• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KTSP VS KURIKULUM A. Konsep Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 1. Pengertian KurikulumTingkat Satuan Pendidikan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III KTSP VS KURIKULUM A. Konsep Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 1. Pengertian KurikulumTingkat Satuan Pendidikan."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

KTSP VS KURIKULUM 2013

A. Konsep Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 1. Pengertian KurikulumTingkat Satuan Pendidikan.

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, ayat 19). Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) disebutkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh BSNP.

KTSP disusun dan dikembangkan berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 ayat (1), dan (2). Hal yang perlu dipahami dalam kaitannya dengan KTSP adalah sebagai berikut:

1) KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi dan karakteristik daerah serta sosial budaya masyarakat setempat dan peserta didik.

50

(2)

2) Sekolah dan komite sekolah mengembangkan KTSP dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas pendidikan atau departemen agama kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.

3) KTSP untuk setiap program studi di perguruan tinggi dikembangkan dan ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa KTSP memberikan otonomi luas pada setiap satuan pendidikan dan banyak melibatkan peran serta masyarakat dalam rangka mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah.

Otonomi tersebut dapat memberikan keleluasaan kepada setiap satuan pendidikan dalam rangka mengelola sumberdaya, sumber dana dan sumber belajar serta mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan sehingga setiap satuan pendidikan dapat mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi, tuntutan, dan kebutuhan masyarakat.

Tuntutan otonomi sekolah dalam konteks KTSP adalah peningkatan kinerja guru, semua staf sekolah, dan partisipasi langsung dari pihak-pihak terkait serta menuntut pemahaman masyarakat terhadap masalah yang dihadapi pendidikan kita, khususnya kurikulum.Mulyasa menyatakan pada sistem KTSP, sekolah memiliki “full authority and responsibility” dalam menetapkan kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan visi, misi dan tujuan satuan pendidikan. Untuk mewujudkan visi, misi, dan tujuan tersebut, sekolah dituntut untuk

(3)

mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam indikator kompetensi, mengembangkan strategi, menentukan prioritas, mengendalikan pemberdayaan berbagai potensi sekolah dan lingkungan sekitar, serta mempertanggungjawabkan kepada masyarakat dan pemerintah.

Pada dasarnya KTSP merupakan pengembangan dari kurikulum 2004.

KTSP sesungguhnya dimaksudkan untuk mempertegas pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Artinya, kurikulum baru yang ini tetap memberikan tekanan pada pengembangan kompetensi siswa. Menurut Fasli Jalal, pemberlakuan KTSP tidak akan melalui uji publik maupun uji coba, karena kurikulum ini telah diujicobakan melalui KBK yang diterapkan ke beberapa sekolah yang menjadi pilot project.1

Dalam hal ini sekolah maupun guru bisa lebih variatif dalam proses pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, Menurut Mansyur Ramly KBK atau kurikulum 2004 tidak gugur dengan diberlakukannya kurikulum 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan justru membebaskan sekolah untuk makin kreatif mengembangkan pelaksanaan pembelajaran siswa.2

1Jalal, Plus minus Kurikulum tingkat satuan pendidikan (http:www.duniaguru.com, diakses 4 September 2007)

2 . Assa, Revisi kurikulum berbasis kompetensi (http:www.harian komentar.com, diakses pada 5 Juli 2007)

(4)

2. Landasan Pengembangan KTSP

Landasan pengembangan KTSP adalah:

1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2) Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

3) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi (SI).

4) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan (SKL).

5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 dan No. 23 Tahun 2006.3 Implementasi Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan ilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu:

(1)standar isi, (2)standar proses, (3)standar kompetensi lulusan, (4)standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5)standar sarana dan prasarana, (6)standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan (7)standar penilaian pendidikan.

3 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007), 24

(5)

Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, pemerintah telah menggiring pelaku pendidikan untuk mengimplementasikan kurikulum dalam bentuk kurikulum tingkat satuan pendidikan, yaitu kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.

Secara substansial, pemberlakuan (baca: penamaan) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan pembelajaran tetap masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi (dan bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter), yaitu:

1) Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.

2) Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.

3) Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.

4) Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

(6)

5) Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.4

3. Prinsip Pengembangan KTSP.

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam mengembangkan KTSP sebagaimana dijelaskan dalam Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) antara lain.

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

2) Beragam dan terpadu

3) Tanggap terhadap perkembangan iptek dan seni 4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan

5) Menyeluruh dan berkesinambungan 6) Belajar sepanjang hayat

7) Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah5 4. Acuan Operasional Penyusunan KTSP

Dalam Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) juga dijelaskan tentang acuan penyusunan KTSP yang meliputi:

1) Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

4 Ibid., 25-26

5 Depdiknas, Materi sosialisasi dan pelatihan kurikulum tingkat satuan pendidikan (Jakarta : Puskur Balitbang, 2007),59-60.

(7)

2) Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik

3) Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan 4) Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

5) Tuntutan dunia kerja

6) Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni 7) Agama

8) Dinamika perkembangan global

9) Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan 10) Kondisi sosial budaya masyarakat setemapt 11) Kesetaraan jender

12) Karakteristik satuan pendidikan6 5. Karakteristik KTSP

KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam konteks desentraliassi pendidikan dan otonomi daerah yang merupakan wacana baru dalam pengembangan kurikulum kita. Dalam hal ini diharapkan dapat membawa dampak terhadap peningkatan kinerja sekolah, khususnya peningkatan kualitas pembelajaran. Dan pada akhirnya sekolah mempunyai tanggung jawab akan mutu pendidikan di sekolahnya terhadap pemerintah dan masyarakat.

Muslich mengungkapkan KTSP setidaknya memiliki karakteristik sebagai berikut:

6 Ibid., hlm. 96-102

(8)

1) Berbasis kompetensi dasar (curriculum based competencies).

2) Bertumpu pada pembentukan kemampuan yang dibutuhkan oleh siswa (developmentally-appropriate practice), bukan penerusan materi pelajaran.

3) Berpendekatan atau berpusat pada pembelajar (learner centered curriculum), bukan pengajaran.

4) Berpendekatan terpadu atau integratif (integrative curriculum atau learning across curriculum), bukan diskrit.

5) Bersifat diversifikatif, pluralistis, dan multikultural.

6) Bermuatan empat pilar pendidikan, yaitu belajar memahami (learning to know), belajar berkarya (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning tobe oneself), dan belajar hidup bersama (learning to live together).

7) Berwawasan dan bermuatan manajemen berbasis sekolah.7 6. Komponen KTSP

Secara garis besarnya KTSP memiliki komponen penting sebagaiberikut:

a. Tujuan Pendidikan Sekolah b. Struktur dan Muatan Kurikulum c. Kalender Pendidikan

d. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).8 7. Tujuan pendidikan Sekolah

Tujuan Pendidikan Sekolah antara lain (Visi, Misi, dan Tujuan Madrasah)

7 M. Muslich, KTSP Pembelajaran berbasis kompetensi dan kontekstual (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2007), 20.

8 Depdiknas, op.cit., hlm.103.

(9)

a) Visi

Visi sekolah adalah gambaran sekolah yang dicita-citakan di masa depan.

Visi sekolah merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan di masa yang akan datang. Visi sekolah harus berorientasi pada tujuan pendidikan dasar dan tujuan pendidikan nasional. Dalam menetapkan visi dan misi satuan pendidikan, kepala sekolah harus terlebih dahulu memahami visi itu sendiri. Visi merupakan penjelasan tentang rupa yang seharusnya dari suatu organisasi kalau ia berjalan dengan baik. Definisi lain mengatakan bahwa visi atau wawasan adalah suatu pandangan yang merupakan kristalisasi dan intisari dari suatu kemampuan, kebolehan, dan kebiasaan, dalam melihat menganalisis dan menafsirkan. Oleh karena itu tugas utama kepala sekolah adalah menyisihkan waktunya agar dapat mengkomunikasikan visi tersebut keseluruh jajaran dan tingkat manajemen. Hal ini dapat dilakukan dengan mengangkat visi sebagai acuan pada berbagai pertemuan yang melibatkan unsur satuan pendidikan, komite sekolah, dewan pendidikan,Dunia usaha, dan Industri, serta Masyarakat di sekitar lingkungan sekolah. Dalam mengembangkan visinya, kepala sekolah harus mampu mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang relevan bagi kegiatan internal sekolah .Contoh visi sekolah: "Insan MAN yang cerdas dan kompetitif 2005".9

Ciri-ciri visi sekolah adalah:

9 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007)h.

176-177

(10)

- Visi mencerminkan profil dan cita-cita sekolah/Madrasah yang berorientasi ke depan dengan memperhatikan potensi kekinian.

- Visi mencerminkan standar keunggulan cita-cita

Pernyataan visi memiliki indikator ketercapaian yang jelas - Sesuai dengan norma, nilai, dan harapan masyarakat.

- Ingin mencapai keunggulan

- Mendorong semangat dan komitmen seluruh warga sekolah/Madrasah - Mendorong adanya perubahan yang lebih baik

- Mengalihkan langkah-langkah strategis (misi) sekolah/madrasah

Warga sekolah (Kepala sekolah, guru, komite sekolah, pustakawan, laboran/teknisi, tenaga kependidikan lainnya, dan peserta didik) di libatkan dalam proses perumusan Visi Sekolah

b) Misi

Misi sekolah merupakan tindakan strategis yang akan dilaksanakan untuk mencapai visi sekolah. Misi sekolah memiliki ciri-ciri :

1) berbentuk layanan untuk memenuhi tuntutan visi

2) Pernyataan misi menunjukkan upaya pencapaian terhadap visi 3) Berupa rumusan tindakan sebagai arahan untuk mewujudkan visi.

4) Rumusan tujuan madrasah menggambarkan tahap-tahap pencapaian visi dan misi

5) Rumusan tujuan memiliki kerangka waktu untuk jangka waktu menengah 6) Rumusan tujuan jelas dan terukur

(11)

Contoh misi sekolah : "Melaksanakan pembelajaran efektif yang aktif, kreatif, dan menyenangkan".Warga sekolah (Kepala sekolah, guru, komite, sekolah, pustakawan, laboran/teknisi, tenaga kependidikan lainnya, dan peserta didik) dilibatkan dalam merumuskan misi Sekolah.

B. Konsep Kurikulum 2013 1. Pengertian kurikulum 2013

Di awal sudah dijelaskan mengenai pengertian kurikulum dari beberapa tokoh, sehingga dalam pembahahasan ini penulis langsung memberikan pengertian dari kurikulum 2013. Dalam hal ini kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang terintegrasi, maksudnya adalah suatu model kurikulum yang dapat mengintegrasikan skill, themes, concepts, and topics baik dalam bentuk within singel disciplines, across several disciplines and within and across learners.10

Dengan kata lain bahwa kurikulum terpadu sebagai sebuah konsep dapat dikataka sebagai sebuah sistem dan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu atau mata pelajaran/ bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna dan luas kepada peserta didik. Dikatakan bermakna karena dalam konsep kurikulum terpadu, peserta didik akan memahami konsep- konsep yang mereka pelajari itu secara utuh dan realistis. Dikatakan luas karena

10 Dra. Loeloek Endah Poerwati, Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013 (Jakarta:

PT Prestasi Pustakaraya, 2013)h.28

(12)

yang mereka perolah tidak hanya dalam satu ruang lingkup saja melainkan semua lintas disiplin yang dipandang berkaitan antar satu sama lain11

Inti dari Kurikulum 2013 ada pada upaya penyederhanaan dan sifatnya yang tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi tantangan masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.

Titik berat kurikulum 2013 adalah bertujuan agar peserta didik atau siswa memiliki kemampuan yang lebih baik dalam melakukan:

a) Observasi,

b) Bertanya (wawancara), c) Bernalar, dan

d) Mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran.

Adapun obyek pembelajaran dalam kurikulum 2013 adalah: fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.

11 Ibid.29

(13)

Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.12

2. Karakteristik Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum dartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik.

Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang sebagai berikut:

12http://abuhasanlpmppalu.wordpress.com/2013/03/07/konsep-dasar-kurikulum-2013/

(14)

1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti (KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.

2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa aktif.

3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk SD/MI,

4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan intelektual (kemampuan kognitif tinggi).

5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi dalam Kompetensi Inti.

6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/). Dalam silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.

(15)

8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata pelajaran dan kelas tersebut.

3. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intra- kurikuler dan pembelajaran ekstra-kurikuler.

1) Pembelajaran intra kurikuler didasarkan pada prinsip berikut:

a. Proses pembelajaran intra-kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat.

b. Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan guru.

c. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan (excepted).

2) Pembelajaran ekstra-kurikuler

Pembelajaran ekstra-kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan ekstra-kurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah kegiatan ekstra-kurikuler wajib.

(16)

Kegiatan ekstra-kurikuler adalah bagian yang tak terpisahkan dalam kurikulum.Kegiatan ekstra-kurikulum berfungsi untuk:

a. Mengembangkan minat peserta didik terhadap kegiatan tertentu yang tidak dapat dilaksanakan melalui pembelajaran kelas biasa,

b. Mengembangkan kemampuan yang terutama berfokus pada kepemimpinan, hubungan sosial dan kemanusiaan, serta berbagai ketrampilan hidup.

Kegiatan ekstra-kurikuler dilakukan di lingkungan:

a. Sekolah b. Masyarakat c. Alam

Kegiatan ekstra-kurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung kegiatan intra-kurikuler.

4. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013

Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:

1) Kurikulum bukan hanya merupakan sekumpulan daftar mata pelajaran karena mata pelajaran hanya merupakan sumber materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi. Atas dasar prinsip tersebut maka kurikulum sebagai rencana adalah rancangan untuk konten pendidikan yang harus dimiliki oleh seluruh peserta didik setelah menyelesaikan pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan, kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta didik di satu satuan atau jenjang pendidikan untuk menguasai konten

(17)

pendidikan yang dirancang dalam rencana, dan hasil belajar adalah perilaku peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di masyarakat.

2) Kurikulum didasarkan pada standar kompetensi lulusan yang ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan, dan program pendidikan. Sesuai dengan kebijakan Pemerintah mengenai Wajib Belajar 12 Tahun maka Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi dasar pengembangan kurikulum adalah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah mengikuti proses pendidikan selama 12 tahun. Selain itu sesuai dengan fungsi dan tujuan jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta fungsi dan tujuan dari masing-masing satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan maka pengembangan kurikulum didasarkan pula atas Standar Kompetensi Lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah serta Standar Kompetensi satuan pendidikan.

3) Kurikulum didasarkan pada model kurikulum berbasis kompetensi. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa sikap, pengetahuan, ketrampilan berpikir, ketrampilan psikomotorik yang dikemas dalam berbagai mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk pengetahuan dikemas secara khusus dalam satu mata pelajaran. Kompetensi yang termasuk sikap dan ketrampilan dikemas dalam setiap mata pelajaran dan bersifat lintas mata pelajaran, diorganisasikan dengan memperhatikan prinsip

(18)

penguatan (organisasi horizontal) dan keberlanjutan (organisasi vertikal) sehingga memenuhi prinsip akumulasi dalam pembelajaran.

5. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.

Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.

Struktur kurikulum adalah juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada siswa untuk menentukan berbagai pilihan.

Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan.

6. Implikasi Kurikulum 2013 1) Implikasi bagi guru

(19)

Kurikulum 2013 memerlukan guru yang kreatif baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar bagi anak, juga dalam memilih kompetensi dari berbagai mata pelajaran dan mengaturnya agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, menarik, menyenangkan dan utuh mengigat harus mengintegrasikan pelajaran IPA dan IPS dalam pembelajarannya.

2) Implikasi bagi siswa

• Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya dimungkinkan untuk bekerja baik secara individual, pasangan, kelompok kecil ataupun klasikal.

Siswa harus siap mengikuti kegiatan pembelajaran yang bervariasi secara aktif misalnya melakukan diskusi kelompok, mengadakan penelitian sederhana, dan pemecahan masalah

3) Implikasi terhadap sarana, prasarana, sumber belajar dan media

• Pembelajaran tematik pada hakekatnya menekankan pada siswa baik secara individual maupun kelompok untuk aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan berbagai sarana dan prasarana belajar.

• Pembelajaran ini perlu memanfaatkan berbagai sumber belajar baik yang sifatnya didisain secara khusus untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran (by design), maupun sumber belajar yang tersedia di lingkungan yang dapat dimanfaatkan (by utilization).

(20)

• Pembelajaran ini juga perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi sehingga akan membantu siswa dalam memahami konsep- konsep yang abstrak.

• Penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar masih dapat menggunakan buku ajar yang sudah ada saat ini untuk masing-masing mata pelajaran dan dimungkinkan pula untuk menggunakan buku suplemen khusus yang memuat bahan ajar yang terintegrasi

4) Implikasi terhadap Pengaturan ruangan

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran tematik perlu melakukan pengaturan ruang agar suasana belajar menyenangkan. Pengaturan ruang tersebut meliputi:

• Ruang perlu ditata disesuaikan dengan topik yang sedang dilaksanakan.

• Susunan bangku peserta didik dapat berubah-ubah disesuaikan dengan keperluan pembelajaran yang sedang berlangsung

• Peserta didik tidak selalu duduk di kursi tetapi dapat duduk di tikar/karpet

• Kegiatan hendaknya bervariasi dan dapat dilaksanakan baik di dalam kelas maupun di luar kelas

• Dinding kelas dapat dimanfaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik dan dimanfaatkan sebagai sumber belajar

• Alat, sarana dan sumber belajar hendaknya dikelola sehingga memudahkan peserta didik untuk menggunakan dan menyimpannya kembali.

(21)

5) Implikasi terhadap Pemilihan metode

Sesuai dengan karakteristik pembelajaran terintegrasi , maka dalam pembelajaran yang dilakukan perlu disiapkan berbagai variasi kegiatan dengan menggunakan multi metode. Misalnya percobaan, bermain peran, tanya jawab, demonstrasi, bercakap-cakap.

7. Tahap Persiapan Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan pembelajaran integrasi, perlu dilakukan beberapa hal yang meliputi tahap perencanaan yang mencakup kegiatan pemetaan kompetensi dasar, pengembangan jaringan tema, pengembangan silabus dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran.

1) Pemetaan Kompetensi Inti

Kegiatan pemetaan ini dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Kegiatan yang dilakukan adalah:

a. Penjabaran Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ke dalam indikator Melakukan kegiatan penjabaran Kompetensi Inti dan kompetensi dasar dari setiap mata pelajaran ke dalam indikator. Dalam mengembangkan indikator perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

• Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik

• Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik mata pelajaran

• Dirumuskan dalam kata kerja oprasional yang terukur dan/atau dapat diamati

(22)

b. Menentukan tema a) Cara penentuan tema

Dalam menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara yakni:

Cara pertama: mempelajari standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam masing-masing mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai.

Cara kedua: menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerjasama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.

b) Prinsip Penentuan tema

Dalam menetapkan tema perlu memperhatikan beberapa prinsip yaitu:

• Memperhatikan lingkungan yang terdekat dengan siswa:

• Dari yang termudah menuju yang sulit

• Dari yang sederhana menuju yang kompleks

• Dari yang konkret menuju ke yang abstrak.

• Tema yang dipilih harus memungkinkan terjadinya proses berpikir pada diri siswa

• Ruang lingkup tema disesuaikan dengan usia dan perkembangan siswa, termasuk minat, kebutuhan, dan kemampuannya

c) Identifikasi dan analisis Standar Kompetensi, Kompetensi dasar dan Indikator

(23)

Lakukan identifikasi dan analisis untuk setiap Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan indikator yang cocok untuk setiap tema sehingga semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator terbagi habis.

2) Menetapkan Jaringan Tema

Buatlah jaringan tema yaitu menghubungkan kompetensi dasar dan indikator dengan tema pemersatu. Dengan jaringan tema tersebut akan terlihat kaitan antara tema, kompetensi dasar dan indikator dari setiap mata pelajaran.

Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema.

3) Penyusunan Silabus

Hasil seluruh proses yang telah dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya dijadikan dasar dalam penyusunan silabus. Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, pengalaman belajar, alat/sumber, dan penilaian.

4) Penyusunan Rencana Pembelajaran

Untuk keperluan pelaksanaan pembelajaran guru perlu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana pembelajaran ini merupakan realisasi dari pengalaman belajar siswa yang telah ditetapkan dalam silabus pembelajaran.

Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi:

a. Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan).

b. Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan.

(24)

c. Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator.

d. Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan penutup).

e. Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.

f. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian).

8. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran tematik setiap hari dilakukan dengan menggunakan tiga tahapan kegiatan yaitu kegiatan pembukaan/awal/pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

a) Kegiatan Pendahuluan/awal/pembukaan

Kegiatan ini dilakukan terutama untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa menfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Sifat dari kegiatan pembukaan adalah kegiatan untuk pemanasan. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian terhadap pengalaman anak tentang tema yang

(25)

akan disajikan. Beberapa contoh kegiatan yang dapat dilakukan adalah bercerita, kegiatan fisik/jasmani, dan menyanyi

b) Kegiatan Inti

Dalam kegiatan inti difokuskan pada kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan baca, tulis dan hitung. Penyajian bahan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan berbagai strategi/metode yang bervariasi dan dapat dilakukan secara klasikal, kelompok kecil, ataupun perorangan.

c) Kegiatan Penutup / Akhir dan Tindak Lanjut

Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan akhir / penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan / mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, mendongeng, membacakan cerita dari buku, pantomim, pesan-pesan moral, musik/apresiasi musik.

Referensi

Dokumen terkait

This does not mean that the prediction was right, but if you believe good things are going to happen to you at work, in your personal life or in a casino, you will give off a

sebagai kota bersejarah sekaligus kota pantai perlu upaya untuk mengendalikan elemen- elemen ataupun ciri-ciri lingkungan visual yang berkecenderungan untuk merusak

Dalam penelitian ini, untuk mengukur efektivitas transmisi kebijakan moneter, berdasarkan eksekusi model ECM pada jalur suku bunga, nilai tukar dan kredit, diperoleh

Pertama , Kebangkitan Islam ( Islamic Resurgence ) merupakan suatu gerakan yang mengacu pada pandangan dari umat Islam bahwa Islam menjadi penting kembali, karena Islam

Pelaksanaan Ritual Usahatani Padi Sawah pada Kawasan Perkotaan Pelaksanaan ritual usahatani padi sawah pada Subak Ayung Desa Buduk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung

Aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) untuk penyusunan skripsi & tesis , USU Press, Meda n.. Skala Pengukuran

 Setelah melihat video, siswa mampu mengidentifikasi kegiatan manusia yang sesuai dengan kondisi cuaca dengan tepat.  Setelah melihat video, siswa mampu mendeskripsikan

Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian urea berpengaruh sangat nyata terhadap susut bobot, kadar air, nilai pH kompos, C-organik, N-total, P-tersedia, dan nilai C/N,