• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DI SMK AL-FALAH BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DI SMK AL-FALAH BANDUNG."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING

MANAGEMENT SYSTEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA STANDAR KOMPETENSI MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DI SMK AL-FALAH BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro

Oleh:

RIZNA NOFITASARI E.0451.0907289

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI

MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN

ELEKTRONIKA DI SMK

AL-FALAH BANDUNG

Oleh

Rizna Nofitasari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Rizna Nofitasari 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

RIZNA NOFITASARI

NIM. 0907289

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LEARNING MANAGEMENT

SYSTEM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR

KOMPETENSI MEMAHAMI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

DI SMK AL-FALAH BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. Hasbullah, S.Pd, M.T NIP. 19740716 200112 1 003

Pembimbing II,

Erik Haritman, S.Pd, M.T NIP. 19760527 200112 1 002

Mengetahui,

Ketua Jurusan

Pendidikan Teknik Elekto,

(4)

ABSTRAK

Skripsi dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Learning

Management System Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Standar

Kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika Di Smk Al-Falah Bandung” merupakan penelitian eksperimental yang dilakukan pada siswa kelas X program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMK Al-Falah Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang peningkatan hasil belajar siswa dan untuk membandingkan perbedaan hasil prestasi belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran berbasis learning management system (LMS) dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experimental design. Penelitian dilakukan dengan memberikan dua perlakuan berbeda terhadap dua kelompok siswa. Pertama, kelompok eksperimen mendapatkan pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis LMS, kedua kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Pengumpulan data dilakukan dengan tes tertulis yang diberikan kepada siswa di awal dan di akhir penelitian, dengan demikian akan terlihat bagaimana hasil perbandingan kenaikan dengan dua model pembelajaran yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil belajar siswa dilihat dari rata-rata gain (peningkatan) antara yang menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu 0.44 dan model pembelajaran berbasis

learning management system yaitu 0.57 dengan nilai thitung = 2.762 sedangkan ttabel

yaitu 2.019, nilai thitung (2.762)>ttabel (2.019). Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa dengan model pembelajaran berbasis LMS dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar pada standar kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika dibandingkan model pembelajaran konvensional.

Kata Kunci: Learning Management System (LMS), hasil belajar, MPKE, quasi

(5)

ABSTRACT

The purpose of this research to gain an overview of improving student learning

outcomes and to detect differences in outcomes between the learning achievement of

students who use the learning model-based learning management system (LMS) with

students using conventional learning models on Competency Standards Measurement

Understanding Electronic Components at SMK Al- Falah Bandung. Research using

quantitative methods with quasi experimental design. The results showed there were

significant differences in yield increase student achievement after a given treatment.

Hypothesis testing shows that tcount 2762, because the values are not on –ttabel < thitung

< ttabel with values < ttabel = 2.019, H1 is accepted (Results of student learning using an

LMS based learning model is higher (significant) compared with the model of student

learning outcomes conventional teaching on competency standards Understanding

Measurement Electronic Components. This proves that the LMS based learning model

to improve learning outcomes.

Keywords: learning model, Learning Management System (LMS), learning outcomes,

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..……….…………. i

HALAMAN PENGESAHAN………..………… ii

PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN SKRIPSI DAN BEBAS PLAGIARISM………...…….………. iii

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah………. 4

C. Pembatasan Masalah……….. 5

D. Tujuan Penelitian………... 5

E. Metode Penelitian……….. 6

F. Manfaat/ Signifikansi Penelitian………... 6 2. Standar Kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika

(MPKE) ………... 3. Model Pembelajaran ………...

a. Pengertian Model Pembelajaran ………...………... b. Posisi Media Dalam Pembelajaran ………

4. E-Learning Dalam Bidang Pendidikan ………

a. Pengertian E-Learning ……… b. Komponen E-Learning ………...

5. Learning Management System (LMS) ………

(7)

viii

6. LMS Open Source Moodle ………... 7. Mengelola Ruang Kelas Virtual Learning Management System ………

a. Register ………...

b. Login ………...

c. Ruang Kelas Virtual Learning Management System (LMS)………... d. Pengelolaan Kelas ………... e. Pengelolaan Bahan Ajar……….. f. Kelebihan LMS ...………... 8.Model Pembelajaran Konvensional ………. 9.Perbedaan Pembelajaran Konvensional Dengan Pembelajaran Berbasis

Learning Management System ………

A. Lokasi Dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian…………..………..…... 38

B. Desain Penelitian………...……….……… 40

C. Metode Penelitian………...…... 41

D. Definisi Operasional……….…………. 41

1. Model Pembelajaran……….………. 41

2. Model Pembelajaran Konvensional….……….…………. 41

3. Learning Management System (LMS) ……… 42

(8)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 55

A. Tahapan Penelitian ………... 1. Studi Pendahuluan ……… 2. Gambaran Umum Penelitian ……… B. Tahap Pembelajaran ……… 55 55 56 60 1. Tahapan Pembelajaran Kelas Kontrol (Menggunakan Model. Pembelajaran Konvensional)……… 60

2. Tahapan Pembelajaran Kelas Eksperimen (Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Learning Management System)……… 61

3. Pembahasan Hasil Penelitian dari Kedua Pembelajaran……….…... 62

C. Pengolahan Data……….… 63

1. Hasil Uji Validitas Instrumen………... 63

2. Hasil Uji Reliabilitas……….. 65

3. Hasil Penafsiran Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda……….. 65

D. Deskripsi Data……… 66

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perkembangan teknologi informasi saat ini sangat luar biasa dalam

hal penyebaran materi informasi ke seluruh belahan dunia, karena bisa

melibatkan ribuan orang didalamnya tanpa harus ada kontak fisik, hanya

dengan berada di depan komputer ataupun gadget masing-masing,

seseorang dapat terhubung ke dunia virtual global untuk mengakses

berbagai macam informasi.

Integrasi teknologi informasi ke dalam dunia pendidikan telah

menciptakan pengaruh besar. Dengan memanfaatkan kecanggihan

teknologi informasi, mutu dan efisiensi pendidikan dapat ditingkatkan.

Menurut Bates (1997) terdapat 4 alasan untuk menggunakan

teknologi informasi dalam pendidikan yaitu:

1. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

2. Untuk meningkatkan akses pendidikan dan pelatihan

3. Untuk mengurangi biaya pendidikan

4. Untuk meningkatkan efektifitas biaya pendidikan.

Salah satu produk integrasi teknologi informasi ke dalam dunia

pendidikan adalah e-learning. E-learning pada hakikatnya adalah bentuk

pembelajaran konvensional yang dituang dalam format digital dan

disajikan melalui teknologi informasi. Secara ringkas, Anwas (2003)

menyatakan e-learning perlu diciptakan seolah-olah peserta didik belajar

secara konvensional, hanya saja dipindahkan ke dalam sistem digital

melalui internet. Keunggulan-keunggulan e-learning yang paling

menonjol adalah efisiensinya dalam penggunaan waktu dan ruang.

Di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terdapat standar

kompetensiMemahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE).

Dimana standar kompetensi ini tergolong penting dan membutuhkan

(10)

ukur listrik, sehingga menuntut adanya keterampilan yang harus dimiliki

oleh siswa SMK. Namun dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang

diberikan, ternyata masih terdapat beberapa kendala baik secara internal

maupun eksternal.

Berdasarkan hasil pengamatan dan survey peneliti di SMK

Al-FalahBandung, dalam standar kompetensi Memahami Pengukuran

Komponen Elektronika (MPKE) masih terdapat beberapa kendala dan

permasalahan, diantaranya sebagai berikut:

1. Tidak adanya buku pegangan maupun jobsheet khusus sebagai sumber

belajarsiswa pada standar kompetensi Memahami Pengukuran

Komponen Elektronika (MPKE).

2. Model pembelajaran kurang bervariasi yang membuat suasana

pembelajaran menjadi lebih mudah jenuh dan bosan bagi siswa.

3. Masih kurangnya hasil belajar siswa (dalam ranah kognitif) pada

standar kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika

(MPKE). Hal ini dibuktikan dengan nilai ulangan harian siswa yang

hanya 36% mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dimana nilai KKM yang harus dicapai siswa ≥ 70.

Tabel 1.1. Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi MPKE

Nilai Jumlah Peserta Didik Persentase ≥ 70 11 36,67 % < 70 19 63,33 %

Jumlah 30 100 %

Sumber: Nilai Ulangan Harian Pada Standar Kompetensi MPKE Semester Genap

Tahun Pelajaran 2011/2012.

Dari pemaparan permasalahan yang ditemukan maka diperlukan

adanya sebuah solusi untuk menekan permasalahan yang dihadapi. Salah

satu solusi yang memungkinkan adalah penggunaan media pembelajaran

dan penerapan model pembelajaran yang sesuai sebagai alternatif dalam

melaksanakan proses pembelajaran pada mata pelajaran MPKE agar lebih

(11)

3

Dalam perkembangannya, penggunaan media pembelajaran

sebagai alat bantu ajar semakin beragam. Hal ini didukung juga oleh

adanya teknologi baru seperti keberadaan media ajar

onlineE-Learningdengan model pembelajaran berbasis LMS (Learning

Management System) yang berkembang cukup pesat. Pengetahuan akan

perkembangan teknologi komputer baik software maupun hardware akan

sangat membantu pelaksanaan tugas-tugas dengan hasil yang lebih baik

dan dalam waktu yang lebih cepat. Salah satunya terdapat media ajar

online E-Learning berbasis LMS (Learning Management System)

menggunakan Moodle yang dilengkapi dengan berbagai macam fitur yang

dapat menunjang proses belajar secara optimal serta dapat menghilangkan

batasan ruang dan waktu dalam proser belajar.

Diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran ini selain

guru dan siswa tidak terpaku pada keterbatasan alat yang tersedia, siswa

dapat meningkatan daya analisis dan memudahkan siswa dalam proses

memahami materi yang disampaikan oleh guru serta belajar tak hanya

dapat dilakukan di dalam kelas melainkan dapat dilakukan kapanpun dan

dimanapun. Maka, secara tidak langsung hal ini akan berdampak pada

hasil belajar siswa.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang dianggap

ada relevansinya dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

diantaranya yang dilakukan oleh Muhammad Suryadinata (2012) di SMK

Negeri 12 Bandung. Penelitian Muhammad Suryadinata (2012) tentang

Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Moodle Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa bertujuan untuk mengetahui

peningkatan pemahaman siswa dilihat dari hasil belajar ranah kognitif

siswa pada pembelajaran Menggunakan Alat Ukur Listrik dan Elektronika

(MAULE) dengan menggunakan media pembelajaran berbasis Moodle.

Penelitian Muhammad Suryadinata (2012) hanya menggunakan

kelas tunggal yaitu kelas eksperimen, dan pada penelitian ini akan

(12)

yaitu kelas eksperimen (kelas yang menggunakan model pembelajaran

berbasis Learning Management System) dan kelas kontrol (kelas yang

menggunakan model pembelajaran konvensional).

Berdasarkan atas teori dasar dan fakta-fakta yang telah dipaparkan

di atas, untuk mengukur dan menentukan perbedaan hasil belajar siswa

dengan model pembelajaran berbasis LMS dibandingkan model

pembelajaran konvensional, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

hal yang terkait dengan judul: “Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Learning Management System untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Standar Kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika di SMK Al-Falah Bandung”

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

identifikasi masalah dalam penelitian ini adalahsebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa (ranah kognitif) pada standar kompetensi

Memahami Pengukuran Komponen Elektronika yang hanya

menggunakan model pembelajaran konvensional saja.

2. Siswa merasa jenuh dan kesulitan saat menerima materi pelajaran yang

hanya dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, serta

terbatasnya ruang dan waktu pada proses pembelajaran di dalam kelas

yang hanya diberi waktu 2x30 menit setiap satu kali pertemuan

pembelajaran.

Setiap permasalahan dalam penelitian diperlukan keteraturan

permasalahan yang dibahas, sehingga jelas apa yang menjadi objek

penelitian. Berdasarkan kajian latar belakang masalah dan identifikasi

masalah diatas, maka untuk memperjelas perlu ada rumusan masalah,

penulis merumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah penerapan model pembelajaran berbasis Learning Management

(13)

5

standar kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika

(MPKE)?

2. Seberapa besar perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model

pembelajaran berbasis Learning Management System dengan siswa

yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada standar

kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE)?

C. Pembatasan Masalah

Pada penelitian hanya difokuskan untuk penerapan model

pembelajaran berbasis learning management system dengan standar

kompetensimemahami pengukuran komponen elektronika (MPKE), adapun

pembatasan masalah pada penelitian, sebagai berikut:

1. Penelitian dilaksanakan di SMK Al-Falah Bandung.

2. Penelitian dibatasi pada dua kelas saja yaitu kelas X listrik I digunakan

sebagai kelas eksperimen (model pembelajaran berbasis learning

management system), kemudian kelas X listrik II digunakan sebagai kelas

kontrol (model pembelajaran konvensional).

3. Jenis perangkat lunak learning management system yang digunakan yaitu

Moodle.

4. Penerapan model pembelajaran berbasis learning management system

pada standar kompetensi MPKE kompetensi dasar memahami peralatan

ukur komponen elektronika, dalam pemahamannya dibatasi AVOmeter.

5. Karena keterbatasan waktu, penelitian hanya difokuskan pada salah satu

aspek kognitif yang meliputi peningkatan hasil belajar siswa dengan

penerapanmodel pembelajaran berbasis learning management system.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah yang ada, maka tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahuiada atau tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dilihat

(14)

Komponen Elektronika (MPKE) diterapkan model pembelajaran

berbasis LMS (Learning Management System).

2. Mengetahui berapa besar perbedaan hasil belajar siswa yang

menggunakan model pembelajaran berbasis Learning Management

Systemdengan siswa yang menggunakan model pembelajaran

konvensional pada standar kompetensiMemahami Pengukuran

Komponen Elektronika (MPKE).

E. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah

metodekuantitatif dengan Quasi Experimental Designdengan Pretest

Posttest. Pada desain ini ini kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

tidak diambil secara acak karena kelompok subjek merupakan satu

kelompok siswa dalam satu kelas yang secara alami telah terbentuk dalam

satu kelompok utuh.

Tahapan pada metode ini yaitu terdapat dua kelas yang diberi

pretest untuk mengetahui perbedaan keadaan awal antara kelas eksperimen

dan kelas kontrol. Setelah diberi pretest selanjutnya kelas eksperimen

diberi perlakuan (treatment) yaitu dengan LMS (Learning Management

System) sebagai model pembelajaran, sedangkan kelas kontrol tidak diberi

perlakuan (hanya model pembelajaran konvensional). Kemudian setelah

itu kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes akhir (posttest) untuk

mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa antara kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis

LMS(Learning Management System) dengan kelas kontrol yang hanya

menggunakan model pembelajaran konvensional saja.

F. Manfaat/ Signifikansi Penelitian

Jika tujuan penelitian ini tercapai, manfaat atau kegunaan hasil

(15)

7

1. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapatmemberikan alternatif

penggunaan model pembelajaran bagi guru dan siswa pada standar

kompetensimemahami pengukuran komponen elektronika dalam proses

kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa di SMK dengan mengetahui

efektivitas penggunaannya.

2. Bagi guru, sebagai alternatif penggunaan model pembelajaran dalam

proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) siswa di SMK sekaligus

memberikan keterampilan dan wawasan tersendiri tentang penggunaan

model pembelajaran berbasis LMS (Learning Management System).

3. Bagi siswa, penggunaan LMS (Learning Management System) dapat

mempermudah pemahaman siswa, menghilangkan kejenuhan dan

meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, sebagai alternatif media

belajar yang dapat digunakan dimanapun tanpa harus terbatas dengan

ruang dan waktu.

4. Bagi pengelola lembaga pendidikan, pembelajaran berbasis LMS ini

diharapkan dapat dijadikan inspirasi untuk mengambil kebijakan dalam

mengadakan dan memanfaatkan media pembelajaran.

5. Bagi peneliti, penelitian ini dapat dijadikan modal awal untuk dapat

mengembangkan dan menggunakan model pembelajaranberbasis LMS

(Learning Management System).

G. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan dalam sebuah penelitian berperan sebagai

pedoman penulis agar penulisannya lebih sistematis dan terarah dalam

rangka menuju tujuan akhir yang hendak dicapai. Sistematika penulisan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan

perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian,

(16)

BAB II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis

yang berkaitan dengan konsep belajar dan hasil belajar, model

pembelajaran,standar kompetensi MPKE, model pembelajaran berbasis

Learning Management System (LMS), perbandingan konvensional dengan

LMS, penyusunan dan pelaksanaan model pembelajaran berbasis LMS,

serta kerangka pemikiran dan hipotesis.

BAB III membahas tentang lokasi dan subjek populasi/sampel

penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional,

instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik

pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV menjelaskan uraian tentang hasil penelitian dan

pembahasan hasil penelitian.

BAB V berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran

(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Al-Falah Kota Bandung, sebagai

lokasi pengembangan model pembelajaran berbasis LMS (Learning

Management System) dan diuji coba secara terbatas.

Subjek utama dalam penelitian implementasi model pembelajaran

berbasis LMS (Learning Management System) ini adalah populasi siswa kelas

X Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik semester genap tahun

ajaran 2012/2013 di SMK Al-Falah Bandung, yang beralamat di Jl. Cisitu

Baru No. 52 Tlp./Fax022- 2504284 Dago-Bandung, Jawa Barat.

Sampel dalam penelitian eksperimen ini mengambil dua kelas.Satu

kelas dipergunakan sebagai kelompok eksperimen yakni kelas yang

menggunakan model pembelajaran berbasis Learning Management System

dalam pembelajaran pada standar kompetensi Memahami Pengukuran

Komponen Elektronika (MPKE) dan satu kelas untuk kelompok kontrol yaitu

kelas yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada standar

kompetensi MPKE. Kelas X Listrik I yang berjumlah 30 siswa dan

selanjutnya disebut kelas eksperimen dan X Listrik II yang berjumlah 30

siswa dan selanjutnya disebut kelas kontrol.

Waktu penelitian berlangsung selama 15 minggu (19 Februari 2013 -

17 Mei 2013) dari mulai tahap persiapan, tahap pelaksanaan sampai tahap

akhir penelitian.Pada tahap persiapan dilakukan kegiatan studi pendahuluan

dan pengamatan selama tiga minggu (19 Februari 2013 - 5 Maret 2013).

Kemudian tahap pelaksanaan dilakukan selama empat minggu (8 Maret 2013

– 30 Maret 2013) dan tahap akhir dilakukan selama delapan minggu (1 April 2013 – 17 Mei 2013). Secara garis besar kegiatan-kegiatan yang dilakukan

(18)

Mulai

Uji Coba Instrumen

Soal Valid

Kelas kontrol - Pretest - Treatment - Posttest

Kelas Eksperimen - Pretest

- Treatment - Posttest

Kesimpulan

Pembuatan Laporan

Selesai ya

tidak

Dibuang Tahap Persiapan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Akhir Studi Pendahuluan

- Studi Literatur - Mempelajari Kurikulum Penentuan Materi dan Sampel

Penyusunan Instrumen Penelitian

Pengolahan Data

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Adapun waktu kegiatan selama melakukan penelitian dapat dilihat

(19)

40

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Tahap

Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Quasi Experimental

Design menggunakan Pretest-Posttest. Kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol tidak diambil secara acak karena kelompok subjek merupakan satu

kelompok siswa dalam satu kelas yang secara alami telah terbentuk dalam satu

kelompok utuh.

Alur dari penelitian ini adalah kelas eksperimen dan kelas kontrol

diberi tes awal (pretest) kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan

(treatment), setelah itu diberikan tes akhir (posttest). Secara sederhana desain

penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2. Desain Penelitian

Kelas Pretest Treatment Posttest

Eksperimen (E) 01 X1 02

02 = hasil post-test kelas eksperimen

(20)

04 = hasil post-test kelas kontrol

X1 = perlakukan pada kelas eksperimen

X2 = perlakukan pada kelas kontrol

(Arikunto, 2006:86)

C.Metode Penelitian

Sebuah penelitian memerlukan metode pendekatan yang digunakan untuk

memecahkan masalah yang akan diteliti dan mencapai tujuan penelitian.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif.

Menurut Sudjana (1999: 19) “Penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai

suatu penelitian yang berusaha untuk mengungkap hubungan antara dua

variable atau lebih. Penelitian eksperimen juga dapat difungsikan untuk

mencari pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.”

Berdasarkan pendapat diatas, maka tujuan penelitian ini untuk melihat

sebab akibat yang dilakukan dari variabel bebas terhadap variabel terikat

dalam hal ini model pembelajaran konvensional, sehingga metode penelitian

yang digunakan adalah metode eksperimen.

D.Definisi Operasional

Adapun beberapa penjelasan definisi yang digunakan dalam judul

penelitian ini, sebagai berikut:

1. Model Pembelajaran

Sagala (2007: 66) menjelaskan bahwa:

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu,dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar belajar mengajar.

(21)

42

Model pembelajaran konvensional adalah pengajaran yang umumnya

dilakukan oleh guru-guru di sekolah-sekolah yang didalamnya

biasanya menggunakan pendekatan ekspositori.

3. Learning Management System

Learning Management System atau disingkat LMS, menurut Ellis

(2009:1) adalah suatu perangkat lunak atau software untuk keperluan

administrasi, dokumentasi, laporan sebuah kegiatan, kegiatan belajar

mengajar dan kegiatan secara online (terhubung ke internet),

e-learning dan materi-materi pelatihan, yang semua itu dilakukan

dengan online.

4. Moodle

Moodle adalah sebuah nama dari salah satu aplikasi yang termasuk

dalam jenis Learning Management System (LMS) atau Virtual

Learning Environment (VLE). Moodle itu sendiri adalah singkatan

dari Modular Onject Oriented Dynamic Learning Environment.

Moodle ini merupakan salah satu aplikasi dari konsep dan mekanisme

belajar mengajar yang memanfaatkan teknologi informasi berbasis

web, yang sering dikenal dengan konsep E-learning.

Moodle merupakan salah satu aplikasi yang gratis (open source) dan

dapat didownload, digunakan ataupun dimodifikasi oleh siapa saja

dengan lesensi secara GNU (General Public License). Selain itu juga

Moodle adalah salah satu aplikasi E-Learning yang banyak digunakan

oleh orang diseluruh dunia khususnya universitas, sekolah atau

lembaga pendidikan dan juga para praktisi pengajar.

5. Standar Kompetensi Memahami Pengukuran Komponen Elektronika

(MPKE)

Memahami Pengukuran Komponen Elektronika (MPKE) adalah suatu

(22)

Ketenagalistrikan yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan

maupun keterampilan terhadap siswa mengenai pemahaman dan

penggunaan peralatan ukur komponen elektronika.

6. Hasil Belajar

Perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang mungkin disebabkan

oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan

atau sikapnya (Arsyad, 2007).

E. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2008: 148) bahwa “Instrumen penelitian adalah

suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial

yang diamati.”

Berdasarkan pengertian tersebut, maka instrumen dibuat meliputi

pretest, posttest.

1. Pretest

Pretest digunakan untuk mengukur nilai siswa sebelum

pelaksanaan pembelajaran menggunakan penerapan model pembelajaran

berbasis LMS. Hasil pretest akan digunakan untuk mengukur tingkat

homogenitas kemampuan siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Posttest

Posttest digunakan untuk mengukur kemajuan dan

membandingkan peningkatan hasil belajar pada kelompok penelitian

sesudah pelaksanaan pembelajaran menggunakan penerapan model

pembelajaran berbasis LMS pada mata pelajaran penggunaan alat ukur

listrik dan elektronika.Soal-soal pretest sama dengan soal posttest.

(23)

44

Menurut Arikunto (2002:160):

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Terdapat uji validitas agar data dapat dikatakan valid.

a. Validitas isi yaitu apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan.

b. Validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berfikir seperti yang disebutkan dalam tujuan instruksional khusus.

c. Validitas “ada sekarang”, yaitu apabila hasil tes sesuai dengan

pengalaman.

d. Validitas prediksi, yaitu apabila hasil tes mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Semua instrumen pada penelitian dibuat dengan kisi-kisi

berdasarkan tujuan istruksional serta materi dalam silabus. Sehingga

instrumen pada penelitian berdasarkan validitas isi.

2. Uji Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas Instrumen

Perhitungan validitas instrumen dalam penelitian menggunakan

korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson:

Keterangan :

: Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel

yang dikorelasikan

: Jumlah skor tiap siswa pada item soal

: Jumlah skor total seluruh siswa

n : Banyaknya siswa

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang

menunjukkan nilai validitas ditunjukkan oleh tabel 3.3.

Tabel 3.3 Kriteria Validitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi

(24)

Setelah diketahui koefisien korelasi, selanjutnya dilakukan uji

signifikansi untuk mengetahui validitas setiap item soal. Uji signifikansi

dihitung dengan menggunakan uji t dengan rumus:

thitung =

Keterangan:

thitung : Hasil perhitungan uji signifikansi

rxy : Koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dan

variabel yang dikorelasikan

n : Banyaknya siswa

Hasil perolehan thitung dibandingkan dengan ttabel pada derajat

kebebasan (dk)= n-2 dan taraf signifikansi ( Apabila

thitung>ttabel, maka item soal dinyatakan valid. Dan apabila thitung< ttabel

maka item soal dinyatakan tidak valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji ketepatan alat dalam

mengukur apa yang akan diukur.

Untuk mengukur reliabilitas item pertanyaan dengan skor 1 dan 0

digunakan rumus K-R 20 (Kuder-Richardson) yaitu:

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal

Vt = Varians total

P = Proporsi subjek yang menjawab benar pada item soal

q = 1-p

0,21 – 0,40 Rendah

(25)

46

Harga varians total (Vt) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

= Jumlah skor total

N = Jumlah responden

S = Standar Deviasi

S2 = Varians, selalu ditulis dalam bentuk kuadrat, karena standar

deviasi kuadrat.

Dari hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai dari

tabel product moment. Jika r11> rtabel maka instrumen tersebut reliabel

sehingga dapat digunakan bagi penelitian selanjutnya. Sebaliknya jika

r11< rtabel maka instrumen tersebut tidak reliabel.

Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditujukkan oleh

tabel 3.4.

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,81 – 1,00 Sangat Tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi

0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

3. Daya Pembeda

Menurut (Arikunto, 2010) bahwa “Daya pembeda soal adalah

kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang pandai

(berkemampuan tinggi) dengan siswa bodoh (berkemampuan rendah).”

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda soal perlu

(26)

1) Mengurutkan skor total masing-masing siswa dari yang tertinggi

sampai yang terendah.

2) Membagi dua kelompok yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.

3) Menghitung soal yang dijawab benar dari masing-masing kelompok

pada butir soal.

4) Mencari daya pembeda (D) dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

D =

Keterangan:

D : Daya pembeda

: Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

: Banyaknya peserta tes kelompok atas

: Banyaknya peserta tes kelompok bawah

Adapun kriteria indeks daya pembeda dapat dilihat pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Klasifikasi Indeks Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Klasifikasi 0,00 – 0,20 Jelek

0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali

Negatif Tidak Baik, Harus Dibuang

4.Tingkat Kesukaran

Menurut Arikunto (2010: 208) bahwa “Analisis tingkat

kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut mudah

atau sukar.”

Indeks kesukaran (difficulty index) adalah bilangan yang

menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Untuk menghitung tingkat

kesukaran tiap butir soal digunakan persamaan:

(27)

48

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab benar

JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran diklasifikasikan sesuai dengan tabel 3.6.

Tabel 3.6 Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Klasifikasi 0,00 0,30 Soal Sukar 0,31 – 0,70 Soal Sedang 0,71 – 1,00 Soal Mudah

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Dalam melaksanakan penelitian

ini ada beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain:

1. Studi pendahuluan

Studi pendahuluan dilakukan sebelum kegiatan penelitian

dilaksanakan. Maksud dan tujuan dari studi pendahuluan ini adalah untuk

mengetahui beberapa hal antara lain: keadaan pembelajaran, metode

pembelajaran serta penerapan model pembelajaran pada standar

kompetensi memahami pengukuran komponen elektronika.

2. Studi literatur

Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan

memanfaatkan literatur yang relevan dengan penelitian ini yaitu dengan

cara membaca, mempelajari, menela’ah, mengutip pendapat dari berbagai

sumber berupa buku, diktat, skripsi, internet dan sumber lainnya.

3. Tes

Penelitian ini menggunakan tes hasil belajar berupa tes objektif

berbentuk pilihan ganda dengan lima alternatif jawaban untuk mengetahui

hasil prestasi belajar siswa ranah kognitif. Tes dilaksanakan pada saat

(28)

mengetahui kemampuan awal subjek penelitian. Sementara posttest atau

tes akhir diberikan dengan tujuan untuk melihat perubahan hasil belajar

siswa ranah kognitif pada kelas eksperimen (model pembelajaran berbasis

LMS) dan kelas kontrol (model pembelajaran konvensional) pada pada

standar kompetensi memahami pengukuran komponen elektronika.

Untuk lebih ringkasnya mengenai teknik pengumpulan data yang

akan dilakukan dapat dilihat pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Teknik Pengumpulan Data

No. Teknik Instrumen Jenis Data Sumber Data 1. Studi

Pendahuluan

- Keadaan pembelajaran, metode pembelajaran,

H. Teknik Analisis Data

Pengolahan data merupakan bagian penting dalam metode ilmiah,

karena dengan mengolah data tersebut dapat memberi arti untuk pemecahan

masalah penelitian. Data diperoleh melalui dari tes awal hingga tes akhir dari

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Sebelum mengolah data, terlebih dahulu melakukan langkah-langkah

sebagai berikut:

1. Memeriksa hasil tes setiap siswa sekaligus memberi skor pada lembar

jawaban, dimana soal dijawab salah diberi skor 0 (nol) dengan pedoman

pada kunci jawaban kemudian memberikan skor mentah pada skala 0

(29)

50

2. Menghitung Gain Ternormalisasi

Setelah diperoleh skor pretest, posttest, gain ternormalisasi.

Analisis gain normalisasi digunakan untuk mengetahui kriteria gain yang

diperoleh. Gain didapat dari data skor pretest dan posttest yang kemudian

diolah untuk menghitung rata-rata gain normalisasi. Rata-rata gain

normalisasi dihitung menggunakan rumus (Hake, 1998):

<g> =

Keterangan:

<g> : Rata-rata gain normalisasi

<G> : Rata-rata gain kanal

: Rata-rata gain maksimum yang mungkin terjadi

: Persentase rata-rata posttest

: Persentase rata-rat pretest

Tabel 3.8 Kriteria Gain Normalisasi

Batas Kategori <g> > 0,7 Tinggi 0,3 0,7 Sedang <g> < 0,3 Rendah

3. Menganalisa data dengan tujuan untuk menguji asumsi-asumsi statistik.

Adapun langkah-langkah dalam mengolah data adalah pengujian

asumsi-asumsi statistik, yaitu uji normalitas distribusi, uji homogenitas

kemudian uji hipotesis.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data

apakah berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi

normal menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik

parametrik.

Menurut Sudjana (2002: 151) bahwa “Teori-teori menaksir dan

(30)

diselidiki berdistribusi normal, maka kesimpulan berdasarkan teori itu

tidak berlaku.”

Uji Normalitas distribusi bertujuan untuk menguji hipotesis

berdistribusi normal atau tidak. Normal atau tidaknya distribusi dapat

dilakukan dengan menggunakan persamaan Chi- Square. Data hasil tes

pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol perlu diuji

kenormalan distribusinya. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan

dengan langkah- langkah sebagai berikut:

1) Menghitung rentang skor (r)

r = skor tertinggi- skor rendah

2) Menentukan banyak kelas interval (K)

K= 1+ 3,3 log n

3) Menentukan panjang kelas interval (k)

p =

4) Membuat distribusi frekuensi

5) Menghitung mean (rata-rata X )

6) Mengitung simpangan baku (SD)

(31)

52

10)Menghitung frekuensi expetasi (frekuensi yang diharapkan)

ei =

L

i

.

f

i

11)Menghitung Chi-kuadrat (x)

χ2

hitung < χ2tabel berarti data berdistribusi normal

(32)

Uji homogenitas digunakan untuk menentukan sampel dari

populasi dua kelas yang homogen. Apabila kesimpulan menunjukan

kelompok data homogen, maka data berasal dari populasi yang sama

dan layak untuk diuji statistik parametrik. Adapun langkah-langkah

pengolahan sebagai berikut:

1) Mencari nilai F dengan rumus, sebagai berikut:

2 2

Vb Varians terbesar

F atau F

Vk Varians terkecil

  , dimana Varians = S2

Dimana : Vb = varians terbesar

Vk = varians terkecil

2) Menentukan derajat kebebasan

dk1 = n1 - 1; dk2 = n2 - 1

3) Menentukan nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5% dari responden.

4) Penentuan keputusan.

Adapun kriteria pengujian, sebagai berikut :

Varians dianggap homogen bila Fhitung < Ftabel. Pada taraf

kepercayaan 95% dengan derajat kebebasan dk1= n1–1 dan dk= n2–1,

maka kedua varians dianggap sama (homogen). Dan sebaliknya tidak

homogen.

c. Uji Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan

prestasi belajar, yaitu selisih nilai pretest dan posttest. Untuk sampel

independen (tidak berkorelasi) dengan jenis data interval menggunakan

uji t-test. Menurut Sudjana (2005: 238), “Untuk melakukan uji t-test

syaratnya data harus homogen dan normal.”

Pengujian ini dilakukan terhadap nilai rata-rata pada tes akhir

(posttest) dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Adapun langkah-langkah pengujian rumus uji t adalah:

(33)

54

2) Uji t-test dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya

dibandingkan dengan nilai tabel. Jika dilihat dari statistik hitung (thitung)

dengan statistik tabel (ttabel), penarikan kesimpulan ditentukan dengan

aturan sebagai berikut:

1) Terima H1 jika thitung tidak terletak diantara –t1-1/2α < thit < t1-1/2α:

Hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

learning management system lebih tinggi (signifikan) dibandingkan

dengan hasil belajar siswa dengan menggunakan model

pembelajaran konvensional pada standar kompetensi memahami

pengukuran komponen elektronika.

2) Terima Ho jika thit terletak diantara batas –t1-1/2α < thit < t1-1/2α; tidak

terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang belajar

dengan menggunakan model pembelajaran learning management

system dengan kelas dengan menggunakan model pembelajaran

konvensional pada standar kompetensi memahami pengukuran

(34)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, diperoleh beberapa simpulan

sebagai berikut:

1. Model pembelajaran berbasis learning management system dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil belajar

yang telah dicapai siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis

learning management system lebih tinggi (signifikan) dari hasil belajar siswa

menggunakan model pembelajaran konvensional.

2. Perbedaan gain hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran

berbasis learning management system dan hasil belajar siswa yang

menggunakan model pembelajaran konvensional adalah sebesar 0.13, dengan

nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen adalah 73,89 dengan gain 0.57,

sedangkan rata-rata posttest kelas kontrol adalah 67,50 dengan nilai gain

0.44. Model pembelajaran berbasis LMS dapat membantu siswa dalam

meningkatkan hasil belajar pada standar kompetensi Memahami Pengukuran

Komponen Elektronika dibandingkan model pembelajaran konvensional.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian diatas, maka terdapat

beberapa saran untuk siswa maupun semua pihak yang berkepentingan. Adapun

saran-saran yang ingin penulis sampaikan yaitu:

1. Untuk peneliti, penulis menyarankan agar dapat lebih mengembangkan lagi

model pembelajaran berbasis Learning Management System untuk digunakan

(35)

79

2. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis Learning

Management System dinilai layak digunakan dalam standar-standar

kompetensi yang banyak melakukan praktikum, sehingga dapat mengurangi

kerusakan pada alat-alat karena faktor kesalahan siswa yang kurang mengerti

dasar teorinya. Model pembelajaran berbasis Learning Management System

berguna sebagai pendukung pembelajaran. SMK yang telah memiliki fasilitas

internet lengkap disarankan untuk mengoptimalkannya, agar siswa dapat lebih

kreatif dalam meningkatkan kemampuan.

3. Dapat mengembangkan penelitian dengan teori-teori pembelajaran yang lebih

terbaru. Dan meneliti aspek-spek hasil pembelajaran yang belum diungkap

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, M. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Anwas. (2003). Model Inovasi E-Learning dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, Jurnal Teknodik, Edisi No.12/VII/Oktober/2003.

Arikunto, Suharsimi. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Edisi

VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, Azhar (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

A.W. Bates. (1997). The Impact Of Technologi Change On Open And Distance

Learning. Distance Education: An Administrative.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Ellis. (2009). Learning Management System. [Online]. Tersedia:

http://www.riyadi.wordpress.com/2010/04/25/lms-learning-management-system.html [24 Mei 2013]

Gemilang, Rudy Agus. (2012). Peran ICT/ Telematika pada Program Pendidikan

Jarak Jauh via Internet Lemhannas RI (Sistem E-Learning). [Online].

Tersedia: http://www.lemhannas.go.id [24 Mei 2013]

Hake, R. Richard. (1997). “Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A Six Thousand-Student Survey Of Mechanics Test Data For Introductory Physics Courses”. Am. J. Phys. 66, (1), January 1998 [Online]. Tersedia:

web.mit.edu/rsi/www/2005/misc/minipaper/papers/Hake.pdf [24 Mei 2013]

Haughey, M. & Anderson, T. (1998). Networking Learning: The Pedagogy of the

(37)

81

Heinich, R., Molenda, M., Russel, J.D., & Smaldino, S.E. (2002). Instructional

Media And Technology For Learning, 7th Edition. New Jersey: Prentice Hall,

Inc.

Riyadi. (2010). Learning Management System. [Online]. Tersedia:

http://www.riyadi.wordpress.com/2010/04/25/lms-learning-management-system.html [24 Mei 2013]

Sagala, Syaiful. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. ALFABETA.

Sudjana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (1999). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2005). Pengembangan Kurikulum: Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suryadinata, Muhammad. (2013). Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning

Berbasis Moodle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi UPI.

Tidak diterbitkan.

Syah, Muhibbin. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Wahono. Romi Satria. (2008). Memilih Sistem E-Learning Berbasis Open Source. [Online]. Tersedia: www.romisatriawahono.net [24 Mei 2013]

Wijayanto, Rahmat. (2013). Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

Gambar

Tabel 1.1. Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi MPKE
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Soal
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kentang scba6ai salah satu produk perdagangan dunia perlu diantisipasi pemasukannya ke lndonesia dari kemungkinan OPT yang terbawa, terutama kentang dari Belanda.. Analisi s

Selanjutnya bahan ajar yang digunakan dalam mata kuliah Teori Mesin Listrik adalah bahan ajar yang terkait dengan 3 sub materi yang mana pada kurikulum sebelumnya

[r]

Respon guru terhadap pembelajaran dengan implementasi kurikulum 2013 berdasarkan hasil penelitian semua subjek penilitian sudah menggunakan model yang sesuai dengan

[r]

[r]

Dibuat oleh : Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen tanpa ijin tertulis dari Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Diperiksa

Ukuran bisa disetting dengan cara klik kanan di ruler area gambar maka akan muncul satuan ukuran yang akan digunakan. Seperti pixel, cm ,