• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MURID KELAS IV SD NEGERI TALLO TUA 69 KECAMATAN TALLO KOTA MAKASSAR. Proposal.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MURID KELAS IV SD NEGERI TALLO TUA 69 KECAMATAN TALLO KOTA MAKASSAR. Proposal."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MURID KELAS IV SD NEGERI TALLO TUA 69

KECAMATAN TALLO KOTA MAKASSAR

Proposal

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Seminar Proposal pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

INDARYANI 10540 5696 12

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

(2)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. Sultan Alauddin No. 259(0411) 866 972, Fax. (0411) 860 132 Makassar 90221

ﻢــــﯿﺣﺮﻟا ﻦﻤـﺣﺮﻟا ﮫـﻠﻟا ﻢــــــﺴﺑ

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Misnawati

Stambuk : 10540 814212

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dengan Judul : Pengaruh Penerapan Metode Menceritakan Ulang (Story Telling) Terhadap Keterampilan Berbicara Murid KelasIV SD Inpres Pare’-pare’ Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

Setelah diperiksa ulang, proposal ini memenuhi syarat untuk diseminarkan.

Makassar, April 2016

Disetujui oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Sulfasyah, MA.,Ph.D. Haslindah, S. Pd M. Pd.

NBM.97770635

Mengetahui, Ketua Prodi

Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD),

Sulfasyah, MA.,Ph.D. NBM.97770635

(3)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Sultan Alauddin No. 259(0411) 866 972, Fax. (0411) 860 132 Makassar 90221

ﻢــــﯿﺣﺮﻟا ﻦﻤـﺣﺮﻟا ﮫـﻠﻟا ﻢــــــﺴﺑ

PERSETUJUAN JUDUL

Nama : MISNAWATI

Stambuk : 10540 814212

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Proposal : Pengaruh Penerapan Metode Menceritakan Ulang (Story Telling) Terhadap Keterampilan Berbicara Murid KelasIV SD Inpres Pare’-pare’ Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa

Setelah diperiksa dan diteliti telah memenuhi telah memenuhi persyaratan untuk diproses. Adapun pembimbing yang usulkan untuk pertimbangkan oleh Dekan/ Pembantu Dekan 1 FKIP Unismuh Makassar adalah:

Pembimbing : 1. Sulfasyah, MA.,Ph.D 2. Haslindah, S. Pd M. Pd

Makassar, April 2016

Mengetahui, Ketua Prodi

Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD),

Sulfasyah, MA.,Ph.D. NBM.97770635

(4)

KARTU KONTROL BIMBINGAN PROPOSAL

Nama : Misnawati

Stambuk : 10540 814212

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pembimbing : Drs. Hambali, S. Pd, M.Hum

Judul Proposal : Pengaruh Penerapan Metode Menceritakan Ulang (Story Telling) Terhadap Keterampilan Berbicara Murid Kelas V SD Inpres Pattallikang Kecamatan Manuju Kabupaten Gowa

Konsultasi Dosen Pembimbing 1 :

No Hari/Tanggal Uraian Perbaikan TandaTangan

Catatan :

Mahasiswa hanya dapat mengikuti ujian proposal jika sudah konsultasi ke masing-masing Dosen Pembimbing minimal 3 kali

Makassar, April 2016 Mengetahui,

Ketua Prodi

Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD),

Sulfasyah, MA.,Ph.D. NBM.97770635

(5)
(6)

i

PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KONSEP PERUBAHAN WUJUD BENDA

MURID KELAS IV SD NEGERI TALLO TUA 69 KECAMATAN TALLO KOTA MAKASSAR

Skripsi

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

INDARYANI 10540 5696 12

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

(7)

ii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. Sultan Alauddin No. 259(0411) 866 972, Fax. (0411) 860 132 Makassar 90221

ﻢــــﯿﺣﺮﻟا ﻦﻤـﺣﺮﻟا ﮫـﻠﻟا ﻢــــــﺴﺑ

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : INDARYANI

Stambuk : 10540 5696 12

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dengan Judul : Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar IPA Murid Kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar

Setelah diperiksa ulang, Skripsi ini memenuhi syarat untuk diseminarkan. Makassar, Oktober 2016 Disetujui oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Nurlina, S. Si., M. Pd. Dra. Andi Marliah Bakri, M.Si.

NBM. NBM.

Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Prodi

Unismuh Makassar Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum Sulfasyah, MA.,Ph.D.

(8)

iii

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jl. Sultan Alauddin No. 259(0411) 866 972, Fax. (0411) 860 132 Makassar 90221

ﻢــــﯿﺣﺮﻟا ﻦﻤـﺣﺮﻟا ﮫـﻠﻟا ﻢــــــﺴﺑ

PERSETUJUAN JUDUL

Nama : INDARYANI

Stambuk : 10540 5696 12

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dengan Judul : Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar IPA Murid Kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar

Setelah diperiksa dan diteliti telah memenuhi telah memenuhi persyaratan untuk diproses. Adapun pembimbing yang usulkan untuk pertimbangkan oleh Dekan/ Pembantu Dekan 1 FKIP Unismuh Makassar adalah:

Pembimbing : 1. Nurlina, S. Si., M. Pd

2. Dra. Andi Marliah Bakri, M.Si.

Makassar, Oktober 2016

Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Prodi

Unismuh Makassar Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD)

Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M. Hum Sulfasyah, MA.,Ph.D.

(9)

iv

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : INDARYANI

Nim : 10540 5696 12

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan Skripsi sampai selesainya skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi ini (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam penyusunan skripsi saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi ini. 4. Apabila saya melanggar perjanjian ini seperti pada butir 1, 2, 3, maka saya

bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku. Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Oktober 2016

Yang Membuat Perjanjian,

(10)

v

MOTTO

Usaha yang sungguh-sungguh disertai dengan kesabaran Dan ketabahan yang diiringi dengan doa merupakan modal utama Dalam meraih kesuksesan

Dan tiada kesuksesan tanpa cucuran keringat dan air mata Dan sukses bukanlah untuk dibanggakan tetapi nikmat dan hidayah-Nya yang perlu disyukuri.

Masa lalu bukan hal yang harus disesali tapi menjadi bentuk perbaikan diri penyesalan haarus ada tapi jangan sampai terpuruk karena dalam pengalaman hidup semua ada hikmanya.

Kupersembahkan karya sederhana ini untuk ayahanda dan ibunda

serta saudara-saudara penulis yang senantiasa mencintai dan

menyayangi penulis yang memberi motivasi dan kepercayaan, dan atas

pengorbanan dan doa yang telah diberikan demi kesuksesa penulis

(11)

vi ABSTRAK

INDARYANI 2016. Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar IPA Murid Kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Nurlina dan Andi Marlia Bakri.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan metode eksperimen berpengaruh terhadap hasil belajar IPA murid Kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar, Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA murid kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest- postest design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua murid SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar tahun ajaran 2016/2017 yang terdiri atas 6 kelas dengan jumlah keseluruhan murid sebanyak 143 murid, sedangkan sampel penelitian adalah murid kelas IV murid Kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar yang berjumlah 28 murid. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis statistik deskriftif dan teknik analisis statistik inferensial.Analisis data menggunakan statistik deksriptif dan statistik inferensial dengan uji-t. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa, (1)Hasil belajar IPA murid yang mengikuti pembelajaran dengan penerapan metode eksperimen berada pada kategori tinggi, dengan nilai rata-rata sebesar 75,17. (2)Hasil belajar murid yang mengikuti pembelajaran tanpa penerapan metode eksperimen berada pada kategori sedang, dengan nilai rata-rata sebesar 64,64. (3)Terdapat pengaruh penggunaan penerapan metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA murid kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar dengan menggunakan analisis uji-t diperoleh tHitung= 14,93 dan tTabel=

2,051 maka diperoleh tHitung > tTabel atau 14,93 > 2,073. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa H0ditolak dan Haditerima

(12)

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Swt, atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar IPA Murid Kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar”. Dirampungkan dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan akademis guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang tertuang dalam skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan skripsi ini tidak mungkin terselesaikan tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menghaturkan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Nurlina,S.Si.,M. Pd dan Dra. Andi Marliah Bakri, M.Si. yang dengan senang hati menyediakan waktu memberikan arahan dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis juga menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada : Dr. Rahman Rahim M.Hum., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah menyiapkan sarana dan prasarana sehingga kegiatan perkuliahan dapat dilaksanakan dengan baik, Dr. H. A. Sukri Syamsuri M. Hum., Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis, Sulfasyah S. Pd., MA, Ph. D. Ketua Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar dan Sitti Fitriani Saleh S. Pd., M. Pd., Sekretaris prodi PGSD Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan arahan dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini. Bapak dan Ibu

(13)

viii

dosen serta seluruh staf PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan ilmunya kepada penulis sejak masuk kuliah sampai sekarang.

Kepada Hj. Sitti Kamariah,S.Pd.M.Pd Kepala SD SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassarserta seluruh guru di lingkungan SD SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar yang telah menerima penulis untuk melakukan penelitian di sekolahnya. Rekan-rekan seperjuangan angkatan 2012 khususnya kelas I yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Terkhusus buat orang tua Ayahanda Abidin dan Ibunda Wati yang telah mendidik, membesarkan, mendoakan keberhasilan penulis, suami ku tercinta Ruslan yang senantiasa membantu penulis demi melihat keberhasilanku, ananda Alif Addar Wasin, kaulah semangat hidupku menjadi motivasi bagiku untuk meraih sebuah kesuksesan, semoga mendapat pahala yang setimpal dari Allah Swt.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritikan yang bersifat membangun senantiasa penulis mengharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan bantuan dalam pengembangan pendidikan.

Akhirnya, kepada Allah jualah tempat kembali, semoga segala amal yang kita lakukan bernilai ibadah di sisi-Nya, Amin.

Makassar, Oktober 2016

(14)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

SURAT PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTO ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR... xiii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian... 3

D. Manfaat Penelitian... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 5

A. Kajian Pustaka. ... 5

1. Konsep Sifat Dan Wujud Benda... 5

2. Perubahan Wujud Benda ... 9

(15)

x

4. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam ... 14

5. Belajar Mengajar dan Proses Belajar Mengajar ... 15

6. Hasil Belajar ... 19

B. Kerangka Pikir... 20

C. Hipotesis Penelitian. ... 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

A. Jenis Penelitian ... 24

B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 24

C. Desain Penelitian ... 24

D. Populasi Dan Sampel... 25

E. Defenisi Oprasioal Variabel ... 26

F. Prosedur Penelitian... 26

G. Instrumen Penelitian... 28

H. Teknik Pengumpulan Data ... 29

I. Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Hasil Penelitian... 32

1. Deskriptif hasil belajar IPA Kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 Kota Makassar Sebelum dan Sesudah Diterapkan Metode Eksperimen... 32

2. Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar IPA Murid Kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 kecamatan Tallo Kota Makassar ... 34

B. Pembahasan ... 35

(16)

xi A. Simpulan... 40 B. Saran ... 40 DAFTAR PUSTAKA... 42 RIWAYAT HIDUP ... 43 LAMPIRAN

(17)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 3.1. Pedoman Pengkategorian Hasil Belajar ... 30

Tabel 4.1.Rekapitulasi Hasil Belajar IPA Murid sebelum dan sesudah

penerapan metode eksperimen ... 32 Tabel 4.2. Distribusi Hasil Belajar IPA berdasarkan hasil Pretest

(18)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 kerangka pikir... 22

(19)

xiv

KONTROL BIMBINGAN SKIRISI

Nama : INDARYANI

Stambuk : 10540 5696 12

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pembimbing : Nurlina, S. Si., M. Pd

Judul Skripsi : Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen Terhadap Hasil Belajar IPA Murid Kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar

Konsultasi Dosen Pembimbing 1 :

No Hari/Tanggal Uraian Perbaikan TandaTangan

Catatan :

Mahasiswa hanya dapat mengikuti ujian Skripsi jika sudah konsultasi ke masing-masing Dosen Pembimbing minimal 3 kali

Makassar, Oktober 2016 Mengetahui,

Ketua Prodi

Pend. Guru Sekolah Dasar (PGSD),

Sulfasyah, MA.,Ph.D. NBM.97770635

(20)

s

MUHAMMADTYAH

Judul skripsi Nama Nim Program Fakultas I.TNIVBRSITAS

FAKULTAS

MAKASSAR

DAl\ ILMU

PENDIDIKAN

PEMBIMBING

Interaksi Jual dan Beli di Pasar Senfal

i persyaratan mtuk drujrkan. Fembirnbing Dr. Diketah# *treh Pd. 'r:.- .:

.-; Rahman Rahim, 1VI. f{nm.

Jurusan Pendidikan

^o,s'- '

\"

""i1

(21)

UT{TVERSITAS

MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

FAKULTAS

KEGITRUAII{

DAl\ ILMU

?E]YDIDIKAN

LEMBAR PENGESAHAN

skripsi atas Nama DANANG

wIJAyANTo,

NIM:

10533721712

jrterima dan disahkan oleh Panitia

Ujian Skripsi berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor: 117 Tahun l43g r;/2016,

.an-egal 7 November 2016 M, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Jurusan Fcndidikan Bahasa dan Sastra lndonesia Fakultas Keguruan dan.'fiinu Pendidikan Universitas Muhamrnadiyah Makassar

pada han Senin tanggal 14 November2016.

Makassar, 25

Muharram

_1438 H 26

Oktober

2016 M

l.

Pengfuas

B,-2.

Ketua

?,

.t- *'*"

'?-3.

setretarih.

q

4.

Penguji

%

Disahkan

Abdul Rahman Rahim, S. E., M. IU.

:

f,)r,,H Andi Sulai Syamsuri, M. Hum.

Khaeruddin, S. Pd., M. Pd.

t.

Prof. Dr. H. M" Ide Said DM. M. pd.

2.

Dr. Tarnran A. Arief, M. pd.

3.

Drs. Kamaruddin Moha, M. pd.

4.

Dr. Djuanda, M. Hum.

(22)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di sekolah dasar sangat fundamental untuk kehidupan murid di masa yang akan datang. Hal ini di sebabkan karena pada Sekolah Dasar (SD), dasar-dasar segala ilmu pengetahuan mulai di tanamkan. Kelemahan penguasaan fakta, konsep, prinsip dan keterampilan dasar akan mengakibatkan kelemahan murid di tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Selanjutnya murid tidak akan mampu maraih keberhasilan dalam kehidupan yang penuh persaingan di segala bidang. (depdiknas, 2004 : 4)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran di sekolah dasar (SD). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan penting dalam proses pendidikan dan juga Perkembangan Teknologi. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di harapkan bisa menjadi wahana bagi murid untuk mempelajari diri dan alam sekitar, serta pengalaman lebih lanjut dalam penerapan dalam kehidupan sehari-hari. (Trianto, 2010 : 136)

Murid sebagai subjek pendidikan, di tuntut supaya aktif dalam belajar mancari informasi dan mengeksplorasi sendiri atau berkelompok. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dan pembimbing kearah pengoptimalan mencapai ilmu pengetahuan yang di pelajari. Diharapkan dalam proses pembelajaran murid mau dan mampuh mengemukankan pendapat sesuai dengan apa yang telah dipahami, berinteraksi secara positif antara murid dan murid dan guru apabila ada kesulitan.

(23)

2

Namun kenyataanya berdasarkan observasi yang di lakukan peneliti merujuk pada hasil ujian semester ganjil tahun ajaran 2016/2017 memperlihatkan bahwa hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai rata-rata yang diperoleh murid dari kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan, dia antara 28 murid masih ada 11 murid atau 39,28% murid yang memperoleh nilai 65 kebawah dan hanya 17 atau 60,7% murid yang memenuhi standar KKM yaitu 65. Hal ini berarti dari 28 murid 39,28% diantanya dinyatakan belum memenuhi standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Ilmu pemgetahuan Alam ( IPA) dengan kompotensi dasar mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat tertentu.

Hal ini dikarenakan penyajian materi Ilmu pemgetahuan Alam ( IPA) masih bersifat monoton proses belajar selalu didominasi oleh guru sehingga murid cenderung meras jenuh. Dalam situasi yang demikian murid menjadi bosan karena belum dilibatkan secara aktif dalam proses belajar mengajar sehingga guru sulit untuk mengembangkan atau meningkatkan pembelajaran agar benar-benar berkualitas. Oleh sebab itu, hasil belajar Ilmu pemgetahuan Alam ( IPA) murid dari tahun ke tahun relatif sama. Untuk itu perlu dicari solusi agar seluruh murid merasa menjadi bagian dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, metode eksperimen merupakan salah satu solusi terhadap masalah murid yang beraneka ragam tersebut.

Untuk mengisi hal tersebut, seyogiayanya diadakan perubahan dalam pembelajaran di kelas, termasuk pemilihan metode pembelajaran. Metode pembelajaran merupakan suatu rancangan atau kebijakan dalam memulai serta melaksanakan pengajaran dalam suatu bidang studi yang memberi arah dan corak

(24)

3

kepada metode pengajarannya serta didasarkan pada asumsi yang berkaitan. Seperti halnya metode eksperimen memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik.

Menurut Roestiyah (Hendro, 2011 : 81) Metode ekperimen adalah suatu cara mengajar di mana murid melakukan suatu percobaan tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaanya, kemudian hasil pengamatan itu disamapaikan ke kelas dan di evaluasi oleh guru.

Model pembelajaran berdasarkan pengalaman yang pelaksanaanya dalam bentuk metode eksperimen perlu dipertimbangkan untuk diterapkan dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar. Hal ini dimaksud untuk meningkatkan penguasaan murid terhadapa materi IPA. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA Konsep Peubahan Wujud Benda kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah terdapat pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap hasil belajar IPA Konsep Peubahan Wujud Benda kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ada pengaruh metode eksperimen dalam pembelajaran IPA konsep peubahan wujud benda pada murid kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar.

(25)

4

D. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis sebagi berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian ini dapat dijadikan landasan pengembangan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sebagai upaya meningkatkan hasil belajar murid yaitu dengan metode ekperimen serta manjadi bahan perbandingan peneliti yang lain.

2. Manfaat Praktis a. Bagi murid

Dapat mengurangi rasa cemas terhadapa pelajaran IPA dan memungkinkan murid lebih bersemangat belajar IPA, sehinga hasil belajar muridakan meningkat.

b. Bagi Guru

Sebagi pertimbangan untuk dapat menerapkan metode pembelajaran eksperimen dalam memcahkan masalah yang dihadapi dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran IPA.

c. Bagi Sekolah

Sebagai bahan referensi dalam upayah pembenahan dan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar mengajar.

d. Bagi Penelitian

Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian khususnya Penelitian eksperimen.

(26)

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Konsep Sifat dan Wujud Benda

Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat dibagi menjadi tiga, yaitu padat, cair dan gas.Masing-masing memeiliki sifat yang dapat membedakan jenis benda yang satu dengan jenis benda yang lainnya.

a. Benda padat

Benda padat mempunyai sifat benda yang berbeda dengan cair atau gas.Sifat-sifat dari benda padat di antaranya adalaha wujudnya tetap, dapat diubah bentuknya dengan cara tertentu, dan mempunyai massa.

1). Bentuknya tetap seperti Lemari, Kantong plastic, Buku dan pensil. Perhatikan benda-benda berikut!

Jika kita mengambil sebuah buku atau pensil dari atas meja kemudian kita pindahkan kedalam tas, bahaimana bentuk buku tersebut? Apakah berubah wujud? Coba kamu masukkan ke tempat yang lainya, misalnya lemari atau kantong plastic! Buku dan pensil tidak akan berubah bentuk jika pindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Gambar 2.1 Berbagai Macam benda padat 5

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Konsep Sifat dan Wujud Benda

Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat dibagi menjadi tiga, yaitu padat, cair dan gas.Masing-masing memeiliki sifat yang dapat membedakan jenis benda yang satu dengan jenis benda yang lainnya.

a. Benda padat

Benda padat mempunyai sifat benda yang berbeda dengan cair atau gas.Sifat-sifat dari benda padat di antaranya adalaha wujudnya tetap, dapat diubah bentuknya dengan cara tertentu, dan mempunyai massa.

1). Bentuknya tetap seperti Lemari, Kantong plastic, Buku dan pensil. Perhatikan benda-benda berikut!

Jika kita mengambil sebuah buku atau pensil dari atas meja kemudian kita pindahkan kedalam tas, bahaimana bentuk buku tersebut? Apakah berubah wujud? Coba kamu masukkan ke tempat yang lainya, misalnya lemari atau kantong plastic! Buku dan pensil tidak akan berubah bentuk jika pindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Gambar 2.1 Berbagai Macam benda padat 5

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Pustaka

1. Konsep Sifat dan Wujud Benda

Benda-benda yang ada di sekitar kita dapat dibagi menjadi tiga, yaitu padat, cair dan gas.Masing-masing memeiliki sifat yang dapat membedakan jenis benda yang satu dengan jenis benda yang lainnya.

a. Benda padat

Benda padat mempunyai sifat benda yang berbeda dengan cair atau gas.Sifat-sifat dari benda padat di antaranya adalaha wujudnya tetap, dapat diubah bentuknya dengan cara tertentu, dan mempunyai massa.

1). Bentuknya tetap seperti Lemari, Kantong plastic, Buku dan pensil. Perhatikan benda-benda berikut!

Jika kita mengambil sebuah buku atau pensil dari atas meja kemudian kita pindahkan kedalam tas, bahaimana bentuk buku tersebut? Apakah berubah wujud? Coba kamu masukkan ke tempat yang lainya, misalnya lemari atau kantong plastic! Buku dan pensil tidak akan berubah bentuk jika pindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Gambar 2.1 Berbagai Macam benda padat 5

(27)

6

2) Benda padat dapat brubah bentuk seperti kain menjadi baju, kayu menjadi meja, dan kertas menjadi anyaman.

Benda padat dapat berubah bentuknya dengan cara tertentu, perhatikan gambar berikut!

Gambar 2.2 : Benda padat dapat berubah bentuk dengan cara tertentu. Benda-benda yang kita gunakan sehari-hari bentuknya sudah berubah dari bentuk aslinya, misalnya baru.Bentuk semula adalah sehelai kain, kemudian di potong dan di jahit sehingga beruba bentuk menjadi baju. Perhatikan benda lainya yang ada di sekitarmu! Bagaimana benda tersebut dapat berubah bentuk dari bentuk aslinya? Untuk dapat mengubah benda padat menjadi bentuk lain, benda tersebut 6

2) Benda padat dapat brubah bentuk seperti kain menjadi baju, kayu menjadi meja, dan kertas menjadi anyaman.

Benda padat dapat berubah bentuknya dengan cara tertentu, perhatikan gambar berikut!

Gambar 2.2 : Benda padat dapat berubah bentuk dengan cara tertentu. Benda-benda yang kita gunakan sehari-hari bentuknya sudah berubah dari bentuk aslinya, misalnya baru.Bentuk semula adalah sehelai kain, kemudian di potong dan di jahit sehingga beruba bentuk menjadi baju. Perhatikan benda lainya yang ada di sekitarmu! Bagaimana benda tersebut dapat berubah bentuk dari bentuk aslinya? Untuk dapat mengubah benda padat menjadi bentuk lain, benda tersebut 6

2) Benda padat dapat brubah bentuk seperti kain menjadi baju, kayu menjadi meja, dan kertas menjadi anyaman.

Benda padat dapat berubah bentuknya dengan cara tertentu, perhatikan gambar berikut!

Gambar 2.2 : Benda padat dapat berubah bentuk dengan cara tertentu. Benda-benda yang kita gunakan sehari-hari bentuknya sudah berubah dari bentuk aslinya, misalnya baru.Bentuk semula adalah sehelai kain, kemudian di potong dan di jahit sehingga beruba bentuk menjadi baju. Perhatikan benda lainya yang ada di sekitarmu! Bagaimana benda tersebut dapat berubah bentuk dari bentuk aslinya? Untuk dapat mengubah benda padat menjadi bentuk lain, benda tersebut

(28)

7

harus mendapat perlakuan tertentu misalnya di tekan, dipahat, dipotong, diraut, dibor, digergaji, diamplas dan sebagaianya.

b. Benda Cair

Benda cair mempunyai sifat sebagai berikut: 1). Bentuknya dapat beribah sesuai wadahnya

Jika kita menuangkan air ke dalam gelas maka bentuk air seperti gelas.Tetapi jika kita menuangkan air kedalam mangkok makan bentuk seperti mangkok, dan jika menuangkan air kedalam botol maka bentuk air seperti botol.Peristiwa tersebut membuktikan bahwa bentuk benda cair dapat berubah sesuai dengan tempatnya.

Gamabar 2.3 : Bentuk Benda cair sesuai dengan Tempatnya 2). Benda cair menempati ruang dan mempunyai massa

Coba Kalian Tuangkan air kedalam gelas sampai penuh dan airnya Tumpah keluar gelas.Air yang tumpah membuktikan bahwa seluru ruangan gelas sudah terisi oleh air. Air mempunyai massa hal ini dibuktikan jika kita menggangkat gelas kosong terasa akan lebih ringan dibandingkan jika kita mengangkat gelas yang berisi air.

3). Permukaan benda cair yang tenang selalu datar Perhatikan gambar berikut!

7

harus mendapat perlakuan tertentu misalnya di tekan, dipahat, dipotong, diraut, dibor, digergaji, diamplas dan sebagaianya.

b. Benda Cair

Benda cair mempunyai sifat sebagai berikut: 1). Bentuknya dapat beribah sesuai wadahnya

Jika kita menuangkan air ke dalam gelas maka bentuk air seperti gelas.Tetapi jika kita menuangkan air kedalam mangkok makan bentuk seperti mangkok, dan jika menuangkan air kedalam botol maka bentuk air seperti botol.Peristiwa tersebut membuktikan bahwa bentuk benda cair dapat berubah sesuai dengan tempatnya.

Gamabar 2.3 : Bentuk Benda cair sesuai dengan Tempatnya 2). Benda cair menempati ruang dan mempunyai massa

Coba Kalian Tuangkan air kedalam gelas sampai penuh dan airnya Tumpah keluar gelas.Air yang tumpah membuktikan bahwa seluru ruangan gelas sudah terisi oleh air. Air mempunyai massa hal ini dibuktikan jika kita menggangkat gelas kosong terasa akan lebih ringan dibandingkan jika kita mengangkat gelas yang berisi air.

3). Permukaan benda cair yang tenang selalu datar Perhatikan gambar berikut!

7

harus mendapat perlakuan tertentu misalnya di tekan, dipahat, dipotong, diraut, dibor, digergaji, diamplas dan sebagaianya.

b. Benda Cair

Benda cair mempunyai sifat sebagai berikut: 1). Bentuknya dapat beribah sesuai wadahnya

Jika kita menuangkan air ke dalam gelas maka bentuk air seperti gelas.Tetapi jika kita menuangkan air kedalam mangkok makan bentuk seperti mangkok, dan jika menuangkan air kedalam botol maka bentuk air seperti botol.Peristiwa tersebut membuktikan bahwa bentuk benda cair dapat berubah sesuai dengan tempatnya.

Gamabar 2.3 : Bentuk Benda cair sesuai dengan Tempatnya 2). Benda cair menempati ruang dan mempunyai massa

Coba Kalian Tuangkan air kedalam gelas sampai penuh dan airnya Tumpah keluar gelas.Air yang tumpah membuktikan bahwa seluru ruangan gelas sudah terisi oleh air. Air mempunyai massa hal ini dibuktikan jika kita menggangkat gelas kosong terasa akan lebih ringan dibandingkan jika kita mengangkat gelas yang berisi air.

3). Permukaan benda cair yang tenang selalu datar Perhatikan gambar berikut!

(29)

8

Gambar 2.4 : Permukaan Benda cair yang tenang selalu datar

Dalam keadaan yang tenag, permukaan air selalu datar.Akan tetapi, jika mendapat usikan permukaan air tidak lagi datar.Sifat ini dapat dimanfaatkan oleh tukang bangunan misalnya untuk mengetahui kedataran lantai pada saat pemasangan ubin.Alat yang digunakan untuk mengukur kr dataran lantai si debut waterpas.

4). Benda cair mengalir dair tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah.

Coba perhatikan aliran sungai air di sungai mengalir melalui dari hulu sampai hilir.Hulu sungai berada di pegunungan sementara hilir berada di muara, biasaanya berakhir di laut.Hal ini membuktikan bahwa air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Coba perhatikan air terjun! Bagaimana aliran airnya?

Gambar 2.5: Air mengalir menuju tempat yang lebih rendah.

5). Benda cair dapat melarutkan benda tertentu

8

Gambar 2.4 : Permukaan Benda cair yang tenang selalu datar

Dalam keadaan yang tenag, permukaan air selalu datar.Akan tetapi, jika mendapat usikan permukaan air tidak lagi datar.Sifat ini dapat dimanfaatkan oleh tukang bangunan misalnya untuk mengetahui kedataran lantai pada saat pemasangan ubin.Alat yang digunakan untuk mengukur kr dataran lantai si debut waterpas.

4). Benda cair mengalir dair tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah.

Coba perhatikan aliran sungai air di sungai mengalir melalui dari hulu sampai hilir.Hulu sungai berada di pegunungan sementara hilir berada di muara, biasaanya berakhir di laut.Hal ini membuktikan bahwa air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Coba perhatikan air terjun! Bagaimana aliran airnya?

Gambar 2.5: Air mengalir menuju tempat yang lebih rendah.

5). Benda cair dapat melarutkan benda tertentu

8

Gambar 2.4 : Permukaan Benda cair yang tenang selalu datar

Dalam keadaan yang tenag, permukaan air selalu datar.Akan tetapi, jika mendapat usikan permukaan air tidak lagi datar.Sifat ini dapat dimanfaatkan oleh tukang bangunan misalnya untuk mengetahui kedataran lantai pada saat pemasangan ubin.Alat yang digunakan untuk mengukur kr dataran lantai si debut waterpas.

4). Benda cair mengalir dair tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah.

Coba perhatikan aliran sungai air di sungai mengalir melalui dari hulu sampai hilir.Hulu sungai berada di pegunungan sementara hilir berada di muara, biasaanya berakhir di laut.Hal ini membuktikan bahwa air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Coba perhatikan air terjun! Bagaimana aliran airnya?

Gambar 2.5: Air mengalir menuju tempat yang lebih rendah.

(30)

9

Pernakah kamu membuat Teh manis? Jika secangkir teh pahit kita beri sesendok gula pasir, kemudian di aduk maka kita akan memperoleh secangkir the manis. Gula pasir larut dalam air teh. Sehingga air teh menjadi manis. Air dapat melarutkan zat atau bahan tertentu sehingga air tersebut zat pelarut.Air dan zat didalamya di sebut pelarut.

c. Benda Gas

Dimana pun kita berada, dipermukiaan bumi ini selalu dukelilingi oleh benda gas yang disebut udara.Benda gas meskipun kita tidak dapat melihat wujudnya kita dapat merasakannya.Ketika Kita menghirup dan merasakan udara, contohnya ketika kita menggunakan kipas, badan kita ada terasa tiupan udara.Angin merupakan udara yang bergerak.Selain udara ini terdapat dimana-mana, udaraa juga menempati ruang.ambillah sebuah botol, apakah botol tersebut kosong? Botol tidak kosong tetapi bersisi udara hal ini di buktikan jika kita memasukkan botol kedalam air dengan mulut botol dimasukkan terlebih dahulu maka air tidak dapat masuk ke dalam botol. Udara jugamempunyai berat, balon kempis dan balon yang berisi akan lebih berat, balon berisis dan balon kempis jika kita timbang balon yang berisi udara akan lebih berat.

2. Perubahan Wujud Benda

Perubahan wujud mengenal tiga wujud benda dan sifat-sifatnya.Dapat dari ketiga wujud benda tersebut mengalami perubahan wujud? Misalnya dari benda padat berubah wujud menjadi cair atau sebalinya.Apa yang bisa mengubah wujud benda tersebut? Untuk mengetahui bagaimana perubahan tersebut terjadi, mari kita pelajari lebih lanjut.

(31)

10

a. Perubahan wujud benda padat

Biasanya perubahan wujud benda padat disebabkan oleh pengaruh suhu. Perhatikan, jika kita menyalakan lilin maka lilin akan terbakar dan meleleh menjadi cair. Demikian juga jika kita memesak mentega, mentega yang bentuknya padat jika dipanaskan akan meleleh menjadi encer. Jika kita makan es krim, dalam waktu yang tidak lama es akan mencair. Peristiwa melelehnya lilin, margarine, ataupun es krim merupakan contoh wujud dari padat menjadi cair.Peristiwa ini di sebut Mencair. b. Perubahan wujud benda cair

Apakah suhu dapat merubah bentuk benda cair menjadi padat atau gas?Perharhatikan Peristiwa berikut.

Jika kita mengamati air sedang dimasak dan tidak di angkat meskipun sudah mendidih, lama kelamaan air itu akan berkurang dan mungkin akan sampai habis. Kemanakah air tersebut?Air tersebut bukan hilang, tetapi berubah wujud dari cair ke uap atau gas.Peristiwa perubahan wujud dari cair menjadi gas di sebut Menguap. Peristiwa menguap dapat juga kita lihat pada pakaian yang basah kemudian kita jemur maka pakaian akan kering.

Sekarang coba kamu perhatikan saat kamu memasukkan sekantong air ke dalam freezer (lemari pembeku)! Air di dalam kantong yang bentuknya cair akan berubah menjadi es batu yang bentuknya padat. Perubahan wujud benda dari cair menjadi padat di sebut membeku.Peruban wujud dari cair ke padat dapat juga kita lihat pada saat kita membuat agar-agar.Pada saat panas agar-agar berbentuk cair tetapi setelah dingin agar-agar berbentuk padat.

c. Perubahan wujud benda Gas

Benda gas dapat berubah wujud karena adanya pengaruh suhu.Pernakah kamu memperhatikan tetesan embun di dedaunan pada pagi hari?Dari manakah

(32)

11

asalnya air embun tersebut? Sekarang, coba hembuskan nafasmu ke kaca! Apa yang terjadi? Apakah kaca menjadi berembun? Jika air panas kita tutup dengan piring, maka bagian atas piring yang dipakai tutup akan menets air. Air tersebut berasal dari uap air yang berubah menjadi air.Peristiwa perubahan wujud benda dari gas menjadi cair disebut Mengembun.Dapatkah benda gas berubah menjadi padat?Jika kita perneh berkunjung ke kawah gas belereng maka pada dinding-dinding kawah dapat kita lihat gas-gas belereng yang telah berubah menjadi kristal-kristal belerang.Hal ini menunjukkan bahwa benda gas berubah wujud menjadi benda padat. Peristiwa perubahan wujud benda dari gas menjadi padat disebut menghablur.

Gambar 2.6: Perubahan Wujud Benda

3. Metode Eksperimen

a. Pengertian Metode Eksperimen

Metode Eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok untuk di latih dalam melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamara ( Dalam Hendro, 2011 : 80).

11

asalnya air embun tersebut? Sekarang, coba hembuskan nafasmu ke kaca! Apa yang terjadi? Apakah kaca menjadi berembun? Jika air panas kita tutup dengan piring, maka bagian atas piring yang dipakai tutup akan menets air. Air tersebut berasal dari uap air yang berubah menjadi air.Peristiwa perubahan wujud benda dari gas menjadi cair disebut Mengembun.Dapatkah benda gas berubah menjadi padat?Jika kita perneh berkunjung ke kawah gas belereng maka pada dinding-dinding kawah dapat kita lihat gas-gas belereng yang telah berubah menjadi kristal-kristal belerang.Hal ini menunjukkan bahwa benda gas berubah wujud menjadi benda padat. Peristiwa perubahan wujud benda dari gas menjadi padat disebut menghablur.

Gambar 2.6: Perubahan Wujud Benda

3. Metode Eksperimen

a. Pengertian Metode Eksperimen

Metode Eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok untuk di latih dalam melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamara ( Dalam Hendro, 2011 : 80).

11

asalnya air embun tersebut? Sekarang, coba hembuskan nafasmu ke kaca! Apa yang terjadi? Apakah kaca menjadi berembun? Jika air panas kita tutup dengan piring, maka bagian atas piring yang dipakai tutup akan menets air. Air tersebut berasal dari uap air yang berubah menjadi air.Peristiwa perubahan wujud benda dari gas menjadi cair disebut Mengembun.Dapatkah benda gas berubah menjadi padat?Jika kita perneh berkunjung ke kawah gas belereng maka pada dinding-dinding kawah dapat kita lihat gas-gas belereng yang telah berubah menjadi kristal-kristal belerang.Hal ini menunjukkan bahwa benda gas berubah wujud menjadi benda padat. Peristiwa perubahan wujud benda dari gas menjadi padat disebut menghablur.

Gambar 2.6: Perubahan Wujud Benda

3. Metode Eksperimen

a. Pengertian Metode Eksperimen

Metode Eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok untuk di latih dalam melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamara ( Dalam Hendro, 2011 : 80).

(33)

12

Menurut Djamarah (Hendro, 2011 : 82) metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran di mana murid melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang di pelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen.

Menurut Roestiyah (Hendro, 2011 : 81) Metode ekperimen adalah salah satu cara mengajar, dimana murid melakukan percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaanya, kemudian hasil pengamatan itu disampikan kekelas dan di evaluasi oleh guru.

Dari penjelasan para ahli maka di simpukan bahwa metode eksperimena adalah salah satu cara mengajar dimanan murid melakukan percobaan tentang sesuatu hal dengan diri sendirin atau perkelompok, mengamati prosesnya, serta menuliskan hasil percobaanya kemudian melaporkan kekelas dan di evaluasi oleh guru.

b. Kelebihan dan kekurangan Metode Eksperimen

Metode Eksperimen mempunyai kelebihan dan kekurangan, Kelebihan Metode Eksperimen sebagai berikut:

1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran dan kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku.

2) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi

3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang di harapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.

(34)

13

4) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran ummat manusia.

Kekurangan Metode Ekspeimen sebagai :

1) Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak semua anak didik mengadakan eksperimen.

2) Jika eksperimen memerlukan jangkah waktu yang lama, anak didik harus menanti untuk melanjutkan pelajaran.

3) Metode ini lebih sesuai untuk menyajikan bidang-bidang ilmu dan teknologi.

c. Pembelajaran dengan Metode Eksperimen

Pembelajaran metode eksperimen akan membantu murid untuk memahami konsep. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila murid mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain, murid memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.

Dalam metode eksaperimen, guru dapat mengembangkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional murid. Murid mendapat kesempatan untuk melatih keterampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara lansung dapat tertahan dengan ingatannya.Keterlibatan fisik dan mental serta emosional murid diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.

Pembelajaran metode eksperimen melatih dan mengajar murid untuk belajar konsep fisika sama halnya dengan seorang ilmuan fisika. Murid belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap pembelajarannya. Dengan demikia, muridakan

(35)

14

menemukan sendiri konsep sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran. Hendro (2011 : 82).

Langkah-langkah Pembelajaran Metode Eksperimen Menurut Roestiyah ( Hendro, 2011 : 82) adalah:

1) Perlu dijelaskan kepada murid tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.

2) Memberikan penjelasan kepada murid tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.

3) Selama eksperimen berlansung guru harus mengawasi pekerjaan murid. Bila perlu memberikan saran atau peernyataan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen.

4) Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian murid, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau tanya jawab. 4. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pengetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa inggris “Science”.Kata “science” sendiri berasal dari kata bahasa latin “scientia” yang berari saya tahu.”science” terdiri dari social sciences (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan natural science (Ilmu Pengetahuan Alam). Namun dalam perkembangannya science sering di terjemahkan sebagai sains yang berarti ilmu pengetahuan alam (IPA) saja, walaupun pengertian ini kurang pas dan bertentangan dengan etimologi Jujun suriasumantri ( Trianto, 2010 : 136). Untuk itu, dalam hal ini kita tetap menggunakan istilah IPA untuk merjuk pada pengertian sains yang kapra yang berarti natural science.

(36)

15

IPA mempelajari alam semesta, benda-benda yang berada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan diluar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat di amati secara lansung indera. Oleh karena itu untuk menjelaskan hakikat devenisi Fisika, pengertian IPA perlu di pahami terlebih dahulu. IPA atau Ilmu Pengetahuan kealaman adalah ilmu tentang dunia zat, baik mahluk hidup maupun benda mati yang diamati Kadir dan Nur ( Trianto, 2010 : 136).

Adapun Wahyana ( Trianto, 2010: 136) mengatakan bahwa IPA adalah kumpulan pegetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Perkembangnnya tidak hanya di tandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa IPA adalah suatu kumpulan teori yang sistematik, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagaianya.

5. Belajar, Mengajar dan Proses Belajar Mengajar a. Belajar

Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan dan melafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/ materi pelajaran. Orang yang beranggapan demikian biasanya akan segera merasa bangga ketika anak-anaknya telah mampu menyebutkan kembali secara lisan sebagian informasi yang terdapat dalam buku teks atau yang di ajarkan oleh guru. Muhibbin Syah, (2010 : 64).

Lebih lanjut Muhibbin (2010 : 64) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi penyesuaian tingkah laku yang berlansung secara progresif.

(37)

16

Di halaman selanjutnya Muhibbin, (2010 : 65) menjelaskan bahwa belajar adalah perbubahan yang relative menetap yang terjadi dalam segala macam/ keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pemgalaman.

Kemudian Slameto (2003 : 2) menyatakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dan interaksi dengan lingkungan.

Dari pernyataan yang telah di kemukakan di atas, dapat di simpulkan bahwa belajara adalah usaha yang di lakukan seseorang dalam proses perubahan tingkah laku yang merupakan hasil pengalaman sendiri dan interaksi dengan lingkungan sendiri.

b. Mengajar

Setiap guru seharusnya dapat mengajar di depan kelas. Bahkan mengajar itu dapat di lakukan pula pada sekelompok murid di luar atau di mana saja.Mengajar adalah merupakan salah satu komponen dari kompetensi-kompetensi guru.Dan setiap guru harus menguasai serta terampil melaksanakan mengajar itu. Mengajar bukan tugas yang ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar guru berhadapan dengan sekelompok murid , mereka adalah mahluk hidup yang memerlukan bimbingan, dan pembinaan untuk menuju kedewasaan.Murid setelah menjadi manusia dewasa yang dasar tanggung jawab terhadap diri sendiri, wiraswasta, berkepribadian dan bermoral.

Menurut Slameto (2003 : 32) mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau

(38)

17

mengembangkan skill, attitude ideals (cita-cita), appreciations (penghargaan) dan knowledge.

Lebih lanjut Slameto, (2003 : 34) mengatakan bahwa mengajar adalah adanya partisifasi guru dan murid satu sama lain.Guru merupakan koordinator, yang melakukan aktivitas dalam interaksi sedemikian rupa, sehingga murid belajar seperti yang kita harapkan. Guru hanya menyusun dan mengatur situasi belajar dan bukan menentukan proses belajar.

Pendapat serupa di kemukakan oleh Million Murton (Rohani , 34 2002) bahwa mengajar adalah bimbingan murid dalam kegiatan belajar mengajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupak suatu usaha mengorganisasikan lingkungan dalam hubungan dengan anak-anak didik dan bahwa pengajar yang menimbulkan proses belajar mengajar.

Dengan demikian hakikat mengajar adalah suatu aktivitas dimana adanya partisifasi guru dan murid satu sama lain guru merupakan koordinator yang melakukan aktivitas dalam interaksi sedemikian rupa sehingga murid belajar seperti yang di harapkan guru hanya menyusun dan mengatur situasi belajar dan bukan menentukan proses belajar murid . Hasil proses belajar adalah proses belajar, dan proses mengajar ditandai dengan tumbuhnya kegiatan belajar.

c. Proses Belajar Mengajar

Proses belajar bukanlah semata-mata hasil dari terjadinya proses stimulus respon tetapi lebih jauh dari itu merupakan proses aktif dari individu untuk menyerap, memproses dan mendapatkan informasi serta menemukan hukum-hukum atau prinsip-prinsip secara mendiri.

(39)

18

Proses belajar mengajar, selalu diharpakan agar murid menerima dan menguasai pelajaran yang diberikan, begitulah harapan guru dalam mendidik murid. Maka guru dan murid harus memiliki pengetahuan dan kemampuan persyaratan. Guru selalau berusaha menerapkan berbagai cara agar murid dapat mengerti untuk memahami materi pelajaran yang di berikan. Kriteria keberhasilan dari suatu proses belajar mengajar dapat di ukur dengan prestasi belajar. Beberapa ahli mengemukakan batas belajar diantaranya adalah Hudoyo (1990 : 1) menyatakan bahwa: belajar adalah suatu proses kegiatan bagi setiap orang yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.

Mengajar bukan merupakan tugas yang ringan bagi seorang guru.Dalam mengajar guru berhadapan dengan kelompok murid, mereka adalah mahluk hidup yang memerlukan bimbingan dan pembinaan untuk menuju kedewasaan. Setelah murid mengalami proses pendidikan dan pengajaran di harapkan menjadi manusia dewasan yang sadar, bertanggung jawab terhadapa diri sendiri, kepribadian dan bermoral. Mengingat tugas yang berat ini, guru yang mengajar di depan kelas harus mempunyai prinsip-prinsip mengajar dan harus dilaksanakan seefektif mungkin.

Berdasarkan prinsip mengajar menurut Slameto (2003 : 35) adalah (a). perhatian ; (b) aktivitas ; (c) apersepsi; (d) peragaan; (e) repisi; (f) korelasi; (g). konsentrasi; (h) sosialisasi; (i) individualisme; (j) evaluasi. Semakin jelas bahwa factor kemampuan untuk menerepkan prinsip-prinsip mengajar sangat penting dimiliki setiap guru dalam proses belajar mengajar. Semakin tinggi kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, maka semakin tinggi pula prsetasi belajar yang dicapai.

(40)

19

Dari kedua batasan diatas maka pengertian proses mengajar adalah proses yang mengarah pada perubahan dalam diri murid yaitu perubahan tersebut berupa tingkah laku, pemehaman baru, dalam bentuk keahlian baru.

6. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang di peroleh murid setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dan interaksi dengan lingkungan. Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang di sebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional. Tujuan belajar telah ditetapkan terlebih dahulu. Anak yang berhasil dalam belajar adalah mencapai tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan instrksional.

Hasil belajar IPA tergantung pada seberapa jauh murid mendapatkan pengetahuan baru, makin banyak pengetahuan IPA baru yang di peroleh makin tunggi prestasi hasil belajaranya.Untuk memperoleh pengetahuan sebanyak-banyaknya maka murid perlu terlibat penuh secara fisik dan psikis.Secara psikisi diantaranya adalah dengan motivasi.

Motivasi merupakan salah satu kunci kesuksesan kerja seseorang . Orang yang memiliki morivasi yang tinggi akan mempunyai gairah dan semangat selama melakukan aktivitas. Demikian juga dalam belajar, motivasi sangat penting untuk untuk dimiliki oleh seorang murid. Murid yang bermotivasi tinggi akan memiliki energi yang banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Winkel berpendapat. (1987 : 92) bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak pisik dalam diri

(41)

20

murid yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.

Jadi motivasi kekuatan pendorong dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu untuk mencapai tujuan. Motivasi terbagi dua yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi interinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang terjadi karena adanya stimulus dari luar sedangkan motivasi interinsik adalah motivasi yang muncul dari dalam diri sedendiri. Hudojo (1988 : 97). Jadi motivasi intrinsik dapat di pengaruhi oleh proses belajar mengajar yang nantinya dapat meningkatkan hasil belajar IPA.

B. Kerangka Pikir

Persoalan pokok dalam belajar adalah faktor Input menyangkut materi apa yang diajarkan dan bagaimana proses belajar itu berlansung dan Out Put, atau apa hasil belajar yang diperoleh.

Materi IPA disusun secara hirarkis, artinya penguasaan materi berikutnya sangat menetukan dari materi sebelumnya. Dengan kata lain materi sebelumnya merupakan persyaratan untuk menguasai materi berikutnya. Sehingga belajar IPA perlu berkesinambungan.

Penomena dilapangan yang cenderung membawa pembelajaran kearah yang monoton dengan metode ceramah yang dominan, membuat pembelajaran hanya berorientasi kepada penguasaan materi secara ingatan dan verbal sehinggah kurang menguntungkan untuk membekali pemahaman kepada murid dalam jangka panjang.

Pemahaman konsep dapat diketahui apabila murid mampu mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain, murid

(42)

21

memiliki kemampuan untuk menjelaskan, menyebutkan, memberikan contoh dan menerapkan konsep terkait dengan pokok bahasan.

Metode eksaperimen membantu murid melibatkan aktifitas fisik dan mental, serta emosional murid dalam belajar. Murid mendapat kesempatan untuk melatih keterampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara lansung dapat tertahan dengan ingatannya.Keterlibatan fisik dan mental serta emosional murid diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.

Oleh karena itu metode eksperimen dapat membantu guru dalam membimbing murid untuk terlibat secara lansung dalam mengalami atau melakukan tersendiri, mengikuti proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan tentang suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Metode eksperimen dapat menjadi alternative karena metode eksperimen dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk mengalami sendiri dalam menjawab pernyataan/ hipotesis berdasarkan pengalamannya.

(43)

22

Bagan 2.1: Kerangka Pikir

C. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, kajian pustaka dan kerangka pikir, hipotesis dalam penelitian ini yaitu “terdapat pengaruh penggunaan metode eksperimen

Penggunaan Metode Eksperimen

1. Guru memberikan penjelasan kepada murid tujuan eksperimen, 2. Guru memberikan pemahaman kepada guru masalah yang akan

dibuktikan melalui eksperimen

3. Guru memberikan penjelasan kepada murid tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen

4. Selama eksperimen berlansung guru harus mengawasi pekerjaan murid 5. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian

Analisis Posstest Tidak Terdapat pengaruh Terdapat pengaruh Pretest Pembalajaran IPA

(44)

23

terhadap hasil belajar IPA murid kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar ”. dengan hipotesis meatematis sebagai berikut :

H0: µ1= µ2

H1: µ1≠ µ2

Dengan H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPA murid yang di ajar

Menggunakan menggunakan metode eksperimen dan metode konvensional

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar IPA murid Yang di ajar

Menggunakan menggunakan metode eksperimen dan metode konvensional

(45)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian pre-eksperimental design karena desain ini belum merupakan ekserimen sungguh-sungguh disebabkan masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variable devenden. Hasil eksperimen yang merupakan variabel deveden bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel indevenden.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini di lakukan di SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar dengan subjek penelitian adalah murid kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar yang berjumlah 28 murid yang terdiri dari 12 murid laki- laki dan 16 murid perempuan.

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest- postest design, yang hanya melibatkan satu kelompok yaitu kelompok eksperimen dimana diberikan tes awal berupa prettest sebelum diberikan treatment/ perlakuan dan pada akhir pembelajaran diberikan (tes akhir) berupa posttest. Seperti pada gambar berikut :

Gambar 3.1. Desain Penelitian One Group Pretest- Posttest Design (Sugiono,2013:75)

24

(46)

25

Keterangan:

X = Perlakuan terhadap kelompok eksperimen yaitu dengan metode pembelajaran eksperimen

O1 = Tes awal (pretest ) sebelum perlakuan diberikan O2 = Tes akhir (posttest) setelah perlakuan diberikan O1-O2 = Pengaruh metode pembelajaran eksperimen

Dalam desain ini observasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (O1) disebut pretest dan observasi sesudah eksperimen (O2) disebut posttest. Perbedaan antara O1 dan O2 yakni O2-O1 diasumsikan merupakan efek dari perlakuan atau treatment.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2002: 57) bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarai dan kemudian ditarik kesimpulan. Jadi yang dimaksud populasi dalam penelitian ini adalah seluruh individu yang akan dijadikan responden dalam penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh murid SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar pada tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah 143 murid.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut yang diambil menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya. Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara penunjukkan langsung dengan memilih satu kelas (tanpa acak) sehingga sampel ditetapkan kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar yang berjumlah 28 murid yang terdiri dari 12 murid laki- laki dan 16 murid perempuan.

(47)

26

E. Definisi Operasional Variabel

Secara operasional varibel bebas dan terikat yang diamati dalam penelitian ini dapat didefenisikan sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran eksperimen merupakan metode yang dirancang untuk mengembangkan keterlibatan fisik dan mental, serta emosional murid. Murid mendapat kesempatan untuk melatih keterampilan proses agar memperoleh hasil belajar yang maksimal. Pengalaman yang dialami secara lansung dapat tertahan dengan ingatannya. Keterlibatan fisik dan mental serta emosional murid diharapkan dapat menumbuhkan rasa percaya diri dan juga perilaku yang inovatif dan kreatif.

2. Hasil belajar IPA yang dimaksud adalah kemampuan yang di peroleh murid setelah melalui kegiatan belajar dengan standar kompetensi Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda bedasarkan sifatnya yang di ukur melaui tes hasil hasil belajar pada kelompok belajar dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen.

F. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dibagi dalam 2 (dua) tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, yaitu:

a. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan sebagai berikut:

1) Mengadakan observasi dan berkonsultasi dengan pihak sekolah khususnya kepala sekolah untuk mendapatkan perizinan untuk melakukan penelitian.

(48)

27

2) Mengkaji kurikulum materi pelajaran IPA Kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar untuk penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) bersama dengan wali kelas/ guru.

3) Menganalisis kompetensi dasar untuk dikembangkan menjadi beberapa indikator sekaligus merumuskan tujuan pembelajaran.

4) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan estimasi waktu 2 kali pertemuan untuk materi Perubahan wujud benda.

5) Membuat lembar kerja murid (LKS) pembelajaran yang merupakan salah satu strategi yang akan diterapkan.

6) Menyusun soal tes hasil belajar yang terdiri atas soal-soal pilihan ganda berdasarkan indikator dan tujuan pembelajaran yang tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian meliputi tiga tahap yaitu :

1) Pemberian pretest untuk mengetahui kemampuan awal murid. 2) Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan Metode

pembelajaran eksperimen.

3) Pemberian posttest untuk mengetahui hasil belajar afektif murid setelah diberi perlakuan/ treatment.

Secara rinci tahapan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran eksperimen akan dilaksanakan 4 kali pertemuan, dimana 2 kali pertemuan untuk pemberian materi dan 2 kali pertemuan untuk pemberian tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest), dan setiap satu kali pertemuan memiliki alokasi waktu 2 x 35 menit. Proses pembelajaran dimulai dengan masuknya murid

(49)

28

ke kelas dengan tertib seiring bel berbunyi dan murid memberi salam dan penghormatan kepada guru. Sebelum memulai pelajaran guru dan murid melakukan doa bersama. Guru memberikan apersepsi sesuai dengan pengetahuan awal murid tentang materi perubahan wujud benda.

Selanjutnya mempersiapkan semua perangkat pengajaran yang digunakan dalam kelas yaitu lembar kerja murid dalam memperlihatkan media yang akan digunakan pada saat pembelajaran. Kegiatan belajar yang digunakan dengan metode eksperimen yaitu ceramah, Tanya jawab, diskusi dan penugasan.

Selanjutnya guru menjelaskan kepada murid tentang tujuan eksperimen, mereka harus memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen. kemudian memberikan penjelasan kepada murid tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam eksperimen hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, hal-hal yang perlu dicatat.

Selama eksperimen berlansung guru harus mengawasi pekerjaan murid. Bila perlu memberikan saran atau peernyataan yang menunjang kesempurnaan jalannya eksperimen. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian murid, mendiskusikan di kelas, dan mengevaluasi dengan tes atau Tanya jawab.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh hasil belajar IPA murid yaitu tes tertulis dalam bentuk soal pilihan ganda (multiple choice) sebanyak 20 nomor pada materi perubahan wujud benda. Pemilihan bentuk soal pilihan ganda dilakukan untuk mengurangi tingkat kesubjektifitas dalam pemberian skor. Penskoran 1 (satu) untuk jawaban yang benar dan 0 (nol) untuk jawaban salah.

(50)

29

H. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes

Teknik pengumpulan data data dilakukan dengan memberikan soal evaluasi dalam bentuk soal pilihan ganda sebanyak 20 nomor pada sampel penelitian selanjutnya menghitung jumlah skor jawaban yang benar dari keseluruhan item soal yang diujikan. Setiap item soal yang dijawab benar diberi skor 1, sedangkan yang salah atau tidak menjawab soal, maka diberi skor 0, dari jumlah skor yang diperoleh tersebut selanjutnya dianalisis untuk menentukan nilai hasil belajar yang diperoleh dengan menggunakan rumus (Purwanto,2010) sebagai berikut:

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk memperoleh data tentang murid yang menjadi subjek penelitian.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.

1. Analisis statistik deskriptif

Analisis statistik deskriptif bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan materi melalui penggambaran karakteristik distribusi nilai pencapaian hasil belajar IPA murid yang dibelajarkan dengan metode eksperimen. Terdiri dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai tertinggi, dan nilai terendah.

(51)

30

Berdasarkan Depdiknas (2012), data hasil belajar yang diperoleh oleh muriddapat dikategorikan seperti tabel berikut:

Tabel 3. 1. Pedoman Pengkategorian Hasil Belajar Murid Interval Nilai (angka 100) Pengkategorian 86 – 100 Sangat Baik 70 – 85 Baik 56 – 69 Cukup 41 – 55 Kurang ≤ 39 Sangat Kurang

2. Analisis statistik inferensial

Dalam penggunaan statistik inferensial ini peneliti menggunakan teknik statistik t (uji t) dengan tahapan sebagai berikut :

t =

( )

(Sutedi, 2009: 218).

Keterangan :

Md = rata-rata dari perbedaan pretest dan posttest X1 = Hasil belajar sebelum perlakuan (pretest)

X2 = Hasil belajar setelah perlakuan (posttest)

D = Deviasi masing-masing subjek ∑ = Jumlah kuadrat deviasi

N = Subjek pada sampel

1. Menentukan aturan pengambilan keputusan atau kriteria yang signifikan Kaidah pengujian signifikan :

(52)

31

Jika t Hitung > tTabelmaka Hoditolak dan H1 diterima, berarti penerapan metode

eksperimen berpengaruh terhadap hasil belajar IPA murid kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar.

2. Jika tHitung < tTabel maka Hoditolak, berarti penerapan metode eksperimen tidak

berpengaruh terhadap hasil belajar IPA konsep perubahan wujud benda murid kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar.

3. Menentukan harga tTabel

Mencari t Tabeldengan menggunakan table distribusi t dengan taraf signifikan = 0,05 dan = − 1

4. Membuat kesimpulan apakah penerapan metode eksperimen berpengaruh terhadap hasil belajar IPA konsep perubahan wujud benda murid kelas IV SD Negeri Tallo Tua 69 Kecamatan Tallo Kota Makassar.

Gambar

Gambar 2.1 Berbagai Macam benda padat 5
Gambar 2.2 : Benda padat dapat berubah bentuk dengan cara tertentu.
Gambar 2.4 : Permukaan Benda cair yang tenang selalu datar
Gambar 2.6: Perubahan Wujud Benda
+4

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Suparman (dalam Majid, 2013) dalam pembelajaran interaktif mempunyai karateristik dalam proses pembelajarannya yakni, (a) Adanya variasi dalam

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan1. BACAAN UNTUK ANAK USIA SD KELAS 1, 2,

Dimana dalam analisis ini dibahas lima dimensi penentu kualitas jasa yang mempengaruhi konsumen yang terdiri dari analisa keandalan, keresponsifan, keyakinan, empati, dan

[r]

Hasil penelitian ini mengevaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi niat konsumen malaysia untuk menggunakan layanan Mobile Banking dan penelitian ini menemukan bahwa

Membuktikan bahwa adanya amilum pada daun sebagai hasil fotosintesis. - Menutup sebagian daun ubi kayu yang belum terkena sinar

Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas-kedepan dalam upaya membawwa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi komponen struktur pasar yang berkontribusi terhadap tingkat kepuasan investor ritel yang terdiri dari analisis