• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN GERAK DAN LAGU DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN MUSIKAL DAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK USIA DINI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN GERAK DAN LAGU DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN MUSIKAL DAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK USIA DINI."

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL... i

LEMBAR PENGESAHAN... ii

LEMBAR PERNYATAAN... iii

ABSTRAK... iv

KATA PENGANTAR... v

UCAPAN TERIMAKASIH... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 B. Rumusan Masalah... 7

C. Tujuan Penelitian... 8

D. Manfaat penelitian... 8

E. Definisi Operasional... 9

F. Asumsi dan Hipotesis... 12

G. Metode Penelitian... 14

H. Lokasi dan Sample Penelitian... 15

BAB II. LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Gerak dan Lagu... 17

(2)

2. Fungsi... 18

3. Tujuan... 18

4. Jenis dan Macam gerak dan lagu untuk Anak... 19

5. Lagu dan Musik... 21

6. Fungsi Lagu bagi anak Usia Dini... 22

B. Kecerdasan Musikal………. 23

1. Pengertian... 23

2. Tujuan... 24

3. Ciri-ciri Kecerdasan Musikal... 26

4. Fungsi music terhadap Anak Usia Dini... 28

5. Alat musik untuk Anak Usia Dini... 31

C. Kecerdasan Kinestetik 32 1. Pengertian... 32

2. Ciri-ciri Kecerdasan Kinestetik... 33

D. Keterkaitan Pembelajaran Gerakdan Lagu dengan Kecerdasan Musikal dan Kecerdasan Kinestetik... 34

E. Pelaksanaan Pembelajaran Gerak dan Lagu bagi Anak Usia 1. Merencanakan Gerak dan Lagu... 36

2. Pelaksanaan Pembelajaran Gerak dan Lagu... 38

F. Reviu Hasil Penelitian Tentang Gerak dan Lagu pada AnakUsia Dini...

(3)

BAB III METODE PENELITIAN 46

A. Design Penelitian... 46

B. Populasi Penelitian... 48

C. Deskripsi Lokasi Penelitian... 49

D. Instrumen Penelitian... 49

E. Pengolahan dan Analisis Data... 53

F. Tehnik Pengumpulan Data... 64

G. Prosudur Penelitian... 66

H. Agenda Kegiatan Pernelitian... 70

I. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Gerak dan Lagu 72 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 82 A. Hasil Pengolahan Data ……….. 82

1.Pengaruh Pembelajaran Gerak dan Lagu dalam Meningkatkan Kecerdasan Musikal………... 2.Pengaruh Pembelajaran Gerak dan Lagu dalam Meningkatkan Kecerdasan Kinestetik... 82 84 B. Hasil Pembahasan………. 86

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 94 A. Simpulan……… 94

B. Rekomendasi……… 95

(4)
(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya akan lebih optimal lagi apabila ditujukan kepada anak sejak dalam kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Tujuannya adalah membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik, intelektual, emosional, moral dan agama secara optimal dalam lingkungan pendidikan yang kondusif demokratis dan kompetitif.

PAUD merupakan komitmen dunia. Jomtien Thailand (1990) menghasilkan komitmen “Pendidikan untuk semua orang, sejak lahir sampai menjelang ajal”. Deklarasi Dakkar (2000) menghasilkan komitmen “Memperluas dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan Pendidikan Anak Usia Dini secara komprehensif terutama yang sangat rawan dan terlantar dan Deklarasi dunia tentang anak (Declaration World Fit for Children) di New York (2002) yang menghasilkan komitmen”Penyediaan Pendidikan yang Berkualitas”.

(6)

anak maka perlu diupayakan pendidikan yang tepat bagi anak sejak usia dini. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa pada masa usia dini seluruh aspek perkembangan kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual mengalami perkembangan yang sangat luar biasa. Berdasarkan hasil studi longitudinal Bloom (Juntika Nurikhsan, 2007 : 138) menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun kepasitas kecerdasan sudah mencapai 50%, usia 8 tahun mencapai 80 % dan usia 13 tahun mencapai 92 %.

Pada masa usia dini merupakan masa terjadinya kematangan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi (rangsangan) yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan potensi fisik (motorik), intelektual, emosional, sosial, bahasa, seni dan moral spiritual.

Kegiatan gerak dan lagu sangat melekat erat dan tidak dapat dipisahkan terutama dalam memberikan pembelajaran kepada anak usia dini. Pembelajaran gerak dan lagu merupakan sebuah kegiatan dalam bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain, aktivitas yang dilakukan melalui gerak dan lagu diharapkan akan menyenangkan anak sekaligus menyentuh perkembangan bahasa, kepekaan akan irama musik, perkembangan motorik, rasa percaya diri, serta keberanian mengambil resiko. Karena itu perlu adanya suatu kegiatan yang dapat melatih para pendidik anak usia dini dalam memberikan perangsangan pada anak melalui gerak dan lagu.

(7)

signifikan bagi anak-anak, yang akan memberi kesan responsif dan spontan, jujur, serta tanpa disertai pretensi tertentu, terutama bila dibandingkan dengan tingkat umur tertentu yang sudah memiliki kecerdasan emosional yang mulai berkembang. Reaksi yang dimunculkan adalah reaksi dari tubuh itu sendiri, yang bergerak manakala ada sesuatu yang "luar biasa" terjadi pada seorang anak.

Bisa dicatat pula bahwa rangsangan dengar untuk balita yang dilakukan setiap saat kita menirukan bunyi irama, hampir dipastikan anak balita akan mengikuti "keteraturan" ritme yang kita perdengarkan pada mereka dengan memamerkan gerak-gerak non keseharian, antara lain, dengan spontanitas lenggak-lenggoknya seiring dengan keteraturan "musik" yang kita lantunkan. Atau bila seorang anak mendapatkan barang yang menjadi idaman dan impiannya sepanjang hari, maka seiring dengan diraihnya impian barang tersebut, si anak pasti akan menari-nari.

Dengan alasan tersebut begitu pentingnya pembelajaran gerak dan lagu bagi anak usia dini dalam melatih ketajaman pendengaran dan daya konsentrasi anak terutama pada aspek kecerdasan emosional, kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik.

(8)

Musik adalah salah satu bentuk seni yang menggunakan suara dan tubuh manusia sebagai instrumen alami dan menggunakan ekspresi diri. Musik lahir bersamaan dengan munculnya manusia. Musik adalah suatu bahasa internasional, artinya bahwa musik dapat dinikmati oleh semua orang tanpa peduli mereka memahami atau tidak bahasa yang digunakan ataupun tanpa berbicara sekalipun. Musik juga merupakan jendela ke dalam hati dan perasaan manusia yang terdalam. Musik dapat mengungkapkan emosi yang tidak dapat disampaikan dengan bentuk seni lainnya. Hampir semua orang dapat dipengaruhi musik. Musik merupakan bahasa pendengaran yang menggunakan 3 komponen dasar intonasi suara, irama, dan warna nada. Biasanya menggunakan notasi dengan sistem simbol yang unik. Tak terhitung banyaknya kombinasi dari ketiga elemen ini yang menghasilkan keanekaragaman musik yang luar biasa yang ditemukan seluruh dunia.

Aspek pengembangan seni (musikal) bertujuan untuk membangun/ meningkatkan kemampuan anak dalam berkreatifitas, imajinasi, apresiasi, daya ingat, bereksperimen, membuat hasta karya sederhana dengan berbagai alat dan bahan main yang ada disekitarnya, sesuai dengan tahap kerkembangan anak.

(9)

Fakta permasalahan yang terjadi berdasarkan pengamatan kepada anak Kelompok Bermain Mandiri SKB Sumedang dan berdasarkan hasil informasi dari Pengelola adalah sebagai berikut :

a) Masih sedikitnya pembelajaran gerak dan lagu yang diterapkan kepada anak usia dini oleh pendidik, yang mengakibatkan anak tidak senang bermain alat musik, tidak senang bernyanyi, merasa sulit menghapal lagu dan bernyanyi dan kurang peka terhadap suara-suara.

b) Masih banyak anak yang merasa malu dan takut ketika ibu gurunya menyuruh untuk bernyanyi dan bergerak sesuai lagu, padahal dengan musik dan nyanyian dapat menyalurkan, mengendalikan, menimbulkan rasa senang, lucu, haru dan kagum. Hal ini sangat erat kaitannya dengan perkembangan psikomotorik anak.

c) Masih kurangnya anak usia dini dalam mengembangkan gerak tubuh melalui nyanyian, menselaraskan antara pikiran dan tubuh (koordinasi tubuh), mengembangkan kelincahan, kekuatan, dan keseimbangan tubuh serta mengkoordinasikan mata dengan tangan dan kaki.

d) Masih kurang tersedianya sarana media pembelajaran gerak dan lagu melalui CD interaktif , DVD dan komputer.

(10)

wawasan, keindahan,dan cita rasa estetika hingga dapat membantu anak menumbuh-kembangkan segi emosionalnya. Anak bisa mengekspresikan dan meluapkan emosinya, dapat menyerap, menarik dan mengundang rasa senang, santai, kaguam dan haru.

Untuk menghadapi masalah-masalah tersebut, maka penangannannya harus dilakukan sedini mungkin, dimana anak perlu dibantu dalam meningkatkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetiknya yang diharapkan dengan cara pembelajaran gerak dan lagu yang dilakukan bersama-sama guru dan anak yang dapat membantu perkembangan otak, perkembangan indra, perkembangan kemampuan bahasa, dan kemampuan sosial anak usia dini (hingga 6 tahun). Pembelajaran gerak dan lagu ini akan membantu anak untuk melibatkan asfek motorik, intelektual dan emosi anak dalam sebuah kegiatan bersama.

Coulter irwan (2008) mengklasifikasi lagu-lagu, gerakan dan permainan anak sebagai latihan untuk otak yang brilian. Melalui permainan yang mengandung musik, tak hanya perkembangan bahasa dan kosakata saja yang meningkat, tetapi juga berita dan keterampilan beriramanya. Logika membuat anak nantinya mampu mengorganisasi ide dan mampu memecahkan masalah (Minarso,2007).

(11)

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut serta melihat permasalahan dan fenomena yang terjadi pada Kelompok Bermain Mandiri SKB Sumedang maka penulis memfokuskan kajian pada Pengaruh pembelajaran gerak dan lagu dalam meningkatkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik anak usia dini (Studi eksperimen kuasi pada anak Kelompok Bermain Mandiri SKB Sumedang Tahun Pelajaran 2009-2010)

B. Rumusan masalah

Dalam penelitian ini yang ingin diselidiki bagaimana pengaruh pembelajaran gerak dan lagu dalam meningkatkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik anak usia dini pada Anak Kelompok Bermain Mandiri SKB Sumedang. Untuk keperluan penelitian ini dipilih dua kelompok, satu kelompok eksperimen dan satu kelompok kontrol yang keduanya dilatih dengan menggunakan metode yang berbeda, yaitu pendekatan pembelajaran gerak dan lagu dan pendekatan konvensional, Selanjutnya akan diteliti pengaruh pembelajaran gerak dan lagu terhadap kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik anak usia dini pada Kelompok Bermain Mandiri SKB Sumedang sebagai dampak instruksional dalam pembelajaran.

Agar diperoleh keterarahan fokus maka rumusan masalah penelitian dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut :

(12)

2. Apakah pembelajaran gerak dan lagu berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kecerdasan kinestetik?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian yang telah dirumuskan, maka

tujuan pokok penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Apakah pembelajaran gerak dan lagu berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kecerdasan musikal?

2. Untuk mengetahui Apakah pembelajaran gerak dan lagu berpengaruh positif dan signifikan terhadap peningkatan kecerdasan kinestetik?

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna baik secara teoritis maupun praktis, sebagaimana dipaparkan di bawah ini:

(13)

a) Dapat dijadikan suatu pola dan strategi pembelajaran bagi guru Kelompok Bermain dalam proses meningkatkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik melalui pembelajaran gerak dan lagu.

b) Dapat dijadikan sebuah alternatif pembelajaaran dalam meningkatkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik anak usia dini.

2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk dijadikan : a) Informasi bagi para guru dan orang tua murid dalam mengembangkan

kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik anak usia dini Kelompok Bermain Mandiri SKB Sumedang.

b) Sebagai bahan masukan bagi para pengelola pendidikan anak usia dini, dalam merencanakan, melaksanakan, menempatkan dan mengevaluasi pembelajaran dalam mengembangkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik.

c) Masukan bagi Pimpinan Lembaga Kelompok Bermain untuk memfasilitasi guru dalam merumuskan konsep dalam mengembangkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik anak usia dini di masa yang akan datang.

d) Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk melakukan penelitian lanjut mengenai pengembangan kecerdasan mudikal dan kecerdasan kinestetik anak

E. Definisi Operasional

(14)

1. Pembelajaran Gerak dan Lagu

Pembelajaran gerak dan lagu adalah bernyanyi dan latihan gerak tubuh yang sangat berhubungan erat, karena irama lagu dapat mempengaruhi dan mengendalikan pusat syaraf. Sehingga cara belajar yang baik bagi anak adalah melalui lagu dan gerakannya. Untuk itu pembelajaran melalui gerak dan lagu yang dilakukan sambil bermain akan membantu anak untuk lebih mengembangkan kecerdasannya tidak hanya pada aspek pengembangan seni, bahasa dan fisiknya saja tetapi juga pada pengembangan emosional dan kognitif anak. (Frigyes Sandor, 1975 : 4) dalam buku 9 penerapan Gerak dan Lagu terbitan P2PNFI jayagiri Lembang.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat dirumuskan bahwa pembelajaran gerak dan lagu merupakan pembelajaran yang menggunakan media tape, CD, alat-alat musik dengan tujuan anak dapat meningkat kemampuan bernyanyi dan bermain alat musik juga dapat menggerakkan tubuhnya sesuai dengan irama dan syair lagu, dapat menari dengan luwes dan lentur.

2. Kecerdasan Musikal

(15)

ataupun intuitip, ataupun dalam analitik dan teknikal). (Agustin Mubiar, 2006 : 48)

Adapun indikator dari kecerdasan Musikal yang akan dikembangkan dan ditingkatkan pada Kelompok Bermain Mandiri SKB dalam penelitian ini adalah (a). senang bermain alat musik (b). bersenandung dan bernyanyi ( c). mudah mengenal lagu dan menghapal lagu (d) peka terhadap suara-suara.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan musikal dapat meningkatkan aspek perkembangan anak dalam bermusik yang mencakup kepekaan dan penguasaan terhadap nada, irama, pola-pola ritme, tempo, instrument dan ekspresi music hingga seseorang dapat menyanyikan lagu, bermain musik dan menikmati musik.

3. Kecerdasan Kinestetik

(16)

Kecerdasan kinestetik identik dengan kemampuan seseorang dalam mengembangkan gerak sehingga mempunyai nilai performan yang begitu indah dan berbeda dari yang lainnya. Untuk mengenal gerak secara lebih mendalam dan dapat mengembangkannya, kita perlu mengetahui bahwa terdapat 5 gerakan dasar. Gerakan ini terdiri atas (1) koordinasi tubuh, (2) kelincahan, (3) kekuatan, (4) keseimbangan, serta (5) koordinasi mata dengan tangan dan kaki.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan kinestetik merupakan kemampuan dalam menggunakan keseluruhan potensi tubuh untuk mengekspresikan ide-ide dan perasaan. Memiliki kemampuan untuk menggunakan tangan untuk memproduksikan atau mentransformasikan benda. Dalam hal ini termasuk keterampilan khusus seperti koordinasi, keseimbangan, kekuatan, fleksibilitas dan kecepatan.

F. Asumsi dan Hipotesis 1.Asumsi

(17)

keterampilan sebagai perkembangan dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.”. Kecerdasan anak tidak akan berkembang tanpa adanya kematangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi keterampilan pada anak yaitu : keturunan, makanan, inteligensi, pola asuh, kesehatan, budaya, ekonomi, sosial, jenis kelamin, dan rangsangan dari lingkungan sangant erat pengaruhnya. Gerak menjadi hal yang sangat kreatif bila dipadukan dengan musik yang diinterpretasikan anak menurut caranya masing-masing. Akan tetapi sebelum anak mampu melakukan gerak yang ekspresif ini, terlebih dahulu ia harus menguasai variasi-variasi dari gerakan tubuhnya. Dengan belajar melalui gerakan, maka anak dapat belajar tentang dirinya dan dunianya. (Piaget, 1976 : 168) dalam buku Psikologi Bermain Anak Usia Dini oleh Diana Mutiah.

Menurut pendapat Frost dan Piaget (1969 : 169) yang diterjemahkan oleh Diana Mutiah mengatakan bahwa anak dapat mengekspresikan diri melalui gerakan, dan berpikir melalui gerak dan tubuh. Mengacu pada teori tersebut dapat diasumsikan bahwa melalui pembelajaran gerak dan lagu kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik dapat ditingkatkan. Aktivitas gerak (movement activities) memainkan peranan penting bagi perkembangan psikomotorik, kemampuan kognitif dan kemampuan afeksi (Gallahue, 1973 : 169). dalam buku Psikologi Bermain Anak Usia Dini oleh Diana Mutiah

(18)

langsung dan efektif melalui gerakan (Swanson, 1961 : 168) dalam buku Bermain melalui gerak dan lagu oleh Diana Mutiah.

2. Hipotesis

Menurut Ridwan (2008:35), “hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya melalui penelitian ilmiah.” Oleh sebab itu, untuk mengetahui pengaruh pembelajaran gerak dan lagu terhadap kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik anak usia dini, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :

a) Terdapat peningkatan yang signifikan dalam kecerdasan musikal pada anak yang memperoleh pembelajaran gerak dan lagu.

b) Terdapat peningkatan yang signiifikan dalam kecerdasan kinestetik pada anak yang memperoleh pembelajaran gerak dan lagu

G. Metode Penelitian

(19)

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen kuasi (Creswell,2003) karena dalam pengambilan sampel tidak dilakukan random asigment, tetapi ditentukan berdasarkan kelas yang ada. Penelitian eksperimen ini bertujuan menguji pembelajaran gerak dan lagu untuk meningkatkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik anak usia dini. Untuk keperluan uji model secara empirik, maka disusun desain eksperimen The

Mactcing-Only Design (Fraenkel, 2003) dengan menggunakan diagram

Pretest-Posstest Control Group Design.

Tabel 1. Desain Eksperimen Pretest-Posstest Control Group Design

Kelompok Pretest Treatmen Posstest

Treatment Group 01 X1 02

Control Group 03 X2 04

Kelompok eksperimen dan kontrol terpilih diberi prestest (O) dan posttest (O). Kelompok eksperimen diberi perlakuan pembelajaran gerak dan lagu (X1), sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional (X2).

(20)

1. Lokasi

Lokasi penelitian adalah di Kelompok Bermain Mandiri SKB Sumedang yang beralamat di Jalan Raya Tanjungsari km 18 Tanjungsari Sumedang Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2010/2011 di kelas B. Penelitian di SKB Mandiri dipilih atas dasar pertimbangan sebagai berikut :

a) Kelompok Belajar Mandiri SKB Sumedang merupakan lembaga yang sudah lama berdiri, memiliki siswa yang homogen artinya siswa berasal dari kalangan menengah kebawah dilihat dari segi sosial ekonominya dan kepala kelompok bermain mendukung terlaksananya penelitian

b) Memiliki jumlah murid yang cukup banyak dan sebagai salah satu sekolah nonformal yang pertama di Kabupaten Sumedang.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah anak-anak Kelompok bermain SKB Sumedang kelas B yang diambil dari dua kelas yang berbeda-beda dan masing-masing kelas dilatih dengan menggunakan pembelajaran yang berbeda yaitu kelas eksperimen diberikan pembelajaran gerak dan lagu dan kelas kontrol diberikan pembelajaran konvesional.

(21)
(22)
(23)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu : cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan. Sugiyono (2009 : 3). Pendapat lain tentang metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai suatau tujuan, sedangkan penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk memecahkan suatu masalah dan untuk menembus batas-batas ketidakmampuan manusia (Ridwan, 2008 : 1), sedangkan menurut Udin Syaefudin Sa”ud (2007 : 2) penelitian merupakan proses pengumpulan dan analisis serta interpretasi temuan yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode-metode ilmiah. Jadi metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan oleh peneliti dalam merancang, melaksanakan, mengolah data dan menarik kesimpulan berkaitan dengan masalah-masalah penelitian tertentu. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Dalam bukunya, MacMillan dan Schumacher (2001:590) menjelaskan bahwa penelitian eksperimen merupakan: “research in which the

independent variable is manipilated to investigete cause-and-effect relationships

between the independent and dependent variable” (penelitian dengan variabel

(24)

Disebabkan tidak dimungkinkannya untuk mengontrol semua variabel yang dapat mempengaruhi variabel bebas dan variabel terikat secara ketat, maka bentuk penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen semua (Quasi eksperimen).

Adapun jenis desain dalam penelitian ini berbentuk desain Nonequivalent

Control Group Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang digunakan

untuk penelitian tidak dipilih secara random, sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pre-test dengan maksud untuk mengetahui keadaan awal apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Hasil pre-test yang baik bila dinilai, maka kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan dengan kelompok kontrol.

Pengaruh perlakuan adalah (O2-O1) – (O4-O3). Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1. Desain Eksperimen

Pretest-Posstest Control Group Design

Kelompok Pretest Treatmen Posstest

Treatment Group 01 X1 02

Control Group 03 X2 04

Gambar 3.1. Desain Kuasi Eksperimen (Sugiiyono, 2007 : 112)

Keterangan:

(25)

B : Kelompok Kontrol

O1 : Pre-test sebelum diberi perlakuan pada kelompok eksperimen

O2 : Post-test setelah diberi perlakuan pada kelompok eksperimen

O3 : Pre-test pada kelompok kontrol

O4 : Post-test pada kelompok kontrol

Berdasarkan table di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian eksperimen yang dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari suatu perlakuan yang diberikan secara berulang-ulang dalam waktu tertentu. Dalam hal ini penulis menggunakan Pembelajaran gerak dan lagu untuk mengukur seberapa besar peningkatan kecerdasan Musikal dan kecerdasan kinestetik anak usia dini di kelas B Kelompok Bermain Mandiri SKB Sumedang.

B. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian

(26)

Dalam penggunaan populasi ini dilakukan dengan total sampling 30 orang. Suharsini Arikunto (2000 : 5), penentuan sampel berjumlah dari 100 orang dapat digunakan toal sampling artinya seluruh siswa menjadi sampel. Terbagi menjadi dua kelompok yakni 15 anak untuk kelas control dan selebihnya untuk kelas eksperimen.

C. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Kelompok Bermain Mandiri SKB Sumedang yang beralamat di Jalan Raya Tanjungsari km 18 Tanjungsari Sumedang Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat.

Pemilihan Sekolah Kelompok Bermain Mandiri SKB Sumedang berdasarkan pertimbangan bahwa masalahnya ada dan sangat esensial untuk diteliti, lokasi sekolah dekat dengan tempat dimana peneliti tinggal. Selain itu alasan praktis yang ada bahwa penulis bekerja pada sekolah ini sehingga waktu penelitian dapat dipermudah dan didukung oleh banyak pihak, dan demi kebutuhan masa depan sekolah maka diharapkan hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk kemajuan pembelajaran siswa di kemudian hari.

Subjek eksperimen yaitu kelompok B Kelompok Bermain Mandiri SKB Kabupaten Sumedang. Dalam pelaksanaannya peneliti yang mengatur skenario pembelajaran sedangkan guru menjalankan eksperimen sesuai skenario.

(27)

Instrumen penelitian menjelaskan semua alat pengambilan data yang digunakan, proses pengumpulan data dan teknik penentuan kualitas instrumen (Validitas dan reliabilitasnya) (Ridwan, 2009 : 71).

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu validitas dan reliabilitas (Arikunto, 1999:160). Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan instrument tes. Salah satu ciri tes yang baik adalah valid dapat mengukur apa yang hendak diukur.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu (Arikunto, 1998:170). Instrumen yang sudah dapat dipercaya atau reliabel akan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali pun diambil, akan tetap sama.

Fraenkel dan walen (1993:556) menyatakan bahwa ”The degree to which

score obtained with an instrument are consistent measures of whatever the

instrument measures” Penekanannnya terhadap konsistensi. Jika hasil tes dihitung

(28)

pada masing-masing pengetesan, memperoleh nilai relatif tetap dan tidak berubah. Artinya kapan pun instrumen tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama.

Uraian instrumen penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.2

Instrumen Kecerdasan Musikal Anak Usia Dini

(29)

musik

Instrumen Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini

(30)

2. Koordinasi

Kelincahan 3. Bergerak dari satu tempat ke

(31)

kaki lentur 10.

Mengekspresik an diri melalui gerakan sesuai dengan irama musik

Obser vasi

Anak 24

E. Pengolahan dan Analisis Data

1. Uji Coba Instrumen

Setelah instrumen disusun, maka tahap selanjutnya yaitu melakukan uji coba terhadap instrumen tersebut dengan tujuan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid atau tepat terhadap aspek yang akan diukur (Suharsimi Arikunto 2001 : 144). Instrumen yang valid adalah instrumen mempunyai validitas tinggi, sebaliknya yang kurang valid memiliki validitas yang rendah. Untuk itu perlu adanya suatu uji validitas dan uji reliabilitas instrumen.

a. Uji Validitas Instrumen

(32)

Menurut Akdon (2008 : 138) sebuah instrumen diputuskan dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur jika instrumen sudah diuji validitasnya dan hasilnya valid. Validitas setiap butir item yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan korelasi person

product moment, kemudian menghitung harga thitung.

Salah satu ciri tes yang baik adalah valid dapat mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui validitas isi tes penulis melakukan konsultasi dengan Dosen pembimbing dan guru di sekolah tempat penelitian. Validitas isi ini ditetapkan berdasarkan kejelasan bahasa pedoman observasi, kesesuaian dengan tingkat kemampuan siswa, dan kebenaran materi. Butir pedoman observasi yang validitas isinya memadai dicobakan kepada kelas lain diluar subjek sampel, untuk mengetahui apakah redaksi pedoman observasi dapat dipahami dengan baik.

(33)

rxy = Koefisien korelasi N = Jumlah Siswa X = Skor item

Y = Skor total (Arikunto, 2002)

Selanjutnya interpretasi koefisien validitas yang diperoleh menggunakan klasifikasi koefisien validitas menurut Guilford (dalam Suherman dan Sukjaya, 1990: 147), seperti terlihat pada Tabel 3.3 di bawah ini.

Untuk mengetahui apakah setiap butir dalam instrumen itu valid atau tidak, dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antara skor butir (X) dengan skor total (Y), dengan kritria:

1. Bila Rhitung ≥ Rkritis, maka butir instrumen valid. 2. Bila Rhitung < Rkritis, maka butir instrumen tidak valid. (Sugiono, 2009)

Dari hasil perhitungan untuk Kecerdasan Musikal, diketahui bahwa korelasi ke dua puluh butir item dengan skor total ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 3.4

Hasil Perhitungan Pengujian Validitas Instrumen

No. rhitung rkritis Keputusan

r1y 0,28 0.497 Tidak Valid

(34)

r3y 0,75 0.497 Valid

r4y 1,20 0.497 Valid

r5y 1,18 0.497 Valid

r6y 0,57 0.497 Valid

r7y 0,75 0.497 Valid

r8y 0,55 0.497 Valid

r9y 0,54 0.497 Valid

r10y 0,78 0.497 Valid

r11y 0,95 0.497 Valid

r12y 0,76 0.497 Valid

r13y 0,82 0.497 Valid

r14y 0,88 0.497 Valid

r15y 0,75 0.497 Valid

r16y 0,63 0.497 Valid

r17y 0,29 0.497 Tidak Valid

r18y 0,55 0.497 Valid

r19y 0,82 0.497 Valid

r20y 0,57 0.497 Valid

Dari hasil perhitungan untuk kecerdasan kinestetik, diketahui bahwa korelasi ke-24 butir item dengan skor total ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 3.5

(35)

No. rhitung rkritis Keputusan

r1y 0,51 0.497 Valid

r2y 0,62 0.497 Valid

r3y 0,51 0.497 Valid

r4y 0,59 0.497 Valid

r5y 0,76 0.497 Valid

r6y 0,57 0.497 Valid

r7y 0,57 0.497 Valid

r8y 0,19 0.497 Tidak Valid

r9y 0,76 0.497 Valid

r10y 0,52 0.497 Valid

r11y 0,66 0.497 Valid

r12y 0,69 0.497 Valid

r13y 0,492 0.497 Tidak Valid

r14y 0,62 0.497 Valid

r15y 0,62 0.497 Valid

r16y 0,76 0.497 Valid

r17y 0,76 0.497 Valid

r18y 0,84 0.497 Valid

r19y 0,48 0.497 Tidak Valid

r20y 0,76 0.497 Valid

r21y 0,76 0.497 Valid

(36)

r23y 0,76 0.497 Valid

r24y 0,76 0.497 Valid

b. Uji Reliabilitas Data

Instrumen dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan kepada subjek yang sama, secara berkali-kali dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui nilai reliabilitas, digunakan rumus Alpha (dalam Suherman dan Sukjaya, 1990: 194) yaitu sebagai berikut:

11

S = Jumlah varians skor setiap butir soal

2 t

S = Varians skor total

Selanjutnya dilakukan penginterprestasian nilai koefisien (r11) yang diperoleh,

untuk mengetahui tinggi, atau rendahnya reliabilitas instrumen yang dibuat,

menurut J.P Guilford (dalam Suherman dan Sukjaya, 1990: 117) adalah sebagai

(37)

Tabel 3.6

Klasifikasi Interpretasi Derajat Reliabilitas

Nilai r11 Interpretasi

r11 ≤ 0,20

0,20 < r11 ≤ 0,40

0,40 < r11 ≤ 0,60

0,60 < r11 ≤ 0,80

0,80 < r11 ≤ 1,00

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

Hasil perhitungan uji coba instrumen penguasaan kecerdasan musikal diperoleh koefisien reliabilitas r11 = 0.919 berarti berada pada tingkat reliabilitas sangat tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.

Hasil perhitungan uji coba instrumen penguasaan kecerdasan kinestetik diperoleh koefisien reliabilitas r11 = 0.93 berarti berada pada tingkat reliabilitas sangat tinggi. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.

(38)

Untuk menganalisis data yang berkaitan dengan hasil pretest, posttest, dan indeks gain dari data kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik, yaitu dengan cara menguji normalitas, menguji homogenitas, dan uji kesamaan rata-rata.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas data merupakan syarat dalam melakukan uji kesamaan rata-rata. Cara melakukan uji normalitas yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan SPSS 13.0 for windows.

Kedua sampel dikatakan normal jika signifikansinya p > 0,05 Jika sudah dipastikan kedua sampel berdistribusi normal, langkah selanjutnya adalah melakukan uji homogenitas variansi. Apabila salah satu kelas atau keduanya tidak normal, dilakukan uji statistik non-parametrik.

(39)

Tabel 3.7

Deskripsi Statistik Kecerdasan Musikal

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation EKSPERIMEN

15 9.00 13.00 11.3333 1.39728

15 7.00 14.00 10.5333 1.76743

KONTROL

Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu 11,33 dan rata-rata kelas kontrol yaitu 10,53. maka terdapat perbedaan diantara keduanya, namun untuk melihat signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata tersebut akan dilakukan analisis data dengan menguji normalitas data, uji homogenitas variansi, dan uji kesamaan rata-rata.

Adapun hasil pengolahan data untuk uji normalitas kecerdasan musikal tersebut disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.8

Hasil Uji Normalitas Skor Pretest Kecerdasan Musikal Anak Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

(40)

Statistic df

Sig.

PRETEST EKSPERIMEN .150 15 .200(*)

PRETEST KONTROL .204 15 .093

Karena nilai sig. sebesar 0,200 untuk kelas eksperimen dan untuk kelas kontrol nilai sig. Sebesar 0,093, dan kedua kelas nilai sig. Lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dapat disimpulkan kedua data Skor pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi normal.

Adapun deskripsi statistik kecerdasan kinestetik dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.9

Deskripsi Statistik Kecerdasan Kinestetik

Minim um

Maximu

m Sum Mean

Std. Deviation

EKSPERIMEN 15 .40 1.00 .7727 .19032

KONTROL 15 .00 .70 .3740 .22661

(41)

keduanya, namun untuk melihat signifikan atau tidaknya perbedaan rata-rata tersebut akan dilakukan analisis data dengan menguji normalitas data, uji homogenitas variansi, dan uji kesamaan rata-rata.

Hasil uji normalitas kecerdasan kinestetik anak dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.10

Hasil Uji Normalitas Skor Pretest Kecerdasan Kinestetik Anak Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Kolmogorov-Smirnov(a)

Statistic df Sig.

EKSPERIMEN .192 15 .141

KONTROL .200 15 .108

Karena nilai sig. sebesar 0,141untuk kelas eksperimen dan untuk kelas kontrol nilai sig. Sebesar 0,108, dan kedua kelas nilai sig. Lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dapat disimpulkan kedua data berdistribusi normal. Karena kedua data berdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji homogenitas variansi.

b. Uji Homogenitas Variansi

(42)

homogenitas variansi yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan SPSS 13.0 for windows.

Selanjutnya akan didapatkan hasil uji homogenitas variansi berdasarkan uji Levene. Kedua sampel homogen kalau signifikansinya p > 0,05 dan tidak homogen untuk signifikansi yang lain. Apabila kedua variansinya homogen, maka akan dilanjutkan dengan uji-t, jika tidak homogen akan menggunakan uji-t.

Hasil uji homogenitas kecerdasan musikal dapat dilihat seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.11

Hasil uji Homogenitas skor pretes Kecerdasan Musikal Anak Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.377 1 28 .544

(43)

Sedangkan hasil uji homogenitas kecerdasan kinestetik dapat dilihat seperti pada tabel berikut :

Tabel 3.12

Hasil Uji Homogenitas skor pretest Kecerdasan Kinestetik anak Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Levene Statistic df1 df2 Sig.

1.539 1 28 .225

a. Uji Kesamaan Rata-Rata

Uji kesamaan rata-rata dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Cara melakukan uji homogenitas variansi yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan SPSS 13.0 for windows.

Alat analisis yang digunakan adalah melalui uji statistik dilakukan untuk melihat perbedaan antara kedua kelompok adalah uji beda . Penentuan uji beda yang digunakan didasarkan kepada hasil uji normalitas data yang diperoleh. Metode statistik parametrik uji t digunakan jika data terdistribusi secara normal, sedangkan jika data tidak berdistribusi secara normal digunakan statistik nonparametrik yaitu uji Wilconxon-Signed Test untuk melihat hasil uji pretest –

(44)

eksperimen dengan kelompok kontrol, analisis data tersebut menggunakan SPSS 17.

Pada output terdapat dua hasil uji kesamaan dua rata-rata. Hasil pertama merupakan hasil uji kesamaan dua rata-rata dengan asumsi variansi kedua kelas homogen, dan hasil kedua merupakan hasil uji kesamaan dua rata-rata dengan asumsi variansi kedua kelas tidak homogen (Uji-t'). Pilih hasil uji-t sesuai dengan hasil uji homogenitas variansi. Ada-tidaknya perbedaan dilihat dari nilai signifikansinya. Jika nilai signifikansi p > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan, selain itu berarti terdapat perbedaan.

Berdasarkan data dilapangan dapat diketahui hasil uji kesamaan rata-rata pada tabel 3.13 berikut :

Tabel 3.13

Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata

t-test for Equality of Means

t df

Sig. (2-tailed) Pretes Equal variances assumed

1.375 28 .181

(45)

Karena nilai sig. 0,181 lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka tidak terdapat perbedaan kemampuan kecerdasan musikal antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol

Sedangkan hasil perhitungan kecerdasan kinestetik disajikan dalam Tabel 4.16 berikut :

Tabel 3.14

Hasil Uji Kesamaan Rata-Rata Kecerdasan Kinestetik

t-test for Equality of Means t df Sig. (2-tailed) PRETES Equal variances

assumed -.368 28 .716

Equal variances not

assumed -.368 26.258 .716

Karena nilai sig. 0,716 lebih besar dari taraf signifikan 0,05, maka dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan kemampuan kecerdasan kinestetik antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol .

(46)

Teknik pengumpulan data berupa observasi dan studi dokumentasi. Paparannya sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Sugitono (2007 : 203) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah pengamatan dan ingatan. Observasi yaitu melakukan pengamatan langsung ke objek penelitian untuk melihat kegiatan yang dilakukan (Akdon,2008:136).

(Sugiyono 2008:145) Lincoln dan Guba (1985) mengatakan dalam kegiatan observasi yang perlu dilakukan adalah (1) Menanggalkan teori sehingga pemahaman yang tidak terungkap dapat terlihat, (2) Berpegangan pada fokus dan tujuan penelitian yaitu mampu membedakan antara observasi khusus atau umum dengan bantuan ceklis (3) Menentukan kriteria dan standar pengumpulan data tentang sikap dan kepribadian siswa dalam kegiatan belajarnya. (Suherman dan Sukjaya, 1990:76). Inti dari observasi adalah memungkinkan peneliti untuk menarik kesimpulan tentang makna dan sudut pandang responden, kejadian atau proses yang diamati.

Penelitian ini menggunakan Skala Guttman yang dapat disebut juga skala

scalogram yang sangat baik untuk meyakinkan peneliti tentang kesatuan dimensi

(47)

sudah berkembang atau belum dengan adanya pembelajaran gerak dan lagu yang telah diberikan.

Pada saat observasi, dilaksanakan peneliti dan guru menjadi pengamat (observer) dan memberikan nilai sesuai dengan kriteria penilaian yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan perilaku yang ditunjukan oleh anak. Secara umum pemberian nilai dilakukan skor 1 (satu) jika anak dapat melakukan apa yang diharapkan, dan 0 (nol) jika anak tidak dapat melakukan apa yang diharapkan. Kriteria penilaian dalam pedoman observasi disajikan lelbih rinci sesuai dengan perintah yang mewakili satu variabel, maka satu variabel memiliki kriteria tertentu. (Pedoman Observasi terlampir)

2.Studi Dokumentasi

Untuk melengkapi data-data yang diperlukan oleh peneliti dapat dilakukan dengan kegiatan studi dokumentasi yang ada, baik kondisi atau fasilitas sekolah kelompok bermain, keadaan orangtua atau masyarakat di lingkungan sekolah, baik dari segi status ekonomi, sosial, dan lain sebagainya.

G.Prosedur Penelitian

(48)

Bagan 3.5 Prosedur Penelitian Penyusunan Perangkat

Pembelajaran dan Instrumen

Uji Coba Instrumen

Pelaksanaan Eksperimen dan Pre

Tes

Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

Pembelajaran Konvensional Pembelajaran Gerak

dan Lagu

Observasi

Pelaksanaan Post Tes

Analisis Data

(49)

Penelitian ini berawal dari proses seminar usulan penelitian tesis, kemudian dilanjutkan dengan konsultasi tesis. Draf penelitian yang telah mendapat masukan dari pembimbing kemudian diperbaiki dan setelah melalui diskusi yang panjang dengan para pembimbing tesis agar tesis yang ditulis sesuai dengan kaidah karya tulis ilmiah yang berlaku di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

Langkah sselanjutnya adalah pengembangan instrumen (alat pengumpul data) penelitian. Pada awal mula dalam tahap ini adalah membuat kisi-kisi instrumen agar butir-butir instrumen yang dikembangkan sesuai dengan definisi operasional yang telah dirumuskan.

Prosedur penelitian meliputi langkah-langkah yang telah direncanakan sebelum pelaksanakan dilakukan, adapun tahapan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

(50)

menentukan instrumen yang akan dikembangkan melalui lembaran observasi. Instrumen yang akan digunakan untuk melihat pengembangan kecerdasan musikal dan kinestetik anak terlebih dahulu di diskusikan dengan pembimbing sebelum di uji cobakan pada anak-anak Kelompok Bermain Mandiri SKB Sumedang.

2. Tahap Pendahuluan

Pada tahapan ini peneliti mengunjungi Kelompok Bermain Mandiri SKB Sumedang untuk meminta izin kepada Kepala SKB untuk melaksanakan penelitian dengan menyerahkan surat izin penelitian dari Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Tahap berikutnya mendiskusikan dengan guru kelas yang dijadikan sebagai tempat eksperimen tentang pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran gerak dan lagu dan sekaligus menetapkan jadwal penelitian.

3. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, guru kelas eksperimen melakasanakan pembelajaran dengan Pembelajaran gerak dan lagu yang sudah dituangkan dalam jadwal kegiatan belajar mengajar seperti tercantum sebagaimana pada tabel berikut :

Melatih guru tentang pembelajaran gerak dan lagu

Guru kelas

(51)

3.

Pelaksanaan Pembelajaran gerak dan lagu selama enam kali perlakuan

Tidak diterapkan pembelajaran gerak dan lagu (pembelajaran Konvensional

Setelah selesai pembelajaran gerak dan lagu maka diadakan postes terhadap kedua kelompok baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Data yang sudah terkumpul dianalisis dan diolah secara statistik untuk data kuantitatif dan hasilnya di deskripsikan.

H. Agenda Kegiatan Penelitian

Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama delapan bulan pada tahun pelajaran 2010/2011 dengan jadwal sebagaimana tercantum dalam tabel di bawah ini:

Jadwal Penelitian

No Kegiatan Tahun

(52)

1. Tahap Pertama: Penyusunan Usulan Penelitian

a. Menyusun Usulan Penelitian

b. Sidang Usulan Penelitian

c. Perbaikan Usulan Penelitian

2. Tahap Kedua: Penulisan Tesis

a. Penyusunan Kuesioner b. Menyebarkan

Kuesioner c. Analisis dan

Pengolahan Data d. Penulisan

Laporan Tesis e. Bimbingan

Tesis

3. Tahap Ketiga: Sidang Tesis

a. Bimbingan Akhir Tesis b. Perbaikan Tesis

(53)

I. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran Gerak dan Lagu

(54)

sampai 60 menit, dengan jumlah anak sebanyak 15 orang dan seorang guru sebagai pembimbing.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap responden dapat dideskripsikan. Adapun deskripsi pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran gerak dan lagu di kelas B Kelompok Bermain Mandiri SKB Sumedang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Perlakuan 1

Perlakuan pertama dilakukan pada hari Senin Tanggal 9 Mei 2011

Kegiatan awal

a) Guru menyiapkan Alat-alat Musik (Angklung, Tam-tam, Suling, Gitar, dan gendang)

b) Guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran

c) Guru menata lingkungan kelas yang kondusif untuk mendukung perkembangan anak

Apersepsi

Guru mengajak bernyanyi kepada anak, Kemudian guru menanyakan siapa yang ingin bermain musik, guru menjelaskan cara memainkan alat-alat musik.

Kegiatan Inti

(55)

b) Demontrasikan kepada anak gerakan-gerakan membunyikan alat-alat musik.

Kegiatan Penutup

Guru mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dengan mengajak anak duduk melingkar, kemudian guru bertanya tentang perasaan anak setelah melakukan kegiatan. Dan mengajak anak-anak bergerak mengikuti musik dan lagu dengan gerakan yang sesuai dengan yang disebutkan dalam syair lagu.

2. Perlakuan II

Perlakuan kedua dilakukan pada hari Senin Tanggal 12 Mei 2011

Kegiatan awal

a) Guru menyiapkan tape recorder dan kaset

b) Guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran

c) Guru menata lingkungan kelas yang kondusif untuk mendukung perkembangan anak

Apersepsi

Apersepsi dilakukan guru dengan cara mengajak mendengarkan lagu dari tape recorder dan mengajak bernyanyi bersama-sama anak. Kemudian guru menanyakan judul lagu yang telah dinyanyikannya.

(56)

1) Guru menjelaskan cara menggerakkan tubuh anak dengan mengikuti lagu yang dinyanyikan.

2) Ajaklah anak-anak mendengarkan musik dan lagu dengan penuh perhatian. Anak-anak tidak akan dapat melakukan gerak yang ekspresif sesuai dengan musik dan lagu, jika tidak mendengarkannya lebih dahulu.

3) Demontrasikan kepada anak gerakan-gerakan yang dilakukan sesuai dengan irama dan syair lagu.

4) Ajaklah anak-anak bergerak mengikuti musik dan lagu dengan gerakkan yang sesuai dengan yang disebutkan dalam syair lagu.

Contoh:

Burung dan Kucing

1. Aanak berdiri berhadapan X X

X X

X X

2. Aanak memeragakan gerakan burung dan kucing bergantian X X

X X

X X

(57)

5) Bimbinglah anak dalam melakukan setiap gerakkan

6) Sediakan ruangan yang cukup untuk dapat bergerak dengan bebas. Kalau perlu bagilah anak menjadi kelompok-kelompok atau dibuat secara bergiliran sehingga tidak berdesak-desakan atau berantakan. KUCING DAN BURUNG

Burung : Cit cit cuit Kucing : Meoung Burung : Cit cit cuit Kucing : Meoung Dimanakah..? Burung : Ha…ha…ha… Kucing : Kau berada? Burung : Ha...ha....ha... Kucing : Kau kan kutangkap Burung

a) Kedua tangan direntangkan dibahu sambil digerakan keatas dan kebawah meniru burung

(58)

Kucing

a) Kedua tangan diletakan didepan dada b) Kepala diangguk- anggukkan

Kegiatan Penutup

Guru mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan, kemudian guru mengajak anak duduk melingkar dengan menyanyikan lagu gembira, guru menanyakan beberapa pertanyaan tentang permainan yang baru dilakukan dan menanyakan perasaan anak saat bermain. Kemudian mengajak anak-bernyanyi dengan gerakan-gerakan tubuh sesuai dengan nyanyian.

3. Perlakuan III

Perlakuan ketiga dilakukan pada hari Senin Tanggal 16 Mei 2011 dengan mengajarkan tentang pembelajaran gerak dan lagu.

Kegiatan awal

a) Guru menyiapkan tape recorder dan kaset.

b) Guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran.

c) Guru menata lingkungan kelas yang kondusif untuk mendukung perkembangan anak.

Apersepsi

(59)

Guru menjelaskan cara menggerakkan tubuh anak dengan mengikuti lagu yang dinyanyikan. Ajaklah anak-anak mendengarkan musik dan lagu dengan penuh perhatian. Anak-anak tidak akan dapat melakukan gerak yang ekspresif sesuai dengan musik dan lagu, jika tidak mendengarkannya lebih dahulu.

Demontrasikan kepada anak gerakan-gerakan yang dilakukan sesuai dengan irama dan syair lagu, gerakannya yaitu :

1) Meniti jembatan yang dibuat dari bangku papan/ kayu dengan posisi tubuh lurus dan tangan direntangkan.

2) Tangan kanan di pinggang tangan kiri direntang kaki kiri diangkat. 3) Tangan kiri dipinggang tangan kanan direntang kaki kanan diangkat. 4) Badan diputar.

5) Melompat ke depan. 6) Melompat ke belakang. 7) Melompat ke atas.

Ajaklah anak-anak bergerak mengikuti musik dan lagu dengan gerakkan yang sesuai dengan yang disebutkan dalam syair lagu.

1. Lagu GERAK TUBUH

(60)

Berputar membentuk lingkaran Kakiku sangatlah kuat

Aku melompat ke depan Aku melompat ke belakang Juga melompat tinggi Oh...oh...ho...re...

Kegiatan Penutup

Anak diajak kembali berkumpul serta guru menghitung jumlah anak yang ada. Guru menanyakan beberapa pertanyaan tentang permainan yang baru dilakukan dan menanyakan perasaan anak saat bermain. Kemudian mengajak anak-bernyanyi dengan gerakan-gerakan tubuh sesuai dengan nyanyian. Selanjutnya guru mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan, kemudian guru mengajak anak bernyanyi dengan lagu gembira.

4. Perlakuan IV

Perlakuan keempat dilakukan pada hari Senin Tanggal 19 Mei 2011 dengan mengajarkan tentang pembelajaran gerak dan lagu.

Kegiatan awal

(61)

c) Guru menata lingkungan kelas yang kondusif untuk mendukung perkembangan anak.

Apersepsi

dilakukan guru dengan cara mengajak bernyanyi kepada anak. Kemudian guru menanyakan judul lagu yang telah dinyanyikannya. Kegiatan inti

1) Guru menjelaskan cara bermain dengan alat-alat balok keseimbangan. 2) Ajaklah anak-anak berjalan diatas balok keseimbangan.

3) Ajaklah anak-anak bergerak melangkah menyamping diatas balok keseimbangan dengan langkah variasi.

Kegiatan Penutup

Guru mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan, kemudian guru mengajak anak duduk melingkar dengan menyanyikan lagu gembira, guru menanyakan beberapa pertanyaan tentang permainan yang baru dilakukan dan menanyakan perasaan anak saat bermain. Kemudian mengajak anak-bernyanyi dengan gerakan-gerakan tubuh sesuai dengan nyanyian.

5.Perlakuan V

Perlakuan kelima dilakukan pada hari Senin Tanggal 23 Mei 2011.

Kegiatan awal

(62)

c) Guru menata lingkungan kelas yang kondusif untuk mendukung perkembangan anak.

Apersepsi

Guru mengajak bernyanyi kepada anak, Kemudian guru menanyakan siapa yang ingin bermain musik. Guru menjelaskan cara memainkan alat-alat musik.

Kegiatan Inti

1) Ajaklah anak-anak mengenal sumber-sumber bunyi.

2) Demontrasikan kepada anak gerakan-gerakan membunyikan alat-alat musik.

3) Guru mengajak anak untuk menebak sumber bunyi-bunyi dari alat musik. 4) Guru mengajak anak mengenali suara-suara yang ada di sekitarnya.

Kegiatan Penutup

Guru mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan dengan mengajak anak duduk melingkar, kemudian guru bertanya tentang perasaan anak setelah malakukan kegiatan. Dan ajaklah anak-anak bergerak mengikuti musik dan lagu dengan gerakkan yang sesuai dengan yang disebutkan dalam syair lagu.

6. Perlakuan V1

Perlakuan pertama dilakukan pada hari Senin Tanggal 30 Mei 2011.

(63)

a) Guru menyiapkan Tape Recorder.

b) Guru menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran.

c) Guru menata lingkungan kelas yang kondusif untuk mendukung perkembangan anak.

Apersepsi

Guru mengajak bernyanyi kepada anak. Kemudian guru menanyakan siapa yang ingin Menari, guru menjelaskan cara mengolah gerak tubuh dalam bentuk tarian.

Kegiatan Inti

1) Ajaklah anak-anak menggerakkan tubuh mengikuti irama musik, dan mengajak anak-anak menari dengan luwes dan lentur.

2) Badan dibungkukkan posisi punggung lurus ke depan, tangan lurus ke bawah, badan digerakan ke atas dan ke bawah.

3) Duduk di lantai kedua tangan memegang lutut, badan digerakkan ke depan dan ke belakang.

4) Duduk di lantai kedua tangan dan kaki lurus ke depan, badan digerakkan ke depan dan ke belakang.

5) Berdiri kembali kemudian melompat ke atas. Kegiatan Penutup

(64)
(65)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Simpulan hasil penelitian pengaruh pembelajaran gerak dan lagu dalam meningkatkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik dipaparkan berikut ini :

1. Secara umum dapat diketahui bahwa pencapaian kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik anak pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mengalami peningkatan yang berbeda, peningkatan kecerdasan di kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.

2. Pembelajaran gerak dan lagu dapat meningkatkan kecerdasan musikal , hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan anak yang senang bermain alat musik, senang bersenandung dan bernyanyi, mudah mengenal dan menghapal lagu dan peka terhadap suara-suara bunyi-bunyian disekitar.

3. Pembelajaran gerak dan lagu dapat meningkatkan kecerdasan kinestetik, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan anak pada koordinasi tubuh anak, kelincahan, kekuatan dan keseimbangan, koordinasi pada mata dengan tangan dan kaki.

(66)

5. Terdapat peningkatan yang signifikan dalam kecerdasan musikal pada anak yang memperoleh pembelajaran gerak dan lagu.

6. Terdapat peningkatan yang signifikan dalam kecerdasan kinestetik pada anak yang memperoleh pembelajaran gerak dan lagu.

B. Rekomendasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran gerak dan lagu berdampak sangat baik bagi kemampuan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik anak usia dini karena itu penulis merekomendasikan kepada semua pihak baik bagi guru, orang tua, pengelola Pendidikan Anak Usia Dini, serta peneliti lain. Adapun rekomendasi penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru untuk melakukan pembelajaran gerak dan lagu dalam pembelajarannya karena pembelajaran gerak dan lagu dapat meningkatkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik anak usia dini secara signifikan dibanding dengan pembelajaran konvensional di Kelompok Bermain.

2. Bagi orang tua murid diharapkan pembelajaran gerak dan lagu dapat diterapkan juga di rumah, agar adanya kesinambungan pembelajaran karena dapat meningkatkan kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik anak usia dini.

(67)

lagu kepada guru-guru lain, dan disarankan untuk mendapatkan pelatihan pembelajaran gerak dan lagu karena dengan pembelajaran gerak dan lagu berdampak positif bagi kecerdasan musikal dan kecerdasan kinestetik anak usia dini.

(68)
(69)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon (2008). Aplikasi Statistik dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan

Managemen. Bandung: Dewa Ruchi.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto, S. (1991). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Agustin, M. (2008). Mengenali dan Memahami Dunia Anak. Bandung.

Allport, G. W., (1950). The Individual and His Religion. New York : MacMillan Publishing Co., Inc.

Bennett, N. (2005). Teaching Through Play (Mengajar Lewat Permainan).Jakarta: PT Gramedia.

Budiani, A.. Dkk. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI Press. Djamarah, SB. (2008)). Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Djaali. (2008). Psikologi Pendidikan. (Edisi Pertama, Cetakan Kedua). Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. 1992. Pedoman Penggunaan Alat Peraga

Taman Kanak-kanak. Jakarta.

Dockett, S& Fleer M. (2000). Play and Pedagogy in Early Childhood- Bending

The Rulse. Australia: Harcout.

Gwendolyn, C & Fellows, J. (1988). Teaching Social Skills to Children (second edition). New York: Pergamon Press.

Hartinah.S (2008). Perkembangan Peserta Didik.Refika Aditama : Bandung Hurlock, E (1986).Psikologi Perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang

kehidupan. Penerjemah Istiwidayanti. Jakarta : Erlangga.

McMillan, J.H. and Schumacher, S. (2001). Research in Education. New York: Longman.

Megawangi,R, dkk. (2005). Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan.Depok: Indonesia Heritage Foundation.

Musbikin. (2010). Buku Pintar PAUD (Dalam Perspektif Islami). Jogyakarta: Laksana

(70)

Mutiah, D. (2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Muslihudin&Agustin, M. (2008). Mengenali dan Mengembangkan Potensi

Kecerdasan Jamak Anak Usia TK dan RA. Bandung : Rizqi Press.

Moeslichaoen, R. (2004). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Mutiah, M.(2010). Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana

Nurani Yuliani S, (2009) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini,JakartaPT Indeks

Nurihsan, J. (2007). Buku Materi Pokok Perkembangan Peserta Didik. Bandung Parke, RD & Gauvain, M. (2009). Child Psykology (A Contemporary Viewpoint)

Seventh Edition. New York: McGraw-Hill Companies. Inc.

Patmonodewo, S. (2003). Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009. Standar Pendidikan Anak Usia dini. PPPG Tertulis.( 2006) Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah.Bandung. Ranggiasanka, A. (2011). Serba-serbi Pendidikan Anak. Jakarta: Siklus.

Rachmawati,Y&Kurniati,E.(2010). Strategi Pengembangan Kreatifitas pada Anak

(Usia Taman Kanak-kanak). Jakarta:Kencana prenada Media group.

Rasyid Fathur (2010) Cerdaskan Anakmu dengan Musik Jogjakarta DIVA Press Ridwan. (2008). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta

Riduwan. (2009). Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta

Tedjasaputra. (2001. Bermain, Mainan, dan Permainan Untuk Pendidikan anak

Usia dini. Jakarta: Grasindo

Santrock. (2007). Child Development (Elevent Edition). New York; McGraw-Hill Companies.Inc.

Santi.(2009). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT Indeks

(71)

Satiadarma Monty P & Zahra Roswiyani P, Cerdas dengan Musik. Jakarta:Puspa Swara

Sudjana. (1996). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sujiono, YN. (2009). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Sururi&Suharto, N.(2007). Belajar SPSS For Windows. Bandung: Dewa Ruchi. Soemitro. 1992. Permainan Kecil.Jakarta: Depdikbud.

Solehuddin M.dkk,(2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Andira

---. (1997). Konsep dasar Pendidikan Prasekolah. Bandung: UPI Soedono Anggani dkk, 2000. Buku Pedoman Untuk Taman Kanak-kanak.

Bandung:IGTKI-GTZ.

Sudono, A. (2010). Sumber belajar dan Alat Permainan (Untuk Anak Usia

Dini).Jakarta: Grasindo.

Tarigan (2008). Berbicara (Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa). Bandung: Angkasa.

Tim Pengembang. (2006). Metode Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003. (2003). Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Indonesia Legal Center Publising.

Wahyudin, U& Agustin,M. (2010) Penilaian Perkembangan anak usia Dini. Bandung: CV Falah production.

Widayati S & Widjati U.(2008). Mengoptimalkan 9 zona kecerdasan Majemuk

Anak. Jogjakarta: Luna Publisher.

Wortham, SC. (2006). Early Childhood Curriculum (Developmental Bases For

Learning and Teaching). Ohio: Pearson Education

Wasik A. Barbara &Seefeldt Carol (2008) Pendidikan Anak Usia Dini

(Menyiapkan Anak usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun Masuk Sekolah)

Indonesia : PT Macanan Jaya Cemerlang

(72)

Yunanto Sri Joko(2004) Sumber Belajar Anak Cerdas, Jakarta: Grasindo

Yus, A. (2011). Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Yusuf,S.LN dan Nurihsan J.(2009). Landasan Bimbingan Dan Konseling. Bandung: Remaja rosdakarya

Gambar

Tabel 1. Desain Eksperimen
Tabel 3.1. Desain Eksperimen
Tabel 3.2 Instrumen Kecerdasan Musikal Anak Usia Dini
Tabel 3.3 Instrumen Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pandangan hukum Islam tentang ganti rugi akibat wanprestasi menurut Pasal 1246 KUHPdt yang wajib diganti hanya berupa kerugian riil yang diderita

[r]

Barda Nawawi Arief ,1991 ,Upaya Non penal dalam penanggulangan kejahatan.. Sahetapy dan Mardjono Reksodiputro ,1982 Paradoks dalam kriminologi

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui Pengaruh Minat menjadi Guru terhadap Kesiapan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2012

Pendidikan bagi manusia merupakan suatu hal yang sangat penting dan perlu dilaksanakan, sebab dengan proses pendidikan manusia akan dapat mengembangkan semua potensi dalam

(1) Bidang Pengembangan Produk Pariwisata mempunyai tugas melaksanakan pembinaan usaha jasa, sarana pariwisata, dan pengusahaan obyek dan daya tarik

Dimana salah satunya teknologi tersebut ialah internet, dengan memanfaatkan internet, pemakai komputer diseluruh dunia akan dimungkinkan untuk saling berkomunikasi dan berbagi

The Portrayal of Gender Roles in Textbooks for Junior High School Students Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. THE PORTRAYAL OF