• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMK PERTANIAN DALAM PEMBELAJARAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMK PERTANIAN DALAM PEMBELAJARAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)."

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMK PERTANIAN DALAM PEMBELAJARAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN PROBLEM BASED

LEARNING (PBL)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Biologi

Oleh

Risa Meidawati 0900714

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

(2)

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMK PERTANIAN DALAM PEMBELAJARAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN PROBLEM BASED

LEARNING (PBL)

Oleh Risa Meidawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Risa Meidawati 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

RISA MEIDAWATI

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMK PERTANIAN DALAM PEMBELAJARAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DENGAN PROBLEM BASED

LEARNING (PBL)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. rer. nat Adi Rahmat M,Si NIP. 196512301992021001

Pembimbing II

Dr. Wahyu Surakusumah, M.T NIP. 197212301999031001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI

(4)

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMK Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa SMK Pertanian sebelum, selama dan setelah proses pembelajaran pengelolaan lingkungan dengan PBL. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh besarnya tingkat persaingan era globalisasi yang menimbulkan berbagai tantangan, dimana kondisi tersebut membuat siswa SMK dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir secara kreatif dan piawai mencari pemecahan untuk semua masalah-masalah yang dihadapinya. Penelitian ini dilakukan di kelas XI-3 ATPH SMK Pertanian Pembangunan Negeri Lembang yang terdiri atas 30 orang siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif. Instrumen yang digunakan berupa soal uraian dengan muatan-muatan kemampuan berpikir kreatif berjumlah 12 soal, lembar observasi, video dan angket respon siswa. Hasil yang diperoleh sebelum pembelajaran dilakukan menunjukkan bahwa siswa sudah memiliki kemampuan berpikir kreatif sebesar 65,8%. Selama pembelajaran dengan PBL berlangsung kemampuan berpikir kreatif siswa muncul sebesar 56,7%. Setelah pembelajaran dengan PBL kemampuan berpikir kreatif siswa meningkat menjadi 70,1%. Aspek yang sudah terkembangkan dengan baik dalam kemampuan berpikir kreatif adalah aspek kerincian sedangkan aspek kelancaran belum terkembangkan dengan baik.

(5)

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This study entitled The Creative Thinking Ability of Agriculture Vocational Student in Learning about Environmental Management with Problem Based Learning (PBL). The purpose of this study was to describe the ability of Agricultural Vocational Students to think creatively before, during and after the process of learning about environmental management based on PBL. This research is motivated by the level of competition that globalization has largely raised a wide variety of challenges, where such conditions bring on vocational students required to have an ability to think creatively and expertly in finding solutions to the problems they face. The research was conducted in class XI-3 SMK ATPH Lembang State Agriculture Development that consisting of 30 students. This research used descriptive method. In this research, the instruments used are descriptive questions based on the capacity of students creative thinking skills amounted to 12 questions, observations sheet, video, and questionnaires. The results obtained before the learning showed that students already have the ability to think creatively by 65.8%. During the process of ongoing PBL, the creative thinking skills of the students came to 56, 7%. After the process of the PBL has been done, the skills increased up to 70, 1%. The aspect of elaboration is an aspect of creative thinking ability which has been developed well, while the aspect of fluency which hasn’t been developed.

(6)

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN…...……….. i

KATA PENGANTAR ………...……….. ii

ABSTRAK…………..……….. iv

DAFTAR ISI………. vi

DAFTAR TABEL………. viii

DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR LAMPIRAN……… x

BAB I PENDAHULUAN………...... 1

A. Latar Belakang..……… 1

B. Rumusan Masalah...………...………... 4

C. Batasan Masalah……….…………..……… 4

D. Tujuan Penelitian……….………. 5

E. Manfaat Penelitian…….………... 5

BAB II KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN………... 6

A. Berpikir Kreatif... 6

B. Problem Based Learning (PBL)………... 9

C. Pengelolaan Lingkungan...……… 13

BAB III METODE PENELITIAN…………...………... 18

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian……… 18

B. Desain Penelitian……..……… 18

C. Metode Penelitian……….……… 19

D. Definisi Operasional……….……… 20

E. Instrumen Penelitian..………... 20

F. Proses Pengembangan Instrumen………. 22

G. Teknik Pengumpulan Data……… 30

H. Analisis Data………. 30

I. Prosedur Penelitian………... 33

J. Alur Penelitian……….. 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….… 36

A. Hasil Penelitian………..………... 36

(7)

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……..……….... 67

A. Kesimpulan………... 67

B. Saran………. 67

DAFTAR PUSTAKA...……….…… 68

LAMPIRAN……….… 71

(8)

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif ... 7

2.2 Sintaks untuk PBL ... 10

3.1 Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif yang Dipilih ... 21

3.2 Klasifikasi Validitas Butir Soal ... 23

3.3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Tes Esai ... 23

3.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Pertanyaan Diskusi... 23

3.5 Klasifikasi Reliabilitas Butir Soal ... 24

3.6 Validitas dan Reliabilitas Tes Esai ... 24

3.7 Validitas dan Reliabilitas Pertanyaan Diskusi ... 25

3.8 Klasifikasi Daya Pembeda ... 25

3.9 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tes Esai ... 26

3.10 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Pertanyaan Diskusi ... 26

3.11 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ... 26

3.12 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Esai ... 27

3.13 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Pertanyaan Diskusi ... 27

3.14 Rekapitulasi Analisis Seluruh Butir Soal Tes Esai ... 28

3.15 Rekapitulasi Analisis Seluruh Butir Soal Pertanyaan Diskusi ... 28

3.16 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Tiap Butir Kuisioner ... 29

3.17 Skala Kategori Kemampuan ... 31

3.18 Cara Pemberian Skor Angket Pembelajaran dengan PBL ... 31

3.19 Kriteria Interpretasi Data Angket ... 32

(9)

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Bagan Desain Penelitian ... 18 3.2 Bagan Alur Penelitian ... 35 4.1 Nilai Rata-rata (%) Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sebelum dan

Setelah Pembelajaran ... 36 4.2 Nilai Rata-rata (%) Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

Sebelum dan Setelah Pembelajaran ... 37 4.3 Nilai Rata-rata (%) Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Selama

Pembelajaran ... 38 4.4 Persentase Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dari Tiap Aspek

Sebelum dan Setelah Pembelajaran ... 39 4.5 Persentase Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dari Tiap Aspek Selama

Pembelajaran ... 39 4.6 Persentase Siswa Berdasarkan Kategori Kemampuan Berpikir Kreatif Sebelum,

Selama dan Setelah Pembelajaran ... 42 4.7 Nilai Rata-rata (%) Setiap Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa

(10)

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. PERANGKAT PEMBELAJARAN

A1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 72

B. INSTRUMEN PENELITIAN B1. Tes Esai ... 76

B2. Pertanyaan Diskusi ... 89

B3. Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kreatif... 104

B4. Angket Respon Siswa ... 113

B5. Wawancara Guru ... 118

C. HASIL UJI COBA SOAL C1. Tes Esai ... 120

C2. Pertanyaan Diskusi ... 124

D. DATA INSTRUMEN PENELITIAN D1. Tes Esai ... 129

D2. Pertanyaan Diskusi ... 137

D3. Angket Respon Siswa... 143

D4. Wawancara Guru ... 145

D5. Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kreatif ... 147

E. ADMINISTRASI PENELITIAN E1. Surat Izin Penelitian ... 154

E2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 155

E3. Berita Acara Judgment Instrumen Penelitian ... 156

F. DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN F1. Dokumentasi Tes Esai... 160

F2. Dokumentasi Pertanyaan Diskusi ... 162

F3. Dokumentasi Angket Respon Siswa ... 164

(11)

1

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMK Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Peranan pendidikan adalah menyiapkan generasi masa depan yang lebih

baik dari generasi sekarang. Harus disadari bersama, bahwa kita saat ini berada di

era globalisasi, abad 21, abad interkoneksi antara kecepatan, kompleksitas, dan

ketidakpastian, sehingga hanya mereka yang memiliki kemampuan yang lebih

kreatif dan profesional yang akan tetap survive (Wardani, 2003). Era globalisasi

menuntut suatu bangsa untuk meningkatkan kualitasnya, baik dalam bidang

ekonomi, politik, sosial, pendidikan maupun budaya. Masalah-masalah utama

yang dihadapi negara-negara berkembang seperti Indonesia dalam rangka

mengiringi tuntutan globalisasi adalah bagaimana mengembangkan dan

meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki keahlian

diantaranya mampu bekerja sama, berpikir tingkat tinggi, terampil, mampu

berkomunikasi dan mampu belajar sepanjang hayat (Kisti dan Fardana, 2012).

Selain itu Degeng (Wardani, 2003) mengemukakan para lulusan sekolah sampai

perguruan tinggi, disamping harus memiliki kemampuan vokasional (vocasional

skills) juga harus memiliki kemampuan berpikir (thinking skills), salah satunya

berpikir kreatif.

Kemampuan berpikir kreatif merupakan aspek penting dalam kehidupan

karena hidup ini selalu berhadapan dengan masalah sehingga diperlukan adanya

ide-ide kreatif untuk mengatasi dan memecahkan masalah tersebut. Dengan

kemampuan berpikir kreatif siswa diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang

diberikan dengan berbagai penyelesaian. Munandar (1992) juga menjelaskan

bahwa kemampuan berpikir kreatif seseorang makin tinggi, jika ia mampu

menunjukkan banyak kemungkinan jawaban pada suatu masalah. Selain itu

kemampuan berpikir kreatif juga dapat menjadikan siswa berani untuk

mengungkapkan gagasan yang dimilikinya. Persaingan di dunia ini juga tidak

pernah berhenti sehingga setiap individu dituntut harus selalu kreatif dalam

menghasilkan ide-ide atau gagasan baru karena orang kreatif selalu memiliki

(12)

2

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMK Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Namun berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai berpikir

kreatif ternyata kemampuan berpikir kreatif siswa umumnya masih rendah, hal ini

salah satu penyebabnya adalah guru tidak membiasakan siswa untuk berpikir

kreatif ketika pembelajaran. Penelitian tersebut antara lain oleh Widyastuti (2005)

dengan hasil penelitian menunjukkan kemampuan berpikir kreatif siswa setelah

pembelajaran analogi rata-rata rendah dibandingkan konvensional. Begitupun

penelitian Yuliana (2008) dan Wulan (2010) yang menggunakan problem solving

dalam pembelajarannya ternyata hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan

bahwa rata-rata persentase kemampuan berpikir kreatif siswa termasuk kedalam

kategori rendah. Selama ini aktivitas pembelajaran di sekolah masih menekankan

pada perubahan kemampuan berpikir pada tingkat dasar, belum memaksimalkan

kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Padahal kemampuan berpikir tingkat

tinggi juga sangat penting bagi perkembangan mental dan perubahan pola pikir

siswa sehingga diharapkan proses pembelajaran dapat berhasil. Salah satu

kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dapat digunakan untuk menyelesaikan

suatu permasalahan adalah kemampuan berpikir kreatif (Purnamaningrum, 2012).

Hal ini akan menjadi sebuah kekhawatiran yang sangat besar jika kemampuan

berpikir kreatif tidak diajarkan karena akan berdampak pada jenjang pendidikan

selanjutnya.

Kemajuan pembangunan yang semakin meningkat dalam era globalisasi,

semakin menuntut pendidikan untuk menghasilkan tenaga kerja yang mempunyai

kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan kualifikasi pekerjaan.

Pemenuhan kebutuhan akan tenaga kerja dengan mempertimbangkan juga variasi

bakat dan kemampuan siswa yang berbeda diwujudkan dengan penyediaan

alternatif pendidikan yang mampu menjawab permasalahan tersebut. Alternatif

pendidikan tersebut adalah dengan membuka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

(Kisti dan Fardana, 2012).

Berdasarkan penjelasan Pasal 15 Undang-undang No.20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa di Sekolah Menengah Kejuruan, siswa

dengan bakat dan kemampuan di bidang pilihan mereka akan dipersiapkan dan

(13)

3

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMK Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dengan lingkungan dan perubahan, serta dapat mengembangkan diri dalam rangka

memenuhi kebutuhan pasar kerja di berbagai sektor yang selalu berkembang

(Kisti dan Fardana, 2012).

Besarnya tingkat persaingan era globalisasi menimbulkan berbagai

tantangan dalam berbagai bidang kehidupan. Tantangan ini bisa menjadi

hambatan yang mengancam kelangsungan hidup siswa SMK. Kondisi tersebut

membuat siswa SMK dituntut untuk memiliki kemampuan berpikir secara kreatif

dan pintar mencari pemecahan untuk semua masalah-masalah yang dihadapinya.

Oleh karena itu siswa SMK diharapkan memiliki pandangan yang terbuka, untuk

melihat alternatif-alternatif lain dan melihat peluang-peluang yang ada, dengan

kata lain diharapkan untuk menjadi kreatif (Kisti dan Fardana, 2012).

Permasalahan kompleks yang akan dihadapi oleh siswa SMK salah satunya

berhadapan dengan masalah lingkungan. Oleh karena itu maka perlu dipelajari

tentang materi pengelolaan lingkungan. Melalui mata pelajaran ini peserta didik

diarahkan dan dibimbing untuk menjadi calon pekerja yang mampu menerapkan

kompetensinya dalam mengelola lingkungan secara arif. Pengelolaan lingkungan

pada mata pelajaran Biologi SMK termasuk materi yang bersifat divergen yang

memungkinkan banyak jawaban yang berbeda tidak ada satu jawaban baku atau

tunggal. Oleh karena itu materi pengelolaan lingkungan ini cocok digunakan atau

diajarkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif siswa.

Kemampuan berpikir kreatif siswa ini dapat dikembangkan melalui model

pembelajaran yang sesuai. Problem Based Learning merupakan pembelajaran

yang dilakukan dengan menghadapkan siswa pada permasalahan yang nyata pada

kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat menyusun pengetahuannya sendiri

dalam memecahkan masalah dan mengupayakan berbagai macam solusinya, yang

mendorong siswa untuk berpikir kreatif (Purnamaningrum, 2012). Pembelajaran

dengan PBL di SMK Pertanian sudah biasa dilakukan oleh guru, hanya saja untuk

pengukuran kemampuan berpikir kreatif dengan PBL ini belum pernah dilakukan.

Selain itu, PBL dalam pelaksanaannya dapat mengakomodasi siswa untuk

memberdayakan kemampuan berpikir kreatif. Siswa didorong untuk

(14)

4

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMK Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menginterpretasikan suatu fenomena atau demonstrasi, aktivitas ini dapat

mengakomodasi aspek kemampuan berpikir kreatif yaitu fluency dan flexibility.

Tahap selanjutnya siswa mengumpulkan informasi yang sesuai untuk

mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah, siswa dapat menambahkan

ide-ide orisinilnya dalam pemecahan masalah, kegiatan ini akan membantu siswa

mengembangkan aspek originality. Siswa kemudian merencanakan dan

menyiapkan laporan dan menyajikannya kepada teman-teman yang lain, pada

kegiatan ini diharapkan siswa lain dapat menambahkan gagasannya untuk

memperkaya gagasan yang sudah dipresentasikan, sehingga mengembangkan

aspek kemampuan memperinci atau elaboration (Purnamaningrum, 2012).

Oleh karena itu penting untuk diketahui kemampuan berpikir kreatif siswa

SMK Pertanian dalam pembelajaran pengelolaan lingkungan dengan Problem

Based Learning (PBL).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah kemampuan berpikir kreatif siswa SMK Pertanian

sebelum, selama dan setelah proses pembelajaran pengelolaan lingkungan

dengan Problem Based Learning (PBL) ?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini menjadi lebih terarah, ruang lingkup masalah yang

diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kreatif dalam penelitian ini meliputi berpikir lancar

(fluency), berpikir luwes (fleksibility), berpikir asli (originality), berpikir

merinci (elaboration) dan kepekaan (sensitivity).

2. Kemampuan berpikir kreatif diukur dengan menggunakan soal esai dan

(15)

5

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMK Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Siswa SMK Pertanian yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kelas XI

semester genap dengan materi pengelolaan lingkungan mencakup daur

ulang limbah pertanian dan penanganannya.

4. Problem Based Learning (PBL) yang digunakan adalah sintaks

pembelajaran menurut Arends (2008).

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa SMK Pertanian

sebelum, selama dan setelah pembelajaran pengelolaan lingkungan dengan

Problem Based Learning (PBL).

E. Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan praktis

sebagai salah satu alternatif dalam upaya perbaikan pembelajaran, antara lain:

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan kesadaran siswa terhadap masalah-masalah lingkungan

dan meningkatkan motivasi siswa dalam mencari solusi

masalah-masalah tersebut secara kreatif.

b. Memberikan pengalaman terlibat aktif dalam proses pembelajaran

untuk memecahkan suatu permasalahan secara kreatif dan inovatif.

2. Bagi Guru

a. Mendorong guru untuk mulai mengembangkan kesadaran lingkungan

siswa.

b. Menjadi rujukan dan masukkan dalam mengembangkan model

pembelajaran yang inovatif untuk mendorong kemampuan berpikir

(16)

18

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di SMK Pertanian di Lembang. Populasi pada

penelitian ini adalah seluruh siswa SMK Pertanian di Lembang, sedangkan

sampel pada penelitian ini adalah siswa SMK Pertanian kelas XI semester genap

yang sedang mendapatkan materi ajar pengelolaan lingkungan tentang daur ulang

limbah pertanian dan penanganannya.

B. Desain Penelitian

Dalam membuat desain penelitian yang bersifat deskriptif tidak ada aturan

yang mengikat seperti penelitian eksperimen (Sugiyono, 2012). Pada penelitian

deskriptif tidak perlu mencari atau menerangkan hubungan antar variabel,

menguji hipotesis dan lain sebagainya. Berikut desain penelitian yang

direncanakan :

Siswa sebelum Problem Based Learning (PBL) diberikan test awal berupa

tes esai berbentuk uraian sebanyak 6 nomor. Tes esai yang diberikan berkaitan

Siswa Sebelum PBL Test Awal (Pengukuran kemampuan berpikir kreatif awal) Test Akhir (Pengukuran kemampuan berpikir kreatif setelah pembelajaran) Pembelajaran Kelas Siswa Setelah Pembelajaran Angket dan Wawancara Observasi dan Video

(Pengukuran kemampuan berpikir kreatif selama

pembelajaran) PBL dengan muatan-muatan berpikir kreatif

(17)

19

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dengan materi pengelolaan lingkungan (daur ulang limbah pertanian) berdasarkan

analisis SK dan KD SMK Pertanian dengan muatan-muatan berpikir kreatif. Tes

esai yang diberikan ini disesuaikan dengan indikator kemampuan berpikir kreatif

yang akan diteliti. Test awal ini digunakan sebagai pengukuran kemampuan

berpikir kreatif awal untuk mengetahui sejauh mana kemampuan berpikir kreatif

awal siswa SMK Pertanian pada materi tersebut. Kemudian dilanjutkan

pembelajaran dengan PBL. Pengukuran kemampuan berpikir kreatif siswa

dilakukan lagi ketika pembelajaran berlangsung dengan instrumen berupa

pertanyaan diskusi. Pada awalnya pertanyaan diskusi dikerjakan secara individual

terlebih dahulu sebelum dikerjakan secara berkelompok dengan jumlah soal yang

telah ditentukan. Selain itu dalam pembelajaran dilakukan pengukuran

kemampuan berpikir kreatif dengan menggunakan lembar observasi dan video.

Lembar observasi yang digunakan disertai dengan rubrik penilaian mengenai

kemampuan berpikir kreatif siswa yang muncul ketika pembelajaran dengan PBL.

Sedangkan video digunakan sebagai alat merekam kegiatan pembelajaran dengan

PBL untuk menguatkan data pada lembar observasi. Setelah pembelajaran selesai,

siswa diberikan kembali tes akhir yang digunakan sebagai pengukuran

kemampuan berpikir kreatif setelah pembelajaran dimana soal yang digunakan

pada tes akhir ini sama dengan soal pada tes awal. Selain itu siswa kemudian

diberikan angket sebagai instrumen sekunder untuk mengetahui data tambahan

mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa dengan PBL.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif karena tidak

menerangkan saling berhubungan dengan menguji hipotesis (Sugiyono, 2012).

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan atau mendeskripsikan

kemampuan berpikir kreatif siswa SMK Pertanian dalam pembelajaran

(18)

20

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

D. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang perlu dijelaskan secara

operasional untuk menghindari berbagai penafsiran. Penjelasan tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Kemampuan berpikir kreatif pada penelitian ini merupakan nilai/skor yang

diperoleh siswa dalam menjawab soal esai dan pertanyaan diskusi pada

materi pengelolaan lingkungan pada aspek kemampuan berpikir kreatif

menurut Munandar (1992) dan Parnes (Amien, 1987).

2. Problem Based Learning (PBL) pada penelitian ini yaitu pembelajaran

yang menyajikan permasalahan autentik atau benar-benar nyata terjadi di

lingkungan sekitar siswa. Kemudian permasalahan yang diberikan

dipecahkan oleh siswa melalui diskusi bersama kelompoknya, peran guru

hanya sebagai fasilitator ketika pembelajaran berlangsung dengan sintaks

pembelajaran berdasarkan Arends (2008).

3. Materi pengelolaan lingkungan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

materi tentang daur ulang limbah pertanian dan penanganannya

berdasarkan analisis SK dan KD SMK Pertanian.

E. Instrumen penelitian

Instrumen dalam penelitian ini dibagi menjadi dua terdiri dari instrumen

primer dan sekunder (Sugiyono, 2012).

1. Instrumen Primer

a. Pertanyaan diskusi yaitu berupa petunjuk kerja bagi siswa dalam

pembelajaran melalui Problem Based Learning (PBL) yang dilengkapi

pertanyaan-pertanyaan yang akan mengarahkan siswa untuk berpikir

kreatif.

b. Tes tertulis berupa tes esai/uraian yang berkaitan dengan materi

pengelolaan lingkungan (daur ulang limbah pertanian) yang dilengkapi

pertanyaan-pertanyaan yang akan mengarahkan siswa untuk berpikir

(19)

21

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pertanyaan diskusi dan tes esai berdasarkan pada indikator/perilaku siswa

yang dipilih sesuai dengan kemampuan berpikir kreatif yang bisa di ukur

pada siswa SMK Pertanian. Adapun indikator/perilaku siswa yang

dimunculkan pada tiap kemampuan antara lain :

Tabel 3.1. Indikator Berpikir Kreatif

No Aspek Perilaku Siswa

1 Kemampuan

berpikir lancar/ Kelancaran (Fluency)

a. Mengajukan banyak pertanyaan

b. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan

c. Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah

2 Kemampuan

berpikir

luwes/ Keluwesan (flexibility)

a. Memberikan macam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita atau masalah

b. Memberikan pertimbangan terhadap situasi

c. Jika diberikan suatu masalah biasanya memikirkan macam-macam cara yang berbeda untuk

menyelesaikannya

d. Menggolongkan hal-hal menurut kategori yang berbeda-beda

3 Kemampuan

berpikir asli/ Keaslian (Originality)

a. Memikirkan masalah masalah atau hal-hal yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain

b. Lebih senang mensintesis daripada menganalisis sesuatu

4 Kemampuan

memerinci/ Kerincian (Elaboration)

a. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci

b. Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain

5 Kepekaan

(Sensitivity)

a. Menangkap masalah-masalah sebagai tanggapan terhadap suatu situasi

2. Instrumen Sekunder

Instrumen yang digunakan dalam penelitian, yaitu:

a. Lembar observasi untuk melihat keterampilan berpikir kreatif siswa.

(20)

22

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

siswa yang berisi daftar perilaku kreatif siswa dari setiap ciri keterampilan

ketika pembelajaran.

b. Video untuk merekam kegiatan dan proses pembelajaran yang berlangsung

selama pembelajaran dengan Problem Based Learning.

c. Angket untuk siswa bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai

pembelajaran yang telah dilakukan, hambatan-hambatan yang dirasakan

siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kreatifnya, serta

mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran menggunkan Problem

Based Learning (PBL). Angket ini diberikan setelah selesai pembelajaran.

d. Wawancara dilakukan terhadap guru untuk mendapatkan informasi

mengenai kemampuan berpikir kreatif siswa. Selain itu data atau informasi

yang diperoleh berguna untuk menguatkan data yang dihasilkan dari

angket yaitu untuk mendapatkan informasi mengenai pembelajaran yang

telah dilakukan serta hambatan-hambatan yang dirasakan siswa dalam

mengembangkan keterampilan berpikir kreatifnya. Wawancara dilakukan

setelah selesai pembelajaran.

e. Rubrik penilaian yang digunakan untuk menilai kemampuan berpikir

kreatif siswa baik ketika proses pembelajaran ataupun digunakan untuk

menilai hasil jawaban siswa dalam menjawab tes esai dan pertanyaan

diskusi. Setiap soal mempunyai bobot nilai dari 0-4.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Pengembangan instrumen kemampuan berpikir kreatif siswa dilakukan

dengan tahap-tahap: a. Melakukan judgement instrumen kepada dosen ahli, b.

melakukan uji coba instrument kepada kelas bukan penelitian, c. melakukan

analisis butir soal, d. melakukan seleksi soal yang memiliki karakter soal yang

kurang baik, e. melakukan revisi untuk soal-soal yang belum memenuhi syarat

soal yang layak namun juga memiliki beberapa karakter yang baik. Analisis

butir soal yang meliputi validitas butir soal atau item, reliabilitas, daya pembeda

(21)

23

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Versi 4.0.9. Data hasil pengolahan kemudian diinterpretasikan dengan kriteria

interpretasi yang dikembangkan oleh Arikunto (2007) .

1. Validitas Butir Soal

Pengujian validitas butir soal dilakukan untuk menguji tingkat kesahihan

soal tersebut. Suatu butir soal atau item dikatakan valid apabila memberikan

dukungan besar terhadap skor total. Suatu butir soal dikatakan memiliki validitas

yang tinggi apabila memiliki kesejajaran dengan skor total (Arikunto, 2007).

Interpretasi yang lebih rinci mengenai nilai validitas butir soal yang telah

diuji coba tersebut dibagi kedalam kategori seperti berikut ini :

Tabel 3.2 Klasifikasi Validitas Butir Soal

Kategori Nilai

Sangat tinggi 0,81-1,00

Tinggi 0,61-0,80

Sedang 0,41-0,60

Rendah 0,21-0,40

Sangat rendah 0,00-0,20

Dari perhitungan validitas 12 butir soal yang diuji cobakan diperoleh hasil

sebagai berikut :

Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Tes Esai

Interpretasi Validitas Jumlah Soal No.Soal

Tinggi 4 1, 2, 3, 4

Sedang 1 6

Sangat rendah 1 5

Tabel 3.4 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Validitas Pertanyaan Diskusi

Interpretasi Validitas Jumlah Soal No.Soal

Tinggi 4 1, 3, 4, 5

Sedang 3 2, 6

2. Reliabilitas Soal

(22)

24

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat keajegan butir soal.

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup

dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik

atau reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana

suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang konsisten (Arikunto,

2007).

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas alat evaluasi

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.5 Klasifikasi Reliabilitas Butir Soal

Kategori Nilai

Sangat tinggi 0,81-1,00

Tinggi 0,61-0,80

Sedang 0,41-0,60

Rendah 0,21-0,40

Sangat rendah 0,00-0,20

Berdasarkan hasil uji coba didapatkan reliabilitas tes esai sebesar 0,78 dan

pertanyaan diskusi sebesar 0,65 sehingga reliabilitas soal kemampuan berpikir

kreatif siswa dikategorikan tinggi. Berikut tabel validitas dan reliabilitas setiap

butir soal :

Tabel 3.6 Validitas dan Reliabilitas Tes Esai

No. Soal Validitas Keterangan Reliabilitas Keterangan

1 0.731 Tinggi 0,78 Tinggi

2 0.774 Tinggi

3 0.629 Tinggi

4 0.734 Tinggi

5 0.091 Sangat rendah

6 0.419 Sedang

(23)

25

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

No. Soal Validitas Keterangan Reliabilitas Keterangan

1 0.812 Tinggi 0.65 Tinggi

2 0.554 Sedang

3 0.786 Tinggi

4 0.630 Tinggi

5 0.775 Tinggi

6 0.542 Sedang

3. Daya Pembeda

Daya pembeda menunjukkan kemampuan butir soal untuk membedakan

subjek dengan kemampuan rendah (tidak menguasai bahan ajar) dengan siswa

dengan kemampuan tinggi (menguasai bahan ajar). Semakin tinggi daya pembeda

suatu soal maka akan semakin baik untuk digunakan sebagai instrumen (Sriyati,

2011). Soal dengan indeks negatif dianjurkan untuk tidak digunakan (Arikunto,

2007).

Klasifikasi interpretasi untuk daya pembeda menurut Arikunto (2007)

adalah sebagai berikut

Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda

Rentang Keterangan

50% ke atas Sangat baik

30-49% Baik

20-29% Agak baik, kemungkinan harus direvisi

10-19% Buruk, sebaiknya dibuang

Negative-10% Sangat buruk, harus dibuang

Dari perhitungan daya pembeda 12 butir soal yang diuji cobakan,

diperoleh hasilnya sebagai berikut :

Tabel 3.9 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Tes Esai

(24)

26

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Interpretasi Daya Pembeda

Jumlah Soal No.Soal

Sangat Baik 1 4

Baik 3 1, 2, 6

Agak Baik 1 3

Sangat Buruk 1 5

Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Daya Pembeda Pertanyaan Diskusi

Interpretasi Daya Pembeda

Jumlah Soal No.Soal

Baik 3 1, 3, 4, 5, 6

Agak Baik 1 2

4. Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sukar (Sriyati, 2011). Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal

disebut indeks kesukaran (Difficulty Index). Perlu adanya keseimbangan dalam

soal-soal uji, yakni terdapat soal mudah, sedang dan sukar secara proporsional.

Sriyati (2011), menganjurkan proporsi jumlah soal ketiga kategori didasarkan atas

kurva normal dengan sebagian besar soal berada pada kategori sedang dengan

proporsi soal kategori mudah dan sedang yang seimbang.

Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Kesukaran

Rentang Kriteria

0-15% Sangat sukar

16-30% Sukar

31-70% Sedang

71-85% Mudah

86-100% Sangat mudah

Dari perhitungan tingkat kesukaran 12 butir soal yang diuji cobakan,

diperoleh hasilnya sebagai berikut :

(25)

27

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.12 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Tes Esai

Interpretasi Tingkat Kesukaran

Jumlah Soal No.Soal

Sukar 1 3

Sedang 4 1, 2, 4, 6

Mudah 1 5

Tabel 3.13 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Pertanyaan

Diskusi

Interpretasi Tingkat Kesukaran

Jumlah Soal No.Soal

Sedang 4 1, 2, 3, 4, 5, 6

Berdasarkan hasil analisis pengujian validitas, reliabilitas, daya pembeda

dan tingkat kesukaran setiap butir soal, maka ada beberapa soal yang baik dan

kurang baik sehingga untuk soal yang kurang baik akan dilakukan perbaikan

ataupun revisi tergantung kepada analisis yang telah dilakukan terkait kriteria soal

yang bersangkutan. Berikut rekapitulasi untuk soal yang masih bisa digunakan

dan direvisi ataupun dibuang.

Tabel 3.14. Rekapitulasi Analisis Seluruh Butir Soal Tes Esai

(26)

28

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

soal Kesukaran Item**

Indek

s

Int* Indeks Int* Indek

s

Int* Indeks Int*

1 0.731 Tinggi 34.29 Baik 48.57 Sedang Terima 0,78 Tinggi

2 0.774 Tinggi 34.29 Baik 48.57 Sedang Terima

3 0.629 Tinggi 20.00 Agak Baik 24.29 Sukar Terima

4 0.734 Tinggi 51.43 Sangat Baik 42.86 Sedang Terima

5 0.091 Sangat

rendah 0.00 Sangat Buruk 71.43 Mudah Ditolak

6 0.419 Sedang 37.14 Baik 58.57 Sedang Terima

Tabel 3.15. Rekapitulasi Analisis Seluruh Butir Soal Pertanyaan Diskusi

No

soal

Validitas item Daya Pembeda Taraf

Kesukaran Kesim.

Item**

Reliabilitas

Indek

s

Int* Indeks Int* Indek

s

Int* Indeks Int*

1 0.812 Tinggi 40.00 Baik 54.29 Sedang Terima 0,65 Tinggi

2 0.554 Sedang 25.71 Agak Baik 47.14 Sedang Terima

3 0.786 Tinggi 34.29 Baik 31.43 Sedang Terima

4 0.630 Tinggi 42.86 Baik 50.00 Sedang Terima

5 0.775 Tinggi 42.86 Baik 55.71 Sedang Terima

6 0.542 Sedang 34.29 Baik 57.14 Sedang Terima

5. Validitas dan Reliabilitas untuk Angket

Uji validitas dan reliabilitas untuk angket dapat dibantu dengan

menggunakan program ANATES Uraian versi 4.0.9. Sama halnya dengan uji

validitas pada butir soal kemampuan berpikir kreatif, interpretasi kriteria nilai

indeks dapat dilihat pada Tabel 3.2 sedangkan untuk interpretasi kriteria nilai

indeks reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.5. Rekapitulasi hasil uji coba angket

(27)

29

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.16 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Tiap Butir

Kuisioner/Angket

No Kode

Kuesioner

Uji Validitas Uji Reliabilitas

Keputusan Indeks Keterangan Indeks Keterangan

Q1 0.047 Sangat

rendah

0.95 Sangat

Tinggi

Direvisi

Q2 0.081 Sangat

rendah

Direvisi

Q3 0.446 Sedang Digunakan

Q4 0.316 Rendah Direvisi

Q5 0.401 Sedang Digunakan

Q6 0.528 Sedang Digunakan

Q7 0.630 Tinggi Digunakan

Q8 0.371 Rendah Direvisi

Q9 0.440 Sedang Digunakan

Q10 0.564 Sedang Digunakan

Q11 0.424 Sedang Digunakan

Q12 0.581 Sedang Digunakan

Q13 0.599 Sedang Digunakan

Q14 0.378 Rendah Direvisi

Q15 0.639 Tinggi Digunakan

Q16 0.417 Sedang Digunakan

Q17 0.748 Tinggi Digunakan

Q18 0.630 Tinggi Digunakan

Q19 0.669 Tinggi Digunakan

Q20 0.609 Tinggi Digunakan

Q21 0.578 Sedang Digunakan

Q22 0.479 Sedang Digunakan

Q23 0.490 Sedang Digunakan

(28)

30

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

G. Teknik Pengumpulan Data.

Penelitian ini menggunakan dua macam alat pengumpul data yaitu

instrumen primer meliputi tes esai dan pertanyaan diskusi dalam bentuk uraian

dengan muatan-muatan berpikir kreatif dan instrumen sekunder meliputi angket,

wawancara dan lembar observasi. Angket digunakan untuk mengetahui respon

siswa terhadap pembelajaran dengan Problem Based Learning (PBL) yang telah

dilakukan. Wawancara dilakukan terhadap guru untuk mengetahui respon dan

pendapat guru mengenai pembelajaran dengan PBL yang telah dilakukan dan

lembar observasi digunakan ketika proses pembelajaran dengan PBL untuk

melihat kemunculan indikator berpikir kreatif apa saja yang dapat dimunculkan

siswa ketika pembelajaran berlangsung.

Untuk instrumen butir soal tes esai, pengumpulan data dilakukan dua kali

yakni pada saat awal sebelum dan setelah pembelajaran. Sedangkan untuk

pertanyaan diskusi diisi pada saat pembelajaran berlangsung dan angket

diberikan setelah pembelajaran selesai.

H. Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan alat analisa statistik

deskriptif dalam menganalisis data yang diperoleh (Sugiyono, 2012). Dalam

menganalisis data yang diperoleh baik dari rubrik penilaian, angket siswa, dan

format wawancara masing-masing sebagai berikut :

1. Rubrik penilaian pertanyaan diskusi dan tes esai

Analisis data dilakukan dengan cara menghitung jumlah/skor yang

diperoleh oleh siswa dalam menjawab pertanyaan diskusi dan tes esai yang

diberikan dengan menggunakan pedoman rubrik penilaian kemampuan berpikir

kreatif. Kemudian hasilnya diubah kedalam bentuk persen (%) dari tiap

indikator dalam kemampuan berpikir kreatif tersebut. Setelah itu

direpresentasikan berdasarkan standar kemampuan berpikir kreatif termasuk

sangat rendah, rendah, sedang, tinggi ataupun sangat tinggi. Setelah mengetahui

(29)

31

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

selanjutnya dilakukan penghitungan untuk mencari mean (rata-rata) penguasaan

siswa secara keseluruhan.

Kemampuan berpikir kreatif = Skor yang didapat x 100%

Skor yang diharapkan

Untuk melihat kategori kemampuan berpikir kreatif atau kreativitas

digunakan kategori kemampuan menurut Arikunto (2007). Skala kategori

kemampuan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.17 Skala Kategori Kemampuan

Kategori Nilai %

Sangat tinggi 81-100

Tinggi 61-80

Sedang 41-60

Rendah 21-40

Sangat rendah 0-20

2. Angket Siswa

Analisis kuesioner sikap/ respon siswa terhadap pembelajaran dengan

Problem Based Learning (PBL) ini menggunakan skala Likert-5. Skor yang akan

diberikan pada tiap tipe jawaban disesuaikan dengan orientasi jawaban yang

diharapkan. Adapun skornya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.18 Cara Pemberian Skor Angket Pembelajaran dengan PBL

Jawaban Responden Soal Berorientasi Jawaban Positif1)

Soal Berorientasi Jawaban Negatif 2)

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Ragu-ragu 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

Keterangan :

1) Soal berorientasi jawaban positif : soal yang diharapkan agar responeden menjawab dengan

jawaban berorientasi positif

2) Soal berorientasijawaban negatif : soal yang diharapkan agar responeden menjawab dengan

jawaban berorientasi negatif

(30)

32

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Kemudian data yang diperoleh dari angket atau ceklis, dijumlahkan atau

dikelompokkan sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan. Maka akan

diperoleh informasi mengenai respon siswa terhadap pembelajaran yang

berlangsung dan berpikir kreatifnya serta hambatan dalam mengembangkan

berpikir kreatifnya. Langkah yang dilakukan untuk mengolah data angket siswa

yaitu dalam bentuk persentase dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2012) :

Presentase (%) = Jumlah semua skor siswa yang memberikan jawaban x 100% Total skor maksimum

Untuk melihat kriteria interpretasi data angket siswa mengenai sikap atau

respon siswa setelah pembelajaran digunakan kategori menurut Koentjaraningrat

(1990). Skala kriteria interpretasi data angket tersebut dapat dilihat pada tabel

[image:30.595.115.513.259.590.2]

berikut :

Tabel 3.19 Kriteria Interpretasi Data Angket

Persentase (%) Kriteria

0 Tidak Ada

1-25 Sebagian Kecil

26-49 Hampir Separuhnya

50 Separuhnya

51-75 Lebih dari separuhnya

76-99 Hampir Seluruhnya

100 Seluruhnya

Sumber : Koentjaraningrat (1990)

3. Wawancara

Hasil wawancara dianalisis dengan melihat jawaban-jawaban serta alasan

yang diajukan. Sehingga akan diperoleh informasi tentang tanggapan guru dalam

(31)

33

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

I. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa

tahap, antara lain :

1. Studi pendahuluan yang meliputi :

a. Studi literatur dari buku ataupun internet mengenai Problem Based

Learning (PBL) untuk mengetahui lebih mendalam mengenai bagaimana

pembelajaran dengan PBL.

b. Analisis kurikulum SMK (termasuk SK dan KD) materi pelajaran IPA

pertanian SMK kelas XI semester genap.

c. Penentuan materi pembelajaran yaitu pengelolaan lingkungan.

2. Perumusan masalah yang akan diteliti yaitu mengenai kemampuan

berpikir kreatif siswa SMK Pertanian.

3. Penyusunan strategi pembelajaran/skenario pembelajaran dengan

Problem Based Learning (PBL). Adapun pembagian waktu yang

[image:31.595.120.517.175.641.2]

direncanakan pada saat proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

Tabel 3.20 Perencanaan Pembagian Waktu Pembelajaran dengan PBL

Fase Pembelajaran Waktu

(menit)

Fase 1 Orientasi siswa pada masalah 1-15’

Fase 2 Mengorganisasi siswa untuk belajar 16-25’

Fase 3 Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

26-50’

Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 51-75’ Fase 5 Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah

76-90’

4. Penentuan subjek penelitian yaitu siswa SMK Pertanian kelas XI

semester genap.

5. Penyusunan instrumen berupa rubrik penilaian kemampuan berpikir

kreatif, tes esai, pertanyaan diskusi, lembar observasi, angket siswa dan

format wawancara guru. Proses penyusunan instrumen dilakukan secara

(32)

34

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6. Judgment skenario pembelajaran dan instrumen penelitian oleh para

dosen ahli. Instrumen-instrumen yang dibuat beberapa kali dilakukan

revisi hingga bersesuaian dengan kegiatan pembelajaran dari segi

kelayakannya, materi dan kaidah-kaidah evaluasi. Instrumen ini bisa

dipakai dalam pengambilan data penelitian apabila telah melewati proses

perbaikan dari hasil koreksi pada tahapan judging tersebut.

7. Uji coba skenario pembelajaran dan instrumen penelitian.

8. Revisi skenario pembelajaran dan instrumen penelitian.

9. Pelaksanaan penelitian sesuai dengan desain penelitian.

10. Pengumpulan data.

11. Analisis dan pengolahan data merupakan langkah lanjutan setelah

dilakukan pengumpulan data.

12. Pembahasan dilakukan setelah data dianalisis dan diolah sehingga

diperoleh informasi/gambaran mengenai kemampuan berpikir kreatif

siswa SMK Pertanian.

(33)

35

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

J. Alur Penelitian

Studi Pendahuluan

 Studi literatur tentang PBL

 Analisis kurikulum SMK Pertanian

 Penentuan materi pembelajaran

Perumusan Masalah

Merancang pembelajaran berbasis masalah

Penentuan subjek penelitian Penyusunan instrumen penelitian

 Tes uraian

 Pertanyaan diskusi

 Lembar observasi

 Angket siswa

 Format wawancara guru

Judgment instrumen

Uji coba instrumen

Revisi instrumen

Pelaksanaan penelitian (sesuai desain penelitian)

Pengumpulan Data

Analisis dan Pengolahan Data

Pembahasan

[image:33.595.87.512.110.713.2]

Kesimpulan

(34)
(35)

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Sebelum pembelajaran dengan PBL dilakukan siswa sudah memiliki

kemampuan berpikir kreatif dengan kategori tinggi. Selama pembelajaran dengan

PBL berlangsung kemampuan berpikir kreatif siswa muncul dengan kategori

sedang. Setelah pembelajaran dengan PBL kemampuan berpikir kreatif siswa

meningkat dengan kategori tinggi. Kemampuan berpikir kreatif yang sudah

terkembangkan dengan baik adalah aspek kerincian dan kemampuan yang belum

terkembangkan dengan baik adalah aspek kelancaran.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka saran yang diajukan yaitu agar

pembelajaran dengan PBL dapat melatih kemampuan berpikir kreatif pada semua

aspek, maka skenario pembelajaran perlu dikembangkan dengan memperhatikan

kemunculan setiap aspek kemampuan berpikir kreatif pada setiap tahapan/langkah

(36)

68

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Amien, M.A. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Dengan

Menggunakan Metode ”Discovery” dan ”Inquiry”. Jakarta: Depdikbud

Amir, M.T. (2009). Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana

Arends. (2008). Learning To Teach (Belajar untuk Mengajar) Edisi Dalam

Bahasa Indonesia. New York : Pustaka Pelajar

Arikunto, S. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Ayan, J.E. (2002). Bengkel Kreativitas: 10 Cara Menemukan Ide-Ide Pamungkas

Melalui Pergaulan, Lingkungan, Permainan, Bacaan, Seni, Teknologi, Berpikir, Alam Bawah Sadar, & Jiwa kreatif. Bandung: Kaifa.

Beetlestone, F (2011). ”Creative learning”. Philadelphia: Open University Press.

De Caroli, M dan Sagone, E (2010). Mental Synthesis and Creative Thinking in

Learning Disabled Children. Catania: University of Catania Italy.

Kisti, H. H dan Fardana N. A. (2012). “Hubungan Antara Self Efficacy dengan

Kreativitas Pada Siswa SMK”. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan

Mental. 1,(2),52-58. [Online]. Tersedia : http://journal.unair.ac.id/filer

PDF/110710121_1v.pdf. [ 30 Januari 2013]

Koentjaraningrat. (1990). Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia

Lisdiany, E. (2010). Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP Melalui

Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Subkonsep Kerusakan Lingkungan.

Skripsi FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan

Mahmudi, A. (2010). Mengukur Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. [Online]. Tersedia : http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Ali% 20Mahmudi,%20S.Pd,%20M.Pd,%20Dr./Makalah%2014%20ALI%20UN Y%20Yogya%20for%20KNM%20UNIMA%20_Mengukur%20Kemamp uan%20Berpikir%20Kreatif%20_.pdf [ 26 November 2012]

Munandar, U. (1992). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah

(Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua). Jakarta: PT.Gramedia

Widiasarana Indonesia.

(37)

69

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Nurmaulana, F. (2010). Profil Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA Pada

Pembelajaran Pencemaran Tanah Dengan Model Creative Problem Solving. Skripsi FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan

Purnamaningrum, A. (2012). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif Melalui

Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X-10 SMA Negeri 3 Surakarta. [Online]. Tersedia : http://biologi.fkip.uns.

ac.id/wp-content/uploads/2012/02/ARIFAH PURNAMANINGRUM.pdf [30 Januari 2013]

Runi. (2005). Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Mata

Pelajaran Sains Konsep Pencemaran Lingkungan di kelas VII SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis FPS UPI : Tidak

diterbitkan

Semiawan, C. (2010). Pendekatan PBL dapat Memberikan Manfaat pada Seluruh

Aspek Kehidupan Kita. Jakarta: Kencana

Setiawan, I. (2011). Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan. [Online].Tersedia:http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOG RAFI/197106041999031IWAN_SETIAWAN/Pencegahan_dan_penanggu langan_pencemaran.pdf. [14 Oktober 2012]

Shochib, R. (2008). ”Konsep Pengelolaan Sampah di Kawasan Industri”. Jurnal

Teknik Lingkungan. 4,(2),131-142. [Online]. Tersedia : http://jurnal.pdii.

lipi.go.id/admin/jurnal/4208131142.pdf [14 Oktober 2012]

Silver, E. (1997). Fostering Creativity Through Instruction Rich in Mathematical

Problem Solving and Thinking in Problem Posing.http://

www.fiz.karisruhe.de/fiz/publications/zzdm ZDM Volume 29 (June 1997) Number 9. Electronic Edition ISSN 1615-675X. [30 Desember 2012]

Sriyati, Siti. 2011. Hand Out Evaluasi Pembelajaran. Bandung : Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI : Tidak Diterbitkan

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R & D. Bandung : Alfabeta

Supriadi, D. (2001). Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan Iptek. Bandung : Alfabeta

Surtikanti, K. (2009). Biologi Lingkungan. Bandung : Prisma Press

(38)

70

Risa Meidawati, 2013

Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Smk Pertanian Dalam Pembelajaran Pengelolaan Lingkungan Dengan Problem Based Learning (PBL)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Wardani, L.K. (2003). “Berpikir Kritis Kreatif (Sebuah Model Pendidikan di Bidang Desain Interior)”. Jurnal Dimensi Interior. 1, (2), 97 – 111. [Online].Tersedia:http://puslit.petra.ac.id/files/published/journals/INT/INT 030102/INT03010202 Pdf [ 30 Januari 2013]

Wulan, S. (2010). Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP Melalui Model

Pembelajaran Problem Solving Pada Pokok Bahasan Populasi Penduduk dan Lingkungan. Skripsi FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan

Widyastuti, E. (2005). Perbandingan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada

Pembahasan Sistem Peredaran Darah Dengan Pembelajaran Analogi di SMP X. Skripsi FPMIPA UPI Bandung : Tidak Diterbitkan

Yager, R (1996). Science-Technology-Society As Reform in Science Education. Albany: State university of New York

Yuliana. (2008). Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMP Dengan Menggunakan

Asesmen Komunikasi Personal. Skripsi FPMIPA UPI Bandung : Tidak

Gambar

Tabel
Gambar
Gambar 3.1. Bagan Desain Penelitian
Tabel 3.1. Indikator Berpikir Kreatif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Perbedaan hasil belajar, (2) Kemampuan berpikir kritis, dan (3) kemampuan berpikir kreatif siswa yang dibelajarkan

dapat disimpulkan bahwa: (1) kemampuan berpikir kreatif siswa yang diberi pembelajaran model Problem Based Learning (PBL) lebih tinggi daripada kemampuan berpikir

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas XI Pemasaran 2 di SMK Negeri 1 Slawi melalui pembelajaran Problem Based Instruction

Berdasarkan data hasil penelitian dan analisisnya, diperoleh temuan bahwa rata-rata peningkatan kemampuan berpikir logis, kreatif, dan disposisi matematis kelompok siswa yang

Setelah kedua kelas tersebut diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda, hasil rata-rata postest kemampuan kemampuan berpikir kreatif siswa kelas

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan bahwa (1) Ada pengaruh positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan kemampuan berpikir kreatif

Rata-rata nilai hasil tes kemampuan berpikir kreatif matematik dan skor rasa ingin tahu siswa di kelas yang mengikuti model Problem Based Learning (PBL) dengan metode brainstorming

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1 terdapat perbedaan posttest kemampuan berpikir kreatif antara siswa kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan penerapan