PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ALAT PEREDARAN DARAH MANUSIA
(PTK di Kelas V SD Negeri 3 Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh Elva Nurlatifah
0904562
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ALAT PEREDARAN DARAH MANUSIA
(PTK di Kelas V SD Negeri 3 Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)
Oleh Elva Nurlatifah
0904562
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Elva Nurlatifah 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN (POE) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG ALAT PEREDARAN DARAH MANUSIA
(PTK di Kelas V SD Negeri 3 Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014)
ELVA NURLATIFAH
0904562
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan pembelajaran di SD Negeri 3 Cikalongwetan terutama pada pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA di SD Negeri 3 Cikalongwetan sering menggunakan metode ceramah sehingga guru masih mendominasi yang mengakibatkan siswa kurang aktif, pembelajaran menjadi membosankan dan rendahnya kemauan siswa mengikuti pembelajaran. Serta kurangnya kegiatan eksperimen untuk melakukan uji coba suatu konsep IPA. Dengan kondisi demikian tentu akan berpengaruh pada motivasi belajar siswa. Melihat dari permasalahan tersebut, maka penelitian tindakan kelas dapat membantu dalam upaya perbaikan pembelajaran yaitu dengan menggunakan model pembelajaran POE (predict-observe-explain). Melalui model pembelajaran POE (predict-observe-explain), siswa dilibatkan langsung sehingga siswa aktif dalam pembelajaran serta pemahaman siswa terhadap konsep-konsep IPA dapat bertahan lama. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus. Hasil penelitian dengan menerapkan model pembelajaran POE menunjukkan adanya peningkatan terhadap motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Pada siklus I rata-rata motivasi mencapai 64,1% dengan kriteria cukup. Pada siklus II rata-rata motivasi menjadi 77,0 % dengan kriteria baik. Sedangkan hasil belajar pada siklus I rata-rata kelas mencapai 67,2 % dengan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 26,6 % atau 12 orang dan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 73,3 % atau 33 orang.Pada siklus II nilai rata-rata kelas siswa meningkat menjadi 78,1% dengan jumlah siswa yang belum tuntas 11,1 % atau 5 orang dan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 88,8 % atau 40 orang. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran POE pada pembelajaran IPA tentang alat peredaran darah manusia di kelas V dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.
The Application Of Learning Model Predict-Observe-Explain (POE) To Increase Student Motivation Of Study At Learning Science About The
Equipment Of Human Blood
(Class Action Research At The FifthGrade Of SD Negeri 3 Cikalongwetan Regency Of West Java Lesson Year Of 2013/2014)
ELVA NURLATIFAH 0904562
ABSTRACT
This research background by the problem of learning in SD Negeri 3 Cikalongwetan especially at learning science. It often uses speech method, so that the teacher still dominate which caused the student do not active. This learning become boring and the low of student curiosity to follow the learning and the decrease of experiment activity to do the experiment of science concept. With this condition, it will infivence to student motivation of study seeing from the learning, so the action class research can help in repairing the learning is using learning model POE (predict-observe-explain). Learning model of POE (predict-observe-explain) the student dinvolved directly, so that the students active in learning and the understanding of students about science concepts can live for a long time. The research method that is used is class action research with use model Kemmis and Mc Taggard. This action class research consist of two cycles. The result of the research with applicating learning model POE show there is the increase to the student motivation and the result of student in study. At the first cycle, the average motivation reached 64,1 % with enough criteria. At the second cycle, the average of motivation became 77,0 % with good criteria. Whereas the result at the first cycle the average of the class reached 67,2 % with the sum of the students which did’nt finish 26,6 % or 12 people and the sum of students which finished 73,3 % or 33 people. At the second cycle, the average score of the class student in class increase became 78,1 % with the sum of student which did’nt finish 11,1 % or 5 people and the sum of student which did’nt finish 88,8 % or 40 people. So, the learning science about the equipment of human blood at the fifth grade can increase student motivation and the result study of student.
Key word : learning model POE, motivation, learning science
DAFTAR ISI
Hal
Abstrak ……… i
Kata Pengantar………. ii
Ucapan Terimakasih ………... iii
Daftar Isi ………... v
Daftar Gambar ……….. ix
Daftar Tabel ………. x
Daftar Bagan ……… xi
Daftar Grafik ……… xii
Bab I Pendahuluan ………. 1
A.Latar Belakang Masalah ……….. 1
B.Rumusan Masalah ………... 4
C.Tujuan Penelitian ………. 4
D.Manfaat Hasil Penelitian ………. 5
E. Hipotesis Tindakan ………. 5
Bab II Kajian Pustaka ………... 6
A.Pengertian Motivasi ……… 6
1. Pengertian Motivasi ……… 6
2. Peranan Motivasi dalam Pembelajaran ……….. 7
3. Jenis-jenis Motivasi ……… 7
4. Dasar-dasar Pemberian Motivasi ……… 8
5. Indikator dalam Motivasi ……….. 8
6. Strategi Motivasi ……… 9
7. Bentuk dan Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar ……… 9
B.Pengertian Belajar ………... 11
1. Ciri-ciri Belajar ……….. 11
2. Prinsip-prinsip Belajar ……… 12
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar ……… 12
D.Pembelajaran IPA ……… 15
1. Pengertian IPA ……….. 15
2. Metode Ilmiah dalam Pembelajaran IPA ……….. 15
3. Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran IPA ……….. 16
E. Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) ……….. 16
1. Pengertian Model Pembelajaran POE ……… 16
2. Manfaat Model Pembelajaran POE (predict-observe-explain)………. 17
3. Langkah Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) ……… 18
4. Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) dalam Pembelajaran IPA di SD ……… 19
F. Sistem Peredaran Darah Manusia ……… 21
1. Pengertian Sistem Peredaran Darah Manusia ………. 21
2. Alat Peredaran Darah Manusia ………... 21
2.1 Cara Kerja Jantung ……….. 21
2.2 Denyut Jantung ……… 22
Bab III Metodologi Penelitian ………... 25
A. Metode Penelitian ………. 25
B. Model PTK yang dikembangkan ………. 25
C. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian ……….. 26
D. Instrumen Penelitian ………. 27
E. Prosedur Penelitian ………... 28
F. Teknik Pengumpulan Data ……… 30
G. Pengolahan dan Analisis Data ……….. 31
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ………... 35
A. Deskripsi Sekolah ………. 35
B. Hasil Penelitian ………. 37
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ………... 37
a. Perencanaan Pembelajaran ……….. 37
b. Pelaksanaan Pembelajaran ………... 38
c. Observasi ………. 41
d. Refleksi ……… 48
a. Perencanaan Pembelajaran ……… 51
b. Pelaksanaan Pembelajaran ………... 52
c. Observasi ………. 55
d. Refleksi ……… 62
C. Pembahasan ……….. 63
Bab V Kesimpulan dan Saran ………... 66
A. Kesimpulan ………... 66
B. Saran ………. 67
Daftar Pustaka ……… 68
Lampiran ………... 69
Siklus I ………. 70
1. RPP ……… 71
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ……….. 79
3. Kisi-kisi Soal ……… 82
4. Soal Tes ………. 90
5. Lembar Observasi ………. 95
5.1 Lembar Observasi Aktivitas Guru ……… 96
5.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ………. 101
5.3 Format Kriteria Penilaian Motivasi Belajar Siswa ………. 104
5.4 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa ………. 106
6. Hasil Penelitian ………. 111
6.1 Observasi Aktivitas Guru ……… 111
6.2 Observasi Aktivitas Siswa ……… 116
6.3 Observasi Motivasi Belajar Siswa ……… 127
6.4 Hasil Belajar ……… 132
Siklus II ……… 134
1. RPP ……… 135
2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ……….. 144
3. Kisi-kisi Soal ……… 147
4. Soal Tes ………. 155
5. Lembar Observasi ………. 160
5.2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ……… 169
5.3 Format Kriteria Penilaian Motivasi Belajar Siswa ………. 173
5.4 Lembar Observasi Motivasi Belajar Siswa ……… 175
6. Hasil Penelitian ………. 180
6.1 Observasi Aktivitas Guru ……… 181
6.2 Observasi Aktivitas Siswa ……… 190
6.3 Observasi Motivasi Belajar Siswa ……… 207
6.4 Hasil Belajar ……… 212
7. Surat Keputusan (SK Pembimbing, SK Izin Penelitian dari UPI, Surat Ijin Penelitian dari Sekolah, Lembar Bimbingan) ……….. 263 8. Dokumentasi ………. 269
DAFTAR GAMBAR
Hal
Gambar 2.1 Struktur Jantung ………. 21
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran ……….. 32
Tabel 3.2 Kategori Tafsiran IPK Keterlaksanaan Pembelajaran (Motivasi Belajar Siswa) ……… 33
Tabel 4.1 Tenaga Pendidik dan Staf Lainnya ……… 35
Tabel 4.2 Persentase Aktifitas Guru Siklus I ………. 42
Tabel 4.3 Persentase Aktifitas Siswa Siklus I ……… 43
Tabel 4.4 Persentase Motivasi Belajar Siswa Siklus I ………... 43
Tabel 4.5 Nilai Rata-Rata Pra Siklus dan Siklus I ………. 46
Tabel 4.6 Persentase Berdasarkan Ketuntasan KKM ………. 47
Tabel 4.7 Persentase Aktifitas Guru Siklus II ……… 56
Tabel 4.8 Persentase Aktifitas Siswa Siklus II ……….. 57
Tabel 4.9 Persentase Motivasi Belajar Siswa Siklus II ………. 58
Tabel 4.10 Nilai Rata-Rata Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II ……….. 60
DAFTAR BAGAN
Hal
DAFTAR GRAFIK
Hal
Grafik 4.1 Persentase Motivasi Belajar Siswa Siklus I ……….. 45
Grafik 4.2 Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif Siswa ……… 46
Grafik 4.3 Persentase Berdasarkan Ketuntasan KKM ………... 47
Grafik 4.4 Persentase Motivasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ……… 60
Grafik 4.5 Rata-Rata Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I dan Siklus II ……… 61
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di zaman yang penuh persaingan seperti ini, salah satu masalah yang di
hadapi dunia pendidikan adalah lemahnya pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran, anak kurang didorong dalam mengembangkan kemampuan
berfikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk
menghapal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat berbagai informasi
yang diperolehnya tanpa memberi kesempatan pada anak untuk memahami
informasi tersebut dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bila hal ini
terus dibiarkan, maka anak akan merasa bosan dan tidak tertarik mengikuti
pembelajaran yang sedang berlangsung. Salah satu ciri anak yang tidak memiliki
motivasi dalam belajar adalah anak yang mengalami kebosanan dan tidak tertarik
untuk mengikuti pembelajaran. Motivasi sangat diperlukan siswa karena motivasi
sebagai pengarah untuk perbuatan belajar kepada tujuan yang jelas yang
diharapkan dapat dicapai.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik yaitu berupa hasrat
dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.
Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar
yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Keberhasilan kegiatan
pembelajaran di kelas tergantung kepada guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran dan memberikan motivasi pada siswa untuk belajar. Pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam
belajar. Untuk itulah, guru harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang
aktif, menarik dan menyenangkan sehingga siswa memiliki motivasi belajar.
Motivasi belajar sangat diperlukan siswa dalam berbagai mata pelajaran,
salah satunya yaitu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang
bahwa tujuan pembelajaran IPA di SD secara terperinci adalah: (1) memperoleh
keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan,
keindahan, dan keteraturan alam ciptaann-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan
dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan ketrampilan proses
untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan,
(5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu
ciptaan Tuhan, dan (6) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan
IPA sebagai dasar untuk melanjutkan ke SMP atau MTs.
Kedudukan dan fungsi guru dalam pembelajaran IPA saat ini cenderung
masih mendominasi. Aktivitas guru lebih besar dibandingkan dengan aktivitas
siswa. Proses komunikasi cenderung satu arah dan pembelajaran IPA dilakukan
berupa ceramah, tanya jawab serta pemberian tugas sehingga kurang mendukung
pengembangan sikap dan keterampilan siswa.
Pembelajaran demikian menyebabkan siswa menjadi kurang aktif
sehingga pembelajaran menjadi sesuatu yang membosankan. Hal tersebut
menyebabkan motivasi belajar siswa menurun dan inisiatif untuk bertanya jarang
dilakukan siswa. Kenyataan tersebut ditemui di SDN Cikalongwetan 3, tempat
penulis melakukan penelitian. Hal tersebut diketahui dari hasil observasi dan
wawancara dengan siswa dan guru di SD setempat. Guru masih dominan dengan
metode ceramah yang berlangsung pada satu arah. Guru hanya menyampaikan
materi pada siswa sedangkan siswa hanya sebagai pendengar saja yang
menyebabkan siswa menjadi pasif. Sedangkan pembelajaran IPA seharusnya
memberikan keterampilan langsung pada siswa seperti adanya observasi terhadap
eksperimen yang dilakukan guru sehingga siswa terlibat secara langsung dan
pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran IPA akan bertahan dalam jangka
James Conant (Holton dan Roller,1958) menyebutkan bahwa IPA
merupakan suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu
sama lain, dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi serta
berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut.
Masalah rendahnya motivasi belajar ini tentu harus ditangani dengan
serius, hal ini ditunjukkan dengan rendahnya kemauan belajar siswa seperti siswa
sering keluar masuk kelas dengan cara meminta ijin ke belakang hanya untuk
sekedar jalan-jalan. Berbagai upaya perbaikan dalam proses pembelajaran IPA
harus dilakukan seperti perbaikan terhadap model pembelajaran yang dapat
melibatkan siswa sehingga siswa menjadi aktif dan tertarik untuk mengikuti
pembelajaran.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat membuat pembelajaran berjalan
dengan baik serta menyenangkan bagi siswa. Pembelajaran yang menyenangkan
dan melibatkan siswa dapat meningkatkan motivasi belajar. Salah satu model
pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan langsung siswa adalah model
pembelajaran predict-observe-explain (POE). Dalam pembelajaran IPA
diperlukan eksperimen (praktikum) untuk menguji kebenaran konsep yang
dimiliki siswa. White and Gustone (dalam Sheppard, 2006:34), menyebutkan
kemampuan predict-observe-eksplain (POE) dapat menyelidiki gagasan siswa dan
cara mereka dalam menerapkan pengetahuan pada keadaan yang sebenarnya
(praktikum).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, bahwa model pembelajaran
predict-observe-eksplain (POE) melatih kemampuan siswa dalam membuat
dugaan (hipotesis) dan membuktikannya melalui observasi dari eksperimen
(praktikum) yang dilakukan siswa dan menjelaskan hasil dari observasi tersebut
kepada orang lain. Dari hasil observasi pada pembelajaran IPA di SDN 3
Cikalongwetan ditemukan bahwa kurangnya kegiatan eksperimen untuk
melakukan uji coba suatu konsep IPA pada siswa kelas V. Padahal kegiatan
eksperimen memungkinkan dapat mengaktifkan siswa dan siswa akan
menentukan sendiri tentang kebenaran suatu konsep sehingga pengetahuan yang
menerapkan model pembelajaran predict-observe-eksplain (POE) pada
pembelajaran IPA di kelas V SDN 3 Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu dengan menggunakan metode
penelitian tindakan kelas.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, secara umum masalah penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah rencana pembelajaran IPA tentang alat peredaran darah
manusia dengan menggunakan model pembelajaran predict-observe-explain
(POE) Kelas V di SD Negeri 3 Cikalongwetan ?
2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA tentang alat peredaran darah
manusia melalui model pembelajaran predict-observe-explain (POE) kelas V
SD Negeri 3 Cikalongwetan ?
3. Bagaimanakah motivasi belajar siswa setelah menggunakan model
pembelajaran predict-observe-explain (POE) pada pembelajaran IPA tentang
alat peredaran darah manusia di kelas V SD Negeri 3 Cikalongwetan?
C. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui penggunaan
model pembelajaran predict-observe-explain (POE) di kelas V SD Negeri 3
Cikalongwetan.
Sedangkan secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui rencana pembelajaran IPA tentang alat peredaran darah manusia
melalui penerapan model pembelajaran predict-observe-explain (POE).
2. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA tentang alat peredaran darah
manusia melalui penerapan model pembelajaran predict-observe-explain
3. Mengetahui motivasi belajar siswa setelah digunakan model pembelajaran
predict-observe-explain (POE) pada pembelajaran IPA tentang alat peredaran
darah manusia.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas,
hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut :
a. Bagi guru
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif dalam memilih
metode pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi menarik dan membuat
siswa senang dalam kegiatan belajar terutama dalam pembelajaran IPA.
2. Memberi masukan untuk guru tentang pentingnya memilih metode dan
model pembelajaran yang digunakan sesuai dengan materi yang diberikan,
sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
b. Bagi Siswa
1 Membantu meningkatkan kemampuan memahami konsep pembelajaran IPA
supaya pengetahuan yang diperolehnya membekas dalam dirinya dan tidak
mudah dilupakan.
2 Memberikan pengalaman dan kesan pada siswa terhadap pembelajaran.
3 Meningkatkan motivasi belajar siswa.
c. Bagi sekolah
1. Memberikan informasi tentang pentingnya penggunaan model pembelajaran
predict-observe-explain (POE) dalam meningkatkan kemampuan siswa.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Dengan penerapan model pembelajaran predict-observe-explain (POE) akan meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang alat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metoda dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR)
merupakan salah satu bentuk penulisan karya ilmiah. PTK merupakan salah satu
upaya guru untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
Penelitian tindakan merupakan suatu kegiatan siklustis yang bersifat
menyeluruh, yang terdiri dari analisis, penemuan fakta, konseptualisasi,
perencanaan, pelaksanaan dan penemuan fakta tambahan serta evaluasi. Hal ini
disampaikan oleh Sanford,”analysisi, fact finding, conceptualization, planning,
execution, more fact finding or evaluation, and then a repetition of this whole circle of activities, indeed a spiral of such circles.” (Sanford, 1970:4).
Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki praktisi secara
langsung, di tempat itu dan saat itu juga (Raka Joni, 1998). Selain itu penelitian
tindakan kelas juga mengungkap penyebab masalah pembelajaran/pelatihan dan
sekaligus memberikan pemecahan terhadap masalah.
B. Model PTK yang dikembangkan
Model penelitian tindakan kelas yang peneliti lakukan mengikuti
metodologi penelitian kelas dari Kemmis dan Taggart. Penelitian Tindakan Kelas
merupakan kegiatan pemecahan masalah dimulai dari perencanaan (planning),
pelaksanaan (action), pengumpulan data (observing), menganalisis data/informasi
untuk memutuskan sejauh mana kelebihan atau kelemahan tindakan tersebut
(reflecting). Proses daur ulang kegiatan penelitian dapat digambarkan sebagai
C. Subjek, Lokasi dan Waktu Penelitian
Subjek dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V Tahun
Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 45 orang yang terdiri dari 23 orang siswa
laki-laki dan 22 orang siswa perempuan.
Perencanaan
Refleksi
observasi
Pelaksanaan n
Perencanaan
Observasi
Refleksi
Pelaksanaan
Pelaksanaan naan Observasi
Refleksi
Perencanaan
Bagan 3.1
Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart
Siklus I
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Cikalongwetan Kampung Dayamekar
Desa Cikalong Kecamatan Cikalongwetan Kabupaten Bandung Barat. Waktu
penelitian dimulai bulan Nopember sampai dengan bulan Desember.
D. Instrumen Penelitian
1. RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan suatu desain yang dibuat oleh
guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dalam
penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebelum pelaksanaan pembelajaran
sebagai pedoman dan acuan langkah-langkah serta skenario dalam
pelaksanaan tindakan.
2. LKS
Lembar Kerja Siswa digunakan sebagai alat pendukung dalam kegiatan
pembelajaran sehingga memudahkan siswa dalam memahami materi dalam
pembelajaran. Lembar kerja siswa berupa soal-soal yang harus dijawab secara
berkelompok dengan cara bekerjasama dan berdiskusi untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan tentang materi yang dipelajari.
3. Lembar Observasi
Lembar Observasi digunakan untuk merekam data tentang prilaku, aktifitas
dan proses belajar mengajar selama tindakan yang dilakukan guru dan siswa
serta mengetahui motivasi siswa setelah diterapkannya model pembelajaran
predict-observe-explain (POE) pada saat pembelajaran berlangsung.
4. Lembar Evaluasi
Lembar evaluasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
predict-observe-explain (POE).
5. Kamera Foto digunakan untuk mengabadikan kegiatan-kegiatan selama
proses pembelajaran. Foto dapat digunakan sebagai bukti fisik mmengenai
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua siklus untuk mengetahui
peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Tahap-tahapan tindakan penelitian
yang akan dilaksanakan akan diuraikan sebagai berikut:
1. Tahap Perencanaan Tindakan
a. Menyusun rencana pembelajaran sesuai dengan kegiatan pembelajaran IPA
dengan menggunakan model pembelajaran predict-observe-explain (POE).
b. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS).
c. Menyusun dan mempersiapkan soal-soal LKS dan test beserta kunci
jawabannya.
d. Mempersiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran
menggunakan model pembelajaran predict-observe-explain (POE).
e. Menyiapkan daftar nama kelompok untuk kegiatan demontrasi di kelas.
f. Menyiapkan alat-alat untuk dokumentasi selama kegiatan pembelajaran.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan model pembelajaran
predict-observe-explain (POE) yang telah direncanakan. Adapun tahapan pelaksanaannya
adalah :
a. Kegiatan Awal
1) Guru menyapa siswa dan menanyakan tentang keadaan kesehatan
mereka.
2) Guru mengecek kehadiran siswa.
3) Guru mengkondisikan siswa untuk memulai pembelajaran dengan
menggunakan yel-yel
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa
5) Guru memberikan pertanyaan untuk memberikan motivasi pada siswa.
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
1) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa tentang alat peredaran darah
2) Guru menjelaskan secara umum tentang alat peredaran darah manusia.
3) Guru memperlihatkan gambar struktur jantung dan menjelaskan
bagian-bagian jantung.
4) Guru membagi siswa ke dalam 9 kelompok kecil (beranggotakan 5
orang dengan kemampuan yang berbeda.
5) Guru membagikan alat peraga dan LKS kepada setiap kelompok.
Predict
1) Guru memperlihatkan alat peraga kemudian mengajukan pertanyaan
pada siswa “apa yang akan terjadi pada benda tersebut jika dilakukan sesuatu ?”
2) Guru meminta siswa untuk membuat prediksi.
3) Guru menanyakan hasil prediksi siswa dan menanyakan alasan
mengapa berprediksi demikian.
4) Guru menampung semua hasil prediksi siswa.
Elaborasi
Observe
1) Guru melakukan demonstrasi dengan benda (tersebut)
2) Guru meminta siswa melakukan demonstrasi sendiri sesuai dengan
langkah-langkah yang terdapat pada lembar kerja siswa (LKS) dan
melakukan observasi/pengamatan untuk membuktikan prediksi siswa.
6) Guru meminta siswa untuk mencatat hasil observasi/pengamatan.
Explain
1) setiap kelompok menjelaskan hasil pengamatan mereka, serta apakah
sesuai atau tidak dengan prediksi/dugaan mereka di depan kelas.
Konfirmasi
1) Guru dan siswa melakukan tanya jawab tentang materi yang belum di
mengerti.
2) Guru melakukan refleksi dan penguatan.
c. Kegiatan Akhir
3. Tahap Tindak Lanjut
a. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal formatif berupa pilihan ganda
dan uraian
b. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari selanjutnya.
4. Tahap Observasi Tindakan
Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan. Peneliti
mengambil teman sejawat sebagai observer yang mengamati pelaksanaan
tindakan berdasarkan lembar observasi kegiatan guru, siswa dan lembar
observasi motivasi belajar siswa yang telah dipersiapkan peneliti. Observer
dalam penelitian ini merupakan observer yang berpengalaman dan sering
melakukan penilaian dalam penelitian.
5. Tahap Refleksi terhadap Tindakan
Pada tahap ini peneliti berdiskusi dengan guru, teman sejawat dan dosen
pembimbing tentang hasil pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran.
Refleksi bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang terjadi
pada saat pembelajaran berlangsung. Hasil diskusi akan digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam merencanakan siklus berikutnya.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Tes
Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya model
pembelajaran predict-observe-explain (POE).
2. Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa berisi soal-soal yang harus dijawab oleh siswa secara
berkelompok dengan cara kerjasama dan diskusi untuk menyelesaikan
permasalahan tentang materi yang dipelajari.
3. Observasi
Observasi atau pengamatan yaitu kegiatan pemusatan perhatian terhadap
dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas siswa dan guru serta
mengetahui peningkatan motivasi siswa dalam pembelajaran IPA
menggunaka model pembelajaran predict-observe-explain (POE).
G. Pengolahan dan Analisis Data
Pada tahap ini data mentah yang diperoleh dari berbagai instrumen yang
meliputi tes hasil belajar dan observasi dikumpulkan untuk dikelompokkan dalam
pengolahannya. Data-data tersebut kemudian dianalisis. Analisis data digunakan
untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan oleh peneliti. Peneliti
menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisis Data Kualitatif
Data yang dianalisis adalah data dari observasi selama kegiatan pembelajaran.
Data observasi diperoleh dari lembar observasi aktifitas guru dan siswa serta
lembar observasi motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh data tersebut
peneliti melakukan diskusi dengan observer dalam mengecek data penelitian.
a. Pengolahan Data Hasil Observasi Aktifitas Guru dan Siswa
Pengolahan data hasil observasi aktifitas guru dan siswa di hitung dengan
menjumlahkan jawaban “ya” atau “tidak” yang telah diisi oleh observer
pada lembar observasi aktifitas guru dan siswa. Untuk melihat persentase
keterlaksanaan pembelajaran di hitung dengan menggunakan rumus :
Persentase Aspek = Jumlah jawaban “ya” yang diisi observer x 100 %
Jumlah “ya” maksimum
Tabel 3.1
Kriteria Keterlaksanaan Pembelajaran
Kategori Interpretasi
80% - 100% Sangat baik
60 % - 79 % Baik
40 % - 59 % Cukup
20 % - 39 % Rendah
0 % - 19 % Sangat Rendah
(Ridwan, 2005 dalam Sariwulan, 2010:49)
b. Pengolahan Data Hasil Observasi Motivasi Siswa
Format penilaian pencapaian motivasi belajar siswa meliputi beberapa
aspek yang diamati antara lain ketekunan, keuletan, minat dan kemandirian
siswa saat pembelajaran berlangsung.
Penilaian Pencapaian motivasi siswa adalah :
IPK = M x 100
SMI
Keterangan:
IPK = Indek Prestasi Kelompok
M = Jumlah Pencapaian
Tabel 3.2
Kategori Tafsiran IPK Keterlaksanaan Pembelajaran
(Motivasi Belajar Siswa)
Kategori Interpretasi
90% - 100% Sangat baik
75 % - 89 % Baik
55 % - 74 % Cukup
31 % - 54 % Kurang
0 % - 30 % Rendah
(Diadaptasi dari Wayan dan Sumartana, Panggabean 1989:29)
2. Analisis Data Kuantitatif
Pengolahan data secara kuantitatif bertujuan untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa setelah diterapkannya model pembelajaran
predict-observe-explain (POE).
Rumus yang digunakan untuk menganalisis data tes hasil belajar siswa adalah :
Nilai = Skor Riil x 100
Skor maksimum ideal
(Asmawi Zainul dan Noehi Nasution, 1997 dalam Sukiman, 2011)
Skor Riil : skor yang dicapai setiap siswa
Skor Maksimum Ideal: skor yang dicapai setiap siswa bila mampu menjawab
secara benar semua.
Rumus untuk menghitung rata-rata adalah :
x = ∑
N
Keterangan:
x = Rata-rata nilai
∑ = Jumlah seluruh nilai
N = Banyaknya subjek
Sedangkan rumus untuk menghitung ketuntasan belajar secara klasikal adalah:
Persentase = Jumlah siswa yang tuntas / tidak x 100
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A.Kesimpulan
Dari uraian yang telah dijabarkan dalam hasil penelitian dan pembahasan,
peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di buat oleh peneliti
memiliki sistematika yang sama tetapi memiliki perbedaan, yaitu
karakteristik RPP yang dibuat memiliki langkah-langkah pembelajaran
yang disesuaikan dengan model pembelajaran POE, yaitu terdapat tahapan
memprediksi (predict), mengamati (observe) dan menjelaskan (explain).
2. Pelaksanaan pembelajaran IPA tentang alat peredaran darah manusia
melalui model pembelajaran predict-observe-explain (POE) membuat
siswa menjadi aktif dan melibatkan siswa pada saat pembelajaran. Pada
tahap predict setelah siswa dibimbing oleh guru dalam membuat prediksi,
siswa sudah dapat membuat prediksi, pada tahap observe setelah mendapat
bimbingan dari guru, siswa melaksanakan pengamatan sesuai dengan
langkah-langkah dalam LKS sehingga siswa serius mengikuti
pembelajaran. Sedangkan pada tahap explain setelah guru membimbing
dan memberikan penghargaan pada kelompok yang tampil dengan baik,
siswa tidak malu lagi dalam menjelaskan hasil pengamatannya di depan
kelas.
3. Siswa terlihat senang dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran
menggunakan model pembelajaran POE. Ini terbukti dari motivasi siswa
yang mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata motivasi mencapai
64,1 % sedangkan pada siklus II rata-rata motivasi mencapai 77,0 %.
Berdasarkan hasil rata-rata motivasi pada siklus I dan siklus II mengalami
peningkatan sebesar 12,9 %. Dengan meningkatnya motivasi belajar siswa
maka hasil belajar yang dicapai siswa pun mengalami peningkatan. Pada
Elva Nurlatifah, 2014
sebanyak 73,3 % atau 33 orang siswa dan jumlah siswa yang belum tuntas
sebanyak 26,6 % atau 12 orang siswa. Pada siklus II nilai rata-rata kelas
mencapai 78,1 % dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 88,8 % atau
40 orang siswa dan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 11,1 % atau
5 orang siswa.
B.Saran
Penelitian tindakan kelas menggunakan model pembelajaran POE terbukti
dapat meningkatkan motivasi belajar. Dengan meningkatnya motivasi belajar
siswa, maka hasil belajar pun mengalami peningkatan. Oleh karena itu, peneliti
memberikan saran sebagai berikut :
1. Model Pembelajaran POE bisa menjadi salah satu pilihan dalam pembelajaran
di kelas yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa.
Oleh karena itu pihak sekolah khususnya kepala sekolah dapat memberikan
dukungan dengan memberikan fasilitas guna mengembangkan model
pembelajaran POE ini agar proses pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA
berjalan dengan lebih baik lagi.
2. Guru-guru SD Negeri 3 Cikalong dapat menggunakan model pembelajaran
POE sebagai alternatif dalam memilih model pembelajaran di kelas khususnya
pada mata pelajaran IPA, sehingga siswa tidak merasa bosan dan kurang aktif
dengan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah saja.
3. Siswa yang belum mencapai motivasi dengan kategori baik sebaiknya guru
memberikan perhatian yang lebih, bimbingan serta penghargaan atau pujian
sehingga motivasi siswa meningkat.
4. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini ternyata motivasi belajar siswa
dapat meningkat dengan menerapkan model pembelajaran POE, siswa lebih
senang dan tertarik mengikuti pembelajaran, disarankan kepada peneliti
berikutnya agar melanjutkan dan mengembangkan model pembelajaran POE
melalui berbagai variasi metode atau model pembelajaran tidak hanya metode
DAFTAR PUSTAKA
A.M, Sardiman (2012). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Baharuddin. Wahyuni Nur Esa (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: AR-Ruzz Media Group.
Djaali (2013). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hamalik, O. (2001). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Haryanto. (2007). Soal dan Penyelesaian Sains untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Erlangga
Hernawan, H, Asep. dkk (2007). Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung: Upi Press.
Iskandar. (2012). Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru). Jakarta: Referensi.
Luhut, P. (1989). Penelitian Pendidikan Jurusan Fisika FPMIPA. Upi Bandung. Muslich, Masnur. (2009). Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas Itu Mudah.
Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto, N. (1991). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rositawaty, S, Aris. (2009). Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam untuk
Kelas V Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Samatowa, Usman. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks.
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Kencana Prenada Media.
Santika, N. (2008). Seni Mengajarkan IPA Berbasis Kecerdasan Majemuk. Jakarta: Tinta Emas Publishing.
Sariwulan, R. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika FPMIPA UPI.
Suardika, K. (2013). Model Pembelajaran Predict-Observe-explain (POE). [Online]. Tersedia: http://komangsuardika.blogspot.com/2013/01/23-model-pembelajaran-predict-observe.html
Sukendar, S. (2012). Model Pembelajaran Pembelajaran POE. [Online].Tersedia: http://kandiyas.wordpress.com/2011/11/21/model-pembelajaran-poe/
Sukirman (2011). Pengembangan Sistem Evaluasi. Yogyakarta: Insan Madani. Suyati. (2012). Model Pembelajaran POE (predict-observe-explain). [Online].
Tersedia:http/share-pangaweruh.blogspot.com/2012/07/model-pembelajaran-poe-predict-html.
Syuri, Ita dan Nurhasanah. (2011). IPA Aktif untuk Sekolah Dasar Kelas V.
Jakarta: Erlangga.