• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 5 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMA NEGERI 5 BANDUNG."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

27/S1/KTP/Juni 2013

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LEARNING DENGAN

MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Korelasional pada siswa Kelas XI mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 5 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Oleh :

Octafianti Utami (0705192)

KONSENTRASI PEREKAYA PEMBELAJARAN

PRODI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LEARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Korelasional pada siswa Kelas XI mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 5 Bandung)

Oleh

Octafianti Utami (0705192)

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Octafianti 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

(4)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

(5)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

i ABSTRAK

Octafianti Utami (0705192). Hubungan Antara Pemanfaatan E-learning Dengan Motivasi Belajar Siswa Di SMA Negeri 5 Bandung. Skripsi Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Tahun 2013.

Permasalahan umum dalam penelitian ini adalah ” seberapa besar hubungan pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa menggunakan pendekatana ARCS pada mata pelajaran Biologi.” Secara lebih rinci, masalah tersebut terdiri dari: (1) Seberapa besar hubungan pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa aspek perhatian (attention) pada mata pelajaran Biologi kelas XI di SMA Negeri 5 Bandung?, (2) Seberapa besar hubungan pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa aspek kesesuaian (relevance) pada mata pelajaran Biologi kelas XI di SMA Negeri 5 Bandung?, (3) Seberapa besar hubungan pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa aspek percaya diri (self confidence) pada mata pelajaran Biologi kelas XI di SMA Negeri 5 Bandung?, (4) Seberapa besar hubungan pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa aspek kepuasan (satisfaction) pada mata pelajaran Biologi kelas XI di SMA Negeri 5 Bandung?

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional dengan menggunakan instrument angket skala likert. Hipotesis penelitian di uji dengan menggunakana uji korelasi product moment, yang menghasilkan simpulan umum bahwa terdapat hubungan yang positif antara pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa menggunakan pendekatan ARCS pada mata pelajaran Biologi di SMA Negeri 5 Bandung. Hasil penelitian ini menunjukan hubungan antara pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Biologi dilihat dari aspek perhatian (attention), kesesuaian (relevance), percaya diri (self confidence), dan kepuasan (satisfaction) secara keseluruhan memiliki nilai koefisien 0.775 dan termasuk dalam kategori hubungan yang kuat.

(6)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Definisi Operasional ... 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar dan Pembelajaran ... 8

1. Hakekat Belajar dan Pembelajaran ... 8

2. Ciri –ciri Belajar ………9

3. Prinsip-Prinsip Belajar ... 10

4. Pola- Pola Pembelajaran ... 11

B. E-Learning ... 12

1. Sejarah dan perkembangan E-learning ... 12

(7)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

vii

3. Karakteristik E-Learning ... 16

4. Pengembangan Model E-Learning ... 17

5. Kelebihan dan Kekurangan E-Learning ... 19

C. Motivasi Belajar ... 19

1. Definisi Motivasi Belajar ... 19

2. Fungsi Motivasi Belajar ... 20

3. Karakteristi Motivasi ... 21

4. Teori Motivasi Model ARCS ... 22

a. Attention (Perhatian) ... 23

b. Relevance (Kesesuaian) ... 24

c. Confidence (Percaya Diri) ... 25

d. Satisfaction (Kepuasan) ... 27

D. Mata Pelajaran Biologi di SMA ... 28

1. Definisi Mata Pelajaran Biologi ... 28

2. Karakteristik Mata Pelajaran Biologi ... 28

3. Tujuan Mata Pelajaran ... 29

4. Ruang Lingkup ... 30

E. Hipotesis ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 33

1. Metode Penelitian ... 33

2. Variabel Penelitian ... 34

(8)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

viii

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

1. Populasi ... 35

2. Sampel ... 35

C. Teknik Pengumpilan Data ... 36

D. Uji Validitsa dan Reliabilitas ... 39

E. Teknik Analisis Data ... 41

1. Analisis Korelasi ... 42

2. Analisis Regresi ... 44

F. Prosedur dan Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian... 45

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 46

1. Profil Lembaga ... 46

2. Hasil Pengujian Instrumen Penelitian ... 48

3. Deskripsi Hasil penelitian ... 54

B. Pembahasan Hasil Penelitian... 64

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 75

B. Saran ... 76

(9)

1 OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi mempunyai dampak yang tinggi dan ikut memberikan arah perkembangan dunia pendidikan. Dalam sejarah perkembangan pendidikan, teknologi adalah bagian dari media yang digunakan untuk menyampaikan pesan ilmu pada orang banyak, misalnya kaset, video, televisi, internet dan lain-lain. Teknologi yang saat ini semakin banyak dipakai dalam segala bidang adalah internet. Hadirnya internet telah menunjang efektivitas, dan efisiensi kegiatan pembelajaran, terutama peranannya sebagai sumber belajar, sarana komunikasi, publikasi, serta sarana untuk mendapatkan berbagai informasi atau bahan belajar yang dibutuhkan.

Kegiatan belajar mengajar merupakan proses untuk memberikan pengalaman yang memadukan fisik dan mental melalui interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar. Melibatkan siswa secara mental merupakan prinsip belajar aktif di mana siswa melakukan sebagian besar tugas yang harus di kerjakan dengan mengasah otak, mempelajari gagasan – gagasan memecahkan berbagai masalah dan menerapkan apa yang mereka pelajari. Belajar aktif sangat di perlukan oleh siswa khususnya untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

(10)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dari guru ada kecenderungan siswa untuk melupakan apa yang diterimanya”. (http://www.fai.umj.ac.id/index.php?option=com_conten&task=view&id37&Itemid=54)

Selain itu, metode konvensional atau ceramah dapat menimbulkan kejenuhan dalam belajar. Sulastini (2012: 2) menyatakan “ketika timbul kejenuhan siswa lebih memilih melakukan hal-hal yang dirasa lebih menyenangkan, seperti contohnya mengobrol dengan temannya atau juga asik dengan imajinasinya sendiri”.

Teknologi memang memainkan peranan penting baik dalam cara pengemasan maupun dalam penyampaian dan penerimaan pesan. Internet memiliki kemampuan jangkauan yang tinggi dalam mengatasi masalah jarak bahkan lebih tinggi dibandingkan radio dan televisi. Salah satu proses belajar yang berkaitan dengan pemanfaatan perkembangan teknologi adalah pembelajaran e-learning. E-learning selain dapat mengoptimalkan perkembangan teknologi yang ada, juga dapat menyalurkan hobi siswa berinternet ke dalam suatu hal yang lebih positif berupa kegiatan pembelajaran.

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Karena motivasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi siswa. Seringkali, peserta didik yang tergolong cerdas terlihat kurang menonjol karena tidak memiliki motivasi untuk mencapai prestasi sebaik mungkin. Menurut Noehi Nasution dalam Syaiful Bahri Djamarah (2002: 166) “motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.”

(11)

3

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembelajaran sangat dibutuhkan untuk terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara khusus.

Rosenberg (Rusman : 2009) menekankan bahwa ”e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.” Pada dasarnya e-learning merupakan proses pembelajaran yang di fasilitasi dan di dukung melalui pemanfaatan teknologi komunikasi dan internet. Kelebihan e-learning di antaranya adalah peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan ajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu, peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Kelebihan lainnya dari e-learning adalah akan menuntut siswa untuk belajar lebih mandiri. E-learning juga

memiliki beberapa kekurangan, diantaranya adalah sistem ini sulit diterapkan, terutama bagi orang yang gagap teknologi. (Afifuddin, A. 2007: 2).

Biologi merupakan salah satu bagian dari ilmu pengetahuan alam. Pada umumya di sekolah Ilmu pengetahuan alam merupakan ilmu yang sulit di pelajari oleh siswa. Farid Ahmadi dalam Trisukma (2013: 5) menyatakan bahwa Prosentase daya tangkap dan penghafalan materi pelajaran biologi tiap siswa hanya sekitar 25 %. Dengan demikian diperlukan inovasi-inovasi dalam pembelajaran biologi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Sekolah atau lembaga pendidikan dituntut untuk meningkatkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang sudah berkembang dengan sangat cepat dan canggih, sehingga menunjang pembaruan strategi pendidikan yang mampu mengimbangi capaian kemajuan teknologi. SMA Negeri 5 Bandung adalah salah satu SMA yang sudah menerapkan learning dalam proses pembelajaran. Pemanfaatan e-learning di sekolah merupakan fasilitas tambahan pembelajaran yang bersifat media

(12)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Berdasarkan pemaparan di atas, e-learning memiliki berbagai kemampuan yang dapat membantu guru dalam proses transfer ilmu pengetahuan terhadap siswanya. Peneliti tertarik untuk mengkaji lebih mendalam tentang hubungan pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Biologi kelas XI di SMA

Negeri 5 Bandung.

B. Rumusan Masalah

Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah “Seberapa besar hubungan pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa menggunakan pendekatan ARCS pada mata pelajaran Biologi kelas XI di SMA Negeri 5 Bandung?”.

Melihat permasalahan umum di atas, maka akan dibahas berbagai permasalahan dalam beberapa pertanyaan penelitian secara lebih khusus yang terkait dengan hal tersebut, yaitu:

1. Seberapa besar hubungan pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa aspek perhatian (attention) pada mata pelajaran Biologi kelas XI di SMA Negeri 5 Bandung?

2. Seberapa besar hubungan pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa aspek kesesuaian (relevance) pada mata pelajaran Biologi kelas XI di SMA Negeri 5 Bandung?

3. Seberapa besar hubungan pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa aspek percaya diri (self confidence) pada mata pelajaran Biologi kelas XI di SMA Negeri 5 Bandung?

(13)

5

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar hubungan pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa menggunakan pendekatan ARCS pada mata pelajaran Biologi kelas XI di SMA Negeri 5 Bandung. Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. Memperoleh dara tentang seberapa besar hubungan pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa aspek perhatian (attention) pada mata pelajaran Biologi kelas XI di SMA Negeri 5 Bandung.

2. Memperoleh data tentang seberapa besar hubungan pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa aspek kesesuaian (relevance) pada mata pelajaran Biologi kelas XI di SMA Negeri 5 Bandung.

3. Memperoleh data tentang seberapa besar hubungan pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa aspek percaya diri (self confidence) pada mata pelajaran Biologi kelas XI di SMA Negeri 5 Bandung.

4. Memperoleh data tentang seberapa besar hubungan pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa aspek kepuasan (satisfaction) pada mata pelajaran Biologi kelas XI di SMA Negeri 5 Bandung.

D. Manfaat Penelitian

(14)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang pemanfaatan e-learning.

b. Sebagai karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang motivasi belajar siswa.

2. Manfaat praktis

a. Bagi guru, yaitu :

Dapat memberikan konstribusi yang positif terhadap pengajar agar lebih meningkatkan kualitas pembelajarannya dengan menggunakan beberapa sumber belajar. Serta menambah pengetahuan dan wawasan, khususnya mengenai pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran.

b. Bagi siswa, yaitu :

Dapat membantu siswa meningkatkan keaktifan siswa selama proses pembelajaran, dan dapat memotivasi diri untuk lebih giat belajar.

c. Bagi sekolah, yaitu :

Dapat dijadikan bahan kajian pengembangan sumber belajar dalam upaya meningkatkan motivasi belajar siswa di SMA Negeri 5 Bandung.

E. Definisi Operasional

(15)

7

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

SMA Negeri 5 Bandung, maka adapun definisi operasionalnya adalah sebagai berikut:

1. E-learning

E-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk membuat sebuah

transformasi proses pembelajaran yang ada di sekolah atau perguruan tinggi ke dalam bentuk digital yang di jembatani internet. (Munir, 2009: 169)

2. Motivasi Belajar

(16)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

33 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang tepat sangat diperlukan dalam pelaksanaan suatu penelitian. Metode penelitian dapat digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan penelitian sehingga dengan penggunaan metode yang tepat, tujuan penelitian dapat tercapai.

Metode penelitian atau sering disebut juga metodologi penelitian adalah sebuah desain atau rancangan penelitian. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 317) “Metode penelitian (research methods) adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, pengolah data, dan menarik kesimpulan berkenaan dengan masalah penelitian tertentu.”

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yakni mendeskripsikan mengenai hubungan pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa. Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2007:64) yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah ” penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi pada saat sekarang”. Pendekatan penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Sugiyono (2008: 14) menjelaskan:

(17)

34

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Nana Sudjana dan Ibrahim (2007:77) menjelaskan mengenai pengertian dari metode penelitian korelasional, “studi korelasi mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan

dengan variasi dalam variabel lain.” Hal ini senada dengan Nana Syaodih

(2007:79) “studi hubungan (associational study),disebut juga studi korelasional (correlational study), meneliti hubungan antara dua hal, dua variabel atau lebih.”

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat hubungan dua variabel tanpa coba merubah atau mengadakan perlakuan terhadap variabel-variabel tersebut. 2. Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2008: 60) “…variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.”

Penelitian ini membahas dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah pemanfaatan e-learning oleh siswa SMA Negeri 5 Bandung, dan yang menjadi variabel terikat (Y) adalah motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Biologi.

3. Desain Penelitian

(18)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

[image:18.595.109.517.206.624.2]

(Y) adalah motivasi belajar siswa. Adapun hubungan antara variabel X dan Y digambarkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Hubungan Antar Variabel

Y

X

Motivasi Belajar Siswa

(Y)

Attention (Y1)

Relevance (Y2)

Self Confidence

(Y3)

Satisfaction (Y4)

Pemanfaatan E-learning

(X) XY1 XY2 XY2 XY2

B. Populasi dan Sampel

Dalam sebuah penelitian, proses mengumpulkan data sampai dengan menganalisis data sehingga mendapatkan gambaran yang sesuai dengan apa yang diharapkan dalam penelitian ini maka diperlukanlah sumber data. Pada umumnya sumber data dalam penelitian disebut populasi dan sampel penelitian

1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2008: 297) “populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 5 Bandung.

(19)

36

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sampel dalam penelitian adalah suatu bagian dari populasi. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Arikunto (2006:131) : “Sampel adalah sebagian

atau wakil dari populasi yang akan diteliti.“ Pengambilan sampel harus dilakukan

sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh, atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain, sampel harus representatif.

Peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan Stratified cluster random sampling, yaitu merupakan gabungan atau perpaduan

dari cara pengambilan sampel acak berstrata dengan sampel acak klaster (Sukmadinata2008:259). Peneliti menggunakan teknik sampel ini, dikarenakan peneliti melihat dalam populasi penelitian ini sampel penelitian yang menjadi subjek penelitian memiliki perbedaan strata yang dilihat dari jenjang kelas yaitu kelas X, XI, dan XII, sedangkan pengambilan sampel secara cluster dikarenakan sampel tergabung dalam satu kelas yang terpisah dari kelas- kelas lainnya didalam populasi penelitian.

Dalam penelitian ini kelas yang dijadikan sampel adalah kelas XI IPA II SMA Negeri 5 Bandung, sejumlah 40 siswa.

C. Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Keberhasilan penelitian banyak ditentukan oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab permasalahan penelitian diperoleh melalui instrumen penelitian.

Pernyataan tersebut sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nana Sudjana dan Ibrahim (2007: 96) “… instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris

sebagaimana adanya.” Hal senada juga diungkapkan oleh Zainal Arifin (2011:

(20)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

instrumen akan menentukan mutu data yang digunakan dalam penelitian, sedangkan data merupakan dasar kebenaran empirik dari penemuan atau kesimpulan penelitian.”

Adapun instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yang berfungsi sebagai alat pengumpul data adalah angket dan studi dokumentasi.

a. Angket (kuesioner)

Angket yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan seperangkat daftar pertanyaan yang telah disusun dan kemudian disebarkan kepada responden untuk memperoleh data yang diperlukan. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui

(Arikunto 2006:151). Sudjana dan Ibrahim (2007:102), menjelaskan bahwa:

Wawancara dan kuesioner sebagai alat pengumpul data digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan, keyakinan, dan lain-lain dari individu/responden. Caranya, melalui pertanyaan-pertanyaan yang sengaja diajukan kepada individu oleh peneliti. Apabila pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan dilakukan secara lisan, maka cara ini disebut wawancara. Bila pertanyaan yang diajukan dan jawaban yang diberikan secara tertulis, disebut kuesioner. Baik wawancara maupun kuesioner sama-sama perlu dipersiapkan sejumlah pertanyaan yang dibuat peneliti.

(21)

38

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Suharsimi Arikunto dalam Ramanda (2010: 63) menyebutkan beberapa keuntungan teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket, antara lain: a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti

b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatannya masing-masing dan menurut waktu senggang responden

d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab

e. Dapat dibuat standar sehingga bagi semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama

f. Waktu yang diperlukan relatif singkat dalam menghimpun data

g. Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi biaya, tenaga, dan memudahkan dalam pengelolaannya.

Skala yang digunakan dalam angket ini adalah skala likert. Sugiyono (2008: 134) menyatakan ”skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Fenomena sosial disini telah ditetapkan sebagai variabel penelitian. Lebih lanjut Sugiyono (2008: 134) menjelaskan “dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.”

Pernyataan yang dijawab oleh responden mendapat nilai sesuai dengan alternatif jawaban yang bersangkutan. Kriteria penilaian dari pernyataan tersebut memiliki 5 alternatif jawaban, yaitu untuk pernyataan positif mempunyai nilai SS=5, S=4, R=3, TS=2, dan STS=1 sedangkan untuk pernyataan negatif mempunyai nilai SS=1, S=2, R=3, TS=4, dan STS=5.

[image:21.595.114.513.169.585.2]
(22)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Rentang Skala Likert Pernyataan

sikap

Sangat

Setuju Setuju

Ragu-ragu

Tidak Setuju

Sangat tidak setuju

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

b. Studi Dokumentasi

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2007: 221) “Studi dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik”.

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan studi dokumenter untuk menghimpun data-data yang berhubungan dengan variabel penelitian. Dalam hal ini, studi dokumentasi digunakan untuk melengkapi beberapa data yang dirasakan perlu oleh peneliti dan tidak dapat didapatkan oleh instrumen penelitian yang sebelumnya telah dipilih.

Studi dokumentasi digunakan untuk mendapatkan sejarah berdirinya dan profil SMA Negeri 5 Bandung dan semua literatur yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

D. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Terdapat dua persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh instrumen penelitian, yaitu validitas dan reliabilitas. Sebuah instrumen dikatakan baik jika mampu mengukur apa yang di inginkan dan dapat menangkap data variabel yang

(23)

40

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diteliti secara tepat. Zainal Arifin (2011: 245) mengatakan “validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-betul tepat mengukur apa yang akan diukur”. Jadi, Uji validitas berkaitan dengan ketepatan atau kesesuaian alat ukur terhadap konsep yang akan diukur, sehingga alat ukur benar-benar dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

Untuk mengetahui tingkat validitas suatu instrumen, dapat digunakan koefisien korelasi dengan menggunakan rumus Product Moment dari Pearson dengan rumus sebagai berikut :

=

�∑

− ∑

(

)

[

�∑

2

(

)

2

][

�∑

2

(

)

2

]

Keterangan :

rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N : jumlah responden X : jumlah jawaban item Y : jumlah item keseluruhan

Reliabilitas menurut Arikunto (2006:178) ”reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.” Uji

(24)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

diukurnya, artinya kapanpun alat itu digunakan maka akan memberikan hasil ukur yang sama.

Metode uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji reliabilitas internal consistency atau internal consistency method dengan

menggunakan Cronbach’s Alpha. Menurut Ronny Kountur (2009:168) “Cronbach

alpha (α) merupakan teknik pengujian reliabilitas suatu instrumen berupa kuesioner untuk mengukur laten variabel yang paling sering digunakan karena dapat digunakan pada kuesioner yang jawaban atau tanggapannya lebih dari dua pilihan.”

Menurut Zainal Arifin (2011: 249) “teknik ini tidak hanya digunakan untuk tes dengan dua pilihan, tetapi penerapannya lebih luas, seperti menguji skala pengukuran sikap dengan tiga, lima atau tujuh pilihan.”

Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach (Sugiyono, 2008 : 208) seperti dibawah ini:

Keterangan :

� : Cronbach’s Alpha

� ∶Jumlah butir soal

��2 ∶Variansi butir soal

�12 ∶Variansi skor total

E. Teknik Analisis Data

=

�−1

1

∑ �2

�12

(25)

42

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Setelah peneliti melakukan penelitian dilapangan dan mengumpulkan data-data, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan analisis data. Analisis data menurut Patton dalam Iqbal Hasan (2010: 29) adalah “proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar”.

Data yang telah dikumpulkan merupakan data yang masih bersifat mentah karena masih berupa uraian deskriptif mengenai subjek yang diteliti seperti pengetahuan, pengalaman, pendapat maupun hal-hal lain yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Data tersebut kemudian dianalisis sehingga lebih memiliki makna. Tujuan dari analisis data adalah menyederhanakan seluruh data yang terkumpul, menyajikanya dalam susunan yang sistematis, kemudian mengolah dan menafsirkan atau memaknai data yang sebelumnya telah dikumpulkan.

Menurut Sugiyono (2008: 207) ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam menganalisis data yaitu:

1. Mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden

2. Mentabulasi data berdasarkan variabel dan seluruh responden

3. Menyajikan data tiap variabel yang diteliti

4. Melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan

5. Melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

Untuk penelitian yang tidak merumuskan hipotesis, langkah terakhir tidak dilakukan.

(26)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Analisis korelasi

Uji korelasi dimaksudkan untuk melihat hubungan dari dua hasil pengukuran atau dua variabel yang diteliti, untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel X (pemanfaatan e-learning) dengan variabel Y (motivasi belajar siswa). Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pearson product moment correlation. Alasan peneliti menggunakan teknik ini karena data yang diperoleh

berupa data interval yang diperoleh dari instrumen dengan menggunakan jenis skala likert. Seperti yang diungkapkan oleh Ronny Kountur (2009: 210) bahwa data yang berskala interval atau rasio dapat menggunakan pearson product moment correlation”.

Hal senada juga diungkapkan oleh Iqbal Hasan (2010: 61) “rumus koefisien korelasi Pearson (r), digunakan pada analisis korelasi sederhana untuk variabel interval/rasio dengan variabel interval/rasio”.

Adapun rumus yang digunakan adalah :

Keterangan:

� : Koefisien korelasi

∑ : Jumlah skor X

∑ : Jumlah skor Y

Untuk Mengidentifikasi tinggi rendahnya koefisien korelasi atau memberikan interpretasi koefisien korelasi digunakan tabel kriteria pedoman

� =

(∑ 2 )(∑ 2)

(27)

44

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

[image:27.595.115.511.176.589.2]

untuk koefisien korelasi sesuai dengan yang ada dalam buku Sugiyono (2008: 257).

Tabel 3.3

Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

2. Analisis Regresi

Analisis regresi dipergunakan untuk menelaah hubungan antara dua variabel atau lebih, terutama untuk menelusuri pola hubungan yang modelnya belum diketahui dengan sempurna, atau untuk mengetahui bagaimana variasi dari beberapa variabel independen mempengaruhi variabel dependen dalam suatu fenomena yang kompleks.

Analisis regresi bertujuan untuk mempelajari hubungan antara dua variabel. Analisis Regresi menurut Sugiyono (2008: 261) digunakan dengan rumus :

(28)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keterangan :

y

ˆ

: variabel terikat

x : variabel bebas

a : penduga bagi intersap (α)

b : penduga bagi koefisien regresi ()

Rumus yang dapat digunakan untuk mencari a dan b adalah:

Keterangan:

i

X = Rata-rata skor variabel X

i

Y = Rata-rata skor variabel Y

F. Prosedur dan Tahap-Tahap Pelaksanaan Penelitian

Tahap-tahap pelaksanaan penelitian dimulai dari persiapan awal penelitian hingga sampai dengan penyusunan laporan akhir. Sebagai sumber rujukan, peneliti mengacu pada tahapan penelitian yang diungkapkan oleh Arikunto (2006 :22), yaitu :

 

2 2

.

.

.

X

X

N

Y

X

Y

X

N

b

X

b

Y

N

X

b

Y

a

.

.

(29)

46

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1. Pembuatan rancangan penelitian.

Langkah-langkah dalam tahapan ini adalah memilih masalah, studi pendahuluan, merumuskan masalah, merumuskan anggapan dasar, memilih pendekatan, dan menentukan variabel dan sumber data.

2. Pelaksanaan penelitian

Langkah dalam tahapan ini adalah menentukan dan menyusun instrumen, mengumpulkan data, analisis data kemudian menarik kesimpulan.

3. Pembuatan laporan penelitian.

(30)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

75 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian ini mengungkapkan masalah tentang seberapa besar hubungan antara pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Biologi kelas XI SMA Negeri 5 Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 5 Bandung.

1. Simpulan Umum

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, secara umum hipotesis yang diajukan peneliti diterima karena pada kenyataannya dilapangan menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Biologi kelas XI SMA Negeri 5 Bandung.

Pemanfaatan e-learning yang diterapkan di kelas XI SMA Negeri 5 Bandung pada mata pelajaran Biologi memiliki hubungan yang positif terhadap motivasi belajar siswa. Motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Biologi dilihat dari aspek perhatian (attention), kesesuaian (relevance), percaya diri (self confidence), dan kepuasan (satisfaction) secara keseluruhan memiliki nilai koefisien 0.775 dan termasuk dalam kategori hubungan yang kuat, hal itu berdasarkan perhitungan korelasi Pearson dengan bantuan program SPSS 15 for Windows.

2. Simpulan Khusus

(31)

76

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a. Berdasarkan perhitungan korelasi Pearson dengan bantuan program SPSS 15 for Windows diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa aspek perhatian (attention) pada mata pelajaran Biologi kelas XI SMA Negeri 5 Bandung dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.662.

b. Berdasarkan perhitungan korelasi Pearson dengan bantuan program SPSS 15 for Windows diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa aspek kesesuaian (relevance) pada mata pelajaran Biologi kelas XI SMA Negeri 5 Bandung dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.612.

c. Berdasarkan perhitungan korelasi Pearson dengan bantuan program SPSS 15 for Windows diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa aspek percaya diri (self confidence) pada mata pelajaran Biologi kelas XI SMA Negeri 5 Bandung dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.613.

d. Berdasarkan perhitungan korelasi Pearson dengan bantuan program SPSS 15 for Windows diketahui bahwa terdapat hubungan yang kuat antara

pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa aspek kepuasan (satisfaction) pada mata pelajaran Biologi kelas XI SMA Negeri 5 Bandung dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0.670.

Berdasarkan dari keterangan di atas, dapat kita tarik simpulan bahwa adanya keberhasilan guru dalam menciptakan suatu kegiatan belajar. Guru mempunyai metode tersendiri untuk dapat memotivasi dan mendorong siswa agar mereka mau merubah gaya belajar dan mampu mencapai hasil yang memuaskan.

B. Saran

(32)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

untuk menetukan media apa yang akan digunakan berdasarkan dengan kajian materi yang akan diberikan kepada siswa. Seorang guru harus dapat memotivasi siswa belajar dalam segala situasi. Guru harus mempunyai metode tersendiri untuk memberikan dorongan pada siswa agar mereka mau berubah dan mampu mencapai hasil yang memuaskan.

Pada hasil penelitian ini, diketahui bahwa terdapat hubungan antara pemanfaatan e-learning dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Biologi. Maka hal ini diharapkan dapat menjadi alternatif media bagi guru dalam mengajar, sehingga dapat memberikan motivasi bagi guru untuk mengembangkan, dan merancang metode pembelajaran yang lebih kreatif dan inovatif dengan pemanfaatan teknologi.

Prinsip dasar motivasi yaitu bahwa setiap orang hanya mau mempelajari hal-hal yang menarik perhatiannya saja dan bermanfaat bagi dirinya. Oleh karenanya apabila ada mata pelajaran yang dianggap tidak menarik maka siswa dituntut agar dapat lebih proaktif dan kreatif serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu mengatasinya. Siswa juga harus berinovasi membuat mata pelajaran tersebut menarik agar tercipta suatu pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Selain itu, dengan tersedianya berbagai media belajar, siswa diharapkan dapat beradaptasi dengan baik sehingga terjadi peningkatan kompetensi sesuai dengan yang diharapkan.

C. Rekomendasi

(33)

78

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(34)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

78

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin. (2007). Penggunaan Metode E-learning Dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah Pada Mata Pelajaran TIK Tingkat SMP. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Ahira, Anne. (2011). Motivasi Belajar. [online]. Tersedia: http://www.anneahira.cfom/motivasi/index.htm [05 Juni 2013]

Anto, Abdi. (2011). Model ARCS Keller. [online]. Tersedia:

http://j3sra3l.wordpress.com/2011/04/25/model-arcs-keller/#more-1930 [05 Oktober 2012]

Arifin, Zainal. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azhar, Arsyad. (2003). Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Bowo, (2009). Biologi SMA. [Online]. Tersedia di:

http://bowo.staff.fkip.uns.ac.id/files/2009/09/bio-sma-ma.pdf [5 Juli 2012] Darmawan, Deni, M.Si. (2007). Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:

Arum Mandiri Press

Destrisia, Riska. (2010). Hubungan Antara Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Menyimak. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

(35)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

79

Fathoni, Toto. (2001). E-learning. [online]. Tersedia di : http://pjjpgsd.upi.edu/E_LEARNING.doc

Hamalik, Oemar, (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, Iqbal. (2010). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

Kountur, Ronny. (2009). Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: PPM.

Munir. (2009). Kurikulum Berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Kencana.

Hamalik, Oemar, (2004). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Purbo, Onno. W. (2002). Buku pintar internet teknologi e-learning berbasis PHP dan MySQL merencanakan dan mengimplementasikan sistem e-Learning. Bandung: Elex Media Komputindo.

Purwanto, Ngalim. (2006). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ramanda, Aditya. (2010). Hubungan Penerapan Mobile Learning Terhadap Motivasi

Belajar Siswa. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.

Sanjaya, Wina. (2007). Srategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman. (2007). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sopah. (2007). Model Pembelajaran ARIAS.Disertasi. PPS-IKIP Jakarta. http://gurupkn.wordpress.com/2007/12/22/model-pembelajaran-arias/

(36)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

80

Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2007). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sulastini. (2011). Persepsi Siswa Tentang Penerapan Media Lagu Dihubungkan Dengan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Keduanan Kabupaten Cirebon. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Susilana, Rudi. Cepi Riyana.(2009). Media Pembelajaran (hakikat pengembangan, pemanfaatan dan penilaian). Bandung : Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI.

Susilawati, Tri. (2012). Penerapan Model Pembelajaran ARIAS (Assurance, Relevance, Interest, Assessment, And Satisfaction) Dengan Memanfaatkan multimedia Presentasi Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Tim UPI. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI. Bandung

Trisukma, Muhammad Arsyad. (2013). Pengaruh Penggunaan Google Body Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Materi Anatomi Tubuh Manusia Di Sekolah Menengah Atas Laboratorium Upi. Skripsi UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

(37)

OCTAFIANTI UTAMI, 2013

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN E-LARNING DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

81

Gambar

Tabel 3.1 Hubungan Antar Variabel
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan melakukan wawancara kelompok adalah untuk memahami apa yang dialami dan dipandang oleh orang mengenai fokus penelitian melalui suatu proses yang terbuka

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan2. memberikan kesempatan kepada peserta didik

karena itu, dalam skripsi peneliti mengambil judul “ANALISIS FAKTOR SUKU BUNGA DEPOSITO DAN NILAI KURS TERHADAP PERMINTAAN SUN OLEH INVESTOR ASING”.. 1.2

Jika investor asing melakukan pembelian atau penjualan saham negara lain maka investor tersebut harus mempertimbangkan risiko nilai tukar uang. Risiko ini dapat menyebabkan

[r]

FAKTOR – FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI KINERJA MENGAJAR GURU BAHASA.. ARAB MADRASAH IBTIDAIYAH DI

Penelitian lainnya yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Prabawa & Harsa Wara (2009) tentang Peningkatan Kemampuan Penalaran dan Pemecahan Masalah

tertentu maka pengharapan yang dirasakan terhadap usaha yang dijalankan, prestasi. yang dicapai, penghargaan yang diterima, kepuasan terjadi dan ini akan