• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 Juli 2015."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

2

(2)

3 DM perlu diamati karena sifat penyakit

yang kronik progresif, jumlah penderita semakin meningkat dan banyak dampak negatif yang ditimbulkan (Hartati, 2008).

Menurut keterangan Supriadi (2009), terlihat jumlah kasus yang paling banyak adalah penyakit Diabetes Mellitus dengan jumlah kasus 1717 pasien rawat jalan di rumah sakit dan puskesmas kabupaten/kota.

Sebanyak 70% Rumah Sakit yang tersebar diseluruh Sumatera Utara belum memberikan data jumlah penyakit ke Dinkes Provinsi Sumatera Utara selama tahun 2008 dan 2009. Hampir rata-rata di setiap Rumah Sakit Kabupaten/Kota tidak memberikan laporan penyakit padahal ideal pemberian laporan ke Dinkes Sumatera Utara pada tanggal 10 setiap bulan, agar dinas bisa memantau dan memberikan tindakan apabila ditemukan penyakit yang sudah masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB).

Tujuan utama dari diet Diabetes Mellitus adalah untuk menjaga kadar glukosa darah pada batas normal dan menjaga berat badan normal. Untuk itu makan sangat penting bagi kita terutama penderita Diabetes Mellitus untuk mengetahui efek makanan pada glukosa darah. Bagi kebanyakan orang menderita Diabetes Mellitus berarti merubah pola makan dari berbagai jenis makan yang seimbang dan mengatur jadwal makan raguler (Badawi, 2009).

RUMUSAN MASALAH

Bagaimana gambaran pola makan dan dukungan keluarga pada penderita Diabetes Mellitus yang menjalani rawat jalan di RSU Dr.Pirngadi Medan.

METODE PENELITIAN

Jenis dan Rancangan Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yaitu penelitian yang mengamati subjek dengan pendekatan suatu saat atau subjek diobservasi pada saat penelitian.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di R.S.U Dr. Pirngadi Medan pada bulan Januari 2014 – Juli 2015.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien diabetes mellitus (DM) yang menjalani rawat jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2015 yaitu data jumlah kunjungan pasien tahun 2014 sebanyak 13.090 kunjungan, dan penelitian dilakukan pada bulan April tahun 2015. Sedangkan sampel diambil dengan menggunakan rumus dari Notoadmodjo (2003) sehingga didapatkan jumlah sampel sebanyak 100 orang.

Metode Pengumpulan Data

Data primer meliputi karateristik responden (umur, jenis kelamin, suku, berat badan, pekerjaan, riwayat keluarga, lama menderita Diabetes Mellitus), pola makan (jumlah, jenis, jadwal makan) dan dukungan keluarga penderita Diabetes Mellitus yang dilakukan selama 1 bulan dan data sekunder yaitu gambaran umum RSU Dr.Pirngadi Medan dan data jumlah penderita Diabetes Mellitus dari medical record RSU Dr.Pirngadi Medan.

Alat Penelitian

Jenis alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, formulir food recall 24 jam, formulir food frequency, Nutrisurvey 2005.

Analisa Data

Data yang telah selesai dikumpulkan kemudian akan diolah menggunakan aplikasi SPSS dan akan disajikan dalam bentuk table ditribusi frekuensi kemudian dapat dianalisis secara deskriptif.

HASIL PENELITIAN

Mayoritas responden yang datang berobat jalan ke RSU Dr. Pirngadi Medan berusia 51-60 tahun yaitu sebanyak 41 orang (41,0%), dengan jenis kelamin mayoritas perempuan yaitu sebanyak 53

(3)

4 orang (53,0%). Berdasarkan pendidikan,

diketahui mayoritas responden menamatkan SLTA, yaitu sebanyak 64 orang (64,0%), berstatus tidak bekerja yaitu sebanyak 66 orang (66,0%), lama menderita DM mayoritas 11-20 tahun yaitu sebanyak 51 orang (51,0%), serta 62,0 % dengan status gizi normal.

Tabel 1.

Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Bahan Makanan yang Dikonsumsi Setiap

Hari Pada Penderita Diabetes Melitus Rawa Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2015

Jenis bahan makanan denga susunan lengkap (nasi + lauk + sayur + buah) sebanyak 45 orang (45,0 %), ( nasi + lauk + sayur) sebanyak 47 orang (47,0%) dan ( nasi + sayur ) sebanyak 8 orang (8,0%).

Tabel 2.

Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Energi Yang Dikonsumsi Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U.

Dr.Pirngadi Medan Tahun 2015

Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwa asupan energi lebih dominan tidak sesuai dengan aturan diet yang dianjurkan yaitu sebesar 53 responden (53,0).

Tabel 3.

Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Zat Gizi Karbohidrat yang Dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di

R.S.U. Dr.Pirngadi Medan

Dari Tabel 3. dapat dilihat bahwa asupan karbohidrat lebih dominan tidak sesuai dengan aturan diet yang dianjurkan yaitu sebesar 66 responden (66,0%).

Tabel 4.

Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Zat Gizi Protein yang Dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di

R.S.U. Dr.Pirngadi Medan Tahun 2015

Terlihat bahwa asupan protein lebih dominan tidak sesuai dengan anjuran diet yang ditentukan yaitu sebesar 66 responden (66,0%).

Tabel 5.

Distribusi Responden Berdasarkan Asupan Zat Gzi Lemak yang Dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan di R.S.U.

Dr.Pirngadi Medan Tahun 2015

Tabel 5. dapat dilihat bahwa asupan lemak lebih dominan tidak sesuai dengan aturan diet yang berlaku yaitu 1700 kal dan 1900 Kal sebesar 64 responden (64,0%).

Tabel 6.

Distribusi Responden Berdasarkan Jadwal Makan Penderita Diabetes Mellitus Rawat

(4)

5 Jalan di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan Tahun

2015

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jadwal makan responden yang dominan berada pada kategori kurang baik yaitu 67 (67,0%) lebih dari 3 jam atau lebih dari waktu yang dianjurkan.

Tabel 7.

Distribusi Proporsi Asupan Kalori Penderita DM di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 7. diketahui bahwa asupan energi yang tidak sesuai sebanyak 57 orang (57,0%) dan sesuai sebanyak 43 orang (43,0%).

Tabel 8.

Distribusi Proporsi Jenis Makanan yang Dikonsumsi Penderita DM di RSU Dr.

Pirngadi Medan Tahun 2015

Diketahui dari tabel diatas bahwa jenis makanan yang dikonsumsi oleh penderita DM yang sesuai dengan anjuran diet DM sebanyak 73 (73,0%) dan yang tidak sesuai sebanyak 27 responden (27,0%).

Tabel 9.

Distribusi Proporsi Jadwal Makan Penderita DM di RSU Dr. Pirngadi Medan

Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 9 diketahui bahwa jadwal makan penderita DM yang sesuai dengan anjuran diet DM sebanyak 19 (19%) dan yang tidak sesuai sebanyak 81 responden (81%).

Tabel 10.

Distribusi Responden Berdasarkan Pola Makan

Dari Tabel diatas menjelaskan bahwa pola makan responden mayoritas termasuk tidak sesuai yaitu sebanyak 58 responden (55,0%) dibandingkan yang sesuai yaitu sebanyak 42 responden (45,0%).

Tabel 11.

Distribusi Dukungan Keluarga Responden Penderita DM yang Menjalani Rawat Jalan

di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015

Diketahui dukungan keluarga responden mayoritas baik sebanyak 63 orang (63,0%), sedangkan dukungan keluarga yang kurang sebanyak 37 orang (37,0%).

(5)

6 Tabel 12.

Distribusi Pola Makan Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Dukungan keluarga

Diketahui bahwa dari 100 resonden, yang mempunyai dukungan keluarga baik ada 44,4% dengan pola makan yang sesuai, sedangankan pola makan yang tidak sesuai ada 54,1 dengan kategori dukungan keluarga kurang.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 100 responden penderita diabetes melitus tingkat pendidikan terbanyak adalah tamat SLTA yaitu sebesar 64 % dan pekerjaan penderita diabetes melitus mayoritas adalah tidak bekerja yaitu 66%. Sesuai dengan penelitian Rosintan (2010) di Rumah Sakit dr Pirngadi Medan bahwa pendidikan penderita diabetes melitus yang paling banyak adalah tamat SMU sebesar 45,45%.

Karakteristik penderita diabetes melitus berdasarkan lama menderita diabetes melitus adalah 11-20 tahun sebesar 51,0%

dan status gizi normal sebanyak 62%.

Sumber protein nabati adalah tempe sebesar 57,0 %dengan frekuensi 4-6x seminggu Sedangkan jenis bahan makanan sayuran yang paling banyak dikonsumsi adalah sayuran golongan A seperti gambas, ketimun, slada, tomat, dan lobak dikonsumsi responden dengan frekuensi 1- 2x sebulan. Sayuran golongan B seperti bayam, labu siam, buncis, wortel, sawi, toge kacang hijau, kangkung dan kacang panjang dan sebagainya dikonsumsi responden dengan frekuensi 1-3x seminggu. Sayuran golongan C seperti daun singkong,daun pepaya, melinjo, nangka muda dikonsumsi responden dengan frekuensi 1-3x seminggu dan jenis makanan buah yang sering dikonsumsi adalah jeruk frekuensi 1-3x seminggu,

sedangakan pepaya, nenas, pear, semangka dan apel jarang dikonsumsi yaitu 1-2x sebulan.

Jenis makanan menentukan kecepatan naiknya kadar gula darah.

Kecepatan suatu makanan dalam menaikan kadar gula darah disebut juga indeks glikemik. Makanan Indeks glikemik tinggi harusnya dihindari seperti sumber karbohidrat sederhana, gula, madu,sirup,roti, mie dan lain-lain. Makanan yang berindeks glikemik lebih rendah adalah makanan yang harus dikonsumsi dan kaya dengan serat, contohnya sayuran dan buah –buahan (Rafanani, 2013).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah asupan energi yang dikonsumsi penderita diabetes melitus yang paling banyak adalah tidak sesuai dengan asupan energi yang dianjurkan yaitu kurang dari diet yang dianjurkan sebesar 53,0% .

Asupan karbohidrat penderita diabetes melitus berdasarkan penelitian yang paling banyak adalah tidak sesuai dengan diet yang dianjurkan yaitukurang dari diet yang dianjurkan 66,0%.

Karbohidrat merupakan sumber tenaga utama untuk kegiatan sehari – hari, terdiri atas tepung- tepungan dan gula. Penderita diabetes melitus dianjurkan mengkonsumsi padi – padian, sereal, buah dan sayuran karena mengandung serat tinggi, juga vitamin dan mineral (Rafanani, 2013).

Berdasarkan hasil penelitian, jadwal makan penderita diabetes melitus mayoritas adalah pada kategori kurang baik yaitu lebih dari 3 jam atau lebih dari waktu yang dianjurkan yaitu sebesar 67,0 %.

Sesuai dengan penelitian (Rosintan, 2010) di Rumah Sakit dr Pirngadi Medan diperoleh bahwa penderita diabetesmelitus dalam melaksanakan jadwal makan masih kurang dalam kategori tidak sesuai dengan standar diet yang ditentukan, dimana yang melaksanakan interval makan lebih dari 3 jam sebanyak 50,0 %.

Penderita diabetes mellitus biasanya mempunyai kecenderungan perubahan kadar gula darah yang drastis. Sehabis makan, kadar gula akan tinggi dan beberapa lama tidak mendapat asupan makanan, maka kadar gula darah akan

(6)

7 rendah sekali. Makantepat waktu dan

makan harus teratur untuk mencegah terjadi rendahnya kadar

gula darah (hipoglikemi) dan tingginya kadar gula darah (hiperglikemi) (Rafanani, 2013).

Hasil penelitian menunjukkan 55,0% responden mempunyai pola makan yang tidak sesuai. Idealnya pola makan yang baik adalah pola makan yang memenuhi kriteria 3 J, yaitu jumlah, jenis dan jadwal. Menurut Waspadji (2007), pengaturan pola makan dimaksudkan agar terjadi perubahan pada kandungan glukosa darah penderita DM, sehingga diharapkan dengan perbandingan jumlah makanan,jadwal dan yang tepat maka kadar glukosa darah akan tetap stabil dan penderita DM tidak merasa lemas akibat kekurangan zat gizi.

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa Penderita Diabetes Mellitus umumnya pada kelompok umur 51-60 tahun, jenis kelamin mayoritas perempuan, pendidikan terakhir tamat SLTA, tidak bekerja dan lama menderita DM 11-20 tahun dengan status gemuk.

Asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak pada penderita DM umumnya berada dalam kategori belum sesuai atau sebagian besar masih dibawah anjuran standar diet yang ditentukan. Jenis sayuran golongan A dikonsumsi penderita Diabetes Mellitus yaitu dengan frekuensi 1-2x sebulan, jenis sayuran golongan B dan C dengan frekuensi 1-3x seminggu dan buah yang paling sering di konsumsi adalah jeruk. Jadwal makan penderita Diabetes Mellitus pada umumnya dalam kategori belum sesuai atau sebagian besar melaksanakan jadwal makan >3 jam.

Dukungan keluarga baik sebesar 44,4%

dengan pola makan yang sesuai dan Dukungan keluarga kurang sebesar 54,1%

dengan pola makan yang tidak sesuai. Bagi penderita Diabetes Mellitus, diharapkan agar mematuhi diet yang telah dianjurkan oleh pihak rumah sakit, supaya tercapai asupan energi, karbohidrat, protein dan lemak agar tercipta kualitas hidup yang

baik. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan keluarga lebih termotivasi untuk memberikan dukungan keluarga kepada pasien DM dalam meningkatkan kepatuhan diet pada pasien penderita DM.

Sebaiknya para pelayan kesehatan memanfaatkan fasilitas yang ada dengan membuat jadwal konsultasi bagi penderita Diabetes Mellitus ke instalasi gizi, agar penderita Diabetes Mellitus semakin mengerti bagaimana pola makan yang baik bagi penderita Diabetes Mellitus. Serta perawat diharapkan lebih termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan keluarga yang memiliki anggota keluarga yang menderita penyakit DM dengan cara memberikan dukungan dalam meningkatkan kepatuhan diet pada pasien penderita diabetes melitus.

DAFTAR PUSTAKA

Badawi, 2009. Melawan Dan Mencegah Diabetes. Araskah. Jogjakarta.

Notoatmodjo, S. 2003. Metodelogi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2003, Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

Saryono, 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Penerbit Mitra Cendika.

Jogjakarta.

Singarimbun M, Sofian Effendi, 1989, Metode Penelitian Survey, Jakarta, Pustaka LP3ES Indonesia.

Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status Gizi.

Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Waspadji, S. 2002. Pedoman Diet Diabetes Melitus. FKUI. Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Kerjasama antar sesama anggota jamaah dan pengurus LDII telah terjalin dengan baik, baik di dalam kehidupan organisasi dan jamaah LDII maupun dalam kehidupan

Interpretasi dari puncak-puncak yang terbentuk menyatkan bahwa zeolit hasil sintesis dari ketiga variasi suhu hidrotermal memiliki kriteria yang sama, karena

Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru2. KOMPETENSI DASAR

Stakeholders tersebut dapat merupakan sistem sosial yang terdiri atas tokoh masyarakat, kontak tani, penyuluh, dan unit pelayanan teknis (UPT). Selain itu, dukungan sumberdaya

dilakukan pada uji coba terbatas memperoleh skor total 341 dengan nilai presentase dari skor maksima 360 adalah 94,7%, maka motivasi siswa terhadap media pembelajaran

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Motif Ibu Rumah

Oleh itu, keputusan nilai m (sekurang- kurangnya sembilan pemboleh ubah yang mempengaruhi siri masa kepekatan O 3 pada Monsun Timur Laut dan lapan pemboleh ubah pada Monsun

Sebelumnya sudah dibuat sebuah perencanaan bisnis yang mencakup aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis dan operasional, aspek sumber daya manusia dan organisasi dan aspek