• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KASTI PADA PERMAINAN BOLA KECIL : Studi Eksperimen di Madrasah Ibtidaiyah Annur I Cibalong Garut.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KASTI PADA PERMAINAN BOLA KECIL : Studi Eksperimen di Madrasah Ibtidaiyah Annur I Cibalong Garut."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KASTI PADA PERMAINAN BOLA KECIL

(Studi eksperimen di Madrasah Ibtidaiyah Annur 1 Cibalong Garut)

SKRIPSI

Diajukan Untuk MemenuhiSyarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan

Disusun Oleh :

RESTU REDINA PRASETIA 0704314

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

(2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR KASTI PADA PERMAINAN BOLA KECIL

(Studi eksperimen di Madrasah Ibtidaiyah Annur 1 Cibalong Garut)

Oleh

RESTU REDINA PRASETIA

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olah Raga dan Kesehatan

© Restu Redina Prasetia 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Februari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Restu Redina Prasetia NIM : 0704314

Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Kasti Pada Permainan Bola Kecil

Disetujui dan Disahkan Oleh

Pembimbing I

Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd NIP.196807071992032001

Pembimbing II

Drs. Mudjihartono, M.Pd NIP.196508171990011001

Mengetahui Ketua

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

Restu Redina Prasetia, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Kasti Pada Permainan Bola Kecil (Studi ABSTRAK

Restu. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Kasti Pada Permainan Bola Kecil (Studi Eksperimen di Madrasah Ibtidaiyah Annur I Cibalong Garut). Program Studi PJKR Jurusan Pendidikan Olahraga. FPOK – UPI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar kasti pada permainan bola kecil di Madrasah Ibtidaiyah Annur 1 Cibalong Garut. Penggunaan model pembelajaran inkuiri ini merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan yang muncul di sekolah yaitu kurang nya aktivitas belajar siswa pada pembelajaran penjas terutama pada pembelajaran kasti. Dalam model pembelajara ini siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga diharapkan hasil belajar siswa dapat meningkat.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain penelitian menggunakan pre-test post-test control group design. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes lempar tangkap (frekuwensi), tes lari, tes lempar target dan tes memukul (betting) dalam Nurhandayati (2011:35).

(5)

Restu Redina Prasetia, 2013

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Kasti Pada Permainan Bola Kecil (Studi ABSTRACT

Restu. (2012). Inquiry Learning Model Influence Learning Outcomes Of Baseball In Small Ball Games (Studies in Islamic Elementary School Experiment Annur I Cibalong Garut). PJKR Studies Program Physical Education Programs. FPOK - UPI r students can increase.

This study aimed to determine the effect of inquiry learning model the learning outcomes of rounders on the small ball game 1 Cibalong Annur Islamic Elementary School Main Page. The use of inquiry learning model is one of the solutions to overcome the problems that arise in school, that his lack of student learning activities in the teaching learning penjas especially baseball. In the model this learning students actively in the learning process that is expected to increase student learning outcomes. His research used experimental research design using pre-test post-test control group design. Sampling technique in this study using simple random sampling. The instrument used in this study were caught throwing test (frekuwensi), a test run, and test throwing targets hit and test betting in Nurhandayati (2011:35).

(6)

DAFTAR ISI

C. Model Pembelajaran Inkuiri...……….. 25

D. Hasil Belajar Permainan Kasti..………... 35

E. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti ……….... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian..……….……. 41

B. Lokasi dan Waktu Penelitian……… 42

C. Desain Penelitian……….. 43

D. Populasi dan Sampel……… 44

(7)

F. Prosedur Pengolan dan Analisis Data ………. 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA A. Deskripsi Data………... 54

B. Pengujian Persyaratan Analisis……… 56

C. Pengujian Hipotesis………. 58

D. Pembahasan Hasil Penelitian………... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……….……….. 61

B. Saran………. 61

DAFTAR PUSTAKA………. 63

LAMPIRAN A PROGRAM PEMBELAJARAN A.1. Kegiatan Pembelajaran Inkuiri……….. 67

A.2. Kegiatan Pembelajaran Berpusat pada Guru………. 104

LAMPIRAN B DATA HASIL PENELITIAN B.1. Data Siswa Kelompok Treatment………... 121

B.2. Data Siswa Kelompok Kontrol……….. 123

LAMPIRAN C ANALISIS DATA C.1. Uji Normalitas Kelompok Treatment………. 125

C.2. Uji Normalitas Kelompok Kontrol………. 136

C.3. Uji Homogenitas 146 C.4. Uji T-Tes 151 LAMPIRAN D DOKUMENTASI PENELITIAN Gambar Pelaksanaan Pre Test (Tes Awal)……… 155

Gambar Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri………... 156

Gambar Pelaksanaan Pembelajaran Berpusat pada Guru……….. 158

(8)

DAFTAR TABEL

(9)

DAFTAR GAMBAR

(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan jasmani merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang memiliki tujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani keterampilan gerak, keterampilan sosial, stabilitas emosional bagi masyarakat, melaui aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani di sekolah memiliki peran yang cukup besar karena tidak hanya mengembangkan aspek fisik psikomotor saja akan tetapi dapat mengembangkan aspek kognitif dan afektif secara serasi dan seimbang. Hal ini sesuai dengan pengertian pendidikan jasmani menurut Annarino, Cowell dan Hazelton (1980) dalam

Sukintaka (2004:16) yaitu: “Pendidikan jasmani merupakan pendidikan lewat

aktivitas jasmani untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani yang telah dirumuskan dalam ranah fisik, psikomorik, afektif dan kognitif.”

Dalam pendidikan jasmani aspek kognitif, afektif dan psikomotor tersebut tidak dapat dipisahkan, karena antara satu aspek dengan aspek yang lainnya selalu berkaitan. Oleh karena itu pendidikan jasmani dianggap sangat penting, sehingga pemerintah menetapkan tentang sistem pendidikan nasional (sisdiknas) dalam pasal 42 Undang-Undang No. 20 tahun 2003. Khusus tentang kurikulum pendidikan dasar yang wajib memuat mata pelajaran sebagai berikut:

(11)

2

Berdasarkan ketetapan pemerintah tersebut, semakin membuktikan bahwa pendidikan jasmani dan olahraga merupakan mata pelajaran yang wajib ditempuh oleh siswa dari mulai tingkat SD, SMP hingga SMA.

Pendidikan jasmani sebagai salah satu pendidikan yang wajib diajarkan di tingkat sekolah dasar, merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas jasmani sebagai alat utama untuk mencapai tujuan pembelajaran. Melalui pendidikan jasmani diharapkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari berbagai kegiatan yang membina sekaligus mengembangkan potensi anak, baik dalam aspek fisik, mental, sosial, emosional dan moral. Semua tujuan-tujuan pendidikan jasmani ini di dalamnya terdapat banyak hal yang bernilai positif. Hal ini sesuai dengan pendapat. Tamura dan Amung (2003:10) dalam Husdarta (2009:168)

yang menjelaskan: “Bahwa pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang

sifatnya wajib di ajarkan di SD karena memiliki nilai-nilai positif yang tercakup

didalamnya”. Mengenai nilai-nilai positif yang tercakup didalam pendidikan jasmani

bagi siswa SD, lebih lanjut Husdarta (2009:169) mengemukakan bahwa: “Para siswa akan terbentuk kualitas fisiknya, sikap mental, moral dan sosialnya melalui pendidikan jasmani atau aktivitas fisik yang didapatnya disekolah. Yang pada akhirnya akan melahirkan sumber daya manusia yang sehat dan cerdas guna

mendukung terciptanya manusia yang paripurna (well being)”.

(12)

3

dan dimainkan di Sekolah Menengah Pertama. Permainan bola kecil meliputi: 1). Permainan bola bakar, 2). Permainan rounders, 3). Permainan kasti, 4). Kippers, 5). Softball, 6). Baseball, dan lain-lain.

Dalam permainan bola kecil terdapat gerak dasar yang harus dipelajari oleh siswa, selain itu terdapat juga peraturan permainan yang harus diketahui dan dipahami oleh siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Adapun yang menjadi tujuan pembelajaran permainan bola kecil yaitu siswa diharapkan mampu melempar bola, menangkap bola, memukul bola dan berlari, serta memahami peraturan-peraturan yang terdapat dalam permainan bola kecil. Tujuan pembelajaran ini sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai pada pembelajaran bola kecil. Kompetensi dasar dalam permainan bola kecil yakni mempraktikan gerak dasar didalam permainan bola kecil dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerja sama, sportifitas dan kejujuran.

(13)

4

Karena dalam proses pembelajaran bakat, minat dan motivasi mempunyai peranan yang sangat menentukan terhadap hasil belajar.

Oleh sebab itu guru pendidikan jasmani dituntut untuk dapat terus berinovasi dalam hal proses pembelajaran permainan bola kecil, agar pembelajaran permainan bola kecil ini dapat dinilai menarik bagi siswa sehingga dapat merangsang siswa untuk berfikir kritis, agar tercapai hasil belajar yang baik.

Penerapan model pembelajaran yang tepat turut menentukan terhadap hasil yang dicapai dari suatu pembelajaran, demikian juga dalam proses pembelajaran permainan bola kecil, model pembelajaran yang tepat akan menghasilkan hasil belajar yang baik pula.

Model pembelajaran inkuiri merupakan salah satu model yang dirasa tepat digunakan pada pembelajaran permainan bola kecil, karena model pembelajaran inkuiri menuntut siswa untuk memecahkan permasalahan dan menemukan jawaban dari permasalahan itu berdasarkan pemikirannya sendiri. Gulo, t,t, dalam Trianto (2007) yang dikutip oleh Tite, dkk (2011:79) mengemukakan bahwa:

Inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.

(14)

5

Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.

Atas dasar uraian tersebut, timbul permasalahan yang ingin penulis ketahui lebih jauh yaitu: ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar kasti pada permainan bola kecil di Madrasah Ibtidaiyah Annur 1 Cibalong Garut. Dengan diadakannya penelitian ini penulis berharap agar siswa lebih menyenangi, mengikuti serta mendapatkan hasil belajar yang maksimal dalam pembelajaran kasti pada permainan bola kecil yang dapat bermanfaat bagi siswa tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan yang terdapat pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar kasti pada permainan bola kecil di Madrasah Ibtidaiyah Annur 1 Cibalong Garut?

C. Tujuan Penelitian

(15)

6

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teori maupun secara implementasi, yaitu:

1. Secara Teori

Dapat memberikan informasi dan referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti mengenai pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar kasti pada permainan bola kecil.

2. Secara Implementasi

a. Sebagai bahan masukan bagi guru pendidikan jasmani dalam proses belajar mengajar bidang permainan bola kecil agar menerapkan model pembelajaran inkuiri.

b. Dapat dijadikan acuan dalam mencapai hasil belajar yang baik.

E. Batasan Penelitian

Untuk menghindari berbagai penafsiran yang terlalu luas, maka penulis membatasi penelitian sebagai berikut:

(16)

7

2. Permasalahan yang diteliti adalah apakah model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar kasti pada permainan bola kecil.

3. Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Annur 1 Cibalong Garut. 4. Obyek penelitian ini adalah siswa ekstrakulikuler kasti Madrasah Ibtidaiyah

Annur 1 Cibalong Garut dengan populasi 32 siswa dan sampelnya diambil dari seluruh jumlah populasi.

5. Hasil belajar kasti yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemahaman atau kemampuan dalam melakukan teknik dasar yang dibutuhkan dalam permainan kasti yaitu melempar bola, menangkap bola, memukul bola dan berlari.

6. Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri dan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar kasti pada permainan bola kecil.

F. Definisi Oprasional

Untuk menghindari kesalahfahaman dalam mengartikan judul penelitian ini, maka peneliti akan menjelaskan bebepa istilah yang berkaitan dengan judul:

1. Pengaruh menurut Poerwadarminta (1984:731) adalah daya yang ada atau yang timbul dari suatu orang, benda, dan seterusnya yang berkuasa atau berkekuatan. Dalam hal ini daya yang ditimbulkan oleh pembelajaran.

(17)

8

bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain.

3. Inkuiri dapat diartikan sebagai sebuah pencarian kebenaran, informasi, atau pengetahuan atau juga dapat diartikan bahwa inkuiri adalah mencari informasi dengan menyusun sejumlah pertanyaan. Tite, dkk (2011:79)

4. Hasil belajar adalah kemampuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. (http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/).

5. Permainan bola kecil adalah permainan kecil dengan menggunakan bola kecil. Ajang, dkk (2010:27)

G. Anggapan Dasar

Anggapan dasar adalah anggapan dari para ahli yang kebenarannya tidak perlu diuji kembali. Menurut Winarno Surakhmad (http://tlingus.wordpress. com/2010/04/19)

Anggapan dasar atau postulat merupakan sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik, dimana setiap penyelidik dapat merumuskan postulat yang berbeda. Seorang penyelidik yang mungkin meragukan sesuatu anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai suatu kebenaran.

(18)

9

pengajaran inkuiri siswa menemukan sendiri kebenaran, informasi dan pengetahuan mengenai teknik dasar dalam permainan kasti sehingga pengetahuan tersebut jika ditemukan sendiri akan lebih bermakna dan berdampak pada tercapainya hasil belajar yang baik. Pendapat di atas sesuai dengan yang diungkapkan oleh Piaget dalam Wina Sanjaya (2010:196): ”Bahwa pengetahuan itu akan bermakna manakala dicari dan

ditemukan sendiri oleh siswa”. Sedangkan dalam pembelajaran inkuiri guru hanya

berperan sebagai fasilitator dan pembimbing ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Hal inilah yang menjadikan model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa yang baik. Pemaparan di atas sesuai dengan pendapat Massialas & Cox (1966) yang menyatakan bahwa: ”Strategi pembelajaran inkuiri telah banyak diterapkan dalam pembelajaran dan terbukti dapat meningkatkan

hasil belajar siswa”. Adapun menurut Akhmad Sudrajat (2011): „‟Pembelajaran

inkuiri berorientasi pada pengembangan intelektual. Tujuan utama dari pembelajaran inkuiri adalah pengembangan kemampuan berfikir. Dengan demikian, pembelajaran ini selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar”.

(akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/12/pembelajaran-inquiry/).

H. Hipotesis

(19)

10

(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian merupakan suatu kegiatan mencermati suatu objek yang memiliki tujuan dan kegunaan tertentu dengan menggunakana cara dan aturan metodologi.

Seperti menurut Nazir (2005:84): “Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu

secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan – aturan yang berlaku”. Jadi dalam setiap penelitian dibutuhkan metode yang ilmiah, sebagai alat untuk memecahkan masalah yang akan diteliti. Metode yang digunakan harus sesuai dengan masalah yang akan diteliti dan tujuan penelitian.

Mengenai metode penelitan, Sugiyono (2010:3) mengemukakan bahwa: “Secara

umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.

Berdasarkan pemaparan di atas, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Di samping itu penulis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diselidiki atau diamati. Mengenai eksperimen Sugiyono (2009:107) mengemukakan

bahwa: ”Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian

yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam

(21)

42

Berdasarkan uraian tersebut, secara spesifik penelitian eksperimen dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap proses belajar kasti pada permainan bola kecil di Madrasah Ibtidaiyah Annur 1 Cibalong Garut.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat penelitian yang akan digunakan oleh peneliti, lokasi penelitian ini yaitu di Madrasah Ibtidaiyah Annur 1 Cibalong Garut.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam waktu 6 minggu, yaitu mulai dari tanggal 19 April - 26 Mei 2012. Jadwal pemberian perlakuan dilakukan tiga kali dalam satu minggu, jumlah pertemuan dalam penelitian ini adalah 14 kali pertemuan. Sehingga perlakuan diberikan sebanyak 12 kali pertemuan, 2 kali pertemuan untuk pre-test dan

post test. Habellinck (1978) dalam Agustan (2011:23) mengemukakan

bahwa:”…penelitian menyebutkan bahwa frekuwensi latihan paling sedikit 3 hari

perminggu, baik untuk olahraga kesehatan, olahraga pendidikan dan olahraga prestasi. Hal ini disebabkan ketahanan seseorang akan menurun setelah 40 jam tidak

(22)

43

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-Posttest Control Group Design (Sugiyono, 2009:110).

Desain ini dapat digambarkan seperti berikut:

R1O1 X1 O2

R2O3 X 2 O4

Keterangan:

R1 = Kelompok perlakuan (treatment) R2 = Kelompok kontrol

O1 = Nilai pretest kelompok perlakuan O3 = Nilai pretest kelompok kontrol

X1 = Perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri

X2 = Perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered)

(23)

44

Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam gambar 3.1 berikut:

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2009:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi menurut Arikunto (2010:173) adalah: “Keseluruhan subjek

Siswa Ekstrakurikuler Kasti

Madrasah Ibtidaiyah Annur I Cibalong Garut

Kelompok A Kelompok B

Tes Awal

Keterampilan Gerak Dasar Kasti

Model Pembelajaran Inkuiri Model Pembelajaran Berpusat pada Guru (Teacher Centered)

(24)

45

penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah

penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi”. Lebih lanjut Nawawi

(1985) dalam Ridwan (2010:8) mengenukakan bahwa: “ Polpulasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung atau pengukuran kuantitatif maupun

kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap”.

Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa Madrasah Ibtidaiyah Annur 1 Cibalong Garut yang mengikuti ekstrakulikuler kasti.

2. Sampel

Menurut Arikunto (2010:174): ”Sampel adalah sebagian atau populasi yang

diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2009:118) mengemukakan bahwa: ”Sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu”.

Berdasarkan penjelasan kutipan di atas, maka penulis simpulkan sampel adalah sebagian dari populasi yang dapat mewakili seluruh populasi.

Untuk penelitian ini penulis mengambil seluruh jumlah populasi sebagai sampel, karena siswa yang mengikuti ekstrakurikuler kasti di Madrasah Ibtidaiyah Annur 1 Cibalong Garut kurang dari 100 yakni hanya berjumlah 32 orang. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Arikunto (1992) dalam Mesa (2011:70) berikut :

(25)

46

populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 20-25% atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dari

segi waktu, tenaga, dan data”

Berdasarkan pada pejelasan tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebanyak 32 siswa, masing-masing kelompok berjumlah 16 siswa. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

simple random sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sample dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan starta yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2009:120).

E. Instrumen Penelitian

(26)

47

1. Lempar Tangkap (frekuwensi) 2. Lari Mengelilingi Lapangan Kasti 3. Lempar Target

4. Memukul (betting)

Berikut ini adalah penjelasan dari butir-butir tes keterampilan gerak dasar kasti untuk siswa sekolah dasar yang akan diukur.

1. Lempar Tangkap (Frekuewensi)

 Alat dan fasilitas

- Bola kasti, stop watch, meteran, dinding yang telah diberi, garis pembatas, pluit

 Target

- Sebuah target berbentuk garis melintang yang diletakan pada dinding setinggi 99 cm dari titik tengah ke lantai.

- Pada target diberi jarak lempar sepanjang 3 m.

 Pelaksanaan Tes

- Subyek berdiri dibelakang garis starberjarak 3 m dari dinding,

- Kemudian pada saat pluit pertama ditiupkan subjek melempar bola diatas garis target yang melintang sebanyak-banyaknya selama 30 detik. Tes ini diberikan 1 kali kesempatan.

(27)

48

Gambar 3.2

Diagram Tes Lempar Tangkap

1 1 m

3m

X (testee)

2. Lari Mengelilingi Lapangan kasti

 Alat dan fasilitas

- Lapangan kasti, peluit, stop watch

 Pelaksanaan tes

- Subjek berdiri ditempat ruang pelambung dengan aba-aba siap berlari.

- Pada saat pluit ditiupkan maka subjek lari mengelilingi lapangan kasti dengan catatan harus melewati tiap tiang hinggap pertama hingga enginjak ruang pelambung kembali.

 Teknik Penskoran

- Lamanya waktu yang ditempuh dalam melakukan tes lari mengelilingi lapangan kasti. (untuk lebih jelasnya lihat gambar 3.3)

 Penjelasan dalam gambar

(28)

49

Gambar 3.3

Diagram Lapangan Tes Lari Mengelilingi Lapangan Kasti

5m 60m

30m

30m

3. Lempar target

 Alat dan fasilitas

- Bola kasti, dinding yang telah diberi lingkaran target lemparan, peluit

 Target

- Sebuah target berbentuk lingkaran diletakan pada dinding setinggi 99 cm dari titik tengah lingkaran tersebut ke lantai.

- Pada target tersebut dibuat 4 buah lingkaran masing – masing lingkaran ber - radius 3 inch; 11 inch; 21 inch; 33 inch, dengan urutan skor dari tiap lingkaran sebagai berikut : 4 ; 3 ; 2 dan 1. - Bila bola tidak dapat mengenai sasaran 4 ; 3 ; 2 dan 1 maka subyek

diberikan skor dengan nilai 0. a 5m

b 5m c 5m d

(29)

50

1  Pelaksanaan tes

- Subyek berdiri dihadapan dinding dengan jarak 13,6 m. - Pada aba-aba pluit ditiupkan subjek melemparkan bola - Subjek melakukan 4 kali lemparan

 Teknik penskoran

- Skor yang terbanyak kemudian dijumlahkan (untuk lebih jelasnya lihat pada gambar 3.4)

13,6m

X(testee)

Gambar 3.4

Diagram Lapangan Overhand Accuracy Throw

4. Memukul Bola (Batting)

Tujuan: Mengukur komponen power dan kecepatan

 Alat dan Fasilitas

2

3

(30)

51

- Meteran, Lapangan kasti, bola kasti, pemukul/tongkat, peluit

 Pelaksanaan Tes

- Subyek berdiri di tempat pemukul atau rumah.

- Kemudian subyek melambungkan bola sendiri dan segera dipukul. - Kesempatan memukul bola sebanyak 5 kali. (lihat gambar 3.4)

 Cara Menskor

- Menghitung jarak bola tepat berhenti pada jarak 5,4,3 dan 2 - Untuk nilai satu apabila subyek tidak mengenai bola

- Skor terbanyak yang diperoleh setelah pelaksannaan tes selesai kemudian dijumlahkan.

Diagran lapangan tes fungo batting Gambar 3.4

(31)

52

No Item Tes

Koefisien Korelasi

rhitung Harga thitung Harga ttabel Keputusan

1 0,803 8,184 1,714 Valid

2 0,390 2,032 1,714 Valid

3 0,684 4,082 1,714 Valid

4 0,656 4,168 1,714 Valid

Menurut hasil perhitungan di atas maka dapat disimpulkan bahwa seluruh item tes dinyatakan valid.

Realibilitas tes keterampilan gerak dasar kasti dalam Nurhandayati (2011:59) adalah sebagai berikut:

No

Item Tes Harga r11 Harga rtabel Keputusan

1 0,926 0.413 Realiabel

2 0,561 0.413 Realiabel

3 0,787 0.413 Realiabel

4 0,792 0.413 Realiabel

Dengan demikian maka variable tersebut memiliki realibitas yang signifikan sebagai instrument penelitian dan apabila dilihat dalam interpretasi r. Arikunto (2002) dalam Nurhandayati (2011:59) Nilai r = 1,00 menunjukan pada interpretasi tinggi. Ini berarti nilai instrument tersebut memiliki tingkat keterandalan baik.

F. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data

(32)

53

menggambarkan tujuan penelitian. Hasil dari pengumpulan data diharapkan mampu menggambarkan pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar kasti pada permainan bola kecil.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji liliefors untuk uji normalitas data dan menggunakan tes Bartleth untuk uji homogenitas serta uji signifikansi sebagai berikut:

1. Uji normalitas data dengan menggunakan uji normalitas liliefors 2. Uji Homogenitas

Untuk menguji kesamaan (homogenitas) beberapa sampel, penulis menggunakan tes Bartleth.

3. Uji Signifikansi

Untuk menguji signifikansi hasil eksperimen, maka dilakukan t-test

t =

√[∑ ∑ ][ ]

Keterangan:

M = Nikai rata-rata hasil perkelompok N = Banyaknya subjek

(33)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Permainan kasti merupakan salah satu permainan bola kecil yaitu permainan yang menggunakan bola berukuran kecil. Dalam permainan ini terdapat empat gerak dasar seperti melempar, menangkap, memukul dan berlari. Selain itu, kekompakkan para pemain juga sangat dibutuhkan. Untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik model pembelajaran inkuiri merupakan pendekatan yang lebih tepat digunakan dalam pembelajaran permainan kasti. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang penulis lakukan. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, diperoleh kesimpulan bahwa proses pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri memberikan pengaruh yang lebih besar dibandingkan dengan model pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) terhadap hasil belajar kasti siswa ekstrakulikuler Madrasah Ibtidaiyah Annur I Cibalong Garut.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, ada beberapa hal yang dapat disampaikan sebagai saran atau masukan yaitu, sebagai berikut:

(34)

62

Madrasah Ibtidaiyah Annur I Cibalong Garut. Berdasarkan hal tersebut, disarankan bagi para guru pendidikan jasmani untuk menggunakan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran kasti.

2. Melalui model pembelajaran inkuiri ini siswa akan lebih bersemangat dan aktif dalam mengikuti proses pembelajaran kasti.

3. Bagi lembaga sekolah dan dinas pendidikan, perlu adanya publikasi dan pemahaman tentang model pembelajaran inkuiri dalam proses pembelajaran. 4. Bagi rekan mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang berkaitan dengan

model pembelajaran inkuiri, penulis menyarankan agar menggunakan media-media yang lain seperti video dan gambar, agar siswa mudah mengerti mengenai permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam suatu permainan.

(35)

63

Arikunto, Suharsini. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: PT.Rineka Cipta

Boediono, dan Koster, Wayan. (2001). Statistika dan Probabilitas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset

Hendrayana, Yudi. (2005). Perencanaan Pengajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI

Husdarta. (2009). Manajement Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta Nazir, Moh. (2005). Metode Penelitian. Ghalia Indonesia - IKAPI. Bogor.

Nining. (2011). Konsep Pembelajaran (Online).

Tersedia:http://ningningocha.wordpress.com/2011/06/10/konsep-pembelajaran/

Nurhandayati. (2011). Pengaruh Pendekatan Cooperative Learning dalam Permainan Bola Kecil di SDN III Awiraranca Kabupaten Kuningan. Skripsi FPOK UPI: Tidak Diterbitkan

Riduwan. 2010. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers

Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

(36)

64

Stepani, Mesa Rahmi. (2010). Pengaruh Pendekatan Model Pembelajaran Taktis dan Pendekatan Tradisional terhadap Hasil Belajar dan Motivasi Belajar Permainan Bola Basket.Skripsi FPOK UPI: Tidak Diterbitkan

Sudrjat, Akhmad. (2011). Pembelajaran Inquiry (Online). Tersedia: (akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/12/pembelajaran-inquiry/).

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung. Alfabeta

Sukintaka. (2004). Teori Pendidikan Jasmani. Bandung: Nuansa

Sumantri. (1993). Pembelajaran Inkuiri (Online). Tersedia: (http://skripsi-tesis-

karyailmiah.blogspot.com/2011/05/pembelajaran-inkuiri-inquiry-teaching.html)

Suparlan, Ajang dkk. (2010). Permainan Bola Kecil. Bandung. FPOK UPI Sutikno, M Sobry. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Prospect

Tite, Juliantine dkk. (2011). Model-Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI

Wena, Made. (2011). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporel. Jakarta: Bimi Aksara

(http://belajarpsikologi.com/pengertian-model-pembelajaran/#ixzz1k05GgnZl).

Gambar

Gambar Pelaksanaan Pre Test (Tes Awal)……………………………………
Tabel 3.1  Validitas Tes Keterampilan Gerak Dasar Kasti……..………………...
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian………….…………………………… 44
Gambar 3.2 Diagram Tes Lempar Tangkap
+4

Referensi

Dokumen terkait

Bagian pertama tentang pendekatan dalam kajian etika komunikasi yaitu pendekatan kultural guna menganalisis perilaku pelaku profesi komunikasi dan pendekatan strukrural

Pada level ini memperlihatkan bangunan yaitu ruangan lobby dan lounge bagian hotel resort, sebagaimana pada gambar 6.3 dibawah.. 3 Denah

Untuk mengetahui pengaruh ion logam Fe 2+ pada media MS dengan penambahan Zat Pengatur Tumbuh 2,4-D yang dikombinasikan dengan air kelapa terhadap

Kesepuluh prinsip pokok tersebut merupakan pilar utama yang menyangga berdiri tegaknya suatu Negara Hukum modern 5 , yakni: (1) supremasi hukum (supremacy of

City branding dapat dikatakan sebagai pembentukan dan pembangunan citra (merek) pada suatu kota, daerah atau tempat baik dengan penggunaan ikon, simbol, tagline atau

pusat pemerint ahan kecamat an j uga harus merupakan wil ayah yang st rat egis, dapat dij angkau ol eh sebagian besar masyarakat desa yang t ersebar dal am

menggunakan model pembelajaran kooperatif melalui strategi snowball throwing berbantu media TTS. Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD pada materi.

“ Hubungan Nilai pH Cairan Pleura Dengan Hasil Pleurodesis Pada Penderita Efusi Pleura Karena Keganasan “ sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan