• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ALAT PEREDARAN DARAH MANUSIA : PTK di Kelas V SD Negeri 3 Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ALAT PEREDARAN DARAH MANUSIA : PTK di Kelas V SD Negeri 3 Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ALAT PEREDARAN DARAH MANUSIA

(PTK di Kelas V SD Negeri 3 Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Elva Nurlatifah

0904562

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014

(2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ALAT PEREDARAN DARAH MANUSIA

(PTK di Kelas V SD Negeri 3 Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh Elva Nurlatifah

0904562

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Elva Nurlatifah 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ALAT PEREDARAN DARAH MANUSIA

(PTK di Kelas V SD Negeri 3 Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)

ELVA NURLATIFAH

0904562

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan pembelajaran di SD Negeri 3 Cikalongwetan terutama pada pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA di SD Negeri 3 Cikalongwetan sering menggunakan metode ceramah sehingga guru masih mendominasi yang mengakibatkan siswa kurang aktif, pembelajaran menjadi membosankan dan rendahnya kemauan siswa mengikuti pembelajaran. Serta kurangnya kegiatan eksperimen untuk melakukan uji coba suatu konsep IPA. Dengan kondisi demikian tentu akan berpengaruh pada motivasi belajar siswa. Melihat dari permasalahan tersebut, maka penelitian tindakan kelas dapat membantu dalam upaya perbaikan pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran POE (predict-observe-explain). Melalui model pembelajaran POE (predict-observe-explain), siswa dilibatkan langsung sehingga siswa aktif dalam pembelajaran serta pemahaman siswa terhadap konsep-konsep IPA dapat bertahan lama. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran POE menunjukkan adanya peningkatan terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Pada siklus I rata-rata motivasi mencapai 64,1% dengan kriteria cukup. Pada siklus II rata-rata motivasi menjadi 77,0 % dengan kriteria baik. Sedangkan hasil belajar pada siklus I rata-rata kelas mencapai 67,2 % dengan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 26,6 % atau 12 orang dan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 73,3 % atau 33 orang.Pada siklus II nilai rata-rata kelas siswa meningkat menjadi 78,1% dengan jumlah siswa yang belum tuntas 11,1 % atau 5 orang dan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 88,8 % atau 40 orang. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran POE pada pembelajaran IPA tentang alat peredaran darah manusia di kelas V dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

(5)

The Application Of Learning Model Predict-Observe-Explain (POE) To Increase Student Motivation Of Study At Learning Science About The

Equipment Of Human Blood

(Class Action Research At The FifthGrade Of SD Negeri 3 Cikalongwetan Regency Of West Java Lesson Year Of 2013/2014)

ELVA NURLATIFAH 0904562

ABSTRACT

This research background by the problem of learning in SD Negeri 3 Cikalongwetan especially at learning science. It often uses speech method, so that the teacher still dominate which caused the student do not active. This learning become boring and the low of student curiosity to follow the learning and the decrease of experiment activity to do the experiment of science concept. With this condition, it will infivence to student motivation of study seeing from the learning, so the action class research can help in repairing the learning is using learning model POE (predict-observe-explain). Learning model of POE (predict-observe-explain) the student dinvolved directly, so that the students active in learning and the understanding of students about science concepts can live for a long time. The research method that is used is class action research with use model Kemmis and Mc Taggard. This action class research consist of two cycles. The result of the research with applicating learning model POE show there is the increase to the student motivation and the result of student in study. At the first cycle, the average motivation reached 64,1 % with enough criteria. At the second cycle, the average of motivation became 77,0 % with good criteria. Whereas the result at the first cycle the average of the class reached 67,2 % with the sum of the students which did’nt finish 26,6 % or 12 people and the sum of students which finished 73,3 % or 33 people. At the second cycle, the average score of the class student in class increase became 78,1 % with the sum of student which did’nt finish 11,1 % or 5 people and the sum of student which did’nt finish 88,8 % or 40 people. So, the learning science about the equipment of human blood at the fifth grade can increase student motivation and the result study of student.

Key word : learning model POE, motivation, learning science

(6)

DAFTAR ISI

Hal

Abstrak ……… i

Kata Pengantar………. ii

Ucapan Terimakasih ………... iii

Daftar Isi ………... v

Daftar Gambar ……….. ix

Daftar Tabel ………. x

Daftar Bagan ……… xi

Daftar Grafik ……… xii

Bab I Pendahuluan ………. 1

A.Latar Belakang Masalah ……….. 1

B.Rumusan Masalah ………... 4

C.Tujuan Penelitian ………. 4

D.Manfaat Hasil Penelitian ………. 5

E. Hipotesis Tindakan ………. 5

Bab II Kajian Pustaka ………... 6

A.Pengertian Motivasi ……… 6

1. Pengertian Motivasi ……… 6

2. Peranan Motivasi dalam Pembelajaran ……….. 7

3. Jenis-jenis Motivasi ……… 7

4. Dasar-dasar Pemberian Motivasi ……… 8

5. Indikator dalam Motivasi ……….. 8

6. Strategi Motivasi ……… 9

7. Bentuk dan Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar ……… 9

B.Pengertian Belajar ………... 11

1. Ciri-ciri Belajar ……….. 11

2. Prinsip-prinsip Belajar ……… 12

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar ……… 12

(7)

D.Pembelajaran IPA ……… 15

1. Pengertian IPA ……….. 15

2. Metode Ilmiah dalam Pembelajaran IPA ……….. 15

3. Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran IPA ……….. 16

E. Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) ……….. 16

1. Pengertian Model Pembelajaran POE ……… 16

2. Manfaat Model Pembelajaran POE (predict-observe-explain)………. 17

3. Langkah Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) ……… 18

4. Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dalam Pembelajaran IPA di SD ……… 19

F. Sistem Peredaran Darah Manusia ……… 21

1. Pengertian Sistem Peredaran Darah Manusia ………. 21

2. Alat Peredaran Darah Manusia ………... 21

2.1 Cara Kerja Jantung ……….. 21

2.2 Denyut Jantung ……… 22

Bab III Metodologi Penelitian ………... 25

A. Metode Penelitian ………. 25

B. Model PTK yang dikembangkan ………. 25

C. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 26

D. Instrumen Penelitian ………. 27

E. Prosedur Penelitian ………... 28

F. Teknik Pengumpulan Data ……… 30

G. Pengolahan dan Analisis Data ……….. 31

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ………... 35

A. Deskripsi Sekolah ………. 35

B. Hasil Penelitian ………. 37

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ………... 37

a. Perencanaan Pembelajaran ……….. 37

b. Pelaksanaan Pembelajaran ………... 38

c. Observasi ………. 41

d. Refleksi ……… 48

(8)

a. Perencanaan Pembelajaran ……… 51

b. Pelaksanaan Pembelajaran ………... 52

c. Observasi ………. 55

d. Refleksi ……… 62

C. Pembahasan ……….. 63

Bab V Kesimpulan dan Saran ………... 66

A. Kesimpulan ………... 66

B. Saran ………. 67

Daftar Pustaka ……… 68

Lampiran ………... 69

Siklus I ………. 70

1. RPP ……… 71

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ……….. 79

3. Kisi-kisi Soal ……… 82

4. Soal Tes ………. 90

5. Lembar Observasi ………. 95

5.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru ……… 96

5.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ………. 101

5.3 Format Kriteria Penilaian Motivasi Belajar Siswa ………. 104

5.4 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa ………. 106

6. Hasil Penelitian ………. 111

6.1 Observasi Aktivitas Guru ……… 111

6.2 Observasi Aktivitas Siswa ……… 116

6.3 Observasi Motivasi Belajar Siswa ……… 127

6.4 Hasil Belajar ……… 132

Siklus II ……… 134

1. RPP ……… 135

2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ……….. 144

3. Kisi-kisi Soal ……… 147

4. Soal Tes ………. 155

5. Lembar Observasi ………. 160

(9)

5.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ……… 169

5.3 Format Kriteria Penilaian Motivasi Belajar Siswa ………. 173

5.4 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa ……… 175

6. Hasil Penelitian ………. 180

6.1 Observasi Aktivitas Guru ……… 181

6.2 Observasi Aktivitas Siswa ……… 190

6.3 Observasi Motivasi Belajar Siswa ……… 207

6.4 Hasil Belajar ……… 212

7. Surat Keputusan (SK Pembimbing, SK Izin Penelitian dari UPI, Surat Ijin Penelitian dari Sekolah, Lembar Bimbingan) ……….. 263 8. Dokumentasi ………. 269

(10)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Struktur Jantung ………. 21

(11)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran ……….. 32

Tabel 3.2 Kategori Tafsiran IPK Keterlaksanaan Pembelajaran (Motivasi Belajar Siswa) ……… 33

Tabel 4.1 Tenaga Pendidik dan Staf Lainnya ……… 35

Tabel 4.2 Persentase Aktifitas Guru Siklus I ………. 42

Tabel 4.3 Persentase Aktifitas Siswa Siklus I ……… 43

Tabel 4.4 Persentase Motivasi Belajar Siswa Siklus I ………... 43

Tabel 4.5 Nilai Rata-Rata Pra Siklus dan Siklus I ………. 46

Tabel 4.6 Persentase Berdasarkan Ketuntasan KKM ………. 47

Tabel 4.7 Persentase Aktifitas Guru Siklus II ……… 56

Tabel 4.8 Persentase Aktifitas Siswa Siklus II ……….. 57

Tabel 4.9 Persentase Motivasi Belajar Siswa Siklus II ………. 58

Tabel 4.10 Nilai Rata-Rata Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ……….. 60

(12)

DAFTAR BAGAN

Hal

(13)

DAFTAR GRAFIK

Hal

Grafik 4.1 Persentase Motivasi Belajar Siswa Siklus I ……….. 45

Grafik 4.2 Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif Siswa ……… 46

Grafik 4.3 Persentase Berdasarkan Ketuntasan KKM ………... 47

Grafik 4.4 Persentase Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ……… 60

Grafik 4.5 Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I dan Siklus II ……… 61

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di zaman yang penuh persaingan seperti ini, salah satu masalah yang di

hadapi dunia pendidikan adalah lemahnya pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran, anak kurang didorong dalam mengembangkan kemampuan

berfikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk

menghapal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat berbagai informasi

yang diperolehnya tanpa memberi kesempatan pada anak untuk memahami

informasi tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bila hal ini

terus dibiarkan, maka anak akan merasa bosan dan tidak tertarik mengikuti

pembelajaran yang sedang berlangsung. Salah satu ciri anak yang tidak memiliki

motivasi dalam belajar adalah anak yang mengalami kebosanan dan tidak tertarik

untuk mengikuti pembelajaran. Motivasi sangat diperlukan siswa karena motivasi

sebagai pengarah untuk perbuatan belajar kepada tujuan yang jelas yang

diharapkan dapat dicapai.

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik yaitu berupa hasrat

dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.

Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar

yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Keberhasilan kegiatan

pembelajaran di kelas tergantung kepada guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran dan memberikan motivasi pada siswa untuk belajar. Pembelajaran

yang menarik dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam

belajar. Untuk itulah, guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang

aktif, menarik dan menyenangkan sehingga siswa memiliki motivasi belajar.

Motivasi belajar sangat diperlukan siswa dalam berbagai mata pelajaran,

salah satunya yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang

(15)

bahwa tujuan pembelajaran IPA di SD secara terperinci adalah: (1) memperoleh

keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,

keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan

dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan

kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,

lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan ketrampilan proses

untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan,

(5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan

melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu

ciptaan Tuhan, dan (6) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan

IPA sebagai dasar untuk melanjutkan ke SMP atau MTs.

Kedudukan dan fungsi guru dalam pembelajaran IPA saat ini cenderung

masih mendominasi. Aktivitas guru lebih besar dibandingkan dengan aktivitas

siswa. Proses komunikasi cenderung satu arah dan pembelajaran IPA dilakukan

berupa ceramah, tanya jawab serta pemberian tugas sehingga kurang mendukung

pengembangan sikap dan keterampilan siswa.

Pembelajaran demikian menyebabkan siswa menjadi kurang aktif

sehingga pembelajaran menjadi sesuatu yang membosankan. Hal tersebut

menyebabkan motivasi belajar siswa menurun dan inisiatif untuk bertanya jarang

dilakukan siswa. Kenyataan tersebut ditemui di SDN Cikalongwetan 3, tempat

penulis melakukan penelitian. Hal tersebut diketahui dari hasil observasi dan

wawancara dengan siswa dan guru di SD setempat. Guru masih dominan dengan

metode ceramah yang berlangsung pada satu arah. Guru hanya menyampaikan

materi pada siswa sedangkan siswa hanya sebagai pendengar saja yang

menyebabkan siswa menjadi pasif. Sedangkan pembelajaran IPA seharusnya

memberikan keterampilan langsung pada siswa seperti adanya observasi terhadap

eksperimen yang dilakukan guru sehingga siswa terlibat secara langsung dan

pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran IPA akan bertahan dalam jangka

(16)

James Conant (Holton dan Roller,1958) menyebutkan bahwa IPA

merupakan suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu

sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi serta

berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut.

Masalah rendahnya motivasi belajar ini tentu harus ditangani dengan

serius, hal ini ditunjukkan dengan rendahnya kemauan belajar siswa seperti siswa

sering keluar masuk kelas dengan cara meminta ijin ke belakang hanya untuk

sekedar jalan-jalan. Berbagai upaya perbaikan dalam proses pembelajaran IPA

harus dilakukan seperti perbaikan terhadap model pembelajaran yang dapat

melibatkan siswa sehingga siswa menjadi aktif dan tertarik untuk mengikuti

pembelajaran.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat membuat pembelajaran berjalan

dengan baik serta menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran yang menyenangkan

dan melibatkan siswa dapat meningkatkan motivasi belajar. Salah satu model

pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan langsung siswa adalah model

pembelajaran predict-observe-explain (POE). Dalam pembelajaran IPA

diperlukan eksperimen (praktikum) untuk menguji kebenaran konsep yang

dimiliki siswa. White and Gustone (dalam Sheppard, 2006:34), menyebutkan

kemampuan predict-observe-eksplain (POE) dapat menyelidiki gagasan siswa dan

cara mereka dalam menerapkan pengetahuan pada keadaan yang sebenarnya

(praktikum).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, bahwa model pembelajaran

predict-observe-eksplain (POE) melatih kemampuan siswa dalam membuat

dugaan (hipotesis) dan membuktikannya melalui observasi dari eksperimen

(praktikum) yang dilakukan siswa dan menjelaskan hasil dari observasi tersebut

kepada orang lain. Dari hasil observasi pada pembelajaran IPA di SDN 3

Cikalongwetan ditemukan bahwa kurangnya kegiatan eksperimen untuk

melakukan uji coba suatu konsep IPA pada siswa kelas V. Padahal kegiatan

eksperimen memungkinkan dapat mengaktifkan siswa dan siswa akan

menentukan sendiri tentang kebenaran suatu konsep sehingga pengetahuan yang

(17)

menerapkan model pembelajaran predict-observe-eksplain (POE) pada

pembelajaran IPA di kelas V SDN 3 Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan metode

penelitian tindakan kelas.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, secara umum masalah penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah rencana pembelajaran IPA tentang alat peredaran darah

manusia dengan menggunakan model pembelajaran predict-observe-explain

(POE) Kelas V di SD Negeri 3 Cikalongwetan ?

2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA tentang alat peredaran darah

manusia melalui model pembelajaran predict-observe-explain (POE) kelas V

SD Negeri 3 Cikalongwetan ?

3. Bagaimanakah motivasi belajar siswa setelah menggunakan model

pembelajaran predict-observe-explain (POE) pada pembelajaran IPA tentang

alat peredaran darah manusia di kelas V SD Negeri 3 Cikalongwetan?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui penggunaan

model pembelajaran predict-observe-explain (POE) di kelas V SD Negeri 3

Cikalongwetan.

Sedangkan secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui rencana pembelajaran IPA tentang alat peredaran darah manusia

melalui penerapan model pembelajaran predict-observe-explain (POE).

2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA tentang alat peredaran darah

manusia melalui penerapan model pembelajaran predict-observe-explain

(18)

3. Mengetahui motivasi belajar siswa setelah digunakan model pembelajaran

predict-observe-explain (POE) pada pembelajaran IPA tentang alat peredaran

darah manusia.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas,

hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :

a. Bagi guru

1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam memilih

metode pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi menarik dan membuat

siswa senang dalam kegiatan belajar terutama dalam pembelajaran IPA.

2. Memberi masukan untuk guru tentang pentingnya memilih metode dan

model pembelajaran yang digunakan sesuai dengan materi yang diberikan,

sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Bagi Siswa

1 Membantu meningkatkan kemampuan memahami konsep pembelajaran IPA

supaya pengetahuan yang diperolehnya membekas dalam dirinya dan tidak

mudah dilupakan.

2 Memberikan pengalaman dan kesan pada siswa terhadap pembelajaran.

3 Meningkatkan motivasi belajar siswa.

c. Bagi sekolah

1. Memberikan informasi tentang pentingnya penggunaan model pembelajaran

predict-observe-explain (POE) dalam meningkatkan kemampuan siswa.

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

“Dengan penerapan model pembelajaran predict-observe-explain (POE) akan meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang alat

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metoda dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR)

merupakan salah satu bentuk penulisan karya ilmiah. PTK merupakan salah satu

upaya guru untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.

Penelitian tindakan merupakan suatu kegiatan siklustis yang bersifat

menyeluruh, yang terdiri dari analisis, penemuan fakta, konseptualisasi,

perencanaan, pelaksanaan dan penemuan fakta tambahan serta evaluasi. Hal ini

disampaikan oleh Sanford,”analysisi, fact finding, conceptualization, planning,

execution, more fact finding or evaluation, and then a repetition of this whole circle of activities, indeed a spiral of such circles.” (Sanford, 1970:4).

Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki praktisi secara

langsung, di tempat itu dan saat itu juga (Raka Joni, 1998). Selain itu penelitian

tindakan kelas juga mengungkap penyebab masalah pembelajaran/pelatihan dan

sekaligus memberikan pemecahan terhadap masalah.

B. Model PTK yang dikembangkan

Model penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan mengikuti

metodologi penelitian kelas dari Kemmis dan Taggart. Penelitian Tindakan Kelas

merupakan kegiatan pemecahan masalah dimulai dari perencanaan (planning),

pelaksanaan (action), pengumpulan data (observing), menganalisis data/informasi

untuk memutuskan sejauh mana kelebihan atau kelemahan tindakan tersebut

(reflecting). Proses daur ulang kegiatan penelitian dapat digambarkan sebagai

(20)

C. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian

Subjek dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V Tahun

Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 45 orang yang terdiri dari 23 orang siswa

laki-laki dan 22 orang siswa perempuan.

Perencanaan

Refleksi

observasi

Pelaksanaan n

Perencanaan

Observasi

Refleksi

Pelaksanaan

Pelaksanaan naan Observasi

Refleksi

Perencanaan

Bagan 3.1

Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart

Siklus I

(21)

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Cikalongwetan Kampung Dayamekar

Desa Cikalong Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat. Waktu

penelitian dimulai bulan Nopember sampai dengan bulan Desember.

D. Instrumen Penelitian

1. RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan suatu desain yang dibuat oleh

guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dalam

penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran

sebagai pedoman dan acuan langkah-langkah serta skenario dalam

pelaksanaan tindakan.

2. LKS

Lembar Kerja Siswa digunakan sebagai alat pendukung dalam kegiatan

pembelajaran sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi dalam

pembelajaran. Lembar kerja siswa berupa soal-soal yang harus dijawab secara

berkelompok dengan cara bekerjasama dan berdiskusi untuk menyelesaikan

permasalahan-permasalahan tentang materi yang dipelajari.

3. Lembar Observasi

Lembar Observasi digunakan untuk merekam data tentang prilaku, aktifitas

dan proses belajar mengajar selama tindakan yang dilakukan guru dan siswa

serta mengetahui motivasi siswa setelah diterapkannya model pembelajaran

predict-observe-explain (POE) pada saat pembelajaran berlangsung.

4. Lembar Evaluasi

Lembar evaluasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah

mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

predict-observe-explain (POE).

5. Kamera Foto digunakan untuk mengabadikan kegiatan-kegiatan selama

proses pembelajaran. Foto dapat digunakan sebagai bukti fisik mmengenai

(22)

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua siklus untuk mengetahui

peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Tahap-tahapan tindakan penelitian

yang akan dilaksanakan akan diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan Tindakan

a. Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan kegiatan pembelajaran IPA

dengan menggunakan model pembelajaran predict-observe-explain (POE).

b. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS).

c. Menyusun dan mempersiapkan soal-soal LKS dan test beserta kunci

jawabannya.

d. Mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran

menggunakan model pembelajaran predict-observe-explain (POE).

e. Menyiapkan daftar nama kelompok untuk kegiatan demontrasi di kelas.

f. Menyiapkan alat-alat untuk dokumentasi selama kegiatan pembelajaran.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan model pembelajaran

predict-observe-explain (POE) yang telah direncanakan. Adapun tahapan pelaksanaannya

adalah :

a. Kegiatan Awal

1) Guru menyapa siswa dan menanyakan tentang keadaan kesehatan

mereka.

2) Guru mengecek kehadiran siswa.

3) Guru mengkondisikan siswa untuk memulai pembelajaran dengan

menggunakan yel-yel

4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa

5) Guru memberikan pertanyaan untuk memberikan motivasi pada siswa.

b. Kegiatan Inti

Eksplorasi

1) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang alat peredaran darah

(23)

2) Guru menjelaskan secara umum tentang alat peredaran darah manusia.

3) Guru memperlihatkan gambar struktur jantung dan menjelaskan

bagian-bagian jantung.

4) Guru membagi siswa ke dalam 9 kelompok kecil (beranggotakan 5

orang dengan kemampuan yang berbeda.

5) Guru membagikan alat peraga dan LKS kepada setiap kelompok.

Predict

1) Guru memperlihatkan alat peraga kemudian mengajukan pertanyaan

pada siswa “apa yang akan terjadi pada benda tersebut jika dilakukan sesuatu ?”

2) Guru meminta siswa untuk membuat prediksi.

3) Guru menanyakan hasil prediksi siswa dan menanyakan alasan

mengapa berprediksi demikian.

4) Guru menampung semua hasil prediksi siswa.

Elaborasi

Observe

1) Guru melakukan demonstrasi dengan benda (tersebut)

2) Guru meminta siswa melakukan demonstrasi sendiri sesuai dengan

langkah-langkah yang terdapat pada lembar kerja siswa (LKS) dan

melakukan observasi/pengamatan untuk membuktikan prediksi siswa.

6) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil observasi/pengamatan.

Explain

1) setiap kelompok menjelaskan hasil pengamatan mereka, serta apakah

sesuai atau tidak dengan prediksi/dugaan mereka di depan kelas.

Konfirmasi

1) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang belum di

mengerti.

2) Guru melakukan refleksi dan penguatan.

c. Kegiatan Akhir

(24)

3. Tahap Tindak Lanjut

a. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal formatif berupa pilihan ganda

dan uraian

b. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya.

4. Tahap Observasi Tindakan

Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan. Peneliti

mengambil teman sejawat sebagai observer yang mengamati pelaksanaan

tindakan berdasarkan lembar observasi kegiatan guru, siswa dan lembar

observasi motivasi belajar siswa yang telah dipersiapkan peneliti. Observer

dalam penelitian ini merupakan observer yang berpengalaman dan sering

melakukan penilaian dalam penelitian.

5. Tahap Refleksi terhadap Tindakan

Pada tahap ini peneliti berdiskusi dengan guru, teman sejawat dan dosen

pembimbing tentang hasil pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran.

Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terjadi

pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil diskusi akan digunakan sebagai

bahan pertimbangan dalam merencanakan siklus berikutnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Tes

Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya model

pembelajaran predict-observe-explain (POE).

2. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa berisi soal-soal yang harus dijawab oleh siswa secara

berkelompok dengan cara kerjasama dan diskusi untuk menyelesaikan

permasalahan tentang materi yang dipelajari.

3. Observasi

Observasi atau pengamatan yaitu kegiatan pemusatan perhatian terhadap

(25)

dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru serta

mengetahui peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran IPA

menggunaka model pembelajaran predict-observe-explain (POE).

G. Pengolahan dan Analisis Data

Pada tahap ini data mentah yang diperoleh dari berbagai instrumen yang

meliputi tes hasil belajar dan observasi dikumpulkan untuk dikelompokkan dalam

pengolahannya. Data-data tersebut kemudian dianalisis. Analisis data digunakan

untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti. Peneliti

menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis Data Kualitatif

Data yang dianalisis adalah data dari observasi selama kegiatan pembelajaran.

Data observasi diperoleh dari lembar observasi aktifitas guru dan siswa serta

lembar observasi motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh data tersebut

peneliti melakukan diskusi dengan observer dalam mengecek data penelitian.

a. Pengolahan Data Hasil Observasi Aktifitas Guru dan Siswa

Pengolahan data hasil observasi aktifitas guru dan siswa di hitung dengan

menjumlahkan jawaban “ya” atau “tidak” yang telah diisi oleh observer

pada lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Untuk melihat persentase

keterlaksanaan pembelajaran di hitung dengan menggunakan rumus :

Persentase Aspek = Jumlah jawaban “ya” yang diisi observer x 100 %

Jumlah “ya” maksimum

(26)

Tabel 3.1

Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran

Kategori Interpretasi

80% - 100% Sangat baik

60 % - 79 % Baik

40 % - 59 % Cukup

20 % - 39 % Rendah

0 % - 19 % Sangat Rendah

(Ridwan, 2005 dalam Sariwulan, 2010:49)

b. Pengolahan Data Hasil Observasi Motivasi Siswa

Format penilaian pencapaian motivasi belajar siswa meliputi beberapa

aspek yang diamati antara lain ketekunan, keuletan, minat dan kemandirian

siswa saat pembelajaran berlangsung.

Penilaian Pencapaian motivasi siswa adalah :

IPK = M x 100

SMI

Keterangan:

IPK = Indek Prestasi Kelompok

M = Jumlah Pencapaian

(27)

Tabel 3.2

Kategori Tafsiran IPK Keterlaksanaan Pembelajaran

(Motivasi Belajar Siswa)

Kategori Interpretasi

90% - 100% Sangat baik

75 % - 89 % Baik

55 % - 74 % Cukup

31 % - 54 % Kurang

0 % - 30 % Rendah

(Diadaptasi dari Wayan dan Sumartana, Panggabean 1989:29)

2. Analisis Data Kuantitatif

Pengolahan data secara kuantitatif bertujuan untuk mengetahui peningkatan

hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran

predict-observe-explain (POE).

Rumus yang digunakan untuk menganalisis data tes hasil belajar siswa adalah :

Nilai = Skor Riil x 100

Skor maksimum ideal

(Asmawi Zainul dan Noehi Nasution, 1997 dalam Sukiman, 2011)

Skor Riil : skor yang dicapai setiap siswa

Skor Maksimum Ideal: skor yang dicapai setiap siswa bila mampu menjawab

secara benar semua.

Rumus untuk menghitung rata-rata adalah :

x = ∑

N

(28)

Keterangan:

x = Rata-rata nilai

∑ = Jumlah seluruh nilai

N = Banyaknya subjek

Sedangkan rumus untuk menghitung ketuntasan belajar secara klasikal adalah:

Persentase = Jumlah siswa yang tuntas / tidak x 100

(29)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari uraian yang telah dijabarkan dalam hasil penelitian dan pembahasan,

peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di buat oleh peneliti

memiliki sistematika yang sama tetapi memiliki perbedaan, yaitu

karakteristik RPP yang dibuat memiliki langkah-langkah pembelajaran

yang disesuaikan dengan model pembelajaran POE, yaitu terdapat tahapan

memprediksi (predict), mengamati (observe) dan menjelaskan (explain).

2. Pelaksanaan pembelajaran IPA tentang alat peredaran darah manusia

melalui model pembelajaran predict-observe-explain (POE) membuat

siswa menjadi aktif dan melibatkan siswa pada saat pembelajaran. Pada

tahap predict setelah siswa dibimbing oleh guru dalam membuat prediksi,

siswa sudah dapat membuat prediksi, pada tahap observe setelah mendapat

bimbingan dari guru, siswa melaksanakan pengamatan sesuai dengan

langkah-langkah dalam LKS sehingga siswa serius mengikuti

pembelajaran. Sedangkan pada tahap explain setelah guru membimbing

dan memberikan penghargaan pada kelompok yang tampil dengan baik,

siswa tidak malu lagi dalam menjelaskan hasil pengamatannya di depan

kelas.

3. Siswa terlihat senang dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran

menggunakan model pembelajaran POE. Ini terbukti dari motivasi siswa

yang mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata motivasi mencapai

64,1 % sedangkan pada siklus II rata-rata motivasi mencapai 77,0 %.

Berdasarkan hasil rata-rata motivasi pada siklus I dan siklus II mengalami

peningkatan sebesar 12,9 %. Dengan meningkatnya motivasi belajar siswa

maka hasil belajar yang dicapai siswa pun mengalami peningkatan. Pada

(30)

Elva Nurlatifah, 2014

sebanyak 73,3 % atau 33 orang siswa dan jumlah siswa yang belum tuntas

sebanyak 26,6 % atau 12 orang siswa. Pada siklus II nilai rata-rata kelas

mencapai 78,1 % dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 88,8 % atau

40 orang siswa dan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 11,1 % atau

5 orang siswa.

B.Saran

Penelitian tindakan kelas menggunakan model pembelajaran POE terbukti

dapat meningkatkan motivasi belajar. Dengan meningkatnya motivasi belajar

siswa, maka hasil belajar pun mengalami peningkatan. Oleh karena itu, peneliti

memberikan saran sebagai berikut :

1. Model Pembelajaran POE bisa menjadi salah satu pilihan dalam pembelajaran

di kelas yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

Oleh karena itu pihak sekolah khususnya kepala sekolah dapat memberikan

dukungan dengan memberikan fasilitas guna mengembangkan model

pembelajaran POE ini agar proses pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA

berjalan dengan lebih baik lagi.

2. Guru-guru SD Negeri 3 Cikalong dapat menggunakan model pembelajaran

POE sebagai alternatif dalam memilih model pembelajaran di kelas khususnya

pada mata pelajaran IPA, sehingga siswa tidak merasa bosan dan kurang aktif

dengan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah saja.

3. Siswa yang belum mencapai motivasi dengan kategori baik sebaiknya guru

memberikan perhatian yang lebih, bimbingan serta penghargaan atau pujian

sehingga motivasi siswa meningkat.

4. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini ternyata motivasi belajar siswa

dapat meningkat dengan menerapkan model pembelajaran POE, siswa lebih

senang dan tertarik mengikuti pembelajaran, disarankan kepada peneliti

berikutnya agar melanjutkan dan mengembangkan model pembelajaran POE

melalui berbagai variasi metode atau model pembelajaran tidak hanya metode

(31)

DAFTAR PUSTAKA

A.M, Sardiman (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Baharuddin. Wahyuni Nur Esa (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: AR-Ruzz Media Group.

Djaali (2013). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Haryanto. (2007). Soal dan Penyelesaian Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga

Hernawan, H, Asep. dkk (2007). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: Upi Press.

Iskandar. (2012). Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru). Jakarta: Referensi.

Luhut, P. (1989). Penelitian Pendidikan Jurusan Fisika FPMIPA. Upi Bandung. Muslich, Masnur. (2009). Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah.

Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto, N. (1991). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rositawaty, S, Aris. (2009). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk

Kelas V Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Samatowa, Usman. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.

Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Kencana Prenada Media.

Santika, N. (2008). Seni Mengajarkan IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk. Jakarta: Tinta Emas Publishing.

Sariwulan, R. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika FPMIPA UPI.

Suardika, K. (2013). Model Pembelajaran Predict-Observe-explain (POE). [Online]. Tersedia: http://komangsuardika.blogspot.com/2013/01/23-model-pembelajaran-predict-observe.html

Sukendar, S. (2012). Model Pembelajaran Pembelajaran POE. [Online].Tersedia: http://kandiyas.wordpress.com/2011/11/21/model-pembelajaran-poe/

Sukirman (2011). Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta: Insan Madani. Suyati. (2012). Model Pembelajaran POE (predict-observe-explain). [Online].

Tersedia:http/share-pangaweruh.blogspot.com/2012/07/model-pembelajaran-poe-predict-html.

Syuri, Ita dan Nurhasanah. (2011). IPA Aktif untuk Sekolah Dasar Kelas V.

Jakarta: Erlangga.

Gambar

Gambar 2.1 Struktur Jantung ………………………………………………………….
Grafik 4.1 Persentase Motivasi Belajar Siswa Siklus I ……………………………….. 45
Tabel 3.1
Tabel 3.2

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai penunjangnya dikeluarkan peraturan pemerintah nomor 2 tahun 1945 pada tanggal 10 Oktober 1945 yang menyatakan bahwa segala badan Negara dan peraturan yang ada sampai

Pengobatan TB yang tidak standar, ketidakpatuhan pasien dalam menelan obat, ketersediaan OAT ditandai sebagai faktor risiko munculnya resistensi obat (13). Sebelum

Pada tahun 1960-an, Kligman telah meneliti pengobatan akne dengan asam retinoat (asam vitamin A, atau tretinoin), dan selama periode terapi tersebut pasiennya

1 Buah CD yang berisi Salinan (soft copy/ hasil scan) Dokumen Penawaran Administrasi, Teknis dan Biaya serta Dokumen Kualifikasi Perusahaan yang berisi

Anda mungkin tidak akan bisa mengenal seseorang sedekat itu kalau anda berada di Australia untuk waktu yang singkat saja, tetapi anda dapat berteman dan mendapat kesempatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk adalah Guru merencanakan suatu pendekatan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang

Tujuan penelitian fenomenologis ini adalah memahami dan mendeskripsikan penerimaan diri pada wanita dewasa madya yang telah melakukan operasi

Menyebabkan ketagihan. Ia merangsang otak supaya si perokok yang merasa cerdas pada awalnya, kemudian Ia melemahkan kecerdasan otak. Tidak ada kadar yang aman untuk