• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR

(Penelitian Eksperimen pada Siswa Kelas III SD Negeri di Kelurahan Cipedes Kecamatan Sukajadi Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

ARIS ARIZAL HERLIANSYAH

1103785

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

DEPARTEMEN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015

(2)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR

Oleh

ARIS ARIZAL HERLIANSYAH

1103785

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© ARIS ARIZAL HERLIANSYAH

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,

(3)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

(4)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

SEKOLAH DASAR

(5)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

ABSTRACT

EFFECTIVENESS OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING APPROACH TO INCREASE THE MATHEMATICAL UNDERSTANDING CONCEPT OF

PRIMARY SCHOOL STUDENTS

(6)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

DAFTAR ISI

ABSTRAK...

ABSTRACT...

UCAPAN TERIMAKASIH....

DAFTAR ISI...

DAFTAR TABEL...

DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR DIAGRAM....

DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...

B. Rumusan Masalah...

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian...

1. Tujuan Penelitian...

a. Tujuan Umum...

b.Tujuan Khusus...

2. Manfaat Hasil Penelitian...

a. Manfaat Teoritik...

b.Manfaat Praktis...

1) Bagi Siswa...

2) Bagi Guru...

3) Bagi Peneliti...

4) Bagi LPTK...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar (SD)...

B. Pemahaman Konsep Matematis...

C. Contextual Teaching and Learning (CTL)...

D. Efektivitas...

(7)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN F. Kerangka Berpikir...

G. Definisi Operasional...

BAB III METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian...

B. Desain Penelitian...

C. Lokasi Penelitian...

D. Subjek Penelitian…... E. Waktu Penelitian...

F. Instrumen Penelitian...

1. Instrumen Pembelajaran...

2. Instrumen Pengungkap Data Hasil Penelitian...

G. Prosedur Penelitian...

H. Analisis Data...

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Penelitian...

B. Pembahasan...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan...

B. Rekomendasi...

DAFTAR PUSTAKA...

LAMPIRAN-LAMPIRAN...

23

23

24

26

26

27

28

28

28

28

29

30

32

37

47

54

54

57

(8)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kriteria Gain Ternormalisasi...

Tabel 3.2 Kriteria Effect Size...

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran...

Tabel 3.4 Klasifikasi Penampilan Mengajar...

Tabel 3.5 Klasifikasi Aktivitas Siswa...

Tabel 4.1 Kemampuan Awal Siswa (Pretest) Berdasarkan Kelompok Unggul,

Sedang, dan Asor...

Tabel 4.2 Perolehan Nilai Awal Siswa (Pretest)...

Tabel 4.3 Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran ...

Tabel 4.4 Nilai Penampilan Guru...

Tabel 4.5 Nilai Aktivitas Siswa...

Tabel 4.6 Kemampuan Akhir Siswa (Posttest)...

Tabel 4.7 Perolehan Nilai Akhir Siswa (Posttest)...

Tabel 4.8 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa...

Tabel 4.9 Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Berdasarkan Kelompok Unggul, Sedang, dan Asor...

Tabel 4.10 Rata-rata Peningkatan Kemampuan Siswa...

Tabel 4.10 Analisis Effect Size... 34

35

35

35

36

37

38

39

40

40

41

41

43

45

46

(9)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

DAFTAR GAMBAR

(10)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Daya Serap Klasikal Siswa (Pretest)...

39

Diagram 4.2 Daya Serap Klasikal Siswa (Posttest)...

42

Diagram 4.3 Perbedaan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa...

44

(11)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran...

Lampiran 2 Instumen Lembar Observasi Pembelajaran...

Lampiran 3 Instrumen Lembar Obeservasi Guru...

Lampiran 4 Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Siswa...

Lampiran 5 Instrumen Lembar Kerja Siswa (Kelompok)...

Lampiran 6 Instrumen Soal Evaluasi Pretest....

Lampiran 7 Instrumen Soal Evaluasi Posttest...

Lampiran 8 Hasil Observasi Pembelajaran...

Lampiran 9 Hasil Observasi Guru...

Lampiran 10 Hasil Observasi Aktivitas Siswa...

Lampiran 11 Hasil Kerja Siswa (Kelompok)...

Lampiran 12 Hasil Kerja Siswa pada Soal Evaluasi Pretest...

Lampiran 13 Hasil Kerja Siswa pada Soal Evaluasi Posttest...

Lampiran 14 Dokumentasi KBM (Pemberian Treatment)...

Lampiran 14 Surat Keterangan Penunjukkan Pembimbing...

Lampiran 15 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian...

Lampiran 16 Lembar Kunci Jawaban Soal Evaluasi Pretest...

Lampiran 17 Lembar Kunci Jawaban Soal Evaluasi Posttest...

Lampiran 18 Riwayat Hidup...

60

67

70

73

74

77

79

81

84

87

88

94

100

106

112

113

114

115

(12)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

(13)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal dasar yang penting bagi kehidupan manusia.

Melalui pendidikan manusia memperoleh informasi dan pengetahuan untuk

mengembangkan diri dan melangsungkan kehidupannya.

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan juga memiliki

peranan yang sangat penting. Pendidikan merupakan tonggak utama dalam

pembangunan suatu bangsa. Cepat atau lambatnya pembangunan suatu bangsa

sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikannya. Oleh karena itu, dalam

pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 alinea ke empat dinyatakan

bahwa tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan

kehidupan bangsa.

Pendidikan bertujuan untuk menciptakan produk pendidikan yang mampu

bersaing. Dalam hal ini yaitu memiliki keterampilan yang diperlukan oleh

dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sebagaimana tersurat di dalam UU No.

20 tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2006, hlm

1), yaitu:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah. Oleh karena

itu pemerintah berkewajiban untuk mengusahakan dan menyelenggarakan

pendidikan yang bermutu tinggi agar menciptakan sumber daya manusia (SDM)

yang berkualitas sehingga cita-cita pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan

bangsa dapat terwujud. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk

meningkatkan mutu pendidikan dan menciptakan SDM yang berkualitas adalah

dengan merevisi dan menyempurnakan kurikulum. Sebagaimana yang tersurat di

dalam kurikulum 2004 (Depdiknas, 2006, hlm. 3) bahwa:

(14)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

2

kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, berdemokrasi, dan mampu bersaing sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan semua warga Negara Indonesia.

Lebih lanjut, dinyatakan dalam kurikulum 2006 (Depdiknas, 2006, hlm. 3)

bahwa arah peningkatan mutu pendidikan Indonesia, yaitu:

…peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olahhati, olahpikir, olahrasa dan olahraga agar memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global. Peningkatan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia…

Berdasarkan uraian diatas, maka dengan jelas terkandung maksud bahwa

dengan perubahan dan penyempurnaan kurikulum, diharapkan dapat

meningkatkan mutu pendidikan sehingga menciptakan SDM Indonesia yang ideal,

yaitu SDM yang cerdas dan mampu berkompetisi secara global, serta memiliki

keterampilan tingkat tinggi yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis,

kreatif dan mampu memiliki kemauan bekerja sama yang efektif dapat terwujud.

Keterampilan-keterampilan tersebut dapat dikembangkan salah satunya melalui

mata pelajaran matematika.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk kedalam

kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) seperti yang

terdapat di dalam kurikulum 2006 (Depdiknas, 2006, hlm 4). Kelompok mata

pelajaran IPTEK merupakan kelompok mata pelajaran yang paling menitik

beratkan pada keterampilan tingkat tinggi tersebut. Sebagaimana dinyatakan

dalam kurikulum 2006 (Depdiknas, 2006, hlm. 206) bahwa tujuan mata pelajaran

IPTEK yaitu:

Mengembangkan logika, kemampuan berpikir dan analisis peserta didik. Pada satuan pendidikan SD/MI/SDLB/Paket A, tujuan dicapai melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejujuran dan muatan lokal yang relevan.

Matematika merupakan pengetahuan yang sangat penting. Matematika

merupakan bekal pengetahuan dasar untuk pembentukan sikap serta pola pikir

peserta didik. Oleh karena itu, matematika diberikan kepada semua jenjang

(15)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

3

peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.” (Depdiknas, 2006, hlm. 109). Sedangkan aspek-aspek mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI pada

kurikulum 2006 (Depdiknas, 2006, hlm. 110) adalah “bilangan, geometri dan pengukuran, serta pengolahan data”.

Adapun tujuan mata pelajaran matematika untuk tingkat SD/MI berdasarkan

kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) (dalam Depdiknas, 2007, hlm. 10)

adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah;

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika;

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh;

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah;

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan uraian diatas, salah satu tujuan mata pelajaran matematika

adalah memahami konsep matematika. Kemampuan pemahaman konsep tersebut

harus dimiliki oleh seluruh siswa termasuk siswa sekolah dasar. Salah satunya

adalah kemampuan pemahaman konsep bilangan pecahan. Sebagaimana yang

tercantum dalam Depdiknas (2007, hlm. 5) bahwa salah satu standar kompetensi lulusan (SKL) mata pelajaran matematika untuk SD/MI adalah ”...Memahami konsep bilangan bulat dan pecahan, operasi hitung dan sifat-sifatnya, serta

menggunakannya dalam pemecahan masalah kehidupan sehari-hari.”

Pecahan merupakan salah satu pokok bahasan matematika di SD yang

temasuk kedalam bagian dari aspek bilangan yang menekankan pada kemampuan

siswa untuk memahami, mengurutkan, membandingkan, menyederhanakan, dan

melakukan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan serta memecahkan

masalah yang berkaitan dengan pecahan. Seperti halnya materi pecahan di kelas

(16)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

4

pecahan sederhana, serta memecahkan masalah yang berkaitan dengan bilangan

pecahan.

Materi pecahan di kelas III tersebut merupakan materi yang esensial. Karena

disinilah awal mula siswa mendapatkan pengetahuan dasar untuk mengenal dan

memahami konsep pecahan. Tuntutan kemampuan pemahaman konsep pecahan di

kelas III ini cukup tinggi. Karena jika siswa tidak mampu memahami konsep

pecahan tersebut, maka siswa akan mengalami kesulitan untuk mengerjakan

permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan pecahan pada jenjang

berikutnya.

Matematika merupakan ilmu yang khas, yang berhubungan dengan ide-ide

atau konsep-konsep yang abstrak dan penalarannya pun deduktif. Maka agar

tujuan pembelajaran matematika tersebut dapat tercapai dengan efektif dan

maksimal, sebelum melaksanakan pembelajaran, hendaknya guru memperhatikan

karakteristik yang dimiliki siswa. Seperti mengaitkan materi dengan kehidupan

sehari-hari siswa dan memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa untuk

dapat aktif dalam pembelajaran agar siswa dapat mengkonstruksi sendiri

pengetahuannya. Hal ini perlu dilakukan karena siswa telah memiliki banyak

pengetahuan melalui pengalamannya sehari-hari, sehingga siswa dapat

membangun sendiri pengetahuannya dan pembelajaran pun menjadi lebih

bermakna. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ausebel (dalam Karli

dan Yuliariatningsih, 2002, hlm. 4), bahwa:

…bahwa faktor yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa. Pernyataan tersebut dijadikan inti teori belajarnya, yakni agar terjadi proses belajar yang bermakna, konsep baru atau informasi baru harus dikaitkan dengan konsep-konsep yang telah ada dalam struktur kognisi siswa (konsepsi awal siswa).

Lebih lanjut, Piaget (dalam Dahar, 1996, hlm. 159) menyatakan bahwa, “Pengetahuan itu dibangun dalam pikiran anak”.

Dari pendapat-pendapat diatas, maka jelas bahwa dalam melaksanakan

pembelajaran hendaknya guru mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari

siswa karena siswa telah mempunyai pengetahuan dari pengalamannya, serta

memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif (student centered) dan

(17)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

5

memahami materi pelajaran karena mengalami dan melakukan langsung

pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal.

Tercapainya tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar ditunjang

pula dengan penggunaan benda-benda konkret. Umumnya siswa SD adalah anak

usia 7-11 tahun, yang pada masa itu anak masih berada pada tahap operasional

konkret. Seperti yang disampaikan oleh Piaget (dalam Bety, 2006, hlm. 3), bahwa

:

“anak usia 7-11 tahun ada pada tahap operasional konkret yang merupakan permulaan berpikir rasional. Jelas bahwa tahap perkembangan anak SD masih dalam tahap operasional konkret. Ini berarti anak memiliki operasi-operasi logis yang dapat diterapkan pada masalah-masalah konkret, termasuk memanipulasi benda konkret.”

Lebih lanjut, Jerome Bruner (Suyitno dalam TIM Dosen MKDP, 2007, hlm.

109) mengemukakan bahwa perkembangan intelektual terbagi ke dalam tiga

tahapan, yaitu:

a. Tahap enactive, yaitu tahapan perkembangan kognisi anak dalam memahami lingkungan melalui respon-respon motorik.

b. Tahap iconic, yaitu perkembangan kognisi anak yang mulai mampu erpikir atas dasar model, gambar, atau hal-hal konkret.

c. Tahap symbolic, yaitu tahap berpikir anak yang tidak terbatas pada hal-hal konkret, anak mampu berpikir abstrak atas dasar simbol bahasa, mampu menggunakan bahasa sebagai alat berpikir, hingga dapat diketahui tingkat struktur pengetahuan seseorang atau sebaliknya.

Berdasarkan pendapat di atas, jelas bahwa cara berpikir anak SD masih

harus dikaitkan dengan hal-hal yang nyata dan pengetahuan awal yang telah ada

pada diri siswa yang telah mereka bangun sendiri melalui pengalamannya.

Implikasinya, maka dalam pelaksanaan pembelajaran selain mengaitkan materi

dengan kehidupan sehari-hari dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk

aktif dan mengkonstruksi sendiri pengetahuannya (student centered) hendaknya

guru menggunakan juga benda-benda konkret sebagai alat bantu atau alat peraga

agar pesan atau informasi yang ingin disampaikan lebih cepat dimengerti dan

dipahami oleh siswa. Serta melaksanakan pembelajaran melalui tahapan konkret,

semi abstrak, dan selanjutnya abstrak. Dengan begitu, maka tujuan pembelajaran

(18)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

6

Namun, sampai saat ini kemampuan pemahaman konsep bilangan salah

satunya bilangan pecahan masih menjadi suatu permasalahan dalam pembelajaran

matematika. Hasil studi yang dilakukan secara intensif oleh Direktorat Disdakmen

menunjukan bahwa walaupun di sebagian sekolah (terutama di kota)

menunjukkan adanya peningkatan kualitas yang cukup menggembirakan namun

pembelajaran dan pemahaman peserta didik di Sekolah Dasar pada beberapa mata

pelajaran termasuk matematika menunjukkan hasil yang kurang memuaskan

(Sardjono dalam Hermana, 2011, hlm. 4).

Begitu pula dengan temuan peneliti di lapangan khususnya dalam

pembelajaran matematika di kelas III di salah satu SD Negeri di kota Bandung

yang menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa tentang

bilangan pecahan pada kelas tersebut masih sangat kurang. Prestasi belajar siswa

kelas III terhadap konsep bilangan pecahan sederhana tahun 2014-2015 di SD

tersebut pun kurang dari 60%.

Kurangnya kemampuan pemahaman konsep bilangan pecahan ini salah

satunya dapat disebabkan oleh kesulitan atau ketidakmampuan guru untuk

menerapkan model pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan (PAIKEM). Maka salah satu cara yang dapat dilakukan untuk

mengatasi permasalahan diatas adalah dengan menerapkan pembelajaran yang

aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan yang salah satunya adalah

dengan menerapkan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning

(CTL).

CTL adalah pendekatan yang berorientasi kepada siswa untuk dapat

menemukan dan mengkonstruk sendiri pengetahuannya serta menghubungkannya

dengan kehidupan nyata. CTL juga mendorong siswa untuk dapat menerapkan

ilmu yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.

Contextual Teaching and Learning adalah sebuah sistem yang merangsang

otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna. CTL adalah sebuah

sistem pengajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan

menghubungkan muatan akademis dengan konteks dari kehidupan sehari-hari

(19)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

7

CTL adalah pendekatan yang menurut penulis sesuai dengan teori-teori para

ahli yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran

materi harus dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari karena siswa telah memiliki

pengetahuan melalui pengalamannya sehari-hari, serta siswa diberikan

kesempatan untuk aktif dalam pembelajaran guna mengkonstruksi sendiri

pengetahuannya (student centered).

Penelitian-penelitian terdahulu melaporkan bahwa pembelajaran dengan

menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning berhasil

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa. Salah satunya penelitian

yang dilakukan oleh Untung, dalam penelitiannya yang berjudul “Upaya

Meningkatkan Pemahaman Konsep Dasar Bilangan Pecahan Menggunakan Model

Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas III SD Negeri Guci 01, Kecamatan

Bumijawa, Kabupaten Tegal Tahun ajaran 2009/2010” yang memberikan

kesimpulan bahwa model pembelajaran dengan pendekatan konstektual

(Contextual Teaching and Learning) berhasil meningkatkan pemahaman konsep

siswa.

Namun demikian, saat ini masih jarang ditemukan penelitian yang meneliti

tentang sejauhmana efektivitas pendekatan Contextual Teaching and Learning

tersebut dalam meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. Maka dari itu,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “efektivitas pendekatan

Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan kemampuan pemahaman

konsep siswa”.

B. Rumusan Masalah

Agar pembahasan permasalahan tidak terlalu luas untuk dibahas, maka

peneliti membatasi masalah di dalam rumusan masalah. Berdasarkan latar

belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka secara umum permasalahan

pokok yang akan diteliti adalah “bagaimana efektivitas pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) dalam meningkatkan pemahaman konsep

matematis siswa”.

Permasalahan tersebut dijabarkan lebih khusus ke dalam rumusan yang

(20)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

8

1. Bagaimana kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap bilangan

pecahan sebelum menggunakan pendekatan Contextual Teaching and

Learning?

2. Bagaimana proses pembelajaran matematika tentang bilangan pecahan

dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning?

3. Bagaimana kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap bilangan

pecahan setelah menggunakan pendekatan Contextual Teaching and

Learning?

4. Bagaimana efektivitas pendekatan Contextual Teaching and Learning

dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap

bilangan pecahan?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak di capai di dalam penelitian ini tertuang dalam

tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut:

a. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas

pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam

meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa.

b. Tujuan Khusus

Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Mendeskripsikan kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap bilangan

pecahan sebelum menggunakan pendekatan Contextual Teaching and

Learning.

2) Mendeskripsikan proses pembelajaran matematika tentang bilangan pecahan

dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning?

3) Mendeskripsikan kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap bilangan

pecahan setelah menggunakan pendekatan Contextual Teaching and

(21)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

9

4) Mengetahui sejauhmana efektivitas pendekatan Contextual Teaching and

Learning dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa

terhadap bilangan pecahan.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritik

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan gambaran

tentang efektivitas pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and

Learning dalam meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa

terhadap konsep bilangan pecahan.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

terkait dengan dunia pendidika terutama bagi peneliti, guru-guru, sekolah

dan bagi siswa kelas III Sekolah Dasar yang langsung terlibat dalam proses

pembelajaran di kelas dan sekolah.

1) Bagi Siswa

a) Meningkatnya minat belajar karena siswa mendapatkan pengalaman

yang kaya selama pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning .

b) Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran,

karena siswa diberikan kesempatan lebih untuk aktif dalam

pembelajaran menggunakan Contextual Teaching and Learning .

c) Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap

konsep-konsep dalam matematika yang akan bermanfaat dalam kehidupan

sehari-hari terutama konsep bilangan pecahan.

2) Bagi Guru

a) Memberikan motivasi yang posotif dalam rangka menciptakan

(22)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

10

b) Memperoleh wawasan dalam memilih dan menggunakan alternatif

pembelajaran yang tepat dan efektif dalam menyampaikan materi

matematika.

c) Memperoleh wawasan dan pengetahuan mengenai cara menggunakan

pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran

matematika untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep

siswa khususnya pada materi bilangan pecahan di kelas III sekolah

Dasar.

d) Dapat memberikan masukan dalam upaya untuk mengefektifkan

pembinaan kepala sekolah terhadap para guru dalam pengelolaan

pembelajaran matematika yang lebih baik.

e) Memperoleh wawasan dan pengetahuan baru tentang efektivitas

pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan

pemahaman konsep siswa khususnya pemahaman tentang bilangan

pecahan sederhana.

3) Bagi Peneliti

a) Memperoleh wawasan dan meningkatkan kemampuan, pengetahuan,

serta keterampilan peneliti dalam merencanakan dan melaksanakan

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching

and Learning.

b) Memperoleh cara untuk memperbaiki pembelajaran matematika yang

semula berpusat atau didominasi oleh guru (teacher centered)

menjadi pembelajaran yang kaya akan aktivitas siswa (student

centered) dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and

Learning.

c) Mengetahui sejauhmana efektivitas pendekatan Contextual Teaching

and Learning dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep

siswa terhadap bilangan pecahan sederhana.

(23)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

11

a) Menjadi referensi dan masukan untuk dijadikan sebagai bahan kajian

untuk meningkatkan mutu serta kualitas pendidikan.

b) Menjadi referensi bagi peneliti-peneliti lain yang ingin melakukan

(24)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

26

BAB III

METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

tepatnya pre-experimental. Penelitian eksperimen adalah penelitian dimana

variabel yang hendak diteliti (variabel terikat) kehadirannya sengaja ditimbulkan

dengan memanipulasi menggunakan perlakukan (Purwanto, 2010, hlm. 180).

Menurut Ary, Jacobs dan Razavieh (dalam Purwanto, 2010, hlm. 180), “eksperimen merupakan kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti yang ada hubungannya dengan

hipotesis. Peneliti dengan sengaja dan secara sistematis memasukkan

perubahan-perubahan ke dalam gejala alamiah dan kemudian mengamati akibat dari

perubahan itu”.

Maka berdasarkan uraian diatas tersurat bahwa penelitian eksperimen adalah

penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan atau

treatment yang diberikan terhadap subjek penelitian. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Sugiyono (2011, hlm. 72) yang menyatakan bahwa “metode eksperimen

adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan

tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Posttest. Pada

desain ini penelitian hanya menggunakan satu kelompok subjek tanpa adanya

kelompok pembanding. Kelompok yang menjadi subjek tersebut terlebih dahulu

diberi pretest (O1) sebelum mendapat perlakuan, lantas diberikan

treatment/perlakuan (X), dan kemudian dilakukan posttest (O2). Perbedaan nilai

hail pretest dan posttest merupakan hasil dari pengaruh treatment/perlakuan yang

diberikan. Adapun bentuk desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Paradigma Desain One Group Pretest-Posttest

(25)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

27

Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual

Teaching and Learning dilaksanakan langsung oleh peneliti. Hal ini dikarenakan

agar langkah-langkah pada pembelajaran dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Selain itu, agar peneliti bisa juga menilai diri peneliti dalam melakukan sebuah

pembelajaran (self-reflection).

C. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat untuk dilaksanakannya penelitian tindakan

kelas ini adalah di salah satu Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang ada di Kota

Bandung Provinsi Jawa Barat.

Adapun karakteristik dari sekolah ini adalah sebagai berikut:

(1) Memiliki tujuh ruang kelas yang rata-rata berukuran 6 x 7 meter, yang

dilengkapi dengan sebuah proyektor yang ditempelkan pada dinding atau

langit-langit kelas serta dua buah lemari guru untuk menyimpan

perlengkapan belajar mengajar.

(2) Sebuah ruang kepala sekolah yang bersatu dengan ruang petugas operator

(3) Sebuah ruang guru yang terpisah dengan ruang kepala sekolah.

(4) Sebuah perpustakaan dan mushola mini.

(5) Terdapat sebuah kantin yang berada di dalam kawasan sekolah.

(6) Sebuah rumah untuk penjaga sekolah.

(7) Sekolah ini digunakan oleh dua SD yang digunakan secara bergantian yang

dipimpin oleh satu kepala sekolah.

(8) Rata-rata siswa perkelas adalah 30 orang.

Sekolah ini memiliki beberapa program ekstrakulikuler yang rutin

dilaksanakan setiap minggunya, yakni pramuka dan pencak silat. Pramuka dan

pencak silat ini diikuti oleh semua siswa mulai dari kelas tiga sampai dengan

kelas lima.

Selain itu, sekolah ini juga menerapkan beberapa program lain,

diantaranya:

1. Gerakan pungut sampah (GPS). GPS dilaksanakan setiap hari sebelum

masuk dan ketika istirahat yang dilakukan oleh seluruh kelas secara

(26)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

28

2. Pembacaan surah-surah Al-Quran sebelum memulai pembelajaran yang

dilakukan oleh setiap kelas.

3. Pemeriksaan kerapihan pakaian, rambut, dan kuku yang dilaksanakan

setiap hari untuk kelas rendah dan setiap hari senin untuk kelas tinggi

sebelum masuk kelas.

4. Jum’at bersih yang dilaksanakan setiap hari jum’at ketika jadwal pagi.

Kegiatan yang dilakukan adalah membersihkan sekolah dan mengadakan

pengajian/ceramah.

D. Subjek Penelitian

Adapun yang akan menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas

III dengan jumlah siswa yang akan menjadi sampel adalah seluruhnya yaitu

sebanyak 31 orang, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.

Sebagian besar siswa kelas ini bertempat tinggal di sekitar kawasan sekolah,

namun ada pula yang bertempat tinggal cukup jauh dari sekolah. Siswa yang

berada di kelas ini memiliki latar belakang keluarga yang berbeda-beda. Rata-rata

siswa yang berada di kelas ini berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi

menengah.

E. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan kurang lebih selama tiga bulan yang didalamnya

sudah termasuk tahap penyelesaian laporan, terhitung sejak bulan Maret sampai

dengan bulan Mei. Adapun pelaksanaan tindakan dilakukan bersamaan dengan

proses kegiatan belajar mengajar agar tidak mengganggu kegiatan belajar

mengajar yang sudah direncanakan sekolah atau guru kelas.

F. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah salah satu instrumen

(27)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

29

berisi gambaran proses dan prosedur pengorganisasian kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu mencapai

kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan di

dalam silabus.

Adapun RPP dalam penelitian ini disusun dengan menggunakan

pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning.

b. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS diberikan kepada setiap kelompok ketika proses pembelajaran

berlangsung untuk memberikan arahan agar siswa dapat menemukan sendiri

konsep yang sedang dipelajari. Dengan LKS siswa dapat mengoptimalkan

pengetahuan, sikap, dan psikomotornya tentang penggunaan alat peraga

dalam pembelajaran. Permasalahan dan petunjuk yang termuat dalam LKS

dapat membantu siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir yang

dimilikinya.

2. Instrumen Pengungkap Data Hasil Penelitian

Untuk memperoleh data yang akurat sesuai dengan permasalahan dalam

penelitian ini, maka peneliti menyusun instrumen penelitian. Adapun instrumen

pengungkap data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Tes Tertulis (Soal Evaluasi)

Tes tertulis digunakan untuk mengukur dan memperoleh gambaran tentang

hasil belajar (pemahaman konsep) siswa secara individu yang dilakukan

sebelum (pretest) dan setelah tindakan (posttest). Dari kegiatan evaluasi ini

diperoleh sejumlah data tentang hasil belajar (pemahaman konsep) siswa

secara individu, sekaligus gambaran taraf daya serap dan tingkat

keberhasilan/ketercapaian terhadap materi pembelajaran yang diberikan, dan

selain itu juga dapat mengukur tingkat keberhasilan guru dalam mengajar.

Soal-soal yang ada pada tes disusun dengan memperhatikan indikator-indikator

kemampuan yang akan diukur sehingga dapat melihat kemampuan pemahaman

konsep siswa. Bentuk soal tes yang akan digunakan berupa soal uraian, karena

soal uraian dianggap lebih mampu melihat kemampuan pemahaman konsep

(28)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

30

b. Lembar Observasi

Observasi ini dilakukan dengan melibatkan seorang observer. Tujuan dari

penggunaan lembar observasi ini adalah untuk melihat proses pembelajaran

seperti aktivitas siswa serta kegiatan guru yang muncul selama proses

pembelajaran berlangsung, serta melihat keterlaksaan tindakan dengan model

pembelajaran yang digunakan, apakah tahapan-tahapan yang dilakukan sesuai

dengan rencana pembelajaran dengan model yang digunakan atau tidak.

c. Kamera foto

Dalam kegiatan ini digunakan juga kamera foto sebagai alat penunjang

penelitian untuk memperkuat data penelitian terutama data hasil observasi.

Foto-foto diambil pada saat observasi tindakan, kegiatan peneliti dan kegiatan

siswa, diskusi peneliti dengan observer, peneliti dengan siswa, dan siswa

dengan siswa saat mengerjakan LKS, serta ketika guru melakukan wawancara

dengan siswa.

G. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas

pendekatan Contextual Teaching and Learning dalam meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep matematis siswa kelas III SD terhadap materi bilangan

pecahan. Adapun prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Penelitian

a. Menyusun proposal penelitian

Dalam menyusun proposal penelitian, kegiatan diawali dengan melakukan

kajian literatur untuk mencari referensi terkait dunia pendidikan, seperti

tujuan pendidikan, permasalahan-permasalahan, dsb. Yang akhirnya

ditemukan permasalahan mengenai kemampuan pemahaman konsep

matematis siswa. Selanjutnya adalah melakukan observasi untuk melihat

realita permasalahan yang terjadi berdasarkan hasil dari kajian literatur

tersebut. Langkah selanjutnya adalah mencari solusi pemecahan masalah

dari permasalahan yang ditemukan tersebut yang dalam hal ini adalah

(29)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

31

Teaching and Learning. Dari data yang telah didapatkan kemudian

disusunlah proposal penelitian dengan rumusan masalah sebagai berikut:

(1) Bagaimana kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap bilangan

pecahan sebelum menggunakan pendekatan Contextual Teaching

and Learning?

(2) Bagaimana proses pembelajaran matematika tentang bilangan

pecahan dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and

Learning?

(3) Bagaimana kemampuan pemahaman konsep siswa pada

pembelajaran matematika tentang bilangan pecahan setelah

menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning?

(4) Bagaimana efektivitas pendekatan Contextual Teaching and

Learning dalam meningkatkan kemampuan pemahaman konsep

siswa pada pembelajaran matematika tentang bilangan pecahan?

b. Permintaan izin kepada kepala sekolah dan guru kelas

Permintaan izin mudah didapatkan karena peneliti merupakan salah satu

praktikan yang sedang melakukan praktek pengenalan lapangan (PPL) di

sekolah yang bersangkutan.

c. Penyusunan instrumen pembelajaran (RPP) dan lembar kerja siswa (LKS).

RPP yang disusun dan dibuat disesuaikan dengan langkah-langkah

berdasarkan pendekatan Contextual Teaching and Learning. Sedangkan

LKS disusun sedemikian rupa sehingga dapat mengkonstruk pengetahuan

dan pemahaman siswa.

d. Menyusun dan mempersiapkan instrumen pengungkap data yang diperlukan

dalam penelitian yaitu lembar observasi, tes tertulis untuk pretest dan

posttest.

e. Melakukan judgment instrumen kepada para ahli.

f. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing terkait instrumen dan

rencana tindakan yang akan dilaksanakan untuk mendapatkan izin memulai

(30)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

32

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

a. Melakukan tes awal (pretest).

Pretest dilakukan untuk mendapatkan data awal tentang kemampuan

pemahaman konsep siswa tentang bilangan pecahan sederhana sebelum

diberikan treatment/perlakuan. Pretest dilakukan dengan memberikan soal

tes yang telah dipersiapkan sebelumnya.

b. Pemberian treatment

Pemberian treatment dilakukan dengan cara menerapkan model

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and

Learning dalam pembelajaran matematika tentang pecahan sederhana untuk

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep siswa. Pada tahap ini

peneliti dibantu oleh seorang observer untuk melihat proses pembelajaran

yang berlangsung.

c. Memberikan test akhir (posttest)

Tes akhir (posttest) diberikan setelah pemberian treatment. Adapun dalam

penelitian ini posttest diberikan pada saat pemberian treatment, tepatnya

pada akhir pembelajaran (treatment). Hal ini dikarenakan model pendekatan

yang digunakan dalam pembelajaran adalah Contextual Teaching and

Learning dimana salah satu langkah dalam pembelajaran dengan pendekatan

tersebut adalah memberikan penilaian yang sebenarnya setiap di akhir

pembelajaran. Maka posttest dilaksanakan pada saat pemberian treatment.

3. Tahap Akhir Tindakan

a. Mengolah data hasil pretest dan posttest serta menganalisis data hasil

instrumen lain yaitu lembar observasi.

b. Menganalisis data hasil instrumen serta membahas hasil penelitian.

c. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data.

d. Memberikan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian.

H. Analisis Data

Jenis data yang didapat dari penelitian ini adalah data kuantitatif dan

(31)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

33

hasil pretest dan posttest. Sedangkan data kualitatif didapatkan dari hasil

observasi untuk melihat keterlaksanaan pembelajaran. Untuk mengolah data

yang didapatkan dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Menghitung rata-rata penguasaan konsep matematis siswa.

Untuk menghitung rata-rata digunakan rumus:

Rata-rata =

2) Menghitung daya serap klasikal (DSK).

Untuk menghitung daya serap klasikal digunakan rumus sebagai berikut:

Daya serap = x 100%

Keterangan :

js = jumlah siswa dengan daya serap ≥ 75.

n = jumlah siswa seluruhnya

3) Mengukur standar deviasi (simpangan baku)

Untuk mengukur standar deviasi digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

= Nilai pengamatan ke-i

n = Jumlah pengamatan

s = Standar Deviasi

(Moh. Nazir, 2005, hlm. 387)

4) Melihat peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.

Untuk melihat peningkatan kemampuan pemahaman yang dialami siswa,

maka dengan menghitung gain ternormalisasi <g> dengan rumus menurut

Hake (1999) sebagai berikut:

(32)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

34

Keterangan:

<g> : Gain ternormalisasi

: Skor posttest

: Skor pretest

Untuk menyeragamkan penafsiran dari hasil dari pengolahan

[image:32.595.228.419.257.318.2]

tersebut maka ditentukan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kriteria Gain Ternormalisasi

Nilai <g> Kriteria <g>≥ 0,7

0,7 < <g>≥ 0,3 <g> < 0,3

Tinggi Sedang Rendah

5) Analisis Effect Size

Analisis effect size digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas

pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning dalam

meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Untuk

menghitung tingkat efektivitas dari treatment yang diberikan digunakan

rumus Cohen (1988) sebagai berikut:

Ket : x1 = rata-rata posttest

x2 = rata-rata pretest

Sp = Simpangan baku

Untuk mencari Sp, maka dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

Ket : S1 = Simpangan baku pada pretest

S2 = Simpangan baku pada posttest

n1 = Jumlah sampel pada pretest

(33)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

35

Hasil yang didapat selanjutnya diinterpretasikan ke dalam kriteria

[image:33.595.253.404.140.212.2]

menurut Cohen sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Effect Size

Effect Size Kriteria

0<d<0,2 0,2<d<0,8 d>0,8 Efek Kecil Efek Sedang Efek Besar

6) Mengukur tingkat keterlaksanaan pembelajaran

Untuk mengukur tingkat keterlaksanaan pembelajaran maka dilakukan

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Tingkat keterlaksanaan =

Yang selanjutnya, nilai dari penghitungan tersebut diinterpretasikan pada

[image:33.595.205.419.393.482.2]

tabel berikut:

Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Keterlaksanaan Pembelajaran

Nilai Kriteria

0 - 0,25 0,26 - 0,50 0,51 - 0,75 0,76 – 1

Kurang Cukup

Baik Baik Sekali (Diadaptasi dari skala Linkert)

7) Mengukur penampilan mengajar guru

Untuk mengukur penampilan mengajar guru maka dilakukan dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Penampilan Mengajar =

Selanjutnya, nilai dari penghitungan tersebut diinterpretasikan pada tabel

[image:33.595.206.418.668.759.2]

berikut:

Tabel 3.4 Klasifikasi Penampilan Mengajar

Nilai Kriteria

0 - 0,25 0,26 - 0,50 0,51 - 0,75 0,76 – 1

Kurang Cukup

(34)

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

36

8) Mengukur aktivitas siswa

Untuk mengukur aktivitas siswa maka dilakukan dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

Aktivitas siswa =

Selanjutnya, nilai yang didapat diinterpretsikan berdasarkan kriteria

[image:34.595.202.422.245.334.2]

sebagai berikut:

Tabel 3.5 Klasifikasi Aktivitas Siswa

Nilai Kriteria

0 - 0,25 0,26 - 0,50 0,51 - 0,75 0,76 – 1

Kurang Cukup

(35)

57

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah A. Chaedar. (2007). Contextual Teaching and Learning. Bandung : MLC

Bety. (2007). Pendekatan Konstruktivisme Dalam Pembeajaran Volume Bangun Ruang untuk Siswa Sekolah Dasar. Skripsi PGSD FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Dahar, RW (1996). Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003. Bandung: Citra Umbara.

Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Hasnawati. (2006).“Pendekatan Contextual Teaching and Learning Hubungannya dengan Evaluasi Pembelajaran”. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan.

Volume 3 Nomor 1, April 2006

Heriawan, A., Darmajari, & Senjaya, A. (2012). Metodologi Pembelajaran: Kajian Teoritis Praktis; Model, Pendekatan, Strategi, Metode, dan

Teknik Pembelajaran. Banten: LP3G (Lembaga Pembinaan dan

Pengembangan Profesi (Guru).

Hermana, Cucu. (2011). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V Melalui Pembelajaran Contextual Teaching And Learning. Skripsi PGSD FIP UPI: Tidak diterbitkan

Indrawan. (1999). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Masa Kini. Jombang: Lintas Media.

Karli, H. Dan Yuliariatiningsih, M. S. (2002). Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi I. Bandung: Bina Media Informasi.

(36)

58

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

Kusriani, Ruti. (2011). Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Materi Penyajian Data Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Skripsi PGSD FIP UPI: Tidak diterbitkan.

Moh. Nazir, Ph. D. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Mulyana, Endang. (2009). Pengaruh Model Pembelajaran Matematika Knisley Terhadap Peningkatan Pemahaman Dan Disposisi Matematika Siswa Sekolah Menengah Atas Program Ilmu Pengetahuan Alam. Disertasi Doktor pada FPS UPI Bandung: tidak diterbitkan

Purwanto. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan. Yogyakarta: Pusaka Pelajar

Raharjo, Punto. (2013). Keefektifan pendistribusian barang pada PT. Pahala

Express Cabang Yogyakarta. Skripsi Manajemen Pemasaran Diploma

III Fakultas Ekonomi UNY: Tidak diterbitkan

Richard, R. Hake. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia: http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf [29 Maret 2015]

Rostika et al. (2005). “Peningkatan kreativitas Mahasiswa PGSD dalam

Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Media. Jurnal Pendidikan Dasar. Volume II, (4), 22-26.

Santoso, Budi. (2014). Pembelajaran dan Pemahaman Konsep Matematika.

[Online]. Tersedia:

http://www.pak- boedi.blogspot.com/2014/06/pembelajaran-dan-pemahaman-konsep.html [29 Maret 2015]

Soejadi. (2000). Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas. Jakarta.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung: CV. Alfabeta

Suyitno, Imam. (2009). Memahami Tindakan Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama

(37)

59

Aris Arizal Herliansyah, 2015

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM MENINGKATKAN

Wakhyudin, H. & Kurniawati I. Diah. (2013). Efektivitas Model Think Pair Share Dalam Pembelajaran Tematik Integratif Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah. Jurnal Pendidikan Dasar. Volume 4 Nomor 1 Juli 2014

Gambar

Tabel 3.1 Kriteria Gain Ternormalisasi
Tabel 3.4 Klasifikasi Penampilan Mengajar
Tabel 3.5 Klasifikasi Aktivitas Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Usaha manusia untuk memunculkan terobosan baru di bidang teknologi tentunya sangat mendukung proses kerja yang pada awalnya memerlukan waktu yang relatif lama menjadi dapat

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2006 tentang Tata Kearsipan Di Lingkungan Departemen

Penelitian ini bertujuan untuk; (1) mengetahui langkah- langkah model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement devision (STAD); (2) mengetahui apakah

KARYA YEPPA INDAH INDAH PURWODADI, PANAM, PEKANBARU POS.. 85 RIO FAUZI

Fakta yang menjadi ciri model pembelajaran Problem Based Learning sesuai dengan pembelajaran ini, karena pada pembelajaran satu ini guru meminta siswa

BAGIAN HUKUM SETDA KOTA SEMARANG...

Jadi karena harga atau nilai tanah merupakan suatu gejala ruang, maka faktor-faktor. yang mempengaruhinya juga akan lebih banyak berkaitan dengan

Penilaian secara menyeluruh t erhadap NKT 6 perlu dilakukan apabil a dari hasil ident if ikasi awal t ernyat a dit emukan inf ormasi komunit as yang memiliki ket ergant ungan