PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED
INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR
SMK
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Ilmu Komputer
oleh
ARI HARTININGSIH
NIM 1006337
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
“PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED
INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN
DASAR SMK”
ARI HARTININGSIH NIM 1006337
disetujui dan disahkan oleh
Pembimbing I
Dr.DEDI ROHENDI, M.T.
NIP. 196705241993021001
Pembimbing II
Drs. HERI SUTARNO, M.T.
NIP. 19560714984031002
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
JAJANG KUSNENDAR, M.T.
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED
INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN
DASAR SMK
Oleh
Ari Hartiningsih
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
© Ari Hartiningsih 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Berbasis Model Cooperative Learning Tipe Team Asissted Individualization pada Mata Pelajaran Pemrograman Dasar SMK” ini beserta seluruh isinya adalah benar – benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara – cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS COOPERATIVE
LEARNING TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATA
PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Ari Hartiningsih, 1006337, arihartiningsih@gmail.com
ABSTRAK
Kurangnya keaktifan siswa dan pengembangan media ajar menjadi faktor utama pengembangan multimedia ini. Multimedia pembelajaran interaktif berbasis Cooperative
Learning tipe Team Assisted Individualization (TAI) sebagai penunjang media ajar pada
mata pelajaran Pemrograman Dasar SMK. Model pengembangan multimedia pembelajaran interaktif terdiri dari tahap analisis, desain, pengembangan/pengkodean, implementasi, dan penilaian. Pada tahap analisis, dilakukan penyebaran angket untuk siswa dan wawancara guru mata pelajaran Pemrograman Dasar yang mengajar siswa kelas X jurusan TKJ (Teknik Komputer Jaringan) SMK Negeri 1 Cirebon. Tahap desain dilakukan perancangan multimedia. Setelah multimedia dirancang dan kemudian dikembangkan, dilakukan validasi ahli (dosen atau guru) yang terdiri dari validasi ahli media dan materi untuk kelayakan multimedia dan diimplementasikan pada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap multimedia dengan dibagikan angket penilaian siswa pada 24 siswa kelas X TKJ 1 (Teknik Komputer Jaringan) SMK Negeri 1 Cirebon. Dari penelitian ini didapatkan hasil: 1) multimedia pembelajaran interaktif berbasis
Cooperative Learning tipe Team Assisted Individualization (TAI) yang telah
dikembangkan dinilai Baik dan layak digunakan dengan rata-rata persentase kelayakan 77,89% oleh ahli media dan 78,00% oleh ahli materi, 2) siswa memberikan penilaian Baik terhadap multimedia dengan persentase penilaian yang diuraikan menjadi 3 aspek, 72,63 % untuk aspek RPL, 88,83 % untuk aspek pembelajaran dan 70,20 % untuk aspek antar muka.
Kata kunci: Multimedia Pembelajaran Interaktif, Cooperative Learning, Team Assisted
v Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
INTERACTIVE LEARNING MULTIMEDIA BASED FROM COOPERATIVE LEARNING TYPE OF TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) FOR
COURSE BASIC PROGRAMMING
Ari Hartiningsih, 1006337, arihartiningsih@gmail.com
ABSTRACT
Decrease student’s active and development learning media is become main factor from development this multimedia. Interactive Learning Multimedia Based of Cooperative Learning Type of Team Assisted Individualization (TAI) as assisted learning media for Course Basic Programming SMK. The development interactive learning multimedia model are consist of analysis, design, development or coding, implementation, and assessment. For analysis phase, spreading questionnaire for students and interview with Basic Programming teacher who teach student X grade in TKJ (Teknik Komputer
Jaringan) of SMK Negeri 1 Cirebon. which purpose for development interactive learning
multimedia based of Cooperative Learning Type of Team Assisted Individualization (TAI) for Course Basic Programming. Design phase is multimedia planning. After multimedia was planned and then developed, expert validation (doing by teacher or lecturer) are consists of expert validation media and material for multimedia proper and implementation for students to know how students’s responses toward multimedia with questionnaire to 24 students X grade in TKJ 1 SMK Negeri 1 Cirebon. According to this research, it earned result: 1) interactive learning multimedia based from Cooperative Learning type of Team Assisted Individualization (TAI) which has been developed is considered appropriate and proper to be used with average of percentage 77,89% according to media expert and 78,00% according to material expert, 2) students giving positive responses with percentage of assessment that divided into three aspects, 72,63 % for software engineering aspect, 88,83 % for learning aspect, and 70,20 % for interface aspect.
Keyword : Interactive Learning Multimedia, Cooperative Learning, Team Assisted
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
HALAMAN HAK CIPTA
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ……….. iv
DAFTAR ISI ……….. vi
DAFTAR TABEL ………. viii
DAFTAR GAMBAR ………. ix
DAFTAR LAMPIRAN ………. xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………. 1
B. Rumusan Masalah ………. 5
C. Batasan Masalah ………. 5
D. Tujuan Penelitian ………...…. 6
E. Manfaat Penelitian ………. 6
F. Definisi Operasional ………. 7
G. Struktur Organisasi Skripsi ………. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar & Pembelajaran ……… 9
B. Multimedia ………... 10
C. Multimedia Interaktif ………... 13
D. Multimedia Pembelajaran Interaktif ………... 14
E. Cooperative Learning ………... 15
F. Team Assisted Individualization (TAI) ………... 19
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
B. Langkah-Langkah Penelitian ………... 25
C. Populasi dan Sampel ………... 30
D. Instrumen Penelitian ……… 31
E. Teknik Analisis Data ……… 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Tahap Analisis ……… 39
B. Tahap Desain ……… 42
C. Tahap Pengembangan ……… 71
D. Tahap Implementasi ……… 76
E. Tahap Penilaian ……… 78
F. Pembahasan Penelitian ……… 78
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan …………..……….. 82
B. Rekomendasi ……….….. 83
DAFTAR PUSTAKA ……….….. 84
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Alternatif Jawaban Penilaian Skor Angket ………... 32
Tabel 3.2 Kategori Validasi Multimedia Pembelajaran ……….. 37
Tabel 3.2 Kategori Validasi Multimedia Pembelajaran ……….. 38
Tabel 4.1 Tabel Pengintegrasian Model Pembelajaran TAI pada Multimedia ... 45
Tabel 4.2 Black Box Akun Siswa ………...………... 71
Tabel 4.3 Black Box Akun Guru ………...……… 73
Tabel 4.4 Hasil Validasi Multimedia ………...……… 75
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian R&D menurut Sugiyono ………… 23
Gambar 3.2 Tahapan Pengembangan Multimedia ……… 25
Gambar 3.3 Kategori Validasi Multimedia Pembelajaran ………… …….. 37
Gambar 3.3 Kategori Validasi Multimedia Pembelajaran ………... 38
Gambar 4.1 Flowchart Multimedia Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning Tipe TAI sebelum perbaikan ……… ……….. 43
Gambar 4.2 Flowchart Multimedia Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning Tipe TAI setelah perbaikan ……… ……… 44
Gambar 4.3 Konteks Diagram Multimedia ……….. 48
Gambar 4.4 Data Flow Diagram Multimedia ……….. 48
Gambar 4.5 Entity Relationship Diagram (ERD) ……….. 49
Gambar 4.6 Tampilan Placement Test ……….…… 51
Gambar 4.7 Pembagian Kelompok ……….……… 52
Gambar 4.8 Profil Siswa ……….……… 54
Gambar 4.9 Materi Kurikulum ……….………….... 55
Gambar 4.10 Tugas Kelompok ……… ……… 56
Gambar 4.11 Kesimpulan Materi ……… ……… 56
Gambar 4.12 Fact Test ……….……… 58
Gambar 4.13 Tampilan Daftar Akun Siswa ………...….. 60
Gambar 4.14 Tampilan Login Siswa ……… ……… 61
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Gambar 4.16 Tampilan Halaman Nilai Akun Siswa ………. 62
Gambar 4.17 Panduan Siswa ……… ……… 66
Gambar 4.18 Tampilan Mulai Pembelajaran ……… …… 67
Gambar 4.19 Tampilan Login Guru ……… ……… 67
Gambar 4.20 Tampilan Beranda Guru ……… …… 68
Gambar 4.21 Tampilan Daftar Siswa Menu Guru ………. 68
Gambar 4.22 Tampilan Jawaban Tugas Kelompok ……… 69
Gambar 4.23 Tampilan Halaman Daftar Nilai Siswa ……… 69
Gambar 4.24 Tampilan Halaman Profil Guru ……….……… 70
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
1.1 Flowchart
1.2 Storyboard
1.3 Silabus
1.4 RPP
1.5 Judgement Soal
1.6 Source Code
LAMPIRAN 2
2.1 Angket Survey Lapangan
2.2 Angket Penilaian Ahli Media
2.3 Angket Penilaian Ahli Materi
2.4 Angket Penilaian Siswa Terhadap Multimedia
2.5 Hasil Penilaian Ahli Media
2.6 Hasil Penilaian Ahli Materi
2.7 Hasil Penilaian Siswa Terhadap Multimedia
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN 3
3.1 Perhitungan Hasil Judgement Ahli Media
3.2 Perhitungan Hasil Judgement Ahli Materi
3.3 Perhitungan Hasil Respon Siswa
LAMPIRAN 4
4.1 Surat Izin Penelitian
4.2 Surat Keterangan Penelitian
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia yang lahir ke dunia, mutlak memerlukan pendidikan. Sesuai dengan UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yang menyatakan
bahwa “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan/pengajaran”.
Pendidikan berguna untuk memiliki keterampilan guna mengembangkan potensi diri untuk menghadapi dunia kerja dan masyarakat serta mencari penghidupan. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang RI Pasal 1 Ayat 1 Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Salah satu proses pendidikan yaitu belajar. Pengertian belajar
menurut Gagne (dalam Slameto, 2003, hlm. 13) ialah “penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi”.
Berdasarkan definisi tersebut, penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi, umumnya dilakukan pada jalur pendidikan formal, yaitu sekolah. Sekolah melibatkan unsur pendidikan (Arbi &
Syahrun, 1992), yaitu tujuan pendidikan, guru, siswa, isi atau materi pendidikan, alat atau metode pendidikan, serta lingkungan pendidikan.
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
16), “multimedia pembelajaran interaktif merupakan gabungan dari teks,
grafis, audio, video yang memungkinkan pengguna berkreasi dan berinteraksi serta mendapat umpan balik dari multimedia tersebut”.
Seiring dengan pesatnya perkembangan bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), terdapat sekolah dengan bidang keahlian komputer, contohnya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan jurusan atau bidang keahlian yang diantaranya adalah Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) dan Teknik Komputer Jaringan (TKJ). Di kedua bidang keahlian tersebut, terdapat mata pelajaran Pemrograman dasar. Mata pelajaran Pemrograman dasar merupakan akar atau pondasi dari semua pemrograman karena mengangkat sebuah permasalahan atau persoalan dari dunia nyata, kemudian dijadikan ide atau solusi dari permasalahan tersebut atau biasa juga disebut algoritma, dan dituangkan menjadi sebuah program untuk menyelesaikan masalah itu sendiri. Oleh sebab itu, mata pelajaran Pemrograman dasar merupakan salah satu mata pelajaran produktif di SMK yang membutuhkan cara berpikir logika atau
nalar yang cukup tinggi serta pemikiran analitis agar solusi dari pemecahan masalah sesuai dengan masalah yang dihadapi. Sebagaimana dikemukakan Rahayu (2013), “pembelajaran algoritma dituntut berpikir
secara runut, logis, dan tepat dalam memecahkan masalah”.
3
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
SMP ke SMK merasa „kaget‟ dikenalkan oleh algoritma sehingga belum
dapat memahami konsep algoritma (ide atau solusi) dari suatu permasalahan kemudian mengimplementasikannya ke dalam program. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Sugiarti (2005, hlm. 77) dalam
jurnalnya yang mengatakan, “pembelajaran pemrograman komputer masih
banyak yang mengalami kesulitan baik secara teori maupun praktek yang berakibat kurangnya menghayati atau memahami konsep pemrograman
dan kesulitan mengaplikasikan pemrograman komputer”.
Berdasarkan pengamatan, kegiatan pembelajaran Pemrograman dasar di kelas dilakukan disertai hanya dengan alat atau media penunjang pembelajaran, yaitu powerpoint, sehingga pemanfaatan media dirasa kurang optimal. Maka dari itu, diperlukan media untuk membantu memvisualisasikan logika algoritma demi penyampaian informasi yang optimal. Menurut Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen:
Guru yang berkualitas adalah guru yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni yang memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
Kemudian, Munadi (2013, hlm. 2) dalam bukunya menyimpulkan UU Tentang Guru dan Dosen tersebut:
Guru yang berkualitas merupakan salah satu faktor tercapainya tujuan pembelajaran, dan salah satu kriteria guru yang berkualitas adalah guru yang memiliki kompetensi pedagogik, kemudian dalam melaksanakan kompetensi pedagogik tersebut, guru dituntut memiliki kemampuan dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran termasuk di dalam penguasaan penggunaan bahkan pembuatan media pembelajaran.
4
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Fasilitas sarana dan prasarana di sekolah sudah cukup baik, alangkah lebih baik lagi jika pembelajaran didukung oleh alat pembelajaran yang baik pula. Jumlah siswa yang cukup banyak menjadi kendala, guru kesulitan untuk memantau satu persatu siswa. Di dalam proses pembelajarannya juga jarang dilakukan pembelajaran kooperatif sehingga siswa dirasa kurang aktif. Multimedia berbasis Cooperative Learning ini dirasa cocok untuk mengatasi masalah tersebut karena
Cooperative Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa. Jadi, peneliti
mengambil model Cooperative Learning tipe Team Asissted Individualization (TAI) yang disisipkan pada multimedia pembelajaran
interaktif. Model ini merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang menggabungkan pembelajaran secara individu maupun pembelajaran secara kelompok. Model ini juga memungkinkan untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas dan berdiskusi secara bersama-sama sehingga siswa menjadi aktif. Semua anggota kelompok saling mengecek jawaban teman sekelompoknya serta saling memberi bantuan, jadi siswa
yang berkemampuan kurang dapat terbantu. Pada pengerjaan evaluasi atau hasil akhir tetap dilakukan secara individu. Kelebihan pembelajaran kooperatif didukung oleh pernyataan Lie (2005), yang menyatakan bahwa
“pengajaran oleh rekan sebaya ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru”. Silberman (2002) juga menyatakan bahwa “satu mata pelajaran benar-benar dikuasai oleh siswa apabila mampu mengajarkan pada siswa lain, mengajar teman sebaya memberikan kesempatan pada siswa mempelajari sesuatu dengan baik, dan pada waktu yang sama
menjadi narasumber bagi siswa lain”. Dikemukakan Riskiana (2010, hlm.
2), “pembelajaran kooperatif membantu siswa menemukan dan membangun sendiri pemahaman tentang materi pembelajaran”.
Penelitian serupa telah dilakukan oleh Ardianti (2012) dengan
5
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Grafis pada Siswa Kelas XII SMAN 1 Sukasada” yang mendapat respon
positif dari siswa. Pengembangan media dilakukan karena guru belum bisa mengontrol aktivitas siswa karena sebagian besar media pembelajaran interaktif yang ada masih berbasis desktop dengan menggunakan flash, sehingga siswa kurang aktif dalam pembelajaran.
Berdasarkan penjabaran latar belakang di atas, maka peneliti
mengangkat judul “PENGEMBANGAN MULTIMEDIA
PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL
COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED
INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengembangan multimedia pembelajaran interaktif
berbasis Model Cooperative Learning tipe TAI (Team Asissted Individualization) pada mata pelajaran Pemrograman dasar?
2. Bagaimana respon siswa terhadap multimedia pembelajaran interaktif berbasis Model Cooperative Learning tipe TAI (Team Asissted Individualization) pada mata pelajaran Pemrograman
dasar?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini jelas dan terarah, maka peneliti membatasi masalahnya sebagai berikut:
1. Objek penelitian ini adalah siswa kelas X TKJ 1 SMK Negeri 1 Cirebon.
6
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
3. Materi pembelajaran yang akan dijadikan bahan penelitian adalah konsep algoritma, percabangan (if dan case), serta pengulangan (for dan while).
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh informasi tentang pengembangan multimedia pembelajaran interaktif berbasis Model Cooperative Learning tipe Team Asissted Individualization (TAI) pada mata pelajaran
Pemrograman dasar.
2. Memperoleh informasi tentang respon siswa terhadap multimedia pembelajaran interaktif berbasis Model Cooperative Learning tipe
Team Asissted Individualization (TAI) pada mata pelajaran
Pemrograman dasar.
E. Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini, peneliti berharap dapat memberikan dampak serta manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
a. Sebagai kajian, pertimbangan, serta referensi untuk mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif yang dijadikan alat pembelajaran.
b. Sebagai referensi dan informasi penelitian lain yang sejenis. 2. Manfaat praktis
7
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Menambah motivasi siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan multimedia selain alat pembelajara yang biasa digunakan di sekolah.
b. Bagi guru
Menambah pengetahuan dan sebagai referensi bagi pendidik untuk mengembangkan dan menerapkan multimedia pembelajaran interaktif sebagai alat pembelajaran.
c. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti sebagai calon pendidik.
F. Definisi Operasional
Untuk mencegah penafsiran berbeda pada penelitian ini, maka berikut definisi operasional yang sesuai dengan judul penelitian:
1. Multimedia Pembelajaran Interaktif adalah penggabungan teks, gambar, audio, animasi dan video yang disajikan dalam bentuk digital yang digunakan dalam proses pembelajaran, dilengkapi
dengan tool yang memungkinkan pengguna berkomunikasi dan berinteraksi dengan multimedia tersebut, serta mendapat umpan balik dari multimedia tersebut.
2. Model Cooperative Learning tipe Team Asissted Individualization (TAI) adalah model pembelajaran kooperatif atau berkelompok yang terdiri dari pengelompokkan siswa berdasarkan kemampuan. Satu kelompok terdiri dari empat siswa dan ditugaskan untuk menyelesaikan tugas kelompok secara bersama-sama. Semua anggota kelompok saling mengecek jawaban teman sekelompoknya serta saling memberi bantuan. Kemudian, tiap anggota tersebut diberi tes atau ujian tanpa bantuan dari anggota lain. Kelompok yang memperoleh skor paling tinggi dari tugas dan tes diberi reward oleh guru.
8
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang membahas tentang teknik dasar pemrograman dan urutan langkah pemecahan suatu masalah yang dituangkan ke dalam suatu algoritma kemudian diimplementasikan pada program komputer.
G. Struktur Organisasi Skripsi
Bab I Pendahuluan. Berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah,
batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan, dan definisi operasional.
Bab II Kajian Pustaka. Berisi tentang teori atau landasan yang berkaitan
dengan judul penelitian.
Bab III Metodologi Penelitian. Berisi tentang metodologi penelitian,
populasi dan sampel, langkah-langkah penelitian, instrumen pengumpul data, dan teknik analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Berisi tentang pembahasan
hasil penelitian, pengolahan data, jawaban dari pertanyaan penelitian.
Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi. Berisi tentang kesimpulan
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode R&D (Research and Development) atau dalam Bahasa Indonesia disebut metode
penelitian dan pengembangan. Metode ini merupakan metode penelitian untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2013, hlm. 407).
Langkah-langkah penelitian R&D menurut Sugiyono (2013, hlm. 409) yang digunakan oleh peneliti adalah identifikasi potensi dan masalah, pengumpulan data atau informasi, desain produk, validasi desain, revisi desain, pengembangan produk, dan ujicoba produk.
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Penelitian R&D menurut
Sugiyono (2013)
1. Identifikasi potensi dan masalah
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
24
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu a. Studi lapangan
Peneliti mewawancarai guru mata pelajaran Algoritma dan Pemrograman Dasar serta siswa yang dijadikan sampel penelitian untuk mengetahui masalah apa saja yang tedapat dalam mata pelajaran tersebut. b. Studi literatur
Peneliti mengkaji referensi yang berkaitan dengan penelitian melalui buku, internet, dan sumber lainnya. 2. Pengumpulan data atau informasi
Setelah data ditunjuk secara faktual dan aktual, maka dikumpulkanlah informasi yang dapat digunakan sebagai bahan perencanaan produk yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Bahan pengembangan produk itu misalnya apa saja yang akan muncul dalam konten dan penyesuaian multimedia dengan model Cooperative Learning tipe TAI. 3. Desain produk
Sebelum multimedia pembelajaran interaktif dikembangkan, dibuatlah rancangannya terlebih dahulu. Diagram alir (flowchart) untuk menggambarkan alur atau urutan proses dari multimedia tersebut, dan papan cerita (storyboard) untuk menggambarkan tampilan dari multimedia, misalnya pada penyajian materi, tes, dan keterangan tombol navigasi lainnya.
4. Validasi desain
Validasi desain atau produk dilakukan oleh beberapa ahli yang telah berpengalaman untuk menilai produk yang telah dirancang. Terdapat instrumen untuk penilaian multiemdia sehingga peneliti dapat mengetahui apa kelemahan dan kelebihan multimedia tersebut.
25
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Dilakukan revisi desain atau perbaikan desain. Setelah analisis instrumen penilaian multimedia, maka dilakukan perbaikan kekurangan produk agar dapat dievaluasi atau dapat disebut juga sebagai penyempurnaan produk.
6. Pengembangan produk
Pada tahap ini, dilakukan pengembangan terhadap multimedia yang telah dirancang sebelumnya..
7. Ujicoba produk
Pada tahap ini dilakukan ujicoba terbatas pada objek penelitian untuk membandingkan efektivitas dan efisiensi sistem kerja lama dengan yang baru. Caranya dengan membandingkan keadaan sebelum dan sesudah memakai sistem baru.
B. Langkah-Langkah Penelitian
Peneliti menggunakan model pengembangan multimedia menurut
26
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.2 Tahapan Pengembangan Multimedia (Munir &
Zaman, 2002, hlm. 54)
1. Fase Analisis
Pada fase pertama ini dilakukan analisis keperluan pengembangan multimedia pembelajaran interaktif berdasarkan tujuan pembelajaran, siswa, guru, dan lingkungan. Analisis dilakukan dengan kerjasama antara guru dan pengembang multimedia pembelajaran interaktif dengan mengacu pada kurikulum yang digunakan dan tujuan yang ingin dicapai. Jika pada langkah-langkah penelitian R&D menurut Sugiyono (2013), pada fase analisis ini termasuk tahap analisis potensi dan masalah serta pengumpulan data dan informasi, peneliti melakukan analisis masalah dengan cara studi lapangan dan studi literatur, kemudian analisis kebutuhan
perangkat lunak, perangkat keras, pengguna, serta materi. 2. Fase Desain
Komponen yang diperlukan untuk konten multimedia pembelajaran interaktif yang akan dikembangkan berdasarkan desain instruksional (instructinal design) atau model Cooperative Learning tipe Team Assisted Indidualization.
Proses desain pengembangan multimedia pembelajaran interaktif meliputi dua aspek, yaitu aspek model desain instruksional (model Cooperative Learning tipe Team Assisted Individualization) dan aspek isi materi pembelajaran yang akan
27
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
awal multimedia dengan pembuatan diagram alir (flowchart) dan papan cerita (stroyboard) atau rancangan antarmuka. Alur proses multimedia mengikuti alur kegiatan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Team Assisted Individualization. Berdasarkan langkah-langkah penelitian
riset dan pengembangan menurut Sugiyono (2013), setelah rancangan desain dibuat, dilakukan validasi desain oleh ahli, kemudian dilakukan revisi desain oleh peneliti (jika perlu).
Berdasarkan delapan tahapan Team Assisted Individualization yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya
yaitu kajian pustaka, berikut ini merupakan penjelasan tahapan Team Assisted Individualization pada multimedia:
a. Tes Penempatan (Placement Test)
Siswa diberikan tes awal (pretest) atau dapat diganti dengan melihat rata-rata nilai harian atau nilai evaluasi bab sebelumnya yang diperoleh siswa. Pada penggunaan
multimedia, siswa melakukan tes awal untuk memperoleh kelompok berdasarkan nilai tes. Siswa mengerjakan tes awal sebanyak 20 soal di tiap materi dengan alokasi waktu pengerjaan 20 menit.
b.Tim (Teams)
28
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
kemampuan tinggi. Agar dalam satu kelompok terbagi secara acak atau random, maka pembagian kelompok berdasarkan ranking atau peringkat yang diperoleh, contohnya dalam satu kelompok terdiri dari siswa yang berperingkat 1, 6, 11, 16, dan seterusnya.
c.Materi-Materi Kurikulum (Teaching Group)
Siswa diberikan materi secara singkat sebelum penugasan kelompok. Dalam multimedia, siswa mempelajari materi pembelajaran Pemrograman Dasar secara individu.
d.Belajar Kelompok (Team Study)
Siswa mengerjakan tugas yang diberikan secara berkelompok. Guru memberikan bantuan secara individu maupun kelompok yang memerlukan, teman sekelompok juga dapat memberikan bantuan sebagai peer tutoring
(tutor sebaya) pada teman sekelompoknya. Dalam multimedia, siswa mengerjakan tugas kelompok dengan mengisi jawaban pada kotak jawaban yang telah disediakan. Terdapat fitur chatting untuk diskusi antar anggota kelompok.
e.Kreativitas Siswa (Student Creativity)
Keberhasilan setiap siswa atau individu ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Siswa yang berkemampuan tinggi harus membantu teman sekelompoknya yang berkemampuan rendah. Siswa juga menyimpulkan atau merangkum materi pembelajaran yang telah dipelajari (review materi).
f. Tes Fakta (Fact Test)
29
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
soal evaluasi setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran.
g.Skor Tim dan Rekognisi Tim (Team Score and Team Recognizition)
Pada tahap ini, dihitung rata-rata skor pada hasil pengerjaan tugas kelompok, nilai kesimpulan, dan nilai fact test per individu, kemudian nilai rata-rata tiap anggota
dihitung lagi menjadi nilai rata-rata kelompok. Setelah diperoleh nilai rata-rata kelompok, diberikan gelar atau penghargaan pada kelompok yang berhasil maupun pada kelompok yang kurang berhasil.
h.Unit Seluruh Kelas (Whole-Class Unit)
Materi disajikan kembali secara singkat oleh guru, kemudian siswa menarik kesimpulan pembelajaran bersama-sama dengan diwakili oleh satu orang per kelompoknya dan arahan dari guru.
3. Fase Pengembangan/Pengkodean
Pada fase ini, multimedia pembelajaran interaktif yang dikembangkan menghasilkan sebuah aplikasi pembelajaran. Tahap pengembangan meliputi langkah-langkah pembuatan multimedia berupa penyisipan teks, suara, gambar, video, animasi, grafik, dan integrasi sistem. Setelah pengembangan multimedia pembelajaran interaktif selesai, maka dilakukan uji blackbox untuk memastikan bahwa tombol-tombol berjalan
30
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
produk dan validasi oleh ahli. Jika telah selesai, maka dilakukan revisi produk berdasarkan rekomendasi ahli sebelum diimplementasikan di lapangan.
4. Fase Implementasi
Pada fase ini, dilakukan pengujian multimedia pembelajaran interaktif yang telah dikembangkan dan kemudian diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Implementasi pengembangan multimedia pembelajaran interaktif disesuaikan dengan model pembelajaran yang akan diterapkan. Siswa dapat menggunakan multimedia pembelajaran interaktif di dalam kelas atau laboratorium secara kreatif dan interaktif melalui model Cooperative Learning tipe Team Assisted Individualization.
5. Fase Penilaian
Pada fase ini diketahui secara pasti kelebihan dan kelemahan multimedia pembelajaran interaktif yang
dikembangkan. Dilakukan penilaian untuk membuat penyesuaian dan perbaikan sehingga pengembangan multimedia pembelajaran interaktif menjadi lebih sempurna. Penilaian ditekankan pada literasi komputer, materi pembelajaran, dan motivasi terhadap siswa. Siswa menilai multimedia dengan cara menjawab soal-soal pada angket penilaian respon siswa terhadap multimedia.
C. Populasi dan Sampel
Populasi yang akan menjadi objek penelitian adalah siswa SMK Negeri 1 Cirebon kelas X jurusan RPL dan TKJ, kemudian sampelnya adalah siswa kelas X TKJ 1 SMK Negeri 1 Cirebon.
31
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
pertimbangan tertentu”. Hal tersebut dikarenakan peneliti tidak mengambil sampel secara acak untuk membentuk kelompok baru, melainkan mengambil sampel berdasarkan kelompok yang telah tersedia. Di antara kelas yang tersedia, kelas yang diambil sebagai sampel adalah kelas X TKJ 1 karena kelas tersebut berkategori sedang, artinya rata-rata kelas berada di tengah-tengah di antara kelas yang lainnya (X RPL 1 dan X TKJ 2).
D. Instrumen Penelitian
“Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti” (Sugiyono, 2013, hlm. 133). “Instrumen dalam penelitian dapat berupa tes dan angket” (Sugiyono, 2013, hlm. 305). Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam penelitian ini instrumen yang akan dibuat adalah multimedia pembelajaran interaktif beserta angket validasi ahli media, validasi
ahli materi dan respon siswa. 1. Angket Studi Lapangan
32
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti”.
2. Multimedia Pembelajaran Interaktif
Sebelum multimedia pembelajaran interaktif dibuat, dilakukan terlebih dahulu perancangan multimedia pembelajaran interaktif berdasarkan tahapan pengembangan multimedia pembelajaran interaktif yang telah dijabarkan pada poin sebelumnya.
3. Angket Respon Siswa
Angket penilaian siswa diberikan setelah dilakukan perlakuan dengan multimedia pembelajaran interaktif berbasis model pembelajaran Cooperative Learning tipe TAI untuk memperoleh informasi respon siswa setelah menggunakan multimedia pembelajaran interaktif.
[image:33.595.218.405.416.557.2]Penilaian skor angket:
Tabel 3.1 Alternatif Jawaban Penilaian Skor Angket
Skor Alternatif Jawaban
5 Sangat Setuju
4 Setuju
3 Cukup
2 Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju
Menurut Wahono (2006), angket penilaian siswa terdiri dari beberapa aspek yaitu:
a. Usabilitas
1) Multimedia pembelajaran interaktif mudah digunakan 2) Multimedia pembelajaran interaktif nyaman
33
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
1) Multimedia pembelajaran interaktif tidak lambat ketika digunakan
2) Selama digunakan tidak ada error c. Kompabilitas
1) Dapat digunakan di komputer lain
2) Dapat diinstalasi atau dijalankan di komputer lain d. Interaktivitas
1) Multimedia pembelajaran interaktif merespon segala yang diperintahkan oleh pengguna
2) Interaktifitas membantu menyampaikan materi pembelajaran dengan baik
e. Motivasi
1) Memberikan semangat belajar 2) Menambah pengetahuan f. Kesesuaian bidang studi
1) Materi di dalam multimedia pembelajaran interaktif
sesuai dengan bahan mata pelajaran Pemrograman Dasar
2) Pertanyaan/soal pada multimedia sesuai dengan materi pelajaran Pemrograman Dasar
g. Visual
1) Tampilan multimedia menarik
2) Perpaduan warna memberikan kenyamanan mata pengguna
3) Jenis huruf yang digunakan terbaca dengan jelas h. Audio
1) Suara pada multimedia pembelajaran menarik
2) Suara pada multimedia menambah konsentrasi dalam belajar
i. Layout
34
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
2) Tombol navigasi multimedia menarik
3) Tombol navigasi multimedia diletakkan dengan tepat 4. Angket validasi ahli media
Angket validasi ahli media digunakan untuk mengukur kelayakan multimedia pembelajaran interaktif yang akan digunakan.
Adapun kriteria-kriteria penilaian multimedia pembelajaran interaktif oleh ahli media yang terdiri dari beberapa aspek, yaitu:
a. Aspek Umum
1) Kreatif dan inovatif (baru, luwes, menarik, cerdas, unik, dan tidak asal beda).
2) Komunikatif (mudah dipahami serta menggunakan bahasa yang baik, benar, dan efektif).
3) Unggul (memiliki kelebihan dibanding multimedia pembelajaran lain ataupun dengan cara
konvensional).
b. Aspek Rekayasa Perangkat Lunak
1) Efektif dan efisien dalam pengembangan maupun penggunaan media pembelajaran
2) Reliable (kehandalan)
3) Maintainable (dapat dipelihara atau dikelola dengan mudah)
4) Usabilitas (mudah digunakan dan sederhana dalam pengoperasian)
5) Ketepatan pemilihan jenis aplikasi/software/tool untuk pengembangan
35
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
7) Pemaketan program media pembelajaran secara terpadu dan mudah dalam eksekusi
8) Dokumentasi multimedia pembelajaran yang lengkap meliputi : petunjuk instalasi (jelas, singkat, dan lengkap), penggunaan, troubleshooting (jelas, terstruktur, dan antisipatif), desain program (jelas, dan menggambarkan alur kerja program)
9) Reusable (sebagian atau seluruh multimedia pembelajaran dapat dimanfaatkan kembali untuk mengembangkan multimedia lain)
c. Aspek Komunikasi Visual
1) Komunikatif (unsur visual dan audio mendukung materi ajar, agar mudah dicerna oleh siswa)
2) Kreatif (visualisasi diharapkan disajikan secara unik dan tidak klise (sering digunakan), agar menarik perhatian)
3) Sederhana (visualisasi tidak rumit, agar tidak mengurangi kejelasan isi materi ajar dan mudah diingat)
4) Unity (menggunakan bahasa visual dan audio yang harmonis, utuh, dan senada, agar materi ajar dipersepsi secara utuh (komprehensif))
5) Penggambaran objek dalam bentuk image (citra) baik realistik maupun simbolik
6) Pemilihan warna yang sesuai, agar mendukung kesesuaian antara konsep kreatif dan topik yang dipilih
36
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
8) Tata letak (layout): peletakan dan susunan unsur-unsur visual terkendali dengan baik, agar memperjelas peran dan hirarki masing-masing unsur tersebut
9) Unsur visual bergerak (animasi dan/ atau movie), animasi dapat dimanfaatkan untuk mensimulasikan materi ajar dan movie untuk mengilustrasikan materi secara nyata
10) Navigasi yang familiar dan konsisten agar efektif dalam penggunaannya
11) Unsur audio (dialog, monolog, narasi, ilustrasi musik, dan sound/ special effect) sesuai dengan karakter topik dan dimanfaatkan untuk memperkaya imajinasi
5. Angket validasi ahli materi
Angket validasi ahli materi digunakan untuk mengukur
kelayakan isi materi pada multimedia pembelajaran interaktif. Adapun kriteria-kriteria penilaian multimedia pembelajaran interaktif oleh ahli materi yang terdiri dari beberapa aspek (Learning Object Review Instrument/LORI versi 1.5, Nesbit, dkk. 2007), yaitu:
a. Kualitas Isi/Materi (Content Quality) 1) Ketelitian materi
2) Ketepatan materi
3) Teratur dalam penyajian materi
4) Ketepatan dalam menempatkan detail level materi b. Aspek Pembelajaran (Learning Goal Alignment)
1) Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran 2) Sesuai dengan aktivitas pembelajaran
37
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
c. Aspek Umpan Balik dan Adaptasi (Feedback and Adaptation)
1) Konten adaptasi atau umpan balik dapat digerakkan oleh pelajar atau model pembelajaran yang berbeda
d. Aspek Motivasi
1) Kemampuan memotivasi dan menarik perhatian banyak pelajar
E. Teknik Analisis Data
1. Analisis data instrumen studi lapangan
Dilakukan penyimpulan terhadap hasil angket studi lapangan dan hasil wawancara dengan guru dan siswa.
2. Analisis data validasi ahli media dan materi
Analisis data ini merupakan perhitungan dari data angket validasi ahli media dan materi dengan menggunakan rating
scale. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 141), rating scale
berasal dari data mentah yang berupa angka (kuantitatif) kemudian disimpulkan menjadi pengertian kualitatif. Peneliti terlebih dahulu menentukan makna angka pada alternatif jawaban agar sepaham dengan responden (ahli materi dan ahli media). Penentuan skor pada masing-masing instrumen:
Keterangan:
P = angka persentase
Skor perolehan = Σ skor semua responden
Skor ideal = skor tertinggi tiap butir × jumlah responden
38
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
[image:39.595.125.514.174.244.2]presentase tersebut. Peneliti menggolongkan empat kategori pengukuran kualitatif pada validasi multimedia pembelajaran secara kontinium berdasarkan teori penentuan kategori untuk rating scale menurut Sugiyono (2013, hlm. 137), yaitu:
Gambar 3.3 Kategori Validasi Multimedia Pembelajaran
Jika dalam tabel direpresentasikan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kategori Validasi Multimedia Pembelajaran
Skor presentase (%) Interpretasi
0 ≤ P < 20 Sangat Tidak Baik 20 ≤ P < 40 Tidak Baik
40 ≤ P < 60 Cukup 60 ≤ P < 80 Baik 80 ≤ P ≤ 100 Sangat baik
Hasil data yang diperoleh bersifat kualitatif dengan ditambah saran yang kemudian menjadi acuan perbaikan multimedia.
3. Analisis data penilaian siswa
Analisis data penilaian siswa sama dengan analisis data validasi ahli. Penentuan skor pada masing-masing instrumen:
Keterangan:
P = angka persentase
Skor perolehan = Σ skor semua responden
39
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
[image:40.595.119.509.218.284.2]Setelah hasil angka persentase diperoleh, kemudian dilakukan pengukuran kualitatif berdasarkan hasil angka presentase tersebut. Peneliti menggolongkan empat kategori pengukuran kualitatif pada validasi multimedia pembelajaran secara kontinium berdasarkan teori penentuan kategori untuk rating scale menurut Sugiyono (2013, hlm. 137), yaitu:
Gambar 3.3 Kategori Validasi Multimedia Pembelajaran
Jika dalam tabel direpresentasikan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Kategori Validasi Multimedia Pembelajaran
Skor presentase (%) Interpretasi
0 ≤ P < 20 Sangat Tidak Baik 20 ≤ P < 40 Tidak Baik
[image:40.595.206.458.349.481.2]Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
1. Multimedia pembelajaran interaktif berbasis Cooperative Learning tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini menggunakan model pengembangan yang terdiri dari lima tahapan, yaitu: tahap pertama ialah analisis, yang meliputi analisis masalah, analisis kebutuhan perangkat keras, analisis kebutuhan perangkat lunak, analisis pengguna, dan materi; tahap kedua ialah tahap desain yang meliputi, pembuatan diagram alir atau flowchart, deskripsi model pembelajaran pada multimedia, pembuatan antarmuka atau dapat disebut papan cerita atau storyboard, konteks diagram (context diagram), data flow diagram (DFD), entity relationship diagram (ERD), integrasi model
pembelajaran dengan multimedia; pengembangan atau pengkodean
meliputi, coding atau pengkodean, pengujian blackbox, publisasi, pemaketan, validasi ahli dan revisi multimedia; implementasi meliputi pemasangan multimedia dan uji produk; penilaian dilakukan melalui angket penilaian/respon siswa terhadap multimedia pembelajaran interaktif, analisis kekurangan dan kelebihan multimedia.
2. .Jumlah sampel sebanyak 24 siswa memberikan respon positif mengenai multimedia pembelajaran interaktif berbasis Cooperative Learning tipe TAI ini, dilihat dari aspek rekayasa perangkat lunak
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
83
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
B. Rekomendasi
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arbi, Sutan Zanti & Syahrun, Syahmiar. (1992). Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Ardianti, Ni Made Yunia. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Berbasis Team Assisted Individualization untuk Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan Pokok Bahasan Desain Grafis pada Siswa Kelas XII SMAN 1 Sukasada. Jurnal Nasional Pendiidkan Teknik Informatika (Janapati), 1 (3), hlm. 220-243. [Online]. Diakses dari:
http://pti,undiksha.ac.id/vol1no3/5.pdf
Brown, Douglas H. (2007). Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa (Edisi Kelima). California: Pearson Education, Inc
Dewan Perwakilan Rakyat RI & Presiden RI. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003. [Online]. Diakses dari: http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf
Dewan Perwakilan Rakyat RI & Presiden RI. (2005). Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005. [Online]. Diakses dari: http://kepri.kemenag.go.id/file/file/UndangUndang/lysc1391498449.PDF
Fenrich, P. (1997). Practical Guidelines For Creating Instructional Multimedia Applications. Fourth Worth: The Dryden Press
Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara
Heinich, R., Molenda, Michael., Russel, James D. (1982). Instructional Media and The New Technology of Instruction. New York : Jonh Wily and Sons
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
85
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Isjoni. (2007). Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung : Alfabeta
Kamus Besar Bahasa Indonesia. [Online]. Diakses dari: http://kbbi.web.id/ajar
Kustandi, Cecep & Soetjipto, Bambang. (2013). Media Pembelajaran : Manual dan Digital Edisi Kedua. Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia
Lie & Anita. (2005). Coopeerative Learning.
Munadi, Yudhi. (2013). Media Pembelajaran : Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta : Referensi
Munir & Rohendi, Dedi. (2012). Development Model for Knowledge Management System to Improve University’s Performance (Case Studies in Indonesia University of Education). International Journal of Computer Science Issues Volume 9 Issue 1
Munir & Zaman, Halimah Badioze. (2002). Metode Pengembangan Multimedia dalam Pendidikan (Studi Kasus terhadap Proyek : Multimedia in Education for Literacy (MEL) Universiti Kebangsaan Malaysia). Jurnal Mimbar Pendidikan
UPI Bandung, XX1(2). [Online]. Diakses dari:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/PRODI._ILMU_KOMPUTER/19660325 2001121-MUNIR/Analisis_Perancangan_Sistem/Analis04_StudiKasus.pdf [20 November 2014]
Munir. (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung : Alfabeta
Munir. (2012). Multimedia. Bandung : Alfabeta
Munir, Rinaldi. (2009). Algoritma dan Pemrograman : dalam Bahasa Pascal dan C. Bandung : Informatika
Rahayu, Melinda Nur. (2013). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis
86
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Kompetensi Keahlian RPL Kelas X. Skripsi, Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Malang
Riskiana, Meilisa Andri. (2010). Aplikasi Metode Pembelajaran Team Assisted Indivualization (TAI) yang Disertai dengan Macromedia Flash untuk
Meningkatkan Peran Serta dan Penguasaan Konsep Biologi Siswa Kelas VII SMP
Negeri 2 Tasikmadu Karanganyar Tahun Ajaran 2007/2008. (Skripsi). Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. [Online]. Diakses dari: http://eprints.uns.ac.id/3398/1/172872012201010021.pdf
Sadiman, Arief, dkk. (2009). Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : Rajawali Press
Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-ruz Media
Silberman, Melvin. (1996). Active Learning : 101 Strategies to Teach Any Subject. Allyn & Bacon Boston
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta
Slavin, R.E. (2008). Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik [terjemahan]. Bandung : Nusamedia
St. Mulyanta & Leong, Marlon. (2009). Tutorial Membangun Multimedia Interaktif – Media Pembelajaran. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya
Sugiarti, Yuni. (2005). Memahami Algoritma Pemrograman : Analisis Pembelajaran dalam Implementasi Software. Jurnal Teknodik Nomor 16 / XI / Teknodik / Juni / 2005 Departemen Pendidikan Nasional Pustak Teknologi
Komunikasi dan Informasi Pendidikan, 16 (11), hlm. 77
87
Ari Hartiningsih, 2015
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASISSTED INDIVIDUALIZATION PADA MATA PELAJARAN PEMROGRAMAN DASAR SMK
Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu
Thobroni, Muhammad dan Mustofa, Arif. (2013). Belajar dan Pembelajaran : Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan
Nasional. Yogyakarta : Ar Ruz Media
Wahyudin, Dinn, dkk. (2008). Pengantar Pendidikan. Jakarta : Universitas Terbuka
Wahono, Romi Satrio. (2006). Tabel Penilaian Multimedia Pembelajaran Berdasarkan Aspek Umum, Rekayasa Perangkat Lunak, dan Komunikasi Visual