TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus
Oleh
gita ayu ardiana NIM. 1103384
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEBUTUHAN KHUSUS
SEKOLAH PASCASARJANA
Oleh Gita Ayu Ardiana S.S UPI Bandung, 2005
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Sekolah Pasca Sarjana
© Gita Ayu Ardiana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
September 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
(Penelitian Pengembangan Media Belajar di SDLB Kelas Rendah Bagian B)
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Dr. Endang Rochyadi, M.Pd. NIP.195608181985031002
Pembimbing II
Dr. Imas Diana Aprilia, M.Pd. NIP.197004171994022001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
PERNYATAAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... Vii DAFTAR ISI ... Viii DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... Xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah ... 6
C. Pertanyaan Penelitian ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Struktur Orgaisasi Tesis ... 9
BAB II PENGUASAAN KOSAKATA DAN PENGEMBANGAN MEDIA BELAJAR KOSAKATA BAGI ANAK TUNARUNGU A. Pengusaan Kosakata 1. Pengertian Kosakata ... 10
2. Pemerolehan Kosakata ... 12
B. Konsep Ketunarunguan 1. Pengertian Tunarungu ... 14
2. Dampak Ketunarunguan ... 17
3. Penguasaan Bahasa dan Kata Anak Tunarungu ... 22
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Pengertian Multimedia... 27
2. Unsur-unsur Multimedia ... 29
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Penguasaan Kosakata Awal Siswa Tunarungu di Kelas Rendah ... 54
2. Penggunaan Media Belajar Kosakata di Kelas ... 57
3. Desain Software Kamus Tematik Bergambar ... 59
4. Proses Pengembangan dan Ujicoba Software Kamus Tematik Bergambar ... 63
5. Efektivitas Sofware Kamus Tematik Bergambar ... 76
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pengembangan Software Media Kamus Tematik Bergambar 83
3. Efektivitas Software Kamus Tematik Bergambar ... 91
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ... 94
B. Rekomendasi ... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 97
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGEMBANGAN SOFTWARE KAMUS TEMATIK BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN
PENGUASAAN KOSAKATA ANAK TUNARUNGU (Penelitian Pengembangan Media Belajar
di SDLB Kelas Rendah Bagian B)
Oleh
Gita Ayu Ardiana NIM. 1103384
ABSTRAK
Penelitian ini berlatar belakang terbatasya kemampuan berbahasa dan komunikasi siswa tunarungu di kelas rendah SDLB yang disebabkan oleh minimnya penguasaan kosakata siswa. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R and D) yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah media belajar kosakata khusus anak tunarungu. Hasil studi awal pengembangan software menunjukkan penguasaan kosakata yang masih perlu ditingkatkan terutama adalah penguasaan kosakata secara ekspresif. Penguasaan kosakata reseptif siswa juga perlu ditingkatkan guna memperkaya pembendaharaan kata siswa. Selain mempertimbangkan kebutuhan belajar kosakata untuk siswa di kelas rendah, media juga dirancang agar mudah digunakan oleh anak tunarungu. Rumusan kebutuhan media belajar kosakata dipetakan menjadi rancangan media, yang kemudian dikembangakan melalui siklus proses pembuatan media, ujicoba, dan perbaikan-perbaikan hingga menghasilkan media software Kamus Tematik Bergambar untuk Anak Tunarungu. Hasil Uji efektivitas media secara terbatas terhadap siswa tunarungu di kelompok eksperimen menunjukkan skor perolehan (gain) penguasaan kosakata sebesar 0,79 yang termasuk pada kriteria perolehan tinggi. Software Kamus Tematik Bergambar dapat menciptakan pembelajaran kosakata yang efektif dan efisien dan menyenangkan bagi siswa. Peneliti merekomendasikan penggunaan software Kamus Tematik Bergambar ini kepada guru bagian tunarungu sebagai media belajar kosakata dasar bagi siswa tunarungu di kelas rendah.
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A THEMATIC PICTORIAL DICTIONARY DEVELOPMENT TO IMPROVE DEAF CHILDREN VOCABULARY COMPETENCY
(A Research and Development Study of Learning Media
in Low Classes for Deaf in Elementary Special Need School)
By
Gita Ayu Ardiana
S.Id. 1103384
ABSTRACT
The background of the stdy was the lack of language and communication skill of deaf student of low classes in the elementary levels of special need school as the
result of student’s minimum vocabulary competency. The study applied research and development method to produce vocabulary learning media special for deaf student. The need of assessment indicate competencies which is still needed to be developed mostly are the expressive competencies, while the receptive is still needed to be enriched. Beside of considering the need of vocabulary learning, the design of media must also consider the accessibility for the deaf student as the user. The overall development of the media consits of four major steps, which each step involve the cycle process of developing and modification, user trials, and Focus Group Discussion. As the media established, it is named as Thematic Picyorial Dictionary Software for Deaf Children. The effectivity test applied toward students of experimental group, indicate the average gain of vocabulary improvement reach the score of 0,79 which categorize as high achievement. The media, were proven enable to create an effective, efficient, as well as fun vocabulary learning for the student, as the researcher recomends the use of the media Thematic Pictorial Dictionary Software for students and also teachers who would like to develop the students vocabulary competencies.
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penguasaan kosakata seringkali dianggap tidak lebih penting dibandingkan
penguaasaan grammar atau tatabahasa dalam pembelajaran bahasa, sehingga
dalam pengajarannya pun lebih menggunakan metode langsung (Direct Method)
dan audio-bahasa (audiolinguism) yang cenderung mengarah pada tatabahasa.
Akan tetapi, pendekatan komunikatif yang berkembang pada tahun 1970-an
mulai menilai pentingnya penguasaan kosakata, pendekatan ini menekankan
peran kosakata karena lebih memiliki nilai-nilai komunikasi dan lebih mudah
dikenali meskipun lewat inti kata/kata dasar saja (Thornbury, 2002).
Kebanyakan anak-anak menunjukkan perkembangan dramatis dalam
bahasa pada usia 2 dan 4 tahun, terutama dalam memahami arti kata, hubungan
timbal-baliknya, dan bentuk gramatikalnya (Scarborough, dalam O’Connor, 12;
2007). Para ahli bahasa memperkirakan, rata-rata, anak-anak kurang lebih
memiliki 2.500 kata sebelum memasuki taman kanak-kanak (Owen, dalam O’Connor; 2007). Ini merupakan hal yang baik karena kebanyakan anak diusia taman kanak-kanak sangat senang berkomunikasi.
Transisi dari mendengarkan ke berbicara, kemudian membaca ke menulis,
bukanlah hal yang mudah bagi seorang anak. Meskipun dengan pembendaharaan
kata yang terbangun dengan baik dapat mempermudah transisi tersebut, namun
banyak anak yang juga mengalami kesulitan dalam mempelajari bagaimana
menghasilkan dan memaknai kata. Secara garis besar kesalahan-kesalahan yang
berhubungan dengan penguasaan kosakata dibagi menjadi dua tipe utama; 1)
form-related (berhubungan dengan bentuk), 2) meaning-related (kesalahan yang
berhubungan dengan makna). Kesalahan yang berhubungan dengan bentuk
termasuk di dalamnya kesalahan memilih, kesalahan bentuk, dan kesalahan
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terjadi ketika kata memiliki makna yang sama atau berhubungan, sehingga
menimbulkan kebingungan dan kesalahan memaknai kata (Thornburry, 2002).
Faktor lainnya yang berkontribusi dalam pemerolehan kosakata adalah kesadaran
bunyi (phonetic awareness) dan berbicara (oral language) atau aspek yang
berkaitan dengan kemampuan reseptif dan ekspresif. Anak-anak yang mengalami
hambatan dalam aspek-aspek ini akan mengalami kesulitan dalam
mengembangkan penguasaan pembendaharaan kata. Pengetahuan ini berkaitan
dengan pemahaman bahwa kata tidak hanya bermakna, namun juga memiliki
bunyi.
Bahkan bagi anak-anak yang tidak mengalami hambatan dalam berbahasa
reseptif dan ekspresif, penguasaan kosakata merupakan suatu proses yang rumit
dan melibatkan banyak keahlian. Tentunya bagi anak-anak yang mengalami
hambatan dalam bahasa reseptif dan ekspresif yang berkaitan dengan kesadaran
fonetik dan berbicara seperti pada anak dengan gangguan mendengar dan bicara
atau lebih dikenal dengan anak tunarungu akan mengalami kesulitan dalam
pemerolehan kosakata, sehingga pembendaharaan kata yang mereka miliki pun
terbatas dan kurang berkembang.
Layaknya anak yang mendengar, anak tunarungu perlu diperkenalkan
dengan kata-kata sedini mungkin dengan tujuan membangun kemampuan bahasa
dan komunikasinya. Intervensi dini ini penting dilakukan guna meminimalisir
dampak ketunarunguan terutama pada aspek berbahasa dan komunikasi.
Banyak kendala yang dihadapi dalam membangun penguasaan kosakata
anak tunarungu, diantaranya adalah banyak orang tua dengan anak tunarungu
yang tidak memperoleh cukup informasi akan pentingnya intervesi penguasaan
bahasa dan komunikasi anak tunarungu sedini mungkin. Dampak dari
terlambatnya penanganan bahasa terhadap anak tunarungu akan semakin
dirasakan ketika anak mulai duduk dibangku sekolah dasar. Para guru khusus
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahasa anak seperti membaca dan menulis dikarenakan penguasaan kosakata anak
masih terbatas dan mereka kurang terlatih untuk mengekspresikan kata.
Berdasarkan pengamatan peneliti di sekolah luar biasa bagian tunarungu,
kesulitan yang dihadapi guru-guru dalam mengajarkan kosakata kepada anak
tunarungu antara lain karena kurangnya alokasi waktu untuk belajar kosakata
baru, terlebih jika siswa tidak diajarkan di rumah. Selain, itu Anak-anak
tunarungu di kelas rendah SDLB enggan untuk membuka Kamus Sistem Isyarat
Bahasa Indoensia karena mereka kesulitan untuk membaca keterangan dan
mengikuti gambar isyarat yang sulit diikuti.
Memperkenalkan kosakata pada anak tunarungu merupakan tantangan
besar baik bagi guru maupun orangtua. Diperlukan strategi khusus berkaitan
dengan cara penyampaian dan media belajar kosakata yang digunakan menimbang
anak-anak tunarungu bersandar pada visual mereka. Bahasa isyarat, membaca
gerak bibir, gestur yang secara bersamaan dikenal dengan Komunikasi Total,
yaitu teknik berkomunikasi visual yang perlu diajarkan dan dikuasai anak
tunarungu bersamaan ketika mereka belajar kosakata. Tujuannya tidak lain adalah
untuk melatih kemampuan bahasa reseptif dan ekspresif anak tunarungu.
Tidak banyak media khusus yang tersedia bagi anak-anak tunarungu
untuk belajar kosakata. Media sederhana yang sering digunakan guru dan
orangtua untuk memperkenalkan kosakata antara lain adalah media kartu gambar
flashcard berupa kumpulan kartu yang setiap kartunya terdiri dari gambar-gambar
tunggal. Flashcard mudah didapatkan atau diciptakan sendiri sesuai dengan
kepentingan belajar, namun karena ukurannya yang kecil tidak banyak informasi
mengenai suatu kata dapat diberikan selain gambar dan teks. Belajar kosakata
menggunakan media flashcard akan lebih efektif jika didampingi oleh guru atau
orang tua untuk memberikan penjelasan yang berkaitan dengan fungsi, konteks,
dan cara mengekspresikan bahasa tersebut secara isyarat, gerakan bibir, gerak
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembedaharaan kata apabila pembelajaran kosakata dengan menggunakan
flashcard dilakukan secara mandiri.
Thornburry (2002) mereferensikan kamus sebagai salah satu media yang
dapat digunakan belajar kosakata. Ia membedakan kamus menjadi dua jenis
berdasarkan kegunaannya yaitu kamus bilingual dan kamus belajar. Berdasarkan
jenisnya, Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) bagi tunarungu
termasuk dalam jenis kamus bilingual, namun kamus ini dapat dimanfaatkan
sebagai kamus belajar terutama untuk belajar berkomunikasi menggunakan
bahasa isyarat. Pengembangan kamus bahasa isyarat tidak hanya berdasarkan
kebutuhan belajar bahasa isyarat bagi penyandang tunarungu akan tetapi juga
penting untuk dipelajari oleh guru dan orang tua (keluarga).
Agar kamus dapat digunakan anak-anak tunarungu di kelas awal sekolah
dasar, maka selain aspek ketunarunguan, kebutuhan belajar yang sesuai dengan
usia perkembangan anak perlu diperhatikan. Anak-anak tunarungu pada usia awal
sekolah dasar sama dengan anak-anak lain pada umumnya. Kemampuan
belajarnya masih pada tahapan berpikir konkret dan memerlukan
bantuan-bantuan untuk dapat membangun pemahaman. Bantuan-bantuan-bantuan yang diberikan
biasanya melalui gambar-gambar atau benda-benda yang riil. Alasan ini yang
mendasari media-media belajar seperti buku-buku bagi anak-anak selalu
dilengkapi gambar-gambar yang menarik. Begitu juga dengan kamus, kamus
kosakata bagi anak-anak biasanya berupa gambar-gambar yang menarik, seperti
kamus The New Oxford Picture Dictionary (Parnwell, 1988) dan Word by Word
Picture Dictionary (Molinsky & Bliss, 1994). Kedua kamus ini merupakan kamus
yang diperuntukkan bagi anak-anak yang di dalamnya kaya akan gambar yang
mewakili ribuan kata. Agar mempermudah anak-anak dalam memahami
kata-kata yang sedang dipelajari, kedua kamus bergambar tersebut menyusun kata-kata-kata-kata
tidak berdasarkan alfabet akan tetapi berdasarkan tema. Urutan tema yang
ditampilkan adalah berdasarkan tema-tema yang terdekat dengan kehidupan
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Beberapa penelitian telah membuktikan efektifitas penggunaan kamus
bergambar yang tersusun berdasarkan tema seperti pada kamus-kamus bergambar
yang telah disebutkan di atas. Yulia (2010) dan Altitah (2011) menggunakan
kamus tematik bergambar untuk meningkatkan kosakata bahasa Jepang di
Sekolah Menengah Pertama dan Bahasa Inggris di Sekolah Dasar. Hasil-hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa mempelajari kosakata dengan
menggunakan kamus bergambar tematik dapat memudahkan siswa dalam
memahami kosakata dan menjadikan pembelajaran menjadi lebih bermakna
karena tema-tema berkenaan dengan kehidupan sehari-hari para siswa.
Beberapa media pembelajaran bahasa untuk anak tunarungu telah
dimodifikasi menjadi software-software multimedia dengan memanfaatkan
teknologi komputer. Diantaranya adalah program I-CHAT yang dikembangkan
oleh PT. Telkom Indonesia. I-CHAT merupakan aplikasi pembelajaran bahasa
untuk tunarungu yang di dalamnya terdapat konten-konten kamus, abjad jari,
isyarat bilangan, tematik, susun kalimat, latihan dan game, dan Bisindo (Bahas
Isyarat Indonesia). Program ini juga dilengkapi tampilan video bahasa isyarat.
Multimedia pembelajaran bahasa untuk tunarungu juga dikembangkan
oleh Solbi (2009) berupa Aplikasi Kamus Bahasa Isyarat Eletronik. Software ini
merupakan pengembangan dari Kamus Sistem Isyarat Bahasa Indonesia yang
menyimpan 3219 isyarat kata yang dilengkapi dengan video yang memperagakan
isyarat kata. Aplikasi ini merubah tampilan buku Kamus Bahasa Isyarat Bahasa
Indonesia yang tebal menjadi sebuah program mutimedia yang menjadikan
pencarian makna dan cara mengisyaratkan kata menjadi lebih mudah dan cepat.
Aplikasi yang hampir sama juga dikembangkan oleh ASLpro.Com yang
menyediakan program Kamus Bahasa Isyarat Amerika yang dapat diakses melalui
internet.
Media seperti I-CHAT dan Kamus Bahasa Isyarat Eletronik memiliki
keunggulan-keunggulan multimedia yang kaya informasi dan tampilan yang
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemajuan yang memudahkan penyandang tunarungu untuk meningkatkan
penguasaan bahasa isyarat secara utuh. Akan tetapi, materi-materi yang
disampaikan dalam media-media tersebut dirasakan masih terlalu tinggi bagi
siswa-siswa tunarungu kelas rendah, karena mereka setidaknya harus terlebih
dahulu menguasai kemampuan dasar berisyarat dan membaca. Sementara, untuk
dapat mengembangkan software untuk belajar kosakata sendiri, guru-guru masih
mengalami kendala teknis dan sumberdaya pengembangan media.
Merujuk pada hasil-hasil pengembangan dan penelitian yang berkaitan
dengan media dan kamus bagi penguasaan kosakata anak tunarungu, peneliti
merasa tertarik untuk mengembangkan sebuah media yang dapat
mengkombinasikan keunggulan-keunggulan dari multimedia dan kamus tematik
bergambar. Tujuannya agar anak-anak tunarungu terutama yang duduk di kelas
rendah Sekoah Dasar Luar Biasa memiliki media untuk membantu mereka
belajar kosakata secara utuh baik dari aspek makna, konteks, fungsi, dan cara
mengucapkannya (mengisyaratkan).
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk
menciptakan produk berupa multimedia Software Kamus Bergambar Tematik
yang diperuntukkan bagi anak tunarungu. Peneliti akan mencoba
mengembangkan kamus bergambar tematik yang sesuai dengan kebutuhan belajar
kosakata anak tunarungu.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Sebagaimana diungkapkan pada latar belakang masalah, ada beberapa
pokok permasalahan yang menjadi dasar penelitian ini. Peneliti telah memetakan
permasalahan-permasalahan tersebut sebagai berikut:
1. Penguasaan kosakata anak tunarungu di kelas rendah sekolah dasar luar biasa
yang terbatas akibat kurang berkembangnya kemampuan bahasa reseptif dan
ekspresif, sehingga mereka mengalami hambatan dalam berkomunikasi dan
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelancaran pembelajaran komunikasi dan bahasa maupun lintas mata pelajaran
lainnya.
2. Guru mengalami kesulitan dalam mengajarkan kosakata kepada siswa
tunarungu berkaitan dengan menanamkan konsep (makna, fungsi, dan
konteks)
3. Belum tersedianya media belajar khusus anak tunarungu yang dapat
membantu mereka membangun penguasaan kosakata.
Berdasarkan latar belakang masalah serta identifikasi masalah yang telah
dikemukakan, peneliti dapat merumuskan permasalahan penelitian sebagai
berikut:
Media kamus tematik bergambar seperti apakah yang dapat meningkatkan
penguasaan kosakata anak tunarungu?
C. Pertanyaan Penelitian
Dari rumusan masalah, maka dapat ditarik beberapa pertanyaan penelitian
dalam proses penelitian ini;
1. Bagaimanakah kemampuan awal kosakata anak tunarungu?
2. Bagaimana penggunaan media belajar kosakata bagi anak tunarungu
yang selama ini berlangsung di sekolah?
3. Bagaimanakah desain media software kamus tematik bergambar yang
sesuai dengan kebutuhan belajar kosakata anak tunarungu?
4. Bagaimanakah proses pengembangan media software media kamus
tematik bergambar?
5. Bagaiamanakah efektivitas kamus bergambar tematik dalam
meningkatakan penguasaan kosakata bagi anak tunarungu?
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan sebuah produk multimedia
berupa Software Kamus Bergambar Tematik yang cocok untuk meningkatkan
penguasaan kosakata anak tunarungu.
Sementara tujuan-tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk
mendapatkan data:
1. Kondisi awal kemampuan kosakata anak tunarungu
2. Media-media belajar kosakata yang selama ini digunakan di kelas.
3. Draf rancangan media software Kamus Tematik Bergambar yang dapat
meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu.
4. Penerapan/ujicoba dan pengembangan media software kamus tematik
bergambar untuk anak tunarungu.
5. Mengetahui efektivitas penggunaan media software kamus bergambar
tematik terhadap penguasaan kosakata anak tunarungu.
E. Manfaat Penelitian
Apabila hasil penelitian ini terbukti memiliki dampak positif terhadap
peningkatan penguasaan kosakata anak tunarungu maka penelitian tentang Media
Software Kamus Tematik Bergambar ini akan memiliki manfaat baik secara
praktis, teoritis, dan untuk pengembangan peneliti lebih lanjut. Manfaat yang
dimaksud dapat dikemukakansebagai berikut:
1. Manfaat Praktis
Manfaat praktis berkenaan dengan siswa dan guru; selain
menghasilkan produk berupa aplikasi kamus bergambar tematik yang dapat
digunakan dalam pembelajaran kosakata, siswa dapat memperoleh
pengalaman baru dalam belajar penguasaan kosakata secara lebih kontekstual
dan bermakna. Diharapkan pembendaharaan kosakata siswa dapat meningkat
sehingga mereka memiliki penguasaan kosakata yang memadai ketika mereka
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bagi guru hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu mereka
dalam penyampaian pengajaran kosakata. Dapat meningkatkan efektifitas
hasil pembelajaran baik dari perolehan kosakata maupun efisiensi dalam
alokasi waktu pembelajaran.
2. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk mendukung kajian
yang melandasi penelitian ini dan implikasinya terhadap proses pembelajaran
bagi anak tunarungu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
pemahaman secara teori tentang pendidikan bagi anak tunarungu dan
teknologi pendidikan.
3. Manfaat bagi Peneliti
Manfaat yang paling signifikan bagi peneliti dari penelitian ini adalah
peneliti akan memperoleh pengalaman dalam merancang dan menghasilkan
suatu produk yang dapat meningkatkan prestasi belajar, dan apabila
pengembangan produk ini berhasil maka akan membuka kemungkinan
berkembangnya penelitian ini kearah penelitian yang lebih mendalam dan
lebih luas manfaatnya termasuk bagi peneliti lain yang berminat
mengembangkan kajian di bidang yang sama.
F. Struktur Organisasi Tesis
Laporan proses hingga hasil penelitian ini disampaikan dalam lima bab,
yang tersusun sebagai berikut:
1. Bab I, terdiri atas latar belakang masalah, identifikasi dan perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis.
2. Bab II, terdiri dari atas kajian atas teori landasan yang digunakan dalam
penelitian ini, Penelitian yag relevan, dan hipotesis penelitian.
3. Bab III, terdiri atas uraian mengenai tahapan-tahapan yang dilakukan
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi
operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik
pengumpulan data serta analisis data.
4. Bab IV, terdiri atas gambaran umum mengenai bagaimana peneliti
menganalisis data yang ditemukan dalam penelitian yang kemudian akan
dilanjutkan dengan pembahasan atau analisis temuan.
5. Bab V, terdiri atas penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil
analisis temuan penelitian serta rekomendasi yang berkaitan dengan hasil
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Peneliti menetapkan dua jenis lokasi untuk penelitian ini, lokasi pertama
merupakan lokasi pengembangan produk, yaitu di SLB Bina Kasih Kota
Bandung. Lokasi kedua adalah sekolah yang siswa-siswanya dilibatkan dalam uji
efektivitas produk, yaitu di SLB YW Kota Bandung
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini melibatkan siswa-siswa tunarungu dan guru pendidikan
khusus bagian tunarungu di kelas rendah Sekolah Dasar Luar Biasa. Pemilihan
subjek penelitian berdasarkan pertimbangan bahwa di kelas rendah Sekolah Dasar
siswa tunarungu mulai belajar untuk berkomunikasi, membaca dan menulis
secara formal yang dalam pembelajarannya akan banyak melibatkan penguasaan
kosakata. Selain itu, kamus tematik bergambar yang dikembangkan menjadi
multimedia ini pada dasarnya memang diperuntukkan bagi anak-anak prasekolah
hingga sekolah dasar yang sedang belajar kosakata.
Terdapat dua kelompok siswa tunarungu yang disertakan dalam penelitian
ini, kelompok pertama adalah tiga orang siswa tunarungu di SLB Bina Kasih yang
dilibatkan dalam pengembangan produk pada tahap uji coba media. Kelompok
kedua atau kelompok eksperimen adalah para siswa tunarungu dari SLB YW yang
dilibatkan dalam uji efektivitas terbatas dari multimedia yang telah
disempurnakan.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk
menghasilkan suatu produk yang telah teruji validitasnya berdasarkan keilmuan
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengemukakan bahwa metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa
Inggrisnya Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan
untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut.
Van den Akker (2006; hal. 59) menjelaskan keutamaan penelitian desain
atau penelitian pengembangan adalah penelitian pengembangan mengharuskan
para peneliti dan praktisi untuk berkolaborasi dalam mengidentifikasi
masalah-masalah pembelajaran dan mengajar yang terjadi di lapangan, menciptakan
prototipe pemecahan masalah berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan yang
ada, serta ujicoba dan perbaikan baik protipe maupun prinsip-prinsip
rancangannya hingga memperoleh hasil yang memuaskan. Apabila digambarkan
dalam Gambar, maka prinsip-prinsip penelitian pengembangan menurut Van den
Akker adalah sebagai berikut:
sepuluh langkah menyelenggarakan Penelitian dan Pengembangan (R & D) dalam
penelitian pendidikan:
1) melakukan asesmen kebutuhan untuk menentukan tujuan
2) melakukan analisis instruksional
3) menganalisis siswa dan dan konteks
4) menentukan tujuan kinerja
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6) mengembangkan strategi instruksional
7) mengembangkan dan memilih materi-materi instruksional
8) mengembangkan dan mengerjakan formulasi evaluasi dari instruksi
9) Memperbaiki instruksi
10)Merancang dan melakukan kesimpulan evaluasi.
Menurut Borg dan Gall (2003;hal. 570) Penelitian dan Pengembangan
dalam pendidikan menuntut sumber-sumber yang substansial. Akan sulit bagi
peneliti untuk memperoleh dukungan finansial dan sumber daya untuk dapat
menyelesaikan sebuah proyek penelitian R & D secara utuh. Untuk itu, Borg dan
Gall menyarankan akan lebih baik bagi penelitian dan pengembangan untuk
proyek tesis dan desertasi dilakukan dalam skala kecil yang hanya melibatkan
rancangan instruksional original yang terbatas, caranya adalah dengan
menghindari penggunaan media yang mahal seperti membuat film dan
sinkronisasi rekaman slide. Cara lain adalah, dengan membatasi pengembangan
dengan menyederhanakan beberapa langkah pada siklus R & D.
Mengikuti saran Borg dan Gall, dengan mempertimbangkan keterbatasan
sumber daya terutama pada subjek penelitian dan alokasi waktu, maka
langkah-langkah penelitian ini disederhanakan menjadi beberapa langkah-langkah utama. Berikut
merupakan rancangan penelitian dan pengembangan Multimedia Kamus
Bergambar Tematik untuk Anak Tunarungu yang telah disederhanakan dalam
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2
Rancangan Penelitian dan Pengembangan Kamus Bergambar Tematik
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun rincian pelaksanaan kegiatan penelitan dan pengembangan Media
Kamus Bergambar Tematik bagi Anak Tunarungu pada setiap tahapannya akan
disajikan sebagai berikut:
1. TAHAP I: Studi Pendahuluan
1) Asesmen Kebutuhan Media Belajar Kosakata Anak Tunarungu
Studi pendahuluan diperlukan sebagai need of assessment atau
asesmen kebutuhan media belajar kosakata anak tunarungu. Peneliti
melakukan studi literatur yang berkaitan dengan pembelajaran bagi anak
tunarungu dan pengembangan media belajar. Untuk mengetahui media
belajar kosakata siswa tunarungu, peneliti memerlukan data-data yang
berkaitan dengan kondisi ketunarunguan siswa, penguasaan kosakata
siswa, dan media belajar kosakata yang selama ini digunakan di kelas.
2) Menyusun Desain dan Storyboard Media
Setelah data kebutuhan media belajar kosakata anak tunarungu
diperoleh, peneliti bersama tim Focus Group Discussion (FGD) mulai
memetakan kebutuhan belajar kosakata, mendiskusikan saran dan solusi
permasalahannya, kemudian merancang susunan materi dan bentuk
medianya. Setelah itu, Peneliti mulai menyusun storyboard, guna
mendapatkan gambaran tampilan media dan urutan penyajian konten.
3) Validasi Ahli.
Draf rancangan dan storyboard yang telah disusun diserahkan
kepada pakar pendidikan khusus bagian tunarungu dan pakar media
pembelajaran untuk dinilai kesesuaian rancangan media dengan kebutuhan
belajar kosakata anak tunarungu. Selain memeberikan validasi rancangan
media, para ahli juga memberikan rekomendasi dan saran-saran untuk
pengembangan media tahap selanjutnya.
2. TAHAP II: Pengembangan Media
Pengembangan media terdiri dari tahap-tahap:
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Peneliti mengembangkan media dalam skala kecil guna memperoleh
gambaran tampilan dan kinerja media. Kemudian mengujicobakan
prototipe secara terbatas kepada pengguna yaitu siswa tunarungu, guru,
dan praktisi media. Hasil ujicoba berupa respon-respon pengguna dibahas
dalam forum FGD. FGD akan memberikan saran-saran perbaikan dan
rekomendasi pengembangan media secara utuh untuk tahapan
pengembangan media selanjutnya.
2) Pengembangan Media Tahap I
Prototipe dikembangkan menjadi media yang utuh dengan
mengaplikasikan perbaikan-perbaikan dan saran pengembangan dari FGD.
Setelah selesai, media diujicobakan kembali kepada pengguna kemudia
dicatat respon-responnya untuk didiskusikan kembali dalam FGD. Tim
FGD merekomendasi perbaikan-perbaikan untuk pengembangan media
tahap berikutnya.
3) Pengembangan Media Tahap II,
Pengembangan media tahap II merupakan tahap perbaikan dari
media yang telah dikembangkan. Peneliti menambahkan, menghilangkan,
ataupun menyederhanakan tampilan-tampilan media sesuai kebutuhan
yang disarankan FGD sebelumnya. Ujicoba kembali dilakukan setelah
perbaikan media selesai. Respon-respon pengguna dicatat dan
didiskusikan kembali di forum FGD. Ketika FGD menilai sudah tidak
terdapat permasalahan berarti baik dari segi materi, tampilan, dan kinerja
media, maka FGD merekomendasikan untuk melanjutkan ke tahap
pengembangan akhir atau finalisasi media.
4) Finalisasi Media
Di tahap pengembangan akhir, peneliti melakukan
perbaikan-perbaikan untuk menyempurnakan performa media. Perbaikan-perbaikan-perbaikan
bersifat merapihkan tampilan dan memperbaiki teknis operasional media
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara keseluruhan Tahap Pengembangan ini melibatkan beberapa nara
sumber yang terdiri dari para ahli dan praktisi antara lain:
a. Tiga orang siswa tunarungu kelas 1 sampai dengan 3 SDLB
b. satu orang parktisi (guru) bagian tunarungu
c. satu orang praktisi pengembang multimedia.
d. satu orang ahli pendidikan khusus bidang ketunarunguan
e. satu orang orang ahli media pembelajaran
3. TAHAP III: Uji Efektivitas Media
Uji efektivitas diperlukan guna mengetahui sejauh mana media
Kamus Tematik Bergambar berpengaruh terhadap penguasaan kosakata siswa
tunarungu. Uji efektifitas dilakukan kepada siswa tunarungu yang tidak
terlibat dalam ujicoba media sebelumnya. Siswa-siswa ini disebut dengan
Kelompok Eksperimen, sebanyak lima orang dan memiliki karakter
ketunarunguan yang hampir sama dengan siswa kemlompok ujicoba media
dan duduk di kelas rendah SDLB YW.
Uji efektitivitas dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menggunakan kamus tematik bergambar selama 1 jam dalam satu
hari, selama seminggu/enam hari. Prates dan postes diberikan kepada siswa
sebelum dan sesudah menggunakan media, guna mengetahui perolehan
kosakata siswa setelah menggunakan Kamus Tematik Bergambar.
E. Definisi Operasional
a. Penguasaan Kosakata Anak Tunarungu
Penguasaan kosakata merupakan kemampuan seseorang dalam
mengenal, memahami, mengasosiasi, mengelompokkan atau disebut reseptif
dan menangkap dan menggunakan (ekspresif) sekumpulan kosakata. Proses
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memperoleh, dan (3) menguasai. Anak tunarungu menguasai kata secara visual
dalam memahami maupun menggunakan kata dengan isyarat.
Kosakata dapat dikelompokkan berdasarkan kelompok kata dasar dan jenis
kata. Kosakata pada masing-masing kelompok memiliki tingkat kesulitan
penguasaan kata. Pada kata dasar, kata-kata yang dekat dengan pengguna lebih
mudah dikuasai, dan kata-kata dasar yang lebih luas cakupannya lebih sulit
dikuasai. Pada jenis kata, kata-kata yang bersifat konkret paling mudah dikuasai
seperti kata benda dan kata kerja yang dapat dipergakan, kata sifat sulit dikuasai
karena bersifat abstrak dan sulit dijelaskan.
b. Software Kamus Tematik Bergambar
Software Kamus Bergambar Tematik adalah program komputer yang
mengadaptasi fungsi dari Kamus Tematik Bergambar. Proses merubah Kamus
Tematik Bergambar menjadi sebuah software atau aplikasi komputer adalah
dengan menambahkan unsur-unsur multimedia seperti video, audio, grafik, dan
animasi pada tampilannya dan disesuaikan dengan kebutuhan belajar kosakata
anak tunarungu.
F. Teknik Pengumpulan Data a. Studi Literatur
Studi literatur dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk memperoleh data
berupa referensi-referensi teoritis yang dijadikan pedoman dalam penelitian
pengembangan ini. Literatur yang berhubungan dengan penguasaan, pemerolehan,
dan pembelajaran kosakata, ketunarunguan, kurikulum, dan pengembangan
media/multimedia. Referensi-referensi tersebut diperoleh baik dari sumber cetak
ataupun internet.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru, guna mengetahui secara langsung
kebutuhan belajar kosakata terutama yang berkaitan dengan multimedia.
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kosakata serta bentuk dan tampilan media belajar kosakata yang diharapkan oleh
guru ataupun siswa.
Jenis wawancara yangdilakukan peneliti adalah wawancara tidak
berstruktur. Sugiyono (2008;140) menjelaskan bahwa wawancara tidak
berstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam penelitian pendahuluan
ataumalahan untuk penelitian yang lebih mendalam tentang responden. Pada
penelitian pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasiawal tentang
berbagai isu atau permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti dapat
menetukan secara pasti permasalahan atau variabel.
c. Observasi
Peneliti melakukan observasi non-partisipan atau peneliti tidak terlibat
dalam kegiatan yang diamati, namun lebih berperan sebagai pengamat
independen. Catatan-catatan yang diperoleh selama kegiatan observasi
merupakan data pendukung dalam menganilisis temuan penelitian.
Kegiatan observasi menitik beratkan pada aspek-aspek evaluasi dalam
pengembangan media sebagaimana dikemukakan oleh Reddi dan Mishra (2003),
antara lain mengenai efektivitas pembelajaran, unsur hiburan, teknologi ramah
pengguna (user friendly technology), dan desain tampilan. Rincian poin-poin yang
diamati dari masing- masing aspek terdapat pada instrumen observasi (terlampir).
d. Tes
Di tahap pendahuluan, peneliti melakukan asesemen untuk memperoleh
data kondisi awal penguasaan kosakata siswa. Peneliti memberikan jenis tes
menjodohkan gambar dan kinerja untuk mengetahui kemampuan kosakata reseptif
dan ekspresif siswa.
Data terakhir diperoleh dari hasil pra dan pasca tes. Data berupa skor
perolehan penguasaan kosakata sebelum dan sesudah menggunakan media Kamus
Tematik Bergambar. Dari hasil tes dapat diketahui berhasil atau tidaknya
Multimedia Kamus Bergambar Tematik dalam meningkatkan penguasaan
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kosakata anak tunarungu adalah tes menjodohkan video bahasa isyarat dengan
gambar yang mewakili kata yang diuji. Materi yang di tes kan tergantung pada
konten yang dikembangkan dalam penelitian.
G. Analisis Data
Terdapat dua jenis data yang diperoleh sepanjang proses penelitian
pengembangan ini, sehingga peneliti perlu melakukan analisis baik secara
kualitatif dan kuantitatif. Pada jenis data kualitatif, analisis dilakukan secara
deskriptif guna menjawab pertanyaan penelitian. Data-data yang diperoleh
disusun dan dirumuskan, dan dipaparkan secara sistematis berdasarkan
unsur-unsur yang terdapat dalam penyusunan kamus, pengembangan multimedia, dan
penguasaan kosakata bagi anak tunarungu menjadi sebuah desain software kamus
bergambar tematik.
Untuk data kuantitatif yang diperoleh uji efektivitas media, analisis data
yang diaplikasikan adalah Single Group pretest-posttest design.
Dikarenakan jumlah siswa tunarungu di kelas rendah yang di jadikan
sampel untuk ujicoba ini terbatas, sehingga peneliti menggunakan sampel
purposif, yaitu dengan memperlakukan siswa tunarungu yang ada.
Penksoran serta kriteria keberhasilan dari implementasi media terhadap
penguasaan kosakata siswa tunarungu, diperoleh dari formulasi sebagai berikut:
Dengan:
<g> = gain ternormalisasi
Tf = Skor pascates
Ti = Skor pretes
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tinggi rendahnya efektifitas pembelajaran berdasarkan skor
perolehan (gain) dapat dilihat dari kriteria berikut:
Tabel 3.1
Kriteria efektifitas pembelajaran (Hake, 1998)
Rata-rata skor gain ternormalisasi Efektivitas 0,00<(<g>) 0,30 Rendah
0,30<(<g>) 0,70 Sedang
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan media belajar yang sesuai
dengan kebutuhan belajar kosakata anak tunarungu yang duduk di kelas rendah
SDLB. Hasil akhir dari penelitian dan pengembangan ini berupa software Kamus
Tematik Bergambar. Dari keseluruhan rangkaian kegiatan penelitian dan
pengembangan serta hasil yang telah dicapai dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Hasil asesemen penguasaan kosakata awal siswa tunarungu di kelas rendah
menunjukkan; penguasaan kosakata reseptif yang berasal dari konteks yang
terdekat dengan siswa sudah cukup baik. Kemampuan ini dapat dijadikan
modalitas belajar untuk dapat menambah pembendaharaan dan jenis kata pada
cakupan yang lebih luas lagi. Di sisi lain penguasaan kosakata ekspresif siswa
masih sangat terbatas dan kurang berkembang dengan baik, sehingga fokus
pengembangan media perlu mengutamakan aspek penguasaan kosakata
ekspresif berupa kemampuan untuk mengenali/menangkap dan menggunakan
berbagai bentuk bahasa kata, baik isyarat, bahasa bibir, dan bentuk
penulisannya.
2. Mengajarkan kosakata menghabiskan waktu yang cukup lama dan cukup
rumit karena selain memperkenalkan kata, guru juga perlu mengajarkan dan
melatih cara mengekspresikan kata lewat isyarat, bahasa bibir, dan bentuk
tulisannya. Media belajar kosakata yang ada belum dapat mengembangkan
setiap aspek penguasaan kosakata secara optimal, karena tidak dirancang
khusus untuk memenuhi kebutuhan belajar kosakata anak tunarungu.
pengamatan penggunaan media di dalam kelas juga menunjukkan, siswa
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Media belajar kosakata yang dikembangkan dalam penelitian ini dirancang
berdasarkan kebutuhan belajar kosakata siswa. Materi kosakata merupakan
kompetensi kosakata dalam kurikulum yang harus dikuasai siswa di kelas
rendah. Materi kosakata disajikan menyerupai kamus bergambar yang
tersusun berdasarkan tema. Tampilannya bersifat multimedia berupa gambar
tema/subtema, gambar tunggal yang mewakili kata, teks, dan video/audio.
Interaktifitas diaplikasikan pada media untuk mempermudah akses
memperoleh informasi kata. Agar dapat mengakomodasi keseluruhan
tampilan, media dikembangkan dalam bentuk software komputer, yang
disebut software Kamus Tematik Bergambar untuk Anak Tunarungu.
4. Proses pengembangan media terdiri dari empat tahapan utama, mulai dari
Pembuatan Prototipe, Pengembangan Media Tahap I, Pengembangan Media
Tahap II, dan Finalisasi Media. Setiap tahapan pengembangan merupakan
siklus dari proses pembuatan/modifikasi media, ujicoba pengguna, dan Focus
Group Discussion. Penyesuaian dan perbaikan dilakukan berdasarkan respon
pengguna terutama para siswa tunarungu terhadap kinerja media. Peneliti
melakukan modifikasi berupa penambahan, pengurangan, dan
penyederhanaan pada tampilan media sampai respon pengguna menunjukkan
tidak lagi mengalami kendala dalm mengoperasikan software.
5. Hasil prates dan pascates menunjukkan presentase peningkatan penguasaan
kosakata siswa tunarungu pada kelompok eksperimen yaitu sebesar 34%
dengan perolehan (gain) penguasaan kosakata mencapai skor 0,79 yang
termasuk pada kriteria tinggi. Setelah belajar dengan menggunakan software
kamus tematik bergambar, penguasaan kosakata siswa meningkat. Secara
reseptif, penguasaan kosakata siswa bertambah, bahkan pada jenis-jenis kata
yang awalnya dianggap sulit, seperti kata sifat, dan kata kerja. Penguasaan
jenis kata benda juga semakin bertambah. Kelompok kosakata yang paling
cepat dikuasai adalah tema kosakata hewan dan lalu lintas, hal ini didasari
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemampuan ekspresif siswa sudah cukup berkembang terutama dalam
mengenali kata, sementara kemahiran berisyarat sudah mulai berkembang
namun masih memerlukan latihan. Tampilan media yang ringkas dan
interaktif memudahkan siswa untuk memperoleh informasi kata dan
mengulang video bahasa isyarat. Siswa dapat langsung berlatih isyarat secara
mandiri ataupun bersama teman, dengan demikian kemampuan siswa dalam
berinteraksi dan berkomunikasi pun mulai terbangun.
B. Rekomendasi
Berdasarkan temuan-temuan dan kesimpulan penelitian ini, maka dapat
dikemukakan beberapa rekomendasi, antara lain:
1. Bagi siswa di kelas rendah yang masih mengalami keterbatasan dalam
penguasaan kosakata reseptif dan ekspresif dapat memanfaatkan software
Kamus Tematik Bergambar untuk belajar mengenal kosakata baru sekaligus
berlatih untuk mengenali dan menggunakan bahasa isyaratnya. Software ini
mudah untuk dioperasikan dan dapat dipelajari secara mandiri ataupun
bersama-sama teman dan guru.
2. Bagi guru, media ini dapat digunakan untuk meningkatkan penguasaan
kosakata siswa tunarungu di kelas rendah serta untuk melatih meningkatakan
penguasaan bahasa isyarat. Media ini dapat meringankan dan mempersingkat
waktu dalam menjelaskan dan melatih isyarat kosakata baru. Dengan media
ini guru lebih berperan sebagai pendamping yang membimbing siswa untuk
mengoperasikan software, membantu siswa ketika memerlukan konfirmasi,
serta membetulkan isyarat yang dilatih.
3. Penelitian pengembangan media ini masih terbatas dan hanya mencakup
penguasaan kosakata dasar. Hal ini disebabkan kendala seperti terbatasnya
jumlah subjek penelitian, alokasi waktu penelitian yang singkat, serta sumber
daya manusia yang terbatas. Untuk itu, bagi peneliti lain yang tertarik untuk
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengembangkan media pada tingkat penguasaan kosakata yang lebih tinggi,
dengan materi kosakata yang lebih lengkap dan mengangkat tema dan jenis
kata yang lebih luas. Penelitian ini juga perlu dikembangkan dengan
mengaplikasikan prosedur penelitian pengembangan yang lengkap, dan
melibatkan subjek penelitian yang lebih banyak, sehingga media yang
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Adams, J.W. & Rohring, P.S.( 2004) Handbook to Servicethe Deaf and Hard of Hearing. San Diego: Elseiver.
Alimin, Z. (2009) Hambatan Belajar dan Hambatan Perkembangan pada Anak yang Mengalami Kehilangan Fungsi Pendengaran. Modul. Bandung SPS UPI
Akker, Jvd., dkk. (2006) Educational Design Research. Routledge. New York.
Arsyad, A. (2009) Media Pemebelajaran. Jakarta: Rajawali Press
Anderson, R. C. (1972) Language Skills in Elementary Education. New York: Macmillan Publishing Co, Inc.
Beck & Juel. (2013) Whole Word Approach. [ONLINE]. Tersedia: http://id.m.wikipedia.org/wiki/whole_word Juli 2013].
Brown, H.D. (2001) Teaching by Principles. An Interactive Approach to Language Pedagogy Second Edition. Longman: New York.
Gall, M.D. dkk. (2003) Educational Research. Allyn and Bacon: Boston.
Gairns&Redman. (1998) Working with Words. A guide to teaching and learning vocabulary. Cambridge University Press: Cambridge.
Gulliford, R. &Upton, G. (2001) Special Educational Needs. New York: Routledge.
Hallahan, D.P. & Kauffman, J.M. (2006) Exceptional Learners-Introduction to Special Education. Boston:Pearson.
Hake, R.R. (1998) Interactive Engagement Methods In Introductory Mechanics Courses. Departemen of Physis, Indiana University, Bloomingtoon [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/JEM-2b.pdf. [8
Januari 2013
Hidayat M., Dadang. ___. Peran Penelitian Research&Development dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Makalah. Tidak dipublikasikan
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Luckner, J.L.& Cooke, C. (2010) A summary of the Vocabulary Research with Students Who are Deaf or Hard Hearing. Artikel American Annals of the Deaf, Volume 155, Number 1, Spring 2010, 38-67. Gallaudet University Press.
Marschark, M.& Spencer, P.E. (2003) Oxford Handbook of Deaf Studies, Language, and Education. New York: Oxford University Press.
Marschark, M. (1997) Raising an Educating a Deaf Child. New York: Oxford University Press
McCarten, J. (2007) Teaching Vocabulary: Lesson from the corpus, Lesson for the Classroom. New York: Cambridge University Press.
Mertens&McLaughlin. (2004) Research and Evaluation Methods in Special Education. California: Corwin Press, INC.
Molinski, S.J. & Bliss, B. (1994). Word by Word Dictionary. New York; Prentice Hall Regents.
Muchlisoh. (1992) Materi Pokok Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Depdikbud.
Munir. (2010) Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.
Nuryati, S.____ Pembelajaran Membaca Permulaan melalui Permainan Bahasa di Kelas Awal Sekolah Dasar. Makalah.
O'Connor, R.E. (2007) Teaching Word Recognition. Effective Strategies for Students with Learning Difficulties. London: The Guilford Press
Othman, H, Dkk, (2011) Kemahiran Bacaan Awal Bahasa Melayu Prasekolah. Pulau Pinang: Penerbit Universiti Sains Malaysia.
Parnwell, E.C. (1998) The New Oxford Picture Dictionary. Oxford University Press: New York
Pengertian Software. [ONLINE] (Tersedia: http://internet.artikel2.com/
software.htm): [20 Juli 2013]
Porter, L. (2002) Educating Young Children with Additional Needs. Allen & Unwin: New South Wales
Gita Ayu Ardiana, 2014
Pengembangan software kamus tematik bergambar Untuk meningkatkan penguasaan kosakata anak tunarungu
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Reddi, U.V.& Mishra, S. (2003) Educational Multimedia- A Hand Book for Teacher-Developers. New Delhi: Commonwealth Educational Media Centre for Asia.
Robinson, Maria. (2008) Child Development 0-8 A Journey through the Early Years. New York. Open University Press.
Semiawan, Conny. R. (2002) Belajar dan Pembelajaran dalam Taraf Usia Dini. Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi.
S.J., Jose Murickan & Kareparampil, G. (1995) Persons with disabilities in Society. Kerala: Kerala Federation of the Blind.
Sugiyono. (2006) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, H.G. (1994) Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
____________ (2011). Pengajaran Kosakata. Bandung. Angkasa.
Thornbury, Scott. (2002) How to Teach Vocabulary. Pearson Education Limited; Oxfordshire
Tim Penyusun. (2005). Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Westwood, P. (2004) Learning and Learning Difficulties. A Handbook for Teacher. Acer Press: Victoria
Widjajantin, Anastasia, Dkk. (2009) Pengembangan Media Grafis Bergambar Berbasis Komunikasi Total untuk Meningkatkan Kemampuan Bahasa Anak Tunarungu Kelas Rendah di Sekolah Dasar Luar Biasa. Jurnal Penelitian Pendidikan, Tahun 19, Nomor 1.
Wikipedia. (2013) Perangkat Lunak. [ONLINE]. Tersedia:
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Perangkat_Lunak [20 Juli 2013].