• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK TK MELALUI MEDIA MANIK-MANIK: Penelitian Tindakan Kelas Kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK TK MELALUI MEDIA MANIK-MANIK: Penelitian Tindakan Kelas Kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

No.Daftar: 23/PGPAUD/VI/2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK

TK MELALUI MEDIA MANIK-MANIK

(

Penelitian Tindakan Kelas Kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh: ELA NURLAELA

NIM. 1010064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK

TK MELALUI MEDIA MANIK-MANIK

Penelitian Tindakan Kelas Kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung

Oleh : Ela Nurlaela NIM : 1010064

PENDIDIKAN PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS

ILMU PENDIDIKAN

© Ela Nurlaela

Universitas Pendidikan Indonesia

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

(3)

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ELA NURLAELA

1010064

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK TK MELALUI MEDIA MANIK-MANIK

(Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

Penguji I Penguji II

Dr. Ocih Setiasih, M.Pd Heny Djoehaeni, S.Pd, M.Si

NIP. 19600707 198601 2 001 NIP. 19700724 199802 2 001

Penguji III

Rita Mariyana, M.Pd Nip. 19780308 200112 2 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Jurusan Pedagogik

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN ANAK TK MELALUI MEDIA MANIK-MANIK

(Penelitian Tindakan Kelas Kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung)

ELA NURLAELA 1010064

Kemampuan anak dalam mengenallambang bilangan dan proses berhitung secara sederhana di TK Kartika Siliwangi 9 masih rendah.Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam berhitung,serta dapat mengaplikasikannya dalam lingkungannya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dengan subjek penelitian TK Kartika Siliwangi 9 pada kelompok B yang berjumlah 14 orang anak dengan menggunakan Strategi pembelajaran

melalui media manik-manik, teknik yang digunakan adalah berupa

observasi,dokumentasi,refleksi dan format penilaian anak. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus dengan masing-masing dilakukan dua kali tindakan . Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan pada setiap siklusnya. Presentase penelitian awal sebelum tindakan (prasiklus) dalam kategori anak sudah mampu sendiri (B) sebanyak 21,4% meningkat menjadi 92,86%, pada kategori anak yang masih dibantu guru (C) sebanyak 21,4% menurun menjadi 7,14% dan pada kategori belum mampu(K) sebanyak 57,2% menurun menjadi kategori 0%. Berdasarkan hasil peningkatan pada setiap siklus membuktikan bahwa metode pembelajaran berhitung melalui media manik-manik dapat meningkatkan kemampuan berhitung pada anak TK kartika Siliwangi 9 Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Adapun Indikator kemampuan berhitung yang berkembang baik adalah menyebut urtan bilangan 1-20 dengan manik-manik, menyebut urutan angka 1-20, memasangkan lambang bilangan 1-20 dengan manik-manik, menyebut hasil penambahan 1-20 dan menyebut hasil pengurangan 1-10 dengan manik-manik. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya yang menggunakan media manik-manik dapat lebih mengoptimalkan dalam mempersiapkan media yang lebih menarik sehingga anak dapat menemukan sesuatu dari kegiatan tersebut dan pertanyaan yang mendukung tahap perkembangannya.

Kata kunci: kemampuan berhitung,media manik-manik

(5)

ABSTRACT

IMPROVINGTHE BEGINNINGCHILDnumeracykindergartenTHROUGHMEDIABEAD

(Classroom Action Research GroupBinkindergartenKartikaDayeuhkolotSiliwangiDistrict ofBandung District9)

ELA NURLAELA 1010064

Children's ability to recognize the symbol of numbers and counting process is simple in kindergarten KartikaSiliwangi 9 rendah.Penelitian still aims to improve children's ability to count, and can apply it in their environment. This type of research is action research with research subjects kindergarten KartikaSiliwangi 9 in group B, amounting to 14 children with the use of learning strategies through the medium of the beads, the technique used is in the form of observation, documentation, reflection and assessment formats child. Classroom action research was conducted in two cycles with each action performed twice. The results showed an increase in each cycle. Percentage of the initial research before action (prasiklus) in the category of children are able to own (B) by 21.4% increased to 92.86%, in the category of children who are assisted teachers (C) decreased by 21.4% to 7.14% and the category has not been able to (K) of 57.2% decreased to 0% category. Based on the results of the increase in each cycle counting proves that the method of learning through the medium of the beads can improve numeracy skills in kindergarten children kartikaSiliwangiDayeuhkolot District 9 District of Bandung. The indicator calculation skills are well developed urtan call numbers 1-20 with beads, called the sequence of numbers 1-20, 1-20 with a pair emblem number beads, calling the results the addition of 1-20 and 1-10 refer to the results of reduction with beads. Recommendations for further research that uses media beads can further optimize media in preparing a more attractive so that children can find something from these activities and questions that support the devolopment stage.

(6)

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR MOTTO

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

UCAPAN TERIMA KASIH...iii

DAFTAR ISI...iv

DAFTAR TABEL....v

DAFTAR DIAGRAM...vi

DAFTAR GAMBAR...vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah...5

C. Tujuan Penelitian...5

D. Manfaat Penelitian...6

E. Struktur Organisasi... 7

BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Matematika dan Berhitung Permulaan...8

1. Definisi Matematika...8

2. Konsep Berhitung Permulaan ...9

3. Tujuan Pembelajaran Berhitung Permulaan...11

4. Teori Berhitung Permulaan...12

5. Tahapan Berhitung Permulaan ...13

6. Prinsip-prinsip Berhitung Permulaan...15

7. Pelaksanaan Permainan Berhitung...16

(7)

B. Strategi Pembelajaran Matematika pada anak... 18.

1. Pengertian Strategi Pembelajaran... 18.

2. Strategi Pembelajaran Matematika pada anak... 20

C. Media... 23

1. Definisi Media... 23

2. Macam-macam Media Pembelajaran...24

3. Manfaat Media Pembelajaran...25

4. Prinsip-prinsip Media Pembelajaran... 26

D. Manik-manik...27

1. Definisi Manik-manik...27

2. Cara Pembuatan Manik-manik...27

3. Langkah-langkah Pembelajaran Manik-manik...27

E. Hasil Penelitian yang Relevan...28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian...29

B. Metodologi Penelitian ... 30

C. Desain Penelitian... 33

D. Penjelasan Istilah... 39

E. Instrumen Penelitian...40

F. Proses Pengembangan Instrumen...42

G. Teknik Pengumpulan Data...45

H. Teknik Analisis Data...46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil TK Kartika Siliwangi 9...47

B. Hasil Penelitian...50

1.Kondisi Obyektif Kemampuan Berhitung Permulaan Anak TK Kartika Siliwangi 9...50

(8)

2. Siklus 2...64

C. Pembahasan Hasil Penelitian ...75

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan...82

B. Rekomendasi...83

DAFTAR PUSTAKA...84

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Data Murid TK KartikaSiliwangi 9...29

Tabel 3.2 Proses Pengembangan Instrumen...42

Tabel 3.3Lembar ObservasiKemampuanBerhitung...44

Tabel 4.1Profil Guru TK...47

Tabel 4.2Profil Anak TK ...48

Tabel 4.3Alokasi WaktuPembelajaran ...49

Tabel 4.4Penentuan Tema Di TK...50

Tabel 4.5Hasil ObservasikemampuanBerhitung...52

Tabel 4.6Skor KemampuanBerhitung Prasiklus...53

Tabel 4.7Hasil ObservasiKemampuanBerhitungSiklus I...67

Tabel 4.8Data SkorKemampuanBerhitung ...69

Tabel 4.9Hasil ObservasiSiklus II KemampuanBerhitung...70

Tael 4.10.Data SkorKemampuanBerhitungakhirSiklus...72

(10)

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1 PresentasePrasiklusKemampuanBerhitungPermulaan……...……56 Diagram 4.2 PresentasePascaSiklus 1 KemampuanBerhitungPermulaan….…..70 Diagram 4.3 PresentaseKemampuanBerhitungPascaSiklus 2……….73

Grafik 4.4 Perbandingan Data KemampuanBerhitungMelalui Media

Manik-manik………....74

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Manik-manik………...………40

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini pada hakekatnya adalah pendidikan yang

diselenggarakandengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang No

20 tahun 2003 Bab I Pasal 1 ayat 14, dinyatakan bahwa “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yangditujukan kepada anak sejak lahir

sampai dengan 6 tahun, yangdilakukanmelalui pemberian rangsangan

pendidikan untuk membantupertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

rohani agar anak memiliki kesiapan dalammemasuki pendidikan lebih

lanjut”(Kemendiknas.2010:2). Sedangkan pada pasal 28 tentang pendidikan

anak usia dini dinyatakanbahwa: (1) Pendidikan anak usia dini

(PAUD)diselengarakansebelum jenjang pendidikan dasar.(2) pendidikan anak

usia dini dapat diselengarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal/

informal.

Pendidikan anak usia dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan

pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam undang-undang no 2 tahun

1989 tentang sistem pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan

bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang

beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur,

memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,

kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

kemasyarakatan dan kebangsaan (Sujiono,. 2011:8).

PAUD berfungsi untuk mengembangkan berbagai potensi anak secara

optimal sesuai dengan kemampuan bawaannya, sejalan dengan

perkembangan IPTEK dan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan

(13)

2

pendidikan PAUD mampu mengembangkan seluruh potensi anak melampaui

batas potensi bawaannya. PAUD merupakan lembaga pendidikan

pra-sekolah yang memperkenalkan iklim dan budaya pra-sekolah dan sebagai peletak

dasar untuk mengembangkan potensi anak secara optimal (Mulyasa. 2012 :6).

Anak usia dini merupakan masa usia emas (golden age) ditandai

dengan berkembangnya jumlah dan fungsi sel-sel saraf otak yang akan

berfungsi secara optimal ketika ada upaya sinergi. Pada usia emas terjadi

transformasi yang luar biasa pada otak dan fisiknya sehingga usia ini sangat

penting bagi perkembangan intelektual, spiritual, emosional dan sosial anak

sesuai dengan karakteristiknya masing-masing dan masa keemasan ini kalau

sudah terlewati tidak akan terulang lagi.Olehkarena itu, pendidikan dan

lingkungan yang tepat untuk mengembangkan anak pada usia ini sangat

diperlukan. (Mulyasa, 2012:35).

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan

selanjutnya,pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam

berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang

perkembangan hidup manusia (Berk dalam Sujiono, 2011:6).

.Aspek pengembangan yang akan penulis teliti adalah aspek

pengembangan kognitif. Dalam pedoman pembelajaran bidang

pengembangan kognitif di taman kanak-kanak (Depdiknas a, 2007:3)

disebutkan bahwa pengembangan kognitif adalah suatu proses berpikir

berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan

sesuatu dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan

masalah atau untuk menciptakan karya yang dihargai dalam suatu

kebudayaan.

Salah satu aspek dalam pengembangan kognitif adalah pengembangan

pembelajaran matematika, istilah-istilah yang dikenal di antaranya:

pengembangan kognitif, daya pikir, atau ada juga yang menyebutnya sebagai

pengembangan kecerdasan logika matematika. Kegiatan

(14)

3

menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan matematika yang

memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja pada saat mendatang yang

menekankan pada kemampuan memecahkan masalah (Sriningsih.2009:1).

Anak usia dini adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan

berhitung pada jalur matematika, karena usia dini sangat peka terhadap

rangsangan yang diterima dari lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi

akan tersalurkan apabila mendapatkan stimulus/rangsangan yang sesuai

dengan perkembangannya.(Depdiknas b., 2007 : 4).

.Berhitung merupakan bagian dari matematika yang sangat diperlukan

dalam kehidupan sehari-hari terutama konsep bilangan yang merupakan juga

dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk

mengikuti pendidikan dasar (Depdiknas b, 2007;43). Berhitung di taman

kanak-kanak diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif

saja, tetapi juga kesiapan mental, sosial dan emosional, oleh karena itu dalam

pelaksanaannya berhitung di taman kanak-kanak dilakukan secara menarik

dan bervariasi. Maka dari itu, diperlukan strategi belajar mengajar yang

sesuai dengan materi, salah satunya adalah penggunaan media belajar.

Menurut Latif,dkk (2013 : 151 ) “Media dalam proses pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya

diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya”.

Kegiatan pembelajaran matematika untuk anak usia dini sangat

penting yaitu untuk menstimulasi dan mengoptimalkan kemampuan berpikir

anak.Sedangkan jika dilihat dari sudut pandang pendidik, adalah bagaimana

cara menyampaikannya sehingga memiliki manfaat yang sangat besar dalam

mengoptimalkan kemampuanlogikamatematika(Sriningsih.2009:28).Tuntutan

penguasaan matematika sangat besar, apalagii jika anak hendak masuk

sekolah dasar, orang tua menuntut anak-anak mereka agar dapat menguasai

matematika bahkan saat anak mereka masih di taman kanak-kanak. Hal ini

memicu lembaga pendidikan anak usia dini mengajarkan matematika

dengan metode yang kurang tepat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

(15)

4

mengajarkannya dengan menggunakan paper -pencil yaitu bentuk lembar

kerja anak yang didalamnya terdapat angka-angka tanpa benda konkritnya

langsung. Hal ini dianggap lebih mudah bagi guru untuk mengajarkannya

karena guru tidak perlu menyediakan media . Akan tetapi hal ini sulit bagi

anak karena anak akan lebih mudah jika ada benda konkritnya langsung.

Berdasarkan hasil observasi yang telah penulis lakukan di TK Kartika

Siliwangi 9 kelompok B-3, pada kenyataannya pembelajaran berhitung masih

terasa sulit terutama bagi anak usia dini, hal ini disebabkan oleh beberapa

faktor permasalahan baik dari guru, siswa maupun sumber belajar sebagai

pendukungnya. Hal ini ditandai dengan kondisi sebagai berikut:Dari 14 anak

baru 8 anak paham lambang bilangan sedangkan 6 anak belum paham

lambang bilangan. Untuk memahami proses berhitung secara sederhana

hanya 7 anak yang paham dan mampu sementara 7 anak belum mampu dan

tidak paham untuk melakukan proses berhitung sederhana.Dari 14 anak yang

mengikuti pembelajaran berhitung sekitar 8 anak, sedangkan yang lainnya

masih pasif.

Adapun masalah yang ada pada guru adalah:

1. Metode yang digunakan dalam kegiatan kurang menarik dan

menyenangkan. Beberapa hal yang menyebabkan demikian di antaranya

adalah bahasa tubuh guru yang masih kaku, penyajian yang kurang

menarik.

2. Alat peraga dalam pembelajaran masih terbatas. Di antaranya hanya

menggunakan media papan tulis, batang korek api, jari tangan atau

sedotan saja.

3. Motivasi anak untuk belajar berhitung belum maksimal. Di antaranya

sebagai anak masih pada suka main-main dalam mengikuti proses

pembelajaran berhitung.

Terdapat banyak metode dan strategi yang bisa digunakan

untukmemecahkan permasalahan di atas, di antaranya: metode pemberian

tugas, demonstrasi, tanya jawab, pengucapan syair, percobaan, eksperimen,

(16)

5

Dan dalam upaya menstimulasi perkembangan potensi anak , makapenulis

mencoba mencari jalan keluar untuk memperbaiki kemampuan berhitung

anak di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot tahun pelajaran 2013/2014

dengan melalui metode demonstrasi dan pemberian tugas dengan melalui

media alat peraga konkrit yaitu berupa manik-manik.

Berdasarkan uraian di atas tersebut maka penulis melakukan

penelitian tindakan kelas dengan judul “Meningkatkan kemampuan berhitung

permulaan Anak TK melalui media manik-manik”.

B..Rumusan Masalah.

Berdasarkan latarbelakang masalah di atas, maka rumusan

masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi obyektif kemampuan berhitung pada anak kelompok

B di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot sebelum digunakannya

pembelajaran melalui media manik-manik.

2. Bagaimana proses penerapan permainanmanik-manik dalam

meningkatkan kemampuan berhitung pada anak kelompok B di TK

Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot.

3. Bagaimana peningkatan kemampuan berhitung pada anak kelompok Bdi

TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot setelah digunakannya pembelajaran

melalui media manik-manik.

C..Tujuan Penelitian

Tujuan yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui kondisi obyektif kemampuan berhitung pada anak

kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot setelah

(17)

6

2. Untuk mengetahui prosedur langkah-langkah penerapan media

manik-manik dalam meningkatkan kemampuan berhitung pada anak kelompok

B di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot.

3. Untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan berhitung pada

anak kelompok B di TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot setelah

digunakannya pembelajaran melalui media manik-manik.

D..Manfaat Penelitian.

Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang baik di

antaranya:

1. Bagi anak:

a. Dapat meningkatkan inisiatif anak untuk belajar berhitung melalui

kegiatan bermain sambil belajar.

b. Dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengkonsepkan

benda-benda dengan lambang bilangannya.

c. Dapat belajar berhitung dari berbagai media atau alat peraga dengan

mudah dan menyenangkan.

2. Bagi Guru:

a. Menambah wawasan tentang rangsangan yang tepat dalam meningkatkan

kemampuan berhitung pada PAUD.

b. Menambah pengetahuan dalam memilih dan menggunakan alternatif

pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi berhitung.

(18)

7

3 .Bagi Sekolah

Kemampuan guru dalam melakukan PTK dengan berbagai strategi

perbaikan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan

secara optimal dan hasilnya bisa disebarluaskan ke sekolah lain.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun struktur organisasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I. Pendahuluan

Menjelaskan mengenai latar belakang masalah identifikasi masalah dan

rumusan masalah terkait kemampuan berhitung di TK Kartika Siliwangi

9 kelompok B serta mengenai tujuan, manfaat dan struktur organisasi

skripsi.

1. BAB II. Kajian Teori

Berisikan tentang kajian teoritik mengenai konsep matematika dan

berhitung permulaan, definisi, manfaat, konsep, tujuan, teori, tahapan,

prinsip-prinsip berhitung permulaan, media, strategi dan penelitian yang

relevan.

2. BAB III. Metodelogi Penelitian

Membahas tentang subyek dan obyek penelitian, metode penelitian,

desain penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen,

teknik pengumpulan data serta analisis data.

3. BAB IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Menguraikan tentang temuan hasil penelitian yang didapat oleh penulis

selama di lapangan serta pembahasan data.

4. BAB V. Kesimpulan dan Saran

Berisikan tentang kesimpulan penulis tentang penelitian yang dilakukan dan

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Subyek Penelitian.

Penelitian tindakan kelas ini diberikan pada anak kelompok B-3 TK

KARTIKA SILIWANGI 9 yang berlokasi di Jl Raya Dayeuhkolot Asrama

Yon zipur 3 Kec. Dayeuhkolot Kab. Bandung. Tahun Ajaran 2013/2014.

Sedangkan yang menjadi subyek penelitian ini adalah anak kelompok B

Melati sejumlah 14 orang anak, terdiri dari 8 anak laki-laki dan 6 anak

perempuan.

Data murid TK Kartika Siliwangi 9 Dayeuhkolot Kelompok B Melati

yang menjadi subyek penelitian.

Tabel 3.1

NO Nama Anak Jenis Kelamin

1. AR Perempuan

2. DA Perempuan

3. FD Laki-laki

4. FG Laki-laki

5. GA Laki-laki

6. LN Perempuan

7. M Perempuan

8. MA Perempuan

(20)

30

10. PA Perempuan

11. RA Laki-laki

12. RB Laki-laki

13. WP Laki-laki

14. AZ Laki-laki

B.Metodologi Penelitian

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian

tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan pada sebuah kelas

untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada suatu subyek

penelitian di kelas tersebut, dengan tujuan untuk peningkatan mutu atau

pemecahan masalah pada sekelompok subyek yang diteliti dan mengamati

tingkat keberhasilan atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan

tindakan lanjutan yang bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian

dengan kondisidan situasi sehingga diperoleh hasil yang lebih baik (

Trianto,2011:13-14).

Arikunto (2010:130) menjelaskan penelitian tindakan kelas terdiri dari

tiga kata, makna setiap kata tersebut adalah:

1. Penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu obyek menggunakan aturan

metodelogi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang

bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan

penting bagi penulis.

2. Tindakan yaitu suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan

tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus

(21)

31

3. Kelas yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima

pelajaran yang sama dari seorang guru, kelas bukan wujud ruangan tetapi

sekelompok peserta didik yang sedang belajar.

Sedangkan Hopkin dalam Danim (2010 : 85 ) menyebutkan

penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang berorentasi pada penerapan

tindakan dengan tujuan meningkatkan mutu atau memecahkan masalah pada

suatu kelompok, subyek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan

atau akibat tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang

bersifat penyempurnaan tindakan atau penyesuaian kondisi dan situasi

sehingga diperlukan hasil pembelajaran yang lebih baik.

Jhon Elliot dalam Trianto (2011: 15) mempopulerkan penelitian

tindakan ini sebagai metode bagi guru untuk melakukan penelitian di dalam

kelas sekaligus sebagai perancangnya.

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas menurut Arifin dalam Trianto

(2011:21-22) ada 7 yaitu:

1. Strategi Penelitian Kualitatif dengan model konstruktivis, yang digunakan

untuk mendeskripsikan dan pengambilan keputusan secara kritis

berdasarkan rekaman, pemantauan dan evaluasi terhadap tindakan dan

hasil tindakan.

2. Siklus dan Sikuensial. Siklus, artinya pelaksanaan PTK sifatnya

berulang-ulang, yaitu dari tujuan, ke-perencanaan, ke-pemberian tindakan,

pengamatan (observasi) ke refleksi, kemudian ke-perencanaan (revisi

perencanaan) dan seterusnya.

3. Longitudional, artinya PTK harus berlangsung dalam jangka waktu

tertentu secara kontinue untuk memperoleh data yang diperlukan.

Lamanya waktu tergantung pada masalah penelitian yang akan dikaji.

4. Partikular-Spesifik, artinya hasil PTK tidak dimaksudkan untuk

menggeneralisasi penemuan dalam rangka merumuskan dalil, teori atau

(22)

32

mencari jalan pemecahan praktis, hubungan antara yang diteliti dengan

peneliti tidak ada jarak (menyatu).

5. Partisipatoris, artinya proses PTK itu tidak hanya diarahkan pada upaya

perubahan cara belajar siswa, tetapi juga guru (sebagai peniliti dan

pengajar yang diteliti) harus terjadi perubahan ke arah yang lebih baik

(berkualitas).

6. Kolaboratif atau kooperatif, artinya proses PTK selalu terjadi kerjasama

antar guru atau antar peneliti, atau antara peneliti dengan pihak-pihak

terkait. Kerjasama ini dilakukan dalam rangka mencapai keabsahan data..

7. Bertujuan mengubah keadaan nyata sehari-hari di kelas, artinya proses

PTK diarahkan pada upaya mengubah proses pembelajaran di kelas yang

lebih baik, lebih bermutu lebih sesuai dengan tuntutan jaman, bukan

untuk menemukan teori baru atau menguji teori.

Dari uraian tentang pengertian dan karakteristik tentang PTK dapat

dikemukakan beberapa urgensi PTK bagi pengembangan kualitas proses

belajar mengajar sebagaimana dikemukakan oleh Trianto (2011: 23-24 )

yaitu sebagai berikut :

1. Aspek diagnostic action, artinya setiap guru dalam menjalankan

peran/fungsinya disekolah akan menemukan beragam masalah

pembelajaran (unik dan kompleks), guru dituntut bisa melakukan PTK

untuk mencari solusi mendiagnosa secara tepat (bermutu) dalam

menghadapi beragam problem pembelajaran.

2. Aspek Inovation action, artinya setiap guru harus selalu berusaha untuk

melakukan tindakan pembaruan (inovasi) dalam PBM jadi PTK yang

dilakukan harus ada hubungan dengan upaya inovasi di bidang akademik

(pembelajaran).

3. Aspek participant action, artinya setiap tindakan menuju suatu perubahan

(23)

33

4. Aspek pengembangan profesi, artinya PTK sangat tepat (fungsional)

dalam upaya peningkatan kemampuan rasional guru untuk menjalankan

profesinya.

5. Aspek The Need for Achievment (N’Ach), artinya apabila setiap guru telah terbiasa untuk melakukan PTK, secara tidak langsung guru tersebut

telah terbiasa untuk terus mengasah kemampuan dirinya dalam rangka

meraih prestasi demi prestasi dalam profesinya, sehingga obsesinya

selama berkarir di dunia guruadalah “semangat dan kebutuhan untuk berprestasi” terus menerus sepanjang karier.

C..Desain Penelitian

Trianto (2011:29) menjelaskan PTK mempunyai banyak model

sehingga peneliti dapat memilih salah satu model yang sesuai dengan yang

dikehendaki. Dalam pemilihan model tidak ada pertimbangan baku dan

peneliti dapat memilih salah satu model yang sesuai dengan tingkat

kemampuan. Ada beberapa macam pola PTK yang dikembangkan oleh

beberapa ahli, tetapi yang paling terkenal ada 5 (lima) model yaitu: model

Lewin, model Mckenan, model Ebbut, model Elliot dan model Kemmis &

Mc Taggart model-model tersebut memiliki pola dasar yang sama, yaitu

serangkaian kegiatan peneliti berupa rangkaian siklus di mana pada setiap

akhir siklus akan membentuk siklus baru hasil revisi/perbaikan, dalam

pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti akan melakukan peneliti

sebanyak dua siklus. Siklus yang digunakan adalah siklus penelitian model

Kemmis & Mc, Taggart, yang pada setiap siklusya mengandung unsur

perencanaan pelaksanaan, observasi dan refleksi

Menurut Kemmis dan Mc Taggart dalam Trianto (2011: 36 )

langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini disusun dalam empat tahapan

yakni: 1) tahap menyusun rancangan tindakan dan dikenal dengan

perencanaan 2) tahap pelaksanaan tindakan. 3) tahap pengamatan/observasi

d) tahap refleksi dan refleksi yang selanjutnya akan diikuti dengan siklus

(24)

34

menemukan solusi yang dapat mengubah proses pembelajarn ke arah yang

lebih baik dan optimal sehingga permasalahan yang terjadi dapat diperbaiki

dan diselesaikan dengan optimal. Adapun alur tahapan atau fase pada setiap

siklus sebagaimana ditunjukkan pada bagan berikut ini.

Gambar 3.2

Bagan spiral model Kemmis dan Mc Taggart:

( Dalam Arikumto, 2010 : 137 )

Penjelasan dari bagan tersebut adalah:

1.Tahap Perencanaan

Peneliti menentukan titik-titik atau fokus peristiwa yang perlu

mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,kemudian membuat sebuah

instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi

perencanaan

Siklus 1 Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

Siklus 2 Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

(25)

35

selama tindakan berlangsung, pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan

dengan selera guru agar pelaksanaan tindakan dapat terjadi secara wajar.

2.Tahap Pelaksanaan Tindakan

Adalah implementasi atau penerapan isi rancangan di dalam kancah,

yaitu mengenakan tindakan di kelas sesuai dengan apa yang sudah

dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar. Membuat

modifikasi diperbolehkan asal jangan mengubah prinsip.

3.Tahap Pengamatan

Pelaksanaan pengamatan oleh pengamat yang dilakukan pada waktu

tindakan sedang dilakukan. Guru sebagai pengamat melakukan “pengamatan balik” terhadap apa yang terjadi ketika tindakan berlangsung dan guru

mencatat apa yang terjadi.

4.Tahap Refleksi

Adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah

dilakukan. Refleksi juga sering disebut dengan istilah “memantul”, dalam hal

ini guru pelaksana seolah memantulkan pengalamannya kepada peneliti

yang baru saja mengamati kegiatannya dalam tindakan, tetapi juga dihadapan

subjek yang terlibat dalam penelitian. Sehingga akan menemukan apa yang

sudah dirasakan memuaskan hati karena sudah sesuai dengan rancangan dan

mengenali hal-hal yang masih perlu diperbaiki.

Sesuai dengan model tersebut maka langkah awal kegiatannya adalah

sebagai berikut : (1) permohonan izin penelitian, (2) observasi untuk

mengetahui kondisi awal pelaksanaan pembelajaran berhitung permulaan

di TK Kartika Siliwangi 9 kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung, (3)

Identifikasi permasalahan dalam pembelajaran mengenai kemampuan

berhitung permulaan, (4) merumuskan penerapan media manik-manik dalam

pembelajaran berhitung permulaan, (5) melakukan kolaburasi antara peneliti

(26)

36

kemampuan berhitung permulaan, (6) melaksanakan tindakan kelas serta

menetapkan teknik pengamatan.

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus, dimana

masing – masing siklus mempunyai empat tahapan yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi dimana masing-masing siklus

terdiri dari dua tindakan. Berikut ini diuraikan setiap tahap dan uraian

kegiatan sebagai berikut:

1. Observasi awal

Pada tahap ini peneliti melakukan observasi untuk mengambil data

objektif mengenai kemampuan berhitung anak di TK Kartika Siliwangi 9

Kecamatan Dayeuhkolot Kabupaten Bandung. Rendahnya kemampuan

berhitung yang disebabkan oleh keterbatasan media penunjang dalam proses

belajar sehingga mengakibatkan anak tidak terlibat secara aktif , anak merasa

bosan dan stimulus yang diberikan oleh guru tidak tersampaikan dengan

optimal. Setelah mengetahui fokus permasalahan yang akan diteliti, maka

peneliti melakukan tahapan sebagai berikut:

2. Siklus Pertama

1) Tahap Perencanaan

Peneliti menyiapkan bahan – bahan penelitian sebelum melakukan penelitian di lapangan seperti menyiapkan surat izin penelitian,

mempersiapkan perekaman data seperti kamera digital / Hp, menetapkan

indikator dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH). Gurudan peneliti

melakukan diskusi untuk merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan

pada siklus pertama, baik itu dari segi strategi, ataupun cara penyampaian

guru dalam kegiatan berhitung permulaan anak TK melalui media

manik-manik setelah itu guru dan peneliti membuat skenario pembelajaran dengan

cara membuat RKH (Rencana Kegiatan Harian), menyiapkan media

pembelajaran yang akan digunakan berupa manik-manik, juga menyiapkan

(27)

37

2)Tahap Tindakan/pelaksanaan

Peneliti sebagai guru melaksanakan tindakan yang sudah

direncanakan sebelumnya dengan mengacu pada rencana kegiatan harian

(RKH) yang telah dibuat dan disepakati bersama dengan kepala sekolah.

Peneliti menggunakan catatan lapangan dan dokumentasi guna merekam

setiap kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama proses pemberian tindakan

sedang berlangsung. Pada tahapan ini guru melakukan kegiatan: a)

pelaksanaan Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sudah disiapkan

sebelumnya, b) mengkondisikan siswa kedalam empat kelompok, c) setiap

kelompok melakukan kegiatan berhitung permulaan dengan media manik-

manik sesuai dengan aturan yang telah dijelaskan yaitu dengan cara dihitung

dan dironce menggunakan benang / knur lalu disuruh untuk menyebutkan

urutan angka-angkanya dari 1-10 kemudian 1-20 dilanjutkan dengan

memasangkan lambang bilangan 1-10 lalu 1-20 dengan manik-manik,d)

membimbing siswa dalam kegiatan permainan, dan e) melakukan tahap

evaluasi.

3)Tahap Pengamatan/observasi.

Peneliti melakukan pengamatan (pengambilan data) dan peristiwa

yang terjadi di kelas selama tindakan berlangsung, baik itu dari situasi kelas,

perilaku dan sikap anak, penyampaian atau pemberian penjelasan guru pada

anak, dan penyerapan anak pada kegiatan berhitung permulaan melalui media

manik-manik yang diberikan. Pengambilan data dilakukan dengan

menggunakan pedoman observasi dan catatan lapangan.

4)Tahap Refleksi.

Peneliti sebagai guru beserta kepala sekolah melakukan pengkajian

terhadap tindakan yang sudah dilaksanakan berdasarkan data-data yang sudah

terkumpul. Apabila ditemukan masalah pada saat refleksi maka guru

melakukan evaluasi dan mencoba untuk mengatasi kekurangan dan

(28)

38

pengamatan dan refleksi ulang untuk siklus berikutnya, sehingga

permasalahan dapat teratasi.

3. Siklus kedua

Sebagaimana pada siklus pertama, tahapan tindakan pada siklus kedua

pun meliputi: 1) tahap perencanaan, 2) tahap pelaksanaan tindakan, 3) tahap

pengamatan atau observasi, dan 4) tahap evaluasi.

1)Tahap Perencanaan

Tahapan perencanaan kegiatan meliputi: 1) persiapan pembelajaran

bermain dengan media manik- manik, b) penyediaan alat peraga yang

diperlukan yaitu manik- manik dan perlengkapannya, c) pembuatan lembar

penilaian siswa, dan d) penyusunan alat evaluasi pada salah satu instrumen

penilaian pada siklus kedua.

2)Tahap Tindakan/pelaksanaan

Pada tahapan pelaksanaan tindakan siklus kedua, kegiatannya tidak jauh

dari tindakan pada siklus pertama,yakni: a) pelaksanaan rencana

pembelajaran atau Rencana Kegiatan Harian (RKH) yang sudah disiapkan

sebelumnya, b) mengkondisikan siswa ke dalam empat kelompok, c) setiap

kelompok melakukan kegiatan berhitung permulaan dengan media manik-

manik sesuai aturan yang telah dijelaskan yaitu setiap anak mencoba untuk

melakukan dan menyebutkan hasil penambahan 1-10 kemudian 1-20

dilanjutkan dengan melakukan dan menyebutkan hasil pengurangan 1-5

kemudian 1-10 dengan manik-manik, d) membimbing siswa dalam kegiatan

permainan, dan e) melakukan evaluasi. Namun untuk lebih memotivasi

anak maka peneliti/guru pada akhir kegiatan memberi kesempatan kepada

masing- masing anak untuk membuat gelang dan diberikan sebagai hadiah

bagi anak yang mampu melaksanakan kegiatan tampa bantuan / mandiri.

(29)

39

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan dan menilai mengenai

rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat peneliti sesuai atau tidak di

dalam pelaksanaannya, kemudian mengamati mengenai proses belajar dan

hasil belajar peserta didik.

4)Tahap Refleksi

Peneliti sebagai guru beserta kepala sekolah melakukan pengkajian

terhadap tindakan yang telah dilaksanakan berdasarkan data- data yang sudah

terkumpul. Apabila ditemukan masalah pada saat refleksi maka guru

melakukan evaluasi dan mencoba untuk mengatasi kekurangan dan

kelemahan tersebut dengan cara membuat perencanaan ulang, tindakan ulang,

pengamatan dan refleksi ulang untuk siklus berikutnya, sehingga

permasalahan dapat teratasi.

D.Penjelasan Istilah

Di bawah ini akan didefinisikan variabel-variabel yang ada pada

penelitian yaitu:

1. Kemampuan berhitung adalah usaha melakukan, mengerjakan hitungan

seperti menjumlah, mengurangi, serta memanipulasi bilangan dan

lambang-lambang matematika, adapun indikator kemampuan yang

dimaksud dalam penelitian ini yaitu: membilang/menyebut urutan

bilangan 1 sampai 20, membuat urutan bilangan 1-20 dengan

benda-benda (anak tidak disuruh menulis), menyebutkan hasil penambahan

sampai 20 dan menyebutkan hasil penguruangan sampai 10 (Depdiknas,

(30)

40

2. Manik-manik

Gambar 3.1 Manik-manik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah butir

kecil-kecil dari merjan, karang dan sebagainya, diberi berlobang dan dicocokan

untuk perhiasan, kalung dan sebagainya(KBBI,2014).

Berdasarkan catatan, manik-manik dibuat dari aneka bahan yang

banyak dikenal seperti dari batu-batuan, kaca, keramik, logam, kerang,

tulang, gading, kayu, getah kayu, biji-bijian, merjan dan bahan lainnya.

Manik-manik termasuk benda sejarah paling tua, karena berdasarkan

artefak manik yang ditemukan ada yang terbuat dari bahan campuran

seperti yang ditemukan di Tel Arpuchiyah Mesopotamia (4000 SM)

terbuat dari batu peninggalan Dinasti Firaun.(Kompas,2014).

E.Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga

(31)

41

dalam menerapkan metode penelitian menggunakan isntrumen atau alat, agar

data yang diperoleh lebih baik” (Arikunto, 2010:205). Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah:

1. Lembar Pedoman Observasi

Lembar observasi merupakan panduan dalam melakukan penilaian

terhadap indikator-indikator dari aspek yang diamati, indikator-indikator

tersebut sudah didaftar dan diatur secara sistemati menurut kategorinya.

Bentuk lembar observasi berbentuk daftar cek list “√” pada kategori penilaian, kategori penilaian terdiri dari’’3 “ untuk anak yang mampu

melaksanakan kegiatan tanpa bantuan/mandiri. “ 2 ” untuk anak yang masih dibantu guru dalam melaksanakan kegiatan dan”1 ” untuk anak yang sama sekali tidak mampu dalam melaksanakan kegiatan. Adapun obyek

atau sasaran yang diamati adalah perilaku atau aktifitas anak dalam proses

pembelajaran.

2. Lembar Pedoman Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan sebagai catatan tambahan apabila

terdapat kejadian kegiatan yang tidak tercatat dalam lembar observasi

kejadian kegiatan tersebut dapat berupa aktivitas siswa serta permasalahan

yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Dokumentasi

Dokumentasi yang digunakan adalah foto-foto kegiatan pembelajaran

(32)

42

F.Proses Pengembangan Instrumen

Tabel 3.2

Proses Pengembangan Instrumen

Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan Anak TK Melalui Media

Manik-manik

Variabel Dimensi Indikator Item

(33)
(34)

44

Tabel 3.3

Lembar Observasi Kemampuan Berhitung Permulaan.

Anak TK melalui media manik-manik.

Siklus:

Menyebutkan urutan bilangan 1-20

dengan menggunakan media

manik-manik

Menyebutkan urutan angka 1-10 secara

acak.

Menyebutkan urutan angka 10-20 secara

acak

Memasangkan lambang bilangan 1-10

dengan manik-manik.

Memasangkan lambang bilangan 10-20

dengan manik-manik.

Menyebutkan hasil penambahan 1-10

(35)

45

Keterangan.

1 = Anak belum mampu /Perlu stimulus (PS)

2 = Anak yang masih dibantu guru /Dalam Proses (DP)

3 = Anak yang sudah mampu / Berkembang Baik(BB)

G.Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Menurut Trianto (2011:61) observasi adalah pengamatan yang

dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, keduanya berlangsung pada

waktu yang sama. Pada tahapan ini, penulis melakukan pengamatan dan

mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan

tindakan berlangsung. Pengumpulan dati ini dilakukan dengan menggunakan

format observasi/penilaian yang telah disusun. 8.

.

9.

10.

Menyebutkan hasil penambahan 10-20

dengan manik-manik.

Menyebutkan hasil pengurangan 1-5

dengan manik-manik.

Menyebutkan hasil pengurangan 5-10

(36)

46

Observasi ini dilakukan untuk memantau proses dan dampak

penerapan media manik-manik untuk meningkatkan kemampuan berhitung

permulaan anak TK di TK Kartika Siliwangi 9 dengan cara mencatat untuk

perbaikan dan merancang tindakan selanjutnya agar efektif dan efisien.

2. Catatan Lapangan

Catatan lapanganadalah kegiatan untuk mencatat data di lapangan

yang terkumpul selama sehari-hari atau periode tertentu selama proses

pembelajaran. Dalam kegiatan ini hasil temuan didiskusikan oleh peneliti

bersama guru pendamping setelah proses pembelajaran selesai.( Trianto,2011

: 57 ).

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu instrumen dalam penelitian bukan

hanya berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa benda-benda dokumentasi

yang digunakan adalah foto-foto kegiatan pembelajaran pada setiap siklus

pembelajaran. Isi dokumen terkait dengan cara mengajar guru dan aktivitas

serta sikap anak pada saat pelaksanaan meningkatkan kemampuan berhitung

anak TK melalui media manik-manik.(Arikunto, 2010 : 202 ).

H.Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini meliputi analisis tindakan, proses

tindakan kelas dan hasil dari tindakan. analisis tindakan dilakukan secara

kualitatif sedangkan analisis hasil tindakan dilakukan secara kuantitatif.

Analisis proses tindakan (kualitatif) dilakukan dengan kolaborasi pada saat

refleksi yang didasarkan dari data yang terkumpul. Analisis hasil tindakan

(Kuantitatif) dilakukan untuk menganilisis data yang berupa skor, yang

merupakan nilai hasil kemampuan pembelajaran kemampuan berhitung

dengan media manik-manik dianalisis dengan teknik perhitungan presentase

yang maksudnya untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dalam

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembahasan dan penelitian yang dilakukan terhadap

pelaksanaan dan hasil tindakan dengan menggunakan media manik-manik

dalam meningkatkan kemampuan berhitung permulaan untuk anak kelompok

B di Tk Kartika Siliwangi 9 maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kondisi obyektif kemampuan berhitung pada anak TK kelompok B TK

Kartika Siliwangi 9 sebelum diterapkannya pembelajaran melalui media

manik-manik masih rendah, sebagian anak masih kurang dalam

memahami konsep, lambang bilangan dan proses berhitung sederhana.

2. Penerapan pembelajaran menggunakan media manik-manik untuk

meningkatkan kemampuan berhitung dilaksanakan dalam 2 siklus dan 4

tindakan. Langkah-langkah implementasi dalam meningkatkan

kemampuan anak dimulai dengan perencanaan terlebih dahulu dengan

menyiapkan media manik-manik, mangkuk plastik, benang/knur.

3 Terdapat peningkatan pada kemampuan berhitung anak kelompok B di TK

Kartika Siliwangi 9 setelah dilaksanakan kegiatan berhitung melalui media

manik-manik. Hal ini terbukti pada aktivitas anak pada setiap siklus

mengalami peningkatan yang lebih baik sehingga pada siklus II hampir

semua anak (13 dari 14 anak) sudah tergolong baik setiap anak mengalami

peningkatan pada setiap siklusnya. Sehingga setelah dilaksanakannya

tindakan sebanyak 2 kali siklus presentase mencapai 98,85 %secara

keseluruhan dapat disimpulkan bahwa penerapan media manik-manik

dapat meningkatkan kemampuan anak dalam berhitung di kelompok B TK

(38)

84

Ela Nurlaela, 2014

B. REKOMENDASI

Meningkatkan kemampuan anak dalam berhitung melalui media

manik-manik di kelompok B TK Kartika Siliwangi 9 kec Dayeuhkolot Kab.

Bandung.tidak terlepas dari suatu hambatan/ permasalahan. Oleh karena itu

berdasarkan hasil pengamatan dan temuan-temuan pada pelaksanaan tindakan

selama 2 siklus ,maka dapat dikemukakan beberapa saran :

1. Bagi anak.

a. Anak dapat meningkat kemampuan mengenal bilangan sejak dini

melalui media manik-manik yang menarik bagi anak.

b. Anak di berikan pembelajaran yang bermakna dalam kegitan ini.

c. Anak dapat mengeksplorasikan dirinya dan dapat berperan aktif.

2. Bagi Guru

a. Guru dapat menggunakan media manik-manik sebagai alat peraga

dalam berhitung

b.Menambah wawasan kepada guru agar lebih kreatif dalam

memberikan pembelajaran di Taman kanak-kanak.

3. Bagi Sekolah

a. Memberikan suatu cara atau metode pembelajaran yang baru bagi

pendidikan anak usia dini

b. memberikan wawasan dalam meningkatkan pembelajaran di sekolah.

Hasil penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa penerapan

madia manik-manik dapat meningkatkan kemampuan berhitung anak. di TK

Kartika Siliwangi 9 dan memberikan perubahan yang baik .Dengan

(39)

85

Ela Nurlaela, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. (2007) Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Arikunto. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Edisi 14.

Jakarta: Rineka Cipta.

Danim. (2010) Karya Tulis Inovatif.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

DEPDIKNAS a. (2007)Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan

Kognitif di Taman Kanak-Kanak.Jakarta:Direktorat Pembinaan Taman

Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

DEPDIKNAS b. (2007)Pedoman Pembelajaran Permainan Berhitung

Permulaan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:Direktorat Pembinaan Taman

Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

KEMENDIKNAS.(2010)Materi Pembinaan Program Pembelajaran di TK.

Jakarta:. Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Latif., dkk. (2013) Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini.Edisi ke 1.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mulyasa. (2012) Manajemen PAUD.Edisi 2. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya.

Sriningsih. (2009) Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini.

Edisi ke 3. Bandung: Pustaka Sebelas.

Sujiono. (2011) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT.

Indeks.

Sujiono, dkk. (2008) Metode Pengembangan Kognitif,.Edisi 11. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Trianto. (2011) Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Edisi I.

(40)

86

Ela Nurlaela, 2014

Zaman, (2011) Pengembangan Alat Permainan Edukatif di Lembaga PAUD.

Bandung: Modul Kuliah UPI.

http://oase.kompas.com (diakses 20 maret 2014. 9:30 WIB.).

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad. (2007) Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Arikunto. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktik. Edisi 14.

Jakarta: Rineka Cipta.

Danim. (2010) Karya Tulis Inovatif.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

DEPDIKNAS a. (2007)Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan

Kognitif di Taman Kanak-Kanak.Jakarta:Direktorat Pembinaan Taman

Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

DEPDIKNAS b. (2007)Pedoman Pembelajaran Permainan Berhitung

Permulaan di Taman Kanak-Kanak. Jakarta:Direktorat Pembinaan Taman

Kanak-kanak dan Sekolah Dasar.

KEMENDIKNAS.(2010)Materi Pembinaan Program Pembelajaran di TK.

Jakarta:. Direktorat Pembinaan TK dan SD.

Latif., dkk. (2013) Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini.Edisi ke 1.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Mulyasa. (2012) Manajemen PAUD.Edisi 2. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya.

Sriningsih. (2009) Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini.

Edisi ke 3. Bandung: Pustaka Sebelas.

Sujiono. (2011) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT.

Indeks.

Sujiono, dkk. (2008) Metode Pengembangan Kognitif,.Edisi 11. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Trianto. (2011) Panduan Lengkap Penelitian Tindakan Kelas. Edisi I.

(42)

84

Zaman, (2011) Pengembangan Alat Permainan Edukatif di Lembaga PAUD.

Bandung: Modul Kuliah UPI.

http://oase.kompas.com (diakses 20 maret 2014. 9:30 WIB.).

Gambar

Tabel 3.1
Gambar 3.2 Bagan spiral model Kemmis dan Mc Taggart:
Gambar 3.1 Manik-manik
   Tabel 3.2  Proses Pengembangan Instrumen
+2

Referensi

Dokumen terkait

(4) Perpindahan Jabatan Fungsional Umum secara diagonal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, dilaksanakan terhadap PNS di lingkungan Badan Pertanahan Nasional

Model Pembelajaran Tutorial Pada Sistem Belajar Jarak Jauh Sebagai Bentuk Pendidikan Orang Dewasa.. Tesis Magister pada Program Pendidikan Luar

Pembentukan anakan, tinggi tanaman, lebar daun, dan jumlah gabah dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara nitrogen (Ismunadji dan Dijkshoorn 1971), pada saat ini sangat jarang

Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah diharapkan dengan metode bercerita gambar seri dapat meningkatkan kemampuan berbahasa anak pada anak

bunayya yang barakar dari kata ibn, dengan alasan lima kata tersebut memiliki kandungan baik secara tersurat maupun tersirat tentang pendidikan anak dalam

Hasil analisis kuat tarik film plastik komposit (Lampiran 2) menunjukkan bahwa formulasi dengan rasio tepung ubi kayu terplastisasi dan resin LLDPE sebesar 20:80

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dua model identifikasi daerah bekas kebakaran hutan dan lahan dengan penginderaan jauh dan menganalisis model