1 BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pendahuluan dari skripsi akan membahas beberapa hal
terkait penelitian, termasuk latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.
A. Latar Belakang
Public speaking merupakan kemampuan sosial penting yang berhubungan dengan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain secara efektif dan sesuai. Public speaking meliputi tantangan untuk diperhatikan oleh orang lain dan diteliti dengan cermat oleh orang lain, yang dapat menjadi sumber stress (Leal C.B; Graeff, F.G & Del-Ben C,M, 2014). Public speaking anxiety
merepresentasikan sebuah kelompok perasaan evaluatif mengenai berbicara di depan umum dimana pembicara yang sangat cemas tidak mengalami perasaan positif terkait konteks public speaking. Public speaking anxiety merupakan masalah yang dialami oleh populasi terutama pada siswa. Dalam penelitian yang dilakukan McCorskey dapat diketahui bahwa 20% dari siswa mengalami public speaking anxiety (Ghaibani &Elmenfi, 2014).
Salah satu bidang yang membutuhkan kemampuan komunikasi yang baik adalah Public Relations. Public Relations (PR) merupakan fungsi manajemen yang menyatakan, membentuk, dan memelihara hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dengan berbagai macam publik, dimana hal tersebut dapat menentukan sukses atau gagalnya organisasi (Cultip, Center & Broom dalam Yulianita). Seorang Public Relations Officer (PRO) memiliki peranan untuk upaya pengendali manajemen khususnya yang berkaitan dengan
menghasilkan lulusan yang mampu bersaing di situasi nasional maupun global (Pedoman Umum Penyelenggaraan Pendidikan Fakultas Ilmu Komunikasi UNPAD, 2014). Beberapa mahasiswa di Prodi PR UNPAD mampu berprestasi di tingkat nasional maupun internasional. Selain itu FIKOM UNPAD mendapatkan
penghargaan sebagai Best School of Communications 2013 untuk kategori Perguruan Tinggi Negeri (PTN) berakreditasi A (Sidik, 2013).
Berdasarkan wawancara informal yang dilakukan peneliti dengan salah seorang mahasiswi Prodi PR UNPAD berinisial (M), diketahui bahwa dirinya mengalami public speaking anxiety ketika harus berbicara di depan audiens dalam jumlah cukup banyak. (M) sudah berupaya menghafalkan materi, namun saat menyampaikannya ia merasa sangat cemas sehingga materi yang telah dipersiapkan tidak dapat diingat, ia merasa gemetaran dan telapak tangan menjadi dingin. Ia pun menuturkan pengalaman salah seorang temannya di Prodi PR yang juga mengalami public speaking anxiety dengan wajah tampak merah ketika menyampaikan public speaking. Temannya menceritakan bahwa saat melakukan
public speaking ia sangat merasa cemas dan takut. Teman (M) dikenal sebagai seseorang yang pendiam. (M) menyadari bahwa kemampuan public speaking
sangat penting dimiliki sebab individu harus berkomunikasi dengan cara menyatakan ekspresi lewat kemampuan presentasi dan berbicara di depan umum karena tulisan dan gambar belum cukup untuk meyakinkan orang lain (Wawancara, 2015). Berdasarkan penuturan (M), dapat diketahui bahwa tidak semua mahasiswa yang masuk ke dalam prodi PR lancar berbicara di depan umum. Seringkali mahasiswa merasa sangat cemas ketika berbicara di hadapan audiens dalam jumlah besar, padahal kemampuan public speaking penting bagi profesi PR dan mata kuliah di PR menuntut seseorang untuk bisa menjadi public speaker (pembicara).
memberi kontribusi terhadap ketidakinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain yaitu introversi. Orang yang mempunyai sifat tertutup (introvert) tidak menempatkan komunikasi sebagai medium interaksi yang penting sehingga komunikasi tidak cukup dibutuhkan oleh individu yang berkepribadian tertutup
(Anwar, 2009).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Opt dan Loffredo untuk menguji hubungan antara tipe kepribadian Myers-Briggs dan hambatan komunikasi, diketahui bahwa partisipan dengan tipe introversion atau sensing melaporkan level hambatan komunikasi yang tinggi secara signifikan dalam kelompok,
dyadic, meeting dan konteks publik daripada partisipan dengan tipe extraversion
atau intuition. Alasannya individu extrovert mendapatkan energi dari orang-orang di luar dirinya, mereka lebih menyukai komunikasi tatap muka dan juga mengambil kesempatan untuk berkomunikasi dalam sebuah kelompok. Individu yang introvert lebih menyukai untuk menginternalisasikan proses berpikirnya, sehingga introvert mengalami level hambatan yang lebih tinggi dalam interaksi komunikasi (Opt & Loffredo,2000).
Walaupun penelitian mengenai public speaking anxiety telah banyak dilakukan, umumnya hubungan yang dibahas mengenai public speaking anxiety
dengan terapi (England, 2012; Sawyer, 2014; Byers, Yuhas, Weber, Secord, 2014). Adapula penelitian yang membahas mengenai hubungan public speaking anxiety dengan gender (Bailenson,2010;Gaibani & Elmenfi, 2014). Di Indonesia penelitian mengenai kecemasan berbicara di depan umum dihubungkan dengan kepercayaan diri (Winarni,2013) dan self-efficacy (Anwar 2009; Khasanah, 2012). Untuk itu penelitian ini diharapkan bisa mengisi kekosongan terkait penelitian di bidang Psikologi dan bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tipe kepribadian The Big Five dengan public speaking anxiety pada
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat hubungan antara tipe kepribadian extraversion dengan
public speaking anxiety pada mahasiswa Prodi PR UNPAD?
2. Apakah terdapat hubungan antara tipe kepribadian agreeableness dengan
public speaking anxiety pada mahasiswa Prodi PR UNPAD?
3. Apakah terdapat hubungan antara tipe kepribadian conscientiousness
dengan public speaking anxiety pada mahasiswa Prodi PR UNPAD? 4. Apakah terdapat hubungan antara tipe kepribadian neuroticism dengan
public speaking anxiety mahasiswa pada Prodi PR UNPAD?
5. Apakah terdapat hubungan antara tipe kepribadian openness to experience
dengan public speaking anxiety pada mahasiswa Prodi PR UNPAD?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan apakah terdapat hubungan antara tipe kepribadian extraversion dengan public speaking anxiety pada mahasiswa Prodi PR UNPAD.
2. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan apakah terdapat hubungan antara tipe kepribadian aggreableness dengan public speaking anxiety
pada mahasiswa Prodi PR UNPAD.
3. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan apakah terdapat hubungan antara tipe kepribadian conscientiousness dengan public speaking anxiety
pada mahasiswa Prodi PR UNPAD.
5. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan apakah terdapat hubungan antara tipe kepribadian openness to experience dengan public speaking anxiety pada mahasiswa Prodi PR UNPAD.
D. Manfaat/Signifikansi Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menambah kajian literatur psikologi mengenai tipe kepribadian The Big Five dan hubungannya dengan public speaking anxiety.
2. Manfaat Praktis
Adapun secara praktis, penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam pengembangan diri dan pelatihan. Dengan diketahuinya hubungan antara
tipe kepribadian dengan public speaking anxiety, maka dapat menjadi suatu prediksi bagi pengembangan pelatihan yang tepat dan efektif sehingga mahasiswa prodi PR UNPAD mampu untuk memenej pikiran, perasaan maupun perilakunya saat melakukan public speaking sehingga dapat berkomunikasi secara efektif.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Adapun struktrur organisasi skripsi penelitian ini sebagai berikut:
1. Bab I akan membahas pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.
2. Bab II akan membahas kajian pustaka yang berkaitan dengan penelitian yaitu teori tipe kepribadian dan public speaking anxiety.
4. Bab IV memaparkan hasil penelitian, tahap analisa data, pembahasan serta keterbatasan penelitian.