• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI Bahasa SMAN 1 Rancaekek Tahun 2014/2015)

Diajukan sebagai salah satu syarat mendapat gelar Sarjana Pendidikan

Oleh: Nur Fitri Syiami

1102810

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI Bahasa SMAN 1 Rancaekek

Tahun 2014/2015)

Oleh : Nur Fitri Syiami

Sebuah skripsi yang diajukan guna syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Jepang pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra

©Nur Fitri Syiami

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG

(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI Bahasa SMAN 1 Rancaekek

Tahun 2014/2015)

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Dra. Melia Dewi Judiasri, M.Hum., M.Pd NIP. 196105061987032001

Pembimbing II

Dr. Herniwati, M.Hum NIP. 197206021996032001

Mengetahui,

Ketua Departemen Pendidikan Bahasa Jepang

(4)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

(PenelitianEksperimenKuasiterhadapSiswaKelas XI Bahasa SMAN 1 Rancaekek)

Nama : NurFitriSyiami

NIM : 1102810

ABSTRAK

Mata pelajaranbahasaJepangmemilikiperanan yang

sangatpentingdalammewujudkanketerampilansiswadalamberbicarabahasaJepang.MenurutTar igan, (2008, hlm.16) berbicaraadalahsuatualatuntukmengkomunikasikangagasan-gagasan yang disusunsertadikembangkansesuaidengankebutuhan-kebutuhan sang pendengarataupenyimak. Namunfaktanya, tidaksedikitsiswa yang merasatidakpercayadiri, gugupdankesulitanberbicarabahasaJepang.Olehsebabitu,

penulisbermaksudmenggunakanmetodeiniuntukmemudahkansiswadalampembelajaranberbica

rabahasaJepang.TujuanpenelitianiniadalahuntukmengetahuipenggunaanmetodeProbing-Prompting dalammeningkatkankemampuanberbicarabahasaJepang. Selainitu, untukmengetahuitanggapansiswamengenaipenggunaanmetodeProbing-Prompting.Metode yang digunakandalampenelitianiniadalaheksperimenkuasi. Desainpenelitiannyaadalahone

group pretest-posttest design.Sampelpenelitiannyaadalahsiswakelas XI Bahasa SMAN 1

Rancaekek yang berjumah 16 orang.Instrumenpenelitianiniadalahtesdanangket.Hasilanalisis data, diperolehnilai mean pre-test adalah 4,5dannilai mean post-test adalah 9,0625.Dengandemikianterdapatpeningkatansetelahdiberikanperlakuan (trearment) yaitusebesar 4,5625. Dan didapatkannilaithitungdarinilai pre-test dan post-test sebesar

17,7051dengandb=15. Dengandemikiandapatdisimpulkanbahwathitung>ttabel(17,7051 > 2, 95)

untuktarafsignifikan 1%.SehinggadapatdisimpulkanbahwaHkdapatditerima.Data tersebutdapatmenegaskanbahwaterjadipeningkatankemampuanberbicarabahasaJepangsebelu mdansesudahdilaksanakannyatreatment..Berdasarkanhasilangket,

penggunaanMetodeProbing-Prompting

jugadikatakandapatmenambahkeberaniansiswadalamberbicaradanjugadapatmembantumening katkankemampuanberbicarasiswa.BerdasarkanhalinimakametodeProbing-Prompting

dapatdijadikansebagaisalahsatubagiandarimetode yang

dapatditerapkanuntukmeningkatkankemampuanberbicarabahasaJepangsiswadi kelas.

(5)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

THE USAGE OF PROBING-PROMPTING METHOD TO INCREASE THE STUDENTS ABILITY OF JAPANESE SPEAKING

(The Experiment Research of Quasi Toward Students of the 11th Grade in Language Class at SMAN 1 Rancaekek)

ABSTRACT

The lesson of Japanese language has a very important role to interpret student’s skill in

Japanese language speaking. According to Tarigan (2008, p.16) Speaking is a tool to communicate the ideas which are arranged and developed based on the listeners need. However the fact, there are many students lack of self-confidence, nervous and difficult to

speak Japanese. That’s why the writer intend to use this method to make the students easier to learn speaking Japanese language. The main goals of this research are to know the usage of the Probing-Prompting Method to increase the student ability in conversation learning. Beside that to know the student responses about the implementation of this method in learning process. The method which is used in this research is Quasi Experiment. The design is used is one group pretest-posttest design. The object of the research is the 11th graders students of language class at SMAN 1 Rancaekek which amounts 16 students. The research used test and questioner as instrument. The data analysis are achieved that the average of pre-test is 4,5 and the average of post-pre-test is 9,0625. So that there is increasing after doing treatment 4,5625. The researcher got the value t score from the pre-test and post-test as much as 17,7051 in db = 15. It can be concluded that t score > t table with 17,7051>2,95 for signification 1%. We can conclude that Hk can be acceptable. The data can be stated that student ability in Japanese speaking after doing treatment can increase significantly. Based on questioner result, the usage of probing-prompting method can make the student brave to

speak Japanese and can increase student’s ability in Japanese speaking. It means that probing-prompting method can be the one of methods which must be applied in learning Japanese speaking skill at class.

(6)

Nur Fitri Syiami, 2015

(7)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...

HALAMAN PERNYATAAN ...

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ix

UCAPAN TERIMA KASIH ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GRAFIK ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kajian Teori ... 6

1. Teori Konstruktivisme ... 6

2. Metode Probing-Prompting ... 8

3. Hakikat Berbicara ... 16

B. Penelitian Terdahulu ... 22

C. Kerangka Pemikiran ... 24

(8)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian... 27

B. DesainPenelitian ... 38

C. Partisipan ... 30

D. Populasi dan Sampel ... 30

E. Instrumen Penelitian... 31

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 34

G. Analisis Data ... 39

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 44

B. Temuan dan Pembahasan ... 51

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 72

B. Implikasi ... 73

C. Rekomendasi ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(9)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Hubungan Antar Variabel Penelitian ... 28

3.2. Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest design ... 29

3.3. Kisi-kisi Soal Angket... 33

3.4. Prosedur Metode Pembelajaran Metode Probing-Prompting ... 35

3.5. Penilaian Keterampilan Berbicara ... 36

3.6. Tabel Persiapan ... 39

3.7. Penafsiran Data Angket ... 42

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44

4.2. Deskripsi Proses Belajar Mengajar ... 50

4.3. Hasil Pretest ... 52

4.4. Hasil Posttest ... 53

4.5. Perolehan Sampel ... 54

4.6. Penafsiran Data Angket ... 59

4.7. Pertanyaan Nomor 1 ... 60

4.8. Pertanyaan Nomor 2 ... 60

4.9. Pertanyaan Nomor 3 ... 61

4.10. Pertanyaan Nomor 4 ... 62

4.11 Pertanyaan Nomor 5 ... 62

(10)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4.13 Pertanyaan Nomor 7 ... 64

4.14 Pertanyaan Nomor 8 ... 64

4.15 Pertanyaan Nomor 9 ... 65

4.16 Pertanyaan Nomor 10 ... 66

4.17 Pertanyaan Nomor 11 ... 67

4.18 Pertanyaan Nomor 12 ... 68

(11)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK

Grafik

(12)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A.LatarBelakangPenelitian

Dalammempelajaribahasa, adaempatketerampilanberbahasa yang harusdikuasaiolehpembelajarbahasatersebut, yaituketerampilanmenyimak, keterampilanberbicara,

keterampilanmembacadanketerampilanmenulis.Sehinggadapatdipahamibahwau ntukbelajarbahasaasingkhususnyabahasaJepangtidaklahmudah,sebabpembelaja rnyadiharapkanmampumenguasaibahasaJepangdalamberbagaiaspekketerampila nberbahasakhususnyaketerampilanberbicara.Keterampilanberbicarasendirimeru pakanketerampilanmengungkapkanpendapatataupikirandanperasaankepadasese orangataukelompoksecaralisan, baiksecaraberhadap-hadapanataupundenganjarakjauh.

Namunkenyataannyasaatinisiswamemilikikesan yang sulitterhadapbahasaJepang.Hal

inidiketahuipadasaatpenulismelaksanakanobservasisekaligus PPL di SMAN 1 Rancaekek, dimanasebagianbesarsiswapadakelas XI-Bahasabanyak yang mengeluhkarenasulitnyabelajarbahasaJepang.Denganadanyaanggapantersebut, siswa pun semakinmalasbelajardanengganuntukmencoba.Terlebihdalam proses

pembelajaran di kelas,

keterampilanberbicaradisekolahtersebuthanyamenekankanpadateorinya, sedangkanpelaksanaandanpraktiknyamasihsangatkurang.

MakadisaatsiswadihadapkanpadasituasiharusberbicarabahasaJepang, mereka pun masihseringmengalamikesulitan, timbulperasaantidakpercayadiri, malu, takutsalah,

(13)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

khususnyabahasaJepang.BerdasarkanhalinimakalatihanberbicaradalambahasaJe pangsaat proses pembelajaran pun sebaiknyaditingkatkan. Salah satucarauntukmengatasihalini, guru bisamenggunakanmetodepembelajaran yang dapatmeningkatkankemampuanberbicarasiswadalambahasaJepang.

MenurutDanasasmita (2009, hlm. 26)

metodedalamkaitannyadenganpembelajaranataukyoujuhou (教授法) berarticarauntukmencapaitujuan,

sehinggapengertianmetodepembelajaranadalahcarapenyajianbahanpengajarand alamsuatukegiatanbelajarmengajar agar tujuanpembelajarandapattercapai. KemudianmenurutSudjana (2009, hlm. 76) metodepengajaran (Teaching

Method) adalahcara yang dilakukan guru

dalammengadakanhubungandengansiswapadasaatberlangsungnyapengajaran. Berdasarkankeduapendapattersebutmakadapatdisimpulkanbahwametodepembel

ajaranadalahcara yang dilakukan guru

dalammengadakanhubungandengansiswapadasaatberlangsungnyapengajaran agar tujuanpembelajarandapattercapai.

Salah satumetode yang dapatdigunakan guru untukmeningkatkankemampuansiswadalamberbicarabahasaJepangadalahmetod epembelajaranprobing-prompting. Probing-prompting adalahpembelajarandengancara guru menyajikanserangkaianpertanyaan yang sifatnyamenuntundanmenggalisehinggaterjadi proses berfikir yang mengaitkanpengetahuansikapsiswadanpengalamannyadenganpengetahuanbaru, dengandemikianpengetahuanbarutidakdiberitahukan (Suyatno, 2009, hlm. 63).

Melaluimetodeprobing-promptingseluruhsiswadiharapkanmampuberperanaktifmengikutikegiatanpemb

elajaran, sebabdalammetodeini guru

akanmelontarkanbeberapapertanyaankepadasiswasecaraacak,

sehinggasemuasiswaakanselalusigapdanberfikirakankemungkinan-kemungkinanjawabanataspertanyaan yang diberikan guru. Menurut Jacobsen

(14)

kelebihandarimetodeprobing-Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu promptingadalahdapatmempromosikanketerlibatansiswa,

meningkatkankeberhasilan, memanfaatkanlingkunganbelajarpositif, dankenyamananemosional.Sepertitingkatdanarahpertanyaan yang diberikan (probing question) dapatmembantu guru dalammencapaitujuanpembelajaran.

Di dalammetodeprobing-prompting punterdapatduaaktivitas yang salingberhubunganantarasiswadan guru, yaituaktivitassiswa yang berfikiruntukmembangunpengetahuansertaaktifitas guru yang berusahamembimbingsiswamelaluipertanyaan-pertanyaannya. Hal inidikuatkanolehpernyataan Axelrod Saul dalambukunyaBehavior Modification for the Classroom Teacher(1977).

“Helping children is an active process. It is not achieved by sitting back

and hoping that, “everything will turn out all right.” Teachers must

pursue the means by which they can improve student performance.

Membantusiswaadalahsebuah proses aktif. Hal initidakakantercapaihanyadengandudukkembalidanberharapbahwa

“semuaakanbaik-baiksaja”. Guru harusmencaricara

agardapatmemperbaikipenampilansiswanya.

Dari pernyataandiatas,

dapatdifahamibahwauntukmenciptakansuasanakelas yang aktiftidakcukupmengandalkandarisiswanyasaja, namungurulah yang memilikiperanuntukmengaktifkansiswanya.Sehinggaterciptasuasanaaktif yang seimbangantara guru dansiswapada proses pembelajaran.

Sepertidalampenelitiansebelumnyayaitupenelitian yang dilakukanolehDian Marta Wijayanti, JurusanPendidikan Guru SekolahDasar, FIP UniversitasNegeri Semarang (2013) dalamskripsinyayang berjudul “PeningkatanKeterampilanMenulisNarasiBerbahasaJawamelaluimetodeprobin g-prompting dengan media catatanhariansiswakelas V-C SDN Karangayu 02

Semarang”, menyimpulkanbahwadenganmenggunakanmetode probing

(15)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Dalammenjalankanmetodeini, guru

menggunakansebuahgambar.Denganmenggunakanmetodeprobing-promptingdidukungdengangambar, akanmemudahkan guru

menyusunpertanyaan-pertanyaandarigambar yang disajikanolehnya. Sehinggasiswadiharapkandapatmenganalisisigambartersebutdenganmengemba ngkanidenyasampaipadatahapdapatmenjawabisigambartersebutmenggunakanba hasaJepangdenganisidanintonasi yang tepatdengansikappenuhpercayadiri. Dengandemikiankemampuanberbicarasiswa pun diharapkandapatmeningkat.

Berdasarkanlatarbelakangdiatas, makapadaskripsiinidiberijudul

:“PenggunaanMetode Probing-Prompting

untukMeningkatkanKemampuanBerbicaraSiswa

(PenelitianEksperimenKuasiterhadapSiswaKelas XI Bahasa SMAN 1 RancaekekTahun 2014/2015)”.

B. RumusanMasalah

Berdasarkanuraianpadalatarbelakangdiatasmakaadabeberaparumusanma salah yang dapatdiambilsebagaidasarkajiandalampenelitian yang dilakukan, yaitu :

1. BagaimanakahhasilbelajarsiswasebelummenggunakanmetodeProbing-Prompting dalamberbicarabahasaJepang?

2. BagaimanakahhasilbelajarsiswasetelahmenggunakanmetodeProbing-Prompting dalamberbicarabahasaJepang?

3. BagaimanakahtanggapansiswaterhadapkemampuanberbicarabahasaJepang setelahmenggunakanmetode Probing-Prompting?

C. TujuanPenelitian

Berdasarkanrumusanmasalah yang telahdikemukakandiatas,

makatujuanpenelitiandenganmenggunakan “Metode

Probing-PromptinguntukMeningkatkanKemampuanBerbicaraterhadapsiswakelas XI

(16)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

1. Untukmengetahuihasilbelajarsiswasebelummenggunakanmetode Probing-Prompting dalamberbicarabahasaJepang.

2. UntukmengetahuihasilbelajarsiswasetelahmenggunakanmetodeProbing-Prompting dalamberbicarabahasaJepang.

3. UntukmengetahuitanggapansiswaterhadapkemampuanberbicarabahasaJepa ngsetelahmenggunakanmetodeProbing-Prompting.

D. ManfaatPenelitian

Adapunmanfaat yang ingindiperolehdalampenelitianini, adalah: 1. ManfaatTeoritis

Penelitianinidiharapkandapatmemberikankontribusi yang positifterhadapperkembanganpendidikanbahasaJepangterutamabagipening katankemampuanberbicarasiswadengancarayang lebihinovatifdankreatif. Selainitu,

untukmemberikangambarantentangbagaimanapengaruhpenggunaanmetode Probing-Prompting

dalammeningkatkanhasilbelajardankemampuansiswadalamberbicarabahas aJepang.

2. ManfaatPraktis

Lebihkhususpenelitianinidiharapkandapatmemberikanmanfaatkepada: a.Penelitiuntukmeningkatkanpengetahuan,

pendalamanwawasandanpengajarandalampembelajarandenganmenggu nakanmetodeProbing-Prompting.

b. Para pembelajarbahasaJepang,

untukmeningkatkanpengetahuandanpemahamanakanpentingnyakemam puanberbicarabahasaJepang.

c. Para pengajar agar

(17)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu d.Penelitiselanjutnya,

sebagaisalahsaturujukanuntukmengembangkanpenelitian yang sejenis.

E. StrukturOrganisasiSkripsi

Sistematikapenulisannyaterdiridarilimabab.PadababI

penulismenjelaskanlatarbelakangmasalah, rumusanmasalah, tujuanpenelitian, manfaatpenelitian, sertasistematikapenulisan. Bab II yaitulandasanteoritis.Padababinidiuraikanpengertianmetode

probing-prompting danhakikatberbicara. BabIII

yaitumetodepenelitianPadababinididalamnyaterdapatdeskripsimetodepenelitia n yang digunakan,desainpenelitian,populasidansampel, instrumentpenelitian, sertateknikpengolahan data yang terdiridariteknikpengumpulan data

danteknikanalisis data.Bab IV

Temuandanpembahasan.Padababinidiuraikanmengenailaporankegiatanberupa

penjelasanmengenaihasildaripenelitian. Bab V

Penutup.Padababinidikemukakanmengenaikesimpulandarihasilpenelitian,

implikasidanrekomendasi yang

(18)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan keadaan (Syamsyuddin & Damaianti, 2011 hlm. 14). Sedangkan menurut Sugiyono (2012, hlm. 3) secara umum metode penelitian diartikan sebagai carailmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode eksperimen. Menurut Suharsaputra (2012,hlm. 49) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka- angka yang dijumlahkan sebagai data yang kemudian dianalisis.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental.Penelitian eksperimental atau penelitian uji coba merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam bidang pengajaran.Tujuan metode ini yaitu untuk menguji efektifitas dan efessiensi dari suatu pendekatan, metode, teknik, atau media pengajaran dan pembelajara, sehingga hasilnya dapat diterapkan jika memang baik, atau tidak digunakan jika memang tidak baikdalam pengajaran yang sebenarnya (Sutedi, 2011, hlm. 64).

Sugiyono (2012, hlm. 107) mengartikan metode penelitian eksperimen sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

(19)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

hipotesis tandingan atau variabel ekstranus yaitu variabel yang bersaing dengan variabel independen yang sengaja kita rancang. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam penelitian eksperimental terdapat dua jenis variabel bebas dan variabel terikat. Kedua variabel ini sangat berhubungan satu dengan yang lainnya, karena variabel terikat akan menjadi tolak ukur keberhasilan variabel bebas.

Variabel terikat dari penelitian ini adalah kemampuan berbicara siswa, dan variabel bebas dari penelitian ini adalah penggunaan metode probing-prompting. Hubungan dari kedua variabel tersebut dijelaskan

melalui tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Hubungan Antar Variabel Penelitian Variabel bebas

Variabel terikat

Penggunaan metode probing-prompting

(X) Kemampuan berbicara

(Y) (X, Y)

Keterangan:

X, Y :Peningkatan kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan metode probing-prompting.

(Anisa, 2013, hlm. 29)

B. Desain Penelitian

(20)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mempunyai validitas tinggi. Dalam penelitian jenis ini peneliti mencoba memenuhi kriteria eksperimen dengan mengadakan tes awal dan tes akhir untuk mengukur perolehan dari perlakuan uji dan sudah mempunyai kelompok kontrol. Peneliti dapat menggunakan kelompok eksperimen

sebagai “kelompok kontrol” sehingga kedua kelompok tersebut merupakan

objek yang sama. Karena penentuan subjek penelitian tidak dilaksanakan secara acak, jenis penelitian semacam ini dikelompokkan ke dalam eksperimen semu (Setiadi, 2006, hlm. 135- 136).

Dalam Kuasi eksperimen terdapat 2 jenis desain yaitu pertama, one group time series designyangpelaksanaannya sama dengan one group

pretest-posttest designdan yang kedua adalah onecontrol group time series

design. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest-posttest design . Menurut Setiadi (2006, hlm. 136) dalam penelitian jenis

eksperimen semu ini sudah diupayakan adanya “kelompok kontrol” namun

karena alasan- alasan tertentu fungsi kontrolnya sama dengan kelompok eksperimen juga. Jadi semua partisipan berfungsi sebagai kelompok kontrol (sebelum dikenalkan perlakuan ujinya) dan kelompok eksperimen(setelah dikenalkan perlakuan ujinya).

Sebelum diberikan treatment, kelompok penelitian diberikan pretest, kemudian diberikan treatment dengan menggunakan metode

probing-prompting, setelah itu diberikan postest. Desain penelitian one

group pretest-posttest design ini dijelaskan dengan tabel berikut:

Tabel 3.2

Desain penelitian one group pretest-posttest design.

Keterangan:

O1 : Nilai pretest sebelum diberikan treatment

(21)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

X : Perlakuan (treatment) yang diberikan yaitu penggunaan metode probing-prompting dalam pembelajaran kemampuan berbicara bahasa jepang.

O2 : Nilai posttest setelah diberikan treatment.

Setiadi (2006, hlm. 136)

Sebelum diberikan treatment terlebih dahulu kelompok penelitian ini diberikan pretest untuk menjaring data awal, selanjutnya diberikan treatment dengan menggunakan metode probing-promptingdalam kemampuan berbicara siswa. Treatment yang dilakukan adalah 5 kali pertemuan (pertemuan pertama sampai pertemuan ke lima ). Setelah treatment selesai, akhirnya diberikan posttest dengan instrumen yang sama

dengan instrumen yang digunakan pada saat pretest, untuk melihat kemajuan hasil belajar pembelajaran dalam kemampuan berbicara bahasa jepang.

C. Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini yaitu seluruh pihak-pihak yang ikut terlibat dalam kegiatan penelitian ini, diantaranya yaitu : kepala sekolah, para guru, staf TU, dan seluruh pihak sekolah SMA NEGERI 1 Rancaekek, teman-teman PPL, siswa/i SMA NEGERI 1 Rancaekek khususnya kelas XI dimana penulis melaksanakan PPL dan penelitiankepada siswa kelas XI-Bahasa SMA NEGERI 1Rancaekek,

D. Populasi dan Sampel

(22)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2012, hlm. 117).Populasi pada peneiltian ini adalah siswa SMA NEGERI 1 Rancaekek.

Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data (Sutedi, 2011, hlm. 179). Maka yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI-Bahasa tahun ajaran 2014/2015 yang terdaftar dan secara aktif mengikuti pelajaran bahasa Jepang serta diajar langsung oleh peneliti dengan menerapkan metode pembelajaran probing-prompting.

Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara Teknik Purposif, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan peneliti itu sendiri, dengan maksud atau tujuan tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. (Sutedi, 2011, hlm. 181)

E. Instrumen Penelitian

Sutedi (2011, hlm. 155) mengatakan bahwa instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan non tes yang berupa angket. 1. Tes lisan

(23)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Tes wawancara ini dilaksanakan dua kali yaitu pada saat pretest dan pada saat posttest. Wawancara yang penulis lakukan mengacu kepada tema yang akan menjadi treatment di setiap pertemuan. Sehingga siswa hanya bertugas menjawab pertanyaan yang diberikan penulis terkait 5 gambar yang mengacu pada tema-tema tersebut. Hasil wawancara ini akan dinilai sesuai dengan skala penilaian pada format penilaian yang telah tersedia.

Sebelum digunakan kepada kelompok eksperimen, instrumen tes terlebih dahulu diserahkan kepada dosen ahli (expert judgement) dan guru mata pelajaran bahasa Jepang di sekolah yang dijadikan tempat meneliti untuk dianalisis.

Berikut langkah- langkah yang dilakukan dalam penyusunan instrumen penelitian ini:

a. Menentukan jenis instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. b. Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

digunakan dalam tahap treatment.

c. Membuat kisi- kisi instrumen berdasarkan kepada materi yang disampaikan pada tahap treatment. Materi ini terdapat pada RPP yang sudah dirancang sebelumnya.

d. Membuat tes lisan berupa wawancara beserta kunci jawabannya. e. Mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat kepada dosen ahli

(expert judgement) dan kepada guru bahasa Jepang di sekolah yang

dijadikan penelitian.

2. Angket

(24)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden. Angket ini bertujuan untuk mengetahui kesan, tanggapan atau respon dari siswa mengenai metode probing-promptingsetelah mereka menerima treatment.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup tidak langsung. Menurut Faisal (dalam Sutedi, 2011, hlm. 164) mengatakan bahwa angket tertutup yaitu angket yang alternatif jawabannya sudah disediakan oleh peneliti, sehingga responden tidak memiliki keleluasaan untuk menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang sudah diberikan kepadanya. Sedangkan angket tidak langsung yaitu informasi yang digalinya berupa pengetahuan, anggapan, pendapat, atau penilaian dari responden terhadap suatu objek yang tidak menyangkut dengan dirinya.

Adapun kisi- kisi yang digunakan untuk soal angket adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi soal angket

No Variabel Penelitian Indikator Nomor soal 1. Pembelajaran

Berbicara Bahasa Jepang

menggunakan metode probing-prompting

a)Tanggapan siswa terhadap setiap langkah-langkah yang dilakukan dalam metode probing-promptinguntuk

meningkatkan kemampuan berbicara.

b)Kesulitan yang dihadapi selama proses pembelajaran menggunakan metode probing-prompting.

1 - 8

(25)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 2. Tanggapan dan hasil

belajar siswa selama dan setelah

menggunakan metode probing-prompting

a). Perubahan yang paling dirasakan setelah menggunakan metode probing-prompting

b). Bagian yang paling memberikan kesan selama proses pembelajaran bahasa Jepang dengan

menggunakan metode probing-prompting

c). Tanggapan siswa tentang penggunaan metode probing-prompting dalam

meningkatkan kemampuan berbicara siswa.

10

11-12

13

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

1. Memberikan pre- test

Pre-test dilakukan pada awal pertemuan sebelum diberikannya

treatment berupa metode probing-prompting. Pre-test dilakukan dengan menggunakan test secara lisan atau wawancara. Dalam pre- test ini terdapat 5gambar yang temanya telah ditentukan sebelumnya, kemudian5 gambar tersebut diberikan kepada siswa agar siswa dapat menjawab secara lisan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan penulis terkait dengan gambar tersebut.

(26)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan suatu persiapan yaitu berupa pemilihan materi yang akan dipergunakan dalam pembelajaran berbicara bahasa Jepang. Materi yang akan diberikan yaitu tentang pekerjaan (shigoto), keluarga (kazoku), makanan dan minuman (tabemono to nomimono), jalan (michi), dan berbelanja (kaimonosuru).

b. Pelaksanaan

Sebelum melakukan pembelajaran, penulis menginformasikan tentang tema yang akan dipelajari dan juga menginformasikan tentang kegiatan yang akan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Treatment dilakukan sebanyak lima kali yaitu pada saat pertemuan

kedua (setelah diberikan pretest), pertemuan ketigapertemuan keempat, pertemuan kelima, dan pertemuan keenam. Sebelum melakukan treatment, penulis menginformasikan terlebih dahulu mengenai apa itu

metode probing-prompting serta teknis kegiatan pembelajarandengan menggunakan metode probing-prompting.Selanjutnya penulis membagi siswa menjadi empat kelompok dimana dalam setiap kelompoknya terdiri dari empat siswa.

Tabel 3.4

Prosedur Metode Pembelajaran Metode Probing-Prompting

Langkah-langkah Aktivitas Guru Aktivitas Siswa

Langkah 1

Menghadapkan siswa pada suatu permasalahan.

Guru memberikan Lembar Kerja Siswa berisi

pertanyaan yang mengacu pada sebuah gambar kepada setiap kelompok

Setiap kelompok menerima Lembar Kerja Siswa yang diberikan guru.

Langkah 2 Diskusi siswa

Guru memberikan waktu kurang lebih 20 menit

(27)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu merumuskan

jawabanprobing-prompting questions

secara tulisan

kepada setiap kelompok. menjawab pertanyaan yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa.

Langkah 3

Pembahasan soal

Guru membahas soal yang telah selesai dikerjakan oleh siswa. Berpartisipasi dalam pembahasan soal dengan cara memperhatikan guru dan merespon pertanyaan. Langkah 4 Pemberian gambar kedua

Guru memberikan gambar kedua tanpa berisi

pertanyaan secara tulisan.

Setiap kelompok memperhatikan gambar kedua dengan seksama.

Langkah 5

Pelaksanaan probing questions secara lisan

Guru menunjuk siswa secara acak untuk menjawab

pertanyaan sesuai dengan gambar.

Siswa menjawab pertanyaan guru secara lisan dengan menggunakan bahasa Jepang.

Langkah 6

Pelaksanaanprompting questions secara lisan

-Ketika siswa salah menjawab, guru

memberikan pertanyaan menuntun untuk

mendapatkan jawaban lebih mendalam. -Jika siswa menjawab

benar, guru bertanya kembali kepada siswa lainnya tentang jawaban temannya tersebut.

(28)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Langkah 7

Mengulang probing-prompting question

kepada siswa lain

Setelah siswa berhasil mengkonstruksi

pengetahuan yang sudah dimiliki dengan pengalaman barunya, guru memanggil siswa berikutnya

Siswa selalu siap dan sigap untuk

menjawab pertanyaan bila ditunjuk oleh guru.

Langkah 8 Evaluasi

Guru memberikan

pertanyaan tambahan untuk dijawab serentak oleh seluruh siswa

Seluruh siswa

menjawab pertanyaan guru.

3. Memberikan post-test

Post-testdiberikan kepada siswa dengan soal yang berbeda namun

memiliki tingkat/level kesulitan yang sama dengan pretest. Soal berupalima buah gambar dengan tema sesuai dengan pelaksanaan treatment.Gambar yang tersedia yaitu tentang pekerjaan (shigoto), keluarga (kazoku), makanan dan minuman (tabemono to nomimono), jalan (michi), dan berbelanja (kaimonosuru).

Data yang diambil dari pre-test dan pos- test diolah berdasarkan tabel kriteria penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.5

Penilaian keterampilan berbicara

No Sampel Aspek Penilaian Berbicara Nilai

Isi (内容) Bunyi Ucapan (発音) Gestur (身振り)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1

(29)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Nilai yang akan diberikan adalah berupa bobot angka mulai dari satu sampai dengan empat. Adapun arti skala tersebut secara umum adalah sebagai berikut :

 1= kurang baik  2= cukup baik  3= baik

 4= sangat baik

Berdasarkan bobot ditentukan dari tingkat penilaian yang dilakukan. Bobot dimaksudkan untuk membedakan tingkat masing- masing komponen penilaian keterampilan bericara.

Untuk mempermudah proses evaluasi, dapat dilihat melalui deskripsi atau penjabaran yang lebih lengkap mengenai skala penilaian aspek keterampilan berbicara sebagai berikut:

a. Isi (内容)

Nilai 1 :Terdapat banyak kesalahan dalam menggunakan kosakata, struktur kalimat, dan tata bahasa sehingga sulit difahami. Nilai 2 : Kesalahan dalam menggunakan kosakata, struktur kalimat,

dan tata bahasa.cukup sering sehingga kurang difahami. Nilai 3 :Terdapat sedikit kesalahandalam menggunakan kosakata,

struktur kalimat, dan tata bahasa.Namun secara kebahasaan masih bisa difahami.

Nilai 4 : Tidak ada kesalahan atau penyimpangan dalam menggunakan kosakata, struktur kalimat, dan tata bahasapenutur tepat dan sempurna.

(30)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu b. Bunyi ucapan (発音)

Nilai 1 : Terdapat banyak kesalahan dalam intonasi dan pelafalan, volume suara kecil serta tingkat kelancaran bahasa lisan pun kurang baik.

Nilai 2 : Kesalahan dalam intonasi, pelafalan, volume suara dan tingkatkelancarancukup sering terjadi.

Nilai 3 : Tidak ada kesalahan atau penyimpangan yang berarti dalam intonasi dan pelafalan, volume suara baik serta tingkat kelancaran penutur mendekati sempurna. Nilai 4 : Intonasi dan pelafalan bunyi bahasa jelas, tidak ada

pengaruh bahasa ibu si penutur serta tingkat kelancaran tepat dan sempurna.

c. Gestur (身振り)

Nilai 1 : Ekspresi hampir tidak ada atau hanya ada sedikit gerak- gerik tanpa disertai mimik.

Nilai 2 : Ekspresi dan gerak tubuh yang diperlihatkan kurang sesuai dengan isi percakapan

Nilai 3 : Ekspresi yang diperlihatkan saat berbicara atau melakukan percakapan cukup bagus dan sesuai dengan isi percakapan. Nilai 4 : Ekspresi yang diperlihatkan saat berbicara atau melakukan

percakapan bagus dan sesuai dengan isi pembicaraan.

4. Memberikan angket

(31)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

kesan terhadap berbicara bahasa Jepang,kesulitan yang dihadapi siswa dalam berbicara bahasa Jepang, serta kesan dan pesan responden mengenai metode probing-promptingterhadap kemampuan berbicara bahasa jepang siswa.

G. Analisis Data

1. Teknik pengelolaan data

Data yang diperoleh dari lapangan diolah dan dianalisis dengan maksud agar bisa digunakan sebagai penjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis yang dirumuskan penulis.

Setelah data tersebut diolah, maka penulis akan menganalisis data dengan menggunakan perhitungan secara statistik.

Sudijono (dalam Sutedi, 2011, hlm. 230-232) mengatakan bahwa Adapun langkah- langkah yang harus ditempuh untuk mencari t hitung tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Membuat tabel persiapan

Tabel 3.6

Tabel persiapan yang diperlukan berisi kolom- kolom seperti berikut:

No X Y D D2

(1) (2) (3) (4) (5)

…….

∑ M

[image:31.595.197.517.507.640.2]
(32)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

a. Kolom (1) diisi dengan nomor urut, sesuai dengan jumlah sampel

b. Kolom (2) diisi dengan skor yang diperoleh dari hasil pre- test. c. Kolom (3) diisi dengan skor yang diperoleh dari hasil post-

test.

d. Kolom(4) diisi dengan kolom gain antara pre-test dan post-test e. Kolom (5) diisi dengan pengkuadratan angka-angka pada

kolom (4)

f. Isi baris sigma (jumlah) dari setiap kolom tersebut g. M (mean) adalah rata-rata dari kolom (2), (3), (4), (5)

2. Analisis data pre-test dan post- test dilakukan dengan cara: a. Mencari rata- rata (mean ) pre- test

=∑ �

Keterangan:

Mx = nilai rata- rata pre- test

= jumlah total nilai pre- test N = jumlah siswa

b. Mencari rata- rata (mean) post- test

= ∑

Keterangan:

My= nilai rata- rata post- test

= jumlah nilai post- test N= jumlah siswa

(33)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu gain= post test- pretest.

d. mencari mean gain (Md) antara pre- test dan post-test dengan menggunakan rumus:

� =∑ �

Keterangan:

Md= nilai rata- rata selisih antara post- test dan pre-test ∑d= jumlah selisih antara post- test dan pre- test N= jumlah siswa

e. Menghitung nilai kuadrat deviasi �2 =2(∑ �)

2

Keterangan:

∑�= jumlah selisih antara post- test dan pre- test

∑�2 =jumlah selisih antara post-test dan pre-test yang

dikuadratkan N= Jumlah siswa f. Menghitung nilai thitung

� = �

∑ 2

( −1)

Keterangan:

t = nilai t yang dihitung

Md= nilai rata- rata selisih antara post- test dan pre- test ∑ 2= nilai kuadrat deviasi

N = jumlah siswa

(34)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu db= N- 1

h. Memberikan interpretasi berdasarkan t tabel

Untuk menguji hipotesis digunakan t hitung. Setelah mendapat nilai thitung maka langkah yang dilakukan untuk menguji hipotesis adalah dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel uji hipotesis yang berlaku adalah:

Hk diterima apabila thitung > t tabel

Hk ditolak apabila thitumg < t tabel

Menguji kebenaran dua hipotesis tersebut dengan cara membandingkan besarnya t hitung dan t tabel, dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan denganmenggunakan rumus

Df atau db= (n-1)

3. Analisis data angket

Data angket diberikan setelah seluruh proses pre-test- treatment post-test telah selesai diberikan. Untuk mengelola data

angket maka dilakukan dengan menggunakan langkah- langkah

sebagai berikut :

a. Menjumlah setiap jawaban angket. b. Menyusun frekuensi jawaban. c. Membuat tabel frekuensi.

d. Menghitung frekuensi dari setiap jawaban dengan rumus sebagai berikut:

�= �

� 100%

Keterangan :

P : persentase jawaban

(35)

Nur Fitri Syiami, 2015

PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

100% : persentase frekuensi setiap jawaban responden (Sugiono, 2001: hlm. 40-41)

e. Menafsirkan data angket dengan pedoman yang tersedia padatabel berikut:

[image:35.595.161.517.228.444.2]

Tabel 3.7 Tabel penafsiran data angket

Persentase (P) Jumlah responden (n)

0% Tidak ada seorangpun

1%- 5% Hampir tidak ada

6%- 25% Sebaigian kecil

26%- 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51%- 75% Lebih dari setengahnya

76%- 95% Sebagian besar

96%- 99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.3 Kisi-kisi soal angket
Tabel 3.4
gambar kedua dengan
+4

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui kekuatan tersebut dilakukan perhitungan yang bertujuan untuk menghitung nilai tegangan dan beban buckling yang terjadi pada stringer wing pesawat KT-1B,

Memiliki dan/atau mengoperasikan kapal penangkap ikan berbendera asing melakukan penangkapan ikan di wilayah pengelolaan perikanan RI dan/atau laut lepas, yang tidak memiliki

Ibrahim dkk(2000:29), ada empat pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yaitu, STAD, jigsau, kelopok penyelidikan dan pendekatan setruktur. Dari berbagai jenis model

Metode penelitian kuantitatif dapat diartika sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmad, taufiq, hidayah serta inayahNya yang telah dilimpahkan kepada peneliti, sehingga peneliti dapat

Melalui menyimak penjelasan guru tentang membulatkan pecahan desimal ke satuan terdekat, siswa dapat membulatkan pecahan desimal ke satuan terdekat dengan

Sehubungan dengan telah selesainya evaiuasi kualifikasi terhadap penawaran yang telah disampaikan kepad,a Pokja Konstruksi II KLP Kabupaten Tapin, maka bersama ini

Dalam satu tahun PLTMH Wangan Aji menghasilkan energi listrik 770.400 kWh dengan harga Rp 656 tiap kWh maka penerimaan dari penjualan energi listrik ke PLN sebesar Rp