Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMK PERTANIAN DALAM PEMBELAJARAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Biologi
Oleh
Risa Meidawati 0900714
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMK PERTANIAN DALAM PEMBELAJARAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL)
Oleh Risa Meidawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Risa Meidawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
RISA MEIDAWATI
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMK PERTANIAN DALAM PEMBELAJARAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN PROBLEM BASED
LEARNING (PBL)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. rer. nat Adi Rahmat M,Si NIP. 196512301992021001
Pembimbing II
Dr. Wahyu Surakusumah, M.T NIP. 197212301999031001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMK Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa SMK Pertanian sebelum, selama dan setelah proses pembelajaran pengelolaan lingkungan dengan PBL. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh besarnya tingkat persaingan era globalisasi yang menimbulkan berbagai tantangan, dimana kondisi tersebut membuat siswa SMK dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir secara kreatif dan piawai mencari pemecahan untuk semua masalah-masalah yang dihadapinya. Penelitian ini dilakukan di kelas XI-3 ATPH SMK Pertanian Pembangunan Negeri Lembang yang terdiri atas 30 orang siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif. Instrumen yang digunakan berupa soal uraian dengan muatan-muatan kemampuan berpikir kreatif berjumlah 12 soal, lembar observasi, video dan angket respon siswa. Hasil yang diperoleh sebelum pembelajaran dilakukan menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki kemampuan berpikir kreatif sebesar 65,8%. Selama pembelajaran dengan PBL berlangsung kemampuan berpikir kreatif siswa muncul sebesar 56,7%. Setelah pembelajaran dengan PBL kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat menjadi 70,1%. Aspek yang sudah terkembangkan dengan baik dalam kemampuan berpikir kreatif adalah aspek kerincian sedangkan aspek kelancaran belum terkembangkan dengan baik.
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
This study entitled The Creative Thinking Ability of Agriculture Vocational Student in Learning about Environmental Management with Problem Based Learning (PBL). The purpose of this study was to describe the ability of Agricultural Vocational Students to think creatively before, during and after the process of learning about environmental management based on PBL. This research is motivated by the level of competition that globalization has largely raised a wide variety of challenges, where such conditions bring on vocational students required to have an ability to think creatively and expertly in finding solutions to the problems they face. The research was conducted in class XI-3 SMK ATPH Lembang State Agriculture Development that consisting of 30 students. This research used descriptive method. In this research, the instruments used are descriptive questions based on the capacity of students creative thinking skills amounted to 12 questions, observations sheet, video, and questionnaires. The results obtained before the learning showed that students already have the ability to think creatively by 65.8%. During the process of ongoing PBL, the creative thinking skills of the students came to 56, 7%. After the process of the PBL has been done, the skills increased up to 70, 1%. The aspect of elaboration is an aspect of creative thinking ability which has been developed well, while the aspect of fluency which hasn’t been developed.
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN…...……….. i
KATA PENGANTAR ………...……….. ii
ABSTRAK…………..……….. iv
DAFTAR ISI………. vi
DAFTAR TABEL………. viii
DAFTAR GAMBAR……… ix
DAFTAR LAMPIRAN……… x
BAB I PENDAHULUAN………...... 1
A. Latar Belakang..……… 1
B. Rumusan Masalah...………...………... 4
C. Batasan Masalah……….…………..……… 4
D. Tujuan Penelitian……….………. 5
E. Manfaat Penelitian…….………... 5
BAB II KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN………... 6
A. Berpikir Kreatif... 6
B. Problem Based Learning (PBL)………... 9
C. Pengelolaan Lingkungan...……… 13
BAB III METODE PENELITIAN…………...………... 18
A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian……… 18
B. Desain Penelitian……..……… 18
C. Metode Penelitian……….……… 19
D. Definisi Operasional……….……… 20
E. Instrumen Penelitian..………... 20
F. Proses Pengembangan Instrumen………. 22
G. Teknik Pengumpulan Data……… 30
H. Analisis Data………. 30
I. Prosedur Penelitian………... 33
J. Alur Penelitian……….. 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….… 36
A. Hasil Penelitian………..………... 36
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……..……….... 67
A. Kesimpulan………... 67
B. Saran………. 67
DAFTAR PUSTAKA...……….…… 68
LAMPIRAN……….… 71
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif ... 7
2.2 Sintaks untuk PBL ... 10
3.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif yang Dipilih ... 21
3.2 Klasifikasi Validitas Butir Soal ... 23
3.3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Tes Esai ... 23
3.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Pertanyaan Diskusi... 23
3.5 Klasifikasi Reliabilitas Butir Soal ... 24
3.6 Validitas dan Reliabilitas Tes Esai ... 24
3.7 Validitas dan Reliabilitas Pertanyaan Diskusi ... 25
3.8 Klasifikasi Daya Pembeda ... 25
3.9 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tes Esai ... 26
3.10 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Pertanyaan Diskusi ... 26
3.11 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 26
3.12 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Esai ... 27
3.13 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Pertanyaan Diskusi ... 27
3.14 Rekapitulasi Analisis Seluruh Butir Soal Tes Esai ... 28
3.15 Rekapitulasi Analisis Seluruh Butir Soal Pertanyaan Diskusi ... 28
3.16 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Tiap Butir Kuisioner ... 29
3.17 Skala Kategori Kemampuan ... 31
3.18 Cara Pemberian Skor Angket Pembelajaran dengan PBL ... 31
3.19 Kriteria Interpretasi Data Angket ... 32
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Bagan Desain Penelitian ... 18 3.2 Bagan Alur Penelitian ... 35 4.1 Nilai Rata-rata (%) Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sebelum dan
Setelah Pembelajaran ... 36 4.2 Nilai Rata-rata (%) Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Sebelum dan Setelah Pembelajaran ... 37 4.3 Nilai Rata-rata (%) Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Selama
Pembelajaran ... 38 4.4 Persentase Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dari Tiap Aspek
Sebelum dan Setelah Pembelajaran ... 39 4.5 Persentase Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dari Tiap Aspek Selama
Pembelajaran ... 39 4.6 Persentase Siswa Berdasarkan Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Sebelum,
Selama dan Setelah Pembelajaran ... 42 4.7 Nilai Rata-rata (%) Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. PERANGKAT PEMBELAJARAN
A1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 72
B. INSTRUMEN PENELITIAN B1. Tes Esai ... 76
B2. Pertanyaan Diskusi ... 89
B3. Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kreatif... 104
B4. Angket Respon Siswa ... 113
B5. Wawancara Guru ... 118
C. HASIL UJI COBA SOAL C1. Tes Esai ... 120
C2. Pertanyaan Diskusi ... 124
D. DATA INSTRUMEN PENELITIAN D1. Tes Esai ... 129
D2. Pertanyaan Diskusi ... 137
D3. Angket Respon Siswa... 143
D4. Wawancara Guru ... 145
D5. Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kreatif ... 147
E. ADMINISTRASI PENELITIAN E1. Surat Izin Penelitian ... 154
E2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 155
E3. Berita Acara Judgment Instrumen Penelitian ... 156
F. DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN F1. Dokumentasi Tes Esai... 160
F2. Dokumentasi Pertanyaan Diskusi ... 162
F3. Dokumentasi Angket Respon Siswa ... 164
1
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMK Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
Peranan pendidikan adalah menyiapkan generasi masa depan yang lebih
baik dari generasi sekarang. Harus disadari bersama, bahwa kita saat ini berada di
era globalisasi, abad 21, abad interkoneksi antara kecepatan, kompleksitas, dan
ketidakpastian, sehingga hanya mereka yang memiliki kemampuan yang lebih
kreatif dan profesional yang akan tetap survive (Wardani, 2003). Era globalisasi
menuntut suatu bangsa untuk meningkatkan kualitasnya, baik dalam bidang
ekonomi, politik, sosial, pendidikan maupun budaya. Masalah-masalah utama
yang dihadapi negara-negara berkembang seperti Indonesia dalam rangka
mengiringi tuntutan globalisasi adalah bagaimana mengembangkan dan
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keahlian
diantaranya mampu bekerja sama, berpikir tingkat tinggi, terampil, mampu
berkomunikasi dan mampu belajar sepanjang hayat (Kisti dan Fardana, 2012).
Selain itu Degeng (Wardani, 2003) mengemukakan para lulusan sekolah sampai
perguruan tinggi, disamping harus memiliki kemampuan vokasional (vocasional
skills) juga harus memiliki kemampuan berpikir (thinking skills), salah satunya
berpikir kreatif.
Kemampuan berpikir kreatif merupakan aspek penting dalam kehidupan
karena hidup ini selalu berhadapan dengan masalah sehingga diperlukan adanya
ide-ide kreatif untuk mengatasi dan memecahkan masalah tersebut. Dengan
kemampuan berpikir kreatif siswa diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang
diberikan dengan berbagai penyelesaian. Munandar (1992) juga menjelaskan
bahwa kemampuan berpikir kreatif seseorang makin tinggi, jika ia mampu
menunjukkan banyak kemungkinan jawaban pada suatu masalah. Selain itu
kemampuan berpikir kreatif juga dapat menjadikan siswa berani untuk
mengungkapkan gagasan yang dimilikinya. Persaingan di dunia ini juga tidak
pernah berhenti sehingga setiap individu dituntut harus selalu kreatif dalam
menghasilkan ide-ide atau gagasan baru karena orang kreatif selalu memiliki
2
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMK Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Namun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai berpikir
kreatif ternyata kemampuan berpikir kreatif siswa umumnya masih rendah, hal ini
salah satu penyebabnya adalah guru tidak membiasakan siswa untuk berpikir
kreatif ketika pembelajaran. Penelitian tersebut antara lain oleh Widyastuti (2005)
dengan hasil penelitian menunjukkan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah
pembelajaran analogi rata-rata rendah dibandingkan konvensional. Begitupun
penelitian Yuliana (2008) dan Wulan (2010) yang menggunakan problem solving
dalam pembelajarannya ternyata hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan
bahwa rata-rata persentase kemampuan berpikir kreatif siswa termasuk kedalam
kategori rendah. Selama ini aktivitas pembelajaran di sekolah masih menekankan
pada perubahan kemampuan berpikir pada tingkat dasar, belum memaksimalkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Padahal kemampuan berpikir tingkat
tinggi juga sangat penting bagi perkembangan mental dan perubahan pola pikir
siswa sehingga diharapkan proses pembelajaran dapat berhasil. Salah satu
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan
suatu permasalahan adalah kemampuan berpikir kreatif (Purnamaningrum, 2012).
Hal ini akan menjadi sebuah kekhawatiran yang sangat besar jika kemampuan
berpikir kreatif tidak diajarkan karena akan berdampak pada jenjang pendidikan
selanjutnya.
Kemajuan pembangunan yang semakin meningkat dalam era globalisasi,
semakin menuntut pendidikan untuk menghasilkan tenaga kerja yang mempunyai
kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan kualifikasi pekerjaan.
Pemenuhan kebutuhan akan tenaga kerja dengan mempertimbangkan juga variasi
bakat dan kemampuan siswa yang berbeda diwujudkan dengan penyediaan
alternatif pendidikan yang mampu menjawab permasalahan tersebut. Alternatif
pendidikan tersebut adalah dengan membuka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
(Kisti dan Fardana, 2012).
Berdasarkan penjelasan Pasal 15 Undang-undang No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa di Sekolah Menengah Kejuruan, siswa
dengan bakat dan kemampuan di bidang pilihan mereka akan dipersiapkan dan
3
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMK Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dengan lingkungan dan perubahan, serta dapat mengembangkan diri dalam rangka
memenuhi kebutuhan pasar kerja di berbagai sektor yang selalu berkembang
(Kisti dan Fardana, 2012).
Besarnya tingkat persaingan era globalisasi menimbulkan berbagai
tantangan dalam berbagai bidang kehidupan. Tantangan ini bisa menjadi
hambatan yang mengancam kelangsungan hidup siswa SMK. Kondisi tersebut
membuat siswa SMK dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir secara kreatif
dan pintar mencari pemecahan untuk semua masalah-masalah yang dihadapinya.
Oleh karena itu siswa SMK diharapkan memiliki pandangan yang terbuka, untuk
melihat alternatif-alternatif lain dan melihat peluang-peluang yang ada, dengan
kata lain diharapkan untuk menjadi kreatif (Kisti dan Fardana, 2012).
Permasalahan kompleks yang akan dihadapi oleh siswa SMK salah satunya
berhadapan dengan masalah lingkungan. Oleh karena itu maka perlu dipelajari
tentang materi pengelolaan lingkungan. Melalui mata pelajaran ini peserta didik
diarahkan dan dibimbing untuk menjadi calon pekerja yang mampu menerapkan
kompetensinya dalam mengelola lingkungan secara arif. Pengelolaan lingkungan
pada mata pelajaran Biologi SMK termasuk materi yang bersifat divergen yang
memungkinkan banyak jawaban yang berbeda tidak ada satu jawaban baku atau
tunggal. Oleh karena itu materi pengelolaan lingkungan ini cocok digunakan atau
diajarkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
Kemampuan berpikir kreatif siswa ini dapat dikembangkan melalui model
pembelajaran yang sesuai. Problem Based Learning merupakan pembelajaran
yang dilakukan dengan menghadapkan siswa pada permasalahan yang nyata pada
kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri
dalam memecahkan masalah dan mengupayakan berbagai macam solusinya, yang
mendorong siswa untuk berpikir kreatif (Purnamaningrum, 2012). Pembelajaran
dengan PBL di SMK Pertanian sudah biasa dilakukan oleh guru, hanya saja untuk
pengukuran kemampuan berpikir kreatif dengan PBL ini belum pernah dilakukan.
Selain itu, PBL dalam pelaksanaannya dapat mengakomodasi siswa untuk
memberdayakan kemampuan berpikir kreatif. Siswa didorong untuk
4
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMK Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
menginterpretasikan suatu fenomena atau demonstrasi, aktivitas ini dapat
mengakomodasi aspek kemampuan berpikir kreatif yaitu fluency dan flexibility.
Tahap selanjutnya siswa mengumpulkan informasi yang sesuai untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, siswa dapat menambahkan
ide-ide orisinilnya dalam pemecahan masalah, kegiatan ini akan membantu siswa
mengembangkan aspek originality. Siswa kemudian merencanakan dan
menyiapkan laporan dan menyajikannya kepada teman-teman yang lain, pada
kegiatan ini diharapkan siswa lain dapat menambahkan gagasannya untuk
memperkaya gagasan yang sudah dipresentasikan, sehingga mengembangkan
aspek kemampuan memperinci atau elaboration (Purnamaningrum, 2012).
Oleh karena itu penting untuk diketahui kemampuan berpikir kreatif siswa
SMK Pertanian dalam pembelajaran pengelolaan lingkungan dengan Problem
Based Learning (PBL).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah kemampuan berpikir kreatif siswa SMK Pertanian
sebelum, selama dan setelah proses pembelajaran pengelolaan lingkungan
dengan Problem Based Learning (PBL) ?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini menjadi lebih terarah, ruang lingkup masalah yang
diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini meliputi berpikir lancar
(fluency), berpikir luwes (fleksibility), berpikir asli (originality), berpikir
merinci (elaboration) dan kepekaan (sensitivity).
2. Kemampuan berpikir kreatif diukur dengan menggunakan soal esai dan
5
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMK Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
3. Siswa SMK Pertanian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kelas XI
semester genap dengan materi pengelolaan lingkungan mencakup daur
ulang limbah pertanian dan penanganannya.
4. Problem Based Learning (PBL) yang digunakan adalah sintaks
pembelajaran menurut Arends (2008).
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa SMK Pertanian
sebelum, selama dan setelah pembelajaran pengelolaan lingkungan dengan
Problem Based Learning (PBL).
E. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan praktis
sebagai salah satu alternatif dalam upaya perbaikan pembelajaran, antara lain:
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan kesadaran siswa terhadap masalah-masalah lingkungan
dan meningkatkan motivasi siswa dalam mencari solusi
masalah-masalah tersebut secara kreatif.
b. Memberikan pengalaman terlibat aktif dalam proses pembelajaran
untuk memecahkan suatu permasalahan secara kreatif dan inovatif.
2. Bagi Guru
a. Mendorong guru untuk mulai mengembangkan kesadaran lingkungan
siswa.
b. Menjadi rujukan dan masukkan dalam mengembangkan model
pembelajaran yang inovatif untuk mendorong kemampuan berpikir
18
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di SMK Pertanian di Lembang. Populasi pada
penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Pertanian di Lembang, sedangkan
sampel pada penelitian ini adalah siswa SMK Pertanian kelas XI semester genap
yang sedang mendapatkan materi ajar pengelolaan lingkungan tentang daur ulang
limbah pertanian dan penanganannya.
B. Desain Penelitian
Dalam membuat desain penelitian yang bersifat deskriptif tidak ada aturan
yang mengikat seperti penelitian eksperimen (Sugiyono, 2012). Pada penelitian
deskriptif tidak perlu mencari atau menerangkan hubungan antar variabel,
menguji hipotesis dan lain sebagainya. Berikut desain penelitian yang
direncanakan :
Siswa sebelum Problem Based Learning (PBL) diberikan test awal berupa
tes esai berbentuk uraian sebanyak 6 nomor. Tes esai yang diberikan berkaitan
Siswa Sebelum PBL Test Awal (Pengukuran kemampuan berpikir kreatif awal) Test Akhir (Pengukuran kemampuan berpikir kreatif setelah pembelajaran) Pembelajaran Kelas Siswa Setelah Pembelajaran Angket dan Wawancara Observasi dan Video
(Pengukuran kemampuan berpikir kreatif selama
pembelajaran) PBL dengan muatan-muatan berpikir kreatif
19
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dengan materi pengelolaan lingkungan (daur ulang limbah pertanian) berdasarkan
analisis SK dan KD SMK Pertanian dengan muatan-muatan berpikir kreatif. Tes
esai yang diberikan ini disesuaikan dengan indikator kemampuan berpikir kreatif
yang akan diteliti. Test awal ini digunakan sebagai pengukuran kemampuan
berpikir kreatif awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berpikir kreatif
awal siswa SMK Pertanian pada materi tersebut. Kemudian dilanjutkan
pembelajaran dengan PBL. Pengukuran kemampuan berpikir kreatif siswa
dilakukan lagi ketika pembelajaran berlangsung dengan instrumen berupa
pertanyaan diskusi. Pada awalnya pertanyaan diskusi dikerjakan secara individual
terlebih dahulu sebelum dikerjakan secara berkelompok dengan jumlah soal yang
telah ditentukan. Selain itu dalam pembelajaran dilakukan pengukuran
kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan lembar observasi dan video.
Lembar observasi yang digunakan disertai dengan rubrik penilaian mengenai
kemampuan berpikir kreatif siswa yang muncul ketika pembelajaran dengan PBL.
Sedangkan video digunakan sebagai alat merekam kegiatan pembelajaran dengan
PBL untuk menguatkan data pada lembar observasi. Setelah pembelajaran selesai,
siswa diberikan kembali tes akhir yang digunakan sebagai pengukuran
kemampuan berpikir kreatif setelah pembelajaran dimana soal yang digunakan
pada tes akhir ini sama dengan soal pada tes awal. Selain itu siswa kemudian
diberikan angket sebagai instrumen sekunder untuk mengetahui data tambahan
mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa dengan PBL.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif karena tidak
menerangkan saling berhubungan dengan menguji hipotesis (Sugiyono, 2012).
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan atau mendeskripsikan
kemampuan berpikir kreatif siswa SMK Pertanian dalam pembelajaran
20
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
D. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan secara
operasional untuk menghindari berbagai penafsiran. Penjelasan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Kemampuan berpikir kreatif pada penelitian ini merupakan nilai/skor yang
diperoleh siswa dalam menjawab soal esai dan pertanyaan diskusi pada
materi pengelolaan lingkungan pada aspek kemampuan berpikir kreatif
menurut Munandar (1992) dan Parnes (Amien, 1987).
2. Problem Based Learning (PBL) pada penelitian ini yaitu pembelajaran
yang menyajikan permasalahan autentik atau benar-benar nyata terjadi di
lingkungan sekitar siswa. Kemudian permasalahan yang diberikan
dipecahkan oleh siswa melalui diskusi bersama kelompoknya, peran guru
hanya sebagai fasilitator ketika pembelajaran berlangsung dengan sintaks
pembelajaran berdasarkan Arends (2008).
3. Materi pengelolaan lingkungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
materi tentang daur ulang limbah pertanian dan penanganannya
berdasarkan analisis SK dan KD SMK Pertanian.
E. Instrumen penelitian
Instrumen dalam penelitian ini dibagi menjadi dua terdiri dari instrumen
primer dan sekunder (Sugiyono, 2012).
1. Instrumen Primer
a. Pertanyaan diskusi yaitu berupa petunjuk kerja bagi siswa dalam
pembelajaran melalui Problem Based Learning (PBL) yang dilengkapi
pertanyaan-pertanyaan yang akan mengarahkan siswa untuk berpikir
kreatif.
b. Tes tertulis berupa tes esai/uraian yang berkaitan dengan materi
pengelolaan lingkungan (daur ulang limbah pertanian) yang dilengkapi
pertanyaan-pertanyaan yang akan mengarahkan siswa untuk berpikir
21
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
pertanyaan diskusi dan tes esai berdasarkan pada indikator/perilaku siswa
yang dipilih sesuai dengan kemampuan berpikir kreatif yang bisa di ukur
pada siswa SMK Pertanian. Adapun indikator/perilaku siswa yang
dimunculkan pada tiap kemampuan antara lain :
Tabel 3.1. Indikator Berpikir Kreatif
No Aspek Perilaku Siswa
1 Kemampuan
berpikir lancar/ Kelancaran (Fluency)
a. Mengajukan banyak pertanyaan
b. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan
c. Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah
2 Kemampuan
berpikir
luwes/ Keluwesan (flexibility)
a. Memberikan macam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita atau masalah
b. Memberikan pertimbangan terhadap situasi
c. Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda untuk
menyelesaikannya
d. Menggolongkan hal-hal menurut kategori yang berbeda-beda
3 Kemampuan
berpikir asli/ Keaslian (Originality)
a. Memikirkan masalah masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain
b. Lebih senang mensintesis daripada menganalisis sesuatu
4 Kemampuan
memerinci/ Kerincian (Elaboration)
a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci
b. Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain
5 Kepekaan
(Sensitivity)
a. Menangkap masalah-masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi
2. Instrumen Sekunder
Instrumen yang digunakan dalam penelitian, yaitu:
a. Lembar observasi untuk melihat keterampilan berpikir kreatif siswa.
22
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
siswa yang berisi daftar perilaku kreatif siswa dari setiap ciri keterampilan
ketika pembelajaran.
b. Video untuk merekam kegiatan dan proses pembelajaran yang berlangsung
selama pembelajaran dengan Problem Based Learning.
c. Angket untuk siswa bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai
pembelajaran yang telah dilakukan, hambatan-hambatan yang dirasakan
siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kreatifnya, serta
mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunkan Problem
Based Learning (PBL). Angket ini diberikan setelah selesai pembelajaran.
d. Wawancara dilakukan terhadap guru untuk mendapatkan informasi
mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa. Selain itu data atau informasi
yang diperoleh berguna untuk menguatkan data yang dihasilkan dari
angket yaitu untuk mendapatkan informasi mengenai pembelajaran yang
telah dilakukan serta hambatan-hambatan yang dirasakan siswa dalam
mengembangkan keterampilan berpikir kreatifnya. Wawancara dilakukan
setelah selesai pembelajaran.
e. Rubrik penilaian yang digunakan untuk menilai kemampuan berpikir
kreatif siswa baik ketika proses pembelajaran ataupun digunakan untuk
menilai hasil jawaban siswa dalam menjawab tes esai dan pertanyaan
diskusi. Setiap soal mempunyai bobot nilai dari 0-4.
F. Proses Pengembangan Instrumen
Pengembangan instrumen kemampuan berpikir kreatif siswa dilakukan
dengan tahap-tahap: a. Melakukan judgement instrumen kepada dosen ahli, b.
melakukan uji coba instrument kepada kelas bukan penelitian, c. melakukan
analisis butir soal, d. melakukan seleksi soal yang memiliki karakter soal yang
kurang baik, e. melakukan revisi untuk soal-soal yang belum memenuhi syarat
soal yang layak namun juga memiliki beberapa karakter yang baik. Analisis
butir soal yang meliputi validitas butir soal atau item, reliabilitas, daya pembeda
23
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Versi 4.0.9. Data hasil pengolahan kemudian diinterpretasikan dengan kriteria
interpretasi yang dikembangkan oleh Arikunto (2007) .
1. Validitas Butir Soal
Pengujian validitas butir soal dilakukan untuk menguji tingkat kesahihan
soal tersebut. Suatu butir soal atau item dikatakan valid apabila memberikan
dukungan besar terhadap skor total. Suatu butir soal dikatakan memiliki validitas
yang tinggi apabila memiliki kesejajaran dengan skor total (Arikunto, 2007).
Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai validitas butir soal yang telah
diuji coba tersebut dibagi kedalam kategori seperti berikut ini :
Tabel 3.2 Klasifikasi Validitas Butir Soal
Kategori Nilai
Sangat tinggi 0,81-1,00
Tinggi 0,61-0,80
Sedang 0,41-0,60
Rendah 0,21-0,40
Sangat rendah 0,00-0,20
Dari perhitungan validitas 12 butir soal yang diuji cobakan diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Tes Esai
Interpretasi Validitas Jumlah Soal No.Soal
Tinggi 4 1, 2, 3, 4
Sedang 1 6
Sangat rendah 1 5
Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Pertanyaan Diskusi
Interpretasi Validitas Jumlah Soal No.Soal
Tinggi 4 1, 3, 4, 5
Sedang 3 2, 6
2. Reliabilitas Soal
24
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keajegan butir soal.
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik
atau reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana
suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten (Arikunto,
2007).
Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.5 Klasifikasi Reliabilitas Butir Soal
Kategori Nilai
Sangat tinggi 0,81-1,00
Tinggi 0,61-0,80
Sedang 0,41-0,60
Rendah 0,21-0,40
Sangat rendah 0,00-0,20
Berdasarkan hasil uji coba didapatkan reliabilitas tes esai sebesar 0,78 dan
pertanyaan diskusi sebesar 0,65 sehingga reliabilitas soal kemampuan berpikir
kreatif siswa dikategorikan tinggi. Berikut tabel validitas dan reliabilitas setiap
butir soal :
Tabel 3.6 Validitas dan Reliabilitas Tes Esai
No. Soal Validitas Keterangan Reliabilitas Keterangan
1 0.731 Tinggi 0,78 Tinggi
2 0.774 Tinggi
3 0.629 Tinggi
4 0.734 Tinggi
5 0.091 Sangat rendah
6 0.419 Sedang
25
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
No. Soal Validitas Keterangan Reliabilitas Keterangan
1 0.812 Tinggi 0.65 Tinggi
2 0.554 Sedang
3 0.786 Tinggi
4 0.630 Tinggi
5 0.775 Tinggi
6 0.542 Sedang
3. Daya Pembeda
Daya pembeda menunjukkan kemampuan butir soal untuk membedakan
subjek dengan kemampuan rendah (tidak menguasai bahan ajar) dengan siswa
dengan kemampuan tinggi (menguasai bahan ajar). Semakin tinggi daya pembeda
suatu soal maka akan semakin baik untuk digunakan sebagai instrumen (Sriyati,
2011). Soal dengan indeks negatif dianjurkan untuk tidak digunakan (Arikunto,
2007).
Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda menurut Arikunto (2007)
adalah sebagai berikut
Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda
Rentang Keterangan
50% ke atas Sangat baik
30-49% Baik
20-29% Agak baik, kemungkinan harus direvisi
10-19% Buruk, sebaiknya dibuang
Negative-10% Sangat buruk, harus dibuang
Dari perhitungan daya pembeda 12 butir soal yang diuji cobakan,
diperoleh hasilnya sebagai berikut :
Tabel 3.9 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tes Esai
26
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Interpretasi Daya Pembeda
Jumlah Soal No.Soal
Sangat Baik 1 4
Baik 3 1, 2, 6
Agak Baik 1 3
Sangat Buruk 1 5
Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Pertanyaan Diskusi
Interpretasi Daya Pembeda
Jumlah Soal No.Soal
Baik 3 1, 3, 4, 5, 6
Agak Baik 1 2
4. Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar (Sriyati, 2011). Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal
disebut indeks kesukaran (Difficulty Index). Perlu adanya keseimbangan dalam
soal-soal uji, yakni terdapat soal mudah, sedang dan sukar secara proporsional.
Sriyati (2011), menganjurkan proporsi jumlah soal ketiga kategori didasarkan atas
kurva normal dengan sebagian besar soal berada pada kategori sedang dengan
proporsi soal kategori mudah dan sedang yang seimbang.
Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Kesukaran
Rentang Kriteria
0-15% Sangat sukar
16-30% Sukar
31-70% Sedang
71-85% Mudah
86-100% Sangat mudah
Dari perhitungan tingkat kesukaran 12 butir soal yang diuji cobakan,
diperoleh hasilnya sebagai berikut :
27
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.12 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Esai
Interpretasi Tingkat Kesukaran
Jumlah Soal No.Soal
Sukar 1 3
Sedang 4 1, 2, 4, 6
Mudah 1 5
Tabel 3.13 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Pertanyaan
Diskusi
Interpretasi Tingkat Kesukaran
Jumlah Soal No.Soal
Sedang 4 1, 2, 3, 4, 5, 6
Berdasarkan hasil analisis pengujian validitas, reliabilitas, daya pembeda
dan tingkat kesukaran setiap butir soal, maka ada beberapa soal yang baik dan
kurang baik sehingga untuk soal yang kurang baik akan dilakukan perbaikan
ataupun revisi tergantung kepada analisis yang telah dilakukan terkait kriteria soal
yang bersangkutan. Berikut rekapitulasi untuk soal yang masih bisa digunakan
dan direvisi ataupun dibuang.
Tabel 3.14. Rekapitulasi Analisis Seluruh Butir Soal Tes Esai
28
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
soal Kesukaran Item**
Indek
s
Int* Indeks Int* Indek
s
Int* Indeks Int*
1 0.731 Tinggi 34.29 Baik 48.57 Sedang Terima 0,78 Tinggi
2 0.774 Tinggi 34.29 Baik 48.57 Sedang Terima
3 0.629 Tinggi 20.00 Agak Baik 24.29 Sukar Terima
4 0.734 Tinggi 51.43 Sangat Baik 42.86 Sedang Terima
5 0.091 Sangat
rendah 0.00 Sangat Buruk 71.43 Mudah Ditolak
6 0.419 Sedang 37.14 Baik 58.57 Sedang Terima
Tabel 3.15. Rekapitulasi Analisis Seluruh Butir Soal Pertanyaan Diskusi
No
soal
Validitas item Daya Pembeda Taraf
Kesukaran Kesim.
Item**
Reliabilitas
Indek
s
Int* Indeks Int* Indek
s
Int* Indeks Int*
1 0.812 Tinggi 40.00 Baik 54.29 Sedang Terima 0,65 Tinggi
2 0.554 Sedang 25.71 Agak Baik 47.14 Sedang Terima
3 0.786 Tinggi 34.29 Baik 31.43 Sedang Terima
4 0.630 Tinggi 42.86 Baik 50.00 Sedang Terima
5 0.775 Tinggi 42.86 Baik 55.71 Sedang Terima
6 0.542 Sedang 34.29 Baik 57.14 Sedang Terima
5. Validitas dan Reliabilitas untuk Angket
Uji validitas dan reliabilitas untuk angket dapat dibantu dengan
menggunakan program ANATES Uraian versi 4.0.9. Sama halnya dengan uji
validitas pada butir soal kemampuan berpikir kreatif, interpretasi kriteria nilai
indeks dapat dilihat pada Tabel 3.2 sedangkan untuk interpretasi kriteria nilai
indeks reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.5. Rekapitulasi hasil uji coba angket
29
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.16 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Tiap Butir
Kuisioner/Angket
No Kode
Kuesioner
Uji Validitas Uji Reliabilitas
Keputusan Indeks Keterangan Indeks Keterangan
Q1 0.047 Sangat
rendah
0.95 Sangat
Tinggi
Direvisi
Q2 0.081 Sangat
rendah
Direvisi
Q3 0.446 Sedang Digunakan
Q4 0.316 Rendah Direvisi
Q5 0.401 Sedang Digunakan
Q6 0.528 Sedang Digunakan
Q7 0.630 Tinggi Digunakan
Q8 0.371 Rendah Direvisi
Q9 0.440 Sedang Digunakan
Q10 0.564 Sedang Digunakan
Q11 0.424 Sedang Digunakan
Q12 0.581 Sedang Digunakan
Q13 0.599 Sedang Digunakan
Q14 0.378 Rendah Direvisi
Q15 0.639 Tinggi Digunakan
Q16 0.417 Sedang Digunakan
Q17 0.748 Tinggi Digunakan
Q18 0.630 Tinggi Digunakan
Q19 0.669 Tinggi Digunakan
Q20 0.609 Tinggi Digunakan
Q21 0.578 Sedang Digunakan
Q22 0.479 Sedang Digunakan
Q23 0.490 Sedang Digunakan
30
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
G. Teknik Pengumpulan Data.
Penelitian ini menggunakan dua macam alat pengumpul data yaitu
instrumen primer meliputi tes esai dan pertanyaan diskusi dalam bentuk uraian
dengan muatan-muatan berpikir kreatif dan instrumen sekunder meliputi angket,
wawancara dan lembar observasi. Angket digunakan untuk mengetahui respon
siswa terhadap pembelajaran dengan Problem Based Learning (PBL) yang telah
dilakukan. Wawancara dilakukan terhadap guru untuk mengetahui respon dan
pendapat guru mengenai pembelajaran dengan PBL yang telah dilakukan dan
lembar observasi digunakan ketika proses pembelajaran dengan PBL untuk
melihat kemunculan indikator berpikir kreatif apa saja yang dapat dimunculkan
siswa ketika pembelajaran berlangsung.
Untuk instrumen butir soal tes esai, pengumpulan data dilakukan dua kali
yakni pada saat awal sebelum dan setelah pembelajaran. Sedangkan untuk
pertanyaan diskusi diisi pada saat pembelajaran berlangsung dan angket
diberikan setelah pembelajaran selesai.
H. Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan alat analisa statistik
deskriptif dalam menganalisis data yang diperoleh (Sugiyono, 2012). Dalam
menganalisis data yang diperoleh baik dari rubrik penilaian, angket siswa, dan
format wawancara masing-masing sebagai berikut :
1. Rubrik penilaian pertanyaan diskusi dan tes esai
Analisis data dilakukan dengan cara menghitung jumlah/skor yang
diperoleh oleh siswa dalam menjawab pertanyaan diskusi dan tes esai yang
diberikan dengan menggunakan pedoman rubrik penilaian kemampuan berpikir
kreatif. Kemudian hasilnya diubah kedalam bentuk persen (%) dari tiap
indikator dalam kemampuan berpikir kreatif tersebut. Setelah itu
direpresentasikan berdasarkan standar kemampuan berpikir kreatif termasuk
sangat rendah, rendah, sedang, tinggi ataupun sangat tinggi. Setelah mengetahui
31
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
selanjutnya dilakukan penghitungan untuk mencari mean (rata-rata) penguasaan
siswa secara keseluruhan.
Kemampuan berpikir kreatif = Skor yang didapat x 100%
Skor yang diharapkan
Untuk melihat kategori kemampuan berpikir kreatif atau kreativitas
digunakan kategori kemampuan menurut Arikunto (2007). Skala kategori
kemampuan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.17 Skala Kategori Kemampuan
Kategori Nilai %
Sangat tinggi 81-100
Tinggi 61-80
Sedang 41-60
Rendah 21-40
Sangat rendah 0-20
2. Angket Siswa
Analisis kuesioner sikap/ respon siswa terhadap pembelajaran dengan
Problem Based Learning (PBL) ini menggunakan skala Likert-5. Skor yang akan
diberikan pada tiap tipe jawaban disesuaikan dengan orientasi jawaban yang
diharapkan. Adapun skornya adalah sebagai berikut :
Tabel 3.18 Cara Pemberian Skor Angket Pembelajaran dengan PBL
Jawaban Responden Soal Berorientasi Jawaban Positif1)
Soal Berorientasi Jawaban Negatif 2)
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
Keterangan :
1) Soal berorientasi jawaban positif : soal yang diharapkan agar responeden menjawab dengan
jawaban berorientasi positif
2) Soal berorientasijawaban negatif : soal yang diharapkan agar responeden menjawab dengan
jawaban berorientasi negatif
32
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Kemudian data yang diperoleh dari angket atau ceklis, dijumlahkan atau
dikelompokkan sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan. Maka akan
diperoleh informasi mengenai respon siswa terhadap pembelajaran yang
berlangsung dan berpikir kreatifnya serta hambatan dalam mengembangkan
berpikir kreatifnya. Langkah yang dilakukan untuk mengolah data angket siswa
yaitu dalam bentuk persentase dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2012) :
Presentase (%) = Jumlah semua skor siswa yang memberikan jawaban x 100% Total skor maksimum
Untuk melihat kriteria interpretasi data angket siswa mengenai sikap atau
respon siswa setelah pembelajaran digunakan kategori menurut Koentjaraningrat
(1990). Skala kriteria interpretasi data angket tersebut dapat dilihat pada tabel
[image:30.595.115.513.259.590.2]berikut :
Tabel 3.19 Kriteria Interpretasi Data Angket
Persentase (%) Kriteria
0 Tidak Ada
1-25 Sebagian Kecil
26-49 Hampir Separuhnya
50 Separuhnya
51-75 Lebih dari separuhnya
76-99 Hampir Seluruhnya
100 Seluruhnya
Sumber : Koentjaraningrat (1990)
3. Wawancara
Hasil wawancara dianalisis dengan melihat jawaban-jawaban serta alasan
yang diajukan. Sehingga akan diperoleh informasi tentang tanggapan guru dalam
33
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
I. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa
tahap, antara lain :
1. Studi pendahuluan yang meliputi :
a. Studi literatur dari buku ataupun internet mengenai Problem Based
Learning (PBL) untuk mengetahui lebih mendalam mengenai bagaimana
pembelajaran dengan PBL.
b. Analisis kurikulum SMK (termasuk SK dan KD) materi pelajaran IPA
pertanian SMK kelas XI semester genap.
c. Penentuan materi pembelajaran yaitu pengelolaan lingkungan.
2. Perumusan masalah yang akan diteliti yaitu mengenai kemampuan
berpikir kreatif siswa SMK Pertanian.
3. Penyusunan strategi pembelajaran/skenario pembelajaran dengan
Problem Based Learning (PBL). Adapun pembagian waktu yang
[image:31.595.120.517.175.641.2]direncanakan pada saat proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
Tabel 3.20 Perencanaan Pembagian Waktu Pembelajaran dengan PBL
Fase Pembelajaran Waktu
(menit)
Fase 1 Orientasi siswa pada masalah 1-15’
Fase 2 Mengorganisasi siswa untuk belajar 16-25’
Fase 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
26-50’
Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 51-75’ Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
76-90’
4. Penentuan subjek penelitian yaitu siswa SMK Pertanian kelas XI
semester genap.
5. Penyusunan instrumen berupa rubrik penilaian kemampuan berpikir
kreatif, tes esai, pertanyaan diskusi, lembar observasi, angket siswa dan
format wawancara guru. Proses penyusunan instrumen dilakukan secara
34
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
6. Judgment skenario pembelajaran dan instrumen penelitian oleh para
dosen ahli. Instrumen-instrumen yang dibuat beberapa kali dilakukan
revisi hingga bersesuaian dengan kegiatan pembelajaran dari segi
kelayakannya, materi dan kaidah-kaidah evaluasi. Instrumen ini bisa
dipakai dalam pengambilan data penelitian apabila telah melewati proses
perbaikan dari hasil koreksi pada tahapan judging tersebut.
7. Uji coba skenario pembelajaran dan instrumen penelitian.
8. Revisi skenario pembelajaran dan instrumen penelitian.
9. Pelaksanaan penelitian sesuai dengan desain penelitian.
10. Pengumpulan data.
11. Analisis dan pengolahan data merupakan langkah lanjutan setelah
dilakukan pengumpulan data.
12. Pembahasan dilakukan setelah data dianalisis dan diolah sehingga
diperoleh informasi/gambaran mengenai kemampuan berpikir kreatif
siswa SMK Pertanian.
35
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
J. Alur Penelitian
Studi Pendahuluan
Studi literatur tentang PBL
Analisis kurikulum SMK Pertanian
Penentuan materi pembelajaran
Perumusan Masalah
Merancang pembelajaran berbasis masalah
Penentuan subjek penelitian Penyusunan instrumen penelitian
Tes uraian
Pertanyaan diskusi
Lembar observasi
Angket siswa
Format wawancara guru
Judgment instrumen
Uji coba instrumen
Revisi instrumen
Pelaksanaan penelitian (sesuai desain penelitian)
Pengumpulan Data
Analisis dan Pengolahan Data
Pembahasan
[image:33.595.87.512.110.713.2]Kesimpulan
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Sebelum pembelajaran dengan PBL dilakukan siswa sudah memiliki
kemampuan berpikir kreatif dengan kategori tinggi. Selama pembelajaran dengan
PBL berlangsung kemampuan berpikir kreatif siswa muncul dengan kategori
sedang. Setelah pembelajaran dengan PBL kemampuan berpikir kreatif siswa
meningkat dengan kategori tinggi. Kemampuan berpikir kreatif yang sudah
terkembangkan dengan baik adalah aspek kerincian dan kemampuan yang belum
terkembangkan dengan baik adalah aspek kelancaran.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang diajukan yaitu agar
pembelajaran dengan PBL dapat melatih kemampuan berpikir kreatif pada semua
aspek, maka skenario pembelajaran perlu dikembangkan dengan memperhatikan
kemunculan setiap aspek kemampuan berpikir kreatif pada setiap tahapan/langkah
68
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Amien, M.A. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan
Menggunakan Metode ”Discovery” dan ”Inquiry”. Jakarta: Depdikbud
Amir, M.T. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana
Arends. (2008). Learning To Teach (Belajar untuk Mengajar) Edisi Dalam
Bahasa Indonesia. New York : Pustaka Pelajar
Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Ayan, J.E. (2002). Bengkel Kreativitas: 10 Cara Menemukan Ide-Ide Pamungkas
Melalui Pergaulan, Lingkungan, Permainan, Bacaan, Seni, Teknologi, Berpikir, Alam Bawah Sadar, & Jiwa kreatif. Bandung: Kaifa.
Beetlestone, F (2011). ”Creative learning”. Philadelphia: Open University Press.
De Caroli, M dan Sagone, E (2010). Mental Synthesis and Creative Thinking in
Learning Disabled Children. Catania: University of Catania Italy.
Kisti, H. H dan Fardana N. A. (2012). “Hubungan Antara Self Efficacy dengan
Kreativitas Pada Siswa SMK”. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan
Mental. 1,(2),52-58. [Online]. Tersedia : http://journal.unair.ac.id/filer
PDF/110710121_1v.pdf. [ 30 Januari 2013]
Koentjaraningrat. (1990). Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia
Lisdiany, E. (2010). Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP Melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Subkonsep Kerusakan Lingkungan.
Skripsi FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Mahmudi, A. (2010). Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. [Online]. Tersedia : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ali% 20Mahmudi,%20S.Pd,%20M.Pd,%20Dr./Makalah%2014%20ALI%20UN Y%20Yogya%20for%20KNM%20UNIMA%20_Mengukur%20Kemamp uan%20Berpikir%20Kreatif%20_.pdf [ 26 November 2012]
Munandar, U. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah
(Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua). Jakarta: PT.Gramedia
Widiasarana Indonesia.
69
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Nurmaulana, F. (2010). Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA Pada
Pembelajaran Pencemaran Tanah Dengan Model Creative Problem Solving. Skripsi FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Purnamaningrum, A. (2012). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui
Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X-10 SMA Negeri 3 Surakarta. [Online]. Tersedia : http://biologi.fkip.uns.
ac.id/wp-content/uploads/2012/02/ARIFAH PURNAMANINGRUM.pdf [30 Januari 2013]
Runi. (2005). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Mata
Pelajaran Sains Konsep Pencemaran Lingkungan di kelas VII SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis FPS UPI : Tidak
diterbitkan
Semiawan, C. (2010). Pendekatan PBL dapat Memberikan Manfaat pada Seluruh
Aspek Kehidupan Kita. Jakarta: Kencana
Setiawan, I. (2011). Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan. [Online].Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOG RAFI/197106041999031IWAN_SETIAWAN/Pencegahan_dan_penanggu langan_pencemaran.pdf. [14 Oktober 2012]
Shochib, R. (2008). ”Konsep Pengelolaan Sampah di Kawasan Industri”. Jurnal
Teknik Lingkungan. 4,(2),131-142. [Online]. Tersedia : http://jurnal.pdii.
lipi.go.id/admin/jurnal/4208131142.pdf [14 Oktober 2012]
Silver, E. (1997). Fostering Creativity Through Instruction Rich in Mathematical
Problem Solving and Thinking in Problem Posing.http://
www.fiz.karisruhe.de/fiz/publications/zzdm ZDM Volume 29 (June 1997) Number 9. Electronic Edition ISSN 1615-675X. [30 Desember 2012]
Sriyati, Siti. 2011. Hand Out Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI : Tidak Diterbitkan
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta
Supriadi, D. (2001). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan Iptek. Bandung : Alfabeta
Surtikanti, K. (2009). Biologi Lingkungan. Bandung : Prisma Press
70
Risa Meidawati, 2013
Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Wardani, L.K. (2003). “Berpikir Kritis Kreatif (Sebuah Model Pendidikan di Bidang Desain Interior)”. Jurnal Dimensi Interior. 1, (2), 97 – 111. [Online].Tersedia:http://puslit.petra.ac.id/files/published/journals/INT/INT 030102/INT03010202 Pdf [ 30 Januari 2013]
Wulan, S. (2010). Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP Melalui Model
Pembelajaran Problem Solving Pada Pokok Bahasan Populasi Penduduk dan Lingkungan. Skripsi FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Widyastuti, E. (2005). Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada
Pembahasan Sistem Peredaran Darah Dengan Pembelajaran Analogi di SMP X. Skripsi FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan
Yager, R (1996). Science-Technology-Society As Reform in Science Education. Albany: State university of New York
Yuliana. (2008). Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP Dengan Menggunakan
Asesmen Komunikasi Personal. Skripsi FPMIPA UPI Bandung : Tidak