LAPORAN TUGAS AKHIR
TUGAS DAN PERAN PRODUSER DALAM PROSES PRODUKSI ACARA ADILUHUNG DI JOGJA TV
Disusun oleh: R. SURYO KHASABU
D1405077
JURUSAN PENYIARAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
PERSETUJUAN
Tugas Akhir Berjudul:
TUGAS DAN PERAN PRODUSER DALAM PROSES PRODUKSI ACARA ADILUHUNG DI JOGJA TV
Disusun oleh:
Nama : Suryo Khasabu NIM : D 1405077
Konsentrasi : Penyiaran/Broadcasting
Disetujui untuk dipertahankan dihadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program DIII Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Mei 2008 Menyetujui Dosen Pembimbing
DAFTAR ISI
C. Manfaat Kuliah Kerja Media... 3
D. Waktu Pelaksanaan... 4
BAB II TINJAUAN
A. Penyiaran... 5
B. Jenis Program Siaran Televisi... 6
C. Proses Tahapan Produksi... 8
D. Stuktur Organisasi PT. Yogyakarta Tugu Televisi... 23
BAB IV PELAKSANAAN
MAGANG... 34
A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Magang... 34
B. Pembimbing Kuliah Kerja Media... 34
C. Aktivitas Magang... 34
E. Cara-Cara Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Kesulitan... 40
F. Kemajuan Yang Dicapai... 41
BAB V
PENUTUP... 42 A. Kesimpulan...
42
B. Saran... 44
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kuliah Kerja Media
Televisi saat ini merupakan media massa yang paling memasyarakat. Berkat kemajuan teknologi, pesawat televisi hadir dengan berbagai kecanggihan. Mulai dari televisi portable, layar datar, hingga home theatre. Harganyapun dapat dijangkau oleh masyarakat Indonesia. Televisi juga memiliki keunggulan dibandingkan dengan media massa lainnya, yaitu dengan televisi, masyarakat dapat menerima informasi dalam relatif cepat (disajikan dengan reportase langsung) dan serempak (dapat disaksikan oleh masyarakat dimanapun dan dalam waktu yang bersamaan). Hal tersebut membuat masyarakat mudah mengingat informasi yang mereka peroleh. Keunggulan tersebut membuat masyarakat lebih memilih televisi sebagai sarana untuk memperoleh informasi, pendidikan, dan sekaligus hiburan daripada media massa lainnya. Terlebih televisi kini hadir dengan sajian program yang variatif dan menarik.
Siaran televisi tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi semata, namun juga memiliki peran dan tanggung jawab sosial yang tinggi kepada masyarakat. Melalui siarannya, televisi juga dapat berperan sebagai pembangun konsep diri dan sarana memperoleh kebahagiaan.
GLOBAL TV, METRO TV, TRANS 7, dan TVONE. Sedangkan menurut data ATVLI (Asosiasi Televisi Lokal Indonesia), jumlah televisi lokal di Indonesia pada tahun 2003 mencapai 50 stasiun televisi lokal yang tersebar di seluruh Indonesia. Hadirnya televisi lokal diharapkan mampu mengangkat identitas daerah, serta menggali dan mengembangkan budaya lokal.
Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai kota budaya saat ini memiliki dua televisi lokal, salah satunya adalah JogjaTV. Sajian program acara JogjaTV hadir dengan identitas lokal, seperti seni tari, seni karawitan, tempat wisata di Yogyakarya, hingga siaran berita yang disajikan dengan bahasa jawa
Terciptanya suatu program acara televisi dibutuhkan sebuah team, salah satu yang ada di dalam team tersebut adalah produser. Penulis ingin mengetahui tugas produser dalam proses terciptanya suatu program acara televisi sebab peran produser sangat penting dalam proses produksi serta kualitas sebuah program acara.
Penulis memilih program acara Adiluhung di JogjaTV sebagai objek Kuliah Kerja Media. Pemilihan tersebut karena program acara Adiluhung adalah program acara budaya yang menggunakan pengantar dengan bahasa jawa krama inggil yang menurut penulis sangat menarik, sehingga diharapkan selain memperoleh ilmu tentang pertelevisian penulis juga memperoleh pengetahuan budaya jawa.
1. Sebagai wahana pembelajaran dan pemahaman mahasiswa untuk menerapkan ilmu dan teori yang dipelajari di bangku perkuliahan.
2. Mahasiswa mengetahui sistem manajemen perusahaan dan sistem kerja bidang profesinya secara nyata.
3. Mahasiswa belajar mengembangkan kemampuan bekerja sama interpersonal aktif (human relation).
C. Manfaat Kuliah Kerja Media
Pelaksanaan Kuliah Kerja Media untuk mahasiswa Program Studi Penyiran, Komunikasi Terapan Universitas Sebelas Maret memberi manfaat baik bagi mahasiswa, lembaga pendidika, maupun dunia industri. 1. Manfaat bagi Mahasiswa
a. Sebagai masa orientasi/peralihan dari suasana kampus ke dalam suasana kerja yang sesungguhnya, sehingga pengalaman tersebut dapat dimanfaatkan untuk mempersiapkan diri menghadapi kerja yang sesungguhnya.
b. Sebagai usaha memantapkan profesi di bidangnya.
c. Dapat menjalin hubungan mutualistis dengan pihak industri atau perusahaan
2. Manfaat bagi Lembaga Pendidikan
a. Merupakan salah satu cara evaluasi pencaaian kompetensi lulusan dan materi ajar.
c. Dapat mewaliki eksistensi program studi
d. Memperoleh informasi dari industri/perusahaan tentang kompetensi dan kualifikasi yang dibutuhkan dunia kerjanya.
3. Bagi masyarakat/ dunia kerja/ industri
a. Sebagai sarana pengabdian masyarakat di bidang pendidikan b. Memperoleh calon tenaga kerja terdidik yang diperlukan di
bidangnya.
c. Ikut pemberdayaan potensi lokal untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat.
d. Ikut menggali, mempertahankan dan melestarikan budaya serta tradisi masyarakat sejalan dengan proses perkembangan zaman
D. Waktu Pelaksanaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penyiaran
Penyiaran merupakan kegiatan penyelenggaraan siaran, yaitu rangkaian mata acara dalam bentuk audio/suara dan atau visual/gambar, yang ditransmisikan dalam bentuk signal suara atau gambar, baik melalui udara (teristerial dan satelit) maupun kabel atau serat optik yang dapat diterima oleh pesawat peneriama (radio/televisi) di rumah (Tommy Suprapto, 2006: 10).
Siaran televisi mempunyai daya penetrasi yang sangat kuat terhadap individu maupun kelompok, sehingga menimbulkan dampak yang kuat di masyarakat, bahkan opini publik pun dapat dibentuk oleh media televisi. Karenanya setiap acara yang dibuat, diolah, dan dikerjakan oleh stasiun televisi pasti melalui tata laksana produksi yang umumnya harus melalui beberapa tahapan yang saling berhubungan dan tidak mungkin dapat dipisahkan. Mulai dari proses perencanaan, proses produksi, dan kegiatan penyiarannya (Onong Effendy, 1993: 67).
Kegiatan penyiaran tersebut meliputi:
1. Menentukan dan memproduksi program (mata acara) 2. Mengadakan/menyiapkan program
3. Menyiapkan pola acara, baik harian, mingguan, bulanan, triwulan, dan seterusnya
5. Mengadakan kerjasama dengan lembaga penyiaran lain 6. Mengadakan kerjasama dengan production houses
7. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
8. Mengadakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia 9. Menyelenggarakan pertukaran berita dan program dengan
lembaga penyiaran baik dari dalam maupun luar negeri 10.Mengadakan promosi dan menjual program.
B. Jenis Program Siaran Televisi
Siaran televisi saat ini dibuat semakin variatif dan menarik, untuk mempertahankan dan meningkatkan ratting. Pada umumnya isi program siaran televisi meliputi (Deddy Iskandar Muda, 2005: 9)
1. News Reporting/Laporan Berita
Berita dapat digolongkan menjadi beberapa jenis. Hard News (berita penting) merupakan berita tentang peristiwa yang penting bagi masyarakat luas. Soft News (berita ringan) yaitu berita yang memiliki nilai daya tarik lebih tinggi dibanding tingkat aktualitasnya. Investigative Reports (berita penyidikan) adalah berita yang datanya harus diperoleh dengan cara melakukan kajian mendalam dan penyelidikan.
2. Talk Show
3. Call-in Show
Program ini merupakan acara dialog yang dilakukan dengan fasilitas telepon yang tersambung dengan siaran langsung di studio. 4. Dokumenter
Acara yang disusun dengan cara merekonstruksi suatu fakta peristiwa. Dibuat menonjol dan dramatis dengan penekanan pada aktualisasinya.
5. Magazine/Tabloid
Program acara yang memuat beberapa ragam informasi, namun terdapat kesatuan dari keberagaman informasi tersebut ketika disiarkan.
6. Rural Program
Merupakan jenis program acara pedesaan. Melibatkan masyarakat desa dan mengusung kepentingan masyarakat desa. 7. Advertising
Merupakan siaran iklan yang bersifat komersil maupun sosial.
8. Education/instructional
Program acara seputar dunia pendidikan. 9. Art&Culture
10. Musik
Tayangan berisi musik, baik berupa video klip, liputan, maupun acara konser musik.
11. Opera sabun/sinetron/drama
Tayangan bermuatan seni peran, mengisahkan sebuah permasalahan dalam hidup yang akhirnya memuncak, dan diakhiri/diselesaikan.
12. Game Show
Merupakan acara permainan, biasanya berupa kuis.
C. Proses Tahapan Produksi
Setiap kegiatan penyiaran dan produksi pasti menggunakan prosedur kerja. Prosedur tersebut berupa tahapan-tahapan produksi yang sering disebut
Standart Operational Procedure (SOP).
Alan Wurtzel menyatakan bahwa tahapan-tahapan dalam proses produksi meliputi empat tahapan (Darwanto Sastro Subroto, 1995: 123), yaitu:
1. Pre Production Planning
yang melibatkan beberapa staf produksi, diantaranya produser, pengarah acara, penulis naskah, pengarah teknik, pengarah dekorasi, teknisi audio, penata cahaya, dan kameraman. Pada intinya, tujuan planing meeting
adalah mendiskusikan rencana produksi dan mendiskusikan rencana produser.
2. Set Up dan Rehearsal
Merupakan tahapan yang bersiafat teknis, dilakukan oleh kru inti dan bersama kerabat kerja, mempersiapkan peralatan, penataan dekorasi, denah untuk setting lampu, tata suara, dan melakukan uji coba/latihan sarana dan prasarana pendukung produksi. Latihan ini tidak saja untuk artis pendukung, tapi juga untuk kerabat kerja yang terlibat dalam produksi, semisal switcher, floor director, audioman, cameraman, dan sebagainya.
3. Production
4. Post Production
Tahap ini merupakan penyelesaian akhir atau penyempurnaan sebuah produksi. Bagian-bagian dari tahap ini meliputi: melakukan editing, baik suara maupun gambar, pengisian grafis, pengisian narasi, pembuatan efek khusus, dan evaluasi hasil akhir produksi.
Preproduction planning Set up & Rehearsal
Post Producrion Produciton
1.Pengembangan konsep 2.Menetapkan & pendekatan
produksi
4.Evaluasi program bersama sample khalayak
Siaran langsung:
Siaran berlangsung sesuai program siaran
Rekaman: 1.Live on tape
Di dalam merencanakan suatu produksi acara siaran televisi, terdapat lima acuan dasar dimana acuan tersebut satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan (Darwanto Sastro Subroto, 1995: 123). Kelima acuan tersebut adalah:
1. Ide
Ide merupakan buah pikiran dari seorang perencana acara siaran. Semua acara siaran televisi baik dari bentuk yang paling sederhana, selalu didahului timbulnya sebuah ide atau gagasan. Ide bisa didapat dari mana saja, dari hal-hal yang ada disekitar kita. Ide juga dapat dikatakan sebagai pesan yang hendak disampaikan kepada khalayak melalui media televisi dengan maksud dan tujuan tertentu.
2. Pengisi Acara
Pengisi acara siaran dapat berupa seorang pembaca berita, artis, orang yang sudah terkenal, maupun belum dikenal sama sekali. Keberadaan pengisi acara erat kaitannya dengan ide yang telah diolah untuk suatu program acara.
3. Peralatan
4. Kelompok Kerja Produksi
Merupakan satuan kerja yang akan menangani kerja produksi secara bersama-sama sampai hasil karyanya dinyatakan layak untuk disiarkan. Masing-masing individu mempunyai tugas yang berbeda, namun memiliki tujuan yang sama untuk menghasilkan tayangan produksi yang dapat memuaskan pemirsa. Tidak semua stasiun televisi mempunyai prosedur yang sama, tergantung pada kondisi stasiun masing-masing. Khususnya masalah peralatan dan jumlah tenaga yang tersedia. Pada prinsipnya yang terpenting adalah tercapainya hasil acara siaran yang bermutu dan dapat bermanfaat bagi khalayak.
5. Pemirsa
Pemirsa merupakan sasaran dari setiap program acara yang disiarkan, dan mereka menjadi salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan program yang telah diproduksi. Memberikan penilaian sebagai masukan yang sangat bermanfaat bagi pengembangan dan penyempurnaan program acara tersebut.
D. Produser
produser. Produser pelaksana adalah pimpinan tertinggi yang memiliki kewenangan mengelola suatu produksi, termasuk mengusahakan pembiayaan, ia bertanggung jawab atas jalannya pelaksanaan produksi. Sedangkan produser merupakan orang yang memegang pimpinan dalam sebuah produksi program siaran televisi. Tugasnya melaporkan jalannya proses produksi kepada produser pelaksana (Darwanto Sastro Subroto, 1995: 120).
Tugas pokok seorang produser terjabar sebagai berikut (Tommy Suprapto, 2006: 62):
Pertama, menciptakan dan mengembangkan gagasan untuk produksi acara. Pengembangan gagasan juga merupakan langkah pertama dalam tahap pra produksi. Gagasan yang masih ada di pikiran dikembangkan menjadi sebuah tema, agar nantinya dapat diproduksi secara konkret menjadi sebuah program acara. Pengembangan gagasan dapat dilakukan sendiri oleh produser atau melalui diskusi bersama tim produksi. Tema yang dipilih akan menentukan batasan masalah, yaitu sejauh mana pembahasan/ulasan tema yang diangkat.
Tugas produser yang kedua adalah membuat desain produksi. Tahap awalnya produser menentukan format program/cara penyajian sebuah program. Penentuan format program dipertimbangkan dari identitas program.
Ketiga, produser bertugas menentukan tim kreatif. Peran tim kreatif adalah mengembangkan konsep program acara dan tema umum yang diberikan oleh produser. Tim kreatif juga dapat memberikan saran dan pertimbangan kepada produser untuk mengubah sajian format acara, pemilihan bintang tamu dan presenter, hiburan pada setiap segmen agar pemirsa tidak bosan (kuis, interaktif, musik). Dapat dikatakan produser dan tim kreatif merupakan kunci dai keberhasilan sebuah program acara.
Keempat, produser bertugas menentukan satuan kerja produksi. Proses pembuatan sebuah program acara dilaksanakan oleh satuan kerja produksi atau biasa disebut tim produksi, yang terdiri dari kameraman, pengarah acara, penulis naskah, editor. Kerja tim produksi saling berakitan satu dengan yang lain. Produser diberi kewenangan menentukan tim produksi, agar produser dapat memilih sendiri orang-orang yang sesuai dengan yang diharapkannya.
Kelima, bersama dengan pengarah acara, produser bertugas menentukan pengisi acara. Pengisi acara merupakan salah satu faktor yang dapat menarik minat khalayak untuk menyaksikan acara tersebut. Selain mementukan pengisi acara, pengarah acara juga bertugas mengatur jalannya acara.
yang akan digunakan, fee presenter dan pengisi acara, bahan-bahan dan peralatan dekorasi, transportasi, konsumsi, akomodasi, dan dana cadangan.
Ketujuh, produser bertugas melakukan koordinasi, promosi, dan publikasi dengan bagian marketing. Koordinasi, promosi, dan publikasi merupakan tugas marketing program acara tersebut. Namun, produser harus selalu mengkonfirmasi ketiga tersebut di atas antara lain untuk menyertakan nama pihak sponsor pada saat penayangan acara.
Tugas produser yang terakhir adalah mengadakan evaluasi terhadap acara yang ditangani. Evaluasi merupakan bagian dari proses pasca produksi. Semua pihak yang datang pada evaluasi bersama, mengungkapkan kritik dan saran tentang hasil program acara dan kinerja seluruh tim produksi. Kekurangan dan kelebihan yang ada diungkapkan secara objektif. Agar kualitas program acara dapat ditingkatkan (jika ada kekurangan) atau dipertahankan (jika sudah baik).
BAB III
PT. YOGYAKARTA TUGU TELEVISI
A. Sejarah PT. Yogyakarta Tugu Televisi
Era otonomi daerah dan dilaksanakannya Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 telah melahirkan televisi-televisi swasta lokal diberbagai daerah di Indonesia termasuk Daerah Istimewa Yogyakarta.
JogjaTV, televisi lokal pertama di Yogyakarta hadir sebagai upaya kreatif mesyarakat Yogyakarta di bidang seni budaya melalui media televisi. Media televisi dipilih dengan asumsi mampu membentuk prefensi masyarakat akan produk tertentu. Selian kapasitasnya sangat tinggi dalam menjangkau komunitas konsumsi, televisi juga sangat cepat dalam memberikan informasi penting tentang suatu peristiwa yang terjadi (high interest media and distract viewers).
Didirikan dengan akte pendirian perseroan terbatas tanggal 14 Juni 2003 dengan nomor akta: 32 yang dibuat di Denpasar, Bali. Akta tersebut mendapat NPWP: 02.205.736.8-542 dari Departemen Kehakiman pada tanggal 2 September 2003.
untuk transmisinya diletakkan di Desa Ngoro-ngoro, Bukit Patuk, Gunung Kidul dengan posisi channelnya pada 48UHF.
(nasional) dari sistem dan orientasi siaran, kedua menyerap dinamika lokal untuk diterjemahkan dalam format media, ketiga mengelolanya dengan manajemen siaran professional dalam menggali sumber dana. JogjaTV hadir ke tengah masyarakat dengan penekanan muatan lokal mencapai 80%, JogjaTV memfokuskan diri sebagai televisi lokal yang memberikan pencerahan bagi masyarakat Jogja untuk mewujudkan Jogja yang ajeg dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Acara yang didominasi oleh muatan lokal akan menjaga stabilitas media massa dengan budaya Jawa yang berasal dari Keraton Kasultanan Yogyakarta. Dengan slogannya “Tradisi Tiada Henti”, JogjaTV memberikan berbagai informasi yang diperlukan pemirsanya tanpa lupa menampilkannya dengan sentuhan budaya.
Sejak 17 September 2005, JogjaTV telah mengembangkan kekuatan daya pancar mereka dari yang semula 4KW menjadi 5KW. Saat ini siaran JogjaTV dapat dipantau dari berbagi daerah mulai dari DIY, Solo dan sekitarnya, Karanganyar, Magelang, Temanggung, sampai Purworejo dan Kebumen. Dengan lebih luasnya daya jangkau pemancar, masyarakat luar Jogja juga dapat ikut melihat berbagai acara yang dimiliki oleh JogjaTV. Sampai saat ini tidak kurang dari 66 program acara yang selalu ditayangkan oleh JogjaTV secara rutin selama 7 hari dalam seminggu mulai pukul 06.00-24.00 WIB. Komitmen awal bahwa acara di JogjaTV didominasi oleh nuansa lokal menjadikan JogjaTV sebagai televisinya Wong Jogja.
di Jl. Palmerah Barat 21F Jakarta. Sedangkan untuk akses mengenai JogjaTV lewat dunia maya dapat diperoleh lewat akses situs www.jogjatv.com.
Sebagai stasiun lokal yang masih berusia muda, dibutuhkan jaringan yang baru dan kuat dalam memperoleh kemudahan baik dalam mencari informasi maupun sebagai jalur kerjasama. Saat ini JogjaTV tergabung dalam sebuah wadah bernama Asosiasi Televisi Swasta Lokal Indonesia yang diketuai oleh ABG Satria Narada. Beliau juga masuk dalam jajaran komisaris PT.Yogyakarta Tugu Televisi. Beberapa stasiun lokal yang tergabung antara lain BaliTV (Bali), JogjaTV (Jogja), CakraTV (Semarang), BandungTV (Bandung), AcehTV (Banda Aceh), SriwijayaTV (Palembang).
B. Visi dan Misi PT. Yogyakarta Tugu Televisi Visi:
· Menjadi etalase kearifan lokal budaya nusantara
· Menjadi stasiun televisi yang mengaplikasikan teknologi tanpa mengesampingkan tradisi adiluhung
· Menjaga keseimbangan hubungan manusia, Sang Pencipta, dan alam (Tri Hita Karana)
· Menjaga keutuhan NKRI berdasarkan asas Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika
Misi:
· Mendorong pemberdayaan potensi lokal untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat
· Menggali, mempertahankan dan melestarikan budaya serta tradisi masyarakat sejalan dengan proses perkembangan jaman
· Taat terhadap kode etik jurnalistik, etika penyiaran, serta tata nilai yang berlaku dalam masyarakat
C. Slogan dan Logo PT. Yogyakarta Tugu Televisi a. Slogan JogjaTV
Slogan yang selama ini mewakili JogjaTV adalah “Tradisi Tiada Henti”. Slogan tersebut memiliki konsep dasar bahwa JogjaTV sebagai salah satu pilar kekuatan yang turut mengembangkan budaya adiluhung Yogyakarta sebagai Daerah Istimewa demi tercapainya masyarakat Yogyakarta yang dinamis dan bercitra budaya tinggi, sehingga mampu mengembangkan basis tradisi yang telah ada, dan diwariskan secara turun temurun, serta menjadi sebuah inovasi di segala bidang kehidupan sosial, seni budaya, ekonomi, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi.
Secara keseluruhan logo berbentuk “Warangka” keris yang dipadukan dengan tulisan JogjaTV dengan memadukan jenis huruf Scie Field dengan Swiss 721 BdRnd BT yang mengesanka seperti tulisan jawa. Hal tersebut memvisualisasikan sebuah kedinamisan perpaduan antara budaya nenek moyang dengan perkembangan era modern sekarang ini.
Dinamika ini merupakan suatu keanekaragaman budaya dan tradisi yang terus dilestarikan dan dikembangkan guna mencapai taraf kehidupan manusia yang madani, damai, dan sejahtera bagi kehidupan masyarakat Yogayakarta khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Logo JogjaTV terdiri dari dua warna yaitu hijau dan kuning. Masing-masing warna memiliki makna tersendiri. Makna dari warna hijau yaitu kesuburan alam Yogyakarta yang perlu dilestarikan dan dikembangkan demi kesejahteraan masyarakatnya. Warna hijau juga mencerminkan citra masyarakat Yogyakarta yang damai, aman dan nyaman, dilandasi dengan kultur budaya yang sarat dengan nilai-nilai dan norma peradaban yang madani.
Warna kuning memiliki makna bahwa JogjaTV mempunyai visi dan kekuatan dalam mengembangkan nilai-nilai budaya masyarakat Yogyakarta yang berpusat di Karaton Kasultanan Yogyakarta.
D. Stuktur Organisasi PT. Yogyakarta Tugu Televisi
Pada setiap instansi atau perusahaan diperlukan struktur organisasi yang mantap agar segala kegiatan tidak mengalami kekacauan. Dengan adanya struktur organisasi dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:
1) Koordinasi setiap bagian atau divisi lebih mudah
2) Mudah mengetahui pekerjaan yang perlu dilakukan oleh tiap bagian 3) Pembagian kerja dan wewenang menjadi lebih jelas
Berikut adalah uraian dari bagan struktur organisasi pada halaman sebelumnya: 1. Direktur Utama
Tugas dan tanggungjawab direktur utama yang dijabat oleh Oka Kusumayudha adalah sebagai berikut:
· Sebagai pucuk pimpinan dari PT. Yogyakarta Tugu Televisi, direktur utama bertanggungjawab terhadap semua aktivitas perusahaan baik ke dalam maupun hubungan luar
· Bertugas mendelegasi wewenang kepada seluruh bagian dalam struktur organisasi untuk menjalankan tugasnya masing-masing
· Menentukan policy perusahaan
· Mengadakan hubungan pihak ekstern dan membuat persetujuan dengan instansi lain yang memiliki hubungan dengan perusahaan
· Memberikan pertimbangan dan penilaian atas pelaksanaan kerja bawahannya.
2. Direktur Operasional
Tugas dan tanggungjawab direktur operasional, Dewa Made Budi Swardana adalah:
· Bertanggungjawab kepada direktur utama atas seluruh tugas yang dilimpahkan kepadanya
· Membantu direktur utama didalam menjalankan tugas sehari-hari atau kegiatan operasional internal perusahaan
· Membantu apabila ada permasalahan yang tidak dapat diselesaikan oleh manajer operasional
3. Manajer Operasional
Tugas dan tanggungjawab manajer operasional, Eka Susanta adalah sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajarannya beserta staff dalam lingkup perusahaan
· Bertugas menjaga kelancaran tugas operasional perusahaan dan melakukan koordinasi dengan para koordinator masing-masing divisi.
4. Hubungan Masyarakat (HUMAS)
Tugas dan tanggungjawab humas, Widiana adalah sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas menjaga hubungan baik antara pihak eksternal maupun internal yang sangat berkaitan dengan perusahaan
· Bertugas untuk membina jaringan dengan pihak luar sebagai potensial klien.
5. Penanggungjawab Program dan Pemberitaan
Dijabat oleh Andhi Wisnu Wicaksana dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:
· Bertanggungjawab terhadap isi program dan pemberitaan yang tayang
· Bertugas mengatur dan mengawasi kelancaran proses pembuatan program dan pemberitaan dalam setiap divisi
· Berkoordinasi dengan manajer operasional dalam pengaturan rundown acara.
6. Sekretaris Program Pemberitaan
Tugas dan tanggungjawab sekretaris program pemberitaan dijabat oleh Agustine Isti Wulandari adalah sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Membantu tugas penanggungjawab program dan pemberitaan dalam tugas kesekretariatan.
7. Koordinator Marketing
Dijabat oleh Army Eva Irfanty, dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya
· Membantu direktur utama didalam mengkoordinasi perencanaan, pelaksanaan dan segmentasi pasar kepada para staf
8. Koordinator Umum
Posisi tersebut dijabat oleh Putu Yogi dengan tugas sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya
· Bertugas menjaga kelancaran sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam proses produksi maupun jalannya perusahaan. 9. Koordinator Perpustakaan
Dijabat oleh Retno Arimurti, dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya
· Bertugas menjaga sarana dan penyimpanan setiap dokumentasi berupa kaset maupun foto dokumentasi JogjaTV
10.Koordinator SDM
Dijabat oleh Herlina Nor Wulandari, dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional dalam hal sumber daya manusia karyawan JogjaTV.
11.Koordinator Grafis
Dijabat oleh Yanuarten Trianto, dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan dengan desain grafis
12.Koordinator Editing
Dijabat oleh Amin Prayogo, dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan dengan proses editing.
13.Koordinator Teknik
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan dengan teknisi.
14.Koordinator Program
Dijabat oleh Pascalis Pramantya, dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan dengan program
· Menyusun program-program di JogjaTV 15.Redaktur Pelaksana
Dijabat oleh Wempy Gunarto, dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan dengan pemberitaan
· Menyusun program-program pemberitaan di JogjaTV. 16.Koordinator Keuangan
Dijabat oleh Ni Putu Ita, dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan dengan keuangan
· Menjalankan tugas keuangan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu menjaga kestabilan keuangan perusahaan.
17.Koordinator Kamerawan
Dijabat oleh Hendri Kusuma, dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan dengan penggunaan kamera.
18.Koordinator Master Control
Dijabat oleh Arruby Kus Prananto, dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan dengan master control.
19.Koordinator Traffic
Dijabat oleh Ranti Wahyuni, dengan tanggungjawab sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang berada dalam pengawasannya
20. Koordinator Studio Dalam
Dijabat oleh Purwanto, dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan dengan pemakaian studio.
21. Kepala Security
Dijabat oleh Budi, dengan tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:
· Bertanggungjawab kepada direktur operasional
· Bertugas mengawasi jalannya kegiatan jajaran atau staf yang berada dalam pengawasannya
· Bertugas menjaga kelancaran tugas-tugas operasional stafnya dan menjalin hubungan dengan divisi-divisi lain yang berhubungan dengan pengamanan
BAB IV
PELAKSANAAN MAGANG
A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Magang
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Media (KKM) di PT. Yogyakarta Tugu Televisi (JogjaTV) pada bagian program (produser). Dimulai tanggal 4 Februari 2008 – 3 Maret 2008 atau 30 hari.
B. Pembimbing Kuliah Kerja Media
Pada pelaksanaan Kuliah Kerja Media di PT. Yogyakarta Tugu Televisi (JogjaTV), penulis dibimbing oleh koordinator program, Pascalis Pramantya.
C. Aktivitas Magang
Selama pelaksanaan KKM di JogjaTV, penulis oleh koordinator program dilatih untuk menjadi seorang produser. Penulis diberikan kebebasan untuk memilih program mana yang hendak dipelajari, dalam hal ini pelajaran yang didapat adalah pelajaran produksi acara televisi mulai dari pra produksi hingga pasca produksi. Penulis memilih program acara Adiluhung sebagai obyek pertama yang hendak dipelajari, namun penulis tetap diberi kebebasan untuk mengikuti proses produksi program acara lain yang ada di JogjaTV.
1. Judul Acara : Adiluhung
2. Isi Acara : Program budaya yang mengangkat tentang budaya yang ada di Jogja baik berupa upacara adat, profil tokoh budaya, maupun peninggalan budaya, yang dikemas dalam bentuk feature dan disajikan dalam bahasa jawa krama inggil.
3. Target Audience : Umum (semua umur)
4. Tujuan : Melestarikan budaya daerah, sekaligus mengingatkan masyarakat tentang budaya jawa khususnya yang ada di sekitar Jogja.
5. Durasi : 30 menit
6. Frekuensi : 1 minggu satu kali siar (Kamis malam pukul 19.00)
7. Sifat siaran : Record (rekaman)
Penulis memulai hari pertama magang dengan mengikuti proses produksi program acara Adiluhung. Episode kali ini mengangkat tentang kisah hidup Dokter Yap, seorang dokter mata terkenal dari Yogyakarta yang hidup pada masa penjajahan Belanda. Tema tentang Dokter Yap diambil karena berkenaan dengan perayaan hari raya Imlek. Proses pengambilan gambar dilakukan di rumah sakit mata dr. Yap, Jl Cik Di Tiro Yogyakarta. Tugas penulis:
Penulis berperan sebagai reporter dalam proses produksi. Dalam hal ini, penulis membantu produser untuk mencari informasi-informasi yang berkenaan dengan Dokter Yap maupun tentang rumah sakit. Untuk mencari informasi yang diinginkan penulis melakukan wawancara dengan narasumber yang mengetahui tentang kehidupan Dokter Yap. Narasumber tersebut telah ditentukan sebelumnya oleh pihak rumah sakit mata dr.Yap. Selain mencari informasi mengenai Dokter Yap, penulis juga mencari informasi tentang rumah sakit mata dr.Yap, kali ini yang diwawancara adalah direktur rumah sakit. Penulis juga berkoordinasi dengan juru kamera untuk proses pengambilan gambar.
yang dilakukan adalah memilih shot dan menyusun shot sesuai naskah. Proses selanjutnya adalah preview, yaitu mengecek ulang rangkaian shot secara keseluruhan sebelum direkam untuk disiarkan. Ketika produser menyatakan sudah layak siar maka hasil tadi direkam dalam kaset dan diserahkan kepada bagian kepustakaan untuk didata. Oleh pihak kepustakaan kaset tadi kemudian diserahkan ke bagian master kontrol untuk disiarkan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Adiluhung Episode Merti Dusun Kalirase
Untuk episode kali ini, program acara Adiluhung mengangkat tema tentang upacara adat Merti Dusun di Kabupaten Sleman, tepatnya di dusun Kalirase, Kecamatan Sleman. Penulis ditugaskan oleh produser untuk mempersiapkan peliputan upacara adat tersebut.
Tugas penulis:
Pertama, penulis mempelajari proposal yang diajukan oleh pihak panitia penyelenggara Merti Dusun ke JogjaTV. Dari proposal tersebut penulis dapat mengambil sedikit gambaran tentang pelaksanaan upacara adat Merti Dusun. Disamping mempelajari proposal, penulis juga menghubungi panitia penyelenggara lewat telepon untuk memperoleh keterangan yang diperlukan.
Setelah informasi awal dirasa cukup, maka selanjutnya penulis membuat
sebagai tambahan informasi. Setelah disetujui oleh produser, shooting script
tadi diserahkan kepada juru kamera yang telah ditentukan untuk dipelajari. Pada saat pelaksanaan acara Merti Dusun, penulis dan produser berperan sebagai reporter. Untuk memperoleh keterangan lebih, maka kami mengajukan beberapa pertanyaan kepada ketua pantia. Wawancara tersebut direkam kamera dengan tujuan sebagai insert.
Di episode Merti Dusun selain mendampingi editor dalam proses editing, penulis ditugaskan oleh produser untuk membuat naskah. Penulis merangkum hasil wawancara dan menggabungkannya dengan apa yang dilihat saat pelaksanaan Merti Dusun menjadi sebuah naskah untuk program acara Adiluhung. Naskah tersebut kemudian dievaluasi oleh produser, baru kemudian diberikan kepada editor untuk selanjutnya dilakukan proses editing.
Selain dua episode yang telah selesai dikerjakan dan sudah ditayangkan tadi, penulis juga terlibat dalam proses produksi dua episode lain yang belum selesai dikerjakan. Yaitu episode Saluran Mataram (Selokan Mataram) dan episode Keprajuritan dalam Karaton Kasultanan Yogyakarta.
1. Penulis mencari informasi seputar Saluran Mataram dari internet dan majalah.
2. Penulis menghubungi sekaligus wawancara narasumber pakar sejarah dari dalam keraton yaitu RM. Tirun Marwito, SH
3. Penulis mencari informasi tambahan seputar Saluran Mataram ke Dinas Pekerjaan Umum (bidang pengairan).
4. Penulis bersama tim dan produser mengusuri Saluran Mataran dari Babarsari Yogyakarta hingga Ngluwar Magelang.
Episode Keprajuritan Dalam Karaton Kasultanan Yogyakarta
Episode tersebut masih merupakan wacana yang nantinya akan dikerjakan setelah episode Saluran Mataram selesai dikerjakan. Tugas penulis pada episode ini adalah menghubungi narasumber dan membuat janji untuk wawancara, beliau adalah GBPH. Yudhoningrat. Setelah beliau menyatakan kesediaannya untuk diwawancara, maka ditentukanlah kapan dan dimana wawancara tersebut akan dilakukan.
D. Kesulitan Yang Dihadapi
1. Perbedaan antara sistem kerja di bangku kuliah dengan sistem kerja di JogjaTV membuat awal pelaksanaan magang agak membosankan. 2. Kurangnya koordinasi satu tim membuat bingung apa yang harus
dilakukan penulis.
E. Cara-Cara Yang Dilakukan Untuk Mengatasi Kesulitan
Magang dapat terlaksana dengan baik apabila kendala ataupun kesulitan yang ada dapat teratasi. Cara penulis dalam mengatasi kesulitan ataupun kendala yang dihadapi adalah sebagai berikut:
1. Menyesuikan diri dengan lingkungan JogjaTV, dan mengamati cara kerja para pegawainya.
2. Banyak bertanya, terus belajar dan berlatih.
3. Memperhatikan teguran dan bimbingan yang diberikan oleh pembimbing magang.
F. Kemajuan Yang Dicapai
Dengan kesempatan magang di JogjaTV yang diperoleh penulis, maka penulis memperoleh kemajuan dalam bidang penyiaran, diantaranya:
2. Belajar mengoperasikan kamera profesional.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
PT. Yogyakarta Tugu Televisi (JogjaTV) adalah televisi lokal pertama di Yogyakarta. Munculnya JogjaTV ini bermula dari gagasan GBPH H Prabukusumo yang melihat potensi Yogyakarta yang besar dalam hal pemberdayaan media massa. Walaupun Yogyakarta terus berkembang searah tuntutan jaman, namun di sisi lainnya kota Yogyakarta sangat berpegang dan terinspirasi pada budaya Jawa yang masih sangat kental dalam jiwa masyarakatnya. JogjaTV adalah jawaban dari kebutuhan masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya yang sangat membutuhkan informasi terutama tentang daerah dan budaya mereka sendiri. Dengan slogannya “Tradisi Tiada Henti”, JogjaTV memberikan berbagai informasi yang diperlukan pemirsanya tanpa lupa menampilkannya dengan sentuhan budaya, salah satunya adalah program aacra Adiluhung.
Produser di JogjaTV
Di JogjaTV seorang produser tidak hanya bertanggungjawab pada satu program acara. Ada diantara mereka yang bertanggungjawab pada dua atau tiga program acara JogjaTV. Hal tersebut sangat berpengaruh pada kinerja produser. Para produser harus bekerja lebih keras lagi untuk menyajikan yang terbaik bagi penonton. Namun tak jarang mereka kehabisan ide ataupun acara mereka belum selesai dikerjakan, sehingga terpaksa mengulang lagi episode-episode yang pernah ditayangkan sebelumnya. Para produser juga bertugas melakukan riset dan pengembangan sendiri, penulisan naskah untuk narasi pun menjadi tanggungjawab peoduser di JogjaTV.
Kuliah Kerja Media
Kuliah Kerja Media (KKM) telah memberikan suatu gambaran dan pengalaman yang sangat berarti dalam dunia kerja. Dalam hal ini, KKM telah mengajarkan kepada mahasiswa untuk dapat menjadi sumber daya manusia yang terampil dan berkualitas.
Beberapa hal yang dapat dijadikan pelajaran selama pelaksanaan KKM, antara lain sebagai berikut:
1. Ilmu yang penulis peroleh dibangku perkuliahan sangat membantu penulis ketika diterapkan dalam dunia kerja, meskipun tidak selalu sama dengan praktik di lapangan.
3. Kerjasama tim yang baik sangatlah mempengaruhi kesuksesan dari proses produksi yang sedang dilakukan, dan untuk mencapai hasil yang maksimal.
B. Saran
Dari hasil pelaksanaa Kuliah Kerja Media (KKM), penulis memberikan saran agar dapat dijadikan pembelajaran dimasa mendatang dan juga dilakukan perbaikan dalam pelaksanaan KKM selanjutnya.
1. Saran bagi program DIII Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret adalah:
a. Diharapkan pada waktu pelaksanaan magang dilakukan kunjungan langsung ke tempat pelaksanaan magang oleh dosen pembimbing. Selama ini hal tersebut hanyalah sebuah wacana tanpa realisasi yang nyata. Padahal jika kunjungan tersebut dilaksanakan maka dosen pembimbing dapat memantau pelaksanaan magang dan juga untuk menjalin kerjasama dengann instansi terkait.
b. Panitia KKM yang selanjutnya agar lebih bertanggungjawab pada tugas-tugasnya dan tidak hanya mementingkan diri sendiri.
2. Saran bagi PT. Yogyakarta Tugu Televisi (JogjaTV):
a. Terus memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan kuliah praktik di JogjaTV. Karena hal tersebut sangat bermanfaat untuk pembelajaran mahasiswa.
b. Hendaknya pihak manajemen JogjaTV lebih peka terhadap apa yang diingainkan oleh para pegawainya.
DAFTAR PUSTAKA
Effendy, Onong. 1993. Televisi, Siaran Teori dan Praktek. Bandung: CV.Mandar Maju
Muda, Deddy Iskandar. 2005. Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Subroto, Darwanto Sastro. 1995. Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana
Subroto, Darwanto Sastro. 1995. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Duta Wacana