk Capil Surakarta bagian

Pelayanan bahwa :

“harus mendapat ijin dari pengadilan dulu sebelum penerbitan akta kelahiran bagi anak yang terlambat pengurusan pembuatan akta kelahirannya, dan prosesnya juga cukup rumit karena melalui proses pengadilan”. (hasil wawancara tanggal 10 Maret 2011)

5. Anak angkat merupakan anak yang status orang tuanya telah berganti, dalam

arti orang tua anak tersebut bukan orang yang melahirkannya, akan tetapi

orang tua yang telah diberikan kewajiban sebagai pengganti orang tua

kandung di dalam proses pengangkatan anak menurut UU No. 23 Tahun

2006. Proses pencatatan kelahiran anak angkat tersebut sama halnya dengan

pencatatan kelahiran anak yang yang terlambat. Anak angkat berarti anak

tersebut harus di catatkan kelahiran baru semasa statusnya menjadi anak dari

orang tua lain setelah proses Pengangkatan anak. Tentu saja harus dicatatkan

kembali menurut orang tua barunya/orang tua sekarang. Jadi, anak termasuk

dalam pencatatannya digolongkan pada anak yang terlambat pencatatan

kelahirannya.

Sama halnya dengan ketentuan pada pencatatan akta kelahiran umum

biasa, persyaratan untuk pencatatan kelahiran umum khusus hampir sama

dengan pencatatan kelahiran umum biasa. Hal yang membedakan pada

persyaratan ini adalah pada ketentuan lampiran-lampiran yang harus

(49)

disebutkan diatas. Persyaratan untuk pencatatan kelahiran umum khusus

yaitu:

1. Surat Keterangan Kelahiran dari Lurah atau Kepala Desa dimana orang tua

tercatat sebagai penduduk tetap atau yang bersangkutan berdomisili.

2. Surat Keterangan dari orang yang menyaksikan dan atau yang membantu

proses kelahiran.

3. Foto copy surat nikah atau Akta Perkawinan orang tua yang dilegalisir

oleh instansi yang berwenang (khusus legalisir surat nikah/Akta

Perkawinan yang diterbitkan dari luar Surakarta) dapat diganti dengan

menunjukkan aslinya dan mengisi formulir pernyataan bermeterai cukup.

4. Foto copy KTP dan KK pemohon/orang tua yang dilegalisir instansi yang

berwenang atau menunjukkan aslinya.

5. 2 (dua) orang saksi hadir dengan melampirkan foto copy KTP yang

dilegalisir oleh instansi yang berwenang atau menunjukkan aslinya.

6. Permohonan persetujuan penerbitan Akta Catatan Sipil bermeterai cukup.

7. Permohonan persetujuan penerbitan Akta Kelahiran Terlambat bermeterai

cukup.

8. Surat Kuasa bermeterai cukup.

Prosedur Pembuatan akta kelahiran umum khusus juga sama dengan

prosedur pembuatan kelahiran umum biasa. Kedua hal tersebut mengacu pada

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang prosedur pembuatan akta

kelahiran dan Perda No 6 Tahun 2002 jo No 8 Tahun 2003. Dengan

demikian, dapat diketahui dengan jelas Prosedur Pembuatan Akta Kelahiran

Umum di Kota Surakarta bahwa proses pembuatan akta kelahiran di

Surakarta dapat di lakukan dengan mudah apabila telah mengerti tentang

syarat-syarat yang harus di penuhi dalam pembuatan akta. Informasi

mengenai syarat-syaratpun mudah untuk di akses oleh masyarakat, karena

Dispenduk Capil kota Surakarta telah menyediakan fasilitas-fasilitas guna

(50)

Pembuatan Akta Kelahiran bagi mereka yang mempunyai anak. Setiap

masyarakat yang mempunyai anak wajib mencatatkan kelahiran anaknya di

karenakan pentingnya fungsi Pencatatan Kelahiran dan Pembuatan Akta

Kelahiran bagi anaknya di masa mendatang.

Pada pelayanan Penerbitan Akta Kelahiran Umum Biasa dan Akta

Kelahiran Umum Khusus, setelah semua persyaratan terpenuhi dan mengikuti

aturan yang telah ditentukan, selanjutnya adalah penerbitan Akta Kelahiran.

Penerbitan Akta Kelahiran Umum di kota Surakarta adalah sebagai berikut :

1. Petugas Loket bertugas :

a. Menerima dan meneliti berkas permohonan pencatatan kelahiran

beserta persyaratan yang diperlukan.

b. Mengirim berkas permohonan beserta persyaratan kepada Kepala

Sub Bidang Pelayanan Catatan Sipil.

2. Kepala Sub Bidang Pelayanan Catatan Sipil :

a. Menerima dan meneliti berkas permohonan yang diajukan.

b. Memberi petunjuk dan meneruskan kepada Operator untuk

diproses.

3. Petugas Operator :

a. Menerima petunjuk dan meneliti berkas permohonan dari Kepala

Sub Bidang Pelayanan Catatan Sipil.

b. Melakukan proses pencatatan akta kelahiran.

c. Melakukan proses pencetakan rancangan akta dan kutipan akta

kelahiran.

d. Menyerahkan hasil pencetakan akta dan kutipan akta beserta berkas

permohonan kepada Kepala Sub Bidang Pelayanan Catatan Sipil.

4. Kepala Sub Bidang Pelayanan Catatan Sipil :

a. Menerima dan meneliti hasil pencetakan akta beserta berkas

(51)

b. Meminta tanda tangan pemohon dan saksi-saksi pada akta dan

kutipan akta.

c. Meneruskan kepada Kepala Bidang Catatan Sipil.

5. Kepala Bidang Catatan Sipil :

a. Menerima dan meneliti hasil pencetakan akta dan kutipan beserta

berkas permohonan dari Kepala Sub Bidang Pelayanan Catatan

Sipil serta memarafnya.

b. Mengirim hasil pencetakan akta dan kutipan beserta berkas

permohonannya kepada Kepala Badan.

6. Kepala Badan Administrasi Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga

Berencana :

a. Menerima rancangan akta dan kutipan beserta berkas permohonan

dari Kepala Bidang Catatan Sipil.

b. Menanda tangani akta dan kutipan akta kelahiran.

c. Mengirim akta dan kutipan akta beserta berkas permohonan kepada

Kepala Bidang Catatan Sipil.

7. Kepala Bidang Catatan Sipil :

a. Menerima akta dan kutipan yang telah ditanda tangani beserta

berkas permohonan dari Kepala Badan.

b. Menyerahkan kutipan akta kepada Kepala Sub Bidang Pelayanan

Catatan Sipil untuk diteruskan kepada petugas loket pelayanan.

c. Mengirim berkas dan akta kelahiran kepada Kepala Sub Bidang

Penyimpanan dan Pemeliharaan Dokumen Catatan Sipil untuk

Gambar

Gambar 1       Perkembangan angka kelahiran dan kematian .................................
Tabel 1.1          Jumlah pegawai  .......................................................................
Gambar 1. Perkembangan angka kelahiran dan kematian sesuai dengan
Tabel 1.2
+2

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan penelitian menunjukkan terjadinya penurunan kekuatan tekan plat resin akrilik polimerisasi panas gelombang mikro yang direndam dalam minuman

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil perbandingan implementasi algoritma shortest path Dijkstra dan Acylic Vertex Weighted dalam pemrosesan citra

Ekstraksi pektin secara kimia dapat dilakukan dengan cara mengekstraksi dari berbagai kulit buah-buahan segar dengan pemanasan pada suhu 90-95°C selama satu jam

Apakah penerapan model pembelajaran Two Stay Two Stray berbantuan weblog pada mata pelajaran Diagnosa PC dan Periferal Komputer akan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar

Para pengambil keputusan, termasuk kepala sekolah maupun pengelola pendidikan lainnya seringkali terpaksa mengalahkan tuntutan kegiatan lembaga pendidikan demi

Pertanyannya adalah apakah ajaran dari masing-masing agama samawi itu mencakup tiga pilar ISLAM sebagaimana sebagaimana terlihat dalam skema Narasi Induk

Sektor jasa-jasa mampu menyerap lapangan kerja yang cukup besar setelah sektor Perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini termasuk didalamnya adalah jasa TKI. Namun demikian