Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS SISWA
PADA KOMPETENSI DASAR GDP,GNP,PDRB dan PN
( Studi Eksperimen Kuasi Pada Siswa Kelas X SMA IT ALBINAA IBS )
Tesis
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat mendapatkan Gelar Magister Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi.
Oleh:
Moh. Alam Novian (1101690)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul “PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PEMBELAJARAN EKONOMI (Studi
Kuasi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional
di SMA IT Albinaa IBS Kabupaten Bekasi Tahun Pelajaran 2012/2013) ini dan
seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan
penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu
yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap
menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan
adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini, atau ada klaim dari
pihak lain terhadap karya saya.
Bandung, Juni 2013
Yang membuat pernyataan,
Mohamad Alam Novian
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR HAK CIPTA
PENGARUH MODEL KOOPERATIF LEARNING GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
(Kuasi Eksperimen pada Kelas X SMA IT ALBINAA IBS pada Kompetensi Dasar Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional)
Oleh
Mohamad Alam Novian 1101690
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Pendidikan Ekonomi Sekolah Pasca Sarjana Universitas
Pendidikan Indonesia
Asw_Sahabat@yahoo.com Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF TIPE GROUP
INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
PADA PEMBELAJARAN EKONOMI
(Studi Eksperiment di SMA IT AL BINAA IBS Kabupaten Bekasi Tahun
pelajaran 2012/2013)
Bandung,....Februari 2013
Tesis ini disetujui Oleh:
Pembimbing I Pembing II
Prof.Dr. H.Disman. MS
Nip.196110221986031002
Dr. IkaPutra Waspada
Nip.196104201987031002
Diketahui Oleh:
Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Sps Upi
Prof. Dr. H. Eeng Ahman, Ms Nip. 19611022198603 1 002
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Investigation (GI) terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran
Ekonomi”, di bawah bimbingan Prof. Dr. H. Disman, M. Si dan Dr. Ikaputra Waspada, M.Si.
Penelitian ini dilatarbelakangi dari anggapan bahwa model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) merupakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa, sehingga perlu diterapkan dalam proses belajar mengajar.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini berdasarkan kenyataan yang ditemui di lapangan menunjukan bahwa dalam proses pembelajaran lebih berpusat kepada guru (teacher center) dan tidak melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Hingga pada akhirnya siswa kurang dalam kemampuan berpikir kritis hanya sebatas menerima informasi dari guru saja. Salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa baik itu pada kelas eksperimen atau kelas kontrol diberikan treatment (perlakuan) yang berbeda. Dimana dalam kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan metode Group Investigation sedangkan pada kelas kontrol diberikan perlakuan konvensional.
Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen yang dilakukan terhadap siswa kelas X SMAIT ALBINAA IBS Kabupaten Bekasi yang terdiri dari 30 siswa kelas eksperimen dan 30 siswa kelas kontrol. Data penelitian dikumpulkan melalui tes tertulis (pre
test dan pos test) melalui alat tes berupa soal sebanyak 30 soal berupa pilihan ganda. Setelah
dilakukan analisis data menggunakan uji-t, hasil penelitian menunjukan bahwa sebelum diberikan treatmen kemampuan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berbeda signifikan. Setelah model pembelajaran kooperatif Grooup Investigation (GI) diterapkan, peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang menerapkan pembelajaran secara konvensional (kelas kontrol). N-gain kemampuan berpikir kritis pada kelas eksperiment adalah sebesar 0,75 dimana angka tersebut termasuk kedalam kategori tinggi, sedangkan pada kelas control nilai N-Gaint bernilai 0,65 dimana angka tersebut merupakan kategori sedang. Berdasarkan keterangan tersebut menunjukan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) sangat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam belajar.
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DATAR ISI
ABSTRAK ...Error! Bookmark not defined.
DATAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ...Error! Bookmark not defined.
1.1. Latar belakang Masalah ...Error! Bookmark not defined.
1.2. Rumusan Masalah ...Error! Bookmark not defined.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
1.3.1. Tujuan Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
1.3.2. Manfaat Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.
2. 1. Kajian Pustaka ...Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Konsep Belajar dan Pembelajaran...Error! Bookmark not defined.
2.1.1.1 Konsep dasar Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.1.1.1.1 Definisi Belajar ...Error! Bookmark not defined.
2.1.1.1.2 Ciri dan Prinsip BelajarError! Bookmark not defined.
2.1.1.1.3 Teori Belajar ...Error! Bookmark not defined.
2.1.1.2 Konsep Dasar PembelajaranError! Bookmark not defined.
2.1.1.2.1 Definisi Pembelajaran .Error! Bookmark not defined.
2.1.1.2.2 Tatanan Dalam Pembelajaran .. Error! Bookmark not defined.
2.1.1.2.3 Peran Guru dalam Proses PembelajaranError! Bookmark not defined.
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.1.2.1 Konsep Dasar Model Pembelajaran Kooperatif .... Error!
Bookmark not defined.
2.1.4.2 Jenis dan unsur Pembelajaran KooperatifError! Bookmark
not defined.
2.1.4.3 Teori Belajar Kooperatif Error! Bookmark not defined.
2.1.1.2.1 Teori Belajar VygotskyError! Bookmark not defined.
2.1.1.2.2 Teori Belajar Kontruktivistik ... Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Metode Pembelajaran Group Investigation (GI)Error! Bookmark not defined.
2.1.3.1 Konsep Metode Pembelajaran Group Investigation(GI)
Error! Bookmark not defined.
2.1.3.2 Langkah-langkah Pembelajaran Cooperative Group
Investigation (GI) ... Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Hasil Belajar Siswa ...Error! Bookmark not defined.
2.1.4.1 Konsep Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined.
2.1.4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Hasil BelajarError! Bookmark
not defined.
2.1.4.3 Konsep Berfikir Kritis .... Error! Bookmark not defined.
2. 2. Penelitian Terdahulu ...Error! Bookmark not defined.
2. 3. Kerangka Pemikiran ...Error! Bookmark not defined.
2. 4. Hipotesis Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN ...Error! Bookmark not defined.
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2. Desain Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
3.3. Operasional Variabel ...Error! Bookmark not defined.
3.4. Obyek Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
3.5. Populasi dan Sampel Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
3.5.1. Populasi ...Error! Bookmark not defined.
3.5.2. Sampel ...Error! Bookmark not defined.
3.6. Alat Test ...Error! Bookmark not defined.
3.7. Analisis Uji Instrumen ...Error! Bookmark not defined.
3.7.1. Validitas ...Error! Bookmark not defined.
3.7.2. Realibilitas ...Error! Bookmark not defined.
3.7.3. Tingkat Kesukaran ...Error! Bookmark not defined.
3.7.4. Daya Pembeda ...Error! Bookmark not defined.
3.8. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ...Error! Bookmark not defined.
3.8.1. Teknik Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not defined.
3.9. Prosedur Penelitian ...Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...Error! Bookmark not defined.
4.1. Perbedaan Kemampuan Berfikir Kritis Peserta Didik Antara Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Pada Kelas Eksperimen ...Error! Bookmark not defined.
4.1.1 Pemaparan Data Kemampuan Berfikir Kritis Kelas Eksperimen ... Error! Bookmark not defined.
4.1.2 Pembahasan Kemampuan berfikir kritis Kelas EksperimenError! Bookmark not defined.
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.2.1. Pemaparan Data Kemampuan berfikir kritis Kelas KontrolError! Bookmark not defined.
4.2.2. Pembahasan Kemampuan berfikir kritis Kelas KontrolError! Bookmark not defined.
4.3 Perbedaan Peningkatan Kemampuan berfikir kritis Peserta Didik Pada Kelas Eksperimen Dengan Kelas Kontrol ...Error! Bookmark not defined.
4.3.1 Pemaparan Postes Kemampuan berfikir kritis Kelas Eksperimen-Kontrol ... ...Error! Bookmark not defined.
4.3.2 Pembahasan Kemampuan berfikir kritis Kelas Eksperimen-Kontrol ... Error! Bookmark not defined.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...Error! Bookmark not defined.
5.1. Simpulan ...Error! Bookmark not defined.
5.2. Saran ...Error! Bookmark not defined.
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Hasil Uji Pra Penelitian Siswa Kls X SMA IT AL BINAA IBSError! Bookmark not define
Tabel 1. 2 Hasil Ujian Akhir Semester Ganjil Tahun 2012 Siswa Kls X SMA IT AL
BINAA ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2. 1 Langkah-langkah (Sintak) Metode Pembelajaran Group InvestigationError! Bookmark not
Tabel 2. 2 Indikator Berpikir Kritis ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 2. 3 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 1 Tabel hubungan antar Variabel ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 3 Operasional Variabel ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 4 Keterwakilan Tim Al Binaa dalam Perlombaan OSNError! Bookmark not defined.
Tabel 3. 5 Kriteria Validitas & Harga Koefisien KorelasiError! Bookmark not defined.
Tabel 3. 6 Klasifikasi Tingkat Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 7 Interpretasi Tingkat Kesukaran ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 8 Interpretasi Daya Pembeda... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 9 Kriteria Peningkatan Gain ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 1 Agenda Pelaksanaan Tiap Pertemuan ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 2 Deskriptif Statistik Kemampuan berfikir kritis Kelas EksperimenError! Bookmark not defin
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas dan Homogentias Kemampuan berfikir kritis Kelas
Eksperimen ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 4 Tes Statistik Hasil Uji Paired T Test Pre test dan Pos test Kemampuan
berfikir kritis Kelas Eksperimen ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 5 Peningkatan Kemampuan berfikir kritis Kelas EksperimenError! Bookmark not defined.
Tabel 4. 6 Deskriptif Statistik Kemampuan berfikir kritis Kelas KontrolError! Bookmark not defined
Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas dan Homogentias Kemampuan berfikir kritis Kelas
kontrol ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 8 Tes Statistik Kemampuan berfikir kritis Kelas KontrolError! Bookmark not defined.
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4. 10 Deskriptif Statistik Postes Kemampuan berfikir kritis Kelas Eksperimen-Kontrol Error! Book
Tabel 4. 11 Hasil Uji Normalitas dan Homogentias………Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 12 Tes Statistik Postes Kemampuan berfikir kritis Kelas Eksperimen-KontrolError! Bookmar
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Peran Guru dan siswa dalam proses PembelajaranError! Bookmark not
defined.
Gambar 2. 2 Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 1 Peningkatan kemampuan berfikir kritis Kelas Eksperimen ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4. 2 Tahap Penyajian Kelas ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 3 Tahap Belajar Investigasi ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 4 Tahap Pembuatan Laporan Akhir ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 5 Tahap Presentasi Laporan Akhir ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 6 Pemberian Penghargaan ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 7 Peningkatan kemampuan berfikir kritis Kelas Eksperimen ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 4. 8 Tahap Pendahuluan ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 9 Tahap Belajar Kelompok ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 10 Tahap Pengarahan Game ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 11 Tahap Turnamen ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 4. 12 Pemberian Penghargaan ... Error! Bookmark not defined.
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang Masalah
Pendidikan secara psikologis merupakan suatu proses belajar yang
dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah
perilaku dan pola pemikiran dengan menggunakan metode, strategi dan
instrument tertentu. Menurut Oemar Hamalik (2001 ; 48) proses belajar mengajar
adalah suatu kegiatan yang didalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru
mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan
siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan atau sikap.
Pendidikan pada dasarnya suatu proses untuk membantu manusia dalam
mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan
permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan-pendekatan yang kreatif
tanpa harus kehilangan identitas dirinya. Sekolah merupakan bagian dari system
pendidikan formal yang mempunyai aturan-aturan jelas atau yang lebih dikenal
dengan GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) sebagai acuan proses
pembelajaran dan guru sebagai fasilitator yang berperan dalam keberhasilan
seorang siswa, sehingga guru harus tepat dalam memilih metode pembelajaran
yang akan digunakan (Irfa Razak, 2010). Namun kenyataan yang ada di lapangan,
masih banyak praktek pengajaran yang terpusat pada guru (teacher oriented).
Dimana pikiran seorang anak dianggap sebagai kertas kosong yang putih bersih
dan siap menunggu coretan-coretan gurunya. Dengan kata lain otak anak dianggap
sebagai botol kosong yang siap diisi dengan segala ilmu pengetahuan dan
kebijaksanaan mahaguru. Banyak guru dan dosen menganggap praktek mengajar
terpusat pada guru ini sebagai satu-satunya altenatif.
Hal tersebut pula yang terdapat pada sekolah SMA IT Al BINAA IBS
Bekasi, tempat penelitian ini dilaksanakan, pembelajaran pendidikan ekonomi
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode yang digunakan masih monoton yaitu terpaku pada metode
ceramah dan tanya jawab dan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar masih
terpaku pada buku-buku pelajaran dan suasana formal di sekolah. Sehingga
siswapun merasa bosan dan tidak mempunyai gairah untuk memperhatikan. Hal
ini didukung dengan pengakuan dari guru bidang studi ekonomi di kelas X SMA
pada Sekolah tersebut, yang menyebutkan bahwa metode yang sering digunakan
dalam mengajar adalah metode ceramah dan tanya jawab.
Bercermin dari hasil observasi yang telah dilakukan di kelas X pada SMA
IT ALBINAA IBS Kabupaten Bekasi, terdapat fakta bahwa selama proses
pembelajaran berlangsung, sebagian besar hanya sebatas duduk, mendengar, dan
menulis, kurang perhatian terhadap pelajaran ekonomi. Berdasarkan laporan guru
setempat pula siswa terlihat dalam proses pembelajaran cenderung pasif dan
kurang kritis dengan pelajaran yang dihadapi.
Masalah kurangnya kemampuan berpikir kritis siswa yang ada, kemudian
peneliti melakukan pra penelitian kepada kelas X SMAIT ALBINAA dengan
memberikan soal dengan Kompetensi Dasar “Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional” dengan bobot soal berupa kemampuan berpikir kritis. Adapun hasil dari observasi yang peneliti lakukan adalah:
Tabel 1. 1
Hasil Uji Pra Penelitian Siswa Kls X SMA IT AL BINAA IBS
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1 0- 69 73 73
2 70- 79 17 17
3 80- 100 10 10
4 Jumlah 100 100
Sumber Data : Data Diolah
Dari data diatas dapat kita lihat sebanyak 73 % peserta didik memiliki nilai
dibawah kriteria ketuntasan minimum (KKM). Sedangkan 17% diantaranya
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nilai sangat baik hanya 10% saja dengan nilai antara 80-100. Data tersebut
menunjukan adanya suatu permasalahan pada kemampuan berpikir kritis siswa.
Masalah rendahnya tingkat keaktifan dan keterampilan berpikir kritis
siswa tentunya harus disikapi dengan serius. Penekanan segi keterampilan berpikir
kritis dalam pembelajaran dirasakan penting karena dengan penanaman
keterampilan berpikir kritis pembelajaran akan lebih bermakna. Perlu adanya
langkah-langkah pembelajaran yang dirancang sistematis, kritis dan
menyenangkan. Pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa untuk memberikan
pengalaman belajar terhadap mental, fisik dan pengalaman sosial melalui interaksi
antar siswa, siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam
rangka pencapaian kompentensi dasar.
Dari penjelasan diatas dapat ditarik suatu pelajaran bahwa jika hanya guru
yang menjadi pusat pembelajaran serta siswa tidak tertantang untuk berpikir kritis,
maka hal tersebut dirasa akan membosankan dalam proses pembelajaran yang
dilakukan. Hasilnya ketika kemampuan berpikir kritis siswa rendah, akan
memberikan dampak terhadap prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan.
Dimana fenomena tersebut terjadi pada kelas X SMA IT ALBINAA IBS. Dari
100 orang siswa yang mengikuti Ujian Akhir Semester pada semester ganjil tahun
ajar 2012-2013 terdapat hasil yang kurang memuaskan, adapun hasil belajar
berupa nilai uas kelas X adalah:
Tabel 1. 2
Hasil Ujian Akhir Semester Ganjil Tahun 2012
Siswa Kls X SMA IT AL BINAA
No Rentang Nilai Frekuensi Persentase
1 0-69 70 70
2 70- 79 21 21
3 80- 100 9 19
4 Jumlah 100 100
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data di atas menunjukan hasil belajar siswa yang masih harus
ditingkatkan. Dimana dari 100 orang siswa yang ada pada kelas X, sebanyak 70
siswa atau 70 % nya masih memiliki nilai di bawah KKM dimana mereka
memiliki rentang nilai antara 0-69, sedangkan 21 siswa atau sebanyak 21 %
diantaranya memiliki nilai antara 70 sampai dengan 79 memiliki nilai
memuaskan. Sedangkan yang memiliki nilai dengan kategori baik dengan rentang
nilai antara 80-100 sebanyak 9 orang siswa.
Oleh karena itu agar pembelajaran yang disampaikan guru dapat diterima
dengan baik oleh peserta didik, maka seorang guru haruslah terlebih dahulu
memahami atau mengenal gaya belajar peserta didik yang sedang dihadapinya.
Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru haruslah variatif dan pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan student center. Dimana dalam pendekatan
student center yang menjadi pusat pembelajaran bukanlah guru melainkan para
peserta didik itu sendiri. Adapun pendapat dari Bruce Joyce (2009:7) tentang
pembelajaran adalaha:
Cara penerapan suatu pembelajaran akan berpengaruh besar terhadap kemampuan siswa dalam mendidik diri mereka sendiri. guru yang sukses bukan sekadar penyaji yang kharismatik dan persuasif. Lebih jauh, guru yang sukses adalah mereka yang melibatkan para siswa dalam tugas-tugas yang sarat muatan kognitif dan sosial, dan mengajari mereka bagaimana mengerjakan tugas-tugas tersebut secara kognitif.
Dengan situasi pembelajaran semacam itu, peserta didik tidak mempunyai
kesempatan atau tidak bisa mengembangkan kreativitasnya guna untuk
mengaktualisasikan potensi dirinya untuk berinovasi. Hal tersebut jelas harus
dicarikan solusinya. Pembelajaran harus dapat melibatkan peserta didik dengan
aktif, karena jika peserta didik hanya dijadikan objek pasif dalam pembelajaran
maka peserta didik cenderung kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran
tersebut.
Fenomena yang terjadi di SMA IT AL BINAA sungguh menarik untuk
diamati. Dimana dalam proses pembelajaran yang tidak melibatkan keaktifan
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tertidur dalam kelas, peristiwa tersebut tidak hanya ditemui pada satu atau dua
orang saja melainkan mayoritas peserta didik tertidur dalam kelas dapat dengan
mudah untuk jumpai. SMA IT AL BINAA yang merupakan sekolah Boarding
School dimana aktifitas peserta didik selama 24 jam berlangsung disekolah
merupakan tantangan tersendiri untuk sekolah dalam membina peserta didiknya.
Terlalu padatnya aktifitas yang ada di sekolah selama 24 jam menjadikan peserta
didik tidak maksimal dalam mengikuti proses pembelajaran oleh karena itu
keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran harus dilaksanakan.
Kurangnya minat peserta didik dalam belajar, merupakan suatu kondisi
ketidaknyamanan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Ketidaknyamanan
dalam proses pembelajaran secara kasat mata mungkin dianggap sebagai suatu
halangan atau hambatan dalam proses pembelajaran yang terjadi pada siswa, akan
tetapi Bruce Joice (2009: 451) memandangnya dari perspektif yang berbeda.
Dimana ia memandang ketidaknyamanan dalam proses pembelajaran merupakan
suatu indikator bagi peserta didik untuk berkembang.
Oleh karena itu tugas penting seorang guru atau konselor adalah
membantu para peserta didik mencapai ranah-ranah ini yang terkesan diselimuti
oleh rasa takut. Untuk bisa berkembang pembelajar harus mengalami
ketidaknyamanan dan diberi tugas untuk menghancurkan rasa takut yang
menderanya. Tugas pendidik tidak hanya menyajikan lingkungan yang dapat
mengikat pembelajar, namun juga membantu mereka bisa menjadi pencari yang
aktif setelah melewati perkembangan baru. Oleh karena nya, seorang guru harus
mampu memberikan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi peserta
didik. Merujuk pada pandangan Harold Pasher (2008:105) yang menyebutkan:
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Maksudnya adalah “gaya belajar'' mengacu pada konsep individu yang berbeda dalam hal bagaimana cara melakukan instruksi atau studi yang paling
efektif bagi para siswa. Pendukung belajar gaya penilaian berpendapat bahwa
instruksi yang baik atau optimal, membutuhkan terlebih dahulu diagnosis gaya
individu belajar sehingga kita dapat menyesuaikan dengan gaya belajar peserta
didik kita.
Satu hal yang menarik dalam pembelajaran, siswa lebih senang ketika
belajar berkelompok dan diselingi dengan permainan yang melibatkan peserta
didik. Hal ini dibuktikan ketika siswa diberikan kuis dan hadiah dalam akhir
pembelajaran. Siswa lebih reaktif dalam memperhatikan guru, bertanya,
berpendapat serta memberikan berbagai jawaban dari soal yang diberikan.
Sebagai salah satu usaha untuk mewujudkan keterampilan berpikir kritis
tersebut, penulis bermaksud meneliti suatu alternatif model pembelajaran yang
berorientasi pada siswa dan membina seluruh potensi siswa yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif. Menurut Yurnetti (2002 :1), model
pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa kelebihan dalam mengembangkan
potensi siswa dalam kelompok, yang melahirkan motivasi, mengembangkan
semangat kerja kelompok dan semangat kebersamaan, serta menumbuhkan
komunikasi yang efektif dan semangat kompetisi diantara anggota kelompok.
Berangkat dari pentingnya perubahan suatu metode dalam pelaksanaan
proses pembelajaran dan perubahan pendekatan pembelajaran dalam peningkatan
prestasi siswa di kelas X SMA pada mata pelajaran ekonomi di SMA IT Al
BINAA IBS Bekasi, maka penelitian pembelajaran dengan menggunakan metode
Group Investigation (GI) segera akan dilaksanakan. Pemilihan metode Group
Investigasi tentu dengan beberapa pertimbangan yang dilakukan oleh penulis yang
disesuaikan dengan latar belakang di atas. Menurut Bruce Joyce (2009:36)
menjelaskan bahwa:
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelompok tersebut, membantu siswa menemukan dan mengelola informasi, dan memastikan bahwa ada tingkat kegiatan dan pembahasan yang dinamis.
Berdasarkan penjelasan diatas, metode Group Investigasi merupakan
metode pembelajaran yang lebih menekankan kepada kerjasama dalam kelompok
serta menuntut setiap anggota dalam kelompok untuk dapat berpikir kritis
terhadap suatu masalah yang dihadapinya dan lebih mengutamakan peran peserta
didik dalam mencari dan mengelola suatu informasi menjadi suatu pemahaman
yang dibutuhkan oleh peserta didik. Artinya dalam menggunakan metode tersebut,
anak senantiasa dilibatkan dalam proses pembelajaran sedangkan guru berperan
sebagai sumber informasi serta fasilitator dalam mengarahkan proses
pembelajaran.
Dari keterangan tersebut penulis akan mencoba menerapkan pembelajaran
di SMA IT AL BINAA IBS Kabupaten Bekasi dengan menggunakan metode
Group Investigasion. Dimana Metode Group Investigation merupakan salah satu
metode pembelajaran yang digunakan untuk mengatasi keterbatasan sarana dan
dapat meningkatkan interaksi sosial dalam proses pembelajaran. Metode
pembelajaran ini dapat digunakan oleh para guru sebagai dasar melaksanakan
kegiatan pembelajaran dengan baik, dan sebagai suatu alternatif dalam usaha
meningkatkan hasil belajar kemampuan berpikir kritis peserta didik. Dengan
menerapkan metode pembelajaran Group Investigation diharapkan kegiatan
pembelajaran lebih kondusif, sederhana, bermakna dan menyenangkan sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Group Investasion maka peserta didik akan memiliki
ketergantungan dengan peserta didik lain, sehingga akan terjadi proses kerjasama
dan saling tolong menolong dengan peserta didik yang lain. Hal tersebut akan
menjadikan proses tukar informasi tidak hanya di dapat oleh guru saja melainkan
anak-anak akan mendapatkan informasi terkait dengan pembelajaran oleh
temannya sendiri.
Berdasarkan keterangan di atas Peneliti akan mencoba menerapkan
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ekonomi, pada kompetensi Dasar tentang Manfaat Perhitungan Pendapatan
Nasional.
Pemilihan kompetensi Dasar tersebut dalam penerapan model
pembelajaran kooperatif Group Investigasion (GI) berdasarkan beberapa alasan.
Dimana salah satu alasan terkait pemilihan KD tersebut adalah karena indikator
dalam kompetensi Dasar menuntut peserta didik untuk dapat berpikir kritis.
Selanjutnya dalam materi pendapatan nasional peserta didik diberikan pilihan
dalam pendekatan yang berbeda dalam menghitung pendapatan nasional sehingga
dalam materi tersebut akan terjadi perbedaan hasil antara kelompok yang satu
dengan yang lain dalam membahas terkait dengan pendapatan nasional.
Oleh karena itu, peneliti mengajukan permasalahan yang akan diteliti
dengan judul “pengaruh model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) terhadap kemampuan berpikir kritis peserta didik pada Kompetensi Dasar
manfaat perhitungan pendapatan nasional dalam Mata Pelajaran ekonomi”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan hal-hal yang dapat
menggambarkan permasalahan yang akan dimunculkan dalam rumusaln masalah
akan digambarkan dalam bentuk pertanyaan berupa:
a. Apakah terdapat perbedaan peningkatan berupa kemampuan berpikir kritis
siswa sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Group Investigation pada kelas eksperimen?
b. Apakah terdapat perbedaan peningkatan berupa kemampuan berpikir kritis
antara sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan metode
konvensional pada kelas kontrol?
c. Apakah terdapat perbedaan peningkatan berupa kemampuan berpikir kritis
sebelum dan sesudah perlakuan pada kelas eksperimen yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dengan kelas kontrol
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ekperimen tentang metode Group
Investigation (GI) dalam meningkatkan pemahaman konsep dalam pelajaran
ekonomi adalah :
1. untuk mengetahui perbedaan hasil belajar berupa kemampuan berpikir kritis
siswa sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) pada kelas eksperimen.
2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar berupa kemampuan berpikir
kritis siswa antara sebelum dan sesudah perlakuan dengan menggunakan
metode konvensional pada kelas kontrol.
3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar berupa kemampuan berpikir
kritis pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif Group Investigation (GI) dengan kelas kontrol yang
menggunakan metode konvensional.
1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan dalam penelitian ini adalah :
1. Secara Teoritis
a. Secara umum, penelitian ini memberikan sumbangan kepada dunia
pendidikan dalam pengajaran mata pelajaran ekonomi, utamanya
sebagai upaya peningkatan kemandirian siswa dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI)
b. Secara khusus hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai reverensi
untuk mengembangkan penelitian-penelitian sejenis, serta dapat
memberikan kontribusi terhadap perkembangan pembelajaran ekonomi.
c. Memberikan kontribusi wawasan tentang penelitian proses
pembelajaran dalam kelas dan kinerja mengajar guru bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan, serta
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pelaksanaan proses pembelajaran dalam kelas dan kinerja guru dalam
mengajar.
d. Adapun kegunaan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai langkah
awal dan perlu untuk ditindalanjuti sebagai upaya untuk
meningkatkan serta memperbaiki kualitas proses belajar mengajar
yang selama ini sering dilakukan guru.
2. Secara praktis
a. Sebagai masukan atau alternatif untuk inovasi metode pembelajaran
dengan pendekatan student Center
b. Bagi guru di SMA IT AL BINAA IBS Kabupaten Bekasi dapat
meningkatkan kemampuan menciptakan dan mempertahankan
kondisi kelas yang dikehendaki atau kondisi ideal dalam pelaksanaan
proses pembelajaran di kelas.
c. Bagi guru dapat meningkatkan kinerja dalam mengajar yang
berimplikasi kepada prestasi belajar siswa SMA IT AL BINAA.
d. Sebagai bahan informasi kepada guru ekonomi tentang keefektifan
pembelajaran kooperatif Group Investigation dalam proses
pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa
e. Memberikan masukan kepada guru ekonomi dalam menentukan metode
mengajar yang tepat, yang dapat menjadi alternatif dalam mata
pelajaran ekonomi
f. Memberikan informasi pada guru untuk lebih menekankan keaktifan
siswa dalam proses belajar mengajar
g. Memberikan sumbangan informasi untuk meningkatkan mutu
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab 3 ini akan mengkaji metode dan langkah-langkah yang akan
dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian. Adapun yang akan
menjadi kajian pada bab ini meliputi: metode penelitian, desain penelitian, obyek
penelitian, populasi dan sampel, instrumen dan analisis instrumen, prosedur
penelitian serta tekhnik pengumpulan dan pengolahan data.
3.1 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi
eksperiment, yaitu suatu bentuk eksperimen yang ciri utamanya dengan tidak
dilakukan penugasan random, melainkan menggunakan kelompok yang sudah ada
yang dalam hal ini adalah kelas biasa. Sebagaimana dikemukanakan oleh
Mohamad Ali (1993: 140) yang menyatakan:
“ kuasi eksperimen hampir sama eksperimen sebenarnya perbedaan nya
terletak pada penggunaan subjek yaitu kuasi eksperimen tidak dilakukan
penugasan random, melainkan menggunakan kelompok yang sudah ada (intact
group)”.
Sedangkan Nazir (2005:64) menyebutkan tujuan penelitian eksperimen
adalah untuk menyelidiki ada tidaknya serta berapa besar hubungan sebab akibat
tersebut dengan cara memberikan perlakuan tertentu pada kelompok eksperimen
serta menyediakan kelompok kontrol untuk perbandingan. Sedangkan Subana
(2001:95) menyatakan bahwa “metode eksperimen merupakan metode penelitian
yang menguji hipotesis berbentuk hubungan sebab akibat melalui pemanipulasian
variabel independen (misalnya: treatment, stimulus, kondisi) dan menguji
perubahan yang diakibatkan oleh pemanipulasian tadi.
Kuasi eksperimen tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh dari
suatu kondisi yang sengaja diadakan terhadap gejala sosial yang berupa kegiatan
dan tingkah laku individu atau kelompok yang diamati secermat mungkin.
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
eksperimen yang mana menggunakan pembelajaran (Group Investigasi) dan
kelompok kontrol tanpa menggunakan program pembelajaran (Group Investigasi)
dalam hal ini adalah pembelajaran konvensional.
3.2 Desain Penelitian
Desain kuasi eksperimen yang digunakan adalah Nonequivalent (pretest
and posttest) Control Group Desaign. Creswell (1994 :132) menjelaskan
The most commonly used quasi experimental desaign ineducational research is the nonequivalent control group desaign. In this desaign, research participants are not randomly assigned to experimental and control groups and both groups take a pretes and posttest. Exept for random assignment. The steps involved in this desaign are the same as for for the pretest-posttest experimental control group desaign.
Pernyataan di atas maksudnya adalah Nonequivalent (pretest and posttest)
Control Group Desaign adalah pendekatan yang paling popular dalam kuasi
esperimen, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dipilih bukan dengan
cara random, dimana kedua kelompok diberi pre test dan post test dan hanya
kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan. Langkah-langkah dalam desaign
ini sama dengan pretest-posttest experimental control group desaign.
Tabel 3.1
Desain Kuasi Eksperimen
Kelompok Pre-Test Treatment Post Test
Eksperimen O1 X 02
Kontrol O1 - 02
Sumber: McMillan & Schumacher (2001:457)
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
O1 : Tes awal pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol O2 : Tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok control X : Perlakuan dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Tipe
Group Investigation (GI)
3.3 Skenario Penelitian
Operasional variabel merupakan petunjuk pelaksanaan untuk mengukur
suatu variabel. Untuk menghindari terjadinya kekeliruan di dalam menafsirkan
suatu variabel.
Tabel 3. 2 Skenario Penelitian
No Time Tahapan Kegiatan
1 20 menit Kegiatan Awal Mengidentifikasikan topik dan
mengatur murid ke dalam
kelompok.
a. guru memberikan sub topik
terkait dengan materi ajar
berupa kompetensi dasar
menjelaskanmanfaat
perhitunganpendapatan
nasional yang akan dipelajari
oleh peserta didik.
b.Peserta didik memilih sub
topik sesuai dengan minat
mereka masing-masing.
c. Pesertadidik dikelompokan
sesuai dengan sub topik yang
mereka pilih
2 60 menit Kegiatan Inti Proses Tahapan Investigasi dan
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Merencanakan tugas yang
akan dipelajari
b. Melaksanakan investigasi
c. Menyiapkan laporan
d. Mempresentasikan laporan
3 10 menit Tahapan Akhir Refleksi dan Evaluasi
a. Melakukan Evaluasi
b. Membimbing peserta didik
untuk memberikan refleksi.
c. Memberikan tugas rumah
kepada peserta didik.
d. Memberikan gambaran umum
materi yang akan datang.
3.4 Obyek Penelitian
Objek Penelitian merupakan sumber diperolehnya data dari suatu
penelitian yang dilakukan. Penelitian yang akan dilakukan oleh penulis adalah
tentang pengaruh metode pembelajaran Group Investigasi terhadap hasil
belajar berupa kemampuan berpikir kritis siswa di SMA IT AL BINAA IBS.
Jadi objek yang akan diteliti adalah hasil belajar siswa melalui dimensi
kemampuan berpikir kritis. Adapun Dipilihnya SMA tersebut dalam
penelitian ini karena SMA IT AL BINAA IBS di kabupaten Bekasi telah
memiliki prestasi akademik yang sangat baik dimana hal tersebut dibuktikan
dengan tim OSN (Olimpiade Sains Nasional) SMA IT ALBINAA tahun 2012
lalu merebut semua kategori mata pelajaran yang dilombakan, terkecuali
dengan mata pelajaran Ekonomi. Adapun data keterwakilan SMA IT AL
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3. 3
Keterwakilan Tim Al Binaa dalam Perlombaan OSN
No Tim yang dilombakan Keterangan
1 Tim Fisika Lolos mewakili Kab Bekasi ke tingkat
Provinsi
2 Tim Matematika Lolos mewakili Kab Bekasi ke tingkat
Provinsi
3 Tim Biologi Lolos mewakili Kab Bekasi ke tingkat
Provinsi
4 Tim Kebumian Lolos mewakili Kab Bekasi ke tingkat
Provinsi
5 Tim Ekonomi Gugur pada tingkat Kabupaten Bekasi
Selain itu, selama 3 tahun berturut – turut pula tim OSN Ekonomi ALBINAA IBS selalu gagal menembus OSN tingkat kabupaten, karena itu
yang akan menjadi objek yang akan diteliti adalah hasil belajar siswa dalam
mata pelajaran ekonomi di SMA IT AL BINAA IBS Bekasi.
3.5 Sampel Penelitian
Populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMAIT
ALBINAA IBS Kabupaten Bekasi, sedangkan populasi terjangkau adalah
seluruh siswa kelas X (Sepuluh) SMA IT ALBINAA IBS Kabupaten Bekasi.
Jumlah kelas X di SMAIT ALBINAA Kabupaten Bekasi sebanyak 4 kelas.
Sedangkan penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan random
sampling, yaitu mengambil dua kelas dari populasi secara tidak acak, hal ini
dilakukan setelah memperhatikan cirri-ciri relative yang dimiliki, populasi
yang ada adalah normal dan homogeny, sehinga sampel dalam penelitian ini
adalah dua kelas.
Untuk memastikan homogenitas antara kedua kelas tersebut, maka
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahwa kedua kelas tidak terdapat perbedaan, sehingga penelitian dapat
dilanjutkan. Penelompokan sampel terdiri dari satu kelas eksperimen dan satu
kelas control. Dalam hal ini, penelitin mengambil 2 (dua) sampel kelas, yaitu
kelas eksperimen (Xa) dan kelas Kontrol (Xb).
3.6 Instrumen Penelitian (Alat Test)
Menurut Arikunto (2006: 151) menjelaskan instrumen penelitian
adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, lebih cepat,
lengkap sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian ini
instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana penggunaan pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation dalam meningkatkan hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran ekonomi. Dalam penelitian ini, instrumen yang
digunakan berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest), adapun
penjelasannya adalah :
Tes diadakan dalam bentuk pretest dan posttest. Pretest diberikan sebelum
perlakuan dengan tujuan mengetahui skor hasil belajar awal siswa sebelum
perlakuan pada kelompok eksperimen. Sementara posttest diberikan setelah
perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan skor hasil belajar
siswa setelah perlakuan pada kelompok eksperimen, sehingga diperoleh gain,
yaitu selisih antara skor pretest dan skor posttest.
3.7 Analisis Uji Instrumen
Untuk mengetahui kualitas instrumen tes tersebut, maka sebelumnya
dilakukan uji coba instrumen terhadap siswa. Instrumen tes yang berkualitas
dapat ditinjau dari beberapa hal diantaranya validitas, reliabilitas, indeks
kesukaran dan daya pembeda. Adapun penjelasan dari hal tersebut adalah :
3.7.1 Validitas
Menurut Sugiyono (2008:271) validitas terdiri dari konstruk
(permukaan), validitas ini (content Validity) dan validitas eksternal. Untuk
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Judgment expert). Dimana para ahli diminta pendapatnya tentang instrument
yang telah disusun. Para ahli akan memberi pendapat instrument dapat
digunankan tanpa perbaikan, ada perbaikan, atau dirombak total. Jumlah
tenaga ahli yang digunakan minimal tiga orang dan umumnya mereka yang
bergelar doctor sesuai dengan lingnkup yang diteliti. (Sugiyono:2008).
Setelah langkah di atas ditempuh maka proses selanjutnya adalah
mengadakan uji coba pada sampel, hasilnya data ditabulasikan. Pengujian
validitas konstruk dilakukan dengan analisis faktor yaitu dengan cara
mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap
faktor tersebut positif dan besarnya 0,3 ke atas maka faktor tersebut
merupakan konstruk yang kuat.
Adapun untuk menghitung koefisien korelasi digunakan pearson
product Moment (Pearson r)
Keterangan:
ΣXY : Jumlah skor X dikali skor Y ΣX : Jumlah skor X
ΣY : Jumlah skor Y
ΣX2
: Jumlah skor X
ΣY2
: Jumlah kuadrat skor Y
Sebuah tes dikatakan mempunyai koefisien korelasi jika terdapat
korelasi antara -1,00 sampai +1,00. Koefisien negatif menunjukan hubungan
kebalikan, sedangkan koefisien positif menunjukan kesejajaran. Kriteria
koefisien korelasi menurut Arikunto (2006) adalah :
Tabel 3. 4
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0.00 – 0.199 Sangat rendah
0.20-0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1.000 Sangat Kuat
3.7.2 Realibilitas
Reliabilitas tes kemampuan ditentukan melalui perhitungan koefisien
korelasi dengan mengunakan rumus Crosbach-Alpha. Rumus ini digunakan
mengingat jawaban siswa bervariasi dan bukan hanya benar atau salah
(Ruseffendi, 1998). Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
r = x
Keterangan:
r = Koefisien realibilitas
n = Banyak soal
S12 = Variasi skor soal tertentu (soal ke i) ΣSi2
= Jumlah varians skor seluruh soal menurut skor soal tertentu
[image:30.595.115.507.302.709.2]St2 = Varians skor seluruh soal menurut skor siswa perorangan Tabel 3. 5
Klasifikasi Tingkat Reliabilitas
Interval Koefisien Tingkat Reliabilitas
0,90< r ≤1,00 Sangat tinggi
0,70 < r ≤ 0,90 Tinggi
0,40 < r ≤ 0,70 Sedang
0,20 < r ≤ 0,40 Rendah
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai r yang diperoleh dari perhitungan ditafsirkan dengan
menggunakan interpretasi nilai r dari Guilford (Suherman&Kusumah, 2003)
dan data yang diperoleh dianalisis dengan SPSS 19 untuk mengetahui nilai
Alpha.
3.7.3 Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran butir soal (item) merupakan rasio antar penjawab
item dengan benar dan banyaknya penjawab item (Arikunto, 2002:128).
Tingkat kesukaran merupakan suatu parameter untuk menyatakan bahwa item
soal adalah mudah, sedang dan sukar. Tingkat kesukaran dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
P =
Keterangan :
P : IndeksKesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Untuk mengklasifikasikan tingkat kesukaran soal, digunakan
interpretasi tingkat kesukaran dikemukan oleh Suherman dan Kusumah
[image:31.595.115.512.290.684.2](2003). Interpretasi tersebut disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 3. 1
Interpretasi Tingkat Kesukaran
Harga TK Klarifikasi
TK = 0,00 Soal terlalu sukar
0,00 < TK ≤ 0,30 Soal Sukar
0,30 < TK ≤ 0,70 Soal Sedang
0,70 < TK < 1,00 Soal Mudah
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.7.4 Daya Pembeda
Setiap butir soal tes hasil belajar siswa diawali dengan pengurutan skor
total seluruh seluruh soal yang dari yang terbesar ke yang terkecil seperti pada
perhitungan tingkat kesukaran soal. Kemudian dilanjutkan dengan
menentukan kelompok atas dan kelompok bawah. Perrhitungan daya pembeda
soal menggunakan skor kelompok atas dan kelompok bawah. Adapun
harganya dihitung dengan rumus berikut;
DP =
Keterangan:
DP = Daya pembeda
JBA = Jumlah jawaban benar untuk kelompok atas
JBB = Jumlah jawaban benar untuk kelompok bawah
N = Jumlah siswa kelompok atas atau kelompok bawah
Penentuan jawaban benar dan salah dari soal tes kemampuan berpikir
kritis yang berbentuk uraian ini sama seperti pada perhitungan tingkat
kesukaran butiran soal tes. Jumlah jawaban benar untuk masing-masing
kelompok selanjutnya digunakan untuk menghitung harga DP dengan rumus
di atas. Untuk mengklasifikasikan daya pembeda soal digunakan interpretasi
daya pembeda yang dikemukakan oleh Suherman dan Kusumah (2003).
Interpretasi daya pembeda dari tes yang dilakukan itu disajikan dalam tabel
[image:32.595.111.511.232.729.2]berikut:
Tabel 3. 7
Interpretasi Daya Pembeda
Nilai DP Klasifikasi
DP ≤ 0,00 Sangat Jelek
0,00 < DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70 Baik
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.8 Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data
3.8.1 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui tes, lembar observasi dan
angket. Dimana data yang berkaitan dengan hasil belajar siswa dikumpulkan
melalui tes (pretes dan postes), sedangkan data yang berkaitan dengan dengan
sikap siswa dalam pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigasi dikumpulkan melalui angket.
Pengolahan Data
Data-data yang diperoleh dari hasil pretes dan postes dianalisis secara
statistik. Hasil pengamatan observasi pembelajaran dianalisis secara
deskriptif. Data yang akan dianalisis adalah data kuantitatif berupa hasil tes
belajar siswa dan data kualitatif berupa hasil angket untuk siswa dan lembar
observasi. Untuk pengolahan dan penulisan menggunakan bantuan program
software SPSS 20 dan microsoft Excell 2007.
Data hasil tes belajar siswa
Analisis data yang diuji secara statistik dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menskor tiap lembar jawaban tes siswa sesuai dengan kunci jawaban
2. Menghitung skor mentah dari setiap jawaban pretes dan postes.
Jawaban yang benar diberi nilai 1 (satu) dan jawaban salah diberi
nilai 0 (nol).
3. Mengubah nilai ke dalam bentuk persentase dengan cara:
Nilai siswa (%) = x 100%
4. Menghitung nilai rata-rata keseluruhan dan nilai rata-rata yang
diperoleh siswa untuk masing-masing kelompok, yaitu kelompok
tinggi, sedang dan rendah.
Nilai rata-rata = x 100%
5. Menghitung normalisasi Gain antara nilai rata-rata pretes dan nilai
rata-rata postes secara keseluruhan, dengan menggunakan rumus
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
[image:34.595.114.513.111.607.2]Normalisasi Gain = x 100%
Tabel 3. 8
Kriteria Peningkatan Gain
Gain Ternormalisasi (G) Kriteria Peningkatan
G<0,5 Peningkatan Rendah
0,5≤G≤0,7 Peningkatan Sedang
G>0,7 Peningkatan Tinggi
3.8.1.1 Melakukan Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah
berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal menjadi
syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik parametrik. Pengujian
normalitas untuk jumlah data lebih dari 30 orang menggunakan Chi-square (ᵡ2
) dengan derajat kebebasan tertentu sebesar banyaknya kelas interval
dikurangi satu (dk=k-1) dengan rumus:
X2 =
Pengujian dilakukan pada taraf kepercayaan 95% dengan kriteria:
a. Jika diperoleh harga X2 hitung < X2 tabel, maka data terdistribusi normal.
b. Jika diperoleh harga X2 hitung > X2 tabel, maka data tidak terdistribusi normal.
Sedangkan pengujian normalitas untuk jumlah data kurang dari 30 orang
menggunakan rumus lilifors dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pengamatan x1,x2,..., xn dijadikan bilangan baku z1, z2,..., zn dengan
menggunakan rumus:
Z1 = dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku
sampel.
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Dihitung proporsi z1,z2,..., zn yang lebih kecil atau sama dengan z1.
Jika proporsi ini dinyatakan oleh S (Z1)
Maka S(Z) =
d. Hitung selisis F (Zi)-S(Zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak, selisish
tersebut.
f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, dibandingkan L hitung
dengan L tabel untuk taraf nyata a yang dipilih kriterianya adalah :
tolak hipotesis nol bahwa populasi berdistribusi normal jika Lo yang
diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari daftar.
3.8.1.2 Melakukan Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui data sampel pada setiap
kelompok untuk dapat dikatakan homogen atau tidak. Bisa atau tidaknya
digabung untuk dapat dianalisis lebih lanjut. Dalam hal ini, untuk menguji
homogenitas data normalisasi gain dilakukan dengan menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mencari nilai varians terbesar dan varians terkecil dengan rumus
F hitung =
2. Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan rumus:
dk pembilang = n-1 (untuk varians terbesar) dk penyebut == n-1 (untuk
varians terkecil).
a. Jika diperoleh F hitung < F tabel, maka kedua variasi homogen
b. Jika diperoleh harga F hitung > F tabel, maka kedua variasi tidak
homogen.
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data nilai pre test dan data
Normalized Gain (N-Gain). Menurut sugiono (2008), untuk sampel
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terdistribusi normal dan variansnya homogen maka dilanjutkan dengan uji t
(test t). Adapun langkah-langkah uji t adalah sebagi berikut:
1. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
2. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
3. Mencari rata-rata (x), standar deviasi (s), varians (s2) dan korelasi 4. Mencari nilai t dengan rumus:
(Sugiono, 2008)
Keterangan:
N = Jumlah sampel
X1 = Rata-rata sampel ke 1
X2 = Rata-rata sampel ke 2
S12 = Varians sampel ke 1 S22 = Varians sampel ke 2
1. Menentukan kaidah pengujian
Taraf signifikasinya (a=0,05)
a. Derajat kebebasan (dk) dengan rumus : dk= n1+n2-2
b. Kriteria pengujian dua pihak
Jika : t tabel ≤ t hitung ≤ + t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
2. Membandingkan t tabel dengan t hitung
Jika kedua data terdistribusi normal tetapi variansnya tidak homogen maka dilanjutkan dengan uji t’ (test t’) dengan rumus sebagai berikut:
(Sugiono, 2008)
Keterangan:
X1 = Rata-rata skor pretes
X2 = Rata-rata skor postes
S1 = Standar deviasi data skor pretes
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
N1 = Jumlah siswa pada saat postes
N2 = Jumlah siswa pada saat postes
Jika salah satu atau kedua data terdistribusi tidak normal maka langkah
selanjutnya digunakan tes Mann-Whitney. Tes ini dipilih karena kajian ini
menggunakan dua sampel independen dan bila data tidak berdistribusi normal
(Sugiono,2008)
Sedangkan menurut Catherine O. Fritz al dalam Kusnendi (2013)
menyebutkan jika dalam sampel independen (tidak berkorelasi) mempunyai
ketentuan, jika kedua data tidak dapat memenuhi syarat terdistribusi normal
dan homogen maka dilanjutkan dengan uji Nonparametrik berupa Wilcoxon’s
Matched Paireds Test. Adapun langkah-langkah uji t adalah sebagi berikut:
a. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
b. Menghitung dengan rumus
Kriteria uji, Ho dapat ditolak:
P-value (sig) < 0.05 (2 – tailed test) P-value (sig/2) < 0.05 (1 – tailed test)
Di mana :
Z*= Z hitung
T = nilai terkecil dari jumlah perbedaan rank positif ( +) dan jumlah
perbedaan rank negative ( -)
N= ukuran sampel
Selanjutnya dalam menghitung pengaruh variabel independen terhadap
variabel Dependen dapat digunakan dengan menggunakan rumus
dan
ȵ2 =
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ES=0,1 (small)
ES=0,3 (medium)
ES=0,5 (large)
3.9 Prosedur Penelitian
a. Tahap Perencanaan
-Melakukan studi lapangan dan literatur untuk mencari masalah dan
kemungkinan solusi
-Melakukan studi literatur lebih mendalam tentang pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation dan hasil belajar
-Menyusun perangkat belajar dan instrumen penelitian
-Melakukan uji coba instrumen tes
-Mengolah data hasil uji coba dan menentukan soal yang akan
digunakan dalam pengambilan data
b.Tahap Pelaksanaan
-Melakukan pretest untuk mengukur kemampuan awal siswa dalam
hasil belajar baik itu di kelompok maupun eksperimen
-Melakukan pembelajaran materi ajar yang telah ditentukan. Saat
pembelajaran, kelompok kontrol mendapatkan perlakuan berupa
pembelajaran konvensional, sedangkan kelompok eksperimen
mendapatkan perlakuan pembelajaran kooperatif tipe group
Investigation
-Melakukan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Posttest dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah
dilakukan perlakuan
-Memberikan angket pada siswa berkaitan dengan pendapat mereka
tentang pengunaan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
c. Tahap Akhir
-Memberikan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data
-Saran – saran terhadap aspek-aspek penelitian yang kurang memadai. Studi Pendahuluan
Perumusan Masalah
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian penerapan model pembelajaran kooperatif Group
Investigation (GI) untuk meningkatkan keterampilan berpikir Kritis siswa SMA IT
ALBINAA IBS Kabupaten Bekasi diperoleh simpulan sebagai berikut:
1. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah
menggunakan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) pada kelas
eksperimen. Artinya dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif Group
Investigation (GI) dapat meningkatkan kemampuan berpikir Kritis siswa. Dari
perlakuan tersebut telah memberikan informasi dan memberikan kemampuan
berpikir kritis siswa mengenai materi yang akan diajarkan, sehingga hasil
pengujian diakhir akan meningkat atau lebih baik dari sebelumnya.
2. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah
menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Artinya
dengan mengunakan model pembelajaran konvensional dapat meningkatkan
kemampuan berpikir Kritis siswa.
3. Peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada siswa yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode konvensional. Dengan
demikian, penggunaan model pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI)
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis yang lebih baik dibandingkan
Mohamad Alam Novian, 2013
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan yang telah
dikemukakan di atas, maka diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation dapat digunakan sebagai
suatu alternatif pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif
dan komunikatif dalam mengemukakan ide-idenya serta memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa. Namun
terdapat kendala dalam menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Group
Investigation adalah masalah pengkondisian siswa agar dapat mengikuti tahapan
model pembelajaran kooperatif Group Investigation. Kemudian keterbatasan
waktu di kelas, untuk menerapkan model pembelajaran ini disarankan guru harus
memiliki waktu y