IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING
MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DI SMK AL-FALAH BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro
Oleh:
RIZNA NOFITASARI E.0451.0907289
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI
MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN
ELEKTRONIKA DI SMK
AL-FALAH BANDUNG
Oleh
Rizna Nofitasari
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Rizna Nofitasari 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
RIZNA NOFITASARI
NIM. 0907289
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING MANAGEMENT
SYSTEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR
KOMPETENSI MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA
DI SMK AL-FALAH BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Dr. Hasbullah, S.Pd, M.T NIP. 19740716 200112 1 003
Pembimbing II,
Erik Haritman, S.Pd, M.T NIP. 19760527 200112 1 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan
Pendidikan Teknik Elekto,
ABSTRAK
Skripsi dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Learning
Management System Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar
Kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika Di Smk Al-Falah Bandung” merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan pada siswa kelas X program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Al-Falah Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan hasil belajar siswa dan untuk membandingkan perbedaan hasil prestasi belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis learning management system (LMS) dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design. Penelitian dilakukan dengan memberikan dua perlakuan berbeda terhadap dua kelompok siswa. Pertama, kelompok eksperimen mendapatkan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis LMS, kedua kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis yang diberikan kepada siswa di awal dan di akhir penelitian, dengan demikian akan terlihat bagaimana hasil perbandingan kenaikan dengan dua model pembelajaran yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa dilihat dari rata-rata gain (peningkatan) antara yang menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu 0.44 dan model pembelajaran berbasis
learning management system yaitu 0.57 dengan nilai thitung = 2.762 sedangkan ttabel
yaitu 2.019, nilai thitung (2.762)>ttabel (2.019). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa dengan model pembelajaran berbasis LMS dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar pada standar kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika dibandingkan model pembelajaran konvensional.
Kata Kunci: Learning Management System (LMS), hasil belajar, MPKE, quasi
ABSTRACT
The purpose of this research to gain an overview of improving student learning
outcomes and to detect differences in outcomes between the learning achievement of
students who use the learning model-based learning management system (LMS) with
students using conventional learning models on Competency Standards Measurement
Understanding Electronic Components at SMK Al- Falah Bandung. Research using
quantitative methods with quasi experimental design. The results showed there were
significant differences in yield increase student achievement after a given treatment.
Hypothesis testing shows that tcount 2762, because the values are not on –ttabel < thitung
< ttabel with values < ttabel = 2.019, H1 is accepted (Results of student learning using an
LMS based learning model is higher (significant) compared with the model of student
learning outcomes conventional teaching on competency standards Understanding
Measurement Electronic Components. This proves that the LMS based learning model
to improve learning outcomes.
Keywords: learning model, Learning Management System (LMS), learning outcomes,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..……….…………. i
HALAMAN PENGESAHAN………..………… ii
PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISM………...…….………. iii
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah………. 4
C. Pembatasan Masalah……….. 5
D. Tujuan Penelitian………... 5
E. Metode Penelitian……….. 6
F. Manfaat/ Signifikansi Penelitian………... 6 2. Standar Kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika
(MPKE) ………... 3. Model Pembelajaran ………...
a. Pengertian Model Pembelajaran ………...………... b. Posisi Media Dalam Pembelajaran ………
4. E-Learning Dalam Bidang Pendidikan ………
a. Pengertian E-Learning ……… b. Komponen E-Learning ………...
5. Learning Management System (LMS) ………
viii
6. LMS Open Source Moodle ………... 7. Mengelola Ruang Kelas Virtual Learning Management System ………
a. Register ………...
b. Login ………...
c. Ruang Kelas Virtual Learning Management System (LMS)………... d. Pengelolaan Kelas ………... e. Pengelolaan Bahan Ajar……….. f. Kelebihan LMS ...………... 8.Model Pembelajaran Konvensional ………. 9.Perbedaan Pembelajaran Konvensional Dengan Pembelajaran Berbasis
Learning Management System ………
A. Lokasi Dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian…………..………..…... 38
B. Desain Penelitian………...……….……… 40
C. Metode Penelitian………...…... 41
D. Definisi Operasional……….…………. 41
1. Model Pembelajaran……….………. 41
2. Model Pembelajaran Konvensional….……….…………. 41
3. Learning Management System (LMS) ……… 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 55
A. Tahapan Penelitian ………... 1. Studi Pendahuluan ……… 2. Gambaran Umum Penelitian ……… B. Tahap Pembelajaran ……… 55 55 56 60 1. Tahapan Pembelajaran Kelas Kontrol (Menggunakan Model. Pembelajaran Konvensional)……… 60
2. Tahapan Pembelajaran Kelas Eksperimen (Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Learning Management System)……… 61
3. Pembahasan Hasil Penelitian dari Kedua Pembelajaran……….…... 62
C. Pengolahan Data……….… 63
1. Hasil Uji Validitas Instrumen………... 63
2. Hasil Uji Reliabilitas……….. 65
3. Hasil Penafsiran Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda……….. 65
D. Deskripsi Data……… 66
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan teknologi informasi saat ini sangat luar biasa dalam
hal penyebaran materi informasi ke seluruh belahan dunia, karena bisa
melibatkan ribuan orang didalamnya tanpa harus ada kontak fisik, hanya
dengan berada di depan komputer ataupun gadget masing-masing,
seseorang dapat terhubung ke dunia virtual global untuk mengakses
berbagai macam informasi.
Integrasi teknologi informasi ke dalam dunia pendidikan telah
menciptakan pengaruh besar. Dengan memanfaatkan kecanggihan
teknologi informasi, mutu dan efisiensi pendidikan dapat ditingkatkan.
Menurut Bates (1997) terdapat 4 alasan untuk menggunakan
teknologi informasi dalam pendidikan yaitu:
1. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
2. Untuk meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan
3. Untuk mengurangi biaya pendidikan
4. Untuk meningkatkan efektifitas biaya pendidikan.
Salah satu produk integrasi teknologi informasi ke dalam dunia
pendidikan adalah e-learning. E-learning pada hakikatnya adalah bentuk
pembelajaran konvensional yang dituang dalam format digital dan
disajikan melalui teknologi informasi. Secara ringkas, Anwas (2003)
menyatakan e-learning perlu diciptakan seolah-olah peserta didik belajar
secara konvensional, hanya saja dipindahkan ke dalam sistem digital
melalui internet. Keunggulan-keunggulan e-learning yang paling
menonjol adalah efisiensinya dalam penggunaan waktu dan ruang.
Di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terdapat standar
kompetensiMemahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE).
Dimana standar kompetensi ini tergolong penting dan membutuhkan
ukur listrik, sehingga menuntut adanya keterampilan yang harus dimiliki
oleh siswa SMK. Namun dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang
diberikan, ternyata masih terdapat beberapa kendala baik secara internal
maupun eksternal.
Berdasarkan hasil pengamatan dan survey peneliti di SMK
Al-FalahBandung, dalam standar kompetensi Memahami Pengukuran
Komponen Elektronika (MPKE) masih terdapat beberapa kendala dan
permasalahan, diantaranya sebagai berikut:
1. Tidak adanya buku pegangan maupun jobsheet khusus sebagai sumber
belajarsiswa pada standar kompetensi Memahami Pengukuran
Komponen Elektronika (MPKE).
2. Model pembelajaran kurang bervariasi yang membuat suasana
pembelajaran menjadi lebih mudah jenuh dan bosan bagi siswa.
3. Masih kurangnya hasil belajar siswa (dalam ranah kognitif) pada
standar kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika
(MPKE). Hal ini dibuktikan dengan nilai ulangan harian siswa yang
hanya 36% mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dimana nilai KKM yang harus dicapai siswa ≥ 70.
Tabel 1.1. Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi MPKE
Nilai Jumlah Peserta Didik Persentase ≥ 70 11 36,67 % < 70 19 63,33 %
Jumlah 30 100 %
Sumber: Nilai Ulangan Harian Pada Standar Kompetensi MPKE Semester Genap
Tahun Pelajaran 2011/2012.
Dari pemaparan permasalahan yang ditemukan maka diperlukan
adanya sebuah solusi untuk menekan permasalahan yang dihadapi. Salah
satu solusi yang memungkinkan adalah penggunaan media pembelajaran
dan penerapan model pembelajaran yang sesuai sebagai alternatif dalam
melaksanakan proses pembelajaran pada mata pelajaran MPKE agar lebih
3
Dalam perkembangannya, penggunaan media pembelajaran
sebagai alat bantu ajar semakin beragam. Hal ini didukung juga oleh
adanya teknologi baru seperti keberadaan media ajar
onlineE-Learningdengan model pembelajaran berbasis LMS (Learning
Management System) yang berkembang cukup pesat. Pengetahuan akan
perkembangan teknologi komputer baik software maupun hardware akan
sangat membantu pelaksanaan tugas-tugas dengan hasil yang lebih baik
dan dalam waktu yang lebih cepat. Salah satunya terdapat media ajar
online E-Learning berbasis LMS (Learning Management System)
menggunakan Moodle yang dilengkapi dengan berbagai macam fitur yang
dapat menunjang proses belajar secara optimal serta dapat menghilangkan
batasan ruang dan waktu dalam proser belajar.
Diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran ini selain
guru dan siswa tidak terpaku pada keterbatasan alat yang tersedia, siswa
dapat meningkatan daya analisis dan memudahkan siswa dalam proses
memahami materi yang disampaikan oleh guru serta belajar tak hanya
dapat dilakukan di dalam kelas melainkan dapat dilakukan kapanpun dan
dimanapun. Maka, secara tidak langsung hal ini akan berdampak pada
hasil belajar siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang dianggap
ada relevansinya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
diantaranya yang dilakukan oleh Muhammad Suryadinata (2012) di SMK
Negeri 12 Bandung. Penelitian Muhammad Suryadinata (2012) tentang
Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Moodle Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa bertujuan untuk mengetahui
peningkatan pemahaman siswa dilihat dari hasil belajar ranah kognitif
siswa pada pembelajaran Menggunakan Alat Ukur Listrik dan Elektronika
(MAULE) dengan menggunakan media pembelajaran berbasis Moodle.
Penelitian Muhammad Suryadinata (2012) hanya menggunakan
kelas tunggal yaitu kelas eksperimen, dan pada penelitian ini akan
yaitu kelas eksperimen (kelas yang menggunakan model pembelajaran
berbasis Learning Management System) dan kelas kontrol (kelas yang
menggunakan model pembelajaran konvensional).
Berdasarkan atas teori dasar dan fakta-fakta yang telah dipaparkan
di atas, untuk mengukur dan menentukan perbedaan hasil belajar siswa
dengan model pembelajaran berbasis LMS dibandingkan model
pembelajaran konvensional, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
hal yang terkait dengan judul: “Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Learning Management System untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Standar Kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika di SMK Al-Falah Bandung”
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
identifikasi masalah dalam penelitian ini adalahsebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar siswa (ranah kognitif) pada standar kompetensi
Memahami Pengukuran Komponen Elektronika yang hanya
menggunakan model pembelajaran konvensional saja.
2. Siswa merasa jenuh dan kesulitan saat menerima materi pelajaran yang
hanya dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, serta
terbatasnya ruang dan waktu pada proses pembelajaran di dalam kelas
yang hanya diberi waktu 2x30 menit setiap satu kali pertemuan
pembelajaran.
Setiap permasalahan dalam penelitian diperlukan keteraturan
permasalahan yang dibahas, sehingga jelas apa yang menjadi objek
penelitian. Berdasarkan kajian latar belakang masalah dan identifikasi
masalah diatas, maka untuk memperjelas perlu ada rumusan masalah,
penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah penerapan model pembelajaran berbasis Learning Management
5
standar kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika
(MPKE)?
2. Seberapa besar perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran berbasis Learning Management System dengan siswa
yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada standar
kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE)?
C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian hanya difokuskan untuk penerapan model
pembelajaran berbasis learning management system dengan standar
kompetensimemahami pengukuran komponen elektronika (MPKE), adapun
pembatasan masalah pada penelitian, sebagai berikut:
1. Penelitian dilaksanakan di SMK Al-Falah Bandung.
2. Penelitian dibatasi pada dua kelas saja yaitu kelas X listrik I digunakan
sebagai kelas eksperimen (model pembelajaran berbasis learning
management system), kemudian kelas X listrik II digunakan sebagai kelas
kontrol (model pembelajaran konvensional).
3. Jenis perangkat lunak learning management system yang digunakan yaitu
Moodle.
4. Penerapan model pembelajaran berbasis learning management system
pada standar kompetensi MPKE kompetensi dasar memahami peralatan
ukur komponen elektronika, dalam pemahamannya dibatasi AVOmeter.
5. Karena keterbatasan waktu, penelitian hanya difokuskan pada salah satu
aspek kognitif yang meliputi peningkatan hasil belajar siswa dengan
penerapanmodel pembelajaran berbasis learning management system.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang ada, maka tujuan yang
hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahuiada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dilihat
Komponen Elektronika (MPKE) diterapkan model pembelajaran
berbasis LMS (Learning Management System).
2. Mengetahui berapa besar perbedaan hasil belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran berbasis Learning Management
Systemdengan siswa yang menggunakan model pembelajaran
konvensional pada standar kompetensiMemahami Pengukuran
Komponen Elektronika (MPKE).
E. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
metodekuantitatif dengan Quasi Experimental Designdengan Pretest
Posttest. Pada desain ini ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
tidak diambil secara acak karena kelompok subjek merupakan satu
kelompok siswa dalam satu kelas yang secara alami telah terbentuk dalam
satu kelompok utuh.
Tahapan pada metode ini yaitu terdapat dua kelas yang diberi
pretest untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Setelah diberi pretest selanjutnya kelas eksperimen
diberi perlakuan (treatment) yaitu dengan LMS (Learning Management
System) sebagai model pembelajaran, sedangkan kelas kontrol tidak diberi
perlakuan (hanya model pembelajaran konvensional). Kemudian setelah
itu kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes akhir (posttest) untuk
mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis
LMS(Learning Management System) dengan kelas kontrol yang hanya
menggunakan model pembelajaran konvensional saja.
F. Manfaat/ Signifikansi Penelitian
Jika tujuan penelitian ini tercapai, manfaat atau kegunaan hasil
7
1. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapatmemberikan alternatif
penggunaan model pembelajaran bagi guru dan siswa pada standar
kompetensimemahami pengukuran komponen elektronika dalam proses
kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa di SMK dengan mengetahui
efektivitas penggunaannya.
2. Bagi guru, sebagai alternatif penggunaan model pembelajaran dalam
proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa di SMK sekaligus
memberikan keterampilan dan wawasan tersendiri tentang penggunaan
model pembelajaran berbasis LMS (Learning Management System).
3. Bagi siswa, penggunaan LMS (Learning Management System) dapat
mempermudah pemahaman siswa, menghilangkan kejenuhan dan
meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, sebagai alternatif media
belajar yang dapat digunakan dimanapun tanpa harus terbatas dengan
ruang dan waktu.
4. Bagi pengelola lembaga pendidikan, pembelajaran berbasis LMS ini
diharapkan dapat dijadikan inspirasi untuk mengambil kebijakan dalam
mengadakan dan memanfaatkan media pembelajaran.
5. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan modal awal untuk dapat
mengembangkan dan menggunakan model pembelajaranberbasis LMS
(Learning Management System).
G. Struktur Organisasi Skripsi
Sistematika penulisan dalam sebuah penelitian berperan sebagai
pedoman penulis agar penulisannya lebih sistematis dan terarah dalam
rangka menuju tujuan akhir yang hendak dicapai. Sistematika penulisan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan
perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian,
BAB II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis
yang berkaitan dengan konsep belajar dan hasil belajar, model
pembelajaran,standar kompetensi MPKE, model pembelajaran berbasis
Learning Management System (LMS), perbandingan konvensional dengan
LMS, penyusunan dan pelaksanaan model pembelajaran berbasis LMS,
serta kerangka pemikiran dan hipotesis.
BAB III membahas tentang lokasi dan subjek populasi/sampel
penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional,
instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB IV menjelaskan uraian tentang hasil penelitian dan
pembahasan hasil penelitian.
BAB V berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Al-Falah Kota Bandung, sebagai
lokasi pengembangan model pembelajaran berbasis LMS (Learning
Management System) dan diuji coba secara terbatas.
Subjek utama dalam penelitian implementasi model pembelajaran
berbasis LMS (Learning Management System) ini adalah populasi siswa kelas
X Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik semester genap tahun
ajaran 2012/2013 di SMK Al-Falah Bandung, yang beralamat di Jl. Cisitu
Baru No. 52 Tlp./Fax022- 2504284 Dago-Bandung, Jawa Barat.
Sampel dalam penelitian eksperimen ini mengambil dua kelas.Satu
kelas dipergunakan sebagai kelompok eksperimen yakni kelas yang
menggunakan model pembelajaran berbasis Learning Management System
dalam pembelajaran pada standar kompetensi Memahami Pengukuran
Komponen Elektronika (MPKE) dan satu kelas untuk kelompok kontrol yaitu
kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada standar
kompetensi MPKE. Kelas X Listrik I yang berjumlah 30 siswa dan
selanjutnya disebut kelas eksperimen dan X Listrik II yang berjumlah 30
siswa dan selanjutnya disebut kelas kontrol.
Waktu penelitian berlangsung selama 15 minggu (19 Februari 2013 -
17 Mei 2013) dari mulai tahap persiapan, tahap pelaksanaan sampai tahap
akhir penelitian.Pada tahap persiapan dilakukan kegiatan studi pendahuluan
dan pengamatan selama tiga minggu (19 Februari 2013 - 5 Maret 2013).
Kemudian tahap pelaksanaan dilakukan selama empat minggu (8 Maret 2013
– 30 Maret 2013) dan tahap akhir dilakukan selama delapan minggu (1 April 2013 – 17 Mei 2013). Secara garis besar kegiatan-kegiatan yang dilakukan
Mulai
Uji Coba Instrumen
Soal Valid
Kelas kontrol - Pretest - Treatment - Posttest
Kelas Eksperimen - Pretest
- Treatment - Posttest
Kesimpulan
Pembuatan Laporan
Selesai ya
tidak
Dibuang Tahap Persiapan
Tahap Pelaksanaan
Tahap Akhir Studi Pendahuluan
- Studi Literatur - Mempelajari Kurikulum Penentuan Materi dan Sampel
Penyusunan Instrumen Penelitian
Pengolahan Data
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Adapun waktu kegiatan selama melakukan penelitian dapat dilihat
40
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Tahap
Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi Experimental
Design menggunakan Pretest-Posttest. Kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol tidak diambil secara acak karena kelompok subjek merupakan satu
kelompok siswa dalam satu kelas yang secara alami telah terbentuk dalam satu
kelompok utuh.
Alur dari penelitian ini adalah kelas eksperimen dan kelas kontrol
diberi tes awal (pretest) kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan
(treatment), setelah itu diberikan tes akhir (posttest). Secara sederhana desain
penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2.
Tabel 3.2. Desain Penelitian
Kelas Pretest Treatment Posttest
Eksperimen (E) 01 X1 02
02 = hasil post-test kelas eksperimen
04 = hasil post-test kelas kontrol
X1 = perlakukan pada kelas eksperimen
X2 = perlakukan pada kelas kontrol
(Arikunto, 2006:86)
C.Metode Penelitian
Sebuah penelitian memerlukan metode pendekatan yang digunakan untuk
memecahkan masalah yang akan diteliti dan mencapai tujuan penelitian.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif.
Menurut Sudjana (1999: 19) “Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai
suatu penelitian yang berusaha untuk mengungkap hubungan antara dua
variable atau lebih. Penelitian eksperimen juga dapat difungsikan untuk
mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.”
Berdasarkan pendapat diatas, maka tujuan penelitian ini untuk melihat
sebab akibat yang dilakukan dari variabel bebas terhadap variabel terikat
dalam hal ini model pembelajaran konvensional, sehingga metode penelitian
yang digunakan adalah metode eksperimen.
D.Definisi Operasional
Adapun beberapa penjelasan definisi yang digunakan dalam judul
penelitian ini, sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran
Sagala (2007: 66) menjelaskan bahwa:
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu,dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar belajar mengajar.
42
Model pembelajaran konvensional adalah pengajaran yang umumnya
dilakukan oleh guru-guru di sekolah-sekolah yang didalamnya
biasanya menggunakan pendekatan ekspositori.
3. Learning Management System
Learning Management System atau disingkat LMS, menurut Ellis
(2009:1) adalah suatu perangkat lunak atau software untuk keperluan
administrasi, dokumentasi, laporan sebuah kegiatan, kegiatan belajar
mengajar dan kegiatan secara online (terhubung ke internet),
e-learning dan materi-materi pelatihan, yang semua itu dilakukan
dengan online.
4. Moodle
Moodle adalah sebuah nama dari salah satu aplikasi yang termasuk
dalam jenis Learning Management System (LMS) atau Virtual
Learning Environment (VLE). Moodle itu sendiri adalah singkatan
dari Modular Onject Oriented Dynamic Learning Environment.
Moodle ini merupakan salah satu aplikasi dari konsep dan mekanisme
belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi informasi berbasis
web, yang sering dikenal dengan konsep E-learning.
Moodle merupakan salah satu aplikasi yang gratis (open source) dan
dapat didownload, digunakan ataupun dimodifikasi oleh siapa saja
dengan lesensi secara GNU (General Public License). Selain itu juga
Moodle adalah salah satu aplikasi E-Learning yang banyak digunakan
oleh orang diseluruh dunia khususnya universitas, sekolah atau
lembaga pendidikan dan juga para praktisi pengajar.
5. Standar Kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika
(MPKE)
Memahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE) adalah suatu
Ketenagalistrikan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan
maupun keterampilan terhadap siswa mengenai pemahaman dan
penggunaan peralatan ukur komponen elektronika.
6. Hasil Belajar
Perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang mungkin disebabkan
oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan
atau sikapnya (Arsyad, 2007).
E. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2008: 148) bahwa “Instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati.”
Berdasarkan pengertian tersebut, maka instrumen dibuat meliputi
pretest, posttest.
1. Pretest
Pretest digunakan untuk mengukur nilai siswa sebelum
pelaksanaan pembelajaran menggunakan penerapan model pembelajaran
berbasis LMS. Hasil pretest akan digunakan untuk mengukur tingkat
homogenitas kemampuan siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Posttest
Posttest digunakan untuk mengukur kemajuan dan
membandingkan peningkatan hasil belajar pada kelompok penelitian
sesudah pelaksanaan pembelajaran menggunakan penerapan model
pembelajaran berbasis LMS pada mata pelajaran penggunaan alat ukur
listrik dan elektronika.Soal-soal pretest sama dengan soal posttest.
44
Menurut Arikunto (2002:160):
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Terdapat uji validitas agar data dapat dikatakan valid.
a. Validitas isi yaitu apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.
b. Validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus.
c. Validitas “ada sekarang”, yaitu apabila hasil tes sesuai dengan
pengalaman.
d. Validitas prediksi, yaitu apabila hasil tes mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
Semua instrumen pada penelitian dibuat dengan kisi-kisi
berdasarkan tujuan istruksional serta materi dalam silabus. Sehingga
instrumen pada penelitian berdasarkan validitas isi.
2. Uji Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas Instrumen
Perhitungan validitas instrumen dalam penelitian menggunakan
korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson:
Keterangan :
: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel
yang dikorelasikan
: Jumlah skor tiap siswa pada item soal
: Jumlah skor total seluruh siswa
n : Banyaknya siswa
Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang
menunjukkan nilai validitas ditunjukkan oleh tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi
Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji
signifikansi untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi
dihitung dengan menggunakan uji t dengan rumus:
thitung =
Keterangan:
thitung : Hasil perhitungan uji signifikansi
rxy : Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dan
variabel yang dikorelasikan
n : Banyaknya siswa
Hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat
kebebasan (dk)= n-2 dan taraf signifikansi ( Apabila
thitung>ttabel, maka item soal dinyatakan valid. Dan apabila thitung< ttabel
maka item soal dinyatakan tidak valid.
2. Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan alat dalam
mengukur apa yang akan diukur.
Untuk mengukur reliabilitas item pertanyaan dengan skor 1 dan 0
digunakan rumus K-R 20 (Kuder-Richardson) yaitu:
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal
Vt = Varians total
P = Proporsi subjek yang menjawab benar pada item soal
q = 1-p
0,21 – 0,40 Rendah
46
Harga varians total (Vt) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
= Jumlah skor total
N = Jumlah responden
S = Standar Deviasi
S2 = Varians, selalu ditulis dalam bentuk kuadrat, karena standar
deviasi kuadrat.
Dari hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai dari
tabel product moment. Jika r11> rtabel maka instrumen tersebut reliabel
sehingga dapat digunakan bagi penelitian selanjutnya. Sebaliknya jika
r11< rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.
Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditujukkan oleh
tabel 3.4.
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat Rendah
3. Daya Pembeda
Menurut (Arikunto, 2010) bahwa “Daya pembeda soal adalah
kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai
(berkemampuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan rendah).”
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda soal perlu
1) Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi
sampai yang terendah.
2) Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.
3) Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok
pada butir soal.
4) Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
D =
Keterangan:
D : Daya pembeda
: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar
BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar
: Banyaknya peserta tes kelompok atas
: Banyaknya peserta tes kelompok bawah
Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda
Indeks Daya Pembeda Klasifikasi 0,00 – 0,20 Jelek
0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali
Negatif Tidak Baik, Harus Dibuang
4.Tingkat Kesukaran
Menurut Arikunto (2010: 208) bahwa “Analisis tingkat
kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut mudah
atau sukar.”
Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang
menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Untuk menghitung tingkat
kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan:
48
P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab benar
JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Indeks kesukaran diklasifikasikan sesuai dengan tabel 3.6.
Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran Klasifikasi 0,00 0,30 Soal Sukar 0,31 – 0,70 Soal Sedang 0,71 – 1,00 Soal Mudah
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian
ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain:
1. Studi pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan sebelum kegiatan penelitian
dilaksanakan. Maksud dan tujuan dari studi pendahuluan ini adalah untuk
mengetahui beberapa hal antara lain: keadaan pembelajaran, metode
pembelajaran serta penerapan model pembelajaran pada standar
kompetensi memahami pengukuran komponen elektronika.
2. Studi literatur
Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan
memanfaatkan literatur yang relevan dengan penelitian ini yaitu dengan
cara membaca, mempelajari, menela’ah, mengutip pendapat dari berbagai
sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet dan sumber lainnya.
3. Tes
Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar berupa tes objektif
berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban untuk mengetahui
hasil prestasi belajar siswa ranah kognitif. Tes dilaksanakan pada saat
mengetahui kemampuan awal subjek penelitian. Sementara posttest atau
tes akhir diberikan dengan tujuan untuk melihat perubahan hasil belajar
siswa ranah kognitif pada kelas eksperimen (model pembelajaran berbasis
LMS) dan kelas kontrol (model pembelajaran konvensional) pada pada
standar kompetensi memahami pengukuran komponen elektronika.
Untuk lebih ringkasnya mengenai teknik pengumpulan data yang
akan dilakukan dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7 Teknik Pengumpulan Data
No. Teknik Instrumen Jenis Data Sumber Data 1. Studi
Pendahuluan
- Keadaan pembelajaran, metode pembelajaran,
H. Teknik Analisis Data
Pengolahan data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah,
karena dengan mengolah data tersebut dapat memberi arti untuk pemecahan
masalah penelitian. Data diperoleh melalui dari tes awal hingga tes akhir dari
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Sebelum mengolah data, terlebih dahulu melakukan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Memeriksa hasil tes setiap siswa sekaligus memberi skor pada lembar
jawaban, dimana soal dijawab salah diberi skor 0 (nol) dengan pedoman
pada kunci jawaban kemudian memberikan skor mentah pada skala 0
50
2. Menghitung Gain Ternormalisasi
Setelah diperoleh skor pretest, posttest, gain ternormalisasi.
Analisis gain normalisasi digunakan untuk mengetahui kriteria gain yang
diperoleh. Gain didapat dari data skor pretest dan posttest yang kemudian
diolah untuk menghitung rata-rata gain normalisasi. Rata-rata gain
normalisasi dihitung menggunakan rumus (Hake, 1998):
<g> =
Keterangan:
<g> : Rata-rata gain normalisasi
<G> : Rata-rata gain kanal
: Rata-rata gain maksimum yang mungkin terjadi
: Persentase rata-rata posttest
: Persentase rata-rat pretest
Tabel 3.8 Kriteria Gain Normalisasi
Batas Kategori <g> > 0,7 Tinggi 0,3 0,7 Sedang <g> < 0,3 Rendah
3. Menganalisa data dengan tujuan untuk menguji asumsi-asumsi statistik.
Adapun langkah-langkah dalam mengolah data adalah pengujian
asumsi-asumsi statistik, yaitu uji normalitas distribusi, uji homogenitas
kemudian uji hipotesis.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data
apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi
normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik
parametrik.
Menurut Sudjana (2002: 151) bahwa “Teori-teori menaksir dan
diselidiki berdistribusi normal, maka kesimpulan berdasarkan teori itu
tidak berlaku.”
Uji Normalitas distribusi bertujuan untuk menguji hipotesis
berdistribusi normal atau tidak. Normal atau tidaknya distribusi dapat
dilakukan dengan menggunakan persamaan Chi- Square. Data hasil tes
pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol perlu diuji
kenormalan distribusinya. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan
dengan langkah- langkah sebagai berikut:
1) Menghitung rentang skor (r)
r = skor tertinggi- skor rendah
2) Menentukan banyak kelas interval (K)
K= 1+ 3,3 log n
3) Menentukan panjang kelas interval (k)
p =
4) Membuat distribusi frekuensi
5) Menghitung mean (rata-rata X )
6) Mengitung simpangan baku (SD)
52
10)Menghitung frekuensi expetasi (frekuensi yang diharapkan)
ei =
L
i.
f
i11)Menghitung Chi-kuadrat (x)
χ2
hitung < χ2tabel berarti data berdistribusi normal
Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari
populasi dua kelas yang homogen. Apabila kesimpulan menunjukan
kelompok data homogen, maka data berasal dari populasi yang sama
dan layak untuk diuji statistik parametrik. Adapun langkah-langkah
pengolahan sebagai berikut:
1) Mencari nilai F dengan rumus, sebagai berikut:
2 2
Vb Varians terbesar
F atau F
Vk Varians terkecil
, dimana Varians = S2
Dimana : Vb = varians terbesar
Vk = varians terkecil
2) Menentukan derajat kebebasan
dk1 = n1 - 1; dk2 = n2 - 1
3) Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dari responden.
4) Penentuan keputusan.
Adapun kriteria pengujian, sebagai berikut :
Varians dianggap homogen bila Fhitung < Ftabel. Pada taraf
kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan dk1= n1–1 dan dk= n2–1,
maka kedua varians dianggap sama (homogen). Dan sebaliknya tidak
homogen.
c. Uji Hipotesis Penelitian
Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan
prestasi belajar, yaitu selisih nilai pretest dan posttest. Untuk sampel
independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan
uji t-test. Menurut Sudjana (2005: 238), “Untuk melakukan uji t-test
syaratnya data harus homogen dan normal.”
Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata-rata pada tes akhir
(posttest) dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Adapun langkah-langkah pengujian rumus uji t adalah:
54
2) Uji t-test dilakukan dengan rumus sebagai berikut:
Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya
dibandingkan dengan nilai tabel. Jika dilihat dari statistik hitung (thitung)
dengan statistik tabel (ttabel), penarikan kesimpulan ditentukan dengan
aturan sebagai berikut:
1) Terima H1 jika thitung tidak terletak diantara –t1-1/2α < thit < t1-1/2α:
Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
learning management system lebih tinggi (signifikan) dibandingkan
dengan hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional pada standar kompetensi memahami
pengukuran komponen elektronika.
2) Terima Ho jika thit terletak diantara batas –t1-1/2α < thit < t1-1/2α; tidak
terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang belajar
dengan menggunakan model pembelajaran learning management
system dengan kelas dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional pada standar kompetensi memahami pengukuran
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, diperoleh beberapa simpulan
sebagai berikut:
1. Model pembelajaran berbasis learning management system dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar
yang telah dicapai siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
learning management system lebih tinggi (signifikan) dari hasil belajar siswa
menggunakan model pembelajaran konvensional.
2. Perbedaan gain hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
berbasis learning management system dan hasil belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran konvensional adalah sebesar 0.13, dengan
nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen adalah 73,89 dengan gain 0.57,
sedangkan rata-rata posttest kelas kontrol adalah 67,50 dengan nilai gain
0.44. Model pembelajaran berbasis LMS dapat membantu siswa dalam
meningkatkan hasil belajar pada standar kompetensi Memahami Pengukuran
Komponen Elektronika dibandingkan model pembelajaran konvensional.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian diatas, maka terdapat
beberapa saran untuk siswa maupun semua pihak yang berkepentingan. Adapun
saran-saran yang ingin penulis sampaikan yaitu:
1. Untuk peneliti, penulis menyarankan agar dapat lebih mengembangkan lagi
model pembelajaran berbasis Learning Management System untuk digunakan
79
2. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis Learning
Management System dinilai layak digunakan dalam standar-standar
kompetensi yang banyak melakukan praktikum, sehingga dapat mengurangi
kerusakan pada alat-alat karena faktor kesalahan siswa yang kurang mengerti
dasar teorinya. Model pembelajaran berbasis Learning Management System
berguna sebagai pendukung pembelajaran. SMK yang telah memiliki fasilitas
internet lengkap disarankan untuk mengoptimalkannya, agar siswa dapat lebih
kreatif dalam meningkatkan kemampuan.
3. Dapat mengembangkan penelitian dengan teori-teori pembelajaran yang lebih
terbaru. Dan meneliti aspek-spek hasil pembelajaran yang belum diungkap
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Anwas. (2003). Model Inovasi E-Learning dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.
Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi
VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
A.W. Bates. (1997). The Impact Of Technologi Change On Open And Distance
Learning. Distance Education: An Administrative.
Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ellis. (2009). Learning Management System. [Online]. Tersedia:
http://www.riyadi.wordpress.com/2010/04/25/lms-learning-management-system.html [24 Mei 2013]
Gemilang, Rudy Agus. (2012). Peran ICT/ Telematika pada Program Pendidikan
Jarak Jauh via Internet Lemhannas RI (Sistem E-Learning). [Online].
Tersedia: http://www.lemhannas.go.id [24 Mei 2013]
Hake, R. Richard. (1997). “Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A Six Thousand-Student Survey Of Mechanics Test Data For Introductory Physics Courses”. Am. J. Phys. 66, (1), January 1998 [Online]. Tersedia:
web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/minipaper/papers/Hake.pdf [24 Mei 2013]
Haughey, M. & Anderson, T. (1998). Networking Learning: The Pedagogy of the
81
Heinich, R., Molenda, M., Russel, J.D., & Smaldino, S.E. (2002). Instructional
Media And Technology For Learning, 7th Edition. New Jersey: Prentice Hall,
Inc.
Riyadi. (2010). Learning Management System. [Online]. Tersedia:
http://www.riyadi.wordpress.com/2010/04/25/lms-learning-management-system.html [24 Mei 2013]
Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA.
Sudjana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (1999). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Pengembangan Kurikulum: Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Suryadinata, Muhammad. (2013). Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning
Berbasis Moodle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi UPI.
Tidak diterbitkan.
Syah, Muhibbin. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.
Wahono. Romi Satria. (2008). Memilih Sistem E-Learning Berbasis Open Source. [Online]. Tersedia: www.romisatriawahono.net [24 Mei 2013]
Wijayanto, Rahmat. (2013). Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia: