• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SAAT PROSES BELAJAR MENGAJAR PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA ATLET DAN SISWA NON ATLET DI SMA NEGERI 1 BATUJAJAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SAAT PROSES BELAJAR MENGAJAR PERMAINAN BOLA BASKET PADA SISWA ATLET DAN SISWA NON ATLET DI SMA NEGERI 1 BATUJAJAR."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

DI SMA NEGERI 1 BATUJAJAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh : EKA SETIAWATI

(2)

DI SMA NEGERI 1 BATUJAJAR

Oleh Eka Setiawati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Eka Setiawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

(3)

PADA SISWA ATLET DAN SISWA NON ATLET DI SMA NEGERI 1 BATUJAJAR

Oleh Eka Setiawati

Disetujui dan Disahkan Oleh: Pembimbing I

Dr. Yudy Hendrayana, M. Kes. AIFO. NIP. 19627181988031004

Pembimbing II

Carsiwan, M. Pd. NIP.197101052002121001

Mengetahui,

(4)

ABSTRAK

EkaSetiawati. NIM: 0804657. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Judul : Perbedaan Jumlah Waktu Aktif Belajar Saat Proses Belajar Mengajar Permainan Bola Basket Pada Siswa Atlet dan Siswa Non Atlet Di SMAN 1 Batujajar. PembimbingI : Dr. Yudy Hendrayana, M. Kes. AIFO , Pembimbing II : Carsiwan, M.Pd.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa besar jumlah waktu aktif belajar saat proses belajar mengajar pada siswa atlet, untuk mengetahui berapa besar jumlah waktu aktif belajar saat proses belajar mengajar pada siswa non atlet, dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan jumlah waktu aktif belajar saat proses belajar mengajar pada siswa atlet dan non atlet di SMA Negeri 1 Batujajar. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Sampel dalam penelitian ini diambil secara random yang terdiri dari 21 siswa atlet dan 21 siswa non atlet di SMAN 1 Batujajar dengan teknik simple random sampling. Analisis statistika yang digunakan adalah analisis uji t dengan kesamaan dua rata-rata dua pihak. Hasil pengujian dan analisis data diperoleh jumlah waktu aktif belajar proses belajar mengajar siswa atlet adalah 71% dan jumlah waktu aktif belajar proses belajar mengajar siswa non atlet sebesar 70,5%. Thitung 0,089 lebih kecil dari ttabel pada tingkat kepercayaan atau taraf signifikansi α = 0,05 dengan dk (n1 + n2 – 2) = 40 dengan itu ttabel 2,02. Kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan jumlah waktu aktif belajar (JWAB) saat proses belajar mengajar pada siswa atlet dengan siswa non atlet di SMA Negeri 1 Batujajar.

(5)

ABSTRACT

Eka Setiawati. NIM: 0804657. Courses of physical education health and Recreation Courses of physical education health and Recreation. Titles : Differences In The Amount Of Time Actively Learning While Teaching And Learning The Game Of Basketball On Student Athletes And Non-Athletes Are Students At SMAN 1 Batujajar. Mentor I : Dr. Yudy Hendrayana, M. Kes. AIFO, Mentor II : Carsiwan, M.Pd

The purpose of this research is to find out how much amount of time actively learning while teaching and learning on student athletes, to know how much amount of time actively learning while teaching and learning in the non athletes, and students to find out if there are differences in the amount of time actively learning while teaching and learning on student athletes and non-athletes in SMA Negeri 1 Batujajar. A method of research that we use is an experiment.A sample in this research taken as random consisting of 21 students athletes and 21 students non an athlete in sman 1 batujajar with simple random sampling techniques. Statistical analysis used t test is an analysis with two average similarity of two parties. Test results and analysis of the data obtained from the amount of time active learning teaching and learning process of the student athletes is 71% and the amount of time an active teaching and learning processes of students learning the non athletes of 70.5%. Tcount 0,089 smaller than ttable on the level of trust or

significance level% u03B1 = 0.05 with dk (n1+n2- 2) = 40 with it ttable 2.02. So

can be concluded that there was no significant difference in the amount of time active learning (JWAB) during the process of teaching and learning on student athlete with a non-athlete students in SMA Negeri 1 Batujajar.

(6)

Eka Setiawati, 2014

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Penelitian ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Definisi Istilah ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Pendidikan Jasmani ... 11

B. Siswa Dan Siswa Atlet ... 17

C. Jumlah Waktu Aktif Belajar ... 21

D. Temuan Tentang Efektivitas Belajar... 20

E. Pengertian Bola Basket ... 25

F. SMAN 1 Batujajar ... 27

G. Kerangka Berfikir ... 28

H. Hipotesis ... 32

(7)

Eka Setiawati, 2014

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 33

1. Lokasi ... 33

2. Populasi ... 33

3. Sampel ... 33

B. Metode Penelitian ... 34

1. Desain Penelitian ... 36

2. Instrumen Pengumpulan Data ... 39

3. Teknik Analisis Data ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 45

B. Pengujian Analisis ... 51

1. Uji Normalitas ... 51

2. Uji Homogenitas ... 52

C. Pengujian Hipotesis... 52

D. Diskusi Penemuan ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN PENGOLAHAN DATA ... 66

LAMPIRAN LEMBAR PENILAIAN ... 67

LAMPIRAN PROGRAM PEMBELAJARAN ... 68

LAMPIRAN FOTO PENELITIAN ... 69

(8)

Eka Setiawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Menurut Mahendra (2009:21) memaparkan: “Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas

jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan

pendidikan”. Dari kutipan diatas jelas bahwa pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan

jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

(9)

Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya mengembangkan ranah jasmani, tetapi juga mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas emosional, keterampilan sosial, penalarandan tindakan moral melalui kegiatan aktivitas jasmani dan olah raga. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Bucher dalam Suherman (2009:7) bahwa:

Pada dasarnya tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori tujuan, yaitu; perkembangan fisik, perkembangan gerak, perkembangan mental dan perkembangan sosial.

Dari penjelasan tersebut dapat dijelaskan pendidikan jasmani memiliki tujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial anak, mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya atau keikutsertaanya dalam melaksanakan beberapa aktivitas jasmani serta untuk mengembangkan nilai-nilai pribadi selama partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara individu maupun kelompok yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif dalam melaksanakan proses aktivitas jasmani.

Materi pendidikan jasmani di sekolah menengah atas terdiri beberapa materi yang telah termasuk ke dalam runag lingkup penjas, khusus dalam penelitian difokuskan terhadap materi permainan bola basket. Permainan bolabasket merupakan permainan yang sangat menarik, selain mengandung aspek

(10)

Tiap-tiap regu mempunyai kesempatan untuk menyerang dan memasukkan bola ke keranjang lawan untuk memperoleh angka sebanyak-banyaknya dan mencegah regu lawan memasukkan bola atau mencetak angka. Yang dijelaskan oleh Mahiro dalam Yudiningsih (2012:50) sebagai berikut :

Permainan olahraga basket menuntut perlunya melakukan suatu latihan yang baik (disiplin) dalam rangka pembentukan kerja sama tim. Aspek latihan serius ini sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia dimayarakat. Selain itu, permainan ini juga bermanfaat bagi penanaman sikap disiplin, sportivitas, dan semangat juang yang nantinya akan sangat berguna dalam kehidupan.

Olahraga ini menuntut siswa dalam bersikap, nilai-nilai yang terkandung dalam bola basket seperti disiplin, kerja sama, sportivitas, fair play, menghargai suatu keputusan, jujur, dan harus percaya diri karena sangat menentukan untuk kemenangan suatu permainan, melalui proses belajar mengajar olahraga bolabasket diharapkan selain untuk meningkatkan kebugaran jasmani juga untuk menanamkan kedisiplinan, mendidik watak, serta untuk meningkatkan kesenangan dalam bolabasket melalui proses belajar mengajar permainan bola basket. Sikap disiplin juga sangat penting, apabila kita tidak disiplin dalam berlatih maka akan tercermin dalam pertandingan pemain yang disiplin latihan dan yang tidak disiplin latihannya. Menurut Haris (1998:1) “Teknik dasar permainan bola basket terdiri dari: a) penguasaan bola (ball handling); b) menangkap bola (catching); c) mengoper bola (passing); d) menembak bola (shooting); dan e) menggiring bola (dribbling)”. Berdasarkan uraian mengenai bola basket dapat disimpulkan materi bola basket siswa dituntut untuk aktif dalam

(11)

Setiap sekolah memiliki siswa atau peserta didik dimana dalam suatu sekolah sebagian siswa ada yang berlatar belakang sebagai atlet olahraga, begitupun di SMAN 1 Batujajar. Kehadiran siswa atlet memberikan warna tersendiri dalam proses pembelajaran khususnya dalam proses pembelajaran penjas. Mengenai siswa atlet menurut pengertian secara luas student athlete dalam (Wikipedia, 2012) (http://forumtjk.blogspot.com/2012/09/pendidikan-atlet-era-global.html) adalah:

Seorang student athlete atau atlet mahasiswa (kadang-kadang ditulis siswa-atlet) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seorang peserta dalam olahraga kompetitif yang terorganisir yang disponsori oleh lembaga pendidikan di mana dia terdaftar, istilah yang umumnya digunakan di Amerika Serikat, hal ini digunakan untuk menggambarkan keseimbangan langsung dari siswa yang belajar dalam pendidikan formal dan olahraga sebagai atlet sepenuhnya.

Berdasarkan pengertian diatas siswa atlet memiliki ciri tersendiri, siswa atlet memiliki beban belajar yang lebih yaitu mereka memiliki beban latihan yang

harus selalu dilaksanakan.Beban latihan yang berat serta beban mengikuti pelajaran regular matapelajaran di kelas, merupakan tantangan tersendiri bagi siswa atlet.Dibutuhkan kesiapan fisik dan mental serta stamina yang prima, selain itu dibutuhkan kemampuan Intelektual Quastion (IQ) serta kemampuan skill

(12)

pengertian siswa menurut Peraturan Pemerintah Nomor 28 dan 29 tahun 1990 Bab I pasal I bahwa:

Siswa/Siswi istilah bagi peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya diproses dalam proses pendidikan, sehingga menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Sebagai suatu komponen pendidikan, siswa dapat ditinjau dari berbagai pendekatan, antara lain: pendekatan social, pendekatan psikologis, dan pendekatan edukatif/pedagogis.

Berdasarkan hal tersebut siswa non atlet merupakan siswa pada umumnya yang hanya mengikuti pelajaran formal di sekolah saja serta bukan seorang atlet yang memiliki beban latihan dalam kesehariannya diluar jam pelajaran disekolah.

Berhubungan dengan hal tersebut saat ini pengembangan olahraga prestasi sejak usia dini terus dilakukanoleh pemerintah dengan tujuan memperbaiki prestasi olahraga denganmempersiapkan calon-calon atlet berkualitas dimasa

(13)

setiap proses pembelajaran, khususnya dalam penelitian ini yang berhubungan dengan pembelajaran penjas. Terdapat perbedaan antara siswa atlet dan non atlet ketika mengikuti kegiatan proses pembelajaran yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya penerapan metode pembelajaran yang tidak tepat, kurangnya kreatifitas guru serta perhatian guru terhadap muridnya.

Berdasarkan hasil pengalaman penulis selama kegiatan PraktikPengalaman Lapangan (PPL) di SMAN 1 Batujajar, diketahui bahwa terdapat perbedaan dalammengikuti kegiatan belajar mengajar penjas antara siswa atlet olahragadengan siswa non atlet. Dari pengamatan tersebutmenunjukan bahwa

siswa atlet justru cenderung lebih aktif dalammengikuti kegiatan belajar mengajar dan lebih percaya diri dalam berinteraksi dengan guru tetapi tidak semua siswa atlet aktif dalam pembelajaran penjas ada sebagian siswa atletpun yang megabaikan pelajaran penjas karena merasa sudah menguasai materi penjas yang diberikan sehingga siswa tersebut hanya main-main pada saat proses pembelajaran. Hal itu terjadi karena kurangnya perhatian guru terhadap siswa secara menyeluruh serta menurut pengamatan manajemen waktu yang dilakukan oleh guru sangat tidak terorganisir dengan baik, selain itu pula proses pembelajaran yang monoton sehingga membuat sebagian siswa jenuh karena ketidak cocokan penggunaan metode yang tidak tepat.

Untuk sekilas dalam pembelajaran penjas khususnya dalam pembelajaran bola basket apabila pembelajaran yang dilakukan guru tidak memperhatikan jumlah waktu aktif belajar dan suasana yang tidak menggunakan metode atau pendekatan yang tepat yang membuat pembelajaran monoton tentu pasti berdampak bagi siswa, dalam hal ini pasti terlihat jelas bahwa siswa atlet pasti paling menonjol dan lebih aktif dalam proses pembelajaran dibandingkan siswa

(14)

bisa menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan bagi siswanya secara menyeluruh, selain itu pula waktu aktif belajar seluruh siswa harus diperhatikan karena hal tersebut merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh guru penjas. Seperti yang dipaparkan oleh Suherman (2009:14) bahwa :

Waktu aktif belajar siswa khususnya dalam penjas merupakan waktuyang harus ditempuh selama kegiatan penjas itu berlangsung, dimana anak dalam kondisi aktif belajar atau melakukan aktivitas yang sedang dilaksanakan sesuai apa yang diharuskan oleh guru.

Dari pendapat yang telah dikemukakan, Waktu aktif belajar adalah waktu dimana siswa aktif selama mengikuti proses pembelajaran. Waktu aktif belajar siswa dalam pembelajaran penjascadalahwaktu yang harus di tempuh selama kegiatan itu berlangsung. Dimana anak dalam kondisi aktif belajar atau melakukan aktivitas jasmani sesuai dengan yang di instruksikan oleh guru. Kedua hal diatas merupakan cara agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Setiap keterampilan dapat dikuasai oleh setiap murid, sehingga dengan jumlah waktu aktif belajar yang optimal serta metode yang digunakan tepat maka diharapkan semua siswa aktif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Berdasarkan paparan di atas, maka penulis memandang perlu melakukan pengkajian secara khusus dalam bentuk penelitian apakah dengan pengaturan jumlah waktu aktif belajar yang baik dan metode pembelajaran yang tepat, apakah terdapat perbedaan atau tidak antara siswa atlet dan siswanon atlet terhadap jumlah waktu aktif belajar. Adapun penelitian yang akan diangkat dalam judul ini adalah :“Perbedaan Jumlah Waktu Aktif Belajar Saat Proses Belajar MengajarPermainan Bola BasketPada Siswa Atlet Dan SiswaNon Atlet Di SMA

(15)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah mengenai“Perbedaan Jumlah Waktu Aktif Belajar Saat Proses Belajar Mengajar Permainan Bola Basket Pada Siswa Atlet Dan Siswa Non Atlet Di SMA Negeri 1 Batujajar”, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Siswa yang tergabung dalam perkumpulan olahraga (atlet) cenderung memiliki antusiasme terhadap mata pelajaran penjas.

2. Siswa yang tidak tergabung dalam perkumpulan olahraga (non atlet) cenderung tidak memiliki antusiasme terhadap mata pelajaran penjas.

3. Kurangnya antusiasmenya siswa terhadap proses pembelajaran penjas yang disebabkan penggunaan metode atau pendekatan yang kurang tepat sehingga mempengaruhi jumlah waktu aktif belajar siswa.

4. Kurangnya perhatian guru secara menyeluruh dan manajemen waktu yang dilaksanakan oleh guru sehingga terdapat perbedaan yang mencolok antara

siswa atlet dansiswa non atlet.

C. Batasan Penelitian

Untuk menempatkan masalah dalam penelitian ini dalam lingkup yang terbatas maka penulis membatasi hanya pada pokok bahasan yang berkaitan saja. Adapun pembatasan ruang lingkup masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah siswa atlet dan siswa non atlet. 2. Variabel terikat pada penelitian ini adalah jumlah waktu aktif belajar siswa

(16)

3. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa di SMAN 1 Batujajar kelas X.

4. Sampel yang akan digunakan adalah sebanyak 42 siswa dari populasi di SMAN 1 Batujajar dengan menggunakan teknik Simple Random Sampling.

D. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang di atas, maka peneliti mencoba menjabarkan kembali permasalahan yang timbul untuk diteliti lebih lanjut. Maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini ke dalam pertanyaan berikut :

1. Berapa besar jumlah waktu aktif belajar saat proses belajar mengajar pada siswa atlet?

2. Berapa besar jumlah waktu aktif bejar saat proses belajar mengajar pada siswa non atlet?

3. Apakah terdapat perbedaan jumlah waktu aktif belajar saat proses belajar mengajar pada siswa atlet dan siswa non atlet di SMA Negeri 1 Batujajar?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sesuatu hal yang ingin dicapai oleh peneliti setelah penelitian ini selesai. Suharsimi Arikunto (1993:49) mengemukakan

tujuan penelitian: “Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukan

adanya sesuatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai”.

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian iniadalah

(17)

2. Untuk mengetahui berapa besar jumlah waktu aktif belajar saat proses belajar mengajar pada siswa non atlet.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan jumlah waktu aktif belajar saat proses belajar mengajar pada siswa atlet dan siswa non atlet di SMA Negeri 1 Batujajar.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain menjadikan bahan bagi pengembangan pendidikan jasmani baik secara teoritis maupun secara praktis. Dengan demikian, manfaat penelitian mencakup :

1.Secara teoretis, penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pikiran dan bahan

pengajaran dalam penyampaian materi pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa-siswi di SMAN 1 Batujajar.

2.Secara praktis, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan bahan masukan

bagi guru pendidikan jasmani untuk menyampaikan materi pembelajaran pendidikan jasmani sehingga hasil belajar yang diperoleh akan lebih baik serta waktu aktif belajar (JWAB) antara siswa atlet dan siswa non atlet dapat terlaksanan secara optimal dan untuk memupuk kebiasaan siswa untuk aktif dan kreatif secara menyeluruh melalui pembelajaran pendidikan jasmani.

G. Definisi Istilah

Untuk menghindari salah penafsiran istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis mencoba memberikan penjelasan mengenai istilah sebagai berikut :

1. Perbandingan. Perbandingan dalam kamus besar bahasa Indonesia (200:100)

(18)

2. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 28 dan 29 tahun 1990 dijelaskan bahwa Siswa adalah peserta didik pada satuan pendidikan dasar atau menengah dijalur pendidikan sekolah.

3. Seorang student athlete kadang-kadang ditulis siswa-atlet adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seorang peserta dalam olahraga kompetitif yang terorganisir yang disponsori oleh lembaga pendidikan di mana dia terdaftar, istilah yang umumnya digunakan di Amerika Serikat, hal ini digunakan untuk menggambarkan keseimbangan langsung dari siswa yang

belajardalam pendidikan formal dan olahraga sebagai atlet sepenuhnya.

Wikipedia (2012) (http://forumtjk.blogspot.com/2012/09/pendidikan-atlet-era-global.html).

4. Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain. (Soekartono,

2000 : 10)

5. Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. (Dimiyanti dan Mujiono, 1999 : yang dikutip Oleh

Sagala 2007)

6. Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan.(Mahendra, 2009:21)

(19)
(20)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi

Penulis mengambil lokasi penelitian ini di tepatnya di SMA Negeri 1 Batujajar yang beralamat di Jln. Raya Selacau Batujajar Kab. Bandung Barat.

2. Populasi

Subjek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk memperkuat serta memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah: siswa-siswi kelas X yang berjumlah 142 orang. Menurut sugiyono (2008:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan dari subjek yang akan diteliti. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang terdiri dari siswa atlet dan siswa non atlet

pada kelas X SMAN 1 Batujajar.

3. Sampel Penelitian

Pengertian sampel menurut Arikunto (2006:131) “ Sampel adalah sebagian

atau wakil populasi yang diteliti.” Sedangkan menurut Sugiyono (2010:118)

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(21)

Untuk sekedar ancer-ancer apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari :

a. Kemampuan peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana.

b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data.

c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel lebih besar, hasilnya akan lebih baik.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 42 siswa yaitu 30 persen dari jumlah seluruh populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random

sampling. “Dikatakan simple (sederhana) karena cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu” (Sugiyono, 2011:120). Cara demikian dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen. Langkah-langkah teknik pengambilan sampel ini adalah sebagai berikut:

a. Menentukan jumlah sampel pada setiap kelas dengan mengambil 30 persen dari total populasi penelitian

b. Menentukan siswa yang dijadikan sampel melalui undian yang telah disediakan oleh penulis yaitu 21 siswa atlet dan 21 siswa non atlet

B. Metode Penelitian

Setiap penelitian terlebih dahulu harus menentukan metode apa yang akan

(22)

Metode merupakan cara utama yang dipergun akan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan mempergunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Hal ini diperkuat oleh pendapat ahli yaitu menurut Sugiyono (2011: 1) mengungkapkan bahwa: “metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunan tertentu”. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian berkaitan dengan prosedur, alat

serta desain penelitian yang digunakan, sehingga dihasilkan penelitian yang benar-benar ilmiah atas permasalahan-permasalahan penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Di samping itu penulis ingin mengetahui pengaruh variable bebas terhadap variabel terikat yang diselidiki atau diamati mengenai metode eksperimen ini Sugiyono (2011: 107) berpendapat bahwa“metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”. Dari penjelasan tersebut, penelitian eksperimen dapat dilakukan dengan melihat akibat suatu perlakuan dan dapat digunakan untuk menentukan pengaruh baik kualitas maupun kuantitas pada suatu peristiwa untuk menentukan pengaruh beberapa variabel.

Variabel menurut Sugiyono (2011:60) mengemukakan, “variabel

penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Maka berdasarkan penjelasan tersebut, variabel dalam penelitian ini adalah:

(23)

Menurut Sugiyono (2011:61) “variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Dalam penelitian ini variabel independen adalah siswa atlet dan siswa non atlet.

2. Variabel dependen atau terikat

Menurut Sugiyono (2011:61) mengemukakan bahwa, “variabel dependen

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas”. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah

jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa dalam pembelajaran penjas.

3. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

1. DesainPenelitian

Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Menurut Sugiyono (2011:66) menjelaskan “desain penelitian atau paradigma penelitian sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah

hipotesis dan teknik analisis statistik yang akan digunakan”. Atas dasar hal tersebut, maka penulis merujuk pada sugiyono (2011:110) desain penelitian ini yaitu Pretest-Posttest Group Desain. Penelitian terdapat dua kelompok penelitian yaitu siswa atlet dan siswa non atlet, kemudian diobservasi awal untuk mengetahui keadaan sebelum diberi perlakuan dan diakhir dilakukan observasi

akhir, dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat. Mengenai desain penelitian ini dapat di gambarkan dalam pola sebagai berikut:

O1 X O2

(24)

Keterangan :

O1 : Observasi Awal Siswa Atlet O2 : Observasi Awal Siswa Non Atlet X : Pembelajaran Permainan Bola Basket O3 : Observasi Akhir Siswa Atlet

O4 : Observasi Akhir Siswa Non Atlet

Penelitian ini dilakukan dua kali dalam seminggu selama 12 kali pertemuan, selama ± 6 minggu. Hal tersebut penulis mengacu kepada pendapat Harsono (Zulkhomis, 2012:45) yang menyatakan bahwa:

Macro-cycle adalah suatu siklus latihan jangka panjang yang bisa memakan waktu 6 bulan, satu tahun, sampai beberapa tahun; meso-cycle lamanya antara 3-6 minggu; dan micro-cycle kurang dari 3 minggu, bisa 1 atau 2 minggu.

Selain itu pula sesuai yang dipaparkan oleh Sarwono dan Ismaryati (1999:43) :

“Frekuensi jumlah waktu ulangan latihan yang baik adalah dilakukan 5-6 per sesi latihan atau 2-4 kali per minggu”.

5 sesi X 2 kali perminggu = 10 kali pertemuan. (minimal) 5 sesi X 3 kali perminggu = 15 kali pertemuan. (sedang) 5 sesi X 4 kali perminggu = 20 kali pertemuan. (maksimal)

Setelah diberikan perlakuan dan kemudian diberikan tes akhir untuk mengetahui ada perubahan atau perbedaan setelah diberikan perlakuan atau tidak, data yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis, menganalisis hasil penelitian dan

(25)

Populasi

Observasi JWAB

Gambar 3.2

Langkah-Langkah Penelitian

Proses Belajar Mengajar Kelompok Siswa Atlet

Proses Belajar Mengajar Kelompok Siswa Non Atlet

Observasi JWAB

Pengolahan dan Analisis Data

(26)

Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang dinilai akurat untuk mengumpulkan dan memperoleh data variable penelitian dari sejumlah populasi dan sampel penelitian yang telah ditentukan. Arikunto (2002) dalam Yudiningsih (2012:34) mengungkapkan bahwa: “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu mode”. Dalam pengumpulan data merupakan faktor penting dalam penelitian artinya data merupakan kunci jawaban dari suatu pertanyaan ilmiah yang diajukan dalam suatu penelitian. Menurut Emory (1985) dalam Sugiyono (2011:147) menyatakan bahwa:

Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat laporan dari pada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling rendah laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian.

Untuk mengumpulkan data dari subjek penelitian diperlukan alatpengumpul data yang disebut instrumen. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah obsevasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Mengenai observasi ini Hadi (Sugiyono 2011: 203) menjelaskan bahwa “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis”. Observasi yang dilakukan oleh penulis sebagai guru atau peneliti untuk mengetahui segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembelajaran pembelajaran penjas dengan metode yang sesuai dengan materi yang akan dilaksanakan.

Instrumen yang digunkan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi siswa. Kegiatn observasi dilaksanakan pada saat siswa mengikuti pembelajaran penjas. Untuk dapat mengukur jwab dalam kegiatan pembelajaran penjas maka

(27)

Nasional Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Komnas Penjasor) pada tiga kota besar di Indonesia (Surabaya, Jakarta, Padang) pada tahun 2007 (Suherman, 2009:32). Berikut ini adalah langkah pelaksanaan penggunaan instrumen tersebut adalah sebagai berikut:

a. Hidupkan stopwatch sejak dari awal sampai akhir pembelajaran

b. Berikan tanda cek (X) pada kolom stopwatch sesuai dengan berkurangnya waktu dalam stopwatch

c. Berikan tanda cek (X) pada kolom alokasi fokus segera setelah guru menyuruh siswa melakukan aktivitas fisik fokus tujuan

d. Pada saat yang sama tuliskan jumlah siswa yang melakukan aktivitas fisik fokus tujuan pada kolom siswa fokus.

e. Perhitungan jumlah siswa yang melakukan aktivitas fisik fokus tujuan pada menit berikutnya dilakukan segera setelah waktu memasuki menit berikutnya

f. Perhitungan jumlah siswa fokus tujuan hanya dilakukan manakala pada kolom sebelumnya terdapat tanda cek (X)

3. TeknikAnalisis Data

Pengolahan data di lakukan setelah data hasil penelitian diperoleh. Pengolahan data dilakukan berdasarkan metode statistika agar diperoleh suatu akhir atau kesimpulan yang benar. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t (Sudjana, 1986 : 233 ), yang terlebih dahulu dilakukan uji persyarat analisis. Uji persyarat analisis yang di gunakan adalah ujinormalitas populasi dengan uji liliefors (Sudjana, 1986:450) dan uji homogenitas populasi dengan uji kesamaan dua variasi (Sudjana, 1986:242 ). Semua pengujian dilakukan pada taraf signifikan α = 0,05.

Langkah-langkah pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mencari nilai rata-rata (x ) dari setiap kelompok

(28)

Keterangan:

x : rata-rata suatu kelompok n : jumlah sampel

xi : nilai data

∑xi : jumlah sampel suatu kelompok

2. Mencari Simbangan Baku

∑(xi-x)2 : jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Uji kenormalan dengan uji lilifors, dimana prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut:

b. Untuk bilangan baku digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung F (Z1) = P (Z.Z1)

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1,Z2,...Zn ∑Zi. Jika proporesi ini dinyatakan

S (Zi), maka:

S(Zi) = banyaknya Z1,Z2,...Zn ∑Zi

N

d. Menghitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya

(29)

f. Untuk menolak atau menerima hipotesis, membandingkan L0 dengan nilia

kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih. Apabila hipotesis nol ditolak jika L0 yang diperoleh lebih besar dari data

pengamatan L dari daftar tabel, sedangkan dalam hal lainnya hipotesis nol diterima.

S = Varians dari kelompok lebih besar

2 2

S = Varians dari kelompok kecil

Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil

dari Ftabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1.V2) dengan α = 0,05

5. Pengujian Signifikan

Pengujian signifikansi menggambarkan bahwa terdapat perbedaan atau tidak mengenai jumlah waktu aktif belajar siswa antara siswa atlet dengan siswa non atlet dalam pembelajaran penjas di SMAN 1 Batujajar, dengan sebagai berikut: Uji signifikan pada hipotesis ini menggunakan uji t dua arah dengan rumus:

Dimana S adalah varians gabungan yang dihitung dengan rumus :

(30)

S2 : simpangan baku gabungan

1

x = nilai rata-rata kelompok1

2

x = nilai rata-rata kelompok2

1

Melihat perolehan hasil dari thitung, dengan menggunakan derajat

kebebasan (dk) = n1 + n2 - 2; dan taraf signifikansi (α) = 0,05. Kriteria pengujian

Untuk uji t criteria pengujiannya adalah tolak hipotesis, jika thitung<ttabel<thitung

harga lainnya Ho diterima dan untuk melihat kelompok mana yang lebih berhasil dilihat dari nilai rata-rata yang diperoleh paling besar dari jwab dalam pembelajaran pembelajaran penjas antara kelompok siswa atlet dengan kelompok siswa non atlet.

Apabila ketika pengolahan data hasilnya data tidak normal dan tidak homogen, pengujian hipotesis menggunakan analisis tes non parametrik dengan uji wilcoxon. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam uji wilcoxon adalah sebagai berikut (Abduljabar dan Kusumah 2010::368):

a. Beri nomor urut untuk setiap harga mutlak selisih (Xi-Yi). Harga mutlak yang terkecil diberi nomor urut atau peringkat 1, harga mutlak selisih berikutnya diberi nomor urut 2, dan akhirnya harga mutlak terbesar diberi nomor urut n. Jika terdapat selisih harga mutlaknya yang sama besar, untuk nomor urut diambil rata-ratanya.

b. Untuk tiap nomor urut berikan pula tanda yang didapat dari selisih (X-Y) c. Hitunglah jumalah nomor urut yang bertanda positif dan juga jumlah nomor

(31)

d. Untuk jumlah nomor urut yang didapat di point c, ambillah angka harga mutlaknya paling kecil, sebutlah jumlah yang sama dengan J. Jumlah yang dipakai untuk menguji hipotesis.

Ho : Tidak terdapat perbedaan pengaruh antara kedua perlakuan H1: terdapat perbedaan pengaruh antara kedua kelompok.

(32)

Eka Setiawati, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Jumlah waktu aktif belajar saat proses belajar mengajar pada siswa atlet adalah baik.

2. Jumlah waktu aktif belajar saat proses belajar mengajar pada siswa non atlet adalah baik.

3. Tidak terdapat perbedaan jumlahwaktu aktif belajar saat proses belajar mengajar pada siswa atlet dan siswa non atlet di SMA Negeri 1 Batujajar.

B. SARAN

Berdasarkan hasil temuan yang telah diperoleh dari penelitian ini maka dapat penulis kemukakan diantaranya adalah sebagai berikut:

(33)

dengan pembelajaran yang efektif diharapkan tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Bagi lembaga, diharapkan penelitian ini menjadi sumbangan ilmu pengetahuan yang akan memberikan manfaat bagi semua.

3. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian mengenai JWAB pada pembelajaran penjas, penulis menganjurkan mencari variabel penelitian yang berbeda dan lebih relevan serta memiliki manfaat yang lebih dalam hal meningkatkan jumlah waktu aktif belajar siswa.

4. Kepada para peneliti berikutnya, agar meneliti lebih lanjut tentan jumlah waktu

(34)

Eka Setiawati, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Anton M Mulyono. (2002). Kamus Besar Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Aprilia, Emfulfazriratu. (2006). Kamus lengkap bahasa Indonesia. Difa Publisher.

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Bahagia, Y dan Suherman, A. (2000). Prinsip- Prinsip Pengembangan dan

Modifikasi Cabang Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Bower & Hilgard (1981) dalam Mahendra & Ma’mun. (1998). Teori Belajar dan Pembelajaran Motorik. Bandung: CV Andira.

Depdiknas. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran untuk Sekolah Mata

Pelajaran Pendidikan Jasmani. Jakarta: Dikdasmen.

Dimayanti& Mujiono (1999)dalam Sagala, Syaiful. H. (2007). Konsep dan Makna

Pembelajaran. Bandung :Alfabeta.

Haris.(1998). TeknikDasarPermainan Bola Basket. FPOK: UPI.

Mahendra, Agus. (2009). Asas Dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

PeraturanPemerintah No. 28 dan 29 Tahun 1990 Bab I Pasal I.

Perbasi. (1995). Peraturan Permainan Bola Basket. Jakarta: Perbasi

(35)

Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sarwono dan Ismaryati (1999:43), dalam Gantara, Ega. (2012). Perbandingan

Antara Model Pembelajaran Langsung Dan Model Pembelajaran Kooperatif Terhadap Penguasaan Gerak Lompat Jauh Di Kelas VII SMP Karya Pembangunan Baros Kabupaten Bandung. Bandung: UPI.

Setiawati, L. Dan Usman, M Uzer. (1993). Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar

Mengajar. Bandung: Remaja Rosada karya.

Shinta, A. (2002). Pengantar psikologi sosial(Edisi ke-2). Yogyakarta: Universitas Proklamasi 45.

Sita, Febriyan. (2011). Perbandingan Metode Keseluruhan Dengan Metode

Bagian Pada Pembelajaran Pencak Silat. Bandung: UPI.

Soekartono, I. (2000). Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sudjana, Nana. (1989) . Dasar – dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru.

Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung : PT. Tarsito.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

Suherman, Adang. 2000. Dasar-Dasar Penjaskes. Jakarta : Dirtjen Pendidikan Dasar Dan Menengah.

Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi pengajaran Dalam Penjas. Bandung: CV Bintang Warli Artika.

Suherman, A, dkk. (1999/2000). Atletik. DEPDIKBUD

Suherman, A dan Mahendra, A. (2001). Menuju Perkembangan Menyeluruh

(menyiasati kurikulum pendidikan jasmani di sekolah menengah umum).

Depdiknas. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah. Dirjen Olahraga.

Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan

(36)

Yudiningsih, Titis. (2012). Perbandingan Pendekatan Takstis Dengan

Pendekatan Teknis Terhadap Partisipasi Aktif Siswa Dalam Pembelajaran Teknik Dasar Bola Basket. Bandung : UPI.

Sumber dari internet:

DBL. 2012. Sejarah DBL. http://www.dblindonesia.com/index.php?act=history, (online). diakses 16 Mei 2012.

Wikipedia. 2011. Student Athlete.

http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Student Athlete&stable=1, (online). diakses 16 Mei 2012.

http://mtk2012unindra.blogspot.com/2012/10/definisi-pendekatanpembelajaran.html\

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pengertian-pendekatan-strategi -metode-teknik-taktik-dan-model-pembelajaran/

http://repository.upi.edu/operator/upload/t_por_029327_chapter2.pdf

http://pendidikanjasmani13.blogspot.com/2011/12/pengertian-belajar-dan pembelajaran.html

http://bedande.blogspot.com/2012/01/pengertian-pendidikan-jasmani.html

www.google.com/ pendidikan jasmani-Wikipedia Indonesia/

www.google.com/pendekatantaktis .

Gambar

Gambar 3.1 Desain Penelitian
Gambar 3.2  Langkah-Langkah Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Kajian Makna Logo Dan Slogan Klub Sepakbola Persib Bandung (Studi Semiotika Terhadap Logo Dan Slogan Yang Digunakan Oleh Klub Sepakbola Persib Bandung).. Universitas

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: “Apakah Sistem Informasi Akuntansi Gaji Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara telah memenuhi

Penetapan uang pemasukan dan waktu serta tempat menyetornya dicantumkan dalam keputusan pemberian hak, sedangkan untuk hak yang pemberiannya dilakukan secara umum

JASA MARGA (Persero) memandang perlu peningkatan kualitas pelayanan jalan tol secara keseluruhan, dalam pembahasan ini dikhususkan pada peningkatan mutu pelayanan Jalan Tol

1) Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai 2 tahun, ASI merupakan makanan yang paling baik untuk bayi. ASI bersifat steril sehingga menghindarkan anak dari

Dilihat dari kompetensi selanjutnya, yakni kompetensi profesional, pendidikan Islam menghendaki agar seorang guru mampu menguasai keilmuan yang dimilikinya, hal ini

Sitohang, W., Hubungan Jarak Kandang Dan Pengolahan Limbah Ternak Babi Serta Kepadatan Lalat Dalam Rumah Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Desa Sabulan Kecamatan

Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Metode Penlitian Kuantitatif Kualitatif dan R&amp;D. Metodologi Penelitian Pendidikan. Pengembangan Kurikulum dan