No.Daftar: 23/PGPAUD/VI/2014
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK
TK MELALUI MEDIA MANIK-MANIK
(
Penelitian Tindakan Kelas Kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung)SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh: ELA NURLAELA
NIM. 1010064
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK
TK MELALUI MEDIA MANIK-MANIK
Penelitian Tindakan Kelas Kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
Oleh : Ela Nurlaela NIM : 1010064
PENDIDIKAN PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
© Ela Nurlaela
Universitas Pendidikan Indonesia
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ELA NURLAELA
1010064
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK TK MELALUI MEDIA MANIK-MANIK
(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
Penguji I Penguji II
Dr. Ocih Setiasih, M.Pd Heny Djoehaeni, S.Pd, M.Si
NIP. 19600707 198601 2 001 NIP. 19700724 199802 2 001
Penguji III
Rita Mariyana, M.Pd Nip. 19780308 200112 2 001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
ABSTRAK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK TK MELALUI MEDIA MANIK-MANIK
(Penelitian Tindakan Kelas Kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung)
ELA NURLAELA 1010064
Kemampuan anak dalam mengenallambang bilangan dan proses berhitung secara sederhana di TK Kartika Siliwangi 9 masih rendah.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berhitung,serta dapat mengaplikasikannya dalam lingkungannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian TK Kartika Siliwangi 9 pada kelompok B yang berjumlah 14 orang anak dengan menggunakan Strategi pembelajaran
melalui media manik-manik, teknik yang digunakan adalah berupa
observasi,dokumentasi,refleksi dan format penilaian anak. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus dengan masing-masing dilakukan dua kali tindakan . Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada setiap siklusnya. Presentase penelitian awal sebelum tindakan (prasiklus) dalam kategori anak sudah mampu sendiri (B) sebanyak 21,4% meningkat menjadi 92,86%, pada kategori anak yang masih dibantu guru (C) sebanyak 21,4% menurun menjadi 7,14% dan pada kategori belum mampu(K) sebanyak 57,2% menurun menjadi kategori 0%. Berdasarkan hasil peningkatan pada setiap siklus membuktikan bahwa metode pembelajaran berhitung melalui media manik-manik dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada anak TK kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Adapun Indikator kemampuan berhitung yang berkembang baik adalah menyebut urtan bilangan 1-20 dengan manik-manik, menyebut urutan angka 1-20, memasangkan lambang bilangan 1-20 dengan manik-manik, menyebut hasil penambahan 1-20 dan menyebut hasil pengurangan 1-10 dengan manik-manik. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya yang menggunakan media manik-manik dapat lebih mengoptimalkan dalam mempersiapkan media yang lebih menarik sehingga anak dapat menemukan sesuatu dari kegiatan tersebut dan pertanyaan yang mendukung tahap perkembangannya.
Kata kunci: kemampuan berhitung,media manik-manik
ABSTRACT
IMPROVINGTHE BEGINNINGCHILDnumeracykindergartenTHROUGHMEDIABEAD
(Classroom Action Research GroupBinkindergartenKartikaDayeuhkolotSiliwangiDistrict ofBandung District9)
ELA NURLAELA 1010064
Children's ability to recognize the symbol of numbers and counting process is simple in kindergarten KartikaSiliwangi 9 rendah.Penelitian still aims to improve children's ability to count, and can apply it in their environment. This type of research is action research with research subjects kindergarten KartikaSiliwangi 9 in group B, amounting to 14 children with the use of learning strategies through the medium of the beads, the technique used is in the form of observation, documentation, reflection and assessment formats child. Classroom action research was conducted in two cycles with each action performed twice. The results showed an increase in each cycle. Percentage of the initial research before action (prasiklus) in the category of children are able to own (B) by 21.4% increased to 92.86%, in the category of children who are assisted teachers (C) decreased by 21.4% to 7.14% and the category has not been able to (K) of 57.2% decreased to 0% category. Based on the results of the increase in each cycle counting proves that the method of learning through the medium of the beads can improve numeracy skills in kindergarten children kartikaSiliwangiDayeuhkolot District 9 District of Bandung. The indicator calculation skills are well developed urtan call numbers 1-20 with beads, called the sequence of numbers 1-20, 1-20 with a pair emblem number beads, calling the results the addition of 1-20 and 1-10 refer to the results of reduction with beads. Recommendations for further research that uses media beads can further optimize media in preparing a more attractive so that children can find something from these activities and questions that support the devolopment stage.
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR MOTTO
ABSTRAK...i
KATA PENGANTAR...ii
UCAPAN TERIMA KASIH...iii
DAFTAR ISI...iv
DAFTAR TABEL....v
DAFTAR DIAGRAM...vi
DAFTAR GAMBAR...vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah...5
C. Tujuan Penelitian...5
D. Manfaat Penelitian...6
E. Struktur Organisasi... 7
BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Matematika dan Berhitung Permulaan...8
1. Definisi Matematika...8
2. Konsep Berhitung Permulaan ...9
3. Tujuan Pembelajaran Berhitung Permulaan...11
4. Teori Berhitung Permulaan...12
5. Tahapan Berhitung Permulaan ...13
6. Prinsip-prinsip Berhitung Permulaan...15
7. Pelaksanaan Permainan Berhitung...16
B. Strategi Pembelajaran Matematika pada anak... 18.
1. Pengertian Strategi Pembelajaran... 18.
2. Strategi Pembelajaran Matematika pada anak... 20
C. Media... 23
1. Definisi Media... 23
2. Macam-macam Media Pembelajaran...24
3. Manfaat Media Pembelajaran...25
4. Prinsip-prinsip Media Pembelajaran... 26
D. Manik-manik...27
1. Definisi Manik-manik...27
2. Cara Pembuatan Manik-manik...27
3. Langkah-langkah Pembelajaran Manik-manik...27
E. Hasil Penelitian yang Relevan...28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian...29
B. Metodologi Penelitian ... 30
C. Desain Penelitian... 33
D. Penjelasan Istilah... 39
E. Instrumen Penelitian...40
F. Proses Pengembangan Instrumen...42
G. Teknik Pengumpulan Data...45
H. Teknik Analisis Data...46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil TK Kartika Siliwangi 9...47
B. Hasil Penelitian...50
1.Kondisi Obyektif Kemampuan Berhitung Permulaan Anak TK Kartika Siliwangi 9...50
2. Siklus 2...64
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...75
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan...82
B. Rekomendasi...83
DAFTAR PUSTAKA...84
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Data Murid TK KartikaSiliwangi 9...29
Tabel 3.2 Proses Pengembangan Instrumen...42
Tabel 3.3Lembar ObservasiKemampuanBerhitung...44
Tabel 4.1Profil Guru TK...47
Tabel 4.2Profil Anak TK ...48
Tabel 4.3Alokasi WaktuPembelajaran ...49
Tabel 4.4Penentuan Tema Di TK...50
Tabel 4.5Hasil ObservasikemampuanBerhitung...52
Tabel 4.6Skor KemampuanBerhitung Prasiklus...53
Tabel 4.7Hasil ObservasiKemampuanBerhitungSiklus I...67
Tabel 4.8Data SkorKemampuanBerhitung ...69
Tabel 4.9Hasil ObservasiSiklus II KemampuanBerhitung...70
Tael 4.10.Data SkorKemampuanBerhitungakhirSiklus...72
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 PresentasePrasiklusKemampuanBerhitungPermulaan……...……56 Diagram 4.2 PresentasePascaSiklus 1 KemampuanBerhitungPermulaan….…..70 Diagram 4.3 PresentaseKemampuanBerhitungPascaSiklus 2……….73
Grafik 4.4 Perbandingan Data KemampuanBerhitungMelalui Media
Manik-manik………....74
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Manik-manik………...………40
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang
diselenggarakandengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang No
20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 14, dinyatakan bahwa “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yangditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan 6 tahun, yangdilakukanmelalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantupertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalammemasuki pendidikan lebih
lanjut”(Kemendiknas.2010:2). Sedangkan pada pasal 28 tentang pendidikan
anak usia dini dinyatakanbahwa: (1) Pendidikan anak usia dini
(PAUD)diselengarakansebelum jenjang pendidikan dasar.(2) pendidikan anak
usia dini dapat diselengarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal/
informal.
Pendidikan anak usia dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan
pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam undang-undang no 2 tahun
1989 tentang sistem pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan (Sujiono,. 2011:8).
PAUD berfungsi untuk mengembangkan berbagai potensi anak secara
optimal sesuai dengan kemampuan bawaannya, sejalan dengan
perkembangan IPTEK dan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan
2
pendidikan PAUD mampu mengembangkan seluruh potensi anak melampaui
batas potensi bawaannya. PAUD merupakan lembaga pendidikan
pra-sekolah yang memperkenalkan iklim dan budaya pra-sekolah dan sebagai peletak
dasar untuk mengembangkan potensi anak secara optimal (Mulyasa. 2012 :6).
Anak usia dini merupakan masa usia emas (golden age) ditandai
dengan berkembangnya jumlah dan fungsi sel-sel saraf otak yang akan
berfungsi secara optimal ketika ada upaya sinergi. Pada usia emas terjadi
transformasi yang luar biasa pada otak dan fisiknya sehingga usia ini sangat
penting bagi perkembangan intelektual, spiritual, emosional dan sosial anak
sesuai dengan karakteristiknya masing-masing dan masa keemasan ini kalau
sudah terlewati tidak akan terulang lagi.Olehkarena itu, pendidikan dan
lingkungan yang tepat untuk mengembangkan anak pada usia ini sangat
diperlukan. (Mulyasa, 2012:35).
Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu
proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan
selanjutnya,pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam
berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang
perkembangan hidup manusia (Berk dalam Sujiono, 2011:6).
.Aspek pengembangan yang akan penulis teliti adalah aspek
pengembangan kognitif. Dalam pedoman pembelajaran bidang
pengembangan kognitif di taman kanak-kanak (Depdiknas a, 2007:3)
disebutkan bahwa pengembangan kognitif adalah suatu proses berpikir
berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan
sesuatu dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan
masalah atau untuk menciptakan karya yang dihargai dalam suatu
kebudayaan.
Salah satu aspek dalam pengembangan kognitif adalah pengembangan
pembelajaran matematika, istilah-istilah yang dikenal di antaranya:
pengembangan kognitif, daya pikir, atau ada juga yang menyebutnya sebagai
pengembangan kecerdasan logika matematika. Kegiatan
3
menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan matematika yang
memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja pada saat mendatang yang
menekankan pada kemampuan memecahkan masalah (Sriningsih.2009:1).
Anak usia dini adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan
berhitung pada jalur matematika, karena usia dini sangat peka terhadap
rangsangan yang diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi
akan tersalurkan apabila mendapatkan stimulus/rangsangan yang sesuai
dengan perkembangannya.(Depdiknas b., 2007 : 4).
.Berhitung merupakan bagian dari matematika yang sangat diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari terutama konsep bilangan yang merupakan juga
dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk
mengikuti pendidikan dasar (Depdiknas b, 2007;43). Berhitung di taman
kanak-kanak diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif
saja, tetapi juga kesiapan mental, sosial dan emosional, oleh karena itu dalam
pelaksanaannya berhitung di taman kanak-kanak dilakukan secara menarik
dan bervariasi. Maka dari itu, diperlukan strategi belajar mengajar yang
sesuai dengan materi, salah satunya adalah penggunaan media belajar.
Menurut Latif,dkk (2013 : 151 ) “Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya
diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya”.
Kegiatan pembelajaran matematika untuk anak usia dini sangat
penting yaitu untuk menstimulasi dan mengoptimalkan kemampuan berpikir
anak.Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang pendidik, adalah bagaimana
cara menyampaikannya sehingga memiliki manfaat yang sangat besar dalam
mengoptimalkan kemampuanlogikamatematika(Sriningsih.2009:28).Tuntutan
penguasaan matematika sangat besar, apalagii jika anak hendak masuk
sekolah dasar, orang tua menuntut anak-anak mereka agar dapat menguasai
matematika bahkan saat anak mereka masih di taman kanak-kanak. Hal ini
memicu lembaga pendidikan anak usia dini mengajarkan matematika
dengan metode yang kurang tepat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
4
mengajarkannya dengan menggunakan paper -pencil yaitu bentuk lembar
kerja anak yang didalamnya terdapat angka-angka tanpa benda konkritnya
langsung. Hal ini dianggap lebih mudah bagi guru untuk mengajarkannya
karena guru tidak perlu menyediakan media . Akan tetapi hal ini sulit bagi
anak karena anak akan lebih mudah jika ada benda konkritnya langsung.
Berdasarkan hasil observasi yang telah penulis lakukan di TK Kartika
Siliwangi 9 kelompok B-3, pada kenyataannya pembelajaran berhitung masih
terasa sulit terutama bagi anak usia dini, hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor permasalahan baik dari guru, siswa maupun sumber belajar sebagai
pendukungnya. Hal ini ditandai dengan kondisi sebagai berikut:Dari 14 anak
baru 8 anak paham lambang bilangan sedangkan 6 anak belum paham
lambang bilangan. Untuk memahami proses berhitung secara sederhana
hanya 7 anak yang paham dan mampu sementara 7 anak belum mampu dan
tidak paham untuk melakukan proses berhitung sederhana.Dari 14 anak yang
mengikuti pembelajaran berhitung sekitar 8 anak, sedangkan yang lainnya
masih pasif.
Adapun masalah yang ada pada guru adalah:
1. Metode yang digunakan dalam kegiatan kurang menarik dan
menyenangkan. Beberapa hal yang menyebabkan demikian di antaranya
adalah bahasa tubuh guru yang masih kaku, penyajian yang kurang
menarik.
2. Alat peraga dalam pembelajaran masih terbatas. Di antaranya hanya
menggunakan media papan tulis, batang korek api, jari tangan atau
sedotan saja.
3. Motivasi anak untuk belajar berhitung belum maksimal. Di antaranya
sebagai anak masih pada suka main-main dalam mengikuti proses
pembelajaran berhitung.
Terdapat banyak metode dan strategi yang bisa digunakan
untukmemecahkan permasalahan di atas, di antaranya: metode pemberian
tugas, demonstrasi, tanya jawab, pengucapan syair, percobaan, eksperimen,
5
Dan dalam upaya menstimulasi perkembangan potensi anak , makapenulis
mencoba mencari jalan keluar untuk memperbaiki kemampuan berhitung
anak di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot tahun pelajaran 2013/2014
dengan melalui metode demonstrasi dan pemberian tugas dengan melalui
media alat peraga konkrit yaitu berupa manik-manik.
Berdasarkan uraian di atas tersebut maka penulis melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan kemampuan berhitung
permulaan Anak TK melalui media manik-manik”.
B..Rumusan Masalah.
Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi obyektif kemampuan berhitung pada anak kelompok
B di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot sebelum digunakannya
pembelajaran melalui media manik-manik.
2. Bagaimana proses penerapan permainanmanik-manik dalam
meningkatkan kemampuan berhitung pada anak kelompok B di TK
Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot.
3. Bagaimana peningkatan kemampuan berhitung pada anak kelompok Bdi
TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot setelah digunakannya pembelajaran
melalui media manik-manik.
C..Tujuan Penelitian
Tujuan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk mengetahui kondisi obyektif kemampuan berhitung pada anak
kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot setelah
6
2. Untuk mengetahui prosedur langkah-langkah penerapan media
manik-manik dalam meningkatkan kemampuan berhitung pada anak kelompok
B di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot.
3. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan berhitung pada
anak kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot setelah
digunakannya pembelajaran melalui media manik-manik.
D..Manfaat Penelitian.
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang baik di
antaranya:
1. Bagi anak:
a. Dapat meningkatkan inisiatif anak untuk belajar berhitung melalui
kegiatan bermain sambil belajar.
b. Dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengkonsepkan
benda-benda dengan lambang bilangannya.
c. Dapat belajar berhitung dari berbagai media atau alat peraga dengan
mudah dan menyenangkan.
2. Bagi Guru:
a. Menambah wawasan tentang rangsangan yang tepat dalam meningkatkan
kemampuan berhitung pada PAUD.
b. Menambah pengetahuan dalam memilih dan menggunakan alternatif
pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi berhitung.
7
3 .Bagi Sekolah
Kemampuan guru dalam melakukan PTK dengan berbagai strategi
perbaikan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan
secara optimal dan hasilnya bisa disebarluaskan ke sekolah lain.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Adapun struktur organisasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I. Pendahuluan
Menjelaskan mengenai latar belakang masalah identifikasi masalah dan
rumusan masalah terkait kemampuan berhitung di TK Kartika Siliwangi
9 kelompok B serta mengenai tujuan, manfaat dan struktur organisasi
skripsi.
1. BAB II. Kajian Teori
Berisikan tentang kajian teoritik mengenai konsep matematika dan
berhitung permulaan, definisi, manfaat, konsep, tujuan, teori, tahapan,
prinsip-prinsip berhitung permulaan, media, strategi dan penelitian yang
relevan.
2. BAB III. Metodelogi Penelitian
Membahas tentang subyek dan obyek penelitian, metode penelitian,
desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,
teknik pengumpulan data serta analisis data.
3. BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Menguraikan tentang temuan hasil penelitian yang didapat oleh penulis
selama di lapangan serta pembahasan data.
4. BAB V. Kesimpulan dan Saran
Berisikan tentang kesimpulan penulis tentang penelitian yang dilakukan dan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.Lokasi dan Subyek Penelitian.
Penelitian tindakan kelas ini diberikan pada anak kelompok B-3 TK
KARTIKA SILIWANGI 9 yang berlokasi di Jl Raya Dayeuhkolot Asrama
Yon zipur 3 Kec. Dayeuhkolot Kab. Bandung. Tahun Ajaran 2013/2014.
Sedangkan yang menjadi subyek penelitian ini adalah anak kelompok B
Melati sejumlah 14 orang anak, terdiri dari 8 anak laki-laki dan 6 anak
perempuan.
Data murid TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot Kelompok B Melati
yang menjadi subyek penelitian.
Tabel 3.1
NO Nama Anak Jenis Kelamin
1. AR Perempuan
2. DA Perempuan
3. FD Laki-laki
4. FG Laki-laki
5. GA Laki-laki
6. LN Perempuan
7. M Perempuan
8. MA Perempuan
30
10. PA Perempuan
11. RA Laki-laki
12. RB Laki-laki
13. WP Laki-laki
14. AZ Laki-laki
B.Metodologi Penelitian
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan pada sebuah kelas
untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek
penelitian di kelas tersebut, dengan tujuan untuk peningkatan mutu atau
pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati
tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan
tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian
dengan kondisidan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik (
Trianto,2011:13-14).
Arikunto (2010:130) menjelaskan penelitian tindakan kelas terdiri dari
tiga kata, makna setiap kata tersebut adalah:
1. Penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu obyek menggunakan aturan
metodelogi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan
penting bagi penulis.
2. Tindakan yaitu suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus
31
3. Kelas yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru, kelas bukan wujud ruangan tetapi
sekelompok peserta didik yang sedang belajar.
Sedangkan Hopkin dalam Danim (2010 : 85 ) menyebutkan
penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang berorentasi pada penerapan
tindakan dengan tujuan meningkatkan mutu atau memecahkan masalah pada
suatu kelompok, subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan
atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang
bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian kondisi dan situasi
sehingga diperlukan hasil pembelajaran yang lebih baik.
Jhon Elliot dalam Trianto (2011: 15) mempopulerkan penelitian
tindakan ini sebagai metode bagi guru untuk melakukan penelitian di dalam
kelas sekaligus sebagai perancangnya.
Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas menurut Arifin dalam Trianto
(2011:21-22) ada 7 yaitu:
1. Strategi Penelitian Kualitatif dengan model konstruktivis, yang digunakan
untuk mendeskripsikan dan pengambilan keputusan secara kritis
berdasarkan rekaman, pemantauan dan evaluasi terhadap tindakan dan
hasil tindakan.
2. Siklus dan Sikuensial. Siklus, artinya pelaksanaan PTK sifatnya
berulang-ulang, yaitu dari tujuan, ke-perencanaan, ke-pemberian tindakan,
pengamatan (observasi) ke refleksi, kemudian ke-perencanaan (revisi
perencanaan) dan seterusnya.
3. Longitudional, artinya PTK harus berlangsung dalam jangka waktu
tertentu secara kontinue untuk memperoleh data yang diperlukan.
Lamanya waktu tergantung pada masalah penelitian yang akan dikaji.
4. Partikular-Spesifik, artinya hasil PTK tidak dimaksudkan untuk
menggeneralisasi penemuan dalam rangka merumuskan dalil, teori atau
32
mencari jalan pemecahan praktis, hubungan antara yang diteliti dengan
peneliti tidak ada jarak (menyatu).
5. Partisipatoris, artinya proses PTK itu tidak hanya diarahkan pada upaya
perubahan cara belajar siswa, tetapi juga guru (sebagai peniliti dan
pengajar yang diteliti) harus terjadi perubahan ke arah yang lebih baik
(berkualitas).
6. Kolaboratif atau kooperatif, artinya proses PTK selalu terjadi kerjasama
antar guru atau antar peneliti, atau antara peneliti dengan pihak-pihak
terkait. Kerjasama ini dilakukan dalam rangka mencapai keabsahan data..
7. Bertujuan mengubah keadaan nyata sehari-hari di kelas, artinya proses
PTK diarahkan pada upaya mengubah proses pembelajaran di kelas yang
lebih baik, lebih bermutu lebih sesuai dengan tuntutan jaman, bukan
untuk menemukan teori baru atau menguji teori.
Dari uraian tentang pengertian dan karakteristik tentang PTK dapat
dikemukakan beberapa urgensi PTK bagi pengembangan kualitas proses
belajar mengajar sebagaimana dikemukakan oleh Trianto (2011: 23-24 )
yaitu sebagai berikut :
1. Aspek diagnostic action, artinya setiap guru dalam menjalankan
peran/fungsinya disekolah akan menemukan beragam masalah
pembelajaran (unik dan kompleks), guru dituntut bisa melakukan PTK
untuk mencari solusi mendiagnosa secara tepat (bermutu) dalam
menghadapi beragam problem pembelajaran.
2. Aspek Inovation action, artinya setiap guru harus selalu berusaha untuk
melakukan tindakan pembaruan (inovasi) dalam PBM jadi PTK yang
dilakukan harus ada hubungan dengan upaya inovasi di bidang akademik
(pembelajaran).
3. Aspek participant action, artinya setiap tindakan menuju suatu perubahan
33
4. Aspek pengembangan profesi, artinya PTK sangat tepat (fungsional)
dalam upaya peningkatan kemampuan rasional guru untuk menjalankan
profesinya.
5. Aspek The Need for Achievment (N’Ach), artinya apabila setiap guru telah terbiasa untuk melakukan PTK, secara tidak langsung guru tersebut
telah terbiasa untuk terus mengasah kemampuan dirinya dalam rangka
meraih prestasi demi prestasi dalam profesinya, sehingga obsesinya
selama berkarir di dunia guruadalah “semangat dan kebutuhan untuk berprestasi” terus menerus sepanjang karier.
C..Desain Penelitian
Trianto (2011:29) menjelaskan PTK mempunyai banyak model
sehingga peneliti dapat memilih salah satu model yang sesuai dengan yang
dikehendaki. Dalam pemilihan model tidak ada pertimbangan baku dan
peneliti dapat memilih salah satu model yang sesuai dengan tingkat
kemampuan. Ada beberapa macam pola PTK yang dikembangkan oleh
beberapa ahli, tetapi yang paling terkenal ada 5 (lima) model yaitu: model
Lewin, model Mckenan, model Ebbut, model Elliot dan model Kemmis &
Mc Taggart model-model tersebut memiliki pola dasar yang sama, yaitu
serangkaian kegiatan peneliti berupa rangkaian siklus di mana pada setiap
akhir siklus akan membentuk siklus baru hasil revisi/perbaikan, dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti akan melakukan peneliti
sebanyak dua siklus. Siklus yang digunakan adalah siklus penelitian model
Kemmis & Mc, Taggart, yang pada setiap siklusya mengandung unsur
perencanaan pelaksanaan, observasi dan refleksi
Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Trianto (2011: 36 )
langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini disusun dalam empat tahapan
yakni: 1) tahap menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan
perencanaan 2) tahap pelaksanaan tindakan. 3) tahap pengamatan/observasi
d) tahap refleksi dan refleksi yang selanjutnya akan diikuti dengan siklus
34
menemukan solusi yang dapat mengubah proses pembelajarn ke arah yang
lebih baik dan optimal sehingga permasalahan yang terjadi dapat diperbaiki
dan diselesaikan dengan optimal. Adapun alur tahapan atau fase pada setiap
siklus sebagaimana ditunjukkan pada bagan berikut ini.
Gambar 3.2
Bagan spiral model Kemmis dan Mc Taggart:
( Dalam Arikumto, 2010 : 137 )
Penjelasan dari bagan tersebut adalah:
1.Tahap Perencanaan
Peneliti menentukan titik-titik atau fokus peristiwa yang perlu
mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,kemudian membuat sebuah
instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi
perencanaan
Siklus 1 Pelaksanaan
Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
Siklus 2 Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
35
selama tindakan berlangsung, pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan
dengan selera guru agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar.
2.Tahap Pelaksanaan Tindakan
Adalah implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah,
yaitu mengenakan tindakan di kelas sesuai dengan apa yang sudah
dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar. Membuat
modifikasi diperbolehkan asal jangan mengubah prinsip.
3.Tahap Pengamatan
Pelaksanaan pengamatan oleh pengamat yang dilakukan pada waktu
tindakan sedang dilakukan. Guru sebagai pengamat melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung dan guru
mencatat apa yang terjadi.
4.Tahap Refleksi
Adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah
dilakukan. Refleksi juga sering disebut dengan istilah “memantul”, dalam hal
ini guru pelaksana seolah memantulkan pengalamannya kepada peneliti
yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan, tetapi juga dihadapan
subjek yang terlibat dalam penelitian. Sehingga akan menemukan apa yang
sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan
mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki.
Sesuai dengan model tersebut maka langkah awal kegiatannya adalah
sebagai berikut : (1) permohonan izin penelitian, (2) observasi untuk
mengetahui kondisi awal pelaksanaan pembelajaran berhitung permulaan
di TK Kartika Siliwangi 9 kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung, (3)
Identifikasi permasalahan dalam pembelajaran mengenai kemampuan
berhitung permulaan, (4) merumuskan penerapan media manik-manik dalam
pembelajaran berhitung permulaan, (5) melakukan kolaburasi antara peneliti
36
kemampuan berhitung permulaan, (6) melaksanakan tindakan kelas serta
menetapkan teknik pengamatan.
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, dimana
masing – masing siklus mempunyai empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi dimana masing-masing siklus
terdiri dari dua tindakan. Berikut ini diuraikan setiap tahap dan uraian
kegiatan sebagai berikut:
1. Observasi awal
Pada tahap ini peneliti melakukan observasi untuk mengambil data
objektif mengenai kemampuan berhitung anak di TK Kartika Siliwangi 9
Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Rendahnya kemampuan
berhitung yang disebabkan oleh keterbatasan media penunjang dalam proses
belajar sehingga mengakibatkan anak tidak terlibat secara aktif , anak merasa
bosan dan stimulus yang diberikan oleh guru tidak tersampaikan dengan
optimal. Setelah mengetahui fokus permasalahan yang akan diteliti, maka
peneliti melakukan tahapan sebagai berikut:
2. Siklus Pertama
1) Tahap Perencanaan
Peneliti menyiapkan bahan – bahan penelitian sebelum melakukan penelitian di lapangan seperti menyiapkan surat izin penelitian,
mempersiapkan perekaman data seperti kamera digital / Hp, menetapkan
indikator dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH). Gurudan peneliti
melakukan diskusi untuk merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan
pada siklus pertama, baik itu dari segi strategi, ataupun cara penyampaian
guru dalam kegiatan berhitung permulaan anak TK melalui media
manik-manik setelah itu guru dan peneliti membuat skenario pembelajaran dengan
cara membuat RKH (Rencana Kegiatan Harian), menyiapkan media
pembelajaran yang akan digunakan berupa manik-manik, juga menyiapkan
37
2)Tahap Tindakan/pelaksanaan
Peneliti sebagai guru melaksanakan tindakan yang sudah
direncanakan sebelumnya dengan mengacu pada rencana kegiatan harian
(RKH) yang telah dibuat dan disepakati bersama dengan kepala sekolah.
Peneliti menggunakan catatan lapangan dan dokumentasi guna merekam
setiap kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama proses pemberian tindakan
sedang berlangsung. Pada tahapan ini guru melakukan kegiatan: a)
pelaksanaan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sudah disiapkan
sebelumnya, b) mengkondisikan siswa kedalam empat kelompok, c) setiap
kelompok melakukan kegiatan berhitung permulaan dengan media manik-
manik sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan yaitu dengan cara dihitung
dan dironce menggunakan benang / knur lalu disuruh untuk menyebutkan
urutan angka-angkanya dari 1-10 kemudian 1-20 dilanjutkan dengan
memasangkan lambang bilangan 1-10 lalu 1-20 dengan manik-manik,d)
membimbing siswa dalam kegiatan permainan, dan e) melakukan tahap
evaluasi.
3)Tahap Pengamatan/observasi.
Peneliti melakukan pengamatan (pengambilan data) dan peristiwa
yang terjadi di kelas selama tindakan berlangsung, baik itu dari situasi kelas,
perilaku dan sikap anak, penyampaian atau pemberian penjelasan guru pada
anak, dan penyerapan anak pada kegiatan berhitung permulaan melalui media
manik-manik yang diberikan. Pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan pedoman observasi dan catatan lapangan.
4)Tahap Refleksi.
Peneliti sebagai guru beserta kepala sekolah melakukan pengkajian
terhadap tindakan yang sudah dilaksanakan berdasarkan data-data yang sudah
terkumpul. Apabila ditemukan masalah pada saat refleksi maka guru
melakukan evaluasi dan mencoba untuk mengatasi kekurangan dan
38
pengamatan dan refleksi ulang untuk siklus berikutnya, sehingga
permasalahan dapat teratasi.
3. Siklus kedua
Sebagaimana pada siklus pertama, tahapan tindakan pada siklus kedua
pun meliputi: 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan tindakan, 3) tahap
pengamatan atau observasi, dan 4) tahap evaluasi.
1)Tahap Perencanaan
Tahapan perencanaan kegiatan meliputi: 1) persiapan pembelajaran
bermain dengan media manik- manik, b) penyediaan alat peraga yang
diperlukan yaitu manik- manik dan perlengkapannya, c) pembuatan lembar
penilaian siswa, dan d) penyusunan alat evaluasi pada salah satu instrumen
penilaian pada siklus kedua.
2)Tahap Tindakan/pelaksanaan
Pada tahapan pelaksanaan tindakan siklus kedua, kegiatannya tidak jauh
dari tindakan pada siklus pertama,yakni: a) pelaksanaan rencana
pembelajaran atau Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sudah disiapkan
sebelumnya, b) mengkondisikan siswa ke dalam empat kelompok, c) setiap
kelompok melakukan kegiatan berhitung permulaan dengan media manik-
manik sesuai aturan yang telah dijelaskan yaitu setiap anak mencoba untuk
melakukan dan menyebutkan hasil penambahan 1-10 kemudian 1-20
dilanjutkan dengan melakukan dan menyebutkan hasil pengurangan 1-5
kemudian 1-10 dengan manik-manik, d) membimbing siswa dalam kegiatan
permainan, dan e) melakukan evaluasi. Namun untuk lebih memotivasi
anak maka peneliti/guru pada akhir kegiatan memberi kesempatan kepada
masing- masing anak untuk membuat gelang dan diberikan sebagai hadiah
bagi anak yang mampu melaksanakan kegiatan tampa bantuan / mandiri.
39
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan menilai mengenai
rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat peneliti sesuai atau tidak di
dalam pelaksanaannya, kemudian mengamati mengenai proses belajar dan
hasil belajar peserta didik.
4)Tahap Refleksi
Peneliti sebagai guru beserta kepala sekolah melakukan pengkajian
terhadap tindakan yang telah dilaksanakan berdasarkan data- data yang sudah
terkumpul. Apabila ditemukan masalah pada saat refleksi maka guru
melakukan evaluasi dan mencoba untuk mengatasi kekurangan dan
kelemahan tersebut dengan cara membuat perencanaan ulang, tindakan ulang,
pengamatan dan refleksi ulang untuk siklus berikutnya, sehingga
permasalahan dapat teratasi.
D.Penjelasan Istilah
Di bawah ini akan didefinisikan variabel-variabel yang ada pada
penelitian yaitu:
1. Kemampuan berhitung adalah usaha melakukan, mengerjakan hitungan
seperti menjumlah, mengurangi, serta memanipulasi bilangan dan
lambang-lambang matematika, adapun indikator kemampuan yang
dimaksud dalam penelitian ini yaitu: membilang/menyebut urutan
bilangan 1 sampai 20, membuat urutan bilangan 1-20 dengan
benda-benda (anak tidak disuruh menulis), menyebutkan hasil penambahan
sampai 20 dan menyebutkan hasil penguruangan sampai 10 (Depdiknas,
40
2. Manik-manik
Gambar 3.1 Manik-manik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah butir
kecil-kecil dari merjan, karang dan sebagainya, diberi berlobang dan dicocokan
untuk perhiasan, kalung dan sebagainya(KBBI,2014).
Berdasarkan catatan, manik-manik dibuat dari aneka bahan yang
banyak dikenal seperti dari batu-batuan, kaca, keramik, logam, kerang,
tulang, gading, kayu, getah kayu, biji-bijian, merjan dan bahan lainnya.
Manik-manik termasuk benda sejarah paling tua, karena berdasarkan
artefak manik yang ditemukan ada yang terbuat dari bahan campuran
seperti yang ditemukan di Tel Arpuchiyah Mesopotamia (4000 SM)
terbuat dari batu peninggalan Dinasti Firaun.(Kompas,2014).
E.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga
41
dalam menerapkan metode penelitian menggunakan isntrumen atau alat, agar
data yang diperoleh lebih baik” (Arikunto, 2010:205). Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah:
1. Lembar Pedoman Observasi
Lembar observasi merupakan panduan dalam melakukan penilaian
terhadap indikator-indikator dari aspek yang diamati, indikator-indikator
tersebut sudah didaftar dan diatur secara sistemati menurut kategorinya.
Bentuk lembar observasi berbentuk daftar cek list “√” pada kategori penilaian, kategori penilaian terdiri dari’’3 “ untuk anak yang mampu
melaksanakan kegiatan tanpa bantuan/mandiri. “ 2 ” untuk anak yang masih dibantu guru dalam melaksanakan kegiatan dan”1 ” untuk anak yang sama sekali tidak mampu dalam melaksanakan kegiatan. Adapun obyek
atau sasaran yang diamati adalah perilaku atau aktifitas anak dalam proses
pembelajaran.
2. Lembar Pedoman Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan sebagai catatan tambahan apabila
terdapat kejadian kegiatan yang tidak tercatat dalam lembar observasi
kejadian kegiatan tersebut dapat berupa aktivitas siswa serta permasalahan
yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan adalah foto-foto kegiatan pembelajaran
42
F.Proses Pengembangan Instrumen
Tabel 3.2
Proses Pengembangan Instrumen
Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak TK Melalui Media
Manik-manik
Variabel Dimensi Indikator Item
44
Tabel 3.3
Lembar Observasi Kemampuan Berhitung Permulaan.
Anak TK melalui media manik-manik.
Siklus:
Menyebutkan urutan bilangan 1-20
dengan menggunakan media
manik-manik
Menyebutkan urutan angka 1-10 secara
acak.
Menyebutkan urutan angka 10-20 secara
acak
Memasangkan lambang bilangan 1-10
dengan manik-manik.
Memasangkan lambang bilangan 10-20
dengan manik-manik.
Menyebutkan hasil penambahan 1-10
45
Keterangan.
1 = Anak belum mampu /Perlu stimulus (PS)
2 = Anak yang masih dibantu guru /Dalam Proses (DP)
3 = Anak yang sudah mampu / Berkembang Baik(BB)
G.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Menurut Trianto (2011:61) observasi adalah pengamatan yang
dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung pada
waktu yang sama. Pada tahapan ini, penulis melakukan pengamatan dan
mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan
tindakan berlangsung. Pengumpulan dati ini dilakukan dengan menggunakan
format observasi/penilaian yang telah disusun. 8.
.
9.
10.
Menyebutkan hasil penambahan 10-20
dengan manik-manik.
Menyebutkan hasil pengurangan 1-5
dengan manik-manik.
Menyebutkan hasil pengurangan 5-10
46
Observasi ini dilakukan untuk memantau proses dan dampak
penerapan media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan berhitung
permulaan anak TK di TK Kartika Siliwangi 9 dengan cara mencatat untuk
perbaikan dan merancang tindakan selanjutnya agar efektif dan efisien.
2. Catatan Lapangan
Catatan lapanganadalah kegiatan untuk mencatat data di lapangan
yang terkumpul selama sehari-hari atau periode tertentu selama proses
pembelajaran. Dalam kegiatan ini hasil temuan didiskusikan oleh peneliti
bersama guru pendamping setelah proses pembelajaran selesai.( Trianto,2011
: 57 ).
3. Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu instrumen dalam penelitian bukan
hanya berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa benda-benda dokumentasi
yang digunakan adalah foto-foto kegiatan pembelajaran pada setiap siklus
pembelajaran. Isi dokumen terkait dengan cara mengajar guru dan aktivitas
serta sikap anak pada saat pelaksanaan meningkatkan kemampuan berhitung
anak TK melalui media manik-manik.(Arikunto, 2010 : 202 ).
H.Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis tindakan, proses
tindakan kelas dan hasil dari tindakan. analisis tindakan dilakukan secara
kualitatif sedangkan analisis hasil tindakan dilakukan secara kuantitatif.
Analisis proses tindakan (kualitatif) dilakukan dengan kolaborasi pada saat
refleksi yang didasarkan dari data yang terkumpul. Analisis hasil tindakan
(Kuantitatif) dilakukan untuk menganilisis data yang berupa skor, yang
merupakan nilai hasil kemampuan pembelajaran kemampuan berhitung
dengan media manik-manik dianalisis dengan teknik perhitungan presentase
yang maksudnya untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian yang dilakukan terhadap
pelaksanaan dan hasil tindakan dengan menggunakan media manik-manik
dalam meningkatkan kemampuan berhitung permulaan untuk anak kelompok
B di Tk Kartika Siliwangi 9 maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kondisi obyektif kemampuan berhitung pada anak TK kelompok B TK
Kartika Siliwangi 9 sebelum diterapkannya pembelajaran melalui media
manik-manik masih rendah, sebagian anak masih kurang dalam
memahami konsep, lambang bilangan dan proses berhitung sederhana.
2. Penerapan pembelajaran menggunakan media manik-manik untuk
meningkatkan kemampuan berhitung dilaksanakan dalam 2 siklus dan 4
tindakan. Langkah-langkah implementasi dalam meningkatkan
kemampuan anak dimulai dengan perencanaan terlebih dahulu dengan
menyiapkan media manik-manik, mangkuk plastik, benang/knur.
3 Terdapat peningkatan pada kemampuan berhitung anak kelompok B di TK
Kartika Siliwangi 9 setelah dilaksanakan kegiatan berhitung melalui media
manik-manik. Hal ini terbukti pada aktivitas anak pada setiap siklus
mengalami peningkatan yang lebih baik sehingga pada siklus II hampir
semua anak (13 dari 14 anak) sudah tergolong baik setiap anak mengalami
peningkatan pada setiap siklusnya. Sehingga setelah dilaksanakannya
tindakan sebanyak 2 kali siklus presentase mencapai 98,85 %secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penerapan media manik-manik
dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berhitung di kelompok B TK
84
Ela Nurlaela, 2014
B. REKOMENDASI
Meningkatkan kemampuan anak dalam berhitung melalui media
manik-manik di kelompok B TK Kartika Siliwangi 9 kec Dayeuhkolot Kab.
Bandung.tidak terlepas dari suatu hambatan/ permasalahan. Oleh karena itu
berdasarkan hasil pengamatan dan temuan-temuan pada pelaksanaan tindakan
selama 2 siklus ,maka dapat dikemukakan beberapa saran :
1. Bagi anak.
a. Anak dapat meningkat kemampuan mengenal bilangan sejak dini
melalui media manik-manik yang menarik bagi anak.
b. Anak di berikan pembelajaran yang bermakna dalam kegitan ini.
c. Anak dapat mengeksplorasikan dirinya dan dapat berperan aktif.
2. Bagi Guru
a. Guru dapat menggunakan media manik-manik sebagai alat peraga
dalam berhitung
b.Menambah wawasan kepada guru agar lebih kreatif dalam
memberikan pembelajaran di Taman kanak-kanak.
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan suatu cara atau metode pembelajaran yang baru bagi
pendidikan anak usia dini
b. memberikan wawasan dalam meningkatkan pembelajaran di sekolah.
Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa penerapan
madia manik-manik dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak. di TK
Kartika Siliwangi 9 dan memberikan perubahan yang baik .Dengan
85
Ela Nurlaela, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad. (2007) Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arikunto. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Edisi 14.
Jakarta: Rineka Cipta.
Danim. (2010) Karya Tulis Inovatif.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
DEPDIKNAS a. (2007)Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan
Kognitif di Taman Kanak-Kanak.Jakarta:Direktorat Pembinaan Taman
Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.
DEPDIKNAS b. (2007)Pedoman Pembelajaran Permainan Berhitung
Permulaan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:Direktorat Pembinaan Taman
Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.
KEMENDIKNAS.(2010)Materi Pembinaan Program Pembelajaran di TK.
Jakarta:. Direktorat Pembinaan TK dan SD.
Latif., dkk. (2013) Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini.Edisi ke 1.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mulyasa. (2012) Manajemen PAUD.Edisi 2. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Sriningsih. (2009) Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini.
Edisi ke 3. Bandung: Pustaka Sebelas.
Sujiono. (2011) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT.
Indeks.
Sujiono, dkk. (2008) Metode Pengembangan Kognitif,.Edisi 11. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Trianto. (2011) Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Edisi I.
86
Ela Nurlaela, 2014
Zaman, (2011) Pengembangan Alat Permainan Edukatif di Lembaga PAUD.
Bandung: Modul Kuliah UPI.
http://oase.kompas.com (diakses 20 maret 2014. 9:30 WIB.).
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad. (2007) Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Arikunto. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Edisi 14.
Jakarta: Rineka Cipta.
Danim. (2010) Karya Tulis Inovatif.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
DEPDIKNAS a. (2007)Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan
Kognitif di Taman Kanak-Kanak.Jakarta:Direktorat Pembinaan Taman
Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.
DEPDIKNAS b. (2007)Pedoman Pembelajaran Permainan Berhitung
Permulaan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:Direktorat Pembinaan Taman
Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.
KEMENDIKNAS.(2010)Materi Pembinaan Program Pembelajaran di TK.
Jakarta:. Direktorat Pembinaan TK dan SD.
Latif., dkk. (2013) Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini.Edisi ke 1.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mulyasa. (2012) Manajemen PAUD.Edisi 2. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Sriningsih. (2009) Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini.
Edisi ke 3. Bandung: Pustaka Sebelas.
Sujiono. (2011) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT.
Indeks.
Sujiono, dkk. (2008) Metode Pengembangan Kognitif,.Edisi 11. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Trianto. (2011) Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Edisi I.
84
Zaman, (2011) Pengembangan Alat Permainan Edukatif di Lembaga PAUD.
Bandung: Modul Kuliah UPI.
http://oase.kompas.com (diakses 20 maret 2014. 9:30 WIB.).