PERAN AGENT OF CHANGE PADA KOMUNITAS MASYARAKAT SADAR LINGKUNGAN (MY DARLING) DALAM MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(Studi pada Komunitas Masyarakat Sadar Lingkungan di RW 11 Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
menjadi Sarjana Departemen Pendidikan Luar Sekolah
Disusun oleh:
Pertiwi Muslim
1000844
DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
2015
PERAN
AGENT OF CHANGE
PADA KOMUNITAS
MASYARAKAT SADAR LINGKUNGAN (MY DARLING) DALAM
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
(Studi pada Komunitas Masyarakat Sadar Lingkungan di RW 11
Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Bandung)
Oleh Pertiwi Muslim
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Pertiwi Muslim
Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2015
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Pertiwi Muslim, Peran Agent Of Change Pada Komunitas Masyarakat Sadar Lingkungan (My Darling) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (studi Pada Komunitas Masyarakat Sadar Lingkungan Di RW 11 Kelurahan Cibangkong Batununggal Bandung). Departemen Pendidikan Luar Sekolah FIP UPI Tahun 2015.
Penelitian ini membahas mengenai peran yang dilakukan agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My Darling dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengkaji peran agent of change pada komunitas My Darling, (2) mengetahui kegiatan anggota komunitas My Darling dalam pemanfaatan baran bekas di RW 11, (3) mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan pemanfaatan barang bekas dan (4) mendeskripsikan tingkat kesejahteraan masyarakat anggota komunitas My Darling.
Teori yang mendasari pada penelitian ini diantaranya: konsep peran agent of change, konsep pemberdayaan dalam pendidikan nonformal, konsep kesejahteraan sosial dan konsep perencanaan program.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara, studi dokumentasi dan triangulasi. Subjek penelitian berjumlah 3 orang yaitu pengelola komunitas My Darling serta informan berjumlah 2 orang yaitu aanggota komunitas My Darling.
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian diperoleh sebagai berikut: 1) peran agent of change pada komunitas My Darling mempunyai peran fungsional yaitu sebagai penggerak dalam masyarakat untuk melakukan perubahan, pemberi pemecahan masalah dan penghubung masyarakat. 2) kegiatan anggota komunitas dalam pemanfaatan barang bekas terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. 2) faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kegiatan pemanfaatan barang bekas. yaitu dukungan yang diberikan oleh kepala daerah tersebut dan keunggulan hasil karya yang dihasilkan oleh anggota, serta faktor penghambat yaitu ketersedian alat yang sedikit dan banyaknya kegiatan pemanfaatan barang bekas yang dilakukan oleh komunitas lain. 4) tingkat kesejahteraan masyarakat anggota komunitas My Darling adanya peningkatan pendapatan yang terjadi dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, pendidikan anak, serta dampak positif bagi lingkungan dengan pedulinya masyarakat Cibangkong terhadap kelestarian lingkungan.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah agen perubahan di komunitas My Darling ini mempunyai peran sentral di lingkungan RW 11, yaitu sebagai penggerak, pemberi pemecahan masalah, dan penghubung. Kegiatan anggota komunitas dalam pemanfaatan barang bekas terdiri dari menentukan kebutuhan masyarakat, merumuskan tujuan, menentukan prioritas kegiatan, penentuan waktu pelaksanaan, tahapan pelaksanaan kegiatan, partisipasi masyarakat yang antusias dan peran agent of change pada kegiatan tersebut. Adanya evaluasi dan tindak lanjut, evaluasi yang digunakan adalah evaluasi kegiatan. Adanya faktor pendukung dan penghambat yang terbagi menjadi faktor internal dan eksternal. Terdapat peningkatan pendapatan yang dihasilkan oleh anggota setelah mengikuti kegiatan di komunitas My Darling yang memberikan dampak positif bagi diri dan lingkunga sekitarnya.
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
The Role Of Agent Of Change On Environmentalist Society (My Darling) In Improving Villagers’ Prosperity (Study On Environmentalist Society In RW 11 Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Bandung). Departement Of Nonformal Education. Faculty Of Education, Indonesia University Of Education. 2015.
This research studies about the roles which are done by the agents of change on
environmentalist society or so called My darling in improving people’s prosperity. This study
aims (1) to examine the role of agent of change in my darling community (2) to discover the activity of the members of My darling community in recycling items (3) to discover the supporting factors and obstacles in recycling activity (4) to describe the prosperity level of the members of My darling community.
The research is based on several theories such as: role concept of agent of change, empowerment concept in non-formal education, social prosperity concept and program planning concept.
This research uses descriptive method by using qualitative approach. the data were collected by doing observation, interview, documentary study and triangulation. There are three people who have been used as the subject for this research, they are: My darling community organizer and two informants who were taken from the members of My darling community.
Based on the data analysis and discussion of the results obtained as follows: 1) the role of agent of change in the community My Darling has a functional role, namely as a driving force in society to make changes, the giver of problem-solving and community liaison. 2) community members in activities utilization of used goods consist of planning, implementation, evaluation and follow-up. 3) The supporting and restricting factors in the implementation of the activities of the utilization of used goods. the support provided by the head of the area and the primacy of the work produced by members, as well as the factors restricting the availability of the tools are few and many thrift utilization activities carried out by other communities. 4) the prosperity levels of community welfare community member My Darling an increase in income that occurs can be seen from the correct fulfillment of daily necessities, children's education, as well as a positive impact for the environment.
The conclusions from the results of this research are the agents of change in the community My Darling has a central role in the RW 11, namely as the driving force, the giver of problem solving, and liaison. Community members in activities utilization of used goods consist of determining community needs, formulating objectives, determine priorities, timing of implementation, phase of activity, the enthusiastic public participation and the role of agent of change on such activities. An evaluation and follow-up, evaluation is the evaluation of activities. The presence of the inhibitor and the supporting factors are divided into internal and external factors. There is a growing revenue generated by members of the community activities after following My Darling who gives a positive impact for themselves and the surrounding environment
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Rumusan Masalah Penelitian ... 7
Tujuan penelitian ... 8
Manfaat Penelitian... 8
Struktur Organisasi Pemulisan ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Peran Agent of Change... 11
1.Pengertian Peran ... 11
2.Konsep Agent of Change ... 11
3.Peran Agen Perubahan (Agent of Change) ... 16
B. Pemberdayaan dalam Pendidikan Nonformal ... 19
1.Pengertian Pemberdayaan ... 19
2.Strategi Pemberdayaan ... 24
3.Pendidikan Nonformal dalam Pemberdayaan Masyarakat ... 24
C. Konsep Kesejahteraan Sosial ... 28
1.Pengertian Kesejahteraan Sosial ... 28
2.Pendekatan Pembangunan Kesejahteraan Sosial ... 34
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN
F. Pengembangan Instrumen Penelitian ... 44
G. Tehnik Pengumpulan Data ... 44
H. Analisis Data ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 48
1. Lokasi dan Kondisi Penelitian di RW 11 Keluarahan Cibangkong 48 2. Keadaan Penduduk ... 49
B. Sejarah Terbentuknya Komunitas My Darling... 49
1. Identitas Komunitas My Darling ... 53
C. Identitas Subjek dan Informan Penelitian ... 53
1. Profil Subjek Penelitian P1 ... 54
2. Profil Subjek Penelitian P2 ... 55
3. Profil Subjek Penelitian P3 ... 55
4. Profil Informan Peneltian M1 ... 55
5. Profil Informan Penelitian M2 ... 56
D. Deskripsi Hasil Penelitian ... 56
1. Gambaran Peran Agent Of Change Pada Komunitas My Darling 57 a. Peran Manifes ... 57
b. Peran Laten ... 59
c. Peran Fungsional ... 61
2. Gambaran Kegiatan Anggota Komunitas My Darlin Dalam Pemanfaatan Barang Bekas ... 65
a. Tahap Perencanaan ... 65
b. Tahap Pelaksanaan ... 68
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pemanfaatan Barang Bekas ... 79
a. Faktor Pendukung ... 79
b. Faktor Penghambat ... 80
4. Gambaran Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Anggota Komunitas My Darling ... 81
a. Peningkatan Standar Hidup ... 81
b. Peningkatan Keberdayaan ... 82
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85
1. Peran Agent Of Change Pada Komunitas My Darling ... 85
2. Kegiatan Anggota Komunitas My Darling Dalam Pemanfaatan Barang Bekas Di RW 11 ... 92
3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Kegiatan Pemanfaatan Barang Bekas Di Komunitas My Darling... 96
4. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Anggota Komunitas My Darling ... 97
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 102
B. Saran ... 105
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Hal
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Hal
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN
Hal
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Hal Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ... 110
Pedoman Wawancara Pengelola ... 113
Pedoman Wawancara Anggota ... 119
Lampiran 1
Catatan Hasil Wawancara Mengenai Peran Agent Of Change
Pada Komunitas My Darling (Wawancara Terhadap Pengelola) ... 123
Lampiran 2
Catatan Hasil Wawancara Kegiatan Anggota Komunitas My Darling
Dalam Pemanfaatan Barang Bekas (Wawancara Terhadap Pengelola
dan Anggota) ... 137
Lampiran 3
Catatan Hasil Wawancara Mengenai Faktor Pendukung Dan Penghambat
Dalam Pelaksaan Kegiatan Pemanfaatan Barang Bekas (wawancara
Terhadap Pengelola Dan Anggota) ... 154
Lampiran 4
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Anggota Komunitas My Darling
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan sebagai suatu kegiatan nyata dan berencana, menjadi menonjol
sejak selesainya perang dunia II. Inayatullah (dalam Nasution, hlmn 28)
mengungkapkan bahwa pembangunan adalah perubahan menuju pola-pola
masyarakat yang memungkinkan realisasi yang lebih baik dari nilai-nilai
kemanusiaan yang memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol yang
lebih besar terhadap lingkungannta dan terhadapa tujuan politiknya, dan yang
memungkinkan warganya memperoleh kontrol yang lebih terhadap diri mereka
sendiri. Sedangkan hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat indonesia seluruhnya. Hal ini
memiliki arti bahwa pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan
seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang sekaligus
merupakan proses pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan negara
untuk mewujudkan tujuan nasional.
Pelaksanaan pembangunan mancakup aspek kehidupan bangsa, yaitu aspek
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan secara berencana,
menyeluruh, terarah, dan berkelanjutan untuk memacu peningkatan kemampuan
nasional dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dengan bangsa lain
yang lebih maju. Oleh karena itu, sesungguhnya pembangunan nasional
merupakan pencerminan kehendak untuk terus menerus meningkatkan
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
serta mengembangkan kehidupan masyarakat dan penyelenggaran negara yang
maju dan demokratis berdasarkan Pancasila.
3
Pembangunan (development) secara umum identik dengan proses perubahan yang direncanakan, atau perbaikan kondisi menuju ke arah yang lebih baik. Pembangunan adalah sebuah upaya mencapai kemajuan bagi umat manusia. Secara umum pembangunan seringkali dikaitkan dengan pencapaian dan peningkatan kesejahteraan secara ekonomis. Pembangunan merupakan perubahan dalam pemenuhan kebutuhan dalam peningkatan kualitas hidup. Kata kunci dari konsep pembangunan adalah perubahan, pertumbuhan, pemenuhan kebutuhan, peningkatan martabat dan harga diri.
Hal ini menunjukan bahwa pembangunan bukan saja pada pertumbuhan
ekonomi semata namun yang lebih penting adalah perbaikan kualitas kehidupan
diri, sosial, dan lingkungan meningkat lebih baik. Seringkali bahwa pembangunan
yang diterpaan oleh pemerintah adalah pembanguna secara fisik seperti
membangun sarana dan prasarana lainnya. Pembangunan tersebut kurang bisa
meningkatkan kualitas manusia sebagai konsekuensi pembangunan non fisik
terabaikan. Kualitas SDM menjadi lemah, kurang mandiri dan sulit bersaing.
Akibatnya mutu kehidupan dan kesejahteraan masyarakat yang menjadi tujuan
utama pembangunan sulit untuk bisa tercapai. Oleh karena itu, pada tahun 2000
kepala negara dari seluruh dunia atas studi dan kesimpulan Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) sepakat untuk mengarahkan dan mengukur pembangunan berbasis
manusia dan masyarakat itu sendiri dalam suatu paket yang disebut sebagai
Millenium Development Goals (MDGs). Terdapat delapan kesepakatan dalam
MDGs yang akan ditindak lanjuti di negara-negara yang mengikutinya. Dalam
MDGs yang menjadi titik sentral pembangunan adalah manusia, atau
pembangunan yang berpusat pada peningkatan kualitas kehidupan manusia.
Pembangunan yang berpusat kepada manusia juga harus berbasis pada kebutuhan
dan potensi masyarakat.
Pembangunan aspek kehidupan bangsa untuk meningkatkan kesejahteraan
rakyat indonesia bisa terwujud dengan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat.
Konsep pendidikan nonformal dalam kerangka pembangunan masyarakat dapat
dilihat dari dua sisi peran, pertama masyarakat sebagai sumberdaya pembelajaran,
dan kedua masyarakat sebagai sasaran pembelajaran (Kamil, 2009 hlm 48).
Pemberdayaan masyarakat juga dapat dipahami dengan dua cara pandang.
4
masyarakat. Posisi masyarakat bukanlah obyek penerima manfaat (beneficiaries)
yang tergantung pada pemberian dari pihak luar seperti pemerintah, melainkan
dalam posisi sebagai subyek (agen atau partisipan yang bertindak) yang berbuat
secara mandiri. Berbuat secara mandiri bukan berarti lepas dari tanggung jawab
negara. Pemberian layanan publik (kesehatan, pendidikan, perumahan,
transportasi dan seterusnya) kepada masyarakat tentu merupakan tugas
(kewajiban) negara secara given. Masyarakat yang mandiri sebagai partisipan
berarti terbukanya ruang dan kapasitas mengembangkan potensi-kreasi,
mengontrol lingkungan dan sumber daya nya sendiri, menyelesaikan masalah
secara mandiri, dan ikut menentukan proses politik di ranah negara. Masyarakat
ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan dan pemerintahan.
Dalam setiap masyarakat tentu perlu adanya tokoh masyarakat atau agen
perubah sosial sehingga mampu membuat masyarakat menjadi maju dan
berkembang. Menurut Chamber dalam Anwas (2014, hlm 55) bahwa individu
yang diberdayakan adalah orang miskin yang seringkali tidak memiliki daya
untuk berjuang karena sudah dilumpuhkan. Oleh karena itu dalam pemberdayaan
dibutuhkan peran orang luar. Orang luar ini disebut juga Agent of change yang
memiliki tugas untuk memberdayakan adalah kalangan petugas pembangunan
baik formal maupun nonformal.
Dengan kata lain, tokoh masyarakat dapat juga dikatakan sebagai agen
perubahan sosial yang telah memiliki pengalaman dan memiliki kepercayaan oleh
setiap anggota masyarakat. Tugas pelaku pemberdayaan adalah mendorong,
menciptakan individu serta masyarakat untuk mampu melakukan perubahan
perilaku menuju ke arah kemandirian (berdaya) seperti yang dpaparkan oleh
Anwas, 2014 hlm 55). Perubahan perilaku ini baik dari aspek pengetahuan, sikap,
mapun keterampilan yang bergunan utnuk meningkatkan kualitas kehidupan dan
kesejahteraannya. Permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader
Pemberdayaan Masyarakat, dinyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah
suatu strategi yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya
5
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Pasal 1, ayat (8)). Inti pengertian
pemberdayaan masyarakat merupakan strategi untuk mewujudkan kemampuan
dan kemandirian masyarakat, sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga
kemasyarakatan.
Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah dapat membuat masyarakat menjadi
mandiri terutama dari kemiskinan dan ketidakberdayaan. Kemiskinan dapat
dilihat dari indikator pemenuhan kebutuhan dasar yang belum mencukupi.
Kebutuhan dasar itu, mencakup pangan, pakaian, papan, kesehatan, pendidikan,
dan transportasi. Teori pemberdayaan menempatkan partisipasi di dalam konteks
akar rumput (grass root) untuk memahami aset aset yang dimiliki guna mencapai
keinginan, bagaimana mereka sejauh ini menangani permasalahannya, aktivitas
serta sumber daya lain apa yang dibutuhkan untuk memenuhi tujuan mereka, dan
bagaimana keinginan mereka saat ini mampu meningkatkan kemampuannya
dalam menciptakan masa depan.
Lokasi penelitian ini dilakukan di RW 11 Kelurahan Cibangkong Kecamatan
Batununggal. Lokasi ini berada di tempat pemukiman padat penduduk di tengah
kota Bandung, yang terdapat banyak sampah yang menumpuk dengan
mengeluarkan bau tidak sedap dan tidak layak untuk di pandang. Lokasi tersebut
sangat memprihatinkan, dengan kondisi lingkungan fisik yang kurang sedap
dipandang mata. Selain pemukiman yang padat penduduknya, ditambah
banyaknya bangunan yang kurang layak huni, terdapat banyaknya sampah yang
menjadi fokus utama berkurangnya keindahan pemukiman ini. Sampah
berserakan dimana saja, hampir disetiap lahan kosong sampah plastik terlihat
berserakan, bahkan gang kecil pun tidak luput didominasi sampah plastik yang
bertebaran menutupi permukaan jalan, dan juga sungai yang melintas di kawasan
Cibangkong memiliki warna yang sudah tercemar yaitu hitam pekat, air yang
hanya sedikit mengalir, disumbat oleh sampah-sampah keluarga yang banyak
terdapat di bahu sungai maupun di dalam sungainya. Hal ini sangat
memprihatinkan apabila kita melihat disebelah utara dari kawasan Cibangkong
6
bersebalahan dengan kawasan hiburan dan dapat disebut salah satu mega mall
yang ada di kota Bandung yaitu kawasan terpadu Trans Studio.
Melihat kondisi lingkungan fisik tersebut, muncul kepedulian seorang istri
dari petugas sampah tersebut yang memikirkan nasib lingkungannnya, dengan
diadakannya komunitas My Darling dapat banyak membantu warga dalam
mengurangi sampah yang menumpuk dan menambah penghasilan warga
setempat. Tempat untuk pengolahan sampah berlokasi di tengah rumah warga
setempat. Namun warga tidak merasa risau dengan adanya tempat untuk
pemilihan sampah organik maupun anorganik.
Melihat fakta dan merasakan langsung dampak pencemaran lingkungan
terhadap keberlangsungan hidup masyarakat daerah Cibangkong kota Bandung,
lahirlah komunitas My Darling yang memiliki kepanjangan masyarakat sadar
lingkungan yang memiliki tujuan sesuai dengan namanya. Komunitas ini
dipelopori dan digerakan oleh seorang ibu muda istri dari seorang suami yang
bekerja sebagai pemungut sampah di daerah tersebut. Mantan pengamen jalanan
ini menjadi penggerak warga daerah sekitarnya dalam menyadarkan tentang
kebersihan dan kesehatan lingkungan, serta dampak yang akan terasa dan terjadi
apabila masalah sampah tidak diperhatikan bersama-sama oleh masyarakat
Cibangkong. Komunitas yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup mulanya
adalah berbentuk bank sampah bagi masyarakat Cibangkong. Upaya yang
dilakukan oleh komunitas My Darling pun berkaitan dengan upaya menyadarkan
masyarakat akan kebersihan lingkungan yaitu dengan cara pemanfaatan sampah
secara langsung. Pemanfaatan sampah secara langsung ini dilakukan oleh ibu-ibu
rumah tangga yang sebelumnya telah diberikan pelatihan oleh pengurus
komunitas My Darling tersebut dalam pemanfaatan sampah. Kegiatan
pemanfaatan yang dilakukan oleh ibu-ibu ini memiliki harga jual sehingga dapat
meningkatkan ekonomi masyarakat di daerah tersebut.
Kegiatan yang dilakukan oleh komunitas My Darling ini adalah konsep yang
sudah di gagas oleh banyak orang. Konsep tersebut itu adalah 3R, yaitu Reuse
7
Masyarakat RW 11 pun berinisiatif untuk memisahkan sampah organik dan
non-organik. Sampah organik dijadikan pupuk sedangkan yang non-organik dijadikan
berbagai kerajinan tangan seperti tas, bros, dompet, yang mempunyai nilai jual.
Selain bernilai ekonomis, pemilahan sampah ini juga bisa mengurangi bau busuk
yang ditimbulkan oleh sampah tersebut.
Masyarakat sekitar rumah Ibu Dewi kini mulai menyadari bahwa sampah bisa
didaur ulang dan dikelola dengan baik. Perlahan, masyarakat mulai ikut terlibat
dalam pengurusan bank sampah. Dulu sampah menggunung dan menimbulkan
bau tidak sedap di lingkungan Cibangkong ini. Kini, tumpukan sampah berkurang
drastis dengan adanya pemilahan dan pemilihan sampah sesuai dengan jenisnya.
Dan saat ini kegiatan pembuatan kerajinan dari sampah ini tidak hanya terfokus di
RT 07 saja tapi hampir di setiap RT di RW 11 mempunyai kelompok nya
masing-masing dalam pembuatan kerajinan tersebut. Semua kegiatan My Darling dalam
melakukan dan mengembangkan kegiatan ekonomi kreatif dalam membangun
perekonomian warga sekitarnya sesuai dengan konsep ekonomi kratif yang
dipaparkan oleh para ahli, baik nasional maupun internasional.
Komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) ini mempunyai peran
yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup masyarakat di RW 11
Kelurahan Cibangkong, Kecamatan Batununggal. Beberapa pengaruh yang
dirasakan oleh masyarakat di daerah tersebut adalah dapat menambah wawasan
dan ilmu pengetahuan para ibu rumah tangga di RW 11 agar bisa kreatif dan
mempunyai keahlian apalagi disaat-saat sekarang persaingan semakin ketat dan
kebutuhan ekonomi semakin meningkat selain itu juga dapat berperan aktif dalam
melestarikan lingkungan khususnya mengurangi sampah plastik yang kita tahu
sendiri susah sekali penanganannya.
Oleh karena itu peneliti mengangkat tema pemberdayaan masyarakat yang
bergerak dalam bidang lingkungan sebagai salah satu strategi pemberdayaan dan
pembangunan masyarakat, yang berupaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Pemberdayaan masyarakat yang peneliti angkat dalam bentuk peran
8
melalui komunitas My Darling. Berdasarkan paparan diatas, penulis melakukan
penelitian dengan judul “Peran Agent Of Change Pada Komunitas Masyarakat
Sadar Lingkungan (MY Darling) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat (Studi Pada Komunitas Masyarakat Sadar Lingkungan Di Rw
11 Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Bandung).”
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Dalam sebuah penelitian perlu adanya identifikasi yang dimaksudkan agar
permasalahan (fakta-fakta) dilapangan bisa diuraikan. Berdasarkan hal tersebut
maka masalah yang telah di identifikasi dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.
2. Di RW 11 sudah ada tempat pembuangan sampah tetapi luas lahan tempat
pembuangan sampah tersebut tidak sesuai dengan volume sampah yang
dibuang sehingga daya tampung TPS tersebut tidak mencukupi akibatnya
sampah berserakan di pinggir jalan.
3. Sampah yang dibuang bukan hanya berasal dari warga Cibangkong RW 11
saja, melainkan berdatangan dari masyarakat di luar kelurahan Cibangkong
sendiri sehingga volume sampah setiap hari nya semakin bertambah banyak.
4. Terdapatnya aktifitas masyarakat di RW 11 Kelurahan Cibangkong yang
peduli terhadap kebersihan lingkungan sekitarnya yang dimotori oleh
sekelompok orang sebagai change agent dalam komunitas My Darling.
5. Selain adanya komunitas ini, terdapat juga sekolah ibu yang memberikan
berbagai pengetahuan dan pelatihan terhadap ibu-ibu di sekitar lingkungan
RW 11.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Rumusan masalah dan pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana peran yang dilakukan oleh agent of change pada komunitas My
9
Untuk menjabarkan rumusan masalah diatas maka disusun pertanyaan penelitian
sebagai berikut :
1. Bagaimana peran agent of change pada komunitas My Darling yang berada di
masyarakat Cibangkong?
2. Bagaimana kegiatan anggota komunitas My Darling dalam pemanfaatan
barang bekas di RW 11 Kelurahan Cibangkong?
3. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam kegiatan pemanfaatan
barang bekas yang dilakukan oleh komunitas ini?
4. Bagaimana tingkat kesejahteraan masyarakat anggota komunitas My Darling di
RW 11 Kelurahan Cibangkong?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran yang
dilakukan oleh agent of change pada komunitas My Darling dalam meningkatan
kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan pertanyaan penelitian diatas, tujuan
khusus dari penelitian ini bertujuan :
1. Mengkaji peran agent of change pada komunitas My Darling yang berada di
masyarakat Cibangkong.
2. Mengetahui kegiatan anggota komunitas My Darling dalam pemanfaatan
barang bekas di RW 11 Kelurahan Cibangkong.
3. Mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam kegiatan pemanfaatan
barang bekas yang dilakukan oleh komunitas My Darling.
4. Mendeskripsikan tingkat kesejateraan masyarakat anggota komunitas My
Darling di RW 11 Kelurahan Cibangkong.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini berkaitan dengan peran komunitas My Darling dalam
pemanfaatan barang bekas untuk peningkatan kesejateraan masyarakat. Maka
10
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan ilmu
pendidikan terutama dikaitkan dengan hal-hal yang memperngaruhi mengenai
pemanfaatan barang bekas, pengelolaan pendapatan dalam kelompok dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka
penyempurnaan konsep maupun implementasi praktik pendidikan sebagai
upaya yang strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua
aspek akademisi sebagai bahan evaluasi juga sebagai motivasi dalam
meningkatkan kualitasnya sebagai manusia yang akan berpengaruh terhadap
pembangunan masyarakat.
F. Struktur Organisasi Penulisan
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya, maka
berikut ini adalah rencana peneliti membagi pokok-pokok pembahasan yang
terdiri dari :
BAB I Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan struktur organisasi penelitian.
BAB II Kajian Pustaka
Terdiri dari landasan teori dan gambaran umum mengenai dasar penelitian atau
teori yang melandasi penelitian, yaitu konsep peran agent of change yang terdiri
dari pengertian peran, konsep agent of change, dan peran agen perubahan; konsep
pemberdayaan dalam pendidikan nonformal yang terdiri dari pengertian
pemberdayaan, strategi pemberdayaan dan pendidikan nonformal dalam
pemberdayaan masyarakat; konsep kesejahteraan masyarakat yang terdiri dari
11
sosial: konsep perencanaan sosial.
BAB III Metode Penelitian
Terdiri atas lokasi dan subjek penelitian, variabel dan pengembangan Indikator,
metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses
pengembangan instrumen, tehnik pengumpulan data, prosedur pengumpulan data,
langkah-langkah pengolahan dan analisis data, tehnik pengolahan dan analisis
data.
BAB IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian, sejarah terbentuknya komunitas
My Darling, analisis identitas subjek dan informan penelitian, deskripsi hasil
penelitiann, dan pembahasan mengenai hasil penelitian.
BAB V Penutup
Berisi tentang kesimpulan dan saran mengenai hasil penelitian yang berjudul
peran agent of change pada komunitas My Darling dalam meningkatkan
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini, penulis menyajikan mengenai lokasi dan subjek penelitian,
desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian,
tehnik pengumpulan data, dan analisis data yang dijadikan sebagai dasar bahan
pedoman dalam melakukan penelitian serta dalam pengolahannya.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di RW 11 Kelurahan Cibangkong Kecamatan
Batununggal. Lokasi ini berada di tempat pemukiman padat penduduk di tengah
kota Bandung, yang terdapat banyak sampah yang menumpuk dengan
mengeluarkan bau tidak sedap dan tidak layak untuk di pandang. Sampah
berserakan dimana saja, hampir disetiap lahan kosong sampah plastik terlihat
berserakan, bahkan gang kecil pun tak luput didominasi sampah plastik yang
beretebaran menutupi permukaan jalan, dan juga sungai yang melintas di kawasan
Cibangkong memiliki warna yang sudah tercemar yaitu hitam pekat, air yang
hanya sedikit mengalir, disumbat oleh sampah-sampah keluarga yang banyak
terdapat di bahu sungai maupun di dalam sungainya. Hal ini sangat
memprihatinkan apabila kita melihat disebelah utara dari kawasan Cibangkong
dapat dilihat gedung mewah, tinggi dan besar berada. Kawasan Cibangkong tepat
bersebalahan dengan kawasan hiburan dan dapat disebut salah satu mega mall
yang ada di kota Bandung yaitu kawasan terpadu Trans Studio.
2. Subjek Penelitian
Agar penelitian dapat dilakukan secara mendalam maka subjek penelitian yang
diteliti dibatasi jumlahnya. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 299) mengemukakan
40
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berupa lembaga pendidikan tertentu, melakukan observasi dan wawancara kepada
orang-orang yang dipandang tahu tentang situasi sosial tersebut. Penentuan
sumber data pada orang yang diwawancarai dilakukan secara purposive, yaitu
dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu. Berdasarkan pertimbahan
tersebut maka subjek penelitian primer yang diteliti ini sebanyak lima orang
anggota komunitas My Darling. Pemilihan subjek penelitian secara purposive
tersebut dipilih dengan kriteria :Salah satu dari mereka adalah penggagas
terdirinya komunitas My Darling itu sendiri dan merupakan key person dari
komunitas tersebut.
1. Orang yang diberi amanat menjadi pengelola dalam komunitas masyarakat
sadar lingkungan (My Darling) ini.
2. Orang yang diberi amanat menjadi tutor atau fasilitator dalam kegiatan di
komunitas My Darling.
3. Orang yang tergolong masih dan sedang aktif serta terlibat dari kegiatan di
komunitas My Darling.
Selain pemilihan kriteria yang secara purposive tersebut, pemilihan sumber
data ini didasarkan kepada keunggulan yang dimiliki oleh responden dalam hal
yang mempunyai pengaruh di masyarakat, dalam unsur perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi dalam kelompok komunitas masyarakat sadar lingkungan ini.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini memiliki desain penelitian yang dapat dijelaskan ke dalam
beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pelapran, yang
akan dijelas sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal dalam penelitian ini. Tahap ini juga
dikatakan sebagai tahapan menemukan dan mengenali kondisi dan situasi tempat.
Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi awal untuk melihat kondisi dan
41
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pemilihan subjek penelitian ini adalah kelanjutan dari penelitian yang dilakukan
untuk penuntasan mata kuliah sebelumnya. Setelah mengkaji lebih dalam
mengenali permasalahan ini, peneliti melakukan bimbingan dengan dosen
pembimbing skripsi dan memulai menyusun proposal penelitian. Proposal
penelitian ini disetujui oleh dosen pembimbing dan di revisi oleh peneliti. Setelah
itu, peneliti melakukan proses perizinan dengan membuat surat perizinan di
jurusan yaitu surat keputusan (SK) yang akan diserahkan kepada tingkat
kelurahan. Kemudian setelah alur perizinan tersebut, selanjutnya dikirim ke pihak
RW yang bersangkutan yaitu RW 11 dan dengan begitu dapat segera melakukan
penelitian. Peneliti juga menyiapkan pedoman instrumen wawancara dan
observasi yang sebelumnya telah dibimbing dengan dosen pembimbing untuk
pengumpulan data yang dijadikan sample penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini merupakan tahapan penggalian informasi secara
mendalam kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian. Dalam tahapan ini
disebut juga sebagai tahapan klimaks dari penelitian karena peneliti memperoleh
dan mengumpulkan data melalui pedoman wawancara yang telah dipersiapkan
dan telah mendapatkan bimbingan dari dosen pembimbing. Pedoman wawancara
berisi mengenai hal-hal yang ingin ditanyakan dan diamati kepada narasumber
sesuai dengan tujuan penelitian. Setelah data diperoleh oleh peneliti maka
selanjutnya peneliti melakukan analisis data, dengan mengdeskripsikan hasil fakta
di lapangan dengan gambaran bahwa bagaimana peran Agent of change sehingga
terbentuk komunitas My Darling dan melakukan kegiatannya yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
3. Tahap Pelaporan
Tahap pelaporan ini merupakan tahapan pengecekan daan pemeriksaan data
yang telah diperoleh di lapangan. Pada tahapan ini dikatakan sebagai tehnik
42
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengolahan data yang sifatnya triangulasi, juga melakukan bimbingan dan
melaporkan hasil temuannya di lapangan dengan dosen pembimbing. Hasil
temuan di lapangan merupakan hasil observasi dan wawancara selama proses
penelitian berlangsung.
C. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2013, hlm. 6) mengemukakan bahwa metode penelitian
pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu
pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan pendekatan kualitatif.
Dengan pendekatan kualitiatif ini diharapkan dapat menghasilkan gambaran
tentang objek yang diteliti secara utuh sebagaimana diungkapkan oleh Basrowi
dan Suwandi (2008, hlm. 21) mendefinisikan sebagai berikut :
Metodologi Kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, menurut mereka pendekatan ini diarahkan pada alur dan individu tersebut secara holistik (utuh).
Dalam pelaksanaannya penelitian deskriptif ini tidak terbatas hanya pada
pengumpulan data dan penyusunan data, tetapi meliputi analisa dan interpretasi
tentang arti data itu. penelitian ini dapat diwujudkan juga sebagai usaha
memecahkan masalah dengan membandingkan persamaan dan perbedaan gejala
yang ditemukan, mengukur dimensi suatu gejala, menetapkan suatu standar,
menetapkan hubungan antar gejala yang ditemukan dan lain-lain.
Tujuan penelitian deskriptif ialah untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta, sifat dan hubungan
antar fenomena yang diteliti. Dalam hal ini digunakannya penelitian deskriptif
43
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peran agent of change pada Komunitas My Darling dalam meningkatan
kesejahteraan masyarakat.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya penyimpangan dalam menafsirkan
istilah-istilah dalam penulisan, maka diperlukannya definisi operasional yang berkenaan
dengan judul dan fokus penelitian yaitu sebagai berikut :
1. Peran Agen Perubahan (agent of change) merupakan seseorang individu atau
kelompok yang membantu terlaksananya perubahan sosial atau suatu inovasi
yang berencana. Individu atau kelompok tersebut yang mempelopori,
menggerakkan, menyebarluaskan proses perubahan dan mengawasi bahwa
proses perubahan tersebut tetep berjalan sesuai dengan aa yang diharapkan
baik oleh individu tersebut maupun masyarakat sebagai subjek perubahan.
2. Menurut Priyono dan Pranaka dalam Roesmidi dan Riza (2008, hlm. 2)
menyatakan bahwa proses pemberdayaan mengandung dua kecenderungan
yaitu Pertama yang menekankan kepada proses memberikan atau
mengalihkan sebagian kekuasaan, kekuatan atau kemampuan kepada
masyarakat agar individu menjadi lebih berdaya, yang merupakan makna
kecenderungan primer. Kedua (sekunder) menekankan pada proses
menstimulasi, mendorong atau memotivasi individu agar mempunyai
kemampuan atau keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihan
hidupnya melalui proses dialog.
Dari pengertian diatas jelas bahwa pemberdayaan adalah upaya untuk
mengubah keadaan individu atau kelompok agar menjadi lebih berdaya, dan
merupakan unsur dasar yang memungkinkan suatu masyarakat bertahan, dalam
44
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Kesejahteraan sosial dapat di definisikan sebagai kegiatan-kegiatan yang
terorganisir bagi peningkatan kesejahteraan sosial melalui menolong orang
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dalam beberapa bidang seperti
kehidupan keluarga dan anak, kesehatan, penyesuaian waktu sosial,waktu
senggang, standar-standar kehidupan dan hubungan-hubungan sosial.
Pelayanan kesejahteraan sosial memberi perhatian terhadap individu-individu,
kelompok-kelompok, komunitas-komunitas dan kesauan penduduk yang lebih
luas. Pelayanan-pelayanan ini meliputi perawatan, penyembuhan, dan
pencegahan.
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualittatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian. Peneliti kualitatif berperan sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan embuat kesimulan atas
temuannya.
Instrumen utama dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri, namun
selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan
dikembangkan instrumen penelitian sederhan, yang diharapkan dapat melengkapi
data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi
dan wawancara. Jadi dalam penelitian ini, peneliti berperan secara langsung dalam
interaksi dengan sumber informan dalam bentuk wawancara dan mengamati
F. Pengembangan Instrumen Penelitian
1. Penyusunan Kisi-Kisi
Penyusunan kisi-kisi Penelitian merupakan pedoman dalam pembuatan alat
45
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kisi-kisi penelitian peran Agent of Change pada komunitas masyarakat sadar
lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terdiri
atas beberapa kolom yaitu: aspek yang diteliti, indikator, sub-indikator, nomor
item, instrumen dan sumber data.
2. Penyusunan Pedoman Wawancara
Pertanyaan-pertanyaan mengenai indikator-indikator dan sub indikator
tersebut dirumuskan kedalam pedoman wawancara yang diuji cobakan kepada
pengelola dan anggota aktif komunitas masyarakat sadar lingkungan (My
Darling).
G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian
diperlukan tehnik pengumpulan data yang relevan dengan permasalahan
penelitian. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 308) memaparkan bahwa tehnik
pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian,
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui
tehnik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang
memenuhi standar data yang ditetapkan.
Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam memperoleh
data, yaitu sebagai berikut:
1. Observasi
Nasution dalam Sugiyono (2013, hlm. 310) menyatakan bahwa, observasi
merupakan dasara semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui
observasi. Observasi sebagai tehnik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan tehnik yang lain, yaitu wawancara dan
kuesioner.
46
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
310) bahwa observasi diklasifikasikan menjadi observasi berpartisipasi
(participant observation), observasi yang secara terang-terangan dan tersamar,
dan observasi yang tak berstruktur. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah observasi berpartisipasi (participant observation)yang berarti bahwa
peneliti ikut serta dalam kegiatan yang diadakan oleh komunitas My Darling
dalam pemanfaatan barang bekas agar peneliti dapat mengetahui secara mendalam
tentang proses pemanfaatan barang bekas tersebut.
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai tehnik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, tetapi apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam. Wawancara dilakukan dalam bentuk tanya jawab dan diskusi yang
mengarah kepada fokus penelitian ini. Dalam wawancara subjek penelitian
diminta memberikan informasi yang sesuai dengan apa yang dirasakan dan
dialami, dipelajari yang mengarah kepada pemberdayaan yang dilakukan oleh
komunitas My Darling ini.
Agar terfokus kepada permasalahan penelitian yang dihadapi, maka digunakan
pedoman wawancara yang merupakan pokok-pokok pertanyaan yang diangkat
dari fokus penelitian. Fokus dari wawancara yang dilakukan mengarah kepada: 1)
peran agent of change pada komunitas My Darling, 2) kegiatan komunitas My
Darling dalam pemanfaatan baran bekas, 3) faktor pendukung dan penghambat
pada kegiatan yang dilakukan oleh komunitas, 4) tingkat kesejahteraan
masyarakat anggota komunitas My Darling. Wawancara ini dilakukan kepada
pengelola komunitas dan masyarakat anggota komunitas My Darling.
Tehnik wawancara yang dilakukan peneliti adalah wawancara tidak
berstruktur. Wawancara tidak berstruktur atau terbuka, sering digunakan dalam
penelitian yang menginginkan sesuatu yang mendalam tentang objek yang diteliti.
47
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
namun tetap dalam fokus yang diteliti, responden pun tidak merasa dipaksa atau
diarahkan karena jawaban yang diberikan bersifat bebas dan sesuai dengan
keyakinannya sendiri.
3. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan usaha penelahaan terhadap beberapa dokumen
(tertulis) dari kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh komunitas My Darling.
Studi dokumentasi ini merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dalam penelitian. Studi dokumentasi ini merupakan arsip dari
kegiatan pemanfaatan barang bekas yang dilakukan oleh komunitas masyarakat
sadar lingkungan.
4. Triangulasi
Menurut Sugiyono (dalam bukunya 2013, hlm. 330) mengemukakan dalam
tehnik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai tehnik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai tehni pengumplan data dan sumber
data yang telah ada. Peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji
kredibilitas data yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai tehnik
pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Dalam triangulasi, peneliti dapat menggunakan teknik pengumpulan data yang
berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Tujuan dari
tiangulasi bukan mencari kebenaran tentang bebrapa fenomena, tetapi lebih pada
peningkatan pemahaman peneliti terhadap apa yang telah ditemukan.
Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara tidak terstruktur
namun mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara
serempak. Dalam hal ini penggunaan tehnik pengumpulan data triangulasi
diharapkan data yang diperoleh dapat konsisten dan pasti.
H. Analisis Data
48
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Menurut Nasution dalam Sugiyono (2013, hlm. 336) menyatakan bahwa “Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan
berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Analisis data menjadi
pegangan bagi penelitian selanjutnya sampai jika mungkin, teori yang grounded”.
Analisis data dalam penelitian ini lebih difokuskan selama proses di lapangan
bersamaan dengan pengumpulan data.
1. Reduksi Data
Mereduksi data berarti mernagkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak
perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas dan mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data
selanjutnya. (Sugiyono 2013, hlm. 338)
2. Data Display (Penyajian Data)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dengan
mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja slanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut.
(Sugiyono 2013, hlm. 341)
3.Conclusion Drawing/ verification
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan
verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Namun jika didukung bukti yang valid dan
konsisten, maka kesimpulan yang dikemukakan adalah kesimpulan yang kredibel.
Kesimpulan yang dikemukakan merupakan jawaban smentara dari rumusan
49
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai analisis sebagai hasil dari
penelitian ini yaitu peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar
lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka
pada bab ini peneliti mencoba membuat kesimpulan dan saran sebagai berikut:
A. Kesimpulan
Pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian.
Kesimpulan ini berdasarkan pengolahan data hasil wawancara dan observasi yang
merupakan kristalisasi hasil penelitian yang berkaitan dengan bagaimana peran
agent of change pada komunitas My Darling, kegiatan anggota komunitas dalam
pemanfaatan barang bekas, faktor pendukung dan penghambat serta tingkat
kesejahteraan masyarakat anggota komunitas My Darling.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang penulis ungkap di bab-bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Peran Agent of Change Pada Komunitas My Darling
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan terbagi
dalam beberapa fungsi yaitu sebagai yang menggerakan masyarakat untuk mau
melakukan perubahan, sebagai pemberi pemecahan masalah, dan sebagai
penghubung.
Peran agent of change sbagai penggerak masyarakat untuk melakukan
perubahan. Sebagai bentuk penggerak untuk membantu perubahan, agen
perubahan selalu mengajak masyarakat melalui musyawarah dan memberikan
contoh langsung kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kelestarian
103
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kegiatan yang ada di komunitas masyarakat sadar lingkungan.
Peran agen perubahan sebagai pemberi pemecahan terjadi saat anggota
komunitas berkumpul dan melakukan proses pembelajaran di sekolah ibu yang
merupakan salah satu kegiatan yang diadakan oleh komunitas My Darling.
Perannya sebagai pemberi pemecahan masalah juga terjadi saat proses evaluasi
berlangsung. Agen perubahan berperan sebagai seorang pemecah masalah yang
memberikan solusi dalam memecahkan masalah yang terjadi di dalam
masyarakat. Agen perubahan tidak berperilaku sebagai pemimpin atau ketua
dalam komunitas masyarakat sadar lingkungan ini, mereka berperan layaknya
teman bagi anggota masyarakat. Peran agen perubahan sebagai penghubung
terjadi saat proses pemasaran hasil kerajinan yang dihasilkan melalui proses
pemanfaatan barang bekas. Penghubung tersebut berarti agen perubahan berusaha
mencari mitra untuk memasarkan hasil dari pemanfaatan barang bekas yang
dilakukan oleh anggota komunitas. Selain itu juga perannya sebagai penghubung
yaitu mencari mitra yang berhubungan dengan lingkungan agar kelestarian dan
perubahan yang sudah terjadi tidak hilang begitu saja.
2. Kegiatan Anggota Komunitas My Darling Dalam Pemanfaatan Barang Bekas
Salah satunya kegiatan yang paling sering dilakukan dan menjadi prioritas di
komunitas My Darling adalah kegiatan pemanfaatan barang bekas menjadi hasil
kerajinan yang mempunyai nilai jual. Kegiatan pemanfaatan barang bekas tersebut
sebagai salah satu strategi dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
yang melibatkan masyarakat secara langsung. Sebuah proses dalam membangun
dan memberdayakan masyarakat dapat dilakukan dengan melalui penetapan
sebuah program yang telah dirancang melalui tahapan yang telah disepakati.
Pembahasan mengenai kegiatan anggota komunitas My Darling dalam
104
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan evaluasi, tindak lanjut.
Pada indikator perencanaan terbagi dalam beberapa sub indikator yaitu
merancang dan menentukan analisis kebutuhan masyarakat, merumuskan tujuan
dan menentukan sumber bahan yang akan digunakan pada kegiatan pemanfaatan
barang bekas tersebut. Pada indikator pelaksanaan terdapat sub indikator antara
lain adalah prosedur, waktu kegiatan, tahapan pelaksanaan kegiatan, partisipasi
anggota dan peran yang dilakukan oleh agent of change.
Evaluasi yang dilaksanakan dalam kegiatan pemanfaatan barang bekas ini
adalah evaluasi kegiatan. Pada evaluasi kegiatan terdapat beberapa hal yang
dilihat oleh pengelola yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor anggota
komunitas masyarakat sadar lingkungan. Pengelola juga melakukan monitoring
dan evaluasi kepada anggota komunitas dengan cara melakukan komunikasi pada
setiap kegiatan pemanfaatan barang bekas yang dilakukan secara continue, hal ini
dilakukan sebagai bentuk kontroling terhadap kegiatan yang dilaksanakan.
3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Kegiatan Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Bekas
Pada faktor pendukung pelaksanaan kegiatan pemanfaatan barang bekas
terbagi kedalam dua aspek yaitu kekuatan dan peluang. Kekuatan yang dimiliki
adalah kekuatan internal yaitu, dukungan yang besar dari kepala daerah yaitu
ketua Rukun Warga 11 dan Kelurahan Cibangkong yang memberikan kesempatan
bagi pagen perubahan beserta teman-teman masyarakat untuk membentuk
komunitas masyarakat sadar lingkungan ini. Sedangkan faktor pendukung
eksternal yaitu dukungan masyarakat serta tokoh masyarakat di sekitar RW 11
kelurahan Cibangkong, bentuk partisipasi yang sukarela dari masyarakat baik
tenaga, moril serta materil. Berdasarkan hasil yang telah ada, masyarakat pun
mulai mengikuti dan berperan serta terutama dalam menjaga kelestarian
105
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain terdapat faktor pendukung, terdapat pula peluang dalam kegiatan
pemanfaatan barang bekas ini adalah memanfaatkan keunggulan yang dihasilkan
oleh komunitas masyarakat sadar lingkungan dalam membuat kerajinan dengan
memanfaatkan barang bekas atau sampah. Dengan berbagai inovasi yang
diciptakan oleh anggota komunitas My Darling, berhasil membuat kerajinan yang
berbeda dengan yang lainnya yaitu membuat tas dan dompet dari plastik bercorak
sehingga kebutuhan pasar pun dapat dipenuhi sesuai dengan keinginan konsumen.
Sedangkan yang menjadi faktor penghambat terdapat dua aspek yaitu
kelemahan dan ancaman. Faktor kelemahan yaitu kemampuan proses menjahit
dan ketersediaan alat menjahit yang sedikit. Dalam penyatuan pola yang telah
disusun agar menjadi sebuah kerajinan maka pola tersebut harus dijahit, dan
proses penjahitan tersebut masih digunakan secara manual oleh tangan anggota
masyakat dan kemampuan menjahit tidak seluruh mempunyai kemampuan
tersebut. Ada hal yang menjadi ancaman adalah cukup banyak dikarenakan sudah
banyaknya organisasi atau home industri yang memproduksi kerajinan dari
pemanfaatan barang bekas atau sampah.
4. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Anggota Komunitas My Darling
Kegiatan pemanfaatan barang bekas yang mempunyai nilai jual ini memberi
dampak terhadap kesejahteraan masyarakat anggota komunitas. Dapat dilihat dari
peningkatan pendapatan yang terjadi terhadap anggota komunitas masyarakat
sadar lingkungan atau My Darling ini yang membuat terpenuhinya kebutuhan
sehari-hari, kebutuhan pendidikan anak, bertambahnya modal untuk wirausaha.
Peningkatan pendapatan yang terjadi terhadap anggota komunitas rata-rata
bertambah 10 – 30% dari pendapatan awal sebeum mengikuti kegiatan di
komunitas My Darling. Kebutuhan sehari-hari yang dapat terpenuhi oleh anggota
diantaranya pemenuhan kebutuhan dapur untuk pemenuhan pangan selain itu juga
106
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan terdiri dari pemenuhan bukudan peralatan sekolah lainnya. Selain itu
juga terdapat beberapa anggota yang menjadi mempunyai kebiasaan menabung,
kebiasaan tersebut dapat digunakan sebagai modal untuk berwirausaha.
Kegiatan yang dilakukan oleh komunitas My Darling juga memberikan
dampak positif dalam perbaikan lingkungannya dengan menjaga kelestarian dan
kebersihan lingkungan. Masyarakat menjadi peduli dalam menjaga dan
melestarikan lingkungan dan melakukan kegiatan daur ulang sampah sehingga
masyarakat tidak membuang sampah sembarangan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan mengenai peran agent of
change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My Darling dalam
meingkatkan kesejahteraan masyarakat, maka berikut adalah terdapat beberapa
saran untuk semua pihak yang diharapkan berguna, sebagai berikut :
1. Pengelola Komunitas
Bagi pihak pengelola komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My
Darling perlu adanya pemberian pembelajaran mengenai kewirausahaan pada
setiap kegiatan yang dilaksanakan karena kegiatan yang dilaksanakan oleh
komunitas sudah cukup baik untuk memberikan keterampilan kepada masyarakat
dan dapat dijadikan bekal untuk kehidupan mereka selanjutnya. Perlu adanya
jalinan mitra yang kuat karena jika hanya mengandalkan pameran atau bazzar
yang diadakan maka dapat dipastikan hasil kerajinan yang dibuat oleh anggota
masyarakat tidak dapat dilihat oleh masyarakat luas.
2. Anggota Komunitas
Bagi anggota komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My Darling harus
dapat mengembangkan lebih jauh akan pemasaran produk hasil pemanfaatan
barang bekas ke ruang lingkup yang lebih luas, namun tetap dibimbing oleh
107
Pertiwi Muslim, 2015
Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesadaran masyarakat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memiliki wirausaha yang lebih baik agar dapat memnuhi kebutuhan kesejahteraan
anggota tersebut.
3. Masyarakat RW 11 Kelurahan Cibangkong
Bagi masyarakat RW 11 Kelurahan Cibangkong harus lebih termotivasi
dengan adanya komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My Darling ini agar
dapat dengan semangat dan peduli menjaga kelestarian lingkungan tempat
tinggalnya. Harusnya ada kegiatan gotong royong yang dilakukan secara rutin
agar menjadi kebiasaan yang sudah melekat pada diri masyarakat dalam menjaga