• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sugiarti dan Vera Talumepa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Sugiarti dan Vera Talumepa"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PENGETAHUAN BIDAN PRAKTEK SWASTA TENTANG INISIASI MENYUSU DINI BERDASARKAN KARAKTERISTIK BIDAN DI KECAMATAN LEMBANG

KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2008 Sugiarti dan Vera Talumepa

ABSTRAK

Latar Belakang : Angka kematian bayi (AKB) di Jawa Barat adalah 40 per 1.000 kelahiran hidup.

Sedangkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung jumlah kematian bayi di Kabupaten Bandung tahun 2007 adalah 115. Menurut penelitian kematian bayi yang terjadi satu bulan pertama dapat dicegah bila bayi dapat disusui oleh ibunya dalam satu jam pertama kelahiran. Berdasarkan penelitian tersebut diperkirakan inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 30.000 bayi Indonesia yang meninggal pada bulan pertama kelahiran. Pada studi pendahuluan terdapat banyak bidan di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang tidak melakukan Inisiasi Menyusu Dini.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Bidan Praktek Swasta tentang Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Karakteristik Bidan Di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Pada Tahun 2008

Metode Penelitian yang digunakan adalah deskretif kuantitatif, dengan sampel adalah total populasi yang berjumlah 30 bidan praktek swasta di Kecamatan Lembang. Jenis data yang digunakan data primer sedangkan teknik analisa data menggunakan analisis univariat.

Hasil Penelitian : Hasil dari keseluruhan yang didapatkan bahwa pengetahuan bidan praktek swasta tentang inisiasi menyusu dini sudah baik yaitu sebanyak 22 orang (73,3 %), tingkat pendidikan bidan praktek swasta sebagian besar adalah berpendidikan DIII yaitu sebanyak 16 orang (53,3 %) dengan tingkat pengetahuan baik yaitu sebanyak 14 orang (87,5%), masa kerja bidan praktek swasta sebagian besar > 9 tahun yaitu sebanyak 22 orang (73,3 %) dengan tingkat pengetahuan baik sebanyak 17 orang (77,3%).

Saran : Diharapkan para bidan dapat meningkatkan pengetahuan dengan mengikuti pendidikan formal maupun informal.

Kata Kunci : Deskriptif Kuantitatif, Pengetahuan, Karakteristik, Inisiasi Menyusu Dini Daftar Pustaka : 21, 2001 – 2008

A. PENDAHULUAN

Pemberian ASI Ekslusif serta proses menyusui yang benar merupakan sarana yang dapat diandalkan untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti kita ketahui, ASI adalah makanan satu-satunya yang paling sempurna untuk menjamin tumbuh kembang bayi pada 6 bulan pertama. Selain itu proses menyusui yang benar, bayi akan mendapatkan perkembangan jasmani, emosi maupun spiritual yang baik dalam kehidupannya (Hatta dalam Roesli, 2008).

Angka kematian bayi (AKB) di Jawa Barat adalah 40 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2005). Sedangkan di Kabupaten Bandung jumlah kematian bayi pada tahun 2007 adalah 115, dengan penyebab BBLR sebanyak 62, non BBLR sebanyak 16 dan oleh sebab lain sebanyak 37.

(2)

Menurut penelitian yang dilakukan di Ghana bahwa 22 persen kematian bayi yang terjadi satu bulan pertama dapat dicegah bila bayi dapat disusui oleh ibunya dalam satu jam pertama kelahiran.

Berdasarkan penelitian tersebut diperkirakan inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 30.000 bayi Indonesia yang meninggal pada bulan pertama kelahiran. Dengan pemberian ASI dalam satu jam pertama bayi akan mendapatkan zat-zat gizi penting dan mereka terlindung dari berbagai penyakit berbahaya pada masa yang paling rentan dalam kehidupannya (Anonim, 2007)

Pentingnya kontak kulit dengan kulit (skin to skin contact) segera setelah lahir dan bayi menyusu sendiri dalam satu jam pertama kehidupan, merangsang pengeluaran hormone oksitosin yang membantu rahim berkontraksi untuk pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan ibu, serta merangsang produksi hormon lain yang membuat ibu menjadi rileks, lebih mencintai bayinya, meningkatkan ambang nyeri, perasaan bahagia, dan merangsang pengaliran ASI dari payudara (Roesli, 2008).

Pemerintah Indonesia mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan inisiasi menyusu dini sebagai tindakan life saving, karena inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan 22 % dari bayi yang meninggal sebelum usia satu bulan. Menyusui satu jam pertama kehidupan yang diawali dengan kontak kulit antara Ibu dan bayi dinyatakan sebagai indikator global. Ini merupakan hal baru bagi Indonesia dan merupakan program pemerintah, sehingga diharapkan semua tenaga kesehatan disemua tingkatan pelayanan kesehatan baik swasta maupun masyarakat dapat mensosialisasikan dan melaksanakan mendukung suksesnya program tersebut, sehingga di harapkan akan tercapai sumber daya manusia yang berkualitas (Anonim, 2007)

Menurut Dr. Gianfranco Rotigliano, peningkatan pemberian ASI Eksklusif kepada bayi-bayi Indonesia akan mengurangi masalah gizi dan kesehatan balita. Air susu Ibu tidak hanya sumber gizi terbaik, tetapi dapat menyelamatkan jiwa bayi pada bulan-bulan pertama yang rawan. Oleh karena itu, semua petugas kesehatan yang terlibat dalam persalinan, termasuk para dokter dan bidan untuk membantu ibu-ibu melaksanakan inisiasi menyusu dini segera setelah melahirkan (Depkes, 2007).

Bidan dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang memadai. Yang dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun informal. Khususnya bagi bidan-bidan praktek swasta karena ada bidan praktek swasta yang tidak bekerja di suatu instansi.

Pengetahuan inisiasi menyusu dini pada bidan praktek swasta dapat diperoleh melalui proses belajar informal dan pengalaman melalui seminar, pelatihan dan sebagainya. Hal ini diperjelas oleh pendapat Notoatmodjo, 2003 bahwa pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman sendiri maupun orang lain.

Bagi para bidan yang bekerja dengan masa kerja yang lama di instansi pemerintah maupun swasta yang telah menerapkan inisiasi menyusu dini akan mempunyai pengalaman dan keterampilan dalam melaksanakan inisiasi menyusu dini dibandingkan bidan dengan masa kerja yang belum lama.

(3)

Masa kerja dikategorikan menjadi < dari 3 tahun, 3-6 tahun, 6-9 tahun, dan > dari 9 tahun (Surayin, 2004)

Sebagai gambaran, Kecamatan Lembang merupakan salah satu Kecamatan yang berada di daerah Kabupaten Bandung Barat. Di Kecamatan Lembang terdapat 16 desa, dan terdapat fasilitas kesehatan diantaranya 2 rumah bersalin (RB), 4 Puskesmas, 30 Bidan Praktek Swasta. Bidan Praktek Swasta adalah salah satu tempat pelayanan kesehatan yang didirikan oleh Bidan yang telah mempunyai surat izin praktek Bidan dan telah diakui oleh pemerintah. Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, bahwa program inisiasi menyusu dini di Kabupaten Bandung Barat telah digalakan. Beberapa Bidan Praktek Swasta di Kecamatan Lembang telah mengikuti seminar tentang inisiasi menyusu dini. Saat peneliti melakukan studi pendahuluan terhadap 15 bidan di kecamatan Lembang pada kenyataannya para bidan tersebut tidak melakukan inisiasi menyusu dini saat menolong persalinan. Dan menurut Hatta (dalam Roesli, 2008) bahwa pengetahuan tentang inisiasi menyusu dini belum diketahui masyarakat, bahkan juga petugas kesehatan. Hal ini wajar karena inisiasi menyusu dini adalah ilmu pengetahuan yang baru bagi Indonesia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan atau adopsi perilaku baru seseorang dalam kehidupannya melalui 3 tahap yaitu pengetahuan, sikap dan praktek. Perubahan atau adposi perilaku baru adalah suatu proses kompleks yang memerlukan waktu relatif lama (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Gambaran Pengetahuan Bidan Praktek Swasta tentang Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Karakteristik Bidan di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat pada Tahun 2008. Sehingga tujuan dalam penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Bidan Praktek Swasta tentang Inisiasi Menyusu Dini Di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Pada Tahun 2008

2. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Bidan Praktek Swasta tentang Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Pendidikan Di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Pada Tahun 2008 3. Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Bidan Praktek Swasta tentang Inisiasi Menyusu Dini

Berdasarkan Masa Kerja Di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Pada Tahun 2008

B. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmodjo, 2002 : 138).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bidan praktek swasta di kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat pada bulan Juli 2008 sebanyak 30 orang. Sedangkan sampel yang

(4)

digunakan adalah total sampling atau sampel jenuh yaitu dengan mengambil anggota populasi menjadi sampel (Hidayat, 2007).

Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket kepada responden dengan menggunakan kuesioner. Kemudian data diolah secara univariat

C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Gambaran Pengetahuan dan Karakteristik Bidan Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan dan Karakteristik Bidan Praktek Swasta Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008.

No Variabel N Persen Total

1. Pengetahuan Baik Cukup

22 8

73,3 26,7

30 2. Tingkat Pendidikan

D-I D-III

14 16

46,7 53,3

30 3. Masa Kerja

< 3 Tahun 3 – 8 Tahun

> 9 tahun

6 2 22

20 6,7 73,3

30

Dari tabel 1 diatas diketahui dari 30 bidan praktek swasta mayoritas memiliki Pengetahuan yang baik tentang Inisiasi Menyusu Dini yaitu sebanyak 22 orang ( 73,3 %).

Dan sebagian besar bidan memiliki tingkat Pendidikan D III yaitu sebanyak 16 orang (53,3

%). Masa kerja bidan sebagian besar > 9 tahun yaitu sebanyak 22 orang (73,3 %).

2. Gambaran Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Tentang Inisiasi Menyusu Dini Berdasarkan Karakteristik Bidan di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008.

a. Gambaran Pengetahuan Bidan berdasarkan Pendidikan

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Tentang Inisiasi Menyusu Dini berdasarkan Pendidikan Bidan di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008

Pendidikan Tingkat Pengetahaun

Total

Baik Cukup

D I 8 (57,1%) 6 (42,9%) 14 (100%)

D III 14 (87,5%) 2 (12,5%) 16 (100%)

Jumlah 22 (73,3%) 8 (26,7%) 30 (100%)

(5)

Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa mayoritas pendidikan bidan adalah D III, dan dari 16 responden yang berpendidikan D III mempunyai pengetahuan yang baik tentang inisiasi menyusu dini yaitu 14 responden (87,5%). Menurut Notoatmodjo, 2003 bahwa pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengalaman, pendidikan, keyakinan dan sumber informasi. Tingginya tingkat pengetahuan responden, disebabkan karena sebagain besar responden telah mengikuti pelatihan dan seminar tentang inisiasi menyusu dini, sehingga pengalaman yang diperoleh dapat memperluas pengetahuannya, dan ditinjang pula dengan pendidikan responden yang mayoritas D III kebidanan, hal ini sesuai dengan teori bahwa makin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin baik dan luas pengetahuannya (Notoatmodjo, 2003).

Hal terbukti pada responden dengan pendidikan DIII kebidanan karena inisiasi menyusu dini merupakan hal baru yang sudah disosialisasikan dalam program pendidikan formal maupun pendidikan non formal berupa pelatihan dan seminar tentang inisiasi menyusu dini.

b. Gambaran Pengetahuan Bidan berdasarkan Masa Kerja

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Bidan Praktek Swasta Tentang Inisiasi Menyusu Dini berdasarkan Masa Kerja Bidan di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008

Pendidikan Tingkat Pengetahaun

Total

Baik Cukup

< 3 Tahun 3 (50%) 3 (50 %) 6 (100%)

3 – 8 Tahun

 9 Tahun

2 (100%) 17 (77,3%)

0 (0%) 5 (27,7)

2 (100%) 22 (100%)

Jumlah 22 (73,3%) 8 (26,7%) 30 (100%)

Berdasarkan tabel 3 diatas, mayoritas responden mempunyai masa kerja > 9 tahun, dan dari 22 responden yang bekerja > 9 tahun mempunyai tingkat pengetahuan baik yaitu sebayak 17 responden (77,3%). Sesuai dengan teori Henderson (2006) yang mengatakan bahwa bidan yang mempunyai masa kerja lebih lama mempunyai pengetahuan lebih baik dibandingkan dengan bidan yang belum lama bekerja terutama di instansi besar.

Bidan yang mempunyai masa kerja lebih lama mempunyai peran lebih baik dalam penatalaksanaan kebidanan dibandingkan dengan bidan pengalaman kerjanya baru sesaat.

Hal ini dikarenakan, bidan yang masa kerjanya lebih lama memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi (DepKes, 2003).

(6)

D. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

a. Pengetahuan bidan praktek swasta tentang inisiasi menyusu dini sebagian besar sudah baik yaitu sebanyak 22 responden (73,3%). Dan sebagian besar bidan memiliki tingkat Pendidikan D III yaitu sebanyak 16 orang (53,3 %). Masa kerja bidan sebagian besar >

9 tahun yaitu sebanyak 22 orang (73,3 %).

b. Mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan D III yaitu sebanyak 16 responden(53,3%) dengan mayoritas tingkat pengetahuan baik sebanyak 14 responden (87,5%).

c. Mayoritas masa kerja bidan > 9 tahun sebanyak 22 responden (73,3%) dengan mayoritas tingkat pengetahuan baik sebanyak 17 responden (77,3%).

2. Saran

a. Bagi Profesi Kebidanan, agar lebih meningkatkan kualitas pelayanan dalam bidang kesehatan salah satunya tentang inisiasi menyusu dini karena dengan inisiasi menyusu dini dapat menyelamatkan bayi Indonesia yang meninggal pada bulan pertama kelahiran sehingga akan memperkecil angka kematian bayi di Indonesia khususnya di wilayah Jawa Barat.

b. Bidan untuk selalu melatih keterampilan, menambah ilmu pengetahuan dan meningkatkan pendidikan baik secara informal maupun formal guna meningkatkan pelayanan kesehatan pada ibu dan bayi baru lahir terutama tentang inisiasi menyusu dini

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007, Tekan Angka Kematian Bayi, Ibu Negara Serukan Inisiasi Dini, http://www.kapanlagi.com. Diperoleh tanggal 20 Januari 2008

Arikunto, S, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi V, Jakarta : Rineka Cipta Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2005, Profil Dinas Kesehatan Jawa Barat

Henderson, C., 2006, Buku Gambaran Konsep Kebidanan, Jakarta : EGC

Hidayat, A.A.A, 2007, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data, Jakarta : Salemba Medika

Notoatmodjo, S, 2003, Pengantar Ilmu Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta __________, 2005, Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasinya, Jakarta : PT Adi Mahasatya

Gambar

Tabel  1.  Distribusi  Frekuensi  Tingkat  Pengetahuan  dan  Karakteristik  Bidan  Praktek  Swasta  Tentang Inisiasi Menyusu Dini di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat Tahun  2008

Referensi

Dokumen terkait

Selain sebagai sumber makanan trofik level di atasnya, Ordo Lepidoptera ini juga dapat menjadi hama pada saat dewasa, sehingga produktivitas sekunder Ordo

Kita bersyukur bahwa Tuhan memberi kesempatan kepada kita untuk sekali lagi masuk dalam Bulan Kitab Suci Nasional, di mana kita ingin mencurahkan perhatian kita pada Kitab

Berkaitan dengan hal tersebut diharap saudara menugaskan I (satu) orang. operator dapodik

Metode pengkajian menggunakan analisis isi dengan mengumpulkan data- data dokumen dari Bagian Informasi untuk memperoleh data ekspose dan pameran, publikasi hasil

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan ( field research ) dengan menggunakan pendekatan histori, pendekatan antropologi, dan pendekatan

Maksud dari penyusunan Renstra Tahun 2011 – 2015 Kecamatan Silaut adalah untuk dijabarkan lebih lanjut arah dan kebijakan program kegiatan yang telah dituangkan

Akses opsi peta dokumen juga sama untuk MS Word 2003 dan 2007, yaitu melalui menu View , kemudian pilih opsi Document Map.. Peta dapat berupa navigasi tautan 1 ( links )

Jumlah pendapatan komprehensif lainnya yang akan direklasifikasi ke laba rugi, sebelum pajak. 837 107,923 Total