• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KEBERHASILAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BEBAS PADA ASPEK KOGNITIF PESERTA DIDIK :Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik di Kelas X SMAN 6 Cimahi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KEBERHASILAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BEBAS PADA ASPEK KOGNITIF PESERTA DIDIK :Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik di Kelas X SMAN 6 Cimahi."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERBEDAAN KEBERHASILAN MODEL PEMBELAJARAN

INKUIRI TERBIMBING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN

INKUIRI BEBAS PADA ASPEK KOGNITIF PESERTA DIDIK

( Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik di Kelas X SMAN 6 Cimahi )

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Geografi

Oleh

ANI NURAINI 1102261

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERBEDAAN KEBERHASILAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI

TERBIMBING DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BEBAS PADA

ASPEK KOGNITIF PESERTA DIDIK

Oleh

Ani Nuraini, S.Pd UPI Bandung, 1997

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Geografi

© Ani Nuraini 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Pembimbing I

PROF. DR. GURNIWAN KAMIL PASYA, M.Si NIP. 19610323 198603 1 002

Pembimbing II

PROF. DR. DARSIHARJO, M.S NIP. 19620921 198603 1 005

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Geografi

(4)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Ani Nuraini (2013). Pembimbing I : Prof. Dr. Gurniwan Kamil Pasya, M.Si. Pembimbing II : Prof. Dr. Darsiharjo, M.S. Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik. Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik di Kelas X SMAN 6 Cimahi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keberhasilan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas pada aspek kognitif peserta didik. Penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas dalam pembelajaran materi geografi fisik mendorong peserta didik untuk melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan untuk mencari dan menyelidiki suatu fenomena dengan sistematis, kritis, logis dan analitis, sehingga peserta didik dapat merumuskan dan menyimpulkan hasil pembelajarannya. Sampel penelitian adalah peserta didik kelas X SMAN 6 Cimahi yang berjumlah 104 orang. Dalam memperoleh data dan menjawab permasalahan penelitian, peneliti menerapkan penelitian eksperimen, pengumpulan data dan teknik tes (pre tes dan post tes). Jenis pengumpulan data penelitian dan teknik pengolahan data adalah validitas, reliabilitas, uji normalitas dan homogenitas serta uji-t dengan bantuan program

(5)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap tingkat kreatifitas dan berpikir kritis atau terhadap sikap dan prilaku peserta didik.

(6)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

(7)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

recommended for future research to researchers to conduct advanced research related to guided inquiry learning models to see the effect on the level of creativity and critical thinking or the attitudes and behaviors of students .

(8)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI 2. Model Pembelajaran Dalam Pengajaran Geografi ……….. 3. Model Pembelajaran Inkuiri ………..………… 4. Aspek Kognitif Dalam Pembelajaran ………...……….. 5. Materi Pembelajaran Geografi Fisik ………..………

(9)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Kerangka Berpikir ………..……….………. C. Hipotesis Penelitian ………..……….……..

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……….

A. Lokasi Penelitian ………..……….………

B. Populasi dan Sampel Penelitian ………..……….…… C. Metode Penelitian ………..……….…. D. Definisi Operasional Variabel dan Sintaks Inkuiri……..…………..… E. Instrumen Penelitian ………..……….. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. A. Deskripsi Data Hasil Penelitian …...……….………... 1. Data Pengukuran Aspek Kognitif Peserta Didik ……...………….

2. Uji Statistik ………...………..

3. Pengukuran Peningkatan Aspek Kognitif Peserta Didik Kelas

Penelitian ……….

(10)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran Kelas Penelitian …..……….. C. Temuan dan Kendala Dalam Proses Pembelajaran dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas …………...……

D. Perbedaan Model Pembelajaran Dalam Kegiatan Pembelajaran ……..

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………... Tabel 2.1. Deskripsi Enam Kategori Dimensi Kognitif ………

Tabel 2.2. SK dan KD Mata Pelajaran Geografi Kelas X Semester 2 ……. Tabel 3.1. Daftar Nilai Rata-Rata Ulangan 1 Kelas X Semester 2 ………... Tabel 3.2. Sampel Penelitian ………... Tabel 3.3. Definisi Operasional Penelitian ……….. Tabel 3.4. Sintaks Inkuiri Terbimbing, Inkuiri Bebas, dan Aspek Kognitif.. Tabel 3.5. Interpretasi Koefisien Nilai r ………..……….

(11)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6 Uji Coba Butir Soal Aspek Kognitif ………... Tabel 3.7. Kategori Koefisien Reliabilitas ………... Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas ………... Tabel 3.9. Tingkat Pembeda Tiap Item Yang Signifikan ……… Tabel 3.10. Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda ……… Tabel 3.11. Daya Pembeda Soal ………... Tabel 3.12. Nilai Pada Tiga Tingkat Kesukaran ………... Tabel 3.13. Klasifikasi Tingkat Kesukaran ……….. Tabel 3.14. Uji Tingkat Kesukaran ………... Tabel 3.15. Hasil Uji Pre Tes Berdasarkan Daya Pembeda Dan Tingkat

Kesukaran …….……...……… Tabel 3.16. Hasil Uji Post Tes Berdasarkan Daya Pembeda Dan Tingkat

Kesukaran ………..……….……….

Tabel 3.17. Klasifikasi Daya Pembeda ………...………. Tabel 3.18. Kriteria Tingkat Kesukaran ……….. Tabel 3.19. Kategori Tingkat Gain Yang Dinormalisasi ………. Tabel 3.20. Matched Subjects Berdasarkan Skor Pre Tes ……… Tabel 4.1. Rata-Rata Skor Pre Tes, Post Tes dan N-gain Aspek Kognitif .. Tabel 4.2. Uji Normalitas ……… Tabel 4.3. Uji Homogenitas ………

Tabel 4.4. Uji Perbedaan Post Tes Inkuiri Terbimbing dengan Kelas

Inkuiri Bebas ………..

Tabel 4.5. Uji Perbedaan Post Tes Inkuiri Terbimbing dengan Kelas

(12)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kontrol ………...

Tabel 4.6. Uji Perbedaan Post Tes Inkuiri Bebas dengan Kelas Kontrol …. Tabel 4.7. Rangkuman Pengujian Hipotesis ……… Tabel 4.8. Matched Subjects Berdasarkan Skor Pre Tes ………. Tabel 4.9. Matched Subjects Berdasarkan Skor Post Tes ……… Tabel 4.10. Matched Subject Berdasarkan Skor N-gain ……… Tabel 4.11. Perbedaan Model Pembelajaran Dalam Kegiatan Pembelajaran.

(13)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1.1. Hubungan Materi PBM dan Tujuan ………..

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Berpikir ……….. Gambar 3.1 Peta Lokasi Penelitian ………... Gambar 3.2. Bagan Alur Perlakuan Penelitian ……….. Gambar 4.1 Perbedaan Rata-Rata Skor Pre Tes dan Post Tes Aspek

Kognitif ………...……….

Gambar 4.2 Perbedaan Rata-Rata N-gain Pengukuran Aspek Kognitif …... Gambar 4.3. Grafik Perbandingan Pretes-Pos tes Kelas Eksperimen 1 …… Gambar 4.4 Grafik Linear Regresi N-gain Kelas Eksperimen 1 ………... Gambar 4.5 Grafik Kenaikan (%) Aspek Kognitif Kelas Eksperimen 1... Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Pre tes - Pos tes Kelas Eksperimen 2 …. Gambar 4.7 Grafik Linear Regresi N-gain Kelas Eksperimen 2 ………... Gambar 4.8 Grafik Kenaikan (%) Aspek Kognitif Kelas Eksperimen 2 ... Gambar 4.9. Grafik Perbandingan Pre tes - Pos tes Kelas Kontrol ….……. Gambar 4.10. Grafik Linear Regresi N-gain Kelas Kontrol …..……... Gambar 4.11. Grafik Kenaikan (%) Aspek Kognitif Kelas Kontrol ……... Gambar 4.12. Grafik Perbandingan Kenaikan (%) Aspek Kognitif Kelas

(14)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ...……… Gambar 4.13. Matched Subjects Berdasarkan Skor Pre Tes dan Post Tes … Gambar 4.14. Matched Subjects Berdasarkan Rata-Rata N-Gain ………….

82 83 85

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN A. INSTRUMEN PENELITIAN ………

1. Silabus Bahan Ajar ………... 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ………. 3. Lembar Observasi Proses Pembelajaran ………... 4. Kisi-Kisi Soal Mengukur Aspek Kognitif ……….. 5. Soal Untuk Mengukur Aspek Kognitif ……….……….. LAMPIRAN B. ANALISIS DATA HASIL UJI COBA ……….. 1. Hasil Uji Coba Pre Tes ……….

2. Hasil Uji Coba Post Tes ………

(15)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

LAMPIRAN C. ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN ……… 1. Data Pre Tes, Post Tes dan Gain Aspek Kognitif Kelas Eksperimen 1…. 2. Data Pre Tes, Post Tes dan Gain Aspek Kognitif Kelas Eksperimen 2 … 3. Data Pre Tes, Post Tes dan Gain Aspek Kognitif Kelas Kontrol ….…... 4. Pengolahan Data dan Uji Normalitas ………... 5. Pengolahan Data dan Uji Homogenitas …...…………...……….. 6. Pengolahan Data dan Uji Hipotesis ……….………. 7. Data Kenaikan Aspek Kognitif Matched Subjects …...…………..……. LAMPIRAN D. KEGIATAN PENELITIAN ……… 1. Surat Keterangan Penelitian ……….

2. Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa ………...………...

3. Foto Kegiatan Penelitian ………...………...

(16)

1

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya pendidikan adalah unsur terpenting di dalam diri sebuah negara. Karena dari pendidikanlah lahir para sumber daya manusia yang handal. Karena pendidikan di dalam suatu negara harus dikelola dengan baik, jika diabaikan maka sudah dapat dipastikan anak bangsa yang lahir sebagai penerus untuk membangun negara akan menjadi seorang yang tak berdaya tergerus oleh jaman dan akan berdampak pada kelangsungan hidup suatu negara.

Pendidikan Indonesia harus dirancang untuk dapat bersaing secara langsung dengan dunia internasional. Indonesia sebagai negara berkembang, dituntut pula untuk kemudian mampu secara internasional bersaing dan bersanding secara kualitas. Berdasarkan fakta dan data survei berbagai lembaga tentang pendidikan di Indonesia, diantaranya menurut survei Political and Economic Risk Consultant ( Nasrudin, 2012 : 2 ), kualitas pendidikan Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi Indonesia berada di bawah Vietnam.

(17)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkategori rendah yang hanya memerlukan hafalan. Indikator lain datang dari Programme for International Student Assessment(PISA) yang di tahun 2009 menempatkan Indonesia di peringkat 10 besar paling buncit dari 65 negara peserta PISA. Kriteria penilaian mencakup kemampuan kognitif dan keahlian siswa membaca, matematika, dan sains. Hampir semua peserta didik Indonesia ternyata cuma menguasai pelajaran sampai level 3 saja. Sementara banyak peserta didik di negara maju maupun berkembang lainnya, menguasai pelajaran sampai level 4, 5, bahkan 6.

Walaupun beberapa hasil survei ini diwakili oleh kelompok mata pelajaran matematika dan sains serta perbandingannya dengan negara yang lebih maju sistem pendidikannya tapi dapat menggambarkan kondisi perbandingan kualitas hasil pendidikan kita yang masih jauh dari harapan. Diperlukan suatu cara untuk meningkatkan kemampuan para peserta didik kita. Tidak hanya peningkatan pengetahuan saja tetapi harus ada unsur produktif, kreatif, inovatif dan afektif.

Unsur produktif, kreatif, inovatif dan afektif sangat dibutuhkan terutama berkaitan dengan pembangunan Indonesia yang membutuhkan sumberdaya manusia berkualitas dan memiliki kreatifitas tinggi. Hal ini juga tercantum dalam undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, yaitu melalui pendidikan diharapkan dapat mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertaqwa, berahlak mulia, cakap, kreatif juga mandiri.

(18)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

manajemen sekolah, system pembelajaran, dan lain-lain, ketiga perangkat pikir (brainware) yaitu guru, kepala sekolah, anak didik, dan orang-orang yang terkait dalam proses tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut guru memiliki peran yang sangat penting, karena penggunaan hardware dan software secara efektif dan efisien sangat berkaitan dengan inovasi guru untuk mencapai pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran, guru sebagai komponen paling penting yaitu sebagai pengelola, fasilitator, pembimbing , motivator dan asessmen (Sumarmi, 2012 : 3-4). Berdasarkan komponen professional guru tersebut maka guru harus mampu menumbuhkan dan meningkatkan pemahaman materi pelajaran peserta didik yang bukan bersifat hafalan saja dan bukan sekedar menyampaikan materi saja. Proses pembelajaran yang demikian sebagian besar masih menjadikan anak tidak bisa, menjadi bisa dan kegiatan belajar tersebut masih berupa kegiatan menambah pengetahuan, kegiatan menghadiri, mendengar dan mencatat penjelasan guru, serta menjawab secara tertulis soal-soal yang diberikan saat berlangsungnya ujian. Pembelajaran seperti itu masih mengimplementasikan pada tataran proses menyampaikan, memberikan, mentransfer ilmu pengetahuan dari guru kepada peserta didik. Dalam tataran ini peserta didik yang sedang belajar bersifat pasif, menerima apa saja yang diberikan guru, tanpa diberikan kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuan yang dibutuhkan dan diminatinya.

(19)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

antara berbagai fakta, dan kemudian mengaplikasikannya terhadap masalah yang sama dalam situasi yang lain. Berdasarkan pandangan tersebut peserta didik seharusnya diberdayagunakan, difasilitasi, dimotivasi, dan diberi kesempatan, untuk berpikir, bernalar, berkolaborasi, untuk mengkonstruksi pengetahuan sesuai dengan minat dan kebutuhannya serta diberi kebebasan untuk belajar. Dalam proses pembelajaran tersebut guru tidak hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada peserta didik, tetapi seharusnya peserta didik dapat membangun pengetahuannnya sendiri dengan mendayagunakan otaknya untuk berpikir. Guru dapat membantu proses ini, dengan cara-cara membelajarkan, mendesain informasi menjadi lebih bermakna dan lebih relevan bagi kebutuhan peserta didik. Caranya dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide, dan dengan mengajak mereka agar menyadari dan secara sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar.

Sumarmi (2012 : 4-5) mengemukakan permasalahan dalam pembelajaran geografi di sekolah, adalah rendahnya pemahaman peserta didik terhadap materi ajar geografi, yaitu :

1). Banyak peserta didik mampu menghafal dengan baik terhadap konsep-konsep Geografi, baik konsep-konsep konkret maupun konsep-konsep abstrak yang diterimanya, tetapi pada kenyataanya mereka tidak memahami maknanya.

2). Sebagian besar peserta didik tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari di sekolah dengan bagaimana pengetahuan tersebut akan dipergunakan atau dimanfaatkan di masyarakat.

(20)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

setelah peserta didik mempelajari konsep-konsep materi pelajaran geografi sehingga hanya bentuk hafalan saja yang muncul pada kemampuan peserta didik dan kemampuan peserta didik belum dapat menghubungkan materi pelajaran geografi dengan pemanfaatan pengetahuan yang peserta didik dapatkan dalam kehidupan lingkungan masyarakat. Maka diperlukan suatu usaha berupa proses pembelajaran geografi yang lebih baik, sehingga permasalahan tersebut dapat ditanggulangi. Selanjutnya Sumarmi (2012 : 6) mengemukakan hasil penelitian Tilburry pada tahun 1997. Pada penelitian tersebut, Tilburry menjelaskan bahwa pengalaman di negara maju menunjukkan bahwa minat, motivasi dan prestasi peserta didik meningkat secara signifikan pada saat peserta didik :

1). Mereka diberi kesempatan untuk mengemukakan pertanyaan sebanyak - banyaknya tentang apa yang ingin diketahui dari topik yang sedang dibahas.

2). Mereka dibantu untuk mencari jawaban atas permasalahan -permasalahan yang muncul.

3). Mereka dibantu untuk membangun keterkaitan antara informasi (pengetahuan) baru dengan pengalaman (pengetahuan lain) yang telah mereka miliki.

4). Mereka diajarkan bagaimana merekan mempelajari konsep, dan bagaimana konsep tersebut dapat dipergunakan di luar kelas.

5). Mereka diperkenankan untuk bekerja secara bersama - sama (kooperatif).

(21)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sehingga peserta didik dapat memahami, mempelajari dan menggunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga diharapkan pemahaman peserta didik terhadap materi pelajaran Geografi menjadi lebih baik dan lebih bermakna (meaningfull learning). Belajar yang bermakna adalah belajar yang menghadirkan pengetahuan dan proses-proses kognitif yang peserta didik butuhkan untuk menyelesaikan masalah (Anderson dan Krathwohl, 2010 : 97). Menurut Bransford yang di kutip Anderson dan Krathwohl (2010 : 98) belajar bermakna adalah pembelajaran yang kontruktif yang mensyaratkan pembelajaran yang tidak sekadar menyampaikan pengetahuan faktual dan juga mensyaratkan pertanyaan-pertanyaan assesmen yang menuntut peserta didik bukan sekedar mengingat atau mengenali pengetahuan faktual.

(22)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode ceramah dan mengharapkan peserta didik duduk, diam, dengar, catat dan hafal, sehingga Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) menjadi monoton dan kurang menarik perhatian peserta didik. Kondisi seperti itu dapat menimbulkan permasalahan yaitu peserta didik menjadi kurang terbuka wawasan berpikirnya dan sikap kritis peserta didik yang tidak terbangun, sedangkan dalam pembelajaran geografi sikap kritis dan kemampuan berpikir peserta didik sangat berperan untuk tercapainya pemahaman materi pelajaran Geografi. Sejalan dengan fungsi pendidikan dan pengajaran geografi yang dikemukakan oleh Fairgrieve (Sumaatmadja, 1996 : 16) yaitu mengembangkan calon warga masyarakat dan warga negara yang akan datang untuk berpikir kritis terhadap masalah kehidupan yang terjadi di sekitarnya, dan melatih mereka untuk cepat tanggap terhadap kondisi lingkungan serta kehidupan di permukaan bumi pada umumnya.

(23)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam standar kompetensi mata pelajaran Geografi di kelas X semester 2, tingkat dimensi kognitifnya adalah menganalisis unsur-unsur geosfer. Standar kompetensi tersebut dijabarkan melalui kompetensi dasar. Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untuk mengembangkan materi pokok serta kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang harus dicapai maka diperlukan usaha guru untuk menerapkan suatu bentuk model pembelajaran yang tepat, sehingga peserta didik tidak hanya mengetahui saja tetapi memahami secara utuh materi pelajaran geografi, sehingga pembelajaran geografi menjadi lebih bermakna dan tujuan pembelajaran dapat berhasil. Kharakteristik materi pelajaran geografi di SMA kelas X semester 2 berkaitan dengan aspek fisik geosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi, sehingga peserta didik sebenarnya dapat mengetahui secara nyata kondisi unsur-unsur fisik geosfer ini dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik yang masih mengalami kesulitan untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai, seharusnya menjadi perhatian guru. Guru menganalisis permasalahan peserta didik tersebut dan mengusahakan evaluasi dalam pembelajaran Geografi, diantaranya memilih model pembelajaran yang tepat sehingga peserta didik dapat termotivasi untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

(24)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah penggunaan model pembelajaran yang tepat dan sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran Geografi yang sejalan dengan tujuan kurikulum mata pelajaran Geografi. Sumarmi (2012 : 6) menjelaskan bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran geografi, seorang calon guru Geografi atau guru Geografi harus mampu menguasai dan menerapkan berbagai model pembelajaran geografi, dengan menggunakan konsep, pendekatan, prinsip dan aspek geografi, sehingga penguasaan materi meningkat dan peserta didik mampu menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari.

(25)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kreatif dalam mempelajari materi pelajaran untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik.

Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang menumbuhkan aspek kognitif peserta didik terhadap materi pelajaran geografi melalui model pembelajaran inkuiri. Karena salah satu cara untuk mengembangkan keterampilan berpikir yang dapat menumbuhkan aspek kognitif peserta didik di antaranya melalui model pembelajaran inkuiri. Menurut Sanjaya (2010 : 195), menjelaskan bahwa model pembelajaran inkuiri dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif, yang pada hakekatnya adalah proses mental dan proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap individu secara optimal. Belajar lebih dari sekedar proses menghafal dan menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang diperolehnya bermakna untuk peserta didik melalui keterampilan berpikir. Dalam model pembelajaran inkuiri peserta didik diberikan kebebasan untuk mengekpresikan dirinya melalui ide-ide atau gagasan-gagasan dalam rangka menyelesaikan suatu masalah. Sehingga tujuan pembelajaran geografi dapat tercapai, peserta didik tidak hanya tahu tapi memahami materi pembelajaran Geografi.

(26)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan teknik-strategi mengajar dengan media pengajarannya tidak terlepas dari satu sama lain dan berlangsung secara terpadu. Keterpaduan proses tersebut digambarkan pada bagan 1.1 hubungan materi proses belajar mengajar (PBM) dan tujuan pembelajaran geografi (Sumaatmadja, 1996 : 96) :

TUJUAN INSTRUKSIONAL / STANDAR KOMPETENSI

Kognitif Psikomotor Afektif

Model Pengajaran Media

Pengajaran

Metode Mengajar Teknik-Strategi

Mengajar Interaksi Edukatif Guru dan Peserta Didik

PROSES BELAJAR MENGAJAR

Pokok-Pokok Bahasan MATERI GEOGRAFI

Gambar 1.1 Hubungan Materi PBM dan Tujuan

(27)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kognitif manusia mengalami kematangaan. Selanjutnya Sumaatmadja (1996 : 115) menyebutkan bahwa guru geografi berkewajiban menciptakan suasana untuk mendorong peserta didik dalam mempelajari geografi bagi peningkatan kemampuan kognitifnya.

Berdasarkan teori dan penjelasan tersebut diatas, bahwa model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran geografi adalah menanamkan sikap dan keterampilan untuk berkemampuan memecahkan masalah, dengan teknik-strateginya berpikir kritis tetapi pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar geografi, penerapan model, metode dan teknik-strategi mengajar dengan media pengajarannya tidak terlepas dari satu sama lain dan berlangsung secara terpadu dan melalui tahap-tahap berpikir dimulai dari tahap-tahap paling awal yaitu tahap-tahap kognitif, yaitu aspek yang berkaitan dengan kemampuan dan kecakapan berpikir dan melalui peranan guru, peserta didik diharapkan dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan kognitifnya.

Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai model pembelajaran inkuiri pada pengajaran materi geografi fisik, tetapi penelitian ini dibatasi hanya pada aspek kognitif peserta didik saja sebagai tahap awal pengembangan kemampuan berpikir peserta didik, untuk selanjutnya pada penelitian berikutnya diharapkan dapat meneliti lebih lanjut pada sikap dan prilaku peserta didik.

B. Rumusan Masalah

(28)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keberhasilan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas pada

aspek kognitif peserta didik ?

Agar penelitian ini lebih terarah, maka rumusan masalah tersebut dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan keberhasilan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan inkuiri bebas pada aspek kognitif peserta didik ?

2. Adakah perbedaan keberhasilan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan model pembelajaran konvensional padap aspek kognitif peserta didik ?

3. Adakah perbedaan keberhasilan model pembelajaran inkuiri bebas dengan model pembelajaran konvensional pada aspek kognitif peserta didik ?

4. Bagaimanakah peningkatan aspek kognitif peserta didik pada kelas penelitian ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yang diharapkan adalah :

(29)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Mengukur kemampuan aspek kognitif peserta didik terhadap materi geografi fisik dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri tidak terbimbing (Free Inquiry).

3. Mengukur kemampuan aspek kognitif peserta didik terhadap materi geografi fisik dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.

4. Mengetahui peningkatan aspek kognitif peserta didik pada kelas penelitian dengan menggumakan model pembelajaran inkuiri terbimbing (Guided Inquiry) dan inkuiri bebas (Free Inquiry).

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dan sebagai bahan masukan bagi :

1. Peserta didik, penelitian ini diharapkan menjadikan pengalaman belajar yang baru dan menyenangkan bagi mereka.

2. Guru, untuk dapat menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam upaya menumbuhkan pemahaman peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. 3. Sekolah, untuk meningkatkan kemampuan para guru dalam mengembangkan

(30)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

(31)

31

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian eksperimen ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Cimahi, yang beralamat di Jl. Melong Raya no. 172 Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi. Pemilihan lokasi penelitian ini di, karenakan merupakan tempat bekerja tetap penulis sebagai pengajar mata pelajaran Geografi di SMAN 6 Cimahi, sehingga diharapkan kegiatan penelitian yang dilakukan penulis dapat memberikan kontribusi bagi SMAN 6 Cimahi. Lokasi SMAN 6 Cimahi dijelaskan dengan gambar peta 3.1. lokasi penelitian.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007 : 56).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Cimahi. Kelas X di SMAN 6 Cimahi pada tahun pelajaran 2012/2013 semester genap, terdapat 10 kelas dengan jumlah peserta didik 347 orang.

2. Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2007 : 57) adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi.

(32)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

(33)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sampel untuk rencana penelitian eksperimen ini berdasarkan pengelompokkan peserta didik yang berasal dari 3 kelas yang memiliki nilai rata-rata kelas yang saling mendekati antara kelas-kelas yang menjadi populasi.

Pada tabel 3.1 menggambarkan sebaran skor nilai rata-rata ulangan ke 1 yang dijadikan dasar penentuan kelas untuk sampel penelitian :

Tabel 3.1.

Data Nilai Rata-Rata Ulangan ke 1 Kelas X.1 sd X.10 Semester Genap Tahun Pelajaran 2012-2013

Kelas Jumlah Peserta Didik

Nilai Rata-rata

X. 1 34 75

X. 2 36 77

X. 3 34 74

X. 4 36 70

X. 5 34 76

X. 6 34 71

X. 7 36 78

X. 8 35 73

X. 9 35 72

X. 10 34 73

Total 347

(Data nilai ulangan geografi 2012/2013)

(34)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada masing-masing kelas. Hasil dari pengundian tersebut dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.2. Sampel Penelitian

Kelas Jumlah Peserta Dididk

Model Pembelajaran

X. 9 35 Inkuiri Terbimbing

X. 8 35 Inkuiri Bebas

X.10 34 Konvensional

(Penelitian, 2013)

Pada tabel 3.2 sampel penelitian menjelaskan dari ketiga kelas penelitian tersebut diundi dan didapatkan kelas X.9 sebagai kelas eksperimen 1 dengan perlakuan model pembelajaran inkuiri terbimbing, kelas X. 8 sebagai kelas eksperimen 2 dengan perlakuan model pembelajaran inkuiri bebas dan sebagai kelas kontrol yaitu kelas X.10 dengan perlakuan menggunakan model pembelajaran konvensional.

C. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Eksperimen adalah penelitian yang memiliki derajat kepastian yang dianggap paling tinggi. Menurut Sudjana (2009:18) dalam penelitian eksperimen kondisi diatur sedemikian rupa oleh peneliti, perlakuan terhadap obyek dilakukan, akibat suatu perlakuan diukur secara cermat, faktor luar yang mungkin berpengaruh dikendalikan, dengan harapan derajat kepastian jawaban semakin tinggi.

(35)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Desain yang digunakan dalam penelitian quasi-experimental ini adalah Non Equivalent (Pre test and Post test) Control Group Design ( Sugiyono, 2007 :79) :

Kelas Eksperimen : O1 X O2

--- Kelas Kontrol : O1 O2

Keterangan :

O1 : Pre tes aspek kognitif

O2 : Post tes aspek kognitif

X : Metode pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas --- : Subjek tidak dikelompokkan secara acak

Penelitian ini membagi kelompok menjadi tiga kelompok eksperimen 1, kelompok eksperimen 2, dan kelompok kontrol. Peserta didik kelompok eksperimen 1 diberika perlakuan dengan metode inkuiri terbimbing, peserta didik kelompok eksperimen 2 diberi perlakuan metode inkuiri bebas dan peserta didik kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional. Proses penelitian terhadap ketiga kelas kelompok penelitian tersebut di jelaskan pada gambar bagan 3.1 analisa alur perlakuan penelitian berikut ini :

Kelas X.9 (KE1)

O1 X1 O2

Kelas X.8 (KE2)

O1 X2 O2

Kelas X.10 (KK)

O1 O2

(36)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu H1 H2

H3

Gambar 3.2. Bagan Alur Perlakuan Penelitian

Keterangan :

(KE1) : Kelas Eksperimen 1

(KE2) : Kelas Eksperimen 2

(KK) : Kelas Kontrol O1 : Observasi 1 (Pre tes)

O2 : Observasi 2 (Post tes)

X1 : Perlakuan 1 (Inkuiri Terbimbing)

X2 : Perlakuan 2 (Inkuiri Bebas)

A : Hasil Kelas Eksperimen 1

B : Hasil Kelas Eksperimen 2

C : Hasil Kelas Kontrol

H1, H2,H3 : Hipotesis 1, Hipotesis 2, Hipotesis 3

(37)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah mendefinisikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, yang memungkinkan peneliti untuk melakukan obervasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Sugiyono, 2007 : 62). Variabel penelitian merupakan suatu keadaan yang dimanipulasi, dikendalikan atau di observasi oleh peneliti.

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007 : 63 ). Penelitian ini mengkaji tentang implementasi model pembelajaran Geografi di kelas X SMA dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas untuk melihat perbedaan keberhasilan pada aspek kognitif peserta didik. Penelitian ini juga membandingkan hasil perlakuan antara model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan model pembelajaran inkuiri bebas, model pembelajaran Inkuiri terbimbing dengan model pembelajaran inkuiri bebas, serta metode pembelajaran inkuiri bebas dengan model pembelajaran konvensional.

Dalam penelitian ini, ada dua variabel yang menjadi pokok penelitian yaitu variabel bebas (Independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel independen yaitu Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas, sedangkan variabel dependen atau variabel terikat yaitu aspek kognitif peserta didik pada materi geografi fisik. Berikut tabel 3.3 :

Tabel 3.3. Definisi Operasional Variabel Penelitian

No Variabel Konsep Indikator Variabel

Penelitian

Sanjaya (2006 : 196) rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang

(38)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dipertanyakan.

Sumarmi (2012 : 17) kegiatan pembelajaran yang melibatkan

Taksonomi Bloom versi revisi Anderson & Krathwohl (2010 : 43-45) klasifikasi kategori-kategori dimensi proses kognitif siswa secara komprehensif yang terdapat dalam tujuan-tujuan di bidang pendidikan

a. Mengingat (C1) b. Memahami (C2) c. Mengaplikasikan (C3) d. Menganalisis (C4) e. Mengevaluasi (C5) f. Mencipta (C6)

(Sanjaya,2006. Sumarmi, 2012. Anderson&Krathwohl,2010)

(39)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Standar Kompetensi : 3. Menganalisis unsur-unsur Geosfer

Kompetensi Dasar : 3.2. Menganalisis atmosfer dan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi Pokok Bahasan : Lapisan Atmosfer

Indikator Inkuiri Terbimbing Indikator Inkuiri Bebas Indikator Aspek Kognitif

1. c. Apa saja manfaat lapisan

(40)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Indikator Pembelajaran Tujuan pembelajaran

Langkah-Langkah Model pembelajaran

Inkuiri

(41)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(42)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang essensial untuk mengumpulkan data. Data yang diperlukan dalam penelitian eksperimen ini adalah data yang dapat menunjukkan kemampuan aspek kognitif peserta didik peserta didik setelah belajar Geografi dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan inkuiri bebas. Untuk itu, penelitian ini menggunakan insrumen : 1. Tes, untuk mengumpulkan data hasil belajar peserta didik sebelum dan

setelah mendapatkan perlakuan.

2. Observasi Pembelajaran , untuk mengamati kegiatan guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Lembar observasi digunakan untuk mengukur ketercapaian langkah-langkah model pembelajarn inkuiri.

3. Dokumentasi, data yang dikumpulkan langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, dan foto-foto kegiatan penelitian.

F. Proses Pengujian Instrumen

Perangkat instrumen penelitian yang baik adalah mengukur apa yang hendak diukur. Proses pengujian instrumen penelitian dengan mengukur validitas dan reliabilitas dari instrumen yang akan dipakai untuk pengambilan data penelitian.

Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes hasil belajar dalam bentuk soal pilihan ganda yang sudah melalui uji instrumen dengan menggunakan software Anates V.4.0 for Windows dan Microsoft Excel 2007

1. Tes Aspek Kognitif.

(43)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik sebelum mereka mendapatkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan model pembelajaran inkuiri bebas. Sedangkan post tes diberikan untuk melihat hasil pencapaian peserta didik setelah mendapatkan perlakuan. Tes aspek kognitif berbentuk pilihan ganda pada Standar Kompetensi 3. Menganalisis unsur-unsur geosfer, dengan Kompetensi Dasar 3.2. Menganalisis atmosferdan dampaknya terhadap kehidupan di muka bumi. Dengan pokok bahasan meliputi atmosfer, unsur-unsur cuaca dan iklim serta klasifikasi tipe iklim. Instrument tes sebelumnya di ujicobakan pada kelas ujicoba untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran tiap butir soal. Jika terdapat butir-butir soal yang tidak valid maka dilakukan perbaikan-perbaikan pada butir-butir soal tersebut. Instrumen tes yanga telah melalui tahap perbaikan dan valid akan diberikan pada kelas sampel.

Tes diberikan sebanyak dua kali pada kelas eksperimen 1, kelas ekdperimen 2 dan kelas kontrol. Tes pertama (pre tes) diberikan sebelum sampel mendapatkan perlakuan, tes kedua (post tes) diberikan sesudah sampel mendapatkan perlakuan. Hasil tes di bandingkan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan aspek kognitif peserta didik pada kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2 dan kelas control. Kemudian dicari manakah dari ketiga model pembelajaran yang paling berpengaruh terhadap kemampuan aspek kognitif peserta didik.

Instrumen tes diujicobakan pada peserta didik SMAN 6 Cimahi. Berikut tahapan yang dilakukan pada proses uji coba soal pre tes dan pos tes :

a. Validitas Butir Soal

(44)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dua variabel. Korelasi dengan Pearson ini mensyaratkan data berdistribusi normal. Berikut rumus korelasi Product Moment Pearson (Arikunto, 2012 : 87 ) :

 

= Jumlah kuadrat skor item

∑Y2

= Jumlah kuadrat skor total

Hasil perhitungan di interpretasikan melalui interpretasi korelasi nilai r, sebagai berikut :

Tabel 3.5. Interpretasi Koefisien Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

(45)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan tabel 3.5 interpretasi koefisien nilai r diatas, bahwa tingkat hubungan antar variable x dan y sangat rendah jika interval koefisiennya 0,2 kebawah, tingkat hubungannya rendah jika interval koefisiennya antara 0,2 sampai 0,4, tingkat hubungannya cukup jika interval koefisiennya antara 0,4 sampai 0,6, tingkat hubungannya tinggi jika antara 0,6 smapai 0,8 dan tingkat hubungannya sangat tinggi jika interval antara 0,8 sampai 1.

Uji validitas tiap item instrumen dilakukan dengan membandingkan thitung

dengan ttabel. Tiap item tes dikatatakan valid apabila pada taraf signifikan α =

0,05 diperoleh thitung≥ ttabel.

Soal tes aspek kognitif diujicobakan secara empiris kepada 33 peserta didik SMAN 6 Cimahi. Data hasil ujicoba soal tes serta validitas butir soal selengkapnya terdapat di Lampiran B. Perhitungan validitas butir soal menggunakan software Anates V.4.0 For Windows. Untuk validitas butir soal digunakan korelasi Product Moment dari Karl Pearson, yaitu korelasi setiap butir soal dengan skor total. Hasil validitas butir soal aspek kognitif ditampilkan pada tabel 3.6 berikut ini :

Tabel 3.6. Hasil Ujicoba Butir Soal Aspek Kognitif

(46)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10 0,105 Sangat Rendah Tidak Valid 10 0,452 Cukup Valid

Kategori Kriteria No Soal

Berdasarkan perhitungan validitas butir soal pre tes pengukuran aspek kognitif yang berjumlah 30 soal diperoleh 28 soal yang valid dan 2 soal yang tidak valid yaitu nomor soal 5, dan 10 (diperbaiki). Sedangkan perhitungan validitas butir soal post tes aspek kognitif yang berjumlah 30 soal diperoleh pengukuran keseluruhan nomor soal valid.

(47)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Analisis Reliabilitas Tes

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, sehingga dapat diketahui keandalan atau keajegan sebuah instrumen. Pengujian reliabilitas menggunakan metode internal consistency dengan teknik belah dua dari Spearman Brown (Split Half), sebagai berikut :

(Sumber : Sugiyono, 2009:186)

Keterangan :

r1 = Reliabilitas internal seluruh instrument

rAB = Korelasi Product Moment Pearson antara item ganjil dan genap

Kategori Koefisien Reliabilitas, adalah sebagai berikut : Tabel 3.7. Kategori Koefisien Reliabilitas

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.80 <

r

1 <1.00 Sangat tinggi

0.60 <

r

1 <0.80 Tinggi

0.40 <

r

1 <0.60 Sedang

0.20 <

r

1 <0.40 Rendah

-1.00 <

r

1< 0.20 Sangat rendah (Arikunto, 2012 : 89)

(48)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria pengujian berdasarkan nilai r hitung dibandingkan r tabel. Jika rhitung ≥ rtabel maka soal reliabel. Sebaliknya jika rhitung ≤ tabel maka soal tidak

reliabel.

Untuk mengetahui instrumen yang digunakan reliabel atau tidak dapat dilakukan pengujian reliabilitas dengan rumus Alpha-Croncbach dengan bantuan program Anates V.4 for Windows. Hasil perhitungan selengkapnya ada pada Lampiran B. Berikut ini tabel 3.8 menjelaskan hasil ringkasan perhitungan reliabilitas :

Tabel 3.8. Hasil Uji Reliabilitas

(T-tabel dan hasil penelitian, 2013)

Maka untuk α = 5% dengan derajat kebebasan dk = 31 diperoleh harga rtabel 0,344. Hasil perhitungan reliabilitas untuk soal pre test berdasarkan tabel diatas diperoleh thitung sebesar 0,85. Artinya soal tersebut reliabel karena 0,85 > dari 0,344 dan termasuk kedalam kategori sangat tinggi. Sedangkan reliabilitas untuk soal post tes diperoleh rhitung sebesar 0,87. Artinya soal soal tersebut reliabel karena 0,87 > dari 0,344 dan termasuk kategori tinggi. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa soal pemahaman konsep telah memenuhi karakteristik yang memadai untuk digunakan dalam penelitian. Dengan kata lain semua soal dalam penelitian ini merupakan instrument yang dapat dipercaya atau reliabel.

c. Analisis Item Tes

Langkah dan ketentuan melakukan analisa item test (Sumaatmadja, 1984 : 138) sebagai berikut :

Pre tes Post tes

rhitung rtabel Kriteria Kategori rhitung rtabel Kriteria Kategori

(49)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Membuat Pedoman Penilaian dan Kunci Jawaban

Pedoman penilaian obyektif test yang menggunakan metode statistik, menggunakan rumus umum (Sumaatmadja, 1984 : 138-141) sebagai berikut :

S = R – W O – 1

Keterangan :

S = angka (skor) yang diperoleh dari penebakan R = jumlah item yang dijawab benar (right) W = jumlah item yang dijawab salah (wrong) O = banyak pilihan (option)

1 = angka tetap

2) Membuat Ketentuan Tingkat Signifikansi Tiap Item

Tingkat signifikansi tiap item didasarkan atas selisih jawaban yang salah diantara kelompok rendah (WL) dengan kelompok tinggi (WH) atau WL – WH.

Angka selisih yang signifikan untuk tiap item yang nenperlihatkan daya pembeda (J.C Stanley dalam Sumaatmadja, 1984 : 139), dinyatakan pada tabel 3.9 berikut ini :

Tabel 3.9. Tingkat Pembeda Tiap Item yang Signifikan yang Ditunjukkan Oleh perbedaan WL– WH Jumlah yang

ditest N

Jumlah kelompok rendah atau tinggi

(WL - WH) , pada angka tersebut atau di

(50)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu (27% N) pembeda yang signifikan

Jumlah pilihan option

2 3 4 5

28 – 31 8 4 5 5 5

32 – 35 9 5 5 5 5

36 – 38 10 5 5 5 5

39 – 42 11 5 5 5 6

43 – 46 12 5 5 6 6

47 – 49 13 5 6 6 6

50 – 53 14 5 6 6 6

54 – 57 15 6 6 6 6

58 – 61 16 6 6 6 6

dan seterusnya

(Sumaatmadja, 1984 : 139)

Tiap item dihitung (WL – WH), jika angka ini sesuai dengan tabel diatas

atau lebih tinggi daripada itu, berarti memiliki daya pembeda yang signifikan, sehingga tidak perlu diganti ataupun diperbaiki (Sumaatmadja, 1984 : 139).

Menurut Arikunto (2012 : 232) klasifikasi interpretasi daya pembeda soal, pada 3.10 sebagi berikut :

Tabel 3.10. Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda

Kriteria Daya Pembeda Interpretasi

DP ≤ 0,00 Sangat Jelek

0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek

0,20 < DP ≤ 0,40 Cukup

0,40 < DP ≤ 0,70 Baik

0,70 < DP ≤ 1,20 Sangat Baik

(51)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hasil perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran B. Adapun hasil rangkuman yang diperoleh dari uji coba instrument untuk daya pembeda dengan menggunakan Anates V.4.0 For Windows dapat dilihat pada tabel 3.11 berikut :

Tabel 3.11. Daya Pembeda Soal No

Soal DP Interpretasi

No

Soal DP Interpretasi

(52)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28 0,5556 Baik 28 0,4444 Baik

29 0,6667 Baik 29 0,5556 Baik

30 0,4444 Baik 30 0,5556 Baik

(Hasil penelitian , 2013) Berdasarkan hasil pengukuran daya pembeda soal untuk pre tes pada tabel 3.1 diatas, didapatkan daya pembeda soal dengan klasifikasi jelek sebanyak 2 soal yaitu nomor soal 5 dan nomor 10, klasifikasi cukup sebanyak 1 soal yaitu nomor 3 dan klasifikasi baik sebanyak 27 soal yaitu nomor soal 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, dan 30. Sedangkan pengujian daya pembeda untuk soal post tes, didapatkan daya pembeda soal dengan klasifikasi cukup terdapat 4 nomor soal yaitu nomor 5, 19, 25 dan nomor 26, klasifikasi soal baik sebanyak 25 soal yaitu nomor 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 29 dan nomor 30 serta klasifikasi soal sangat baik terdapat 1 soal yaitu pada nomor soal 3.

3) Menentukan Indeks Kesukaran Tiap Item

Tingkat kesukaran item soal merupakan gambaran kemampuan siswa dalam menjawab soal-soal tes. Untuk menentukan tingkat kesukaran pada analisa item ini digunakan rumus indeks kesukaran (difficulty indeks)(Sumaatmadja, 1984 : 134), sebagai berukut :

Keterangan :

WL = Kelompok rendah yang membuat kesalahan, menjawab item dengan

salah.

WH = Kelompok tinggi yang membuat kesalahan, menjawan item dengan

salah. 100 = Konstanta

(53)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

O = Banyak pilihan pada item (option)

Keseluruhan kelompok rendah = 27% dari seluruh yang di test (27% N). Keseluruhan kelompok tinggi = 27% dari seluruh yang di test (27% N).

Menentukan tiga tingkat kesukaran item, digunakan ketentuan : Item mudah : jika 16% yang ditest tidak dapat menjawab item tersebut. Item sedang : jika 50% yang ditest tidak dapat menjawab item tersebut. Item sukar : jika 84% yang ditest tidak dapat menjawab item tersebut.

J.C dalam buku Measurement Today’s School mengemukakan rumus untuk mencari (WL + WH) nilai pada tiga tingkat kesukaran yang dapat dilihat

pada tabel 3.12. berikut :

Tabel 3.12. Nilai pada Tiga Tingkat Kesukaran Presentase yang ditest

yang menjawab item dengan salah

Jumlah pilihan (option) tiap item)

2 3 4 5

16 0,16n 0,213n 0,240n 0,256n

50 0,50n 0,667n 0,750n 0,800n

84 0,84n 1,120n 1,260n 1,344n

(Sumaatmadja, 1984 : 135)

Untuk mengukur hasil penelitian eksperimen ini menggunakan pre tes dan pos tes berupa alat tes yaitu soal dengan bentuk pilihan ganda yang menggunakan option berjumlah 5.

Untuk mengetahui klasifikasi tingkat kesukaran maka dalam penelitian eksperimen ini menggunakan klasifikasi tingkat kesukaran menurut Arikunto (2012 : 225). Klasifikasi tingkat kesukaran soal dijelaskan pada tabel 3.13 sebagai berikut :

(54)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kriteria Tingkat Kesukaran Klasifikasi TK = 0,00 Soal Sangat Sukar kesukaran dengan menggunakan bantuan software Anates V.4.0 For Windows.

Tabel 3.14. Uji Tingkat Kesukaran Tes

Pre Tes Post Tes

No

Soal IK Interpretasi

No

Soal IK Interpretasi

(55)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

17 0,7879 Mudah 17 0,3939 Sedang

18 0,4545 Sedang 18 0,6970 Sedang

19 0,6970 Sedang 19 0,6061 Sedang

20 0,4848 Sedang 20 0,6061 Sedang

21 0,3636 Sedang 21 0,3636 Sedang

22 0,5152 Sedang 22 0,4545 Sedang

23 0,4545 Sedang 23 0,4545 Sedang

24 0,6667 Sedang 24 0,5758 Sedang

25 0,3030 Sedang 25 0,7273 Mudah

26 0,6667 Sedang 26 0,3939 Sedang

27 0,6364 Sedang 27 0,5152 Sedang

28 0,4848 Sedang 28 0,2727 Sukar

29 0,3939 Sedang 29 0,4242 Sedang

30 0,4242 Sedang 30 0,5758 Sedang

(Hasil Penelitian, 2013) Dari hasil uji coba instrumen untuk soal pre tes didapatkan kriteria soal yang termasuk mudah terdapat 2 soal yaitu nomor soal 13 dan 17, kriteria soal yang termasuk sedang 23 soal, yaitu nomor soal 1,2, 3, 4, 6, 7, 9, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29 dan 30. Untuk kriteria soal yang termasuk sukar terdapat 4 soal yaitu nomor 8, 10, 11, dan 12. Serta kriteria soal yang termasuk sangat sukar terdapat 1 soal yaitu nomor 5. Untuk perhitungan selengkapnya terdapat di lampiran B. Untuk uji coba instrumen pada soal post tes, didapatkan 1 soal dengan kriteria mudah yaitu soal 24, kriteria soal sedang 24 soal yaitu nomor soal 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 25, 26, 27, 29 dan 30. Serta kriteria soal sukar terdapat 5 nomor soal yaitu nomor 5, 8, 9, 14, dan 28. Untuk perhitungan selengkapnyadapat dilihat pada lampiran B.

4) Memperbaiki dan mengganti item

Untuk memperbaiki dan mengganti item, digunakan pedoman sebagai berikut (Sumaatmadja, 1984 : 140) :

(56)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Jika daya pembedanya (WL + WH) tidak signifikan, dan indeks

kesukaran lebih besar dari 100

b) Jika daya pembedanya tidak signifikan, dan indeks kesukaran sama dengan nol (tidak mempunyai indeks kesukaran)

Item-item yang diperbaiki :

a) Jika daya pembedanya signifikan, tetapi indeks kesukaran lebih dari 100

b) Jika daya pembedanya tidak signifikan, tetapi indeks kesukaran kurang dari 100

Hasil uji coba soal pre tes dan post tes selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B. Berdasarka hasil uji terhadap 30 item pre tes pilihan jamak (pilihan ganda ) berdasarkan daya pembeda dan indeks kesukaran, didapatkan hasil pengukuran yang dijelaskan pada tabel 3.15. hasil uji pre tes berdasarkan daya pembeda dan indek kesukarannya sebagai berikut :

(57)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12 8 3 5 11 76,38889

Berdasarkan tabel 3.15 analisa ujicoba butir soal pre tes didapatkan item-item soal yang harus diganti dan diperbaiki.

a) Item yang harus diganti, yaitu nomor soal 5

b) Item yang harus diperbaiki, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 15, 17, 18, 19, 21, 24, 25, 26, 27, dan 30.

Hasil uji terhadap 30 item post tes pilihan jamak (pilihan ganda ) berdasarkan daya pembeda dan indeks kesukaran, didapatkan hasil pengukuran yang dijelaskan pada tabel 3.16. hasil uji post tes berdasarkan daya pembeda dan indek kesukarannya sebagai berikut :

(58)

Ani Nuraini, 2013

Perbedaan Keberhasilan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Bebas Pada Aspek Kognitif Peserta Didik (Penelitian Eksperimen Pada Materi Geografi Fisik Di Kelas X SMAN 6 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar

Tabel 2.1.  Deskripsi Enam Kategori Dimensi Kognitif ……………………
Tabel 4.6.  Uji Perbedaan Post Tes Inkuiri Bebas dengan Kelas Kontrol ….
Gambar 4.13. Matched Subjects Berdasarkan Skor Pre Tes dan Post Tes …
Gambar 1.1 Hubungan Materi PBM dan Tujuan
+7

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAK PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN KINERJA APARATUR PEMERINTAH TERHADAP PELA YANAN KARTUTANDA PENDUDUK ELEKTRONIK Studi Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Adapun pengunjung, pekerja medis, pekerja non medis, serta pasien pada jam-jam tertentu untuk berinteraksi di dalamnya sehingga memicu tigkat pencemaran udara yang

Ancak, sanatçının sık sık gittiği Çorapçılar Çarşısı’nda geçen bir olay -açık ha­ vada resim yaptığı sırada Hâle Âsafa karşı gerçekleştirilen

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, pekerjaan, berat badan berlebih, kebiasaan merokok, konsumsi obat,

Tentunya dari perbandingan ini dapat diperoleh informasi bahwa secara umum dari besaran persentase ini, alumni ITB angkatan 2013 peserta Bidikmisi memiliki catatan masa

pembelajaran menggunakan LKS berbasis keterampilan proses terpadu dan pengetahuan baru siswa terhadap materi transpor membran sebelum melaksanakan kegiatan

Vjerovnici (dobavljači i kreditori) insolventnim dužnicima često zbog neplaćanja obustavljaju isporuku materijala, energije što smanjuje ili prekida proizvodnju i isporuke kupcima.

Secara lebih tegas, permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia antara lain adalah: (i) ketidak cukupan produksi pangan, sehingga masih tergantung pada