• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI TINDAK TUTUR PERMOHONAN PEMBELAJAR BAHASA JEPANG TINGKAT MAHIR : Kajian Komparatif Dengan Penutur Asli.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI TINDAK TUTUR PERMOHONAN PEMBELAJAR BAHASA JEPANG TINGKAT MAHIR : Kajian Komparatif Dengan Penutur Asli."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI TINDAK TUTUR PERMOHONAN PEMBELAJAR BAHASA JEPANG TINGKAT MAHIR

(Kajian Komparatif Dengan Penutur Asli)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Gelar Magister pada Program Pendidikan Bahasa Jepang

Oleh: Jeni Putra

1107277

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

STRATEGI TINDAK TUTUR PEMBELAJAR BAHASA

JEPANG TINGKAT MAHIR

(Kajian Komparatif Dengan Penutur Asli)

Oleh Jeni Putra

S.Pd Universitas Pendidikan Indonesia, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pascasarjana

© Jeni Putra 2014

Universitas Pendidikan Indonesia Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GRAFIK ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Batasan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Konsep Tindak Tutur ... 7

B. Ungkapan Permohonan (Irai Hyougen) ... 9

1. Konsep Irai Hyougen ... 9

2. Bentuk Irai Hyougen ... 10

3. Syarat Irai Hyougen ... 14

4. Strategi Penuturan Irai Hyougen ... 15

(8)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Konsep Kesantunan ... 18

2. Strategi Kesantunan ... 19

3. Strategi Ungkapan Permohonan ... 29

4. Skala Kesantunan ... 30

D. Penelitian Sebelumnya ... 33

E. Penelitian Takadono ... 33

F. Penelitian Tsuchida ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 47

B. Instrumen Penelitian... 48

C. Sumber Data ... 51

D. Deskripsi Data ... 52

E. Prosedur Penelitian dan Teknik Analisa Data ... 55

1. Prosedur Penelitian ... 55

2. Teknik Analisa Data ... 55

BAB IV PEMBAHASAN A. Strategi Tindak Tutur Permohonan ... 57

1. Strategi Permohonan Terhadap Dosen ... 58

a. Permohonan Terhadap Dosen Tidak Akrab ... 58

b. Permohonan Terhadap Dosen Akrab ... 67

c. Perbandingan Strategi Bamen 1 dan Bamen 2 ... 76

2. Strategi Permohonan Terhadap Teman ... 78

(9)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Permohonan Terhadap Teman Akrab ... 86

c. Perbandingan Strategi Bamen 3 dan Bamen 4 ... 94

3. Strategi Permohonan Terhadap Bawahan ... 96

a. Permohonan Terhadap Bawahan Tidak Akrab ... 96

b. Permohonan Terhadap Bawahan Akrab ... 102

c. Perbandingan Bamen 5 dan bamen 6 ... 109

B. Struktur Penyampaian Irai ... 113

BAB V SARAN DAN KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 117

(10)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang tingkat Mahir (Kajian Komparatif Dengan Penutur Asli)

Jeni Putra,1107277

Penelitian ini menggunakan sampel 18 orang pembelajar bahasa Jepang dan 10 orang penutur asli, untuk membandingkan penggunaan strategi tindak tutur permohonan dengan menggunakan DCT. Hasil dari analisis dengan metode deskriptif membuktikan bahwa pembelajar dan penutur asli menggunakan ungkapan permohonan tidak langsung. Jika dilihat dari penggunaan strategi secara khusus, terlihat bahwa penutur asli terutama pada bamen permohonan terhadap teman dan bawahan menggunakan strategi serta bentuk ungkapan yang lebih beragam. Pada bamen-bamen tersebut terlihat bahwa pembelajar tidak menggunakan futan keigen, owabi dan koukan jouken. Hal ini membuktikan bahwa penutur asli lebih santun dalam bertindaktutur permohonan.

Kata Kunci: Ungkapan permohonan,Tindak tutur, Strategi , Strategi tidak langsung

ABSTRACT

The Used Strategies of Riquest Expression by Upper Japanese Learners

(Comparative Study With Native Speaker)

This study investigates about differences between Japanese native speaker and upper learner of Japanese. The subjects of this study were 18 Japanese learners and 10 Japanese native speakers and used DCT as an instrument. Based on a result of descriptive analysis, Japanese learners and Japanese Speakers are using an indirect request strategies. The data show about Japanese Speakers which more various form of expression and strategies,especially at companion bamens and staff bamens. Learners were not using a futan keigen, owabi and koukan jouken, therefore Japanese speaker is more polite on usage of request expression’s speech act.

(11)

Jeni Putra, 2014

(12)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Berkaitan dengan ungkapan yang merupakan bagian dari tindak tutur, banyak hal yang harus dipahami oleh pembelajar ketika mempelajari bahasa asing. Hal tersebut juga berlaku dalam bahasa Jepang. Salah satu contoh ungkapan yang dimaksud misalnya ungkapan permohonan yang sejatinya ungkapan permohonan merupakan salah satu ungkapan yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Ungkapan permohonan mempunyai daya yang cukup besar untuk membuat mitra tutur melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan penutur. Akan tetapi bagaimanakah mitra tutur menerima ungkapan permohonan tersebut sangat dipengaruhi oleh bagaimana cara penutur mengungkapkan permohonan. Ungkapan permohonan sangat berpengaruh terhadap hubungan antara penutur dan mitra tutur. Oleh karena itu pada pembelajar bahasa Jepang perlu ditekankan pembelajaran cara mengungkapkan permohonan yang tepat dan sesuai dengan situasi.

Tsuchida (2003) mengatakan ketika mengungkapkan suatu permohonan, banyak strategi yang digunakan oleh penutur terhadap lawan tutur. Strategi tersebut misalnya mengurangi atau menghilangkan beban serta ketidaksenangan dari lawan tutur. Strategi lainnya misalnya, penutur menyesuaikan permohonan dengan situasi, memilah - milah pemakaian ungkapan serta struktur ujaran permohonan dan lain-lain. Strategi yang beragam seperti ini merupakan salah satu hakikat dari ungkapan permohonan yang bisa dikatakan terdapat dalam semua bahasa.

(13)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

strategi kesantunan atau politeness strategy. Penggunaan politeness strategy yang digunakan penutur asli bahasa Jepang saat mengungkapkan permohonan, sangat mudah menjadikan ungkapan tersebut eufemistis dan tidak jelas (Tsutsui : 2010). Bagi penutur asli bahasa Jepang hal seperti ini mudah untuk dipahami. Akan tetapi, bagi pembelajar bahasa Jepang yang menempatkannya sebagai bahasa asing akan merasa kesulitan untuk menangkap nuansa yang terdapat dalam ungkapan secara verbal yang tercermin dalam ungkapan permohonan tersebut (Sakai: 2001). Tidak menutup kemungkinan bahwa pembelajar bahasa Jepang di Indonesia memiliki kesulitan dalam memahami ungkapan permohonan dan mengungkapkan permohonan dalam bahasa Jepang yang sedang dipelajarinya termasuk juga pada pembelajar tingkat mahir sekalipun. Hal yang perlu dilakukan untuk membuat hal ini menjadi jelas adalah dengan cara melakukan penelitian.

(14)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

satu upaya untuk menjawab permasalahan tersebut penulis mencoba melakukan penelitian studi kasus terhadap mahasiswa jurusan pendidikan bahasa Jepang UPI semester 7 tahun ajaran 2013-2014 dengan judul Strategi Tindak Tutur Ungkapan Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir (Kajian Komparatif Dengan Penutur Asli)”

B.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini dibagi menjadi masalah umum dan masalah khusus. Masalah umumnya adalah dalam hal apa sajakah terdapat perbedaan dan persamaan antara pembelajar bahasa Jepang dan penutur asli dalam mengungkapkan permohonan. Sedangkan masalah khusus sedikitnya meliputi;

1. Persamaan dan perbedaan apa sajakah yang terdapat pada pembelajar dan penutur asli dalam menggunakan strategi tindak tutur permohonan terhadap dosen, teman, dan bawahan?

2. Bentuk ungkapan permohonan apa sajakah yang banyak digunakan oleh pembelajar dan penutur asli terhadap dosen, teman, dan bawahan?

C.Tujuan Penelitian

(15)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan apa sajakah yang terdapat pada pembelajar dan penutur asli dalam menggunakan strategi ungkapan permohonan terhadap dosen, teman, dan bawahan.

2. Untuk mengetahui bentuk ungkapan permohonan apa sajakah yang banyak digunakan oleh pembelajar dan penutur asli terhadap dosen, teman, dan bawahan.

D. Batasan Masalah

Agar ruang lingkup penelitian menjadi lebih terarah, penulis membatasi masalah penelitian sebagai berikut.

1. Penelitian hanya meneliti mengenai persamaan dan perbedaan apa sajakah yang terdapat pada pembelajar dan penutur asli dalam menggunakan strategi ungkapan permohonan terhadap dosen, teman, dan bawahan. 2. Penelitian ini hanya meneliti bentuk struktur ungkapan permohonan apa

sajakah yang banyak digunakan oleh pembelajar dan penutur asli terhadap dosen, teman, dan bawahan.

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari sebuah penelitian akan memberikan manfaat baik secara teoritis ataupun secara praktis. Manfaat teoritis yang dapat diperoleh dengan dilakukannya penelitian ini adalah;

1. Dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan terutama tentang transfer negatif yang terdapat pada pembelajar bahasa Jepang dan bahasa Indonesia dilihat dari kalimat ungkapan permohonan beserta strategi kesantunannya. 2. Memperkaya pengetahuan tentang persamaan dan perbedaan pengujaran

(16)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penutur bahasa Indonesia serta perbandingan penggunaannya dengan pembelajar bahasa Jepang dan pembelajar bahasa Indonesia.

Sedangkan manfaat praktisnya adalah;

1. Dapat dijadikan masukan sebagai bahan pengayaan dalam pengajaran bahasa Jepang.

2. Dapat menjadi bahan rujukan atau bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tesis ini dilakukan dengan cara membagi kedalam lima bab dengan urutan sebagai berikut;

BAB II KAJIAN TEORITIS berupa bahasan beberapa teori yang relevan dan mendukung untuk dijadikan acuan dalam penelitian. Teori yang dimaksud adalah teori mengenai konsep tindak tutur secara umum, konsep tindak tutur dalam bahasa Indonesia yang didalamnya mencakup ungkapan permohonan dalam bahasa Indonesia, konsep tindak tutur dalam bahasa Jepang yang didalamnya mencakup irai hyougen, konsep dan skala kesantunan, dan penelitian terdahulu .

BAB III METODE PENELITIAN berisi pembahasan mengenai metode penelitian, sumber data penelitian, instrumen penelitian, dan prosedur penelitian dan teknik analisa data.

(17)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jepang dengan pembelajar bahasa Indonesia, di dalamnya mencakup kesalahan dalam ungkapan permohonan pada pembelajar bahasa Jepang dan bahasa Indonesia, meliputi penyebab, solusi, dan ranah yang rawan timbulnya kesalahan.

(18)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Sebuah kegiatan penelitian, tidak akan terlepas dari metode penelitian yang digunakan untuk menjawab seluruh masalah penelitian. Selain mencakup metode, penelitian juga mencakup ruang lingkup yang lebih luas lagi, yaitu pendekatan. Sedangkan cakupan yang lebih kecil dari pendekatan dan juga metode adalah teknik penelitian. Dalam kegiatan penelitian, metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk menjawab masalah penelitian. Prosedur ini merupakan langkah kerja yang bersifat sistematis, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengambilan kesimpulan (Sutedi , 2009:53).

(19)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan data yang dihasilkan dari penelitian ini, adalah data yang berupa kalimat sehingga bersifat kualitatif.

Pemilihan metode yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan penuh pertimbangan. Hal ini semata-mata ditujukan untuk menjawab seluruh permasalahan penelitian yang telah diungkapkan sebelumnya. Sangat besar harapan penulis agar kombinasi dari pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan dalam penelitian ini, membuahkan hasil yang maksimal.

B. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Sedangkan data penelitian adalah sejumlah informasi penting yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian pengolahannya ( Sutedi ,2009:155).

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah DCT atau discourse completion test.DCT dapat dikatakan adalah alat tes yang membuat

(20)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

あ :__________________________

DCT dalam penelitian ini dapat dikatakan adalah tes untuk membuat tindak tutur yang biasa dilakukan secara role play dibuat dalam bentuk kalimat secara tertulis. Dari pada role play, DCT memiliki banyak keunggulan, keunggulan tersebut yaitu dapat digunakan untuk memperoleh data dari jarak jauh, jumlah yang relatif banyak dalam waktu yang cukup singkat dibandingkan dengan role play.

DCT terkadang dipandang sebagai tes yang membuat penutur menuliskan bahasa lisan dalam bentuk tulisan sehingga dinilai tidak alami. Namun, jika dibandingkan dengan pengamatan peristiwa tindak tutur yang terjadi secara alami, atau role play, DCT mempunyai kefektifan mengontrol parameter yang hendak diukur dalam kalimat tindak tutur, dapat memperoleh data yang banyak dengan satu kali, selain itu karena memiliki kefektifan dalam memperbandingkan strategi berbahasa, banyak digunakan dalam berbagai cabang penelitian. keunggulan DCT lainnya dapat dilihat pada sebuah laporan penelitian yang menyatakan bahwa jika dibandingkan dengan pengamatan peristiwa tutur yang terjadi secara alami, DCT lebih efektif dalam memperoleh contoh kalimat berupa tindak tutur penolakan yang lebih representatif (Beebe dan Cummings, 1996:8). Di bawah ini adalah kisi-kisi instrumen yang

Permohonan mengadakan remedial / perbaikan nilai.

(21)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berkaitan dengan kelayakan penggunaan DCT sebagai instrumen, pertama-tama penulis melakukan uji coba instrumen diluar sampel penelitian. Sebelum ujicoba inti dilakukan terhadap sampel penutur bahasa Jepang, pertama-tama penulis melakukan ujicoba terhadap penutur bahasa Indonesia yang merupakan mahasiswa UPI usia 20 sampai 24 tahun yang berdomisili di Bandung dan sekitaranya. Penulis memberikan DCT yang memiliki tujuh butir soal. Hasilnya dari ujicoba tersebut, terlihat bahwa satu butir soal tidak sesuai dengan kriteria penulis. Berdsasarkan hal tersebut, penulis memutuskan untuk menghapus satu butir soal tersebut sehingga total butir soal pada DCT menjadi 6 butir. Setelah tahapan tersebut, selanjutnya penulis menenerjemahkan DCT ke dalam bahasa Jepang dengan menerima masukan dari native speaker kemudian melakukan percobaan inti yang dilakukan pada 5 orang penutur bahasa Jepang yang berdomisili di daerah Kansai dan Kantou pada tanggal 24 sampai tanggal 28 agustus 2013 dengan menggunakan fasilitas google drive. Sampel uji coba berusia antara 20 sampai 25 tahun. Dengan berbagai pertimbangan dan sedikit perbaikkan, maka didapatkan DCT yang memiliki enam butir soal dan akan menghasilkan kalimat tindak tutur permohonan sebanyak enam kalimat. Adapun hasil dari uji coba DCT berikut validitas dan ujireliabilitas terlampir pada laporan hasil uji coba.

Perlu diketahui, sebelumnya penulis mengangkat tema permohonan dan penolakkan dalam satu tema kajian penelitian dengan menggunakan sampel pembelajar bahasa Jepang dan Pembelajar bahasa Indonseia serta penutur bahasa Jepang dengan Penutur bahasa Indonesia. Akan tetapi, setelah banyak berdiskusi

tugas.

3 Teman Tidak akrab

Permohonan mengajarkan materi yang tertinggal.

4 Teman Akrab Permohonan membantu pindahan kostan.

5 Bawahan Tidak akrab

Permohonan memastikan keberadaan kolega.

6 Bawahan Akrab

(22)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan pembimbing yang telah banyak memberikan masukan yang berarti maka, penulis memutuskan untuk meneliti ungkapan permohonan dalam bahasa Jepang saja, artinya hanya pembelajar bahasa Jepang dan Penutur bahasa Jepang yang dikaji dalam penelitian ini. Hal ini dikeranakan adanya banyak keterbatasan teknis jika menganalisis ruang lingkup penelitian tersebut. Data berupa ungkapan penolakan dalam bahasa Jepang yang diperoleh dari sampel pembelajar bahasa Jepang serta penutur asli bahasa Jepang serta ungkapan permohonan dan penolakan yang diperoleh dari penutur bahasa Indonesia dan pembelajar bahasa Indonesia di Jepang akan dianalisis pada kesempatan selanjutnya.

C. Sumber Data

Dalam sebuah kegiatan penelitian, tidak akan terlepas dari sumber data yang digunakan dalam penelitian tersebut. Sejatinya, sumber data dapat disebut sebagai hal yang paling mendasar dalam sebuah penelitian. Hal ini dikarenakan bahwa sumber data mencakup sampel penelitian yang menghasilkan data-data utama yang digunakan dalam penelitian. Sampel penelitian adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili populasi itu. Pemilihan sampel penelitian harus dilakukan secara prosedural dan ilmiah. Berkaitan dengan hal ini, penulis merumuskan sampel penelitian dan populasi sebagai berikut.

1. Populasi dan Sampel Penelitian

(23)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

25 tahun, dengan kualifikasi pendidikan sedang mengambil jenjang S1 dan sebagian S2.

2. Pengambilan data

Data pembelajar bahasa Jepang diperoleh dari 18 mahasiswa pembelajar bahasa Jepang tingkat IV pada tanggal 5 september 2013 dengan menggunakan DCT yang telah diujicobakan sebelumnya. Data lainnya adalah data yang berupa ungkapan permohonan yang diperoleh dari 10 orang penutur bahasa Jepang yang berdomisili di daerah Kansai dan kantou dengan kualifikasi sebagian besar sedang menempuh S1 di berbagai Universitas. Pengambilan data dari penutur bahasa Jepang dilakukan pada tanggal 16 september sampai 20 september tahun 2013.

Pengambilan data penutur bahasa Jepang dilakukan dengan menggunakan fasilitas angket secara online dengan menggunakan google drive. Hal ini dikarenakan adanya berbagai keterbatasan yang dimiliki peneliti. Penggunaan angket secara online memiliki kelebihan dapat memberikan waktu lebih banyak kepada penutur dalam pengisiannya serta dapat menghimpun data yang banyak dalam jarak jauh, serta banyak digunakan dalam berbagai penelitian untuk menghimpun data.

D. Deskripsi Data

(24)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diharapkan akan memberikan kontribusi yang berarti dalam pengembangan dunia pendidikan bahasa Jepang di Indonesia.

Dari 18 sampel mahasiswa pembelajar bahasa Jepang, penulis memperoleh data berupa 108 kalimat permohonan sedangkan dari sampel penutur bahasa Jepang penulis memperoleh 60 kalimat permohonan. Dari jumlah tersebut dapat diketahui bahwa penulis mendapatkan setidaknya 168 kalimat permohonan dalam bahasa Jepang.

Data yang telah diperoleh kemudian ditabulasikan serta diklasifikasikan menurut kategori kesantunan kalimat, tingkat kelangsungan permohonan, formula semantik atau strategi dalam kalimat ungkapan permohonan yang digunakan pembelajar bahasa Jepang dan penutur asli. Hal ini dilakukan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan ungkapan permohonan antara pembelajar bahasa Jepang dengan penutur asli bahasa Jepang. Hasil dari komparasi ungkapan permohonan yang digunakan pembelajar bahasa Jepang dengan penutur asli akan menjadi titik terang dimanakah letak kelemahan pembelajar bahasa Jepang dalam mengungkapkan permohonan. Letak kelemahan tersebut akan dideskripsikan secara khusus untuk meminimalisir hal yang sama terjadi lagi dimasa mendatang.

(25)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2 Standar Klasifikasian Ungkapan Permohonan

Level semantik, penulis menggunakan patokan yang digunakan Takatono (2004). Takatono membagi formula semantik dalam kalimat ungkapan permohonan bahasa Jepang dan bahasa Indonesia menjadi tiga jenis. Tiga jenis formula semantik tersebut adalah alerter, head act dan supportive move. Alerter meliputi penanda awal ungkapan permohonan seperti sapaan, permohonan maaf dan lain-lain. Head act meliputi klausa atau kalimat inti yang mengungkapkan permohonan, baik permohonan secara langsung ataupun tidak langsung. Supportive move meliputi bagian yang berfungsi sebagai pelengkap ungkapan

(26)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

biasa diletakan di depan ataupun di belakang head act. Dalam bab empat atau bahasan analisis, penulis memberikan kode untuk formula semantik tersebut. Kode tersebut adalah A untuk alerter, S untuk supportive move dan H untuk head act.

Iori dkk (2000) menyatakan bahwa dalam bahasa Jepang tingkat kesantunan dapat dilihat dari bentuk verba dan bentuk kalimat yang digunakan, tidak terkecuali dalam ungkapan permohonan. Melihat hal ini dapat dikatakan bahwa tingkat kesantunan yang beragam dalam bahasa Jepang berbeda dengan bahasa Indonesia. Hal ini menyebabkan untuk menganalisis tingkat kesantunan tidak cukup hanya dengan menggunakan skala kesantunan Leech dan juga Brown dan Levinson yang merupakan teori universal dalam mengukur tingkat kesantunan, akan tetapi perlu juga menganalisis dengan melihat bentuk verba, pemilihan verba atau bentuk ungkapan yang digunakan sampel penelitian dalam mengungkapkan permohonan. Hal ini menjadikan kalimat bahasa Jepang perlu dianalisis secara lebih khusus. Untuk melakukan analisis secara lebih khusus tersebut, selain berpatokan pada teori Leech (1983), Brown dan Levinson (1987) penulis juga berpatokan pada teori Iori dkk (2000).

E. Prosedur Penelitian dan Teknik Analisa Data

Langkah yang sangat penting dalam sebuah proses penelitian adalah prosedur penelitian dan teknik analisa data. Hal ini dikarenakan baik secara langsung ataupun tidak langsung penentuan prosedur penelitian dan teknik analisa data akan memberikan pengaruh terhadap hasil penelitian. Prosedur penelitian dan teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada uraian berikut.

(27)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Prosedur penelitian merupakan serentetan langkah yang ditetapkan agar proses penelitian dapat lebih terarah. Adapun prosedur penelitian tersebut meliputi langah-langkah sebagai berikut.

a. Persiapan Penelitian,

b. Pengkajian teori dan metode penelitian,

c. Pembuatan serta pengujian kelayakan instrumen penelitian, d. Penghimpunan data,

e. Analisa data,

f. Penyimpulan analisa dan, g. Pelaporan hasil penelitian.

2. Teknik Analisa Data

Ketika data dari sampel telah diperoleh, langkah selanjutnya adalah menganalisa data. Teknik analisa data mencakup berbagai macam langkah pengolahan data untuk memecahkan permasalahan penelitian secara ilmiah. Adapun teknik analisa data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah. a. Mengklasifikasi seluruh jawaban sampel yang berupa kalimat permohonan

berdasarkan jenis strategi serta bentuk ungkapan yang digunakan dalam kalimat tindak tutur permohonan.

b. Melakukan konfirmasi kepada penutur asli untuk memastikan tingkat kealamian yang terdapat dalam kalimat tindak tutur ungkapan permohonan, serta mengkonfirmasi kepada responden pembelajar apabila terdapat kalimat ungkapan permohonan yang tidak alami.

c. Membuat tabel sebagai gambaran mengenai penggunaan strategi yang digunakan dalam kalimat ungkapan permohonan, serta bentuk ungkapan yang terdapat pada kalimat ungkapan permohonan setiap kelompok sampel, d. Mengkomparasikan penggunaan strategi, serta bentuk ungkapan dengan

(28)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Memberikan interpretasi terhadap komparasi penggunaan strategi serta bentuk ungkapan yang tercermin dalam kalimat tindak tutur permohonan yang digunakan kelompok sampel pembelajar dan penutur asli,

f. Mengidentifikasi kelemahan dan kekeliruan sampel pembelajar dalam menggunakan kalimat tindak tutur permohonan dengan mengkonfirmasi pada anggota sampel tersebut,

g. Memberikan gambaran dan interpretasi mengenai kelemahan dan kekeliruan pembelajar dalam menggunakan kalimat tindak tutur permohonan tersebut, dan

(29)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan penulis terhadap data, maka

dapat diperoleh sedikitnya kesimpulan sebagai berikut.

a. IS dan JS sama-sama menggunakan strategi alerter, dalam hal ini yobikake dan yokoku. Seiring dengan perubahan dari bamen 1 (permohonan terhadap dosen) sampai bamen 6 (permohonan terhadap bawahan), pada yobikake IS terlihat penurunan penggunaan yang cukup signifikan. Akan

tetapi pada JS jumlah penggunaannya relatif stagnan. Sedangkan pada yokoku, JS selalu lebih tinggi penggunaanya daripada IS terutama pada

bamen 1, bamen 3 dan bamen 4 (permohonan terhadap teman) terlihat

perbedaan signifikan. Melihat hasil ini dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya kedudukan mitra tutur beserta tingkat keakrabannya cukup memberikan pengaruh pada IS yang telihat pada penggunaan yobikake, sedangkan pada JS tidak terlalu terlihat pengaruh dari parameter tersebut. b. Pada strategi kategori suportive move, hampir pada semua jenis strategi

terlihat perbedaan yang signifikan kecuali pada penggunaan stategi riyuu hyougen. Sedangkan pada strategi ganbou dan futan keigen penggunaan IS

sangat sedikit, bahkan tidak ditemukan adanya penggunaan koukan jouken dan owabi. Pada JS dapat disimpulkan bahwa parameter tingkat keakraban dan tinggi rendahnya kedudukan mitra tutur berpengaruh terhadap peggunaan ke empat strategi tersebut, namun pada IS pengaruh tersebut tidak terlalu terlihat secara signifikan.

(30)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tingkat keakraban tidak memiliki pengaruh yang berarti terhadap pemilihan strategi head act.

d. Berdasarkan bentuk ungkapan, sebagian besar kalimat IS dan JS menggunakan kalimat ungkapan secara tidak langsung dengan memakai juju doushi interogatif. Akan tetapi, kendati jumlah sampel JS lebih sedikit,

bentuk ungkapan JS lebih variatif.

B.Saran

Dari total 264 strategi yang digunakan IS terdapat 101 strategi atau sebanyak 38,26% strategi yang digunakan IS tidak alami. Ketidakalamian tersebut disebabkan oleh kesalahan secara gramatikal dan ketidaktepatan secara pragmatis. Dari jumlah secara keseluruhan tersebut sebanyak 21 strategi atau 7,96% adalah ungkapan yang tidak tepat secara gramatikal, sedangkan ungkapan isi strategi yang tidak tepat secara kebiasaan bertutur bahasa Jepang sebanyak 80 atau 30,3%. Kesalahan dan ketidaktepatan banyak ditemukan terutama pada riyuu dan yokoku, sedangkan pada head act sebagian besar kesalahannya berupa

(31)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akdogan, Pinar dan Ohama, ruiko.2008.Nihonjin Gakusei to Turokojin Gakusei no Irai Koudou no Bunseki –Aite Hairyo no Shiten kara –. Sekai no Nihongo Kyouiku 18.

Akutsu,Yuka.2009. Positive Politeness Strategiesin Oral Communication I Textbooks

(Focusing on Terms of Address). The Economic Journal of Takasaki City University

of Economics vol.52 No.1

Al-Kahtani, S.W. 2005. Refusals realizations in three different cultures: A speech acttheoretically-based cross-cultural study. Journal of King Saud University, 18,

35-57.

Alwasilah,Chaedar .2011. Pokoknya kualitatif. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya

_______________ .2010. Filsafat Bahasa dan Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Archibald, John dkk .2006. A Review of The Literature on Second Language Learning. The Language Research Centre (LRC) of The University of Calgary

Arisnawati, Nurlina. 2012. Strategi Kesopanan Tindak Tutur Penolakan Dalam Bahasa Makasar. Sawerigading vol 18.

Beebe, L. M. dan Takahasi S.1987. The development of pragmatic competence by Japanese learners of English. JALT Journal, 8, 131-155.

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta

___________. 2010.Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta

Chen, S. 2007. Interlanguage requests: A cross-cultural study of English and Chinese. The Linguistics Journal, 2(2),32-52.

Depdiknas, Universitas Pendidikan Indonesia. 2008. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI.

Fujihara, Asa Dkk. 2009. Nihongo Kyouiku ni Okeru Hairyo ni Kakawaru Hyougen no Shidou. Hokkaido Daigaku Daigakuin Kyouikugaku Kenkyuu Kiyou 108:85-98

(32)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

FX,Nadar dkk. 2005. Penolakan Dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Humaniora Volume 17

Gu, Xiaole.2011. The Effect of Explicit and Implicit Instructions of Request Strategies. Intercultural Communication Studies XX: 1

Gunarwan, A. 1994. Kesantunan Negatif di Kalangan Dwibahasawan Indonesia- Jawa di Jakarta. Kajian Sosiopragmatik.

Hayashi,Genjou Dkk.2010.Teinei no Hantei de Sokutei Shita Poraitonesu (SUTORATEJI– no Youin ni Kansuru Ketteiki Bunseki).Nihon Bunka Manabuhou Dai 47

Hayati,Novia.2010.Analisis Wabi Hyougen Dalam Tindak Tutur Penolakan Antara Pembelajar dan Penutur Asli Bahasa Jepang. Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang

ASPBJI Korwil Jabar vol 2.

____________.2010.Analisis Wabi Hyougen Dalam Tindak Tutur Penolakan Antara Pembelajar dan Penutur Asli Bahasa Jepang. Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang

ASPBJI Korwil Jabar vol 2.

___________.2013.Analisis Kontrastif Kotowari Hyougen Antara Pembelajar Jepang dan Penutur Asli.Asosiasi Studi Pendidikan Bahasa Jepang Indonesia (ASPBJI) Korwil

Jabar dan The Japan Foundation

Higashi, ni.1995. Teineina Eigo / Shitsureina Eigo – Poraitonesu Sutorateji–. Kenkyuusha no 5

Himeno, Tomoko.2010.Koui Shijikei Hyougen ni Taisuru Bogowasha to Gakushuusha no Tekisetusei Handan. Meiji Daigaku Kokusai Nihonngaku Kenkyuu dai ichi dai ichi

gou

Hiraga, Masako.2011. Dai 7 Kai Poraitonesu. Ibunka Komyunike–shon / Shakai Gengogaku 1.

Iori, Dkk.2002.Chuujoukyuu o Oshieru tame no Nihongo Bunpou Handobukku. Tokyo:Bonjinsha

(33)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ikuta,Shoushi.2009.Nihongo Hatuwa Koui Rensa Kousei Mirareru Seisa:Nihongo Bogowasha no sougou Koui SUTORATEJI– to JENDA–. Meiji Daigaku

daigakuin/Eigogaku Ronsou124

Itou, Emiko.2004.Chukangengo Goyouron no Chouryuu.Kokusai Kaihatsu Kenkyuu 15

__________.2004.MARE–go Bogowasha no Chukangengo ni Mirareru Goyouteki Tokuchou. Kokusai Kaihatsu Kenkyuu 29

Iwata, Naoko.2008. Irai Hyougen / Meirei Hyougen no Chuushin ni. 014013BMU Iwata, Nobuko.2007.Irai Hyougen/Meirei Hyougen o Chuushin ni. Thesis Aichi Shutoku

Daigaku

Kimura, Naomi.2008. Sekkyaku Bamen ni Okeru Nihongo no Goyouron ni tsuite,Chugokujin Kankokujin no RO-RUPUREI ni Yoru Danwa Bunseki. E Journal

Kobayashi,Masayoshi .1995. Hatsuwa Koui Toshite no Irai no Rikai to Teineisa ni Kakawaru mono. Yokohama Keiei Kenkyuu dai XVI Kan, Dai San Gou

Kumai, Hiroko.2009.Nihongo no Politeness to Taijin Koudou ni Kansuru Ikkousatsu.Daigaku Kokusai Kouryuu SENTA . 3,p.1-26

Kumai,Hiroko.1993. Gaikokujin no Taiguu Koudou no Bunseki (2) Kotowari Koudou no Chuushin ni Shite. Shizuoka Daigaku Kyouyoubu Kenkyuu Jinbun Shakai

Kagakuhen

_____________.2009.Nihongo no Politeness Taijin Koudouni Kansuru Ikkousatsu. Shizuoka Daigaku Kokusai Kouryuu Senta, 3.p ,1-26

Kuraya, Nobuko.2011.Iraihyougen, Eiga SUKURIPUTO o Tsukatta Taiei Taishou Bunseki no Kanousei.Nihon Daigaku Daigakuin Sougou Shakai Jouhou Kenkyuuka Kiyou

No.12, 245-256

(34)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan, Strategi, dan Tekniknya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Makihara, Isao.2012.Nihongo no hairyou hyougen ni Kakawaru Bunpou KATEGORI .Gunma Daigaku Kokusai Kyouiku/Kenkyuu SENTA Ronshuu. Dai 11 Gou 1‐14

Matsuo, Maki .2012. Komunikeeshon to aidentiti. Tokyo Joshi Daigaku University

Meng, Yun.2010.Nicchu Kotowari ni Okeru PORAITONESU/SUTORATEJI no Ikkousatsu

―Nihonjin Kaishain to Chuugokujin Kaishain no Hikaku o Toushite―.Ibunka

KOMYUNIKE SHON Kenkyuu Dai22

Narita,Bouko dan Narita,Takahiro.2010.Moushideru no Kotowari Hyougen ni Okeru Nihongo / Taigo Bogowasha, Oyobi Taijin Nihongo Gakushuusha no

Imikoushikishiyou no Soui. Koidekinen nihongokyouikukenkyuukai 18

Nishio, Michiko dan Ushie, yukiko.2009. Eigo eiga no Nihongo Jimaku ni Mirareru PORAITONESU. Honyaku e no Shoutai 3

Sachi, Yoshimiaya.2008 Nihongo Gakushuusha ni Okeru FIRA– no Kenkyuu .Tohoku Sakai,Rie.2001.Poraitonesu ni Tsuite.Eigo Gakka 4 Nen Gengo Jouhou Ko-su 42 ban

Sakai, Rie.2001. – Zemiron – Poraitonesu ni Tsuite. Eigo Gakka 4 Nen Gengo Jouhou KO– SU 42 Ban

Sattar, Hiba Qusay Abdul dkk. 2011. Refusal Strategies in English by Malay University Student. Gema Online tm Journal of Language studies Volume 11

Sekiguchi, Tsuyoshi.2007.Nihongo ni Yoru Irai Hyougen no Ikkousatsu – Hidai Ibunka KOMYUNIKE–SHON no Shiten kara –. Hanakagi Daigaku Manabuhou Dai 23

(35)

Jeni Putra, 2014

Strategi Tindak Tutur Permohonan Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Mahir Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Shuu, Masuboshi. 2012. Kotowaru Bamen ni Okeru Riyuu no Hyougen Keishiki. Osaka furitsu Daigaku

Sudjianto dan Ahmad Dahidi .2004. Pengantar Linguistik Bahasa Jepang. Jakarta : Kesaint Blanc.

Sutedi, Dedi.2011.Dasar-dasar Linguistik Bahasa Jepang.Bandung:Humaniora

__________.2009. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: Humaniora Utama Press.

Takadono, Yoshihiro. 2004. Nihongo to Indonesiago ni Okeru Irai Hyougen no Hikaku.Kokusai Kankei Kiyou, dai 9 ken, dai 1,2 Gappeigo

Tsuchida,Kazumi.2003. Nihonjin Gakusei to Kankokujin Gakusei ni Okeru Irai no Danwa Sutorateji- Tsukaiwake no Bunseki. Nihongo Kyouiku Kenkyuukai ronbunshuu no

11

Tsutsui,Chie.2010. Irai no Sesshoku Bamen ni Okeru Bogowasha no Gengo Chousei no Tokuchou. Nihongo/Nihongo Kyouiku Kenkyuu no 1

Wada, Yurie Dkk.2009. Nihongo Gakushuusha no Irai ni Okeru PORAITONESU SUTORATEJI–.Kokusai Bunka Kenkyuuka 13

Yoshida,Yoshimi.2010.Iiwake o Shiyoushita Kotowarishidou no Jissenhoukoku. Nihongo Kyouiku Jissen Kenkyuu FO―RAMU No10

Yoshinaga,Nao. 2011. Chuugokugowasha ni Okeru Shinri Hyougen Ue no Bogo Kanshou ni Tsuite. Sonoda Gakuen Joshi Daigaku

Zheng, Keiin. 1997. “sessoku Bamen” ni Okeru Nihongo Aimaisei ni Kansuru Kousatsu –

Nihongo Kyouiku e no “Sessoku Bamen” Gainen no Dounyuu e Mukete – . Jinbunka

Kyouiku Kenkyuu 24 pp 53-56

(36)

Jeni Putra, 2014

Gambar

Tabel 3.2    Standar Klasifikasian Ungkapan Permohonan

Referensi

Dokumen terkait

Nama Lelang Belanja Jasa Konsultasi Dokumen Lingkungan Sirkuit Road Race Kec.Ma Sabak Barat Satuan Kerja DINAS PARIWISATA, KEBUDAYAAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA. Kategori

2.2.5.2.2 Steel pipe may be used as tubular structural members provided it complies with ASTM A139, grade B; ASTM A53 type E or S, grade B; or API 5L, grade B; and provided the

Sehubungan dengan hasil evaluasi terhadap dokumen kualifikasi yang saudara ajukan pada paket pekerjaan Pengadaan Peralatan dan Fasilitas Kantor Pengadilan Tingi Jayapura

Batas luar Peta Blok dari PBB sangat berbeda dengan dari Citra, karena peta dasar yang digunakan PBB terlalu tua, sedang wilayah pantai sudah berubah. Peta

Prinsip-Prinsip Pemasaran (Jilid 1 edisi 12 ). Jakarta: Erlangga.. Kotler, Philip & Amstrong. Prinsip-Prinsip

Si penulis mengucapkan terima kasih atas informasi, membantu penulis menyebarkan kuesioner dan dukungan yang diberikan kepada si penulis selama melakukan penelitian

Hasil Tes dengan Nilai Rata-rata Sebelum T skor .... Nilai Rata-rata Setelah Standarisasi dengan T skor

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah tabungan martabe dan tabungan simpeda pada Bank SUMUT Cabang Medan Sukaramai yang menggunakan jasa perbankan.. Untuk