(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI Bahasa SMAN 1 Rancaekek Tahun 2014/2015)
Diajukan sebagai salah satu syarat mendapat gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Nur Fitri Syiami
1102810
DEPARTEMEN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI Bahasa SMAN 1 Rancaekek
Tahun 2014/2015)
Oleh : Nur Fitri Syiami
Sebuah skripsi yang diajukan guna syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa Jepang pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra
©Nur Fitri Syiami
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA JEPANG
(Penelitian Eksperimen Kuasi terhadap Siswa Kelas XI Bahasa SMAN 1 Rancaekek
Tahun 2014/2015)
Disetujui dan disahkan oleh :
Pembimbing I
Dra. Melia Dewi Judiasri, M.Hum., M.Pd NIP. 196105061987032001
Pembimbing II
Dr. Herniwati, M.Hum NIP. 197206021996032001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Bahasa Jepang
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
(PenelitianEksperimenKuasiterhadapSiswaKelas XI Bahasa SMAN 1 Rancaekek)
Nama : NurFitriSyiami
NIM : 1102810
ABSTRAK
Mata pelajaranbahasaJepangmemilikiperanan yang
sangatpentingdalammewujudkanketerampilansiswadalamberbicarabahasaJepang.MenurutTar igan, (2008, hlm.16) berbicaraadalahsuatualatuntukmengkomunikasikangagasan-gagasan yang disusunsertadikembangkansesuaidengankebutuhan-kebutuhan sang pendengarataupenyimak. Namunfaktanya, tidaksedikitsiswa yang merasatidakpercayadiri, gugupdankesulitanberbicarabahasaJepang.Olehsebabitu,
penulisbermaksudmenggunakanmetodeiniuntukmemudahkansiswadalampembelajaranberbica
rabahasaJepang.TujuanpenelitianiniadalahuntukmengetahuipenggunaanmetodeProbing-Prompting dalammeningkatkankemampuanberbicarabahasaJepang. Selainitu, untukmengetahuitanggapansiswamengenaipenggunaanmetodeProbing-Prompting.Metode yang digunakandalampenelitianiniadalaheksperimenkuasi. Desainpenelitiannyaadalahone
group pretest-posttest design.Sampelpenelitiannyaadalahsiswakelas XI Bahasa SMAN 1
Rancaekek yang berjumah 16 orang.Instrumenpenelitianiniadalahtesdanangket.Hasilanalisis data, diperolehnilai mean pre-test adalah 4,5dannilai mean post-test adalah 9,0625.Dengandemikianterdapatpeningkatansetelahdiberikanperlakuan (trearment) yaitusebesar 4,5625. Dan didapatkannilaithitungdarinilai pre-test dan post-test sebesar
17,7051dengandb=15. Dengandemikiandapatdisimpulkanbahwathitung>ttabel(17,7051 > 2, 95)
untuktarafsignifikan 1%.SehinggadapatdisimpulkanbahwaHkdapatditerima.Data tersebutdapatmenegaskanbahwaterjadipeningkatankemampuanberbicarabahasaJepangsebelu mdansesudahdilaksanakannyatreatment..Berdasarkanhasilangket,
penggunaanMetodeProbing-Prompting
jugadikatakandapatmenambahkeberaniansiswadalamberbicaradanjugadapatmembantumening katkankemampuanberbicarasiswa.BerdasarkanhalinimakametodeProbing-Prompting
dapatdijadikansebagaisalahsatubagiandarimetode yang
dapatditerapkanuntukmeningkatkankemampuanberbicarabahasaJepangsiswadi kelas.
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
THE USAGE OF PROBING-PROMPTING METHOD TO INCREASE THE STUDENTS ABILITY OF JAPANESE SPEAKING
(The Experiment Research of Quasi Toward Students of the 11th Grade in Language Class at SMAN 1 Rancaekek)
ABSTRACT
The lesson of Japanese language has a very important role to interpret student’s skill in
Japanese language speaking. According to Tarigan (2008, p.16) Speaking is a tool to communicate the ideas which are arranged and developed based on the listeners need. However the fact, there are many students lack of self-confidence, nervous and difficult to
speak Japanese. That’s why the writer intend to use this method to make the students easier to learn speaking Japanese language. The main goals of this research are to know the usage of the Probing-Prompting Method to increase the student ability in conversation learning. Beside that to know the student responses about the implementation of this method in learning process. The method which is used in this research is Quasi Experiment. The design is used is one group pretest-posttest design. The object of the research is the 11th graders students of language class at SMAN 1 Rancaekek which amounts 16 students. The research used test and questioner as instrument. The data analysis are achieved that the average of pre-test is 4,5 and the average of post-pre-test is 9,0625. So that there is increasing after doing treatment 4,5625. The researcher got the value t score from the pre-test and post-test as much as 17,7051 in db = 15. It can be concluded that t score > t table with 17,7051>2,95 for signification 1%. We can conclude that Hk can be acceptable. The data can be stated that student ability in Japanese speaking after doing treatment can increase significantly. Based on questioner result, the usage of probing-prompting method can make the student brave to
speak Japanese and can increase student’s ability in Japanese speaking. It means that probing-prompting method can be the one of methods which must be applied in learning Japanese speaking skill at class.
Nur Fitri Syiami, 2015
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...
HALAMAN PERNYATAAN ...
ABSTRAKSI ... i
KATA PENGANTAR ... ix
UCAPAN TERIMA KASIH ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GRAFIK ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah Penelitian ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 5
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Kajian Teori ... 6
1. Teori Konstruktivisme ... 6
2. Metode Probing-Prompting ... 8
3. Hakikat Berbicara ... 16
B. Penelitian Terdahulu ... 22
C. Kerangka Pemikiran ... 24
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian... 27
B. DesainPenelitian ... 38
C. Partisipan ... 30
D. Populasi dan Sampel ... 30
E. Instrumen Penelitian... 31
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 34
G. Analisis Data ... 39
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ... 44
B. Temuan dan Pembahasan ... 51
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan ... 72
B. Implikasi ... 73
C. Rekomendasi ... 74
DAFTAR PUSTAKA ... 75
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel
3.1. Hubungan Antar Variabel Penelitian ... 28
3.2. Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest design ... 29
3.3. Kisi-kisi Soal Angket... 33
3.4. Prosedur Metode Pembelajaran Metode Probing-Prompting ... 35
3.5. Penilaian Keterampilan Berbicara ... 36
3.6. Tabel Persiapan ... 39
3.7. Penafsiran Data Angket ... 42
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 44
4.2. Deskripsi Proses Belajar Mengajar ... 50
4.3. Hasil Pretest ... 52
4.4. Hasil Posttest ... 53
4.5. Perolehan Sampel ... 54
4.6. Penafsiran Data Angket ... 59
4.7. Pertanyaan Nomor 1 ... 60
4.8. Pertanyaan Nomor 2 ... 60
4.9. Pertanyaan Nomor 3 ... 61
4.10. Pertanyaan Nomor 4 ... 62
4.11 Pertanyaan Nomor 5 ... 62
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
4.13 Pertanyaan Nomor 7 ... 64
4.14 Pertanyaan Nomor 8 ... 64
4.15 Pertanyaan Nomor 9 ... 65
4.16 Pertanyaan Nomor 10 ... 66
4.17 Pertanyaan Nomor 11 ... 67
4.18 Pertanyaan Nomor 12 ... 68
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK
Grafik
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A.LatarBelakangPenelitian
Dalammempelajaribahasa, adaempatketerampilanberbahasa yang harusdikuasaiolehpembelajarbahasatersebut, yaituketerampilanmenyimak, keterampilanberbicara,
keterampilanmembacadanketerampilanmenulis.Sehinggadapatdipahamibahwau ntukbelajarbahasaasingkhususnyabahasaJepangtidaklahmudah,sebabpembelaja rnyadiharapkanmampumenguasaibahasaJepangdalamberbagaiaspekketerampila nberbahasakhususnyaketerampilanberbicara.Keterampilanberbicarasendirimeru pakanketerampilanmengungkapkanpendapatataupikirandanperasaankepadasese orangataukelompoksecaralisan, baiksecaraberhadap-hadapanataupundenganjarakjauh.
Namunkenyataannyasaatinisiswamemilikikesan yang sulitterhadapbahasaJepang.Hal
inidiketahuipadasaatpenulismelaksanakanobservasisekaligus PPL di SMAN 1 Rancaekek, dimanasebagianbesarsiswapadakelas XI-Bahasabanyak yang mengeluhkarenasulitnyabelajarbahasaJepang.Denganadanyaanggapantersebut, siswa pun semakinmalasbelajardanengganuntukmencoba.Terlebihdalam proses
pembelajaran di kelas,
keterampilanberbicaradisekolahtersebuthanyamenekankanpadateorinya, sedangkanpelaksanaandanpraktiknyamasihsangatkurang.
MakadisaatsiswadihadapkanpadasituasiharusberbicarabahasaJepang, mereka pun masihseringmengalamikesulitan, timbulperasaantidakpercayadiri, malu, takutsalah,
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
khususnyabahasaJepang.BerdasarkanhalinimakalatihanberbicaradalambahasaJe pangsaat proses pembelajaran pun sebaiknyaditingkatkan. Salah satucarauntukmengatasihalini, guru bisamenggunakanmetodepembelajaran yang dapatmeningkatkankemampuanberbicarasiswadalambahasaJepang.
MenurutDanasasmita (2009, hlm. 26)
metodedalamkaitannyadenganpembelajaranataukyoujuhou (教授法) berarticarauntukmencapaitujuan,
sehinggapengertianmetodepembelajaranadalahcarapenyajianbahanpengajarand alamsuatukegiatanbelajarmengajar agar tujuanpembelajarandapattercapai. KemudianmenurutSudjana (2009, hlm. 76) metodepengajaran (Teaching
Method) adalahcara yang dilakukan guru
dalammengadakanhubungandengansiswapadasaatberlangsungnyapengajaran. Berdasarkankeduapendapattersebutmakadapatdisimpulkanbahwametodepembel
ajaranadalahcara yang dilakukan guru
dalammengadakanhubungandengansiswapadasaatberlangsungnyapengajaran agar tujuanpembelajarandapattercapai.
Salah satumetode yang dapatdigunakan guru untukmeningkatkankemampuansiswadalamberbicarabahasaJepangadalahmetod epembelajaranprobing-prompting. Probing-prompting adalahpembelajarandengancara guru menyajikanserangkaianpertanyaan yang sifatnyamenuntundanmenggalisehinggaterjadi proses berfikir yang mengaitkanpengetahuansikapsiswadanpengalamannyadenganpengetahuanbaru, dengandemikianpengetahuanbarutidakdiberitahukan (Suyatno, 2009, hlm. 63).
Melaluimetodeprobing-promptingseluruhsiswadiharapkanmampuberperanaktifmengikutikegiatanpemb
elajaran, sebabdalammetodeini guru
akanmelontarkanbeberapapertanyaankepadasiswasecaraacak,
sehinggasemuasiswaakanselalusigapdanberfikirakankemungkinan-kemungkinanjawabanataspertanyaan yang diberikan guru. Menurut Jacobsen
kelebihandarimetodeprobing-Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu promptingadalahdapatmempromosikanketerlibatansiswa,
meningkatkankeberhasilan, memanfaatkanlingkunganbelajarpositif, dankenyamananemosional.Sepertitingkatdanarahpertanyaan yang diberikan (probing question) dapatmembantu guru dalammencapaitujuanpembelajaran.
Di dalammetodeprobing-prompting punterdapatduaaktivitas yang salingberhubunganantarasiswadan guru, yaituaktivitassiswa yang berfikiruntukmembangunpengetahuansertaaktifitas guru yang berusahamembimbingsiswamelaluipertanyaan-pertanyaannya. Hal inidikuatkanolehpernyataan Axelrod Saul dalambukunyaBehavior Modification for the Classroom Teacher(1977).
“Helping children is an active process. It is not achieved by sitting back
and hoping that, “everything will turn out all right.” Teachers must
pursue the means by which they can improve student performance.”
Membantusiswaadalahsebuah proses aktif. Hal initidakakantercapaihanyadengandudukkembalidanberharapbahwa
“semuaakanbaik-baiksaja”. Guru harusmencaricara
agardapatmemperbaikipenampilansiswanya.
Dari pernyataandiatas,
dapatdifahamibahwauntukmenciptakansuasanakelas yang aktiftidakcukupmengandalkandarisiswanyasaja, namungurulah yang memilikiperanuntukmengaktifkansiswanya.Sehinggaterciptasuasanaaktif yang seimbangantara guru dansiswapada proses pembelajaran.
Sepertidalampenelitiansebelumnyayaitupenelitian yang dilakukanolehDian Marta Wijayanti, JurusanPendidikan Guru SekolahDasar, FIP UniversitasNegeri Semarang (2013) dalamskripsinyayang berjudul “PeningkatanKeterampilanMenulisNarasiBerbahasaJawamelaluimetodeprobin g-prompting dengan media catatanhariansiswakelas V-C SDN Karangayu 02
Semarang”, menyimpulkanbahwadenganmenggunakanmetode probing
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Dalammenjalankanmetodeini, guru
menggunakansebuahgambar.Denganmenggunakanmetodeprobing-promptingdidukungdengangambar, akanmemudahkan guru
menyusunpertanyaan-pertanyaandarigambar yang disajikanolehnya. Sehinggasiswadiharapkandapatmenganalisisigambartersebutdenganmengemba ngkanidenyasampaipadatahapdapatmenjawabisigambartersebutmenggunakanba hasaJepangdenganisidanintonasi yang tepatdengansikappenuhpercayadiri. Dengandemikiankemampuanberbicarasiswa pun diharapkandapatmeningkat.
Berdasarkanlatarbelakangdiatas, makapadaskripsiinidiberijudul
:“PenggunaanMetode Probing-Prompting
untukMeningkatkanKemampuanBerbicaraSiswa
(PenelitianEksperimenKuasiterhadapSiswaKelas XI Bahasa SMAN 1 RancaekekTahun 2014/2015)”.
B. RumusanMasalah
Berdasarkanuraianpadalatarbelakangdiatasmakaadabeberaparumusanma salah yang dapatdiambilsebagaidasarkajiandalampenelitian yang dilakukan, yaitu :
1. BagaimanakahhasilbelajarsiswasebelummenggunakanmetodeProbing-Prompting dalamberbicarabahasaJepang?
2. BagaimanakahhasilbelajarsiswasetelahmenggunakanmetodeProbing-Prompting dalamberbicarabahasaJepang?
3. BagaimanakahtanggapansiswaterhadapkemampuanberbicarabahasaJepang setelahmenggunakanmetode Probing-Prompting?
C. TujuanPenelitian
Berdasarkanrumusanmasalah yang telahdikemukakandiatas,
makatujuanpenelitiandenganmenggunakan “Metode
Probing-PromptinguntukMeningkatkanKemampuanBerbicaraterhadapsiswakelas XI
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1. Untukmengetahuihasilbelajarsiswasebelummenggunakanmetode Probing-Prompting dalamberbicarabahasaJepang.
2. UntukmengetahuihasilbelajarsiswasetelahmenggunakanmetodeProbing-Prompting dalamberbicarabahasaJepang.
3. UntukmengetahuitanggapansiswaterhadapkemampuanberbicarabahasaJepa ngsetelahmenggunakanmetodeProbing-Prompting.
D. ManfaatPenelitian
Adapunmanfaat yang ingindiperolehdalampenelitianini, adalah: 1. ManfaatTeoritis
Penelitianinidiharapkandapatmemberikankontribusi yang positifterhadapperkembanganpendidikanbahasaJepangterutamabagipening katankemampuanberbicarasiswadengancarayang lebihinovatifdankreatif. Selainitu,
untukmemberikangambarantentangbagaimanapengaruhpenggunaanmetode Probing-Prompting
dalammeningkatkanhasilbelajardankemampuansiswadalamberbicarabahas aJepang.
2. ManfaatPraktis
Lebihkhususpenelitianinidiharapkandapatmemberikanmanfaatkepada: a.Penelitiuntukmeningkatkanpengetahuan,
pendalamanwawasandanpengajarandalampembelajarandenganmenggu nakanmetodeProbing-Prompting.
b. Para pembelajarbahasaJepang,
untukmeningkatkanpengetahuandanpemahamanakanpentingnyakemam puanberbicarabahasaJepang.
c. Para pengajar agar
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu d.Penelitiselanjutnya,
sebagaisalahsaturujukanuntukmengembangkanpenelitian yang sejenis.
E. StrukturOrganisasiSkripsi
Sistematikapenulisannyaterdiridarilimabab.PadababI
penulismenjelaskanlatarbelakangmasalah, rumusanmasalah, tujuanpenelitian, manfaatpenelitian, sertasistematikapenulisan. Bab II yaitulandasanteoritis.Padababinidiuraikanpengertianmetode
probing-prompting danhakikatberbicara. BabIII
yaitumetodepenelitianPadababinididalamnyaterdapatdeskripsimetodepenelitia n yang digunakan,desainpenelitian,populasidansampel, instrumentpenelitian, sertateknikpengolahan data yang terdiridariteknikpengumpulan data
danteknikanalisis data.Bab IV
Temuandanpembahasan.Padababinidiuraikanmengenailaporankegiatanberupa
penjelasanmengenaihasildaripenelitian. Bab V
Penutup.Padababinidikemukakanmengenaikesimpulandarihasilpenelitian,
implikasidanrekomendasi yang
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan dan mengendalikan keadaan (Syamsyuddin & Damaianti, 2011 hlm. 14). Sedangkan menurut Sugiyono (2012, hlm. 3) secara umum metode penelitian diartikan sebagai carailmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode eksperimen. Menurut Suharsaputra (2012,hlm. 49) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka- angka yang dijumlahkan sebagai data yang kemudian dianalisis.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental.Penelitian eksperimental atau penelitian uji coba merupakan salah satu metode yang sering digunakan dalam bidang pengajaran.Tujuan metode ini yaitu untuk menguji efektifitas dan efessiensi dari suatu pendekatan, metode, teknik, atau media pengajaran dan pembelajara, sehingga hasilnya dapat diterapkan jika memang baik, atau tidak digunakan jika memang tidak baikdalam pengajaran yang sebenarnya (Sutedi, 2011, hlm. 64).
Sugiyono (2012, hlm. 107) mengartikan metode penelitian eksperimen sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
hipotesis tandingan atau variabel ekstranus yaitu variabel yang bersaing dengan variabel independen yang sengaja kita rancang. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa di dalam penelitian eksperimental terdapat dua jenis variabel bebas dan variabel terikat. Kedua variabel ini sangat berhubungan satu dengan yang lainnya, karena variabel terikat akan menjadi tolak ukur keberhasilan variabel bebas.
Variabel terikat dari penelitian ini adalah kemampuan berbicara siswa, dan variabel bebas dari penelitian ini adalah penggunaan metode probing-prompting. Hubungan dari kedua variabel tersebut dijelaskan
melalui tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Hubungan Antar Variabel Penelitian Variabel bebas
Variabel terikat
Penggunaan metode probing-prompting
(X) Kemampuan berbicara
(Y) (X, Y)
Keterangan:
X, Y :Peningkatan kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan metode probing-prompting.
(Anisa, 2013, hlm. 29)
B. Desain Penelitian
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
mempunyai validitas tinggi. Dalam penelitian jenis ini peneliti mencoba memenuhi kriteria eksperimen dengan mengadakan tes awal dan tes akhir untuk mengukur perolehan dari perlakuan uji dan sudah mempunyai kelompok kontrol. Peneliti dapat menggunakan kelompok eksperimen
sebagai “kelompok kontrol” sehingga kedua kelompok tersebut merupakan
objek yang sama. Karena penentuan subjek penelitian tidak dilaksanakan secara acak, jenis penelitian semacam ini dikelompokkan ke dalam eksperimen semu (Setiadi, 2006, hlm. 135- 136).
Dalam Kuasi eksperimen terdapat 2 jenis desain yaitu pertama, one group time series designyangpelaksanaannya sama dengan one group
pretest-posttest designdan yang kedua adalah onecontrol group time series
design. Yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest-posttest design . Menurut Setiadi (2006, hlm. 136) dalam penelitian jenis
eksperimen semu ini sudah diupayakan adanya “kelompok kontrol” namun
karena alasan- alasan tertentu fungsi kontrolnya sama dengan kelompok eksperimen juga. Jadi semua partisipan berfungsi sebagai kelompok kontrol (sebelum dikenalkan perlakuan ujinya) dan kelompok eksperimen(setelah dikenalkan perlakuan ujinya).
Sebelum diberikan treatment, kelompok penelitian diberikan pretest, kemudian diberikan treatment dengan menggunakan metode
probing-prompting, setelah itu diberikan postest. Desain penelitian one
group pretest-posttest design ini dijelaskan dengan tabel berikut:
Tabel 3.2
Desain penelitian one group pretest-posttest design.
Keterangan:
O1 : Nilai pretest sebelum diberikan treatment
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
X : Perlakuan (treatment) yang diberikan yaitu penggunaan metode probing-prompting dalam pembelajaran kemampuan berbicara bahasa jepang.
O2 : Nilai posttest setelah diberikan treatment.
Setiadi (2006, hlm. 136)
Sebelum diberikan treatment terlebih dahulu kelompok penelitian ini diberikan pretest untuk menjaring data awal, selanjutnya diberikan treatment dengan menggunakan metode probing-promptingdalam kemampuan berbicara siswa. Treatment yang dilakukan adalah 5 kali pertemuan (pertemuan pertama sampai pertemuan ke lima ). Setelah treatment selesai, akhirnya diberikan posttest dengan instrumen yang sama
dengan instrumen yang digunakan pada saat pretest, untuk melihat kemajuan hasil belajar pembelajaran dalam kemampuan berbicara bahasa jepang.
C. Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini yaitu seluruh pihak-pihak yang ikut terlibat dalam kegiatan penelitian ini, diantaranya yaitu : kepala sekolah, para guru, staf TU, dan seluruh pihak sekolah SMA NEGERI 1 Rancaekek, teman-teman PPL, siswa/i SMA NEGERI 1 Rancaekek khususnya kelas XI dimana penulis melaksanakan PPL dan penelitiankepada siswa kelas XI-Bahasa SMA NEGERI 1Rancaekek,
D. Populasi dan Sampel
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2012, hlm. 117).Populasi pada peneiltian ini adalah siswa SMA NEGERI 1 Rancaekek.
Sampel adalah bagian dari populasi yang dianggap mewakili untuk dijadikan sumber data (Sutedi, 2011, hlm. 179). Maka yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI-Bahasa tahun ajaran 2014/2015 yang terdaftar dan secara aktif mengikuti pelajaran bahasa Jepang serta diajar langsung oleh peneliti dengan menerapkan metode pembelajaran probing-prompting.
Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara Teknik Purposif, yaitu pengambilan sampel yang didasarkan atas pertimbangan peneliti itu sendiri, dengan maksud atau tujuan tertentu yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. (Sutedi, 2011, hlm. 181)
E. Instrumen Penelitian
Sutedi (2011, hlm. 155) mengatakan bahwa instrumen penelitian yaitu alat yang digunakan untuk mengumpulkan atau menyediakan berbagai data yang diperlukan dalam kegiatan penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan non tes yang berupa angket. 1. Tes lisan
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Tes wawancara ini dilaksanakan dua kali yaitu pada saat pretest dan pada saat posttest. Wawancara yang penulis lakukan mengacu kepada tema yang akan menjadi treatment di setiap pertemuan. Sehingga siswa hanya bertugas menjawab pertanyaan yang diberikan penulis terkait 5 gambar yang mengacu pada tema-tema tersebut. Hasil wawancara ini akan dinilai sesuai dengan skala penilaian pada format penilaian yang telah tersedia.
Sebelum digunakan kepada kelompok eksperimen, instrumen tes terlebih dahulu diserahkan kepada dosen ahli (expert judgement) dan guru mata pelajaran bahasa Jepang di sekolah yang dijadikan tempat meneliti untuk dianalisis.
Berikut langkah- langkah yang dilakukan dalam penyusunan instrumen penelitian ini:
a. Menentukan jenis instrumen yang akan digunakan dalam penelitian. b. Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
digunakan dalam tahap treatment.
c. Membuat kisi- kisi instrumen berdasarkan kepada materi yang disampaikan pada tahap treatment. Materi ini terdapat pada RPP yang sudah dirancang sebelumnya.
d. Membuat tes lisan berupa wawancara beserta kunci jawabannya. e. Mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat kepada dosen ahli
(expert judgement) dan kepada guru bahasa Jepang di sekolah yang
dijadikan penelitian.
2. Angket
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari responden. Angket ini bertujuan untuk mengetahui kesan, tanggapan atau respon dari siswa mengenai metode probing-promptingsetelah mereka menerima treatment.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup tidak langsung. Menurut Faisal (dalam Sutedi, 2011, hlm. 164) mengatakan bahwa angket tertutup yaitu angket yang alternatif jawabannya sudah disediakan oleh peneliti, sehingga responden tidak memiliki keleluasaan untuk menyampaikan jawaban dari pertanyaan yang sudah diberikan kepadanya. Sedangkan angket tidak langsung yaitu informasi yang digalinya berupa pengetahuan, anggapan, pendapat, atau penilaian dari responden terhadap suatu objek yang tidak menyangkut dengan dirinya.
Adapun kisi- kisi yang digunakan untuk soal angket adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kisi-kisi soal angket
No Variabel Penelitian Indikator Nomor soal 1. Pembelajaran
Berbicara Bahasa Jepang
menggunakan metode probing-prompting
a)Tanggapan siswa terhadap setiap langkah-langkah yang dilakukan dalam metode probing-promptinguntuk
meningkatkan kemampuan berbicara.
b)Kesulitan yang dihadapi selama proses pembelajaran menggunakan metode probing-prompting.
1 - 8
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 2. Tanggapan dan hasil
belajar siswa selama dan setelah
menggunakan metode probing-prompting
a). Perubahan yang paling dirasakan setelah menggunakan metode probing-prompting
b). Bagian yang paling memberikan kesan selama proses pembelajaran bahasa Jepang dengan
menggunakan metode probing-prompting
c). Tanggapan siswa tentang penggunaan metode probing-prompting dalam
meningkatkan kemampuan berbicara siswa.
10
11-12
13
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
1. Memberikan pre- test
Pre-test dilakukan pada awal pertemuan sebelum diberikannya
treatment berupa metode probing-prompting. Pre-test dilakukan dengan menggunakan test secara lisan atau wawancara. Dalam pre- test ini terdapat 5gambar yang temanya telah ditentukan sebelumnya, kemudian5 gambar tersebut diberikan kepada siswa agar siswa dapat menjawab secara lisan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan penulis terkait dengan gambar tersebut.
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan suatu persiapan yaitu berupa pemilihan materi yang akan dipergunakan dalam pembelajaran berbicara bahasa Jepang. Materi yang akan diberikan yaitu tentang pekerjaan (shigoto), keluarga (kazoku), makanan dan minuman (tabemono to nomimono), jalan (michi), dan berbelanja (kaimonosuru).
b. Pelaksanaan
Sebelum melakukan pembelajaran, penulis menginformasikan tentang tema yang akan dipelajari dan juga menginformasikan tentang kegiatan yang akan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Treatment dilakukan sebanyak lima kali yaitu pada saat pertemuan
kedua (setelah diberikan pretest), pertemuan ketigapertemuan keempat, pertemuan kelima, dan pertemuan keenam. Sebelum melakukan treatment, penulis menginformasikan terlebih dahulu mengenai apa itu
metode probing-prompting serta teknis kegiatan pembelajarandengan menggunakan metode probing-prompting.Selanjutnya penulis membagi siswa menjadi empat kelompok dimana dalam setiap kelompoknya terdiri dari empat siswa.
Tabel 3.4
Prosedur Metode Pembelajaran Metode Probing-Prompting
Langkah-langkah Aktivitas Guru Aktivitas Siswa
Langkah 1
Menghadapkan siswa pada suatu permasalahan.
Guru memberikan Lembar Kerja Siswa berisi
pertanyaan yang mengacu pada sebuah gambar kepada setiap kelompok
Setiap kelompok menerima Lembar Kerja Siswa yang diberikan guru.
Langkah 2 Diskusi siswa
Guru memberikan waktu kurang lebih 20 menit
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu merumuskan
jawabanprobing-prompting questions
secara tulisan
kepada setiap kelompok. menjawab pertanyaan yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa.
Langkah 3
Pembahasan soal
Guru membahas soal yang telah selesai dikerjakan oleh siswa. Berpartisipasi dalam pembahasan soal dengan cara memperhatikan guru dan merespon pertanyaan. Langkah 4 Pemberian gambar kedua
Guru memberikan gambar kedua tanpa berisi
pertanyaan secara tulisan.
Setiap kelompok memperhatikan gambar kedua dengan seksama.
Langkah 5
Pelaksanaan probing questions secara lisan
Guru menunjuk siswa secara acak untuk menjawab
pertanyaan sesuai dengan gambar.
Siswa menjawab pertanyaan guru secara lisan dengan menggunakan bahasa Jepang.
Langkah 6
Pelaksanaanprompting questions secara lisan
-Ketika siswa salah menjawab, guru
memberikan pertanyaan menuntun untuk
mendapatkan jawaban lebih mendalam. -Jika siswa menjawab
benar, guru bertanya kembali kepada siswa lainnya tentang jawaban temannya tersebut.
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Langkah 7
Mengulang probing-prompting question
kepada siswa lain
Setelah siswa berhasil mengkonstruksi
pengetahuan yang sudah dimiliki dengan pengalaman barunya, guru memanggil siswa berikutnya
Siswa selalu siap dan sigap untuk
menjawab pertanyaan bila ditunjuk oleh guru.
Langkah 8 Evaluasi
Guru memberikan
pertanyaan tambahan untuk dijawab serentak oleh seluruh siswa
Seluruh siswa
menjawab pertanyaan guru.
3. Memberikan post-test
Post-testdiberikan kepada siswa dengan soal yang berbeda namun
memiliki tingkat/level kesulitan yang sama dengan pretest. Soal berupalima buah gambar dengan tema sesuai dengan pelaksanaan treatment.Gambar yang tersedia yaitu tentang pekerjaan (shigoto), keluarga (kazoku), makanan dan minuman (tabemono to nomimono), jalan (michi), dan berbelanja (kaimonosuru).
Data yang diambil dari pre-test dan pos- test diolah berdasarkan tabel kriteria penilaian sebagai berikut:
Tabel 3.5
Penilaian keterampilan berbicara
No Sampel Aspek Penilaian Berbicara Nilai
Isi (内容) Bunyi Ucapan (発音) Gestur (身振り)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Nilai yang akan diberikan adalah berupa bobot angka mulai dari satu sampai dengan empat. Adapun arti skala tersebut secara umum adalah sebagai berikut :
1= kurang baik 2= cukup baik 3= baik
4= sangat baik
Berdasarkan bobot ditentukan dari tingkat penilaian yang dilakukan. Bobot dimaksudkan untuk membedakan tingkat masing- masing komponen penilaian keterampilan bericara.
Untuk mempermudah proses evaluasi, dapat dilihat melalui deskripsi atau penjabaran yang lebih lengkap mengenai skala penilaian aspek keterampilan berbicara sebagai berikut:
a. Isi (内容)
Nilai 1 :Terdapat banyak kesalahan dalam menggunakan kosakata, struktur kalimat, dan tata bahasa sehingga sulit difahami. Nilai 2 : Kesalahan dalam menggunakan kosakata, struktur kalimat,
dan tata bahasa.cukup sering sehingga kurang difahami. Nilai 3 :Terdapat sedikit kesalahandalam menggunakan kosakata,
struktur kalimat, dan tata bahasa.Namun secara kebahasaan masih bisa difahami.
Nilai 4 : Tidak ada kesalahan atau penyimpangan dalam menggunakan kosakata, struktur kalimat, dan tata bahasapenutur tepat dan sempurna.
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu b. Bunyi ucapan (発音)
Nilai 1 : Terdapat banyak kesalahan dalam intonasi dan pelafalan, volume suara kecil serta tingkat kelancaran bahasa lisan pun kurang baik.
Nilai 2 : Kesalahan dalam intonasi, pelafalan, volume suara dan tingkatkelancarancukup sering terjadi.
Nilai 3 : Tidak ada kesalahan atau penyimpangan yang berarti dalam intonasi dan pelafalan, volume suara baik serta tingkat kelancaran penutur mendekati sempurna. Nilai 4 : Intonasi dan pelafalan bunyi bahasa jelas, tidak ada
pengaruh bahasa ibu si penutur serta tingkat kelancaran tepat dan sempurna.
c. Gestur (身振り)
Nilai 1 : Ekspresi hampir tidak ada atau hanya ada sedikit gerak- gerik tanpa disertai mimik.
Nilai 2 : Ekspresi dan gerak tubuh yang diperlihatkan kurang sesuai dengan isi percakapan
Nilai 3 : Ekspresi yang diperlihatkan saat berbicara atau melakukan percakapan cukup bagus dan sesuai dengan isi percakapan. Nilai 4 : Ekspresi yang diperlihatkan saat berbicara atau melakukan
percakapan bagus dan sesuai dengan isi pembicaraan.
4. Memberikan angket
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
kesan terhadap berbicara bahasa Jepang,kesulitan yang dihadapi siswa dalam berbicara bahasa Jepang, serta kesan dan pesan responden mengenai metode probing-promptingterhadap kemampuan berbicara bahasa jepang siswa.
G. Analisis Data
1. Teknik pengelolaan data
Data yang diperoleh dari lapangan diolah dan dianalisis dengan maksud agar bisa digunakan sebagai penjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis yang dirumuskan penulis.
Setelah data tersebut diolah, maka penulis akan menganalisis data dengan menggunakan perhitungan secara statistik.
Sudijono (dalam Sutedi, 2011, hlm. 230-232) mengatakan bahwa Adapun langkah- langkah yang harus ditempuh untuk mencari t hitung tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Membuat tabel persiapan
Tabel 3.6
Tabel persiapan yang diperlukan berisi kolom- kolom seperti berikut:
No X Y D D2
(1) (2) (3) (4) (5)
…….
∑ M
[image:31.595.197.517.507.640.2]Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
a. Kolom (1) diisi dengan nomor urut, sesuai dengan jumlah sampel
b. Kolom (2) diisi dengan skor yang diperoleh dari hasil pre- test. c. Kolom (3) diisi dengan skor yang diperoleh dari hasil post-
test.
d. Kolom(4) diisi dengan kolom gain antara pre-test dan post-test e. Kolom (5) diisi dengan pengkuadratan angka-angka pada
kolom (4)
f. Isi baris sigma (jumlah) dari setiap kolom tersebut g. M (mean) adalah rata-rata dari kolom (2), (3), (4), (5)
2. Analisis data pre-test dan post- test dilakukan dengan cara: a. Mencari rata- rata (mean ) pre- test
=∑ �
Keterangan:
Mx = nilai rata- rata pre- test
∑ = jumlah total nilai pre- test N = jumlah siswa
b. Mencari rata- rata (mean) post- test
= ∑
Keterangan:
My= nilai rata- rata post- test
∑ = jumlah nilai post- test N= jumlah siswa
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu gain= post test- pretest.
d. mencari mean gain (Md) antara pre- test dan post-test dengan menggunakan rumus:
� =∑ �
Keterangan:
Md= nilai rata- rata selisih antara post- test dan pre-test ∑d= jumlah selisih antara post- test dan pre- test N= jumlah siswa
e. Menghitung nilai kuadrat deviasi �2� = �2−(∑ �)
2
Keterangan:
∑�= jumlah selisih antara post- test dan pre- test
∑�2 =jumlah selisih antara post-test dan pre-test yang
dikuadratkan N= Jumlah siswa f. Menghitung nilai thitung
� = �
∑ 2�
( −1)
Keterangan:
t = nilai t yang dihitung
Md= nilai rata- rata selisih antara post- test dan pre- test ∑ 2�= nilai kuadrat deviasi
N = jumlah siswa
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu db= N- 1
h. Memberikan interpretasi berdasarkan t tabel
Untuk menguji hipotesis digunakan t hitung. Setelah mendapat nilai thitung maka langkah yang dilakukan untuk menguji hipotesis adalah dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel uji hipotesis yang berlaku adalah:
Hk diterima apabila thitung > t tabel
Hk ditolak apabila thitumg < t tabel
Menguji kebenaran dua hipotesis tersebut dengan cara membandingkan besarnya t hitung dan t tabel, dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasan denganmenggunakan rumus
Df atau db= (n-1)
3. Analisis data angket
Data angket diberikan setelah seluruh proses pre-test- treatment post-test telah selesai diberikan. Untuk mengelola data
angket maka dilakukan dengan menggunakan langkah- langkah
sebagai berikut :
a. Menjumlah setiap jawaban angket. b. Menyusun frekuensi jawaban. c. Membuat tabel frekuensi.
d. Menghitung frekuensi dari setiap jawaban dengan rumus sebagai berikut:
�= �
� 100%
Keterangan :
P : persentase jawaban
Nur Fitri Syiami, 2015
PENGGUNAAN METODE PROBING-PROMPTING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
100% : persentase frekuensi setiap jawaban responden (Sugiono, 2001: hlm. 40-41)
e. Menafsirkan data angket dengan pedoman yang tersedia padatabel berikut:
[image:35.595.161.517.228.444.2]Tabel 3.7 Tabel penafsiran data angket
Persentase (P) Jumlah responden (n)
0% Tidak ada seorangpun
1%- 5% Hampir tidak ada
6%- 25% Sebaigian kecil
26%- 49% Hampir setengahnya
50% Setengahnya
51%- 75% Lebih dari setengahnya
76%- 95% Sebagian besar
96%- 99% Hampir seluruhnya
100% Seluruhnya