6 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
(Yevi Dwitayanti, Hafni Zahara, 2018)Hasil penelitian Tipan, Saerang dan Lambey (2016) menunjukkan bahwa Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Sulawesi Utara (PU) melakukan penegasan, pengukuran / penilaian, pembelian, penghentian dan pelepasan pengeluaran dan pengungkapan aset tetap didasarkan pada SAP No. 07. Mengenai penyusutan aset, karena tidak ada standar teknis untuk penyusutan aset tetap, maka aset tetap tidak pernah disusutkan.
4(RUSMAN, 2016) Perlakuan terhadap Aset Tetap Pemerintah Aceh, dan hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut penelitian Dinas Pajak dan Kekayaan Pemerintah Aceh, perlakuan terhadap aset tetap pemerintah Aceh secara umum telah dilaksanakan sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan.
Menurut peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010.
5(FG Anggraini, 2014) Perlakuan Akuntansi Aset Sejarah (Penelitian Fenomenologi Pengelolaan Candi Borobudur). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada definisi yang tepat tentang aset sejarah. Kontak sebagian besar penyedia informasi membuktikan hal ini, mereka selalu mengaitkan definisi aset sejarah dengan definisi cagar budaya, sehingga menimbulkan kebingungan di antara keduanya. Selain itu, pengelolaan Candi Borobudur dinilai masih sulit untuk aset sejarah. Namun demikian, praktik akuntansi dalam pengelolaan Candi Borobudur dianggap telah memenuhi standar akuntansi yang ditetapkan oleh
4
(Meigisanda Trias Saraswati, Madiun, Oktober 2017)
5(RUSMAN, 2016)
pemerintah, Standar akuntansi tersebut diusulkan dan diungkapkan dalam CALK dan tidak memiliki nilai.
6Hasil penelitian (Andriyani, 2008) Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penyusunan Neraca Pemerintahan Bupati Jember, perlakuan akuntansi aset daerah telah sesuai dengan peraturan pemerintah No. 71 tahun 2010, namun masih terdapat beberapa ketidakakuratan dalam perlakuannya, yaitu pada penyajian laporan keuangan metode penghitungan yang digunakan tidak sesuai.
7Hasil penelitian (Safitri, 2017) analisis pelakuan akuntansi tetap perdasarkan Peryataan Standart Akuntansi Pemerintah (PSAP) nomor 07 tahun 2010 dan menunjukkan bahwa perlakuan akuntansi aset tetap Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur meliputi pengkuan, penghentian dan pelepasan, serta pengungkapan selama periode 2011-2014 telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) nomor 7 tahun 2010.
8Hasil penelitian (Shella Iko Sita, 2017) Analisi Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Rumah Sakit Umum Daerah Genteng terdapat kesalahan pelaporan beban penyusutan aset tetap selama tahap pelaporan, dan dasar penilaian aset tetap belum diungkapkan. Dalam perumusan kebijakan mengenai kapitalisasi biaya perolehan aset tetap, masih terdapat aset dalam daftar aset tetap yang nilai bukunya lebih rendah dari nilai kapitalisasi minimum aset tetap. Klasifikasi, pengukuran, penyusutan dan pelepasan aset tetap sudah sesuai dengan standar akuntansi pemerintah No. 07 dan 08.
96
(FG Anggraini, 2014)
7(Andriyani, 2008)
8(Safitri, 2017)
9
(Shella Iko Sita, 2017)
Hasil penelitian (Yefta Masipuang, 2015) Analisis Perlakuan Aset Tetap Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Kota Manado bahwa pengukuran, pengakuan, pengeluaran setelah perolehan sudah sesuai dengan Standart Akuntansi Pemerintah (SAP) nomor 7. Dalam hal penyusutan Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) belum melakukan dikarenakan tidak adanya prosedur. Untuk pengungkapan sudah menyajikan laporan keuangan yang sangat detail dan jelas
10.
Hasil penelitian (Fresly Kornelius Engka1, 2017, )Analisis Penerapan PSAP NO.7 tentang Akuntansi Aset pada Kantor Badan Diklat Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara bahwa perlakuan akuntansi pada kantor Badan Diklat sudah sesuai dengan peraturan.
112.2 Tinjauan Pustaka 1. Teori Aktiva (aset)
(Kieso, 2012. ) menyatakan bahwa asset is probale future economic benefits obtained or controlled by particular entity as a result of past transactions or events.
12(Warren, 2005)menyatakan the asset section of the balance sheet normally presents assets in order that tgey will be converted into cash or use in operations. Cash is presented first, followed by receivables, supplies, prepaid insurance, and another asset. The assets of more permanent nature are shown next. such as land, and equipment.
1310
(Yefta Masipuang, 2015)
11
(Fresly Kornelius Engka1, 2017, )
12(Kieso, 2012. )
13
(Warren, 2005)
(PSAK, 2014)mendefinisikan aset tetap sebagai aset berwujud yang dimiliki untuk tujuan digunakan untuk memproduksi atau memasok barang atau jasa untuk dijual kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan manajemen, diharapkan digunakan lebih dari satu periode.
142. Teori Aktiva Tetap (fix aset)
Menurut (Darise, 2008)), aset yang diakui sebagai aset tetap adalah jika aset berwujud dan memiliki lebih dari dua belas bulan
15. Biaya perolehan aset dapat diukur dengan andal, dan tidak dimaksudkan untuk dijual, dibangun atau diperoleh untuk digunakan sendiri. Jika nilai aset diperoleh tanpa nilai maka aset tetap diukur pada nilai wajarnya pada saat akuisisi, yaitu nilai tukar aset atau likuidasi liabilitas antara pihak-pihak yang memahami dan bermaksud untuk melakukan transaksi yang wajar.
Saat mengevaluasi aset tetap (Chan, 2012)menunjukkan bahwa aset non- keuangan disesuaikan untuk penyusutan berdasarkan biaya perolehan aslinya (biaya historis).
16Kecuali tanah dan konstruksi dalam penyelesaian, semua aset tetap Aset tersebut dapat disusutkan sesuai dengan sifat dan karakteristiknya (Darise, 2008).
17Menurut (Kieso, 2012. )Penyusutan adalah proses akuntansi yang secara sistematis dan wajar mengalokasikan biaya aset berwujud sebagai beban selama periode dimana diharapkan memperoleh manfaat dari penggunaan aset berwujud.
1814
(PSAK, 2014)
15(Darise, 2008)
16(Chan, 2012)
17(Darise, 2008)
18(Kieso, 2012. )
3. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
Definisi Standar Akuntansi Pemerintahan (Bastian, 2010)yaitu: “standar akuntansi pemerintahan merupakan persyaratan yang mempunyai kekuatan hukum dalam upaya meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah di Indonesia.”
19(Mahmudi, 2010.) definisi standar akuntansi pemerintahan yaitu “standar akuntansi pemerintah adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.”
20Berdasarkan (PP 71 TAHUN 2010)yaitu: “standar akuntansi pemerintah adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah. Prinsip-prinsip yang dimaksud yaitu basis akuntansi, nilai historis, realisasi, substansi mengungguli untuk bentuk formal, perioditas, konsisten pengungkapan lengkap, dan penyajian wajar.”
21Dari penjelasan diatas bisa diambil kesimpulan bahwa Standar akuntansi pemerintahan merupakan prinsip akuntansi yang mempunyai pengaruh hukum, sehingga standar tersebut harus diterapkan dan dijadikan pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan untuk para pemerintah pusat ataupun daerah. Proses penyiapan SAP merupakan mekanisme procedural yang meliputi tahap-tahap kegiatan yang dilakukan dalam setiap penyusunan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (Bastian, 2010) Dalam Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2010 menyatakan bahwa, SAP berbasis akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset,
19
(Bastian, 2010)
20(Mahmudi, 2010.)
21(PP 71 TAHUN 2010)
utang, dan ekuitas dalam pelaporan finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui aset, utang, dan ekuitas berbasis dana berbasis akrual.
4. Peryataan Standart Akuntansi Pemerintah nomor 7 tentang Akuntansi Aset Tetap
(PSAP 07) Tujuan Pernyataan Standar ini adalah mengatur perlakuan akuntansi untuk aset tetap. Masalah utama akuntansi untuk aset tetap adalah saat pengakuan aset, penentuan nilai tercatat, serta penentuan dan perlakuan akuntansi atas penilaian kembali dan penurunan nilai tercatat (carrying value) aset tetap.
Pernyataan Standar ini mensyaratkan bahwa aset tetap dapat diakui sebagai aset jika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan suatu aset dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.
Pernyataan Standar ini diterapkan untuk seluruh unit pemerintah yang menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum dan mengatur tentang perlakuan akuntansinya, termasuk pengakuan, penilaian, penyajian, dan pengungkapan yang diperlukan kecuali bila Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan lainnya mensyaratkan perlakuan akuntansi yang berbeda.
Pernyataan Standar ini tidak diterapkan untuk:
a) Hutan dan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (regenerative natural resources)
b) Kuasa pertambangan, eksplorasi dan penggalia mineral, minyak, gas alam,
dan sumber daya alam serupa yang tidak dapat diperbaharui (non-
regenerative natural resources).
Namun demikian, Pernyataan ini berlaku untuk aset tetap yang digunakan untuk mengembangkan atau memelihara aktivitas atau aset yang tercakup dalam (a) dan (b) di atas dan dapat dipisahkan dari aktivitas atau aset tersebut.
225. Aset Tetap
Menurut (PSAP 07) aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya.
23Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap adalah aset berwujud yang digunakan untuk penyediaan barang atau jasa, disewakan kepada pihak lain atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode (IAI, 2017)
24Menurut (PSAP 07)Aset tetap sering merupakan suatu bagian utama aset pemerintah, dan karenanya signifikan dalam penyajian neraca. Termasuk dalam aset tetap pemerintah adalah:
22
(PSAP 07)
23(PSAP 07)
24(IAI, 2017)
(a) Aset tetap yang dimiliki oleh entitas pelaporan namun dimanfaatkan oleh entitas lainnya, misalnya instansi pemerintah lainnya, universitas, dan kontraktor;
(b) Hak atas tanah.
Tidak termasuk dalam definisi aset tetap adalah aset yang dikuasai untuk dikonsumsi dalam operasi pemerintah, seperti bahan (materials) dan perlengkapan (supplies).
Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas operasi entitas. Berikut adalah klasifikasi aset tetap yang digunakan:
(a) Tanah;
(b) Peralatan dan Mesin;
(c) Gedung dan Bangunan;
(d) Jalan, Irigasi, dan Jaringan;
(e) Aset Tetap Lainnya; dan (f) Konstruksi dalam Pengerjaan.
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat
elektonik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya
signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai.
Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
Konstruksi dalam pengerjaan mencakup aset tetap yang sedang dalam proses pembangunan namun pada tanggal laporan keuangan belum selesai seluruhnya.
Aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus disajikan di pos aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.
256. Pengakuan Aset Tetap
Menurut (PSAP 07)untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria:
(a) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan;
(b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal;
(c) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan (d) Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Dalam menentukan apakah suatu pos mempunyai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan, suatu entitas harus menilai manfaat ekonomi masa depan yang
25
(PSAP 07)
dapat diberikan oleh pos tersebut, baik langsung maupun tidak langsung, bagi kegiatan operasional pemerintah. Manfaat tersebut dapat berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi pemerintah. Manfaat ekonomi masa yang akan datang akan mengalir ke suatu entitas dapat dipastikan bila entitas tersebut akan menerima manfaat dan menerima risiko terkait. Kepastian ini biasanya hanya tersedia jika manfaat dan risiko telah diterima entitas tersebut. Sebelum hal ini terjadi, perolehan aset tidak dapat diakui.
Tujuan utama dari perolehan aset tetap adalah untuk digunakan oleh pemerintah dalam mendukung kegiatan operasionalnya dan bukan dimaksudkan untuk dijual.
Pengakuan aset tetap akan sangat andal bila aset tetap telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah.
Saat pengakuan aset akan lebih dapat diandalkan apabila terdapat bukti bahwa telah terjadi perpindahan hak kepemilikan dan/atau penguasaan secara hukum, misalnya sertifikat tanah dan bukti kepemilikan kendaraan bermotor. Apabila perolehan aset tetap belum didukung dengan bukti secara hukum dikarenakan masih adanya suatu proses administrasi yang diharuskan, seperti pembelian tanah yang masih harus diselesaikan proses jual beli (akta) dan sertifikat kepemilikannya di instansi berwenang, maka aset tetap tersebut harus diakui pada saat terdapat bukti bahwa penguasaan atas aset tetap tersebut telah berpindah, misalnya telah terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama
2626
(PSAP 07)
Menurut (Halim, 2013)menyatakan bahwa aset tetap diakui saat potensi manfaat ekonomi di masa depan diperoleh oleh pemerintah dan mempunyai nilai yang dapat diukur dengan handal.
277. Pengukuran Aset Tetap
(PSAP 07)aset tetap dinilai dengan biaya perolehan. Apabila penilaian aset tetap dengan menggunakan biaya perolehan tidak memungkinkan maka nilai aset tetap didasarkan pada nilai wajar pada saat perolehan. Biaya perolehan aset tetap yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut.
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan. Aset tetap yang berasal dari hibah dan tidak diketahui harga perolehannya maka pemerintah dapat penggunakan nilai wajar saat perolehan. Biaya perolehan peralatan dan mesin menggambarkan jumlah pengeluaran yang telah dilakukan untuk memperoleh peralatan dan mesin tersebut sampai siap pakai. Biaya ini antara lain meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya instalasi, serta biaya langsung lainnya untuk memperoleh dan mempersiapkan sampai peralatan dan mesin tersebut siap digunakan. Biaya perolehan suatu aset tetap terdiri dari harga belinya atau konstruksinya, termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam
27
(Halim, 2013)
membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. Contoh biaya yang dapat diatribusikan secara langsung adalah:
(a) Biaya persiapan tempat
c) Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar muat (handling cost)
(b) Biaya pemasangan (instalation cost)
(c) Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur (d) Biaya konstruksi
8. Pengungkapan Aset Tetap
(PSAP 07), Pengungkapan disajikan pada lembar muka neraca, aset tetap juga harus diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Dalam Catatan atas Laporan Keuangan harus diungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap sebagai berikut:
a. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat.
b. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
1) Penambahan;
2) Pelepasan;
3) Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai jika ada; dan 4) Mutasi aset tetap lainnya.
c. Informasi penyusutan, meliputi:
1) Nilai penyusutan;
2) Metode penyusutan yang digunakan;
3) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
4) Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.
Selain itu, dalam Catatan atas Laporan Keuangan juga harus diungkapkan:
a. Eksistensi dan batasan hak milik ata aset tetap;
b. Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap;
c. Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi; dan
d. Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetapjika pengelolaannya buruk maka akan berdampak buruk pula pada pemerintahan yang ada.
9. Penyusutan
(PSAP 07)Penyusutan adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan
penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset. Kapasitas dan manfaat suatu aset
semakin lama akan mengalami penurunan dikarenakan digunakan untuk kegiatan
operasional pemerintah oleh karena nilai aset pun ikut menurun. Penurunan aset
meliputi penurunan nilai, manfaat, atau volume dari kekayaan yang dimiliki oleh
pemerintah. Penyusutan penting diperhatikan selama pemanfaatan suatu aset tetap
(Ramadhan, 2013). Bagi para akuntan, penyusutan bukan merupakan masalah
penilaian, namun merupakan alat alokasi (Kieso, 2012. )Penyesuaian nilai aset
tetap dilakukan dengan berbagai metode yang sistematis sesuai dengan masa
manfaat. Metode penyusutan yang digunakan harus dapat menggambarkan
manfaat ekonomik atau kemungkinan jasa (service potential) yang akan mengalir
ke pemerintah. Nilai penyusutan untuk masing-masing periode diakui sebagai
pengurang nilai tercatat aset tetap dan Diinvestasikan dalam Aset Tetap. Masa
manfaat aset tetap yang dapat disusutkan harus ditinjau secara periodik dan jika
terdapat perbedaan besar dari estimasi sebelumnya, penyusutan periode sekarang
dan yang akan datang harus dilakukan penyesuaian. Metode penyusutan yang dapat dipergunakan antara lain:
(a) Metode garis lurus (straight line method); atau
(b) Metode saldo menurun ganda (double declining balance method)
10. Neraca
Menurut (Yusuf, 2001) Neraca atau biasa yang disebut dengan posisi laporan keuangan adalah merupakan suatu daftar yang menggambarkan aktiva (harta kekayaan), utang-utang dan modal yang dimiliki oleh perusahaan pada sat tertentu
28Menurut (Kieso, 2012. )“The balance sheet is prepared from the column headings and the month- end data shown in the last on the tabular summary”
29Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan aktiva, utang dan modal dalam suatu entitas.
28